42
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teori keperawatan adalah usaha menguraikan dan menjelaskan fenomena dalam keperawatan. Teori keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lainnya dan bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan, memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan keperawatan yang dilakukan. Ada 5 karakteristik dasar teori keperawatan yaitu bersifat sebagai hubungan spesifik dari konsep- konsep keperawatan, bersifat ilmiah, sederhana, berperan sebagai body of knowledge serta menjadi pedoman dalam memperbaiki kualitas praktek keperawatan. Model adalah contoh, menyerupai, merupakan pernyataan simbolik tentang fenomena, menggambarkan teori dari skema konseptual. Model keperawatan berfungsi untuk mengklarifikasi ide atau pola pikir Callista Roy & Orem | 1

Model Keperwatan Calista Roy & Orem

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PIK

Citation preview

Page 1: Model Keperwatan Calista Roy & Orem

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teori keperawatan adalah usaha menguraikan dan menjelaskan

fenomena dalam keperawatan. Teori keperawatan berperan dalam

membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lainnya dan bertujuan untuk

menggambarkan, menjelaskan, memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan

keperawatan yang dilakukan. Ada 5 karakteristik dasar teori keperawatan

yaitu bersifat sebagai hubungan spesifik dari konsep-konsep keperawatan,

bersifat ilmiah, sederhana, berperan sebagai body of knowledge serta menjadi

pedoman dalam memperbaiki kualitas praktek keperawatan.

Model adalah contoh, menyerupai, merupakan pernyataan simbolik

tentang fenomena, menggambarkan teori dari skema konseptual. Model

keperawatan berfungsi untuk mengklarifikasi ide atau pola pikir tentang

keperawatan dan kaitannya dengan praktek keperawatan, meningkatkan pola

pikir kreatif perawat untuk membantu mengembangkan profesi, member

arahan pelayanan klien serta member warna pada pelayanan yang diberikan.

Pandangan model konsep dan teori merupakan gambaran dari bentuk

pelayanan keperawatan yang akan diberikan dalam memenuhi kebutuhan

dasar manusia berdasarkan tindakan dan lingkup pekerjaan dengan arah yang

jelas dalam pelayanan keperawatan. Dalam keperawatan terdapat beberapa

model konsep dan teori keperawatan berdasarkan pandangan ahli dalam

Callista Roy & Orem | 1

Page 2: Model Keperwatan Calista Roy & Orem

bidang keperawatan yang memiliki keyakinan dan nilai yang mendasari,

tujuan yang akan dicapai serta pengetahuan dan keterampilan yang ada.

Model konsep dan teori keperawatan tersebut antara lain menurut Calista Roy

dan Dorothea Orem.

Salah satu teori yang mendasari praktik keperawatan profesional

adalah memandang manusia secara holistik, yaitu meliputi dimensi fisiologis,

psikologis, sosiokultural dan spiritual sebagai suatu kesatuan yang utuh.

Apabila satu dimensi terganggu akan mempengaruhi dimensi lainnya.

Sebagai pemberi asuhan keperawatan, konsep holistik ini merupakan salah

satu konsep keperawatan yang harus di pahami oleh perawat agar dapat

memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas kepada klien. Selain

konsep holistik salah satu teori model keperawatan yang menunjang

perkembangan keperawatan adalah teori model adaptasi Sister Callista Roy,

yang juga memandang manusia sebagai mahluk yang holistik. Teori adaptasi

ini menggunakan pendekatan yang dinamis, di mana peran perawat dalam

memberikan asuhan keperawatan dengan memfasilitasi kemampuan klien

untuk melakukan adaptasi dalam menghadapi perubahan kebutuhan dasarnya.

Dalam proses adaptasi ini, Roy juga memandang manusia secara holistik

yang merupakan satu kesatuan.

Salah satu teori yang sedang dikembangkan adalah teori keperawatan

Dorothea E.Orem yaitu teori Self Care. Orem dalam teori sistem

keperawatannya menggarisbawahi tentang bagaimana kebutuhan self-care

klien dapat dipenuhi oleh perawat, klien atau kedua-duanya. Sistem

Callista Roy & Orem | 2

Page 3: Model Keperwatan Calista Roy & Orem

keperawatan dirancang oleh perawat berdasarkan kebutuhan self-care dan

kemampuan klien dalam menampilkan aktivitas self-care. Apabila ada self-

care deficit, yaitu defisit antara apa yang bisa dilakukan (selfcare agency) dan

apa yang perlu dilakukan untuk mempertahankan fungsi optimum (self-care

demand), disinilah keperawatan diperlukan.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Memahami dan melaksanakan proses keperawatan dengan baik

melalui model konseptual teori Calista roy guna mempertahankan status

kesehatan klien selama proses keperawatan.

2. Tujuan Khusus

a. Memahami teori dan model keperawatan Calista Roy

b. Memahami teori dan model keperawatan Dorothea Orem

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi Layanan Masyarakat

Meningkatkan mutu pelayanan instansi kesehatan serta menambah

informasi, pengetahuan kepada tenaga kesehatan tentang teori dan model

keperawatan.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan pembelajaran, tambahan informasi dalam bidang

Keperawatan.

Callista Roy & Orem | 3

Page 4: Model Keperwatan Calista Roy & Orem

3. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan

Dapat dijadikan penelitian lebih lanjut, sebagai dasar untuk lebih

profesional dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan

demam typhoid.

Callista Roy & Orem | 4

Page 5: Model Keperwatan Calista Roy & Orem

BAB II

KONSEP TEORI

A. Pengertian Konsep dan Teori Keperawatan

Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang

abstrak dan dapat di organisir menjadi simbol-simbol yang nyata, sedangkan

konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka

konseptual atau model keperawatan. Teori itu sendiri merupakan sekelompok

konsep yang membentuk sebuah pola nyata atau suatu pernyataan yang

menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang du dasari oleh fakta-

fakta yang telah di observasi tapi kurang absolute atau bukti secara langsung.

Teori keperawatan menurut Barnum (1990) merupakan usaha-usaha

untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan.

Melalui teori keperawatan dapat dibedakan apakah keperawatan termasuk

disiplin ilmu atau aktivitas lainnya.

Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep

dalam keperawatan sehingga model keperawatan ini mengandung arti aplikasi

dari struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat untuk

menerapkan cara mereka bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang

perawat. Model konsep keperawatan ini digunakan dalam menentukan model

praktek keperawatan, mengingat dalam model keperawatan mengandung

komponen dasar seperti adanya keyakinan dan nilai yang di dasari sebuah

model, adanya tujuan praktek yang ingin dicapai dalam memberikan

Callista Roy & Orem | 5

Page 6: Model Keperwatan Calista Roy & Orem

pelayanan kepada kebutuhan semua pasien serta adanya pengetahuan dan

keterampilan alam hal ini dibutuhkan oleh perawat dalam mengembangkan

tujuannya.

Teori keperawatan selain digunakan untuk menyusun suatu model

yang berhubungan dengan konsep keperawatan, juga memiliki karakteristik

diantaranya:

1. Teori keperawatan mengidentifikasi dan menjabarkan konsep khusus

yang berhubungan dengan hal-hal nyata dalam keparawatan sehingga

teori keperawatan didasarkan pada kenyataan-kenyataan yang ada di

alam

2. Teori keperawatan juga digunakan berdasarkan alasan-alasan yang sesuai

dengan kenyataan yang ada

3. Teori harus konsisten sebagai dasar-dasar dalam mengembangkan model

konsep keperawatan.

4. Dalam menunjang aplikasi, teori harus sederhana dan sifatnya umum

sehingga dapat digunakan pada kondisi apapun dalam praktek

keperawatan

5. Teori dapat digunakan sebagai dasar dalam penelitian keperawatan

sehingga dapat digunakan dalam pedoman praktek keperawatan.

B. Teori dan Model Keperawatan Callista Roy

Model konseptual merupakan suatu kerangka kerja konseptual, sistem

atau skema yang menerangkan tentang serangkaian ide global tentang

Callista Roy & Orem | 6

Page 7: Model Keperwatan Calista Roy & Orem

keterlibatan individu, kelompok, situasi atau kejadian terhadap suatu ilmu dan

pengembangannya. Roy dengan fokus adaptasinya pada manusia terdapat 4

elemen esensial yaitu manusia, lingkungan, kesehatan dan keperawatan.

1. konsep mayor Callista Roy:

a. Sistem adalah kesatuan dari beberapa komponen atau elemen yang

saling berhubungan sehingga membentuk suatu kesatuan yang meliputi

adanya input, control, proses, output dan umpan balik.

b. Derajat adaptasi adalah perubahan tetap sebagai hasil dari stimulus

fokal, konsektual dan residual.

c. Problem Adaptasi adalah kejadian atau situasi yang tidak sesuai

dengan kebutuhan.

d. Stimulus Fokal adalah stimulus yang mengharuskan manusia berespon

adaptif.

e. Stimulus Kontekstual adalah seluruh stimulus yang memberikan

kontribusi perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh stimulus

fokal.

f. Stimulus residual adalah seluruh faktor yang memberikan kontribusi

terhadap perubaha tingkah laku tetapi belum dapat di validasi.

g. Regulator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon

otomatik melalui neural, cemikal dan proses endokrin.

h. Kognator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon

melalui proses yang komplek dari persepsi informasi, mengambil

keputusan dan belajar.

Callista Roy & Orem | 7

Page 8: Model Keperwatan Calista Roy & Orem

i. Model efektor adaptif adalah kognator yaitu fisiological, fungsi peran,

interdependensi dan konsep diri.

j. Respon adaptif adalah respon yang meningkatkan integritas manusia

dalam mencapai tujuan manusia untuk mempertahankan kehidupan.

k. Fisiologis adalah kebutuhan fisiologis termasuk kebutuhan dasar dan

bagaimana proses adaptasi dilakukan.

l. Konsep diri adalah seluruh keyakinan dan perasaan

m. Penampilan peran adalah penampilan fungsi peran dalam hubungannya

di dalam hubungannya di lingkungan sosial.

n. Interdependensi adalah hubungan individu dengan orang lain sebagai

support sistem.

2. elemen esensial menurut Roy :

a. Manusia

Manusia sebagai penerima pelayanan asuhan keperawatan

mencakup individu, keluarga, kelompok atau masyarakat. Menurut

Roy manusia adalah sebuah sistem adaptif, sebagai sistem yang adaptif

manusia digambarkan secara holistic sebagai satu kesatuan yang

memiliki input, control, output dan proses umpan balik. Lebih khusus

manusia didefinisikan sebagai sistem adaptif dengan aktivitas kognator

dan regulator untuk mempertahankan adaptasi, empat cara adaptasinya

yaitu fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi.

Sebagai sistem yang adaptif manusia digambarkan dalam istilah

Callista Roy & Orem | 8

Page 9: Model Keperwatan Calista Roy & Orem

karakteristik, jadi manusia dilihat sebagai satu kesatuan yang saling

berhubungan antar unit secara keseluruhan atau beberapa unit untuk

beberapa tujuan.

b. Lingkungan

Menurut Roy lingkungan merupakan konsep utama dalam interaksi

manusia secara konstan. Lingkungan adalah semua kondisi, keadaan

dan kondisi tertentu yang dapat mempengaruhi perkembangan dan

perilaku individu maupun kelompok.

c. Kesehatan

Kesehatan didefinisikan sebagai keadaan dan proses menjadi

manusia secara utuh dan terintegrasi secara keseluruhan. Dalam model

keperawatan konsep sehat dihubungkan dengan konsep adaptasi.

Adaptasi adalah komponen pusat dalam model keperawatan, dalam hal

ini manusia digambarkan sebagai suatu sistem yang adaptif. Proses

adaptasi termasuk semua interaksi manusia dengan lingkungan yang

terdiri dari dua proses, proses yang pertama dimulai dengan perubahan

dalam lingkungan internal dan eksternal dan proses yang kedua adalah

mekanisme koping yang menghasilkan respon adaptif dan inefektif.

d. Keperawatan

Menurut Roy keperawatan didefinisikan sebagai disiplin ilmu dan

praktek. Keperawatan sebagai disiplin ilmu mengobservasi,

mengklasifikasikan, dan menghubungkan proses yang berpengaruh

terhadap kesehatan. Keperawatan menggunakan pendekatan

Callista Roy & Orem | 9

Page 10: Model Keperwatan Calista Roy & Orem

pengetahuan untuk menyediakan pelayanan bagi orang-orang.

Keperawatan meningkatkan adaptasi individu untuk meningkatkan

kesehatan, jadi model adaptasi keperawatan menggambarkan lebih

khusus perkembangan ilmu keperawatan dan praktek keperawatan.

Dalam model tersebut keperawatan terdiri dari tujuan perawat dan

aktifitas perawat. Tujuan keperawatan adalah mempertinggi interaksi

manusia dengan lingkungannya, peningkatan adaptasi dilakukan

melalui empat cara yaitu fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran

dan interdependensi. Tujuan keperawatan diraih ketika stimulus fokal

berada dalam wilayah dengan tingkatan adaptasi manusia. Adaptasi

membebaskan energi dari upaya koping yang tidak efektif dan

memungkinkan individu untuk merespon stimulus yang lain, kondisi

seperti ini dapat meningkatkan penyembuhan dan kesehatan.

3. Teori Penegasan

Dalam teorinya sister Callista Roy memiliki dua model

mekanisme yaitu:

a. Fungsi atau proses control yang terdiri dari :

1) Kognator

2) Regulator

Callista Roy & Orem | 10

Page 11: Model Keperwatan Calista Roy & Orem

b. Efektor, mekanisme ini dibagi menjadi empat yaitu

1) Fisiologi

Fungsi fisiologi berhubungan dengan struktur tubuh dan

fungsinya. Roy mengidentifikasi sembilan kebutuhan dasar

fisiologis yang harus dipenuhi untuk mempertahankan

integritas, yang dibagi menjadi dua bagian, mode fungsi

fisiologis tingkat dasar yang terdiri dari 5 kebutuhan dan fungsi

fisiologis dengan proses yang kompleks terdiri dari 4 bagian

yaitu :

a) Oksigenasi: Kebutuhan tubuh terhadap oksigen dan

prosesnya, yaitu ventilasi, pertukaran gas dan transpor gas.

b) Nutrisi: Mulai dari proses ingesti dan asimilasi makanan

untuk mempertahankan fungsi, meningkatkan pertumbuhan

dan mengganti jaringan yang injuri.

c) Eliminasi: Yaitu ekskresi hasil dari metabolisme dari

instestinal dan ginjal.

d) Aktivitas dan istirahat: Kebutuhan keseimbangan aktivitas

fisik dan istirahat yang digunakan untuk mengoptimalkan

fungsi fisiologis dalam memperbaiki dan memulihkan

semua komponen-komponen.

e) Proteksi/ perlindungan: Sebagai dasar defens tubuh

termasuk proses imunitas dan struktur integumen ( kulit,

Callista Roy & Orem | 11

Page 12: Model Keperwatan Calista Roy & Orem

rambut dan kuku) dimana hal ini penting sebagai fungsi

proteksi dari infeksi, trauma dan perubahan suhu.

f) The sense / perasaan: Penglihatan, pendengaran, perkataan,

rasa dan bau memungkinkan seseorang berinteraksi dengan

lingkungan . Sensasi nyeri penting dipertimbangkan dalam

pengkajian perasaan.

g) Cairan dan elektrolit: Keseimbangan cairan dan elektrolit di

dalamnya termasuk air, elektrolit, asam basa dalam seluler,

ekstrasel dan fungsi sistemik. Sebaliknya inefektif fungsi

sistem fisiologis dapat menyebabkan ketidakseimbangan

elektrolit.

h) Fungsi syaraf / neurologis: Hubungan-hubungan neurologis

merupakan bagian integral dari regulator koping

mekanisme seseorang. Mereka mempunyai fungsi untuk

mengendalikan dan mengkoordinasi pergerakan tubuh,

kesadaran dan proses emosi kognitif yang baik untuk

mengatur aktivitas organ-organ tubuh.

i) Fungsi endokrin: Aksi endokrin adalah pengeluaran horman

sesuai dengan fungsi neurologis, untuk menyatukan dan

mengkoordinasi fungsi tubuh. Aktivitas endokrin

mempunyai peran yang signifikan dalam respon stress dan

merupakan dari regulator koping mekanisme

Callista Roy & Orem | 12

Page 13: Model Keperwatan Calista Roy & Orem

2) Konsep diri

Mode konsep diri berhubungan dengan psikososial

dengan penekanan spesifik pada aspek psikososial dan spiritual

manusia. Kebutuhan dari konsep diri ini berhubungan dengan

integritas psikis antara lain persepsi, aktivitas mental dan

ekspresi perasaan. Konsep diri menurut Roy terdiri dari dua

komponen yaitu the physical self dan the personal self.

a) The physical self, yaitu bagaimana seseorang memandang

dirinya berhubungan dengan sensasi tubuhnya dan

gambaran tubuhnya.Kesulitan pada area ini sering terlihat

pada saat merasa kehilangan, seperti setelah operasi,

amputasi atau hilang kemampuan seksualitas.

b) The personal self, yaitu berkaitan dengan konsistensi diri,

ideal diri, moral- etik dan spiritual diri orang

tersebut.Perasaan cemas, hilangnya kekuatan atau takut

merupakan hal yang berat dalam area ini.

3) Fungsi peran

Mode fungsi peran mengenal pola–pola interaksi sosial

seseorang dalam hubungannya dengan orang lain, yang

dicerminkan dalam peran primer, sekunder dan tersier.

Fokusnya pada bagaimana seseorang dapat memerankan

dirinya dimasyarakat sesuai kedudukannya.

Callista Roy & Orem | 13

Page 14: Model Keperwatan Calista Roy & Orem

4) Interpendensi

Mode interdependensi adalah bagian akhir dari mode

yang dijabarkan oleh Roy. Fokusnya adalah interaksi untuk

saling memberi dan menerima cinta/ kasih sayang, perhatian

dan saling menghargai.

Interdependensi yaitu keseimbangan antara

ketergantungan dan kemandirian dalam menerima sesuatu

untuk dirinya. Ketergantungan ditunjukkan dengan kemampuan

untuk afiliasi dengan orang lain. Kemandirian ditunjukkan oleh

kemampuan berinisiatif untuk melakukan tindakan bagi

dirinya.Interdependensi dapat dilihat dari keseimbangan antara

dua nilai ekstrim, yaitu memberi dan menerima.

Output dari manusia sebagai suatu sistem adaptif adalah

respon inefektif. Respon-respon yang adaptif itu

mempertahankan atau meningkatkan integritas, sedangkan

respon yang tidak efektif atau maladaptif itu mengganggu

integritas. Melalui proses umpan balik respon-respon

memberikan lebih lanjut masukan (input) pada manusia sebagai

suatu sisem. Subsistem regulator dan kognator adalah

mekanisme adaptasi atau koping dengan perubahan

lingkungan, dan diperlihatkan melalui perubahan biologis,

psikologis, dan social. Subsistem regulator adalah gambaran

respon yang kaitannya dengan perubahan pada sistem saraf,

Callista Roy & Orem | 14

Page 15: Model Keperwatan Calista Roy & Orem

kimia tubuh dan organ endokrin serta subsistem kognator

adalah gambaran respon yang kaitannya dengan perubahan

kognitif dan emosi, termasuk didalamnya persepsi, proses

informasi, pembelajaran, dan membuat alasan dan emosional,

yang termasuk didalamnya mempertahankan untuk mencari

bantuan.

C. Teori Dan Model Keperawatan Dorothea Orem

Konsep keperawatan Orem mendasari peran perawat dalam memenuhi

kebutuhan perawatan dari klien untuk menerapkan kemandirian dan

kesehatan yang optimal, Orem mengembangkan teori yang saling

berhubungan yaitu teori “Self Care Deficit”, Teori “Self Care”, dan teori

“Nursing System”, ketiga teori tersebut berfokus pada manusia

menyeimbangkan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya dengan

merawat diri mereka sendiri

1. Teori Self care Deficite

Self Care Defisit merupakan bagian penting dalam perawatan

secara umum di mana segala perencanaan keperawatan diberikan pada

saat perawatan dibutuhkan. Keperawatan dibutuhkan seseorang pada saat

tidak mampu atau terbatas untuk melakukan self carenya secara terus

menerus. Inti dari teori ini menggambarkan manusia sebagai penerima

perawatan yang tidak mampu memenuhi kebutuhan keperawatan dirinya

dan memeliki berbagai keterbatasan-keterbatan dalam mencapai dalam

Callista Roy & Orem | 15

Page 16: Model Keperwatan Calista Roy & Orem

mencapai taraf kesehatannya, perawatn yang diberikan didasarkan

kepada tingkat ketergantungan, yaitu ketergantungan total atau parsial.

Defisit perawatan diri menjelaskan hubungan antar kemampuan

seseorang dalam bertindak/beraktivitas dengan tuntutan kebutuhan

tentang perawatan diri, sehingga bila tuntutan lebih besar dari

kemampuan, maka ia akan memngalami penurunan defisit perawatan

diri.

2. Teori Self Care

Teori Self Care adalah tindakan yang matang dan mementingkan

orang lain yang mempunyai potensi untuk berkembang, serta

mengembangkan kemampuan yang dimiliki agar dapat menggunakan

secara tepat, nyata dan valid untuk mempertahankan fungsi dan

berkembang dengan stabil dalam perubahan lingkungan, Self Care

digunakan untuk mengontrol atau faktor external dan internal yang

mempengaruhi aktifitas seseorang untuk menjalankan fungsinya dan

berperanan untuk mencapai kesejahteraannya. Teori self care meliputi :

a. Self Care merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta

dilaksananakan oleh individu itu sendiri dalam memenuhi serta

mempertahankan kehidupan, kesehatan serta kesejahteraan.

b. Self Care Agency merupakan suatu kemampuan individu dalam

melakukan perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oeh usia,

perkembangan, sosiokultural, kesehatan dan lain-lain.

Callista Roy & Orem | 16

Page 17: Model Keperwatan Calista Roy & Orem

c. Theurapetic Self Care Demand tuntutan atau permintaan dalam

perawatan diri sendiri yang merupakan tindakan mandiri yang

dilakukan dalam waktu tertentu untuk perawatan diri sendiri dengan

menggunakan metode dan alat dalam tindakan yang tepat.

d. Self Care Requisites: Kebutuhan self care merupakan suatu tindakan

yang ditujukan pada penyediaan dan perawatan diri sendiri yang

bersifat universal dan berhubungan dengan proses kehidupan

manusia serta dalam upaya mepertahankan fungsi tubuh. Self Care

Reuisites terdiri dari beberapa jenis, yaitu: Universal Self Care

Requisites (kebutuhan universal manusia yang merupakan kebutuhan

dasar), Developmental Self Care Requisites (kebutuhan yang

berhubungan perkembangan indvidu) dan Health Deviation

Requisites (kebutuhan yang timbul sebagai hasil dari kondisi pasien).

3. Teori Nursing Sistem

Sistem keperawatan, ketika perawat menentukan, mendisain, dan

menyediakan perawatan yang mengatur individu dan mencapai

pemenuhan kebutuhan perawatan diri. Orem memberikan identifikasi

dalam sistem pelayanan keperawatan diantaranya:

a. Sistem Bantuan Secara Penuh (Wholly Copensatory System ).

Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan

secara penuh pada pasien dikarenakan ketidamampuan pasien dalam

memenuhi tindakan perawatan secara mandiri yang memerlukan

Callista Roy & Orem | 17

Page 18: Model Keperwatan Calista Roy & Orem

bantuan dalam pergerakan, pengontrolan, dan ambulansi serta

adanya manipulasi gerakan. Contoh: pemberian bantuan pada pasien

koma.

b. Sistem Bntuan Sebagian (Partially Compensatory System).

Merupakan sistem dalam pemberian perawatan diri sendiri secara

sebagian saja dan ditujukan kepada pasien yang memerlukan

bantuan secara minimal. Contoh: perawatan pada pasien post operasi

abdomen di mana pasien tidak memiliki kemampuan untuk

melakukan perawatan luka.

c. Sistem Supportif dan Edukatif. Merupakan sistem bantuan yang

diberikan pada pasien yang membutuhkan dukungan pendidikan

dengan harapan pasien mampu memerlukan perawatan secara

mandiri. Sistem ini dilakukan agara pasien mampu melakukan

tindakan keperawatan setelah dilakukan pembelajaran. Contoh:

pemberian sistem ini dapat dilakukan pada pasien yang memelukan

informasi pada pengaturan kelahiran.

Callista Roy & Orem | 18

Page 19: Model Keperwatan Calista Roy & Orem

BAB III

GAMBARAN KASUS

A. Asuhan Keperawatan Menurut Callista Roy

Model adaptasi Roy memberikan petunjuk untuk perawat dalam

mengembangkan proses keperawatan. Elemen dalam proses keperawatan

menurut Roy meliputi pengkajian tahap pertama dan kedua, diagnosa, tujuan,

intervensi, dan evaluasi. Langkah-langkah tersebut sama dengan proses

keperawatan secara umum.

1. Pengkajian

Roy merekomendasikan pengkajian dibagi menjadi dua bagian,

yaitu pengkajian tahap I dan pengkajian tahap II. Pengkajian pertama

meliputi pengumpulan data tentang perilaku klien sebagai suatu system

adaptif berhubungan dengan masing-masing mode adaptasi: fisiologis,

konsep diri, fungsi peran dan ketergantungan. Oleh karena itu pengkajian

pertama diartikan sebagai pengkajian perilaku, yaitu pengkajian klien

terhadap masing-masing mode adaptasi secara sistematik dan holistik.

Setelah pengkajian pertama, perawat menganalisa pola perubahan

perilaku klien tentang ketidakefektifan respon atau respon adaptif yang

memerlukan dukungan perawat. Jika ditemukan ketidakefektifan respon

(mal-adaptif), perawat melaksanakan pengkajian tahap kedua. Pada tahap

ini, perawat mengumpulkan data tentang stimulus fokal, kontekstual dan

residual yang berdampak terhadap klien. Menurut Martinez, factor yang

Callista Roy & Orem | 19

Page 20: Model Keperwatan Calista Roy & Orem

mempengaruhi respon adaptif meliputi: genetik; jenis kelamin, tahap

perkembangan, obat-obatan, alkohol, merokok, konsep diri, fungsi peran,

ketergantungan, pola interaksi social; mekanisme koping dan gaya, stres

fisik dan emosi; budaya;dan lingkungan fisik

2. Perumusan diagnosa keperawatan

Roy mendefinisikan 3 metode untuk menyusun diagnosa keperawatan :

a) Menggunakan tipologi diagnosa yang dikembangkan oleh Roy dan

berhubungan dengan 4 mode adaptif dalam mengaplikasikan

diagnosa ini, diagnosa pada kasus Tn. Smith adalah “hypoxia”.

b) Menggunakan diagnosa dengan pernyataan/mengobservasi dari

perilaku yang tampak dan berpengaruh tehadap stimulusnya. Dengan

menggunakan metode diagnosa ini maka diagnosanya adalah “nyeri

dada disebabkan oleh kekurangan oksigen pada otot jantung

berhubungan dengan cuaca lingkungan yang panas”.

c) Menyimpulkan perilaku dari satu atau lebih adaptif mode

berhubungan dengan stimulus yang sama, yaitu berhubunga.

Misalnya jika seorang petani mengalami nyeri dada, dimana ia

bekerja di luar pada cuaca yang panas. Pada kasus ini, diagnosa yang

sesuai adalah “kegagalan peran berhubungan dengan keterbatasan

fisik (myocardial) untuk bekerja di cuaca yang panas”

3. Intervensi keperawatan

Intervensi keperawatan adalah suatu perencanaan dengan tujuan

merubah atau memanipulasi stimulus fokal, kontekstual, dan residual.

Callista Roy & Orem | 20

Page 21: Model Keperwatan Calista Roy & Orem

Pelaksanaannya juga ditujukan kepada kemampuan klien dalam koping

secara luas, supaya stimulus secara keseluruhan dapat terjadi pada klien,

sehinga total stimuli berkurang dan kemampuan adaptasi meningkat.

Tujuan intervensi keperawatan adalah pencapaian kondisi yang

optimal, dengan menggunakan koping yang konstruktif. Tujuan jangka

panjang harus dapat menggambarkan penyelesaian masalah adaptif dan

ketersediaan energi untuk memenuhi kebutuhan tersebut

(mempertahankan, pertumbuhan, reproduksi). Tujuan jangka pendek

mengidentifikasi harapan perilaku klien setelah manipulasi stimulus

fokal, kontekstual dan residual.

4. Implementasi

Implementasi keperawatan direncanakan dengan tujuan merubah

atau memanipulasi fokal, kontextual dan residual stimuli dan juga

memperluas kemampuan koping seseorang pada zona adaptasi sehinga

total stimuli berkurang dan kemampuan adaptasi meningkat.

5. Evaluasi

Penilaian terakhir dari proses keperawatan berdasarkan tujuan

keperawatan yang ditetapkan. Penetapan keberhasilan suatu asuhan

keperawatan didasarkan pada perubahan perilaku dari kriteria hasil yang

ditetapkan, yaitu terjadinya adaptasi pada individu.

Callista Roy & Orem | 21

Page 22: Model Keperwatan Calista Roy & Orem

B. Asuhan Keperawatan Menurut Dorothea Orem

Menurut Orem asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan

bahwa setiap orang mempelajari kemampuan untuk merawat diri sendiri

sehingga membantu individu memenuhi kebutuhan hidup, memelihara

kesehatan dan kesejahteraan. Teori ini dikenal dengan teori self care

(perawatan diri).

Orang dewasa dapat merawat diri mereka sendiri, sedangkan bayi,

lansia dan orang sakit membutuhkan bantuan untuk memenuhi aktivitas self

care mereka. Orem mengklasifikasikan dalam 3 kebutuhan, yaitu:

1. Universal self care requisites (kebutuhan perawatan diri universal):

kebutuhan yang umumnya dibutuhkan oleh manusia selama siklus

kehidupannya seperti kebutuhan fisiologis dan psikososial termasuk

kebutuhan udara, air, makanan, eliminasi, aktivitas, istirahat, sosial, dan

pencegahan bahaya. Hal tersebut dibutuhkan manusia untuk

perkembangan dan pertumbuhan, penyesuaian terhadap lingkungan, dan

lainnya yang berguna bagi kelangsungan hidupnya.

2. Development self care requisites (kebutuhan perawatan diri

pengembangan): kebutuhan yang berhubungan dengan pertumbuhan

manusia dan proses perkembangannya, kondisi, peristiwa yang terjadi

selama variasi tahap dalam siklus kehidupan (misal, bayi prematur dan

kehamilan) dan kejadian yang dapat berpengaruh buruk terhadap

perkembangan. Hal ini berguna untuk meningkatkan proses perkembangan

sepanjang siklus hidup.

Callista Roy & Orem | 22

Page 23: Model Keperwatan Calista Roy & Orem

3. Health deviation self care requisites (kebutuhan perawatan diri

penyimpangan kesehatan): kebutuhan yang berhubungan dengan genetik

atau keturunan,kerusakan struktur manusia, kerusakan atau

penyimpanngan cara, struktur norma, penyimpangan fungsi atau peran

dengan pengaruhnya, diagnosa medis dan penatalaksanaan terukur beserta

pengaruhnya, dan integritas yang dapat mengganggu kemampuan

seseorang untuk melakukan self care.

Tiga jenis kebutuhan tersebut didasarkan oleh beberapa asumsi, yaitu:

1. Human being (Kehidupan manusia): oleh alam, memiliki kebutuhan

umum akan pemenuhan beberapa zat (udara, air, dan makanan) dan

untuk mengelola kondisi kehidupan yang menyokong proses hidup,

pembentukan dan pemeliharaan integritas structural, serta pemeliharaan

dan peningkatan integritas fungsional.

2. Perkembangan manusia: dari kehidupan di dalam rahim hingga

pematangan ke dewasaan memerlukan pembentukan dan pemeliharaan

kondisi yang meningkatkan proses pertumbuhan dan perkembangan di

setiap periode dalam daur hidup.

3. Kerusakan genetik maupun perkembangan dan penyimpangan dari

struktur normal dan integritas fungsional serta kesehatan menimbulkan

beberapa persyaratan/permintaan untuk pencegahan, tindakan pengaturan

untuk mengontrol perluasan dan mengurangi dampaknya.

Callista Roy & Orem | 23

Page 24: Model Keperwatan Calista Roy & Orem

Asuhan keperawatan mandiri dilakukan dengan memperhatikan tingkat

ketergantuangan atau kebutuhan klien dan kemampuan klien. Oleh karena itu

ada 3 tingkatan dalam asuhan keperawatan mandiri, yaitu:

1. Perawat memberi keperawatan total ketika pertama kali asuhan

keperawatan dilakukan karena tingkat ketergantungan klien yang tinggi

(sistem pengganti keseluruhan).

2. Perawat dan pasien saling berkolaborasi dalam tindakan keperawatan

(sistem pengganti sebagian).

3. Pasien merawat diri sendiri dengan bimbingan perawat (sistem

dukungan/pendidikan

Callista Roy & Orem | 24

Page 25: Model Keperwatan Calista Roy & Orem

BAB IV

ANALISA KASUS

A. Analisa Kasus Keperawatan Calista Roy

Roy mampu mengembangkan dan menggabungkan beberapa teori

sehingga dapat mengembangkan model perpaduannya. Yang hingga kini

masih menjadi pegangan bagi para perawat. Keeksistensiannya tentu

memiliki sifat kuat atau memiliki kelebihan dalam penerapan konsepnya

dibanding dengan konsep lainnya. Kelebihan dari teori dan model

konseptualnya adalah terletak pada teori praktek dan model adaptasi yang

dikemukakan oleh Roy perawat bisa mengkaji respon perilaku pasien

terhadap stimulus yaitu mode fungsi fisiologis, konsep diri, mode fungsi

peran dan mode interdependensi. Selain itu perawat juga bisa mengkaji

stressor yang dihadapi oleh pasien yaitu stimulus fokal, konektual dan

residual, sehingga diagnosis yang dilakukan oleh perawat bisa lebih lengkap

dan akurat.

Dengan penerapan dari teory adaptasi Roy perawat sebagai pemberi

asuhan keperawatan dapat mengetahui dan lebih memahami individu, tentang

hal-hal yang menyebabkan stress pada individu, proses mekanisme koping

dan effektor sebagai upaya individu untuk mengatasi stress. Sedangkan

kelemahan dari model adaptasi Roy ini adalah terletak pada sasarannya.

Model adaptasi Roy ini hanya berfokus pada proses adaptasi pasien dan

bagaimana pemecahan masalah pasien dengan menggunakan proses

Callista Roy & Orem | 25

Page 26: Model Keperwatan Calista Roy & Orem

keperawatan dan tidak menjelaskan bagaimana sikap dan perilaku cara

merawat (caring) pada pasien. Sehingga seorang perawat yang tidak

mempunyai perilaku caring ini akan menjadi sterssor bagi para pasiennya.

B. Analisa Kasus Keperawatan Dorothea Orem

Teori Orem sangat mungkin dikembangkan karena masalah

keperawatan semakin kompleks dan bantuan keperawatan sangat dibutuhkan,

sehingga klien diharapkan tidak selalu bergantung pada perawat dalam self

care. Terutama dalam proses keperawatan teori Orem sangat berperan penting

dalam membantu pasien untuk membawa pada pada perawatan mandiri untuk

diri pasien sehingga tidak selalu bergantung pada perawat. Selain itu proses

keperawatan yang berlandaskan pada teori Orem akan mempermudan pasien

untuk selanjunya mempertahankan kesehatannya karena mendapatkan

pendidikan pula dari perawat.

Model konsep self care mempunyai makna bahwa semua manusia

mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk

memperolehnya sendiri kecuali jika tidak mampu. Dengan demikian perawat

mengakui potensi klien untuk berpartisipasi merawat dirinya sendiri pada

tingkat kemampuannya dan perawatan dapat menentukan tingkat bantuan

yang akan diberikan dan untuk dapat menerapkan teori keperawatan ini

diperlukan suatu pengetahuan dan ketrampilan yang mendalam terhadap teori

keperawatan sehingga diperoleh kemampuan tehnikal dan sikap yang

terapeutik.

Callista Roy & Orem | 26

Page 27: Model Keperwatan Calista Roy & Orem

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara umum, pembaca diharapkan mampu menelaah dan

mempelajari setiap konsep dan model keperawatan yang sudah berkembang

dan mampu membandingkan teori dan model praktik yang sesuai dengan

ilmu keperawatan itu sendiri sehingga tidak bertentangan dengan etika,

norma dan budaya.

Dengan mempelajari model konsep maka dapat disimpulkan bahwa

perawat harus memahami apa yang harus dilakukan secara tepat dan akurat

sehingga klien dapat memperoleh haknya secara tepat dan benar. Asuhan

keperawatan dengan pemilihan model konsep yang sesuai dengan

karakteristik klien dapat memberikan asuhan keperawatan yang relevan.

B. Saran

Penulis adalah mahasiswa yang masih aktif mohon dorongan dan

kritikan bagi pembaca untuk membangun kami agar lebih baik kedepannya

serta makalah ini mudah mudahan dapat menambah cakrawala ilmu bagi

pembaca.

Callista Roy & Orem | 27