41
MILESTONE PERTUMBUHAN DAN GIZI SEIMBANG PADA ANAK Upaya pemantauan pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita merupakan tindakan skrining atau deteksi secara dini (terutama sebelum berumur 3 tahun) atas adanya penyimpangan termasuk tindak lanjut terhadap keluhan orang tua terkait masalah pertumbuhan dan perkembangan bayi, anak balita dan anak prasekolah, kemudian penemuan dini serta intervensi dini terhadap penyimpangan kasus tumbuh kembang akan memberikan hasil yang lebih baik. Upaya pemantauan pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita dilakukan melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak yang menyeluruh dan terkoordinasi antar sektor dan program. Tindakan koreksi dilakukan untuk mencegah masalah agar tidak semakin berat dan apabila anak perlu dirujuk, maka rujukannya harus dilakukan sedini mungkin sesuai dengan pedoman yang berlaku. Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0 – 6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap

Milestone Pertumbuhan Dan Gizi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Milestone Pertumbuhan Dan Gizi

MILESTONE PERTUMBUHAN DAN GIZI SEIMBANG PADA ANAK

Upaya pemantauan pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita merupakan tindakan

skrining atau deteksi secara dini (terutama sebelum berumur 3 tahun) atas adanya penyimpangan

termasuk tindak lanjut terhadap keluhan orang tua terkait masalah pertumbuhan dan

perkembangan bayi, anak balita dan anak prasekolah, kemudian penemuan dini serta intervensi

dini terhadap penyimpangan kasus tumbuh kembang akan memberikan hasil yang lebih baik.

Upaya pemantauan pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita dilakukan melalui

kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak yang menyeluruh dan

terkoordinasi antar sektor dan program. Tindakan koreksi dilakukan untuk mencegah masalah

agar tidak semakin berat dan apabila anak perlu dirujuk, maka rujukannya harus dilakukan sedini

mungkin sesuai dengan pedoman yang berlaku. Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan

jumlah sel serta jaringan, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau

keseluruhan sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.

Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks

dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian.

Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0 – 6 tahun agar anak

tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapat stimulasi rutin sedini

mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi tumbuh kembang anak dapat

dilakukan oleh ibu, ayah, pengganti orang tua/pengasuh anak, anggota keluarga lain atau

kelompok masyarakat di lingkungan rumah tangga masing-masing dan dalam kehidupan sehari-

hari.

TUMBUH KEMBANG PSIKOMOTOR

Tumbuh kembang psikomotor merupakan salah satu proses yang harus dilalui dalam

kehidupan anak. Psikomotor secara harfiah berarti sesuatu yang berkenaan dengan gerak fisik

yang berkaitan dengan proses mental (kamus besar bahasa Indonesia). Kemampuan psikomotorik

adalah kemampuan untuk mengkoordinasikan bagian tubuh dengan otak untuk mampu berfungsi

secara harmonis. Kemampuan psikomotorik ini sangat berkembang pesat di usia dini. Dalam

keadaan normal psikomotor meningkat sesuai dengan umur.

Page 2: Milestone Pertumbuhan Dan Gizi

Adapun tahapan perkembangan motorik adalah sebagai berikut:

1. Tahap gerakan refleks (0- 1 tahun)

Bentuk gerakan pada tahapan ini tidak direncanakan, merupakan dasar dari

perkembangan motorik. Melalui gerak refleks bayi memperoleh informasi tentang

lingkungannya, seperti reaksi terhadap sentuhan, cahaya, suara. Gerakan ini berkaitan dengan

meningkatnya pengalaman anak untuk mengenal dunia pada bulan-bulan pertama mengenal

kehidupan setelah kelahiran. Oleh karena itu kegiatan bermain sangat penting untuk menolong

anak belajar tentang dirinya dan dunia luar. Perkembangan motorik pada tahap refleks terdiri

pula dalam dua tingkatan yang saling bertindihan, yaitu tingkat encoding (mengumpulkan)

informasi dan decoding (memproses) informasi.

2. Tahap gerakan permulaan (lahir-2 tahun)

Gerak permulaan ini merupakan bentuk gerak sukarela yang pertama. Dimulai dari lahir

sampai usia 2 tahun. Gerakan permulaan membutuhkan kematangan dan berkembang berurutan.

Urutan ini terbentuk alami. Rata-rata kemampuan ini didapat dari anak ke anak, meskipun secara

biologis, dan lingkungan sangat berperan. Gerakan ini ada sebagai kemampuan untuk bertahan

hidup dan merupakan gerakan yang mempersiapkan anak untuk memasuki tahap gerakan dasar.

Beberapa gerakan keseimbangan seperti mengontrol kepala, leher, dan otot badan. Gerakan

manipulative seperti menggapai, menggenggam, dan melepaskan; dan gerakan lokomotor

seperti, merayap, merangkak, dan berjalan.

3. Tahap gerakan dasar (2-7 tahun)

Gerakan ini muncul ketika anak aktif bereksplorasi dan bereksperimen dengan potensi

gerak yang dimilikinya. Tahap ini merupakan tahap menemukan bagaimana menunjukkan

berbagai gerak keseimbangan, lokomotor dan manipulative, maupun penggabungan ketiga

gerakan tersebut. anak mengembangkan gerakan dasar ini untuk belajar bagaimana merespon

kontrol motorik dan kompetensi gerakan dari berbagai rangsangan. Gerakan dasar ini juga

digunakan sebagai dasar pengamatan tingkah laku anak. Beberapa kegiatan lokomotor seperti

Page 3: Milestone Pertumbuhan Dan Gizi

melempar dan menangkap, dan kegiatan keseimbangan seperti berjalan lurus dan keseimbangan

berdiri dengan satu kaki merupakan gerakan yang dapat dikembangkan semasa kanak-kanak.

Tahap ini terbagi atas 3 tingkat, yaitu;

1. Tingkat permulaan (2-3 tahun)

Tingkatan ini menunjukkan orientasi tujuan pertama anak pada kemampuan permulaan. Gerakan

ini dicirikan dengan kesalahan dan kegagalan bagian gerakan secara berurutan, kelihatan

membatasi atau berlebihan menggunakan anggota tubuh, tidak mampu mengikuti ritmik dan

koordinasi. Gerakan keseimbangan, lokomotor, dan manipulative benar-benar pada tingkat

permulaan.

2. Tingkat elementary (4-5 tahun)

Tingkatan ini menunjukkan kontrol yang lebih baik dan gerakan permulaan koordinasi ritmik

yang lebih baik pula. Gerak spasial dan temporal lebih meningkat, namun secara umum masih

kelihatan membatasi atau berlebihan, meskipun koordinasi lebih baik. Intelegensi dan fungsi

fisik anak semakin meningkat melalui proses kematangan.

3. Tingkat mature (6-7 tahun)

Tingkatan ini dicirikan oleh efisiensi secara mekanik, koordinasi dan penampilan yang

terkontrol. Keahlian manipulative semakin berkembang dalam mengkoordinasi secara visual dan

motorik, seperti menangkap, menendang, bermain voli, dsb).

4. Tahap gerakan keahlian (7-14 tahun)

Tahapan ini merupakan tahap gerakan yang semakin bervariasi dan kompleks, seperti gerakan

sehari-hari, rekreaasi dan olahraga baru. Periode ini merupakan tahap dimana keahlian

keseimbangan dasar, gerak lokomotor dan manipulative meningkat, berkombinasi, dan

terelaborasi dalam berbagai situasi. Misalnya gerakan dasar melompat dan meloncat,

dikombinasikan kedalam kegiatan menari atau lompat-jongkok-berjalan dalam mengikuti jejak.

Tahapan ini terbagi atas 3 tahap, yaitu;

Page 4: Milestone Pertumbuhan Dan Gizi

1. Tahap transisi (7-10 tahun)

Tahap ini indivdu mulai mengkombinasi dan mengunakan kemampuan dasarnya dalam kegiatan

olahraga. Misalnya, berjalan mengikuti garis lurus, lompat tali, bermain bola, dll. Keahlian pada

tahap ini lebih kompleks dan spesifik.

2. Tahap aplikasi (11-13 tahun)

Pada tahap ini anak memiliki keterbatasan dalam kemampuan kognitif, afektif dan pengalaman,

dikombinasikan dengan keaktifan anak secara alami mempengaruhi semua aktivitasnya.

Peningkatan kognitif dan pengalaman anak dipengaruhi oleh kemampuan individu untuk belajar

dan peran anak dalam berbagai jenis aktifitas, individu dan lingkungan. Keahlian kompleks

dibentuk dan digunakan dalam pertandingan, kegiatan memimpin dan memilih olahraga.

3. Tahap lifelong utilisasi (14 tahun sampai dewasa)

Tahapan ini merupakan puncak proses perkembangan motorik dan dicirikan dengan gerakan

yang sering dilakukan sehari-hari. Minat, kompetensi, dan pilihan mempengaruhi, selain faktor

uang dan waktu, peralatan dan fasilitas, fisik dan mental, bakat, kesempatan, kondisi fisik dan

motivasi pribadi.

Pemantauan perkembangan psikomotor anak adalah penting untuk mengetahui penyimpangan

secara dini sehingga mendukung upaya pencegahan, upaya stimulasi dan upaya penyembuhan

serta pemulihan dalam pelayanan kesehatan anak.

Hal-hal yang dapat mempengaruhi perkembangan psikomotor, antara lain :

Faktor pola asuh orang tua

Gen dari orang tua

Pengaruh lingkungan.

Page 5: Milestone Pertumbuhan Dan Gizi

Perkembangan Motorik Kasar dan Motorik Halus

1.   Perkembangan Motorik Kasar

Tugas perkembangan jasmani berupa koordinasi gerakan tubuh, seperti berlari, berjinjit,

melompat, bergantung, melempar dan menangkap,serta menjaga keseimbangan. Kegiatan ini

diperlukan dalam meningkatkan keterampilan koordinasi gerakan motorik kasar. Pada anak usia

4 tahun, anak sangat menyenangi kegiatan fisik yang menantang baginya, seperti melompat dari

tempat tinggi atau bergantung dengan kepala menggelantung ke bawah. Pada usia 5 atau 6 tahun

keinginan untuk melakukan kegiatan tersebut bertambah. Anak pada masa ini menyenangi

kegiatan lomba, seperti balapan sepeda, balapan lari atau kegiatan lainnya yang mengandung

bahaya.

2.   Perkembangan Gerakan Motorik Halus

Perkembangan motorik halus anak taman kanak-kanak ditekankan pada koordinasi

gerakan motorik halus dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau memegang suatu

objek dengan menggunakan jari tangan. Pada usia 4 tahun koordinasi gerakan motorik halus

anak sangat berkembang, bahkan hampir sempurna. Walaupun demikian anak usia ini masih

mengalami kesulitan dalam menyusun balok-balok menjadi suatu bangunan. Hal ini disebabkan

oleh keinginan anak untuk meletakkan balok secara sempurna sehingga kadang-kadang

meruntuhkan bangunan itu sendiri. Pada usia 5 atau 6 tahun koordinasi gerakan motorik halus

berkembang pesat. Pada masa ini anak telah mampu mengkoordinasikan gerakan visual motorik,

seperti mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan, lengan, dan tubuh secara

bersamaan,antara lain dapat dilihat pada waktu anak menulis atau menggambar (Anonim, 2011).

Melalui ketrampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang.

Seperti anak merasa senang memiliki ketrampilan memainkan boneka, melempar bola dan

memainkan alat alat mainan.

Page 6: Milestone Pertumbuhan Dan Gizi

a)  Dengan keterampilan motorik anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya pada bulan

bulan pertama dalam kehidupannya menjadi kondisi yang independent. Anak dapat bergerak dari

satu tempat ketempat yang lain, dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya sendiri.  Kondisi ini akan

menunjang perkembangan rasa percaya diri.

b)  Melalui peningkatan potensi perkembangan psikomotorik anak dapat menyesuaikan dengan

lingkungan sekolah. Pada masa pra sekolah atau pada masa awal sekolah dasar, anak sudah dapat

berlatih menulis, menggambar, melukis dan baris berbaris.

c)  Melalui peningkatan potensi perkembangan psikomotorik yang normal memungkinkan anak

dapat bermain dan bergaul dengan teman sebayanya, sedangkan yang tidak normal akan

menghambat untuk anak akan bergaul dengan teman sebayanya, bahkan dia akan terkucilkan

atau menjadi anak yang finger (terpinggirkan)

d)  Peningkatan potensi perkembangan psikomotorik sangat penting bagi perkembangan self

concept (kepribadian anak) (Dwi, 2010).

Tahapan Perkembangan Bahasa Pada Anak Secara Umum

Manusia berinteraksi satu dengan yang lain melalui komunikasi dalam bentuk bahasa.

Komunikasi tersebut terjadi baik secara verbal maupun non verbal yaitu dengan tulisan, bacaan

dan tanda atau symbol. Manusia berkomunikasi lewat bahasa memerlukan proses yang

berkembang dalam tahap-tahap usianya. Bagaimana manusia bisa menggunakan bahasa sebagai

cara berkomunikasi selalu menjadi pertanyaan yang menarik untuk dibahas sehingga

memunculkan banyak teori tentang pemerolehan bahasa.

Bahasa adalah simbolisasi dari sesuatu idea atau suatu pemikiran yang ingin dikomunikasikan

oleh pengirim pesan dan diterima oleh penerima pesan melalui kode-kode tertentu baik secara

verbal maupun nonverbal. Bahasa digunakan anak dalam berkomunikasi dan beradaptasi dengan

lingkungannya yang dilakukan untuk bertukar gagasan, pikiran dan emosi. Bahasa bisa

diekspresikan melalui bicara yang mengacu pada simbol verbal.

Page 7: Milestone Pertumbuhan Dan Gizi

Selain itu, bahasa dapat juga diekspresikan melalui tulisan, tanda gestural, dan musik. Bahasa

juga dapat mencakup aspek komunikasi nonverbal seperti gestikulasi, gestural atau pantomim.

Gestikulasi adalah ekspresi gerakan tangan dan lengan untuk menekankan makna wicara.

Pantomim adalah sebuah cara komunikasi yang mengubah komunikasi verbal dengan aksi yang

mencakup beberapa gestural (ekspresi gerakan yang menggunakan setiap bagian tubuh) dengan

makna yang berbeda beda.

Tahapan-tahapan Umum Perkembangan Kemampuan Berbahasa Seorang Anak, Yaitu:

Reflexsive Vocalization

Pada usia 0-3 minggu bayi akan mengeuarkan suara tangisan yang masih berupa refleks. Jadi,

bayi menangis bukan karena ia memang ingin menangis tetapi hal tersebut dilakukan tanpa ia

sadari.

Babling

Pada usia lebih dari 3 minggu, ketika bayi merasa lapar atau tidak nyaman ia akan mengeluarkan

suara tangisan. Berbeda dengan sebelumnya, tangisan yang dikeluarkan telah dapat dibedakan

sesuai dengan keinginan atau perasaan si bayi.

Lalling

Di usia 3 minggu sampai 2 bulan mulai terdengar suara-suara namun belum jelas. Bayi mulai

dapat mendengar pada usia 2 s/d 6 bulan sehingga ia mulai dapat mengucapkan kata dengan suku

kata yang diulang-ulang, seperti: “ba….ba…, ma..ma….”

Echolalia

Di tahap ini, yaitu saat bayi menginjak usia 10 bulan ia mulai meniru suara-suara yang di dengar

dari lingkungannya, serta ia juga akan menggunakan ekspresi wajah atau isyarat tangan ketika

ingin meminta sesuatu.

Page 8: Milestone Pertumbuhan Dan Gizi

True Speech

Bayi mulai dapat berbicara dengan benar. Saat itu usianya sekitar 18 bulan atau biasa disebut

batita. Namun, pengucapannya belum sempurna seperti orang dewasa.

B. Tahapan Perkembangan Bahasa Pada Anak Menurut Beberapa Ahli

Lundsteen, membagi perkembangan bahasa dalam 3 tahap, yaitu:

1. Tahap pralinguistik

Pada usia 0-3 bulan, bunyinya di dalam dan berasal dari tenggorok

Pada usia 3-12 bulan, banyak memakai bibir dan langit-langit, misalnya ma, da, ba.

2. Tahap protolinguitik

Pada usia 12 bulan-2 tahun, anak sudah mengerti dan menunjukkan alat-alat tubuh. Ia

mulai berbicara beberapa patah kata (kosa katanya dapat mencapai 200-300)

3. Tahap linguistic

Pada usia 2-6 tahun atau lebih, pada tahap ini ia mulai belajar tata bahasa dan

perkembangan kosa katanya mencapai 3000 buah.

Bzoch  membagi tahapan perkembangan bahasa anak dari lahir sampai usia 3 tahun

dalam empat stadium, yaitu:

1. Perkembangan bahasa bayi sebagai komunikasi prelinguistik

Terjadi pada umur 0-3 bulan dari periode lahir sampai akhir tahun pertama. Bayi baru

lahir belum bisa menggabungkan elemen bahasa baik isi, bentuk, dan pemakaian bahasa. Selain

belum berkembangnya bentuk bahasa konvensional, kemampuan kognitif bayi juga belum

berkembang. Komunikasi lebih bersifat reflektif daripada terencana. Periode ini disebut

Page 9: Milestone Pertumbuhan Dan Gizi

prelinguistik. Meskipun bayi belum mengerti dan belum bisa mengungkapkan bentuk bahasa

konvensional, mereka mengamati dan memproduksi suara dengan cara yang unik.

Klinisi harus menentukan apakah bayi mengamati atau bereaksi terhadap suara. Bila tidak, ini

merupakan indikasi untuk evaluasi fisik dan audiologi.

Selanjutnya, intervensi direncanakan untuk membangun lingkungan yang menyediakan banyak

kesempatan untuk mengamati dan bereaksi terhadap suara.

2. Kata – kata pertama : transisi ke bahasa anak

Terjadi pada umur 3-9 bulan. Salah satu perkembangan bahasa utama milestone adalah

pengucapan kata-kata pertama yang terjadi pada akhir tahun pertama, berlanjut sampai satu

setengah tahun saat pertumbuhan kosa kata berlangsung cepat, juga tanda dimulainya

pembetukan kalimat awal. Berkembangnya kemampuan kognitif, adanya kontrol, dan

interpretasi emosional di periode ini akan memberi arti pada kata-kata pertama anak.

Arti kata-kata pertama mereka dapat merujuk ke benda, orang, tempat, dan kejadian-kejadian di

seputar lingkungan awal anak.

3. Perkembangan kosa kata yang cepat-Pembentukan kalimat awal.

Terjadi pada umur 9-18 bulan. Bentuk kata-kata pertama menjadi banyak dan dimulainya

produksi kalimat. Perkembangan komprehensif dan produksi kata-kata berlangsung cepat pada

sekitar umur 18 bulan. Anak mulai bisa menggabungkan kata benda dengan kata kerja yang

kemudian menghasilkan sintaks. Melalui interaksinya dengan orang dewasa, anak mulai belajar

mengkonsolidasikan isi, bentuk, dan pemakaian bahasa dalam percakapannya. Dengan semakin

berkembangnya kognisi dan pengalaman afektif, anak mulai bisa berbicara memakai kata-kata

yang tersimpan dalam memorinya. Terjadi pergeseran dari pemakaian kalimat satu kata menjadi

bentuk kata benda dan kata kerja.

4. Dari percakapan bayi menjadi registrasi anak pra sekolah yang menyerupai orang

dewasa.

Page 10: Milestone Pertumbuhan Dan Gizi

Terjadi pada umur 18-36 bulan. Anak dengan mobilitas yang mulai meningkat memiliki

akses ke jaringan sosial yang lebih luas dan perkembangan kognitif menjadi semakin dalam.

Anak mulai berpikir konseptual, mengkategorikan benda, orang, dan peristiwa serta dapat

menyelesaikan masalah fisik. Anak terus mengembangkan pemakaian bentuk fonem dewasa

Perkembangan bahasa pada anak dapat dilihat juga dari pemerolehan bahasa menurut

komponen-komponennya, yaitu:

1. Perkembangan Pragmatik

Perkembangan komunikasi anak sesungguhnya sudah dimulai sejak dini, pertama-tama

dari tangisannya bila bayi merasa tidak nyaman, misalnya karena lapar, popok basah. Dari sini

bayi akan belajar bahwa ia akan mendapat perhatian ibunya atau orang lain saat ia menangis

sehingga kemudian bayi akan menangis bila meminta orang dewasa melakukan sesuatu buatnya.

-Pada usia 3 minggu, bayi tersenyum saat ada rangsangan dari luar, misalnya wajah seseorang,

tatapan mata, suara, dan gelitikan. Ini disebut senyum sosial.

-Pada usia 12 minggu, mulai dengan pola dialog sederhana berupa suara balasan bila ibunya

memberi tanggapan.

-Pada usia 2 bulan, bayi mulai menanggapi ajakan komunikasi ibunya.

-Pada usia 5 bulan, bayi mulai meniru gerak gerik orang, mempelajari bentuk ekspresi wajah. -

Pada usia 6 bulan, bayi mulai tertarik dengan benda-benda sehinga komunikasi menjadi

komunikasi ibu, bayi, dan benda-benda.

-Pada usia 7-12 bulan, anak menunjuk sesuatu untuk menyatakan keinginannya. Gerak-gerik ini

akan berkembang disertai dengan bunyi-bunyi tertentu yang mulai konsisten. Pada masa ini

sampai sekitar 18 bulan, peran gerak-gerik lebih menonjol dengan penggunaan satu suku kata. -

Pada usia 2 tahun,  anak kemudian memasuki tahap sintaksis dengan mampu merangkai kalimat

dua kata, bereaksi terhadap pasangan bicaranya dan masuk dalam dialog singkat. Anak mulai

memperkenalkan atau merubah topik dan mulai belajar memelihara alur percakapan dan

Page 11: Milestone Pertumbuhan Dan Gizi

menangkap persepsi pendengar. Perilaku ibu yang fasilitatif akan membantu anaknya dalam

memperkenalkan topik baru.

-Lewat umur 3 tahun, anak mulai berdialog lebih lama sampai beberapa kali giliran. Lewat umur

ini, anak mulai mampu mempertahankan topik yang selanjutnya mulai membuat topik baru.

Hampir 50 persen anak 5 tahun dapat mempertahankan topik melalui 12 kali giliran. Sekitar 36

bulan, terjadi peningkatan dalam keaktifan berbicara dan anak memperoleh kesadaran sosial

dalam percakapan.

Ucapan yang ditujukan pada pasangan bicara menjadi jelas, tersusun baik dan teradaptasi baik

untuk pendengar. Sebagian besar pasangan berkomunikasi anak adalah orang dewasa, biasanya

orang tua. Saat anak mulai membangun jaringan sosial yang melibatkan orang diluar keluarga,

mereka akan memodifikasi pemahaman diri dan bayangan diri serta menjadi lebih sadar akan

standar sosial. Lingkungan linguistik memiliki pengaruh bermakna pada proses belajar

berbahasa. Ibu memegang kontrol dalam membangun dan mempertahankan dialog yang benar.

Ini berlangsung sepanjang usia pra sekolah. Anak berada pada fase mono dialog, percakapan

sendiri dengan kemauan untuk melibatkan orang lain. Monolog kaya akan lagu, suara, kata-kata

tak bermakna, fantasi verbal dan ekspresi perasaan.

2. Perkembangan Semantik

Karena faktor lingkungan sangat berperan dalam perkembangan semantik, maka pada

umur 6-9 bulan anak telah mengenal orang atau benda yang berada di sekitarnya. Leksikal dan

pemerolehan konsep berkembang pesat pada masa prasekolah. Terdapat indikasi bahwa anak

dengan kosa kata lebih banyak akan lebih popular di kalangan teman-temannya. Diperkirakan

terjadi penambahan lima kata perhari di usia 1,5 sampai 6 tahun. Pemahaman kata bertambah

tanpa pengajaran langsung orang dewasa. Terjadi strategi pemetaan yang cepat diusia ini

sehingga anak dapat menghubungkan suatu kata dengan rujukannya. Pemetaan yang cepat adalah

langkah awal dalam proses pemerolehan leksikal. Selanjutnya secara bertahap anak akan

mengartikan lagi informasi-informasi baru yang diterima. Definisi kata benda anak usia pra

sekolah meliputi properti fisik seperti bentuk, ukuran dan warna, properti fungsi, properti

Page 12: Milestone Pertumbuhan Dan Gizi

pemakaian, dan lokasi. Definisi kata kerja anak prasekolah juga berbeda dari kata kerja orang

dewasa atau anak yang lebih besar.

Anak prasekolah dapat menjelaskan siapa, apa, kapan, di mana, untuk apa, untuk siapa, dengan

apa, tapi biasanya mereka belum memahami pertanyaan bagaimana dan mengapa atau

menjelaskan proses. Anak akan mengembangkan kosa katanya melalui cerita yang dibacakan

orang tuanya. Begitu kosa kata berkembang, kebutuhan untuk mengorganisasikan kosa kata akan

lebih meningkat dan beberapa jaringan semantik atau antar relasi akan terbentuk.

4. Perkembangan Sintaksis

Susunan sintaksis paling awal terlihat pada usia kira-kira 18 bulan walaupun pada beberapa

anak terlihat pada usia 1 tahun bahkan lebih dari 2 tahun. Awalnya berupa kalimat dua kata.

Rangkaian dua kata, berbeda dengan masa “kalimat satu kata” sebelumnya yang disebut masa

holofrastis. Kalimat satu kata bisa ditafsirkn dengan mempertimbangkan konteks

penggunaannya. Hanya mempertimbangkan arti kata semata-mata tidaklah mungkin kita

menangkap makna dari kalimat satu kata tersebut. Peralihan dari kalimat satu kata menjadi

kalimat yang merupakan rangkaian kata terjadi secara bertahap. Pada waktu kalimat pertama

terbentuk yaitu penggabugan dua kata menjadi kalimat, rangkaian kata tersebut berada pada

jalinan intonasi. Jika kalimat dua kata memberi makna lebih dari satu maka anak

membedakannya dengan menggunakan pola intonasi yang berbeda. Perkembangan pemerolehan

sintaksis meningkat pesat pada waktu anak menjalani usia 2 tahun dan mencapai puncaknya pada

akhir usia 2 tahun.

4. Perkembangan Morfologi

Periode perkembangan ditandai dengan peningkatan panjang ucapan rata-rata yang

diukur dalam morfem. Panjang rata-rata ucapan, mean length of utterance (MLU) adalah alat

prediksi kompleksitas bahasa pada anak yang berbahasa Inggris. MLU sangat erat berhubungan

dengan usia dan merupakan prediktor yang baik untuk perkembangan bahasa. Dari usia 18 bulan

sampai 5 tahun MLU meningkat kira-kira 1,2 morfem per tahun. Penguasaan morfem mulai

terjadi saat anak mulai merangkai kata sekitar usia 2 tahun. Beberapa sumber yang membahas

Page 13: Milestone Pertumbuhan Dan Gizi

tentang morfem dalam kaitannya dengan morfologi semuanya merupakan Bahasa Inggris yang

sangat berbeda dengan Bahasa Indonesia.

5. Perkembangan Fonologi

Perkembangan fonologi melalui proses yang panjang dari dekode bahasa. Sebagian besar

konstruksi morfologi anak akan tergantung pada kemampuannya menerima dan memproduksi

unit fonologi. Selama usia prasekolah, anak tidak hanya menerima inventaris fonetik dan sistem

fonologi tapi juga mengembangkan kemampuan menentukan bunyi mana yang dipakai untuk

membedakan makna. Pemerolehan fonologi berkaitan dengan proses konstruksi suku kata yang

terdiri dari gabungan vokal dan konsonan. Bahkan dalam babbling, anak menggunakan

konsonan-vokal (KV) atau konsonan-vokal-konsonan (KVK). Proses lainnya berkaitan dengan

asimilasi dan substitusi sampai pada persepsi dan produksi suara.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anak dalam Berbahasa

Ada tiga faktor paling signifikan yang mempengaruhi anak dalam berbahasa, yaitu  biologis,

kognitif,dan linkungan

1. Evolusi Biologi

Evolusi biologis menjadi salah satu landasan  perkembangan bahasa. Mereka menyakini

bahwa evolusi biologi membentuk manusia menjadi manusia linguistik. Noam Chomsky (1957)

meyakini bahwa  manusia terikat secara biologis untuk mempelajari bahasa pada suatu waktu

tertentu dan dengan cara tertentu. Ia menegaskan bahwa setiap anak mempunyai language

acquisition device (LAD), yaitu kemampuan alamiah anak untuk berbahasa. Tahun-tahun awal

masa anak-anak merupakan periode yang penting untuk belajar bahasa (critical-period). Jika

pengenalan bahasa tidak terjadi sebelum masa remaja, maka ketidakmampuan dalam

menggunakan tata bahasa yang baik akan dialami seumur hidup. Selain itu, adanya periode

penting dalam mempelajari bahasa  bisa dibuktikan salah satunya dari aksen orang dalam

berbicara. Menurut teori ini, jika orang berimigrasi setelah berusia 12 tahun kemungkinan akan

Page 14: Milestone Pertumbuhan Dan Gizi

berbicara bahasa negara yang baru dengan aksen asing pada sisa hidupnya, tetapi kalau orang

berimigrasi sebagai anak kecil, aksen akan hilang ketika bahasa baru akan dipelajari (Asher &

Gracia, 1969).

2. Faktor kognitif

Individu merupakan satu hal yang tidak bisa dipisahkan pada perkembangan bahasa anak.

Para ahli kognitif juga menegaskan bahwa kemampuan anak berbahasa tergantung pada

kematangan kognitifnya (Piaget,1954). Tahap awal perkembangan intelektual anak terjadi dari

lahir sampai berumur 2 tahun. Pada masa itu anak mengenal dunianya melalui sensasi yang

didapat dari inderanya dan membentuk persepsi mereka akan segala hal yang berada di luar

dirinya. Misalnya, sapaan lembut dari ibu/ayah ia dengar dan belaian halus, ia rasakan, kedua hal

ini membentuk suatu simbol dalam proses mental  anak. Perekaman sensasi  nonverbal

(simbolik) akan berkaitan dengan memori asosiatif yang nantinya akan memunculkan suatu

logika. Bahasa simbolik itu merupakan bahasa yang personal dan setiap bayi pertama kali

berkomunikasi dengan orang lain menggunakan bahasa simbolik. Sehingga sering terjadi hanya

ibu yang mengerti apa yang diinginkan oleh anaknya dengan melihat/mencermati bahasa simbol

yang dikeluarkan oleh anak. Simbol yang dikeluarkan anak dan dibahasakan oleh ibu itulah yang

nanti membuat suatu asosiasi, misalnya saat bayi lapar, ia menangis dan memasukkan tangan ke

mulut, dan ibu membahasakan, “lapar ya.. mau makan?”

3. lingkungan luar

Sementara itu, di sisi lain proses penguasaan bahasa tergantung dari stimulus

dari lingkungan. Pada umumnya, anak diperkenalkan bahasa sejak awal perkembangan mereka,

salah satunya disebut motherse, yaitu cara ibu atau orang dewasa, anak belajar bahasa melalui

proses imitasi dan perulangan dari orang-orangdisekitarnya.

Bahasa pada bayi berkembang melalui beberapa tahapan umum:

mengoceh (3-6 bulan)

Page 15: Milestone Pertumbuhan Dan Gizi

kata pertama yang dipahami (6-9 bulan)

instruksi sederhana yang dipahami (9-12 bulan)

kata pertama yang diucapkan (10-15 bulan)

penambahan dan penerimaan kosa kata (lebih dari 300 kata pada usia 2 tahun).

tiga tahun ke depan kosa kata akan berkembang lebih pesat lagi

Pengenalan bahasa yang lebih dini dibutuhkan untuk memperoleh ketrampilan bahasa

yang baik. Tiga faktor diatas saling mendukung untuk menghasilakan kemampuan berbahasa

maksimal. Orang tua, khususnya, harus memberikan stimulus yang positif pada pengembangan

keterampilan bahasa pada anak, seperti berkomunikasi pada anak dengan kata-kata yang baik

dan mendidik, berbicara secara halus, dan sebisa mungkin membuat anak merasa nyaman dalam

suasana kondusif rumah tangga yang harmonis, rukun, dan damai. Hal tersebut dapat

menstimulus anak untuk bisa belajar berkomunikasi dengan baik karena jika anak distimulus

secara positif maka akan mungkin untuk anak merespon secara positif pula.

Page 16: Milestone Pertumbuhan Dan Gizi

Milestone perkembangan anak

Fine Motor/Adaptive Mean Normal Range

Unfisted 3 months 0 to 4 months

Bats at objects 3 months 2 to 5 months

Objects to midline 4 months 3 to 6 months

Transfers objects 5 months 4 to 7 months

Raking grasp 7 months 5 to 10 months

Finger feeds 7 months 5 to 10 months

Primitive pincer 8 months 6 to 10 months

Neat pincer 9 months 7 to 10 months

Voluntary release 12 months 10 to 15 months

Helps with dressing 12 months 10 to 16 months

Spoon feeds 15 months 12 to 18 months

Uses cup open/sippy 15 months 10 to 18 months

Imitates housework 18 months 14 to 24 months

Handedness 24 months 18 to 30 months

Page 17: Milestone Pertumbuhan Dan Gizi

Helps with undressing 24 months 22 to 30 months

Undresses self 36 months 30 to 40 months

Toilet training 24 to 36 months

Language Mean Normal Range

Cooing 3 months 1 to 4 months

Laugh 4 months 3 to 6 months

Turns to voice 4 months 3 to 6 months

Razzing 5 months 4 to 8 months

Babbling 6 months 5 to 9 months

Dada/mama non-specifically 8 months 6 to 10 months

Gesture games 9 months 7 to 12 months

Understands no, 10 months 9 to 18 months

Mama/dada specifically 10 months 9 to 14 month

One step command with a gesture 12 months 10 to 16 months

Immature jargoning 13 months 10 to 18 months

One step command w/out a gesture 15 months 12 to 20 months

Points to body parts 18 months 12 to 24 months

Page 18: Milestone Pertumbuhan Dan Gizi

Mature jargoning 18 months 16 to 24 months

Puts two words together 24 months 20 to 30 months

Pronouns inappropriately 24 months 22 to 30 months

Two step command 24 months 22 to 30 months

States first name 34 months 30 to 40 months

Pronouns appropriately 36 months 30 to 42 months

Social/Emotional Mean Normal Range

Social smile 5-6 weeks 1 to 3 months

Object permanence 9 months 6 to 12 months

Stranger anxiety 9 months 6 to 12 months

Affective sharing 10 months 9 to 18 months

Uses mother as secure base 12 months 9 to 18 months

Separation distress 12 months 9 to 24 months

Independence 18 months 12 to 36 months

Parallel play 24 months 12 to 30 months

Associative play 30 months 24 to 48 months

Cooperative play 36 months

Page 19: Milestone Pertumbuhan Dan Gizi

Sumber : dr. Nury Nurdwinuringtyas, SpRM, M.Epid. Milestone – Perkembangan Anak

NUTRISI SESUAI TUMBUH KEMBANG ANAK

1.      Kebutuhan nutrisi pada bayi

Bayi (0 sampai 24 bulan) memerlukan jenis makanan air susu ibu (ASI), susu formula, dan

makanan padat. Kebutuhan kalori bayi antara 100–200 kkal/kgBB. Pada 4 bulan pertama, bayi

lebih baik hanya mendapatkan ASI saja (ASI eksklusif) tanpa diberikan susu formula. Usia lebuh

dari 4 bulan baru dapat diberikan makanan pendamping ASI atau susu formula, kecuali pada

beberapa kasus tertentu ketika anak tidak bias mendapatkan ASI, seperti ibu dengan komplikasi

postnatal, wanita hamil, menderita penyaki menular dan sedang dalam terapi steroid atau morfin.

(Yupi Supartini, 2004)

Berikut ini adalah pemberian nutrisi sesuai umur pada bayi dari lahir sampai12 bulan

( Menurut : FKUI, 1985 ):

1. Bayi baru lahir sampai umur 4 bulan

Bayi mulai disusukan sedini mungkin, langsung setelah lahir. Waktu dan lama menyusui

disesuaikan dengan kebutuhan bayi (on demand). Hindarkanlah pemberian makanan tambahan

seperti madu, air, larutan glukosa dan makanan prelakteal lainnya. Jika setelah disusukan

kemidian ternyata bayi menjadi kebiruan dan sesak nafas, perlu difikirkan terhadap kemungkinan

adanya kelainan seperti obstruksi atau fistula esophagus.

Page 20: Milestone Pertumbuhan Dan Gizi

Selanjutnya bayi dapat diberikan buah–buahan (pisang) atau biscuit sejak usia 2 bulan sedangkan

pemberian makanan lumat sampai lembik (bubur susu) pada usia 3 – 4 bulan, sesuai keperluan

bayi masing – masing. Bayi akan lapar dan menangis terus bila ASI kurang dan hal ini juga akan

terlihat dari pertumbuhan bayi yang tidak memuaskan.

Untuk mengatasi pertumbuhan, bayi perlu ditimbang secara berkala, yaitu bila mungkin

dilakukan stiap hari pada munggu pertama, selanjutnya setiap minggu sampai akhir bulan

pertama, kemudian setiap 2 minggu dalam bulan kedua dan ketiga dan seterusnya setiap bulan.

Pada bulan keempat biasanya dimulai pemberian makanan padat, yaitu makanan lumat, misalnya

bubur susu yang dapat dibuat dari tepung (beras, jagung atau  havermouth), susu dan gula.

Waktu yang untuk memberikan makanan lumat dapat dipilih yang sesuai, misalnya sekitar jam

09.00 dengan memperhatikan bahwa kira – kira 2 jam sebelumnya tidak diberikan apa – apa.

Dengan demikian bayi menyusui dengan kebutuhannya, diberi bubur susu satu kali dan buah –

buahan satu kali. Pada umur ini dapat pula diberikan telur ayam, akan tetapi perlu waspada

terhadap kemungkinan alergi dengan gejala urtikaria. Bila terjadi hal ini, pemberian telur

ditangguhkan. Biasanya setiap bayi sudah tahan terhadap telur pada usia 7 bulan keatas.

2. Bayi umur 5 – 6 bulan

Dapat diberikan 2 kali makanan bubur susu sehari, buah – buahan dan telur.

3. Bayi umur 6 – 7 bulan

Bayi dapat mulai diberikan nasi tim yang merupakan makanan lunak dan juga merupakan

makanan campuran yang lengkap karena dapat dibuat dari beras, bahan makanan sumber protein

hewani (hati, daging cincang, telur atau tepung ikan) dan bahan makanan sumber protein nabati

yaitu tahu, tempe, sayuran hijau (bayam), buah tomat dan wortel. Dengan demikian nasi tim

merupakan makanan yang mengandung nutrien yang lengkap bila dibuat dengan bahan – bahan

tersebut.

Selama masa bayi makan nasi tim harus disaring terlebih dahulu untuk memudahkan menelannya

dan tidak banyak mengandung serat – serat yang dapat mempersulit pencernaan.

Page 21: Milestone Pertumbuhan Dan Gizi

4. Bayi umur 8 – 12 bulan

Bubur susu sudah dapat diganti seluruhnya dengan nasi tim, yaitu, pada pagi hari sebagai makan

pagi, misalnya jam 09.00, pada siang hari sebagai makan siang sekitar jam 13.00 dan pada sore

hari sebagai makan malam sekitar jam 17.00 – 18.00.

Bila bayi disusukan sesuai dengan anjuran yaitu melebihi masa 1 tahun, perlu diperhatikan

kemingkinan timbulnya anoreksia terhadap makanan lin, sehingga anak akan kekurangan protein

dan kalori, dan pada akhirnya menderita penyakit Malnutrisi Energi Protein (MEP). Pengaturan

makan bayi yang berhasil pada masa bayi akan mempermudah kelancaran pengaturan makan

pada usia selanjutnya.

Pada akhir masa bayi telah dibiasakan bayi menerima makanan 3 kali sehari,m yaitu pada waktu

pagi (makan pagi), siang (makan siang), dan sore atau malam (makan malam). Selama masa bayi

telur cukup diberikan sekali sehari, bila bayi tidak alergi. Telur dapat dimakan tersendiri setelah

dimasak matang atau setengah matang atau dimakan bersama – sama dengan nasi tim.

Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada masa bayi meliputi Air Susu Ibu (ASI), susu formula, dan

MP – ASI :

1)      Air susu ibu (ASI)

Dalam ASI terkandung antibody, pemberiannya mudah, murah dan praktis. Dengan pemberian

ASI maka kebutuhan psikologis anak sekaligus terpenuhi karena saat memberikan ASI ibu dapat

memelu dan mendekap anak sehingga anak merasa dan nyaman dalam pelukan ibunya.

Manfaat ASI untuk bayi adalah melindungi dari penyakit infeksi, diare, dan alergi, mempererat

hubungan dengan ibu, dan meningkatkan daya tahan ibu, sedangkan manfaat untuk ibu adalah

memberikan kepuasan, lebih praktis, murah dan dapat menunda masa subur. Walaupun

demikian, ada beberapa kendala dalam pemberian ASI, yaitu putting susu masuk ke dalam dan

perasaan nyeri yang hebat karena putting susu terluka.

Kandungan zat gizi ASI (setiap 100 gram) :

Page 22: Milestone Pertumbuhan Dan Gizi

Kalori              : 68 kalori

Protein             : 1,4 gram

Lemak             : 3,7 gram

Karbohidrat     : 7,2 gram

Zat kapur         : 30 gram

Fosfor              : 20 gram

Vitamin A       : 60 gram

Tiamin             : 30 gram

 Zat kekebalan yang terdapat dalam ASI :

Immunoglobulin yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari infeksi.

Losozim yang dapat menghancurkan dinding sel bakteri.

Laktoperiksidase yang dapat membunuh Streptococcus.

Laktoferin yang dapat membunuh beberapa jenis organisme.

Sel darah putih yang dapat berfungsi sebagai fagositosis.

Zat anti staphylococcus yang dapat manghambat pertumbuhan staphylococcus.

 Cara menilai kecukupan ASI dalam tubuh adalah dengan menilai komponen sebagai berikut :

a. Berat badan lahir telah tercapai kembali sekurang – kurangnya pada akhir minggu

kedua setelah lahir dan selama itu tidak terjadi penurunan berat badan lebih dari

10%.

Page 23: Milestone Pertumbuhan Dan Gizi

b. Kurva pertumbuhan berat badan memuaskan dan menunjukkan kenaikan sebagai

berikut :

Triwulan I                      : 150 – 250 gr/bulan

Triwulan II                     : 500 – 600 gr/bulan

Triwulan III                   : 350 – 450 gr/bulan

Triwulan IV                   : 250 – 350 gr/bulan

Atau usia 4 – 5 bulan     : dua kali berat badan lahir dan pada usia 1 tahun tiga kali berat

badan lahir.

c. Penilaian subjektif, yaitu bayi tampak puas dan tidur nyenyak setelah disusui dan

ibu merasakan tegangan payudara sebelum dan sesudah menyusui serta

merasakan aliran ASI cukup deras. (Yupi Supartini, 2004)

2)      Susu formula

Walaupun ASI adalah makanan utama pada bayi teritama usia 0 – 6 bulan, susu formula dapat

dianjurkan untuk diberikan pada bayi di atas 6 bulan. Ada 4 klasifikasi susu formula, yaitu :

d. Starting formula. Formula ini diberikan pada 6 bulan pertama usia bayi sampai

dengan usia 1 tahun tahun sebagai pelengkap jenis makanan lain.

e. Formula adaptasi. Formula ini diberikan dengan kompssosisi mendekati ASI

sebagai adaptasi.

f. Formula lanjutan. Formula ini diberikan setelah bayi berusia di atas 6 bulan

sebagai makanan tambahan.

g. Medical formula (formula khusus). Formula ini khusus diberikan untuk bayi

dengan kondisi khusus, seperti bayi premature, bayi dengan kelainan metabolik

kongenital atau bayi dengan intoleransi terhadap formula biasa.(YupiSupartini,

2004)

Page 24: Milestone Pertumbuhan Dan Gizi

3)      Makanan Pendamping – ASI

Saat mulai diberikan MP – ASI tersebut harus disesuaikan dengan maturitas saluran pencernaan

bayi dan kebutuhannya. Sebaiknya MP – ASI mulai diberikan pada umur 4 – 6 bulan. Pada bulan

pertama sebaiknya bayi hanya mendapat ASI (Exclusive Breast Feeding = ASI ekslusif). Hal ini

erat dengan 4 – 6 bulan, abyi sudah mampu malakukan koordinasi mengisap, menelan, dan  siap

mengisap makanan yang cair saja. Disamping itu ASI masih mencukupi kebutuhan bayi asampai

4 – 6 bulan pertasma kehidupan.

Alasan pemberian MP – ASI dimulai sejak pada umur 4 – 6 bulan (menurut : Soetjiningsih,

2002), adalah :

1. Kebutuhan energi bayi untuk pertumbuhan dan aktivitas dan aktivitas makin beratambah,

sedangkan produiksi ASI relative tetap. Sehingga diperlukan tambahan makanan selain

ASI yang dumulai pada umur 4 – 6 bulan untuk membiasakan bayi makan makanan lain

selain ASI.

2. Pada umur 4 bulan tersebut, bayi sudah mengeluarkan air liur lebih banyak dan produksi

enzim amilase lebih banyak pula. Sehingga bayi siap menerima makanan lain selain ASI.

3. Bayi sudah bisa menutup mulutnya dengan rapat dan menggerakkan lidah ke muka

belakang. Apabila makanan disuapkan ke dalam mulutnya, maka lidah bayi dapat

memindahkan makanan tersebut ke arah belakang dan menelannya. Pada saat bayi diberi

kesempatan mempraktekkan kepandaiannya tersebut dengan memberikan makanan

lumat.

Dengan bertambah matangnya kemampuan oromotor, bayi umur 6 – 9 bulan mulai belajar

mengunyah dengan menggerakkan rahang ke atas dan kebawah, sehingga dapat diberikan

makanan yang lebih kasar.  Dengan kemampuan motorik halus dimana pada awalnya bayi

memegang dengan kelima jari tangannya kemudian umur 9 bulan bayi sudah dapat menjimpit,

maka untuk mengembangkan kemampuan tersebut, bayi dapat diberikan makanan yang dapat

dipegang sendiri atau makanan kecil yang dapat dijimpit.

Page 25: Milestone Pertumbuhan Dan Gizi

Pada umur 6 – 7 bulan bayi sudah dapat duduk, sehingga dapat diberikan makanan dalam posisi

duduk. Pada umur 6 – 9 bulan bibir bayi sudah dapat mengatup rapat pada cangkir, sehingga

dapat dilatih minum memakai cangkir/ gelasyang dipegang oleh orang lain.

4)      Pengaturan makanan untuk bayi dan anak sehat

Berikut ini adalah beberapa pengaturan makanan untuk bayi dan anak sehat :

1. Untuk bayi, makanan utama adalah ASI ditambah makanan pelengkap.

Pada usia 0 – 4 bulan, ASI harus langsung diberikan sesaat setelah melahirkan hindari

pemberian makanan tambahan seperti madu, glukosa dan makanan pralakteal lainnya.

Pada usia di atas 4 bulan boleh diberikan makanan luamat berupa bubur susu 1 kali dan

buah 1 kali.

Untuk bayi usia 5 – 6 bulan diberikan 2 kali bubur susu, buah – buahan dan telur.

Untuk bayi usia 6 – 7 bulan dapat dimulai dengan pemberian nasi tim dengan campuran

antara beras, sayuran dan daging atau ikan.

Bayi umur 8 – 12 bulan diberikan nasi tim dengan frekuensi 3 kali sehari, dan bubur susu

tidak diberikan lagi.

2. Makanan padat. Makanan padat mulai diberikan pada usia di atas 4 bulan, saat bayi mulai

belajar duduk, kuat menahan leher dan kepalanya, serta dapat menyatakan keinginannya.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian makanan padat :

Bayi telah siap menerima makanan dalam bentuk padat

Berikan makanan padat sesuai dengan kemampuan anak mengunyah.

Observasi tanda alergi makanan (misalnya : kulit merahflatus terus, perubahan

konsistensi feses).

Kenalkan jenis makanan untuk satu waktu.

Page 26: Milestone Pertumbuhan Dan Gizi

Bila bayi berasal dari keluarga vegetarian atau hanya memakan sayuran saja, maka

tambahkan zat besi (Fe).

Apabila jumlah makanan yang dikonsumsi lebih banyak, asupan susu harus dikurangi.

Biarkan bayi mencoba mengenal cara makan (misalnya memainkan sendoknya)

Jangan terburu – buru dalam memberikan makanan, terutama makanan padat.

Berikan makanan secara bertahap (misalnya 1 atau 2 sendok di hari pertama kemudian

meningkat menjadi 3 – 4 sendok pada hari berikutnya dan seterusnya).

Berikan makanan pada saat anak lapar.

2.      Kebutuhan nutrisi pada anak usia toddler

Anak usia toddler mempunyai karakteristik yang khas, yaitu bergerak terus, tidak bisa diam dan

sulit untuk diajak duduk dalam waktu yang relatif lama. Selain itu, pada usia 12 sampai 18 bulan

pertumbuhan sedikit lambat sehingga kebutuhan nutrisi dan kalori. Kebutuhan kalori kurang

lebih 100 kkal per kg berat badan (BB).

Karakteristik terkait dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak usia toddler :

a. Anak sukar atau kurang mau makan.

b. Nafsu makan anak sering kali berubah yang mungkin pada hari ini makannya

cukup banyak dan pada hari berikutnya makannya sedikit.

c. Biasanya anak menyukai jenis makanan tertentu.

d. Anak cepat bosan dan tidak tahan makan sambil duduk dalam waktu lama.

 Anjurkan untuk orang tua dalam kaitannya dengan karakteristik tersebut :

1. Ciptakan lingkungan makan yang menyenangkan, misalnya memberi makan

sambil mengajaknya bermain.

Page 27: Milestone Pertumbuhan Dan Gizi

2. Beri kesempatan anak untuk belajar makan mandiri. Jangan berharap anak dapat

makan dengan rapi sebagaimana anak yang lebih besar karena usia toddler belum

mampu melakukannya.

3. Jangan menuruti kecenderungan anak untuk hanya menyukai satu jenis makanan

tertentu. Kenalkan selalu dengan jenis makanan baru.

4. Berikan makanan pada saat masih hangat dengan porsi yang tidak terlalu lancer.

5. Kurangi frekuensi minum susu. Dianjurkan untuk memberikan 2 kali sehari saja.

Page 28: Milestone Pertumbuhan Dan Gizi
Page 29: Milestone Pertumbuhan Dan Gizi