15
MODUL 3 BIPOLAR JUNCTION TRANSISTOR LAPORAN PRAKTIKUM Laporan ini dibuat sebagai syarat lulus mata kuliah MS3204 Mekatronika 1 Disusun oleh : Saniy Shabrina 13111060 Darel Muhammad Kamil 13112128 Asisten : Fariz Khairul Arifin (13111019) FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA DEPARTEMEN TEKNIK MESIN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2015

MODUL 3 BJT

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu mata kuliah Teknik Mesin ITB yaitu Mekatronika 1.

Citation preview

  • MODUL 3

    BIPOLAR JUNCTION TRANSISTOR

    LAPORAN PRAKTIKUM

    Laporan ini dibuat sebagai syarat lulus mata kuliah MS3204 Mekatronika 1

    Disusun oleh :

    Saniy Shabrina 13111060

    Darel Muhammad Kamil 13112128

    Asisten :

    Fariz Khairul Arifin (13111019)

    FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA

    DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

    INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    2015

  • ABSTRAK

    Transistor merupakan salah satu komponen elektronik yang terbuat dari bahan

    semikonduktor. Salah satu jenis transistor yang dipelajari adalah jenis Bipolar Junction

    Transistor. Bahan semikonduktor yang umum kita jumpai sebagai komponen penyusun

    BJT(Bipolar Junction Transistor) adalah N dan P dengan susunan NPN atau PNP. Setiap

    BJT, memiliki karakteristik tertentu agar bisa dimanfaatkan dengan baik.

    Pada laporan ini akan dibahas mengenai karakteristik kolektor dari BJT serta

    menganalisis perbandingan arus kolektor dan arus base pada BJT yang digunakan pada saat

    praktikum.

    Kata kunci : Bipolar Juntction Transistor, cut-off region, saturation region, active region

  • BAB 1. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Bipolar Junction Transistor merupakan salah satu komponen semikonduktor yang

    pengaplikasiannya sangat sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu

    manfaat dari penggunaan BJT adalah sebagai pengatur arus besar dengan menggunakan

    arus yang kecil agar orang yang mengatur arus bisa terhindar terpapar arus yang besar dan

    berbahaya bagi keselamatan.

    Sudah selayaknya mahasiswa Teknik Mesin yang nantinya akan menjadi

    insinyur, sangatlah perlu untuk memahami secara mendalam tentang karakteristik dan

    kegunaan dari BJT baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam dunia industri

    nantinya. Pembelajaran dari ruang kelas saja masih dirasa kurang untuk memahami

    tentang BJT. Oleh karena itu, perlu dilakukan praktikum mengengai BJT. Harapannya,

    insinyur lulusan Teknik Mesin ITB nanti dapat menemukan masalah, menganlisis

    masalah sekaligus mensolusikan permasalahan yang memiliki katian erat dengan BJT.

    1.2 Tujuan

    a. Membuat dan menganalisis kurva karakteristik kolektor dari Bipolar Junction

    Transistor (BJT).

    b. Menghitung besarnya dc berdasarkan hasil percobaan

  • BAB 2. DASAR TEORI

    BJT terdiri dari 3 bagian semikonduktor yang terpisah oleh dua pn junctions. Tiga

    daerah tersebut adalah emitter, base dan collector. Istilah Bipolar mengacu pada penggunaan

    kedua holes dan elektron sebagai pembawa arus pada struktur transistor.

    Gambar 2.1 Konstruksi BJT

    Gambar 2.2 Jenis BJT (npn dan pnp)

  • .

    Gambar 2.3 Keadaan kerja BJT

    BJT bekerja pada keadaan forward-reverse bias

    BJT berpoperasi menggunakan prinsip yang tidak berjauh berbeda dengan dioda yaitu

    dengan memanfaatkan daerah deplesi. Gambar di bawah ini menggambarkan bagaimana

    proses aliran elektron pada BJT.

    Gambar 2.4 Gambaran aliran elektron pada BJT

  • Semikonduktor jenis n, memiliki densitas konduksi elektron bebas yang sangat tinggi.

    Elektron bebas ini sangat mudah berdifusi melalui BE junction ke bagian p daerah base. Base

    memiliki densitias holes yang kecil sebagai pembawa utama (lingkaran putih pada gambar).

    Karena elektron mengalir ke arah n kolektor, maka arus akan cenderung untuk mengalir ke n

    emitter.

    Gambar 2.5 Simbol BJT

    Analisis rangkaian BJT :

    Gambar 2.6 Simbol rangkaian BJT

    IB : arus base dc

    IE : arus emitter dc

    IC : arus kolektor dc

    VBE : tegangan dc antara base dengan emiter

    VCB : tegangan dc antara kolektor dengan base

    VCE : tegangan dc antara kolektor dengan emiter

    VBB : tegangan supply pada base

    VCC : tegangan supply pada kolektor

  • Daerah kerja BJT :

    Gambar 2.7 Kurva karakterisik kolektor BJT

    Gambar 2.8 Daerah kerja BJT

  • a. Daerah saturasi :

    Ketika base junction dalam keadaan bias maju dan arus pada base ditingkatkan,

    arus yang ada pada kolektor juga akan meningkat dan VCE akan berkurang sebagai

    dari semakin meningkatnya arus kolektor (VCE = VCC ICRC). Nilainya akan terus

    berkurang sampai pada keadaan tertentu di mana nilainya akan menjadi VCE(sat)

    yang besarnya 0,2 V.

    Gambar 2.9 Keadaan saturasi

    b. Daerah cutoff

    Ketika arus yang mengalir ke base besarnya 0, maka keadaan ini disebut sebagai

    cut off. Pada keadaan ini, terdapat arus yang sangat kecil ICEO akibat pembawa

    panas. Besar arus tersebut dapat diabaikan, sehingga pada keadaan ini, VCE = VCC.

    Gambar 2.10 Keadaan cut-off

    c. Daerah aktif :

    Merupakan daerah di mana BJT bekerja yang mana besar IB dan VCE melebihi

    keadaan kritisnya seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.

  • Gambar 2.11 Daerah aktif suatu BJT pada IB tertentu

  • BAB 3. METODOLOGI

    a. Alat dan Bahan

    1. 2 DC Power Supply

    2. Digital Multimeter

    3. Breadboard

    4. Transistor 2N3904

    5. Resistor 2 k dan 30 k

    b. Prosedur pengukuran

    1. Buatlah rangkaian seperti pada gambar di bawah ini dengan Rb = 30 k dan

    Rc = 300

    2. Ukurlah nilai IB , Ic , dan VCE . Untuk pengukuran arus Ic bisa melalui

    perhitungan tanpa dikur terlebih dahulu

    3. Ambil data IB , dari rentang 20 A 80 A dengan rentang sebesar 20 A.

    4. Pada data arus tersebut, atur VCE pada power supply dari rentang 2 V 16 V

    dengan kenaikan sebesar 2 V.

    5. Catat Vcc yang terukur pada mikrometer setiap rentang IB dengan merubah

    VCE dari 2 V sampai 16 V.

  • BAB 4. DATA DAN ANALISIS

    Data yang didapatkan berupa data VCC :

    VCE IB = 20 A IB = 40 A IB = 60 A IB = 80 A

    2 V 4.4 6.5 8.3 11.5

    4 V 6.4 8.5 10.5 13.7

    6 V 8.3 11 12.9 16.7

    8 V 10.5 13.2 15.2 19.3

    10 V 12.3 15.3 17.6 21.6

    12 V 14.7 17.7 20.1 25.1

    14 V 17.0 20.5 23.1 28.5

    16 V 19.2 23 25.3 31.5

    Untuk mencari data Icc (dengan Rc = 298 )

    Icc =

    VCE (V)

    IB = 20 A IB = 40 A IB = 60 A IB = 80 A

    2 0.00805369 0.01510067 0.02114094 0.03187919

    4 0.00805369 0.01510067 0.02181208 0.03255034

    6 0.00771812 0.01677852 0.02315436 0.03590604

    8 0.00838926 0.01744966 0.02416107 0.03791946

    10 0.00771812 0.01778523 0.02550336 0.03892617

    12 0.0090604 0.01912752 0.02718121 0.04395973

    14 0.01006711 0.02181208 0.03053691 0.04865772

    16 0.01073826 0.02348993 0.03120805 0.05201342

    Untuk mendapatkan nilai maka : = IC/IB sehingga :

    VCE (V) 20 40 60 80

    2 402.6845638 377.5168 352.349 398.4899

    4 402.6845638 377.5168 363.5347 406.8792

    6 385.9060403 419.4631 385.906 448.8255

    8 419.4630872 436.2416 402.6846 473.9933

    10 385.9060403 444.6309 425.0559 486.5772

    12 453.0201342 478.1879 453.0201 549.4966

    14 503.3557047 545.302 508.9485 608.2215

    16 536.9127517 587.2483 520.1342 650.1678

  • Karakteristik hubungan antara dan IC

    Dari datasheet 2N3409, menunjukkan bahwa besarnya DC Gain ( ) adalah sebagai berikut :

    Besar DC gain yang ditunjukkan adalah maksimumnya 300, sedangkan jika dirata-ratakan

    hasil DC Gain ( ) yang didapatkan pada saat praktikum adalah : 455.948. Nilai ini jauh

    berbeda dengan datasheet yang ada, hal ini bisa dikarenakan oleh :

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    700

    0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06

    Ic

    vs Ic

    I base 20 A

    I base 40 A

    I base 60 A

    I base 80 A

  • 1. Besarnya arus dari base yang dikeluarkan

    2. Material yang digunakan oleh transistor

    3. Ketelitian dari alat ukur yang digunakan, seperti multimeter digital juga bisa

    mempengaruhi hasil yang didapatkan berbeda dari data katalog.

    Besar gain seharusnya tidak stabil di masukan dan keluaran yang berubah-ubah, karena pada

    arus masukan atau operasi maju jauh lebih besar dibandingkan operasi mundur, bisa sampai

    2x dari operasi mundur sehingga nilai gainnya akan berubah-ubah, dan nilai gain ini juga

    dipengaruhi oleh nilai arus pada base dan arus yang dihasilkan oleh collector.

    Kurva Karakteristik BJT 2N3409

    0

    0.01

    0.02

    0.03

    0.04

    0.05

    0.06

    0 5 10 15 20

    Ic (

    A)

    Vce (V)

    Kurva Karakteristik BJT 2N3409

    I base = 20 A

    I base = 40 A

    I base = 60 A

    I base = 80 A

  • BAB 5. KESIMPULAN

    1. Berdasarkan hasil praktikum Modul 3 (BJT) ini maka dihasilkan kurva karakteristik kolektor

    pada BJT sebagai berikut :

    2. Besarnya nilai dc dengan arus base yang berbeda-beda dan tegangan VCE yang

    berbeda-beda didapatkan hasil dc sebagai berikut :

    3.

    VCE (V) 20 40 60 80

    2 402.6845638 377.5168 352.349 398.4899

    4 402.6845638 377.5168 363.5347 406.8792

    6 385.9060403 419.4631 385.906 448.8255

    8 419.4630872 436.2416 402.6846 473.9933

    10 385.9060403 444.6309 425.0559 486.5772

    12 453.0201342 478.1879 453.0201 549.4966

    14 503.3557047 545.302 508.9485 608.2215

    16 536.9127517 587.2483 520.1342 650.1678

    Pada IB = 20 A didapatkan rata-rata nilai dc sebesar 436.25, IB = 40 A didapatkan rata-

    rata nilai dc sebesar 458.3, IB = 60 A didapatkan rata-rata nilai dc sebesar 426.5 dan IB =

    80 A didapatkan rata-rata nilai dc sebesar 502.8, data tersebut berdasarkan dari VCE

    yang berbeda-beda atau bervariasi, sehingga jika dirata-ratakan semua nilai tersebut

    hasil dari dc sebesar 455.948.

    0

    0.01

    0.02

    0.03

    0.04

    0.05

    0.06

    0 5 10 15 20

    Ic (

    A)

    Vce (V)

    Kurva Karakteristik BJT 2N3409

    I base = 20 A

    I base = 40 A

    I base = 60 A

    I base = 80 A

  • DAFTAR PUSTAKA

    Floyd, Thomas L. Electronic devices : electron flow version / Thomas L. Floyd. 9th

    ed. Pearson, 2012

    Alciatore, David G.Introduction to mechatronics and measurement systems / David G.

    Alciatore.4th ed, 2012