25
MUBTADA’ DAN KHOBAR MAKALAH Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Bahasa Arab Oleh : Makrus Abdul Karim Riri Nurofi’ah Decky R Melly Sugi 141002116 141002118 141002122 141002130 141002135

MUBTADA KHABAR

  • Upload
    makhrus

  • View
    35

  • Download
    4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Bahasa Arab

Citation preview

MUBTADA DAN KHOBAR

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Bahasa Arab

Oleh : MakrusAbdul KarimRiri NurofiahDecky RMelly Sugi141002116141002118141002122141002130141002135

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAHFAKULTAS AGAMA ISLAMUNIVERSITAS SILIWANGI2014LEMBAR PENGESAHAN/PENERIMAAN

Makalah ini telah diterima pada hari tanggal..olehDosen Mata Kuliah Bahasa Arab,

Hj. Lina Marlina, S.Ag., M.Ag.

KATA PENGANTARPuji syukur mari kita panjatkan ke hadirat Allah swt. Karena berkat rahmat dan hidayah-Nya saya telah mampu menyelesikan makalah yang berjudul Mubtada dan Khabar. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Arab.Mubtada dan Khabar, Mubtada adalah isim yang dirafakan yang Kosong dari amil-amil sebangsa lafadzh, yang terdapatdiawalkalimat (Subyek). Sedangkan Khabar adalah isim yang dirafaakan yang disandarkan kepada mubtada atausesuatu yang dapatmenyempurnakanmaknamubtada (Predikat)Kami menyadari dalam penulisan makalah ini, kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu saya mengucapkan terima kasih kepada:1. Bapak Dr. H. Cucu Hidayat, M. Pd., selaku ketua dekan;2. Ibu Hj. Lina Marlina, S.Ag., M.Ag., selaku ketua prodi;3. Bapak Joni Ahmad Mughni, M.Esy., selaku wali dosen;4. Ibu Hj. Lina Marlina, S.Ag., M.Ag., selaku dosen mata kuliah Bahasa Arab yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini;5. Perpustakaan FAI dan Perpustakaan Umum;6. Rekan-rekan seangkatan yang telah memotivasi kami untuk menyelesaikan penyusunan makalah ini;7. Semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu;Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh sebab itu, saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi kami dan bagi pembaca. Amin.Tasikmalaya, 5 Desember 2014PenulisDAFTAR ISI

KATA PENGANTAR iDAFTAR ISI....iiBAB 1PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Masalah..11.2 Rumusan Masalah...21.3 Tujuan Makalah...21.4 Kegunaan Makalah..21.5 Prosedur Makalah3BAB 2PEMBAHASAN2.1 Pengertian mubtada dan khabar.42.1.1 Definisi mubtada..42.1.2 Definisi khabar..42.1.3 Contoh mubtada dan khabar.52.2 Pembagian mubtada dan khabar.....52.2.1 Mubtada.52.2.2 Khabar72.3 Ketentuan mubtada dan khabar...10BAB 3PENUTUP3.1 Simpulan.....123.2 Saran...12DAFTAR PUSTAKA......13

i

BAB 1PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang MasalahSeiring dengan sejarah lahirnya ilmu nahwu yang kita ketahui masih diperdebatkan apakah ilmu itu ditulis oleh Sayyidina ali bin Abi Tholib atau Abul abbas Ad-duali. Akan tetapi dilihat dari cerita dulu Sayyidina Ali bermimpi ditununjukkan teori-teori. Sehingga setelah beliau bangun, beliau mengirim serat kepada Abul Abbas Ad-duali. Yang isinya kurang lebih sebagai berikut Bismillahirrohmanirrohim. Kalimat itu ada tiga : Fiil, Isim. Huruf. Isim adalah kata yang menunjukkan sesuatu, Fiil adalah kata yang menunjukkanberubahnya musamm (sesuatu), sedang Huruf adalah kata yang menunjukkan makna tapi bukan makna isim dan fiil.Dicermati dan dibaca surat itu oleh Abul Abbas Ad-duali sampai pada kata teruskanlah masalah itu kata Sayyidina Ali. Dalam bahasa arab berbunyi Inna ala haadza an-nahwi. Sayyidina Ali juga menambahkan bahwa isim itu ada 3 :Isim Dhohir, Dlomir, dan bukan Dhohir dan bukan Dlomir. Dan para ulama juga sama mempersoalkan hal itu. Setela beberapa hari Abu Aswad datang pada Sayyidina Ali dengan jumlah huruf nashob yaitu : inni, anna, laalla. Sayyidina Ali bertanya apakah lakinna tidak termasuk huruf nashod? abu Aswad menjawab kami tidak memasukannya. Lalu Sayyidina Ali berkata sesunguhnya lakinna itu termasuk Huruf nashob.Dari kisah diatas bisa kita ketahui ada 2 tokoh pencetus ilmu nahwu. Sebagian mengatakan penulisnya Sayyidina Ali dan sebagian mengatakan Abul Abbas Ad-duali. Namun beberapa leterature yang diperoleh pencetus ilmu nahwu adalah Sayyidina Ali.

1.2. Rumusan MasalahBerdasarkan uraian latar belakang masalah yang penulis kemukakan diatas maka penulis mengambil perumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah yang dimaksud dengan mubtad?2. Apakah yang dimaksud dengan khobar?3. Bagaimana cara membedakan macam-macam bentuk mubtada?4. Bagaimana cara membedakan macam-macam bentuk khobar?5. Bagaimana bentuk hukum-hukum mubtada dan khabar?

1.3. Tujuan PenulisanSejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:1. Pengertian mubtada2. Pengertian khobar3. Macam-macam bentuk mubtada4. Macam-macam bentuk khobar5. Hukum-hukum mubtada dan khabar

1.4.Kegunaan MakalahMakalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pengembangan mubtada dan khabar. Secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi1. penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan khususnya tentang mubtada dan khabar2. pembaca atau dosen, sebagai media informasi tentang mubtada dan khabar baik secara teoritis maupun secara praktis.

1.5 Prosedur MakalahMakalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Melalui metode ini kami akan menguraikan permasalahan yang dibahas secara jelas dan komperhensif. Data teoritis dalam makalah ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik studi pustaka, artinya kami mengambil data melalui kegiatan membaca berbagai literature yang relevan dengan tema makalah. Data tersebut kemudian diolah dengan teknik analisis isi melalui kegiatan mengeksposisikan data serta mengaplikasikan data tersebut dalam konteks tema makalah.

11

12

BAB 2PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mubtada dan Khobar . : , " " " " " " . : ( ) ( ) : ( ) : )

2.1.1Definisi Mubtada : Artinya :Mubtada adalah isim yang dirafakan yang Kosong dari amil-amil sebangsa lafadzh, yang terdapat diawal kalimat (Subyek)2.1.2Definisi Khabar ,Artinya :Khabar adalah isim yang dirafaakan yang disandarkan kepada mubtada atau sesuatu yang dapat menyempurnakan makna mubtada (Predikat)

2.1.3Contoh Mubtada Dan Khabar

(Zaid itu berdiri) (kedua Zaid bediri)(banyak Zaid berdiri)Keterangan :Untuk lebih mudah memahami apa itu mubtada ? dan apa itu khabar coba anda perhatikan contoh diatas : Yang pertama Kalimat ()artinya zaid itu berdiri. Lafadz () sebagai Mubtada. sedangkan Lafadz ( ) sebagai khabarnya. Sesuai dengan definisi mubtada, bahwa mubtada adalah isim yang di rafa'-kan (atau berharkat Dhammah) yang berada diawal kalimat yang kosong dariamil-amil Lafdzyyang masuk. Sedangkankhabaradalah isim yang dirafa-kan yang disandarkan kepada mubtada.Catatan: :Jika mubtadanya Mufrad (bentuk tunggal), maka khabar mengikutinya. dan jika Mubtada berbentuk Tatsniyah, maka khabar mengikuti. begitu juga jika Mubtada berbentuk jamak (mengandung arti banyak), maka khabarnya pun sama.

2.2 Pembagian Mubtada dan Khobar2.2.1Mubtada AdapunMubtadaadaduabagian, yaitu :a. mubtada isim dzahirb. mubtada isim dhamir

a. Mubtada Isim Dzahir Mubtada isim dzahir adalah mubtada yang terdiri dari isim dzahir.Contoh: " " (Zaid itu berdiri) (kedua Zaid bediri) (banyak Zaid berdiri)

b.Mubtada isim dhamir : ( ) ( ) Mubtada isim dhamir adalah mubtada yang terdiri dari isim dhamir.Contoh :1. Dia laki-laki = 2. Mereka berdua laki-laki = 3. Mereka semua laki-laki = 4. Dia perempuan = 5. Mereka berdua perempuan = 6. Mereka semua perempuan = 7. Kamu laki-laki = 8. Kamu berdua laki-laki/perempuan = 9. Kalian laki-laki = 10. Kamu perempuan = 11. Kamu berdua laki-laki/perempuan = 12. Kalian perempuan = 13. Saya = 14. Kami atau kita = ContohMubtada Isim dhomir: ( )Saya itu berdiri( )Kami itu berdiri

2.2.2Khabar : ( ) : ) AdapunKhabaritu terbagi menjadiduabagian, yaitu :a. khabar mufradb. khabar ghair mufrada.Khabar Mufrod Khabar Mufrod adalah yang bukan berupa jumlah (isim dan fiil) dan bukan pula shibhu jumlah (dharaf dan jar majrur). Melainkan khabar adalah yang terdiri dari satu kalimat saja.Seperti contoh : Contoh diatas ialah contoh dari khabar Mufrad, karena isimnya adalah isim Mufrad.

b.Khabar ghoir Mufrod Khabar ghoir mufrod adalah khabar yang terdiri dari jumlah atau yang menyerupai jumlah.Catatan:Yang termasuk jumlah adalah; fiil dan fail yang biasa disebut jumlah filiyyah atau Mubtada Khabar yang biasa disebut jumlah ismiyyah.Yang termasuk menyerupai jumlah ialah; jar dan majrur atau zharaf (keterangan tempat), seperti lafazh; (di depanmu), (di belakangmu)Khabar ghair mufrad itu ada empat bagian :1. Jar dan majrurContoh: Ustadz itu dirumah : Mubtada: Jar :Majrur Ali ada di kebun: Mubtada: Jar : Majrur2. Dzaraf Papan tulis itu ada di depan anak-anak : mubtada : Dharaf (keterangan tempat): Mudhaf ilaih : Jumlah dharaf dan mudhaf ilaihnya adalah khabar dari Dharaf tidak bisa berdiri sendiri dan senantiasa bersambung dangan mudhaf ilaihnya. Tidak bisa (papan tulis di depan), tetapi harus disertai dengan mudhaf ilaihnya.Yang termasuk dzaraf diantaranya: : Di depan : Di atas : Di kanan

: Di belakang : Di bawah : Dikiri

Catatan: Jika Khabar terdiri dari jar majrur atau dzaraf, maka khabar sering di dahulukan dan disebut khabar Muqaddam, Mubtada sering diakhirkan dan disebut Mubtada Muakhor.Contoh: 3. Jumlah filiah (fiil beserta faailnya)contoh: : Mubtada: Fiil: Fail dari : jumlah fiil dan failnya adalah khabar dari 4. Jumlah Ismiahcontoh: : Mubtada ke I: Mubtada ke II: Khabar Mubtada II : Jumlah Mubtada II dan Khabarnya adalah Khabar Mubtada I

2.3 Ketentuan Mubtada dan KhabarTerdapat beberapa ketentuan Mubtada dan Khabar, diantaranya :1. Mubtada dan Khabar selamanya harus marfu2. Susunan Mubtada dan Khabar adalah jumlah yang di mulai dengan isim dan disebut Jumlah Ismiyyah. Sedangkan susunan fiil dan fail disebut Jumlah Filiyyah, yaitu jumlah yang dimulai dengan fiil.3. Jika isim marfu didahului oleh fiil, maka isim tersebut adalah fail atau naib fail. Dan jika isim marfu mendahului fiil, maka isim tersbut adalah Mubtada.4. Susunan Mubtada dan Khabar harus selamanya sesuai, yaitu :a. Jika Mubtadanya mufrad, maka Khabarnya pun harus mufrad .b. Jika mubtadanya mutsana atau jama, maka Kahabrnya pun harus pula mutsana atau jamac. Jika Mubtadanya muannats, maka khabarnya pun harus muannats. Demikian juga bila Mubtadanya mudzkar.

CATATAN :1. Isim marfu yang didahului oleh fiil malum, maka isim tersebut adalah fiil.2. Isim marfu yang didahului oleh fiil majhul, maka isim tersebut adalah naib fail.3. Isim marfu yang sebelumnya tidak ada fiil malum ataupun majhul, maka isim tersebut adalah mubtada.

BAB 3SIMPULAN DAN SARAN

3.1. Simpulan 1. Mubtada adalah isim yang dirafakan yang Kosong dari amil-amil sebangsa lafadzh, yang terdapat diawal kalimat (Subyek).2. Khabar adalah isim yang dirafaakan yang disandarkan kepada mubtada atau sesuatu yang dapat menyempurnakan makna mubtada (Predikat).3. Mubtadaadaduabagian yaitu, mubtada isim dzahirdan mubtada isim dhamir.4. Khabaritu terbagi menjadiduabagian yaitu, khabar mufrad dan khabar ghair mufrad.

3.2. Saran 1. Dalam karya tulis ini tentunya masih terdapat banyak kekurangan, maka penulis banyak mengharapkan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnnya makalah ini dan juga dalam penulisan makalah agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan yang sama pada kesempatan-kesempatan berikutnya.2. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya untuk penulis dan umumnya untuk kita semua

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Muhammad. Ilmu Nahwu Terjemahan MATAN AL-JURUMIYYAH DAN IMRITHY. Sinar Baru algensindo Bandung.Affandi, Khoer. Terjemahan Matan Al-Jurumiyyah. Pps Miftahul Huda Manonjaya.