Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
UNIVERSITAS INDONESIA
DIFERENSIASI KONSTITUSI ARAB SAUDI DAN MAROKO
MAKALAH NON SEMINAR
Penulis,
Nadiyah Dinillah
1206253363
Pembimbing,
Letmiros, M.Hum., M.A.
NIP: 196309061990031002
Program Studi Arab
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
Depok, 2016
Diferensiasi Konstitusi ..., Nadiyah Dinillah, FIB UI, 2016
Diferensiasi Konstitusi ..., Nadiyah Dinillah, FIB UI, 2016
Diferensiasi Konstitusi ..., Nadiyah Dinillah, FIB UI, 2016
DIFERENSIASI KONSTITUSI ARAB SAUDI DAN MAROKO
Nadiyah Dinillah
Abstrak
Jurnal ini membahas tentang perbedaan Konstitusi Arab Saudi dan Maroko meliputi bentuk batang dan tubuh konstitusi secara umum, penggunaan istilah yang digunakan, jumlah bab dan pasal dalam konstitusi, serta hierarki tata urutan perundangan-undangan dalam sistem pemerintahan negara. Jurnal ini berjudul “Diferensiasi Konstitusi Arab Saudi dan Maroko”. Penulis menggunakan metode studi pustaka yang bersumber dari buku dan media online, penelitian jurnal ini menggunakan metode deskriptif analisis dalam pengolahan data dan pemaparan. Teori yang penulis gunakan dalam jurnal ini adalah teori hierarki tata urutan perundang-undangan milik Hans Kelsen yang akan dikaitkan dengan Konstitusi Arab Saudi dan Maroko. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Konstitusi Arab Saudi dan Maroko memiliki banyak perbedaan disebabkan perbedaan sistem monarki yang dianut oleh masing-masing negara, serta perbedaan posisi konstitusi dalam sistem pemerintahan, di mana Konstitusi Arab Saudi menempati posisi ketiga, sedangkan Konstitusi Arab Saudi menempati posisi pertama dalam hierarki tata urutan perundangan-undangan.
Kata Kunci: Konstitusi, Arab Saudi, Maroko
Abstract
This paper discusses about differentiation of the constitution of Saudi Arabia and Morocco includes the rod shape and the body of the constitution in general, the used term, the number of chapters and clauses, and the sort order of hierarchy of laws in the state government system. This paper entitled, “Differentiation of The Constitution of Saudi Arabia and Morocco”. The author uses the method of literature sourced from books and online media, this paper also using descriptive analysis method in data processing and exposure. The theory that used in this paper is Hans Kelsen’s hierarchy of the sort order of law theory that will be associated with the Constitution of Saudi Arabia and Morocco. The results of this study indicate that the Constitution of Saudi Arabia and Morocco have many differences due to the differences of monarchy system which adopted by each country, and differences in the position of the constitution on the government system, in which Constitution of Saudi Arabia occupies the third position, while the Constitution of Morocco occupies the first position of each country.
Keywords: Constitution, Saudi Arabia, Morocco.
Diferensiasi Konstitusi ..., Nadiyah Dinillah, FIB UI, 2016
A. Pendahuluan
Arab Saudi dan Maroko merupakan dua dari 22 negara Timur Tengah. Terdapat
beberapa persamaan dari kedua negara ini; Pertama, Arab Saudi dan Maroko
menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa resmi negara dan juga bahasa yang digunakan
mayoritas penduduknya dalam percakapan sehari-hari. Kedua, dalam sistem
pemerintahan, kedua negara ini menganut sistem pemerintahan yang sama yaitu
Monarki. Selain memiliki persamaan, ada pula perbedaan dari kedua negara ini. Arab
Saudi dan Maroko merupakan negara Timur Tengah tetapi berada di wilayah yang
berbeda, Arab Saudi berada di wilayah Jazirah Arab sedangkan Maroko di wilayah
Afrika Utara. Berhubungan dengan sistem pemerintahan Monarki yang dianut oleh
kedua negara, terdapat pula perbedaannya, Arab Saudi menganut Monarki Absolut
sedangkan Maroko menganut Monarki Konstitusional.
Arab Saudi merupakan negara yang memproklamirkan keberadaannya pada 23
September 1932. Abdul Aziz bin Abdurrahman al-Sa’ud merupakan tokoh yang
meemproklamirkan berdirinya kerajaan ini dengan menyatukan wilayah Riyadh, Najd,
Ha-a, Asir, dan Hijaz. Abdul Aziz kemudian menjadi raja pertama di kerajaan ini.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa nama Saudi berasal dari kata al-Sa’ud yang
ada dalam nama raja pertamanya.1 Raja yang sekarang berkuasa yaitu Raja Salman bin
Abdul Aziz al-Sa’ud yang menggantikan saudaranya, Raja Abdullah bin Abdul Aziz al-
Sa’ud yan telah meninggal dunia.
Arab Saudi merupakan negara yang terletak di Jazirah Arab. beriklim gurun dan
wilayahnya sebagian besar terdiri atas gurun pasir. Beribu kota Riyadh, Arab Saudi
terletak di 15º LU – 32º LU dan 34º BT – 57º BT dengan luas wilayah sebesar
2.240.000 km². Arab Saudi berbatasan langsung secara geografis dan wilayah
(berurutan searah jarum jam) dengan Yordania, Irak, Kuwait, Teluk Persia, Uni Emirat
Arab, Oman, Yaman, dan Laut Merah. Arab Saudi merupakan negara yang menganut
sistem kerajaan atau Monarki Absolut dalam sistem pemerintahannya. Hukum yang
digunakan adalah hukum syariat Islam berdasarkan Qur’an dan Hadits, namun tetap
memiliki konstitusi sebagai dasar negara.2
1 Fouad Al-Farsy, Saudi Arabia: A Case Study in Development, London: KPI Limited, 1986, hal. 25. 2 Fouad Al-Farsy, Saudi Arabia: A Case Study in Development, London: KPI Limited, 1986, hal. 26.
Diferensiasi Konstitusi ..., Nadiyah Dinillah, FIB UI, 2016
Setelah Arab Saudi sebagai negara Monarki yang telah dideskripsikan
sebelumnya, Maroko juga merupakan salah satu negara Monarki yang ada di wilayah
Timur Tengah. Maroko juga menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa resmi negara
selain bahasa Berber sebagai bahasa asli penduduk negara-negara di Afrika Utara.
Maroko merdeka dari jajahan bangsa Eropa (Prancis dan Spanyol) pada tanggal 7 April
1956. Maroko merupakan sebuah negara yang terletak di bagian barat laut benua Afrika
yang mempunyai garis pantai yang panjang dekat Samudera Atlantik yang memanjang
melewati Selat Gibraltar hingga ke Laut Tengah. Beribu kota Rabat dengan Casablanca
sebagai kota dengan luas wilayah terbesar dan terletak di 34²02´ LU dan 6º51´ BT
dengan luas wilayah sebesar 446.550 km².
Maroko merupakan negara yang menganut sistem Monarki Konstitusional dalam
sistem pemerintahannya. Raja yang sekarang berkuasa Mohammed. Selain raja, terdapat
pula perdana menteri yang akan menjalankan sistem pemerintahan, dan sekarang dijabat
oleh Abdelilah Benkirane. Dalam Sistem Monarki Konstitusional, perdana menteri
adalah pemegang kekuasaan eksekutif, namun raja masih memiliki kekuatan politik
yang cukup besar untuk melaksanakan kebijakannya sendiri.
Sistem pemerintahan monarki yang dianut oleh masing-masing negara tentunya
akan menghasilkan sebuah produk peraturan negara yang dikodifikasikan menjadi suatu
hal baku dan tertulis yang akan menjadi acuan negara dalam menjalankan roda
pemerintahan. Konstitusi atau undang-undang berasal dari bahasa Latin constitutio yang
berarti peraturan dasar yang memuat ketentuan-ketentuan pokok dan menjadi sumber
perundang-undangan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, konstitusi berarti segala
ketentuan dan aturan tata kenegaraan dan merupakan keseluruhan peraturan baik yang
tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara suatu pemerintahan
diselenggarakan dalam suatu masyarakat negara, termasuk juga di dalamnya memuat
tentang kesepakatan politik, negara, kekuasaan, dan pengambilan keputusan.3 Hukum di
dalamnya tidak mengatur hal-hal yang terperinci, melainkan hanya menjabarkan
prinsip-prinsip yang menjadi dasar bagi peraturan-peraturan lainnya. Konstitusi juga
dibentuk dengan maksud tercapainya beberapa tujuan, yaitu untuk membatasi penguasa
3 Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003, hal. 78.
Diferensiasi Konstitusi ..., Nadiyah Dinillah, FIB UI, 2016
agar tidak sewenang-wenang dalam menjalankan tugas, melindungi HAM semua warga
negara, dan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan negara.
Penulisan mengenai deskripsi perbedaan bentuk dan isi Konstitusi Arab Saudi dan
Maroko ini belum pernah dilakukan oleh kalangan sivitas akademik Program Studi
Arab FIB UI, hal inilah yang mendorong penulis untuk menyusun jurnal mengenai hal
ini. Dalam penulisan jurnal ini, penulis memilih konstitusi Arab Saudi dan Maroko
sebagai objek yang dikaji serta mengkhususkan hanya pada bentuk dan isi konstitusi
secara umum. Dalam jurnal ini penulis merumuskan dua rumusan masalah yaitu,
bagaimana perbedaan bentuk dan isi secara umum dari konstitusi Arab Saudi dan
Maroko dan bagaimana hierarki tata urutan perundang-undangan dalam sistem
pemerintahan Arab Saudi dan Maroko.
Dari rumusan masalah yang telah penulis ajukan di paragraf sebelumnya, maka
tujuan penulisan yang akan dicapai adalah untuk mengetahui perbedaan bentuk dan isi
konstitusi Arab Saudi dan Maroko. Jurnal ini merupakan penelitian kajian pustaka atau
disebut juga library research. Metode analisis yang digunakan merupakan metode
analisis deskriptif yang akan menghasilkan deskripsi perbedaan-perbedaan bentuk dan
isi secara umum konstitusi Arab Saudi dan Maroko. Untuk memperoleh data yang
diperlukan, penulis melakukan pencarian berdasarkan ciri-ciri yang ada pada data-data
yang harus dianalisis. Jurnal ini meliputi diferensiasi konstitusi dua negara berupa
bentuk batang dan tubuh konstitusi, jumlah bab dan pasal, dan penyusunan tema bab
dan pasal. Data berupa konstitusi Arab Saudi dan Maroko didapatkan oleh penulis dari
situs resmi negara Arab Saudi dan Maroko yang dapat diunduh dalam bentuk .pdf.
Teori yang digunakan dalam jurnal ini adalah tentang hierarki tata urut
perundang-undangan milik Hans Kelsen, seorang ahli hukum berkebangsaan Jerman.
Teori ini membahas tentang hierarki tata urut perundang-undangan yang akan
dihubungkan dengan Konstitusi Arab Saudi dan Maroko. Hierarki tata urutan
perundang-undangan adalah kumpulan norma-norma. Norma atau kaidah merupakan
pelembagaan nilai-nilai baik dan buruk sebagai sesuatu yang relatif dalam bentuk tata
aturan yang berisi kebolehan, anjuran, dan atau perintah.
Diferensiasi Konstitusi ..., Nadiyah Dinillah, FIB UI, 2016
B. Negara dan Konstitusi
a. Sejarah dan Bentuk Negara Arab Saudi
Perjalanan sejarah Arab Saudi bermula dari bagian tengah Semenanjung (Jazirah)
Arab, yaitu pada tahun 1750 ketika Muhammad bin Sa’ud bersama dengan Muhammad
bin Abdul Wahhab bekerja sama untuk memurnikan agama Islam. Namun, perjalanan
sejarah pemerintahan Arab Saudi benar-benar dimulai pada 23 September 1932 ketika
Abdul Aziz bin Abdurrahman al-Sa’ud memproklamirkan berdirinya Kerajaan Arab
Saudi dengan menyatukan wilayah Riyadh, Najd, Ha-a, Ashir, dan Hijaz. Abdul Aziz
kemudian menjadi raja pertama di kerajaan ini dan tanggal 23 September juga dijadikan
sebagai hari jadi Arab Saudi. Dengan demikian dapat dipahami bahwa nama Saudi
berasal dari kata nama kabilah al-Sa’ud.4
Arab Saudi merupakan bagian dari Semenanjung Arab secara geografis
membentang sepanjang 850 ribu mil². Populasi penduduknya mencapai 31.521.418 juta
jiwa per 1 Juli 2015. Kota provinsi maritim dari negara ini adalah Hijaz dan Ashir yang
berada di tepi Laut Merah. Daratan pesisir yang sempit di Tihama terhubung langsung
ke Laut Merah. Kota kembar Mekkah dan Madinah terletak di Provinsi Hijaz menjadi
tanah suci bagi agama Islam. Kota-kota besar dan kecil lainnya yang terletak di Hijaz
adalah Jeddah (kota pelabuhan untuk Mekkah), Yanbu, Tha’if, Khaibar, Tabuk, dan
Thaima. Ashir merupakan daerah penting pesisir pantai di barat daya, atau utara Yaman,
yang tergolong subur. Di sana terdapat rangkaian pegunungan yang beberapa
puncaknya mencapai ketinggian 10 ribu kaki sehingga menyediakan curah hujan yang
cukup untuk mengairi lahan pertanian. Daerah perbukitan Abha yang terkenal dan
perkampungan Jizan yang penting juga berada di wilayah Ashir.5
Arab Saudi merupakan negara berbentuk kerajaan, kepala negaranya adalah
seorang raja yang dipilih oleh dan dari Keluarga Besar Sa’ud. Selain sebagai kepala
negara, raja juga merupakan ketua kabilah dan juga merupakan tokoh yang dituakan
dalam kabilah. Dalam menjalankan tugasnya, raja dibantu oleh dewan menteri
mengawasi lembaga-lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Lembaga legislatif
disebut dengan Majelis Syura yang anggota-anggotanya ditunjuk dan diangkat oleh raja. 4 Fouad Al-Farsy, Saudi Arabia: A Case Study in Development, London: KPI Limited, 1986, hal. 25. 5 Sayed Ali Ashger Razwy, Muhammad Rasulullah Saw: Sejarah Lengkap Kehidupan & Perjuangan Nabi Islam, Jakarta: Pustaka Zahra, 1997, hal. 16.
Diferensiasi Konstitusi ..., Nadiyah Dinillah, FIB UI, 2016
Walaupun demikian, tidak juga dapat dikatakan kekuasaan raja itu tanpa batas (absolut),
namun raja juga harus tunduk kepada hukum Islam, jika raja melanggar hukum Islam
maka hal tersebut merupakan alasan yang kuat untuk menurunkan raja dari takhtanya.6
Institusi pusat dalam pemerintahan Kerajaan Arab Saudi adalah Monarki Absolut.
Konstitusi dasar yang digunakan sejak tahun 1992 menyatakan bahwa Arab Saudi
merupakan suatu kerajaan yang diperintah oleh anak-anak dan cucu cicit Raja Abdul
Aziz al-Sa’ud, dan al-Qur’an merupakan perlambangan negara yang diperintah
mengikuti Konstitusi Islam (syari’ah). Pengangkatan raja tidak didasarkan pada
pemilihan umum oleh masyarakat, karena itu pembentukan partai dan pemilihan umum
dilarang (berlawanan dengan sistem yang dilakukan di negara demokrasi). Kekuasaan
raja dibatasi oleh syari’ah dan tradisi. Raja harus mengekalkan konsensus keluarga
diraja Sa’ud, para ulama dan unsur penting lain dalam masyarakat negara, tetapi
dekretnya tidak perlu mendapat persetujuan dari pihak tersebut. Berikut ini merupakan
pembagian tugas dan Sistem Pemerintahan Arab Saudi:7
1. Badan Eksekutif: Dewan Menteri (Council of Minister) مجلسس االووززررااء /majlis
al-wuzara/ yang terdiri dari Perdana Menteri (dalam konteks negara Monarki
Absolut raja bertindak sebagai ketua), Wakil Perdana Menteri, Menteri-
menteri dan penasihat raja. Dewan Menteri bertemu setiap hari Senin guna
membahas kebijakan pemerintahan dan mengawasi pelaksanaannya. Masa
jabatan para menteri berlangsung selama empat tahun dan dapat
diperpanjang.
2. Badan Legislatif: Majelis Permusyawaratan (Consultative Council) مجلس
majlis asy-syuraa/ yang pada awalnya dibentuk pada tanggal 1 Maret/ االشوررىى
1992. Semula keanggotaannya hanya 60 orang, kemudian bertambah menjadi
90 orang dan 120 orang. Tahun 2005, keanggotaannya menjadi 150 orang
dengan seorang ketua yang ditunjuk oleh raja dengan masa bakti empat tahun.
Majelis Permusyawaratan memiliki wewenang untuk mengusulkan rancangan
UU atau mengamandemen UU serta menyampaikan pendapat mengenai
berbagai kebijakan pemerintah. 6 Hasem Zaki Nuseibeh, Ideas of Arab Nationalism, Literary Licensing, 2013, hal. 43. 7 Fouad Al-Farsy, Modernity and Tradition: The Saudi Equation, UK: Knight Communications, 2011, hal. 46.
Diferensiasi Konstitusi ..., Nadiyah Dinillah, FIB UI, 2016
3. Badan Yudikatif: Dewan Tinggi Peradilan (Supreme Council of Judiciary)
للقضاء مجلس االاعلى /majlis al-a’laa li al-qadha/ mengatur administratif badan
peradilan dan menangani masalah kewenangan mengadili. Dewan ini
beranggotakan 11 orang yang dipilih dari para ulama terkemuka. Terdapat
beberapa jenis peradilan yang ada dalam badan yudikatif ini, namun tetap
berasakan pada sistem peradilan syari’ah sebagai sistem yang pokok.
4. Dewan Ulama Senior (Council of Senior Ulama) ھھھهیيئة كبارر االعلماء /hay’ah
kibar al-‘ulama/ dibentuk pada tahun 1971 oleh Raja Faisal, dewan ini
merupakan badan penting yang bertugas memberikan nasihat kepada raja dan
badan eksekutif agar dapat menjalankan kebijakan pemerintahan sesuai
dengan syari’ah.
b. Konstitusi Arab Saudi
Islam sebagai agama yang menjadi dasar negara, al-Qur’an dan Hadits merupakan
konstitusi negara, dan syari’ah sebagai hukum dasar yang dilaksanakan oleh mahkamah
(pengadilan) dengan ulama sebagai hakim dan penasihatnya. Penerapan hukum Islam
didasarkan pada norma-norma hukum yang terdapat dalam al-Qur’an dan Hadits, dan
hasil ijtihad ulama (hakim dan mufti).8
Pernyataan di atas yang menyebutkan bahwa al-Qur’an dan Hadits merupakan
Konstitusi Dasar Negara Arab Saudi lantas tidak serta merta meniadakan adanya
konstitusi lain di bawahnya. Secara hierarki, setelah kedua dasar hukum tersebut (al-
Qur’an dan Hadits), terdapat The Basic Law of Government (Hukum Dasar
Pemerintahan), jika di Indonesia dikenal dengan hukum dasar yaitu Undang-Undang
Dasar 1945.
Hukum Dasar Pemerintahan Arab Saudi yang mengatur sistem pemerintahan
negara, di antaranya tertuang dalam beberapa pasal yaitu, Pasal 17 Basic Law (27-8-
1412 H atau 1-3-1992 M), menetapkan bahwa kepemilikan, modal, dan tenaga kerja
adalah dasar ekonomi dan kehidupan sosial kerajaan.9 Selanjutnya, Pasal 26 yang
menyebutkan bahwa negara akan menyediakan lapangan pekerjaan kepada semua
8 Fouad Al-Farsy, Saudi Arabia: A Case Study in Development, London: KPI Limited, 1986, hal. 97. 9 Konstitusi Arab Saudi, Bab 4 Ayat 7, 2005, hal. 4.
Diferensiasi Konstitusi ..., Nadiyah Dinillah, FIB UI, 2016
rakyatnya, pasal 36 yang isinya akan menjamin keamanan semua warga negara dan
orang asing yang hidup dalam tempat tinggalnya,10 dan masih banyak lagi contoh dari
beberapa pasal dalam Basic Law ini.
Dengan demikian, hierarki Konstitusi Arab Saudi jika didasarkan pada teori
tentang konstitusi Hans Kelsen, maka hukum tertingginya adalah al-Qur’an dan Hadits.
Selanjutnya, hukum dasar dan konstitusi menempati peringkat kedua dan ketiga. Dekrit
raja berada di peringkat keempat. Ketiga bentuk kodifikasi peraturan negara tersebut
harus sesuai dengan prinsip-prinsip hukum yang terdapat di dalam al-Qur’an dan Hadits
sebagai hukum tertinggi di Arab Saudi.11 Jadi, di Arab Saudi, dua sumber hukum suci
dalam agama Islam ini tidak hanya dijadikan pedoman dalam bernegara saja, namun
juga dijadikan pedoman dalam bernegara.
Perumusan hukum dasar, konstitusi, dan dekret raja yang didasarkan pada al-
Qur’an dan Hadits disebut dengan hukum syari’ah. berdasarkan peringkat hierarki
tersebut, sumber penggalian hukum di Arab Saudi adalah al-Qur’an, Hadits, dan Ijtihad.
Ijtihad adalah segala kemampuan pemikiran yang dicurahkan secara sungguh-sungguh
untuk menggali atau menemukan hukum yang tidak didapatkan di dalam al-Qur’an
maupun Hadits. Hukum dasar dan konstitusi merupakan hasil Ijtihad Jama’, yaitu
keputusan-keputusan hukum yang dibuat atau ditetapkan oleh lembaga legislatif
bersama dengan lembaga eksekutif. Sedangkan dekret raja merupakan hasil Ijtihad
Fardi (individu)12 sebagai suatu peraturan pemerintah.
Konstitusi Arab Saudi atau seperti yang telah disebutkan sebelumnya yaitu Basic
Law, terdiri dari 13 halaman. Di bagian pertama naskah konstitusi terdapat pembukaan
konstitusi berupa sambutan atau prakata dari Raja Fahd bin Abdul Aziz bin Saud
sebagai Raja Arab Saudi pada saat itu. Di bagian pembukaan, Raja Fahd atas nama
seluruh penduduk Arab Saudi menyatakan bahwa konstitusi ini merupakan sumber
hukum dasar yang secara umum mengatur penyelenggaraan negara dalam berbagai
bidang yang berbeda. Adanya hukum dasar ini juga dibentuk dengan tujuan untuk
tercapainya tujuan-tujuan negara dalam berbagai aspek dan bidang. Basic Law of
10 Konstitusi Arab Saudi, Bab 5 Ayat 36, 2005, hal. 6. 11 Fouad Al-Farsy, Modernity and Tradition: The Saudi Equation, UK Knight Communications, 2011, hal. 42. 12 Hasem Zaki Nuseibeh, Ideas of Arab Nationalism, Literary Licensing, 2013, hal. 55.
Diferensiasi Konstitusi ..., Nadiyah Dinillah, FIB UI, 2016
Government ini juga merupakan sumber hukum dasar bagi kegiatan bernegara yang
sudah disusun dengan saksama dan sesuai dengan tujuan kerajaan. Kedua, hukum dasar
ini terdiri atas semua peraturan, perkara-perkara, dan keputusan-keputusan yang berlaku
bagi seluruh individu yang menganggap setuju dengan konsensus atas hukum dasar ini.
Ketiga, peraturan yang berlaku diumukan dan disebarluaskan dalam surat kabar dan
koran-koran resmi nasional dan tanggal berlakunya hukum dan ketetapan dalam
konstitusi ini sesuai dengan tanggal beredarnya surat kabar dan koran resmi yang
nantinya akan tersebar ke seluruh penjuru negeri dan diketahui oleh seluruh masyarakat
kerajaan. Poin-poin itulah yang dituliskan dalam pembukaan konstitusi Arab Saudi yang
ditulis atas nama Raja Fahd dan seluruh penduduk Arab Saudi.
Konstitusi Arab Saudi tergolong konstitusi yang ringkas dibandingkan dengan
konstitusi negara-negara lain. Basic Law Arab Saudi ini hanya berjumlah 13 halaman
terdiri dari 9 bab dan 83 pasal. Adapun pembagian judul bab dan ayat-ayatnya sebagai
berikut:13
1. Bab 1 berjudul االمباددئئ االعامة /al-mabaadiu al-‘aammah/ yang terdiri dari
empat ayat, dari ayat ke-1 sampai dengan ayat ke 4.
2. Bab 2 berjudul نظامم االحكم /nizhoomu al-hukm/ yang terdiri dari empat ayat,
dari ayah ke-5 sampai dengan ayat ke-8.
3. Bab 3 berjudul مقوماتت االمجتمع االسعودديي /muqawwamaat al-mujtama’ as-
su’udiy/ yang terdiri dari lima ayat, dari ayak ke-9 sampai dengan ayat ke-
13.
4. Bab 4 berjudul لمباددئئ االاقتصاددیيّة اا /al-mabaadiu al-iqtishoodiyyah/ yang
terdiri dari sembilan ayat, dari ayat ke-14 sampai dengan ayat ke-22.
5. Bab 5 berjudul جباتتاالحقوقق وواالواا /al-huquuq wa al-waajibaat/ yang terdiri
dari 21 ayat, dari ayat ke-22 sampai dengan ayat ke-43.
6. Bab 6 berjudul سلطاتت االدوولة /salthaatu ad-dawlah/ yang terdiri dari 24 ayat,
dari ayat ke-44 sampai dengan ayat ke-71.
7. Bab 7 berjudul االشئونن االمالیية /asy-syu-un al-maaliyah/ yang terdiri dari enam
ayat, dari ayat ke-72 sampai dengan ayat ke-78.
13 Konstitusi Arab Saudi, 2005, hal. 1-13.
Diferensiasi Konstitusi ..., Nadiyah Dinillah, FIB UI, 2016
8. Bab 8 berjudul أأجھهزةة االرقابة /ajhazah ar-riqaabah/ yang terdiri dari dua
ayat, dari ayat ke-79 sampai dengan ayat ke-80.
9. Bab 9 atau bab terakhir dalam konstitusi Arab Saudi berjudul أأحكامم عامة /ahkaamu ‘aammah/, dari ayat ke-81 sampai dengan ayat terakhir, yaitu ayat
ke-83.
Setelah bab dan ayat terakhir, tidak terdapat penutup konstitusi ataupun kalimat
penutup dari Raja Fahd seperti yang ada di bagian pembukaan. Konstitusi Arab Saudi
sangat ringkas, membahas hal-hal yang umum dan tidak terlalu terperinci. Tidak
terdapat lampiran berupa gambar ataupun tabel yang menerangkan sesuatu. Bahasa
yang digunakan juga cukup mudah untuk dimengerti dan diterjemahkan ke bahasa
Indonesia atau bahasa Inggris.
c. Sejarah dan Bentuk Maroko
Maroko merupakan salah satu dari negara Arab yang tergabung dalam Organisasi
Liga Arab. Negara ini terletak persis di ujung utara Benua Afrika. Di sebelah utara
berbatasan dengan Laut Tengah, sebelah timur dengan Aljazair, sebelah selatan dengan
Mauritania, dan sebelah barat dengan Samudera Atlantik. Letak Maroko yang sangat
strategis di perairan Samudera Atlantik dan Laut Tengah menyebabkan negara ini
menjadi incaran kaum Imperialis Barat.
Maroko mengalami berbagai macam bentuk penyerangan sepanjang sejarah
negaranya. Bangsa Arab membawa Islam ke Maroko pada abad ketujuh. Kemudian
Bangsa Arab membawa pengaruhnya terhadap corak kesenian, arsitektur, dan
pendidikan di Maroko. Pada abad kedua puluh, kedatangan Bangsa Eropa salah satunya
Prancis yang menjadikan Maroko sebagai daerah koloninya. Namun, Suku Berber
sebagai suku dominan di Maroko memiliki pribadi yang tidak mau diperintah oleh
orang lain, sehingga mereka mengadakan perlawanan dan pemberontakan terhadap jenis
penaklukan apa pun. Maroko akhirnya merdeka pada tanggal 2 Maret 1956.
Kata “Maroko” berasal “Marrakech” yang merupakan nama dari salah satu kota di
selatan Maroko. Dalam bahasa Arab, Maroko disebut dengan al-maghrib yang artinya
‘wilayah di bagian barat atau tempat terbenamnya matahari’. Maroko mempunyai empat
ibukota negara: Rabat sebagai ibukota pusat administrasi negara, Casablanca sebagai
Diferensiasi Konstitusi ..., Nadiyah Dinillah, FIB UI, 2016
ibukota pusat perdagangan dan perindustrian, Marrakech sebagai ibukota pusat
pariwisata, dan Fes sebagai ibukota pusat budaya dan ilmu pengetahuan. Terdapat
beberapa kota-kota penting lainnya di Maroko yang umumnya berada di wilayah
pesisir, seperti Tanger, Tetouan, Nador, Oujda, Essoiura, dan Agadir. Sebagian berada
di sekitar pegunungan Atlas, seperti Fes, Marrakech, Meknes, dan Ifran.14
Maroko merupakan negara yang menganut sistem pemerintahan Monarki
Konstitusional. Takhta kerajaan merupakan warisan turun temurun yang dipegang oleh
Dinasti Alawiyah. Raja sebagai kepala negara dibai’at sebagaimana layaknya khalifah
dan diberi gelar amirul mu’minin yang mengisyaratkan sebagai pemimpin umat Islam di
Maroko. Sistem Monarki Konstitusional yang dianut di Maroko berjalan dengan
caranya sendiri. Sistem konstitusinya merupakan sistem baru yang mengandung prinsip-
prinsip negara yang tegas, regulatif, dan meyakinkan. Sistem pemerintahan ini
diperintah oleh seorang raja yang merupakan keturunan Nabi Muhammad. Raja
menunjuk kabinet sebagai Dewan Eksekutif yang terdiri dari para menteri. Raja juga
menunjuk seorang perdana menteri sebagai kepala pemerintahan. Maroko merupakan
negara monarki yang bersifat konstitusional, demokratis, parlementer, dan sosial.
Sistem konstitusional kerajaan didasarkan pada prinsip-prinsip pemisahan
keseimbangan, kolaborasi kekuasaan, kewarganegaraan dan demokrasi yang partisipatif,
prinsip-prinsip tata kelola yang baik, dan akuntabilitas. Hal-hal tersebutlah yang
membentuk sebuah sistem monarki baru yang tentunya berbeda dengan Arab Saudi
yang menerapkan sistem absolutnya.15
Sistem pemerintahan yang unik ini terdiri dari beberapa badan atau dewan yang
memiliki tugasnya masing-masing. Badan Parlemennya terdiri dari 2 dewan, 325
anggota legislatif yang dipilih untuk masa jabatan lima tahun dengan cara pemilihan
umum langsung karena para anggota dewan ini mewakili masyarakat dari masing-
masing wilayah. Selain Dewan Legislatif, terdapat pula Dewan Konselor yang dipilih
untuk masa jabatan enam tahun melalui pemilihan umum tidak langsung, peraturan ini
tertera dalam Pasal 63 dalam konstitusi baru yang berbunyi, “tiga perlima dari anggota
terpilih mewakili daerah teritorial sedangkan sisanya, dua perlima terpilih dari ruang
profesional dan anggota terpilih di skala nasional. Parlemen mempunyai hak memegang 14 Hafidzul Umam, Maroko: Negeri Eksotis di Ujung Barat Dunia Islam, Jentera Pustaka, 2014, hal. 20. 15 http://www.maroc.ma/en/content/government diakses pada tanggal 16 September 2015 jam 12.45.
Diferensiasi Konstitusi ..., Nadiyah Dinillah, FIB UI, 2016
dua sesi dalam masa jabatannya dan dalam jangka waktu setahun pertama, parlemen
akan dipimpin oleh raja. Konstitusi menetapkan bahwa sistem luar biasa ini mungkin
diadakan atas permintaan dari mayoritas mutlak salah satu dewan. Dalam hal
penyusunan konstitusi, terdapat dewan tersendiri yang akan menjalankan tugasnya yaitu
Dewan Konstitusi.16
Sesuai dengan sistem pemisahan dan pembagian kekuasaan dalam sistem
pemerintahannya, Dewan Yudikatif atau pengadilan di Maroko bersifat independen dan
terpisah dari kekuasaan legislatif dan eksekutifnya. Menurut Bab 107 dari konstitusi
bari hasil amandemen disebutkan bahwa, raja adalah penjamin kemerdekaan dalam
peradilan. Hal tersebut ditetapkan karena salah satu tujuannya adalah mencegah dari
adanya intervensi yang diberikan kepada pengadilan dari pihak luar mana pun.17
d. Konstitusi Maroko
Sistem Pemerintahan Monarki baru yang digagas oleh pemerintah Maroko
tentunya melahirkan sebuah konstitusi yang merupakan bentuk kodifikasi dari asa, tata
aturan, dan pedoman dasar sebuah negara dalam menjalankan roda pemerintahan. Sejak
kemerdekaannya pada tahun 1956, Maroko telah memiliki enam konstitusi hasil
amandemen. Konstitusi pertama dibentuk pada tahun 1962, dan diamandemen pada
tahun 1970, 1972, 1992, dan terakhir di tahun 2011. Konstitusi terakhir hasil
amandemen tahun 2011 dirasa masih relevan dalam penerapannya hingga sekarang
karena dianggap sebagai konstitusi yang cocok untuk memulai langkah Maroko menuju
demokrasi.
Demi persatuan dan kesatuan yang harus tetap dijunjung tinggi, Konstitusi
Maroko memiliki beberapa karakteristik, yaitu:18
1. Konsistensi dan bentuk baru dari batang tubuh konstitusi menghasilkan
180 hal yang diatur dalam 17 judul atau bab.
2. Menggunakan metode yang inklusif, transparan, dan demokratis
(konstitusi yang dibuat oleh Maroko dan untuk semua Maroko).
3. Berpondasi pada identitas jamak Maroko
16 http://www.maroc.ma/en/content/government diakses pada tanggal 16 September 2015 jam 13.00. 17 http://www.maroc.ma/en/content/government diakses pada tanggal 16 September 2015 jam 14.28. 18 http://www.maroc.ma/en/content/government diakses pada tanggal 16 September 2015 jam 15.33.
Diferensiasi Konstitusi ..., Nadiyah Dinillah, FIB UI, 2016
4. Pemilihan istilah yang mewakili asas pluralisme.
5. Mewakili kebebasan yang berakar pada standar universal hak asasi
manusia.
6. Memperkuat gagasan kesetaraan gender.
7. Mengutamakan kedaulatan nasional dan supremasi konstitusi.
8. Pemisahan kekuasaan antara monarki konstitusional, demokratis,
parlemen, dan sosial.
Sangat terlihat dari karakteristik di atas bahwa Konstitusi Maroko sangat dinamis
dan berusaha menyesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan warga negaranya, ditandai
dengan adanya beberapa amandemen konstitusi.
Konstitusi Maroko merupakan dasar negara yang benar-benar mengatur segala
sudut kehidupan bernegara. Konstitusi ini telah mengalami beberapa kali amandemen,
amandemen terbaru yaitu Amandemen 2011. Sebelum amandemen tahun 2011,
Konstitusi Maroko terdiri dari tiga bab dan 58 pasal. Namun, setelah amandemen tahun
2011, jumlah bab dan pasalnya bertambah menjadi 14 bab dan 180 pasal. Adapun
pembagian judul bab dan pasal-pasal dalam konstitusi sebelum amandemen tahun 2011
adalah sebagai berikut:19
1. Bab 1 berjudul General Provisions yang terdiri dari 18 pasal, dari pasal
ke-1 sampai dengan pasal ke-18.
2. Bab 2 berjudul Monarchy yang terdiri dari 17 pasal, dari pasal ke-19
sampai dengan pasal ke-35.
3. Bab 3 berjudul Organization of The Parliament yang terdiri dari 24 pasal,
dari pasal ke-36 sampai dengan pasal ke-58.
Namun setelah amandemen tahun 2011, jumlah bab dan pasalnya bertambah. Adapun
pembagian judul bab dan pasal-pasalnya adalah sebagai berikut:20
1. Bab 1 berjudul أأحكامم عامة /ahkaamu ‘aammah/ yang terdiri dari 18 pasal,
dari pasal pertama sampai dengan pasal ke-18.
19 Konstitusi Maroko, 2011. 20 Konstitusi Maroko, 2011, hal 16 – 165.
Diferensiasi Konstitusi ..., Nadiyah Dinillah, FIB UI, 2016
2. Bab 2 berjudul االحریياتت وواالحقوقق االأساسیية /al-hurriyyatu wa l-huquqi l-
asaasiyyah/ yang terdiri dari 22 pasal, dari pasal ke-19 sampai dengan
pasal ke-40.
3. Bab 3 berjudul االملكیية /al-malakiyyah/ yang terdiri dari 19 pasal, dari pasal
ke-41 sampai dengan pasal ke-59.
4. Bab 4 berjudul االسلطة االتشریيعیية /as-salthatu t-tasyriy’iyyah/ yang terdiri
dari 27 pasal, dari pasal ke-60 sampai dengan pasal ke-86. Terdapat
beberapa judul pasal di dalamnya, yaitu:
a. تنظیيم االبرلمانن /tanzhimu l-barlamaan/ dari pasal ke-60 sampai dengan
pasal ke-69.
b. سلطاتت االبرلمانن /salthaatu l-barlamaan/ dari pasal ke-70 sampai
dengan pasal ke-77.
c. مماررسة االسلطة االتشریيعیية /mumaarisatu as-salthat at-tasyriy’iyyah/ dari
pasal ke-78 sampai dengan pasal ke-86.
5. Bab 5 berjudul االسلطة االتنفیيذیية /as-salthatu t-tanfiidziyyah/ yang terdiri dari
delapan pasal, dari pasal ke-87 sampai dengan pasal ke-94.
6. Bab 6 berjudul االعلاقاتت بیين االسلط /al-‘alaaqaat bayna as-salth/ yang terdiri
dari 12 pasal, dari pasal ke-95 sampai dengan pasal ke-106. Terdapat
beberapa judul pasal di dalamnya, yaitu:
a. االعلاقة بیين االملك وواالسلطة االتشریيعیية /al-‘alaaqaah bayna al-malk wa as-
salthatu at-tasyrii’iyyah/ dari pasal ke-95 sampai dengan pasal ke-99.
b. االعلاقاتت بیين االسلطتیين االتشریيعیية وواالتنفیيذیية /al-‘alaaqaat bayna as-
salthatayni at-tasyrii’iyyah wa at-tanfiiziyyah/ dari pasal ke-100
sampai dengan pasal ke-106.
7. Bab 7 berjudul االسلطة االقضائیية /as-salthatu alqadhaiyyah/ yang terdiri dari
22 pasal, dari pasal ke-107 sampai dengan pasal ke-128. Terdapat
beberapa judul pasal di dalamnya, yaitu:
a. ااستقلالل االقضاء /Istiqlaal al-qadhaai/ dari pasal ke-107 sampai dengan
pasal ke-112.
Diferensiasi Konstitusi ..., Nadiyah Dinillah, FIB UI, 2016
b. االمجلس االأعلى للسلطة االقضائیية /al-majlis al-‘alaa li s-salthatu al-
qadhaiyyah/ dari pasal ke-113 sampai dengan pasal ke-116.
c. حقوقق االمتقاضیين ووقوااعد سیير االعداالة /huquuq al-mutaqaadhiin wa
qawaa’id siiru l-‘adaalah/ dari pasal ke-117 sampai dengan pasal
ke-128.
8. Bab 8 berjudul االمحكمة االدستورریية /al-mahkamah ad-dusturiyyah/ yang
terdiri dari enam pasal, dari pasal ke-129 sampai dengan pasal ke-134.
9. Bab 9 berjudul االجھهاتت وواالجماعاتت االتراابیية االأخرىى /al-jihaatu wa l-jamaa’aat
at-taraabiyyah al-ukhraa/ yang terdiri dari 12 pasal, dari pasal ke-135
sampai dengan pasal ke-146.
10. Bab 10 berjudul االمجلس االأعلى للحساباتت /al-majlis al-‘alaa li l-hisaabaat/
yang terdiri dari empat pasal, dari pasal ke-147 sampai dengan pasal ke-
150.
11. Bab 11 berjudul االمجلس االاقتصادديي وواالاجتماعي وواالبیيئي al-majlis al-
iqtishoodiyyah wa l-ijtimaa’iyy wa l-bayiyy/ yang terdiri dari tiga pasal,
dari pasal ke-151 sampai dengan pasal ke-153.
12. Bab 12 berjudul االحكامة االجیيدةة /al-hikaamah al-jayyidah/ yang terdiri dari
18 pasal, dari pasal ke-154 sampai dengan pasal ke-171. Terdapat
beberapa judul pasal di dalamnya, yaitu:
a. مباددئئ عامة /mabaadi’ ‘aammah/ dari pasal ke-154 sampai dengan
pasal ke-160.
b. مؤسساتت ووھھھهیيئاتت حمایية االحقوقق وواالحریياتت وواالحكامة االجیيدةة وواالتنمیية االبشریية
وواالمستداامة وواالدیيمقرااططیية االتشارركیية ھھھهیيئاتت حمایية حقوقق االإنسانن وواالنھهوضض بھها/muassasaatu wa Hayaati hidayah al-huquuq wa l-hurriyyaat wa l-
hakaamah al-jayyidah wa t-tanmiyath al-basyariyyah wa l-
mustadaamah wa l-diimuqroothiyyah at-tasyaarikiyyah Hayaaty
himaayati huquuqi l-insaan wa n-nuhuudhi biha/ dari pasal ke-161
sampai dengan pasal ke-164.
c. ھھھهیيئاتت االحكامة االجیيدةة وواالتقنیين /Hayaatu al-hakaamah al-jayyidah wa t-
taqniin/ dari pasal ke-165 sampai dengan pasal ke-167.
Diferensiasi Konstitusi ..., Nadiyah Dinillah, FIB UI, 2016
d. ھھھهیيئاتت االنھهوضض بالتنمیية االبشریية وواالمستداامة وواالدیيمقرااططیية االتشارركیية /Hayaatu
an-nuhuudh bi t-tanmiyyah al-basyariyyah wa l-mustadaamah wa d-
diimuqroothiyyah at-tisyaarikiyyah/ dari pasal ke-168 sampai dengan
pasal ke-171.
13. Bab 13 berjudul مرااجعة االدستورر /muraaja’ah ad-dustuur/ yang terdiri dari
empat pasal, dari pasal ke-172 sampai dengan pasal ke-175.
14. Bab 14 atau bab terakhir berjudul اانتقالیية ووختامیية أأحكامم /ahkaamu
intiqaaliyyah wa khitaamiyyah/ yang terdiri dari lima pasal, dari pasal ke-
176 sampai dengan pasal terakhir, yaitu pasal ke-180.
C. Penutup
Konstitusi Arab Saudi dan Maroko memang memiliki banyak perbedaan
walaupun bahasa dan sistem pemerintahan yang dianut sama. Perbedaan bentuk
konstitusi secara umum mulai dari awal dan pembukaan konstitusi, isi konstitusi berupa
batang dan tubuh, jumlah bab, pasal, dan ayat, pemilihan istilah yang digunakan dalam
konstitusi, dan akhir dari keseluruhan naskah konstitusi. Konstitusi Arab Saudi lebih
ringkas dibandingkan Konstitusi Maroko. Di halaman pertamanya terdapat judul dan
sambutan atau prakata awal dari Raja Fahd selaku raja yang tengah berkuasa ketika
konstitusi tersebut dibuat, sedangkan pada Konstitusi Maroko terdapat cover atau
sampul depan yang berisi judul dan lambang negara diikuti dengan prakata berupa
deskripsi tentang karakteristik konstitusi tersebut. Lalu, dilihat dari penggunaan istilah,
Konstitusi Arab Saudi menggunakan istilah ayat sebagai penjelasan dari judul bab di
atasnya, sedangkan Maroko menggunakan istilah pasal sebagai penjelas dari judul bab
di atasnya. Dilihat dari jumlah bab dan ayat atau pasalnya, Konstitusi Arab Saudi
memiliki 9 bab dan 83 ayat, sedangkan Konstitusi Maroko memiliki 14 bab dan 180
pasal. Di bagian akhir, Konstitusi Arab Saudi tidak ada penutup ataupun lampiran,
sedangkan Konstitusi Maroko terdapat beberapa lampiran berupa tabel.
Setelah membedakan bentuk batang dan tubuh antara Konstitusi Arab Saudi dan
Maroko, penulis juga membedakan tata urutan hierarki perundang-undangan kedua
negara. Dalam sistem pemerintahan Monarki Absolut yang diterapkan oleh Arab Saudi,
Basic Law of Government atau hukum dasar pemerintah berada di posisi ketiga setelah
Diferensiasi Konstitusi ..., Nadiyah Dinillah, FIB UI, 2016
al-Qur’an dan Hadits dalam kehidupan bernegara dan pengadilan, setelah itu disusul
dengan ijtihad jama’ dan ijtihad fardi. Hal ini terlihat dari sedikitnya jumlah bab dan
ayat dalam Konstitusi Arab Saudi dikarenakan hal-hal atau perkara yang tidak diatur
dalam konstitusi, semuanya dirujuk kepada aturan al-Qur’an dan Hadits. Sedangkan
hierarki tata aturan perundang-undangan di Maroko menempatkan Konstitusi Maroko di
urutan teratas yang mengatur segala lini kehidupan bernegara dan hukum, termasuk
pembagian kekuasaan antara raja dan perdana menteri telah diatur sedemikian rinci
dalam konstitusi, hal ini menyebabkan banyaknya jumlah bab dan pasal dalam
Konstitusi Maroko. Hal ini juga disebabkan dari perbedaan sistem monarki yang dianut
kedua negara, Arab Saudi dengan Monarki Absolutnya tidak membutuhkan konstitusi
yang terlalu rinci, sedangkan Maroko dengan Monarki Konstitusionalnya membutuhkan
pedoman yang mengatur rinci tata cara kehidupan bernegaranya.
Diferensiasi Konstitusi ..., Nadiyah Dinillah, FIB UI, 2016
DAFTAR PUSTAKA
Al-Farsy, Fouad. (1986). Saudi Arabia: A Case Study in Development, London: KPI
Limited.
Al-Farsy, Fouad. (2011). Modernity and Tradition: The Saudi Equation, UK: Knight
Communication.
Budiardjo, Miriam. (2003). Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Nuseibeh, Hasem Zaki. (2013). Ideas of Arab Nationalism, Literary Licensing.
Razwy, Sayed Ali Ashger. (1997). Muhammad Rasulullah Saw: Sejarah Lengkap
Kehidupan dan Perjuangan Nabi Islam, Jakarta: Pustaka Zahra.
Umam, Hafidzul. (2014). Maroko: Negeri Eksotis di Ujung Barat Dunia Islam, Jentera
Pustaka.
)2005ددستورر االمملكة االعربیية االسعوددیية : (
)2011ددستورر االمملكة االمغریيبیية : (تعدیيل
Situs resmi pemerintah Maroko: http://www.maroc.ma/en/content/const
Situs resmi pemerintah Maroko: http://www.maroc.ma/en/content/government
Diferensiasi Konstitusi ..., Nadiyah Dinillah, FIB UI, 2016