Upload
tokpri
View
120
Download
25
Embed Size (px)
DESCRIPTION
PPATK & peranannya dalam pemberantasan tipikor
Citation preview
MenggunakanMenggunakan
PendekatanPendekatan
RezimRezim
Anti Anti PencucianPencucian
UangUang
BerdasarkanBerdasarkan
UU No. 8/2010 UU No. 8/2010 untukuntuk
MemperkuatMemperkuat
PencegahanPencegahan
dandan
PemberantasanPemberantasan
TipikorTipikor
Yunus
Husein, Kepala
PPATK
Topik••
TerobosanTerobosan PemberantasanPemberantasan TipikorTipikor MelaluiMelalui PendekatanPendekatan UU 8/2010UU 8/2010
••
RezimRezim APU APU berdasarkanberdasarkan UU 8/2010UU 8/2010
••
HukumHukum AcaraAcara -- PenyelidikanPenyelidikan, , PenyidikanPenyidikan, , PenuntutanPenuntutan dandan PemeriksaanPemeriksaan didi PengadilanPengadilan
••
KerjasamaKerjasama PertukaranPertukaran InformasiInformasi
••
StatistikStatistik PelaporanPelaporan dandan HasilHasil AnalisisAnalisis
Terobosan
Pemberantasan
Tipikor
dalam UU PPTPPU
•
Paradigma
follow the money
dalam
memberantas
TP Korupsi;
•
Penerobosan
Rahasia
dan
Kode
Etik;
•
TP Korupsi
sebagai
Tindak
Pidana
Asal
TPPU (Ps. 2);
•
Penyidik
TP asal
sebagai
penyidik
TPPU berindikasi
TP asal
korupsi
(Penjelasan
Pasal
74);
•
Penundaan, Penghentian
Sementara
dan
Pemblokiran
Transaksi;
•
Pembuktian
terbalik
lebih
tegas
(Pasal
77);
•
Pemeriksaan
in absensia
(Pasal
79);
•
Kerjasama
Pertukaran
Informasi
untuk
Penelusuran
Aset.
3
4
Rezim APU Berdasarkan
UU 8/2010
5 5
DEFINISI PENCUCIAN UANGDEFINISI PENCUCIAN UANGUpaya untuk mengaburkan asal usul harta kekayaan dari hasil tindak pidana sehingga harta kekayaan
tersebut seolah-olah berasal dari aktivitas yang sah.
“Placing, Receiving or Controlling Dirty Money is Money Laundering”
6 6
PROSES PENCUCIAN UANGPROSES PENCUCIAN UANG
Placement
Penempatan hasil kejahatan ke dalam sistem keuangan
Layering
Memindahkan atau mengubah bentuk dana melalui transaksi keuangan yang kompleks dalam rangka mempersulit pelacakan (audit trail) asal usul dana
Integration
Mengembalikan dana yang telah tampak sah kepada pemiliknya sehingga dapat digunakan dengan aman
TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANGTINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
Setiap Orang yang menempatkan, mentransfer, Mengalihkan, membelanjakan, membayarkan,
Menghibahkan, menitipkan, membawa ke Luar negeri, mengubah bentuk, menukarkan
dengan mata uang atau surat berharga,Atau perbuatan lain atas harta kekayaan
ara(Pasal 3 UU TPPU)
Setiap orang yang menyembunyikan atau menyamarkanAsal usul, sumber, lokasi, peruntukan, pengalihan hak‐hak,
Atau kepemilikan yang sebenarnya atas harta kekayaan (Pasal 4)
Setiap orang yang menerima, atau menguasai Penempatan, pentransferan, pembayaran, hibah,
Sumbangan, penitipan, penukaran, atau menggunakanHarta kekayaan (Pasal 5)
Pasal 3, UU No. 8 Tahun 2010
PELAKU AKTIF: pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
Pasal 4, UU No. 8 Tahun 2010Pasal 4, UU No. 8 Tahun 2010
pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima dan denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).miliar rupiah).
Pasal 5, UU No. 8 Tahun 2010:
PELAKU PASIF: dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
a. KORUPSI;b. penyuapan;c. narkotika;d. psikotropika;e. penyelundupan tenaga kerja;f. penyelundupan imigran;g. di bidang perbankan;h. di bidang pasar modal;i. di bidang perasuransian;j. kepabeanan;k. cukai;l. perdagangan orang;m. perdagangan senjata gelap;n. terorisme;o. penculikan;
p. pencurian;q.q. penggelapan;penggelapan;r.r. penipuan;penipuan;s.s. pemalsuan uang;pemalsuan uang;t.t. perjudian; perjudian; u.u. prostitusi;prostitusi;v.v. di bidang perpajakan;di bidang perpajakan;w.w. di bidang kehutanan; di bidang kehutanan; x.x. di bidang lingkungan hidup; di bidang lingkungan hidup; y.y. di bidang kelautan dan perikanan; di bidang kelautan dan perikanan;
atau atau z.z. tindak pidana lainnya yang diancam tindak pidana lainnya yang diancam
dengan pidana penjara 4 (empat) dengan pidana penjara 4 (empat) tahun atau lebihtahun atau lebih;;
TINDAK PIDANA ASAL TINDAK PIDANA ASAL (PASAL 2 UU PPTPPU)(PASAL 2 UU PPTPPU)
Menghilangkan motivasi pelaku kejahatan
Hasil kejahatan “as Blood of the Crime”
Harta kekayaan adalah titik terlemah dari rantai kejahatan
Efektivitas penegakan hukum/pencegahan tindak pidana (menambah sanksi/penghukuman).
Kesulitan membuktikan perbuatan pidana dan pertanggungjawaban aktor intelektual kejahatan diatasi dengan menelusuri harta kekayaan hasil kejahatan (“follow the money”).
Lebih adil dan lebih jauh jangkauannya.
9
Pendekatan Follow the MoneyFollow the Money
1010
REZIM ANTI PENCUCIAN UANGREZIM ANTI PENCUCIAN UANG
PRESIDEN
DPR MASYARAKAT KOMITE KOORDINASI NASIONAL
PPATKKerjasama
Internasional
LBG PENGAWAS & PENGATUR
Penyedia Jasa KeuanganBank & Non Bank
PELAPOR
PENYIDIK PENUNTUT HAKIMPROSES HUKUM
BEA CUKAI
LEMBAGA PENEGAKAN HUKUM & PERADILAN
Kerjasama Dalam Negeri
KEJAHATAN ASALHASIL KEJAHATAN LAW ENFORCEMENT APPROACH
Penyedia Barangdan/atau Jasa Lain
Lbg. Pemerintah & SwastaLbg. Penerima Lap. Profesi
11
LAW ENFORCEMENT APPROACH
ANTI MONEY LAUNDERING APPROACH
+ PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN
KRIMINALITAS
KRIMINALITAS MENURUN
INTERGRITAS & STABILITAS SISTEM KEUANGAN
MENINGKAT
TUJUAN AKHIRTUJUAN AKHIR
Tanggung Jawab Personil Pegendali KorporasiTanggung Jawab Personil Pegendali Korporasi
Pasal 6 Ayat (1)Pasal 6 Ayat (1)
Dalam
hal
tindak
pidana
pencucian
uang
sebagaimana Dalam
hal
tindak
pidana
pencucian
uang
sebagaimana
dimaksud
dalam
Pasal
3,
Pasal
4, dan
Pasal
5
dilakukan
oleh dimaksud
dalam
Pasal
3,
Pasal
4, dan
Pasal
5
dilakukan
oleh
Korporasi,
pidana
dijatuhkan
terhadap
Korporasi
dan/atau Korporasi,
pidana
dijatuhkan
terhadap
Korporasi
dan/atau
Personil Pengendali Korporasi.Personil Pengendali Korporasi.
Penjelasan:Penjelasan:Korporasi
mencakup
kelompok
terstruktur,
3
orang
atau Korporasi
mencakup
kelompok
terstruktur,
3
orang
atau
lebih,
eksis
dalam
waktu
tertentu,
bertujuan
untuk
mencari lebih,
eksis
dalam
waktu
tertentu,
bertujuan
untuk
mencari
keuntungan finansial atau non finansial.keuntungan finansial atau non finansial.
PIHAK PELAPORPIHAK PELAPORPASAL 17PASAL 17
UU NO. 8 TAHUN 2010UU NO. 8 TAHUN 2010
a.
Penyedia Jasa Keuangan: Bank, perusahaan pembiayaan, asuransi dan pialang asuransi,
dana pensiun lembaga keuangan, perusahaan efek, manajer
investasi, kustodian, wali amanat, perposan, pedagang valas,
penyelenggara alat pembayaran menggunakan kartu,
penyelenggara e‐money
dan/atau e‐wallet; koperasi simpan
pinjam, pegadaian, perusahaan perdagangan berjangka
komoditas, atau penyelenggara kegiatan usaha pengiriman
uang.
b.
penyedia barang dan/atau jasa lain:meliputi perusahaan properti/agen properti, pedagang
kendaraan bermotor, permata dan perhiasan/logam mulia,
barang seni dan antik; atau balai lelang.
14
JENIS LAPORAN
LAPORAN PENYEDIA JASA KEUANGAN:•
Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM);
•
Laporan Transaksi Keuangan Tunai (LTKT);•
Laporan Transaksi Transfer Dana ke dan dari Luar Negeri;
LAPORAN PENYEDIA BARANG-JASA•
Laporan Transaksi > Rp. 500 Juta.
LAP. PEMBAWAAN UANG TUNAI KE&DARI LUAR NEGERI
15
(Suspicious Transaction Report(Suspicious Transaction Report––STR)STR)
Transaksi Tidak Wajar (unusual):(Pasal 1 angka 5 UU PPTPPU)
1. menyimpang dari profil, karakteristik atau pola kebiasaan transaksi nasabah;
2. bertujuan untuk menghindari pelaporan transaksi; 3. dilakukan/batal dilakukan diduga dengan
menggunakan harta kekaayaan berasal dari tindak pidana.
4. TK yang diminta PPATK karena melibatkan harta kekayaan yg diduga berasal dr hasil TP.
Dilaporkan plg lama 3 hari sejak PJK mengetahui adanya unsur TKM.
Laporan Transaksi Keuangan MencurigakanLaporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM)(LTKM)
16
(Cash Transaction Report (Cash Transaction Report –– CTR)CTR)
Transaksi keuangan yg dilakukan dengan uang kertas dan atau uang logam (Pasal 1 angka 6);Dalam jumlah kumulatif sebesar Rp 500 juta rupiah atau lebih atau mata uang asing yang nilainya setara, baik dilakukan dalam satu kali transaksi maupun beberapa kali transaksi dalam satu hari (Pasal 23 ayat (1) huruf b));Transaksi tersebut antara lain berupa transaksi penerimaan, penarikan, penyetoran, penitipan, baik yang dilakukan dengan uang tunai maupun instrumen pembayaran yang lain, misalnya traveller cheque, cek dan bilyet giro;Dilaporkan paling lama 14 hari sejak tanggal transaksi.
Laporan Transaksi Keuangan TunaiLaporan Transaksi Keuangan Tunai
17
Dari dan ke Luar Negeri (Ps. 23 ayat (1) huruf c)Dari dan ke Luar Negeri (Ps. 23 ayat (1) huruf c)
•
Besarnya jumlah Transaksi Keuangan transfer dana dari dan ke luar negeri yang wajib dilaporkan diatur dengan Peraturan Kepala PPATK.
•
Dilakukan paling lama 14 hari sejak tanggal transaksi dilakukan;
•
Pelaksanaan kewajiban dilaksanakan paling lambat 5 (lima) tahun.
Transaksi Keuangan Transfer DanaTransaksi Keuangan Transfer Dana
18
PelaporanPelaporan oleholeh PenyediaPenyedia BarangBarangdan/Jasadan/Jasa LainnyaLainnya (Ps. 27)(Ps. 27)
PBJ wajib menyampaikan kepada PPATK transaksi yang dilakukan oleh pengguna jasa dengan mata uang rupiah dan atau mata uang asing yang nilainya paling sedikit atau setara dengan Rp. 500 Juta.
Disampaikan paling lama 14 hari sejak tanggal transaksi dilakukan.
19
Laporan Pembawaan Uang TunaiLaporan Pembawaan Uang Tunai
Setiap orang yang membawa uang tunai dlm mata uang rupiah dan/asing dan/atau instrumen pembayaran lain dlm bentuk cek, cek perjalanan, surat sanggup bayar, atau bilyet giro ke dalam atau ke luar daerah kepabean RI sejumlah Rp 100 juta atau lebih, atau mata uang asing yang nilainya setara, harus melaporkan ke Ditjen Bea dan Cukai
Ditjen Bea dan Cukai wajib menyampaikan laporan tentang informasi yang diterimanya tersebut kepada PPATK selama jangka waktu 5 hari kerja
Pelanggaran dikenai sanksi denda 10% dari seluruh jumlah, paling banyak Rp. 300 Juta.
20
Financial Intelligence Unit (Badan Intelijen Keuangan);
Dasar Pembentukan UU No.15/2002, UU 25/2003, UU 8/2010;
Bertanggung jawab langsung kepada Presiden;
PPATK tidak berada di bawah suatu Departemen, Kementerian atau Lembaga Negara;
Personil berasal dari beberapa instansi terkait;
Laporan pelaksanaan tugas, fungsi dan kewenangan kepada Presiden dan DPR setiap 6 bulan.
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN (PPATK)KEUANGAN (PPATK)
21
Pencegahan dan Pemberantasan TPPU; Pengelolaan data dan informasi; Pengawasan terhadap kepatuhan Pihak Pelapor; Analisis atau pemeriksaan laporan dan informasi
Transaksi Keuangan berindikasi TPPU atau tindak pidana lain.
FUNGSI PPATK (Pasal 40)
22
Meminta data dan informasi dari instansi pemerintah dan/atau lembaga swasta yg memiliki kewenangan mengelola data dan informasi, termasuk dari lembaga yg menerima laporan dari profesi ttt;
Menetapkan pedoman identifikasi TKM;
Mengoordinasikan upaya pencegahan TPPU dengan instansi terkait;
Memberikan rekomendasi kepada pemerintah mengenai upaya PPTPPU;
Mewakili pemerintah RI dalam forum internasional berkaitan dengan PP TPPU;
Menyelenggarakan diklat APU;
Menyelenggarakan sosialisasi PP TPPU.
WEWENANG PPATK (Pasal 41)
23
Meminta dan menerima laporan dari Pelapor;
Meminta info kpd instansi/pihak terkait;
Meminta info kepada pelapor berd. Pengembangan analisis;
Meminta info kepada pelapor berd. Permintaan penegak hukum atau mitra kerja LN;
Meneruskan info dan/atau hasil analisis kepada instansi peminta, DN-LN;
Menerima laporan/info dr masyarakat;
Meminta keterangan pelapor & pihak terkait ttg dugaanTPPU;
Rekomendasi intersepsi/penyadapan;
Meminta PJK menghentikan sementara transaksi;
Meminta info pkbgn penyelidikan dan penyidikan;
Mengadakan keg. Administratif;
Meneruskan hasil analisis atau pemeriksaan kpd penyidik.
FUNGSI ANALISIS DAN PEMERIKSAAN PPATK (Ps. 44)
Output PPATKLAPORAN HASIL ANALISIS
•
PPATK meneruskan hasil analisis atau pemeriksaan kepada
penyidik (Pasal 44 ayat (1) huruf l).
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN
•
Dalam hal ditemukan adanya indikasi TPPU atau tindak pidana
lainnya, PPATK menyerahkan Hasil Pemeriksaan kepada
penyidik untuk dilakukan penyidikan (Pasal 64 ayat (2))
Penjelasan: Laporan Hasil Pemeriksaan PPATK diserahkan kepada Kepolisian
Negara Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia dan tembusannya
disampaikan kepada penyidik lain sesuai kewenangannya berdasarkan UU No.8
Tahun 2010.
25
Bila PPATK menerima LTKM C, maka tugas analis akan meneliti aliran sumber dana (source of fund) sampai ke layer A dan
aliran dana yang keluar sampai ke layer E
A→B→C→D→E
26
“Hasil analisis PPATK merupakan informasi intelijen keuangan yang bersifat sangat rahasia dan tidak dapat diberikan kepada pihak lain serta hanya dapat digunakan untuk kepentingan penyelidikan dan penyidikan sesuai dengan ketentuan Pasal 11-16 UU PPTPPU”.
HASIL ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN YANG BERINDIKASI TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG/TINDAK PIDANA LAIN
LHA Berisi:1. Kasus Posisi2. Profil Nasabah3. Hasil Analisis4. Kesimpulan
Lembar Feed Back
PENUNDAAN TRANSAKSIPENUNDAAN TRANSAKSI oleh Penyedia Jasa Keuanganoleh Penyedia Jasa Keuangan
PASAL 26PASAL 26
(1)
Penyedia jasa keuangan dapat melakukan penundaan Transaksi paling lama 5 (lima) hari kerja terhitung sejak penundaan Transaksi dilakukan.
(2) Penundaan Transaksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam hal Pengguna Jasa:
a.
melakukan Transaksi yang patut diduga menggunakan Harta Kekayaan
yang berasal dari hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat
(1);
b.
memiliki rekening untuk menampung Harta Kekayaan yang berasal dari hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1); atau
c.
diketahui dan/atau patut diduga menggunakan Dokumen palsu.
PENUNDAAN TRANSAKSI PENUNDAAN TRANSAKSI oleholeh
PenyediaPenyedia
JasaJasa
KeuanganKeuangan
$
PJK
SUSPEND TRANSACTION
Berita acara penundaan Transaksi
dan
memberikan salinan berita acara penundaan Transaksi kepada Pengguna Jasa.
Melaporkan penundaan Transaksi kepada PPATK dengan melampirkan berita acara penundaan Transaksi dalam waktu paling lama 24 (dua puluh empat) jam terhitung sejak waktu penundaan Transaksi dilakukan.
PPATK, wajib memastikan pelaksanaan penundaan Transaksi dilakukan sesuai dengan Undang-Undang ini.
TRANSAKSI DILANJUTKAN
TRANSAKSI DITOLAK
5 HARI KERJA
MELAPORAN PENUNDAAN TRANSAKSI
PENGHENTIAN SEMENTARA TRANSAKSI PENGHENTIAN SEMENTARA TRANSAKSI atasatas
PermintaanPermintaan
PPATKPPATK
PASAL 44 HURUF i Jo PASAL 65 PASAL 44 HURUF i Jo PASAL 65
PPATK dapat meminta penyedia jasa keuangan untuk menghentikan sementara seluruh atau sebagian Transaksi dalam
rangka
PPATK melaksanakan
fungsi
analisis atau pemeriksaan laporan dan informasi
Dalam hal penyedia jasa keuangan memenuhi permintaan PPATK sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pelaksanaan penghentian sementara dicatat dalam berita acara penghentian sementara transaksi.
Penghentian sementara transaksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
65 ayat (1) dilaksanakan dalam waktu paling lama 5 (lima) hari kerja setelah
menerima berita acara penghentian sementara Transaksi.
PASAL 44 HURUF I Jo PASAL 66 PASAL 44 HURUF I Jo PASAL 66
PPATK dapat memperpanjang penghentian sementara transaksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam waktu paling lama 15 (lima belas) hari kerja
untuk melengkapi hasil analisis atau pemeriksaan yang akan disampaikan kepada penyidik.
PenghentianPenghentian
SementaraSementara
TransaksiTransaksi
atasatas PermintaanPermintaan
PPATKPPATK
$
PJK
MEMINTA PJK UNTUK SUSPEND TRANSACTION
MAX 5 HARIDalam hal penyedia jasa keuangan memenuhi permintaan PPATK, pelaksanaan penghentian sementara (suspend transaction) dicatat dalam berita acara penghentian sementara transaksi.
APGAKUM
+DAPAT
DIPERPANJANG MAX 15 HARI
MEMERINTAHKAN PJK UNTUK MELAKUKAN PEMBLOKIRAN
PASAL 71 UU NO. 8/2010
HASIL PEMERIKSAAN
HAKIM MEMUTUSKAN HARTA KEKAYAAN SEBAGAI ASET
NEGARA ATAU DIKEMBALIKAN KEPADA YANG BERHAK
PASAL 67 UU NO. 8/2010
HUKUM ACARA (KEWENANGAN APARAT PENEGAK HUKUM DALAM
LIDIK, SIDIK, TUT & PEMERIKSAAN PENGADILAN TERHADAP PERKARA TPPU)
ASAS UMUM1.
Penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan serta pelaksanaan putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap terhadap tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, kecuali ditentukan lain dalam Undang-Undang ini
(Pasal
68);
2. Untuk dapat dilakukan penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan terhadap tindak pidana pencucian uang tidak wajib dibuktikan terlebih dahulu tindak pidana asalnya (Pasal 69);
PERLUASAN ALAT BUKTI (Pasal
73)
Alat bukti yang sah dalam pembuktian tindak pidana pencucian
uang ialah:a.
alat
bukti
sebagaimana
dimaksud
dalam
Hukum
Acara
Pidana; dan/atau; b.
alat
bukti
lain berupa
informasi
yang diucapkan,
dikirimkan, diterima, atau
disimpan
secara
elektronik
dengan
alat
optik
atau
alat
yang serupa
optik
dan
Dokumen.
Dokumen adalah data, rekaman, atau informasi yang dapat dilihat, dibaca,
dan/atau didengar, yang dapat dikeluarkan dengan atau tanpa bantuan suatu sarana,
baik yang tertuang di atas kertas atau benda fisik apa pun selain kertas maupun yang
terekam secara elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada:
a.
tulisan, suara, atau gambar;b.
peta, rancangan, foto, atau sejenisnya;c.
huruf, tanda, angka, simbol, atau perforasi yang memiliki makna atau dapat
dipahami oleh orang yang mampu membaca atau memahaminya.
(Pasal
1 Angka
16)
PENYIDIKANPASAL 74 DAN PASAL 75PASAL 74 DAN PASAL 75UU NO. 8 TAHUN 2010UU NO. 8 TAHUN 2010
Penyidikan tindak pidana pencucian uang dilakukan oleh penyidik tindak pidana asal sesuai dengan ketentuan hukum acara dan ketentuan peraturan perundang-undangan, kecuali ditentukan lain menurut Undang-
Undang ini.
Dalam hal penyidik menemukan bukti permulaan yang cukup terjadinya tindak pidana pencucian uang dan tindak pidana asal, penyidik menggabungkan penyidikan tindak pidana asal dengan penyidikan tindak pidana pencucian uang dan memberitahukannya kepada PPATK.
Sesuai
dengan
Penjelasan
Pasal
74, yang dimaksud
dengan
Penyidik
tindak
pidana
asal
adalah
Kepolisian
Negara RI, Kejaksaan, KPK, Penyidik
pada
BNN dan
Ditjen
Pajak
serta
Ditjen
Bea dan
Cukai.
PENUNTUTAN
PASAL 76 UU NO. 8 TAHUN 2010PASAL 76 UU NO. 8 TAHUN 2010
Penuntut umum wajib menyerahkan berkas perkara tindak pidana pencucian uang kepada pengadilan negeri paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal diterimanya berkas perkara yang telah dinyatakan lengkap.
Dalam hal penuntut umum telah menyerahkan berkas perkara kepada pengadilan negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ketua pengadilan negeri wajib membentuk majelis hakim perkara tersebut
paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak diterimanya berkas perkara
tersebut.
PEMERIKSAAN DI SIDANG PENGADILANPASAL 79 S.D PASAL 82 UU TPPUPASAL 79 S.D PASAL 82 UU TPPU
Untuk kepentingan pemeriksaan di sidang pengadilan, terdakwa wajib membuktikan bahwa Harta Kekayaannya bukan merupakan hasil tindak
pidana
(Pasal
77).
Dalam pemeriksaan di sidang pengadilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77, hakim memerintahkan terdakwa agar membuktikan bahwa Harta Kekayaan yang terkait dengan perkara bukan berasal atau terkait dengan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
(Pasal
78 ayat
(1)).
Terdakwa membuktikan bahwa Harta Kekayaan yang terkait dengan perkara bukan berasal atau terkait dengan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dengan cara mengajukan
alat bukti yang cukup
(Pasal
78 ayat
(2)).
Dalam hal terdakwa telah dipanggil secara sah dan patut tidak hadir di sidang pengadilan tanpa alasan yang sah, perkara dapat diperiksa dan diputus tanpa hadirnya terdakwa
(In-absentia) (Pasal
79).
SUSPEND TRANSACTION oleh
Aparat
Penegak
Hukum
PASAL 70 UU NO. 8 TAHUN 2010PASAL 70 UU NO. 8 TAHUN 2010
Penyidik, penuntut umum, atau hakim berwenang memerintahkan Pihak Pelapor untuk melakukan penundaan Transaksi terhadap Harta Kekayaan yang diketahui atau patut diduga merupakan hasil tindak pidana.
Perintah penyidik, penuntut umum, atau hakim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilakukan secara tertulis dengan menyebutkan secara jelas mengenai:a.nama dan jabatan yang meminta penundaan Transaksi; b.identitas setiap orang yang Transaksinya akan dilakukan penundaan; c.alasan
penundaan
Transaksi; dand.tempat
Harta
Kekayaan
berada.
Penundaan Transaksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
paling lama 5 (lima) hari kerja.
Pihak Pelapor wajib melaksanakan penundaan Transaksi sesaat setelah surat perintah/permintaan penundaan Transaksi diterima dari penyidik, penuntut umum, atau hakim.
Pihak Pelapor wajib menyerahkan berita acara pelaksanaan penundaan Transaksi kepada penyidik, penuntut umum, atau hakim yang meminta penundaan Transaksi paling lama 1 (satu) hari kerja sejak tanggal pelaksanaan penundaan Transaksi.
Alur
Proses
Suspend Transaction Yang Diperintahkan
oleh
Aparat
Penegak
Hukum
APGAKUM MEMERINTAHKAN PJK UNTUK MELAKUKAN SUSPEND TRANSACTION
MAX 5 HARI
$
PJK
Penundanaan
Transaksi
terhadap Harta Kekayaan yang diketahui atau patut diduga merupakan hasil tindak pidana harus dilakukan secara tertulis dengan menyebutkan secara jelas mengenai:a.nama dan jabatan yang meminta penundaan Transaksi; b.identitas setiap orang yang Transaksinya akan dilakukan penundaan; c.alasan
penundaan
Transaksi; dand.tempat
Harta
Kekayaan
berada.
PENYIDIK TINDAK ASAL :1.
KEPOLISIAN2.
KEJAKSAAN3.
KPK4.
BNN5.
DITJEN PAJAK6.
DITJEN BEA CUKAI
PENUNTUT UMUM
HAKIM
Pihak Pelapor melaksanakan penundaan Transaksi sesaat setelah surat perintah/permintaan penundaan Transaksi diterima dan wajib menyerahkan berita acara pelaksanaan penundaan Transaksi kepada penyidik, penuntut umum, atau hakim yang meminta penundaan Transaksi paling lama 1 (satu) hari kerja sejak tanggal pelaksanaan penundaan Transaksi.
PEMBLOKIRAN OLEH APGAKUM (Pasal
71)
3.
Pemblokiran
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1) dilakukan
paling lama 30 hari
kerja.
4.
Dalam hal jangka waktu pemblokiran sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berakhir, Pihak Pelapor wajib mengakhiri pemblokiran demi hukum.
5.
Pihak Pelapor wajib melaksanakan pemblokiran sesaat setelah surat perintah pemblokiran diterima dari penyidik, penuntut umum, atau hakim.
6.
Pihak Pelapor wajib menyerahkan berita acara pelaksanaan pemblokiran kepada penyidik, penuntut umum, atau hakim yang memerintahkan pemblokiran paling lama 1 (satu) hari kerja sejak tanggal pelaksanaan pemblokiran.
7.
Harta Kekayaan yang diblokir harus tetap berada pada Pihak Pelapor yang bersangkutan.
1.
Penyidik, penuntut umum, atau hakim berwenang memerintahkan Pihak Pelapor untuk melakukan pemblokiran Harta Kekayaan yang diketahui atau patut diduga merupakan hasil tindak pidana dari:a.
setiap orang yang telah dilaporkan oleh PPATK kepada penyidik;b.
tersangka; atau c.
terdakwa.
2.
Perintah penyidik, penuntut umum, atau hakim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilakukan secara tertulis dengan menyebutkan secara jelas mengenai:a.
nama dan jabatan penyidik, penuntut umum, atau hakim; b.
identitas setiap orang yang telah dilaporkan oleh PPATK kepada penyidik, tersangka, atau terdakwa;
c.
alasan
pemblokiran; d.
tindak
pidana
yang disangkakan
atau
didakwakan; dane.
tempat
Harta
Kekayaan
berada.
NONO MATERIMATERI UU NO. 8/2010UU NO. 8/2010
1. APGAKUM KEPOLISIAN, KEJAKSAAN, KPK, BNN, DITJEN PAJAK, DITJEN BEA CUKAI, PENUNTUT UMUM ATAU HAKIM
2. JANGKA WAKTU PEMBLOKIRAN MAX 30 HARI
3. PEMBUATAN BERITA ACARA OLEH PJK ADA, 1 HARI KERJA SEJAK TANGGAL PEMBLOKIRAN
4. TEMPAT HARTA KEKAYAAN TETAP BERADA PADA PJK
Pemblokiran oleh Apgakum
PENANGANAN HARTA KEKAYAAN
1. Dalam hal tidak ada orang dan/atau pihak ketiga yang mengajukan keberatan dalam waktu 20 (dua puluh) hari sejak tanggal penghentian sementara Transaksi, PPATK menyerahkan penanganan Harta Kekayaan yang diketahui atau patut diduga merupakan hasil tindak pidana tersebut kepada penyidik untuk dilakukan penyidikan.
2. Dalam hal yang diduga sebagai pelaku tindak pidana tidak ditemukan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari, penyidik dapat mengajukan permohonan kepada pengadilan negeri untuk memutuskan Harta Kekayaan tersebut sebagai aset negara atau dikembalikan kepada yang berhak.
3. Pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus memutus dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari.
Pasal 67 UU 8/2010
PERLINDUNGAN BAGI PELAPOR DAN SAKSIPASAL 83 S.D PASAL 87PASAL 83 S.D PASAL 87
UU NO. 8 TAHUN 2010UU NO. 8 TAHUN 2010Pejabat dan pegawai PPATK, penyidik, penuntut umum, atau hakim wajib merahasiakan Pihak Pelapor dan pelapor
(Pasal
83 ayat
(1)).
Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberikan hak kepada pelapor atau ahli warisnya untuk menuntut ganti kerugian melalui pengadilan
(Pasal
83 ayat
(2)).
Setiap orang yang melaporkan terjadinya dugaan tindak pidana pencucian uang wajib diberi pelindungan khusus oleh negara dari kemungkinan ancaman yang membahayakan diri, jiwa, dan/atau hartanya, termasuk keluarganya
(Pasal
84).
Di sidang pengadilan, saksi, penuntut umum, hakim, dan orang lain yang terkait dengan tindak pidana pencucian uang yang sedang dalam pemeriksaan dilarang menyebutkan nama atau alamat pelapor atau hal lain yang memungkinkan dapat terungkapnya identitas pelapor
(Pasal
85).
Setiap orang yang memberikan kesaksian dalam pemeriksaan tindak pidana pencucian uang wajib diberi pelindungan khusus oleh negara dari kemungkinan ancaman yang membahayakan diri, jiwa, dan/atau hartanya, termasuk keluarganya
(Pasal
86).
Pelapor dan/atau saksi tidak dapat dituntut, baik secara perdata
maupun pidana, atas laporan dan/atau kesaksian yang diberikan oleh yang bersangkutan
(Pasal
87).
PENYITAAN TAMBAHAN
PASAL 81PASAL 81UU NO. 8 TAHUN 2010UU NO. 8 TAHUN 2010
Dalam hal diperoleh bukti yang cukup bahwa masih ada Harta
Kekayaan yang belum disita, hakim memerintahkan jaksa penuntut
umum untuk melakukan penyitaan Harta Kekayaan tersebut.
•
Pelaksanaan kewajiban pelaporan oleh pihak pelapor dikecualikan dari kerahasiaan yg berlaku bagi pihak pelapor ybs (Ps. 28);
•
Dalam melaksanakan kewenangannya, terhadap PPATK tidak berlaku ketentuan peraturan perundang- undangan dan kode etik yang mengatur kerahasiaan (Ps. 45);
•
Dalam meminta keterangan bagi penyidik, penuntut umum, atau hakim tidak berlaku ketentuan peraturan perundang perundang-undangan yg mengatur rahasia bank dan kerahasiaan transaksi keuangan lainnya (Ps. 72 ayat (2).
PenerobosanPenerobosan RahasiaRahasia dandan KodeKode EtikEtik
45
Tindak Pidana LainTindak Pidana Lain
•
Pejabat atau pegawai PPATK, penyidik, penuntut umum,hakim, dan
Setiap Orang yang memperoleh Dokumen atau keterangan dalam
rangka pelaksanaan tugasnya menurut Undang‐Undang ini wajib
merahasiakan Dokumen atau keterangan tersebut, kecuali untuk
memenuhi kewajiban menurut Undang‐Undang ini. Pelanggaran pidana
maks 4 thn (Ps 11).
•
Direksi, komisaris, pengurus atau pegawai Pihak Pelapor dilarang
memberitahukan kepada Pengguna Jasa atau pihak lain, baik secara
langsung maupun tidak langsung, dengan cara apa pun mengenai
laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan yang sedang disusun atau
telah disampaikan kepada PPATK (Ps. 12 ayat (1).Pejabat atau pegawai
PPATK atau Lembaga Pengawas dan Pengatur dilarang memberitahukan
laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan yang akan atau telah
dilaporkan kepada PPATK secara langsung atau tidak langsung dengan
cara apa pun kepada Pengguna Jasa atau pihak lain (Ps 12 ayat
(3).Pidana penjara maks 5 tahun, denda maks 1 tahun.
46
DAKWAAN KUMULATIF TPPU DAN KORUPSI
Putusan Pengadilan a.n Dolfy Christian
•
Bahwa DOLFY CHRISTIAN EFRAIM PALAR alias DOLFY telah terbukti:–
menguntungkan diri sendiri melalui penyalahgunaan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 jo Pasal 18 ayat (1) huruf a dan huruf b, ayat (2) dan ayat (3) UU No. 31/1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 20/2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
–
melakukan tindak pidana pencucian uang sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 ayat (1) huruf a dan huruf c Undang-undang Nomor 15 tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2003
47
Memenuhi Pasal 3 ayat (1) huruf a dan c UU TPPU
•
DOLFY selaku Bendahara gereja mengajukan permohonan pembukaan rekening, tapa sepengetahuan pengurus gereja. Rekening tersebut dipergunakan DOLFY untuk menempatkan dana Hasil Penyalahgunaan wewenang akan kegiatan Rekonsiliasi Rekening Antar Kantor yang dimilikinya sebesar Rp. 600 juta. (Memenuhi unsur Pasal 3 ayat (1) huruf a UU TPPU)
•
DOLFY telah melakukan beberapa transaksi dengan menggunakan rekening gereja tersebut melalui penarikan tunai dan ATM sebesar Rp. 395.800.000. Dana tunai tersebut kemudian dipergunakan untuk membeli sebidang tanah sebesar Rp. 16.000.000, servis kendraan pribadi Rp. 30.000.000, dan selebihnya untuk membiayai kebutuhan seharip hari. (memenuhi unsur Pasal 3 ayat (1) huruf c UU TPPU)
48
Pembuktian Terbalik Kasus a.n Yudi Hernawan
Februari 2009
•
Tiga auditor dari Direktorat Pajak Departemen Keuangan (Yudi Hermawan (37), Agi Sugiono (42) dan Raden Handaru Ismoyojati (40)) divonis oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Karawang, Jawa Barat terbukti telah melanggar UU No 15/2002 yang diubah menjadi UU 25/2003 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang dari hasil kejahatan berupa penyuapan. Majelis hakim berhasil membuktikan ketiganya menerima uang gratifikasi dari Broadband Multimedia Tbk sebesar US$ 500.000 yang jika dikonversikan saat itu Rp 4,590 miliar.
•
Kasus ini berawal dari kecurigaan terhadap salah seorang terdakwa, Yudi yang merupakan Golongan II D pada institusi itu, memiliki sejumlah uang pada rekeningnya yang tidak sesuai dengan profil. Setelah ditelusuri, kemudian ditemukan keterkaitan antara kepemilikan rekening jumbo itu dengan tugas yang dijalaninya saat itu.
•
Yang paling menarik adalah, bahwa hakim dalam salah satu pertimbangannya menggunakan beban pembuktian terbalik, yakni menyatakan bahwa para terdakwa tidak bisa membuktikan bahwa uang yang mereka miliki dari hasil utang. Masing-masing terdakwa divonis penjara 5,6 dan 8 tahun.
49
UU 46/2009
Pengadilan Tipikor•
Pasal
6
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana dimaksud dalam berwenang
memeriksa, mengadili, dan memutus perkara:1.
Tindak Pidana Korupsi;
2. tindak pidana pencucian uang yang tindak pidana
asalnya adalah tindak pidana korupsi;3.
tindak pidana yang secara tegas dalam undang‐
undang lain ditentukan sebagai tindak pidana korupsi.
50
KerjasamaKerjasama PertukaranPertukaran InformasiInformasi
51
KERJASAMA ANTAR LEMBAGAKERJASAMA ANTAR LEMBAGA
Bentuk kerjasama:Bentuk kerjasama:•• Pertukaran informasiPertukaran informasi..•• Pertukaran stafPertukaran staf..•• Sosialisasi dan pelatihan Sosialisasi dan pelatihan
bersamabersama..•• Kerjasama dituangkan Kerjasama dituangkan
dengan atau tanpa Nota dengan atau tanpa Nota Kesepahaman.Kesepahaman.
52
PERTUKARAN INFORMASIPERTUKARAN INFORMASI
1.1. Pemberian Informasi Pemberian Informasi (outgoing exchange):(outgoing exchange):•• Atas dasar permintaan pihak lain (request)Atas dasar permintaan pihak lain (request)•• Atas dasar inisiatif PPATK (spontaneous)Atas dasar inisiatif PPATK (spontaneous)
2.2. Penerimaan Informasi Penerimaan Informasi (incoming exchange):(incoming exchange):•• Atas dasar permintaan PPATK (request)Atas dasar permintaan PPATK (request)•• Atas dasar inisiatif pihak lain (spontaneous)Atas dasar inisiatif pihak lain (spontaneous)
53
Tata Cara Pertukaran InformasiTata Cara Pertukaran Informasi DalamDalam NegeriNegeri
1.
Diajukan secara tertulis yang ditandatangani sekurang-kurangnya oleh:a. Hakim Ketua Majelis yang menangani perkara.b. Pejabat setingkat Direktur di Polri.c. Pejabat setingkat Direktur di Kejagung atau pejabat.
setingkat Asisten Kejati.d. Pimpinan di KPK.e. Pejabat setingkat Direktur pada lembaga yg
mempunyai kewenangan pengawasan thd PJK (Regulator).f. Pimpinan lembaga yang memiliki kewenangan PPNS.
2. Permintaan informasi mencantumkan :a. Identitas nasabah dan nama PJK.b. Tujuan dan alasan permintaan informasi.c. Hubungan dengan dugaan TPPU atau TP asal.d. Tahapan penanganan perkara.e. Pernyataan menjaga kerahasiaan informasi.
54
Tata Cara Pertukaran Informasi Dengan Pihak Luar Negeri
• Dilakukan dengan FIU negara lain (atas dasar MoU atau resiprositas);
• Berdasarkan norma yang diatur oleh the Egmont Group atau sesuai dengan ketentuan dalam MoU (bersifat rahasia, tidak diperbolehkan untuk diteruskan ke pihak lain, tidak dapat dijadikan barang bukti di pengadilan, dll);
• Permintaan atau pemberian informasi dapat dalam bentuk tertulis atau elektronis;
• Dalam hal permintaan informasi dilakukan oleh selain FIU, PPATK memberitahukan agar permintaan informasi dilakukan melalui FIU negara ybs atau melalui mitra kerjanya di Indonesia.
55
KERJASAMA INTERNASIONALKERJASAMA INTERNASIONAL
•
Anggota Egmont Group 120
negara.
•
PPATK menjadi anggota the
Egmont Group pada Juni 2004.
•
Sekretariat di Kanada.
Indonesia pernah masuk dalam NCCTsIndonesia pernah masuk dalam NCCTs’’
list FATF list FATF
pd tahun 2001pd tahun 2001‐‐20052005
••
Anggota APG Anggota APG 4040
Negara. Negara.
Sekretariat di Sidney Australia. Sekretariat di Sidney Australia. ••
Indonesia menjadi anggota Indonesia menjadi anggota
Asia Pacific Group on ML pada Asia Pacific Group on ML pada
tahun 2000tahun 2000••
Indonesia Menjadi CoIndonesia Menjadi Co‐‐Chair Chair
APG 2006APG 2006‐‐20082008
56
KERJASAMA DOMESTIKKERJASAMA DOMESTIKPPATK telah melakukan MoU dengan:PPATK telah melakukan MoU dengan:1.1. Bank IndonesiaBank Indonesia2.2. Bapepam Bapepam -- LKLK3.3. Direktorat Jenderal PajakDirektorat Jenderal Pajak4.4. Direktorat Jenderal Bea dan CukaiDirektorat Jenderal Bea dan Cukai5.5. Kepolisian RIKepolisian RI6.6. Kejaksaan RIKejaksaan RI7.7. KPKKPK8.8. Departemen KehutananDepartemen Kehutanan9.9. CIFORCIFOR10.10. BPKBPK11.11. Itjen Departemen KeuanganItjen Departemen Keuangan12.12. Komisi YudisialKomisi Yudisial13.13. Ditjen AHU DepkumhamDitjen AHU Depkumham14.14. Ditjen Imigrasi DepkumhamDitjen Imigrasi Depkumham15.15. BPKPBPKP16.16. Badan Narkotika Nasional (BNN)Badan Narkotika Nasional (BNN)17.17. Pemda NADPemda NAD18.18. Universitas SurabayaUniversitas Surabaya19.19. STIE PerbanasSTIE Perbanas20.20. Universitas Gadjah MadaUniversitas Gadjah Mada21.21. BawasluBawaslu
22.22. BappebtiBappebti23.23. Universitas SoedirmanUniversitas Soedirman24.24. Badan Pertanahan NasionalBadan Pertanahan Nasional25.25. Universitas AndalasUniversitas Andalas26.26. Ditjen Pos dan Ditjen Pos dan
TelekomunikasiTelekomunikasi27.27. Universitas HasanuddinUniversitas Hasanuddin28.28. Institut Teknologi BandungInstitut Teknologi Bandung29.29. Universitas DiponegoroUniversitas Diponegoro30.30. Lembaga Penjamin SimpananLembaga Penjamin Simpanan31.31. Universitas Muhammadiah Universitas Muhammadiah
SurakartaSurakarta32.32. Lembaga Penjamin SimpananLembaga Penjamin Simpanan33.33. Setjen DepkeuSetjen Depkeu34.34. Universitas IndonesiaUniversitas Indonesia35.35. Universitas JemberUniversitas Jember36.36. KPPUKPPU37.37. Universitas PadjajaranUniversitas Padjajaran38.38. Dirjen Kesbangpol Dirjen Kesbangpol
KemendagriKemendagri39.39. Universitas MataramUniversitas Mataram40.40. Universitas Syiah Kuala AcehUniversitas Syiah Kuala Aceh41.41. KemenhubKemenhub
57
KERJASAMA INTERNASIONALKERJASAMA INTERNASIONAL
PPATK telah melakukan MoU dengan:PPATK telah melakukan MoU dengan:1.1.
FIU Thailand (AMLO)FIU Thailand (AMLO)2.2.
FIU Malaysia (UPWFIU Malaysia (UPW‐‐BNM)BNM)3.3.
FIU Korea Selatan (KoFIU)FIU Korea Selatan (KoFIU)4.4.
FIU Australia (AUSTRAC)FIU Australia (AUSTRAC)5.5.
FIU Filipina (AMLC)FIU Filipina (AMLC)6.6.
FIU Rumania (NOPCML)FIU Rumania (NOPCML)7.7.
FIU Italia (UIC)FIU Italia (UIC)8.8.
FIU Belgia (CTIFFIU Belgia (CTIF‐‐CFI)CFI)9.9.
FIU Spanyol (SEPBLAC)FIU Spanyol (SEPBLAC)10.10.
FIU Polandia (GIFI)FIU Polandia (GIFI)11.11.
FIU Peru (UIF)FIU Peru (UIF)12.12.
FIU RR China (CAMLMAC)FIU RR China (CAMLMAC)13.13.
FIU Meksiko (FIUMFPCUMS)FIU Meksiko (FIUMFPCUMS)14.14.
FIU Canada (FINTRAC)FIU Canada (FINTRAC)15.15.
FIU MyanmarFIU Myanmar16.16.
FIU Afrika SelatanFIU Afrika Selatan17.17.
FIU Cayman Island (FRA)FIU Cayman Island (FRA)18.18.
FIU FIU JepangJepang
(JAFIO)(JAFIO)
19.19.
FIU Bermuda (BPSFIU)FIU Bermuda (BPSFIU)20.20.
FIU Mauritius (FIU)FIU Mauritius (FIU)21.21.
FIU Selandia BaruFIU Selandia Baru22.22.
FIU TurkiFIU Turki23.23.
FIU Finlandia (NBIMLCH)FIU Finlandia (NBIMLCH)24.24.
FIU GeorgiaFIU Georgia25.25.
FIU KroatiaFIU Kroatia26.26.
FIU MoldovaFIU Moldova27.27.
FIU Amerika SerikatFIU Amerika Serikat28.28.
FIU Brunei DarussalamFIU Brunei Darussalam29.29.
FIU BangladeshFIU Bangladesh30.30.
FIU Senegal FIU Senegal 31.31.
FIU Sri FIU Sri LangkaLangka32.32.
FIU Fiji IslandFIU Fiji Island33.33.
FIU MacaoFIU Macao34.34.
FIU Solomon IslandFIU Solomon Island35.35.
FIU FIU UniUni
EmiratEmirat
ArabArab36.36.
FIU QatarFIU Qatar37.37.
FIU VietnamFIU Vietnam38.38.
FIU IndiaFIU India
Putusan Perkara TPPU
No. Court Judgment Number Defendant’s name Related predicate offence Punishment1 2098K/PID/2005 Lukman
Hakim embezzlement 8 years in prison and fine 1 billion rupiahs
2 956/Pid.B/2005 Tony Chaidir
Martawinataembezzlement 8 years in prison
and fine 1 billion rupiahs
3 873/Pid.B/2005/ PN.Mdn Jasmarwan als. Ijas als. Hendrik Sihombing als. Rikardo
Ginting
fraud 3 years in prison and fine 5 million rupiahs
4 211/PID/ 2005/PT.DKI Ie
Mien Sumardi embezzlement 5 years in prison and fine 200 million rupiahs
5 265/Pid/ 2005/PT.Smg Drs. Anastia Kusmiati Pranoto alias Mei Hwa
fraud 7 years in prison and 5 billion rupiahs
6 266/Pid/ 2005/PT.Smg Herry
Robert fraud 7 years in prison and 5 billion rupiahs
7 1032/PID.B/2005/PN.JKT.PST Suardi
(Director of PT. YSL) dan
Suhandi
(Manager of PT. YSL)
Article L Law Fine 500 million rupiahs
8 Pid.B/2005/PN Denpasar Indaryanto
Al. Wawan psychotropic 7 years in proson
and fine 1 billion rupiahs
9 Pid.B/2005/PN.JKT.PST Ponky
Majaya Article L Law Fine 500 million rupiahs
10 Pid.B/2006/PN.JKT.Sel Harry Haryanto
Tunggalembezzlement 10 years in prison
and fine 5 billion rupiahs
Putusan Perkara TPPU
11 Pid.B/2006/PN.Jember Fikin
Silatorrohman
and Edy
Suryantorobbery 11 years on prison
12 2904K/Pid/2006 Dolfie
Christian Efraim
Palar
alias Dolficorruption 9 years in prison
and fine 300 million rupiahs
13 No. 367/PID/2007/PT. DKI Vincentius
Amin
SutantoLetter counterfeiting 11 years in prison
and fine 150 million rupiahs
14 1072/PID.B/2007/PN.Bdg Moch. Amien
Marsa
ZaidiIn the banking field 5 years in prison
and fine 500 million rupiahs
15 1145/Pid.B/2007/PN.Jkt.Brt Hendri Susilo al. Ricky Bunjaya al. Oen Kiang Tjik & AgustinusFerry Sutanto al. Chin Ci
Fei
Letter counterfeiting 8 years in prison and fine 150 million rupiahs
16 1267K/PID/2007 Hendri
Satria fraud 5 years in prison and 100 million rupiahs
17 875K/PID/2007 Lie Han Pouw al. Pau Pau
fraud 6 years in prison and fine 150 million rupiahs
18 Pid.B/2007/PN.JKT. Selamat Wijaya Pasasi al. Eng An
psycotropic 5 years in prison and fine 150 million rupiahs
19 1767/PID.B/2007/PN.JKT.PST Sefrie Roring, Sahat Mangasi Sianipar, Hengky Martinus Roring
In banking field 12 years in prison and fine 10 billion rupiahs
20 PID.B/2007/PN.Banten Lin Chin Ming Article L Law Fine 100 million rupiahs
Putusan Perkara TPPU
21 No. 2195 K/Pid/2008 Saifuddin Bin Yahya expropriation 6 years in prison
and fine 100
million rupiahs
22 PID.B/2009/PN.Medan Said Jamalul Quris embezzlement 1 year in prison
23 PID.B/2009/PN.Karawang Yudi Hermawan bribery 8 years in prison
24 PID.B/2009/PN.Karawang Agi Sugiono corruption 6 years in prison
and fine 200
million rupiahs
25 PID.B/2009/PN.Karawang Raden Handari
Ismoyojati
corruption 5 years in prison
26 Abdul Gani
alias
Wakli
expropriation 8 years in prison
and fine 100
million rupiahs
27 No.
PID.B/2009/PN. Jakarta Barat Agbasi
Chika Narcotics 15 years in
prison and fine
5 billion rupiahs
28 No.
PID.B/2009/PN. Jakarta Barat Lista Adriani Corruption and banking
fraud
17 years in
prison and fine
10 billion
rupiahs
29 No.
PID.B/2009/PN. Jakarta Barat Cahyono Syam
Sasongko
Corruption and banking
fraud
9 years in prison
and fine 50
million rupiahs
30 No. 01/PID.S/2010/PN Koksantia
Prapapan Cross border cash carrying fine 150 million
rupiahs
E‐Learning KYC/AML:
http://elearning.ppatk.go.id
Website: http://www.ppatk.go.idE‐mail: contact‐[email protected]
Phone: +62‐21‐3853922; 3850455Fax: +62‐21‐3856809
http://www.satgas‐pmh.go.id
EE IIRR MM AA
AAKK HHIISS
TT