Upload
waode-jumriani-sittieka
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/22/2019 nakalah nematoda kelompok 1 ku.docx
1/15
NEMATODA
RUANGAN : E5
OLEH :
1. JUFRI2. LARIS MUNANDAR NEATI3.
LIDYA LESTARI
4. IRNA YANTI5. AYU ANDIRA WARDANA6. SRI AYU WULANDARI7. JUNIATIN LESTARI
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MANDALA WALUYA
KENDARI
2012
7/22/2019 nakalah nematoda kelompok 1 ku.docx
2/15
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, kita panjatkan pujji dan syukur kehadirat ALLAH SWT, karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
NEMATODA
Makalah ini memuat didalamnya sedikit banyak tentang teori dan pembahasan yang
berkaitan tentang protein. Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan / penulisan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran dari rekan-rekan mahasiswa dan dosen untuk perbaikan penyusunan makalah
berikutnya.
Penyusun berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua dalam
memahami dan mengetahui tentang gambaran umum tentang NEMATODA.
Demikianlah kata pengantar dari kami, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Kendari , September 2012
Penyusun
7/22/2019 nakalah nematoda kelompok 1 ku.docx
3/15
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang B. Tujuan
BAB III PEMBAHASAN
1. Ascaris lumbriciades 2. Enterebius Vermicucularis.. 3. Necator americanus dan Ancylostoma duodenale..4. 4.Trichuris trichiura (Trichocephalus dispar, cacing cambuk)..5. Strongyloides stercoralis.
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
7/22/2019 nakalah nematoda kelompok 1 ku.docx
4/15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nematoda mempunyai jumlah spesies yang terbesar diantara cacing-cacing yang hidup sebagai
parasit. Nematoda terdiri dari beberapa spesies, yang banyak ditemukan didaerah tropis dan
tersebar diseluruh dunia. Seluruh spesies cacing ini berbentuk silindrik (gilig), memanjang dan
bilateral simetris.cacing-cacing ini berbeda-beda dalam habitat,siklus hidup,dan hubungan
hospes-habitat (host-parasite relationship). Cacing ini bersifat uniseksual sehingga ada jenis
jantan dan betina. Cacing yang menginfeksi manusia diantaranya adalah N.americanus dan
A.duodenale sedangkan yang menginfeksi hewan (anjing/kucing) baik liar maupun domestik
adalah A.ceylanicum meskipun cacing ini dilaporkan dapat menjadi dewasa dalam usus halus
manusia dan tidak pernah menyebabkan creeping eruption, sedangkan A.caninum dan
A.braziliense tidak dapat menjadi dewasa dalam usus halus manusia dan menyebabkan creeping
eruption pada manusia. Akibat utama yang ditimbulkan bila menginfeksi manusia atau hewan
adalah anemia mikrositik hipokromik, karena Nematoda dapat menyebabkan pendarahan di usus.
Perbedaan morfologi antar spesies dapat dilihat dari bentuk rongga mulut, ada tidaknya gigi, dan
bentuk bursa kopulatriks cacing jantan. tambang tersebar luas di daerah tropis, pencegahan
tergantung pada sanitasi lingkungan, kebiasaan berdefikasi, dan memakai alas kaki.
Strongyloides stercoralis merupakan cacing Nematoda usus yang hidup parasit pada manusia,
namun dalam siklus hidupnya terdapat fase hidup bebas di tanah. Bentuk telurnya sulit
dibedakan dengan telur cacing tambang. Manusia dapat terinfeksi melalui 3 cara: yaitu langsung,tak langsung, dan autoinfeksi. Cara pencegahan dan penyebaran cacing ini sama seperti cacing
tambang. Obat yang efektif untuk strongyloidiasis adalah thiabendazol. Akibat utama yang
ditimbulkan adalah peradangan pada usus, disentri terus-menerus dan rasa sakit pada perut
bagian kanan atas. Diagnosis dengan menemukan larva dalam tinja atau dalam sputum penderita.
Pada cacing Nematoda usus ada beberapa spesies yang menginfeksi manusia maupun hewan.
7/22/2019 nakalah nematoda kelompok 1 ku.docx
5/15
Nematoda usus terbesar adalah A.lumbricoides yang bersama-sama dengan T.trichiura, serta
cacing tambang sering menginfeksi manusia karena telur cacing tersebut semuanya mengalami
pemasakan di tanah dan cara penularannya lewat tanah yang terkontaminasi sehingga cacing
tersebut termasuk dalam golongan soil-transmitted helminths. A.lumbricoides, T.trichiura dan
E.vermicularis mempunyai stadium infektif yaitu telur yang mengandung larva. Siklus hidup
A.lumbricoides lebih rumit karena melewati siklus paru-paru, sedangkan T.trichiura dan
E.vermicularis tidak. Gejala klinis penyakit cacing ini bila infeksi ringan tidak jelas, biasanya
hanya tidak enak pada perut kadang-kadang mual. Infeksi askariasis yang berat dapat
menyebabkan kurang gizi dan sering terjadi sumbatan pada usus. Trikhuriasis berat biasanya
dapat terjadi anemia, sedangkan pada enterobiasis gejala yang khas adalah gatal-gatal di sekitar
anus pada waktu malam hari saat cacing betina keluar dari usus untuk meletakkan telunya di
daerah perianal. Diagnosis askariasis dan trikhuriasis dengan menemukan telur dalam tinja
penderita, sedangkan untuk enterobiasis dapat ditegakkan dengan anal swab karena telur E.
vermicularis tidak dikeluarkan bersama tinja penderita.Infeksi cacing usus ini tersebar luas di
seluruh dunia baik daerah tropis maupun sub tropis. Anak-anak lebih sering terinfeksi dari pada
orang dewasa karena kebiasaan main tanah dan kurang/belum dapat menjaga kebersihan sendiri.
Semua infeksi cacing usus dapat dicegah dengan meningkatkan kebersihan lingkungan,
pembuangan tinja atau sanitasi yang baik, mengerti cara-cara hidup sehat, tidak menggunakan
tinja sebagai pupuk tanaman dan mencuci bersih sayuran/buah yang akan di makan mentah. Obat
cacing, seperti piperasin, mebendazole, tiabendazol, dan lain-lain dapat diberikan dengan hasil
yang cukup memuaskan.
B. Tujuan
Tujuan makalah ini disusun adalah antara lain :
Untuk mengetahui klasifikasi Nematoda Usus
Untuk mengetahui morfologi Nematoda Usus
Untuk mengetahui siklus hidup Nematoda Usus
Untuk mengetahui apa saja patologi dan gejala klinis penyakit yang disebabkan oleh Nematoda
Usus
Untuk mengetahui epidiomologi penyakit yang disebabkan oleh Nematoda Usus
7/22/2019 nakalah nematoda kelompok 1 ku.docx
6/15
BAB II
PEMBAHASAN
1. Ascaris lumbriciadesKlasifikasi : Ascaris Lumbricoides
Phylum : Nemathelmintes
Class : Nematoda
Subclass : Secernemta
Ordo : Ascoridida
Suoer family : ascoriciidea
Genus : Ascaris
Spesies : ascaris lumbricoides
Hospes dn DistribusiManusia merupakan satu-satunya hospes ascaris lumbricoides. Manusia, larva
ascaris akan berkembang menjadi dewasa dan mengadakan populasi serta
akhirnya bertelur. Penyakit yang disebabkannya disebut askariasis. Askariasis
merupakan penyakit parasite yang disebabkan oleh cacing gelang ascaris
lumbricoides. Yang merupakan penyakit kedua terbesar yang dkan oleh makhluk
parasit.
Penyakit ini sifatnya kosofolit, terdapat hamper diseluruh dunia. Prevalensi
ascariasis sekitar 70-80 %.
MorfologiCacing jantan berukuran sekitar 10-30 cm, sedangkan betina sekitar 22-35 cm.
pada cacing jantan ditemukan spikula atau bagian seperti untaian rambut diujung
7/22/2019 nakalah nematoda kelompok 1 ku.docx
7/15
ekornya (posterior). Pada cacing betina, pada sepertiga depan terdapat bagian
yang disebut cincin atau gelang populasi. Stadium dewasa cacing ini hidup
dirongga usus muda.
Cacing dewasa hidup pada usus manusia. Seekor cacing beetina dapat bertelur
hinga sekitar 200.000 telur perharinya. Telur yang telah dibuahi berukuran 60 X
45 mikron. Sedangkan telur yang tidak dibuahi bentuknya lebih besar sekitar 90 X
40 mikron. Telur yang telah dibuahi inilah yang dapat menginfeksi manusia.
Dalam lingkungan yang sesuai, telur yang dibuahi berkembang menjadi bentuk
infeksi dalam waktu 3 minggu.
Siklus HidupUSUS MANUSIA -> CACING -> TELUR CACING -> KELUAR BERSAMA
FESES -> TERSEBAR-> MENEMPEL PADA MAKANAN-> TERMAKAN->
MENETAS->LARVA->MENEMBUS USUS->ALIRAN DARAH -> JANTUNG
->PARU-PARU ->KERONGKONGAN ->TERTELAN->USUS MANUSIA-
>CACING DEWASA.
Telur ascaris yang berisi embrio diagnosis ascariasis dilakukan dengan
menemukan telur pada tinja pasien atau ditemukan cacing dewasa pada anus,
hidung, atau mulut.
Patologi dan Gejala KlinisGejala yang timbul pada penderita dapat disebabkan cacing dewasa dan larva,
biasanya terjadi pada saat berada diparu-paru. Gangguan yang disebabkan cacing
dewasa biasanya ringan. Kadang-kadang penderita mengalami gejala gangguan
usus ringan, seperti mual, nafsu makan berkurang, diare atau konstipasi. Efek
yang serius terjadi bila cacing-cacing menggumpal dalam usus sehingga terjadi
opstruksi usus (ileus). Pada keadaan tertentu cacing dewasa mengembara ke
saluran empedu, appendiks atau bronkus dan menimbulkan keadaan gawat darurat
sehingga kadang-kadang perlu tindakan operatif.
EpidemologiDi Indonesia, prevalensi askariasi tinggi, teruutama pada anak-anak. Frekuensi
antara 60 90 %. Penyakit ini dapat dicegah dengan menjaga kebersihan diri dan
lingkungan yang baik. Pemakaian jamban keluarga dapat memutus rantai siklus
7/22/2019 nakalah nematoda kelompok 1 ku.docx
8/15
hidup ascaris lumbricoides ini. Telur ascaris lumbricoides berkembang sangat
baik pada tanah liat yang memiliki kelembapan tinggi pada suhu 25 35 derajat
Celcius. Pada kondisi ini, telur tumbuh menjadi bentuk infektif (mengandung
larva) dalam waktu 2 3 minggu
2. Enterebius VermicucularisKlasifikasi : enterobius Vermicucularis
Phylum : Nemathelminthes
Class : Nematoda
Subclass : Secememtea
Ordo : Oxyurida
Super Famili : Oxyuroidea
Genus : eneterobius
Spesies : enterobius vermicularis
Hospes dan Nama penyakitHospesnya manusia. Nama penyakitnya adalah Oxyuriasis atau enterobiasis.
MorfologiCacing dewasa berukuran kecil, berwarna putih. Yang betina jauh lebih besar
daric acing jantan. Ukuran cacing betina sampai 13 mm. sedangkan yang jantan
sepanjang 5 mm. didaerah anterior sekitar leher, kutikulum cacing melebar yang
disebut sayap leher. Esophagus cacing ini juga khas bentuknya oleh karena
memiliki bentuk bulbus esophagus ganda, terdapat 3 buah bibir dan ekor yang
melengkung pada jantan. Sedangkan betinanya meruncing. Seekor cancing betina
memproduksi telur sebanyak 11.000 butir setiap harinya selama 2 sampai 3
minggu, sesudah itu cacing betina mati. Telur bentuk A simetrik ini tidak
berwarna, mempunyai dinding yang tembus sinar, dan berisi larva yang hidup.
7/22/2019 nakalah nematoda kelompok 1 ku.docx
9/15
Siklus HidupTELUR TERTELAN MELALUI JALAN NAFAS MENETAS DI
DUODENUM LARVA RABITIFORM CACING DEWAS DI JEJUNUM
BAGIAN ATAS ILEUM.
PatologiCacing dewasa jarang menimbulkan kerusakan jaringan yang berarti. Akibatnya
migrasinya ke daerah perianal dan perianal menimbulkan gatal gatal yang bila
di garuk dapat menimbulkan infeksi sekunder. Gatal-gatal ini juga dapat
menyebabkan gangguan tidur penderita. Kadang-kadang cacing mengadakan
migrasi ke daerha vagina dan tuba faloppi sehingga menyebabkan radang ringan
di daerah tersebut. Meskipun cacing seringkali dijumpai dalam appendiks, akan
tetapi menimbulkan appendiksittis. Bila tidak ada reinfeksi, enterobiasis dapat
sembuh dengan sendirinya oleh karena 2 sampai 3 minggu sesudah bertelur, caing
betina akan mati.
EpidemiologiCacing kremil tersebar luas diseluruh dunia baik di daerah tropic maupun
subtropik. Di daerah yang bersuhu rendah enterobiasis lebih banyak di jumpai
oleh karena di daerah dingin orang jarang mandi dan tidak sering mengganti
pakaian dalam.
3.Necator americanus dan Ancylostoma duodenale
Klasifikasi Necator americanus
Phylum : Nemathelminthes
Class : Nematoda
Subclass : Adenophorea
7/22/2019 nakalah nematoda kelompok 1 ku.docx
10/15
Ordo : Enoplida
Super famili : Rhabditoidea
Genus : Necator
Species: Necator americanus
Klasifikasi Ancylostoma duodenale
Phylum : Nemathelminthes
Class : Nematoda
Subclass : Secernemtea
Ordo : Rhabditida
Super famili : Rhabditoidea
Genus: Ancylostoma
Species: Ancylostoma duodenale
Hospes dan Nama PenyakitHospes definitif kedua cacing ini, adalah manusia. Cacing ini tidak mempunyai
Hospes perantara.Tempat hidupnya ada di dalam usus halus terutama jejunum dan
duodenum.Penyakit yang disebabkan oleh parasit ini disebut Nekatoriasis dan
Ankilostomiasis.
MorfologiCacing betina N.americanus tiap hari mengeluarkan telur kira-kira sekitar 9000
butir, sedangkan A.deudenale kira-kira 10.000 butir. Cacing betina berukuran
panjang kurang lebih 1 cm, cacing jantan 0,8 cm. Bentuk badan N.americanus
biasanya menyerupai huruf S, sedangkan A.duodenale menyerupai huruf C.
Rongga mulut kedua jenis cacing ini besar. N.americanus mempunyai benda kitin,
sedangkan pada A.duodenale ada dua pasang gigi. Cacing jantan mempunyai
bursa kopulatrik.
7/22/2019 nakalah nematoda kelompok 1 ku.docx
11/15
Telur dikeluarkan dengan tinja dan setelah menetas dalam waktu 1-1,5 hari,
kelurlah larva rabditiform. Dalam waktu kira-kira 3 hari larva rabditiform tumbuh
menjadi larva filoariform, yang dapat menembus kulit dan dapat hidup dalam 7-8
minggu di tanah. Telur cacing tambang yang besarnya kira-kira 60x40 mikron,
berbentuk bujur dan mempunyai dinding tipis. Di dalamnya terdapat beberapa sel.
Larva rabditiform panjangnya kira-kira 250 mikron, sedangkan larva filariform
panjangnya kira-kira 600 mikron.
Siklus HidupTelur -> Larva rabditiform -> Larva filariform -> menembus kulit -> kapiler
darah -> jantung kanan -> paru -> bronkus -> trakea -> laring -> usus halus.
PatologiGejala nekatoriasis dan ankilostomiasis 1Stadium Larva Bila banyak larva
filariform sekaligus menembus kulit, maka terjadi perubahan kulit yang disebut
ground itch. Perubahan pada paru biasanya ringan 2 Stadium dewasa Gejala
tergantung pada :
a). Spesies dan jumlah cacing
b). keadaan gizi menderita (Fe dan protein)
Tiap cacing N.americanus menyebabkan banyak kehilangan darah 0,005-0,1 cc
sehari, sedangkan A.duodenale 0,08-0,34 cc. Biasanya terjadi Adenmia hipokrommikrosita. Di samping itu juga terdapat eosinofilia. Bukti adanya toksin yang
menyebabkan anemia belum ada. Biasanya tidak menyebabkan kematian tetapi
daya tahan berkurang dan prestasi kerja turun.
EpidemiologiInsiden tinggi ditemukan pada penduduk di Indonesia terutama di pedesaan
khususnya di perkebunan. Seringkali golongan pekerja perkebunan yang langsung
behubungan dengan tanah mendapat infeksi lebih dari 70%. Kebiasaan defeksi
dan pemakaian tinja sebagai pupuk kebun penting dalam penyebaran infeksi.
Tanah yang baik untuk pertumbuhan larva adalah tanah gembur (pasir, humus)
dengan suhu optimal untuk N.americanus 28-32 C, sedangkan untuk
A.duodenale 23-25 C. Untuk menghindari infeksi salah satu antara lain, dengan
memakai alas kaki (sepatu, sandal).
7/22/2019 nakalah nematoda kelompok 1 ku.docx
12/15
4.Trichuris trichiura (Trichocephalus dispar, cacing cambuk)
Klasifikasi Trichuris trichiura
Phylum: Nemathelminthes
Class: Nematoda
Subclass: Adenophorea
Ordo: Enoplida
Super famili: Ttichinelloidea
Genus: Trichuris
Species: Trichuris trichiura
Hospes dan Nama PenyakitManusia merupakan hospes cacing ini. Penyakit yang disebabkannya disebut
Trikuriasis. Cacing ini lebih sering ditemukan bersama-sama Ascaris
lumbricoides. Cacing dewasa hidup di dalam usus besar manusia, terutama di
daerah sekum dan kolon. Cacing ini juga kadang-kadang ditemukan di apendiks
dan ileum (bagian usus palaing bawah). Bagian distal penyakit yang disebabkan
cacing ini disebut Trikuriasis.
MorfologiCacing betina panjangnya kira-kira 5 cm, sedangkan cacing jantan kira-kira 4 cm.
Bagian anterior langsing seperti cambuk, panjangnya kira-kira 3/5 dari panjang
seluruh tubuh. Bagian posterior bentuknya lebih gemuk, pada cacing betina
bentuknys membulat tumpul dan pada cacing jantan melingkar dan terdapat satu
spikulum.
Telur berukuran 50 54 mikron x 32 mikron, berbentuk seperti tempayan dengan
semacam penonjolan yang jernih pada kedua kutub. Kulit telur bagian luar
berwarna kuning-kekuningan dan bagian dalamnya jernih. Telur berisi sel telur(dalam tinja segar).
Siklus HidupCacing dewasa hidup di usus besar manusia -> telur keluar bersama tinja
penderita -> di tanah telur menjadi infektif -> infeksi terjadi melalui mulut dengan
7/22/2019 nakalah nematoda kelompok 1 ku.docx
13/15
masuknya telur infektif bersama makanan yang tercemar atau tangan yang kotor.
Masa pertumbuhan mulai dari telur yang tertelan sampai cacing dewasa betina
melatakkan telur kira-kira 30-90 hari. Telur yang dibuahi dikeluarkan dari hospes
bersama tinja. Telur tersebut menjadi matang, yaitu telur yang berisi larva dan
merupakan bentuk infektif, dalam waktu 3 samapai 6 minggu dalam lingkungan
yang lembab dan tempat yang teduh. Cara infektif secara langsung bila kebetulan
hospes menelan telur matang. Larva keluar melalui dinding telur dan masuk ke
dalam usus halus. Sesudah dewasa cacing turun ke usus bagian distal dan masuk
ke daerah kolon, terutama sekum. Jadi cacing ini tidak mempunyai siklus paru.
Patologi dan Gejala KlinisCacing Trichuris pada manusia terutama hidup di sekum, akan tetapi dapat juga
ditemukan di kolon asendens. Pada infeksi berat terutama pada anak, cacing ini
tersebar di seluruh kolon dan rrektum. Kadang-kadang terlihat di mukrosa rektum
yang mengalami prolapsus akibat mengejannya penderita pada waktu defekasi.
Cacing ini memasukan kepalanya ke dalam mukosa usus, hingga terjadi tyraumayang menimbulkan iritasi dan peradangan mukosa usus. Pada tempat
perlekatannya terjadi pendarahan. Di samping ini ternyata cacing ini menghisap
darah hospesnya, sehingga dapat menyebabkan anemia.Penderita terutama anak
dengan infeksi Trichuris yang berat dan menahun, menunjukan gajala-gejala
nyata seperti diare yang sering diselingi dengan sindrom disehuris yang berat dan
menahun, menunjukan gajala-gejala nyata seperti diare yang sering diselingi
dengan sindrom disentri, anemia, berat badan turun dan kadang-kadang disertai
prolapsus rektum. Infeksi berat Trichuris trichiura sering disertai dengan infeksi
cacing lainnya atau protozoa. Infeksi ringan biasanya tidak memberikan gejala
klinis jelas atau sma sekali tanpa gejala, parasit ini ditemukan pada tinja secararutin.
EpidemiologiYang penting untuk penyebaran, penyakit adalah kontaminasi tanah dengan tinja.
Telur tumbuh di tanah liat, tempat lembab dan tduh dengan suhu optimum kira-
kira 30C. Di berbagai negeri pemakaian tinja sebagai pupuk kebun merupakan
sumber infeksi. Frkuensi di Indonesia tinggi. Di beberapa daerah pedesaan di
Indonesia frekuensinya berkisar antara 30 90 %. Di daerah yang sangat endemik
infeksi dapat dicegah pengobatan penderita trikuriasis, pembuatan jamban yang
baik dan pendidikan tentang sanitasi dan kebersihan perorangan, terutama anak.
Mencuci tangan sebelum makan, mencicu dengan baik sayuran yang dimakan
mentah adalah penting apalagi di negeri-negeri yang memakai tinja sebagai
pupuk.
7/22/2019 nakalah nematoda kelompok 1 ku.docx
14/15
BAB III
PENUTUP
A. KesimpulanManusia merupakan hospes dari beberapa Nematoda usus. Sebagian besar
daripada nematode ini merupakan masalah-masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia. Penularan cacing nematode parasitusus dapat melalui tanah yang
disebut Soil transmitted helminth (ascaris lumbricoide, necator Ameriacanos) dan
yang tidak ditularkan melalui tanah (enterobius vemicularis dan trichinella
spiralis). Faktor tingginya infeksi caing usus di Indonesia disebabkan oleh iklim
tropiss yang panas da lembab, pendidikan rendah, sanitasi lingkungan dan
perseorangan buruk, sarana jamban keluarga kurang, pencernaan lingkungan oleh
tinja manusia dan kepadatan penduduk yang tinggi.
B. SaranUntuk mencegah infeksi nematode parasite usus berikut adalah langkah-langkah yang
perlu dilakukan :
1. Mengobati penderita dan massa2. Pendidikan kesehatan prbadi dan lingkungan3. Menjaga kebersihan makanan atau memasak makanan dengan baik4. Memakai alas kaki bila berjalan di tanah ( untuk mencagah infeksi cacing tambang
dan strongilidiasis)
5. Pembuatan MCK yang sehat dan teratur
7/22/2019 nakalah nematoda kelompok 1 ku.docx
15/15
DAFTAR PUSTAKA
http://www.medicine.mcgill.ca/tropmed/txt/lecture4%20intest%20nematodes.htmDiakses 29mei
2008
Onggowaluyo, J.S. 2002. Parasitologi Medik I. Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta
http://www.medicine.mcgill.ca/tropmed/txt/lecture4%20intest%20nematodes.htmDiakseshttp://www.medicine.mcgill.ca/tropmed/txt/lecture4%20intest%20nematodes.htmDiakses