Upload
yushardianto-eka-putra
View
8
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
data
Citation preview
MODUL
PENGANTAR HUMAS (3 SKS)
Oleh: Irmulan Sati T., SH, M.Si
POKOK BAHASAN
Marketing Public Relations dan Corporate Public Relations
Pengantar untuk Corporate Communication
Kuliah Tamu
DESKRIPSI
Pokok bahasan ini membahas tentang sinergi marketing dan Public Relations dalam
kerangka menunjang kegiatan komunikasi perusahaan, dan sebagai perkembangan dari
trend kegiatan PR yang bekerjasama dengan marketing.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mengikuti mata kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat memahami dan mampu
menjelaskan kembali pengertian dan kompetensi Marketing Public Relations.
Pustaka:
Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, Dasar Dasar Public Relations, PT Remaja
Rosdakarya, Bandung, 2002.
George E. Belch & Michael E. Belch, Advertising and Promotion: An Integrated
Marketing Communications Perspective, Mc Graw Hill, 2007.
Irmulan Sati T / Public Relations 1
Pertemuan 12&13
Marketing Public Relations
Alat dan teknik public relations yang sering digunakan untuk menunjang
marketing dan sasaran penjualan suatu bisnis disebut “Komunikasi Marketing” atau
“Marketing Public Relations”. Staf PR yang bekerja di bidang ini biasanya tergabung
dalam divisi marketing. Public Relations yang berorientasi marketing dibentuk oleh suatu
divisi baru, yakni “Komunikasi dan Marketing” (Wilcox, et al. 1992 : 339 dalam Soleh
Soemirat dan Elvinaro Ardianto, 2002).
Public Relations (PR) dapat memperluas peranannya dalam bidang pemasaran
produk atau jasa pada akhir tahun 1970-an dan awal 1980-an di Amerika Serikat.
Banyak pengelola marketing menerapkan PR sebagai pendukung unsur promosi dalam
Marketing Mix (bauran pemasaran terdiri dari product, price, place, promotion) (Seitel.
1992 : 215).
Masuknya bidang PR ke dalam marketing, karena peningkatan kebutuhan dan
minat konsumen; harga semakin kompetitif, perlu memperluas distribusi, banyaknya
promosi dari produk/jasa sejenis.
Berubahnya cara marketing dengan memasukkan PR ke dalamnya, bagi dunia
usaha di Amerika disebabkan oleh :
1. Adanya sikap kritis konsumen dan ketatnya pengawasan dari pemerintah
2. Penarikan berbagai produk, selalu menghiasi berita utama di media massa
3. Adanya kesan negatif konsumen kepada setiap produk yang ditawarkan
4. Perlunya pemasangan iklan dengan muatan yang mencerminkan kebutuhan
sosial dan tanggung jawab produsen
5. Seringkali bermunculan berbagai isu produk dan perusahaan
6. Masalah citra perusahaan dan produk yang selalu harus dipelihara dan
ditingkatkan
PR dapat menjadi efektif menopang fungsi marketing, harus terlebih dahulu
diperjelas dalam perencanaan marketing. Perencanaan harus matang dalam
menentukan sasaran dan target perusahaan, yaitu dengan penerapan strategi dan taktik
promosi untuk penjualan suatu produk.
PR digunakan dalam perencanaan marketing untuk mencapai sejumlah sasaran
1. Membantu perusahaan dan nama produknya agar lebih dikenal
Irmulan Sati T / Public Relations 2
2. Membantu mengenalkan produk baru atau peningkatan produk
3. Membantu meningkatkan suatu produk life of style contohnya menyempurnakan
pesan iklan dan promosi penjualan dengan menambah informasi baru
4. Mencari pangsa pasar baru dan memperluas keberadaannya
5. Memantapkan semua image (citra) yang positif bagi produk dan usahanya
Begitu erat dan pentingnya kerjasama antara bidang public relations dan
marketing, sehingga ada istilah untuk menggabungkan aktifitas keduanya yang disebut
dengan Marketing Public Relations (MPR).
Thomas M. Haris dalam bukunya The Marketer’s Guide to Public Relations,
mengemukakan definisi, MPR merupakan proses dari perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi program-program yang mendorong minat beli serta kepuasan konsumen,
melalui penyampaian informasi dan kesan yang meyakinkan, dalam usaha
memperlihatkan bahwa perusahaan dan produk-produknya sesuai dengan kebutuhan,
keinginan, kepentingan, dan minat konsumen.
MPR memperkuat fungsi manajemen perusahaan dan mendukung tujuan
pemasaran. Corporate Public Relations (CPR) memiliki fungsi manajemen perusahaan
dan mendukung tujuan perusahaan. Kaitan antara MPR dan CPR adalah suatu
kemitraan yang saling mempengaruhi. Hal ini tidak akan tercapai bila MPR dan CPR
sama-sama melihat sebagai lawan bukan sekutu.
Sebagai PR yang tidak lepas dari strategi, MPR senantiasa memperhatikan
strategi pemasaran, diikuti pengembangan sarana dan hasil secara langsung
berhubungan dengan pembelian dan penjualan.
Namun diatas semua itu, yang paling penting adalah bahwa strategi marketing
selalu ditekankan pada titik pandang PR, yang melengkapi suatu blueprint (detail plan of
action/rencana rinci kegiatan), yang sesungguhnya bisa diikuti oleh siapapun juga, baik
berpengalaman ataupun tidak sama sekali dalam bidang pemasaran.
Prosedur-prosedur PR dilukiskan guna mencapai tujuan strategis yang dalam
banyak contoh adalah efektif serta lebih kuat dibanding pendekatan marketing
tradisional. Yang menyoroti pentingnya peran PR dalam marketing communication mix.
Banyak para manajer tidak menyadari bahwa periklanan tidak bisa untuk
mencapai segalanya, situasi pemasaran tertentu dapat menetralisir apa yang ingin
dicapai melalui periklanan. Sementara situasi yang sama sebenarnya dapat ditangani
secara efektif dan ekonomis melalui PR.
Irmulan Sati T / Public Relations 3
Menurut Kasali, pertanyaan yang sering mengacaukan bagi para praktisi PR
adalah apakah PR sama dengan marketing? Kalangan praktisi pemasaran dalam kurun
waktu lima tahun belakangan ini memang sering menilai bahwa kampanye PR
merupakan suatu pengembangan baru bagi kampanye pemasaran. Pendapat ini
memang tidak salah 100%, karena Philip Kotler, tokoh sentral pemasaran yang buku-
buku teksnya dipakai secara luas di seluruh dunia, pernah menulis di dalam Harvard
Business Review bahwa PR merupakan bagian dari mega marketing.
Dalam artikel tersebut Kotler menyebutkan bahwa PR merupakan salah satu
unsur dari marketing mix bersama dengan 4P lainnya dengan power. Tentu saja Kotler
menyebut itu karena melihat adanya pihak-pihak yang kurang berkenaan terhadap
produk-produk Amerika yang diekspor ke mancanegara. Untuk memasuki pasar itu
Kotler berpendapat bahwa ada pihak-pihak lain, selain “target market” yang perlu dibina
agar produk tersebut dapat diekspor dengan mulus. Gatekeepers disebut sebagai:
“legislator, government agencies, political parties, labor union, public interest group and
churches”.
Kotler percaya bahwa PR bersama konsep mega marketing mampu membuka
negara-negara yang tertutup. Kotler mendefinisikan mega marketing sebagai :”Aplikasi
koordinasi secara terencana atas unsur-unsur ekonomi, psikologi, politik, dan
keterampilan PR untuk memperoleh simpati (kerjasama) dari pihak-pihak yang terkait
agar dapat beroperasi atau masuk ke pasar tertentu”.
Pendapat ini pernah diperdebatkan oleh para ahli PR, karena khalayak sasaran
kedua konsep ini sangat berbeda yang satu mempunyai sasaran tembak target market
dan yang lain mempunyai sasaran target publik.
Pergeseran Peran dan Trend PR
Diawali dengan pengertian IMC yang meliputi, ”Integrated marketing
Communication merupakan proses bisnis strategis yang digunakan untuk
merencanakan, menyusun, mengeksekusi dan mengevaluasi koordinasi, kemampuan
mengukur, program komunikasi brand yang persuasif sepanjang waktu dengan
konsumen, calon konsumen, karyawan, prospek, kelompok dan target lainnya baik
internal maupun eksternal khalayak. Tujuannya adalah adanya pengambilan secara
finansial secara jangka pendek dan membangun brand jangka panjang serta nilai dari
kepemilikan saham di organisasi”.
Irmulan Sati T / Public Relations 4
Terdapat beberapa aspek dalam IMC, pertama, melihat IMC sebagai strategi
bisnis yang berlangsung lebih dari integrasi taktis atas keragaman aktivitas komunikasi.
Hal ini juga mengenalkan ada banyak jumlah khalayak yang relevan sebagai bagian dari
proses yang penting tersebut. Khalayak eksternal meliputi konsumen, calon konsumen,
investor, kelompok kepentingan dan publik pada umumnya. Hal ini juga melihat pada
khalayak internal seperti karyawan sebagai bagian penting dari proses IMC. Definisi
diatas diuraikan oleh Don Schultz (Northwestern University), yang menjelaskan bahwa
definisi ini merefleksikan peningkatan titik tekan yang ditempatkan pada kebutuhan akan
tanggungjawab dan pengukuran atas hasil program komunikasi pemasaran terpadu
sebaik program pemasaran secara umum. (Belch & Belch, 2007: 11)
Elemen Promotion Mix meliputi:
1. Advertising
2. Direct marketing
3. Interactive / internet marketing
4. Sales promotion
5. Publicity / public relations
6. Personal selling
Sedangkan elemen kontak media dalam IMC meliputi:
1. Print media (newspapers, magazine)
2. Public Relations / publicity
3. Internet / interactive
4. Direct marketing
5. Sales promotion
6. Product placements (TV and movies)
7. Events and sponsorships
8. Word of mouth
9. Point of purchase (displays, packaging)
10. Personal selling
11. Out of home media
12. Broadcast media (tv/radio)
Dalam perkembangannya, jumlah perusahaan yang berorientasi pada
pemasaran telah memiliki dan menempatkan tanggungjawab baru yang lebih mapan
dan fokus pada divisi public relations (PR). PR ditempatkan lebih luas dan lebih pada
Irmulan Sati T / Public Relations 5
marketing oriented perspective, didesain untuk mempromosikan organisasi sebaik
produknya atau pelayanannya.
Cara perusahaan dan organisasi menggunakan public relations bisa
dikategorikan dalam suatu kontinum. Satu sisi kontinum menggunakan PR dari
perspektif tradisional. Dalam perspektif ini, public relations dilihat sebagai fungsi non
marketing dimana terdapat tanggungjawab utama untuk memelihara relationship yang
saling menguntungkan antara organisasi dan publiknya. Dalam kasus ini, konsumen
atau konsumen potensial adalah bagian dari publik yang beragam dan banyak yakni
karyawan, investor, komunitas, kelompok kepentingan dan lainnya. Marketing dan public
relations adalah suatu departemen yang terpisah. Di sisi lain kontinum tersebut public
relations mempertimbangkan fungsi utama dari komunikasi pemasaran. Dalam
organisasi ini, public relations melaporkan aktivitasnya pada marketing. Pada saat yang
sama, untuk beberapa organisasi dimana fungsi PR nya bergerak lebih dari peran
utamanya, dimana lebih dekat pada fungsi pemasaran daripada fungsi tradisionalnya.
Dalam peran baru public relations, manager menekankan pada kegiatan baik
pemasaran yang kuat dan PR departemen yang kuat pula. Lebih dari departemen yang
dioperasikan secara independen, keduanya bekerja secara dekat dan bersama,
menggabungkan kedua talenta untuk mendukung image terbaik secara keseluruhan
atas perusahaan dan produk atau pelayanan organisasi. Dalam riset yang dilakukan
Public Relations Society of America (PRSA) dan dimuat di PR News (AS), 76 persen
responden menyebutkan bahwa pekerjaan utama dan reguler adalah pekerjaan dengan
departemen pemasaran, 78 persen berpikir bahwa anggota departemen pemasaran
ternyata memiliki persepsi yang positif terhadap Departemen PR dan jumlah yang setara
yang mengindikasikan persepsi yang sama terhadap marketing, dimana terdapat
rentang koordinasi dan aktivitas yang berbeda, itulah suatu refleksi dari adanya
koordinasi dan kerjasama diantara mereka.
Terdapat beberapa argumen tentang semakin kuatnya keterlibatan PR. Dalam
buku The Fall of Advertising and The Rise of PR, Al Ries dan saudara perempuannya
Laura, berargumen bahwa sementara advertising masih tetap menjadi medium yang
dominan yang digunakan oleh pemasaran, namun kenyataannya terdapat penurunan.
Advertising sebagai alat komunikasi yang efektif, tidak akan lebih efektif untuk
mengenalkan dan membangun sebuah brand baru. Hanya ada satu cara membangun
brand saat ini yakni melalui public relations. Kita ketahui bahwa Al Ries adalah seorang
yang memiliki perspektif pemasaran, dan dia adalah seseorang yang memperkenalkan
Irmulan Sati T / Public Relations 6
tentang konsep positioning, dan yang pasti tidak semua pemikir pemasaran setuju akan
konsep ini.
Kemudian yang ditulis William N. Curry dalam bukunya Advertising Age,
menjelaskan bahwa organisasi harus memperhatikan adanya penguatan hubungan ini
karena PR dan marketing bukan sesuatu yang sama, dan ketika satu departemen jadi
lebih dominan, maka akan terdapat kesinambungan yang dibutuhkan untuk
mengoperasikan dengan efisien dan yang maksimum (peran salah satu divisi) akan
hilang. Dia menyampaikan bahwa organisasi akan kehilangan perspektif atas fungsi PR
dalam upaya untuk mencapai tujuan pemasaran, dalam kondisi jangka panjang. Selain
itu akan lebih kuat pandangannya, jika public relations dan pemasaran perbedaannya
dilanjutkan, sehingga saling ketergantungan atas fungsi fungsi PR akan hilang, dan
akan menjadi tidak efektif.
Cutlip, Center dan Broom menyebutkan pemasaran dan public relations adalah
fungsi yang saling mendukung, dan masing masing membuat keunikan namun
berkontribusi untuk membangun dan memelihara banyak hubungan yang esesial agar
organisasi memperoleh keuntungan dan pertumbuhan, sekaligus untuk menghilangkan
sesuatu resiko. Hal ini sesuai dengan pemikiran bahwa PR sangat penting dalam proses
integrated marketing communication, berkontribusi dengan caranya sendiri tetapi juga
konsisten dengan cara untuk mencapai tujuan pemasaran.
Berkaitan dengan semakin luasnya tanggungjawab public relations,
permasalahannya adalah bagaimana mengintegrasikan kedalam promotion mix. Philip
Kotler dan William Mindak menyarankan sejumlah desain alternatif organisasi yakni
keduanya dapat sama tetapi fungsi berbeda, atau keduanya dapat menjalankan dengan
aturan yang sama. Walaupun masing masing desain memiliki kelemahan, hal ini
menunjukkan harapan bahwa PR sebagai elemen dari program IMC. Hal ini artinya
perannya luas dan harus termasuk tanggungjawab tradisional. Sekalipun PR
menerapkan peran tradisional atau menjadi lebih memiliki marketing oriented. Specialis
PR tetap menerapkan tujuan khusus komunikasi. Penekanannya pada perilaku publik
dan membentuk image organisasi yang beragam tidak kalah pentingnya daripada
promosi produk atau pelayanan secara langsung.
Thomas L Harris, telah mengenalkan aktivitas PR didesain untuk mendukung
tujuan pemasaran sebagai fungsi marketing public relations. Tujuan pemasaran
mungkin disupport oleh aktivitas public relations termasuk peningkatan awareness,
menginformasikan dan mengedukasi, mencapai pemahaman, membangun
Irmulan Sati T / Public Relations 7
kepercayaan, memberikan konsumen alasan untuk membeli dan memotivasi
penerimaan konsumen. MPR menambahkan nilai untuk program pemasaran terpadu
dalam beberap cara yang meliputi:
1. Membangun lingkungan marketing yang kondusif sebelum
dijalankannya aktivitas periklanan.
2. Meningkatkan ROI.
3. Membentuk berita umum bukan berita produk melalui aktivitas
periklanan.
4. Mengenalkan produk dengan aktivitas periklanan atau tanpa aktivitas
periklanan.
5. Menyiapkan nilai tambah pelayanan konsumen.
6. Membangun brand untuk konsumen
7. Mengurangi produk yang mengandung resiko dan memberi
konsumen alasan untuk membeli.
Thomas L Harris menjelaskan bahwa sejumlah keuntungan dalam menggunakan MPR
adalah:
1. Cara yang efektif untuk mencapai pasar
2. Cara yang tepat untuk mengelola public relations
3. Keuntungannya adanya dukungan dari kelompok independen / kelompok
kepentingan dan tujuan pihak ketiga yang tidak memiliki asosiasi dengan produk
4. Mendukung tercapainya kredibilitas
5. Mendukung program periklanan melalui pembuatan pesan yang lebih krediblel
6. Dapat mendukung keterlibatan media dalam komunikasi dengan konsumen
7. Dapat mempengaruhi opini dari pembuat berita / opinion leaders dan para
trendsetter
8. Dapat meningkatkan ROI
Kekurangannya adalah:
1. Kurangnya kontrol pada media
2. Sulitnya untuk menempatkan slogan dalam alat periklanan lainnya
3. Tidak ada jaminan pengalokasian berita media dan sekaligus penggunaan ruang
media
4. Tidak ada standar yang efektif dalam pengukurannya.
Irmulan Sati T / Public Relations 8
Untuk menjaga kesuksesan program MPR haruslah melibatkan dalam elemen IMC.
Sehingga PR pun dapat dimaksimalkan, sekalipun dengan praktik tradisional PR,
digunakan sebaik pengguna elemen elemen IMC.
(Belch & Belch, 2007)
Irmulan Sati T / Public Relations 9
Irmulan Sati T / Public Relations 10
Irmulan Sati T / Public Relations 11
Irmulan Sati T / Public Relations 12
Irmulan Sati T / Public Relations 13
Irmulan Sati T / Public Relations 14
Irmulan Sati T / Public Relations 15
Irmulan Sati T / Public Relations 16
Irmulan Sati T / Public Relations 17
Irmulan Sati T / Public Relations 18