11
PENGUNGKAPAN Pelap oran keuan gan mode l FASB direkayasa untuk kepen tinga n invest or, kreditor, dan pihak lain untuk pengambilan keputusan investasi dan kredit. Pihak  pemakai memerlukan berbagai informasi yang relevan dan bermanfaat untuk kep utu san inv esta si, kre dit , dan semacamnya . Info rma si keu ang an yan g dap at dilayani oleh pelaporan keuangan (  financial reporting ) hanya merupakan sebagian  jenis informasi yang diperlukan oleh investor dan kreditor. FASB mengidentifikasi lingkup (  scope) informasi yang dipandang bermanfaat untuk pengambilan keputusan investasi dan kredit sebagai berikut : 1. Statemen k euan ga n (  financial statements). 2. Cat ata n at as state men keu angan (notes to financial statements). 3. Informasi pe lengkap (  supplementary information). 4. Sarana pel aporan keu ang an l ain (other means of financial reporting ). 5. In fo rmas i la in (other information). Komponen satu dan dua merupakan satu kesatuan yang disebut statemen keuangan dasar (basic financial statements) yang merupakan produk atau hasil yang disebut dengan kerangka atau stuktur akuntansi pokok ( basic accounting structure). Pelaporan keuangan mencakupi semua informasi yang dapat disediakan manajemen yai tu kompon en satu samp ai den gan emp at. Wal aup un dap at disediakan ole h manaj emen, pengu ngka pannya tidak selalu diwaj ibkan ( mandatory) oleh penyusun standar melalui standar akuntansi atau oleh badan pengawas (seperti Securities and  Exchange Commision/SEC ) mel alu i per aturan-peraturannya . Penyus un standar (FASB atau Dewan Standar Akuntansi/IAI) dapat mewajibkan pengungkapan untuk komponen satu sampai tiga dan untuk komponen tiga tingkat wajibnya hanya sampai  pada batas sangat merekomendasikan (  strongly recommend ). Jadi, secara praktis,

MK-TA-14.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MK-TA-14.doc

7/27/2019 MK-TA-14.doc

http://slidepdf.com/reader/full/mk-ta-14doc 1/11

PENGUNGKAPAN

Pelaporan keuangan model FASB direkayasa untuk kepentingan investor,

kreditor, dan pihak lain untuk pengambilan keputusan investasi dan kredit. Pihak 

 pemakai memerlukan berbagai informasi yang relevan dan bermanfaat untuk 

keputusan investasi, kredit, dan semacamnya. Informasi keuangan yang dapat

dilayani oleh pelaporan keuangan ( financial reporting ) hanya merupakan sebagian

 jenis informasi yang diperlukan oleh investor dan kreditor. FASB mengidentifikasi

lingkup ( scope) informasi yang dipandang bermanfaat untuk pengambilan keputusan

investasi dan kredit sebagai berikut :

1. Statemen keuangan ( financial statements).

2. Catatan atas statemen keuangan (notes to financial statements).

3. Informasi pelengkap ( supplementary information).

4. Sarana pelaporan keuangan lain (other means of financial reporting ).

5. Informasi lain (other information).

Komponen satu dan dua merupakan satu kesatuan yang disebut statemen

keuangan dasar (basic financial statements) yang merupakan produk atau hasil yang

disebut dengan kerangka atau stuktur akuntansi pokok (basic accounting structure).

Pelaporan keuangan mencakupi semua informasi yang dapat disediakan manajemenyaitu komponen satu sampai dengan empat. Walaupun dapat disediakan oleh

manajemen, pengungkapannya tidak selalu diwajibkan (mandatory) oleh penyusun

standar melalui standar akuntansi atau oleh badan pengawas (seperti Securities and 

 Exchange Commision/SEC ) melalui peraturan-peraturannya. Penyusun standar 

(FASB atau Dewan Standar Akuntansi/IAI) dapat mewajibkan pengungkapan untuk 

komponen satu sampai tiga dan untuk komponen tiga tingkat wajibnya hanya sampai

 pada batas sangat merekomendasikan ( strongly recommend ). Jadi, secara praktis,

Page 2: MK-TA-14.doc

7/27/2019 MK-TA-14.doc

http://slidepdf.com/reader/full/mk-ta-14doc 2/11

 pengungkapan wajib melalui standar akuntansi hanya diberlakukan untuk komponen

satu, dua, dan dalam kondisi tertentu komponen tiga.

Lingkup informasi pelaporan keuangan dalam symposium Financial

Reporting and Standard Setting digambarkan sebagai apa yang disebut model inti

(core model ). Model ini merupakan usulan untuk mengembangkan model lingkup

informasi yang digambarkan FASB di atas dan menggambarkan luasnya

 pengungkapan dan pengukuran.

Model inti berkaitan dengan masalah pengungkapan dan pengukuran. Model

tersebut (disebut juga sebagai re-engineered model ) lebih luas cakupannya di

 banding model FASB dalam kerangka konseptualnya karena ditujukan kepada

 pemakai yang lebih luas tidak terbatas pada investor dan kreditor. Alasan perluasan

tersebut antara lain adalah :

1. Permintaan informasi relevan oleh berbagai pemakai melebihi yang dapat

disediakan oleh model FASB

2. Tidak selayaknya berbagai kepentingan hanya dilayani dengan system

 pelaporan yang sama.

Model inti ini akan menggeser tujuan dari menyediakan informasi umum ( general 

 purpose) ke informasi multiguna (multipurpose).

Model inti memasukkan manajemen sebagai pihak pemakai yang harus

dipertimbangkan. FASB membedakan antara statemen keuangan ( financial 

 statements) dan pelaporan keuangan ( financial reporting ). Pengukuran dan

 pengakuan hanya bertalian dengan statemen keuangan sedangkan pengungkapan

 bertalian dengan seluruh lingkup pelaporan keuangan.

Penyusun standar menghadapi masalah yaitu kapan pengungkapan harus

dilakukan melalui statemen keuangan dan kapan melalui catatan atas statemen

keuangan atau komponen lainnya. Masalah ini telah dipecahkan dengan

ditentukannya kriteria pengakuan dan pengukuran dalam rerangka konseptual. Suatu

Page 3: MK-TA-14.doc

7/27/2019 MK-TA-14.doc

http://slidepdf.com/reader/full/mk-ta-14doc 3/11

informasi akan dilaporkan melalui statemen keuangan kalau memenuhi empat

kriteria pengakuan yaitu definisi, keterukuran, keberpautan, dan keterandalan.

Informasi yang dapat disediakan oleh manajemen tetapi tidak diwajibkan

untuk diungkapkan akan merupakan keleluasaan manajemen untuk 

mengungkapkannya. Pengungkapan semacam ini disebut pengungkapan sukarela

atau diskresioner (voluntary atau discretionary disclosures). Pengungkapan sukarela

dapat bersifat keuangan maupun nonkeuangan dan dapat dilakukan manajemen

melalui berbagai cara baik melalui komponen satu sampai empat maupun sarana lain

sperti jumpa pers ( press release) oleh manajemen mengenai produk baru, rencana

merger, atau program bonus. Atas pertimbangan manajemen atau tradisi, statemen

keuangan dalam laporan keuangan dalam laporan tahunan (annual report ) umumnya

disertai pula dengan berbagai informasi tambahan seperti pos-pos keuangan penting

(highlights) selama beberapa tahun terakhir, statistik keuangan penting, kebijakan

strategik, analisis rasio, informasi deskriptif atau promosial tentang produk, dan

 berbagai laporan pelengkap. Semua ini dimaksudkan untuk mengingkatkan

keberpautan dan kebermanfaatan.

Statemen keuangan sebagai inti pelaporan keuangan dalam rerangka

konseptual FASB secara umum masih didasarkan pada kos historis yang berorientasi

 pada keterandalan informasi. Keberpautan (relevansi) dicapai dengan cakupan

 pelaporan keuangan yang lebih luas dari satemen keuangan. Oleh karena itu,

 pengungkapan perubahan harga untuk menambah keterpautan dimasukkan dalam

komponen informasi pelengkap. Berbagai upaya untuk mengungkapkan keberpautan

dan kebermanfaatan yang disajikan di luar statemen keuangan inti disebut sebagai

alat/sarana interpretif (interpretive device).

Berbagai upaya ada tingkat teori akuntansi diarahkan untuk memasukkan

sarana interpretif sebagai bagian dari seperangkat penuh statemen keuangan (a full 

 set of financial statement ). Usulan yang cukup radikal misalnya adalah mengganti

akuntansi kos historis menjadi akuntansi kos sekarang (current value accounting ).

Uraian di atas sebenarnya menjadi latar belakang topik pembahasan

 pengungkapan (disclosure) dalam arti luas dan sarana interpretif yang keduanya

Page 4: MK-TA-14.doc

7/27/2019 MK-TA-14.doc

http://slidepdf.com/reader/full/mk-ta-14doc 4/11

merupakan konsep-konsep yang diarahkan untuk mencapai kualitas keberpautan

informasi akuntansi.

PENGUNGKAPAN

Secara konseptual, pengungkapan merupakan bagian intergral dari pelaporan

keuangan. Secara teknis, pengungkapan merupakan langkah akhir dalam proses

akuntansi yaitu penyajian informasi dalam bentuk seperangkat penuh statemen

keuangan.

SIAPA DITUJU

Rerangka konseptual telah menetapkan bahwa investor dan kreditor merupakan pihak yang dituju oleh pelaporan keuangan sehingga pengungkapan

ditujukan terutama untuk mereka. FASB misalnya menetapkan tingkat kecanggihan

 para investor dan kreditor cukup tinggi sehingga pengungkapan yang diwajibkan

dapat dikatakan lebih sedikit dibanding yang dituntut oleh SEC karena SEC

mempertimbangkan pula kepentingan investor yang naïf. SEC menuntut lebih

 banyak pengungkapan karena pelaporan keuangan mempunyai aspek sosial dan

 publik ( public interest ). Oleh karena itu, pengungkapan menuntut lebih dari sekadar 

 pelaporan keuangan tetapi meliputi pula peyampaian informasi kualitatif atau

nonkuantitatif. Karena pihak yang dituju lebih luas dan model pengambilan

keputusan kurang dapat diidentifikasi, pengungkapan cenderung untuk meluas dan

 jarang menjadi sempit (spesifik).

FUNGSI ATAU TUJUAN PENGUNGKAPAN

Page 5: MK-TA-14.doc

7/27/2019 MK-TA-14.doc

http://slidepdf.com/reader/full/mk-ta-14doc 5/11

Secara umum, tujuan pengungkapan adalah menyajikan informasi yang

dipandang perlu untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan dan untuk melayani

 berbagai pihak yang mempunyai kepentingan berbeda-beda. Telah disinggung

 bahwa investor dan kreditor tidak homogen tetapi bervariasi dalam hal

kecanggihannya ( sophistication). Karena pasar modal merupakan sarana utama

 pemenuhan dana dari masyarakat, pengungkapan dapat diwajibkan untuk tujuan

melindungi ( protective), informatif (informative), atau melayani kebutuhan khusus

(differential ).

TUJUAN MELINDUNGI

Tujuan melindungi dilandasi oleh gagasan bahwa tidak semua pemakai

cukup cangging sehingga pemakai yang naïf perlu dilindungi dengan

mengungkapkan informasi yang mereka tidak mungkin memperolehnya atau tidak 

mungkin mengolah informasi untuk menangkap substansi ekonomik yang melandasi

suatu pos statemen keuangan. Dengan kata lain, pengungkapan dimaksudkan untuk 

melindungi perlakuan manajemen yang mungkin kurang adil dan terbuka (unfair ).

Dengan tujuan ini, tingkat atau volume pengungkapan akan menjadi tinggi.

Tujuan melindungi biasanya menjadi pertimbangan badan pengawas yang

mendapat autoritas untuk melakukan pengawasan terhadap pasar modal seperti SEC

atau Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM). Hal ini dapat dipahami karena

mereka bertindak demi kepentingan publik.

TUJUAN INFORMATIF

Tujuan informatif dilandasi oleh gagasan bahwa pemakai yang dituju sudah

 jelas dengan tingkat kecanggihan tertentu. Dengan demikian, pengungkapan

diarahkan untuk menyediakan informasi yang dapat membantu keefektifan

 pengambilan keputusan pemakai tersebut. Tujuan ini biasanya melandasi penyusun

standar akuntansi untuk menentukan tingkat pengungkapan. Dalam kenyataannya,

 badan pengawas seperti BAPEPAM bekerja sama dengan penyusun standar (profesi)

untuk menentukan keluasan pengungkapan. Untuk tujuan pengawasan oleh badan

Page 6: MK-TA-14.doc

7/27/2019 MK-TA-14.doc

http://slidepdf.com/reader/full/mk-ta-14doc 6/11

kepemerintahan, terdapat pula pengungkapan yang khusus ditujukan ke badan

 pengawas melalui formulir-formulir yang harus diisi oleh perusahaan pada waktu

menyerahkan laporan tahunan maupun kuartalan.

TUJUAN KEBUTUHAN KHUSUS

Tujuan ini merupakan gabungan dari tujuan perlindungan publik dan tujuan

informatif. Apa yang harus diungkapkan kepada publik dibatasi dengan apa yang

dipandang bermanfaat bagi pemakai yang dituju sementara untuk tujuan

 pengawasan, informasi tertentu harus disampaikan kepada badan pengawas

 berdasarkan peraturan melalui formulir-formulir yang menuntut pengungkapan

secara rinci.

Klasifikasi tujuan di atas lebih menggambarkan penekanan atau orientasi

 badan pengawas. Tujuan perlindungan dan informatif keduanya harus dilayani. Pada

mulanya memang SEC sangat menekankan tujuan perlindungan sehingga informasi

yang diklasifikasi sebagai  soft information (seperti akuntansi perubahan harga dan prakiraan) dan data informatif ke depan ( forward-looking information data) banyak 

dihindari oleh SEC untuk diwajibkan pengungkapannya. Diduga alasannya adalah

data tersebut tidak terandalkan dan terverifikasi serta kekhawatiran investor umum

tidak memahami atau tersesat. Namun, sejak dikeluarkannya exposure draf  SFAS

 No. 33 tentang perubahan harga, orientasi pengungkapan SEC mulai bergeser ke

tujuan informatif. Hal ini terbukti dengan dianjurkannya pengungkapan seperti

informasi projeksian serta informasi sosial dan lingkungan. Dalam ketentuannya,

SEC sangat menganjurkan untuk mengungkapkan informasi projeksian yang cukup

 beralasan dan dibuat dengan itikad baik. Ketentuan ini menjadi dalih aman (“ safe

harbors”) bagi perusahaan terhadap penalitas atau hukuman atas informasi

 projeksian yang dianggap menyesatkan.

KELUASAN DAN KERINCIAN PENGUNGKAPAN

Page 7: MK-TA-14.doc

7/27/2019 MK-TA-14.doc

http://slidepdf.com/reader/full/mk-ta-14doc 7/11

Hal ini berkaitan dengan masalah seberapa banyak informasi harus

diungkapkan yang disebut dengan tingkat pengungkapan (levels of disclosure).

Tingkat memadai adalah tingkat minimum yang harus dipenuhi agar 

statemen keuangan secara keseluruhan tidak menyesatkan untuk kepentingan

 pengambilan keputusan yang diarah. Tingkat wajar adalah tingkat yang harus dicapai

agar semua pihak mendapat perlakuan atau pelayanan informasional yang sama.

Artinya, tidak ada satu pihak pun yang kurang mendapat informasi sehingga mereka

menjadi pihak yang kurang diuntungkan posisinya. Dengan kata lain, tidak ada

 preferensi dalam pengungkapan informasi. Tingkat penuh menuntut penyajian secara

 penuh semua informasi yang berpaut dengan pengambilan keputusan yang diarah.

Tingkat pengungkapan yang tepat memang harus ditentukan karena terlalu

 banyak informasi sama tidak menguntungkan dengan terlalu sedikit informasi. Oleh

karena itu, diperlukan kriteria atau pertimbangan untuk menentukan batas atas dan

 batas bawah. Batas atas (kos>benefit) dan batas bawah (materialitas) dalam

karakteristik kualitatif informasi untuk pengakuan suatu pos dapat dijadikan

 pertimbangan untuk menentukan banyaknya informasi. Dalam hal pengungkapan,

 batas atas (tingkat penuh) lebih banyak menimbulkan kontroversi dibandingkan

dengan batas bawah. Artinya, bagi penentu kebijakan, menentukan seberapa luas

 pengungkapan harus dilakukan lebih problematik dibanding menentukan informasi

mana yang tidak perlu diungkapkan.

KENDALA PENGUNGKAPAN

Berbagai hal menjadi pertimbangan penyusun standar atau badan pengawas

untuk menentukan seberapa banyak informasi harus diungkapkan. Kendala pada

umumnya timbul dari kaca mata perusahaan.

Salah satu hal yang menentukan keluasan dan kerincian pengungkapan

adalah tujuan pengungkapan. Tujuan perlindungan atau protektif biasanya menuntut

 pengungkapan yang lebih luas dan lebih rinci. Pengungkapan yang lebih luas

 biasanya terkendala oleh keengganan perusahaan untuk menyediakan informasi.

Page 8: MK-TA-14.doc

7/27/2019 MK-TA-14.doc

http://slidepdf.com/reader/full/mk-ta-14doc 8/11

Kos penyediaan informasi harus lebih kecil dari benefit informasi yang

disediakan.kendala kriteria ini adalah kesulitan menentukan manfaat informasi

meskipun sampai tingkat tertentu kos tersebut sangat tidak berarti (mendekati nol).

Oleh karena itu, kriteria ini akhirnya tidak pernah menjadi pertimbangan.

Bila kos penyediaan suatu informasi dapat diabaikan, persoalannya adalah

 perlukah informasi tersebut diungkapkan. Dalam hal ini, keberlebihan infomasi

(information overload ) harus menjadi pertimbangan. Keberlebihan informasi adalah

 penyediaan informasi yang melebihi kemampuan pemakai untuk mencernanya

secara efektif. Hal ini berlawanan dengan konsep yang mengatakan bahwa makin

 banyak informasi makin baik. Makin banyak informasi tidak selalu lebih baik kalau

 pemakai tidak dapat mengolah dan memanfaatkan informasi sesuai dengan

kebutuhannya.

Betapapun kos penyediaan informasi dapat diabaikan dari segi administratif,

informasi tertentu sangat berharga bagi perusahaan dalam kondisi persaingan.

Pengungkapan informasi dapat menempatkan perusahaan pada posisi yang kurang

menguntungkan dibanding pesaing dan hal inilah yang menjadi kos pengungkapan

 bagi perusahaan sehingga perusahaan enggan untuk mengungkapkan informasi

 privatnya. Penyusun standar perlu mempertimbangkan hal ini dalam menetapkan

tingkat pengungkapan.

Bagi penyusun standar, pengungkapan wajib harus dipertimbangkan atas

dasar apakah informasi yang sama sebenarnya dapat diperoleh pemakai dari sumber 

selain yang disediakan melalui pelaporan keuangan atau laporan tahunan.

Terdapat pihak yang menentang sama sekali gagasan tentang pengungkapan.

Mereka berpendapat bahwa pengungkapan sama saja mengakui bahwa penyusun

standar tidak mengetahui dengan pasti kebutuhan pemakai sehingga pangungkapan

akan bersifat coba-coba dan akan menjadi mahal bagi penyedia informasi. Oleh

karena itu, pihak ini sangat mendesak untuk dilakukannya penelitian untuk 

mengidentifikasi kebutuhan yang sesungguhnya dari para pemakai. Dengan

demikian, dapat diketahui apa saja yang perlu dan tidak perlu diungkapkan.

Page 9: MK-TA-14.doc

7/27/2019 MK-TA-14.doc

http://slidepdf.com/reader/full/mk-ta-14doc 9/11

PENGUNGKAPAN WAJIB DAN SUKARELA

Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan yang dilakukan perusahaan di

luar apa yang diwajibkan oleh standar akuntansi atau peraturan badan pengawas.

Pembahasan sebelum ini sebenarnya ditujukan untuk menentukan pengungkapan

wajib. Batas pengukuran dan pengakuan dalam rerangka konseptual FASB di awal

 bab ini sebenarnya untuk menggambarkan tingkat pengungkapan wajib dan sukarela.

Teori pensignalan ( signaling theory) melandasi pengungkapan sukarela ini.

Manajemen selalu berusaha untuk mengungkapkan informasi privat yang menurut

 pertimbangannya sangat diminati oleh investor dan pemegang saham khususnya

kalau informasi tersebut merupakan berita baik ( good news). Manajemen juga

 berminat menyampaikan informasi yang dapat meningkatkan kredibilitasnya dan

kesuksesan perusahaan meskipun informasi tersebut tidak diwajibkan. Makin besar 

 perusahaan makin banyak pengungkapan sukarela yang disampaikan. Dengan

kebersediaan manajemen dalam pengungkapan sukarela ini, tingkat pengungkapan

wajib yang dapat ditetapkan dapat diarahkan ke tingkat wajar atau bahkan memadaitidak perlu penuh.

REGULASI PENGUNGKAPAN

Mempercayakan pengungkapan sepenuhnya kepada manajemen sama saja

dengan menyerahkan penyediaan informasi kepada pasar. Beberapa argumen

mendukung perlunya regulasi dalam penyediaan informasi. Alasan tersebut adalah

a. Penyalahgunaan (abuse)

 b. Eksternalitas (externalities)

c. Asimetri informasi (information asymmetry)

d. Keengganan manajemen (management reluctance).

Semua regulasi diarahkan untuk mencegah adanya penyalahgunaan dankecurangan ( fraud ) oleh para pelaku pasar modal terutama dalam masalah

Page 10: MK-TA-14.doc

7/27/2019 MK-TA-14.doc

http://slidepdf.com/reader/full/mk-ta-14doc 10/11

 pengungkapan. Hal ini menjadi pemicu dibentuknya SEC dan dikeluarkannya

Securities Act 1933 dan Securities Exchange Act 1934. Intervensi pemerintah

semacam ini diperlukan untuk menjamin efisiensi dan pemerataan dalam hal

informasi melalui regulasi. Misalnya, Securities Act dapat mempengaruhi informasi

dengan mengeluarkan undang-undang yang dapat menjerat pihak yang melakukan

kecurangan dan dapat mewajibkan pelaporan keuangan melalui penyerahan laporan

ke SEC (SEC filings) dan laporan tahunan ke pemegang saham.

Eksternalitas merupakan salah satu alasan diperlukannya regulasi.

Eksternalitas terjadi ketika tindakan satu pihak (dalam hal ini pengungkapan

informasi) mempengaruhi pihak lain yang diuntungkan tanpa menanggung kos atau

dirugikan tanpa dikompensasi. Hal ini akan mengurangi insentif untuk 

mengungkapkan secara penuh informasi meskipun hal tersebut bermanfaat bagi

 banyak orang. Insentif menjadi kurang karena perusahaan yang menyampaikan

informasi tidak mendapat kompensasi untuk itu. Situasi ini disebut kegagalan pasar 

(market failure). Kegagalan pasar dapat diatasi dengan regulasi untuk mendorong

 pengungkapan informasi sebagai tindakan kolektif (collective action) bukan tindakanindividual atau sukarela.

Karena manajemen dan investor/kreditor merupakan pihak yang terpisah dan

hubungan kedua pihak tersebut dapat dipandang sebagai hubungan keagenan,

dikhawatirkan akan terjadi asimetri informasi antara kedua pihak tersebut dengan

manajemen sebagai pihak yang lebih menguasai informasi. Asimetri informasi

mendorong para investor untuk melakukan pencarian informasi nonpublik secara

individual yang mengakibatkan para investor tidak mempunyai informasi yang sama.

Akibatnya, pasar menjadi tidak efisien. Regulasi yang mewajibkan informasi tertentu

diungkap secara public akan mengurangi asimetri informasi baik antara manajemen

dan investor maupun antara para investor sendiri.

Karena kepentingan sendiri ( self-interest ), manajemen cenderung enggan

untuk mengungkapkan informasi yang dapat meningkatkan kemampuannya untuk 

memenuhi kepentingan pribadinya dengan mengorbankan kepentingan umum

( public interst ). Regulasi dapat menyeimbangkan kepentingan tersebut.

Page 11: MK-TA-14.doc

7/27/2019 MK-TA-14.doc

http://slidepdf.com/reader/full/mk-ta-14doc 11/11

Oleh : Chitra Santi (11206024) hal 575-585