Upload
ika-pratiwi
View
214
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
FOR FREE
Citation preview
7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2
http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 1/34
SKENARIO 2
Laki-laki 68 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan menurut keluarganyatiba-tiba terpeleset dan jatuh terduduk di depan kamar mandi tadi pagi. Setelah itu
kedua tungkai tak dapat digerakkan tetapi kalau diraba atau dicubit masih dirasakanoleh penderita.
Sejak seminggu penderita terdengar batuk-batuk dan agak sesak napas sertanafsu makan sangat berkurang tetapi tidak demam. Penderita selama ini mengidap
dan minum obat penyakit kencing manis dan tekanan darah tinggi, kedua mata
dianjurkan untuk operasi tetapi penderita selalu menolak.
KATA SULIT
Tidak ditemukan adanya kata sulit
KALIMAT KUNCI
. Laki-laki 68 tahun
!. Terpeleset " jatuh terduduk di depan kamar mandi#. $edua tungkai tidak dapat digerakkan, jika diraba atau dicubit masih
dirasakan
%. Sejak seminggu penderita batuk, sesak napas, dan nafsu makan berkurang&. Penderita mengidap dan minum obatpenyakit kencing manis dan hipertensi
6. $edua mata dianjurkan oprasi, tapi penderita menolak.
PERTANYAAN
. 'elaskan teori-teori penuaan sebagai proses fisiologi yang normal
!. (pa saja kemungkinan penyebab jatuh pada scenario)#. (pa saja factor resiko jatuh pada lansia)
%. *agaimana hubungan keluhan dengan jatuh pada scenario)
&. +engapa kedua tungkai tidak dapat digerakkan, namun jika dirabadicubitmasih dapat dirasakan oleh penderita)
6. *agaimana hubungan riayat penyakit dan pengobatan terhadap jatuh yang
dialami pasien)
. *agaimana langkah-langkah diagnosis yang dapat dilakukan pada pasiendalam scenario)
8. *agaimana penanganan aal pada pasien di scenario)
/. (pa saja komplikasi yang memungkinkan dapat terjadi pada pasien discenario)
0. *agaimana pencegahan jatuh pada lansia)
1
7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2
http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 2/34
JAWABAN PERTANYAAN-PERTANYAAN
. Teori-teori penuaan sebagai proses fisiologi yang normal1
TEORI PENUAAN
A. Teori Biologis
Teori biologi merupakan teori yang menjelaskan mengenai proses fisik penuaan yang
meliputi perubahan fungsi dan struktur organ, pengembangan, panjang usia dan
kematian 23hristofalo dalam Stanley4. Perubahan yang terjadi di dalam tubuh dalamupaya berfungsi secara adekuat untuk dan melaan penyakit dilakukan mulai dari
tingkat molekuler dan seluler dalam sistem organ utama. Teori biologis mencoba
menerangkan menganai proses atau tingkatan perubahan yang terjadi pada manusia
mengenai perbedaan cara dalam proses menua dari aktu ke aktu serta meliputi
faktor yang mempengaruhi usia panjang, perlaanan terhadap organisme dan
kematian atau perubahan seluler.
- Teori Genei!"
Teori genetika merupakan teori yang menjelaskan baha penuaan merupakan suatu
proses yang alami di mana hal ini telah diariskan secara turun-temurun 2genetik4
dan tanpa disadari untuk mengubah sel dan struktur jaringan. Teori genetika terdiri
dari teori 5(, teori ketepatan dan kesalahan, mutasi somatik, dan teori glikogen.
5( merupakan asam nukleat yang berisi pengkodean mengenai infornasi akti7itas
sel, 5( berada pada tingkat molekuler dan bereplikasi sebelum pembelahan sel
dimulai, sehingga apabila terjadi kesalahan dalam pengkodean 5( maka akan
berdampak pada kesalahan tingkat seluler dan mengakibatkan malfungsi organ.
Pada manusia, berlaku program genetik jam biologi di mana program maksimal yang
diturunkan adalah selama 0 tahun. Sel manusia normal akan membelah &0 kali
dalam beberapa tahun. Sel secara genetik diprogram untuk berhenti membelah setelah
mencapai &0 di7isi sel, pada saat itu sel akan mulai kehilangan fungsinya.
2
7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2
http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 3/34
Teori genetika dengan kata lain mengartikan baha proses menua merupakan hal
yang tidak dapat dihindari dan akan semakin terlihat bila usia semakin bertambah.
Teori ini juga bergantung dari dampak lingkungan pada tubuh yang dapat
mempengaruhi susunan molekular.
- Teori Wear And Tear #$i%"!"i &"n R's"!(
Teori Wear And Tear mengajukan akumulasi sampah metabolik atau at nutrisi dapat
merusak sintesis 5(. (ugust 9eissmann berpendapat baha sel somatik nomal
memiliki kemampuan yang terbatas dalam bereplikasi dan menjalankan fungsinya.
$ematian sel terjadi karena jaringan yang sudah tua tidak beregenerasi. Teori ear
and tear mengungkapkan baha organisme memiliki energi tetap yang terseddia dan
akan habis sesuai dengan aktu yang diprogramkan.
- Teori R"n"i Sil"ng
Teori rantai silang mengatakan baha struktur molekular normal yang dipisahkan
mungkin terikat bersama-sama melalui reaksi kimia. (gen rantai silang yang
menghubungkan menempel pada rantai tunggal. dengan bertambahnya usia,
mekanisme pertahanan tubuh akan semakin melemah, dan proses cross-link terus
berlanjut sampai terjadi kerusakan. :asil akhirnya adalah akumulasi silang senyaa
yang menyebabkan mutasi pada sel, ketidakmampuan untuk menghilangkan sampah
metabolik.
- Teori Ri)"*" Ling!'ng"n
+enurut teori ini, faktor yang ada dalam lingkungan dapat membaa perubahan
dalam proses penuaan. ;aktor-faktor tersebut merupakan karsinogen dari industri,
cahaya matahari, trauma dan infeksi.
- Teori I+'ni"s
Teori imunitas berhubungan langsung dengan proses penuaan. Selama proses
penuaan, sistem imun juga akan mengalami kemunduran dalam pertahanan terhadap
3
7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2
http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 4/34
organisme asing yang masuk ke dalam tubuh sehingga pada lamsia akan sangat
mudah mengalami infeksi dan kanker. Perubahan sistem imun ini diakibatkan
perubahan pada jaringan limfoid sehingga tidak adanya keseimbangan dalam sel T
intuk memproduksi antibodi dan kekebalan tubuh menurun.
Pada sistem imun akan terbentuk autoimun tubuh. Perubahan yang terjadi merupakan
pengalihan integritas sistem tubuh untuk melaan sistem imun itu sendiri.
- Teori Li%o,'sin &"n R"&i!"l Be"s
<adikal bebas merupakan contoh produk sampah metabolisme yang dapat
menyebabkan kerusakan apabila terjadi akumulasi. ormalnya radikal bebas akan
dihancurkan oleh enim pelindung, namun beberapa berhasil lolos dan berakumulasi
di dalam organ tubuh. <adikal bebas yang terdapat di lingkungan seperti kendaraan
bermotor, radiasi, sinar ultra7iolet, mengakibatkan perubahan pigmen dan kolagen
pada proses penuaan.
<adikal bebas tidak mengandung 5(. =leh karena itu, radikal bebas dapat
menyebabkan gangguan genetik dan menghasilkan produk-produk limbah yang
menumpuk di dalam inti dan sitoplasma. $etika radikal bebas menyerang molekul,
akan terjadi kerusakan membran sel> penuaan diperkirakan karena kerusakan sel
akumulatif yang pada akhirnya mengganggu fungsi. 5ukungan untuk teori radikal
bebas ditemukan dalam lipofusin, bahan limbah berpigmen yang kaya lemak dan
protein. Peran lipofusin pada penuaan mungkin kemampuannya untuk mengganggu
transportasi sel dan replikasi 5(. Lipofusin, yang menyebabkan bintik-bintik
penuaan, adalah dengan produk oksidasi dan oleh karena itu tampaknya terkait
dengan radikal bebas.
- Teori Ne'roen&o!rin
Teori neuroendokrin merupakan teori yang mencoba menjelaskan tentang terjadinya
proses penuaan melalui hormon. Penuaan terjadi karena adanya keterlambatan dalam
sekresi hormon tertentu sehingga berakibat pada sistem saraf.
4
7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2
http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 5/34
:ormon dalam tubuh berperan dalam mengorganisasi organ-organ tubuh
melaksanakan tugasnya dam menyeimbangkan fungsi tubuh apabila terjadi gangguan
dalam tubuh.
Pengeluaran hormon diatur oleh hipotalamus dan hipotalamus juga merespon tingkat
hormon tubuh sebagai panduan untuk akti7itas hormonal. Pada lansia, hipotalamus
kehilangan kemampuan dalam pengaturan dan sebagai reseptor yang mendeteksi
hormon indi7idu menjadi kurang sensitif. =leh karena itu, pada lansia banyak
hormon yang tidak dapat dapat disekresi dan mengalami penurunan keefekti7itasan.
Penurunan kemampuan hipotalamus dikaitkan dengan hormon kortisol. $ortisol
dihasilkan dari kelenjar adrenal 2terletak di ginjal4 dan kortisol bertanggung jaab
untuk stres. :al ini dikenal sebagai salah satu dari beberapa hormon yang meningkat
dengan usia. 'ika kerusakan kortisol hipotalamus, maka seiring aktu hipotalamus
akan mengalami kerusakan. $erusakan ini kemudian dapat menyebabkan
ketidakseimbangan hormon sebagai hipotalamus kehilangan kemampuan untuk
mengendalikan sistem.
- Teori Org"n T'' # Single Organ Theory(
Teori penuaan organ tunggal dilihat sebagai kegagalan penyakit yang berhubungan
dengan suatu organ tubuh 7ital. orang meninggal karena penyakit atau keausan,
menyebabkan bagian penting dari tubuh berhenti fungsi sedangkan sisanya tubuh
masih mampu hidup. Teori ini berasumsi baha jika tidak ada penyakit dan tidak ada
kecelakaan, kematian tidak akan terjadi.
- Teori U+'r P"n/"ng &"n Pen'""n # Longevity and Senescence Theories(
Palmore 2/84 mengemukakan dari beberapa hasil studi, terdapat faktor-faktor
tambahan berikut yang dianggap berkontribusi untuk umur panjang1 tertaa> ambisi
rendah, rutin setiap hari, percaya pada Tuhan> hubungan keluarga baik, kebebasan
dan kemerdekaan> terorganisir, perilaku yang memiliki tujuan, dan pandangan hidup
positif.
5
7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2
http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 6/34
9acana yang timbul dari teori ini adalah sindrom penuaan merupakan sesuatu yang
uni7ersal, progresif, dan berakhir dengan kematian.
- Teori 0"r"%"n 0i&'% A!i, &"n Kese""n 1'ngsion"l
Penyedia layanan kesehatan juga tertarik dalam masalah ini karena kualitas hidup
tergantung secara signifikan berkaitan dengan tingkat fungsi. pendekatan fungsional
peraatan pada lansis menekankan pada hubungan yang kompleks antara biologis,
sosial, dan psikologis yang mempengaruhi kemampuan fungsional seseorang dan
kesejahteraannya.
- Teori Me&is # Medical Theories(
Teori medis geriatri mencoba menjelaskan bagaimana perubahan biologis yang
berhubungan dengan proses penuaan mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh manusia.
*iogerontologi merupakan subspesialisasi terbaru yang bertujuan menentukan
hubungan antara penyakit tertentu dan proses penuaan. +etode penelitian yang lebih
canggih telah digunakan dan banyak data telah dikumpulkan dari subjek sehat dalam
studi longitudinal, beberapa kesimpulan menarik dari penelitian tiap bagian berbeda.
B. Teori Sosiologi
Teori sosiologi merupakan teori yang berhubungan dengan status hubungan sosial.
Teori ini cenderung dipengaruhi oleh dampak dari luar tubuh.
- Teori Ke%ri"&i"n
Teori kepribadian menyebutkan aspek-aspek pertumbuhan psikologis tanpa
menggambarkan harapan atau tugas spesifik lansia. Teori pengembangan kepribadian
yang dikembangkan oleh 'ung menyebutkan baha terdapat dua tipe kepribadian
yaitu intro7ert dan ekstro7ert. Lansia akan cenderung menjadi intro7ert kerenan
penurunan tanggungjaab dan tuntutan dari keluarga dan ikatan sosial.
- Teori T'g"s Per!e+"ng"n
6
7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2
http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 7/34
Tugas perkembangan merupakan akti7itas dan tantangan yang harus dipenuhi oleh
seseorang pada tahap-tahap spesifik dalam hidupnya untuk mencapai penuaan yang
sukses.pada kondisi tidak danya pencapaian perasaan baha ia telah menikmati
kehidupan yang baik, maka lansia tersebut berisiko untuk memiliki rasa penyeselan
atau putus asa.
- Teori Disengagement #Pen"ri!"n $iri(
Teori ini menggambarkan penarikan diri ole lansia dari peran masyarakat dan
tanggung jaabnya. Lansia akan dikatakan bahagia apabila kontak sosial telah
berkurang dan tanggungjaab telah diambil oleh generasi yang lebih muda. +anfaat
dari pengurangan kontak sosial bagi lansia adalah agar dapat menyediakan eaktu
untuk mengrefleksi kembali pencapaian yang telah dialami dan untuk menghadapi
harapan yang belum dicapai.
- Teori A!ii"s
Teori ini berpendapat apabila seorang lansia menuju penuaan yang sukses maka ia
harus tetap berakti7itas.kesempatan untuk turut berperan dengan cara yang penuh arti
bagi kehidupan seseorang yang penting bagi dirinya adalah suatu komponen
kesejahteraan yang penting bagi lansia. Penelitian menunjukkan baha hilangnya
fungsi peran lansia secara negatif mempengaruhi kepuasan hidup, dan akti7itas
mental serta fisik yang berkesinambungan akan memelihara kesehatan sepanjang
kehidupan
- Teori Koni'ni"s
Teori kontinuitas mencoba menjelaskan mengenai kemungkinan kelanjutan dari
perilaku yang sering dilakukan klien pada usia deasa. Perilaku hidup yang
membahayakan kesehatan dapat berlangsung hingga usia lanjut dan akan semakin
menurunkan kualitas hidup
- Teori S'!'l'r
7
7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2
http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 8/34
Lansia, sebagai suatu kelompok, memiliki norma mereka sendiri, harapan, keyakinan,
dan kebiasaan> karena itu, mereka telah memiliki subkultur mereka sendiri. Teori ini
juga menyatakan baha orang tua kurang terintegrasi secara baik dalam masyarakat
yang lebih luas dan berinteraksi lebih baik di antara lansia lainnya bila dibandingkan
dengan orang dari kelompok usia berbeda. Salah satu hasil dari subkultur usia akan
menjadi pengembangan ?kesadaran kelompok umur? yang akan berfungsi untuk
meningkatkan citra diri orang tua dan mengubah definisi budaya negatif dari
penuaan.
- Teori Psi!ologis
Teori psikologis merupakan teori yang luas dalam berbagai lingkup karena penuaan
psikologis dipengaruhi oleh faktor biologis dan sosial, dan juga melibatkan
penggunaan kapasitas adaptif untuk melaksanakan kontrol perilaku atau regulasi diri.
- Teori Ke''"n M"n'si"
*anyak teori psikologis yang memberi konsep moti7asi dan kebutuhan manusia.
Teori +aslo merupakan salah satu contoh yang diberikan pada lansia. Setiap
manusia yang berada pada le7el pertama akan mengambil prioritas untuk mencapai
le7el yang lebih tinggi. aktualisasi diri akan terjadi apabila seseorang dengan yang
lebih rendah tingkat kebutuhannya terpenuhi untuk beberapa derajat, maka ia akan
terus bergerak di antara tingkat, dan mereka selalu berusaha menuju tingkat yang
lebih tinggi.
- Teori Keerl"ngs'ng"n 0i&'% &"n Per!e+"ng"n Ke%ri"&i"n
Teori keberlangsungan hidup menjelaskan beberapa perkembangan melalui berbagai
tahapan dan menyarankan baha progresi sukses terkait dengan cara meraihkesuksesan di tahap sebelumnya. ada empat pola dasar kepribadian lansia1 terpadu,
keras-membela, pasif-dependen, dan tidak terintegrasi 2eugarten et al.4.
Teori yang dikemukakan @rik @rikson tentang delapan tahap hidup telah digunakan
secara luas dalam kaitannya dengan lansia. Aa mendefinisikan tahap-tahap kehidupan
8
7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2
http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 9/34
sebagai kepercayaan 7s ketidakpercayaan, otonomi 7s rasa malu dan keraguan,
inisiatif 7s rasa bersalah, industri 7s rendah diri, identitas 7s difusi mengidentifikasi,
keintiman 7s penyerapan diri, generati7itas 7s stagnasi, dan integritas ego 7s putus
asa. +asing-masing pada tahap ini menyajikan orang dengan kecenderungan yang
saling bertentangan dan harus seimbang sebelum dapat berhasil dari tahap itu. Seperti
dalam teori keberlangsungan hidup lain, satu tahapan menentukan langkah menuju
tahapan selanjutnya.
- Recent and Evolving Theories
Teori kepribadian genetik berupaya menjelaskan mengapa beberapa lansia lebih baik
dibandingkan lainnya.> hal ini tidak berfokus pada perbedaan dari kedua kelompok
tersebut. +eskipun didasarkan pada bukti empiris yang terbatas, teori ini merupakan
upaya yang menjanjikan untuk mengintegrasikan dan mengembangkan lebih lanjut
beberapa teori psikologi tradisional dan baru bagi lansia. Tema dasar dari teori ini
adalah perilaku bifurkasi atau percabangan dari seseorang di berbagai aspek seperti
biologis, sosial, atau tingkat fungsi psikososial. +enurut teori ini, penuaan
didefinisikan sebagai rangkaian transformasi terhadap meningkatnya gangguan dan
ketertiban dalam bentuk, pola, atau struktur ,!,#,%
!. ;aktor penyebab jatuh pada lansia biasanya merupakan gabungan beberapa faktor-faktor, antara lain 1
4 $ecelakaan 1 merupakan faktor penyebab jatuh yang utama bagi lansia,
yaitu sekitar #0-&0 B kasus jatuh.a4 murni kecelakaan, misalnya karena jatuh terpeleset atau
tersandung sesuatu
b4 gabungan antara lingkungan yang jelek dengan kelainan-kelainan
akibat proses menua, misalnya karena penglihatan pada lansiasudah menurun 2mata kurang aas4, kemudian menabrak benda-
benda yang ada di rumah, sehingga akhirnya jatuh.!4 yeri kepala dan atau 7ertigo
#4 :ipotensi orthostatik
a4 hipo7olemia 2curah jantung rendah4
b4 disfungsi otonom
9
7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2
http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 10/34
c4 penurunan kembalinya darah 7ena ke jantung
d4 terlalu lama berbaring dan kurang bergerak selama berbaring
e4 pengaruh obat-obat hipotensif4 hipotensi sesudah makan
%4 =bat-obatan 1
a4 anti hipertensi, misalnya alfa-bloker b4 anti depresan trisiklik
c4 sedati7e
d4 antipsikotik
e4 obat-obat hipoglikemik f4 alkohol
&4 Proses penyakit yang spesifik.
Penyakit-penyakit akut seperti 1
a4 kardio7askuler 1 aritmia
stenosis aorta
sinkope sinus karotis
b4 eurologi 1 TA(
Stroke
serangan kejang
Parkinson
kompresi saraf spinal karena spondilosis
penyakit cerebelum
64 Adiopatik 2 tidak jelas sebabnya 4
4 Sinkope 1 kehilangan kesadaran secara tiba-tiba
a4 drop attack 2serangan roboh4 b4 penurunan darah ke otak secara tiba-tiba
c4 terbakar matahari&
#. Cntuk dapat memahami factor resiko jatuh, maka harus dimengerti baha
stabilitas badan ditentukan oleh 1
4 Sistem sensorik Dang berperan didalamnya adalah 7isus 2penglihatan4, pendengaran, fungsi
7estibuler, dan proprioseptif. Semua gangguan atau perubahan pada mata akan
menyebabkan gangguan penglihatan. Semua penyakit telinga akan
10
7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2
http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 11/34
menimbulkan gangguan pendengaran. Eertigo tipe perifer sering terjadi pada
lansia yang diduga karena adanya perubahan fungsi 7estibuler akibat proses
menua. europati perifer dan penyakit degeneratif leher akan mengganggu
fungsi proprioseptif. Fangguan sensorik tersebut menyebabkan hampir
sepertiga lansia mengalami sensasi abnormal pada saat dilakukan uji klinik.
!4 Sistem saraf pusat 2SSP4SSP akan memberikan respon motorik untuk mengantisipasi input sensorik.
Penyakit SSP seperti stroke, Parkinson, hidrosefalus tekanan normal yang
sering diderita lansia dan menyebabkan gangguan fungsi SSP sehingga
berespon tidak baik terhadap input sensorik.
#4 $ognitif
Pada beberapa penelitian, dimensia diasosiasikan dengan meningkatnya resiko
jatuh.
%4 +usculoskeletal
;aktor ini disebutkan oleh beberapa peneliti merupakan factor yang benar-
benar murni milik lansia yang berperan besar terhadap terjadinya jatuh.
Fangguan musculoskeletal menyebabkan gangguan gaya berjalan 2gait4 dari
ini berhubungan dengan proses menua yang fisiologis. Fangguan gait yang
terjadi akibat proses menua tersebut antara lain disebabkan oleh 1
• $ekakuan jaringan penghubung
• *erkurangnya massa otot
• Perlambatan konduksi saraf
• Penurunan 7isuslapangan pandang
• $erusakan proprioseptif Dang kesemuanya menyebabkan 1
• Penurunan range of motion 2<=+4 sendi
• Penurunan kekuatan otot, terutama menyebabkan kelemahan ekstremitas
baah
11
7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2
http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 12/34
• Perpanjangan aktu reaksi
• $erusakan persepsi dalam
• Peningkatan postural say 2goyangan badan4Semua perubahan tersebut mengakibatkan kelambanan gerak, langkah yang
pendek, penurunan irama, dan pelebaran bantuan basal. $aki tidak dapat menapak
dengan kuat dan lebih cenderung gampang goyah. Perlambatan reaksi
mengakibatkan seorang lansia susahterlambat mengantisipasi bila terjadi
gangguan seperti terpeleset, tersandung, kejadian tiba-tiba, sehingga memudahkan
jatuh.Secara singkat faktor resiko jatuh pada lansia dibagi dalam dua golongan besar,
yaitu 14 ;aktor-faktor intrinsik 2faktor dari dalam4
!4 ;aktor-faktor ekstrinsik 2faktor dari luar46
%. :ubungan batuk, sesak napas dan anoreksia dengan jatuh1
5engan makin lanjutnya usia seseorang maka kemungkinan terjadinya
penurunan anatomik dan fungsional atas organnya masih besar. Penurunan
anatomik dan fungsional dari organ tersebut akan menyebabkan lebih mudah
timbulnya penyakit pada organ tersebut. Salah satunya pada system
gastrointestinal. +ulai dari gigi sampai anus terjadi perubahan morfologik
degenerati7e, antara lain perubahan atrofik pada rahang, sehingga gigi lebih
mudah tanggal. Perubahan atrofik juga terjadi pada mukosa, kelenjar dan otot-otot
pencernaan. *erbagai perubahan morfologik akan menyebabkan perubahan
fungsional sampai perubahan patologik, diantaranya gangguan mengunyah dan
menelan, serta perubahan nafsu makan. Fii yang kurang dan timus yang
mengalami resorbsi akan menyebabkan mudah terkena infeksi. Anfeksi saluran
napas menyebabkan batuk dan sesak. *atuk dan sesak disebabkan karena
perubahan anatomi dan penurunan fungsi fisiologis dari system respirasi.
12
7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2
http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 13/34
Perubahan anatomi diantaranya peningkatan diameter trachea dan saluran napas
utama, membesarnya duktus al7eolaris, berkurangnya elastisitas penyangga
parenchyma paru, penurunan massa jaringan massa paru, berkurangnya kekuatan
otot-otot pernapasan, dan kekakuan dinding thoraks. Sedangkan penurunan fungsi
fisiologis yaitu kekuatan otot pernapasan menurun, 7entilasi dan perfusi paru
menurun, menurun 23E, ;E3, ;@E4, meningkat 2;<3, <E4. $eadaan tersebut
dapat menyebabkan penurunan system imun sehingga mudah terkena infeksi dan
menyebabkan batuk. Sesak yang terjadi menyebabkan hipoksia sehingga aliran
oksigen ke otak menurun dan menyebabkan jatuh
&. Penyebab kedua tungkai tidak dapat digerakkan1
Pada kasus ini pasien dinyatakan jatuh terpeleset. +ekanisme trauma
Seseorang yang jatuh terpeleset kemungkinan bisa ke depan atau ke belakang. 'ika
jatuh ke depan maka kemungkinan akan mengalami trauma capitis atau cidera
ekstremitas atas sebagai akibat menahan tubuh dengan tangan. Sedangkan jika
jatuh ke belakang maka kemungkinan akan mengalami trauma capitis atau cidera
ekstremitas atas atau cidera tulang belakang 27ertebra4.
Pada kasus ini tidak dikeluhkan adanya trauma capitis atau cidera
ekstremitas atas, cidera yang terjadi hanya berupa tungkai yang tidak dapat
digerakkan tapi masih berasa. Ani berarti baha kemungkinan yang mengalami
gangguan adalah persarafan motorik tungkai tersebut sementara saraf sensoriknya
masih berfungsi dengan baik.
Secara anatomis tungkai 2ekstremitas baah4 dipersarafi oleh serabut saraf
dari 7ertebra segmen lumbal dan sacral. 'adi kemungkinan besar ketika terjatuh,
pasien tersebut mengalami trauma 7ertebra segmen lumbal-sakral yang
mengakibatkan tertekannya ramus-ramus saraf di cornu anterior atau bagian dari
kornu anterior dari segmen lumbosakral tersebut yang tertekan yang berfungsi
13
7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2
http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 14/34
sebagai saraf motorik pada kedua tungkai yang mengakibatkan tungkai tidak dapat
digerakkan.8
6. Pengaruh <iayat Penyakit dan pengobatan terhadap jatuh yang dialami pasien1(. 5iabetes +ellitus
Penyakit diabetes mellitus 25+4-yang dikenal masyarakat sebagai penyakit
gula atau kencing manis-terjadi pada seseorang yang mengalami peningkatan kadar
gula 2glukosa4 dalam darah akibat kekurangan insulin atau reseptor insulin tidak
berfungsi baik.5iabetes yang timbul akibat kekurangan insulin disebut 5+ tipe
atau Ansulin 5ependent 5iabetes +ellitus 2A55+4.Sedang diabetes karena insulin
tidak berfungsi dengan baik disebut 5+ tipe ! atau on-Ansulin 5ependent
5iabetes +ellitus 2A55+4.Ansulin adalah hormon yang diproduksi sel beta di
pankreas, sebuah kelenjar yang terletak di belakang lambung, yang berfungsi
mengatur metabolisme glukosa menjadi energi serta mengubah kelebihan glukosa
menjadi glikogen yang disimpan di dalam hati dan otot.Pada penderita 5+ tipe !,
insulin yang ada tidak bekerja dengan baik karena reseptor insulin pada sel
berkurang atau berubah struktur sehingga hanya sedikit glukosa yang berhasil
masuk sel.(kibatnya, sel mengalami kekurangan glukosa, di sisi lain glukosa
menumpuk dalam darah. $ondisi ini dalam jangka panjang akan merusak pembuluh
darah dan menimbulkan berbagai komplikasi.'ika tidak tepat ditangani, dalam
jangka panjang penyakit diabetes bisa menimbulkan berbagai komplikasi akibat
gangguan pembuluh darah. 'ika dibiarkan tidak dikelola dengan baik, diabetes
melitus akan menyebabkan terjadinya berbagai komplikasi kronik, baik
mikroangiopati maupun makroangiopati.
Retinopati diabetic. 5iabetes juga dapat menimbulkan gangguan pada mata.
Dang terutama adalah retinopati diabetik.$eadaan ini, disebabkan rusaknya
pembuluh darah yang memberi makan retina.*entuk kerusakan bisa bocor dan
keluar cairan atau darah yang membuat retina bengkak atau timbul endapan lemak
14
7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2
http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 15/34
yang disebut eksudat.Selain itu terjadi cabang-cabang abnormal pembuluh darah
yang rapuh menerjang daerah yang sehat.<etina adalah bagian mata tempat cahaya
difokuskan setelah meleati lensa mata. 3ahaya yang difokuskan akan membentuk
bayangan yang akan dibaa ke otak oleh saraf optik.*ila pembuluh darah mata
bocor atau terbentuk jaringan parut di retina, bayangan yang dikirim ke otak
menjadi kabur.Fangguan penglihatan makin berat jika cairan yang bocor
mengumpul di fo7ea, pusat retina yang menjalankan fungsi penglihatan sentral.
(kibatnya, penglihatan kabur saat membaca, melihat obyek yang dekat serta obyek
yang lurus di depan mata.Pembuluh darah yang rapuh bisa pecah, sehingga darah
mengaburkan 7itreus, materi jernih seperti agar-agar yang mengisi bagian tengah
mata.:al ini menyebabkan cahaya yang menembus lensa terhalang dan tidak sampai
ke retina atau mengalami distorsi.'aringan parut yang terbentuk dari pembuluh
darah yang pecah di korpus 7itreum dapat mengerut dan menarik retina, sehingga
retina lepas dari bagian belakang mata.Pembuluh darah bisa muncul di iris 2selaput
pelangi mata4 menyebabkan glaucoma.
europatik diabetik merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya jatuh
pada penyakit 5+. Proses terjadinya neuropatik diabetic beraal dari hiperglikemia
yang berkepanjangan.:iperglikemi persisten menyebabkan akti7itas jalur poliol
meningkat, yaitu terjadinya akti7asi enim aldose-reduktase, yang merubah glukosa
menjadi sorbitol, yang kemudian dimetabolisme oleh sorbitol dehidrogenase
menjadi fruktosa.(kumulasi sorbitol dalam sel saraf menyebabkan keadaan
hipertonik intraselular sehingga mengakibatkan edema saraf.Peningkatan sintesis
sorbitol berakibat terhambatnya mioinositol masuk ke dalam sel saraf. Penurunan
mioinositol dan akumulasi sorbitol secara langsung menimbulkan stress osmotic
yang akan merusak mitokondria dan akan menstimulasi protein kinase C 2P$34.
(kti7asi P$3 ini akan menekan fungsi a-$-(TP-ase, sehingga kadar a
intraselluler menjadi berlebihan yang berakibat terhambatnya mioinositol sehingga
masuk ke dalam sel saraf sehingga terjadi gangguan transduksi sinyal pada saraf.
15
7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2
http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 16/34
<eaksi jalur poliol ini juga menyebabkan turunnya persediaan (P5: saraf
yang merupakan kofaktor penting dalam metabolismeoksidatif.$arena (P5:
merupakan kofaktor untuk glutathione dan nitric oxide synthase 2=S4,
pengurangan kofaktor tersebut membatasi kemampuan saraf untuk mengurangi
radikal bebas dan penurunan produksi nitric oxide 2=4.
5isamping meningkatkan akti7itas jalur poliol, hiperglikemi berkepanjangan
akan menyebabkan terbentuknya advance glycosilation end products 2(F@s4. (F@s
ini sangat toksik dan merusak semua protein tubuh termasuk sel saraf. 5engan
terbentuknya (F@s dan sorbitol, maka sintesis dan fungsi = akan menurun yang
berakibat 7asodilatasi berkurang, aliran darah ke saraf menurun, dan bersama
rendahnya mioinositol dalam sel saraf, terjadilah edema.
Flukosa darah yang tinggi dalam jangka aktu panjang akan menaikkan kadar
kolesterol dan trigliserida darah. Lama-kelamaan akan terjadi aterosklerosis atau
penyempitan pembuluh darah. Pada pembuluh darah juga terjadi penebalan tunica
media akibat proses menua. (kibatnya sering terjadi gangguan 7askularisasi otak
yang berakibat terjadinya TA(, stroke dan dementia 7askuler. Easkularisasi yang
menurun pada daerah hipothalamus menyebabkan terjadinya gangguan saraf
otonom, disamping mungkin sebagai akibat pengaruh berkurangnya berbagai
neurotransmitter.
*erdasarkan penjelasan tersebut diatas, berbagai kemungkinan hal dapat terjadi
mengingat baha serabut saraf perifer secara umum dibagi atas # sistem yaitu
sistem motorik, sensorik dan autonom. +anifestasi klinis 5 bergantung dari jenis
serabut saraf yang mengalami lesi. +engingat jenis serabut saraf yang terkena lesi
bisa yang kecil atau besar, lokasi proksimal atau distal, fokal atau difus, motorik
atau sensorik atau otonom, maka manifestasi klinis 5 jg ber7ariasi mulai
kesemutan, mati rasa, tebal, seperti tertusuk-tusuk, robek, dan sebagainya.
*. :ipertensi
16
7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2
http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 17/34
Secara umum pembuluh darah sedang sampai besar pada usia lanjut sudah
mengalami berbagai perubahan. Terjadi penebalan intima 2arterosklerosis4 atau
tunika media 2proses menua4 yang pada akhirnya akan mneyebabkan kelenturan
pembuluh darah tepi meningkat. :al ini akan menyebabkan peningkatan tekanan
darah 2terutama tekanan darah sistolik4./,0,
Pada keadaan :ipertensi, pembuluh darah mengalami 7asodilatasi sehingga
menyebabkan 7olume darah yang beredar di seluruh tubuh menjadi berkurang. *egitu
pula pada aliran darah ke otak, ikut berkurang karena terjadinya 7asokonstriksi
sehingga dapat terjadi sinkop kemudian sinkop tersebut dapat menyebabkan jatuh.!
(dapun beberapa pengaruh obat-obatan farmakologi terhadap 5+ dan hipertensi
sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap gejala pasien adalah1
. 5iuretik
=bat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh
2leat kencing4 sehingga 7olume cairan ditubuh berkurang yang mengakibatkan
daya pompa jantung menjadi lebih ringan.3ontoh obat-obatan yang termasuk
golongan diuretik adalah :idroklorotiaid. @fek samping yang sering dijumpai
adalah 1 hipokalemia dan hiponatremia 2kekurang natrium dalam darah4 yangdapat mengakibatkan gejala lemas, hiperurisemia 2peningkatan asam urat dalam
darah4 dan gangguan lainnya seperti kelemahan otot, muntah dan pusing. Pada
penderita 5+, =bat Folongan tiaid juga dapat menyebabkan hiperglikemia
karena mengurangi sekresi insulin. /,0,#
!. Sulfonilurea
:ipoglikemia dapat terjadi pada pasien yang tidak mendapat dosis tepat, tidak
makan cukup atau dengan gangguan fungsi hepar dan atau ginjal. $ecenderunganhipoglikemia pada orang tua disebabkan oleh mekanisme kompensasi berkurang
dan asupan makanan yang cenderung kurang. Selain itu, hipoglikemia tidak
mudah dikenali pada oarang tua karena timbul perlahan tanpa tanda akut 2akibat
tidak ada refleks simpatis4 dan dapat menimbulkan disfungsi otak sampai koma.
17
7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2
http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 18/34
Fejala susunan saraf pusat yang lain berupa 7ertigo, konfusio bingung, ataksia
dan sebagainya.
Peng"r' Pengo""n
A. Pengobatan 5iabetes +elitusSelain oleh karena proses penyakit 2patologis4, terjadinya perubahan
farmakodinamik dan farmakokinetik pada lansia terhadap obat-obatan yang
dikonsumsi di dalam tubuh penderita juga berperan penting dalam penyebab
jatuh pada kasus ini. Perubahan-perubahan tersebut melalui beberapa
mekanisme, antara lain1 terjadi perubahan jumlah reseptor obat, perubahan
afinitas, transduksi sinyal dan perubahan target organ obat pada lansia. :al ini
mungkin bisa menjelaskan baha meskipun penderita meminum
obatantidiabetik oralnya, efek obat tersebut dalam tubuh tidak maksimal. (danya
polifarmasi yang terjadi pada usia lanjut yang menyebabkan terjadinya interaksi
antara obat yang satu dengan yang lainnya, dapat menimbulkan
hipoglikemiahiperglikemia yang dapat memperbesar kemungkinan jatuhnya
penderita tersebut.
:ipoglikemia dapat terjadi pada penderita yang tidak mendapat dosis obat
antidiabetik yang tepat, tidak makan cukup atau dengan gangguan fungsi hati dan
ginjal.$ecenderungan hipoglikemia pada orang tua disebabkan oleh mekanisme
kompensasi dalam tubuh berkurang dan asupan makanan yang tidak adekuat
karena kurangnya nafsu makan yang umumnya terjadi pada orang tua.Selain itu,
hipoglikemia tidak mudah dikenali pada orang tua karena timbul perlahan-lahan
tanpa tanda akut 2akibat tidak ada refleks simpatis4 dan dapat menimbulkan
disfungsi otak sampai koma yang jika berlangsung lama dapat menyebabkan
kerusakan otak permanen.
:ipoglikemia juga dapat terjadi akibat penurunan ekskresi dan
metabolisme klorpropamid 2salah satu obat antidiabetik oral golongan
18
7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2
http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 19/34
sulfonilurea dengan aktu paruh yang lama4 pada usia lanjut karena efek
samping dari obat antidiabetik golongan sulfonilurea adalah hipoglikemia. =leh
karena itu, pasien pada skenario kemungkinan terjatuh akibat hipoglikemi setelah
mengkonsumsi obat antidiabetik oral tersebut sebagaimana telah dijelaskan di
atas.
*. Pengobatan :ipertensi
.(nti (drenergik
+erupakan obat penghambat saraf adrenergic ialah obat yang mengurangi
respon sel efektor terhadap perangsangan saraf adrenergic, obat ini bekerja padaujung saraf adrenergik, mengganggu pelepasan dan atau penyimpanan
norepinefrin.
a. (lfa *loker
@fek samping 1
;enomena dosis pertama, yakni hipotensi postural hebat dan sinkope yang
terjadi #0-/0 menit setelah pemberian dosis pertama. :al ini disebabkan oleh
penurunan tekanan yang cepat pada saat berdiri tanpa adanya kompensasi
takikardi dan ini terjadi juga pada saat peningkatan dosis yang terlalu cepat.@fek
samping yang paling sering yakni, pusing 2hipotensi postural4, sakit kepala,
ngantuk, mual, edema perifer, palpitasi.
b. *eta *loker
@fek samping 1
+enghambat glikogenolisis dan menghilangkan takikardi yang menandai
hipoglikemia, jadi dapat memperberat dan memperpanjang periode hipoglikemia
akibat insulin pada pasien 5+.
19
7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2
http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 20/34
!. Easodiltor seperti Prostaglandin, atrium itropusid
#. 3alsium 3hanel *loker
%. Penghambat Sistem <enin (ngiotensin G (3@ Anhibitor./,0,
.Pendekatan 5iagnostik1
Setiap penderita lansia jatuh, harus dilakukan pemeriksaan seperti dibaah ini1
. <iayat Penyakit 2 'atuh 4
(namnesis dilakukan baik terhadap penderita ataupun saksi mata jatuh atau
keluarganya. (namnesis ini meliputi 1
a. Seputar jatuh 1 mencari penyebab jatuh misalnya terpeleset, tersandung,
berjalan, perubahan posisi badan, aktu mau berdiri dari jongkok, sedang
makan, sedang buang air kecil atau besar, sedang batuk atau bersin, sedang
menoleh tiba H tiba atau akti7itas lain b. Fejala yang menyertai 1 nyeri dada, berdebar H debar, nyeri kepala tiba-tiba,
7ertigo, pingsan, lemas, konfusio, inkontinens, sesak nafas.
c. $ondisi komorbid yang rele7an 1 pernah stroke, Parkinsonism, osteoporosis,
sering kejang, penyakit jantung, rematik, depresi, defisit sensorik.
d. <e7ie obat H obatan yang diminum 1 antihipertensi, diuretik, autonomik
bloker, antidepresan, hipnotik, anIiolitik, analgetik, psikotropik.e. <e7ie keadaan lingkungan 1 tempat jatuh, rumah maupun tempat H tempat
kegiatannya.!. Pemeriksaan ;isik
a. Tanda 7ital 1 nadi, tensi, respirasi, suhu badan 2panashipotermi4
b. $epala dan leher 1 penurunan 7isus, penurunan pendengaran, nistagmus,
gerakan yang menginduksi ketidakseimbangan, bisingc. 'antung 1 aritmia, kelainan katup
d. eurologi 1 perubahan status mental, defisit fokal, neuropati perifer,
kelemahan otot, instabilitas, kekakuan, tremor.
e. +uskuloskeletal 1 perubahan sendi, pembatasan gerak sendi problem kaki
2podiatrik4, deformitas.
20
7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2
http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 21/34
#. (ssesmen ;ungsional
5ilakukan obser7asi atau pencarian terhadap 1
a. ;ungsi gait dan keseimbangan 1 obser7asi pasien ketika dari bangku langsung
duduk dikursi, ketika berjalan, ketika membelok atau berputar badan, ketika
mau duduk dibaah.
b. +obilitas 1 dapat berjalan sendiri tanpa bantuan, menggunakan alat bantu,
memakai kursi roda atau dibantu
c. (ktifitas kehidupan sehari H hari 1 mandi, berpakaian, bepergian, kontinens.
Secara singkat, langkah menuju diagnosa bisa diringkas dalam % langkah1
. 5iskusikan dengan pasien, keluhan yang berhubungan dengan fungsi
mobilitas pasien
!. =bser7asi gaya berjalan dengan atau tanpa alat bantu jalan
#. ilai semua komponen sistem lokomotor pasien
%. =bser7asi sekali lagi dengan pengetahuan yang kita dapat dari keluhan
pasien%
.Penatalaksanaan pada pasien di skenario1
a. Penatalaksanaan secara umum
*iaya yang harus dikeluarkan akibat jatuh ternyata cukup besar, baik
dalam konotasi fisik, maupun trauma psikologi, hilangnya kemandirian atau
bahkan kematian. =leh karena itu, amat diperlukan berbagai strategi untuk
mengatasi dan mencegah jatuh pada orang berusia lanjut.
Prinsip dasar tatalaksana usia lanjut dengan masalah instabilitas dan
riayat jatuh adalah mengkaji dan mengobati trauma fisik akibat jatuh, mengobati
berbagai kondisi yang mendasari jatuh, memberikan terapi fisik dan pelatihan
berupa cara berjalan, penguatan otot, alat bantu, sepatu atau sandal yang sesuai,
mengubah lingkungan agar lebih aman seperti pencahayaan yang cukup,
pegangan, lantai yang tidak licin, dan sebagainya.
21
7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2
http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 22/34
Latihan fisik 2penguatan otot, fleksibilitas sendi, dan keseimbangan4,
latihan Thai 3hi, adaptasi perilaku 2bangu dari duduk perlahan-lahan,
menggunakan pegangan atau prabot untuk keseimbangan dan teknik bangun
setelah jatuh4 perlu dilakukan untuk mencegah morbiditas akibat jatuh berikutnya.
Perubahan lingkungan acapkali penting dilakukan dilakukan untuk
mencegah jatuh berulang. Lingkungan tempat orang usia lanjut tinggal seringkali
tidak aman sehingga upaya perbaikan perlu dilakukan untuk memperbaiki
keamanan mereka agar kejadian jatuh dapat dihindari.&
b. Penatalaksanaan berdasarkan skala prioritasSesak Suspect Pneumoni
Pengobatan ASP(pneumoni dilakukan dengan pemberian kemoterapi dan
pengobatan umum 2oksigen, terapi hidrasi, dan fisioterapi4. $emoterapi merupakan
kunci utama pengobatan pneumoni. Tujuannya ialah untuk membasmi kuman
penyebab pneumoni. Pemberian kemoterapi harus berdasarkan petunjuk penemuan
kuman apa yang menjadi penyebab infeksinya 2hasil kultur sputum dan tes
sensiti7itas kuman terhadap antibiotik4. *erhubung satu dan hal lain, misalnya 1
penyakit penderita sangat serius dan perlu pengobatan segera, kuman penyebab
infeksi belum dapat diketahui pasti menjelang terapi, sehingga antibiotik
pemberiannya dilakukan secara empirik. Pengobatan ini harus didasarkan atas
diagnosis mikrobiologi empirik. 5engan cara ini diagnosis yang dibuat diharapkan
dapat menunjukkan spektrum kuman penyebabnya, sehingga (* yang tepat dan
rasional dapat dipilih dan hasilnya dapat diandalkan.
*ila penyakitnya ringan atau sedang, (* diberikan secara oral, sedangkan bila
berat diberikan secara parenteral. Pengobatan umumnya diberikan selama -0 hari
pada kasus tanpa komplikasi atau (* diteruskan sampai # hari bebas panas. (pabila
terdapat penurunan fungsi ginjal akibat proses penuaan, maka harus diingat
kemungkinan penggunaan (* tertentu perlu penyesuaian dosis.
22
7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2
http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 23/34
:idrasi penderita harus diperhatikan. Pada keadaan penyakit yang ringan rehidrasi
dapat dilakukan secara oral, sedangkan pada penyakit yang berat, rehidrasi dilakukan
secara parenteral, menggunakan larutan elektrolit.
Pada pneumoni usia lanjut, fisioterapi harus diberikan. Penderita perlu tirah baring
dan posisi penderita perlu diubah-ubah untuk menghindari timbulnya pneumoni
hipostatik, kelemahan dan dekubitus.
;raktur
• Tindakan terhadap fraktur 1
(pakah penderita memerlukan tindakan operatif, ataukah oleh karena suatu sebab
tidak bisa dioperasi dan hanya akan dilakukan tindakan kon7ensional. Cntuk itu
diperlukan kerjasama yang erat dengan bagian ortopedi. 5engan makin
meningkatnya populasi usia lanjut dan dengan sendirinya kasus fraktur, dalam
disiplin ilmu bedah timbul suatu subdisiplin orto-geriatri
•Tindakan terhadap jatuh
+engapa penderita sampai jatuh, apa penyebabnya, bagaimana agar tidak terjatuh
yang berulang dan lain sebagainya.
• Tindakan terhadap kerapuhan tulang
(pa penyebabnya, bagaimana memperkuat kerapuhan tulang yang sudah terjadi.
Tindakan terhadap hal ini biasanya tidak bisa mengembalikan tulang seperti
semula, tetapi bisa membantu mengurangi nyeri dan mempercepat penyembuhan
fraktur • $eperaatan dan rehabilitasi saat penderita immobile
Pencegahan komplikasi imobilitas 2infeksi, dekubitus, confusio4, upaya agar
penderita secepat mungkin bisa mandiri lagi.
23
7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2
http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 24/34
$atarak
=bat H obat katarak berupa obat tetes mata, 7itamin atau anti oksidan hanya
menghambat proses bertambah matangnya katarak, tetapi tidak dapat mengurangi
atau menghilangkan katarak. =persi katarak dilakukan jika penglihatan sudah
mengganggu pasien, tidak harus menunggu sampai katarak matang. $atarak tidak
dapat diatasi dengan laser, akan tetapi harus dengan pembedahan untuk mengeluarkan
lensa yang keruh tersebut, kemudian diganti dengan lensa tanam buatan. =perasi
katarak dapat dilakukan dengan mikroskop dan mesin fakoemulsifikasi, yang
memafaatkan getaran ultrasonik untuk menghancurkan katarak. Tindakan laser dapat
digunakan setelah operasi katarak, apabila kapsul lensa mengalami kekeruhan.
Pemilihan teknik operasi ini tergantung kekerasan lensa mata. Setelah lensa
katarak diambil, penderita hanya dapat menghitung jari pada jarak meter, kecuali
penderita diganti lensanya.
Penggantian lensa ada dua cara yaitu1
• Penderita setelah dioperasi diberi kacamata atau lensa kontak positif kurang
lebih 0 dioptri.
• Penderita dipasang lensa tanam bersamaan aktu dilakukan operasi,
keuntungannya adalah penderita setelah operasi penderita langsung dapat
melihat jelas, tidak perlu memakai kacamata sangat tebal, lapang pandang
penderita tetap luas dan distorsi sinar dapat dihilangkan
5iabetes +elitus
Langkah A1 +enentukan tujuan pelaksanaan, yaitu1
. +empertahankan kesehatan badan dan kualitas hidup
!. +eniadakan hiperglikemi dan gejalanya
#. +engkaji dan menerapi penyakit komorbid seperti hipertensi, penyakit
kardio7askuler, (lheimer, dan lain-lain
24
7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2
http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 25/34
%. +eniadakan efek samping obat terutama hipoglikemi
&. +embuat berat badan menjadi ideal
6. +encegah kalau mungkin dan menerapi komplikasi. +engenali disabilitas dan mengurangi hendaya sosial yang terjadi
Langkah AA1 +elakukan assesement untuk mengetahui kapasitas penderita
baik fisik, psikologis, fungsional, lingkungan, sosial dan ekonomi.
Pemeriksaan mulai dari anamnesis, pemeriksaan fisik, psikologis, fungsional,
pemeriksaan penunjang sebaiknya dilakukan oleh suatu tim multidisiplin yang
bekerja secara interdisiplin dan terpadu.
Langkah AAA1 +elakukan terapi dan rehabilitasi pada penderita 5+ usia lanjut.
Target yang ingin dicapai tetap dama dengan usia deasa muda yaitu :b(c
JB, dan ini sangat sulit pada lansia karena terdapat berbagai macam kendala
seperti1
- (danya berbagai penurunan fungsi organ karena proses menua
- (danya penyakit komorbid
- Penuruan kapasitas fungsional yang menyebabkan penurunan aktifitas
fisik
- Penurunan fungsi kognitif penderita meningkatnya resiko
hipoglikemi- (danya polifarmasi meningkatkan efek samping dan interaksi obat
lain dengan obat-obat antihiperglikemik Pilihan utama terapi diabetes pada lansia adalah terapi tanpa ibat atau
sering disebut sebagai perubahan gaya hidup yang meliputi1
5iet
5iberikan diet dengan jumlah kalori sesuai *+A, dengan pembatasan sesuai
penyakit komorbid atau faktor resiko atherosklerosis lain yang ada. $omposisi
normal biasanya 60-6&B karbohidrat komplek, !0B protein dan &-!0B lemak.
5isamping itu juga diberikan suplemen dan 7itamin (, 3, * komplek, @, 3a,
selenium, inc dan besi.
Cntuk hasil yang baik pada terapi diet ini perlu perhatian khusus pemberian
makanan pada lansia dengan diabetes1
25
7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2
http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 26/34
(kses terhadap makanan1
- 5isabilitas fungsional
o $eterampilan menyapkan makanan yang kurangjelek o 5ukungan formal maupun informal yang buruk untuk
mendapatkan makanan
- Sumber daya keuangan yang terbatas
- (supan makanan1
o (presiasi terhadap bau dan rasa yang menurun
o Figi yang buruk dan atau Ierostomia
- $ebiasaan makan yang sudah berakar - $esukaan atas makanan masa lalu atau masakan tradisional
;ungsi kognitif yang menurun
=lahraga
5isesuaikan dengan kapasitas fungsionalnya. *ila masih bisa berjalan disuruh
berjalan, bila hanya bisa duduk olahraga dengan duduk. (pabila tidak dapat, bisa
dilakukan dengan gerakan atau latihan pasif di tempat tidur. Prinsip terapi olahraga
adalah dengan memperbaiki aktifitas fisik, menurunkan kadar gula darah, mencegah
terjadinya imobilitas yang mempercepat munculnya kompliasi makro7askuler
diabetes.
(pabila dengan terapi tanpa obat di atas gula darah atau :b(c belum turun
atau terkendali, sesuai dengan target makan diberikan terapi dengan obat
antihiperglikemik.
=bat
Terutama obat untuk menurunkan gula darah harus dipilih yang bekerja
pendek, mempertimbangkan kapasitas ginjal, hepar dan saluran cerna agar tidak
terjadi efek samping. Patut juga diperhatikan status sosial ekonomi penderita dalam
memilih obat mengingat obat ini biasanya dipakai dalam jangka aktu lama bahkan
dapat seumur hidup. =bat yang dipilih apakah obat anti diabetik oral atau insulin
26
7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2
http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 27/34
disesuaikan dengan klisifikasi 5+nya dan keadaan klinisnya seperti penyakit
komorbid atau *+A nya.
Cntuk penderita diabetes lansia gemuk, obat hiperglikemik oral yang dipilih
adalah inhibitor alfa Flukosidase 2acarbose4, biguanide atau thiaolidinedione, karena
obat-obat ini selain menurunkan kadar gula darah juga dapat menuurnkan berat
badan, tetapi bila terdapat ganguan fungsi hati atau ginjal baik biguanide atau
thiaolodinedione tidak boleh dipakai. Sebaliknya penderita yang kurus sebaiknya
dipilih terapi dengan insulin karena dapat menungkatkan berat badan. Sulfoniuria dan
non sulfoniuria insulin secretagoue 2repaglinidenateglinide4 lebih tepat dipilih untuk
penderita dengan berat badan normal.
Andikasi penggunaan insulin pada penderita diabetes antara lain1 5+ tipe ,
5+ tipe ! yang tidak bisa dikontol dengan obat oral, 5+ tipe ! dengan penyakit akut
berulang dan berhubungan dengan hiperglikemi, 5+ tipe ! dengan penyakit
komorbid yang merupakan kontraindikasi =:=, 5+ tipe ! dengan operasi yang lama
2prepascaoperatif4, 5+ tipe ! dengan malnutrisikurus dan malaise berat, koma
diabetik 2ketoasidosis diabetik, hiperosmolar nonketotik dan asidosis laktat4 dan
perempuan hamil.
Penatalaksanaan 5+ pada lanjut usia tidak akan berhasil bila tidak melakukan
langkah beriuktnya setelah diet, olahraga dan obat, yaitu melakukan edukasi, e7aluasi
dan rehabilitasi pada penderita.
@dukasi1 memberikan penjelasan mengania 5+ dan komplikasi yang akan terjadi
sampai kepada apa yang mesti dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh
penderita dan keluarganya. Pada edukasi perlu dibuat komitmen antara dokter,
penderita dan keluarganya mengenai tujuan akhir terapi yang diberikan, bukan hanya
sekedar mengontrol gula darah tetapi juga mencegah komplikasi dengan
mengeliminir semua faktor resiko atherosclerosis yang dimiliki oleh penderita dan
sekaligus menerapi komorbid yang ada.
@7aluasi1 e7aluasi harus dilakukan secara berkesinambungan terutama untuk1
e7aluasi status fungsional penderita, harapan hidup, support social dan financial serta
27
7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2
http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 28/34
hasrat kemauan lansia itu sendiri untuk berobat. *ila tidak memperhatikan hal-hal
tersebut biasanya akan terjadi kegagalan terapi atau kebosanan penderita diabetes
untuk terus berobat.
<ehabilitasi1 sangat penting dilakukan dengan program indi7idual untuk tiap
penderita, tergantung kepada kapasitas fungsional penderita, komplikasi 5+ dan
penyakit komorbid yang diderita. Pada prinsipnya rehabilitasi harus dilakukan
secepatnya tidak perlu menunggu kondisi pasien stabil, tetapi harus sesuai dengan
keadaan penderita saat itu.
:ipertensi
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas
akibat komplikasi kardio7askuler yang berhubungan dengan pencapaian dan
pemeliharaan tekanan darah di baah %0/0 mm:g. Prinsip pengelolaan penyakit
hipertensi meliputi 1
- Terapi tanpa =bat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan
sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini
meliputi 1
- 5iet
5iet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah 1
<estriksi garam secara moderat dari 0 grhr menjadi & grhr
5iet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
- Penurunan berat badan
- Penurunan asupan etanol
- +enghentikan merokok
- Latihan ;isik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan
untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip
yaitu 1
28
7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2
http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 29/34
+acam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang
dan lain-lain
Antensitas olah raga yang baik antara 60-80 B dari kapasitas aerobik atau !-
8 B dari denyut nadi maksimal yang disebut ona latihan. Lamanya latihan berkisar
antara !0 H !& menit berada dalam ona latihan ;rekuensi latihan sebaiknya # I
perminggu dan paling baik & I perminggu
- @dukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi 1
- Tehnik *iofeedback
*iofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan padasubyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek
dianggap tidak normal. Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk
mengatasi gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk
gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
- Tehnik relaksasi
<elaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi
ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat
belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
- Pendidikan $esehatan 2 Penyuluhan 4Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien
tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat
mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
- Terapi dengan =bat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja
tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar
penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu
dilakukan seumur hidup penderita.
Pengobatan standar yang dianjurkan oleh $omite 5okter (hli :ipertensi
2 '=AT (TA=(L 3=++ATT@@ = 5@T@3TA=, @E(LC(TA= (5
T<@(T+@T =; :AF: *L==5 P<@SSC<@, CS(, /88 4 menyimpulkan baha
obat diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat (3@ dapat
29
7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2
http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 30/34
digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita
dan penyakit lain yang ada pada penderita. Pengobatannya meliputi
Step 1 =bat pilihan pertama 1 diuretika, beta blocker, 3a antagonis, (3@ inhibitor
Step !1 (lternatif yang bisa diberikan 15osis obat pertama dinaikkan. 5iganti jenis
lain dari obat pilihan pertama.5itambah obat ke H! jenis lain, dapat berupa diuretika ,
betablocker,3a-antagonis,(lpa-blocker, clonidin, reserphin, 7asodilator
Step # 1 (lternatif yang bisa ditempuh obat ke-! diganti dengan obat ke-# jenis lain
Step % 1 (lternatif pemberian obat ditambah obat ke-# dan ke-%. <e-e7aluasi dan
konsultasi follo up untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan
interaksi dan komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan 2 peraat,
dokter 4 dengan cara pemberian pendidikan kesehatan.6
. (dapun komplikasi yang memungkinkan dapat terjadi pada pasien di scenario
yakni1
'atuh dapat mengakibatkan berbagai jenis cedera, kerusakan fisik dan
psikologis. $erusakan fisik yang paling ditakuti dari kejadian jatuh adalah patah
tulang panggul. 'enis fraktur lain yang sering terjadi akibat jatuh adalah fraktur
pergelangan tangan, lengan atas dan pel7is serta kerusakan jaringan lunak.
5ampak psikologis adalah alaupun cedera fisik tidak terjadi, syok setelah
jatuh dan rasa takut akan jatuh lagi dapat memiliki banyak konsekuensi termasuk
ansietas, hilangnya rasa percaya diri, penbatasan dalam akti7itas sehari-hari, falafobia
atau fobia jatuh.
$omplikasi-komplikasi jatuh adalah 1
a. Perlukaan
30
7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2
http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 31/34
+engakibatkan rusaknya jaringan lunak yang terasa sangat sakit berupa robek atau
tertariknya jaringan otot, robeknya arteri7ena, patah tulang atau fraktur misalnya
fraktur pel7is, femur, humerus, lengan baah, tungkai atas.5isabilitas
b. 5isabilitas mengakibatkan penurunan mobilitas yang berhubungan dengan
perlukaan fisik dan penurunan mobilitas akibat jatuh yaitu kehilangan
kepercayaan diri dan pembatasan gerak.
c. eurologis
kelemahan otot , gangguan saraf perifer 2terutama sensasi posisi 4 dan adanya
gangguan keseimbangan dan cara berjalan
. +ati
0. (dapun usaha pencegahan yang dapat dilakukan antara lain1
Csaha pencegahan merupakan langkah yang harus dilakukan karena bila
sudah terjadi jatuh pasti terjadi komplikasi, meskipun ringan tetap memberatkan.
(da # usaha pokok untuk pencegahan ini, antara lain1
. Adentifikasi faktor resiko
Pada setiap lansia perlu dilakukan pemeriksaan untuk mencari adanya
faktor intrinsik resiko jatuh, perlu dilakukan assesmen keadaan sensorik,
neurologik, muskuloskeletal dan penyakit sistemik yang sering
mendasarimenyebabkan jatuh.
$eadaan lingkungan rumah yang berbahaya dan dapat menyebabkan jatuh
harus dihilangkan. Penerangan rumah hartus cukup tapi tidak menyilaukan. Lantai
rumah datar, tidak licin, bersih dari benda-benda kecil yang susah dilihat.
Peralatan rumah tangga yang sudah tidak aman 2lapuk, dapat bergeser sendiri4
sebaiknya diganti, peralatan rumah ini sebaikknya diletakkan sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu jalantempat aktifitas lansia. $amar mandi dibuat
tidak licin, sebaiknya diberi pegangan pada dindingnya, pintu yang mudah dibuka.
93 sebaiknya dengan kloset duduk dan diberi pegangan di dinding.
.Penilaian keseimbangan dan gaya berjalan
31
7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2
http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 32/34
Setiap lansia harus die7aluasi bagaimana keseimabangan badannya dalam
melakukan gerakan pindah tempat, pindah posisi. Penilaian postural sway sangat
diperlukan untuk mencegah terjadinya jatuh pada lansia. *ila goyangan badan
pada saat berjalan sangat beresiko jatuh, maka diperlukan bantuan latihan oleh
rehabilitasi medik. Penilaian gaya berjalan2gait4 juga harus dilakukan dengan
cermat, apakah penderita menapakkan kakinya dengan baik, tidak mudah goyah,
apakah penderita mengangkat kaki dengan benar pada saat berjalan, apakah
kekuatan otot ekstremitas baah penderita cukup untuk berjalan tanpa bantuan.
$esemuanya itu harus dikoreksi bila terdapat kelainanpenurunan.
#. +engaturmengatasi fakor situsional
;aktor situasional yang bersifat serangan akuteksaserbasi akut penyakit
yang diderita lansia secara periodik. ;aktor situasional bahaya lingkungan dapat
dicegah dengan mengusahakan perbaikan lingkungan seperti tersebut diatas.
;aktor situasional yang berupa aktifitas fisik dapat diatasi sesuai dengan kondisi
kesehatan penderita. Perlu diberitahukan pada penderita akti7itas fisik seberapa
jauh yang aman bagi penderita, akti7itas tersebut tidak boleh melampaui batasan
yang diperbolehkan baginya sesuai hasil pemeriksaan kondisi fisik. *ila lansia
sehat dan tidak ada batasan aktifitas fisik, maka dianjurkan lansia tidak melakukan
aktifitas fisik yang sangat melelahkan atau beresiko tinggi untuk terjadinya jatuh.8
5(;T(< PCST($(
. . Stanley, +ickey, and Patricia Fauntlett *eare.!006. Buku Ajar
Keperawatan erontik , ed !.'akarta1@F3
32
7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2
http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 33/34
!. +iller, 3arol (.///.!ursing Care o" #lder Adults$ Theory and
%ractice.Philadepia1 Lippincott
#. Toni Setiabudhi dan :ardiinoto.///. %anduan erontologi Tinjauan dari
Berbagai Aspek .'akarta1Framedia Pustaka Ctama
%. Tamher dan oorkasiani.!00/. Kesehatan &sia 'anjut dengan %endekatan
Asuhan Keperawatan.'akarta1 Salemba +edika
&. : Slamet Suyono, SpP5,$@. Prof. 5r. !00. Buku Ajar (l)u %enyakit *ala)
jilid (( . 'akarta 1 *alai Penerbit ;$CA.6. 9ahab, abdul, hadi martono. !0. eriatri (l)u Kesehatan &sia 'anjut.
'akarta 1 *alai Penerbit ;$CA
. *oedhi, 5armojo, <. !00/. Buku Ajar eriatri + (l)u Kesehatan &sia 'anjut, edisi ke-. 'akarta 1 *alai Penerbit ;$CA.
8. *oedhi, 5armojo, <. !00%. *uku (jar Feriatri 2 Almu $esehatan Csia Lanjut 4
edisi ke-#. 'akarta 1 *alai Penerbit ;$CA.
/. Setiaati, Siti. *uku (jar Almu Penyakit 5alam jilid A @disi E. 'akarta1 Anterna
Publishing. !00:al. 86/-80
0. 5armojo <. *oedhi, +artono :. :adi, editor. Buku Ajar eriatri @disi
keempat. 'akarta1 *alai Penerbit ;$CA> !0
. Setiaati, Siti. *uku ajar ilmu penyakit dalam jilid AAA edisi E. 'akarta1 interna
publishing. !00> :al. /%8
!. Suyono, Slamet. Buku Ajar (l)u %enyakit *ala) /ilid ((( 0d. 1. !00/.
'akarta1 AnternaPublishing
#. Fallo,'oseph.//8.*uku Saku Ferontologi.'akarta1*uku $edokteran @F3%. Sudoyono (ru 9,dkk. !00/. *uku Almu Penyakit 5alam 'ilid A edisi kelima.
:al 8!.
&. +artono, :adi., Pranaka, $ris. *uku ajar *oedhi-5armojo1 Feriatri 2Almu
$esehatan Csia Lanjut4. @disi &. ;$ CA. :al1 8/-/
6. 5armojo *oedhi <.: :adi +artono, @d. *uku (jar Feriatri @disi ke-%.
'akarta1 ;$CA, !00/> %-/
. *uku Almu Penyakit 5alam 'ilid .edisi 7 .hal 8/
33
7/17/2019 MODUL JATUH-SKENARIO 2
http://slidepdf.com/reader/full/modul-jatuh-skenario-2 34/34
8. +artono, :adi., Pranaka, $ris. *uku ajar *oedhi-5armojo1 Feriatri 2Almu
$esehatan Csia Lanjut4. @disi &. ;$ CA. :al1 -#