66
NASKAH AKADEMIK PERUBAHAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG KEPALA DESA, PERANGKAT DESA DAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA TIM PENYUSUN : 1. Dr. Supardal, M.Si. 2. Drs. Hardjono, M.Si. 3. Drs. RY. Gatot Raditya, M.Si. KERJASAMA : PUSAT STUDI KEBIJAKAN PUBLIK DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PSKPPM) SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD” YOGYAKARTA DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2018

NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

  • Upload
    others

  • View
    23

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

NASKAH AKADEMIK

PERUBAHAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 1 TAHUN 2016

TENTANGKEPALA DESA, PERANGKAT DESA DAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA

TIM PENYUSUN :

1. Dr. Supardal, M.Si.

2. Drs. Hardjono, M.Si.

3. Drs. RY. Gatot Raditya, M.Si.

KERJASAMA :PUSAT STUDI KEBIJAKAN PUBLIK DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

(PSKPPM)SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”

YOGYAKARTADENGAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAHKABUPATEN JOMBANG

TAHUN 2018

Page 2: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

NASKAH AKADEMIK

PERUBAHAN PERATURAN DAERAH

KABUPATEN JOMBANG NOMOR 1 TAHUN 2016

TENTANG

KEPALA DESA, PERANGKAT DESA DAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA

TIM PENYUSUN:

1. Dr. Supardal, M.Si.

2. Drs. Hardjono, M.Si.

3. Drs. RY. Gatot Raditya, M.Si.

KERJASAMA :

PUSAT STUDI KEBIJAKAN PUBLIK DAN PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT (PSKPPM)

SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”

YOGYAKARTA

DENGAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN JOMBANG

TAHUN 2018

Page 3: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin, segala puji bagi Alloh SWT Tuhan yang maha kuasa, sehingga dengan ridho-Nya kita bisa menyelesaikan tugas untuk menyusun Naskah Akademik sebagai landasan dalam penyusunan Rancangan Perubahan Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Kepala Desa, Perangkat Desa Dan Organisasi Pemerintah Desa, ini merupakan inisiatif dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Jombang, dengan bekerjasama dengan pihak ketiga dalam hal ini Pusat Studi Kebijakan Publik dan Pemberdayaan Masyarakat (PSKPPM) Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta.

Dalam penyusunan Naskah Kajian dan Raperda tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Jombang tentang Perubahan Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Kepala Desa, Perangkat Desa Dan Organisasi Pemerintah Desa, ini sudah berusaha untuk mengacu ketentuan peraturan perundangan yang ada, khususnya Permendagri No. 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah. Tim PSKPPM Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” mengakui bahwa naskah kajian dan Raperda ini masih belum sempurna, untuk itu masukan yang konstruktif guna untuk penyempurnaan naskah ini sangat diharapkan.

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada : Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang, khususnya DPRD Kabupaten Jombang yang telah memberikan kepercayaan untuk tugas ini. Demikian juga kepada segenap organisasi pemerintah daerah (OPD) terkait yang telah memberikan masukan dalam penyusunan naskah kajian dan Raperda, kepada segenap stakeholders Kabupaten Jombang terkait pemerintahan desa yang telah memberikan data dan informasinya, sehingga naskah ini bisa selesai dengan baik.

Penyusun

Tim PSKPPM

Page 4: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI .............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Profil Kabupaten Jombang .. ............................................................... 5

C. Dasar Pemikiran ..............................................................................16

D. Identifikasi Masalah .........................................................................17

E. Tujuan dan Sasaran Penulisan ........................................................18

F. Metode dan Pendekatan Penulisan ..................................................19

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN EMPIRIS .......................................................22

A. Kajian Teoritis ..................................................................................22

B. Kajian Terhadap Asas/Prinsip Yang Terkait Dengan Penyusunan

Norma ..............................................................................................28

C. Kajian Terhadap Implikasi Penerapan Sistem ................................. 31

BAB III EVALUASI DAN ANALISIS PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT .......33

BAB IV LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS, DAN YURIDIS .......................37

A. Landasan Filosofis ...........................................................................37

B. Landasan Sosiologis .........................................................................42

C. Landasan Yuridis .............................................................................43

BAB V RUANG LINGKUP PENGATURAN NASKAH AKADEMIK PERATURAN

DAERAH ...........................................................................................45

A. Ketentuan Umum ............................................................................45

B. Ruang Lingkup dan Isi Pengaturan .................................................47

BAB VI PENUTUP ...........................................................................................50

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................51

LAMPIRAN:

− RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN PERATURAN

DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG KEPALA

DESA, PERANGKAT DESA DAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA

Page 5: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,

disebutkan bahwa Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut

dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat

hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur

dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat

berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul dan/atau hak tradisional

yang diakui dan dihormati dalam Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan

Republik Indonesia. Berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 6 Tahun

2014 tersebut Desa memiliki a). kewenangan berdasarkan atas asal usul; b).

kewenangan lokal beskala Desa; c). kewenangan yang ditugaskan oleh

Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/

Kota; dan d). kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah

Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kewenangan berdasarkan atas asal usul sering disebut juga sebagai

“hak purba”, “hak tradisional”, “hak bawaan” atau “hak asli”. Istilah-istilah

tersebut memiliki kesamaan, yang pada dasarnya mencakup dua hal yaitu:

1. Hak-hak asli masa lalu yang telah ada sebelum lahir NKRI pada

tahun 1945 dan tetap dibawa dan dijalankan oleh Desa setelah lahir

NKRI sampai sekarang. Misalnya tanah Bengkok di Jawa dan tanah

ulayat/adat di luar Jawa.

2. Hak-hak asli yang muncul dari prakarsa desa yang bersangkutan atupun

prakarsa dari masyarakat setempat, sepanjang tidak bertentangan

dengan ketentuan peraturan perudangan yang berlaku. Misalnya Pasar

Desa, Tambatan perahu yang dibangun atas prakarsa desa.

Kewenangan lokal berskala desa terkait dengan kepentingan

masyarakat setempat yang sudah dijalankan oleh desa atau mampu dijalankan

oleh desa, karena muncul dari prakarsa masyarakat. Kewenangan lokal adalah

Page 6: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

2

kewenangan yang lahir karena prakarsa dari desa sesuai dengan kemampuan,

kebutuhan, dan kondisi lokal desa. Kewenangan yang terkait dengan

kepentingan masyarakat ini mempunyai cakupan yang relatif kecil dalam

lingkup desa, yang berkaitan sangat dekat dengan kebutuhan hidup sehari-

hari warga desa, dan tidak mempunyai dampak keluar dan kebijakan makro

yang luas. Jenis kewenangan lokal berskala desa ini merupakan turunan dari

konsep subsidiaritas, yang berarti bahwa baik masalah maupun urusan

berskala lokal yang sangat dekat dengan masyarakat sebaiknya diputuskan

dan diselesaikan oleh organisasi lokal yang dalam hal ini adalah desa, tanpa

harus ditangani oleh organisasi yang lebih tinggi.

Kewenangan penugasan seperti tugas pembantuan tidak berarti

pengaturan tentang penyerahan dan/atau pelimpahan kewenangan

secara permanen yang dirumuskan dalam peraturan pemerintah,

peraturan menteri, maupun peraturan daerah. Pemerintah supra desa

dapat memberikan penugasan kepada desa dengan memberi surat tugas

kepada kepala desa untuk membantu penyelenggaraan pemerintahan,

pelayanan, publik, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat.

Pemberi tugas mempunyai kewenangan dan tanggung jawab, sementara

desa berposisi mengurus dan membantu tugas yang diberikan. Atas

tugas itu, pemberi tugas menyertakan biaya kepada desa. Penugasan

semacam ini didasarkan kepada beberapa pertimbangan:

a. Pemerintah menghadapi keterbatasan sumber daya untuk menyelenggarakan

tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan yang menjangkau ke

seluruh pelosok masyarakat dan setiap rumah tangga;

b. Desa lebih dekat, tahu, dan mampu menjangkau pelayanan kepada

masyarakat;

c. Pelaksanaan tugas ke level bawah lebih efisien (berbiaya murah) dan

efektif (tepat sasaran) jika dilakukan oleh desa daripada dilakukan

sendiri oleh aparat pemerintah.

Kewenangan penugasan lain, dalam hal ini peraturan perundang-

udangan yang dimaksud adalah berbagai undang-undang sektoral yang

bersentuhan dengan desa. Namun kewenangan lain dalam hal ini tidak

Page 7: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

3

bermakna “mengatur”, melainkan bermakna “mengurus” atau mengelola,

menjalankan, melaksanakan, dan menikmati.

Pemerintah juga mengakui adanya kemandirian yang dimiliki oleh

Desa, yakni semacam hak Wewenang dan kewajiban untuk mengatur dan

mengurus sendiri urusan rumah tangganya. Pemerintahan dan kepentingan

masyarakat berdasarkan hak asal usul dan nilai-nilai sosial budaya yang ada

pada masyarakat setempat diberi ruang tetap eksis dalam rangka mendorong

pelaksanaan pemerintahan, pelayanan publik dan pembangunan desa.

Beberapa kewenangan Kepala Desa seperti yang tercantum dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Desa, adalah

menetapkan Peraturan Desa dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa

(APBDesa). Peraturan Desa yang dibentuk dalam rangka penyelenggaraan

Pemerintahan Desa atau sebagai penjabaran lebih lanjut dari Peraturan

Perundang-undangan yang lebih tinggi dengan memperhatikan kondisi

sosial budaya masyarakat setempat. Selanjutnya dijelaskan bahwa

Peraturan Desa yang dibuat dilarang bertentangan dengan Kepentingan

umum dan atau Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi.

Terkait dengan hubungan kerja antara Kepala Desa dengan perangkat

desa dalam prakteknya menimbulkan dinamika hubungan tersendiri. Karena

banyak ditemukan berbagai persoalan menunjukkan disharmonisasi

hubungan kelembagaan diantara keduanya. Hal ini terjadi karena ketidak

jelasan hubungan keduanya, karena di dalam UU Nomor 6 Tahun 2014

tentang Desa, BPD bukan lagi sebagai unsur penyelenggara pemerintahan

Desa, melainkan hanya lembaga desa yang ikut menjalankan fungsi

pemerintahan Desa. Pasal 55 ayat (1) menegaskan BPD mempunyai fungsi

membahas dan menyepakati Rancangan Peraturan Desa bersama Kepala

Desa. Dengan demikian kedudukan BPD bukan sebagai badan yang harus

menyetujui Rancangan Peraturan Kepala Desa menjadi Peraturan Desa.

Selain itu masih terdapat lembaga-lembaga kemasyarakatan seperti

LPMD, RT/RW, PKK, dan lain-lain yang turut memberikan kontribusi dalam

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan desa. Sinergisitas antara

Pemerintah Desa, BPD dan lembaga-lembaga kemasyarakatan di desa,

tentu akan memberikan iklim kondusif bagi penyelenggaraan pemerintahan

Page 8: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

4

dan pembangunan desa. Hal ini juga terkait dengan konsep ketata-

pemerintahan yang baik, dimana relasi antara berbagai komponen

governance menjadi kunci terwujudnya good governance di tingkat lokal.

Untuk itulah dibutuhkan keberanian daerah kabupaten mengatur

Pedoman pengangkatan dan pemberhentian perangkat desa, karena

perangkat desa akan sangat membantu tugas kepala desa dan pemerintah

desa, sehingga ada pedoman bagi desa untuk mengisi kekosongan perangkat

desa. Hal ini disadari penting karena kewenangan Desa untuk mengisi

perangkat desa mempunyai landasan hukum yang kuat yakni Peraturan

Daerah, karena Desa memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus

rumah tangganya sendiri, termasuk mengisi perangkat desa.

Kewenangan Daerah mengatur pedoman pengangkatan dan

pemberhentian perangkat desa didasarkan pada : Undang-Undang Nomor

6 Tahun 2014 tentang Desa, Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014,

dan dalam Permendagri Nomor 83 Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan

Pemberhentian Perangkat Desa. Selanjutnya diperbaharui dengan Permendagri

No 67 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Permendagri Nomor 83 Tahun

2015 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa (Berita

Negara RI Tahun 2017 Nomor 1223).

Untuk itulah urgensinya peraturan daerah yang mengatur tentang

pedoman pengisian perangkat desa dan pemberhentian perangkat Desa,

sehingga bisa dijadikan acuan dan pedoman bagi desa dalam mengisi

perangkat desa dan struktur organisasi pemerintah desa. Demikian pula

menyangkut hubungan kerja dan tata kerja pemerintah desa. Dengan Perda

yang akan dirumuskan ketentuan dan mekanisme pengisian perangkat desa,

selama tidak bertentangan dengan ketentuan Peraturan yang di atasnya.

Selain itu masih banyak pula persoalan organisasi pemerintah

desa yang perlu mendapat perhatian, diantaranya sebagai berikut:

Kelembagaan dan organisasi pemerintah desa belum sepenuhnya

tertata dengan baik, termasuk kerangka regulasinya.

Pemahaman tupoksi dari aparatur desa yang masih rendah, sehingga

berjalannya pelaksanaan tugas pemerintahan desa belum optimal.

Page 9: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

5

Perubahan struktur organisasi pemerintah desa yang baru jangan sampai

mengorbankan aparat desa yang sudah ada menurut struktur yang lama.

Untuk itulah perlunya pengaturan tentang proses dan mekanisme

pengangkatan perangkat desa yang sesuai Undang-Undang Nomor 6 Tahun

2014 tentang Desa. Dengan demikian akan memberikan kepastian dan dasar

hukum bagi desa dalam mengisi kekosongan perangkat desa di desa masing-

masing.

B. Profil Kabupaten Jombang

1. Sejarah

Jombang termasuk Kabupaten yang masih muda usia, setelah

memisahkan diri dari gabungannya dengan Kabupaten Mojokerto

yang berada di bawah pemerintahan Bupati Raden Adipati Ario

Kromodjojo, yang ditandai dengan tampilnya pejabat yang pertama

mulai tahun 1910 sampai dengan tahun 1930 yaitu : Raden Adipati

Ario Soerjo Adiningrat.

Menurut sejarah lama, konon dalam cerita rakyat mengatakan

bahwa salah satu desa yaitu desa Tunggorono, merupakan gapura

keraton Majapahit bagian Barat, sedang letak gapura sebelah selatan

di desa Ngrimbi, dimana sampai sekarang masih berdiri candinya.

Cerita rakyat ini dikuatkan dengan banyaknya nama-nama desa

dengan awalan "Mojo" (Mojoagung, Mojotrisno, Mojolegi, Mojowangi,

Mojowarno, Mojojejer, Mojodanu dan masih banyak lagi).

Salah Satu Peninggalan Sejarah di Kabupaten Jombang Candi

Ngrimbi, Pulosari Bareng Bahkan di dalam lambang daerah Jombang

sendiri dilukiskan sebuah gerbang, yang dimaksudkan sebagai gerbang

Mojopahit dimana Jombang termasuk wewenangnya Suatu catatan yang

pernah diungkapkan dalam majalah Intisari bulan Mei 1975 halaman 72,

dituliskan laporan Bupati Mojokerto Raden Adipati Ario Kromodjojo

kepada residen Jombang tanggal 25 Januari 1898 tentang keadaan

Trowulan (salah satu onderdistrict afdeeling Jombang) pada tahun 1880.

Sehingga kegiatan pemerintahan di Jombang sebenarnya bukan

dimulai sejak berdirinya (tersendiri) Kabupaten jombang kira-kira 1910,

Page 10: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

6

melainkan sebelum tahun 1880 dimana Trowulan pada saat itu sudah

menjadi onderdistrict afdeeling Jombang, walaupun saat itu masih terjalin

menjadi satu Kabupaten dengan Mojokerto. Fakta yang lebih menguatkan

bahwa sistem pemerintahan Kabupaten Jombang telah terkelola dengan

baik adalah saat itu telah ditempatkan seorang Asisten Resident dari

Pemerintahan Belanda yang kemungkinan wilayah Kabupaten Mojokerto

dan Jombang lebih-lebih bila ditinjau dari berdirinya Gereja Kristen

Mojowarno sekitar tahun 1893 yang bersamaan dengan berdirinya Masjid

Agung di Kota Jombang, juga tempat peribadatan Tridharma bagi pemeluk

Agama Kong hu Chu di kecamatan Gudo sekitar tahun 1700.

Konon disebutkan dalam ceritera rakyat tentang hubungan Bupati

Jombang dengan Bupati Sedayu dalam soal ilmu yang berkaitang dengan

pembuatan Masjid Agung di Kota Jombang dan berbagai hal lain,

semuanya merupakan petunjuk yang mendasari eksistensi awal-awal

suatu tata pemerintahan di Kabupaten Jombang.

2. Kondisi Geografis Kabupaten Jombang

Kabupaten Jombang merupakan salah satu dari 38 kabupaten/

kota di Provinsi Jawa Timur yang terletak pada koridor bagian tengah

wilayah Provinsi Jawa Timur. Secara geografis, Kabupaten Jombang

terletak antara 7° 20’ 48,60” – 7° 46’ 41,26” Lintang Selatan serta antara

112° 03’ 46,57” – 112° 27’ 21,26” Bujur Timur.

Kabupaten Jombang memiliki letak yang sangat strategis,

karena berada pada perlintasan jalan arteri primer Surabaya – Solo –

Jakarta dan jalan kolektor primer Malang – Jombang – Babat. Selain

itu, Kabupaten Jombang juga dilintasi ruas jalan tol Surabaya –

Mojokerto – Kertosono yang kini sedang dalam tahap konstruksi, sebagai

bagian dari jalan tol Trans Jawa. Dalam skenario pengembangan sistem

perwilayahan Jawa Timur, Kabupaten Jombang termasuk dalam

kawasan Wilayah Pengembangan Germakertosusila Plus, dan Perkotaan

Jombang ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL), yakni kawasan

perkotaan yang memiliki fungsi pelayanan dalam lingkup lokal (skala

kabupaten atau beberapa kecamatan)

Page 11: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

7

Luas wilayah Kabupaten Jombang 1.159,50 km², atau menempati

sekitar 2,5% luas wilayah Provinsi Jawa Timur. Secara administratif,

Kabupaten Jombang terdiri dari 21 kecamatan, yang meliputi 302 desa

dan 4 kelurahan, serta 1.258 dusun/lingkungan.

Batas wilayah administrasi Kabupaten Jombang adalah:

Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Lamongan dan

Kabupaten Bojonegoro.

Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto

Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kabupaten Kediri dan

Kabupaten Malang

Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Nganjuk.

Jombang adalah kabupaten yang terletak di bagian tengah

Provinsi Jawa Timur. Luas wilayahnya 1.159,50 km²[3], dan jumlah

penduduknya 1.201.557 jiwa (2010), terdiri dari 597.219 laki-laki dan

604.338 perempuan. Pusat kota Jombang terletak di tengah-tengah

wilayah Kabupaten, memiliki ketinggian 44 meter di atas permukaan

laut, dan berjarak 79 km (1,5 jam perjalanan) dari barat daya Kota

Surabaya, ibu kota Provinsi Jawa Timur. Jombang memiliki posisi

yang sangat strategis, karena berada di persimpangan jalur lintas

selatan Pulau Jawa (Surabaya-Madiun-Jogjakarta), jalur Surabaya-

Tulungagung, serta jalur Malang-Tuban.

Jombang juga dikenal dengan sebutan Kota Santri, karena

banyaknya sekolah pendidikan Islam (pondok pesantren) di wilayahnya.

Bahkan ada pameo yang mengatakan Jombang adalah pusat pondok

pesantren di tanah Jawa karena hampir seluruh pendiri pesantren di

Jawa pasti pernah berguru di Jombang. Di antara pondok pesantren

yang terkenal adalah Tebuireng, Denanyar, Tambak Beras, dan Darul

Ulum (Rejoso).

Banyak tokoh terkenal Indonesia yang dilahirkan di Jombang, di

antaranya adalah mantan Presiden Indonesia yaitu KH Abdurrahman

Wahid, pahlawan nasional KH. Hasyim Asy'ari dan KH. Wahid Hasyim,

tokoh intelektual Islam Nurcholis Madjid, serta budayawan Emha Ainun

Page 12: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

8

Najib. Konon, kata Jombang merupakan akronim dari kata berbahasa

Jawa yaitu ijo (Indonesia: hijau) dan abang (Indonesia: merah). Ijo

mewakili kaum santri (agamis), dan abang mewakili kaum abangan

(nasionalis/kejawen). Kedua kelompok tersebut hidup berdampingan

dan harmonis di Jombang. Bahkan kedua elemen ini digambarkan

dalam warna dasar lambang daerah Kabupaten Jombang.

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan

Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur mengukuhkan

Jombang sebagai salah satu kabupaten di jawa timur. Kabupaten

Jombang adalah termasuk yang mempunyai iklim tropis, sedangkan

berdasarkan hasil perhitungan menurut klasifikasi yang diberikan oleh

Smidt dan Ferguson termasuk tipe iklim D. Dimana tipe ini biasanya

musim penghujan jatuh pada bulan Oktober sampai April dan musim

kemarau jatuh pada bulan Mei sampai dengan bulan Oktober.

Tata guna lahan : Pola penggunaan tanah di Kabupaten

Jombang (2003) terbanyak digunakan untuk area persawahan (42%),

diikuti dengan permukiman (19%), hutan (18%), tegal (12%), dan

lainnya. Sebagian besar sawah (82%) merupakan irigasi teknis, dan

sebagian (10%) merupakan sawah tadah hujan.

3. Keadaan Demografis

Jumlah penduduk Kabupaten Jombang adalah 1.201.557 jiwa

(2010) terdiri dari 597.219 laki-laki dan 604.338 perempuan.

Sedikitnya 55% penduduk tinggal di wilayah perkotaan. Kepadatan

penduduk di Kabupaten Jombang sebesar 997 jiwa/km². Konsentrasi

sebaran penduduk terutama di Kecamatan Jombang (dengan tingkat

kepadatan penduduk tertinggi, yakni 3.198 jiwa/km²), Kecamatan

Tembelang (bagian selatan), Kecamatan Peterongan (bagian tengah

dan selatan), Kecamatan Jogoroto, Kecamatan Mojowarno (bagian utara

dan timur), sepanjang jalan raya Jombang-Peterongan-Mojoagung-

Mojokerto, serta sepanjang jalan raya Jombang-Diwek-Blimbing-Ngoro-

Kandangan. Kawasan padat penduduk lainnya adalah kawasan

perkotaan di kecamatan Ploso, Perak, dan Ngoro. Bagian barat laut

(yang merupakan perbukitan kapur) dan bagian tenggara (yang

Page 13: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

9

merupakan daerah pegunungan) merupakan kawasan yang memiliki

kepadatan penduduk jarang. Pertumbuhan penduduk tahun 2007

s/d 2009 meningkat rata-rata 11,01 % pertahun.

Etnis dan bahasa :Penduduk Jombang pada umumnya adalah

etnis Jawa. Namun demikian, terdapat minoritas etnis Tionghoa dan Arab

yang cukup signifikan. Etnis Tionghoa umumnya tinggal di perkotaan dan

bergerak di sektor perdagangan dan jasa.

Bahasa Jawa merupakan bahasa daerah yang digunakan sebagai

bahasa sehari-hari. Bahasa Jawa yang dituturkan banyak memiliki

pengaruh Dialek Surabaya yang terkenal egaliter dan blak-blakan.

Kabupaten Jombang juga merupakan daerah perbatasan dua dialek

Bahasa Jawa, antara Dialek Surabaya dan Dialek Mataraman. Beberapa

kawasan yang berbatasan dengan Kabupaten Nganjuk dan Kediri memilki

pengaruh Dialek Mataraman yang banyak memiliki kesamaan dengan

Bahasa Jawa Tengahan. Salah satu ciri khas yang membedakan Dialek

Surabaya dengan Dialek Mataram adalah penggunaan kata arek (sebagai

pengganti kata bocah) dan kata cak (sebagai pengganti kata mas).

4. Agama

Sebagian besar agama yang dianut penduduk Jombang adalah

Islam dianut oleh 98% penduduk Kabupaten Jombang, diikuti dengan

agama Kristen Protestan (1,2%), Katolik (0,3%), Buddha (0,09%), Hindu

(0,07%), dan lainnya (0,02%).[13] Meskipun Jombang dikenal dengan

sebutan "kota santri", karena banyaknya sekolah pendidikan Islam

(pondok pesantren) di wilayahnya, Namun kehidupan beragama di

Kabupaten Jombang sangat toleran. Di Kecamatan Mojowarno, (atau

sekitar 8 km dari Ponpes Tebuireng), merupakan kawasan dengan

pemeluk mayoritas beragama Kristen Protestan, dan daerah tersebut

pernah menjadi pusat penyebaran salah satu aliran agama Kristen

Protestan pada era Kolonial Belanda, denga bangunan gereja tertua dan

salah satu terbesar di Jawa Timur yaitu Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW)

Mojowarno dengan dilengkapi rumah sakit Kristen dan Sekolah-sekolah

Kristen. Agama Hindu juga dianut sebagian penduduk Jombang, terutama

di kawasan selatan (Wonosalam, Bareng, dan Ngoro). Selain itu, Kabupaten

Page 14: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

10

Jombang memiliki tiga kelenteng, yakni Hok Liong Kiong di Kecamatan

Jombang, Hong San Kiong di Kecamatan Gudo (yang didirikan tahun

1700) dan Bo Hway Bio di Kecamatan Mojoagung.

5. Pendidikan

Sejumlah perguruan tinggi, di antaranya Universitas Darul Ulum

(UNDAR), STKIP PGRI Jombang, STIE PGRI Dewantara, Universitas Bahrul

Ulum, Intitut Keislaman Hasyim Asy'ari (Ikaha), Universitas Pesantren

Darul Ulum (UNIPDU), STIKES Pemkab Jombang, STIKES ICME, serta

sejumlah akademi. Universitas Darul Ulum merupakan perguruan tinggi

terkemuka di Jombang. Pada tahun 2005, Kabupaten Jombang terdapat

560 SD negeri dan 22 SD swasta; 46 Sekolah Menengah Pertama SMP

Negeri dan 86 SMP swasta; 12 SMA Negeri dan 37 SMA swasta; 7 SMK

Negeri dan 39 SMK swasta. Sementara, untuk sekolah formal Islam,

terdapat 5 MI Negeri dan 257 MI swasta; 17 MTs Negeri dan 102 MTs

swasta; serta 10 MA Negeri dan 65 MA swasta.

Sekolah favorit di Kabupaten Jombang pada umunya untuk

tingkat SD adalah SDN Kepanjen 2, SDN Jombatan 3, dan SD Islam

Roushon Fikr, untuk tingkat SMP adalah SMPN 1 Jombang, sedang

untuk tingkat SMA adalah SMAN 2 Jombang dan SMA Unggulan

Darul Ulum. Sekolah kejuruan di Jombang juga menjadi sekolah

unggulan untuk remaja Jombang misalnya SMKN 1 Jombang (SMEA)

yang memiliki hotel sendiri dan SMKN 3 Jombang (STM).

6. Komunikasi dan media massa

Jombang memiliki satu kode area dengan Mojokerto, yakni

0321.[15] Operator telepon seluler yang beroperasi di Jombang untuk GSM

adalah Telkomsel, Indosat, 3, dan Excelcomindo; sedang untuk CDMA

adalah Indosat Starone, Telkom Flexi, dan Mobile 8. Di Jombang terdapat

beberapa stasiun radio FM (termasuk dua milik pemerintah), serta

sejumlah tabloid, majalah, dan surat kabar regional. Leading newspaper di

Jombang antara lain adalah Harian Seputar Indonesia (SINDO), Jawa Pos

(Radar Mojokerto), Kompas, Duta Masyarakat, Surya, Bangsa, dan

Memorandum, Surabaya Pagi, Jatim Mandiri. Dan beberapa lagi, media

Page 15: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

11

mingguan yang cukup eksis di kota santri ini, Radar Minggu, Rakyat Pos,

tabloid SIDAK. Media tersebut berbasis berita lokal dan telah beredar di

hampir seluruh wilayah di Jawa Timur. Di Jombang dapat dengan jelas

menangkap saluran TVRI, 10 TV swasta nasional serta beberapa stasiun

televisi lokal di Surabaya dan Kediri.

7. Perekonomian

Sektor pertanian menyumbang 38,16% total PDRB Kabupaten

Jombang. Meski nilai produksi pertanian mengalami peningkatan,

namun kontribusi sektor ini mengalami penurunan. Sektor pertanian

digeluti oleh sedikitnya 31% penduduk usia kerja. Tradisi, kemudahan

yang disediakan oleh alam, dan adanya terobosan baru rupanya

menjadikan alasan untuk bertahan. Kesuburan tanah di sini konon

dipengaruhi oleh material letusan Gunung Kelud yang terbawa arus

deras Sungai Brantas dan Kali Konto serta sungai-sungai kecil lainnya.

Sistem pengairan juga sangat ekstensif dan memadai, dan 83% di

antaranya merupakan irigasi teknis. Sedikitnya 42% lahan di Jombang

digunakan sebagai area persawahan. Letaknya di bagian tengah

kabupaten dengan ketinggian 25-100 meter dpl. Lokasi ini ditanamai

tanaman padi serta palawija seperti jagung, kacang kedelai, kacang

tanah, kacang hijau, dan ubi kayu. Komoditas andalan tanaman pangan

Kabupaten Jombang di tingkat provinsi adalah padi, jagung, kacang

kedelai dan ubi kayu. Besarnya produksi padi telah menempatkan

Jombang sebagai daerah swasembada beras di provinsi Jawa Timur.

Di bagian utara merupakan sentra buah-buahan seperti

mangga, pisang, nangka, dan sirsak. Kecamatan Wonosalam juga

merupakan sentra buah-buahan terutama Durian Bido. Kecamatan

Perak merupakan penghasil utama jeruk nipis, yang diunggulkan

karena tipis kulitnya serta banyak airnya.

8. Perkebunan

Komoditas andalan perkebunan Kabupaten Jombang di tingkat

provinsi adalah tebu. Sedang di tingkat regional, komoditas unggulan

adalah serat karung, kelapa, kopi, kakao, jambu mete, randu, tembakau,

Page 16: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

12

dan beberapa tanaman Toga (lengkuas, kencur, kunyit, jahe, dan serai).

Proyek percontohan Toga terlengkap di Jombang adalah Taman Toziega

PKK Kabupaten Jombang dan Toziega Asri di Desa Dapurkejambon

Jombang. Toziega (Taman Obat Gizi dan Ekonomi Keluarga) merupakan

pengembangan dari Toga (Tanaman Obat Keluarga). Dimana dalam

Toziega ditambahkan pengadaan sumber gizi secara mandiri dan

komersialisasi dari hasil pengelolaan tanaman obat. Gagasan proyek

percontohan Toziega dicetuskan dan dibidani oleh Ir. Tyasono Sankadji

yang kemudian menjadi salah satu jargon kebanggaan pertanian dan

perkebunan Kabupaten Jombang. Tebu merupakan bahan mentah

utama industri gula di Jombang, (dimana Jombang memiliki dua pabrik

gula). Perkebunan tebu tersebar merata di dataran rendah dan dataran

tinggi Kabupaten Jombang. Daerah pegunungan di sebelah tenggara

(terutama Kecamatan Wonosalam) merupakan sentra tanaman perkebunan

kopi, kakao, dan cengkeh. Daerah pegunungan di utara merupakan

penghasil utama tembakau di Jombang.

9. Kehutanan

Hampir 20% wilayah Kabupaten Jombang merupakan kawasan

hutan. Kawasan hutan tersebut terdapat di bagian utara (kecamatan

Plandaan, Kabuh, Kudu, dan Ngusikan) serta bagian tenggara

Kabupaten Jombang (kecamatan Wonosalam, Bareng, dan Mojowarno).

Di wilayah hutan Kabupaten Jombang, 61% merupakan hutan

produksi, 23% hutan tebang pilih, 15% hutan wisata, dan 1,5%

merupakan hutan lindung. Kayu jati adalah komoditas unggulan

subsektor kehutanan di Kabupaten Jombang.

10. Peternakan dan perikanan

Komoditas peternakan Kabupaten Jombang meliputi ayam

pedaging, ayam petelur, ayam buras, sapi potong, sapi perah, kerbau,

kambing, domba, dan itik. Ayam pedaging merupakan komoditas

unggulan peternakan di tingkat provinsi. Beberapa perusahaan

menengah bergerak di bidang peternakan. Mengingat lokasi Kabupaten

Page 17: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

13

Jombang yang bukan kawasan pantai, perikanan perairan umum dan

kolam merupakan komoditas unggulan di bidang perikanan.

11. Perdagangan

Sektor perdagangan menyumbang PDRB kabupaten terbesar

kedua setelah pertanian. Majunya pertanian di Jombang rupanya turut

menggairahkan sektor perdagangan. Kabupaten Jombang merupakan

salah satu penyuplai utama komoditas pertanian tanaman pangan dan

perkebunan di Jawa Timur. Kabupaten Jombang memiliki 17 pasar

umum yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten, serta 12 pasar

hewan. Kota Jombang sendiri memiliki Pasar Legi Citra Niaga, Pasar

Pon, Pasar Loak, dan Pasar Burung. Perdagangan retail dilayani oleh

berbagai pusat perbelanjaan serta supermarket besar maupun kecil. Di

samping Pasar Legi Citra Niaga, dua kawasan ruko yang terbesar

adalah Kompleks Simpang Tiga dan Kompleks Cempaka Mas. Selain

kota Jombang, kawasan pusat komersial regional di Kabupaten

Jombang terdapat di Mojoagung, Ploso, dan Ngoro.

12. Industri Manufaktur

Gedung Industri Perusahaan CJI di Jombang. Sektor industri

manufaktur menyumbang PDRB kabupaten terbesar ketiga setelah

pertanian dan perdagangan. Majunya industri di Jombang ditopang oleh

kemudahan transportasi, serta letak Kabupaten Jombang yang strategis,

yakni berada di jalur utama lintas selatan Pulau Jawa dan bersebelahan

dengan kawasan segitiga industri Surabaya-Mojokerto-Pasuruan.

besar di Kabupaten Jombang yang merambah pasar luar negeri di

antaranya adalah PT Pei Hai Wiratama Indonesia (produk sepatu, topi dan

T-Shirt dengan brand "Diadora" dan "Fila") di Jogoloyo (Jogoroto); PT Japfa

Comfeed (produk makanan ternak) di Tunggorono (Jombang); PT Usmany

Indah (produk kayu olahan), MKS-Sampoerna (produk rokok) di Ploso dan

Ngoro, PT Cheil Jedang Indonesia (produk industri kimia setengah jadi) di

Jatigedong (Ploso);PT Cheil Jedang Superfeed (produk pakan ternak) di

Mojoagung, PT Mentari International (produk mainan anak) di Tunggorono

(Jombang), serta PT Seng Fong Moulding Perkasa (produk ubin kayu).

Page 18: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

14

Kabupaten Jombang juga memiliki dua pabrik gula: PG Djombang Baru di

Kecamatan Jombang dan PG Tjoekir di Kecamatan Diwek. Sebanyak 96%

industri manufaktur di Kabupaten Jombang merupakan industri kecil,

dengan penyerapan tenaga kerja sebesar 60%. Industri kecil yang

merambah pasar luar negeri adalah industri kerajinan manik-manik kaca

(di Desa Plumbon-Gambang, Kecamatan Gudo) dan industri kerajinan cor

kuningan (di Desa Mojotrisno, Mojoagung). Kedua kerajinan tersebut

adalah khas Jombang. Sementara itu, industri kecil lain yang dipasarkan

di tingkat nasional antara lain adalah mebelair (di Mojowarno), anyaman

tas (di Mojowarno), limun (di Bareng dan Ngoro), serta Kecap "Ikan

Dorang", yang merupakan salah satu trade mark Jombang.

13. Pertambangan dan Penggalian

Saat ini Kabupaten Jombang tidak terdapat aktivitas

pertambangan. Namun diduga bagian utara dan barat Kabupaten

Jombang terdapat deposit minyak bumi. Bahan galian di Kabupaten

Jombang antara lain yodium, diatomit, andesit, lempung, dan pasir batu.

14. Perbankan

Di Kabupaten Jombang terdapat beberapa Bank besar yang

beroprasi seperti Bank Jatim, Bank Danamon, Bank Mandiri, Bank Rakyat

Indonesia, Bank Central Asia, BNI, BII, Bank Mega dan lain-lain. Bank-bank

tersebut juga menyediakan pelayanan ATM hampir disetiap kecamatan.

15. Transportasi

Ringin Contong yaitu pertemuan antara Jl KH. Wahid Hasyim (gb.

atas), Jl A Yani (jalan satu arah), dan Jl KH. Abdurrahman Wahid.

Kabupaten Jombang memiliki posisi yang sangat strategis, karena berada

di jalur utama lintas selatan Pulau Jawa (Jogjakarta-Surabaya-Bali).

Selain itu, Kabupaten Jombang juga merupakan persimpangan jalur

menuju Kediri/Tulungagung, Malang, serta Babat/pantura. Pusat kota

Jombang dapat ditempuh 1½ jam dari ibu kota Provinsi Jawa Timur

Surabaya, atau dari Bandara Internasional Juanda di Sidoarjo. Saat ini

juga telah dikembangkan ruas jalan tol Mojokerto-Kertosono, yang

melintasi bagian utara Kabupaten Jombang.

Page 19: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

15

16. Bus

Terminal Kepuhsari, yang terletakdi Kecamatan Peterongan, 5

km dari pusat kota Jombang, merupakan terminal utama kabupaten

yang menghubungkan Jombang dengan kota-kota lainnya. Jalur bus

jurusan Surabaya, Kediri/Tulungagung, dan Solo/Jogja merupakan

jalur yang beroperasi 24 jam nonstop. Bus yang ingin memberhentikan

para penumpang yang ingin ke Jombang Koa biasanya diturunkan di

“Simpang Tiga” kota Jombang yang biasanya disebut Terminal Lama.

17. Kereta api

Kereta Api yang akan tiba di Stasiun Jombang. Kabupaten Jombang

juga dihubungkan dengan kota-kota lain di Pulau Jawa dengan

menggunakan jalur kereta api. Stasiun Jombang merupakan stasiun

utama, disamping 4 stasiun lainnya: Sembung, Peterongan, Sumobito, dan

Curahmalang. Jalur kereta api yang melintasi stasiun KA Jombang adalah

Surabaya – Jombang - Kertosono PP (KRD) Surabaya – Kertosono – Blitar -

Malang-Surabaya Gubeng PP (KA Rapih Dhoho/Penataran) Surabaya

Gubeng - Yogyakarta PP (KA Sancaka) Surabaya - Madiun PP (KA Madiun

Ekspress) Banyuwangi -Jember - Surabaya - Yogyakarta PP (KA Sri Tanjung)

Jember-Surabaya-Yogyakarta-Purwokerto PP (KA Logawa) Surabaya -

Yogyakarta - Bandung PP (KA Pasundan, Mutiara Selatan, Turangga, Argo

Wilis) Surabaya-Yogyakarta-Cirebon-Jakarta PP (Bima) Jombang – Solo -

Semarang – Tegal – Cirebon - Jakarta PP (KA Bangunkarta).

Sementara jalur kereta api yang sudah tidak aktif lagi antara

lain jurusan : Jombang – Pare - Kediri Jombang - Ploso- Kabuh -

Babat. Jalur ini dulu melewati depan tugu Ringin Contong yang

menjadi ciri khas kota Jombang.

Angkutan lokal : Untuk transportasi intra wilayah kabupaten,

terdapat Angkutan Pedesaan dengan 24 trayek, yang menjangkau ke

semua kecamatan. Ini masih ditambah lagi dengan adanya trayek

angkutan antarkota yang menghubungkan kota Jombang dengan

wilayah kabupaten di sekitarnya, yakni jurusan Pare, Kandangan,

Babat, Kertosono, serta Mojokerto.

Page 20: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

16

18. Pariwisata

Kabupaten Jombang memiliki berbagai keindahan alam dan

potensi pariwisata lain yang menarik. Sangat disayangkan, potensi

tersebut pada umumnya belum digali, dan tidak memiliki pendukung

sarana dan prasarana yang memadai untuk memajukan pariwisata di

Kabupaten Jombang, sehingga menunggu adanya investasi untuk

menggarapnya. Hal ini sangat penting dan menguntungkan, mengingat

posisi Kabupaten Jombang yang bersebelahan dengan daerah tujuan

wisata alam Malang di tenggara dan Pacet-Trawas-Tretes di timur; serta

wisata historis (situs Majapahit) Trowulan. Di Jombang memiliki

beberapa tempat pariwisata yang menarik, yaitu Pemandian Sumberboto

di Mojowarno, Candi Arimbi di Bareng, Sendang Made di Kudu, Kedung

Cinet di Plandaan, Kedung Sewu serta Desa Manduro yang berpenduduk

asli Madura di Kabuh,perkebunan teh, cengkeh serta durian di

Wonosalam serta air terjun Tretes di Wonosalam.Dan juga arung jeram

(Rafting)di desa panglungan ,WonosaLam. Selain itu juga terdapat

wisata religi yaitu makam Gus Dur (KH. Abdurrahman Wahid), KH.

Wahid Hasyim dan KH. Hasyim Asyari di Tebuireng, Diwek, serta

bangunan gereja tertua di Jawa Timur yaitu GKJW Mojowarno. Selain

itu terdapat wisata buatan, salah satunya yaitu Tirta Wisata yang

terletak di wilayah Peterongan

C. Dasar Pemikiran

Sesuai ketentuan dalam Permendagri No 83 Tahun 2015 tentang

Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa (Berita Negara RI

2016 Nomor 5), yang selanjutnya dirubah menjadi Permendagri No 67

Tahun 2017 tentang Perubahan atas Permendagri No 83 Tahun 2015

tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa (Berita

Negara RI tahun 2017 Nomor 1223). Dengan demikian peraturan daerah

terkait dengan pedoman pengangkatan dan pemberhentian perangkat

desa harus disesuaikan dengan perubahan ini.

Dewasa ini relasi yang harmonis antara berbagai komponen pilar-

pilar pemerintahan dalam bingkai good governance (pemerintah, lembaga-

Page 21: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

17

lembaga masyarakat sipil dan lembaga-lembaga ekonomi) di semua level

pemerintahan sangat dibutuhkan, termasuk di lingkungan pemerintahan

desa. Keharmonisan hubungan itu sangat dibutuhkan, terutama dalam

proses pembentukan kebijakan dan rekrutmen perangkat desa.

Sementara di sisi lain kebiasaan menunggu aturan pelaksanaan yang

terperinci dan jelas sudah membudaya di berbagai lini pemerintahan, sehingga

aturan-aturan normatif dan tidak jelas tentu menimbulkan ketidak-pastian bagi

pemerintah desa untuk melaksanakannya. Demikian pula dalam hal tata-

hubungan antara berbagai lembaga kemasyarakatan di desa dengan

Pemerintah Desa, sehingga keterlibatannya belum tentu dioptimalkan oleh

pihak Pemerintah Desa, dengan dalih “aturannya tidak jelas”. Terkait

“Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa” merupakan suatu gagasan

yang tepat dalam rangka memberikan arah dan pedoman dalam pengisian

perangkat desa dan penataan struktur pemerintah desa, tanpa berpretensi

untuk melakukan intervensi dan formalisasi struktur pemerintah di desa.

D. Indentifikasi Masalah

1. Permasalahan Yang Dihadapi

Dari hasil pengamatan dan diskusi dengan beberapa perangkat

daerah dan tokoh masyarakat desa, dapat ditemukan berbagai

permasalahan yang terkait dengan pengangkatan dan pemberhentian

perangkat desa. Secara umum permasalahan tersebut sebagai berikut:

a. Peraturan daerah terkait dengan pedoman pengangkatan dan

pemberhentian perangkat desa sesuai Undang-Undang Nomor 6 Tahun

2014 tentang Desa, dan Permendagri Nomor 83 Tahun 2015 dirubah

dengan Permendagri Nomor 67 Tahun 2017, sehingga harus ada

penyesuaian dalam pengangkatan dan pemberhentian perangkat desa.

b. Ketentuan yang ada terkait dengan pengangkatan dan pemberhentian

perangkat desa tidak bisa lagi dipergunakan karena tidak sesuai lagi

dengan semangat Permendagri Nomor 67 Tahun 2017.

c. Belum adanya pengaturan relasi perangkat desa dengan pemerintah

desa sesuai dengan ketentuan baru, sehingga pelaksanaan tupoksinya

Page 22: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

18

belum berjalan secara baik, sehingga konteks relasi dan menjalankan

peran masih stagnan dan normatif

Kurangnya kesadaran individu atas peraturan yang ada di desa

tersebut dan berubahnya perilaku masyarakat yang kurang menjunjung

tinggi nilai-nilai kearifan lokal terkait dengan norma-norma sosial dalam

musyawarah, sehingga dalam pengangkatan dan pelaksanaan tugas

perangkat desa yang ada dan dalam menjalin relasi dengan kepala desa

terkadang belum adanya sinergi dan keserasian. Untuk itulah perlunya

kejelasan aturan, sehingga masing-masing perangkat desa bisa

menjalankan fungsinya dengan baik.

2. Landasan Pembentukan Peraturan Daerah

a. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

b. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan;

c. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan UU

No. 6 Tahun 2014 tentang Desa;

d. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan

PP No. 43/3014;

e. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011tentang

Pembentukan Produk Hukum Daerah;

f. Permendagri Nomor 83 Tahun 2015 Tentang Pengangkatan dan

Pemberhentian Perangkat Desa;

g. Permendagri No 67 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Permendagri

No 83 Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat

Desa (Berita Negara RI tahun 2017 Nomor 1223)

E. Tujuan dan Sasaran Penulisan

Penulisan naskah akademik ini dimaksudkan untuk memberikan

landasan akademik atas penyusunan Rancangan Perubahan Peraturan

Daerah tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa adalah:

a. Sebagai dasar penyusunan Rancangan Perubahan Peraturan Daerah

tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa sebagai

landasan pengisian perangkat desa.

Page 23: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

19

b. Melakukan kajian terhadap arti penting Rancangan Perubahan Peraturan

Daerah tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.

c. Memberikan landasan bagi Daerah untuk melakukan upaya-upaya

perubahan pengaturan perangkat desa dan struktur pemerintah desa

dan tugas pokok fungsi pemerintah desa.

Peraturan Daerah yang hendak disusun ini tentu tidak mungkin

melakukan pengaturan pada semua aspek yang terkait dengan pemerintahan

desa dengan segala aspek yang ada didalamnya, karena ada beberapa aspek

yang belum bisa diatur secara tegas, hal ini dikarenakan karena

mempertimbangkan beberapa faktor, seperti, kapasitas Pemerintahan Desa,

kondisi perangkat desa, serta urgensi hubungan perangkat desa dengan

pemerintahan desa, serta eksekusi penerapannya di lapangan.

Adapun sasaran pengaturan yang hendak dijelaskan dalam

naskah akademik ini mencakup:

a. Memberikan kejelasan perubahan pengaturan terhadap upaya-upaya

untuk mengatur pengisian perangkat desa.

b. Memberikan kejelasan perubahan pengaturan terhadap pengangkatan

dan pemberhentian perangkat desa dan segala tupoksi pemerintah desa.

c. Menghidupkan dan melestarikan kembali kearifan lokal dengan tata nilai

positifnya dalam pengisian perangkat desa dengan menyesuaikan peraturan

yang berlaku.

F. Metode dan Pendekatan Penulisan

1. Metode

a) Tipe Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian pembentukan hukum (law

making) sekaligus juga merupakan penelitian penerapan hukum (law

application). Yang dimaksud sebagai penelitian pembentukan hukum

karena bertujuan untuk merumuskan prinsip-prinsip/norma hukum

yang menjadi dasar /landasan hukum yang berlaku bagi peristiwa

konkrit sehari-hari. Sedangkan yang dimaksud sebagai penelitian

penerapan hukum karena dalam perumusan prinsip norma tersebut

tidak terlepas dari tindakan menerapkan norma yang ada sebelumnya

Page 24: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

20

baik di tingkat pusat (nasional) maupun di tingkat daerah. Sesuai

dengan tujuannya yang hendak membentuk hukum positif, maka

penelitian ini menggunakan metode normatif (doktrinal). Data-data

terutama didasarkan pada kajian literatur (bahan hukum sekunder)

dan studi lapangan (OPD dan desa) melalui FGD, selanjutnya dianalisa

dengan analisa dan argumentasi kualitatif.

b) Jenis dan Alat Pengumpul Data

Data yang dikumpulkan adalah berupa keputusan hukum

(das sollen) yang mengatur mengenai kelembagaan desa yang

sudah ada di Kabupaten Jombang, serta fakta (das sein), yang

merupakan realisasi keputusan hukum atau yang mendasari

pembentukan ketentuan hukum terkait perangkat desa. Keputusan

hukum berupa peraturan-peraturan hukum di tingkat nasional

maupun daerah sampai desa. Data tersebut dikumpulkan melalui

studi kepustakaan yang ditujukan sebagai penggalian informasi

kepustakaan di berbagai perpustakaan maupun lewat internet.

Disamping itu, data diambil melalui Focus Group Discussion

(FGD) stakeholders daerah Kabupaten Jombang dan juga tokoh-

tokoh desa, serta pendapat para ahli yang berkompeten dalam hal

peraturan mengenai perangkat desa dan tupoksinya. Untuk

melengkapi data dan informasi yang dibutuhkan dalam rangka

penyusunan Raperda Pedoman Pengangkatan dan Pemberhentian

Perangkat Desa, maka dilakukan FGD dengan segenap stakeholders

untuk mengumpulkan beberapa informasi terkait hal yang bisa

dijadikan acuan dalam menyusun Raperda.

c) Analisis Data

Analisis data dimulai dengan inventarisasi dan sistematisasi

norma untuk melihat ketentuan yang berkaitan dengan struktur

pemerintah desa dalam hukum nasional maupun peraturan daerah.

Tahap selanjutnya adalah analisis data dengan melakukan eksplikasi

yaitu penjelasan serta evaluasi atau penilaian mengenai hukum positif

baik dalam hukum nasional maupun peraturan daerah yang sesuai

Page 25: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

21

dengan kondisi Kabupaten Jombang berkaitan dengan Perubahan

Pedoman Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa Kegiatan

penelitian yang terakhir adalah melakukan preskripsi terhadap

perumusan aturan Perubahan Pedoman Pengangkatan dan

Pemberhentian Perangkat Desa dengan menggunakan analisa kualitatif

yang dirumuskan selain dari studi pustaka juga dari hasil pengkajian

pendapat-pendapat para ahli dan pihak-pihak berkompeten dalam FGD.

2. Pendekatan Penulisan

Dalam penulisan naskah akademik ini, metode dan pendekatan yang

digunakan adalah melalui pengamatan di lapangan dan studi literatur, yang

selanjutnya didiskusikan melalui FGD (forum group discusion) kemudian

dikomunikasikan dalam forum musyawarah dengan lembaga Desa.

Adapun sistematika penulisan naskah akademik ini, adalah

sebagai berikut:

a) Bagian pertama

Sampul depan /cover

Kata Pengantar

Daftar Isi

b) Bagian Kedua

Bab 1 Pendahuluan : (1) Latar Belakang ; (2) Permasalahan ; (3)

Tujuan dan Sasaran Penulisan ; (4) Metode dan Pendekatan Penulisan;

Bab 2 Kajian teoritis dan Kajian Empiris

Bab 3 Analisis dan Kajian Peraturan Perundang-undangan yang

terkait dengan materi yang akan diatur dalam Peraturan Daerah

tentang Pedomana Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.

Bab 4 Ruang Lingkup Pengaturan Naskah Akademik Peraturan

Daerah : (1) Ketentuan umum; (2) Materi pokok yang akan diatur;

(3) Ketentuan Penutup

c) Bagian Ketiga

Bab 5 Penutup yang menguraikan saran/rekomendasi

d) Bagian Keempat :

Daftar Pustaka

Page 26: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

22

BAB II

KAJIAN TEORITIS DAN EMPIRIS

A. Kajian Teoritis

Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-

unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya

pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-

kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain itu

struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan,

saluran perintah dan penyampaian laporan

Struktur Organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-

mekanisme formal organisasi diolah dan dikelola secara baik. Struktur

organisasi terdiri atas unsur spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi,

sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan

ukuran satuan kerja organisasi, demikian juga dalam struktur organisasi

pemerintahan. Dalam prakteknya terdapat beberapa struktur organisasi

yang kurang tepat sebagai berikut:

1. Pengambilan keputusan seringkali terlambat ataupun seringkali

kurang baik.

2. Organisasi tidak mampu bereaksi dengan baik terhadap perubahan

kondisi lingkungan.

3. Dalam organisasi seringkali terjadi pertentangan, sehingga kurang

kondusif untuk mendukung kerja organisasi

Adapun faktor-faktor yang menentukan perancangan struktur

organisasi yang efektif sebagai berikut:

1. Strategi organisasi untuk mewujudkan pencapaian tujuan.

2. Perbedaan teknologi yang digunakan untuk memproduksi output akan

membedakan bentuk struktur organisasi.

3. Kemampuan dan cara berfikir para anggota serta kebutuhan mereka

juga lingkungan sekitarnya perlu dipertimbangkan dalam penyusunan

struktur organisasi.

4. Besarnya organisasi dan satuan kerjanya akan mempengaruhi struktur

organisasi.

Page 27: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

23

Berkaitan dengan penyusunan struktur organisasi, maka ada 4

konsep penting sebagai berikut:

1. Departementalisasi adalah pengelompokan dari berbagai aktifitas

kerja suatu organisasi supaya berbagai aktifitas yang sama bisa

digabungkan dalam satu unit kerja.

2. Pembagian kerja, adalah rincian tugas/pekerjaan yang harus dilakukan

seseorang agar setiap orang yang terlibat dalam organisasi bertanggungjawab

melaksanakan aktifitas yang menjadi beban tanggungjawabnya.

3. Aspek koordinasi yaitu proses pengintegrasian beberapa tujuan

aktifitas pada satuan-satuan yang terpisah (departemen atau bidang-

bidang fungsional) dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan-

tujuan organisasi. Ini untuk mencegah seseorang berbuat untuk

kepentingannya sendiri.

4. Rentang manajemen atau rentang kendali, adalah kemampuan manajer

untuk melakukan koordinasi secara efektif yang sebagian besar tergantung

kepada sejauhmana kemampuan manajer menjangkau kontrol terhadap

semua bawahan dan jumlah bawahan yang melapor kepadan manajer

yang bertanggung jawab.

Unsur-unsur yang harus diperhatikan dalam penyusunan struktur

organisasi terdiri dari:

1. Spesialisasi kegiatan, sejauhmana fungsi itu terspesialisasi dalam masing-

masing struktur, semakin struktur itu terspesialisasi perannya semakin

bagus sehingga tidak terjadi overlapping tugas antar struktur.

2. Koordinasi kegiatan, adalah upaya untuk mengorganisir dan

mengintegrasikan berbagai kegiatan unit dalam suatu struktur yang

utuh sehingga mempermudah pencapaian tujuan organisasi.

3. Standarisasi kegiatan, bahwa masing-masing struktur organisasi

harus dibuat standarisasi kegiatan sehingga bisa menjadi alat ukur

kinerja masing-masing unit organisasi.

4. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan, menunjukkan

urusan mana dalam pengambilan keputusan itu sentralistik, dan

urusan apa yang harus melibatkan partisipasi anggota organisasi.

Page 28: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

24

5. Ukuran satuan kerja, hal yang kalah pentingnya dalam struktur

organisasi adalah adanya ukuran satuan kerja sebagai pedoman

aparatur dalam menjalankan tugasnya.

Terlepas dari unsure-unsur organisasi bekerja, hal yang penting adalah

bagaimana pengorganisasian fungsi organisasi. Fungsi pengorganisasian

adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan

sumberdaya fisik lain yang dimiliki organisasi untuk menjalankan rencana

yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan organisasi. Dengan kata lain

pengorganisasian adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan

pembagian tugas. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan

pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan

tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan

dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus

mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang

bertanggung jawab atas tugas tersebut, dan pada tingkatan mana keputusan

harus diambil.

Selanjutnya terkait dengan organisasi pemerintah, Weber

mengemukakan karakteristik birokrasi menurut adalah:

− Pembagian kerja yang jelas Hirarki wewenang yang dirumuskan

secara baik.

− Program rasional dalam pencapaian tujuan organisasi.

− Sistem prosedur bagi penanganan situasi kerja.

− Sistem aturan yang mencakup hak-hak dan kewajiban-kewajiban

posisi para pemegang jabatan.

− Hubungan antar pribadi yang bersifat impersonal.

Jadi secara keseluruhan pengorganisasian sebagai salah satu

fungsi manjemen amatlah penting karena tanpa ada langkah ini,

tidaklah terwujud, seperti orgnanisasi, uraian tugas wewenang dan

tanggung jawab,uraian kaitan tugas atau pekerjaan yang satu dengan

pekerjaan yang lain. Sementara itu, sumber-sumber dasar (manusia dan

non manusia) tidak dapat digerakan untuk mencapai tujuan

sebagaimana telah diterapkan atau melalui perencanaan. Dengan

demikian dalam pengisian perangkat desa dalam struktur organisasi

Page 29: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

25

pemerintah desa juga harus memperhatikan kaidah dan prinsip

organisasi dengan memperhatikan kondisi riel dari masing-masing desa.

Pemerintah desa sebagai organisasi dengan tipe struktur formal

ialah suatu organisasi yang memiliki struktur yang jelas, pembagian

tugas yang jelas, serta tujuan yang ditetapkan secara jelas. Atau

organisasi yang memiliki struktur (bagan yang menggambarkan

hubungan-hubungan kerja, kekuasaan, wewenang dan tanggung jawab

antara pejabat dalam suatu organisasi). Atau organisasi yang dengan

sengaja direncanakan dan strukturnya secara jelas disusun. Organisasi

formal harus memiliki tujuan atau sasaran.

Tujuan ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

struktur organisasi yang akan dibuat, khususnya struktur pemerintahan

desa yang dimaksud.

Struktur organisasi (desain organisasi) dapat didefinisikan sebagai

mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola.

Struktur organisasi menunjukan kerangka dan susunan perwujudan

pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian

atau posisi-posisi, atau pun orang-orang yang menunjukan kedudukan,

tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam organisasi.

Struktur ini mengandung unsur-unsur spesialis kerja, standarisasi,

koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan

dan besaran (ukuran) satuan kerja.

Konsep Perangkat Desa Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014

Pengertian pemerintah

Pemerintah adalah organisasi yang memiliki kekuasaan untuk

membuat dan menerapkan hukum serta undang-undang di wilayah tertentu.

Dan juga sebagai sistem untuk menjalankan wewenang dan kekuasaan

dalam mengatur kehidupan sosial, ekonomi dan politik, suatu Negara atau

bagian-bagiannya. Menurut Moh. Kusnardi dan Bintan R. Saragih (2008

:122) Pemerintah adalah alat bagi Negara dalam menyelenggarakan segala

kepentingan rakyatnya dan merupakan alat juga, dalam mewujudkan tujuan

yang sudah ditetapkan”. Pemerintah adalah pelayan publik yang memiliki

sejumlah kewenangan dan kekuasaan serta tugas dan kewajiban dalam

Page 30: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

26

penyelenggaraan pemerintahan. Adapun hakekat pelayanan publik adalah

pemberian pelayanan kepada masyarakat dan pemberian pelayanan publik

tersebut akan dilaksanakan sesuai dengan asas-asas pelayanan publik yang

meliputi transparasi, akuntabilitas, kondisional, partisipatif, kesamaan hak,

dan keseimbangan hak dan kewajiban.

Desa adalah suatu kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai

susunan asli berdasarkan hak asal usul yang bersifat istimewa. Pemerintahan

desa sebagai pelaksana kegiatan penyelenggaraan pemerintahan yang terendah

langsung dibawah camat. Penyelenggaraan pemerintahan desa merupakan

subsistem dari sistem penyelenggaraan pemerintahan, sehingga desa memiliki

kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya.

Masalah pemerintahan desa telah diatur dalam Undang-Undang No.6 Tahun

2014 tentang Desa. Susunan organisasi pemerintahan desa terdiri dari kepala

desa, sekretaris desa, kepala dusun, dan kepala urusan.

Kepala desa memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa,

kedudukannya sebagai alat pemerintah daerah terendah langsung di bawah

camat. Tugas kepala desa adalah menjalankan urusan rumah tangga

desanya sendiri, menjalankan urusan pemerintahan, melaksanakan program

pembangunan baik yang berasal dari pemerintah pusat maupun pemerintah

daerah. Penyelenggaraan pemerintah desa termasuk didalam pembinaan

ketentraman wilayah desa, dan keamana, serta ketertiban di wilayah desa.

Dalam Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa (“Undang-

Undang Desa”), berkaitan dengan pengaturan perangkat desa, maka dapat

dijelaskan sebagai berikut:

Perangkat Desa terdiri atas:

a. sekretariat Desa;

b. pelaksana kewilayahan; dan

c. pelaksana teknis.

Perangkat Desa berhenti karena:

a. meninggal dunia;

b. permintaan sendiri; atau

c. diberhentikan.

Page 31: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

27

Perangkat Desa yang diberhentikan (sebagaimana huruf c) karena:

a. usia telah genap 60 (enam puluh) tahun;

b. berhalangan tetap;

c. tidak lagi memenuhi syarat sebagai perangkat Desa; atau

d. melanggar larangan sebagai perangkat Desa.

Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberhentian perangkat Desa

diatur dalam Peraturan Pemerintah, yaitu Peraturan Pemerintah Nomor

43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor

6 Tahun 2014 tentang Desa sebagaimana diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 (“PP Desa”).Pemberhentian perangkat

desa yang diatur dalam PP Desa pun serupa dengan UU Desa.

Yang diatur lebih rinci dalam PP Desa adalah mengenai mekanisme

pemberhentian perangkat Desa yakni dalam Pasal 70 PP Desa misalnya yang

menyebutkan bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai kepala Desa dan

perangkat Desa diatur dalam peraturan menteri yang menyelenggarakan

urusan pemerintahan di bidang pemerintahan dalam negeri. Yaitu Peraturan

Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2015 tentang

Pengangkatan Dan Pemberhentian Perangkat Desa (“Permendagri 83/2015”).

Dalam Permendagri 83/2015 disebutkan bahwa perangkat Desa

diberhentikan karena:

a. Usia telah genap 60 (enam puluh) tahun;

b. Dinyatakan sebagai terpidana berdasarkan keputusan pengadilan yang

telah mempunyai kekuatan hukum tetap;

c. Berhalangan tetap;

d. Tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai Perangkat Desa; dan

e. Melanggar larangan sebagai perangkat desa.

Ini berarti, baik dalam UU Desa, PP Desa maupun Permendagri

83/2015, tidak ada lagi ketentuan mengenai masa jabatan perangkat desa,

melainkan pembatasan seseorang dapat menjabat sebagai perangkat desa

berdasarkan umur.

Setelah adanya UU Desa, semua peraturan yang terkait langsung

dengan desa wajib menyesuaikan dengan UU Desa sebagaimana diatur

dalam Pasal 119 UU Desa bahwa :

Page 32: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

28

“Semua ketentuan peraturan perundang-undangan yang berkaitan

secara langsung dengan Desa wajib mendasarkan dan menyesuaikan

pengaturannya dengan ketentuan Undang-Undang ini”.

Selanjutnya perubahan penting dari Peraturam Menteri Dalam

Negeri Nomor 67 Tahun 2017 tentang Perubahan Permendgri Nomor 85

Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa,

pada intinya menyangkut dua aspek yakni:

Pertama, terkait dengan persyaratan calon perangkat desa tidak dibatasi

hanya untuk satu desa yang bersangkutan, melainkan dari desa manapun

di seluruh Indonesia bisa ikut dalam pendaftaran.

Kedua, pengaturan tentang mutasi perangkat desa, yang intinya bahwa desa

bisa mengadakan pengisian perangkat desa dengan tes penjaringan calon

perangkat, atau desa bisa menyelenggarakan mutasi perangkat desa baik bisa

antar perangkat dalam satu level jabatan, dan/ atau mutasi ke jenjang jabatan

yang lebih tinggi.

Berdasarkan ketentuan baru ini Kabupaten Jombang akan mencoba

mengatur dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang Pengangkatan dan

Pemberhentian Perangkat Desa, dalam bab dan pasal terkait dengan

ketentuan syarat calon perangkat desa dan juga mutasi perangkat desa

di Kabupaten Jombang.

B. Kajian Terhadap Asas/Prinsip yang Terkait Dengan Penyusunan Norma

1. Asas Kejelasan Tujuan adalah bahwa setiap pembentukan peraturan

perundang-undangan harus mempunyai tujuan yang jelas yang

hendak dicapai

2. Asas Kelembagaan atau Pejabat Pembentuk yang Tepat adalah bahwa

setiap pembentukan peraturan perundang-undangan harus dibuat

oleh lembaga negara atau pejabat Pembentuk Peraturan Perundang-

undangan yang berwenang. Peraturan Perundang-undangan tersebut

dapat dibatalkan atau batal demi hukum apabila dibuat oleh lembaga

negara atau pejabat yang tidak berwenang.

3. Asas Kesesuaian antara Jenis, Hierarki, dan Materi Muatan adalah

bahwa setiap pembentukan peraturan perundang-undangan harus

Page 33: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

29

harus benar-benar memperhatikan materi muatan yang tepat sesuai

dengan jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan.

4. Asas dapat dilaksanakan adalah bahwa setiap pembentukan peraturan

perundang-undangan harus memperhitungkan efektivitas Peraturan

Perundang-undangan tersebut di dalam masyarakat, baik secara

filosofis, sosiologis, maupun yuridis.

5. Asas Kedayagunaan dan Kehasilgunaan adalah bahwa setiap pembentukan

peraturan perundang-undangan harus karena memang benar-benar

dibutuhkan dan bermanfaat dalam mengatur kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara.

6. Asas Kejelasan Rumusan adalah bahwa setiap pembentukan peraturan

perundang-undangan harus memenuhi persyaratan teknis penyusunan

Peraturan Perundang-undangan, sistematika, pilihan kata atau istilah,

serta bahasa hukum yang jelas dan mudah dimengerti sehingga tidak

menimbulkan berbagai macam interpretasi dalam pelaksanaannya.

7. Asas keterbukaan adalah bahwa setiap pembentukan peraturan

perundang-undangan harus mulai dari perencanaan, penyusunan,

pembahasan, pengesahan atau penetapan, dan pengundangan bersifat

transparan dan terbuka. Dengan demikian, seluruh lapisan masyarakat

mempunyai kesempatan yang seluas-luasnya untuk memberikan

masukan dalam Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.

8. Asas Pengayoman adalah bahwa setiap materi peraturan perundang-

undangan harus berfungsi memberikan pelindungan untuk menciptakan

ketentraman masyarakat.

9. Asas kemanusiaan bahwa setiap materi peraturan perundang-undangan

harus mencerminkan pelindungan dan penghormatan hak asasi

manusia serta harkat dan martabat setiap warga negara dan penduduk

Indonesia secara proporsional.

10. Asas Kebangsaan adalah bahwa setiap materi peraturan perundang-

undangan harus mencerminkan sifat dan watak bangsa Indonesia yang

majemuk dengan tetap menjaga prinsip Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

Page 34: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

30

11. Asas Kekeluargaan adalah bahwa setiap bahwa setiap materi peraturan

perundang-undangan harus mencerminkan musyawarah untuk mencapai

mufakat dalam setiap pengambilan keputusan.

12. Asas Kenusantaraan bahwa setiap materi peraturan perundang-

undangan harus senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh

wilayah Indonesia dan Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan

yang dibuat di daerah merupakan bagian dari sistem hukum nasional

yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945.

13. Asas Bhinneka Tunggal Ika bahwa setiap materi peraturan perundang-

undangan harus memperhatikan keragaman penduduk, agama, suku

dan golongan, kondisi khusus daerah serta budaya dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

14. Asas keadilan adalah bahwa bahwa setiap materi peraturan

perundang-undangan harus mencerminkan keadilan secara proporsional

bagi setiap warga negara.

15. Asas Kesamaan Kedudukan dalam Hukum dan Pemerintahan bahwa

setiap materi peraturan perundang-undangan tidak boleh memuat

hal yang bersifat membedakan berdasarkan latar belakang, antara

lain, agama, suku, ras, golongan, gender, atau status sosial.

16. Asas Ketertiban dan Kepastian Hukum bahwa setiap materi peraturan

perundang-undangan harus dapat mewujudkan ketertiban dalam

masyarakat melalui jaminan kepastian hukum.

17. Asas Keseimbangan, Keserasian, dan Keselarasan bahwa setiap materi

peraturan perundang-undangan harus mencerminkan keseimbangan,

keserasian, dan keselarasan, antara kepentingan individu, masyarakat

dan kepentingan bangsa dan negara.

18. Asas Legalitas yaitu adanya persamaan kedudukan, perlindungan,

dan keadilan di hadapan hukum.

19. Asas Keseimbangan yaitu proses hukum yang ada haruslah menegakkan

hak asasi manusia dan melindungi ketertiban umum.

20. Asas kearifan lokal Kabupaten Jombang.

Page 35: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

31

C. Kajian Terhadap Implikasi Penerapan Sistem

Dengan adanya peraturan daerah terkait dengan perubahan Pedoman

Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa di Kabupaten Jombang

pada dasarnya akan lebih melengkapi dan memberikan kepastian hukum,

sekaligus pedoman untuk pembentukan organisasi dan tata kerja

pemerintahan desa bagi Pemerintah Desa dan seluruh pemangku kepentingan

pemerintahan desa di lingkungan Kabupaten Jombang. Selain itu juga

diperlukan untuk memberi ruang partisipasi masyarakat sebagaimana telah

diamanatkan dalam UU No. 12 Tahun 2011 memungkinkan masyarakat

dalam kaitannya dengan hak untuk memberikan masukan secara lisan atau

tertulis dalam rangka penyiapan atau pembahasan rancangan undang-

undang dan rancangan peraturan daerah.

Kepentingan dan aspirasi masyarakat yang terwadahi dalam

berbagai lembaga kemasyarakatan merupakan salah satu sumber utama

dalam partisipasi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan desa.

Tanpa lembaga-lembaga tersebut, pemerintah desa tentu akan mengalami

kesulitan dalam menggerakkan partisipasi masyarakat dalam berbagai

bentuk partisipasi. Selain itu lembaga-lembaga kemasyarakatan juga

memiliki tanggung jawab sosial dan moral terhadap penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan di desanya.

Akan tetapi kebutuhan Pemerintah Desa akan adanya dukungan

partisipasi dari lembaga-lembaga kemasyarakatan dan tanggungjawab

lembaga-lembaga kemasyarakatan dan penyelenggaraan pemerintahan

dan pembangunan itu, seolah mengalami hambatan formal karena

belum adanya pedoman aturan-aturan yang selama ini telah ada dan

diberlakukan. Maka dari itu diperlukan perda yang menjadi pedoman

bagi pengisian perangkat desa dan tata kerja pemerintahan desa, agar

terjalin struktur organisasi pemerintahan desa yang harmonis dan

kondusif di Kabupaten Jombang.

Banyak manfaat yang akan diperoleh pemerintah desa dan lembaga-

lembaga kemasyarakatan di desa, antara lain akan memperoleh kepastian

hukum dan pedoman bagi pengisian kekososngan perangkat desa berdasarkan

Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Komitmen untuk

Page 36: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

32

membentuk struktur pemerintah desa secara legimatimasi dan diterima

warga desa dan bisa relasi antara Pemerintahan Desa dengan lembaga-

lembaga kemasyarakatan perlu dimulai dari Pemerintah Kabupaten, antara

lain dengan perumusan Raperda tentang Perubahan Pedoman Pengangkatan

dan Pemberhentian Perangkat Desa.

Page 37: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

33

BAB III

EVALUASI DAN ANALISIS PERUNDANG UNDANGAN TERKAIT

Hukum sebagai perangkat norma-norma kehidupan dalam bermasyarakat

merupakan salah satu instrumen terciptanya aktivitas segnap stakeholders desa

terlibat secara aktif dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. Pada kenyataannya

peraturan perundangan yang mengatur tentang desa yakni Undang-undang Nomor

6 Tahun 2014 Tentang Desa, belum secara khusus mengatur proses pengangkatan

dan pemberhentian perangkat desa secara tuntas, demikian pula dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-undang tentang

Desa. Untuk itulah perlunya dibuat perda terkait dengan pedoman organisasi dan

tata kerja pemerintahan desa, sehingga akan tercipta pemerintahan desa dan

kelembagaan desa dan masyarakat desa yang bisa bersinergi untuk mengambil

peran masing-masing. Kelembagaan desa merupakan institusi lokal yang sudah

cukup berperan dalam mengorganisir masyarakat, maka harus didorong dengan

peraturan daerah sebagai acuan dan landasan gerak pembentukan organisasi

pemerintah desa dan pengisian perangkat desa.

Pengaturan Pemerintah Indonesia mengenai pedoman organisasi dan tata

kerja Pemerintahan Desa, secara umum diatur dalam Peraturan Pemerintah

Nomor 43 Tahun 2014. Selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43

tentang Desa, diatur sebagai berikut:

Pasal 61

(1) Perangkat Desa terdiri atas:

a. sekretariat Desa;

b. pelaksana kewilayahan; dan

c. pelaksana teknis.

(2) Perangkat Desa berkedudukan sebagai unsur pembantu kepala Desa.

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, sebagai berikut:

Pasal 48 Perangkat Desa terdiri atas:

a. sekretariat Desa

b. pelaksana kewilayahan; dan

c. pelaksana teknis.

Page 38: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

34

Pasal 49

(1) Perangkat Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 48 bertugas

membantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya.

(2) Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat oleh Kepala

Desa setelah dikonsultasikan dengan camat atas nama Bupati/ Walikota.

(3) Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya perangkat Desa

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab kepada

Kepala Desa.

Selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 tentang Desa,

diatur sebagai berikut:

Pasal 61

(1) Perangkat Desa terdiri atas:

a. sekretariat Desa;

b. pelaksana kewilayahan; dan

c. pelaksana teknis.

(2) Perangkat Desa berkedudukan sebagai unsur pembantu kepala Desa.

Pasal 62

(1) Sekretariat Desa dipimpin oleh sekretaris Desa dibantu oleh unsur

staf sekretariat yang bertugas membantu kepala Desa dalam bidang

administrasi pemerintahan.

(2) (Sekretariat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling banyak

terdiri atas 3 (tiga) bidang urusan.

(3) Ketentuan mengenai bidang urusan sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 63

(1) Pelaksana kewilayahan merupakan unsur pembantu kepala Desa

sebagai satuan tugas kewilayahan.

(2) Jumlah pelaksana kewilayahanmditentukan secara proporsional antara

pelaksana kewilayahan yang dibutuhkan dan kemampuan keuangan Desa.

Pasal 64

(1) Pelaksana teknis merupakan unsur pembantu kepala Desa sebagai

pelaksana tugas operasional.

Page 39: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

35

(2) Pelaksana teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling banyak

terdiri atas 3 (tiga) seksi.

(3) Ketentuan mengenai pelaksana teknis sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.

Dalam Permendagri Nomor 83 Tahun 2015 tentang Pengangkatan

dan Pemberhentian Perangkat Desa, sebagai berikut:

Bagian Kesatu Persyaratan Pengangkatan

Pasal 1

(1) Perangkat Desa diangkat oleh Kepala Desa dari warga Desa yang telah

memenuhi persyaratan umum dan khusus.

(2) Persyaratan Umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai

berikut:

a. Berpendidikan paling rendah sekolah menengah umum atau yang

sederajat;

b. Berusia 20 (dua puluh) tahun sampai dengan 42 (empat puluh dua) tahun;

c. Memenuhi kelengkapan persyaratan administrasi.

(3) Persyaratan Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah

persyaratan yang bersifat khusus dengan memperhatikan hak asal usul

dan nilai sosial budaya masyarakat setempat dan syarat lainnya.

(4) Persyaratan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan

dalam Peraturan Daerah.

Bagian Kedua Pemberhentian

Pasal 2

(1) Kepala Desa memberhentikan Perangkat Desa setelah berkonsultasi

dengan Camat.

(2) Perangkat Desa berhenti karena:

a. Meninggal dunia;

b. Permintaan sendiri; dan

c. Diberhentikan.

Page 40: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

36

(3) Perangkat Desa diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf c karena:

a. Usia telah genap 60 (enam puluh) tahun;

b. Dinyatakan sebagai terpidana berdasarkan keputusan pengadilan

yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;

c. Berhalangan tetap;

d. Tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai Perangkat Desa; dan

e. Melanggar larangan sebagai perangkat desa.

(4) Pemberhentian Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf a, dan huruf b, ditetapkan dengan keputusan Kepala Desa dan

disampaikan kepada Camat atau sebutan lain paling lambat 14 (empat

belas) hari setelah ditetapkan.

(5) Pemberhentian Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c

wajib dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Camat atau sebutan lain.

(6) Rekomendasi tertulis Camat atau sebutan lain sebagaimana dimaksud

ayat (4) didasarkan pada persyaratan pemberhentian perangkat Desa.

Dari ketentuan menyebutkan bahwa di Desa dapat dibentuk struktur

pemerintah desa. Pembentukan struktur pemerintah desa sebagaimana dimaksud,

ditetapkan dengan Peraturan Desa yang mempunyai tugas membantu Kepala Desa.

Fakta lain di masyarakat desa di Kabupaten Jombang masih cukup

kuatnya budaya patron-klin antara elit pemerintah desa dengan masyarakat

desa, termasuk perangkat desa. Dengan demikian aturan normative sangatlah

penting untuk mendorong bekerjanya pemerintah desa dan lembaga desa.

Karena tidak ada aturan konkrit tentang pedoman organisasi dan tata kerja

pemerintah desa, maka lembaga desa yang ada cenderung menunggu perintah

dan ajakan dari pemerintah desa dalam hal ini Kepala Desa. Dengan adanya

peraturan daerah yang secara khusus mengatur pembentukan struktur

pemerintah desa dan tupoksinya, akan bisa mendorong dan menggerakkan

peran lembaga desa, khususnya lembaga sosial dan lembaga ekonomi desa

dalam setiap proses pengambilan kebijakan desa dan pelaksanaannya.

Page 41: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

37

BAB IV

LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS, DAN YURIDIS

A. Landasan Filosofis

Dalam konsep negara hukum yang demokratis keberadaan peraturan

perundang-undangan, termasuk Peraturan Daerah dalam pembentukannya

harus didasarkan pada beberapa asas. Menurut Van der Vlies sebagaimana

dikutip oleh A. Hamid S. Attamimi membedakan 2 (dua) kategori asas-asas

pembentukan peraturan perundang-undangan yang patut (beginselen van

behoorlijk rcgelgeving), yaitu asas formal dan asas material.

Asas-asas formal meliputi: ( Rudi: 2008)

1. Asas tujuan jelas (Het beginsel van duideijke doelstellin)

2. Asas lembaga yang tepat (Het beginsel van het juiste orgaan)

3. Asas perlunya pengaturan (Het noodzakelijkheid beginsel)

4. Asas dapat dilaksanakan (Het beginsel van uitvoorbaarheid)

5. Asas Konsensus (het beginsel van de consensus)

Asas-asas material meliputi:

1. Asas kejelasan Terminologi dan sistematika (het beginsel van de duiddelijke

terminologie en duidelijke systematiek).

2. Asas bahwa peraturan perundang-undangan mudah dikenali (Het

beginsel van den kenbaarheid)

3. Asas persamaan (Het rechts gelijkheids beginsel)

4. Asas kepastian hukum (Het rechtszekerheids begin sel)

5. Asas pelaksanaan hukum sesuai dengan keadaan individual (Het beginsel

van de individuelerechtsbedeling)

Asas-asas ini lebih bersifat normatif, meskipun bukan norma

hukum, karena pertimbangan etik yang masuk ke dalam ranah hukum.

Asas-asas pembentukan peraturan perundang-undangan ini penting untuk

diterapkan karena dalam era otonomi luas dapat terjadi pembentuk

Peraturan Daerah membuat suatu peraturan atas dasar intuisi sesaat

bukan karena kebutuhan masyarakat. Pada prinsipnya asas pembentukan

Page 42: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

38

peraturan perundang-undangan sangat relevan dengan asas umum

administrasi publik yang baik (general principles of good administration).

Dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 diatur bahwa

Peraturan Daerah yang di dalamnya termasuk adalah Peraturan Desa

dibentuk berdasarkan pada asas pembentukan peraturan perundang-

undangan yang meliputi:

1. Kejelasan tujuan: yaitu bahwa setiap Pembentukan Peraturan Perundang-

undangan harus mempunyai tujuan yang jelas yang hendak dicapai.

2. Kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat; yaitu adalah bahwa

setiap jenis Peraturan Perundang-undangan harus dibuat oleh lembaga/v

pejabat Pembentuk Peraturan Perundang-undangan yang berwenang.

Peraturan Perundang-undangan tersebut dapat dibatalkan atau batal

demi hukum, apabila dibuat oleh lembaga/pejabat yang tidak berwenang.

3. Kesesuaian antara jenis dan materi muatan; bahwa dalam Pembentakan

Peraturan Perundang-undangan harus benar-benar memperhatikan materi

muatan yang tepat dengan jenis Peraturan. Perundang-undangannya.

4. Dapat dilaksanakan, yaitu bahwa setiap Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan harus memperhitungkan efektifitas Peraturan

Perundang-undangan tersebut di dalam masyarakat, baik secara

filosofis, yuridis maupun sosiologis.

5. Kedayagunaan dan kehasilgunaan; yaitu bahwa setiap Peraturan

Perundang-undangan dibuat karena memang benar-benar dibutuhkan

dan bermanfaat dalam mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

dan bernegara.

6. Kejelasan rumusan; yaitu bahwa setiap Peraturan Perundang-undangan

harus memenuhi persyaratan teknis penyusunan Peraturan Perundang-

undangan, sistematika dan pilihan kata atau terminologi, serta bahasa

hukumnya jelas dan mudah dimengerti, sehingga tidak menimbulkan

berbagai macam interpretasi dalam pelaksanaannya.

7. Keterbukaan: yaitu bahwa dalam proses Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan mulai dari perencanaan, persiapan, penyusunan,

dan pembahasan bersifat transparan dan terbuka. Dengan demikian

seluruh lapisan masyarakat mempunyai kesempatan yang seluas-luasnya

Page 43: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

39

untuk memberikan masukan dalam proses pembuatan Peraturan

Perundang-undangan.

Selain asas tersebut di atas, dalam pembetukan peraturan

perundang yang sifatnya mengatur, termasuk peraturan daerah, juga

harus memenuhi asas materi muatan sebagaimana diatur meliputi:

1. Asas pengayoman yaitu bahwa setiap Materi Muatan Peraturan

Perundang-undangan harus berfungsi memberikan perlindungan

dalam rangka menciptakan ketentraman masyarakat.

2. Asas kemanusiaan yaitu bahwa setiap Materi Muatan Peraturan

Perundang-undangan harus mencerminkan perlindungan dan penghormatan

hak-hak asasi manusia serta harkat dan martabat setiap warga

negara dan penduduk Indonesia secara proporsional.

3. Asas kebangsaan yaitu bahwa setiap Materi Muatan Peraturan

Perundang-undangan harus mencerminkan sifat dan watak bangsa

Indonesia yang pluralistik (kebhinnekaan) dengan tetap menjaga prinsip

negara kesatuan Republik Indonesia.

4. Asas kekeluargaan yaitu bahwa setiap Materi Muatan Peraturan

Perundang-undangan harus mencerminkan musyawarah untuk

mencapai mufakat dalam setiap pengambilan keputusan.

5. Asas kenusantaraan yaitu bahwa setiap Materi Muatan Peraturan

Perundang-undangan senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh

wilayah Indonesia dan materi muatan Peraturan Perundang-

undangan yang dibuat di daerah merupakan bagian dari sistem

hukum nasional yang berdasarkan Pancasila.

6. Asas Bhinneka Tunggal Ika yaitu bahwa Materi Muatan Peraturan

Perundang-undangan harus memperhatikan keragaman penduduk,

agama, suku dan golongan, kondisi khusus daerah, dan budaya

khususnya yang menyangkut masalah-masalah sensitif dalam

kehidupan. bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

7. Asas keadilan yaitu bahwa setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-

undangan harus mencerminkan keadilan secara proporsional bagi setiap

warga negara tanpa kecuali.

Page 44: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

40

8. Asas kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan yaitu

bahwa setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan tidak boleh

berisi hal-hal yang bersifat membedakan berdasarkan latar belakang,

antara lain, agama, suku, ras, golongan, gender, atau status sosial.

9. Asas ketertiban dan kepastian hukum yaitu bahwa setiap Materi Muatan

Peraturan Perundang-undangan harus dapat menimbulkan ketertiban

dalam masyarakat melalui jaminan adanya kepastian hukum.

10. Asas keseimbangan, keserasian, dan keselarasan yaitu bahwa setiap

materi muatan Peraturan Perundang-undangan harus mencerminkan

keseimbangan, keserasian, dan keselarasan, antara kepentingan individu

dan masyarakat dengan kepentingan bangsa dan negara.

Berkaitan dengan asas-asas materi muatan tersebut, ada sisi lain

yang harus dipahami oleh pengemban kewenangan dalam membentuk

Peraturan Daerah. Pengemban kewenangan harus memahami segala

macam seluk beluk dan latar belakang permasalahan dan muatan yang

akan diatur oleh Peraturan Daerah tersebut. Hal ini akan berkait erat

dengan implementasi asas-asas tersebut di atas.

Dalam proses pembentukannya, Peraturan Daerah membutuhkan

partisipasi masyarakat agar hasil akhir dari Peraturan Daerah dapat

memenuhi aspek keberlakuan hukum dan dapat dilaksanakan sesuai

tujuan pembentukannya. Partisipasi masyarakat dalam hal ini dapat berupa

masukan dan sumbang pikiran dalam perumusan substansi pengaturan

Peraturan Daerah. Hal ini sangat sesuai dengan butir-butir konsep

sebagaimana dikemukakan oleh Prof. Sudikno Mertokusumo bahwa hukum

atau perundang-undangan akan dapat berlaku secara efektif apabila

memenuhi tiga daya laku sekaligus yaitu filosofis, yuridis, dan sosiologis.

Disamping itu juga harus memperhatikan efektifitas/daya lakunya secara

ekonomis dan politis.

Masing-masing unsur atau landasan daya laku tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut: (1) landasan filosofis, maksudnya agar produk

hukum yang diterbitkan oleh Pemerintah Daerah jangan sampai bertentangan

dengan nilai-nilai hakiki ditengah-tengah masyarakat, misalnya agama dan

adat istiadat; (2) daya laku yuridis berarti bahwa perundang-undangan

Page 45: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

41

tersebut harus sesuai dengan asas-asas hukum yang berlaku dan dalam

proses penyusunannya sesuai dengan aturan main yang ada. Asas-asas

hukum umum yang dimaksud disini contohnya adalah asas “retroaktif”, “lex

specialis derogat lex generalis”; lex superior derogat lex inferior; dan “lex

posteriori derogat lex priori”; (3) produk-produk hukum yang dibuat harus

memperhatikan unsur sosiologis, sehingga setiap produk hukum yang

mempunyai akibat atau dampak kepada masyarakat dapat diterima oleh

masyarakat secara wajar bahkan spontan; (4) landasan ekonomis, yang

maksudnya agar produk hukum yang diterbitkan oleh Pemerintah daerah

dapat berlaku sesuai dengan tuntutan ekonomis masyarakat dan mencakup

berbagai hal yang menyangkut kehidupan masyarakat, misalkan kehutanan

dan pelestarian sumberdaya alam; (5) landasan politis, maksudnya agar

produk hukum yang diterbitkan oleh pemerintah daerah dapat berjalan

sesuai dengan tujuan tanpa menimbulkan gejolak ditengah-tengah masyarakat.

Tidak dipenuhinya kelima unsur daya laku tersebut diatas akan

berakibat tidak dapat berlakunya hukum dan perundang-undangan secara

efektif. Kebanyakan produk hukum yang ada saat ini hanyalah berlaku

secara yuridis tetapi tidak berlaku secara filosofis dan sosiologis.

Ketidaktaatan asas dan keterbatasan kapasitas daerah dalam penyusunan

produk hukum yang demikian ini yang dalam banyak hal menghambat

pencapaian tujuan otonomi daerah. Dalam hal ini, keterlibatan masyarakat

akan sangat menentukan aspek keberlakuan hukum secara efektif.

Dari pandangan Pound ini dapat disimpulkan bahwa unsur normatif

dan empirik dalam suatu peraturan hukum harus ada; keduanya adalah

sama-sama perlunya. Artinya, hukum yang pada dasarnya adalah gejala-

gejala dan nilai-nilai yang dalam masyarakat sebagai suatu pengalaman

dikonkretisasi dalam suatu norma-norma hukum melalui tangan para ahli-

ahli hukum sebagai hasil rasio yang kemudian dilegalisasi atau

diberlakukan sebagai hukum oleh negara. Yang utama adalah nilai-nilai

keadilan masyarakat harus senantiasa selaras dengan cita-cita keadilan

negara yang dimanifestasikan dalam suatu produk hukum.

Page 46: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

42

B. Landasan Sosiologis

Pertama, secara sosiologis, jelas bahwa untuk menciptakan

masyarakat adil dan makmur seperti yang diamanatkan dalam Pembukaan

Undang-Undang Dasar 1945, bangsa Indonesia harus memulai paradigma

pembangunan dari bawah (Desa) karena sebagian besar penduduk Indonesia

beserta segala permasalahannya tinggal di Desa. Tetapi selama ini,

pembangunan cenderung berorientasi pada pertumbuhan dan bias kota.

Sumberdaya ekonomi yang tumbuh di kawasan Desa diambil oleh

kekuatan yang lebih besar, sehingga Desa kehabisan sumberdaya dan

menimbulkan arus urbanisasi penduduk Desa ke kota. Kondisi ini yang

menciptakan ketidakadilan, kemiskinan maupun keterbelakangan senantiasa

melekat pada Desa.

Kedua, ide dan pengaturan kemandirian desa kedepan dimaksudkan

untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan sosial, budaya ekonomi dan

politik Desa. “kemandirian desa” hendak memulihkan basis penghidupan

masyarakat Desa, dan secara sosiologis hendak memperkuat desa sebagai

entitas masyarakat paguyuban yang kuat dan mandiri, mengingat

transformasi desa dari patembayan menjadi paguyuban tidak berjalan

secara alamiah sering dengan perubahan zaman, akibat dari intervensi

negara (struktur kekuasaan yang lebih besar).

Ketiga, pengaturan tentang kemandirian Desa dimaksudkan untuk

merespon proses globalisasi, yang ditandai oleh proses liberalisasi (informasi,

ekonomi, teknologi, budaya, dan lain-lain) dan munculnya pemain-pemain

ekonomi dalam skala global. Dampak globalisasi dan ekploitasi oleh kapitalis

global tidak mungkin dihadapi oleh lokalitas, meskipun dengan otonomi

yang memadai. Tantangan ini memerlukan institusi yang lebih kuat (dalam

hal ini negara) untuk menghadapinya. Oleh karena diperlukan pembagian

tugas dan kewenangan secara rasional pemerintah dan masyarakat agar

dapat masing-masing bisa menjalankan fungsinya. Prinsip dasar yang harus

dipegang erat dalam pembagian tugas dan kewenangan tersebut adalah dan

Desa dapat dibayangkan sebagai kompartemen-kompartemen fleksibel

dalam entitas negara. Berikutnya, ketiganya memiliki misi yang sama yaitu

Page 47: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

43

mewujudkan kesejahteraan masyarakat, bahkan yang lebih mendasar

adalah survival ability bangsa.

Perlu diingat bahwa negara tidaklah sekedar agregasi daerah-

daerah atau Desa-Desa yang otonom. (Hastu, 2007). Spirit Desa bertenaga

sosial, berdaulat secara politik, berdaya secara ekonomi dan bermartabat

secara budaya sebenarnya menjadi cita-cita dan fondasi lokal-bawah

yang memperkauat negara-bangsa (Sutoro Eko, 2007; AMAN, 2006).

Maka dari itu mengatur pedoman organisasi dan tata kerja pemerintahan

desa menjadi penting untuk membuktikan komitmen dalam mewujudkan

struktur pemerintahan desa yang mampu mewujudkan kemandirian desa.

C. Landasan Yuridis

Berkaitan dengan landasan yuridis yang dijadikan dasar acuan

penyusunan Raperda Pedomanan Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat

Desa, maka dapat dipaparkan beberapa acuan hukum sebagai berikut:

Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2914 tentang Desa, kita

merujuk pada Pasal 118 UU Desa:

(1) Masa jabatan Kepala Desa yang ada pada saat ini tetap berlaku

sampai habis masa jabatannya.

(2) Periodisasi masa jabatan Kepala Desa mengikuti ketentuan Undang-

Undang ini.

(3) Anggota Badan Permusyawaratan Desa yang ada pada saat ini tetap

menjalankan tugas sampai habis masa keanggotaanya.

(4) Periodisasi keanggotaan Badan Permusyawaratan Desa mengikuti

ketentuan Undang-Undang ini.

(5) Perangkat Desa yang tidak berstatus pegawai negeri sipil tetap

melaksanakan tugas sampai habis masa tugasnya.

(6) Perangkat Desa yang berstatus sebagai pegawai negeri sipil

melaksanakan tugasnya sampai ditetapkan penempatannya yang

diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Ini berarti bagi perangkat desa yang bukan pegawai negeri sipil

(“PNS”), masa jabatannya mengikuti peraturan daerah pada saat

pengangkatannya sebagai perangkat desa. Sedangkan perangkat desa

Page 48: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

44

yang berstatus sebagai PNS tetap melaksanakan tugasnya sampai

ditetapkan penempatannya.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang

Pelaksanaan UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa, dalam Pasal 155 diatur

mengenai sekretaris Desa (salah satu perangkat desa), bahwa pada saat PP

Desa ini mulai berlaku, sekretaris Desa yang berstatus sebagai pegawai

negeri sipil tetap menjalankan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan. Sedangkan dalam Permendagri 83/2015 diatur

secara keseluruhan perangkat desa, yaitu perangkat desa yang diangkat

sebelum ditetapkan Permendagri 83/2015 tetap melaksanakan tugas sampai

habis masa tugas berdasarkan surat keputusan pengangkatannya.

Karena tidak ada ketentuan tentang pembentuksan struktur

organisasi pemerintah desa, maka, ketentuan lebih lanjut mengenai

pedoman organisasi dan tata kerja pemerintah desa akan diatur dengan

Peraturan Daerah Kabupaten/Kota dengan memperhatikan kondisi sosial

budaya masyarakat. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana

dimaksud, sekurang-kurangnya memuat:

a. tata cara pengangkatan;

b. maksud dan tujuan;

c. tugas, fungsi dan kewajiban;

d. kepengurusan;

e. tata kerja;

f. hubungan kerja.

Page 49: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

45

BAB V

RUANG LINGKUP PENGATURAN NASKAH AKADEMIK

PERATURAN DAERAH

Bab ini akan memaparkan lebih lanjut mengenai ruang lingkup

pengaturan dalam Rancangan Perubahan Peraturan Daerah tentang Kepala

Desa, Perangkat Desa dan Organisasi Pemerintah Desa.

A. Ketentuan Umum

1. Daerah adalah Kabupaten Jombang.

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai

unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.

3. Bupati adalah Bupati Jombang.

4. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah.

5. Camat atau sebutan lain adalah pemimpin kecamatan yang berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati/walikota melalui

sekretaris daerah.

6. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah

yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,

kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat,

hak asal- usul dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati

dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

7. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan

kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan NKRI.

8. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama

lain dibantu perangkat desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan

desa.

9. Kepala Desa atau sebutan lain adalah pejabat Pemerintah Desa yang

mempunyai wewenang, tugas dan kewajiban untuk menyelenggarakan

rumah tangga Desanya dan melaksanakan tugas dari pemerintah dan

pemerintah daerah.

Page 50: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

46

10. Perangkat Desa adalah staf yang membentu kepala desa dalam penyusunan

kebijakan dan koordinasi yang diwadahi dalam sekretariat Desa, dan unsur

pendukung tugas kepala desa dalam pelaksanaan kebijakan yang diwadahi

dalam bentuk pelaksana teknis dan unsur kewilayahan

11. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat dengan

BPD adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang

anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan

keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.

12. Pedukuhan adalah bagian wilayah dalam desa yang merupakan

lingkungan kerja Kepala Desa dan dipimpin seorang Dukuh.

13. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan

oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan

Permusyawaratan Desa.

14. Staf adalah pembantu Kepala Urusan dan pembantu Kepala Seksi.

15. Diberhentikan sementara adalah suatu keadaan dimana seseorang

diberhentikan sementara waktu dari jabatannya karena sebab-sebab

tertentu dan masih terbuka kemungkinan bagi yang bersangkutan

untuk diangkat kembali.

16. Diberhentikan tetap untuk selanjutnya disebut diberhentikan adalah suatu

keadaan dimana seseorang diberhentikan dari jabatannya secara tetap.

17. Dusun adalah bagian wilayah dalam desa yang merupakan lingkungan

kerja pelaksanaan Pemerintahan Desa yang dipimpin seorang Kepala

Dukuh.

18. Tokoh masyarakat adalah pemuka dari kalangan masyarakat yang

meliputi pemuka agama, organisasi sosial politik, golongan profesi,

pemuda, perempuan, dan unsur pemuka lain yang berada di desa.

19. Pengisian Perangkat Desa adalah serangkaian proses dalam rangka

mengisi kekosongan jabatan Perangkat Desa melalui ujian tertulis

oleh Panitia Pengisian Perangkat Desa dan atau dengan mutasi.

20. Penjaringan adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh Panitia Pengisian

Perangkat Desa yang meliputi kegiatan penentuan persyaratan,

pengumuman dan pendaftaran Bakal Calon.

Page 51: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

47

21. Penyaringan adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh Panitia Pengisian

Perangkat Desa berupa pelaksanaan seleksi bagi Calon sampai dengan

diperolehnya hasil.

22. Panitia Pengisian Perangkat Desa adalah kepanitiaan yang dibentuk

oleh Kepala Desa untuk melaksanakan kegiatan proses penjaringan

dan penyaringan bagi jabatan Perangkat Desa.

23. Bakal Calon Perangkat Desa yang selanjutnya disebut Bakal Calon

adalah penduduk desa Warga Negara Republik Indonesia yang telah

mengajukan permohonan kepada Panitia Pengisian Perangkat Desa

untuk mengikuti pencalonan Perangkat Desa.

24. Calon Perangkat Desa yang selanjutnya disebut Calon adalah Bakal

Calon yang telah melalui penelitian dan memenuhi persyaratan

administrasi oleh Panitia Pengisian Perangkat

25. Calon yang Berhak Mengikuti Ujian Penyaringan yang selanjutnya

disebut Calon yang Berhak Mengikuti Ujian adalah Calon yang

ditetapkan oleh Kepala Desa untuk mengikuti ujian tertulis.

26. Calon yang Lulus dan Memperoleh Nilai Tertinggi adalah Calon yang

Berhak Mengikuti Ujian yang memenuhi batas paling rendah nilai

kelulusan dan memperoleh nilai tertinggi.

27. Mutasi adalah pergeseran kedudukan dan jabatan perangkat desa

baik secara horizontal maupun vertikal dengan pertimbangan kecakapan

dalam tugas.

28. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disebut APBDesa,

adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Desa dengan persetujuan

BPD.

29. Hari adalah hari kerja

B. Ruang Lingkup dan Isi Pengaturan

BAB II RUANG LINGKUP

Dalam bab ini diatur tentang ruang lingkup pengaturan tentang perangkat

desa ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014.

BAB III KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, HAK DAN KEWAJIBAN

PERANGKAT DESA

Page 52: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

48

Dalam bab ini mengatur tentang kedudukan, tugas, fungsi, hak dan

kewajiban perangkat desa dengan segala persyaratan dan kewenangannya.

BAB IV TATA KERJA

Dalam bab ini diatur tentang hubungan kerja antar perangkat desa

dalam lingkup pemerintahan desa.

BAB V PEMBINAAN PERANGKAT DESA

Dalam bab ini diatur tentang mekanisme pembinaan bagi perangkat desa

dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya.

BAB VI PENGISIAN PERANGKAT DESA

Dalam bab ini diatur tentang proses dan mekanisme pengisian perangkat

desa dan mutasi perangkat desa.

BAB VII PENYARINGAN

Dalam bab ini akan diatur proses seleksi dan penyaringan calon perangkat

desa dalam rangka pengangkatan perangkat desa.

BAB VIII PENGANGKATAN PERANGKAT DESA

Dalam bab ini diatur tentang prosesi pengangkatan perangkat desa terpilih.

BAB IX BIAYA DAN MASA JABATAN

Dalam bab ini diatur tentang pembiayaan dalam proses seleksi perangkat

desa, dan masa jabatan perangkat desa.

BAB X LARANGAN DAN SANKSI

Dalam bab ini diatur tentang larangan dan sanksi bagi perangkat desa.

BAB XI PEMBERHENTIAN

Dalam bab ini diatur tentang mekanisme pemberhentian bila terjadi

pelanggaran perangkat desa.

BAB XII PEJABAT YANG MEWAKILI DALAM HAL PERANGKAT DESA

BERHALANGAN SEMENTARA ATAU BERHALANGAN TETAP ATAU

PEMBERHENTIAN SEMENTARA ATAU PEMBERHENTIAN

Dalam bab ini diatur tentang pelaksana tugas sementara ketika perangkat

desa diberhentikan.

BAB XIII KETENTUAN PERALIHAN

Dalam bab ini diatur masa peralihan setelah diperlakukan peraturan

daerah yang baru dengan segala konsekuensi.

Page 53: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

49

BAB XIV KETENTUAN PENUTUP

Alam bai ini diatur tentang masa pemberlakuannya dan memerintahkan

pengundangan di lembaran daerah.

Page 54: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

50

BAB VI

PENUTUP

Pada bab ini, akan disampaikan saran dan rekomendasi terkait

penyusunan Rancangan Perubahan Peraturan Daerah tentang Pedoman

Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa, yang antara lain sebagai

berikut:

1. Dalam penyusunan Rancangan Perubahan Peraturan Daerah hendaknya

dapat memperhatikan kondisi sosial budaya masyarakat Desa yang

nantinya akan menjadi objek dari peraturan daerah, terutama kelembagaan

kemasyarakatan yang ada, serta pengaturan oleh peraturan daerah

sebelumnya.

2. Dalam penyusunan Rancangan Peraturan Daerah hendaknya ada

pelibatan dan partisipasi masyarakat dapat dilakukan secara langsung,

melalui public hearing maupun konsultasi public atas draft Raperda

tersebut. Disamping ada semangat wakil rakyat untuk memberdayakan

masyarakat desa, terutama perangkat desa yang bertugas langsung

melayani warga masyarakat yang akan diatur dalam Rancangan

Peraturan Daerah ini.

3. Dalam Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah hendaknya disiapkan

dan diikuti dengan Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang Petunjuk

Teknis Pelaksanaan Peraturan Daerah yang nantinya akan ditetapkan.

Dalam Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah hendaknya disiapkan

dan diikuti dengan Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang Petunjuk

Teknis Pelaksanaan Peraturan Daerah yang nantinya akan ditetapkan.

Page 55: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

51

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Pandji, 2001, Perilaku Keorganisasian, Jakarta : Dunia Pustaka

Jaya.

Hamid S. Attamimi, Peranan Keputusan Presiden Republik Indonesia dalam

Penyelenggaraan Pemerintahan Negara, hal. 330,

Hestu Cipto Handoyo. 2008. Prinsip-Prinsip Legal Drafting dan Desain

Naskah Akademik. Yogyakarta: Penerbit Universitas Atma Jaya

Yogyakarta.

Dharma, Surya, 2005, Manajemen Kinerja, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Maria Farida Indrati S. 2007. Ilmu Perundang-undangan: Jenis, Fungsi, dan

Materi Muatan. Yogyakarta: Kanisius

Mukhyi, Abdul. M & Saputro, Imam, Hadi, 1995. Pengantar Manajemen

Umum.

Jakarta: Gunadarma University

I.C. van der Vlies, Het wetsbegrip en beginselen van behoorlijke regelgeving,

’s-Gravenhage: Vuga 1984 hal 186.

Maria Farida Indrati, S., Ilmu Perundang-undangan, Jenis, Fungsi, dan

Materi Muatan, Jakarta: Kanisius, hlm. 253-254.

Syamsi, Ibnu, 1999, Pokok-pokok Organisasi dan Manajemen, Yogyakarta:

Bina Aksara.

__________, 1996, Pokok-pokok Organisasi dan Manajemen, Yogyakarta,

Renika Cipta.

Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Desa

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4737);

Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan

dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan;

Page 56: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

1

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR … TAHUN 2018

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG

NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

KEPALA DESA, PERANGKAT DESA DAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JOMBANG, Menimbang: a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 65 ayat (1)

huruf d Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa telah ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Kepala Desa, Perangkat Desa, dan Organisasi Pemerintah Desa;

b. bahwa untuk melaksanakan Putusan Mahkamah Konstitusi

dalam perkara Nomor 128/PUU-XIII/2015, ketentuan Pasal 50 huruf c Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dinyatakan bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat;

c. bahwa Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 83 tahun 2015 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa harus dilaksanakan, maka Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Kepala Desa, Perangkat Desa, dan Organisasi Pemerintah Desa perlu dilakukan penyesuaian;

Page 57: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

2

d. berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Kepala Desa, Perangkat Desa, dan Organisasi Pemerintah Desa.

Mengingat: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan

Daerah-Daerah Kabupaten di Lingkungan Provinsi Jawa Timur (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 41), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730);

3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (LembaranNegara Republik lndonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 5679);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717);

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036);

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 4);

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 2015 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 6);

Page 58: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

3

9. Permendagri Nomor 67 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Permendagri Nomor 83 Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa (Berita Negara RI Tahun 2017 Nomor 1223);

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN JOMBANG

dan BUPATI JOMBANG

MEMUTUSKAN : Menetapkan: PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN

JOMBANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG KEPALA DESA, PERANGKAT DESA DAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA.

Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Kepala Desa,Perangkat Desa dan Organisasi Pemerintah Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Jombang Tahun 2016 Nomor 6 Seri E Nomor 6), diubah sebagai berikut: 1. Pasal 1 tentang Ketentuan Umum terdapat pergeseran angka 10 menjadi

19, angka 11 menjadi 10 dan angka 12 menjadi 20, serta terdapat tambahan 8 angka baru yakni angka 11, 12,13, 14, 15,16, 17 dan18, sehingga Pasal 1 selengkapnya rumusannya sebagai berikut:

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Jombang. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Jombang. 3. Bupati adalah Bupati Jombang. 4. Camat adalah pemimpin dan koordinator penyelenggaraan pemerintahan

di wilayah kerja kecamatan yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan kewenangan pemerintahan dari Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah, dan menyelenggarakan tugas umum pemerintahan.

Page 59: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

4

5. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

6. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.

7. Kepala Desa adalah pejabat Pemerintah Desa yang mempunyai wewenang, tugas dan kewajiban untuk menyelenggarakan rumah tangga desanya dan melaksanakan tugas dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

8. Perangkat Desa adalah unsur penyelenggara pemerintahan desa yang terdiri atas sekretariat desa, pelaksana kewilayahan dan pelaksana teknis.

9. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat dengan BPD adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.

10. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa.

11. Peraturan Kepala Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Kepala Desa yang bersifat mengatur dalam rangka pelaksanaan Peraturan Desa.

12. Keputusan Kepala Desa adalah Keputusan Kepala Desa adalah penetapan yang besifat konkrit, individual dan final.

13. Pengisian jabatan perangkat desa adalah serangkaian tahapan kegiatan dan metode untuk menyeleksi calon Perangkat Desa berdasarkan sistim seleksi ataumutasi.

14. Tim Pelaksana adalah Tim Pelaksana pengangkatan Perangkat Desa yang dibentuk oleh Kepala Desa yang berjumlah ganjil terdiri ketua, sekretaris dan anggota,serta melaporkan tugasnya kepada Kepala Desa.

15. Tim Seleksi Calon Perangkat Desa yang selanjutnya disebut Tim Seleksi adalah Tim yang dibentuk oleh Tim Pelaksana untuk melaksanakan ujian seleksi Calon Perangkat Desa yang berjumlah tiga orang, dan menetapkan dua orang Calon Perangkat Desa terbaik berdasarkan nilai yang diperoleh dari serangkaian ujian seleksi Calon Perangkat Desa,serta melaporkan tugasnya kepada Tim Pelaksana.

16. Seleksi adalah pengisian perangkat desa dengan sistem dan mekanisme seleksi tertulis dan praktek berdasar ketentuan yang berlaku.

17. Mutasi Perangkat Desa adalah serangkaian tahapan kegiatan dan metode mutasi untuk mengisi jabatan Perangkat Desa.

18. Tim Mutasi Perangkat Desa yang selajutnya disebut Tim Pelaksana Mutasi adalah Tim yang dibentuk oleh Kepala Desa untuk melaksanakan seleksi mutasi Perangkat Desa dan menetapkan satu orang terbaik dari hasil seleksi mutasi Perangkat Desa, serta melaporkan hasilnya kepada Kepala Desa.

Page 60: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

5

19. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa adalah satu sistem dalam kelembagaan dalam pengaturan tugas dan fungsi serta hubungan kerja.

20. Pembinaan adalah pemberian pedoman, standar pelaksanaan, perencanaan, penelitian, pengembangan, bimbingan, pendidikan dan pelatihan, konsultasi, supervisi, monitoring, pengawasan umum dan evaluasi pelaksanaan penyelenggara pemerintahan desa.

2. Ketentuan Bab VII tentang Pengangkatan Perangkat Desa ditambah

dengan ketentuan Pengisian dan Mutasi, dan ada penambahan pasal yaitu Pasal 24, 25, 26, 27, 28 , 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37 dan Pasal 25 lama menjadi 38 sehingga bunyi pasal bab ini menjadi:

BAB VII PENGISIAN, MUTASI, DAN PENGANGKATAN PERANGKAT DESA

Bagian Kesatu

Paragraf Kesatu Pengisian Perangkat Desa

Pasal 24

(1) Pengisian Perangkat Desa dilakukan dengan cara seleksi dan mutasi.

(2) Seleksi Perangkat Desa adalah pengisian perangkat desa dengan

sistem dan mekanisme melalui seleksi tertulis dan praktek berdasar ketentuan yang berlaku.

(3) Pengisian Perangkat Desa melalui seleksi sebagai mana dimaksud pada ayat (2) dengan tahapan: a. penjaringan; dan b. penyaringan.

Pembentukan Panitia Pengisian Perangkat Desa

Pasal 25

(1) Paling lambat 6 (enam) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan

Perangkat Desa yang bersangkutan, Kepala Desa memproses pengisian Perangkat Desa.

(2) Dalam rangka pengisian Perangkat Desa, Kepala Desa membentuk Panitia Pengisian Perangkat Desa.

(3) Kepala Desa membentuk panitia pengisian perangkat desa untuk seleksi dan/atau mutasi perangkat desa yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.

Page 61: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

6

(4) Panitia Pengisian Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri dari unsur Perangkat Desa, Lembaga Kemasyarakatan Desa dan unsur masyarak berjumlah 9 orang dengan susunan keanggotaan sebagai berikut: a. ketua merangkap anggota; b. sekretaris merangkap anggota; c. bendahara merangkap anggota; dan d. anggota.

(5) Penentuan susunan Panitia Pengisian Perangkat Desa dilaksanakan

dengan cara musyawarah mufakat.

(6) Jika musyawarah mufakat sebagaimana dimaksud ayat (5) tidak tercapai maka, dilakukan pemungutan suara.

(7) Pelantikan,tugas, dan tanggungjawab Panitia Pengisian Perangkat Desa lebih lanjut diatur dengan Peraturan Bupati.

Paragraf Kedua Pengisian Perangkat Desa melalui Seleksi Tertulis

Pasal 26

(1) Seleksi perangkat desa adalah pengisian perangkat desa dengan sistem

seleksi tertulis dan praktik sesuai ketentuan yang berlaku.

(2) Panitia Pengisian Perangkat Desa dapat bekerjasama dengan pihak ketiga.

Pasal 27

(1) Seleksi sebagaimana dimaksud pada Pasal 26 ayat (1) dilaksanakan oleh Tim Seleksi.

(2) Adapun materi seleksi terdiri dari ujian tulis dan praktek.

(3) Materi ujian tertulis meliputi: a. Pendidikan Pancasila; b. UUD 1945; c. Bahasa Indonesia; d. Pengetahuan Umum; e. Pemerintahan Daerah; f. Pemerintahan Desa; g. Pengetahuan lokal (Desa setempat); dan h. Integritas pribadi.

(4) Materi ujian praktek terdiri dari praktek komputer dan keterampilan

sesuai dengan formasi jabatan yang diisi.

Page 62: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

7

Paragraf Ketiga Persyaratan Calon Perangkat Desa Melalui Seleksi

Pasal 28

(1) Calon Perangkat Desa adalah Warga Negara Republik Indonesia dengan

syarat sebagai berikut: a. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta memelihara dan mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika;

c. berpendidikan paling rendah Sekolah Menengah Umum atau yang sederajat;

d. berusia 20 (dua puluh) tahun sampai dengan 42 (empat puluh dua) tahun pada saat ujian tertulis;

e. penduduk desa setempat untuk Sekretaris Desa, Kepala Urusan, Kepala Seksi dan Staf atau penduduk dusun setempat untuk Kepala Dusun, yang terdaftar dan bertempat tinggal paling kurang 1 (satu) tahun terakhir terhitung sebelum diterimanya berkas lamaran oleh Panitia Pengisian Perangkat Desa yang dibuktikan dengan Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk dan atau Kartu domisili yang dikeluarkan oleh ketua RT/RW diketahui oleh Kepala Desa; (dihapus)

f. berkelakuan baik yang dibuktikan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK);

g. tidak sedang menjalani hukuman pidana penjara dengan hukuman badan atau hukuman percobaan;

h. tidak sedang berstatus tersangka atau terdakwa karena tindak pidana kejahatan kesengajaan yang diancam dengan pidana penjara;

i. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;

j. tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun atau lebih, kecuali 5 (lima) tahun setelah selesai menjalani pidana penjara dan mengumumkan secara jujur dan terbuka kepada publik bahwa yang bersangkutan pernah dipidana serta bukan sebagai pelaku kejahatan berulang-ulang;

k. sehat dibuktikan dengan Surat Keterangan yang dikeluarkan oleh RSUD atau Puskesmas;

l. Perangkat Desa yang mendaftarkan diri untuk jabatan lain harus mendapatkan izin dari Kepala Desa;

m. Semua calon perangkat desa mendatangani surat pernyataan sanggup bertempat tinggal di wilayah desa yang bersangkutan;

n. Bakal Calon Kepala Dusun harus mendapat dukungan minimal 15 % (lima belas per seratus) dari warga yang memiliki KTP di dusun tersebut;

Page 63: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

8

o. Pegawai Negeri Sipil yang mencalonkan diri harus memenuhi persyaratan yang berlaku dan memperoleh Surat Izin dari Pejabat Pembina Kepegawaian dan/atau pejabat yang ditunjuk oleh Bupati;

p. Dalam hal Pegawai Negeri Sipil sebagai mana dimaksud pada huruf o diangkat menjadi Perangkat Desa, yang bersangkutan dibebaskan sementara dari jabatannya selama menjadi Perangkat Desa tanpa kehilangan hak sebagai Pegawai Negeri Sipil.

Paragraf Keempat

Mutasi Perangkat Desa

Pasal 29

(1) Mutasi Perangkat Desa adalah pengisian perangkat desa dari lingkungan perangkat desa dengan prosedur dan sistem yang ditetapkan oleh keputusan kepala desa berdasarkan musyawarah dengan Badan Permusyawartan Desa yang sebelumnya dikonsultasikan dengan camat.

(2) Mutasi Perangkat Desa meliputi vertikal dan horizontal.

(3) Mutasi vertikal adalah proses perpindahan jabatan yang lebih tinggi.

(4) Mutasi Horizontal adalah proses perpindahan jabatan yang setara.

Pasal 30

Kepala Desa membentuk tim mutasi Perangkat Desa yang berjumlah 9 orang dengan mempertimbangkan keterwakilan yang terdiri perangkat desa, BPD, dan kelembagaan desa.

Syarat Mutasi Perangkat Desa

Pasal 31

(1) Perangkat Desa yang diijinkan mengikuti mutasi minimal memiliki pendidikan serendah-rendahnya SMA atau sederajad.

(2) Perangkat Desa yang mengikuti mutasi telah memiliki masa jabatan minimal 4 tahun.

(3) Perangkat Desa mengikuti mutasi memenuhi kecakapan dan ketrampilan yang dibutuhkan pada jabatan yang baru.

(4) Mekanisme mutasi perangkat desa melalui uji kelayakan dan kepatutan yang diatur dalam peraturan bupati.

Page 64: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

9

Bagian Kedua Pengangkatan Perangkat Desa

Pasal 32

(1) Perangkat desa yang diangkat adalah calon perangkat yang telah

mengikuti seleksi dan/atau mutasi ditetapkan oleh kepala desa setelah mendapatkan rekomendasi camat.

(2) Mekanisme pengangkatan Perangkat Desa diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati.

Pasal II

(1) Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. (2) Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Jombang.

Ditetapkan di Jombang pada tanggal 2018 BUPATI JOMBANG, Cap ttd NYONO SUHARLI WIHANDOKO

Diundangkan di Jombang pada tanggal ................. 2018 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN JOMBANG Cap Ttd ITA TRIWIBAWATI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR... SERI .... NOMOR ...

Page 65: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

10

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR TAHUN

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG KEPALA DESA PERANGKAT DESA

DAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA

I. PENJELASAN UMUM

Dalam rangka memberikan dasar hukum dan untuk memberikan pedoman bagi Pemerintah Daerah dan Pemerintah Desa dalam melakukan Pengangkatan, Pelantikan dan Pemberhentian Perangkat Desa, Pemerintah Kabupaten Jombang telah menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor.... Tahun Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 1 Tahun 2016 tentang sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 65 ayat (1) huruf d Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

Sejalan dengan perkembangan keadaan dan dinamika perubahan peraturan perundang-undangan Nasional, khususnya dengan adanya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 128/PUU– XIII/2015, yang dalam amar putusannya menyatakan bahwa Pasal 33 huruf g dan Pasal 50 ayat (1) huruf c Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat, maka beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Kepala Desa Perangkat Desa dan Organisasi Pemerintah Desa yang mengacu pada ketentuan Pasal 33 huruf g dan Pasal 50 ayat (1) huruf c Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa tersebut, perlu disesuaikan dengan menghapus atau mengubah beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah dimaksud.

Berdasarkan latar belakang pemikiran dan pertimbangan tersebut di atas, maka Pemerintah Kabupaten Jombang memandang perlu untuk segera membentuk Peraturan Daerah tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor Tahun tentang Perubahan atas Peraturan Daerah atas Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2016 tentang Kepala Desa Perangkat Desa dan Organisasi Pemerintah Desa.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal I Angka 1

Cukup jelas. Angka 2

Cukup jelas. Pasal II

Cukup jelas.

Page 66: NASKAH AKADEMIK - repo.apmd.ac.idrepo.apmd.ac.id/786/1/NA & RAPERDA PERUBAHAN_DPRD... · naskah akademik perubahan peraturan daerah kabupaten jombang nomor 1 tahun 2016 tentang kepala

11

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG TAHUN NOMOR ...SERI NOMOR