66
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu komponen pokok dari kesejahteraan umum adalah derajat kesehatan yang merupakan salah satu kebutuhan dasar umat manusia sebag landasan untuk membangun bangsa yang kuat, sehat jasmani dan rohani da spiritual serta memiliki ketahanan yang tinggi untuk mewujudkan cita – kemerdekaan. Peningkatan derajat kesehatanpenduduk merupakan program pemerintah sebagaimana telah dicanangkan oleh pemerintah melalui visi misi Indonesia sehat 20!. Sebagaimana kita ketahui bahwa misi Indones adalah menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan, mendorong kemandirian masyarakat untuk memelihara dan meningkatk kesehatan induvidu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungan. "asyarakat atau komunitas sebagai bagian dari subyek dan pelayanan kesehatan dan dalam seluruh proses perubahan hendakny dilibatkan secara lebih akti# dalam usaha peningkatan status kesehatan mengikuti seluruh kegiatan keperawatan komunitas. Seperti diketahui ba masalah kesehatan masyarakat dapat memulai dari perilaku individu, kel ataupun kelompok masyarakat diantaranya berkaitan dengan masalah kesehatan lingkungan, masalah kesehatan ibu dan anak, masalah kesehata remaja, masalah kesehatan lanjut usia bahkan yang paling memprihatinka adalah masalah kesehatan gi$i, imunisasi, posyandu dan sebagainya. %alam upaya meningkatkan kemampuan kerja sama dengan individu, sertasalah satu upaya menyiapkan tenaga perawat pro#esional dan mempunyai potensi keperawatan secara mandiri. Sesuai kompetensi harusdicapai maka mahasiswa&'P() %*&)"& *+S&%& '(%I)I '( -"P-' '( &S III & melaksanakan komunitas di )/ 02 ) 02 %sn. 1glaban %s. "aron 'ecamatan anyakan 'abupaten 'ediri. %alam melaksanakanpraktikasuhan keperawatankomunitas menggunakan pendekatan proses keperawatan komunitas yang diawali dari pengkajian dengan cara pengumpulan data. 'emudian menyusun renc sesuai dengan permasalah yang ditemukan sampai pelaksanaan dan terakhi

New

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dietfi

Citation preview

Keperawatan komunitas

BAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANGSalah satu komponen pokok dari kesejahteraan umum adalah derajat kesehatan yang merupakan salah satu kebutuhan dasar umat manusia sebagai landasan untuk membangun bangsa yang kuat, sehat jasmani dan rohani dan spiritual serta memiliki ketahanan yang tinggi untuk mewujudkan cita cita kemerdekaan.Peningkatan derajat kesehatan penduduk merupakan program pemerintah sebagaimana telah dicanangkan oleh pemerintah melalui visi dan misi Indonesia sehat 2015. Sebagaimana kita ketahui bahwa misi Indonesia adalah menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan, mendorong kemandirian masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan induvidu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungan.Masyarakat atau komunitas sebagai bagian dari subyek dan objek pelayanan kesehatan dan dalam seluruh proses perubahan hendaknya perlu dilibatkan secara lebih aktif dalam usaha peningkatan status kesehatan dan mengikuti seluruh kegiatan keperawatan komunitas. Seperti diketahui bahwa masalah kesehatan masyarakat dapat memulai dari perilaku individu, keluarga ataupun kelompok masyarakat diantaranya berkaitan dengan masalah kesehatan lingkungan, masalah kesehatan ibu dan anak, masalah kesehatan remaja, masalah kesehatan lanjut usia bahkan yang paling memprihatinkan adalah masalah kesehatan gizi, imunisasi, posyandu dan sebagainya.Dalam upaya meningkatkan kemampuan kerja sama dengan individu, serta salah satu upaya menyiapkan tenaga perawat profesional dan mempunyai potensi keperawatan secara mandiri. Sesuai kompetensi yang harus dicapai maka mahasiswa AKPER DHARMA HUSADA KEDIRI KELOMPOK 14 KELAS III A melaksanakan komunitas di RT 02 RW 02 Dsn. Nglaban Ds. Maron Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri.Dalam melaksanakan praktik asuhan keperawatan komunitas menggunakan pendekatan proses keperawatan komunitas yang diawali dari pengkajian dengan cara pengumpulan data. Kemudian menyusun rencana sesuai dengan permasalah yang ditemukan sampai pelaksanaan dan terakhir evaluasi. Semua proses keperawatan tersebut dengan melibatkan masyarakat dengan harapan masyarakat akan mandiri dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan. B. TUJUAN

1. Tujuan UmumSetelah menyelesaikan tugas keperawatan komunitas, mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan komunitas pada setiap area pelayanan keperawatan komunitas dengan pendekatan proses keperawatan komunitas dan perorganisasian komunitas.2. Tujuan Khusus

Setelah menyelesaikan tugas komunitas keperawatan, mahasiswa mampu :

a. Menerapkan strategi yang tepat dalam mengkaji komunitasb. Menentukan diagnosa keperawatan komunitas pada komunitas yang spesifik berdasarkan epidemiologic. Menerapkan pendidikan kesehatan yang spesifik dan strategi organisasi komunitas dalam mengadakan perubahan serta peningkatan kesehatan komunitasd. Melaksanakan perawatan kesehatan komunitas berdasarkan faktor resiko personal, sosial dan lingkungane. Mengkoordinasi sumber sumber yang ada di komunitas untuk meningkatkan kesehatan komunitasf. Menerapkan proses penelitian dan pengetahuan peneliti untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatanC. LANGKAH LANGKAH PENGUMPULAN DATA1. Langkah - Langkah Meliputia. Persiapan

1) Penjajakan daerah binaan

2) Pendataan kesehatan komunitas dan keluarga

3) Pengolahan dan analisa data

4) Identifikasi diagnosa keperawatan komunitas dan penyebab

5) MMRTb. Pelaksanaan

1) Menyusun rencana kerja hasil MMRT2) Melaksanakan koordinasi dengan ketua RT setempat c. Evaluasi1) Evaluasi setiap kegiatan yang dilasanakan dalam hal keefektifan dan keberhasilan kegiatan kegiatan dan peran serta aktif masyarakat

2) Evaluasi formatif seluruh kegiatan komunitas

2. Teknik Pengumpulan DataPengumpulan data diperoleh dengan cara observasi fisik dan wawancara langsung pada masyarakat dan perangkat desa di RT : 02 RW:02 Dsn. Nglaban Ds. Maron Kec. Banyakan Kab. Kediri.D. MANFAAT1. Untuk Mahasiswaa. Dapat mengaplikasikan konsep keperawatan komunitas secara nyata kepada masyarakat

b. Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan keperawatan komunitas

c. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analisa dan bijaksana dalam menghadapi dinamika masyarakat

d. Meningkatkan ketrampilan komunitas, kemandirian dan hubungan interpersonal.2. Untuk Masyarakata. Mendapatkan kesempatan seluas luasnya untuk berperan aktif dalam upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit

b. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerrti dan menyadari masalah kesehatan yang dialami masyarakat

c. Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatannya dan mempunyai upaya peningkatan status kesehatan tersebut.3. Untuk Pendidikana. Salah satu tolak ukur keberhasilan AKPER DHARMA HUSADA dalam mendidik mahasiswa khususnya di bidang keperawatan komunitas

b. Sebagai salah satu bahan pertimbangan dan pengembangan model praktik keperawatan komunitas selanjutnya.4. Untuk Profesia. Upaya meningkatkan tenga perawat yang profesioanal, berpotensi secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukanb. Memberikan suatu model baru dalam keperawatan komunitas sehingga profesi mampu mengembangkannyac. Salah satu bukti bahwa profesionalisme keperawatan telah terwujud.

BAB II

TINJAUAN TEORIA. KONSEP TEORITujuan Pembangunan Kesehatan Nasional adalah untuk mencapai hidup sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Dengan demikian pembangunan di bidang kesehatan mempunyai arti penting dalam kehidupan nasional khususnya dalam memelihara dan mempunyai derajat kesehatan masyarakat yang erat kaitannya dengan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia sebagai salah satu modal dasar pembangunan nasional. Berdasarkan tujuan pembangunan nasional yang ingin dicapai oleh pemerintah Indonesia, maka direncanakan suatu strategi pendekatan untuk menggalang potensi yang ada pada masyarakat sehingga masyarakat dapat berperan aktif dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan komunitas.1. Perawatan Kesehatan KomunitasPerawatan kesehatan menurut Ruth B Freeman (1961) adalah sebagai suatu lapangan khusus di bidang kesehatan, ketrampilan hubungan antara manusia dan ketrampilan terorganisasi yang diterapkan dalam hubungan yang serasi kepada ketrampilan anggota profesi kesehatan lain dan kepada tenaga sosial demi untuk memelihara kesehatan masyarakat. Oleh karenanya, perawatan kesehatan masyarakat ditunjukkan kepada induvidu induvidu, keluarga, kelompok kelompok yang mempengaruhi kesehatan terhadap penduduk, peningkatan kesehatan, pemeliharaan kesehatan, penyuluhan kesehatan, koordinasi dan pelayanan keperawatan berkelanjutan dipergunakan dalam pendekatan yang menyeluruh terhadap keluarga, kelompok dan masyarakat.

Keperawatan komunitas perlu dikembangkan di tatanan pelayanan kesehatan dasar yang melibatkan komunitas secara aktif sesuai keyakinan keperawatan komunitas. a. Sedangkan asumsi dasar keperawatan komunitas menurut America Nufses Assosiation (ANA,1980) didasarkan pada asumsi :

1) Sistem pelayanan kesehatan besifat kompleks2) Pelayanan kesehatan primer / sekunder dan tersier merupakan komponen pelayanan kesehatan3) Keperawatan merupakan sub sistem pelayanan kesehatan di mana hasil pendidikan dan penelitian melandasi praktek

4) Fokus utama adalah keperawatan primer sehingga keperawatan komunitas perlu dikembangkan di tatanan kesehatan utama.

b. Adapun unsur unsur perawatan kesehatan mengacu kepada asumsiasumsi dasar mengenai perawatan kesehatan masyarakat yaitu :

1) Bagian integral dari pelayanan kesehatan khususnya keperawatan

2) Merupakan bidang khusus keperawatan

3) Gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial (Interaksi sosisal dan peran serta masyarakat)4) Ruang lingkup kegiatan adalah upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif dengan penekanan pada upaya preventif dan promotif

5) Sasaran pelayanan adalah individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit6) Melibatkan partisipasi masyarakat

7) Bekerja secara tim (bekerja sama)8) Menggunakan pendekatan pemecahan masalah dan perilaku

9) Menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan ilmiah10) Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan masyarakat secara keseluruhan.c. Keyakinan keperawatan komunitas yang mendasari praktik keperawatan komunitas adalah :

1) Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia dapat terjangkau dan dapat diterima semua orang

2) Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan dalam hal ini komunitas

3) Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan perlu terjalin kerja sama yang baik

4) Lingkungan dapat mepengaruhi kesehatan komunitas baik bersifat mendukung maupun menghambat

5) Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan

6) Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang.

Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut, maka dapat dikembangkan falsafah keperawatan komunitas sebagai landasan praktik keperawatan komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas, keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural-spiritul) terhadap komunitas dan memberikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan.

d. Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu pada paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu : manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :

1) Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur dan manusiawi yang ditunjukkan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

2) Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasarkan kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya manusia yang sehat khususnya dan masyarakat yang sehat pada umurnya

3) Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat diterima oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya kesehatan

4) Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung secara berkesinambungan

5) Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai konsumer pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam kebijakan dan pelayanan kesehatan ke arah peningkatan status kesehatan masyarakat6) Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan secara berkesinambungan dan terus menerus

7) Induvidu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya, ia harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan mereka sendiri.2. Tujuan Perawatan Kesehatan Komunitasa. Tujuan Umum

Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki.

b. Tujuan KhususUntuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluraga, kelompok khusus dan masyarakat dalam hal :1) Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi

2) Menetapkan masalah kesehatan / keperawatan dan prioritas masalah

3) Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan / keperawatan

4) Menanggulangi masalah kesehatan / keperawatan yang mereka hadapi

5) Penilaian hasil kegiatan dan memecahkan masalah kesehatan / keperawatan

6) Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan kesehatan / keperawatan

7) Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (self care)8) Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan

9) Ikut serta menunjang fungsi puskesmas dalam merumuskan angka kematian bayi, ibu dan anak balita serta diterima norma keluarga kecil bahagia sejahtera10) Tertanganinya kelompok kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap masalah kesehatan.3. SasaranSasaran keperawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit mempunyai masalah kesehatan / perawatan.Individu adalah bagian dari anggota kelurga. Apabila individu tersebut mempunyai masalah kesehatan / keperawatan akibat ketidakmampuan merawat diri sendiri oleh karena suatu hal / sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainya baik secara fisik, mental ataupun sosial.

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat terdiri atas kepala keluarga. Anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumuh tangga karena darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, di mana satu dengan yang lainnya saling tergantung pada berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan / keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya dan keluarga keluarga yang ada di sekitarnya.

a. Kelompok khusus dengan kebutuhan sebagai akibat perkembangan dan pertumbuhannya, seperti :

1) Ibu hamil2) Bayi baru lahir3) Balita4) Anak usia sekolah5) Usia lanjut

b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan di antaranya adalah :

1) Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepras, AIDS, penyakit kelamin dan lainya

2) Penderita dengan penyakit tidak menular seperti diabetes militus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain sebagainya

c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:

1) Wanita tuna susila2) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba3) Kelompok kelompok pekerja tertentu dan lain - lainnya

d. Lembaga sosial, perawatan rehabilitasi di antaranya :1) Panti werdha

2) Panti asuhan3) Pusat pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)4) Penitipan balitaMasyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka sendiri dan menganggap diri mereka sabagai kesatuan sosial dengan batas batas yang telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalam berinteraksi sesama anggota masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baik permasalah sosial, kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.4. Ruang Lingkup Perawat Kesehatan KomunitasRuang lingkup praktek keperawatan masyarakat meliputi upaya upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan serta memfungsikan kembali individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya (resesialisasi).

Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas kegiatan yang ditekankan adalah upaya preventif dan promotif dengan mengabadikan upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.

a. Upaya Promotif

Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan :1) Penyuluhan kesehatan masyarakat2) Peningkatan gizi

3) Pemeliharaan kesehatan lingkungan4) Olahraga secara teratur5) Rekreasi6) Pendidikan seksb. Upaya PreventifUpaya preventif ditunjukkan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan terhadap kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan :

1) Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui Posyandu, Puskesmas maupun kunjungan rumah3) Pemberian vitamin A dan yodium melalui Posyandu, Puskesmas ataupun di rumah4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas.c. Upaya KuratifUpaya kuratif ditunjukkan untuk merawat dan mengobati anggota anggota keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah kesehatan melalui kegitan :1) Perawat orang sakit di rumah (home nursing)2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawat dari puskesmas dan rumah

3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas

4) Perawatan payudara

5) Perawatan tali pusat baru lahir.d. Upaya RehabilitatifUpaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita penderita yang dirawat dirumah maupun terhadap kelompok kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama misalnya : kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya yang di lakukan melalui kegiatan :

1) Latihan fisik baik yang mengalami gangguan fisik seperti kusta, patah tulang maupun kelainan bawaan

2) Latihan latihan fisik tertentu bagi penderita penderita penyakit tertentu misalnya TBC dengan latihan nafas dalam dan batuk efektif, penderita stroke dengan fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh perawat.e. Upaya ResosialitatifUpaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompok kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita suatu penyakit seperti kusta, AIDS atau kelompok kelompok masyarakat khusus seperti wanita tuna susila, masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok yang mempunyai masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang mereka derita. Hal ini tentunya membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau batasan batasan yang jelas dan dapat dimengerti. 5. Kegiatan Keperawatan KomunitasKegiatan praktek keperawatan komunitas mempunyai lahan luas yang dilakukan oleh perawat dan tetap menyesuaikan dengan tingkat pelayanan kesehatan wilayah kerja perawat, tetapi secara umum kegiatan praktik keperawatan komunitas adalah sebagai berikut :a. Memberikan asuhan keperawatan langsung kepada individu, keluarga, kelompok khusus baik di rumah (home nursing), di sekolah (scholl health nursing), di perusahaan, di posyandu, di polindes dan di daerah binaan kesehatan masyarakat

b. Penyuluhan / pendidikan kesehatan masyarakat dalam rangka merubah perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

c. Konsultasi dan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi

d. Bimbingan dan pembinaan sesuai dengan masalah yang meraka hadapi

e. Melaksanakan rujukan terhadap kasus kasus yang memerlukan penanganan lebih lanjut

f. Penemuan kasus pada tingkat individu, kelompok dan masyarakat

g. Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan kesehatan

h. Melaksanakan asuhan keperawatan komunitas, melalui pengenalan masalah kesehatan masyarakat, perencanaan kesehatan, pelaksanaan dan penilaian kegiatan dengan menggunakan proses keperawatan sebagai suatu usaha pendekatan ilmiah keperawatan

i. Mengadakan koordinasi di berbagai kegiatan asuhan keperawatan komunitas

j. Mengadakan kerjasama lintas program dan lintas eksternal dengan instansi terkait

k. Memberikan ketauladanan yang dapat dijadikan panutan oleh individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang berkaitan dengan keperawatan dan kesehatan. 6. Metode PendekatanPendekatan yang digunakan perawat dalam memecahkan masalah kesehatan masyarakat yang ditunjukkan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat secara keseluruhan adalah pendekatan pemecahan masalah (problem solving approach) yang di tuangkan dalam proses keperawatan dengan memanfaatkan pendekatan epidemiologi yang dikaitkan dengan upaya kesehatan dasar (PHC). Pendekatan pemecahan masalah dimaksudkan bahwa setiap masalah kesehatan yang di hadapi individu, kelompok dan masyarakat akan dapat diatasi oleh perawat melalui ketrampilan intervensi keperawatn sebagai bidang keahliannya dalam melaksanakan profesinya sebagai perawat kesehatan masyarakat.

Bila kegiatan perawatan komunitas dan keluarga menggunakan pendekatan terhadap keluarga binaan tersebut sebagai familiy approach, maka bila pembinaan keluarga berdasarkan atas tindak lanjut disebut dengan case approach, sedangkan bila pendekatan yang digunakan adalah pendekatan pendekatan yang dilakukan terhadap masyarakat daerah binaan melalui survey mawas diri dengan partisipasi masyarakat disebut community approach.B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATANDalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat, metode yang digunakan adalah proses keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah di dalam bidang keperawatan, melalui tahap tahap sebagai berikut :

1. Pengkajian

Kegiatan ini dilakukan perawat kesehatan masyarakat dalam mengkaji masalah kesehatan baik di tingkat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat adalah :

a. Pengumpulan dataKegiatan yang dilakukan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi individu keluarga, kelompok dan masyarakat melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi dengan menggunakan instrument pengumpulan data dalam menghimpun informasi.

Pengkajian yang diperlukan adalah ini komunitas beserta fakta lingkungannya. Elemen pengkajian komunitas menurut Anderson dan MC. Forlane (1958) terdiri dari inti komunitas yaitu meliputi data demografi, populasi, nilai-nilai keyakinan, riwayat individu dan riwayat kesehatan masyarakat. Sedangkan faktor lingkungan adalah lingkungan fisik, pendidikan, keamanan dan transportasi, politik dan pemerintahan, pelayanan kesehatan, dan sosial, komunikasi, ekonomi dan rekreasi.

Hal di atas perlu dikaji untuk menetapkan tindakan yang sesuai dan efektif dalam langkah-langkah selanjutnya.

b. Analisa DataAnalisa data dilaksanakan berdasarkan data yang diperoleh dan disusun dalam suatu format yang sistematis. Dalam menganalisa data memerlukan pemikiran yang kritis. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisa seberapa besar faktor stressor yang mengancam dan seberapa berat reaksi yang timbul di komunitas. Selanjutnya dirumuskan masalah atau diagnosa keperawatan. Menurut Mueke (1987) masalah tersebut terdiri dari :1) Masalah sehat sakit2) Karakteristik populasi3) Karakteristik lingkungan2. Perumusan Masalah dan Diagnosa Keperawatan atau kesehatan

Kegiatan ini dilakukan di berbagai tingkat sesuai dengan urutan prioritasnya. Diagnosa keperawatan yang dirumuskan dapat aktual, ancaman resiko atau wellness. Adapun dasar penentuan masalah keperawatan kesehatan masyarakat antara lain :

a. Masalah yang ditetapkan dari data umum.b. Masalah yang dianalisa dari hasil kesenjangan pelayanan kesehatan.c. Menetapkan skala prioritas dilakukan untuk menentukan tindakan yang lebih dahulu ditanggulangi karena dianggap dapat mengancam kehidupan masyarakat secara keseluruhan dengan mempertimbangkan :

1) Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat.2) Kebijaksanaan nasional dan wilayah setempat.3) Kemampuan dan sumber daya masyarakat.4) Keterlibatan, partisipasi dan peran serta masyarakat.d. Adapun kriteria Skala Prioritas antara lain :

1) Perhatian masyarakat meliputi pengetahuan, sikap, keterlibatan emosi masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dihadapi dan urgensinya untuk segera ditanggulangi.2) Prevalensi menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan pada suatu kurun waktu tertentu.3) Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah tersebut dapat menimbulkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat.4) Kemungkinanan masalah untuk dapat dikelola dengan mempertimbangkan berbagai alternatif dalam cara-cara pengelolaan masalah yang menyangkut biaya, sumber daya, sarana yang tersedia dan kesulitan yang mungkin timbul (Effendi Nasrul, 1995).3. PerencanaanKegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :

a. Menetapkan tujuan dan sasaran pelayanan.b. Menetapkan rencana kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan.c. Menetapkan kriteria keberhasilan dan rencana tindakan yang akan dilakukan.4. PelaksanaanPada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan melibatkan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sepenuhnya dalam mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi. a. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam melaksanakan kegiatan keperawatan kesehatan masyarakat adalah :

1) Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi terkait.2) Mengikutsertakan partisipasi aktif individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya.3) Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat.

b. Adapun level pencegahan dalam pelaksanaan praktik keperawatan komunitas terdiri atas :1) Pencegahan primer

Pencegahan yang terjadi sebelum sakit atau ketidakfungsiannya dan diaplikasikanya ke dalam populasi sehat pada umumnya dan perlindungan khusus terhadap penyakit.

2) Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan intervensi yang tepat untuk menghambat proses patologis/sehingga memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan.

3) Pencegahan tersier

Pencegahan tersier dimulai pada saat cacat atau terjadi ketidakmampuan secara stabil ataupun menetap atau tidak dapat diperbaiki sama sekali. Rehabilitasi sebagai pencegahan primer lebih dari upaya menghambat proses penyakit sendiri, yaitu mengembalikan individu kepada tingkat berfungsi yang optimal dari ketidakmampuannya.5. Penilaian evaluasi Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program kesehatan. Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah masukan (input), pelaksanaan (proses) dan hasil akhir (out put). Penilaian yang dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai, sesuai dengan perencanaan yang telah disusun semula,a. Empat dimensi yang harus dipertimbangkan dalam melaksanakan penilaian, antara lain :

1) Daya guna2) Hasil guna3) Kelayakan4) Kecukupanb. Adapun fokus evaluasi antara lain :

1) Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan.2) Perkembangan atau kemajuan proses.3) Efisiensi budaya.4) Efektivitas kerja.5) Dampak apakah status kesehatan meningkat atau menurun, dalam rangka waktu berapa.c. Perubahan ini dapat diamati seperti gambar berikut ini :

Keterangan :

Pada gambar di atas dapat dijelaskan bahwa alih peran untuk memandirikan klien (masyarakat) dalam menanggulangi masalah kesehatan, pada awalnya peran perawat lebih besar daripada klien dan berangsur-angsur peran klien lebih besar daripada perawat.Adapun tujuan akhir perawatan komunitas adalah tercapainya kemandirian keluarga yang terkait dengan lima tugas kesehatan antara lain : mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan tentang tindakan keperawatan/kesehatan, merawat anggota keluarga, menciptakan lingkungan yang dapat mendukung upaya peningkatan kesehatan keluarga serta memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pemecahan masalah keperawatan yaitu melalui proses keperawatan.

BAB IIITINJAUAN PUSTAKAA. HASIL PENGUMPULAN DATAPada bab ini akan diuraikan tentang data hasil pengkajian yang telah di lakukan di Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri pada tanggal 19 Januari samapai 21 Februari 2015 . Data hasil pengkajian tersebut kemudian di tabulasi lalu disajikan dalam bentuk tekstur dan distribusi kemudian di analisa. Dari kegiatan tabulasi di peroleh hasil sebagai berikut :1. Data Demografia. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok UmurTabel 3.1 : Distribusi Frekuensi penduduk di Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri . Berdasarkan kelompok umur pada bulan Januari 2015Kelompok UmurTotalProsentasi

0 - 1 thn0-

1 - 5 thn22%

5 - 9 thn66%

9 - 12 thn44%

12 - 19 thn1110%

19 - 34 thn2422%

34 - 49 thn2826%

49 - 55 thn1312%

>55 thn2018%

Jumlah108100%

Dari tabel 3.1 di atas didapatkan bahwa sebanyak 22 % penduduk di Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri mempunyai umur rata rata 19 - < 49 tahunb. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 3.2 : Distribusi Frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan jenis kelamin pada bulan Januari 2015 Jenis KelaminRw 01Rw 02Rw 03TotalProsentase

Perempuan618625497174051,26%

Laki Laki633664533183048,74 %

Jumlah1251128910303570100%

Dari tabel 3.2 diatas didapatkan bahwa sebanyak 51,26 % penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri adalah Perempuan sedangkan 48,74% adalah Laki-laki.c. Komposisi Penduduk Berdasarkan Hubungan KeluargaTabel 3.3 : Distribusi Frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan hubungan keluarga pada bulan Januari 2015Hubungan KeluargaRw 01Rw 02Rw 03TotalProsentase

Kepala Keluarga356397312106529,83%

Istri31033824689425,04%

Anak559547455156043,7%

Cucu425110,3%

Orang Tua1747280,75%

Mertua515110,4%

Jumlah1251128910303570100%

Dari tabel 3.3 diatas di dapatkan bahwa sebanyak 29,83% Kepala Keluarga dengan jumlah istri 25,04%, anak 43,7%, cucu 0,3%, orangtua 0,75%, mertua 0,4% dari penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri adalah anak anak.d. Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama Yang DianutTabel 3.4 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan agama yang dianut pada bulan Januari 2015AgamaRw 01Rw 02Rw 03TotalProsentase

Islam125112831030356499,83%

Budha-----

Hindu-----

Kristen-6-60,16%

Khatolik-----

Jumlah1251128910303570100%

Dari tabel 3.4 diatas didapatkan bahwa sebanyak 99,83% dan protestan 0,16% dari penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri adalah beragama Islam.e. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 3.5 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan tingkat pendidikan pada bulan januari 2015Tingkat PendidikanRw 01Rw 02Rw 03TotalProsentase

TK1368281093,05%

SD495422355127235,63%

SMP28323122373720,64%

SMA25436227689224,98%

PT118111592888,06%

Belum Sekolah7983662286,38%

Tidak Sekolah91223441,23%

Jumlah1251128910303570100%

Dari tabel 3.5 di dapatkan bahwa sebanyak 35,63% penduduk di Kelurahan Tamanan Kec.Mojoroto Kota Kediri adalah tingkat pendidikan SD.f. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Tabel 3.6 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan jenis pekerjaan pada bulan Januari 2015Jenis PekerjaanRw 01Rw 02Rw 03TotalProsentase

PNS8969241825,09%

Pesiunan24138451,26%

Swasta28728023079722,32%

Wiraswasta21818921362017,36%

Petani154721832,32%

Pelajar27032422181522,82%

Ibu Rumah Tangga16919316052214,62%

Belum Bekerja127122973469,69%

Tidak Bekerja5252561604,48%

Jumlah1251128910303570100%

Dari tabel 3.6 diatas didapatkan bahwa sebanyak 22,82% penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri adalah pekerja pelajar.g. Komposisi Penduduk Berdasarkan Keadaan FisikTabel 3.7 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan keadaan fisik pada bulan januari 2015Keadaan FisikRw 01Rw 02Rw 03TotalProsentase

Sehat12281253105348697,64%

Sakit233625842,35%

Jumlah1251128910303570100%

Dari tabel 3.7 diatas didapatkan bahwa sebanyak 97,64% penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri adalah sehat sedangkan 2,35% penduduk mengalami sakit.h. Keadaan Ekonomi KeluargaTabel 3.8 : Distribusi frekuensi penduduk di Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan keadaan ekonomi, penghasilan keluarga pada bulan Januari 2015Penghasilan (Rp)Rw 01Rw 02Rw 03TotalProsentase

< Rp. 500.00071926923221,78%

Rp. 500.000 Rp. 1.000.00014214816745742,91%

< Rp. 1.000.0001431577637635,30%

Jumlah1251128910301065100%

Dari tabel 3.8 diatas didapatkan bahwa sebanyak 42,91% penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri adalah keadaan ekonomi keluarga berpenghasilan Rp 500.000 Rp. 1.000.000.i. Keluarga yang Menabung

Keluarga Yang MenabungRw 01Rw 02Rw 03TotalProsentase

Menabung19318210648145,16%

Tidak Menabung16321520658454,83%

Jumlah3563973121065100%

Dari tabel 3.9 diatas didapatkan bahwa sebanyak 54,83% penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri adalah mayoritas keluarga tidak menabung.2. Lingkungan Fisika. Perumahan

1) Status Kepemilikan Rumah

Tabel 3.9.1 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan status kepemilikan rumah pada bulan Januari 2015Kepemilikan RumahRw 01Rw 02Rw 03TotalProsentase

Sewa945181,69%

Numpang21642911410,70%

Milik Sendiri32632927893387,60%

Jumlah4563973121065100%

Dari tabel 3.9.1 diatas didapatkan bahwa sebanyak 87,60% penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri memiliki rumah sendiri.2) Tipe RumahTabel 3.9.2 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan tipe rumah pada bulan Januari 2015TIPE RUMAHRW 01RW 02RW 03TOTALPROSENTASE

Permananen346396295103797%

Semi permanen6115223%

Tidak permanen40260%

JUMLAH3563973121065100%

Dari tabel 3.9.2 diatas didapatkan bahwa sebanyak 97% penduduk di Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri sudah memiliki tipe rumah permanen.3) Keadaan LantaiTabel 3.9.3 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri Berdasarkan keadaan lantai pada bulan Januari 2015Keadaan LantaiRw 01Rw 02Rw 03TotalProsentase

Tanah1598323%

Papan02020,18%

Tegel25529416571467,04%

Semen869213931729,76%

Jumlah3563953121065100%

Dari tabel 3.9.3 diatas didapatkan bahwa sebanyak 67,04% penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri Berdasarkan keadaan lantai pada bulan Januari 2015 adalah berlantai keramik / tegel.4) Kepemilikan JendelaTabel 3.9.4 : Distribusi frekuensi penduduk di Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan kepemilikan jendela pada bulan Januari 2015Kepemilikan JendelaRw 01Rw 02Rw 03TotalProsentase

Iya87731727187782,34%

Tidak65804318817,65%

Jumlah1065100%

Dari tabel 3.9.4 di atas didapatkan bahwa sebanyak 82,34% di Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri sudah memiliki jendela, sedangkan yang belum memiliki jendela sebanyak 17,65%.5) Pencahayaan RumahTabel 3.9.5 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan pencahayaan rumah pada bulan Januari 2015.Pencahayaan RumahRW 01RW 02RW 03TotalProsentase

Terang26929220977072,30%

Remang Remang7810110228126,38%

Gelap941141,31%

Jumlah1065100%

Dari tabel 3.9.5 di atas didapatkan bahwa sebanyak 72,30% penduduk di Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri memiliki pencahayaan rumah yang terang.6) Jarak Rumah Dengan TetanggaTabel 3.9.6 : Distribusi frekuensi penduduk di Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri Berdasarkan jarak rumah dengan tetnagga pada bulan Januari 2015JARAK RUMAHRW 01RW 02RW 03TOTALPROSENTASE

Bersatu52058837,79%

Dekat34232123289483,94%

Terpisah95623888,26%

JUMLAH1065100%

Dari tabel 3.9.6 di atas didapatkan sebanyak 83,94% penduduk di Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri memiliki jarak rumah dengan tetangga dekat.7) Kepemilikan Halaman RumahTebel 3.9.7 : Distribusi frekuensi di Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri Berdasarkan kepemilikan halaman rumah pada bulan Januari 2015 KEPEMILIKAN HALAMAN RUMAHRW 01RW 02RW 03TOTALPROSENTASE

Ada2227623973769,20%

Tidak Ada1341217332830,79%

JUMLAH1065100%

Dari tabel 3.9.7 di atas didapatkan sebanyak 1065 penduduk di Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri memiliki halaman rumah 69,20%, dan tidak ada halaman rumah 30,79% tidak memiliki halaman rumah.8) Pemanfaatan Pekarangan

Tabel 3.9.8 : Distribusi Frekuensi penduduk di Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri Berdasarkan pemanfaatan pekarangan pada bulan Januari 2015PEMANFAATAN PEKARANGANRW 01RW 02RW 03TOTALPROSENTASE

Kebun1441824437067,76%

Kolam1797336,04%

Kandang23853514326,79%

JUMLAH546100%

Dari tabel 3.9.8 di atas didapatkan sebanyak 1065 penduduk di Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri memiliki kebun sebanyak 67,76%, kolam sebanyak 6,04%, dan kandang sebanyak 26,79%.b. Sumber Air

1) Sumber Air Makan Dan MinumTabel 3.10.1 : Distribusi frekuensi penduduk di Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri Berdasarkan sumber air pada bulan Januari 2015SUMBER AIRRW 01RW 02RW 03TOTALPROSENTASE

PAM37687017516%

Sumur26832924283979%

Air mineral51--515%

Lain lain00%

JUMLAH1065100%

Dari tabel 3.10.1 atas didapat bahwa sebanyak 79% penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri sumber untuk memasak adalah dari sumur2) Jarak Air Dengan SaptictankTabel 3.10.3 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan jarak air dengan saptictank pada bulan Januari 2015.

JARAKRW 01RW 02RW 03TOTALPROSENTASE

< 10 m12712821346844%

>10 m2292699959756%

JUMLAH1065100%

Dari tebel 3.10.3 didapat bahwa sebanyak 44% penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri, jarak air dengan saptictank 10 cm.3) Tempat Penampungan AirTabel 3.10.4 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan tempat penampungan air pada bulan Januari 2015TEMPAT AIRRW

01RW

02RW

03TOTALPROSENTASE

Bak7712719840238%

Gentong2181445942140%

Ember13744313012%

Lain lain48521211210%

JUMLAH1065100%

Dari tabel 3.10.4 di dapat bahwa semua Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri tempat penampungan airnya adalah gentong.4) Kondisi Tempat Penampungan AirTabel 3.10.5 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan kondisi tempat penampungan air pada bulan Januari 2015.KONDISI TEMPATRW

01RW

02RW03TOTALPROSENTASE

Terbuka13816322352449%

Tertutup2182348954151%

JUMLAH1065100%

Dari tabel 3.10.5 di dapat bahwa sebanyak 51% penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri kondisi tempat penampungan airnya tertutup, dan sebanyak 49% keadaan terbuka.5) Kondisi AirTabel 3.10.6 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri . Berdasarkan kondisi air pada bulan Januari 2015KONDISI AIRRW

01RW

02RW

03TOTALPROSENTASE

Berwarna4260,6%

Berbau1120,4%

Berasa000%

Tidak berasa / berbau351397309105799%

JUMLAH1065100%

Dari tabel 3.10.6 di dapat bahwa semua penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri kondisi airnya tidak berasa/berbau.c. Pembuangan Sampah

1) Tempat Pembungan SampahTabel 3.11.1 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota KediriBerdasarkan tempat pembuangan sampah pada bulan Januari 2015TEMPATRW

01RW

02RW

03TOTALPROSENTASE

Sungai7109010710%

Ditimbun142998032130%

Dibakar13223212548946%

Sembarangan tempat388192%

Lain lain7248912912%

JUMLAH1065100%

Dari tabel 3.10.1 di dapat bahwa sebanyak 46% penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri cara pengolahan sampahnya di bakar.2) Penampungan SampahTabel 3.11.2 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri . Berdasarkan tempat penampungan sampah pada bulan Januari 2015.

PENAMPUNGANRW

01RW

02RW

03TOTALPROSENTASE

Ada28735624388683%

Tidak ada/Berserakan69416917917%

JUMLAH1065100%

Dari tabel 3.11.2 di dapat bahwa semua penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri tempat penampungan sampahnya sudah ada.3) Keadaan tempat pembuangan sampahTabel 3.11.3 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan keadaan tempat pembuangan sampah pada bulan Januari 2015KEADAANRW

01RW

02RW

03TOTALPROSENTASE

Terbuka16222517456163%

Tertutup1251316932537%

JUMLAH886100%

Dari tabel 3.11.3 di dapat bahwa sebanyak 63% penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri keadaan tempat sampahnya terbuka, dan sebanyak 37% keadaan tempat sampahnya tertutup.4) Jarak Dengan RumahTabel 3.11.4 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri .Berdasarkan jarak dengan rumah pada bulan Januari 2015JARAKRW

01RW

02RW

03TOTALPROSENTASE

Dekat (< 5 cm)21130618570280%

Jauh ( > 5 cm)76505818420%

JUMLAH886100%

Dari tabel 3.11.4 didapat bahwa sebanyak 80% penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri jarak tempat sampah dengan rumah adalah dekat (5 cm).d. Pembuangan Limbah1) Kebiasaan Keluarga BABTabel 3.12.1 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota. Berdasarkan kebiasaan keluarga BAB pada bulan Januari 2015KEBIASAANRW

01RW

02RW

03TOTALPROSENTASE

Jamban / WC356397296104998%

Sungai0011111%

Sembarangan00551%

JUMLAH1065100%

Dari tabel 3.12.2 didapat bahwa sebanyak 98% penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri adalah kebiasaan keluarga untuk BAB dengan menggunakan jamban/WC.2) Jenis JambanTabel 3.12.2 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan jenis jamban pada bulan Januari 2015JENIS JAMBANRW

01RW

02RW

03TOTALPROSENTASE

Cemplung133417646%

Plesengan162314535%

Leher angsa32734028194889%

JUMLAH1065100%

Dari tabel 3.12.2 didapat bahwa sebanyak 69% penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri adalah jenis jamban leher angsa.3) Pembuangan Air LimbahTabel 3.12.3 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan pembuangan air limbah pada bulan Januari 2015PEMBUANGAN AIR LIMBAHRW

01RW

02RW

03TOTALPROSENTASE

Resapan175303

235

71367%

Got179

58

61

298

28%

Sembarangan2

36

16

54

5%

JUMLAH1065100%

Dari tabel 3.12.3 di atas didapat bahwa sebanyak 67% penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri Adalah resapan.4) Kondisi Saluran PembuanganTabel 3.12.4 : Distribusi frekuensi penduduk RT : 02 RW:02 di Dsn. Nglaban Ds. Maron Kec. Banyakan Kab. Kediri. Berdasarkan kondisi saluran pembungan pada bulan September 2014KONDISI SALURAN PEMBUANGANRW

01RW

02RW

03TOTALPROSENTASE

Lancar351389

283

102396%

Tersumbat/Tergenang5

8

29

42

4%

JUMLAH1065

100%

Dari tabel 3.12.4 di atas didapat bahwa sebanyak 96% penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri kondisi saluran pembuangan lancar, sedangkan 4% tersumbat/tergenang.e. Kandang Ternak1) Kepemilikan Hewan Ternak Tabel 3.13.1 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan kepemilikan hewan ternak pada bulan Januari 2015KEPEMILIKANRW

01RW

02RW

03TOTALPROSENTASE

Tidak262

312

235

80976%

Iya94

85

77

25624%

JUMLAH1065100%

Dari tabel 3.13.1 di atas didapat bahwa sebanyak 76% penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri tidak memiliki hewan ternak, dan sebanyak 24% memiliki hewan ternak.2) Letak kandang dari rumahTabel 3.13.2 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri Berdasarkan letak kandang dari rumah pada bulan Januari 2015LETAKRW

01RW

02RW

03TOTALPROSENTASE

Di dalam Rumah35

3

11

4%

Di luar Rumah91

80

74

245

96%

JUMLAH256

100%

Dari tabel 3.13.2 didapat bahwa sebanyak 96% penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri letak kandang ternaknya di luar rumah, dan 4% letak kandangnya di dalam rumah.3) Kondisi kandang ternakTabel 3.13.3 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan kondisi kandang ternak pada bulan Januari 2015KONDISIRW

01RW

02RW

03TOTALPROSENTASE

Terawat83

77

36

196

77%

Tidak terawat11

8

41

60

23%

JUMLAH256100%

Dari tabel 3.13.3 didapat bahwa sebanyak 77% penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri kondisi kandang ternaknya terawat, dan 23% tidak terawat.3. Kondisi Kesehatan Umuma. Pelayanan Kesehatan1) Sarana Kesehatan TerdekatTabel 3.14.1 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan sarana kesehatan terdekat pada bulan Januari 2015SARANA KESEHATANRW

01RW

02RW

03TOTALPROSENTASE

Rumah sakit411

015

1%

Puskesmas341

351

312

1004

94%

Dr/Perawat/bidan11

33444%

Balai pengobatan01010,5%

Lain lain01010,5%

JUMLAH1065100%

Dari tabel 3.14.1 di atas didapat bahwa sebanyak 94% penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri sarana kesehatan terdekat adalah Puskesmas.2) Kebiasaan Keluarga Minta Tolong Bila SakitTabel 3.14.2 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan kebiasaan keluarga minta tolong bila sakit di bulan Januari 2015KEBIASAAN RW

01RW

02RW

03TOTALPROSENTASE

RS413618959%

Puskesmas25928025179074%

Dokter 50762815414%

Perawat 00550,6%

Bidan 4410182%

Lain lain 1130,4%

JUMLAH 1065100%

Dari tabel 3.14.2 di atas didapat bahwa sebanyak 74% penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri bila sakit minta tolong ke puskesmas.3) Kebiasaan Keluarga Sebelum Ke Pelayanan KesehatanTabel 3.14.3 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan kebiasaan keluarga sebulum ke pelayan kesehatan pada bulan Januari 2015.KEBIASAANRW

01RW

02RW

03TOTALPROSENTASE

Beli obat bebas34335725997692%

Jamu134036898%

JUMLAH1065100%

Dari tabel 3.14.3 diatas di dapat bahwa 92% penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri kebiasaan keluarga sebelum ke pelayanan kesehatan adalah membeli obat bebas, dan 8% membeli jamu.4) Sumber Pendanaan Kesehatan KeluargaTabel 3.14.4 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan sumber pendanaan kesehatan keluarga pada bulan Januari 2015SUMBERRW

01RW

02RW

03TOTALPROSENTASE

ASTEK / ASKES122904225424%

Tabungan51289888%

Dana sehat791172%

JPS881198228927%

Tidak ada8815117841739%

JUMLAH1065100%

Dari tabel 3.14.4 di atas di dapat bahwa 39% penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri tidak mempunyai pendanaan kesehatan. 5) Sarana Transportasi Ke Pelayanan Kesehatan KeluargaTabel 3.14.5 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan sarana transportasi ke pelayanan kesehatan keluarga pada bulan Januari 2015SARANA TRANSPORTASIRW

01RW

02RW

03TOTALPROSENTASE

Jalan kaki53927717%

Becak4590,8%

Angkot21140,2%

Kendaraan pribadi34535727998192%

JUMLAH1065100%

Dari tabel 3.14.5 di atas di dapat bahwa sebanyak 92% penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri ke pelayanan kesehatan menggunakan kendaraan pribadi.6) Jarak Rumah Dengan Sarana KesehatanTabel 3.14.6 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri.Berdasarkan jarak rumah dengan sarana kesehatan pada bulan Januari 2015JARAKRW

01RW

02RW

03TOTALPROSENTASE

< 1 Km1002011231329%

1 2 Km24312312749346%

2 5 Km125315722221%

>5 Km12015374%

JUMLAH1065100%

Dari tabel 3.14.6 di atas didapat bahwa sebanyak 46% penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. adalah 1-2 Km.

b. Masalah Kesehatan KhususPenyakit Yang Paling Sering Diderita Keluarga Dalam 6 Bulan TerakhirTabel 3.15 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan penyakit yang paling sering diderita keluarga dalam 6 bulan terakhir pada bulan Januari 2015PENYAKITRW

01RW

02RW

03TOTALPROSENTASI

Deman berdarah13041%

Batuk pilek30432918681977%

Asma443111%

TBC11461%

Thipus01671%

Lain lain46599621820%

JUMLAH1065100%

Dari tabel 3.15 di atas didapat bahwa sebanyak 77% penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. sering menderita sakit batuk pilek.4. IBU HAMIL DAN MENYUSUIa. PASANGAN USIA SUBUR1) Jumlah PusTabel 4.1.1 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan jumlah PUS pada bulan Januari 2015Jumlah PUS (Pasangan Usia Subur)RW

01RW

02RW

03TOTALPERSENTASE

ADA18316116550948%

TIDAK17323614755652%

JUMLAH1065100%

Dari tabel di atas didapat bahwa sebanyak 48% penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri adalah PUS.2) Jumlah Akseptor KBTabel 4.1.2 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan jumlah PUS yang menjadi akseptor pada bulan Januari 2015Akseptor KBRW

01RW

02RW

03TOTALPERSENTASE

Ya13912012037974%

Tidak44414513026%

JUMLAH509100%

Dari tabel di atas didapat bahwa sebanyak 74% penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri menjadi akseptor KB.3) Jenis KBTabel 4.1.3 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan jenis KBpada bulan Januari 2015Jenis KBRW

01RW

02RW

03TOTALPERSENTASE

IUD291084712%

Suntik 82656120855%

Pil 2538339625%

Susuk 2411175%

Kondom 12361%

Tubectomy 01452%

Vasektomy 00000%

JUMLAH379100%

Dari tabel di atas didapat bahwa sebanyak 55% penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri menjadi akseptor KB suntik.4) Alasan Tidak KBTabel 4.1.4 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan alasan tidak KB pada bulan Januari 2015Alasan tidak KBRW

01RW

02RW

03TOTALPERSENTASE

Dilarang suami71021915%

Agama00000%

Tidak tahu19192922%

Lain-lain1830348263%

JUMLAH130100%

Dari tabel di atas didapat bahwa sebanyak 63% penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri tidak KB karena lain-lain (pasangan baru menikah, jauh dari suami, baru melahirkan, belum punya anak).b. IBU HAMIL1) Jumlah BumilTabel 4.2.1 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan jumlah Ibu Hamil pada bulan Januari 2015Jumlah Bumil (Ibu Hamil)RW

01RW

02RW

03TOTALPERSENTASE

ADA739192%

TIDAK349394303104698%

JUMLAH1065100%

Dari tabel di atas didapat bahwa sebanyak 2% penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri adalah Ibu Hamil.2) Umur KehamilanTabel 4.2.2 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan umur kehamilan pada bulan Januari 2015Umur KehamilanRW

01RW

02RW

03TOTALPERSENTASE

I (0-3 bulan)102316%

II (4-6 bulan)315947%

III (7-9 bulan)322737%

JUMLAH19100%

Dari tabel di atas didapat bahwa ada 16% bumil trimester I, 47% bumil trimester II, dan 37% bumil trimester III di Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri.3) Kehamilan KeTabel 4.2.2 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan kejadian kehamilan pada bulan Januari 2015Kehamilan KeRW

01RW

02RW

03TOTALPERSENTASE

1314842%

2313737%

312316%

>310015%

JUMLAH19100%

Dari tabel di atas didapat bahwa ada 42% kehamilan 1, 37% kehamilan ke 2, 16% kehamilan ke 3, dan 5% kehamilan >3 di Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri.

4) Usia Bumil (Ibu Hamil)Tabel 4.2.2 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan usia bumil pada bulan Januari 2015Umur KehamilanRW

01RW

02RW

03TOTALPERSENTASE

< 20 tahun

20-35 tahun73919100%

>35 tahun

JUMLAH19100%

Dari tabel di atas didapat bahwa 100% bumil berusia 20-35 tahun di Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri.

5) Memeriksakan KehamilanTabel 4.2.2 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan memeriksakan kehamilan pada bulan Januari 2015Pemeriksaan Kehamilan RW

01RW

02RW

03TOTALPERSENTASE

Tidak

Ya73919100%

JUMLAH19100%

Dari tabel di atas didapat bahwa di Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri 100% bumil memeriksakan kehamilannya.

6) Jumlah PemeriksaanTabel 4.2.2 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan jumlah pemeriksaan kehamilan pada bulan Januari 2015Jumlah Pemeriksaan RW

01RW

02RW

03TOTALPERSENTASE

2 kali223737%

3 kali004421%

4 kali512842%

JUMLAH19100%

Dari tabel di atas didapat bahwa 37% bumil melakukan pemeriksaan kehamilan 2 kali, 21 % bumil melakukan pemeriksaan 3 kali, 42% bumil melakukan pemeriksaan 4 kali di Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri.7) Imunisasi TTTabel 4.2.2 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan yang mendapatkan TT pada bulan Januari 2015Pemeriksaan Kehamilan RW

01RW

02RW

03TOTALPERSENTASE

Tidak111316%

Ya6281684%

JUMLAH19100%

Dari tabel di atas didapat bahwa di Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri 16% bumil tidak mendapatkan TT dan 84% bumil mendapatkan TT.

8) Jumlah TTTabel 4.2.2 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan jumlah TT pada bulan Januari 2015Pemeriksaan Kehamilan RW

01RW

02RW

03TOTALPERSENTASE

Lengkap (2 kali)5151169%

Tidak Lengkap (1 kali)113531%

JUMLAH16100%

Dari tabel di atas didapat bahwa di Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri bumil imunisasi TT lengkap 69% dan bumil yang tidak lengkap mendapatkan imunisasi TT 31%.

9) Keluhan BumilTabel 4.2.2 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan keluhan bumil pada bulan Januari 2015Pemeriksaan Kehamilan RW

01RW

02RW

03TOTALPERSENTASE

TD Tinggi

TD Rendah1111%

Kurang Darah

Bengkak-bengkak

Mual & Muntah15657%

Lain-lain21332%

JUMLAH14100%

Dari tabel di atas didapat bahwa di Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri 11% bumil mengalami TD Rendah, 57% bumil mengalami mual & muntah, 32% bumil mengalami masalah keluhan lain-lain.

c. IBU MENYUSUI1) Jumlah ButekiTabel 4.1.1 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan jumlah Buteki pada bulan Januari 2015Jumlah ButekiRW

01RW

02RW

03TOTALPERSENTASE

IYA123720696%

TIDAK34436029299694%

JUMLAH1065100%

Dari tabel di atas didapat bahwa sebanyak 6% penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri adalah Buteki.2) Ibu Meneteki AnaknyaTabel 4.1.1 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan jumlah ibu yang meneteki anaknya pada bulan Januari 2015Ibu Menteki AnaknyaRW

01RW

02RW

03TOTALPERSENTASE

IYA12372069100%

TIDAK

JUMLAH69100%

Dari tabel di atas didapat bahwa sebanyak 100% penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri meneteki anaknya.

3) LAMA MENTEKI ANAKTabel 4.1.1 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan jumlah ibu yang meneteki anaknya pada bulan Januari 2015Lama MenetekiRW

01RW

02RW

03TOTALPERSENTASE

12 bulan719154160%

JUMLAH68100%

Dari tabel di atas didapat bahwa sebanyak 10% ibu meneteki anaknya < 1 bulan, 18% 1-4 bulan, 12% 5-12 bulan, 60% >12 bulan Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri.d. BALITA1) Jumlah BalitaTabel 4.2.1 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan jumlah balita pada bulan Januari 2015Jumlah BalitaRW

01RW

02RW

03TOTALPERSENTASE

IYA62867522321%

TIDAK29431123784279%

JUMLAH1065100%

Dari tabel di atas didapat bahwa sebanyak 21% penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri adalah Balita.

2) Balita yang Dibawa Ke PosyanduTabel 4.2.1 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan balita yang dibawa ke Posyandu pada bulan Januari 2015Balita yang Dibawa Ke PosyanduRW

01RW

02RW

03TOTALPERSENTASE

IYA58857521898%

TIDAK4152%

JUMLAH223100%

Dari tabel di atas didapat bahwa sebanyak 98% balita dibawa ke Posyandu dan 2% tidak dibawa ke Posyandu di Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri.

3) Alasan Balita Tidak Dibawa Ke PosyanduTabel 4.2.1 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan alasan balita tidak dibawa ke Posyandu pada bulan Januari 2015Alasan Balita Tidak Dibawa Ke PosyanduRW

01RW

02RW

03TOTALPERSENTASE

JAUH

TIDAK ADA WAKTU4105100%

Lain-lain

JUMLAH5100%

Dari tabel di atas didapat bahwa sebanyak 100% balita tidak dibawa ke Posyandu karena tidak ada waktu di Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri.

4) Balita yang Dibawa Ke PosyanduTabel 4.2.1 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan jumlah balita yang diimunisasi pada bulan Januari 2015Imunisasi

RW

01RW

02RW

03TOTALPERSENTASE

IYA41847219790%

TIDAK1732010%

JUMLAH218100%

Dari tabel di atas didapat bahwa sebanyak 90% balita diimunisasi dan 10% tidak imunisasi di Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri.

5) Imunisasi Yang DidapatTabel 4.2.1 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan imunisasi yang didapat pada bulan Januari 2015ImunisasiRW

01RW

02RW

03TOTALPERSENTASE

Polio41847219720%

BCG41847219720%

DPT41847219720%

Hepatitis41847219720%

Campak41847219720%

JUMLAH985100%

Dari tabel di atas didapat bahwa sebanyak 1000% balita sudah diimunisasi lengkap di Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri.

6) Alasan Tidak ImunisasiTabel 4.2.1 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan alasan balita yang tidak diimunisasi pada bulan Januari 2015Imunisasi

RW

01RW

02RW

03TOTALPERSENTASE

Tidak Tahu3315%

Waktu141470%

Lain-lain3315%

JUMLAH20100%

Dari tabel di atas didapat bahwa sebanyak 15% balita tidak diimunisasi karena tidak tahu, 70% karena waktu dan 15% alasan lain di Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri.

7) Kepemilikan KMSTabel 4.2.1 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan kepemilikan KMS pada bulan Januari 2015Kepemilikan KMS

RW

01RW

02RW

03TOTALPERSENTASE

Ya331%

Tidak59867522099%

JUMLAH223100%

Dari tabel di atas didapat bahwa sebanyak 1% balita tidak memiliki KMS, dan 99% memiliki KMS di Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri.

8) Hasil Penimbangan KMSTabel 4.2.1 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan hasil penimbangan KMS pada bulan Januari 2015Hasil Penimbangan KMS

RW

01RW

02RW

03TOTALPERSENTASE

Didaerah garis hijau58634216373%

Diatas garis hijau-kuning12373114%

Dibawah garis titik-titik0012125%

Dibawah garis merah1014158%

JUMLAH223100%

Dari tabel di atas didapat bahwa sebanyak 73% hasil penimbangan KMS balita didaerah garis hijau, 14% diatas garis hiaju-kuning, 5% dibawah garis titik-titik, 8% dibawah garis merah di Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri.

4) Anak Dan Remajaa. Kepemilikan Anak Sekolah/RemajaTabel 3.16 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan kepemilikan anak sekolah/remaja pada bulan Januari 2014

KEPEMILIKAN ANAK SEKOLAH/REMAJARW

01RW

02RW

03TOTALPROSENTASE

Tidak19220915451048%

Ya16418815855552%

JUMLAH1065100%

Dari tabel 3.16 diatas didapatkan bahwa sebanyak 52% penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri adalah memiliki anak sekolah/remaja dan 48% tidak memiliki anak sekolah/remaja.b. Usia Anak Saat IniTabel 3.17 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan usia anak saat ini pada bulan Januari 2014

USIA ANAK SAAT INIRW

01RW

02RW

03TOTALPROSENTASE

6-10 tahun781035723836,%

11-15 tahun71706620732%

16-21 tahun71697221232%

JUMLAH657100%

Dari tabel 3.17 diatas didapatkan bahwa sebanyak 36% penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri usia anak saat ini adalah 6-10 tahun.c. Pendidikan AnakTabel 3.18 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan pendidikan anak pada bulan Januari 2014

PENDIDIKAN ANAKRW

01RW

02RW

03TOTALPROSENTASE

SD971177428844%

SMP55514915524%

SMA56525716525%

PT122215497%

JUMLAH657100%

Dari tabel 3.18 di atas didapatkan bahwa sebanyak 44% penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri anaknya berpendidikan SD saat ini.d. Kegiatan Anak Di Luar SekolahTabel 3.19 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan kegiatan anak di luar sekolah pada bulan Januari 2014KEGIATAN ANAK DI LUAR SEKOLAHRW

01RW

02RW

03TOTALPROSENTASE

Keagamaan39760,43%

Karang taruna81,21%

Olahraga17827,1%

Lain-lain7411,26%

JUMLAH657100%

Dari tabel 3.19 di atas didapatkan bahwa sebanyak 60,43% penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri kegiatan anak diluar sekolah adalah keagamaan.e. Jumlah Yang Menderita SakitTabel 3.20 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan jumlah yang menderita sakit pada bulan Januari 2015JUMLAH YANG MENDERITA SAKITTOTALPROSENTASE

Tidak62194,52%

Ya365,48%

JUMLAH657100%

Dari tabel 3.20 di atas didapatkan bahwa semua anak-anak di Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri Kediri tidak menderita sakit.f. Penggunaan Waktu Luang AnakTabel 3.21 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan jumlah penggunaan waktu luang anak pada bulan Januari 2015JENIS KEGIATANTOTALPROSENTASE

Musik/TV32849,92%

Olahraga9514,46%

Rekreasi568,52%

Keagamaan17827,1%

JUMLAH657100%

Dari tabel 3.21 di atas didapatkan bahwa sebanyak 49,92% anak-anak menggunakan waktu luangnya untuk kegiatan Musik/TV.5) Usia Lanjuta. Frekuensi Usia Lanjut Dalam KeluargaTabel 3.22 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan usia lanjut dalam keluarga pada bulan Januari 2015USIA LANJUT DALAM KELUARGATOTALPROSENTASE

Tidak ada68264,04%

Ada38335,96%

JUMLAH1065100%

Dari tabel 3.22 di atas didapatkan bahwa sebanyak 64,04% penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri tidak memiliki usia lanjut dalam keluarganya, dan 35,96% memiliki usia lanjut.b. Mempunyai Keluhan PenyakitTabel 3.23 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan mempunyai keluhan penyakit pada bulan Januari 2015MEMPUNYAI KELUHAN PENYAKITTOTALPROSENTASE

Tidak23862,14%

Ya14537,86%

JUMLAH383100%

Dari tabel 3.23 di atas didapatkan bahwa semua lansia di penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri tidak memiliki keluhan sakit.c. Jenis Penyakit Yang DikeluhkanTabel 3.24 : Distribusi frekuensi Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan jenis penyakit yang dikeluhkan pada bulan Januari 2015JENIS PENYAKIT YANG DIKELUHKANTOTALPROSENTASE

Asma103,86%

Tbc93,47%

Hypertensi7027,03%

Kencing manis2911,19%

Reumatik/arthritis5220,08%

Katarak31,16%

Osteophorosis249,27%

Penyakit kulit20,78%

Jantung72,70%

Liver155,79%

Lain-lain3814,67%

JUMLAH13100%

Dari tabel 3.24 di atas didapatkan bahwa sebanyak 27,03% lansia di Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri mempunyai keluahan sakit hypertensi.d. Upaya Yang Telah DilakukanTabel 3.25 : Distribusi frekuensi Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan upaya yang telah dilakukan pada bulan Januari 2015UPAYA YANG TELAH DILAKUKANTOTALPROSENTASE

Berobat ke sarana kesehatan12284,14%

Berobat ke Non medis00%

Diobati sendiri1611,03%

Lain-lain74,83%

JUMLAH12100%

Dari tabel 3.25 di atas didapatkan bahwa sebanyak 84,14% lansia melakukan upaya berobat ke sarana kesehatan.e. Penggunaan Waktu Senggang Pada LansiaTabel 3.26 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan penggunaan waktu senggang lansia pada bulan Januari 2015KEGIATAN WAKTU LUANG LANSIATOTALPROSENTASE

Berkebun/pekerjaan rumah23862,14%

Jalan-jalan369,40%

Senam307,83%

Lain-lain7920,63%

JUMLAH383100%

Dari tabel 3.26 di atas didapatkan bahwa sebanyak 62,14% lansia di penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri menggunakan waktu luangnya untuk berkebun/pekerjaan rumah.f. Posyandu LansiaTabel 3.27 : Distribusi frekuensi penduduk Kelurahan Tamanan Kec. Mojoroto Kota Kediri. Berdasarkan terdapatnya posyandu lansia pada bulan Januari 2014TERDAPATNYA POSYANDU LANSIATOTALPROSENTASE

Tidak ada12100%

Ada00%

JUMLAH12100%

Dari tabel 3.27 di atas didapatkan bahwa sebanyak 100% di sana tidak ditemukannnya posyandu lansia.B. ASUHAN KEPERAWATAN1. FORMAT A ANALISA DATA

DATAMASALAH

Dari data jumlah lansia RT.02 RW.02 Desa Nglaban Kec.Banyakan Kab.Kediri adalah 12 lansia

Dari data tidak ada posyandu lansia di RT.02 RW.02 Desa Nglaban Kec.Banyakan Kab.Kediri

Dari wawancara saat pengkajian tidak ada lansia yang pergi ke posyandu karena tidak terdapatnya fasilitas posyanduKurangnya kesadaran keluarga tentang kesehatan lansia

Dari analisa data yang dilakukan diatas, dapat dirumuskan diagnosa keperawatan sebagai berikut :

1. Resti terjadinya komplikasi penyakit pada lansia berhubungan dengan ketidaksadaran keluarga akan pentingnya kesehatan lansia ditandai dengan :

Tidak adanya fasilitas posyandu lansia

Dari jumlah lansia 12 orang tidak ada yang mengikuti kegiatan posyandu lansia

2. FORMAT B

SELEKSI PENAPISAN

DIAGNOSA KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS

Masalah kesehatan / Diagnosa Keperawatan KomunitasKriteria PenapisanJumlah Score

Sesuai dengan peran perawat komunitasResiko terjadiResiko parahPotensi untuk pendidikan kesehatan (HE)Interes komunitasKemungkinan diatasiRelevan dengan programTersedia sumber

Tempat WaktuDana FasilitasSumber daya

Kurangnya kesadaran keluarga tentang kesehatan lansia35444334433444

3. FORMAT CPENAPISAN PRIORITAS MASALAH

NOMASALAHSCORE

1Kurangnya kesadaran keluarga tentang kesehatan lansia44

4. FORMAT D

RENCANA KEGIATAN (POA)

NOMASALAHRENCANA KEGIATANPENANGGUNG

JAWABWAKTU KEGIATANTEMPAT KEGIATANDANASUMBER

1Kurangnya kesadaran keluarga tentang kesehatan lansia1. Penyuluhan pentingnya posyandu lansia

2. Pemilihan kader posyandu lansia

3. Kolaborasi dengan tim puskesmas untuk pelayanan kesehatan

4. Tentukan tempat dan waktu posyanduKetua RTAkan dilaksanakan september minggu ke-4 Di salah satu rumah wargaDana bersumber dari warga sendiri dan kas RTCalon kader dan mahasiswa akper dharma husada kediri

5. FORMAT ERENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

RT.02 RW.02 DESA NGLABAN KEC.BANYAKAN KAB. KEDIRI

NOMASALAH KEP.KOMSASARANTUJUANSTRA- TEGIRENCANA KEGIATANHARI/TGLTEMPATEVALUASI

KRITERIASTAN- DART

1

Kurang- nya kesadaran keluarga tentang kesehatan lansiaSeluruh lansia di RT.02 RW.02 Desa Nglaban Kec.Banyakan Kab. Kediri Tujuan jangka panjang

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan semua lansia dapat ikut berperan serta dalam kegiatan posyandu lansia Tujuan jangka pendek

Lansia mengetahui pentingnya posyandu lansia dan manfaatnya

Lansia dapat ikut berperan serta dalam kegiatan posyandu dan kegiatan lainnya1. Lakukan pendidikan kesehatan tentang manfaat diadakannya posyandu lansia. Selain itu juga lansia bisa mengukur tingkat kesehatan lansia

2. Lakukan pemilihan kader kesehatan untuk persiapan pembuatan posyandu lansiaSelasa/ 28 september 2014Salah satu rumah warga Lansia mau ikut serta dalam pendirian posyandu

Lansia dan warga akan manfaat posyandu 100% lansia sadar akan manfaat posyandu

6. FORMAT F

IMPLEMENTASI (PELAKSANAAN KEGIATAN)

NOKEGIATANHASIL HAMBATAN

11. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya posyandu lansia

2. Memilih kader posyandu lansia

3. Berkolaborasi dengan tim puskesmas untuk pelayanan kesehatan

4. Menentukan tempat dan waktu posyandu1. Warga memahami tentang pentingnya posyandu lansia

2. Terbentuknya kader posyandu lansia sejumlah 5 orang

3. Dapat berkolaborasi dengan tim puskesmas setempat

4. Tempat di rumah Bpk.Paeran selaku ketua RT dan waktunya 1 kali per bulan pada minggu ke-2Masih ada warga yang kurang tanggap terhadap kesehatan lansia

BAB IV

PEMBAHASAN

Selama proses pelaksanaan pengkajian komunitas yang dilaksanakan Mahasiswa Akper Dharma Husada Kediri di RT.02 RW.02 Desa Nglaban Kec.Banyakan Kab.Kediri, ada beberapa yang memerlukan pembahasan lebih lanjut antara lain :

A. PENGKAJIANPada tahap pengkajian ini mahasiswa mengadakan penjajakan terhadap kondisi lingkungan RT.02 RW.02 Desa Nglaban Kec.Banyakan Kab.Kediri. Selain penjajakan tentang wilayah, mahasiswa juga melakukan perkenalan dengan tokoh masyarakat ataupun ketua RT setempat. Sebelum melangkah pada tahap pengkajian data (pendataan) kesehatan masyarakat. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah mahasiswa dalam upaya pendekatan kemasyarakat terutama dalam pendataan data kesehatan yang akan dilakukan.Selama tahap pengkajian data kesehatan, mahasiswa tidak mengalami hambatan yang berarti. Karena dari segi bahasa dan waktu, mahasiswa dapat menyesuaikan. Dalam bahasa kebetulan ada kesamaan antara penduduk dan mahasiswa yang rata-rata menggunakan bahasa Jawa. Selain itu penduduk wilayah ini rata-rata juga mampu untuk berkomunikasi dengan bahasa Indonesia. Selain itu wilayah pengkajian dapat disesuaikan dengan aktivitas penduduk. Karena apabila pada pagi hari penduduk bekerja maka mahasiswa melakukan pengkajian pada sore hari. Begitu pula sebaliknya. Sedikit kesulitan hanya pada pihak mahasiswa sendiri. Karena sebenarnya wilayah pengkajian tidak begitu luas, akan tetapi pemukiman penduduk amatlah padat sehingga banyak sekali gang-gang kecil yang sempit. Untuk masalah itu akhirnya mahasiswa membuat peta wilayah.

Berdasarkan data yang diperoleh, didapatkan data umum diperoleh potensi warga RT.02 RW.02 Desa Nglaban Kec.Banyakan Kab.Kediri antara lain mengenai jumlah usia remaja dan lansia warga yang merupakan peringkat tertinggi. Dimana rata-rata pendidikan mereka adalah SD dan SMP. Hal ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia produktif yang dimiliki oleh warga mempunyai kecenderungan untuk di gerakkan dalam upaya meningkatkan status kesehatan di wilayah ini. Karena dengan usia remaja maka curah tenaga dan semangat untuk memajukan wilayah akan lebih besar juga, teruatama dalam hal kesehatan, sedangkan kendala yang ada di RT.02 RW.02 Desa Nglaban Kec.Banyakan Kab.Kediri tidak adanya posyandu lansia. Sehingga sebagian lansia tidak pernah memeriksakan status kesehatannya.

B. ANALISA DATA DAN PRIORITAS MASALAHBerdasarkan data yang dikumpulakan, mahasiswa melakukan proses analisa sehingga di dapatkan susunan masalah sebagai berikut :

Kurangnya kesadaran keluarga tentang kesehatan lansia

Pada saat diadakan pertemuan dengan masyarakat di pertemuan MMRT, hasil analisa data ini dikemukakan pada mereka. Selanjutnya pada perumusan masalah yang akan dilakukan kesepakatan prioritas masalah melalui scoring yang dilakukan secara sederhana. Pada awalnya mahasiswa rencana untuk melakukan proses scoring bersama dengan seluruh warga pada saat MMRT. Namun dengan pertimbangan bahwa pada situasi seperti sekarang ini yang terpenting bagi warga adalah memperkenalkan permasalah kesehatan yang muncul saat ini dan berupaya semaksimal mungkin untuk melibatkan partisipasi warga dalam menyelesaikan permasalah tersebut melalui perumusan masalah tidak secara bersama-sama.C. PERENCANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN TERHADAP MASALAH KOMUNITASAdapun perumusan perencanaan kegiatan untuk menyelesaikan masalah di RT.02 RW.02 Desa Nglaban Kec.Banyakan Kab.Kediri yang akan dilaksanakan oleh warga masyarakat, disepakati bersama pada saat musyawarah masyarakat RT.02 RW.02 Desa Nglaban Kec.Banyakan Kab.Kediri.

Berdasarkan kesepakatan pada saat MMRT maka susunan kegiatan yang disepakati antara lain :

Kurangnya kesadaran keluarga tentang kesehatan lansia

1. Penyuluhan pentingnya posyandu lansia

2. Pemilihan kader posyandu lansia

3. Kolaborasi dengan tim puskesmas untuk pelayanan kesehatan

4. Tentukan tempat dan waktu posyandu

Kesepakatan kegiatan tersebut didapatkan dari hasil kesepakatan waktu pelaksanaan kegiatan tidak ada yang saling berbenturan atau sama antara kegiatan satu dengan yang lain. Sehingga jalannya diskusi tidak mengalami hambatan yang berarti.D. IMPLEMENTASIAdapun pelaksanaan kegiatan yang telah disepakati bersama adalah bulan September 2014 yang pertama melakukan penyuluhan pentingnya posyandu lansia, memilih kader posyandu lansia, berkolaborasi dengan tim puskesmas untuk pelayanan kesehatan dan yang terakhir menentukan tempat dan waktu posyandu.

Untuk pelaksanaan kegiatan dilakukan sesuai jadwal dan tempat kegiatan yang di jadwalkan. Adapun untuk pelaksanaan kegiatan posyandu lansia mahasiswa membagi menjadi beberapa sise. Dimana masing-masing sise yang bertanggung jawab berkerja sama dengan penanggungjawab kegiatan sesuai dengan kesepakatan sebelumnya. Sedangakan untuk pelaksanaan kegiatan dilakukan secara bersama seperti pelatihan kader mahasiswa dan warga tetap bekerja sama dan membagi diri berdasarkan tugas yang telah disusun kemudian.

Adapun pelaksanaan kegiatan secara umum dapat berjalan cukup lancar. Masyarakat cukup antusias dengan adanya kegiatan yang disusun bersama tersebut. Dan nampak bahwa penanggungjawab masing-masing kegiatan sangatlah berperan dalam tercapainya tujuan kegiatan.

E. EVALUASIKegiatan evaluasi dilakukan melalui dua tahap yaitu evaluasi formatif, yang dilakukan langsung selama kegiatan dilaksanakan sampai kegiatan usai. Secara umum, evaluasi tentang partisipasi warga melalui tolak ukur kehadiran sudah cukup, mengingat potensi yang dimiliki di RT.02 RW.02 Desa Nglaban Kec.Banyakan Kab.Kediri. sedangkan berdasarkan evaluasi sruktur hampir seluruh kegiatan sesuai dengan perencanaan hanya masalah waktu pelaksanaan yang mengalami sedikit pergeseran. Namun hal ini tidak banyak mempengaruhi hasil kegiatan. Dan masing-masing penanggung jawab kegiatan sangat berpartisipasi dalam mensukseskan kegiatan.

Untuk evaluasi proses mahasiswa menilai bahwa dari setiap kegiatan sudah nampak baik. Karena masyarakat sudah mempunyai inisiatif dan kesadaran untuk melakukan kegiatan, hal ini kemungkinan karena latar belakang pendidikan penduduk dan sebagian SD dan SMP.

Adapun cara evaluasi kedua adalah dengan evaluasi sumatif, yaitu dilakukan saat terminasi kegiatan posyandu berjalan yang dilaksankan pada 5 oktober 2014. Kegiatan evaluasi ini dilakukan oleh masing-masing penanggungjawab dari kegiatan dan didokumentasikan hasil yang akan dicapai.

BAB V

PENUTUPA. KESIMPULANAsuhan keperawatan komunitas yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat yang bersifat komprehensif melalui kerjasama lintas sector dan peran serta aktif masyarakat. Sasaran keperawatan komunitas mencakup individu, keluarga, dan masyarakat yang menekankan pada upaya pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan tidak mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitative.

B. SARAN Setelah seluruh kegiatan asuhahan keperawatan komunitas telah dilaksanakan, maka dengan ini kami mengajukan beberapa saran, sebagai berikut :1. Kepada pihak puskesmas untuk lebih proaktif dalam memberikan pelayanan di luar gedung sesuai dengan paradigma baru orientasi pelayanan dari kuratif dan rehabilitatif ke promotif dan preventif dalam upaya penggerakkan kesehatan berbasis masyarakat.2. Kepada pemerintah daerah dan desa diharapkan meningkatkan pelayanan dalam memfasilitasi masyarakat mengakses pelayanan kesehatan, dan berbagai kegiatan pembangunan kesehatan desa dan mempercepat ketersediaan sarana poskesdes.3. Kepada kader kesehatan diharapkan dapat menjadi promotor gerakan hidup bersih dan sehat, dan proaktif melakukan berbagai kegiatan dalam rangka mewujudkan terciptanya desa sehat.4. Kepada seluruh lapisan masyarakat untuk kembali menggiatkan semangat gotong royong khususnya dalam perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).DAFTAR PUSTAKA

Adina, M. Reinhardt.1990.Familly Comunity Nursing A Social Cultural Frame Work. Mosby Company : Missouri

Ali Zaidin.1998. Pengantar Asuhan Keperawatan Kesehatan Pada Masyarakat Seri 4 Perawatan Kesehatan Masyarakat (MA 213.). Universitas Indonesia : Jakarta

Departemen Kesehatan RI.1990.Konsep Perawatan Masyarakat : Jakarta

Effendi, Nsrul.1992. Dasar dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC

63