12
I. DIFUSI Difusi adalah peristiwa berpindahnya partikel dari daerah dengan konsentrasi yang tinggi menuju daerah dengan konsentrasi yang rendah. Perbedaan konsentrasi ini disebabkan oleh penyebaran doping yang tidak homogen dan menyuntikkan sejumlah electron atau hole ke suatu daerah. Ada beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan difusi, yaitu: Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak, sehingga kecepatan difusi semakin tinggi. Ketebalan membran. Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi. Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya. Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya. Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.

New Microsoft Office Word Document

Embed Size (px)

DESCRIPTION

metfab

Citation preview

I. DIFUSIDifusi adalah peristiwa berpindahnya partikel dari daerah dengan konsentrasi yang tinggi menuju daerah dengan konsentrasi yang rendah. Perbedaan konsentrasi ini disebabkan oleh penyebaran doping yang tidak homogen dan menyuntikkan sejumlah electron atau hole ke suatu daerah. Ada beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan difusi, yaitu: Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak, sehingga kecepatan difusi semakin tinggi. Ketebalan membran.Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi. Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya. Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya. Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.

Gambar .Arus DifusiBerdasarkan Gambar diatas dapat diketahui bahwapenyebaran electron tidak merata. Pada sisi yang sebelah kanan terdapat banyak electron sedangkan pada sisi yang lain hanya sedikit electron. Hal ini akan menyebabkan electron pada sisi yang rapat akan berpindah ke sisi lain yang kuran padat. Perpindahan inilah nantinya yang dpat menyebabkan arus difusi. Selain disebabkan oleh perpindaha electron arus difusi juga disebabkan perpindahan hole.

Arus Drift

Bayangkan sebuah medan listrik diberikan pada suatu semikonduktor. Medan listrik ini akan menghasilkan gaya yang bekerja baik pada elektron bebas ataupun hole, yang lalu akan mengalami pergerakan dan kecepatan drift. Perhatikan sebuah semikonduktor tipe-n dengan sejumlah besar elektron bebas seperti terlihat pada Gambar 1. Medan listrik E lalu diberikan pada semikonduktor ini pada suatu arah tertentu sehingga menghasilkan gaya pada elektron yang karena bermuatan negatif dalam arah yang berlawanan. Elektron tersebut akan memperoleh kecepatan drift vdn (dalam cm/s) yang besarnya

Dimana,n : konstanta mobilitas elektron (cm2/V-s)

Untuk silikon yang terdadah-rendah (low-doped) nilai n ini biasanya berkisar sekitar 1350 cm^2/V-s.Mobilitas ini dapat dipandang sebagai sebuah parameter yang mengindikasikan seberapa baik sebuah elektron dapat bergerak didalam semikonduktor. Tanda negatif pada persamaan menandakan bahwa kecepatan drift elektron berlawanan arah dengan medan listrik yang diberikan. Kecepatan drift ini sendiri lalu akan menghasilkan kerapatan arus drift Jn (dalam A/cm^2), yang besarnya adalah

Dimana,n : konsentrasi electrone : besar (magnitude) muatan listriknya Arus drift konvensional memiliki arah yang berlawanan dengan aliran muatan negatif, yang berarti arus drift pada sebuah semikonduktor tipe-n akan memiliki arah yang sama dengan medan listrik yang diberikan.

Selanjutnya, perhatikan sebuah semikonduktor tipe-p dengan sejumlah besar hole seperti terlihat pada Gambar 2. Medan listrik E lalu diberikan pada suatu arah tertentu sehingga menghasilkan gaya pada hole-hole tersebut yang karena bermuatan positif dalam arah yang sama. Hole tersebut akan memperoleh kecepatan drift vdp (dalam cm/s), yang besarnya adalah

Dimana,p : konstanta mobilitas elektron (cm2/V-s)

Untuk silikon yang terdadah-rendah (low-doped) nilai p ini biasanya berkisar sekitar 480 cm^2/V-s, atau tidak sampai setengahnya dari nilai mobilitas elektron up. Tanda positif pada persamaan menandakan bahwa kecepatan drift hole searah dengan medan listrik yang diberikan. Kecepatan drift ini sendiri akan menghasilkan kerapatan arus drift Jp (kembali, dalam A/cm^2), yang besarnya adalah

Dimana, p : konsentrasi hole e : besar (magnitude) muatan listriknya

Arus drift konvensional akan searah dengan aliran muatan positif, yang berarti arus drift pada sebuah semikonduktor tipe-n akan memiliki arah yang sama dengan medan listrik yang diberikan.Karena sebuah material semikonduktor selalu mengandung baik elektron maupun hole, kerapatan arus drift total ditentukan sebagai jumlah dari kedua komponen arus tersebut, sehingga

dan

Dimana,: konduktifitas dari semikonduktor =1/sebagai resistifitas dari semikonduktor.

Konduktifitas ini berhubungan erat dengan konsentrasi elektron dan hole. Apabila medan listrik yang timbul dihasilkan akibat sebuah perbedaan potensial (tegangan), maka persamaan diatas akan menghasilkan hubungan yang linier antara arus dan tegangan, sehingga akan sesuai dengan hukum Ohm.Dari persamaan kita juga dapat melihat bahwa konduktifitas dapat diubah dari semikonduktor tipe-n yang kuat dimana n>>p dengan mendadah (doping) pengotor pemberi (donor), menjadi semikonduktor tipe-p yang kuat dimana p>>n dengan mendadah (doping) pengotor penerima (acceptor). Kemampuan mengendalikan konduktifitas dari sebuah semikonduktor dengan cara memilih pendadahan yang sesuai telah memberi kita kesempatan untuk menghasilkan berbagai jenis komponen elektronika yang tersedia saat ini.Arus DifusiPada difusi, partikel akan bergerak dari daerah dengan konsentrasi yang tinggi menuju daerah dengan konsentrasi yang rendah. Ini adalah fenomena statistikal dan berhubungan dengan teori kinetik. Untuk menjelaskannya, baik elektron maupun hole pada semikonduktor selalu berada pada pergerakan yang kontinyu. dengan kecepatan rata-rata yang ditentukan oleh suhu, dan dalam arah yang acak oleh pengaruh struktur kristal. Secara statistik, kita dapat mengasumsikan bahwa untuk setiap instan manapun, sekitar setengah dari partikel pada daerah dengan konsentrasi tinggi akan bergerak keluar dari daerah tersebut menuju daerah dengan konsentrasi yang lebih rendah. Kita juga dapat mengasumsikan bahwa pada saat yang bersamaan, sekitar setengah dari partikel dari daerah dengan konsentrasi rendah bergerak menuju daerah dengan konsentrasi yang lebih tinggi. Bagaimanapun juga, oleh definisi, terdapat lebih sedikit partikel pada daerah dengan konsentrasi rendah daripada yang terdapat pada daerah dengan konsentrasi yang lebih tinggi, Karenanya, aliran partikel akan bergerak dari daerah dengan konsentrasi tinggi menuju daerah dengan konsentrasi yang lebih rendah. Ini adalah proses difusi yang paling dasar.

Sebagai contoh, perhatikan konsentrasi elektron yang bervariasi sebagai sebuah fungsi jarak x, seperti yang terlihat pada Gambar 3.Difusi elektron dari daerah dengan konsentrasi tinggi menuju daerah dengan konsentrasi yang lebih rendah menghasilkan aliran elektron dalam arah x negatif. Karena elektron bermuatan negatif, maka arah arus konvensionalnya akan menjadi x positif.Kerapatan arus difusi dipandang sebagai difusi elektron dapat dinyatakan dalam persamaan berikut

Dimana,e : besar (magnitude) muatan electrondn/dx: gradien konsentrasi electronDn : koefisien difusi elektron.

Untuk hole, prinsip yang sama dapat digunakan. Pada Gambar 4, konsentrasi hole adalah sebuah fungsi jarak. Difusi hole dari daerah dengan koefisien tinggi ke daerah dengan koefisien yang lebih rendah akan menghasilkan aliran hole dalam arah x negatif.Kerapatan arus difusi dipandang sebagai difusi hole dapat dinyatakan dalam persamaan berikut

Dimana, e : besar (magnitude) dari muatandp/dx : gradien konsentrasi holeDp :koefisien difusi hole. Perlu dicatat bahwa terjadi perubahan tanda pada kedua persamaan arus difusi ini.Hal ini dikarenakan perbedaan dalam penandaan muatan listrik antara muatan negatif elektron dengan muatan positif hole.Nilai mobilitas dalam persamaan arus drift dan nilai koefisien difusi pada persamaan arus difusi bukanlah dua kuantitas yang saling bebas. Keduanya terikat pada hubungan Einstein, yakni (pada suhu kamar).

Kerapatan arus total adalah hasil penjumlahan komponen drift dan difusi. Untungnya, pada banyak kasus hanya ada satu komponen yang dominan untuk setiap waktu pada daerah semikonduktor yang diberikan.

Sambungan Tipe n dan Tipe p

Hubungan pn dapat terjadi dengan mendifusikan impuritas tipe-p pada salah satu ujung Kristal tipe-n. Walaupun ada hubungan antara dua tipe silicon namun secara keseluruhan bertindak sebagai kisi Kristal tunggal. Akibatnya electron bebas dari tipe-n akan bergerak menuju hole pada tipe-p demikian pula hole pada tipe-p bergerak ke electron di tipe-n sehingga terjadi rekombinasi. Selanjutnya akan terjadi lapisan deplesi.

Setelah hubungan PN terbentuk, hole dari tipe-p konsentrasinya lebih besar dari hole tipe-n, sehingga hole akan berdifusi, demikian pula pada electron juga akan berdifusi, demikian pula pada electron juga akan berdifusi dan ber-rekombinasi. Namun proses ini tidak terjadi terus menerus dan akan berhenti jika terjadi kesetimbangan antara arus drift dan difusi.

Arah arus difusi dan drift pada sambungan PN

II. OKSIDASIOksidasi adalah proses pembentukan lapisan SiO2 pada permukaan wafer silikon. Silikon dioksida merupakan bahan isolasi yang digunakan dalam microtechnology. Teknik yang paling umum digunakan untuk menghasilkan lapisan oksida menggunakan oksidasi termal dilakukan dalam tungku

Salah satu alasan utama mengapa silikon paling banyak dipilih sebagai bahan semi-konduktor adalah karena silikon menawarkan berbagai kemudahan, antara lain kemudahan untuk membentuk lapisan insulator berkualitas tinggi di atas permukaannya melalui proses oksidasi. Yaitu terjadinya reaksi kimia antara silikon dengan oksigen atau uap air pada temperatur antara 1000oC - 1200oC sehingga membentuk lapisan film Silicon Dioxide (SiO2) pada permukaan wafer. SiO2 bersifat stabil pada temperatur tinggi dan merupakan salah satu bahan insulator terbaik.

Metode oksidasi dibedakan menjadi 2 yaitu,a. Oksidasi basah (Wet Oxidation)Dilakukan dengan mengalirkan gas oksigen murni kedalam bubbler berisi DIH2O yang didihkan, kemudian uap airnya dialirkan kedalam tungku yang berisi wafer yang akan dioksidasi. Oksidasi ini digunakan pada oksida medan (field Oxide) untuk masker pada saat proses difusi. Reaksi kimia yang terjadi adalah :

Si (solid) + 2H2O (liquid) SiO2 (solid) + 2H2(gas)

b. Oksidasi kering (Dry Oxidation)Dilakukan dengan mengalirkan gas O2 murni dan kering kedalam tungku oksidasi yang berisi wafer. Pertumbuhan oksida lambat, tetapi kualitas dielektriknya baik. Reaksi kimia yang terjadi adalah :Si(solid) + O2(gas) SiO2(solid)

Gambar. Bagian dalam tungku oksidasi

Langkah- langkah melakukan oksidasi adalah:1. Menghidupkan furnace dan mulai memamanaskan.2. Mengatur suhu tungku sampai 10000 C pada pengontrol suhu3. Ketika set point suhu telah tercapai, menempatkan wafer ke dalam quartz boat dan beban ke dalam tabung dengan memanfaatkan loader tungku (kecepatan loading 30 cm / s2)4. Selam proses pemanasan, oksigen asli atau nitrogen atau hydrogen dialirkan kedalam tabung. Untuk memulai proses, menempatkan aliran gas melalui water bubbler- ini adalah di mana saturasi gas dengan uap air terjadi5. Setelah 1 jam, keluarkan wafer dari tungku. Dan diamlan wafer 10 minute untuk didinginkan.

Untuk mengukur ketebalan dari lapisan tipis hasil proses oksidasi dapat menggunakan alat yang disebut ellipsometer. Cara kerja alat ini adalah mempolarisasi secara elips sinar laser kemudian memantulkannya ke obyek yang dicari ketebalannya seperti wafer yang sudah dilapisi oleh endapan SiO2. Pantulan dari cahaya terpolarisasi ini diukur intensitasnya dengan CCD.Ketelitian dari ellipsometer sangat tinggi, dapat mencapai tingkat micro, bahkan sampai nanometer.