45
Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Derajat kesehatan suatu masyarakat pada garis besarnya dipengaruhi oleh 4 faktor utama, yaitu: lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan (herediter). Dimana untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, maka 4 faktor utama tersebut diperlukan secara bersama-sama. Perilaku, khususnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan komponen penting dalam pembangunan kesehatan dimana diperlukan adanya kesadaran, kemampuan, dan kemauan hidup sehat dari setiap penduduk sehingga derajat kesehatan yang optimal dapat terwujud, dan dengan demikian masyarakat diharapkan mampu berpartisipasi dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya sendiri. Sedangkan, pembangunan kesehatan mempunyai peran dalam menentukan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang merupakan fokus pembangunan nasional. Oleh karena itu, PHBS ini perlu diselenggarakan sebaik-baiknya agar dapat memberikan sumbangan yang nyata baik dalam pembangunan kesehatan maupun pembangunan nasional. 1 Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta orang di negara-negara berkembang terutama anak-anak meninggal dunia akibat berbagai penyakit yang disebabkan oleh kurangnya air minum yang aman, sanitasi dan hygiene yang buruk. Setiap itu, terdapat bukti bahwa pelayanan sanitasi yang memadai, persediaan air yang aman, sistem pembuangan sampah serta pendidikan hygiene dapat menekan 1

MY EVPROG

Embed Size (px)

DESCRIPTION

my evprog

Citation preview

Bab I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Derajat kesehatan suatu masyarakat pada garis besarnya dipengaruhi oleh 4 faktor utama,

yaitu: lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan (herediter). Dimana untuk

memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, maka 4 faktor

utama tersebut diperlukan secara bersama-sama. Perilaku, khususnya Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS) merupakan komponen penting dalam pembangunan kesehatan dimana diperlukan

adanya kesadaran, kemampuan, dan kemauan hidup sehat dari setiap penduduk sehingga derajat

kesehatan yang optimal dapat terwujud, dan dengan demikian masyarakat diharapkan mampu

berpartisipasi dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya sendiri. Sedangkan,

pembangunan kesehatan mempunyai peran dalam menentukan peningkatan kualitas Sumber Daya

Manusia (SDM) yang merupakan fokus pembangunan nasional. Oleh karena itu, PHBS ini

perlu diselenggarakan sebaik-baiknya agar dapat memberikan sumbangan yang nyata baik dalam

pembangunan kesehatan maupun pembangunan nasional.1

Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta orang di negara-negara berkembang

terutama anak-anak meninggal dunia akibat berbagai penyakit yang disebabkan oleh kurangnya air

minum yang aman, sanitasi dan hygiene yang buruk. Setiap itu, terdapat bukti bahwa pelayanan

sanitasi yang memadai, persediaan air yang aman, sistem pembuangan sampah serta pendidikan

hygiene dapat menekan tingkat kematian akibat diare sampai 65%, serta penyakit-penyakit lainnya

sebanyak 26%.2

PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar

tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam

gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah

Tangga berperilaku hidup bersih dan sehat.1 Program pembinaan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat) yang dicanangkan pemerintah sudah berjalan sekitar 15 tahun, namun keberhasilannya masih

jauh dari harapan. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2007 menunjukkan bahwa rumah

tangga di Indonesia yang mempraktekkan PHBS baru mencapai 38,7%. Padahal Rencana Strategis

(Restra) Kementerian Kesehatan tahun 2010-2014 mencantumkan target 70% rumah tangga sudah

mempraktekkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) pada tahun 2014. Persentase Rumah

Tangga Ber-PHBS memang merupakan salah satu Indikator Kinerja Utama (IKU) dari Kementerian

Kesehatan.3

Angka Kematian Ibu (AKI) telah menurun dari 307 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun

2004 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 dengan peningkatan angka PHBS

1

rumah tangga namun masih belum mencapai sasaran strategis Kementerian Kesehatan adalah 118 per

100.000 kelahiran hidup dan target MDGs adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian

Bayi (AKB) menurun dari 35 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2004, menjadi 32 per 1.000

kelahiran hidup pada tahun 2012 (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, 2012) dengan

peningkatan persentase PHBS. Angka ini belum mencapai sasaran strategis Kementerian Kesehatan

adalah 24 per 1.000 kelahiran hidup dan target MDGs adalah 23 per 1.000 kelahiran hidup.3,4

Keadaan ini mengakibatkan adanya beban ganda dalam penanggulangan penyakit di Indonesia.

Beberapa hal juga telah dicapai dalam rangka perbaikan gizi masyarakat, namun pemberian ASI

eksklusif kepada bayi usia 0-6 bulan justru mengalami penurunan. Status gizi ibu hamil, bayi dan anak

balita juga masih perlu ditingkatkan, karena masih tingginya bayi yang lahir dengan berat lahir rendah

(11,1%) dan tingginya prevalensi anak balita kerdil (35,7%) akibat kekurangan gizi dalam jangka

waktu lama. Derajat kesehatan masyarakat yang masih belum optimal tersebut di atas pada hakikatnya

dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan genetika.5

Target rumah tangga sehat di Jawa Barat pada tahun 2007 adalah 44% rumah tangga sehat,

tahun 2008 sebanyak 51% rumah tangga sehat, tahun 2009 sebanyak 58% rumah tangga sehat dan

tahun 2010 adalah seanyak 65% rumah tangga sehat, tahun 2011 sebesar 72% dan pada tahun 2012

sebanyak 80% rumah tangga.6

Dari Laporan Pembangunan Puskesmas Wanakerta tahun 2011-2012 didapatkan bahwa

penyakit infeksi saluran pernapasan akut dan diare termasuk dalam sepuluh besar penyaki yang sering

ditemukan. Terjadi peningkatan penyakit infeksi saluran pernapasan akut yaitu 37,3% menjadi 42,1%

dan penyakit diare yaitu 2,7% menjadi 4,0%.

Karena belum diketahuinya tingkat keberhasilan pelaksanaan Program PHBS rumah tangga

di Puskesmas Wanakerta, Kabupaten Karawang pada periode Juli 2012 sampai dengan Juni 2013,

maka dilakukan evaluasi.

1.2. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, masalah yang didapat berupa :

1. Setiap tahunnya sekitar 2,2 juta orang di negara-negara berkembang terutama anak-anak meninggal

dunia akibat berbagai penyakit yang disebabkan oleh kurangnya air minum yang aman, sanitasi dan

hygiene yang buruk.

2. Angka Kematan Ibu (AKI) sebanyak 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 dengan

peningkatan PHBS namun masih belum mencapai sasaran strategis Kementerian Kesehatan sebanyak

118 per 100.000 kelahiran hidup dan target MDGs adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup

2

3. Angka Kematian Bayi (AKB) 32 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2012 dengan peningkatan

PHBS namun belum mencapai sasaran strategis Kementerian Kesehatan adalah 24 per 1.000 kelahiran

hidup dan target MDGs adalah 23 per 1.000 kelahiran hidup.

4. Dari hasil Riskesdas 2007 diketahui bahwa rumah tangga yang telah mempraktekkan perilaku hidup

bersih dan sehat (PHBS) baru mencapai 38,7%.

5. Terjadi penurunan tingkat PHBS sebanyak 36 % pada tahun 2009 menjadi 35 % pada tahun 2010 yang

disertai dengan peningkatan jumlah angka kesakitan (27.820 kasus pada tahun 2009 menjadi 28.015

pada tahun 2010).

6. Pencapaian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di tatanan rumah tangga di wilayah Wanakerta hanya

mencapai 34,84% dari target 80% pada periode 2012 – 2013.

7. Menurut Laporan Pembangunan Puskesmas Wanakerta tahun 2011-2012, terjadi peningkatan penyakit

infeksi saluran pernapasan akut yaitu 37,3% menjadi 42,1% dan penyakit diare yaitu 2,7% menjadi

4,0% di wilayah Wanakerta

1.3. Tujuan

Tujuan Umum :

Untuk mengetahui masalah – masalah dan menemukan penyelesaian masalah dari Program

Promosi Kesehatan yaitu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas

Wanakerta periode Juli 2012 sampai dengan Juni 2013 dengan pendekatan sistem, dan diharapkan

terjadi penurunan angka kesakitan dan kematian yang dapat dicegah dari perilaku hidup bersih di

kehidupan rumah tangga sehari-hari khususnya di lingkungan puskesmas Wanakerta.

Tujuan Khusus :

1. Diketahuinya cakupan program PHBS di Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Wanakerta periode

Juli 2012 sampai dengan Juni 2013 sudah memenuhi target atau tidak.

2. Diketahuinya cakupan persalinan dengan ditolong oleh tenaga kesehatan di Puskesmas Wanakerta

pada periode Juli 2012 sampai dengan Juni 2013 sudah memenuhi target atau tidak.

3. Diketahuinya cakupan pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Wanakerta pada periode Juli 2012

sampai dengan Juni 2013 sudah memenuhi target atau tidak.

4. Diketahuinya cakupan penimbangan bayi dan balita di Puskesmas Wanakerta pada periode Juli

2012 sampai dengan Juni 2013 sudah memenuhi target atau tidak.

5. Diketahuinya cakupan penggunaan air bersih di Puskesmas Wanakerta pada periode Juli 2012

sampai dengan Juni 2013 sudah memenuhi target atau tidak.

6. Diketahuinya cakupan perilaku mencuci tangan dengan air bersih dan sabun di Puskesmas

Wanakerta pada periode Juli 2012 sampai dengan Juni 2013 sudah memenuhi target atau tidak.

3

7. Diketahuinya cakupan penggunaan jamban sehat di Puskesmas Wanakerta pada periode Juli 2012

sampai dengan Juni 2013 sudah memenuhi target atau tidak.

8. Diketahuinya cakupan perilaku memberantas jentik nyamuk di dalam rumah di Puskesmas

Wanakerta pada periode Juli 2012 sampai dengan Juni 2013 sudah memenuhi target atau tidak.

9. Diketahuinya cakupan perilaku makan sayur dan buah setiap hari di Puskesmas Wanakerta pada

periode Juli 2012 sampai dengan Juni 2013 sudah memenuhi target atau tidak.

10. Diketahuinya cakupan perilaku melakukan aktivitas fisik setiap hari di Puskesmas Wanakerta pada

periode Juli 2012 sampai dengan Juni 2013 sudah memenuhi target atau tidak.

11. Diketahuinya cakupan perilaku tidak merokok di dalam rumah di Puskesmas Wanakerta pada

periode Juli 2012 sampai dengan Juni 2013 sudah memenuhi target atau tidak.

12. Diketahuinya cakupan pencatatan dan pelaporan program PHBS rumah tangga di Puskesmas

Wanakerta periode Juli 2012 sampai dengan Juni 2013.

1.4 Manfaat

Bagi Evaluator:

1. Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat di bangku kuliah.

2. Melatih serta mempersiapkan diri dalam mengatur suatu program khususnya program promosi

kesehatan PHBS.

3. Mengetahui banyaknya kendala yang dihadapi dalam mengambil langkah yang harus dilakukan

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, antara lain perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan, dan pengawasan.

4. Menumbuhkan minat dan pengetahuan mengevaluasi.

5. Mengembangkan kemampuan untuk berpikir kritis.

Bagi Perguruan Tinggi:

1. Mengamalkan Tridarma Perguruan Tinggi.

2. Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di bidang kesehatan.

3. Mewujudkan Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida) sebagai universitas yang menghasilkan

dokter yang berkualitas.

Bagi Puskesmas yang dievaluasi:

1. Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di

Tatanan Rumah Tangga di ruang lingkup kerja puskesmas Wanakerta.

2. Memberi masukan dalam meningkatkan kerjasama dan membina peran serta masyarakat dalam

melaksanakan program promosi kesehatan secara optimal.

4

3. Membantu kemandirian Puskesmas dalam upaya lebih mengaktifkan program promosi kesehatan

sehingga dapat memenuhi target cakupan program.

4. Memperoleh masukan dari saran-saran yang diberikan, sebagai umpan balik agar keberhasilan

program dimasa mendatang dapat tercapai secara optimal

Bagi Masyarakat:

1. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat di kecamatan Wanakerta.

2. Dengan tercapainya keberhasilan program, diharapkan dapat menurunkan prevalensi berbagai

penyakit masyarakat yang berhubungan dengan pengetahuan sikap dan perilaku tentang pola

perilaku hidup bersih dan sehat di tatanan rumah tangga.

3. Dengan tercapainya keberhasilan program, diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah-daerah

lain di Indonesia.

1.5. Sasaran

Setiap Rumah Tangga di dalam wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Wanakerta, Kabupaten

Karawang Jawa Barat pada periode Juli 2012 sampai dengan Juni 2013.

5

BAB II

Materi dan Metode

2.1. Materi

Materi yang dievaluasi dalam program ini terdiri dari Laporan Kajian Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat di Tatanan Rumah Tangga periode Juli 2012 sampai dengan Juni 2013 di kecamatan

Wanakerta, kabupaten Karawang, berdasarkan Buku Pedoman Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

menurut Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2008, yang berisi kegiatan antara lain :

1. Tim Penggerak PKK Kecamatan bersama petugas kesehatan puskesmas, puskesmas

pembantu, bidan/perawat desa dan petugas lainnya melakukan sosialisasi PHBS/Kadarzi

kepada kelompok PKK, ketua RT, ketua Dusun, ketua Lingkungan, kader, tokoh

mmasyarakat dan sebagainya yang ada di desa atau kelurahan.

2. Pengumpulan data oleh kader PKK yang dilakukan pada bulan Juli bersamaan dengan

pendataan keluarga oleh kader PKK/ desa wisma dengan dibimbing oleh petugas kesehatan

dan petugas lapangan keluarga berencana (PLKB).

3. Menanyakan kepada ibu dimana waktu melahirkan bayi dan apakah persalinan ditolong

oleh tenaga kesehatan (dokter/bidan, termasuk pendampingan bidan oleh paraji).

4. Melihat catatan status ASI-eksklusif pada KMS dan kohort (catatan pemberian ASI kepada

bayi). Menanyakan kepada ibu bayi apakah bayi usia 0 bulan, 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 5

bulan tidak diberikan makanan atau minuman selain ASI. Untuk bayi usia 0-6 bulan tidak

diberikan makanan atau minuman selain ASI. Keluarga yang menjadi sasaran pembinaan

adalah keluarga yang mempunyai bayi kurang dari 6 bulan agar bayi lulus mencapai ASI-

eksklusif.

5. Melihat catatan penimbangan balita pada KMS selama 6 bulan terakhir.

6. Menanyakan dan melihat sumber air yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari (mandi,

mencuci, memasak), yaitu yang memenuhi syarat fisik (tidak berwarna, tidak keruh, tidak

berasa, dan tidak berbau, yang berasal dari air sumur terlindung, air pompa, mata air

terlindung, penampungan air hujan dan air ledeng.

7. Menanyakan kepada ibu kebiasaan anggota keluarga dalam mencuci tangan, apakah

menggunakan sabuh dan air bersih yang mengalir saat mencuci tangan.

8. Menanyakan kepada ibu dimana biasanya anggota keluarga buang air besar.

9. Menanyakan berapa kali seminggu membersihkan/menyikat bak mandi/tempat

penampungan air lainnya dan melihat di dalam dan sekitar rumah apakah ada tempat-tempat

yang menjadi sarang nyamuk.

10. Menanyakan kepada ibu menu makanan sehari-hari apa saja dan melihat makanan yang

sedang disajikan di meja makan.

6

11. Menanyakan kepada ibu berapa kali anggota keluarga berumur 10 tahun ke atas yang

melakukan aktivitas fisik, setiap hari selama 30 menit tanpa henti.

12. Menanyakan kepada ibu apa ada anggota keluarga yang merokok di dalam rumah dan

melihat apakah ada asbak rokok di atas meja.

2.2. Metode

Evaluasi program ini dilaksanakan dengan cara mengidentifikasi seluruh sistem dan

lingkungan yang mempengaruhi program Promosi Kesehatan yaitu Perilaku Hidup Bersih dan sehat

di Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Wanakerta periode Juli 2012 sampai dengan Juni 2013

terhadap kajian PHBS yang telah ditetapkan dengan menggunakan pendekatan sistem.

7

Bab III

Kerangka Teoritis

3.1. Kerangka Teoritis

Gambar di atas menerangkan sistem dengan definisi menurut Ryans adalah gabungan dari

elemen-elemen yang saling dihubungkan dengan suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai

satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan. Bagian atau

elemen tersebut dapat dikelompokkan dalam lima unsur, yaitu :

1. Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistemdan dibutuhkan

untuk dapat berfungsinya sistem tersebut, terdiri dari tenaga (man), dana (money), sarana (material),

dan metoda (method).

2. Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang ada di dalam sistem dan berfungsi

untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan. Terdiri dari unsur perencanaan

(planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pemantauan (controlling).

3. Keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya

proses dalam sistem.

4. Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi

mempunyai pengaruh besar terhadap sistem, terdiri dari lingkungan fisik dan non fisik.

5. Umpan balik (feedback) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari

sistem dan sekaligus sebagai masukan dari sistem tersebut, berupa pencatatan dan pelaporan yang

lengkap, monitoring, dan rapat bulanan.

6. Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran dari suatu system

8

3.2. Tolok Ukur

Tolok ukur terdiri dari variabel masukan, proses, keluaran, umpan balik, lingkungan dan

dampak yang digunakan sebagai pembanding atau target yang harus dicapai dalam program PHBS

di Tatanan Rumah Tangga.

Keterangan : Data tabel tolok ukur secara lengkap terlampir dalam Lampiran I.

9

Bab IV

Penyajian Data

4.1. Sumber Data

Sumber data dalam evaluasi ini diambil dari data sekunder yang berasal dari:

1. Laporan Rekapitulasi Pendataan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga di

masyarakat pada periode Juli 2012 sampai dengan Juni 2013.

2. Data Kependudukan dalalam Laporan Pembangunan Tahunan UPTD Puskesmas Kecamatan

Wanakerta , Kabupaten Karawang pada periode Januari sampai dengan Desember 2012.

4.2. Data Umum

4.2.1. Geografi

1. Luas Wilayah dan Batas-batas

Lokasi : Gedung Puskesmas Wanakerta terletak di Desa Wanakerta Kecamatan

Telukjambe Barat.

Luas wilayah kerja puskesmas : 6.107 Ha ; yang terdiri dari tanah darat 4.064 Ha dan

2.043 Ha adalah persawahan ; yang terdiri dari 10 desa, 20 Dusun, 40 RW dan 112 RT.

Batas wilayah kerja Puskesmas Wanakerta :

1) Sebelah Utara : Berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Wadas.

2) Sebelah Selatan : Berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas kecamatan Pangkalan.

3) Sebelah Timur : Berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Ciampel.

4) Sebelah Barat : Berbatasan dengan wilayah Kabupaten Bekasi.

UPTD Puskesmas Wanakerta berjarak + 5 km dari kantor kecamatan Telukajmbe Barat dan

+ 15 km dengan Kantor Pemda Kabupaten Karawang dengan waktu tempuh + 30 menit

menggunakan roda empat. UPTD Puskesmas Wanakerta. mempunyai wilayah kerja terdiri dari 10

desa, 20 Dusun, 40 RW dan 112 RT dengan jarak desa terjauh 7,5 km dari Puskesmas Wanakerta

dengan waktu tempuh 45 menit dengan roda empat dan 30 menit dengan roda dua.

10

Tabel. 1

DATA DESA DENGAN KETERJANGKAUAN PELAYANAN KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS WANAKERTA

No Desa Jumlah

Rt/Rw

Jarak ke

Puskesmas

( Km )

Waktu

(Menit)

Biaya (Rp)

Mobil

Umum

Ojeg

1 Wanajaya 10/4 1.5 10 1000 5000

2 Wanakerta 14/5 0 0 0 -

3 Wanasari 9/4 2 10 1000 5000

4 Karangmulya 12/4 4 15 2000 10000

5 Mulyajaya 9/4 4.5 20 - 15000

6 Mekarmulya 8/4 7 30 - 15000

7 Margamulya 12/4 5 25 2000 10000

8 Margakaya 14/5 6 30 3000 10000

9 Karangligar 15/4 6 30 - 15000

10 Parungsari 9/2 7.5 45 - 20000

PUSKESMAS 112/40 - - - -

Sumber ; Laporan Tahunan UPTD Puskesmas Wanakerta Tahun 2012.

Kesepuluh desa tersebut dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan roda 2 dan roda 4.

Berdasarkan tabel 1 diatas dapat dilihat waktu tempuh terlama adalah wilayah desa Parungsari

yaitu selama 45 menit dengan biaya menggunakan ojeg sebesar Rp 20.000,-. Keterjangkauan

pelayanan kesehatan salah satunya dapat dilihat dari geografis wilayah,dimana wilayah kerja

Puskesmas Wanakerta secara geografis dapat digambarkan dari jarak dan waktu tempuh ke fasilitas

kesehatan dalam hal ini ke Puskesmas Wanakerta.

2. Wilayah Administrasi

Luas wilayah kerja Puskesmas Wanakerta adalah 6.107 Ha, yang mencakup 10 desa yaitu:

Desa Wanajaya

Desa Wanakerta

Desa Wanasari

Desa Karangmulya

Desa Mulyajaya

Desa Mekarmulya

Desa Margamulya

Desa Margakaya

11

Desa Karangligar

Desa Parungsari

4.2.2 Topografi

Sebagian besar merupakan dataran rendah dan bersifat agraris yang terdiri dari tanah darat seluas

4.064 Ha dan sisanya merupakan tanah persawahan seluas 2.043 Ha.

4.2.3 Geologi

Wilayah kerja UPTD Puskesmas Wanakerta, kabupaten Karawang berada pada dataran rendah.

4.2.4 Iklim

Sesuai dengan bentuk morfologinya Wanakerta merupakan dataran rendah dengan temperatur udara

rata-rata 27-29 ºC.

4.2.5 Hidrografi

Wanakerta mempunyai sedikit aliran sungai.

4.2.6 Demografi

1. Jumlah penduduk Wilayah kerja Wanakerta adalah 50.431 jiwa, yang terdiri dari :

a. Jumlah RT : 39 RT

b. Jumlah RW : 112 RW

c. Jumlah penduduk laki-laki : 24.120 orang

d. Jumlah penduduk perempuan : 26.311 orang

e. Jumlah balita : 3.412 orang

f. Jumlah bayi : 1.363 orang

g. Jumlah rumah tangga : 13.787 rumah tangga

Data Umum selengkapnya terdapat pada lampiran II tabel 2.

2. Jumlah desa yang termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Wanakerta adalah 10

desa dengan luas wilayah 6.107 Ha, maka berarti rata-rata kepadatan penduduk Kecamatan

Wanakerta adalah 9 Jiwa/ 10-2 km2.

Data umum selengkapnya terdapat pada lampiran II tabel 2.

3. Proporsi penduduk berpendidikan SD sebesar 36,8 % (19.907 orang).

Data umum selengkapnya terdapat pada lampiran II tabel 3.

5. Proporsi penduduk mempunyai mata pencaharian sebagai wiraswasta/serabutan sebesar 46,2%

(25.010 orang).

12

Data umum selengkapnya terdapat pada lampiran II tabel 5.

6. Agama yang dianut sebagian besar penduduk Kecamatan Wanakerta adalah islam sebanyak

99,5 %, sedangkan agama lainnya yaitu kristen protestan sebanyak 0,45 % dan katolik sebanyak

0,05 %.

4.2.7 Jenis sarana kesehatan

Jenis sarana kesehatan yang tersedia di wilayah kerja Puskesmas Wanakerta, antara lain :

(Keterangan : Data umum secara lengkap terdapat pada Lampiran 2 )

1. Puskesmas pembantu : 3 buah

2. Polindes : 5 buah

3. Poskesedes : 10 buah

4. Posbindu : 10 buah

5. Posyandu : 57 buah

6. Praktek perorangan

a. Dokter Umum : 8

b. Dokter Gigi : 1

c. Bidan : 23

7. Balai Pengobatan 24 jam : 2

8. Apotek : 3

4.3 Data Khusus

4.3.1. Masukan

1. Tenaga

a. Dokter : 3 orang (sebagai penanggungjawab)

b. Petugas Promkes : 1 orang ( sebagai koordinator program)

c. Kader : 50 orang (sebagai pelaksana)

d. Posyandu : 57 buah

2. Dana

Dana untuk pelaksanaan program diperoleh dari:

a) APBD : Ada.

3. Sarana

Sarana non medis:

Infocus : Ada, 1 buah

Layar : Ada, 1 buah

Leaflet : Ada

Lembar balik : Ada

13

Poster : Ada

Buku pedoman PHBS : Ada

Sarana medis:

Sarana persalinan : Ada

Sarana penimbangan : Ada

KMS : Ada

Sarana PSN : Ada

4. Metode

Program PHBS dalam pelaksanaannya di lapangan dilakukan dalam bentuk:

Sosialisasi berupa penyuluhan perorangan dengan sistem wawancara yang dilakukan di BPU

setelah pengobatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan atau dokter yang bertugas dan

penyuluhan kelompok dengan sistem ceramah dan diskusi yang dilakukan di dalam atau di luar

gedung puskesmas oleh petugas kesehatan dan atau kader kesehatan.

Pengumpulan data oleh kader PKK yang dilakukan pada bulan Juli bersamaan dengan pendataan

keluarga oleh kader PKK/ desa wisma dengan dibimbing oleh petugas kesehatan dan petugas

lapangan keluarga berencana (PLKB).

Melakukan konseling/kunjungan rumah.

Pencatatan dan pelaporan yang dilakukan setiap triwulan oleh kader kesehatan yang diteruskan ke

petugas kesehatan untuk dilakukan rekapitulasi.

4..2 Proses

4..2.1 Perencanaan

1. Perencanaan kegiatan program PHBS di buat 2 bulan sebelumnya.

2. Melakukan pelatihan kader untuk PHBS di rumah tangga yang akan dilaksanakan setiap awal bulan.

3. Melakukan konseling/kunjungan rumah di rumah tangga.

4. Melakukan pencatatan awal dan perkembangan peningkatan PHBS di rumah tangga untuk setiap

rumah tangga.

5. Penyuluhan PHBS di rumah tangga:

Penyuluhan perorangan : adanya penyuluhan mengenai PHBS dengan metode wawancara

yang dilaksanakan setelah berobat di BPU, klinik KIA setiap hari kerja (pk 08:00 – pk

14:00).

Penyuluhan kelompok : dilakukan penjadwalan penyuluhan kelompok kepada masyarakat di

posyandu atau balai pertemuan warga setiap bulan mengenai PHBS rumah tangga.

4.3.2.2 Pengorganisasian

Terdapat struktur tertulis dan pembagian tugas yang teratur dalam melaksanakan tugasnya

14

Bagan 2. Bagan struktur organisasi di Puskesmas Wanakerta

Pengorganisasian dalam program PHBS dibagi berdasarkan jabatan:

a. Kepala Puskesmas (dr. Endang Brata Zatnika):

- Sebagai penanggung jawab program.

- Monitoring pelaksanaan PHBS tingkat kecamatan.

- Melakukan evaluasi data hasil pelaksanaan kegiatan PHBS di wilayah kerja.

b. Koordinator PHBS (Bpk. Erwin E, AMK):

- Koordinator program.

- Menerima pelaporan hasil kegiatan PHBS dari wilayah setempat.

- Melakukan pencatatan hasil keberhasilan program dan melaporkan hasil pencatatan kepada Kepala

Puskesmas Kecamatan dalam waktu tiap bulan.

- Melatih para kader di tiap desa untuk program pelaksanaan PHBS.

c. Kader terlatih:

Memantau, memotivasi dan memberikan penyuluhan pelaksanaan PHBS di masing-masing.

4..2.2 Pelaksanaan:

1. Melakukan pelatihan PHBS di rumah tangga untuk kader: dilaksanakan setiap 3 bulan sekali.

2. Melakukan teknik sampling dengan rapid survei dari 13.787 rumah tangga diambil 8845 rumah

tangga untuk didata.

3. Penyuluhan PHBS di rumah tangga:

Penyuluhan perorangan melalui penyuluhan mengenai PHBS dengan metode wawancara

yang dilaksanakan setelah berobat di BPU,klinik KIA atau MTBS setiap hari kerja (pk 08:00

– pk 13:00). 15

Kepala Puskesmas

Dr. H. Endang Brata Zatnika

Koordinator Promosi Kesehatan

Bpk. Erwin E, AMK

Kader terlatih

Tata Usaha

Bpk. Asep Rohendi, SKM

Penyuluhan kelompok melalui penyuluhan kelompok kepada masyarakat di posyandu atau

balai pertemuan warga setiap bulan mengenai materi PHBS rumah tangga belum mencakup

seluruh posyandu.

4. Indikator persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan:

Melakukan pendataan terhadap ibu hamil di wilayah kerja puskesmas yang dilaksanakan

setiap bulan saat kegiatan posyandu atau kunjungan ibu ke klinik KIA setiap hari kerja (pk

08:00 – pk 13:00).

Melakukan pendataan terhadap setiap persalinan yang dibantu oleh tenaga kesehatan yang

dilaksanakan setiap ada persalinan yang dilakukan di puskesmas atau ditolong oleh

bidan/dokter di luar puskesmas.

Melakukan penyuluhan kelompok mengenai persalinan oleh tenaga kesehatan setiap sekali

dalam sebulan.

5. Indikator pemberian ASI ekslusif:

Melakukan pendataan terhadap ibu hamil, ibu menyusui serta bayi baru lahir di wilayah

kerja puskesmas yang dilaksanakan setiap bulan saat kegiatan posyandu serta saat ibu

berkunjung ke klinik KIA di puskesmas setiap hari kerja (pk 08:00 – pk 13:00).

Melakukan pendataan terhadap ibu yang menyusui anaknya dengan ASI secara eksklusif:

dilaksanakan setiap bulan saat kegiatan posyandu serta saat ibu berkunjung ke klinik KIA di

puskesmas dan triwulan oleh petugas promkes yang dibantu oleh bidan dan tenaga

kesehatan lain.

Melakukan penyuluhan kelompok mengenai pemberian ASI eksklusif setiap sekali dalam

sebulan.

6. Indikator menimbang anak Balita setiap bulan:

Melakukan pendataan terhadap bayi dan balita di wilayah kerja puskesmas yang

dilaksanakan setiap bulan saat kegiatan posyandu dan triwulan oleh petugas promkes.

Melakukan penimbangan terhadap bayi dan balita yang dilaksanakan setiap bulan saat

kegiatan posyandu pada minggu ketiga (pk 09:00 – pk 13:00) dan setiap triwulan oleh

petugas promkes.

7. Indikator penggunaan air bersih:

Melakukan pendataan terhadap rumah tangga yang sudah atau belum memiliki sumber air

bersih yang dilaksanakan setiap bulan dan triwulan oleh petugas kesehatan.

8. Indikator mencuci tangan dengan sabun dan air bersih:

Melakukan pendataan terhadap rumah tangga yang mencuci tangan dengan sabun dan air

bersih yang dilakukan setiap bulan dan triwulan melalui kunjungan rumah oleh kader

kesehatan bersama petugas puskesmas.

16

9. Indikator penggunaan jamban sehat:

Melakukan pendataan terhadap rumah tangga yang sudah atau belum memakai jamban sehat

yang dilaksanakan setiap bulan dan triwulan melalui kunjungan rumah oleh kader kesehatan

bersama petugas puskesmas.

Memberikan bimbingan teknis mengenai cara membuat jamban yang sehat yang tidak rutin

dilakukan minimal 2 kali dalam setahun yang diberikan oleh petugas kesehatan.

10. Indikator pemberantasan sarang nyamuk di rumah:

Melakukan pendataan terhadap rumah tangga yang melakukan kegiatan PSN di rumah yang

dilaksanakan setiap bulan dan triwulan oleh kader kesehatan dengan melakukan kunjungan

rumah.

Melakukan kegiatan PSN secara berkala di wilayah kerja puskemas yang dilaksanakan

setiap minggu oleh masyarakat beserta dengan kader kesehatan dan petugas kesehatan.

11. Indikator makan sayur dan buah setiap hari:

Melakukan pendataan rumah tangga yang mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari yang

dilakukan oleh kader kesehatan setiap triwulan melalui kunjungan rumah.

12. Indikator melakukan aktifitas fisik setiap hari:

Melakukan pendataan rumah tangga yang melakukan aktifitas fisik setiap hari yang

dilakukan oleh kader kesehatan setiap triwulan melalui kunjungan rumah.

Mengadakan kegiatan olahraga bersama tidak rutin (hanya jika ada acara-acara tertentu)

dilaksanakan setiap minggu di wilayah puskesmas,

13. Indikator tidak merokok dalam rumah:

Melakukan pendataan rumah tangga yang tidak merokok di dalam rumah yang dilakukan

oleh kader kesehatan setiap bulan dan triwulan melalui kunjungan rumah.

Melakukan penyuluhan kelompok terjadwal minimal sekali dalam sebulan pada setiap desa

mengenai bahaya merokok tidak mencakup semua desa.

4.2.3 Pengawasan

b) Pengawasan oleh Dinas Kesehatan : Ada.

c) Pengawasan oleh Kepala Puskesmas : Ada.

4..3 Keluaran

1. Cakupan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan:

Jumlah ibu yang bersalin dalam 1 tahun : 547 orang

Jumlah persalinan dengan ditolong oleh tenaga kesehatan dalam 1 tahun : 520 orang

Cakupan persalinan ditolong tenaga kesehatan:

17

Jumlah persalinanditolong tenagakesehatan dalam 1 tahun

Jumlah ibu yangbersalin dalam1 tahun x 100 %

→ 520547

x 100% = 95,06%

2. Cakupan pemberian ASI eksklusif:

Jumlah bayi usia 0-6 bulan: 756 bayi

Jumlah bayi yang mendapatkan ASI eksklusif: 658 bayi

Cakupan pemberian ASI eksklusif:

Jumlahbayi yangmendapatkan ASI eksklusifJumlahbayi usia0−6bulan

x 100 %

→ 658756

x 100 % = 87,03 %

3. Cakupan penimbangan anak Balita:

Jumlah seluruh anak Balita yang ada: 3841 anak Balita

Jumlah rata – rata anak Balita yang ditimbang periode Juli 2012 – Juni 2013 : 3196 anak Balita

Cakupan penimbangan anak Balita:

Jumlahrata−anak Balita yang ditimbang periode Juli 2012−Juli 2013

Jumlah seluruh anak Balita yang ada x 100

%

→ 31963841

x 100 % = 83,2%

4. Cakupan penggunaan air bersih:

Jumlah rumah tangga yang menggunakan air bersih: 4865 rumah tangga

Jumlah sasaran rumah tangga yang ada: 8845 rumah tangga

Cakupan penggunaan air bersih:

Jumlahrumah tangga yangmenggunakan air bersih

Jumlah seluruh rumahtangga yangada x 100 %

→ 48658845

x 100 % = 55%

5. Cakupan perilaku mencuci tangan dengan air dan sabun:

Jumlah rumah tangga yang mencuci tangan dengan air bersih dan sabun: 4525 rumah tangga

Jumlah seluruh rumah tangga yang ada: 8845 rumah tangga

Cakupan rumah tangga yang mencuci tangan dengan air bersih dan sabun:

18

Jumlahrumah tangga yangmencuci tangandengan air bersih dan sabun

Jumlahrumahtangga yangada x 100

→ 45258845

x 100 % = 51,15 %

6. Cakupan perilaku menggunakan jamban sehat:

Jumlah rumah tangga yang menggunakan jamban sehat: 4840 rumah tangga

Jumlah sasaran rumah tangga yang ada: 8845 rumah tangga

Cakupan perilaku menggunakan jamban sehat:

Jumlahrumah tangga yangmenggunakan jamban sehatJumlah seluruh rumahtangga yangada

x 100 %

→ 48408845

x 100 % = 54,72 %

7. Cakupan perilaku memberantas jentik di rumah:

Jumlah rumah tangga yang memberantas jentik: 4535 rumah tangga

Jumlah sasaran rumah tangga yang ada: 8845 rumah tangga

Cakupan perilaku memberantas jentik di rumah:

Jumlahrumah tangga yangmemberantas jentik di rumah

Jumlahseluruh rumah tangga yangada x 100 %

→ 45358845

x 100 % = 51,27 %

8. Cakupan perilaku makan buah dan sayur setiap hari.

Jumlah rumah tangga yang makan buah dan sayur setiap hari: 4206 rumah tangga

Jumlah seluruh rumah tangga yang ada: 8845 rumah tangga

Cakupan perilaku makan buah dan sayur setiap hari:

Jumlahrumah tangga yangmakan buah dan sayur setiaphari

Jumlahrumah tangga yang ada x 100 %

→ 42068845

x 100 % = 47,55 %

9. Cakupan perilaku melakukan aktivitas fisik setiap hari:

Jumlah rumah tangga yang melakukan aktivitas fisik setiap hari: 6656 rumah tangga

Jumlah seluruh rumah tangga yang ada: 8845 rumah tangga

Cakupan perilaku melakukan aktivitas fisik setiap hari:

19

Jumlahrumah tangga yangmelakukan aktivitas fisik setiap hari

Jumlahseluruh rumahtangga yangada x 100 %

→ 66568845

x 100 % = 75,25 %

10. Cakupan perilaku tidak merokok dalam rumah:

Jumlah rumah tangga yang tidak merokok dalam rumah: 3465 rumah tangga

Jumlah seluruh rumah tangga yang ada: 8845 rumah tangga

Cakupan perilaku tidak merokok dalam rumah:

Jumlahrumah tangga yang tidak merokok dalamrumah

Jumlah seluruh rumah tangga yang ada x 100 %

→ 34658845

x 100 % = 39,17 %

Perhitungan cakupan setiap indikator PHBS di atas dilakukan oleh evaluator sendiri dan

bukan dari Puskesmas Wanakerta.

4.3.4 Lingkungan

Lingkungan Fisik

1. Kepadatan penduduk

= Jumlah penduduk Wanakerta

Luas wilayahWanakerta

= 50.431 jiwa

6107 Ha

= 9 jiwa per Ha

2. Lokasi: Terdapat beberapa lokasi yang memiliki daerah akses sulit (Parungsari).

3. Transportasi: Tersedia sarana transportasi, tidak semua jalan dapat dilalui dengan kendaraan roda

empat.

4. Fasilitas kesehatan: Terdapat fasilitas kesehatan lain seperti klinik dan praktek dokter dan bekerja

sama dengan baik.

5. Pengadaan air bersih

PAM : Ada

Penampungan : Ada

6. Kebersihan lingkungan: Terjaga

Lingkungan non fisik

a. Peran serta masyarakat : Kurang

b. Perilaku masyarakat : Kurang20

c. Sosial budaya : Tidak menghambat program

d. Sosial ekonomi : Menghambat program karena mayoritas memiliki tingkat social

ekonomi rendah.

e. Status pendidikan : Rata-rata penduduk di wilayah Wanakerta berstatus pendidikan rendah

7. Kegiatan penyediaan jamban sehat: Ada (jumlah jamban,data tidak tersedia)

8. Kegiatan pemberantasan jentik nyamuk: Ada

9. Kegiatan penanaman sayur dan buah di pekarangan rumah: Ada

10. Kegiatan pelarangan merokok: Ada

4.3.2.6 Umpan Balik

Adanya pencatatan dan pelaporan secara lengkap setiap bulan mengenai program PHBS di rumah

tangga dari hasil rapat kerja tiap bulan yaitu keseluruhan program perilaku hidup bersih dan sehat

yang dilaksanakan belum mencapai target sesuai dengan tolok ukur yang ditetapkan.

4.3.2.7 Dampak

1. Langsung

Rumah tangga terbina yang melaksanakan PHBS : Belum dapat dinilai

2. Tidak Langsung

Peningkatan derajat kesehatan masyarakat : Belum dapat dinilai

21

Bab V

Pembahasan Masalah

Tabel 5.1 Variabel-variabel dari Masalah

No Variabel Tolok Ukur Cakupan Masalah

1 Keluaran

1. Persalinan ditolong oleh tenaga

kesehatan

2. Memberi bayi ASI eksklusif

3. Menimbang balita

4. Menggunakan air bersih

5. Mencuci tangan dengan air bersih dan

sabun

6. Menggunakan jamban sehat

7. Memberantas jentik di rumah

8. Makan sayur dan buah setiap hari

9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari

10. Tidak merokok di dalam rumah

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

95,06%

87,03%

83,2%

55,0%

51,5%

54,72%

51,27%

47,55%

75,25%

39,17%

4,94%

12,97%

16,8%

45,0%

48,5%

45,28%

48,73%

52,45%

24,75%

60,9%

2 Masukan

TENAGA

Dokter

Petugas Promosi Kesehatan 1 orang Ada -

3 Proses

Pengkajian PHBS di tatanan rumah tangga

Pelatihan PHBS rumah tangga untuk kader

Dilakukan

2 kali per tahun

Setiap bulan

Dilakukan

1 kali per tahun

Tiap triwulan

+

+

22

Pencatatan dan pelaporan kegiatan PHBS

Bimbingan teknis mengenai cara membuat

jamban sehat

Penyuluhan kelompok

Setiap hari kerja

(pk 08.00-pk

14.00)

2 kali setahun

Setiap bulan

Setiap hari kerja

(pk 08.00-pk

13.00)

Dilakukan 1 kali

setahun

Tidak dilakukan

+

+

+

3 Lingkungan

Peran serta masyarakat

Perilaku masyarakat

Sosio ekonomi

Status Pendidikan

Berperan aktif

Mendukung

Mendukung

Sedang (Lulus

SMA)

Menghambat

program karena

mayoritas

penduduk

berpendidikan

rendah, sosial

ekonomi rendah

dan kurang peran

serta masyarakat

+

23

Bab VI

Perumusan Masalah

6.1. Keluaran (Masalah Sebenarnya)

Dari hasil laporan rekapitulasi program PHBS di Puskesmas Wanakerta periode Juli 2012 sampai

dengan Juni 2013 ternyata terdapat beberapa masalah, yaitu:

a. Cakupan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan sebesar 90,06%;

b. Cakupan pemberian bayi ASI eksklusif sebesar 87,03%;

c. Cakupan penimbangan balita sebesar 83,2%;

d. Cakupan penggunaan air bersih sebesar 55,0%;

e. Cakupan mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebesar 51,5%;

f. Cakupan penggunaan jamban sehat sebesar 54,72%;

g. Cakupan pemberantasan jentik di rumah sebesar 51,27%;

h. Cakupan makan sayur dan buah setiap hari sebesar 47,55%;

i. Cakupan melakukan aktivitas fisik setiap hari sebesar 75,25%; dan

j. Cakupan tidak merokok di dalam rumah sebesar 39,17%.

6.2. Unsur Lain (Penyebab Masalah)

Dari hasil evaluasi program PHBS di Puskesmas Wanakaerta periode Juli 2012 sampai dengan Juni

2013 didapatkan beberapa penyebab masalah, yaitu :

Proses

Pengkajian PHBS di tatanan rumah tangga tidak pernah direncanakan atau dilakukan oleh petugas

Promkes. Pelatihan PHBS rumah tangga untuk kader yang direncanakan setiap bulan tidak

dilakukan secara rutin setiap bulannya. Tidak dilakukan konseling/kunjungan rumah di rumah

24

tangga. Tidak dilakukan pencatatan awal dan perkembangan peningkatan PHBS di rumah tangga

untuk setiap rumah tangga.

Pengorganisasian dengan pemberdayaan masyarakat juga tidak dilakukan. Pemberian bimbingan

teknis mengenai pembuatan jamban sehat tidak rutin dilaksanakan. Pencatatan dan pelaporan PHBS

masih belum mencapai sasaran, di dalam Laporan Pembangunan Tahunan UPTD Puskesmas

Wanakerta tidak terdapat pelaporan data PHBS. Selain itu, cakupan penyuluhan kelompok tentang

semua indikator PHBS di dalam gedung yang masih belum mencapai target dan di luar gedung

yang masih belum merata di seluruh wilayah Puskesmas.

Lingkungan

Mayoritas penduduk di wilayah kerja Puskesmas Wanakerta berstatus ekonomi dan berpendidikan

rendah sehingga mempengaruhi perilaku dan peran serta masyarakat yang kurang mendukung hal

ini merupakan hambatan dalam program perilaku hidup bersih dan sehat di tatanan rumah tangga.

Terdapat juga desa yang mempunyai daerah akses sulit.

25

Bab VII

Prioritas Masalah

7.1 Masalah menurut keluaran:

a. Cakupan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan sebesar 95,06% dari target 100 %

b. Cakupan pemberian bayi ASI eksklusif sebesar 87,03% dari target 100 %

c. Cakupan penimbangan balita sebesar 83,2% dari target 100 %

d. Cakupan penggunaan air bersih sebesar 55,0% dari target 100 %

e. Cakupan mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebesar 51,5% dari target 100 %

f. Cakupan penggunaan jamban sehat sebesar 54,72% dari target 100 %

g. Cakupan pemberantasan jentik di rumah sebesar 51,27% dari target 100 %

h. Cakupan makan sayur dan buah setiap hari sebesar 47,55% dari target 100 %

i. Cakupan melakukan aktivitas fisik setiap hari sebesar 75,25% dari target 100 %

j. Cakupan tidak merokok di dalam rumah sebesar 39,17% dari target 100 %

Tabel 7.1 Parameter Derajat Masalah

N

o

Parameter a b c d e f g h i j

1 Besarnya masalah 1 3 3 4 4 4 4 4 3 4

2 Akibat yang ditimbulkan 4 3 3 4 3 4 3 3 2 4

3 Keuntungan sosial karena selesainya masalah 4 3 3 4 3 4 3 2 2 4

4 Teknologi yang tersedia dan dapat dipakai 3 3 4 3 3 3 4 2 3 4

5 Sumber daya yang tersedia untuk 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4

26

menyelesaikan masalah

Jumlah 1

6

1

6

1

7

1

8

1

7

1

9

1

6

1

4

1

3

2

0

Keterangan derajat masalah:

5 = sangat penting

4 = penting

3 = cukup penting

2 = kurang penting

1 = tidak penting

Yang menjadi prioritas masalah:

Cakupan penggunaan jamban sehat pada periode Juli 2013 – Juli2013 sebesar 54,72 dari target

100%;

Cakupan tidak merokok di dalam rumah pada periode Juli 2013 – Juli2013 sebesar 39,17% dari

target 100%.

27

Bab VIII

Penyelesaian Masalah

8.1 Masalah 1

Cakupan penggunaan jamban sehat pada periode Juli 2012 – Juni 2013 sebesar 54,72 dari target

100%;

Penyebab:

a. Tidak adanya pengkajian dan pengorganisasian yang terencana.

b. Cakupan pelaksanaan bimbingan kader tidak sesuai dari target yaitu hanya tiap 3 bulan

sekali dari target 1 bulan sekali.

c. Kurangnya peran serta masyarakat yaitu lintas sektor dan lintas

d. Kesadaran masyarakat untuk mengubah perilaku masih rendah.

Penyelesaian:

a. Melakukan pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan kerja sama antar lintas program

maupun sektoral.

b. Melakukan pendisiplinan petugas program berupa peringatan, sanksi atau denda.

c. Meningkatkan jumlah cakupan pelaksanaan bimbingan kader.

d. Melaporkan pendataan masalah perbandingan kesehatan penduduk yang sudah melakukan

PHBS dengan yang belum dalam laporan tertulis tiap bulan.

8.2 Masalah 2

28

Cakupan tidak merokok di dalam rumah pada periode Juli 2012 – Juni 2013 sebesar 39,17% dari

target 100%.

Penyebab:

a. Tidak adanya pengkajian dan pengorganisasian yang terencana.

b. Cakupan penyuluhan kelompok di luar gedung yang masih rendah tentang bahaya merokok

di dalam rumah.

c. Peran serta masyarakat terhadap program rumah tangga bebas rokok masih rendah.

Penyelesaian:

a. Melakukan pelatihan dan pembinaan kader terutama pada daerah dengan jumlah cakupan

rendah.

b. Meningkatkan penyuluhan mengenai bahaya merokok bagi diri sendiri dan orang sekitar

dengan menciptakan suatu lingkungan yang kondusif misalnya dengan membuat forum yang

bekerja sama dengan tokoh masyarakat/agama atau Lembaga Swadaya Masyarakat.

c. Memotivasi kader untuk berbagi informasi mengenai bahaya rokok di dalam rumah melalui

penyuluhan perorangan dengan melakukan kunjungan rumah.

Bab IX

Penutup

9.1 Kesimpulan

Dari hasil evaluasi program PHBS rumah tangga yang dilakukan dengan cara pendekatan sistem di

UPTD Puskesmas Wanakerta dan wilayah kerja sekitarnya pada periode Juli 2012 – Juni 2013

belum berjalan dengan baik melihat berbagai masalah yang ditemui sebagai berikut:

1. Cakupan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan sebesar 95,06% dari target 100%;

2. Cakupan pemberian bayi ASI eksklusif sebesar 87,03% dari target 100%;

3. Cakupan penimbangan bayi dan balita sebesar 83,2% dari target 100%;

4. Cakupan penggunaan air bersih sebesar 55,0% dari target 100%;

5. Cakupan mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebesar 51,5% dari target 100%;

6. Cakupan penggunaan jamban sehat sebesar 54,72% dari target 100%;

7. Cakupan pemberantasan jentik di rumah sebesar 51,27% dari target 100%;

8. Cakupan makan sayur dan buah setiap hari sebesar 47,55% dari target 100%;

9. Cakupan melakukan aktivitas fisik setiap hari sebesar 75,25% dari target 100%; dan

10. Cakupan tidak merokok di dalam rumah sebesar 39,17% dari target 100%.

Dua hal yang menjadi prioritas masalah adalah:

Cakupan penggunaan jamban sehat pada periode Juli 2013 – Juli 2013 sebesar 54,72 dari target

100%;

29

Cakupan tidak merokok di dalam rumah pada periode Juli 2013 – Juli 2013 sebesar 39,17% dari

target 100%.

9.2 Saran

Ditujukan kepada Puskesmas Wanakerta, Kabupaten Karawang, dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Menggiatkan penyuluhan kelompok untuk meningkatkan derajat pengetahuan masyarakat terhadap

PHBS rumah tangga.

2. Melakukan advokasi dengan meminta dukungan kepada kepala daerah untuk mendukung

penggalakan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dalam Tatanan Rumah Tangga.

3. Meningkatkan motivasi terhadap kader kesehatan untuk menjadi penggiat PHBS di lingkungan

tempat tinggalnya.

4. Meningkatkan pembinaan terhadap kader kesehatan mengenai 10 indikator PHBS rumah tangga

dan cara pendataan yang benar.

5. Melakukan pengkajian PHBS di tatanan rumah tangga dengan tujuan untuk mempelajari,

menganalisis dan merumuskan masalah perilaku utama yang berkaitan dengan PHBS.

6. Sebagai fungsi manajemen, Puskesmas harus melakukan pengawasan dan pemantauan. Dalam hal

ini, melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan PHBS melalui laporan bulanan yang rutin dan

lengkap.

7. Meningkatkan komunikasi antar lintas sektor, para pelaksana, atau implementor program.

30

DAFTAR PUSTAKA

1. Notoadmodjo S., Promosi Kesehatan : Teori dan Aplikasi, Rineka Cipta, Jakarta,

2005.

2. Trihono, Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional 2010. Badan Penelitian

dan Pengembangan Kesehatan. Diunduh tanggal 2 Agustus 2013 dari:

http://www.kesehatan.kebumenkab.go.id/data/lapriskesdas.pdf

3. Kementrian Kesehatan. Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta :

Kementerian Kesehatan RI, 2011. Diunduh tanggal 2 Agustus 2013 dari :

http://promkes.depkes.go.id/download/pedoman_umum_PHBS.pdf

4. Kementerian Kesehatan. Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2011. Jakarta: Kementrian

Kesehatan RI, 2012. Diunduh tanggal 3 Agustus 2013 dari

http://depkes.go.id/download/profil_data_kesehatan_indonesia_tahun _2011.pdf

5. Departemen Kesehatan RI. Panduan Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah

Tangga Melalui Tim Penggerak PKK. Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 2006

6. Puspromkes Departemen kesehatan RI. Rumah Tangga ber-perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

Puspromkes Departemen kesehatan RI. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2011.

31