7
Monumen Nasional  13-08-2008 09:38  By Rubbi Widiantor o  Anda suka artikel ini Monumen Nasional atau yang populer disingkat dengan Monas atau Tugu Monas adalah salah satu dari monumen peringatan yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan  perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah Belanda. Mon umen Nasional yang terletak di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, dibangun pada dekade t ahun 1961an. Tugu Peringatan Nasional dibangun di areal seluas 80 hektar. Tugu ini dirancang oleh Soedarsono dan Frederich Silaban, dengan konsultan Ir. Rooseno, mulai dibangun Agustus 1959, dan diresmikan 17 Agustus 1961 oleh Presiden RI Soekarno. Monas resmi dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975. Pembagunan tugu Monas bertujuan mengenang dan melestarikan perj uangan bangsa Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan 1945, agar terbangkitnya inspirasi dan semangat  patriotisme generasi saat ini dan mendatang. Tugu Monas yang menjulang tinggi dan melambangkan lingga (alu at au anatan) yang penuh dimensi khas budaya bangsa Indonesia. Semua pela taran cawan melambangkan Yoni (lumbung). Alu dan lumbung merupakan alat rumah tangga yang terdapat hampir di setiap rumah penduduk pribumi Indonesia. Lapangan Monas mengalami lima kali penggantian nama yaitu Lapangan Gambir, Lapangan Ikada, Lapangan Merdeka, Lapangan Monas, dan Taman Monas. Di sekeliling tugu terdapat taman, dua buah kolam dan beberapa lapangan terbuka tempat berolahraga. Pada hari-hari libur, Minggu atau libur sekolah banyak masyarakat yang berkunjung ke sini.

Monumen Nasional

Embed Size (px)

Citation preview

Monumen Nasional13-08-2008 09:38By Rubbi WidiantoroAnda suka artikel ini

Monumen Nasional atau yang populer disingkat dengan Monas atau Tugu Monas adalah salah satu dari monumen peringatan yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah Belanda. Monumen Nasional yang terletak di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, dibangun pada dekade tahun 1961an.Tugu Peringatan Nasional dibangun di areal seluas 80 hektar. Tugu ini dirancang oleh Soedarsono dan Frederich Silaban, dengan konsultan Ir. Rooseno, mulai dibangun Agustus 1959, dan diresmikan 17 Agustus 1961 oleh Presiden RI Soekarno. Monas resmi dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975.Pembagunan tugu Monas bertujuan mengenang dan melestarikan perjuangan bangsa Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan 1945, agar terbangkitnya inspirasi dan semangat patriotisme generasi saat ini dan mendatang.Tugu Monas yang menjulang tinggi dan melambangkan lingga (alu atau anatan) yang penuh dimensi khas budaya bangsa Indonesia. Semua pelataran cawan melambangkan Yoni (lumbung). Alu dan lumbung merupakan alat rumah tangga yang terdapat hampir di setiap rumah penduduk pribumi Indonesia.Lapangan Monas mengalami lima kali penggantian nama yaitu Lapangan Gambir, Lapangan Ikada, Lapangan Merdeka, Lapangan Monas, dan Taman Monas. Di sekeliling tugu terdapat taman, dua buah kolam dan beberapa lapangan terbuka tempat berolahraga. Pada hari-hari libur, Minggu atau libur sekolah banyak masyarakat yang berkunjung ke sini.Bentuk Tugu peringatan yang satu ini sangat unik. Sebuah batu obeliks yang terbuat dari marmer yang berbentuk lingga yoni simbol kesuburan ini tingginya 132 m. Di puncak Monumen Nasional terdapat cawan yang menopang berbentuk nyala obor perunggu yang beratnya mencapai 14,5 ton dan dilapisi emas 35kg. Lidah api atau obor ini sebagai simbol perjuangan rakyat Indonesia yang ingin meraih kemerdekaan.Pelataran puncak dengan luas 1111 dapat menampung sebanyak 50 pengunjung. Pada sekeliling badan elevator terdapat tangga darurat yang terbuat dari besi. Dari pelataran puncak tugu Monas, pengunjung dapat menikmati pemandangan seluruh penjuru kota Jakarta. Arah ke selatan berdiri dengan kokoh dari kejauhan Gunung Salak di wilayah kabupaten Bogor, Jawa Barat, arah utara membentang laut lepas dengan pulau-pulau kecil berserakan. Bila menoleh ke Barat membentang Bandara Soekarno-Hatta yang setiap waktu terlihat pesawat lepas landas.Dari pelataran puncak, 17 m lagi ke atas, terdapat lidah api, terbuat dari perunggu seberat 14,5 ton dan berdiameter 6 m, terdiri dari 77 bagian yang disatukan. Pelataran puncak tugu berupa Api Nan Tak Kunjung Padam yang berarti melambangkan Bangsa Indonesia agar dalam berjuang tidak pernah surut sepanjang masa. Tinggi pelataran cawan dari dasar 17 m dan ruang museum sejarah 8 m. Luas pelataran yang berbentuk bujur sangkar, berukuran 4545 m, merupakan pelestarian angka keramat Proklamasi Kemerdekaan RI (17-8-1945).Pengunjung kawasan Monas, yang akan menaiki pelataran tugu puncak Monas atau museum, dapat melalui pintu masuk di seputar plaza taman Medan Merdeka, di bagian utara Taman Monas. Di dekatnya terdapat kolam air mancur dan patung Pangeran Diponegoro yang sedang menunggang kuda, terbuat dari perunggu seberat 8 ton.Patung itu dibuat oleh pemahat Italia, Prof. Coberlato sebagai sumbangan oleh Konsulat Jendral Honores, Dr Mario di Indonesia. Melalui terowongan yang berada 3 m di bawah taman dan jalan silang Monas inilah, pintu masuk pengunjung ke tugu puncak Monas yang berpagar Bambu Kuning.Landasan dasar Monas setinggi 3 m, di bawahnya terdapat ruang museum sejarah perjuangan nasional dengan ukuran luas 8080 m, dapat menampung pengunjung sekitar 500 orang.Pada keempat sisi ruangan terdapat 12 jendela peragaan yang mengabdikan peristiwa sejak zaman kehidupan nenek moyang bangsa Indonesia. Keseluruhan dinding, tiang dan lantai berlapis marmer. Selain itu, ruang kemerdekaan berbentuk amphitheater yang terletak di dalam cawan tugu Monas, menggambarkan atribut peta kepulauan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Kemerdekaan RI, bendera merah putih dan lambang negara dan pintu gapura yang bertulis naskah Proklamasi Kemerdekaan RI.Di dalam bangunan Monumen Nasional ini juga terdapat museum dan aula untuk bermeditasi. Para pengunjung dapat naik hingga ke atas dengan menggunakan elevator. Dari atau Monumen Nasional dapat dilihat kota Jakarta dari puncak monumen.Share (No Ratings Yet)

Loading ...Berita Terkait : Peringatan Kesaktian Pancasila Munarman Dicari Pihak Polisi 10.000 Aparat Keamanan Siap Amankan Demo di Ibukota Deklarasi Gerakan Nasional Tolak Politisi Busuk Bentrok Antara Massa FPI dan AKK-BK Di Silang Monas Presiden Afrika Selatan Mengundurkan Diri Anwar Ibrahim Menangkan Pemilu Sela

1 Comments For This Post1. devie Says: December 21st, 2009 at 9:51 pm ft0 na keyen abies yQ slut bnget,c0z Q bkan anak jakarte !!!..heE..heeeeeeYang Baru (Terlihat) dari Monas REP Sylvana Toemon | 22 November 2010 | 00:04

260

3 Belum ada chart.

Belum ada chart.

Nihil.

tulisan di depan pintu masukDi suatu siang yang mendung, aku mengunjungi Tugu Monumen Nasional alias Monas. Monas telah lama menjadi ikon Kota Jakarta ini. Baru tersadar juga, selama ini tinggal di Jakarta, rasanya baru 2 kali menjejakkan kaki di tugu itu. Pertama kali waktu masih kecil, masih SD. Yang kedua rasanya pas kuliah. Selebihnya pernah ke taman di bawahnya untuk kegiatan lain.Saat itu, yang aku ingat dari Tugu Monas adalah puncaknya yang terbuat dari emas dan bagian dalamnya ada museumnya. Namanya juga tidak direncanakan berkunjung ke sana, jadi belum sempat browsing informasi (apalagi mengingat-ingat). Dimulailah kunjungan yang akhirnya membuka mata lebih lebar tentang tugu ini.Presiden pertama kita Soekarno yang berjiwa seni tinggi merencanakan untuk membangun sebuah monumen nasiolal yang setara dengan Menara Eiffel di Paris. Mengutip dari Wikipedia pembangunan tugu Monas bertujuan mengenang dan melestarikan perjuangan bangsa Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan 1945, agar terus membangkitkan inspirasi dan semangat patriotisme generasi saat ini dan mendatang. Entahlah apakah tujuan proklamator kita itu berhasil saat ini. Kalau diukur dengan warga negara yang namanya sama dengan penulis artikel ini, yang seumur-umur batu 2 kali ke Monas, ada yang gak ngerti pula maksudnya apawah.sepertinya tujuannya belum tercapai.Sudah bukan rahasia lagi kalau kebanyakan warga ibukota Jakarta ini tidak terlalu tertarik berkunjung ke monumen sejarah dan museum. Pusat perbelanjaan dan hiburan lain jauh lebih banyak pengunjungnya. Apalagi saat film penyihir remaja dari Hogwart diputar serentak, kalah pamor tak bisa ditampik. Warga Negara Indonesia pun sepertinya lebih bangga untuk punya potret diri berlatar Menara Eiffel atau Petronas (seperti beberapa foto profil di Facebook). Saat aku berkunjung ke sana di hari yang mendung itu, yang datang justru banyak yang tidak berbahasa Indonesia.Tiket masuk ke Monas cukup murah, hanya Rp 2.500 per orang, masih lebih murah dibanding tiket bus Transjakarta yang katanya sudah murah itu. Untuk masuk ke dalam museum, kita harus masuk lewat pintu sebelah utara, turun dengan tangga, menyusuri lorong panjang dan akhirnya tiba di loket. Sebaiknya membayar dengan uang pas, karena kalau tidak kita harus berkeliling mencari tukar uang logam gopek (Rp. 500). Para penjaga loket hanya menunggu dengan muka nyaris tanpa ekspresi dengan memegang lembaran tiket untuk segera dirobek.Untuk masuk ke dalam tugu, ada pemeriksaan tiket lagi sebelum naik ke tangga kuning di dasar tugu.Are you a tourist? Tanya pak penjaga tiket.Iya, mau liat-liat nih Kataku bersamaan dengan disobeknya lembaran tiket itu.Lah? Orang Indonesia tho? Kirain dari Jepang ato Korea. Biasanya gak terlalu banyak orang kita yang jalan-jalan sendiri, pasti rombongan. Kata Bapak itu lagi.Kurang sipit pak kalo jadi orang sono. Kapan-kapan saya ke sini lagi rombongan deh, bawa tikar ama rantang hehehe Aku berkata sambil berlalu. (Kumpul-kumpul makan bersama > Indonesia banget)Monumen ini dirancang oleh Friedrich Silaban dan R. M. Soedarsono dengan bentuk dasar lingga yoni yang merupakanlambang kesuburan. Lingga yoni juga menjadi dasar pembangunan candi-candi dan bangunan lainnya dan sepertinya juga sesuai dengan selera pimpinan tertinggi negara kita saat itu.Di bagian dasar monumen pada kedalaman 3 meter di bawah permukaan tanah, terdapat Museum Sejarah Nasional Indonesia. Ruang besar museum sejarah perjuangan nasional dengan ukuran luas 80 x 80 meter. Ruangan besar berlapis marmer ini terdapat 48 diorama pada keempat sisinya dan 3 diorama di tengah, sehingga menjadi total 51 diorama. Diorama ini menampilkan sejarah Indonesia sejak masa pra sejarah hingga masa Orde Baru. Diorama ini dimula dari sudut timur laut bergerak searah jarum jam menelusuri perjalanan sejarah Indonesia; mulai masa pra sejarah, masa kemaharajaan kuno seperti Sriwijaya dan Majapahit, disusul masa penjajahan bangsa Eropa yang disusul perlawanan para pahlawan nasional pra kemerdekaan melawan VOC dan pemerintah Hindia Belanda. Diorama berlangsung terus hingga masa pergerakan nasional Indonesia awal abad ke-20, pendudukan Jepang, perang kemerdekaan dan masa revolusi, hingga masa Orde Baru di masa pemerintahan Suharto. (Copas dari Wikipedia)Di bagian dalam cawan monumen terdapat Ruang Kemerdekaan berbentuk amphitheater. Nah kalau yang ini aku gak sempat datangin. Di ruangan ini terdapat naskah asli proklamasi.Untuk naik ke pelataran puncak tugu, harus naik lift sempit dengan kapasitas 10 orang penumpang, 11 dengan juru pencet tombol lift. Lift itu hanya mempunyai 3 tombol lantai dimana saat-saat dari lantai 2 ke 3 terasa sangat lama dan kita dapat mendengar suara napas orang lain (atau karena beberapa orang menahan napas ya? Jadi yang kedengeran hanya yang berani bernapas). Untuk bisa naik ke atas, kita harus beli tiket lagi, harganya Rp 7.500.Dari pelataran setinggi 115 m dari permukaan tanah itu kita bisa melihat ke segala penjuru Jakarta. Ruang seluas 11 x 11 meter itu juga dilengkapi dengan teropong yang bisa digunakan dengan menggunakan koin seharga Rp 2.000,-.Kunjungan tak direncanakan ini pun tidak bisa lebih lama lagi karena langit sudah bersiap menurunkan hujan dan angin kencang plus cipratan air telah sukses mengibarkan rambut pengunjung di pelataran puncak itu.

monas di saat mendung

Sebarkan Tulisan: Laporkan Tulisan Beri Tanggapan Beri Nilai Aktual Inspiratif Bermanfaat Menarik Menghibur Biasa Basi Tidak Penting Asal Tulis Plagiat ProvokatifYour browser does not support iframes. Tanggapan TulisanSuray An 22 November 2010 00:15:34

0 saya belum pernah naik ke atas, padahal kalau ke Jakarta pas na

HomeBak air dibangun di bawah Monas03 Jul 2010 Nasional Pos KotaSEBAGAI tugu kebanggan masyarakat Indonesia, Monumen Nasional (Monas) pun tidak liput dari genangan air setelah hujan. Penyebabnya meski banyak ditumbuhi tanaman, taman kota ini merupakan lahan jenuh sehingga tidak mudah menyerap air. Dengan karakter tanah demikian, pembuatan drainase juga kerap tidak optimal karena karena penyerapan yang tidak optimal. Untuk mengatasi hal ini Pemprov DKI telah menganggarkan dana Rp8 miliar untuk membangun reservoir berupa tempat penampungan air di bawah tanah serta perbaikan drainase yang ada saat ini. Proyek pembuatan bak air " tersebut diharapkan mampu menemukan solusi terkait genangan air di kawawan Monas."Dana sekitar delapan miliar tersebut sudah dianggarkan dalam APBD DKI Tahun 2010," jelas Sisca Hermawanti, Kepala Seksi Perencanaan dan Pelayanan Masyarakat Sudin PU Tata Air Jakpus. Rencananya reservoir dibangun di empat sisi kawasan Monas yaitu Barat, Selatan, Timur dan Utara. Namun, kepastiannya masih menunggu hasil pengkajian dari konsultan perencanaan, di lokasi mana yang tanahnya mengalami kejenuhan sehingga tidak bisa menyerap air. "Mengenai bentuk dan besarnya reservoir serta di lokasi mana akan dibangun masih menunggu pengkajian dari konsultan perencanaan. Saat ini konsultannya belum menetapkan karena masih dalam proses lelang. Mudah-mudahan minggu depan ada keputusannya," ucap Siska, kemarin.MULAI AGUSTUSAdanya tempat penampungan air di bawah tanah diharapkan air yang tidak terserap dapat masuk ke tempat penampungan. Di mana nantinya bisa dialirkan melalui saluraniar yang ada menuju ke Kali Krukut dan Kali Ciliwung.Sebelum membangun, pihak Sudin PU Tata Air juga akan berkoordinasi dengan Dinas Tata Ruang untuk mengetahui program jangka menengah di kawasan Monas sehingga nantinya pembangunannya tidak mubazir.Saluran air di dalam kawasan Monas juga perlu perbaikan danpembenahan. Karena, saluran yang ada saat ini sejak awal dibangun belum pernah diperbaiki, hanya dilakukan pengurasan. Apalagi diameter salurannya kecil hanya sekitar 40 cm sehingga kurang berfungsi optimal. "Diharapkan lelang fisiknya selesai Juli dan pengerjaan fisiknya di mulai Agustus 2010. (tarta/guruh/ak)Entitas terkaitApalagi | Bak | Dana | Diharapkan | Mengenai | Monas | Penyebabnya | Proyek | Rencananya | Saluran | Sisca | Timur | Kali Krukut | Monumen Nasional | MULAI AGUSTUS | Pemprov DKI | APBD DKI Tahun | Dinas Tata Ruang | Kepala Seksi Perencanaan | Sudin PU Tata Air | Pelayanan Masyarakat Sudin PU Tata Air | Ringkasan Artikel IniBak air dibangun di bawah Monas. Untuk mengatasi hal ini Pemprov DKI telah menganggarkan dana Rp8 miliar untuk membangun reservoir berupa tempat penampungan air di bawah tanah serta perbaikan drainase yang ada saat ini. MULAI AGUSTUS Adanya tempat penampungan air di bawah tanah diharapkan air yang tidak terserap dapat masuk ke tempat penampungan. Sebelum membangun, pihak Sudin PU Tata Air juga akan berkoordinasi dengan Dinas Tata Ruang untuk mengetahui program jangka menengah di kawasan Monas sehingga nantinya pembangunannya tidak mubazir.

Jumlah kata di Artikel : 322Jumlah kata di Summary : 80Ratio : 0,248

Taman Monumen Nasional: Tata Ruang Taman menyebabkan Keanekaragaman Aktivitas di Taman Refleksi Pendahuluan

Tulisan ini membahas tentang fenomena beragamnya aktivitas pengunjung taman refleksi Monumen Nasional (selanjutnya akan disebut Monas) sebagai akibat dari penataan tata ruang taman yang membuat taman ini berbeda dengan taman-taman lainnya di area pelataran Monas. Tugu Monas atau biasa kita kenal dengan sebutan Monas merupakan salah satu tempat monumen peringatan bersejarah yang memiliki banyak cerita tersendiri bagi pengunjungnya sejak dulu hingga sekarang. Monas sendiri telah menjadi salah satu tempat pariwisata atau rekreasi yang cukup banyak diminati dan dikunjungi oleh masyarakat kota Jakarta. Namun tidak hanya masyarakat Jakarta yang sering datang berkunjung, tetapi banyak juga pengunjung Monas yang berasal dari luar kota Jakarta, seperti dari Bekasi, Medan, Bandung, dan banyak kota-kota lainnya. Kebanyakan pengunjung yang datang bertujuan untuk masuk ke dalam Tugu Monas dan melihat ada apa saja yang dipamerkan di dalam Monumen bersejarah ini, seperti ruang pameran museum diorama sejarah RI dan ruangan besar dimana terdapat tulisan teks proklamasi yang terpampang di dalam ruangan tertutup. Selain itu, sudah pasti pengunjung yang masuk ke dalam Monas ingin mencoba naik ke pelataran puncak Monas dan mencoba sendiri menikmati pemandangan seluruh penjuru kota Jakarta melalui teropong yang telah disediakan.

Namun tidak boleh dilupakan bahwa letak Tugu Monas sediri dikelilingi oleh areal taman yang luas dan indah, serta dihiasi oleh berbagai pepohonan yang rimbun dan asri. Areal taman ini terbagi empat sektor sesuai dengan letak pintu masuk pelataran lapangan Monas, yakni taman utara, taman barat, taman timur, dan terakhir taman selatan (kadang disebut juga taman refleksi). Baik hari libur ataupun hari biasa cukup banyak pengunjung Monas yang mengunjungi areal taman Monas tersebut. Akan tetapi, pada penulisan kali ini, penulis lebih memfokuskan pada faktor-faktor apa saja yang menyebabkan keanekaragaman aktivitas yang banyak terjadi di taman selatan Monas tersebut (taman refleksi).

Sejarah Monumen Nasional

Monumen Nasional atau yang kita kenal dengan nama Monas ini merupakan salah satu dari monumen peringatan RI yang masih berdiri hingga sekarang. Tujuan didirikannya adalah agar bangsa generasi mendatang dapat mengenang perlawanan dan perjuangan dari para rakyat Indonesia dalam melawan para penjajah yang menjajah bumi pertiwi kita ini, sehingga diharapkan dapat membangkitkan inspirasi dan semangat patriotisme mereka. Arsitektur bangunan Tugu Monas ini sangat unik, seperti sebuah batu obeliks yang terbuat dari marmer dengan tinggi 132 m, berbentuk lingga yoni yang melambangkan kesuburan. Pada bagian pelataran puncaknya terdapat cawan yang menopang berbentuk nyala obor yang terbuat dari perunggu dengan berat mencapai 14,5 ton dan dilapisi 35 kg emas. Nyala obor tersebut melambangkan simbol perjuangan rakyat Indonesia pada masa penjajahan yang ingin meraih kemerdekaan mereka.[1]Bangunan Tugu Monas terletak di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, dan terealisasi dibangun di areal lapangan terbuka seluas 80 hektar pada tanggal 17 Agustus 1961 atas dasar gagasan dari Presiden RI Ir. Soekarno yang menjabat presiden pada waktu itu. Akhirnya, Monas resmi dibuka untuk umum pada tanggal 18 Maret 1972, yang diresmikan oleh presiden kedua RI Soeharto. Bangunan Tugu Monas ini sendiri ternyata dirancang oleh para arsitek Indonesia ,yaitu Soedarsono, Frederich Silaban, dan dikonsultani oleh Ir. Rooseno.Dahulu wilayah yang sekarang menjadi taman di sekitar Monas, banyak dikenal masyarakat kota Jakarta dengan nama Lapangan Gambir. namun namanya itu sempat mengalami pergantian beberapa kali. Dari lapangan Gambir berubah menjadi Lapangan Ikada, kemudian diganti lagi menjadi Lapangan Merdeka. Lalu dirubah lagi menjadi Lapangan Monas dan pada saat bernama Lapangan Monas banyak warga Jakarta yang pergi berolahraga di sana (seperti untuk lari pagi), kemudian berganti menjadi seperti yang kita ketahui sekarang yaitu Taman Monas.[2] Di taman yang mengelilingi tugu Monas tersebut terdapat dua buah kolam dan di fasilitasi beberapa fasilitas penunjang lainnya yang dapat digunakan secara cuma-cuma oleh pengunjung taman Monas.

Taman Monumen Nasional

Tugu Monas merupakan salah satu tempat rekreasi edukatif yang cukup banyak dikunjungi oleh warga kota Jakarta. Pengunjung yang datang ke Monas tidak hanya dari dalam negeri saja tetapi juga banyak yang berasal dari luar negeri. Pengunjung yang dari dalam negerinya tidak hanya masyarakat Jakarta yang sering datang berkunjung, tetapi banyak juga pengunjung Monas yang berasal dari kota-kota di luar Jakarta, seperti dari Bekasi, Medan, Bandung, dan banyak kota-kota lainnya. Kebanyakan pengunjung yang datang bertujuan untuk masuk ke dalam Tugu Monas dan melihat ada apa saja yang dipamerkan di dalam Monumen bersejarah ini, seperti ruang pameran museum diorama sejarah RI dan ruangan besar dimana terdapat tulisan teks proklamasi yang terpampang besar di dalam ruangan tertutup dan kadang diperdengarkan juga rekaman suara bung Karno saat membacakan teks Proklamasi tersebut. Selain itu, sudah pasti pengunjung yang masuk ke dalam Monas ingin mencoba naik ke pelataran puncak dari Monas ini dan mencoba sendiri menikmati pemandangan seluruh penjuru kota Jakarta melalui teropong yang telah disediakan, meskipun harus membeli koin dulu seharga Rp 2000 agar teropong tersebut dapat digunakan.Namun perlu diketahui bahwa letak Tugu Monas sediri dikelilingi oleh taman hutan kota seluas 80 hektar yang dihiasi oleh berbagai pepohonan yang rimbun dan asri. Areal taman Monas sendiri terbagi empat sektor sesuai dengan letak pintu masuk pelataran lapangan Monas karena memang setiap taman lokasinya dekat dengan pintu masuk tersebut, yakni taman utara, taman barat, taman timur, dan terakhir taman selatan (kadang disebut jug taman refleksi). Baik hari libur ataupun hari biasa cukup banyak pengunjung Monas yang mengunjungi areal taman Monas tersebut.Taman yang lokasinya berdekatan dengan stasiun gambir adalah taman timur. Di taman timur ini terdapat kolam air mancur yang tepat di depan kolam tersebut terdapat patung Raden Ajeng Kartini. Di sekitar kola mini sering kali menjadi tempat bagi orang-orang yang sedang bermesraan di malam hari. Selain itu, taman timur ini cukup banyak dikunjungi oleh pengunjung, baik di hari libur atau hari biasa dan pagi ataupun sore hari. Kenapa? Karena kebanyakan pengunjungnya bertujuan untuk sekedar berolah raga di lapangan pelataran Monas. Karena memang di Taman timur ini disediakan enam lapangan olah raga untuk pengunjung Monas yang pemakaiannya pun tanpa dipungut biaya sepeser pun. Hanya saja pemakai lapangan itu diharuskan menggunakan lapangan tersebut sebaik mungkin dan mesti menjaga kebersihan sekitar lapangan. Ke enam lapangan olah raga tersebut terdiri dari empat lapangan futsal, satu lapangan basket dan satu lagi lapangan bulu tangkis.Kalau taman utara tidak begitu banyak yang dapat di eksplore karena di taman ini yang ada hanya banyak pepohonan yang rimbun dan dulu sepanjang jalan taman dihiasi bangku-bangku panjang. Tetapi sekarang bangku-bangku tersebut sudah tidak ada yang ada hanyalah jalan panjang sepi yang menjadi lahan empuk pengunjung untuk bermesraan karena sepinya yang mengunjungi taman utara tersebut.Hal tersebut tidak jauh bedanya dengan di taman barat. Di taman barat pun tidak ada apa-apa yang dapat dibanggakan pada hari biasa baik itu siang ataupun malam hari. Karena memang isi taman tersebut kebanyakan hanya ada pepohonan rindang dan bermacam-macam jenis tanaman hias yang tumbuh di sepanjang jalan taman. Namun, taman barat ini akan sangat ramai sekali dikunjungi oleh pengunjung maupun PKL (pedagang kaki lima) saat malam minggu dan malam senin. Karena setiap malam di hari itu Taman Monas mengadakan pertunjukan air mancur menari yang sangat menarik untuk ditonton pada malam hari. Air mancur akan bergerak dengan liukan yang indah sesuai alunan lagu yang dimainkan dan dihiasi pertunjukkan laser berwarna-warni pada air mancur tersebut. Ini menjadi salah satu keunggulan mengapa Monas ramai di malam hari saat hari libur.Taman yang terakhir adalah taman selatan (taman refleksi). Lokasi taman refleksi sangat dekat dengan lokasi parker motor dan mobil karena lokasi taman ini berada tepat di sebelah lapangan parkir IRTI yang juga terdapat banyak warung-warung makanan dan penjual yang menjual oleh-oleh untuk para pengunjung. Selain itu taman refleksi juga dekat dengan tempat pemberhentian kereta wisata gratis. Taman refleksi banyak dikunjungi baik itu hari libur atau hari biasa, serta pagi, siang, ataupun malam hari. Di taman ini tersedia tempat latihan olah tubuh terbuka dan biasanya saat hari libur pagi, di pinggiran sepanjang jalan dalam taman tersebut banyak orang-orang yang berolah raga, mempromosikan jasa pengobatan alternatif, latihan senam taichi, hingga para PKL yang mencari-cari kesempatan berjualan. Kemudian di bangku-bangku taman refleksi biasanya diisi oleh pengunjung yang sedang istirahat sehabis berolahraga ataupun jalan-jalan. Namun tidak dapat di pungiri juga sering kali menjadi tempat sepasang kekasih berpacaran baik itu pagi, siang, atau malam hari.Di taman refleksi juga terdapat tempat pemeliharaan rusa totol yang dihiasi dengan air terjun buatan. Selain itu, juga terdapat kandang burung merpati pos yang cukup terawat. Kandang Rusa itu diresmikan presiden RI dalam rangka HUT Kota Jakarta ke 476, sedangkan kandang merpati pos-nya diresmikan oleh bapak Sutiyoso selaku Gubernur DKI pada masa jabatannya. Di sekitar area kedua kandang tersebut biasanya banyak pengunjung yang berekreasi ria bersama keluarganya karena di area itu suasananya yang asri dan udaranya yang segar membuat pengunjung nyaman berada disana. Selain itu dilengkapi juga dengan dua ayunan di dekat kandang rusa dan dua lagi dekat dengan jalan taman yang sengaja dipenuhi batu krikil khusus untuk pijat refleksi secara gratis.Tersedia juga papan informasi titik-titik refleksi bagi pengunjung yang ingin mencobanya. Biasanya setiap hari libur pagi di sekitar jalur pijat refleksi tersebut terdapat banyak PKL berlalu-lalang dan juga ada orang-orang yang menjual jasa pijat refleksi dengan harga murah.

Tata Ruang Taman menyebabkan Keanekaragaman Aktivitas di Taman Refleksi

Taman selatan atau dikenal juga dengan sebutan taman refleksi karena memang di taman tersebut terdapat jalan taman khusus untuk pijat refleksi kaki gratis. Di sekitar area tersebut telah menjadi lahan bagi para PKL untuk mencari nafkah meskipun terkadang sering berurusan dengan Polisi Pamong Praja (Pol PP) yang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban di taman Monas tersebut. Karena terdapat fasilitas pijat refleksi kaki gratis tersebut, sehingga begitu banyak pengunjung taman Monas yang berada di sekitar area taman refleksi tersebut. Ini membuat sedikit perbedaan yang sedikit mencolok terhadap jumlah dan keberagaman aktivitas pengunjung taman refleksi dengan taman-taman di pelataran Monas lainnya. Ini dikarenakan penataan ruang taman refleksi ini begitu pas dan fasilitas yang disediakan pun banyak adanya. Lokasi taman refleksi terletak tepat di sebelah lapangan parkir IRTI dimana pengunjung dapat memarkirkan kendaraan pribadi mereka. Sehingga pengunjung jadi tidak perlu jalan jauh untuk mencapai tempat parkir kendaraan mereka. Dan jika ingin keluar pun pintu selatan sangat dekat dengan lokasi taman refleksi. Selain itu, di lapangan parkir tersebut juga terdapat banyak warung-warung makanan dan pedagang yang menjual oleh-oleh untuk para pengunjung Monas.Faktor lainnya adalah dekatnya tempat pemberhentian kereta wisata gratis dengan taman refleksi, hal ini sendiri menjadikan pintu selatan secara tidak langsung adalah pintu utama untuk masuk ke dalam lapangan Monas. Selain itu, di dalam taman refleksi yang dekat dengan tempat pemberhentian kereta wisata tersedia beberapa alat latihan olah tubuh yang dapat digunakan pengunjung taman secara gratis. Alat-alat tersebut antara lain grib bar, body curl, chin-up, dan terakhir push-up. Biasanya pagi-pagi sudah banyak pengunjung yang memanfaatkan fasilitas gratis tersebut. Sering kali pada hari libur pagi, di sekitar area tersebut banyak orang yang berolahraga hingga senam taichi yang dilakukan oleh para manula (orang usia lanjut). Dan biasanya juga banyak PKL dan orang-orang yang mempromosikan pengobatan alternatif karena memang jalur taman refleksi dekat sekali dengan pintu masuk jadi banyak orang yang berlalu-lalang ataupun duduk-duduk disekitar taman tersebut.Hal pendukung lainnya adalah terdapatnya fasilitas bermain anak, seperti ayunan. Di sekitar ayunan pun banyak terdapat bangku-bangku panjang ataupun lahan kosong jadi pengunjung dapat berekreasi bersama keluarga tanpa harus bingung mencari tempat duduk. Di dekat lokasi itu pun terdapat kandang rusa totol dan merpati pos. di kandang rusa terdapat air terjun buatan sehingga membuat suasana area taman refleksi itu menjadi lebih asri dan nyaman, ditambah kicauan suara burung-burung di atas pepohonan yang rindang. Namun saat malam hari lokasi taman refleksi sangat tepat untuk orang-rang berpacaran karena pohonnya yang lebat dan cahaya penerangan yang jarang-jarang. Sehingga di malam hari banyak pengunjungnya yang memanfaatkan kegelapan malam untuk bermesraan di bangku-bangku taman ataupun gelar tikar di lahan kosong.Pada malam hari di lapangan pelataran Monas depan taman refleksi ternyata juga ramai akan pengunjung. Di sana banyak orang yang duduk-duduk di pinggiran jalan atau di lahan rumput untuk bercengkrama bersama keluarga, teman, ataupun pacar. Di sana juga terdapat banyak PKL yang menjual dari makanan, minuman, aksesoris, hingga layangan. Dan aktivitas tersebut lebih banyak berkumpul di area sekitar taman refleksi. Ini membuktikan bahwa taman refleksi yang penataan ruang tamannya lebih strategis menjadi taman yang lebih ramai daripada taman-taman Monas lainnya yang kebanyakan dikunjungi hanya untuk tempat bermesraan saja oleh pengunjungnya.

Daftar Pustakahttp://id.wikipedia.org/wiki/Monumen_Nasional (diakses pada tanggal 15 November 2009)

http://kumpulan.info/wisata/tempat-wisata/53-tempat-wisata/102-monas-monumen-nasional-jakarta.html (diakses pada tanggal 15 November 2009)Diposkan oleh Fikri R di 01.47 Label: Metodologi Penelitian Sosial 0 komentar: Poskan KomentarLink ke posting iniBuat sebuah Link Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda SearchTop of Form

Bottom of FormManga Time GRATIS DOWNLOAD SOFTWARE MEDIA PLAYER, DESIGN, DAN ARCHIEVER-03 Februari 2010 GRATIS DOWNLOAD SOFTWARE BROWSER INTERNET TERBARU-02 Februari 2010 DOWNLOAD MANGA ONLINE AIR GEAR BAHASA INDONESIA-25 Januari 2010 GRATIS DOWNLOAD DEEP FREEZE 5.70.020.1372-23 Januari 2010

Facebook BadgeFikri Riswandi

Create Your Badge

RECENT UPDATE 2010 (2) 01/31 - 02/07 (1) PROPOSAL POLA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA MELALUI... 01/10 - 01/17 (1) UAS Sosiologi Organisasi 2009 (5) 12/27 - 01/03 (3) Taman Monumen Nasional: Tata Ruang Taman menyebabk... Analisis artikel kasus perburuhan Perubahan Demi Menjaga Bangunan Cagar Budaya Warga... 10/11 - 10/18 (2) MANUSIA DAN PERADABAN ILMU TASAWUF

CATEGORY Ilmu Agama Islam (1) ilmu sosial dan budaya (1) Metodologi Penelitian Sosial (3) Sosiologi Industri (1) Sosiologi organisasi (1)