Upload
ferdierizawa
View
1.042
Download
87
Embed Size (px)
Citation preview
NASKAH AKADEMIK
PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH (PERUSDA)
KABUPATEN SERUYAN
DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UMKM
KABUPATEN SERUYAN
TAHUN 2012
Naskah Akdemik Pembentukan Perusda Kabupaten Seruyan | 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berlakunya otonomi daerah bermakna dimulailah suatu era baru dalam pembiayaan
pembangunan daerah. Pada waktu yang lalu pemerintah pusat memiliki banyak peranan
dalam perencanaan pembangunan di daerah, namun sekarang dalam sistem otonomi,
daerah memiliki keleluasaan mengatur dirinya sendiri. Di sisi lain daerah juga dituntut
lebih mandiri, termasuk membiayai seluruh kegiatannya sehingga Pemda harus
bertanggung jawab atas pembangunan di daerahnya.
Hal diatas sejalan dengan semangat otonomi daerah yang pada dasarnya
memberikan kesempatan seluas luasnya kepada Pemda untuk mencari sumber-sumber
penghasilan bagi peningkatan pendapatan asli daerah sebagai salah satu modal
pembangunan daerahnya, dengan demikian daerah dipacu untuk melakukan pemanfaat
sumber daya yang dimiliki secara maksimal
Pendirian BUMD/Perusahaan Daerah oleh Pemda merupakan salah satu cara untuk
memenuhi pendapatan asli daerah, pendirian ini merupakan upaya Pemda untuk
menambah sumber pendapatan daerah dari hasil pengeolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan, sebagai mana yang diatur didalam Pasal 157 huruf “a” angka 4 Undang-
undang Nomor 34 tahun 2004 tentang PemdaSejarah membuktikan bahwa bangsa
Indonesia telah mengisi kemerdekaan dengan berbagai pembangunan di segala bidang.
Di Kabupaten Seruyan pembentukan perusahaan daerah ini adalah sebagai tindak
lanjut dari Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2004 tentang Pendirian Badan Usaha Milik
Daerah Kabupaten Seruyan dan merupakan salah satu upaya pemerintah Kabupaten
Seruyan untuk mewujudkan maksud dan tujuan sebagaimana dimaksud didalam paragraf
di atas. Perusahaan Daerah dibentuk dengan maksud sebagai pelaksana kegiatan usaha
berorientiasi komersil dan profit, peningkatan pelayanan masyarakat, pioneering kegiatan
usaha berbasis potensi lokal, prime mover untuk meningkatkan nilai tambah Sumber Daya
Alam, dan penghela perekonomian daerah. Dengan demikian keberadaan Perusahaan
Daerah diharapkan dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Seruyan
dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Seruyan secara luas.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada Latar Belakang maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut :
Naskah Akdemik Pembentukan Perusda Kabupaten Seruyan | 2
1. Sejauh manakah tingkat kebutuhan Kabupaten Seruyan untuk membentuk Perusahaan
Daerah ?
2. Apakah Perusahaan Daerah perlu dibentuk dengan Peraturan Daerah?
3. Apakah yang menjadi dasar pertimbangan pembentukan Peraturan Daerah tentang
Pembentukan Perusahaan Daerah ?
4. Apakah sasaran utama pembentukan Perusahaan Daerah (PD) ?
C. Tujuan dan Kegunaan Kegiatan Penyusunan Naskah Akademik
Sesuai dengan ruang lingkup identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, tujuan
penyusunan Naskah Akademik adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan tingkat kebutuhan Kabupaten Seruyan untuk membentuk Perusahaan
Daerah.
2. Merumuskan dasar hukum pembentukan peraturan tentang Pembentukan Perusahaan
Daerah di Kabupaten Seruyan.
3. Merumuskan sasaran utama pembentukan Perusahaan Daerah.
4. Sebagai acuan atau referensi penyusunan dan pembahasan Rancangan Peraturan
Daerah Pembentukan Perusahaan Daerah
D. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penyusunan Naskah Akademik ini adalah metode
yuridis normatif dilakukan melalui studi pustaka yang menelaah data sekunder, baik yang
berupa perundang-undangan, hasil pengkajian dan referensi lainnya.
Naskah Akdemik Pembentukan Perusda Kabupaten Seruyan | 3
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTEK EMPIRIS
A. KAJIAN TEORITIS
Berlakunya otonomi daerah dapat diartikan dengan dimulainyalah suatu era baru
dalam pembiayaan pembangunan daerah. Pada waktu yang lalu pemerintah pusat memiliki
banyak peranan dalam perencanaan pembangunan di daerah, namun sekarang dalam sistem
otonomi, daerah memiliki keleluasaan mengatur dirinya sendiri. Di sisi lain daerah juga
dituntut lebih mandiri, termasuk membiayai seluruh kegiatannya sehingga Pemda harus
bertanggung jawab atas pembangunan di daerahnya.
Sejalan dengan upaya pemberdayaan daerah, pemerintah pusat juga melakukan
penyerahan berbagai sumber-sumber pembiayaan untuk dipergunakan oleh daerah dalam
melaksanakan otonomi daerah tersebut. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang
Pemda dan peraturan organiknya mengatur dengan terperinci sumber-sumber pembiayaan
Pemda dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah. Pada dasarnya menurut ketentuan yang
ada tersebut, sumber-sumber keuangan Pemda terdiri atas:
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
2. Dana Perimbangan, yang terdiri atas: Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi
Khusus (DAK) dan Bagi Hasil (Pajak; terutama PBB, BPHTB dan PPh
perseorangan, maupun bukan pajak; khususnya bagi hasil yang berasal dari sumber
daya alam ).
3. Pinjaman daerah.
Isyarat bahwa PAD harus menjadi bagian sumber keuangan terbesar bagi
pelaksanaan otonomi daerah menunjukkan bahwa PAD merupakan tolak ukur terpenting
bagi kemampuan daerah dalam menyelenggarakan dan mewujudkan otonomi daerah,
sehingga PAD mencerminkan kemandirian suatu daerah. Oleh karena PAD merupakan
sumber penerimaan yang murni dari daerah, merupakan modal bagi daerah sebagai biaya
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah. Meskipun PAD tidak seluruhnya
dapat membiayai total pengeluaran daerah, namun porsi PAD terhadap total penerimaan
daerah tetap merupakan indikasi derajat kemandirian keuangan suatu Pemda. Otonomi
daerah telah memberikan nuansa baru dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah,
antara lain : Pertama, berusaha menarik investor untuk menanamkan investasinya. Kedua,
menyusun Peraturan Daerah sebagai dasar legitimasi untuk menarik berbagai iuran
sehingga PAD meningkat. Ketiga, membentuk BUMD. Semangat otonomi daerah
Naskah Akdemik Pembentukan Perusda Kabupaten Seruyan | 4
merangsang gairah Pemda terutama daerah-daerah kaya untuk mendirikan BUMD, dengan
kata lain otonomi daerah memberikan ruang bagi Pemda untuk berbisnis.
Sehubungan dengan itu, sesungguhnya usaha dan kegiatan ekonomi daerah yang
bersumber dari hasil BUMD telah berjalan sejak lama, secara juridis BUMD dibentuk
berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah, namun
kemudian lebih kurang 7 (tujuh) tahun sejak pengesahannya, dengan alasan pemurnian
pelaksanaan UUD 1945. Pemerintah mencabut Undang-undang tersebut melalui Undang-
undang Nomor 6 tahun 1969 tentang Pernyataan Tidak Berlakunya Berbagai Undang
Undang Dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang.
Pada masa itu pemerintah melakukan peninjauan kembali beberapa produk-produk
legislatif yang berbentuk Undang-undang dan peraturan pemerintah pengganti Undang-
undang, sebagaimana yang ditentukan dalam Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Sementara No. XIX/MPRS/1966 tertanggal 5 Juli 1966 dan Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Sementara No. XXXIX/MPRS/1968 tertanggal 27 Maret 1968 4.
Dari hasil peninjauan tersebut direkomendasikan pencabutan beberapa peraturan
perundang-undangan, termasuk di antarannya Undang-Undang Nomor 5 tahun 1962
tentang Perusahaan Daerah.
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah secara juridis
formal masih berlaku sesuai dengan ketentuan Pasal 2 Undang-undang Nomor 6 tahun
1969 tentang Pernyataan Tidak Berlakunya Berbagai Undang Undang Dan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-undang, Pasal 2 menyatakan :
“Pernyataan tidak berlakunya Undang-undang yang tercantum dalam
Lampiran III Undang-undang ini ditetapkan pada saat Undang-undang yang
menggantikannya mulai berlaku “
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1962 tetang Perusahaan Daerah masih berlaku
sampai dengan disahkannya Undang-undang penggantinya. Namun sampai saat ini belum
ada undang-undang pengantinya, sedangkan dari sudut materi Undang- undang Nomor 5
tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah memiliki semangat berbeda dengan situasi dan
kondisi sekarang. Semangat demokratisasi ekonomi belum menjadi paradigma
pembangunan ekonominya, sehingga dalam implementasinya Undang-undang tersebut
sudah tidak relevan dan kurang mampu mengakomodasi penyelenggaraan BUMD serta
tidak dapat menjawab dinamika manajemen perusahaan yang menyangkut berbagi aspek
antara lain personil kelembagaan, tata kerja yang tidak dapat mengemban fungsi dan
peranya dalam mendukung fungsi perusahaan sebagai kontributor PAD.
Untuk menjawab masalah tersebut banyak Pemda melakukan langkah dengan
merubah bentuk badan hukum BUMD yang dimilikinya khususnya pada perusahaan yang
Naskah Akdemik Pembentukan Perusda Kabupaten Seruyan | 5
berorientasi pada keuntungan, perubahan bentuk badan hukum ini secara langsung akan
berpengaruh pada aspek kepemilikan yang berkenaan dengan permodalan atau saham.
Pada mulanya saham atas perusahan tersebut terpusat pada satu kepemilikan, namun ketika
kebijakan merubah bentuk badan hukum BUMD diambil oleh Pemda, maka akan
berdampak pada kepemilikan BUMD.
Sejatinya keberadaan badan usaha milik daerah (BUMD) memiliki peran sebagai
lembaga yang melayani masyarakat. Namun ketika dituntut menjadi sebuah usaha yang
profesional, BUMD juga diharapkan bisa menghasilkan atau memberikan profit. Upaya
untuk membawa BUMD menjadi sebuah perusahaan yang profesional tetap menjadi
agenda utama. Namun harus dilihat bahwa sebagai badan usaha yang dibentuk oleh
pemerintah daerah, BUMD tidak bisa begitu saja berorientasi profit.
Dari total jumlah badan usaha milik daerah (BUMD) sebanyak 1.007 perusahaan di
seluruh Indonesia, ternyata sekitar 80 persen diantaranya belum dikelola secara
profesional. Ketua Umum DPP Badan Kerjasama BUMD Seluruh Indonesia (BK BUMD-
SI) Arif Afandi mengatakan, saat ini terdapat 1.007 BUMD secara nasional dengan total
aset mencapai Rp 343,1 triliun. Sayangnya, potensi yang cukup besar ini belum seluruhnya
dikelola secara profesional.
Berdasar data di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), per akhir 2011 total
aset BUMD sebesar Rp 343,1 triliun dengan rincian Rp 310,716 triliun atau 90,6 persen
merupakan aset bank pembangunan daerah (BPD), Rp 11,454 triliun atau 3,3 persen
merupakan aset bank perkreditan rakyat (BPR), PDAM sebesar Rp 9,326 triliun atau 2,7
persen, dan aneka usaha Rp 11,6 triliun atau 3,4 persen.
B. PRAKTEK EMPIRIS
1. Tujuan
Pembentukan perusahaan daerah di Kabupaten Seruyan adalah :
(1) Mengoptimalkan implementasi Kompetensi Inti Industri Daerah Kabupaten Seruyan.
(2) Memfasilitasi pengembangan industrialisasi komoditi unggulan yang ada di
Kabupaten Seruyan.
(3) Mengelola kawasan industri Kabupaten Seruyan.
(4) Mengoptimalkan potensi ekonomi di Kabupaten Seruyan menjadi kegiatan produktif
yang memberikan kesejahteraan kepada masyarakat kabupaten Seruyan dan
memberikan kontribusi pada PAD Kabupaten Seruyan.
Naskah Akdemik Pembentukan Perusda Kabupaten Seruyan | 6
(5) Menjadi pemimpin dalam penguatan ekonomi lokal dan mewujudkan kemandirian
perekonomian dan keuangan daerah Kabupaten Seruyan.
2. Karakter Perusahaan Daerah
Perusahaan daerah Kabupaten Seruyan dibangun sebagai sebuah perusahaan yang
dapat mengelola kegiatan usaha/bisnis secara profesional, mampu menjadi mitra investasi
di Kabupaten Seruyan, dan tetap menjaga partisipasi aktif serta keterlibatan masyarakat
dalam kegiatan usaha/investasi di Kabupaten Seruyan.
3. Bentuk Perusahaan Daerah
Dengan pertimbangan tujuan dan karakter perusahaan daerah tersebut diatas, maka
bentuk badan hukum dari perusahaan daerah Kabupaten Seruyan adalah PERUSAHAAN
DAERAH yang mengacu kepada UU No.5 Tahun 1962 Tentang Perusahaan Daerah,
Keputusan Mendagri No.3 Tahun 1998, dan tetap fleksibel untuk disesuaikan dengan UU
BUMD yang akan diterbitkan kelak.
Perusahaan daerah ini akan menjadi holding dari kegiatan usaha yang
dikembangkan baik secara mandiri, bermitra dengan swasta/investor, dan bermitra dengan
perusahaan daerah di kabupaten/kota/provinsi lainnya.
4. Bidang Usaha
Bidang usaha yang dikembangkan oleh perusahaan daerah Kabupaten Seruyan terdiri dari
bidang usaha utama (core business) dan bidang usaha lainnya (non-core business).
Bidang usaha utama meliputi :
1. Pengelolaan industrialisasi pisang; meliputi kegiatan budidaya pisang, industri
pengolahan pisang, dan industri turunan yang bahan baku utamanya adalah hasil dari
industri pengolahan pisang. Industri pengolahan pisang dimaksud meliputi industri
tepung pisang, industri gula pisang (sukrosa, fruktosa, glukosa), industri kimia nabati,
industri pengolahan bagian lain pisang selain buah, industri makanan/minuman dari
pisang, dan industri pengemasan pisang segar.
2. Pengelolaan kawasan industri; meliputi kerjasama pembangunan kawasan industri,
penyediaan jasa/fasilitas pendukung kawasan industri, dan pengelolaan kawasan
industri kecil.
3. Pengelolaan industri agro (industri pengolahan) yang bersumber dari komoditi
unggulan Kabupaten Seruyan meliputi ikan, karet, sawit (dari kebun rakyat), singkong,
aren, jahe, tanaman minyak atsiri, dan rotan.
Naskah Akdemik Pembentukan Perusda Kabupaten Seruyan | 7
4. Bidang usaha lainnya meliputi :
(1) Fasilitasi pengelolaan 20% lahan perkebunan dan kehutanan yang diperuntukkan
bagi CSR bersama masyarakat setempat.
(2) Kerjasama kegiatan pertambangan.
(3) Kerjasama kegiatan industri pengolahan hasil tambang, terutama besi.
(4) Kerjasama jasa transportasi, baik lokal, antar daerah satu provinsi, antar provinsi,
antar pulau, dan ekspor impor, terutama untuk barang.
(5) Kerjasama pembangunan dan pengelolaan menara telekomunikasi.
(6) Kerjasama pembangunan dan pengelolaan pembangkitan listrik.
(7) Dan bidang usaha lainnya yang dapat dikembangkan sesuai dengan potensi dan
kebutuhan Kabupaten Seruyan maupun daerah lain.
Adapun struktur bidang usaha Perusahaan Daerah adalh sebagai berikut :
5. MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSDA
Perusahaan daerah memiliki organisasi sebagai berikut :
(1) Badan Pengawas; yang melibatkan unsur :
Sekda (Ketua Badan Pengawas).
Asisten Daerah Bidang Perekonomian.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM.
Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi.
Kepala Dinas Pertanian.
Kepala Dinas Kehutanan.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan.
PERUSDA KABSERUYAN
BIDANG USAHAUTAMA
INDUSTRIPENGOLAHAN
PISANG
BIDANG USAHALAINNYA
PENGELOLAANKAWASANINDUSTRI
INDUSTRI AGROKOMODITI
UNGGULAN
PENGELOLAANKAWASANINDUSTRI
Naskah Akdemik Pembentukan Perusda Kabupaten Seruyan | 8
Kepala Dinas Pertambangan dan Energi.
(2) Badan Pengurus/Dewan Direksi, yang beranggotakan :
Direktur Utama.
Direktur Umum dan Keuangan.
Direktur Produksi dan Pemasaran.
(3) Manajemen :
Manajer Produksi dan Pemasaran (per bidang usaha); Strategic Business Unit
(untuk mengelola unit usaha dari kelompok bidang usaha utama). Jadi ada
Manajer SBU Pisang, Manajer SBU Industri Agro, dan Manajer Kawasan
Industri.
Manajer Produksi dan Pemasaran (General Manajer); Strategic Business Unit
(untuk mengelola unitusaha dari kelompok bidang usaha lainnya).
Manajer Personalia.
Manajer Keuangan.
Sekretaris Perusahaan.
(4) Satuan Tenaga Ahli.
(5) Satuan Pengawas Intern.
Staf lainnya disusun berdasarkan kebutuhan di masing-masing manajer/setingkat
manajer. Dalam pengembangan usaha, perusahaan daerah menitikberatkan pengembangan
usaha secara kerjasama dengan pihak swasta atau investor. Kerjasama dilakukan oleh SBU
sesuai dengan sub bidang usaha yang dikembangkan. Kerjasama tersebut membentuk anak
perusahaan, dimana Perusahaan Daerah akan menjadi pemegang saham. Untuk kegiatan
bidang usaha utama diupayakan agar Perusahaan Daerah menjadi pemegang saham
mayoritas, sedangkan untuk bidang usaha lainnya sesuai dengan kontribusi yang
diberikan/disediakan oleh Perusahaan Daerah. Oleh karena itu di dalam pengelolaan unit
usaha akan dibentuk joint management, dimana setiap manajer SBU akan menjadi anggota
direksi di dalam anak perusahaan tersebut. Perusahaan daerah sendiri dikembangkan
sebagai holding dengan 100% kepemilikan adalah Pemerintah Kabupaten Seruyan.
Secara umum struktur organisasi perusahaan daerah direncanakan sebagai berikut :
Naskah Akdemik Pembentukan Perusda Kabupaten Seruyan | 9
Dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan daerah dan efektivitas pengelolaan,
pengawasan dan pengembangan perusahaan daerah maka dilakukan mekanisme :
Laporan berkala dari Direksi kepada Badan Pengawas per 3 bulan.
Laporan bulan dari Manajemen kepada Direksi per 3 bulan.
Rapat Badan Pengawas dan Direksi sekurang-kurangnya satu kali setiap 3 bulan.
Evaluasi berkala kinerja individual per 6 bulan.
6. Pembiayaan, Investasi Dan Kemitraan
Pembiayaan perusahaan daerah bersumber dari :
(1) Penyertaan modal Pemerintah Kabupaten Seruyan.
(2) Hibah dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dan/atau Pemerintah Pusat.
(3) Penjualan saham anak perusahaan.
(4) Pinjaman usaha yang sah.
Penyertaan modal pemerintah Kabupten Seruyan dilakukan untuk hal-hal sebagai berikut :
(1) Biaya operasional perusahaan daerah selama 12 bulan pertama. (overhead, honor,
(2) Penyusunan Corporate Plan (sebaiknya dilakukan oleh Bappeda).
(3) Penyusunan feasebility study dan business plan 3 bidang usaha utama (industri
pengolahan pisang, kawasan industri, dan industri pengolahan komoditi
lainnya/industri agro).
BUPATI
BADAN PENGAWAS
DIREKSISEKRETARIS
PERUSAHAAN
UNIT TENAGAAHLI/PRAKTISI
MANAJER SBU PISANG MANAJER SBUKAWASAN INDUSTRI
MANAJER SBUAGROINDUSTRI
MANAJERUMUM
MANAJERKEUANGAN
UNIT USAHA ATAU PT PATUNGAN
Naskah Akdemik Pembentukan Perusda Kabupaten Seruyan | 10
(4) Sosialisasi keberadaan Perusda di Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
dan asosiasi BUMD Indonesia.
(5) Pembangunan miniplant industri pengolahan pisang.
Penyertaan modal Pemerintah Kabupaten Seruyan kepada Perusda ini diperkirakan
mencapai 5 milyar rupiah.
Kemitraan dilakukan dalam ketentuan sebagai berikut :
(1) Mengelola unit usaha di bawah SBU.
(2) Kerjasama kemitraan diawali oleh MOU antara Perusda dan swasta/investor
yang disaksikan oleh Bupati Seruyan.
(3) Kemitraan dilakukan dalam bentuk perseroan terbatas, yang didirikan selambat-
lambatnya 1 tahun setelah MOU.
(4) Perhitungan saham perusda dilakukan dalam bentuk penyediaan tanah siap
bangun untuk bangunan, pengurusan perijinan, jaminan penyediaan bahan
baku, penyediaan sumber daya manusia, dan jaminan keamanan investasi.
Sementara itu pihak swasta/investor menyediakan biaya untuk membangun
pabrik dan kelengkapannya, modal kerja yang disesuaikan dengan FS dan
business plan, dan jaminan pasar.
(5) Sekurang-kurangnya saham perusahaan daerah untuk bidang usaha utama
adalah 35%, dan untuk bidang usaha lainnya 15%.
7. Sumber Daya Manusia
Penyediaan sumber daya manusia adalah persoalan penting dan kritis dalam industrialisasi
luar Jawa hampir disemua daerah. Penyediaan sumber daya manusia di Kabupaten Seruyan
juga menghadapi hal yang sama, apalagi dalam rangka pembangunan perusahaan daerah
menuju perusahaan daerah yang profesional. Oleh karena itu dilakukan beberapa strategi
untuk pengembangan sumber daya manusia.
Dalam rangka pengembangan sumber daya manusia untuk Perusahaan Daerah Kabupaten
Seruyan ini dilakukan tahapan sebagai berikut :
(1) Setelah Perusda ditetapkan melalui Perda, maka selanjutnya dibentuk Badan
Pengawas dengan Keputusan Bupati.
(2) Badan Pengawas kemudian membentuk Unit Tenaga Ahli/Praktisi untuk
mendampingi Badan Pengawas dalam menyusun struktur perusahaan, target kinerja,
dan menetapkan kriteria personal untuk setiap struktur.
Naskah Akdemik Pembentukan Perusda Kabupaten Seruyan | 11
(3) Rekruitmen Direksi Perusahaan Daerah.
(4) Penetapan Direksi Perusahaan Daerah. sebagai catatan, Direksi Perusahaan Daerah
tidak ditetapkan masa jabatan. Tetapi ditetapkan target kerja berdasarkan kriteria
tertentu yang akan dievaluasi per tahun, sehingga untuk efisiensi dan efektivitas,
Badan Pengawas dapat mengganti Direksi kapan pun setelah dirapatkan dan
direkomendasi Unit Tenaga Ahli/Praktisi.
(5) Untuk rekruitmen Badan Pengurus/Direksi dilakukan dengan cara terbuka. Calon
Direksi dilihat kualifikasinya dari kemampuan menyusun kerangka business plan
untuk Perusahaan Daerah.
(6) Badan Pengurus/Direksi diusulkan oleh Badan Pengawas kepada Bupati dan
ditetapkan melalui Keputusan Bupati beserta target kinerja yang harus dicapai dalam
masa tertentu. Badan Pengurus/Direksi langsung menyusun business plan bersama-
sama dengan Unit Tenaga Ahli/Praktisi.
(7) Badan Pengurus/Direksi melakukan seleksi Manajer SBU dan setingkat manajer
lainnya. Proses seleksi ini dilakukan dengan penekanan pada kemampuan membuat
rencana aksi dari business plan yang sudah ditetapkan.
(8) Manajer ditetapkan oleh Badan Pengurus/Direksi. Selanjutnya para Manajer
memperbaiki dan menjalankan rencana aksi serta mengangkat staf berdasarkan
kebutuhan.
Untuk meningkatkan kemampuan staf dan kinerja personal, maka setiap 3 bulan sekali
akan dilakukan re-assessment dan evaluasi oleh Badan Pengawas bersama Unit Tenaga
Ahli/Praktisi.
8. Action Plan/Rencana Tindak
Tahun 2012 :
Diselesaikan kerangka dasar perusahaan daerah.
Diselesaikan Rancangan Perda mengenai Pembentukan Perusda Kabupaten
Seruyan.
Disepakati nama Perusda.
Didaftarkan Rancangan Perda Perusda dalam Prolegda 2013.
Diusulkan penyertaan modal kepada Perusda sebesar 2 milyar rupiah.
Tahun 2013 :
Diterbitkan Perda Perusda (sebaiknya triwulan pertama).
Naskah Akdemik Pembentukan Perusda Kabupaten Seruyan | 12
Dibentuk dan ditetapkan Badan Pengawas.
Dibentuk dan ditetapkan Unit Tenaga Ahli/Praktisi.
Dilaksanakan rekruitmen Badan Pengurus/Direksi.
Ditetapkan Badan Pengurus/Direksi.
Dilaksanakan penyusunan corporate plan dan business plan.
Dilaksanakan rekruitmen Manajemen dan kelengkapannya.
Ditetapkan cashflow dan rencana kerja tahun 2014.
Sosialisasi perusahaan daerah.
Tahun 2014 :
Dilaksanakan rencana kerja dan cashflow.
Naskah Akdemik Pembentukan Perusda Kabupaten Seruyan | 13
BAB III
EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
TERKAIT
Secara umum istilah BUMD baru dikenal pada tahun 1999 dengan diundangkannya
Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemda, di dalam Pasal 84 Undang-undang
Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemda menyebutkan bahwa Daerah dapat memiliki BUMD
sesuai dengan peraturan perUndang-undangan dan pembentukannya diatur dengan
Peraturan Daerah, namun ketentuan tersebut tidak memberikan definisi yang jelas tentang
BUMD, kemudian keberadaan BUMD ini juga masih dipertegas dalam perubahan Undang
Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemda dengan Undang-undang Nomor 34 tahun
2004 tentang Pemda, Pasal 177 Undang-undang Nomor 34 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah menyebutkan :
“Pemda dapat memiliki BUMD yang pembentukan, penggabungan, pelepasan
kepemilikan, dan/atau pembubarannya ditetapkan dengan Peraturan Daerah
yang berpedoman pada peraturan perUndang-undangan”
Dari uraian kedua Pasal tersebut belum memberi kejelasan tentang batasan maupun
definisi tentang BUMD. Batas dan definisi BUMD dapat dilihat dalam Undang-undang
Nomor 5 tahun 1962 tentang Perusahan Daerah, Undang-undang ini memberikan istilah
BUMD sebagai Perusahaan Daerah, dalam Pasal 2 Undang-undang Nomor 5 tahun 1962
menyatakan :
”Dalam Undang-undang ini yang dimaksudkan dengan Perusahaan Daerah
ialah semua perusahaan yang didirikan berdasarkan Undang-undang ini yang
modalnya untuk seluruhnya atau untuk sebagian merupakan kekayaan Daerah
yang dipisahkan, kecuali jika ditentukan lain dengan atau berdasarkan
Undang-undang.”
Ketentuan ini memberikan batasan tentang BUMD, dinyakan bahwa BUMD
merupakan perusahan yang modalnya berasal dari kekayaan Pemda yang dipisahkan.
Kemudian Pasal 1 angka 6 Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan
Negara menyatakan Perusahan Daerah adalah badan usaha yang seluruhnya atau
sebahagian modalnya dimiliki oleh Pemda.
Pada konsideran huruf “b” Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 153 tahun
2004 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Daerah Yang Dipisahkan menyatakan bahwa
Perusahan Daerah atau BUMD merupakan badan usaha yang seluruh atau sebahagian
modalnya berasal dari kekayaan darah yang dipisahkan
Naskah Akdemik Pembentukan Perusda Kabupaten Seruyan | 14
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 Tentang Perusahaan
Daerah, bahwa Perusahaan Daerah dapat dimiliki sepenuhnya oleh: (a) suatu daerah
sepenuhnya, atau (b) dimiliki oleh suatu daerah bersama dengan perorangan atau badan
hukum lainnya. Saham Perusahaan Daerah terdiri dari saham prioritet (prioritas) dan
saham biasa. Saham prioritet hanya dapat dimiliki oleh daerah. Pemegang saham
prioritet adalah Kepala Daerah. Penyertaan modal daerah pada perusahaan daerah pasar
dapat berbentuk barang dan uang.
Secara lebih spesifik, dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah serta untuk
meningkatkan pertumbuhan perekonomian daerah diperlukan upaya-upaya dan usaha
untuk meningkatkan sumber pendapatan daerah. Berdasarkan ketentuan Pasal 157
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dinyatakan
bahwa sumber-sumber pendapatan Daerah terdiri atas :
1. Pendapatan Asli Daerah, yang terdiri dari :
a. hasil pajak Daerah;
b. hasil Retribusi Daerah;
c. hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan;
d. lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah.
2. Dana Perimbangan;
3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah.
Selengkapnya Peraturan Perundang-undangan yang menjadi dasar pembentukan
Peraturan Daerah ini adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah (Lembaran
Negara Tahun 1962 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2387);
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Katingan,
Kabupaten Seruyan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Lamandau, Kabupaten
Pulang Pisau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Murung Raya dan Kabupaten
Barito Timur di Propinsi Kalimantan Tengah (Lembaran Negara Tahun 2002
Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4180);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437))
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang–Undang Nomor
12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang–Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844);
Naskah Akdemik Pembentukan Perusda Kabupaten Seruyan | 15
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor
126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4737);
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 1998 tentang Bentuk Hukum
Badan Usaha Milik Daerah;
Naskah Akdemik Pembentukan Perusda Kabupaten Seruyan | 16
BAB IV
LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS, DAN YURIDIS
A. LANDASAN FILOSOFIS
Dalam rangka mewujudkan kesejahteraan rakyat, maka Pemerintah Daerah
perlu meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan perekonomian daerah serta
menambah dan memupuk sumber-sumber pendapatan asli daerah. Untuk meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan perekonomian daerah dan pemupukan sumber-sumber
pendapatan daerah, diperlukan usaha nyata Pemerintah Daerah untuk mendorong
peningkatan pergerakan perekonomian dan produktivitas sektor riil/perusahaan dengan
melakukan penyertaan modal Pemerintah Daerah pada pihak lain.
Bahwa maksud dan tujuan didirikannya Perusahaan Daerah Seruyan mandiri, yaitu
untuk membantu dan mendorong pertumbuhan ekonomi kerakyatan dan pembangunan
daerah di segala bidang serta sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka
meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Secara umum prinsip-prinsip dasar yang harus diterapkan oleh perusahan dalam
rangkah menuju tata kelola perusahan adalah :
a) Akuntabilitas (accountabelity), yaitu kejelasan pembagian tugas, wewenang dan
tanggung jawab masing masing organ-organ perusahaan yang diangkat setelah
melalui fit and propertes, sehingga pengelolaan perusahaan dapat dilaksanakan
secara efektif dan efisien.
b) Kemandirian (independency), yaitu suatu keadaan, perusahaan dikelola secara
profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak
manapun, terutama pemegang saham mayoritas, yang bertentangan dengan
peraturan perUndang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang
sehat.
c) Transparansi (transparancy), yaitu keterbukaan terhadap proses pengambilan
keputusan dan penyampaian informasi mengenai segala aspek perusahaan terutama
yang berhubungan dengan kepentingan stakeholders dan publik secara benar dan
tepat waktu.
d) Pertanggung jawaban (responsibility) yaitu perwujudan kewajiban organ
perusahaan untuk melaporkan kesesuaian pengelolaan perusahaan dengan peraturan
perUndang-undangan yang berlaku dan keberhasilan maupun kegagalannya dalam
mencapai visi, misi dan tujuan serta sasaran perusahaan yang telah ditetapkan.
Naskah Akdemik Pembentukan Perusda Kabupaten Seruyan | 17
e) Kewajiban (fairnes) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak
stakeholders yang timbul berdasarkan peraturan perundang undangan dan
perjanjian.
Prinsip-prinsip dasar tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk kongkrit antara lain
dengan dilakukannya pemisahan tanggung jawab dan kewajiban yang disertai dengan
mekanisme kerjasama antar organ-organ perusahaan, melakukan pengawasan ketika organ-
organ itu melakukan tugasnya untuk menghindari adanya tekanan atau benturan
kepentingan, melakukan sistem pengendalian internal dan eksternal yang kuat, dan
pengungkapan informasi material mengenai perusahaan melalui media yang dapat diakses
dengan mudah oleh pihak-pihak yang berkepentingan, serta menetapkan visi, misi tujuan
dan strategi secara jelas, sehingga kinerja perusahaan maupun kontribusi masing-masing
individu dapat dinilai secara objektif.
B. LANDASAN SOSIOLOGIS
Perkembangan Kabupaten Seruyan khususnya yang berkaitan dengan pemanfaatan
potensi daerah pada saat sekarang sangat membutuhkan adanya tindakan-tindakan pro
aktif, terutama dari Pemerintah Daerah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan di segala bidang.
Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah dimana pemerintah daerah dituntut
untuk mampu mengurus dan memenuhi kebutuhan rumah tangganya sendiri, dengan
demikian dibutuhkan adanya upaya dan kemauan yang keras serta kemampuan yang kuat
dari Pemerintah Daerah untuk dapat menggali, mengelola dan mengembangkan segala
potensi yang ada secara optimal untuk mendukung kemampuan keuangan daerah.
Guna mendukung hal tersebut diperlukan adanya kiat-kiat khusus serta kejelian dari
Pemerintah Daerah dalam melakukan investasi untuk membidik potensi usaha yang
prospektif dan menghasilkan dengan menekan sekecil mungkin segala resiko. Tindakan
proaktif tersebut diwujudkan oleh Pemerintah Kabupaten Seruyan dengan melakukan
berbagai investasi/penyertaan modal pada badan-badan usaha dan perseroan yang
diharapkan mampu memanfaatkan potensi daerah secara produktif dan diharapkan
mampu memberikan kontribusi secara maksimal pada peningkatan Pendapatan Asli
Daerah untuk pembangunan dan kepentingan masyarakat luas di Kabupaten Seruyan.
Pada saat ini seluruh daerah di Indonesia telah memiliki atau merencanakan untuk
memiliki perusahaan daerah. Kecenderungan perusahaan daerah yang dibentuk oleh
daerah-daerah di Indonesia adalah perusahaan daerah di bidang air minum, pengelolaan
pasar dan perkreditan. Sedikit sekali daerah yang membangun perusahaan daerah untuk
tujuan membangun industri.
Naskah Akdemik Pembentukan Perusda Kabupaten Seruyan | 18
Kabupaten Seruyan sendiri merencanakan pembentukan perusahaan daerah dengan
dilandasi oleh dua alasan utama yaitu :
a. Merealisasikan implementasi KIID Kabupaten Seruyan.
b. Mengelola kawasan industri di Kabupaten Seruyan.
Kedua alasan tersebut yang menjadi alasan utama pembentukan perusahaan daerah
Kabupaten Seruyan. Sementara itu perusahaan daerah seperti di bidang pengelolaan air
minum, pengelolaan pasar, perkreditan rakyat dan bidang-bidang lainnya akan menjadi
unit usaha independen di bawah perusahaan daerah yang akan dibentuk tersebut. Sehingga
konsep dasar perusahaan daerah yang akan dibentuk adalah holding terhadap lebih dari
satu bidang usaha.
C. LANDASAN YURIDIS
1. Bentuk Dan Badan Hukum
Sebagai salah satu bentuk badan usaha yang ada di wilayah hukum Republik
Indonesia, sudah tentu keberadaan BUMD memiliki payung hukum atas keberadaanya.
Payung hukum ini menjadi penting mengingat karakteristik BUMD tersebut sangatlah
berbeda dengan bentuk badan usaha lain terlebih-lebih dari keikutsertaan Pemda sebagai
salah satu pemegang saham.
Dalam ilmu hukum ada dikenal dua subjek hukum, yaitu orang dan badan hukum.
Mengenai definisinya, badan hukum atau legal entity atau legal person dalam Black’s Law
Dictionary dinyatakan sebagai a body, other than a natural person, that can function
legally, sue or be sued, and make decisions through agents.
Pengaturan dasar dari badan hukum itu sendiri terdapat di dalam Pasal 1654 Kitab
Undang-undang Hukum Perdata (KUH Perdata) yang menyatakan bahwa: Semua
perkumpulan yang sah adalah seperti halnya dengan orang-orang swasta , berkuasa
melakukan tindakan-tindakan perdata, dengan tidak mengurangi peraturan- peraturan
umum, dalam mana kekuasaan itu telah diubah, dibatasi atau ditundukkan pada acara-acara
tertentu.
Sementara itu, yang merupakan peraturan umum dari badan hukum adalah Pasal
1653 KUH Perdata yang menyebutkan bahwa selainnya perseroan yang sejati oleh
Undang-undang diakui pula perhimpunan-perhimpunan orang sebagai perkumpulan-
perkumpulan, baik perkumpulan-perkumpulan itu diadakan atau diakui sebagai demikian
oleh kekuasaan umum, maupun perkumpulan-perkumpulan itu diterima sebagai
diperbolehkan, atau telah didirikan untuk suatu maksud tertentu yang tidak bertentangan
dengan Undang-undang atau kesusilaan baik.
Naskah Akdemik Pembentukan Perusda Kabupaten Seruyan | 19
Menurut doktrin, kriteria yang dipakai untuk menentukan ciri-ciri suatu badan
hukum adalah apabila perusahaan itu mempunyai unsur-unsur sebagai beriku:
(1) adanya harta kekayaan yang terpisah
(2) ada hak-hak dan kewajiban.
(3) mempunyai tujuan tertentu, mempunyai kepentingan sendiri
(4) dan adanya organisasi yang teratur.
Aturan untuk menentukan kedudukan suatu perusahaan sebagai badan hukum, biasanya
ditetapkan oleh perUndang-undangan, kebiasaan atau yurisprudensi. Sebagai contoh, PT
dinyatakan sebagai badan hukum di dalam Pasal 7 ayat (4)
Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Koperasi
dinyatakan sebagai badan hukum dalam Pasal 1 butir 1 Undang-undang Nomor 12 Tahun
1997 Tentang Perkoperasian. Yayasan dinyatakan sebagai badan hukum dalam Pasal 1
butir 1 Undang-undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan. Sedangkan untuk
Perusahaan Daerah dinyatakan sebagai badan hukum dalam Pasal 4 ayat (2) Undang-
undang Nomor 5 tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah, Sebagai subjek hukum, badan
hukum mempunyai kewenangan melakukan perbuatan hukum seperti halnya orang, akan
tetapi perbuatan hukum itu hanya terbatas pada bidang hukum harta kekayaan. Karena
bentuk badan hukum adalah sebagai badan atau lembaga, maka dalam mekanisme
pelaksanaannya badan hukum bertindak dengan perantaraan pengurus-pengurusnya.
2. Pengaturan BUMD
Secara umum istilah BUMD baru dikenal pada tahun 1999 dengan diundangkannya
Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemda, di dalam Pasal 84 Undang-undang
Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemda menyebutkan bahwa Daerah dapat memiliki BUMD
sesuai dengan peraturan perUndang-undangan dan pembentukannya diatur dengan
Peraturan Daerah, namun ketentuan tersebut tidak memberikan definisi yang jelas tentang
BUMD, kemudian keberadaan BUMD ini juga masih dipertegas dalam perubahan Undang
Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemda dengan Undang-undang Nomor 34 tahun
2004 tentang Pemda, Pasal 177 Undang-undang Nomor 34 tahun 2004 tentang
Pemerintahaan Daerah menyebutkan :
“Pemda dapat memiliki BUMD yang pembentukan, penggabungan, pelepasan
kepemilikan, dan/atau pembubarannya ditetapkan dengan Peraturan Daerah yang
berpedoman pada peraturan perUndang-undangan”
Dari uraian kedua Pasal tersebut belum memberi kejelasan tentang batasan maupun
definisi tentang BUMD.
Naskah Akdemik Pembentukan Perusda Kabupaten Seruyan | 20
Batas dan definisi BUMD dapat dilihat dalam Undang-undang Nomor 5 tahun 1962
tentang Perusahan Daerah, Undang-undang ini memberikan istilah BUMD sebagai
Perusahaan Daerah, dalam Pasal 2 Undang-undang Nomor 5 tahun 1962 menyatakan :
”Dalam Undang-undang ini yang dimaksudkan dengan Perusahaan Daerah ialah semua
perusahaan yang didirikan berdasarkan Undang-undang ini yang modalnya untuk
seluruhnya atau untuk sebagian merupakan kekayaan Daerah yang dipisahkan, kecuali
jika ditentukan lain dengan atau berdasarkan Undang-undang.”
Ketentuan ini memberikan batasan tentang BUMD, dinyakan bahwa BUMD merupakan
perusahan yang modalnya berasal dari kekayaan Pemda yang dipisahkan. Kemudian Pasal
1 angka 6 Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara menyatakan
Perusahan Daerah adalah badan usaha yang seluruhnya atau sebahagian modalnya dimiliki
oleh Pemda.
Pada konsideran huruf “b” Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 153 tahun
2004 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Daerah Yang Dipisahkan menyatakan bahwa
Perusahan Daerah atau BUMD merupakan badan usahayang seluruh atau sebahagian
modalnya berasal dari kekayaan darah yang dipisahkan.
3. Tujuan Pembentukan BUMD
Sejalan dengan semangat otonomi daerah yang memberikan kesempatan seluas
luasnya kepada Pemda untuk mencari sumber-sumber penghasilan bagi peningkatan
pendapatan asli daerah sebagai salah satu modal pembangunan daerahnya, dengan
demikian daerah dipacu untuk melakukan pemanfaat sumber daya yang dimiliki secara
maksimal.
Pendirian BUMD oleh Pemda merupakan salah satu cara untuk memenuhi
pendapatan asli daerah, pendirian ini merupakan upaya Pemda untuk menambah sumber
pendapatan daerah dari hasil pengeolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, sebagai mana
yang diatur didalam Pasal 157 huruf “a” angka 4 Undang-undang Nomor 34 tahun 2004
tentang Pemda.
4. Kepemilikan BUMD
Kepemilikan suatu usaha atau badan usaha dapat dilihat dari struktur modal
perusahan atau badan usaha itu sendiri, menurut ketentuan Pasal 7 Undang-undang Nomor
5 tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah, modal Perusahaan Daerah terdiri untuk
seluruhnya atau untuk sebagian dari kekayaan daerah yang dipisahkan, kemudian pada ayat
(2) Undang-undang tersebut ditegaskan jika modal Perusahan Daerah seluruhnya berasal
dari kekayaan yang dipisahkan dari satu daerah maka modal tidak perlu terdiri dari atas
saham-saham, namun jika modal tersebut berasal dari kekayaan lebih dari satu daerah
Naskah Akdemik Pembentukan Perusda Kabupaten Seruyan | 21
maka modal Perusahaan Daerah harus terdiri dari saham-saham. Dalam hal BUMD
dimiliki oleh beberapa pegang saham maka saham pada BUMD tersebut harus terbagai
dalam dua kategori, saham priorits dan saham biasa. Saham prioritas harus memiliki hak-
hak tertentu yang tidak terdapat dalam jenis saham biasa.
Selain itu saham BUMD yang berbentuk Perusahaan Daerah tersebut
dimungkinkan juga untuk dimiliki pihak lain diuar Pemda, ini di pertegas didalam Pasal 8
ayat (3) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah, ayat tersebut
menegaskan bahwa saham-saham biasa dapat dimiliki oleh Pemerintaha Daerah, Warga
Negara Indonesia dan atau Badan Hukum yag didirikan berdasarkan Undang-undang
Indonesia dan yang peserta atau pemegang sahamnya terdiri dari Warga Negara Indonesia.
Keikutsertaan pihak lain diluar Pemda dimaksudkan untuk mengerahkan funds and
forces dari masyarakat di daerah ialah dengan mengikut-sertakan warga negara Indonesia
dan atau badan hukum yang didirikan berdasarkan Undang-undang Indonesia dan yang
pesertanya terdiri dari warga negara Indonesia dalam modal yang diperlukan untuk
mendirikan suatu BUMD berbentuk Perusahaan Daerah.
5. Tata Kelola Perusahaan
Para ahli memberikan beberapa pendapat mengenai tata kelola perusahaan, atara
lain:
a) Amir Wijaya Tunggal, menyatakan tata kelola perusahaan merupakan sistem yang
mengatur ke arah mana kegiatan usaha akan dilaksanakan, termasuk membuat
sasaran yang akan dicapai, untuk apa sasaran tersebut perlu dicapai serta ukuran
keberhasilannya.
b) Ersnt and young menyatakan Corporate governance terdiri atas sekumpulan
mekanisme yang saling berkaitan yang terdiri atas pemegang saham institusional,
Dewan Direksi dan Komisaris, para manejer yang dibayar berdasarkan kinerjanya,
pasar sebagai pengendali perseroan, struktur kepemilikan, struktur keuangan,
investasi terkait dan persediaan produk.
c) Forum For Corporate Governance in Indonesia, Corporate Governace adalah
seperangkat pengaturan yang mengatur hubungan anatara pemegang saham,
pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para
pemegang kepentingan interen dan eksteren lain yang berkaitan dengan hak-hak
dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan
mengendalikan perusahaan.
Dengan demikian, corporate governance dapat dijelaskan sebagai seperangkat
aturan yang dijadikan manajemen perusahaan dalam mengelola perusahaan secara baik,
Naskah Akdemik Pembentukan Perusda Kabupaten Seruyan | 22
benar dan penuh integritas serta membina hubungan dengan para stakeholders, guna
mewujutkan visi, misi dan sasaran perusahaan yang telah ditetapkan, baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang.
Secara umum prinsip-prinsip dasar yang harus diterapkan oleh perusahan dalam
rangkah menuju tata kelola perusahan adalah :
a) Akuntabilitas (accountabelity), yaitu kejelasan pembagian tugas, wewenang dan
tanggung jawab masing masing organ-organ perusahaan yang diangkat setelah
melalui fit and propertes, sehingga pengelolaan perusahaan dapat dilaksanakan
secara efektif dan efisien.
b) Kemandirian (independency), yaitu suatu keadaan, perusahaan dikelola secara
profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak
manapun, terutama pemegang saham mayoritas, yang bertentangan dengan
peraturan perUndang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang
sehat.
c) Transparansi (transparancy), yaitu keterbukaan terhadap proses pengambilan
keputusan dan penyampaian informasi mengenai segala aspek perusahaan terutama
yang berhubungan dengan kepentingan stakeholders dan publik secara benar dan
tepat waktu.
d) Pertanggung jawaban (responsibility) yaitu perwujudan kewajiban organ
perusahaan untuk melaporkan kesesuaian pengelolaan perusahaan dengan peraturan
perUndang-undangan yang berlaku dan keberhasilan maupun kegagalannya dalam
mencapai visi, misi dan tujuan serta sasaran perusahaan yang telah ditetapkan.
e) Kewajiban (fairnes) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak
stakeholders yang timbul berdasarkan peraturan perundang undangan dan
perjanjian.
Prinsip-prinsip dasar tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk kongkrit antara lain
dengan dilakukannya pemisahan tanggung jawab dan kewajiban yang disertai dengan
mekanisme kerjasama antar organ-organ perusahaan, melakukan pengawasan ketika organ-
organ itu melakukan tugasnya untuk menghindari adanya tekanan atau benturan
kepentingan, melakukan sistem pengendalian internal dan eksternal yang kuat, dan
pengungkapan informasi material mengenai perusahaan melalui media yang dapat diakses
dengan mudah oleh pihak-pihak yang berkepentingan, serta menetapkan visi, misi tujuan
dan strategi secara jelas, sehingga kinerja perusahaan maupun kontribusi masing-masing
individu dapat dinilai secara objektif.
Naskah Akdemik Pembentukan Perusda Kabupaten Seruyan | 23
Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) yang merupakan
perkumpulan dari asosiasi-asosiasi bisnis dan profesi telah menjabarkan dan
memformulasikan prinsip-prins dasar tata kelola perusahan yang baik dalam bentuk
kongkrit, sebagai berikut :
a) Hak para pemegang saham yang harus diberikan informasi dengan benar dan tepat
waktunya mengenai perusahaan, dapat ikut berperanserta dalam mengambil
keputusan mengenai perubahan-perubahan yang mendasar atas perusahaan dan
turut memperoleh bagian keuntungan dari perusahaan.
b) Perlakuan yang sama terhadap pemegang saham, terutama pada pemegang saham
minoritas dengan keterbukaan informasi yang penting serta melarang pembagian
untuk pihak sendiri dan perdagangan saham oleh orang dalam (insider traiding).
c) Peran pemegang saham harus diakui sebagaimana ditetapkan oleh hukum dan
kerjasama yang aktif antara perusahan dan para pemegang saham, kepentingan
dalam memciptakan keayaan, lapangan kerja, dan perusahaan yang sehat dari aspek
keuangan.
d) Pengungkapan yang akurat dan tepat pada waktunya serta transparansi mengenai
semua hal yang penting bagi kinerja perusahaan, kepemilikan, serta para pemegang
kepentingan.
e) Tanggung jawab pengurus dan manjemen, pengawasan manjemen dan
pertangungjawaban kepada perusahaan dan para pemegang saham.
Sebagai suatu perusahan BUMD juga harus memiliki dan menjalankan prinsip-
prinsip tata kelola perusahan yang baik, untuk menganalisa tata kelola BUMD yang
berbadan hukum Perusahan Daerah dapat dilihat didalam Undang-undang Nomor 5 tahun
1962 tentang Perusahan Daerah, dimana Undang-undang tersebut menjelaskan struktur
organisasi yang meliputi organ perusahan serta kemandirian perusahaan.
6. Organ BUMD
a. Rapat Pemegang Saham.
Sebagaimana perusahaan pada umunya, BUMD yang berbentuk Perusahaan Daerah
juga memiliki organ Rapat Pemegang Saham, namun Undang-undang Nomor 5 tahun 1962
tentang Perusahaan Daerah tidak memberikan rincian yang jelas tentang peran dan fungsi
organ tersebut. Keberadaan organ ini bukanlah sebagai lembaga tertinggi didalam suatu
perusahaan sebagimana yang dianut dalam terminologi Undang-undang Nomor 1 tahun
1995 tentang Perseoan Terbatas atau organ yang memiliki wewenang yag tidak dimiliki
oleh organ lain yaitu Direksi dan Dewan Komisaris dalam terminologi Undang-undang
Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Naskah Akdemik Pembentukan Perusda Kabupaten Seruyan | 24
Pada sebuah Perusahaan Daerah fungsi Rapat Pemegang Saham tidak selalu
sebagai pengambil keputusan akhir dalam perjalanan roda perusahaan, hal ini dibatasi
bahwa keputusan Rapat Pemegang Saham harus diambil dengan permufakatan seluruh
pemegang saham, manakala tidak tercapai permufakatan atas suatu hal yang akan
diputuskan maka Kepala Daerah memiliki kewenangan untuk memutus masalah tersebut
dengan tetap memperhatikan pendapat pendapat yang berkembang dalam RUPS, hal mana
diatur didalam Bab VI tentang Rapat Pemegang Saham pada Pasal 18 Undang-undang
Nomor 5 tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah yang menyatakan :
Pasal 18.
(1) Tata-tertib rapat pemegang saham/saham prioritet dan rapat umum pemegang saham
(prioritet dan biasa) diatur dalam peraturan pendirian Perusahaan Daerah.
(2) Keputusan dalam rapat pemegang saham/saham prioriteit dan rapat umum pemegang
saham (prioritet dan biasa) diambil dengan kata mufakatan.
(3) Jika kata mufakat termaksud pada Ayat (2) tidak tercapai maka pendapat-pendapat
yang dikemukakan dalam musyawarah disampaikan kepada Kepala Daerah dari Daerah
yang mendirikan Perusahaan Daerah.
(4) Kepala Daerah termaksud pada Ayat (3) mengambil keputusan dengan memperhatikan
pendapat-pendapat termaksud.
b. Direksi
Pengurusan BUMD dilakukan oleh suatu Direksi, jumlah anggota serta susunan
Direksi diatur didalam peraturan daerah yang merupakan peraturan pendiriannya,
pengangkatan anggota Direksi pada BUMD dilakukan oleh Kepala Daerah setelah
mendengar pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dari Daerah yang mendirikan
Perusahaan Daerah, mengenai pengangkatan anggota Direksi terdapat dua mekanisme,
Kepala Daerah memiliki kewenangan untuk mengangkat dan memberhentikan anggota
Direksi jika modal badan usaha tersebut seluruhnya berasal dari kekayaan daerah yang
dipisahkan. Pengangkatan anggota Direksi BUMD dilakukan dari usulan pemegang saham
prioritas, bagi badan usaha yang modalnya sebahagian dari kekayaan daerah yang
dipisahkan.
Dalam menjalankan perseroan Direksi menentukan kebijaksanaan dalam
memimpin perusahaan, dengan mengurus dan menguasai kekayaan perusahaan. Untuk
pengaturan dan tata tertib serta cara menjalankan pekerjaan tersebut, Direksi secara
otonom diberikan kewenangan untuk mengatur tata tertib dan cara menjalankan perusahan
dalam peraturan yang ditetapkan oleh Direksi sebagaiman yang diatur didalam Pasal 15
Undang-undang No 5 tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah. Dalam pelaksanannya
Naskah Akdemik Pembentukan Perusda Kabupaten Seruyan | 25
kewenangan yang dimiliki Direksi tersebut dapat dibatasi didalam peraturan daerah tentang
pendirian perusahaan milik daerah tersebut, pembatasan ini bertujuan untuk menyesuaikan
dengan sifat dan corak perusahaan Daerah masing-masing, maka sewajarnya batas
kekuasaan tersebut di atas ditetapkan dalam peraturan pendirian perusahaan yang
bersangkutan.
Untuk menjalankan fungsi pengurusan Direksi bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Badan Pengawas, Peraturan Daerah tentang Perusahaan Daerah mengatur Direksi
antara lain (sebagai contoh) :
1) Direksi menjalankan pimpinan Perusahaan Daerah sehari-hari berdasarkan
kebijaksanaan yang digariskan oleh Bupati dan atau Badan Pengawas (melalui
Corporate Plan) dengan mengikuti peraturan tata tertib serta tata kerja yang sudah
ditetapkan serta memperhatikan ketentuan yang sudah ditetapkan serta
memperhatikan ketentuan peraturan perUndang-undangan yang berlaku.
2) Direksi mengangkat dan memberhentikan pimpinan unit, pegawai perusahaan
berdasarkan ketentuan-ketentuan pokok perusahan
3) Direksi mewakili perusahan didalam maupun diluar pengadilan dan dapat
menyerahkan kekuasan mewakili tersebut kepada seorang anggota Direksi atau
kepada seseorang atau beberapa orang pegawai perusahaan yang khusus ditunjuk
untuk itu ataupun kepada orang atau badan diluar perusahan tersebut.
4) Dalam jangka waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum tahun buku
berakhir, Direksi harus menyampaikan rencana anggaran perusahaan kepada Direksi
untuk disahkan, pengesahannya yang dilakukan oleh Bupati diambil setelah
mendengar pertimbangan Badan Pengawas atas usulan rencana anggaran tersebut.
c. Badan Pengawas
Sebagaimana lazim berlaku di dalam tiap-tiap Perusahaan terhadap tugas yang
dipercayakan kepada Direksi, yaitu menjalankan pimpinan cara mengurus dan menguasai
perusahaan diadakan pengawasan (umum) apakah benar-benar sesuai dengan garis-garis
kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh para pemilik/pemegang saham.
Undang-undang Nomor 5 tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah mengatur tentang
pengawasan Perusahaan Daerah, Pasal 19 menyatakan bahwa Direksi dalam menjalankan
pengurusannya terhadap perusahaan berada di bawah pengawasan Kepala Daerah bagi
Perusahaan daerah yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Pemda. Fungsi pengawasan
dilaksanakan oleh Pemegang Saham atau Pemegang Saham Prioritas mana kala saham-
saham perusahaan tersebut dimiliki oleh lebih dari satu pegang saham. Pengawasan juga
dapat dilakukan oleh badan yang dibentuk atau ditunjuk dengan diberikan mandat untuk
melakukan pengawasan oleh Kepala Daerah atau Pemegang Saham.
Naskah Akdemik Pembentukan Perusda Kabupaten Seruyan | 26
Biasanya tugas pengawasan yang diserahkan kepada suatu Dewan/Badan terhadap
suatu perusahaan yang besarnya ditunjuk satu badan, yang menjalankan pengawasan
umum terhadap perusahaan sedang untuk perusahaan-perusahaan yang kecil ditunjuk
hanya satu badan untuk melakukan pengawasan.
Pengelolaan BUMD memiliki ketergantungan yang tinggi kepada Pemerintah
daerah, sebagai contoh dalam hal merumuskan dan melaksanakan oprasional perusahaan ,
manajemen BUMD harus mengacu pada Rencana Kerja Anggaran dan Pendapatan
(RKAP) yang tidak dapat diputus dalam waktu cepat, karena Direksi harus memintah
persetujuan Dewan Pengawas, Gubernur atau Bupati/Walikota. Direksi cenderung takut
mengambil resiko, yang menyebabkan BUMD dalam bernegoisasi dengan pihak ketiga
selalu dibatasi waktu yang menyebabkan hilangnya kesempatan.
Dari sisi dunia usaha, BUMD yang berorientasi pada keuntungan harus bersaing
dengan perusahaan-perusahaan swasta asing maupun dalam negeri didalam lingkup
usahanya. Dalam prakteknya segala aturan main yang ada di dalam dunia usaha harus
diikuti oleh BUMD, agar dapat mempertahankan dan meningkatkan eksistensinya pada
core bisnisnya. Tujuan pendirian perusahaan daerah dapat dilihat di dalam Bab II Pasal 5
ayat (2) undang-undang tersebut menyebutkan bahwa tujuan Perusahaan Daerah ialah
untuk turut serta melaksanakan pembangunan Daerah khususnya dan pembangunan
ekonomi nasional umumnya dalam rangka ekonomi terpimpin untuk memenuhi kebutuhan
rakyat dengan mengutamakan industrialisasi dan ketenteraman serta kesenangan kerja
dalam perusahaan, menuju masyarakat yang adil dan makmur, sangat tidak mungkin untuk
meingimplementasikan prinsip ekonomi terpimpin dierah sekarang ini. Terlebih lagi pada
kondisi dan perkembangan dunia usaha sekarang ini dimana secara global dunia usaha
apakah milik pemerintah ataupun swasta dituntut untuk mampu bersaing secara penuh
seiring pemberlakuan pasar bebas.
Kemudian dalam ayat (4) disebutkan bahwa cabang-cabang produksi yang penting
bagi Daerah dan menguasai hajat hidup orang banyak di Daerah diusahakan oleh
Perusahaan Daerah. Ketentuan Pasal tersebut pada kenyataannya sudah tidak relevan,
masalah ekonomi terpimpin yang terdapat di dalam tujuan perusahaan daerah sudah tidak
mungkin lagi dilaksanakan karena yang ada sekarang adalah era globalisasi dan pasar
bebas. Demikian halnya dengan penguasaan cabang-cabang produksi yang menguasai hajat
hidup orang banyak yang diusahakan perusahaan daerah. Bidang usaha yang di kelola
Perusahaan Daerah Perkebunan sekarang ini adalah bidang perkebunan yang secara umum
bukan merupakan hajat hidup orang banyak dan bidang usaha ini sudah merupakan bisnis
terbuka yang dimiliki dan dikuasai oleh pribadi ataupun badan usaha lain dan memiliki
persaingan yang ketat di dalam pengelolaannya.
Naskah Akdemik Pembentukan Perusda Kabupaten Seruyan | 27
Kerumitan birokrasi juga tidak terlepas dari landasan hukum BUMD, yaitu
Undang-undang Nomor 5 tahun 1962 tentang Perusahan Daerah, berdasarkan Undang-
undang tersebut, kebijakan pengembangan sangat ditentukan oleh Pemda sebagai pihak
yang mewakili daerah, sebagai pemilik modal BUMD, Undang-undang tersebut
menjadikan Direksi dan mayoritas pegawainya, tidak terpisahkan dari birokasi Pemda,
sehingga tidak heran pengelola BUMD mirip dengan pengelolaan lembaga birokrasi, yang
walaupun visi dan kultur dari brokrasi sangatlah berbeda dengan visi badan usaha.
Berangkat dari kultur yang berbeda tidaklah mudah untuk menyamakan visi dimana kultur
korporasi berorientasi pada hasil sementara birokrasi mengutamakan proses. Proses yang
berbelit seringkali dengan mudah dibaca sebagai upaya mempersulit. Birokrat berlindung
dibalik alibi takut melanggar ketentuan, takut risiko hukum.
Meningkatkan kinerja pelayanan BUMD menyongsong era globalisasi, hal ini
didasari pada rasa peningkatan terhadap pelayanan kepada masyarakat serta mendorong
peran swasta dan masyarakat dalam mengelola BUMD sebagaimana yang ada pada
konsideran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 tahun 1998 tentang Bentuk Hukum
BUMD.
Kepemilikan suatu usaha dapat dibuktikan dengan lembaran-lembaran saham atas
suatu usaha. Sehingga saham dapat dikatakan sebagai suatu bagian dalam kepemilikan
suatu perusahaan atau suatu modal yang ditanam dalam suatu perusahaan seperti yang
diwakili oleh bagian bagian dari modal itu yang dimiliki oleh individu masing-masing
dalam bentuk sertifikat saham.
Undang-undang Nomor 5 tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah memang tidak
membatasasi kepemilikan BUMD yang berbentuk Perusahaan Daerah, Undang-undang
tersebut hanya membatasi kewenangan dari pemegang saham, pembatasan ini dapat dilihat
dari beberapa Pasal, Pasal 8 Undang-undang Nomor 5 tahun 1962 tentang Perusahaan
Daerah yang menyatakan :
(1) Saham-saham Perusahaan Daerah terdiri atas saham-saham prioritet dan saham-saham
biasa.
(2) Saham-saham prioritet hanya dapat dimiliki oleh Daerah.
(3) Saham-saham biasa dapat dimiliki oleh Daerah, warga negara Indonesia dan/atau
badan hukum yang didirikan berdasarkan Undang-undang Indonesia dan yang
pesertanya terdiri dari warga negara Indonesia.
(4) Besarnya jumlah nominal dari saham-saham prioritet dan saham-saham biasa
ditetapkan dalam peraturan pendirian Perusahaan Daerah.
Naskah Akdemik Pembentukan Perusda Kabupaten Seruyan | 28
Terdapat dua jenis saham pada BUMD yang berbentuk Perusahaan Daerah, saham
prioritas dan saham biasa, saham prioritas hanya dapat dimiliki oleh Pemda namun tidak
menutup kemungkinan juga bagi Pemda untuk memiliki saham biasa, sedang perorangan
atau badan hukum yang didirikan berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia hanya
dapat memiliki saham biasa pada suatu BUMD.
Ketentuan yang ada pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 tahun 1998
tentang Bentuk Hukum BUMD tidak mengatur tentang klasifikasi saham namun mengatur
atau memberikan batasan yang jelas tentang siapa-siapa yang dapat memiliki saham
didalam suatu perusahaan yang telah merubah bentuk hukumnya menjadi perseroaan
terbatas, Pasal 8 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 tahun 1998 tentang Bentuk
Hukum BUMD menjelaskan, antara lain :
a) Saham Perseroan Terbatas dapat dimiliki oleh Pemda, Perusahaan Daerah, swasta
dan masyarakat.
b) Bagian terbesar dari saham Perseroan terbatas dimiliki oleh Pemda dan Perusahaan
Daerah.
Ada beberapa hal yang dapat dilihat dari uraian Pasal ini, Pertama saham Perseroan
Terbatas dapat dimiliki oleh Pemda, yang dimaksud Pemda adalah Gubernur, Bupati, atau
Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara Pemda, sebagai mana yang
dimaksud dalam Pasal 1 angka 3 Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tenatang Pemda,
Kedua, Perusahan Daerah yang merupakan badan hukum dapat juga bertindak sebagai
pemegang saham dalam suatu Badan Usaha Milik Daerah. Ketiga, swasta dan masyarakat
juga dapat memiliki saham didalam BUMD.
Mengenai klasifikasi saham, Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang
perseroan Terbatas, tidak mengatur klasifikasi saham, namun Undang-undang tersebut
memberikan keleluasaan kepada pendiri untuk menentukan persyaratan kepemilikan dan
hal lain mengenai saham termasuk tentang klasifikasi saham dalam anggaran dasar
perseroan, selanjutnya Undang-undang membatasi kewenangan ini dengan mengharuskan
pendiri memperhatikan persyaratan yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang,36
sesuai dengan ketentuan perundang undangan sebagai mana yang diatur didalam Pasal 48
Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Sekalipun Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tidak mengatur tentang klasifikasi
saham, namun dalam suatu BUMD harus tetap diatur tentang adanya saham dengan hak
prioritas sebagimana yang diatur didalam Pasal 8 Undang-undang Nomor 5 tahun 1962
tentang Perusahaan Daerah, karena secara juridis formal Undang-undang tersebut masi
berlaku bagi BUMD. dalah hal ini penulis berpendapat untuk BUMD harus dibuat
Naskah Akdemik Pembentukan Perusda Kabupaten Seruyan | 29
klasifikasi saham yang mengatur hak prioritas bagi Pemda, walaupun hal ini tidak diatur
didalam Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Pengaturan saham dengan prioritas kemukinan dapat menjadi perdebatan karena
tidak diaturnya hal tersebut didalam Undang-undang yang mengatur tentang perseroan
terbatas, maka dapat dikatakan bahwa pengaturan tentang saham prioritas pada BUMD
merupakan perintah dari Undang-undang Nomor 5 tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah,
atau dengan kata lain berlaku asas hukum “lex specialis derogat lex generalis”, yang
memberikan arti bahwa dalam hal ini Undang-undang Nomor 5 tahun 1962 tentang
Perusahaan Daerah dapat mengesampingkan Undang-undang Nomor 40 tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas.
Naskah Akdemik Pembentukan Perusda Kabupaten Seruyan | 30
BAB V
JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN, DAN RUANG LINGKUP
MATERI PERATURAN DAERAH
Peraturan Daerah tentang Pembentukan Perusahaan Daerah Seruyan Mandiri
Kabupaten Seruyan ditujukan untuk memberikan landasan terhadap pembentukan dan
aspek-aspek lain yang terkait dalam memenuhi kelengkapan perusahaan daerah ini
nantinya. Adapun biaya yang diakibatkan dari pembentukan Perusahaan Daerah Seruyan
Mandiri berasal Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Seruyan Tahun
Anggaran 2014 dan seterusnya.
A. Rumusan akademik mengenai pengertian istilah, dan frasa :
1. Daerah adalah Kabupaten Seruyan;
2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggara urusan pemerintahan di daerah oleh
Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luasnya dalam
sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah;
4. Bupati adalah Bupati Seruyan;
5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Seruyan;
6. Perusahaan Daerah (PD) adalah Perusahaan Daerah Seruyan Mandiri yang seluruh
atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh daerah melalui penyertaan secara
langsung yang berasal dari kekayaan daerah yang dipisahkan;
7. Kekayaan daerah yang dipisahkan adalah sebagian dari kekayaan daerah yang
berasal dari APBD Kabupaten Seruyan yang dipisahkan untuk dijadikan penyertaan
modal daerah pada perusahaan daerah;
8. Direksi adalah unsur organisasi perusahaan daerah yang bertanggung jawab atas
pengurusan perusahaan daerah baik di dalam maupun di luar pengadilan;
9. Badan Pengawas adalah unsur organisasi perusahaan daerah yang bertugas
melakukan pengawasan dan pembinaan kepada Direksi perusahaan daerah dalam
menjalankan kegiatan pengurusan perusahaan daerah;
10.Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Perusahaan Daerah adalah
kelengkapan legalitas Perusahaan Daerah yang ditetapkan melalui Keputusan
Bupati, untuk memperjelas dan memperinci tata aturan di dalam pengelolaan
Naskah Akdemik Pembentukan Perusda Kabupaten Seruyan | 31
Perusahaan Daerah yang mengacu kepada Perda Pembentukan Perusahaan Daerah
dan Akte Notaris Pendirian Perusahaan Daerah;
B. Materi yang akan diatur dalam Peratruan daerah ini adalah penormaan tentang :
1. Bentuk Dan Badan Hukum
Sebagai salah satu bentuk badan usaha yang ada di wilayah hukum Republik
Indonesia, sudah tentu keberadaan BUMD memiliki payung hukum atas
keberadaanya. Payung hukum ini menjadi penting mengingat karakteristik BUMD
tersebut sangatlah berbeda dengan bentuk badan usaha lain terlebih-lebih dari
keikutsertaan Pemda sebagai salah satu pemegang saham.
2. Penyertaan Modal
Penyertaan modal yang dilakukan sampai dengan terpenuhinya modal dasar pada
Perusahaan Daerah (PD).
3. Pengaturan Perusahaan Daerah
Batas dan definisi BUMD dapat dilihat sebagaimana yang tercantum dalam
Undang-undang Nomor 5 tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah.
4. Tujuan Perusahaan Daerah
Pembentukan Perusahaan Daerah oleh Pemda merupakan salah satu cara untuk
memenuhi pendapatan asli daerah, pendirian ini merupakan upaya Pemda untuk
menambah sumber pendapatan daerah dari hasil pengeolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan.
5. Kepemilikan.
Kepemilikan suatu usaha atau badan usaha dapat dilihat dari struktur modal
perusahaan atau badan usaha yang dibentuk.
6. Tata Kelola Perusahaan
Seperangkat aturan yang dijadikan manajemen perusahaan dalam mengelola
perusahaan secara baik, benar dan penuh integritas serta membina hubungan
dengan para stakeholders, guna mewujutkan visi, misi dan sasaran perusahaan yang
telah ditetapkan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang
7. Struktur Organisasin Perusahaan Daerah.
Sebagaimana perusahaan pada umumnya, BUMD yang berbentuk Perusahaan
Daerah juga memiliki struktur kepenguruan Perusahaan Daerah.
Naskah Akdemik Pembentukan Perusda Kabupaten Seruyan | 32
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sejalan dengan semangat otonomi daerah yang memberikan kesempatan
seluas luasnya kepada Pemda untuk mencari sumber-sumber penghasilan bagi
peningkatan pendapatan asli daerah sebagai salah satu modal pembangunan
daerahnya, dengan demikian daerah dipacu untuk melakukan pemanfaat sumber daya
yang dimiliki secara maksimal. Dengan demikian Pembentukan Perusahaan Daerah
di Kabupaten Seruyan adalah bertujuan untuk :
1. Mengoptimalkan implementasi Kompetensi Inti Industri Daerah Kabupaten
Seruyan.
2. Memfasilitasi pengembangan industrialisasi komoditi unggulan yang ada di
Kabupaten Seruyan.
3. Mengelola kawasan industri Kabupaten Seruyan.
4. Mengoptimalkan potensi ekonomi di Kabupaten Seruyan menjadi kegiatan
produktif yang memberikan kesejahteraan kepada masyarakat kabupaten
Seruyan dan memberikan kontribusi pada PAD Kabupaten Seruyan.
5. Menjadi pemimpin dalam penguatan ekonomi lokal dan mewujudkan
kemandirian perekonomian dan keuangan daerah Kabupaten Seruyan.
B. SARAN
Bahwa berdasarkan uraian pada Naskah Akademik ini perlu disusun materi
penormaan yang lengkap terhadap pembentukan Perusahaan Daerah agar tujuan
untuk menjadikan Peraturan Daerah ini sebagai landasan hukumya dapat tercapai.
Bahwa dengan disusunnya Naskah akademik ini, maka Rancangan
Peraturan Daerah Pembentukan Perusahaan Daerah perlu menjadi prioritas
penyusunan Rancangan Peraturan Daerah dalam Program Legislasi Daerah
Kabupaten Seruyan Tahun 2014.
Naskah Akdemik Pembentukan Perusda Kabupaten Seruyan | 33
LAMPIRAN
DRAFT RANCANGAN PERATURAN DAERAH
PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH SERUYAN MANDIRI
KABUPATEN SERUYAN