23
i MONITORING DAN EVALUASI TIM PELAKSANA KESEHATAN JIWA MASYARAKAT (TPKJM) KOTA SURAKARTA TIM MONEV : BAPPEDA KOTA SURAKARTA

MONITORING DAN EVALUASI TIM PELAKSANA KESEHATAN …bapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/SOSBUD/91/_LAPORAN...dilakukan monitoring program dan kegiatan yang terkait dengan

  • Upload
    lynhi

  • View
    225

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MONITORING DAN EVALUASI TIM PELAKSANA KESEHATAN …bapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/SOSBUD/91/_LAPORAN...dilakukan monitoring program dan kegiatan yang terkait dengan

i

MONITORING DAN EVALUASI

TIM PELAKSANA KESEHATAN JIWA MASYARAKAT (TPKJM)

KOTA SURAKARTA

TIM MONEV :

BAPPEDA KOTA SURAKARTA

Page 2: MONITORING DAN EVALUASI TIM PELAKSANA KESEHATAN …bapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/SOSBUD/91/_LAPORAN...dilakukan monitoring program dan kegiatan yang terkait dengan

ii

KATA PENGANTAR

Mengingat makin kompleknya serta makin meningkatnya masalah

kesehatan jiwa di masyarakat, maka diperlukan pendekatan dan pemecahan

masalah dengan persiapan dan langkah-langkah yang tepat melalui

perkembangan upaya kesehatan jiwa di Surakarta, khususnya sejak

diberlakukannya Undang-Undang Nomor : 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.

Masalah kesehatan jiwa di masyarakat adalah sangat luas dan

kompleks, bukan hanya meliputi yang jelas sudah terganggu jiwanya, tetapi

juga berbagai problem psikososial, bahkan berkaitan dengan kualitas hidup

dan keharmonisan hidup. Masalah ini tidak dapat dan tidak mungkin diatasi

oleh pihak kesehatan saja, tetapi membutuhkan suatu kerja sama yang luas

secara lintas program dan lintas sektor, yang melibatkan berbagai Instansi

termasuk peran serta masyarakat dan kemitraan swasta, terlebih lagi dengan

kondisi masyarakat kita yang saat ini sedang dilanda berbagai macam krisis,

maka tindakan pencegahan secara lintas sektor perlu dilakukan secara

terpadu dan berkesinambungan, agar masalah tersebut tidak memberikan

dampak yang mendalam terhadap taraf kesehatan jiwa masyarakat.

BAPPEDA Kota Surakarta telah menindaklanjuti hal ini dengan

membentuk Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat Kota Surakarta dan

penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) hingga melakukan Monitoring dan

Evaluasi Identifikasi RAD pada tahun 2014. Selanjutnya pada tahun 2015 ini

dilakukan monitoring program dan kegiatan yang terkait dengan RAD. Hasil

Monitoring dan evaluasi program identifikasi RAD ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi dalam menentukan kebijakan tentang penanganan

masyarakat dan kependudukan di Kota Surakarta.

Page 3: MONITORING DAN EVALUASI TIM PELAKSANA KESEHATAN …bapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/SOSBUD/91/_LAPORAN...dilakukan monitoring program dan kegiatan yang terkait dengan

iii

Terima kasih diucapkan kepada seluruh pihak yang telah membantu

tersusunya laporan Monitoring dan Evaluasi ini, semoga dapat memberikan

gambaran tentang pentingnya mewujudkan masyarakat yang sehat jiwa di

Kota Surakarta.

Surakarta, Juni 2015 . KEPALA BAPPEDA KOTA SURAKARTA

Ir. AHYANI, MA

Page 4: MONITORING DAN EVALUASI TIM PELAKSANA KESEHATAN …bapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/SOSBUD/91/_LAPORAN...dilakukan monitoring program dan kegiatan yang terkait dengan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dengan semakin majunya teknologi dan modernisasi telah

membawa perubahan sosial yang begitu cepat, perubahan tersebut

mempunyai konsekuensi secara umum dibidang kesehatan dan secara

khusus dibidang kesehatan jiwa, tidak semua orang dapat menyesuaikan

diri dengan perubahan sosial yang cepat, sehingga dapat menimbulkan

ketegangan dan terganggunya keseimbangan mental emosional dari

taraf yang ringan hingga yang berat.

Selama ini konsentrasi kegiatan terkait kesehatan hanya terfokus

pada kesehatan fisik saja dan tidak pada upaya peningkatan kualitas

hidup yang terdiri dari kesejahteraan dan/dari badan jiwa dan sosial

produktifitas secara sosial ekonomi. Kesehatan jiwa mempunyai sifat

yang harmonis (serasi) memperhatikan semua segi manusia dalam

hubungannya dengan manusia lain. Oleh karena itu, kesehatan jiwa

mempunyai kedudukan yang penting didalam pemahaman kesehatan,

sehingga tidak mungkin kita bicara tentang kesehatan tanpa melibatkan

kesehatan jiwa. Seseorang yang sehat jasmani dan rohaninya, sedikit

banyak akan menyebabkan bertambahnya usia harapan hidup orang

tersebut. Tersirat disini bahwa Kesehatan Jiwa adalah bagian yang tidak

terpisahkan dari kesehatan dan merupakan unsur utama dalam

menunjang terwujudnya kualitas hidup manusia yang utuh.

Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang

Kesehatan, pada pasal 24 disebutkan bahwa upaya kesehatan jiwa

diselenggarakan untuk mewujudkan jiwa yang sehat secara Optimal,

baik Intelektual maupun Emosional. Untuk itu perlu adanya

kesinambungan progam dan kegiatan terkait upaya peningkatan

kesehatan jiwa masyarakat dimana telah ada tim pelaksanaan yang

Page 5: MONITORING DAN EVALUASI TIM PELAKSANA KESEHATAN …bapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/SOSBUD/91/_LAPORAN...dilakukan monitoring program dan kegiatan yang terkait dengan

2

dapat melakukan akselerasi dari setiap rencana aksi dan progam yang

ada di seluruh anggota Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat Kota

Surakarta /TPKJM.

Guna mewujudkan efektifitas dan efisiensi serta jaminan

keberlanjutan program maka perlu dilakukan monitoring dan evaluasi

terkait didalam siklus perencanan, implementasi, pengendalian dan

untuk perencanaan kebijakan lebih lanjut. BAPPEDA pengemban amanat

koordinasi dan perencana kebijakan serta monitoring dan evaluasi lintas

sektor di Kota Surakarta selanjutnya melakukan monitoring dan evaluasi

khususnya terkait progam yang menunjang implementasi RAD Tim

Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat Kota Surakarta pada tahun 2015

ini.

B. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan

Daerah-daerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur,

Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta (Berita

Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 45).

2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1974 tentang Ketentuan-

ketentuan Pokok Mengenai Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 53, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3039)

3. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika

(Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 67, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 3698).

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor

125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-

Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas

Page 6: MONITORING DAN EVALUASI TIM PELAKSANA KESEHATAN …bapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/SOSBUD/91/_LAPORAN...dilakukan monitoring program dan kegiatan yang terkait dengan

3

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor

59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844).

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438).

6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063).

7. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072).

8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5234).

9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi

Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3373).

10. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga

Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996

Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3637).

11. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1997 tentang Pengesahan

Sebagian Urusan Pemerintah dalam Bidang Kesehatan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 9, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3347).

Page 7: MONITORING DAN EVALUASI TIM PELAKSANA KESEHATAN …bapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/SOSBUD/91/_LAPORAN...dilakukan monitoring program dan kegiatan yang terkait dengan

4

12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah

Provinsi, dan Pemerintahan Kabupaten/Kota (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4737).

13. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta

(Lembaran Daerah Kota Surakarta Tahun 2008 Nomor 6)

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan

Daerah Kota Surakarta Nomor 5 Tahun 2013 tentang Perubahan

Kedua Atas Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008

tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta

(Lembaran Daerah Kota Surakarta Tahun 2013 Nomor 6, Tambahan

Lembaran Daerah Kota Surakarta Nomor 17).

14. Keputusan Walikota nomor 441.3.05/91-A/1/2013 Tentang

Pembentukan Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat Kota

Surakarta

C. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud :

Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi program terkait implementasi

program TPKJM dimaksudkan untuk memberikan rekomendasi

kepada pemangku kebijakan dan kepentingan kesehatan jiwa

masyarakat di Kota Surakarta dalam upaya menjamin keberlanjutan

progam dan peningkatan usia harapan hidup. Harapannya ke depan

dalam upaya peningkatan derajat kesejahteraan masyarakat Kota

Surakarta yang berimbas kepada program penanggulangan

kemiskinan yang holistic integrative.

Page 8: MONITORING DAN EVALUASI TIM PELAKSANA KESEHATAN …bapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/SOSBUD/91/_LAPORAN...dilakukan monitoring program dan kegiatan yang terkait dengan

5

Tujuan :

a. Terpetakan progam yang dilakukan oleh stakeholder pengampu

kebijakan dan pemangku kepentingan terkait dengan kesehatan

jiwa masyarakat di Kota Surakarta dan kaitanya dengan

implementasi RAD.

b. Seluruh Instansi terkait memahami tujuan pelaksanaan program

kerjasama dalam kegiatan pembinaan kesehatan jiwa di

masyarakat.

c. Seluruh Instansi terkait melaksanakan peran masing-masing

dalam upaya pencegahan dan penanggulangan permasalahan

kesehatan jiwa di masyarakat.

d. Tersusunya rekomendasi kebijakan dan program serta kegiatan

yang akan menjamin keberlanjutan dan keberhasilan

implementasi RAD dari Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa

Masyarakat Kota Surakarta.

D. PELAKSANAAN :

Pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi ini dilakukan dalam

rentang waktu sebagai berikut:

Rapat Koordinasi dan Persiapan

Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi 5 hari

Kompilasi dan Analisa Hasil Monitoring dan Evaluasi 5 hari

Penyusunan Laporan Hasil Monitoring dan Evaluasi

Seminar Hasil Monitoring dan Evaluasi.

E. PEMBIAYAAN :

APBD Kota Surakarta tahun 2015.

Page 9: MONITORING DAN EVALUASI TIM PELAKSANA KESEHATAN …bapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/SOSBUD/91/_LAPORAN...dilakukan monitoring program dan kegiatan yang terkait dengan

6

BAB II

GAMBARAN UMUM

A. KONDISI EXISTING KOTA SURAKARTA

Kondisi umum saat ini di Kota Surakarta adalah belum ada kasus

atau laporan secara resmi terkait dengan kesehatan jiwa masyarakat

baik yang ada di rumah sakit ataupun oleh Dinas Kesehatan. Hal ini

karena pemahaman dan persepsi tentang kesehatan jiwa yang belum

banyak dipahami oleh masyarakat di Kota Surakarta. Disisi lain

masyarakat mulai sadar dan mau untuk melakukan konsultasi kejiwaan

pada dokter pribadi ataupun psikolog pribadi. Untuk lembaga,

perusahaan, korporasi dan instansi masih jarang dilakukan pemeriksaan

dan upaya pencegahan dari kesehatan jiwa. Perlu dilakukan monitoring

dan evaluasi guna memastikan pemahaman dan perspektif masyarakat

sudah mulai terbentuk dan program kesehatan jiwa masyarakat ini

dapat terjamin keberlanjutanya.

B. KENDALA /PERMASALAHAN/TANTANGAN

1. Masalah perkembangan manusia yang harmonis dan peningkatan

kualitas hidup, antara lain :

a. Masalah kesehatan jiwa yang berkaitan dengan life cycle

kehidupan manusia, mulai dari persiapan pranikah, anak dalam

kandungan, balita, anak, remaja, dewasa dan usia lanjut.

b. Dampak dari menderita penyakit menahun yang menimbulkan

disabilitas.

c. Pemukiman yang sehat.

d. Pemindahan tempat tinggal.

2. Masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya

perubahan sosial, misalnya :

Page 10: MONITORING DAN EVALUASI TIM PELAKSANA KESEHATAN …bapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/SOSBUD/91/_LAPORAN...dilakukan monitoring program dan kegiatan yang terkait dengan

7

a. Psikotik gelandangan (Seseorang yang berkeliaran ditempat

umum dan diperkirakan menderita gangguan jiwa psikotik dan

dianggap mengganggu ketertiban/keamanan lingkungan).

b. Pemasungan penderita gangguan jiwa.

c. Masalah anak jalanan.

d. Masalah anak remaja (tawuran, kenakalan).

e. Penyalahgunaan narkotika dan psikotropika.

f. Masalah seksual (penyimpangan seksual, pelecehan seksual dll).

C. SOLUSI :

Dalam masalah-masalah psikososial, penanganan juga dilakukan

secara berjenjang yaitu sebagai berikut:

1. Penanganan tingkat masyarakat

Dilakukan oleh relawan yang bergabung dalam lembaga/organisasi

masyarakat luas atau keagamaan maupun kader atau petugas

pemerintah ditingkat kecamatan berupa:

a. Penyuluhan (KIE)

b. Bimbingan

c. Membentuk “kelompok tolong diri” pada masalah psikososial

yang bersifat misal seperti stres pasca trauma.

d. Rujukan

2. Pelayanan tingkat Puskesmas/RSU Kelas C dan D

- Konseling, dilakukan terhadap mereka yang mengalami masalah

psikososial yang berpotensi untuk berkembang menjadi gangguan

jiwa. Dilakukan secara individual oleh seorang konselor yang

sudah terlatih.

- Rujukan pada kasus yang tak dapat ditangani dengan konseling

awal dan membutuhkan konseling lebih lanjut/psikoterapi atau

penanganan lebih lanjut.

Page 11: MONITORING DAN EVALUASI TIM PELAKSANA KESEHATAN …bapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/SOSBUD/91/_LAPORAN...dilakukan monitoring program dan kegiatan yang terkait dengan

8

3. Pelayanan tingkat spesialistik

Penyandang masalah psikososial yang telah menjadi gangguan jiwa

yang tak dapat ditangani ditingkat Puskesmas akan dirujuk ke RSJ

atau bagian Psikiatri RSU kelas A dan B, ditingkat ini penderita akan

dilayani secara lebih spesialistik oleh seorang tenaga terampil

(psikiater atau psikolog) sesuai dengan kebutuhan penderita.

Penderita mungkin membutuhkan medikasi sementara untuk

membantu mengatasi masalah yang mendesak sehingga dapat

dilakukan konseling/psikoterapi yang lebih mendalam.

Page 12: MONITORING DAN EVALUASI TIM PELAKSANA KESEHATAN …bapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/SOSBUD/91/_LAPORAN...dilakukan monitoring program dan kegiatan yang terkait dengan

9

BAB III

HASIL MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM IMPLEMENTASI RENCANA

AKSI DAERAH (RAD) KESEHATAN JIWA MASYARAKAT DI KOTA SURAKARTA

TAHUN 2015

Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan rapat koordinasi dan

menyebarkan kuesioner yang harus diisi oleh responden. Untuk responden

dipilih secara acak dengan pertimbangan perwakilan dari wilayah mulai dari

kelurahan, kecamatan dan kota, SKPD kota, lembaga/organisasi dan tenaga

pemberi layanan atau TKSK dan Kader KESEHATAN Jiwa Masyarakat . Dari 24

responden yang disebar kusioner, hanya 13 responden yang mengembalikan

kuesioner untuk SKPD dan 51 Kelurahan melalui kader Kesehatan Jiwa

Masyarakat telah mengisi dan mengembalikan formulir monev .

A. KELEMBAGAAN

Sisi kelembagaan yang meliputi koordinasi dan Pola

kemitraan secara khusus belum ada. SKPD, Instansi, Lembaga atau

pemangku kepentingan belum melakukan kegiatan atau

memberikan alokasi program untuk koordinasi dan pola

kemitraan. Yang dilakukan untuk memperkuat koordinasi adalah

dengan menyisipkan pada kegiatan lain yang memungkinkan

untuk dilakukan koordinasi tekait kesehatan jiwa masyarakat.

Untuk pola kemitraan yang saat ini terbangun baik di tingkat

masyarakat hingga tingkat kecamatan belum terstruktur kecuali

untuk tingkat kota telah terbentuk Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa

Masyarakat, sedangkan di level teritorial dibawahnya yaitu

Kecamatan dan Kelurahan masih tergantung kepada TKSK dan

PSM yang ada di kecamatan dan kelurahan. Hal ini akan

menimbulkan kendala dalam memberikan pemahaman dan

merubah persepsi dalam masyarakat tentang pentingnya

kesehatan jiwa masyarakat. Keberadaan Kader Kesehatan Jiwa

Page 13: MONITORING DAN EVALUASI TIM PELAKSANA KESEHATAN …bapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/SOSBUD/91/_LAPORAN...dilakukan monitoring program dan kegiatan yang terkait dengan

10

Masyarakat yang ada di 51 Kelurahan yang telah dilatih oleh

Dinas Kesehatan memiliki peran strategis akan tetapi masih belum

optimal dalam pemberdayaan.

B. PENCEGAHAN

Pada rencana aksi pencegah yang meliputi Advokasi,

Sosialiasi dan Edukasi. TOT Petugas dan Jejaring layanan

kesehatan jiwa serta Informasi masih dilakukan secara parsial dan

sektoral, hal ini terjadi karena masih kurangnya pemahaman

masyarakat ada kesadaran pemangku kebijakan dalam

mengalokasikan program baik dilevel kota oleh dinas ataupun ada

level masyarakat melalui kelurahan dan atau kecamatan. Advokasi

yang seharusnya dilakukan oleh Dinas Kesehatan dan pemangku

kebijakan di level Kota masih belum optimal dilakukan terbukti

dari belum adanya alokasi kegiatan khusus untuk advokasi baik

kepada DPRD maupun kepada Walikota.

C. PENGURANGAN RESIKO

Upaya Kesehatan Jiwa Masyarakat:

Promotif, yaitu Usaha untuk meningkatkan derajat

kesehatan jiwa masyarakat, dengan kegiatan: Ceramah kesehatan

jiwa masyarakat, misalnya: hygiene mental, komunikasi yang

efektif dan menjadi orang tua yang efektif.

Preventif, yaitu Usaha untuk mencegah timbulnya

gangguan jiwa di masyarakat, dengan kegiatan: Perlindungan

spesifik terhadap kelompok resiko tinggi, misalnya anak balita,

remaja, lansia, anak jalanan dan keluarga tanpa rumah/kerja serta

adany konseling problem rumah tangga/keluarga.

Page 14: MONITORING DAN EVALUASI TIM PELAKSANA KESEHATAN …bapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/SOSBUD/91/_LAPORAN...dilakukan monitoring program dan kegiatan yang terkait dengan

11

D. LAYANAN KESEHATAN JIWA

Layanan kesehatan jiwa mulai dari penangananan,

pengelolaan hingga rehabilitasi sudah tersedia akan tetapi ada

beberapa hal yang belum maksimal seperti :

1. Integrasi Kesehatan Jiwa (di Puskesmas dan Rumah Sakit)

dalam upaya kesehatan lain untuk integrative pelayanan .

2. Kesehatan jiwa sebagai upaya kesehatan khusus.

3. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan petugas, yang

dilaksanakan secara terus menerus dan berkelanjutan,

pelatihan dan konsultasi.

4. Menyadari pentingnya faktor psiko-sosio-kultural.

5. Peningkatan dan penyebarluasan kesadaran dan kepedulian

harus kegiatan. Usaha kesehatan jiwa Puskesmas, Bagian

Psikiatri RSU, RSJ merupakan unsur yang integral dari seluruh

strategi dalam pelayanan kesehatan yang efektif.

6. Sebagian dari penyakit-penyakit yang dilatarbelakangi

masalah psikososial dan stres, diupayakan ditanggulangi

dengan cepat dan tepat.

E. REHABILITASI

Kuratif, upaya untuk mengobati gangguan jiwa

dimasyarakat dengan rehabilitasi, upaya untuk mengembalikan

fungsi-peran mantan pasien gangguan jiwa (yang sudah

sembuh/remisi) dengan kegiatan. Rehabilitasi Praktek Dokter

Spesialis Psikiatri, Rehabilitasi Kerja, Rehabilitasi Mental,

Rehabilitasi Sosial merupakan holistic integrative dari suatu alur

rehabilitasi kepada mantan penderita kesehatan sangat perlu

dikuatkan dari sisi koordinasi dan keberlanjutan.

Page 15: MONITORING DAN EVALUASI TIM PELAKSANA KESEHATAN …bapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/SOSBUD/91/_LAPORAN...dilakukan monitoring program dan kegiatan yang terkait dengan

12

F. REINTEGRASI SOSIAL

Upaya yang dilakukan terkait dengan reintegrasi sosial

dilakukan dengan meningkatkan pemberdayaan dan pengetahuan

tentang kesehatan jiwa masyarakat , hal ini dilakukan melalui

antara lain :

1. Pelatihan deteksi dini gangguan kesehatan jiwa pada petugas

(bagi perawat dan dokter di 17 Puskesmas).

2. Pelatihan deteksi dini gangguan kesehatan jiwa pada kader

untuk 51 Kelurahan.

3. Workshop Kesehatan Jiwa bagi tokoh masyarakat.

4. Perbaikan system pencatatan dan pelaporan berbasis WEB.

5. Penyusunan ulang klasifikasi gangguan jiwa kerjasama dengan

RSJD Surakarta/UNS.

6. Pelatihan bagi Kader Kesehatan Jiwa Masyarakat (KESWAMAS)

oleh Dinas Kesehatan Kota Surakarta

Hasil monitoring dan evaluasi menunjukan bahwa upaya

untuk memberikan informasi dan pemahaman serta pengetahuan

terkait dengan kesehatan jiwa masyarakat telah dilakukan secara

gotong royong akan tetapi tindak lanjut dan keberlanjutan

kegiatan yang harusnya dilakukan dalam upaya pemberdayaan

masyarkat secara mandiri dan inividu masih belum terjamin dan

terjamah dengan baik.

G. KECAKAPAN HIDUP

Kecakapan Hidup adalah upaya meningkatkan

kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk

dan bersama masyarakat agar mereka dapat menolong dirinya

sendiri, serta mampu berperan secara aktif dalam masyarakat

sesuai sosial budaya setempat yang didukung oleh kebijakan

publik yang berwawasan, proses untuk meningkatkan

Page 16: MONITORING DAN EVALUASI TIM PELAKSANA KESEHATAN …bapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/SOSBUD/91/_LAPORAN...dilakukan monitoring program dan kegiatan yang terkait dengan

13

kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan

kesehatannya yang sempurna, baik fisik, mental dan sosial, maka

masyarakat harus mampu mengenal serta mewujudkan

aspirasinya, kebutuhannya dan mampu mengubah atau mengatasi

lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya).

Masyarakat adalah bagian dari suatu tata pemerintahan dan

perikehidupan dari suatu negara, yaitu :

1. Masyarakat, orang, dalam jumlah besar yang menempati suatu

daerah dalam negara, memiliki tujuan dan pandangan hidup

sama serta mementingkan kebersamaan dan kerukunan

berdasar undang-undang dan dasar negara tempat mereka

bermukim.

2. Masyarakat sehat jiwa terdiri atas individu-individu yang sehat

jiwanya. Individu yang sehat jiwanya: yang merasa bahagia,

mampu menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang

lain sebagaimana adanya, dan mempunyai sikap positif

terhadap dirinya dan juga orang lain.

3. Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat, suatu

organisasi bio-psiko-sosio-spiritual dimana anggota keluarga

terikat dalam ikatan khusus untuk hidup bersama terdiri dari

ayah, ibu dan anak, keluarga yang berkualitas dibutuhkan

dalam mewujudkan masyarakat yang sehat jiwanya,

melaksanakan tugas sesuai fungsinya. Fungsi keluarga,

pendidikan, sosialisasi, perlindungan, perasaan, agama dan

ekonomi

Hasil monitoring yang dikirimkan dan kembali kepada tim

penyusunan laporan menyatakan bahwa untuk kegiatan dan

program yang terkait dengan peningkatan kecakapan hidup bagi

penyandang kesehatan jiwa dan bagi pasca penyandang

kesehatan jiwa masih perlu dilakukan koordinasi program dan

Page 17: MONITORING DAN EVALUASI TIM PELAKSANA KESEHATAN …bapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/SOSBUD/91/_LAPORAN...dilakukan monitoring program dan kegiatan yang terkait dengan

14

penguatan serta advokasi. Kecakapan hidup yang harus dimiliki

oleh pasca penyandang masalah kesehatan jiwa memerlukan

sinergi dan keberlanjutan program serta lintas sektor, mulai dari

pada saat akan dilakukan rehabilitasi sosial hingga pada saat

rehabilitasi sosial tersebut dilakukan. Penguatan tidak hanya bagi

penyandang akan tetapi lebih juga ditekankan bagi masyarakat

dilingkungan khususnya keluarga. Harapannya adalah tidak

adanya diskriminasi bagi penyandang kesehatan jiwa masyarkat

yang dinyatakan sembuh total.

H. PENINGKATAN KUALITAS LINGKUNGAN DAN PERUMAHAN

Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 Pasal 1 ayat

1 tentang Kesehatan, dikatakan bahwa kesehatan adalah keadaan

sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap

orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Atas dasar

difinisi kesehatan tersebut diatas, maka manusia selalu dilihat

sebagai satu kesatuan yang utuh dari unsur badan, jiwa dan sosial,

yang tidak hanya dititikberatkan pada penyakit tetapi pada

peningkatan kualitas hidup yang terdiri dari kesejahteraan dari

badan, jiwa dan sosial serta produktifitas secara sosial ekonomi.

Kesehatan jiwa mempunyai sifat yang harmonis (serasi)

memperhatikan semua segi kehidupan manusia dalam

hubungannya dengan manusia lain, antara lain :

1. Kebutuhan jasmaniah (sandang, pangan, papan).

2. Kebutuhan akan rasa aman dan tenteram.

3. Kebutuhan sosial termasuk kasih sayang dan rasa memiliki-

dimiliki.

4. Kebutuhan untuk dihargai-dihormati.

5. Kebutuhan akan pendidikan (Ilmu Pengetahuan)

6. Kebutuhan akan keindahan (kecantikan)

Page 18: MONITORING DAN EVALUASI TIM PELAKSANA KESEHATAN …bapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/SOSBUD/91/_LAPORAN...dilakukan monitoring program dan kegiatan yang terkait dengan

15

7. Kebutuhan untuk mewujudkan diri (aktualisasi).

Terkait upaya peningaktan kualitas lingkungandan

perumahan diperlukan upaya lebih keras, hal ini karena

penyediaan infrastruktur perumahan, sanitasi, air bersih dan

pembentukan lingkungan sehat memerluakan anggaran yang

besar dan keterjaminan keberlanjkutan program mulai dari

pemerintah pusat hingga daerah. Hasil monev menunjukan sudah

ada pada sebagian kelurahan yang resiko tinggi untuk rendahnya

sehat lingkungan telah dilakukan upaya mengurangi melalui

pembangunan rumah tidak layak huni, sanitasi berbasis

masyarkat, pembangunan IPAL dan pembangunan infrastruktur

melalui program Karya Bakti Daerah dan TMMD

I. LAPANGAN KERJA

Pemerintah melakukan pembinaan atas penyelenggaraan

upaya pencegahan dan penanggulangan permasalahan kesehatan

jiwa masyarakat didaerah sesuai dengan kewenangannya.

Masyarakat lintas sektor terkait, misalnya LSM, Swasta, masing-

masing melakukan pembinaan dalam ruang lingkup atau wilayah

kerjanya. Ruang lingkup pembinaan meliputi pemberian

pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan dan melaksanakan

supervisi misalnya dari Dinsosnakertrans, Solo Technopark dll.

Keterbatasan lapangan kerja dan kesempatan kerja menjadi

kendala disamping kapasitas dan kemampuan dan keahlian dari

para mantan penderita kesehatan jiwa yang pelu untuk diperbaiki,

dibangun dan diupayakan untuk memiliki keahlian.

J. MONITORING DAN EVALUASI

Alur program dan kegiatan tidak pernah lepas dari adanya

monitoring dan evaluasi. Dimana diharapkan akan ditemukenali

Page 19: MONITORING DAN EVALUASI TIM PELAKSANA KESEHATAN …bapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/SOSBUD/91/_LAPORAN...dilakukan monitoring program dan kegiatan yang terkait dengan

16

kendala, masalah dan hal lain yang menjadikan program dan

kegiatan tersebut tidak sesuai yang direncanakan. Untuk

penanggulangan kesehatan jiwa masyarakat di Kota Surakata, Tim

Pelaksana berkoordinasi dengan BAPPEDA untuk melihat

perkembangan dan melakukan monitoring akan program dan

kegiatan. Hasil yang didapatkan dari monitoring dan evaluasi yang

telah dilakukan ditemukenali bahwa program telah sesuai dengan

Rencana Aksi Daerah, akan tetapi masih diperlukan penguatan

program dan kegiatan pada beberapa sisi/pokja. Hal ini karena

perubahan paradigma berfikir dan kepedulian dari masyarakat

dalam menyikapi kesehatan jiwa di lingkungan terdekatnya.

Upaya pencegahan menjadi rekomendasi dari hasil monitoring

dan evaluasi kepada Tim Pelaksanan untuk dikuatkan. Hal ini

melihat pada program dan kegiatan penanganan dan rehabilitasi

baik medis dan sosial telah banyak pihak yang melakukan dan

telah memiliki Standart Operasional/Standart Pelayanan Minimal.

Penguatan pada monitoring dan evaluasi masih perlu

dilakukan karena ada beberapa instansi yang seharusnya mereka

melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi secara internal

belum melakukan kalaupun ada yang melakukan masih belum

memeliki standar monitoring dan evaluasi.

Page 20: MONITORING DAN EVALUASI TIM PELAKSANA KESEHATAN …bapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/SOSBUD/91/_LAPORAN...dilakukan monitoring program dan kegiatan yang terkait dengan

17

BAB IV

P E N U T U P

A. Kesimpulan

Dari hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan baik melalui

rapat koordinasi dengan Kader Kesehatan Jiwa Masyarakart ataupun

pengisian formulir monitoring dan evaluasi , dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Bahwa koordinasi internal SKPD , koordinasi lintas SKPD dan

koordinasi Lintas sektor pengampu Kesehatan Jiwa Masyarakat

belum maksimal dilakukan. Saat ini koordiansi terjadi apabila

ada temuan kasus dan sebatas pada perawatan dan

penanganan sedangkan untuk upaya rehabilitasi dan

pencegahan masih belum optimal.

2. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat baik

sebagai kader kesehatan ataupun individu menjadikan

masyarakat setengah hati dalam melakukan penanganan dan

pencegahan serta upaya rehabilitasi mandiri bagi matan

pasien. Hal ini dapat dilihat dari kemauan masyarakat secara

mandiri yang masih kecil dalam melaporkan kasus atapun

melakukan penjangkauan kepada keluarga atau warga yang

memiliki resiko tinggi.

3. Data terkait penderita, calon penderita dan mantan penderita

masih sangat minim, hal ini karena Kader Kesehatan Jiwa

Masyarakat yang ada di kelurahan belum dioptimalkan peran

dan fungsinya. Pemetaan yang dilakukan baru sebatas pada

pemetaan laporan kasus ditingkat Kota oleh Dinas Kesehatan,

belum menjangkau kepada warga resiko tinggi dan mantan

yang dalam tahap rehabilitasi.

4. Perlunya petunjuk dan standart operasional bagi layanan

tingkat dasar dan rujukan penanganan berbasis masyarakat

Page 21: MONITORING DAN EVALUASI TIM PELAKSANA KESEHATAN …bapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/SOSBUD/91/_LAPORAN...dilakukan monitoring program dan kegiatan yang terkait dengan

18

yang dapat menjadi acuan bagi kader ataupun masyarakat

secara mandiri. Hal ini perlu diperjelas karena mempengaruhi

program dan kegiatan serta dukungan dampingan baik

dampingan tehnis ataupun dampingan anggaran guna

pencegahan, penanganan hingga rehabilitasi yang harus

dilakukan, baik secara lintas sektor dan instansi maupun

masyarakat secara mandiri.

B. Rekomendasi

Mendasarkan pada hasil dan kesimpulan dari monitoring dan

evaluasi, maka secara garis besar dapat dibuat rekomendasi sebagai

berikut :

1. Perlunya kebijakan untuk memberikan arah koordinasi dan

kejelasan koordinasi baik kepada Tim Pelaksanan Kesehatan

Jiwa Masyarakat Kota Surakarta selaku tim tingkat kota

maupun kepada Kader Kesehatan Jiwa Masyarakat yang ada

pada lini terdekat dengan masyarkat yaitu kelurahan. Hal ini

dimungkinkan untuk mengurangi kesenjangan koordinasi yang

berakibat pada rendahnya kualitas layanan dan jangkauan

serta upaya pencegahan kesehatan jiwa masyarakat secara dini

dan mandiri.

2. Sosialisasi dan pelatihan serta pendampingan baik tehnis

maupun layanan tentang kesehatan jiwa masyarakat masih

perlu dilingkungan masyarakat khususnya melalui

pemberdayaan kader. Sosialisasi hendaknya dilakukan disetiap

jenjang mulai dari kota hingga sosialisasi kapada masyarakat

baik secara kelembagaan KADERKESWAMAS dan Kelurahan

ataupun mandiri.

3. Dukungan program dan kegiatan sebagai upaya optimalisasi

Tim dan kader sangat dimungkinkan untuk dilakukan oleh SKPD

Page 22: MONITORING DAN EVALUASI TIM PELAKSANA KESEHATAN …bapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/SOSBUD/91/_LAPORAN...dilakukan monitoring program dan kegiatan yang terkait dengan

19

Kota Surakarta khususnya dampingan oleh Kelurahan baik

melalui anggaran rutin maupun DPK. Program dan kegiatan

dengan sendirinya akan memberikan alokasi anggaran untuk

upaya pencegahan dan penanganan serta rehabilitasi terkait

dengan kesehatan jiwa masyarakat di Kota Suarkarta.

4. Perlu dibuat sistem data dan pemetaan wilayah tentang

potensi kesehatan jiwa masyarakat yang berbasis pada data

sektor di wilayah dengan melibatkan KADERKESWAMAS yang

diintergrasikan dengan data kependudukan yang ada di

DISPENDUKCAPIL. Pendataan ini sangat diperlukan untuk dasar

pembuatan kebijakan baik program maupun anggaran terkait

dengan kesehatan jiwa masyarakat Kota Surakarta.

5. Penyusunan standar layanan dan rujukan berbasis masyarakat

yang mengatur dan memberikan kejelasan tindakan dan alur

kerja terkait kesehatan jiwa masyarakat yang berbasis

masyarakat dapat meminimalkan keterlambatan penanganan

dan upaya percepatan rehabilitasi.

Dengan disusunnya Laporan Monitoring Dan Evaluasi Rencana

Aksi Daerah (RAD) dalam rangka mewujudkan masyarakat sehat jiwa di

Kota Surakarta, diharapkan pengetahuan pemahaman dan

keterampilan masyarakat dalam pengenalan dan penanggulangan

masalah psikososial di Surakarta menjadi meningkat, begitu pula

diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kepedulian

mengambil keputusan bidang kesehatan diwilayah Kota Surakarta.

Harapan kami semoga dapat bermanfaat untuk lebih

meningkatkan kinerja, kemitraan dan kerja sama antara petugas lintas

instansi terkait, yang pada akhirnya akan memberikan keuntungan

bersama dalam menuju Kota Surakarta Sehat Jiwa Tahun 2016.

Page 23: MONITORING DAN EVALUASI TIM PELAKSANA KESEHATAN …bapppeda.surakarta.go.id/kip/assets/uploads/bidang/SOSBUD/91/_LAPORAN...dilakukan monitoring program dan kegiatan yang terkait dengan

20

LAMPIRAN FOTO KEGIATAN :