52
Laboratorium Biokimia i PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA kurikulim 2014 Mutakin Nyi Mekar Saptarini Melisa Intan Barliana Wiwiek Indriyati Danni Ramdhani LABORATORIUM BIOKIMIA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PADJADJARAN 2015 Nama : NPM : Hari dan waktu praktikum : Kelompok : Tanda tangan :

Modul Biokim Kpt 2014

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Modul

Citation preview

  • Laboratorium Biokimia i

    PENUNTUN PRAKTIKUM

    BIOKIMIA kurikulim 2014

    Mutakin

    Nyi Mekar Saptarini

    Melisa Intan Barliana

    Wiwiek Indriyati

    Danni Ramdhani

    LABORATORIUM BIOKIMIA

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS PADJADJARAN

    2015

    Nama :

    NPM :

    Hari dan waktu praktikum :

    Kelompok :

    Tanda tangan :

  • Laboratorium Biokimia i

    ATURAN UMUM LABORATORIUM BIOKIMIA

    Selama mengikuti Praktikum Biokimia, peserta diwajibkan untuk : 1. Mempersiapkan diri dengan

    a. Menggunakan jas lab dan sepatu tertutup selama praktikum b. Membawa tool kit

    2. Bertanggung jawab terhadap peralatan yang digunakan : a. Meminjam peralatan gelas yang disimpan dalam lemari praktikum. b. Mengecek ulang peralatan tambahan dan mengembalikan alat yang

    dipinjam harian setelah selesai melakukan praktikum. Jika tidak mengembalikan alat pada hari yang sama, maka alat dianggap hilang/pecah dan dimasukkan ke dalam daftar alat yang harus diganti pada akhir semester.

    c. Mengganti alat yang hilang/pecah di akhir semester dengan disertai bon pembelian alat.

    3. Menjaga kebersihan laboratorium : a. Menjaga kebersihan alat dan meja kerja. b. Tidak membuang batu didih atau padatan ke dalam washbak. c. Membuang sampah pada tempat yang telah disediakan. d. Mematikan keran air dan api/gas setelah selesai digunakan. e. Jika ada keraguan dalam hal keselamatan dan keamanan kerja di

    laboratorium. Jangan segan untuk bertanya kepada ASISTEN, PETUGAS LAB atau PEMIMPIN PRAKTIKUM.

    Jatinangor, Februari 2015

    Penanggung jawab Praktikum

  • Laboratorium Biokimia ii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    Aturan umum laboratorium biokimia

    Daftar isi

    Keselamatan di laboratorium

    Modul

    1. Reaksi uji protein

    2. Penentuan kadar protein

    3. Reaksi uji karbohidrat

    4. Penentuan kadar glukosa

    5. Reaksi uji lemak

    6. Penentuan kadar asam lemak bebas

    7. Isolasi dan uji aktivitas amilase

    i

    ii

    iii

    1

    9

    15

    23

    29

    35

    40

  • Laboratorium Biokimia iii

    KESELAMATAN DI LABORATORIUM

    Aturan Keselamatan di Lingkungan Laboratorium Keselamatan di laboratorium kimia melibatkan sikap hati-hati dan kesadaran pada potensi bahaya. Kecelakaan biasanya dapat diantisipasi dan dicegah. Jika tindakan pencegahan diikuti, maka kecelakaan akan lebih sedikit terjadi. Jumlah kecelakaan laboratorium dapat dikurangi jika setiap praktikan mengikuti semua petunjuk yang diberikan. Catatan khusus harus diambil dari petunjuk khusus untuk menghilangkan potensi bahaya.

    A. Aturan Umum 1. Instruktur tidak bertanggung jawab pada kerusakan terhadap efek personal. 2. Ketika praktikan akan melakukan percobaan, instruktur harus hadir atau

    praktikan harus mendapat izin dari instruktur dan praktikan ditemani oleh praktikan lain.

    3. Alat gelas yang rusak atau pecah harus dilaporkan kepada instruktur. JANGAN BERSIHKAN PECAHAN GELAS TANPA DIDAMPINGI INSTRUKTUR.

    4. Peralatan elektronik, seperti hand phone atau tablet, harus dimatikan selama praktikum.

    B. Tanggung Jawab Praktikan 1. KETAHUI LETAK PERALATAN KESELAMATAN, seperti safety shower,

    pemadam kebakaran, dan peralatan pertolongan pada kecelakaan. 2. LINDUNGI MATA. Pelindung mata (goggle) digunakan selama praktikum. 3. RAMBUT PANJANG HARUS DIIKAT. 4. SEPATU HARUS MELINDUNGI KAKI DENGAN SEMPURNA. Jangan

    menggunakan sepatu yang terbuka. 5. GUNAKAN PAKAIAN YANG MEMBERIKAN PERLINDUNGAN MAKSIMUM.

    JANGAN GUNAKAN ROK PENDEK. 6. TIDAK BOLEH MAKAN DAN MINUM DI RUANG LABORATORIUM. 7. JANGAN MENCICIPI ZAT KIMIA. Setelah praktikum selesai, cuci tangan

    dengan sabun. 8. JANGAN MENCIUM ZAT KIMIA SECARA LANGSUNG. Gunakan tangan

    untuk menghembuskan bau zat kimia ke hidung.

  • Laboratorium Biokimia iv

    9. Hindari kontak dengan kulit, gunakan peralatan yang memadai, dan perlakukan seluruh sampel dengan perhatian ekstrim.

    10. Gunakan sarung tangan ketika bekerja dengan sampel dan zat kimia.

    C. Aturan Perawatan 1. LAPORKAN ZAT KIMIA YANG TUMPAH KEPADA INSTRUKTUR. SEGERA

    BERSIHKAN TUMPAHAN PADATAN DAN CAIRAN. 2. JANGAN MEMBUANG ZAT KIMIA KE BAK CUCIAN ATAU TEMPAT

    SAMPAH. 3. GELAS PIALA DIGUNAKAN UNTUK MENYIMPAN LARUTAN STOK.

    JANGAN MENGEMBALIKAN SISA LARUTAN STOK KE DALAM WADAH ASAL, karena mencemari seluruh larutan stok.

    4. BACA LABEL PADA WADAH DENGAN PRESISI. 5. JANGAN MEMASUKKAN PIPET KE DALAM WADAH LARUTAN STOK.

    Tuang larutan stok ke dalam gelas piala dan masukkan pipet ke dalamnya. 6. AMBIL PEREAKSI SECUKUPNYA, TIDAK MELEBIHI YANG DIPERLUKAN.

    Baca prosedur dengan presisi dan tentukan jumlah setiap pereaksi yang diperlukan. JANGAN MENGEMBALIKAN SISA PEREAKSI KE DALAM WADAH ASAL.

    7. JANGAN MEMBUANG KERTAS ATAU SAMPAH PADAT KE DALAM BAK CUCIAN.

    D. Prosedur Kecelakaan dan Darurat 1. Setiap praktikan melaporkan setiap kecelakaan, walaupun ringan, ke instruktur.

    Jika perlu, instruktur mepaorkan-nya ke dosen. 2. Ketika terjadi kecelakaan dan tidak ada dosen, hubungi lembaga kesehatan.

    E. Kontrak Jika praktikan tidak menandatangani kontrak, maka praktikan dilarang untuk mengikuti praktikum.

    Saya, yang bertanda tangan, telah membaca aturan keamanan di laboratorium dan praktikum yang diberikan dalam panduan laboratorium. Saya bertanggung jawab untuk mengamati praktikum dan perhatian selama ada di laboratorium. Jika saya tidak memenuhi aturan ini, maka saya bersedia tidak mengikuti praktikum dan diberi nilai NOL untuk praktikum tersebut.

  • Laboratorium Biokimia v

    Jatinangor, ................................

    (................................................)

  • Laboratorium Biokimia 1

    REAKSI UJI PROTEIN

    PENDAHULUAN Protein adalah komponen yang terdapat dalam berbagai jaringan hidup.

    Protein memiliki fungsi sebagai katalis, struktural sel, pergerakan, pertahanan, pengendali metabolisme, proses kontraksi, transfer, dan senyawa yang penting dalam organisme tingkat tinggi. Protein berkaitan erat dengan hamper semua aktivitas fisiologis.

    Protein adalah suatu polimer asam amino. Hidrolisis lengkap suatu protein menghasilkan campuran 20 macam asam amino. Dengan jenis monomer sebanyak itu, maka sangat banyak susunan asam amino yang mungkin terbentuk dalam suatu molekul protein. Contohnya, jika protein terdiri atas 100 unit monomer, maka jumlah susunan atau urutan asam amino yang mungkin terjadi dalam protein adalah 20100. Sehingga tidak mengherankan jika protein dapat memiliki berbagai fungsi fisiologis di dalam berbagai organisme. Untuk memahami fungsi biologi protein, maka terlebih dahulu harus dipelajari struktur protein.

    Struktur protein terdiri atas empat kelas, yaitu primer, sekunder, tersier, dan kuaterner. Keempat struktur protein tersebut dibedakan berdasarkan atas jenis dan jumlah ikatan atau interaksi kimia. Struktur primer hanya terdiri atas satu jenis ikatan, yaitu ikatan kovalen yang menghubungkan gugus amino dan karboksil antar asam amino, ikatan ini juga disebut sebagai ikatan amida atau peptide. Pada struktur primer terdapat informasi mengenai urutan dari asam amino yang menyusun suatu protein.

    Gambar 2.1 Ikatan peptida Struktur sekunder memiliki ikatan pada struktur primer (kovalen) dan ikatan

    hydrogen antara oksigen karbonil dan hydrogen amida (C=O --- H-N) dari ikatan peptida. Ikatan peptide terbentuk menurut pola yang teratur, sehingga membentuk struktur yang khas, seperti -heliks dan -sheet.

    Pada struktur tersier, elemen struktur sekunder dikemas ke dalam bentuk tertentu. Pengemasan ini melibatkan berbagai ikatan dan interaksi kimia, seperti ikatan disulfide antar asam amino sistein, ikatan hydrogen, interaksi ionic antar gugus fungsi yang terionisasi, interaksi hidrofobik, dan mungkin terdapat ikatan kovalen terkoordinasi seperti pada metaloprotein.

  • Laboratorium Biokimia 2

    Struktur kuaterner terbentuk pada beberapa protein yang memiliki lebih dari satu sub unit. Pada struktur kuaterner terjadi interaksi antar struktur tersier membentuk suatu agregat yang memiliki fungsi biologi tertentu. Ikatan yang terlibat umumnya ikatan non kovalen dan ikatan hidrofob antara daerah non polar pada permukaan protein.

    Uji Biuret Biuret dihasilkan dengna memanaskan urea pada suhu sekitar 180C. Dalam

    larutan basa, biuret memberikan warna violet dengan CuSO4. Reaksi ini disebut reaksi biuret, di mana terbentuk kompleks Cu2+ dengan gugus C=O dan N-H dari rantai peptide dalam suasana basa.

    Pengendapan Protein oleh Garam Anorganik Kelarutan protein akan berkurang bila kedalam larutan protein ditambahkan

    garam- garam anorganik. Pengendapan terus terjadi karena kemampuan ion garam untuk menghidrasi, sehingga terjadi kompetisi antara garam anorganik dengan molekul protein untuk mengikat air. Karena garam anorganik lebih menarik air maka jumLah air yang tersedia untuk molekul protein akan berkurang.

    Uji Koagulasi Protein dengan penambahan asam atau pemanasan akan terjadi koagulasi.

    Pada pH isoelektrik (pH larutan tertentu biasanya berkisar 4,0-4,5 di mana protein mempunyai muatan positif dan negatif sama, sehingga saling menetralkan) kelarutan protein sangat menurun atau mengendap. Pada suhu di atas 60oC, kelarutan protein akan berkurang (koagulasi) karena pada suhu yang tinggi energi kinetik molekul protein meningkat sehingga terjadi getaran yang cukup kuat untuk merusak ikatan atau struktur sekunder, tertier dan kuartener yang menyebabkan koagulasi.

    Pengendapan dengan Alkohol Protein dapat diendapkan dengan penambahan alkohol. Pelarut organik akan

    mengubah (mengurangi) konstanta dielektrika dari air, sehingga kelarutan protein berkurang, dan juga karena alkohol akan berkompetisi dengan protein terhadap air.

    Denaturasi Protein Denaturasi dapat diartikan suatu proses terpecahnya ikatan hidrogen, ikatan

    garam atau bila susunan ruang atau rantai polipetida suatu molekul protein berubah.

  • Laboratorium Biokimia 3

    Dengan perkataan lain denaturasi adalah terjadi kerusakan struktur sekunder, tertier dan kuartener, tetapi struktur primer (ikatan peptida) masih utuh.

    PEREAKSI Larutan NaOH 2,5 N Larutan CuSO4 0,01 M Amonium sulfat Pereaksi Millon (150 gr/L larutan merkuri sulfat dalam 15% v/v asam sulfat) Pereaksi Biuret Larutan asam asetat 1 M Larutan HCl 0,1 M Larutan NaOH 0,1 M Buffer asesat 1 M (pH 4,7) Etanol 95% Larutan albumin telur (1:5) Emulsi susu sapi (1:1) Suspensi kacang kedelai (1:5) Suspensi gelatin (1:10)

    PROSEDUR 1. Tambahkan 1 mL larutan NaOH 2,5 N ke dalam 3 mL larutan protein dan aduk.

    Tambahkan setetes CuSO4 0,01 M. Aduk, jika tidak timbul warna, tambahkan lagi 1-2 tetes larutan CuSO4 0,01 M.

    Uji Biuret Tabung Pereaksi Hasil Keterangan

    I Biuret .

    Catatan: .................................................................................................................... ...................................................................................................................................

    ...................................................................................................................................

    ...................................................................................................................................

    2. Jenuhkan 10 mL larutan protein dengan amonium sulfat, dengan cara penambahan amonium sulfat kristal sedikit demi sedikit, aduk hingga larut. Tambah dan aduk lagi sehingga sedikit garam amonium yang tertinggal tidak larut lagi (terbentuk larutan lewat jenuh). Saring. Uji kelarutan endapan dalam pereaksi Millon dan pada filtratnya tambahkan pereaksi Biuret.

  • Laboratorium Biokimia 4

    Pengendapan Protein oleh Garam Anorganik Tabung Pereaksi Hasil Keterangan

    I ( endapan ) Millon . II ( filtrat ) Biuret .

    Catatan: .................................................................................................................... ...................................................................................................................................

    ...................................................................................................................................

    ...................................................................................................................................

    3. Ke dalam tabung reaksi yang berisi 5 mL larutan protein ditambahkan dua tetes asam asetat 1 M. Letakkan tabung dalam air mendidih selama 5 menit. Ambil endapan dan ujilah kelarutannya dalam air dan pereaksi Millon.

    Uji Koagulasi Tabung Pereaksi Hasil Keterangan

    I ( endapan ) Air II ( endapan ) Millon

    Catatan: .................................................................................................................... ...................................................................................................................................

    ...................................................................................................................................

    4. Sediakan 3 tabung reaksi dan isi masing-masing tabung reaksi dengan 5 mL larutan protein. Pada tabung I : tambahkan 1 mL larutan HCl 0,1 M dan 6 mL etanol 95%. Pada tabung II : 1 mL NaOH 0,1 M dan 6 mL etanol 95%. Pada tabung III : 1 mL buffer asetat dan 6 mL etanol 95%. 3. Lihat tabung-tabung mana yang tidak larut.

    Pengendapan dengan alkohol Tabung Pereaksi Hasil Keterangan

    I 1 mL HCl 0,1 N + 6 mL etanol 95 % II 1 mL NaOH 0,1 N + 6 mL etanol 95 % III 1 mL buffer asetat + 6 mL etanol 95 %

    Catatan: .................................................................................................................... ...................................................................................................................................

  • Laboratorium Biokimia 5

    ...................................................................................................................................

    ...................................................................................................................................

    5. Sediakan 3 tabung reaksi masing- masing tabung diisi dengan 9 mL larutan protein. Pada tabung I : tambahkan 1 mL HCl 0,1M. Pada tabung II : 1 mL NaOH 0,1 M. Pada tabung III : 1 mL buffer asetat pH 4,7. Tempatkan ketiga tabung dalam air mendidih selama 15 menit dan dinginkan pada suhu kamar. Lihat ke dalam tabung mana terjadi endapan. Lanjutkan percobaan di atas terhadap tabung I dan II dengan menambahkan 10 mL buffer asetat.

    Denaturasi Protein Tabung Pereaksi Hasil Keterangan

    I 1 mL HCl 0,1 N II 1 mL NaOH 0,1 N III 1 mL buffer asetat

    I ( Hasil a ) 10 mL buffer acetat II ( Hasil a ) 10 mL Buffer asetat

    Catatan: .................................................................................................................... ...................................................................................................................................

    ...................................................................................................................................

    ...................................................................................................................................

    PEMBAHASAN (jika kurang, gunakan bagian kosong dari modul) .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

  • Laboratorium Biokimia 6

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

  • Laboratorium Biokimia 7

    KESIMPULAN ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    PUSTAKA ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    PERTANYAAN 1. Jelaskan mengapa garam amonium mengganggu uji Biuret ! 2. Jelaskan hasil yang diperoleh pada uji pengendapan dengan garam anorganik ! 3. Jelaskan mengapa asam harus ditambahkan ke dalam larutan protein pada uji

    koagulasi ! 4. Jelaskan tabung mana yang menunjukkan protein yang tidak larut pada uji

    pengendapan dengan alkohol ! 5. Jelaskan sifat fisik protein yang mempengaruhi kelarutan protein dalam uji

    denaturasi protein !

    JAWABAN PERTANYAAN

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

  • Laboratorium Biokimia 8

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

  • Laboratorium Biokimia 9

    PENENTUAN KADAR PROTEIN

    PENDAHULUAN Penentuan kadar protein merupakan proses rutin yang digunakan dalam

    Laboratorium Biokimia. Salah satu metode penetapan kadar protein adalah metode titrasi (volumetri). Karena protein bersifat amfoter, maka protein sulit dititrasi sebagai asam maupun sebagai basa. Supaya protein dapat dititrasi sebagai asam, maka sifat basa dari gugus amino harus dihilangkan dengan mereaksikan protein dengan formaldehida sehingga ion H+ dapat dititrasi dengan NaOH.

    Kasein merupakan protein yang terdapat dalam susu. Protein dalam susu mencapai 3,25%. Hampir 80% protein susu terdiri atas kasein, di samping laktalbumin dan laktoglobulin. Kasein mempunyai pH isoelektrik 4,5-4,7. pH isoelektrik merupakan suatu nilai pH dimana jumlah muatan listrik positif sama dengan muatan negatifnya. Pada pH tersebut, protein tidak bermuatan positif maupun negatif, sehingga dapat membentuk agregat (gumpalan) dan mengendap, karena sebagian protein menunjukkan kelarutan yang minimal pada pH isolektriknya.

    Kasein terdiri atas beberapa fraksi, seperti , , dan kasein. Kasein merupakan protein konjugasi antara protein dengan fosfat membentuk fosfoprotein. Kasein berupa serbuk amorf warna putih. Kasein juga mengandung zat anorganik, seperti kalsium, fosfor, dan magnesium. Dalam keadaan murni, kasein berwarna putih seperti salju, tidak berbau, dan tidak mempunyai rasa yang khas. Kasein murni tidak larut dalam air dingin dan garam netral. Kasein terdispersi dalam air panas, basa, dan garam basa seperti natrium asetat, dan natrium oksalat.

  • Laboratorium Biokimia 10

    Gambar. Struktur misel kasein

    Struktur kasein sering digambarkan sebagai sebuah misel. Misel terdiri atas beberapa molekul yang memiliki bagian hidrofil dan hidrofob. Bagian luar misel terdiri atas -kasein yang bermuatan negatif dan protein terglikosilasi yang membuat kasein larut dengan cara berinteraksi dengan air dan mencegah partikel saling menempel. Bagian dalam misel terdiri atas dan kasein yang lebih hidrofobik. Protein internal juga sangat dimodifikasi dengan fosfat. Fosfat memiliki afinitas yang kuat terhadap kalsium. Sehingga protein dalam misel memiliki fosfat terikat pada kalsium. Sekitar 7% dari massa kasein adalah kalsium. Kalsium ini sering terikat pada fosfat dari protein yang berbeda, sehingga kalsium berperan sebagai jembatan yang menjaga pengikatan protein.

    PEREAKSI Larutan asam asetat 1 N dan 0,25 N Larutan NaOH 0,1 N Larutan formaldehida 40% Larutan fenolftalein

    PROSEDUR 1. Pembuatan larutan NaOH 0,1 N

    Larutkan 4 g NaOH dalam 150 mL air bebas CO2, dinginkan larutan hingga suhu kamar, encerkan dengan air bebas CO2 hingga 1000 mL.

    2. Pembakuan larutan NaOH 0,1 N Timbang seksama 500 mg kalium biftalat yang sebelumnya telah dihaluskan dan dikeringkan pada suhu 120 C selama 2 jam dan larutkan dalam 75 mL air bebas

  • Laboratorium Biokimia 11

    CO2. Tambahkan 2 tetes fenolftalein dan titrasi dengan larutan NaOH 0,1 N hingga terjadi warna merah muda mantap. 1 mL NaOH 0,1 N setara dengan 20,42 mg kalium biftalat Perhitungan normalitas NaOH

    No Bobot kalium biftalat (mg) Volume NaOH (mL) 1 2 3

    Rata-rata

    Catatan: .................................................................................................................... ...................................................................................................................................

    ...................................................................................................................................

    ...................................................................................................................................

    3. Masukkan 20 mL sampel ke dalam beaker glass, panaskan di penangas air pada suhu 40oC. Jika digunakan sampel susu kental diencerkan dengan aquades pada perbandingan 1:2 dan susu bubuk ditambahkan aquades hingga 1:9.

    4. Tambahkan 1,5 mL larutan asam asetat 1 N, aduk homogen dan diamkan selama 20 menit. Tambahkan larutan asam asetat 0,25 N, hingga mencapai pH isoelektrik kasein, yaitu pH 4,6, aduk dan diamkan selama 1 jam.

    5. Dekanter ke dalam corong dengan kertas saring. Cuci endapan dengan aquades hingga air cucian bersifat netral.

    6. Masukkan kertas saring dan endapan ke dalam beaker glass semula dan tambahkan aquades hingga dengan volume 20 mL.

    7. Tambahkan 4 mL larutan NaOH 0,1 M, panaskan di atas penangas air hingga larut seperti susu dan dinginkan hingga suhu 21-24oC, teteskan 3 tetes fenolftalein.

    8. Tambahkan 4 mL formaldehide 40% (warna rosa hilang), titrasi dengan larutan NaOH 0,1 N hingga terbentuk warna rosa kembali.

    Perhitungan kadar kasein No Volume NaOH 0,1 N (mL) 1 2 3

    Rata-rata

  • Laboratorium Biokimia 12

    Kadar kasein = Vol rata-rata NaOH 0,1 N x 0,9 % Catatan: .................................................................................................................... ...................................................................................................................................

    ...................................................................................................................................

    ...................................................................................................................................

    PEMBAHASAN ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

  • Laboratorium Biokimia 13

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    KESIMPULAN ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    PUSTAKA ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

  • Laboratorium Biokimia 14

    PERTANYAAN 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan amfoter ! 2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan titik isoelektrik ! 3. Jelaskan prinsip titrasi asam basa !

    JAWABAN PERTANYAAN ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

  • Laboratorium Biokimia 15

    REAKSI UJI KARBOHIDRAT

    PENDAHULUAN Karbohidrat dibentuk melalui proses fotosintesis dan merupakan sumber energi hayati dari hasil konversi energi matahari ke dalam bentuk energi kimia. Karbohidrat merupakan sumber utama energi organisme hidup dan sumber karbon untuk sintesis biomolekul dan sebagai bentuk energi polimerik. Karbohidrat tersusun dari unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Susunan atom, panjang rantai serta jenis ikatan dalam karbohidrat digunakan untuk klasifikasi karbohidrat. Berdasarkan kompleksibilitas strukturnya, karbohidrat dibagi menjadi karbohidrat sederhana (seperti monosakarida dan disakarida) dan karbohidrat dengan struktur kompleks atau polisakarida (seperti pati, glikogen, selulosa dan hemiselulosa). Selain itu, terdapat oligosakarida (stakiosa, rafinosa, fruktooligosakarida, galaktooligosakarida) dan dekstrin yang memiliki rantai monosakarida yang lebih pendek dari polisakarida. Monosakarida adalah gula sederhana dan merupakan unit yang paling kecil (yang tidak dapat dipecahkan oleh hidrolisis asam menjadi unit yang lebih kecil). Monosakarida yang penting dalam fisiologi ialah D-glukosa, D-galaktosa, D-fruktosa, D-ribosa, dan D-deoksiribosa. Monosakarida dibagikan kepada kumpulan aldosa (jika mempunyai kumpulan berfungsi aldehid aktif) dan ketosa (jika mempunyai kumpulan berfungsi keto aktif).

    Reaksi Molisch Uji Molisch merupakan uji umum untuk karbohidrat. Uji ini sangat efektif untuk senyawa yang dapat didehidrasi oleh asam sulfat pekat menjadi senyawa furfural atau senyawa furfural tersubstitusi, seperti hidroksifurfural.

    Prinsip uji Molisch adalah ikatan glikosida pada karbohidrat akan terhidrolisis oleh asam sulfat pekat menghasilkan monosakarida yang kemudian dihidrasi membentuk furtural. Karbohidrat yang direaksikan dengan -naftol akan memberikan warna ungu. Timol dapat digunakan untuk menggantikan -naftol. Timol juga lebih stabil dibandingkan dengan -naftol dan tidak berubah warna pada penyimpanan yang lama.

    Uji Pikrat Gula pereduksi mengubah asam pikrat menjadi asam pikramat. Uji pikrat digunakan sebagai dasar untuk penetapan kadar gula darah secara kolorimetri.

  • Laboratorium Biokimia 16

    Uji Benedict dan Uji Fehling Uji Benedict dan uji Fehling menggunakan prinsip reduksi Cu2+ menjadi Cu+. Pada proses reduksi tembaga dalam suasana basa, ditambahkan pengkompleks seperti sitrat pada larutan Benedict dan tartrat pada larutan Fehling. Hal ini dilakukan untuk mencegah pengendapan CuCO3 dalam larutan natrium karbonat pada larutan Benedict dan mencegah pengendapan Cu(OH)2 atau CuO dalam larutan natrium hidroksida pada larutan Fehling. Produk oksidasi karbohidrat dalam larutan basa sangat kompleks dan banyak jumlahnya dan belum semuanya dapat diidentifikasi. Tidak seperti maltosa dan laktosa, sukrosa tidak mereduksi larutan Benedict, karena sukrosa tidak memiliki gugus aldehid atau gugus keto bebas.

    Uji Barfoed Pereaksi Barfoed mengandung tembaga asetat dalam asam asetat, sehingga dapat membedakan monosakarida dari disakarida dengan mengendalikan kondisi percobaan, seperti pH dan waktu pemanasan.

    Uji Seliwanoff Reaksi Seliwanoff disebabkan oleh perubahan fruktosa oleh asam klorida panas menjadi asam levulinat dan hidroksimetil furfural. Selanjutnya kondensasi hidroksimetil furfural dengan resorsinol menghasilkan senyawa baru. Sukrosa yang mudah dihidrolisis menjadi glukosa dan fruktosa memberikan hasil positif dengan uji Seliwanoff. Pada pendidihan lebih lanjut, aldosa memberikan warna merah dengan pereaksi Seliwanoff, karena aldosa diubah oleh HCl menjadi ketosa.

    PEREAKSI Larutan glukosa 0,5% Larutan fruktosa 0,5% Larutan laktosa 0,5% Larutan sukrosa 0,5% Larutan amilum 0,5% Asam sulfat pekat Asam sulfat 50% Asam asetat glasial Pereaksi Molisch : larutkan 10 g -naftol dalam 100 mL etanol 95% (r.p.). Larutan asam pikrat jenuh : larutkan 1,2 g asam pikrat dalam 100 mL aquades. Larutan Na2CO3 1 M

  • Laboratorium Biokimia 17

    Pereaksi Benedict : larutkan 173 g kristal natrium sitrat dan 100 g natrium karbonat anhidrat dalam 800 mL aquades, aduk, kemudian saring. Ke dalam larutan tersebut ditambahkan 17,3 g CuSO4 yang telah dilarutkan dalam 100 mL aquades. Genapkan volume hingga 1000 mL dengan aqaudes. Pereaksi Barfoed : larutkan 13,3 g kristal tembaga asetat dalam 200 mL aquades, saring jika perlu, tambahkan 1,9 mL asam asetat glacial (r.p). Pereaksi Seliwanoff : larutan 50 mg resorsinol dalam 100 mL HCl encer (1 bagian HCl pekat diencerkan dengan 2 bagian aquades)

    PROSEDUR 1. Masukkan 1 mL larutan karbohidrat dan 3 tetes larutan -naftol dalam tabung

    reaksi yang bersih dan kering. Kemudian tambahkan secara perlahan-lahan larutan asam sulfat pekat melalui dinding tabung hingga terbentuk cincin coklat. Ulangi percobaan dengan mempergunakan 2 mL air sebagai pengganti 2 mL larutan karbohidrat (percobaan blanko). Amati apa yang terjadi.

    Larutan karbohidrat Hasil Keterangan Larutan glukosa 0,5% Larutan fruktosa 0,5% Larutan laktosa 0,5% Larutan sukrosa 0,5% Larutan amilum 0,5% Blanko

    2. Masukkan 0,2 mL larutan karbohidrat dalam tabung reaksi yang bersih dan kering, tambahkan 2 mL larutan antron dengan hati-hati. Kocok dengan hati-hati dan biarkan beberapa menit. Perhatikan perubahan warna. Jika terbentuk produk berwarna susu, encerkan dengan asam asetat glacial atau asam sulfat 50% (lakukan dengan hati-hati), kadar asam sulfat akhir harus lebih besar dari 50%.

    Larutan karbohidrat Hasil Keterangan Larutan glukosa 0,5% Larutan fruktosa 0,5% Larutan laktosa 0,5% Larutan sukrosa 0,5% Larutan amilum 0,5% Blanko

  • Laboratorium Biokimia 18

    3. Masukkan 1 mL larutan karbohidrat dalam tabung reaksi yang bersih dan kering, tambahkan 1 mL larutan asam pikrat jenuh dan 0,5 mL larutan Na2CO3 1 M. Kemudian semua tabung dimasukkan ke dalam penangas air didih hingga terlihat perubahan warna.

    Larutan karbohidrat Hasil Keterangan Larutan glukosa 0,5% Larutan fruktosa 0,5% Larutan laktosa 0,5% Larutan sukrosa 0,5% Larutan amilum 0,5% Blanko

    4. Masukkan 2 mL larutan Benedict dalam tabung reaksi yang bersih dan kering, tambahkan 8 tetes larutan karbohidrat, kocok. Kemudian semua tabung dimasukkan ke dalam penangas air didih selama 3 menit, biarkan dingin. Bandingkan hasil yang teramati.

    Larutan karbohidrat Hasil Keterangan Larutan glukosa 0,5% Larutan fruktosa 0,5% Larutan laktosa 0,5% Larutan sukrosa 0,5% Larutan amilum 0,5% Blanko

    5. Masukkan 2 mL larutan Barfoed dalam tabung reaksi yang bersih dan kering, tambahkan 1 mL larutan karbohidrat, kocok. Kemudian semua tabung dimasukkan ke dalam penangas air didih selama 1 menit atau lebih hingga terlihat adanya reduksi.

    Larutan karbohidrat Hasil Keterangan Larutan glukosa 0,5% Larutan fruktosa 0,5% Larutan laktosa 0,5% Larutan sukrosa 0,5% Larutan amilum 0,5% Blanko

  • Laboratorium Biokimia 19

    6. Masukkan 2 mL pereaksi Seliwanoff ke dalam tabung reaksi yang bersih dan kering, tambahkan 3 tetes larutan karbohidrat, kocok. Kemudian semua tabung dimasukkan ke dalam penangas air didih hingga terlihat perubahan warna.

    Larutan karbohidrat Hasil Keterangan Larutan glukosa 0,5% Larutan fruktosa 0,5% Larutan laktosa 0,5% Larutan sukrosa 0,5% Larutan amilum 0,5% Blanko

    PEMBAHASAN .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

  • Laboratorium Biokimia 20

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    KESIMPULAN ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    PUSTAKA ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

  • Laboratorium Biokimia 21

    PERTANYAAN 1. Gugus apa dari karbohidrat yang memberikan hasil positif pada uji Molisch ? 2. Mengapa uji pikrat digunakan sebagai dasar untuk penetapan kadar gula darah

    secara kolorimetri ? 3. Senyawa apa yang dapat digunakan selain tembaga untuk pereaksi Benedict dan

    Fehling ? 4. Apa perbedaan antara pereaksi Barfoed dan pereaksi Benedict ? 5. Apakah uji Seliwanoff dapat digunakan untuk membedakan sukrosa dari fruktosa ?

    JAWABAN PERTANYAAN ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

  • Laboratorium Biokimia 22

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

  • Laboratorium Biokimia 23

    PENENTUAN KADAR GLUKOSA

    PENDAHULUAN

    Gambar. Struktur glukosa (-D-glukopiranosa) dengan proyeksi Haworth

    Glukosa (C6H12O6, berat molekul 180,18) adalah heksosa (monosakarida enam atom karbon). Glukosa merupakan aldehida (mengandung gugus -CHO). Lima karbon dan satu oksigen membentuk cincin piranosa, bentuk paling stabil untuk aldosa enam kabon. Dalam cincin ini, setiap karbon mengikat karbon dengan gugus samping hidroksil dan hidrogen, kecuali atom karbon kelima mengikat atom karbon keenam di luar cincin, membentuk gugus CH2OH. Struktur cincin ini berada dalam kesetimbangan dengan bentuk yang lebih reaktif, yang proporsinya 0,0026% pada pH 7,0.

    Glukosa termasuk gula pereduksi. Monosakarida pereduksi memiliki gugus OH laktol bebas dan dapat berubah menjadi glukosa alifatis dengan gugus aldehida sebagai reduktor lemah dan kemudian dapat dioksidasi oleh oksidator lemah seperti iodium membentuk asam glukonat.

    PEREAKSI Indikator larutan kanji Larutan natrium karbonat 14,3 % Larutan iodium 0,1 N Larutan HCl 2N Larutan NaOH 1 N Larutan natrium tiosulfat 0,1 N

    PROSEDUR Pembuatan larutan iodium 0,1 N Larutkan 14 g iodium (BM 126,90) dalam larutan 36 g kalium iodida dalam 100 mL air, tambahkan 3 tetes asam klorida pekat, encerkan dengan air hingga 1000 mL.

  • Laboratorium Biokimia 24

    Pembakuan larutan iodium 0,1 N Timbang seksama 150 mg arsen trioksida (dikeringkan pada suhu 105 C

    selama 1 jam) dan larutkan dalam 20 mL natrium hidroksida 1 N, jika perlu hangatkan. Encerkan dengan 40 mL air, tambahkan 2 tetes jingga metil, kemudian asam klorida 2 N hingga warna kuning berubah menjadi merah muda, tambahkan 2 g natrium bikarbonat, encerkan dengan 50 mL air dan tambahkan 3 mL kanji. Secara perlahan-lahan, titrasi dengan larutan iodium hingga terjadi warna biru mantap. Hitung normalitas larutan.

    1 mL iodium 0,1 N setara dengan 4,946 mg arsen trioksida

    No Bobot As2O3 (mg) Volume iodium (mL) 1

    2

    3 Rata-rata

    Catatan:............................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    Pembuatan larutan Na tiosulfat 0,1 N Larutkan 26 g Na tiosulfat (BM 248,17) dan 200 mg natrium karbonat dalam air

    yang telah dididihkan dan didinginkan hingga 1000 mL.

    Pembakuan larutan Na tiosulfat 0,1 N Timbang seksama 210 mg kalium bikromat (telah dihaluskan dan dikeringkan

    pada 120 C selama 4 jam) dan larutkan dalam 100 mL air dalam labu bersumbat kaca. Goyangkan hingga padatan larut, buka tutup, tambahkan dengan cepat 3 g kalium iodida, 2 g natrium bikarbonat dan 5 mL asam klorida pekat. Tutup labu, goyangkan hingga tercampur, biarkan di tempat gelap selama 10 menit. Bilas tutup dan dinding labu sebelah dalam dengan air dan titrasi iodium yang dibebaskan dengan larutan Na tiosulfat hingga warna hijau kekuningan. Tambahkan 3 mL kanji dan lanjutkan titrasi hingga warna biru tepat hilang.

  • Laboratorium Biokimia 25

    1 mL Na tiosulfat 0,1 N setara dengan 4,903 mg kalium bikromat

    No Bobot K2CrO7 (mg) Volume Na tiosulfat (mL) 1

    2

    3 Rata-rata

    Catatan:............................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    Penentuan kadar glukosa Ditimbang seksama sampel padat yang mengandung kira-kira 100 mg glukosa

    yang tidak mengandung reduktor lainnya, dilarutkan di dalam 50 mL air suling di dalam erlenmeyer bertutup. Ditambahkan 25 mL iodium 0,1 N dan 10 mL larutan natrium karbonat 14,3 %, ditutup dan dibiarkan selama 30 menit di tempat gelap. Kemudian ditambahkan 15 mL asam klorida encer dan iodium yang tersisa dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat 0,1 N hingga terjadi warna kuning lemah. Ditambahkan lagi indikator kanji dan lanjutkan titrasi hingga warna biru hilang. Dilakukan titrasi blangko. Tiap mL iodium 0,1 N setara dengan 9,9185 mg glukosa.

    No Volume iodium 0,1 N (mL) Volume Na tiosulfat 0,1 N (mL) 1 2 3

    Rata-rata

    Catatan:............................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

  • Laboratorium Biokimia 26

    PEMBAHASAN ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

  • Laboratorium Biokimia 27

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    KESIMPULAN ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    PUSTAKA ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

  • Laboratorium Biokimia 28

    PERTANYAAN 1. Jelaskan mengapa setelah penambahan 25 mL iodium 0,1N, larutan disimpan di

    tempat gelap ? 2. Jelaskan mengapa pada awal penambahan indikator kanji, larutan berwarna biru?

    JAWABAN PERTANYAAN ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

  • Laboratorium Biokimia 29

    REAKSI UJI LEMAK

    Lemak adalah ester asam lemak dengan gliserol. Gliserol merupakan trihidroksi alkohol yang terdiri atas tiga atom karbon. Jadi setiap kabon mempunyai gugus OH. Pada lemak, satu molekul gliserol dapat mengikat tiga molekul asam lemak, oleh karena itu lemak adalah suatu trigliserida. R1COOH, R2COOH, dan R3 COOH ialah molekul asam lemak yang terikat pada gliserol.

    Gambar. Struktur umum trigliserida

    Trigliserida (triasilgliserol, triasilgliserida) adalah gliserida, yaitu ester gliserol dan tiga asam lemak. Trigliserida merupakan penyusun utama minyak nabati dan lemak hewani. Panjang rantai asam lemak pada trigliserida yang terdapat secara alami dapat bervariasi, namun panjang yang paling umum adalah 16, 18, atau 20 atom karbon. Asam lemak alami yang ditemukan pada tumbuhan dan hewan terdiri atas jumlah atom karbon yang genap, karena asam lemak dibiosintesis dari asetil-KoA. Bakteri memiliki kemampuan untuk menyintesis asam lemak dengan atom karbon ganjil ataupun rantai bercabang.

    Klasifikasi lemak berdasarkan komposisi kimia, terdiri atas: 1. Lemak sederhana tersusun atas trigliserida, yaitu satu gliserol dan tiga asam

    lemak. Contoh: lilin (wax), malam, plastisin (lemak sederhana yang padat pada suhu kamar),dan minyak(lemak sederhana yang cair pada suhu kamar).

    2. Lemak campuran merupakan gabungan antara lemak dengan senyawa bukan lemak. Contoh: lipoprotein (gabungan antara lipid dan dengan protein), fosfolipid (gabungan antara lipid dan fosfat), dan fosfatidilkolin (gabungan antara lipid, fosfat dan kolin).

    3. Derivat lemak merupakan senyawa yang dihasilkan dari proses hidrolisis lipid.

  • Laboratorium Biokimia 30

    Contoh: kolesterol dan asam lemak. Berdasarkan ikatan kimianya, asam lemak dibedakan menjadi 2, yaitu: a. Asam lemak jenuh, bersifat non-esensial karena dapat disintesis oleh

    tubuh dan umumnya berwujud padat pada suhu kamar. Asam lemak jenuh berasal dari lemak hewani, misalnya mentega.

    b. Asam lemak tidak jenuh, bersifat esensial karena tidak dapat disintesis oleh tubuh dan umumnya berwujud cair pada suhu kamar. Asam lemak tidak jenuh berasal dari lemak nabati, misalnyya minyak sawit.

    Sabun merupakan garam alkali dari asam lemak rantai panjang yang bersumber dari minyak atau lemak, di mana jumlah rantai karbon mulai dari asam lemak pembentuk sabun dari atom C10-C16. Umumnya sabun dibuat dengan jalan penyabunan antara lemak dengan basa monovalen seperti natrium hidroksida melalui reaksi penyabunan.

    BAHAN - Minyak sawit, mentega - Bensin, air, eter, etanol 95%, NaOH 1 N - Larutan NaOH 1N, HCl 1N, etanol 96%, bensin - Beaker glass, erlenmeyer, batang pengaduk, tabung reaksi

    PROSEDUR Uji Kelarutan Lemak 1. Siapkan 5 buah tabung reaksi yang bersih dan kering, tambahkan pada masing-

    masing tabung reaksi 1 mL minyak goreng, kemudian dicampurkan dengan: a. Tabung I : ditambah 1 mL air b. Tabung II : ditambah 1 mL bensin c. Tabung III : ditambah 1 mL etanol 95% d. Tabung IV : ditambah 1 mL eter e. Tabung V : ditambah 1 mL NaOH 1N

    2. Aduk hingga homogen. Diamkan beberapa menit dan amati serta catat perubahan yang terjadi.

    3. Ulangi percobaan di atas dengan memakai mentega sebagai sumber lipid.

  • Laboratorium Biokimia 31

    Uji Kelarutan Lemak Sampel Tabung Pereaksi Hasil Keterangan

    1 mL minyak goreng

    I 1 mL air II 1 mL Bensin III 1 mL etanol 95% IV 1 mL eter V 1 mL NaOH

    1 mL mentega

    I 1 mL air II 1 mL Bensin III 1 mL etanol 95% IV 1 mL eter V 1 mL NaOH

    Reaksi Penyabunan 1. 5 g minyak sawit dimasukkan ke dalam beaker glass kemudian ditambahkan

    NaOH 1 N sedikit demi sedikit sambil dipanaskan pada suhu 70oC sebanyak 5x 0,142 g = 1,71 g (yang terdapat dalam sekitar 42 mL NaOH 1 N). Pemanasan dilanjutkan hingga terbentuk sabun.

    2. Ke dalam larutan sabun yang telah terbentuk ditambahkan HCl 1 N kemudian amati apa yang terjadi.

    3. Ke dalam campuran yang telah ditambahkan HCl ditambahkan bensin atau etanol 95% dan amati yang terjadi.

    Reaksi Penyabunan Tabung NaOH 1 N Pemanasan HCl 1 N Hasil

    I 42 mL 30 menit 5 mL + bensin +alkohol 96% .

    PEMBAHASAN ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

  • Laboratorium Biokimia 32

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    .........................................................................................................................................

    ..........................................................................................................................................

    ...............................................................................................................................