Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH UMAR BIN
KHATTAB SEBAGAI KHALIFAH
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S1)
Pada Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan
Oleh:
Papat Siti Patimah
NIM: 2116054
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI
TAHUN 1441 H/ 2020 M
i
SURAT PERNYATAAN ORISINILITAS
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama/NIM : Papat Siti Patimah/ 2116054
Tempat/Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 01 Oktober 1998
Fakultas/Jurusan : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan / S1 Pendidikan Agama
Islam
Judul Skripsi : “NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER
DALAM KISAH UMMAR BIN KHATTAB
SEBAGAI KHALIFAH”
Menyatakan dengan sesungguhnya karya ilmiah (skripsi) saya dengan
judul diatas asli karya sendiri, maka saya bersedia diproses sesuai dengan hukum
yang berlaku dan gelar kesarjanaan dicabut sampai batas waktu yang ditentukan.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya, untuk
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Bukittinggi, 1 November 2020
( Yang menyatakan )
Papat Siti Patimah
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini dengan judul “Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam
Kisah Umar Bin Khattab Sebagai Khalifah” yang di susun oleh Papat Siti
Patimah NIM.2116054, telah memenuhi persyaratan Ilmiah dan disetujui
untuk diajukan ke sidang Munaqasah.
Demkianlah persetujuan ini dibuat untuk dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
Bukittinggi, November
2020 Pembimbing
FAUZAN, M.Ag
NIP. 1975010220050110
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Alhamdulillahirabbil’alamiin, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah
Swt. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Nilai-nilai Pendidikan Karakter Dalam
Kisah Ummar Bin Khattab Sebagai Khalifah”.
Shalawat dan salam penulis sampaikan kepada Habibullah junjungan umat
Nabi Muhammad saw. yang telah menyampaikan risalah kebenaran melalui
Alquran dan sunnah. Beliau merupakan suri tauladan yang paling baik serta pelita
penerang jalan di celah-celah kegelapan dalam kehidupan umat manusia hingga
akhir zaman.
Ucapan terima kasih yang sangat besar penulis sampaikan
kepadaAyahanda tercinta bapak Wawan Kartiawan dan Ibunda terkasih Mama
Munawaroh, atas semua do’a dan dukungan yang diberikan serta curahan kasih
sayang yang tiada henti melalui pengorbanan yang sangat besar, semoga Allah
Swt. selalu mencurahkan rahmat dan kasih sayang kepada keduanya. Tak terlupa
kehadiran suami tersayang Khaizil Padri serta buah hati Arslan Sayyed Alpadri
ditengah proses penulis menempuh studi sehingga menambah semangat dalam
menyelesaikan studi dan meraih cita-cita. Selain itu ucapan terima kasih juga
penulis sampaikan kepadasaudara kandung dan saudara ipar penulis yaitu teteh
Yeni Mulyanidan Aa BudiRahmat, teteh Irma Dewi dan bangRahmat Dona,
teteh Ucu Nurhasanah dan mas Likun yang telah memberikan dukungan dan
iv
motivasi baik moril maupun materialkepada penulis dalam rangka menyelesaikan
pendidikan. Ucapan terimakasih juga untuk Ayah mertua bapak Panin dan Ibu
mertua Ibu Nurbaiti yang menambah doa-doa dengan penuh kasih sayang kepada
penulis.
Skripsi ini penulis susun dalam rangka menyelesaikan jenjang perkuliahan
di IAIN Bukittingi, dan menjadi salah satu syarat guna meraih gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan
secara moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Ibu Dr. Ridha Ahida, M.Humselaku Rektor IAIN Bukittinggi, Bapak Dr.
Asyari, S. Ag, M. Siselaku wakil rektor I, Bapak Dr. Novi Hendri, M. Ag
selaku wakil rektor II, dan Bapak Dr. Miswardi, M. Humselaku wakil rektor
III IAIN Bukittinggi.
2. Ibu Dr. Zulfani Sesmiarni, M.Pdselaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan, BapakDr. Iswantir, M, M.Agselaku wakil dekan I, Dr. Charles,
S. Ag, M. Pd. I, selaku wakil dekan II, Dr. Supratman, M. Pd, M Kom,
selaku dekan III Institut Agama Islam Negeri (IAIN).
3. IbuSalmiwati, M.Ag, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam
yang telah memberikan arahan dan dukungan kepada penulis selama
menempuh perkuliahan di IAIN Bukittinggi.
v
4. Bapak Fauzan, M.Ag selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah banyak
menasehati, membantu serta membimbing penulis selama menempuh
perkuliahan di IAIN Bukittinggi.
5. Bapak Fauzan, M.Ag,selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dan masukan yang sangat penting dan bermanfaat bagi
penulis guna penyelesaian skripsi di IAIN Bukittinggi.
6. Bapak dan Ibu dosen serta karyawan dan karyawati Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Bukittinggi yang telah membekali penulis dengan berbagai
ilmu pengetahuan.
7. Bapak/Ibu Kepala Perpustakaan serta karyawan dan karyawati perpustakaan
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi yang telah memberikan
pelayanan dan memfasilitasi penulis dalam mencari literatur dan berbagai
kajian ilmu terkait penelitian yang penulis lakukan..
8. Rekan-rekan seperjuangan yaitu semua mahasiswa PAI B angkatan 2016 yang
tidak disebutkan namanya satu per satu yang telah banyak memberikan
semangat dan masukan dalam penyelesain skripsi ini.
9. Kepada semua mahasiswa dan mahasiswi di lingkungan Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Bukittinggi, dan teristimewa kepada mahasiswa dan mahasiswi
seangkatan pada Program Studi Pendidikan Agama Islam berikut seluruh
mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Agama Islam yang telah banyak membantu penulis selama
perkuliahan.
vi
10. Semua pihak yang telah membantu penulis selama menyelesaikan studi di
IAIN Bukittinggi.
Semoga bimbingan dan bantuan yang bapak, ibu, keluarga dan teman-
teman berikan menjadi amal kebaikan dan mendapat balasan yang sesuai dari
Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari apa yang diharapkan,
mengingat sangat terbatasnya waktu dan kemampuan yang ada pada diri penulis.
Namun demikian penulis mengharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
sendiri maupun bagi pihak lain, dan juga penulis menerima segala kritik dan saran
untuk kesempurnaan di masa yang akan datang.
Terakhir penulis mendo’akan mudah-mudahan seluruh bentuk bantuan
yang telah penulis terima dari semua pihak, dibalas oleh Allah SWT dengan
kebaikan yang berlipat ganda, Aamiin..
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bukittinggi,15 Oktober 2020
Penulis,
Papat Siti Patimah
2116054
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan rasa syukur Alhamdulillah, ku persembahkan karya
kecilku ini untuk orang-orang yang Aku sayangi:
1. Kepada kedua orang tua yang sangat aku cintai dan sayangi yaitu
AyahandaWawan Kartiawan dan Ibunda O.Munawaroh yang tak pernah
bosan memotivasiku dan selalu mendo’akanku. Dukungan berupa materi
maupun non materi yang selalu beliau limpahkan kepadaku. Keduanya tidak
tidak henti-hentinya melimpahkan kasih sayangnya dan bersusah payah agar
penulis bisa kuliah dan menyelsaikan strata 1 atas izin Allah SWT. semoga
penulis juga bisa melanjutkan ke jenjang S2, Insyaa Allah. Jasa mereka tidak
akan pernah terbalaskan sampai kapanpu. Hanya Allah SWT yang akan
membalas semua kebaikan kedua orang tuaku.
2. Kepada suamiku terkasih dan Ayah dari anak-anak ku yaitu Abang Khaizil
Padri terimakasih untuk setiap pengertian yang diberikan sehingga
mengijinkan aku sedikit sibuk dengan studi ku, dan terimakasih untuk doa-doa
serta dukungan dan motivasinya. Semoga Allah SWT memberkahi keluarga
kita menjadi keluarga Sakinnah, Mawaddah, Warrahmah hingga Jannah, dan
Allah SWT menganugrahkan kita keturunan yang Shaleh dan Shalehah.
Aamiin Yaa Allah.
3. Kepada buah hati tersayang belahan jiwa Ummi yaitu Arslan Sayyed
Alpadri, terimakasih sayang karena telah hadir melengkapi semangat Ummi,
hadir ditengah proses Studi Ummi. Menemani Ummi dari mulai semester 6,
KKN, Praktek Pengalaman Lapangan (PPL).didalam kandungan Ummi
hingga Ummi dapat menyelesaikan strata 1. Semoga Allah SWT menjadikan
kamu anak yang Shaleh, calon ulama besar dimasa depan yang hanif, calon
Ahlul Qur’an yang ta’at, dan menjadi asbab Ridha Allah SWT kepada Ummi
dan Abi. Aamiin Yaa Allah.
4. kepada saudara kandung dan saudara ipar penulis yaitu teteh Yeni Mulyani
dan Aa BudiRahmat, teteh Irma Dewi dan bang Rahmat Dona, teteh Ucu
viii
Nurhasanah dan mas Likun yang telah memberikan dukungan dan motivasi
baik moril maupun material kepada penulis dalam rangka menyelesaikan
pendidikan ini. Semoga Allah SWT membalas jasa-jasa kakak-kakak dengan
pahala yang berlipat ganda serta menjadikan keluarga kakak-kakak sebagai
keluarga yang Sakinnah, Mawaddah, Warrahmah hingga Jannah, dan Allah
SWT menganugrahkanketurunan yang Shaleh dan Shalehah. Aamiin Yaa
Allah.
5. Kepada Ayah mertua Ayahanda Panin dan Ibunda mertua Ibunda Nurbaiti
yang menambah doa-doa dengan penuh kasih sayang kepada penulis, sehingga
bertambah kemudahan dan semangat bagi penulis dalam rangka
menyelesaikan pendidikan ini.
6. Kepada keluarga besar PAI 2016 terkhusus PAI B yang selalu mewarnai
perjuangan penulis. Semoga Allah SWT memudahkan segala urusan kita.
Aamiin Yaa Allah.
7. Kepada sahabat penulis Susilawati Abdul, Meli Gustia, Fadhilah
Muharrami, Jaimanida, Mahdalena, Wahyuni, Kak Elvi, Haniah, Ilfa
Ahmalia, Novia Sulastri yang telah menjadi teman dalam seperjuangan yang
selalu memberi semangat di saat keputusasaan datang, yang merasakan senang
saat kesenangan menghampiri penulis serta membaitkan doa-doa kepada
penulis. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah dilakukan
serta memberkahi. Aamiin Yaa Allah.
8. Kepada guru pamong sewaktu penulis Praktek Pengalaman Lapangan (PPL).
di SMP N 1 Ampek Angkek yaitu ibu Yenni Fithri, S.Pd.Iyang telah
memberikan kelapangan dan kemudahan kepada penulis, memahami dan
mengerti keadaan penulisserta memberi arahan kepada penulis, semoga Allah
SWT membalas kebaikan ibu dan memudahkan serta melapangkan urusan ibu
dan keluarga. Aamiin Yaa Allah.
9. Kepada kepala sekolah dan Wakil Kepala sekolah SMP N 1 Ampek Angkek
beserta majelis guru SMP N 1 Ampek Angkek, yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis dalam menyelasaikan Praktek Pengalaman
Lapangan (PPL).
ix
ABSTRAK
Skripsi atas nama Papat Siti Patimah, NIM. 2116054. Skipsi ini
berjudul: “NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KISAH
UMAR BIN KHATTAB SEBAGAI KHALIFAH”.Maksud dari judul ini
adalah Suatu gambaran tentang nilai-nilai pendidikan karakter yang dimiliki
Umar bin Khattab saat menjadi Khalifah.
Umar bin Khattab adalah salah seorang sahabat Rasulullah yang
memiliki akhlak dan kepribadian yang luar biasa. Allah SWT telah
memuliakan Umar bin Khattab dengan Islam yang menganugrahinya akidah
yang benar lagi murni. Umar bejalan diatas manhaj Rasulullah SAW dan
mendapatkan pendidikan langsung dari Rasulullah SAW. Sehingga Umar bin
Khattab memberikan teladan akhlak dan karakter yang mulia terkhusus setelah
ia masuk Islam dan menjabat menjadi Khalifah. Ia menunjukan bagaimana
karakter dan akhlak yang harus dimiliki seorang pemimpin sesungguhnya
serta memberikan teladan kepada rakyatnya.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian
kepustakaan (library reseach), yaitu pendalaman, penelaahan dan
pengidentifikasian pengetahuan yang ada dalam kepustakaan (sumber bacaan,
buku-buku referensi atau hasil penelitian lain). Adapun sumber data dalam
penelitian ini yaitu: sumber primer dan sumber sakunder. Sedangkan metode
penelitian menggunakan metode deskriptif analitik yaitu usaha yang tertuju
pada masalah yang ada pada masa sekarang dengan mengumpulkan data yang
ada pada masa sekarang kemudian di analisis.
Nilai-nilai pendidikan karakter yang dapat penulis simpulkan dalam
penelitian ini ada tiga belas, yaitu: Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja
Keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Menghargai Prestasi, Bersahabat/
Komunikatif, Cinta Damai, Peduli Sosial dan Tanggung Jawab.
Kata Kunci: Pendidikan Karakter
x
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN ORISINILITAS .....................................................i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................ii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................vi
ABSTRAK .........................................................................................................ix
DAFTAR ISI .....................................................................................................x
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .....................................................1
B. Batasan Masalah ................................................................11
C. Rumusan Masalah .............................................................11
D. Tujuan Penelitian ...............................................................12
E. Kegunaan Penelitian ..........................................................12
F. Penjelasan Judul .................................................................12
G. Sistematika Penulisan ........................................................14
H. Penelitian Relevan..............................................................15
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Nilai Pendidikan Karakter ................................................19
1. Pengertian Nilai Pendidikan Karakter ..........................19
2. Dasar-Dasar Pendidikan Karakter ................................24
3. Tujuan Pendidikan Karakter ........................................28
4. Urgensi Pendidikan karakter ........................................29
5. Nilai-nilai Pendidikan Karakter ...................................31
B. Kisah Umar Bin Khattab ...................................................35
1. Kepribadian umar bin Khattab ....................................35
a. Kelahiran , Nasab dan Sifat Jasmani Umar bin
Khattab
..............................................................................35
b. Umar bin Khattab Sebelum Masuk Islam .............37
c. Umar bin Khattab setelah Masuk Islam ................41
d. Keluarga Umar bin Khattab ..................................47
2. Umar bin Khattab saat Menjadi Khalifah ...................47
a. Proses Pengangkatan Umar sebagai Khalifah......47
b. Pidato Pertama Umar setelah Menjadi Khalifah ..49
c. Masa KeKhalifahan Umar bin Khattab ...............51
d. Wafatnya Umar bin Khattab ................................59
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................62
B. Sumber Data .....................................................................63
C. Metode Analisa Data ........................................................64
D. Teknik dan Pengumpulan Data .........................................64
BAB IV: HASIL PENELITIAN
A. Religius .............................................................................65
xi
B. Jujur ..................................................................................71
C. Toleransi ...........................................................................73
D. Disiplin ..............................................................................77
E. Kerja Keras .......................................................................79
F. Kreatif ...............................................................................81
G. Mandiri ..............................................................................84
H. Demokratis .......................................................................88
I. Menghargai Prestasi ..........................................................92
J. Bersahabat/Komunikatif ...................................................94
K. Cinta Damai ......................................................................97
L. Peduli Sosial......................................................................100
M. Tanggung Jawab ...............................................................104
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................109
B. Saran .................................................................................110
DAFTAR KEPUSTAKAAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Karakter dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sifat-sifat
kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang
lain, tabiat, watak1.Dalam hal ini karakter merupakan istilah yang
menunjuk kepada aplikasi nilai-nilai kebaikan atau keburukan dalam
bentuk tingkah laku.
Membicarakan karakter merupakan hal yang sangat penting dan
mendasar.Karakter itu sama dengan akhlak dalam pandangan Islam, dan
sebagai penanda bahwa seorang itu layak atau tidak layak disebut
manusia2.Orang yang disebut berkarakter ialah orang yang dapat merespon
segala sesuatu secara bermoral, yang dimanifestasikan dalam bentuk
tindakan nyata melalui tingkah laku yang baik. Dengan demikian dapat
dipahami bahwa karakter merupakan nilai-nilai yang terpatri dalam diri
seseorang yang akan terbentuk melalui pengalaman yang dilaluinya serta
pendidikan, sehingga munculah istilah pendidikan karakter.
Istilah character education(pendidikan karakter) relatif baru
berjalan dalam lingkungan praktisi pendidikan Islam dibandingkan
dengan istilah value education (pendidikan nilai). Pendidikan karakter
lebih memfokuskan cara membentuk peserta didik melalui moralnya,
1Agung Harapan, Kamus Cerdas Bahasa Indonesia Terbaru, (Surabaya: CV Agung
Harapan, 2003), hal.300 2Muchlas Samani dan Hariyanto.Konsep dan Model Pendidikan Karakter.
(Bandung : Remaja Rosda Karya,2011),hal.3
2
karena karakter sendiri adalah cara berfikir dan berperilaku yang menjadi
ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama3. Sedangkan
pendidikan nilai hanya berfok
us pada pengetahuan dan ketrampilan siswa.
Pendidikan karakter sejalan dengan tujuan pendidikan agama Islam
yaitu: untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui
pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, serta
pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia
muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaan kepada
Allah, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara, serta untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi.
Maka, terlihat jelas bahwa tujuan pendidikan karakter dengan
tujuan pendidikan agama Islam sangat berkaitan. Namun, pada
kenyataannya tidak sedikitmasyarakat terkhusus di Indonesia yang tidak
memahami bahwa pendidikan karakter itu sangatlah penting. Sehingga,
masyarakat mengesampingkan nilai-nilai pendidikan karakter dan lebih
mengutamakan pendidikan nilai. Sebagai contoh orang tua berlomba
menjadikan anaknya pintar secara akademisi, namun lupa tentang
pemeliharaan akhlaknya.
Hal semacam ini kemudian ber imbas pada kehidupan saat
ini.Bangsa kita, sepertinya kehilangan kearifan lokal yang menjadi
3Golemen, D. Kecerdasan Emosional. Terjemahan oleh Hermaya T. (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2001), hal.11
3
karakter budaya sejak berabad-abad lalu.Gaya hidup masyarakat yang
cenderung matrealistik sehingga menghalalkan segala cara untuk
memenuhi keinginannya mengakibatkan merebaknya kasus korupsi serta
meningkatnya kriminalitas. Bahkan ketidakadilan hukum sering terjadi
karena pada praktiknya hukum kita bisa diperjual belikan. Juga tawuran
yang terjadi dikalangan remaja, kekerasan dan kerusuhan dan lain
sebagainya adalah bentuk nyata dari akibat pendidikan karakter yang
dikesampingkan. Hal ini tidak terjadi secara spontan, melainkan telah
mengakar dari kebiasaan-kebiasaan yang terjadi dalam waktu
lama.Penyebabnya bisa dari mana saja, namun parahnya bangsa ini miskin
figur yang bisa dijadikan contoh kontret, serta diteladani masyarakat.4
Padahal, karakter masyarakat disuatu bangsa akan memberikan
gambaran tentang suatu bangsa. Bangsa yangbesar adalah bangsa yang
berkarakter dan mampu membangun sebuah peradaban. Hal ini sesuai
dengan pendapat dariBung Karno :
Bangsa ini harus dibangun dengan mendahulukan pembangunan
karakter (character building), karena karakter inilah yang akan
membuat Indonesia menjadi bangsa yang besar, maju, jaya dan
bermartabat. Kalau pembangunan karakter ini tidak dilakukan, maka
bangsa Indonesia akan menjadi bangsa kuli.5
Sejalan dengan pernyataan Bung Karno tersebut, maka pemerintah
mencoba utuk mengkomposisikan pendidikan karakter dalam misi
pembangunan nasional yang dirumuskan oleh pemerintah
4Agus Wibowo, Pendidikan Karakter “Strategi Membangun Karakter Bangsa
Peradaban”,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2012), hal. 15 5Muchlas Samani dan Hariyanto.Konsep dan Model Pendidikan Karakter…,hal.3
4
Reformasi.Disini pendidikan karakter menjadi misi pertama dari 8 misi
yang tercantum dan rencana pembangunan nasional tahun 2005-2025. Isi
dari rencana pembangunan tersebut adalah, terwujudnya karakter bangsa
yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, dan bermoral berdasarkan
pancasila, yang dirincikan dengan watak dan perilaku manusia dan
masyarakat Indonesia yang beragam, beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berbudi luhur, bertoleran, bergotong-royong, berjiwa
patriotik, berkembang dinamis, dan berorientasi ipteks6.
Sebagai upaya pencapaian visi pembangunan nasional, pendidikan
karakter sudah menjadi bagian yang tidak dapat terpisahkan7.Oleh karena
itu, pendidikan karakter kini telah ditetapkan sebagai visi dan misi
kurikulum 2013 (KURTILAS).Dalam kaitanya dengan pendidikan
karakter sebagai kurikulum, penyusunan Standar Kompetensi Lulusan
(SKL), baik SKL SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK , seluruh
komponennya baik secara implisit dan eksplisit mengandung nilai-nilai
karakter. Gagasan ini merupakan bentuk pembaharuan pendidikan guna
untuk mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional
sertapembangunan nasional8. Sebagaimana tercantum dalam undang-
undang nomor 20 tahun 2003 sebagai berikut:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
6Kemko Kesejahteraan Rakyat,Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa.(
Jakarta: Kemko Kesejahteraan Rakyat, 2010),hal.19 7Muchlas Samani dan Hariyanto.Konsep dan Model Pendidikan Karakter…,hal,27 8 Saudullah Uyoh, dkk, Pendagogik Ilmu Mendidik, (Bandung: Alfabeta,2014), hal.75
5
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap. Kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demikratis dan bertanggung jawab.9
Pendidikan karakter atau dalam pendidikan Islam disebut dengan
pendidikan akhlak sangat diutamakan oleh Islam. Didalam Islam terdapat
banyak kisah dari tokoh-tokoh yang berkarakter sangat indah, yaitu baik
para Nabi dan Rasul hingga para Sahabat.
Karena pendidikan karakter atau pendidikan akhlak itu sangat
penting, sehingga Nabi Muhammad SAW pun sangat memperhatikan
akhlak kepada umatnya.Iamengajarkan kepada umatnya terkhusus kepada
para sahabat dimasa itu untuk memiliki karakter dan akhlak yang
mulia.Baik melalui keteladanan yang beliau contohkan atau pun melalui
kisah-kisah yang terdapat dalam Alqur’an dan Hadist.
Dalam Al-qur’an disebutkan bahwa bagi mereka yang mempunyai
akal dan berfikir maka dalam suatu kisah pasti bisa diambil sebuah i’tibar
untuk dijadikan sebagai bahan renungan untuk memperbaiki diri, adapun
diantara ayat yang berkenaan dengan hal tersebut yakni terdapat pada surat
yusuf ayat 111 sebagai berikut :
كن تصديق يفترى ول ب ما كان حديثا ولي ٱللب ل لقد كان في قصصهم عبرة
١١١ٱلذي بين يديه وتفصيل كل شيء وهدى ورحمة لقوم يؤمنون
Artinya : Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat
pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu
bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan
(kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu,
dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.
9 UU No.20 tahun 2003
6
Dari ayat tersebut bisa kita simpulkan, dengan melalui kisah-kisah
teladan yang telah dicontohkan oleh tokoh-tokoh Islam terdapat banyak
sekali pelajaran hingga nilai-nilai karakter yang bisa kita ambil. Seperti
halnya para sahabat yang hidup semasa Nabi Muhammad SAW.
Sahabat Rasulullah adalah orang yang bertemu langsung dengan
Rasulullah, mengikuti jejak dakwah Rasulullah, hingga membantu
jalannya dakwah Rasulullah.Mereka melihat dan mendapatkan pengajaran
langsung dari Rasulullah SAW.Oleh karena itu, banyak para sahabat
Rasulullah yang memiliki akhlak dan karakter yang patut dicontoh sebagai
hasil dari didikan dan pengajaran langsung dari Rasulullah SAW.
Salah seorang sahabat Rasulullah yang tergolong sahabat yang
paling utama adalah Umar bin Khattab setelah Abu Bakar Ash-Shidiq.
Beliau adalah sebai-baik orang saleh sesudah para nabi,para rasul, dan Abu
Bakar Ash-Shidiq, hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah:
اقتدوا باللذين من بعدي : أبي بكر وعمر
Artinya: “Ikutilah jejak orang yang datang sesudahku: Abu Bakar
dan Umar.”(HR.At-Tarmidzi).10
Umar bin Khattab r.a. adalah salah satu sahabat Rasulullah SAW
yangterkenal memiliki keistimewaan luar biasa dalam seluruh dimensi
kehidupannya, dintaranya:
1. Sahabat yang tergolong dijamin masuk Surga
Umar bin Khattab pada masa sebelum masuk Islam sangat
membenci Islam dan menentang dakwah Raslullah demi
10Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab, (Jakarta: Pustaka Alkautsar,
2013)cet.2,hal.5
7
mempertahankan segala sesuatu yang sudah menjadi tradisi suku
Quraisy seperti ritual peribadatan dan sisiteim sosial.11Ia tidak
mempunyai belas kasihan kepada kaum muslimin dan selalu menkuti-
nakuti dengan penuh kekerasan. Kebiasaan Umar adalah menyerbu
umat Islam dan menangkap mereka dengan kekerasan12. Dan yang
paling mengerikan, Umar bin Khattab juga pernah bertekad untuk
membunuh Rasulullah SAW.13
Namun ketika cahaya hidayah telah masuk ke hatinya, Allah
SWT tanamkan rasa cinta dalam hatinya yang luar biasa terhadap
Islam sehingga ia pun tergolong sahabat yang dijamin Surga oleh Allah
SWT. Hal ini juga dibuktikan sabda Rasulullah SAW yang
menyaksikan istana Umar bin Khattab di dalam Surga.Rasullullah
bersabda, “Ketika aku tidur, aku bermimpi berada di dalam
surag.Tiba-tiba aku melihat seorang wanita yang sedang berwudhu’
disamping sebuah istana.Aku bertanya ‘untuk siapakah istana ini?’
Para malaikat menjawab ‘ Untuk Umar bin Khattab’. Aku pun teringat
akan kecemburuan Ummar, lalu aku pergi”.Mendengar han ini
Ummar menangis dan berkata “ Apakah aku cemburu padamu wahai
Rasulullah” (HR. Bukhari dan Muslim)14
2. Menjadi mertua Rasulullah
11Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab, …,cet.2,hal.20 12Muhammad Ali Al-Qutub, 10 Sahabat Nabi SAW yang Dijamin Masuk Surga,
(Bandung: CV Pustaka Setia, 2004),hal.85
13Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab, …,cet.2,hal.23 14Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab, …,cet.2,hal.96
8
Umar bin Khattab adalah orang terdekat dengan Rasulullah
SAW dan juga merupakan mertua dari Rasullah setelah menikahi
Hafsah binti Umar.15
Hafsah binti Umar adalah janda dari Khunais bin Hadzafah
Ash-Shami yang wafat di Madinah.Setelah masa iddah Hafshah usai,
Umar pun bergegas menemui Abu Bakar.Lantas diceritakanlah
peristiwa yang menimpa putrinya, dan kemudian ditawarkan kepada
Abu Bakar untuk menikahi putri tercintanya.Akan tetapi, Abu Bakar
tidak memberikan jawaban.
Umar kecewa dan langsung meninggalkan Abu
Bakar.kemudian Umar menemui Utsman bin Affan yang juga baru
kehilangan kekasihnya, Ummu Kultsum, putri Rasulullah. Sama
halnya kepada Abu Bakar, dia menceritakan tentang putrinya dan
menawarkan Utsman untuk menikah dengan putrinya.Tapi Utsman
terdiam, dan memberikan jawaban, "Kurasa, aku tidak ingin menikah
dahulu hari-hari ini."Umar kembali kecewa.
Dengan penuh gundah, Umar menemui
Rasulullah.Diungkapkan segala yang dialaminya.Dan tersenyum
Rasulullah yang lantas berkata, "Hafshah akan menikah dengan
seseorang yang lebih baik daripada Utsman, dan Utsman akan
menikah dengan seseorang yang lebih baik daripada Hafshah."
15 Muhammad Ahmad Isa, 10 Sahabat Nabi Dijamin Surga,(Jakarta: Pustaka Imam Asy-
Syafi’i,2011), hal. 101
9
Tak disangka, Rasulullah pun meminang Hafshah.Tak terkira
betapa gembiranya Umar.Seusai menikahkan Rasulullah dengan
putrinya, Umar segera mendatangi Abu Bakar untuk mengabarkan
peristiwa besar yang dia alami sebagai suatu kemuliaan dari Allah
diiringi dengan permintaaan maaf.Abu Bakar tersenyum mendengar
penuturan Umar.
"Barangkali waktu itu engkau sangat marah
padaku.Sesungguhnya aku tidak memberikan jawaban karena aku
telah mendengar Rasulullah SAW menyebut-nyebut Hafshah.Akan
tetapi, aku tidak ingin menyebarkan rahasia Beliau.Seandainya
Rasulullah tidak menikahinya, pasti aku akan menikah dengannya,"
demikian ungkap Abu Bakar.16
3. Pendapatnya sejalan dengan Al-Quran
Umar bin Khattab diberi oleh Allah Ilmu Pengetahuan yang
begitu luas, ia memiliki kecerdasan yang luar biasa. Dia juga
seseorang yang kerap mendapatkan ilham, perkataannya sering
bersesuaian dengan wahyu. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam
bersabda, “Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian dari Bani
Israil ada yang diberikan ilham walaupun mereka bukan Nabi, jika
salah seorang dari umatku mendapatkannya, maka Umar lah
orangnya ”. (HR. Bukhari)17
16Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab, …,cet.2,hal.87 17Thaha Abdurra’uf Sa’ad dan Sa’ad Hasan Muhammad Ali, Keajaiban Para Sahabat,
(Solo: Ziyad Visi Media, 2008)hal,63
10
4. Orang pertama yang mendapat gelar Amirul Mukminin.18
5. Khalifah ke dua setelah Abu Bakar
Selama masa jabatan Khalifah Abu Bakar, Ummar adalah
penasihat yang tepat dan ikhlas sehingga Abu Bakar mengetahui bahwa
Umar memiliki sifat sebagai pemimpin Negara.Oleh sebab itu, ketika
mendekati ajalnya, Abu Bakar member wasiat kepada Umar agar
menjadi Khalifah.Akhirnya, kaum Muslimin pun menyetujui
pengangkatannya dan melantiknya.19
6. Memiliki prestasi yang gemilang disaat menjabat sebagai Khalifah
Berdasarkan latarbelakang dan pokok pikiran di atas, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian secara mendalam dan membahasnya
kedalam sebuah karya ilmiah dengan judul “ Nilai-nilai Pendidikan
Karakter Dalam Kisah Umar Bin Khattab Sebagai Khalifah”
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas agar pembahasan ini
tidak meluas dan tidak menyimpang dari permasalahan yang dibahas,
maka penulis memberikan batasan masalah, yaitu nilai-nilai pendidikan
karakterapa saja yang dimiliki oleh Umar bin Khattab sebagai Khalifah.
C. Rumusan Masalah
18 Muhammad Ahmad Isa, 10 Sahabat Nabi Dijamin Surga..,hal. 117
19 Muhammad Ali Al-Qutub, 10 Sahabat Nabi SAW yang Dijamin Masuk Surga…,,hal.99
11
Berdasarkan permasalahan di atas, dapat dirumuskan pertanyaan
penelitian sebagai berikut apa saja nilai-nilai pendidikan karakter yang
dimiliki Ummar bin Khattab sebagai khalifah?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini
adalah: untuk mengetahui apa saja nilai-nilai pendidikan karakter yang
dimilikiUmmar bin Khattab sebagai khalifah.
E. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini bermanfaat sebagai berikut:
a. Menambah khazanah ke ilmuan dunia pendidikan
b. Sebagai sumbangan pemikiran ilmiah dalam nuansa keilmuan di
bidang pendidikan Agama Islam
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut:
a. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana
Strata Satu (S1) Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan di Institut Agama iIslam Negeri Bukittinggi
b. Untuk merealisasikan salah satu dari Tri Dharma Perguruan Tinggi
yaitu penelian dalam bidang ilmiah dan intelektual
F. Penjelasan Judul
12
Untuk menghindari kesimpang siuran dalam memahami judul
diatas, penulis menjelaskan sebagai istilah penting yang termuat dalam
judul ini, yaitu:
NilaiPendidikan Karakter :Nilai adalah segala sesuatu
tentang baik dan
buruk.20Sedangkan,
pendidikan karakter adalah
suatu sistem penanaman
nilai-nilai karakter kepada
peserta didik yang meliputi
komponen pengetahuan,
kesadaran, atau kemauan, dan
tindakan untuk melaksanakan
nilai-nilai tersebut, baik
terhadap Tuhan YME, diri
sendiri, sesame, lingkungan,
maupun kebangsaan
sehungga menjadi manusia
yang insan kamil.21
Umar bin Khattab sebagai Khalifah : Umar bin Khattab adalah
termasuk sahabat utama Nabi
20M. Arifin Hakim, Ilmu Budaya Dasar, (Bandung: Pustaka Satya, 2001)hal, 21 21Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinya secara
Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat, (Yogyakarta: Ar-
ruz Media,2013,hal.30
13
Muhammad SAW dan juga
sebagai khalifah kedua yang
berkuasa pada tahun 634-
644.22Khalifah adalah gelar
yang diberikan kepada
penerus Nabi Muhammad
dalam kepemimpinan umat
Islam.23
Dengan demikian, penjelasan judul yang dimaksudkan adalah
suatu penelitian yang berusaha memaparkan nilai-nilai pendidikan karakter
yang dimilikiUmmar bin Khattab sebagai khalifah.
G. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan penelitian ini dibagi menjadi lima
bab yang dirincikan kedalam sub bab sebagai berikut:
Bab I adalah pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,
batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,
penjelasan judul, dan sistematika penulisan.
Bab II adalah landasan teoritis atau kajian teori yang terdiri dari
pengertian nilai pendidikan karakter, dasar-dasar pendidikan karakter,
tujuan pendidikan karakter, urgensi pendidikan karakter, nilai-nilai
22https://Id.m.wikipedia.0rg . diambil pada hari sabtu, tanggal 22 agustus 2020, pukul
22.10 WIB. 23https://Id.m.wikipedia.0rg . diambil pada hari sabtu, tanggal 22 agustus 2020, pukul
22.12 WIB.
14
pendidikan karakter, kisah Umar bin Khattab, kepribadian Umar bin
Khattab, dan Umar bin Khattab saat menjadi Khalifah.
Bab III merupakan metode penelitian yang mengemukakan jenis
penelitian, sumber data, metode analisa data, serta teknik dan ala
pengumpulan data.
BAB IV merupakan hasil penelitian yang terdiri dari Nilai-nilai
karakter Umar bin Khattab sebagai Khalifah
BAB V merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran
H. Penelitian Relevan
Umar bin Khattab adalah khalifah kedua yang berkuasa pada tahun
634 sampai 644. Dia juga digolongkan sebagai salah satu Khulafaur
Rasyidin.'Umar merupakan salah satu sahabat utama Nabi Muhammad
yang dijamin Surga dan juga merupakan ayah dari Hafshah, istri Nabi
Muhammad.
Dalam masa ke Khalifahannya, Umar bin Khattab kekuasaan Islam
tumbuh pesat. Umar bin Khattab juga memiliki kepribadian serta karakter
yang sangat mulia sebelum menjadi Khalifah bahkan selama menjadi
Khalifah.
Sebelum penelitian ini dilaksanakan, telah pernah dilakukan penelitian
terhadap masalah yang dikemukakan penelitian ini. Penelitian yang relevan
tersebut, yaitu:
15
1. Achyar Mahmudi yang dilakukan di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
pada tahun 2013 menggunakan penelitian kepustakaan (library
reseach) yaitu dengan judul skripsi Kepemimpinan Umar bin Khattab
Pada Film “Omar” Episode 22-24Hasil dari penelitian ini bahwa
kepemimpinan Umar bin Khattab menunjukan adanya kharismatik.
Tipe kepemimpinan kharismatik adalah suatu kemampuan
memengaruhi perasaan, pikiran dan tingkah laku orang lain sehingga
terlihat mengagumkan dan berwibawa.
2. Umi Mahmuda yang dilakukan di IAIN Ponorogo pada tahun 2019
menggunakan penelitian kepustakaan (library reseach) yaitu dengan
judul skripsi Nilai-nilai Pendidikan Karakter Dalam Buku “Kisah
Hidup Umar Ibn Khattab” karya Dr. Mustafa Murad.Hasil dari
penelitian ini bahwa nilai-nilai pendidikam karakter Umar bin Khattab
didalam buku karya Dr. Mustafa Murad terdapat relevansi dengan
Pendidikan Agama Islam, seperti prinsip, tujuan, tugas, dan metode
pendidikan agama Islam.
3. Azda Aulia Fajri yang dilakukan di Universitas Islam Sultan Agung
pada tahun 2018 menggunakan penelitian kepustakaan (library
reseach) yaitu dengan judul skripsi Kebijakan Khalifah Umar Ibn
Khattab Dalam Menanggulangi Kemiskinan.Hasil dari penelitian ini
adalah :
a. Mayoritas perekonomian rakyat pada masa Khalifah Umar bin
Khattab adalah berdagang, bertani dan perindustrian.
16
b. Kebijakan Khalifah Umar untuk menanggulangi kemiskinan
adalah dengan menarik zakat, jizyah, kharaj, ‘usyur, khumus,
fai, dan rikaz.
c. Kebijakan khalifah Umaryang telah dimusyawarahkan lewat
majlis syuro langsung diaplikasikan dalam masyarakat.
d. Beberapa kebijakan khalifah Umar dalam menanggulangi
kemiskinan sesuai untuk diterapkan di Indonesia seperti pajak
proporsional orang kaya dan penarikan khraj (pajak tanaman)
Kesemua skripsi tersebut isi serta fokus masalahnya berbeda dari
skripsi yang diangkat penulis. Meskipun terdapat kemiripan namun fokus
permasalahannya berbeda. Dalam penulisan skripsi ini lebih menekankan
kepada nilai-nilai pendidikan karakter Dalam Kisah Umar bin Khattab saat
menjadi Khalifah.
17
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. NILAI PENDIDIKAN KARAKTER
1. Pengertian Nilai Pendidikan Karakter
Nilai berasal dari bahasa latinvale’re yang artinya berguna, mampu
akan, berdaya, berlaku, sehingga nilai diartikan sesuatu yang dipandang
baik, bermanfaat dan paling benar menurut keyakinan seseorang atau
sekelompok orang. Sutarjo berpendapat nilai adalah kualitas suatu hal
yang menjadikan hal itu disukai, diinginkan, dikejar, dihargai, berguna dan
dapat membuat orang menghayatinya menjadi bermartabat.24
Menurut Soeparwoto nilai dapat pula diartikan sebagai standar
kebenaran sesuatu yang diyakini kebenaranya oleh individu atau kelompok
sosial dalam membuat suatu keputusan bagi sesuatu yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan.25
Dari berbagai pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
nilai adalah dasar yang menjadi acuan seseorang untuk menentukan
kualitas sesuatu.
Istilah pendidikan karakter terdiri dari dua kata utama yaitu
“pendidikan” dan “karakter”. Jika kata tersebut digabungkan, maka akan
terbentuk suatu esensi dan tujuan utama dari pendidikan karakter itu
sendiri.
24 Sutarjo Adisusilo, Pembelajaran Nilai Karakter: Konstruktivisme dan VCT sebagai
Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif, (Jakarta: Rajawali Pers,2013),hal.56 25 Soeparwoto, Psikologi Perkembangan, (Semarang: UPT UNNES Press, 2004), hal.100
18
Pendidikan berasal dari kata “didik” yang memiliki banyak arti,
diantaranya pelihara, bina, dan latih. Jika kata “didik” di imbuhi “pe-kan”
menjadi “pendidikan”, artinya proses atau tindakan dalam mendidik dan
melatih.26
Pendidikan sebagai suatu proses civilization berlangsung terencana
dan gradualistik tidak muncul dengan begitu saja ada penataan system atau
perangkat untuk mengoperasionalkannya. Penataan system ini harus
dilakukan secara holistic dan terintegrasi karena pendidikan sangat terkait
dengan perubahan mentalitas manusia.27
Menurut ki Hajar Dewantara dalam buku Syamsul Kurniawan yang
berjudul Pendidikan Karakter (Konsepsi & Implementasinya secara
Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan
Masyarakat), defenisi pendidikan adalah sebagai tuntutan segala kekuatan
kodrat yang ada pada anak agar mereka kelak menjadi manusia dan
anggota masyarakat yang dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan
yang setinggi-tingginya.28
Sejalan dengan pendapat Ki Hajar Dewantara, Azyumardi Azra
mengemukakan pendapat yang di kutip oleh Iswantir M, pendidikan
adalah suatu proses di mana suatu bangsa mempersiapkan generasi
26 Kak Hendri, Pendidikan Karakter Berbasis Dongeng,( Bandung: PT Remaja
Rodaskarya, 2013), hal. 1 27 Silfia Hanani, Sosiologi Pendidikan Keindonesiaan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media,2013),hal 22 28 Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinya secara
Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat…,hal.27
19
mudanya untuk menjalankan kehidupan untuk memenuhi tujuan hidup
secara efektif dan efisien.29
Maka, pada intinya pendidikan dapat diartikan sebagai usaha
memanusiakan manusia.Maksudnya adalah membentuk seorang manusia
menjadi manusia yang berbudaya.Untuk menjadikan manusia yang
berbudaya haruslah melalui pengembangan dan pembinaan jasmani dan
rohani melalui aktifitas dan pembinaan jasmani dan rohani yang dapat
dilakukan melalui pendidikan.
Sedangkan istilah Karakter dalam Kamus Poerwadaminta yang
dikutip oleh Wedra Aprison dan Junaidi, adalah tabi’at, watak, sifat-sifat
kejiwaan, akhlak, dan budi pekerti yang membedakan seseorang dengan
orang lain.30
Menurut Battistich yang dikutip oleh Darul Ilmi bahwa karakter
mengacu pada serangkaian sikap (attitude), perilaku (behaviors), motivasi
(motivations), dan keterampilan (skills).31Karakter adalah perilaku manusia
yang berhubungan dengan Tuhan YME, diri sendiri, sesama manusia, dan
lingkungan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan
perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata karma, budaya
dan adat istiadat.32
29 Iswantir M, Gagasan dan Pemikiran Serta Praksis Pendidikan Islam di Indonesia
(Studi Pemikiran dan Praksis Pendidikan Islam Menurut Azyumardi Azra), (Jurnal Educative:
Jurnal Of Educational Studies, Vol.2, No.2, Juli-Desember 2017), hal 168 30Wedra Aprison dan Junaidi, Pendekatan Saitifi: Melihat Arah Pembangunan Karakter
dan Peradaban Bangsa Indonesia,(Episteme, Vol.2, No.2, Desember 2017), hal.513 31Darul Ilmi, Mengembangkan karakter Peserta Didik Melalui Kecerdasan Spiritual.
(Education, 2 (2). pp. 53-68. ISSN 2354-7170, 2014), hal. 57 32 Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinya secara
Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat…,hal.29
20
Pendapat Imam Ghazali yang dikutip oleh Aisyah dalam
Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasinya, menganggap bahwa
karakter lebih dekat dengan akhlak, yaitu spontanitas manusia dalam
bersikap, atau perbuatan yang telah menyatu dalam diri manusia, sehingga
ketika muncul tidak perlu dipikirkan lagi.33 Kedekatan akhlak dan
karakter juga terlihat dari defenisinya, akhlak secara bahasa (bahasa Arab)
adalah bentuk jamak dari kata Khuluq yang berarti budi pekerti, perangai,
tingkah laku, atau tabi’at.34
Jadi dapat disimpulkan bahwa karakter adalah seperangkat nilai
yang telah menjadi kebiasaan hidup seseorang sehingga menjadi sifat yang
tetap dan menjadi cirri khas dari seseorang. Maka cara berpikir, bersikap
dan bertindak yang ditampilkan oleh seseorang merupakan gambaran
karakter dalam dirinya.
Jika kata “pendidikan” dan “karakter” disatukan, akan membentuk
suatu defenisi yang saling mendukung dan satu tujuan. Pendidikan
karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada peserta
didik yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan
tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan
33Aisyah, Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasinya, ( Jakarta: Prenada Media
Group, 2018),Cet .1, hal 11 34 Nuraisyah dan Syafwan Rozi, Penerapan Nilai-nilai Akhlak Dalam Peraturan dan
Hukum Formal (Studi Terhadap Kode etik Mahasiswa STAIN Bukittinggi Tahun 2014), (Vol.1,
NO.1, Januari-juni 2016), hal. 59
21
YME, diri sendiri, sesame manusia, lingkungan sehingga menjadi manusia
insan kamil.35
Albertus menyatakan dalam buku Aisyah yang berjudul
Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasinya, pendidikan karakter
adalah diberikannya tempat bagi kebebasan individu dalam mennghayati
nilai-nilai yang dianggap sebagai baik, luhur, dan layak diperjuangkan
sebagai pedoman bertingkah laku bagi kehidupan pribadi berhadapan
dengan dirinya, sesama dan Tuhan. 36
Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu
yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan
tindakan (action).37Khan juga mendefenisikan pendidikan karakter sebagai
proses kegiatan yang dilakukan dengan segala daya dan upaya secara sadar
dan terencana untuk mengarahkan anak didik.38
Berdasarkan pengertian dari beberapa pendapat tersebut, maka
dapat dikatakan nilai pendidikan karakter merupakan kegiatan yang
dilakukan secara sadar dan terencana untuk menanamkan nilai-nilai
karakter serta mengarahkan kepada peserta didik mana yang benar dan
salah agar, sehingga peserta didik memiliki karakter atau akhlak yang baik.
2. Dasar-dasar Pendidikan Karakter
35 Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinya secara
Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat…,hal.30
36 Aisyah, Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasinya…,Cet .1, hal 12 37 Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinya secara
Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat…,hal.31 38 Aisyah, Pendidikan Karakter Islam: Konsep dan Implementasinya…,Cet .1, hal 12
22
Dasar pendidikan karakter sejatinya didasarkan pada
pengembangan nilai-nilai yang berasal dari pandangan hidup dan ideologi
bangsa Indonesia.Pendidikan karakter di Indonesia memiliki nilai-nilai
yang dikembangkan, dan diidentifikasikan dari 4 sumber yaitu agama,
pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional.39 Dari keempat sumber
dasar tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :
a. Agama
Agama adalah tiang penyangga manusia. Seseorang yang
memeluk agama maka ia akan menyelami hingga mengetahui
agama yang dianutnya. Begitu pula kehidupan kenegaraan yang
dilandasi dari nilai-nilai dan norma-norma yang berasal dari agama.
b. Pancasila
Negara Indonesia memiliki prinsip-prinsip kehidupan
berbangsa yang disebut pancasila menjadi nilai yang mengatur
kehidupan politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan budaya dan
seni.Sedangkan pendidikan budaya dan karakter bangsa bertujuan
mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang baik yang
mampu menerapkan nilai-nilai pancasila dengan baik.
c. Budaya
Suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup
bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai-nilai budaya yang
diakui masyarakat itu.Nilai-nilai budaya itu dijadikan dasar dalam
39Aisyah, Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasinya,…,Cet .1, hal 11
23
pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi
antaranggota masyarakat itu.Posisi budaya yang demikian penting
dalam kehidupan masyarakat mengharuskan budaya menjadi sumber
nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa.
d. Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan pendidikan nasional memuat berbagai nilai
kemanusiaan yang harus dimiliki warga negara Indonesia. Menurut
Pasal 3, UU Sisdiknas,
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.”40
Dalam prespektif Islam, pendidikan karakter identik dengan
akhlak.Karakter atau akhlak mulia merupakan buah yang dihasilkan dari
proses penerapan syariah (ibadah dan muamalah) yang dilandasi oleh
fondasi aqidah yang kokoh. Seorang Muslim yang memiliki aqidah atau
iman yang benar pasti akan terwujud pada sikap dan perilaku sehari-hari
yang didasari oleh imannya. Sebagai contoh, orang yang memiliki iman
yang benar kepada Allah ia akan selalu mengikuti seluruh perintah Allah
dan menjauhi seluruh larangan-larangan-Nya. Hal yang sama juga terjadi
dalam hal pelaksanaan syariah. Semua ketentuan syariah Islam bermuara
40Undang-undang No.20 tahun 2003
24
pada terwujudnya akhlak atau karakter mulia. Seorang yang melaksanakan
shalat yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku, misalnya, pastilah akan
membawanya untuk selalu berbuat yang benar dan terhindar dari
perbuatan keji dan munkar. Hal ini dipertegas oleh Allah dalam al-Quran
Surah al-Ankabut ayat 45, yaitu:
ه فأنجى قوه حر أو ٱقتلوه قالوا أن إل قومهۦ جواب كان فما
ت لقوم يؤمنون لك لي من ٱلنار إن في ذ ٢٤ٱلل
Artinya: “Bacalah kitab (Alqur’an) yang telah diwahyukan
kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah Shalat. Sesungguhnya
shalat itu mencegah dari ( perbuatan) keji dan mungkar.”
Baik buruk karakter manusia tergantung pada tata nilai yang
menjadi pijakannya. Abu Al-A’la Al-Maududi dalam buku yang ditulis
oleh Marzuki berjudul “Pendidikan Karakter Islam” membagi sistem
moralitas menjadi dua yaitu moral agama dan moral sekuler.41
a. Moral agama yaitu dapat ditemukan pada sistem moralitas Islam
(akhlak Islam). Hal ini karena Islam menghendaki
dikembangkannya al-akhlaq al-karimah yang pola perilakunya
dilandasi dan untuk mewujudkan nilai Iman, Islam, dan Ihsan.
Keharusan menjunjung tinggi karakter mulia (akhlaq karimah) lebih
dipertegas lagi oleh Nabi saw. dengan pernyataan yang
menghubungkan akhlak dengan kualitas kemauan, bobot amal, dan
jaminan masuk surga. Sabda Nabi Saw. yang diriwayatkan oleh
41Marzuki, Pendidikan Karakter Islam , (Jakarta: Amzah, 2017), cet.2, hal.25-28
25
Abdullah Ibn Amr: “Sebaik-baik kamu adalah yang paling baik
akhlaknya …” (HR. al-Tirmidzi).
b. Moral sekular adalah sistem yang dibuat atau sebagai hasil
pemikiran manusia (secular moral philosophies) dengan
mendasarkan pada sumber-sumber sekular, baik murni dari hukum
yang ada dalam kehidupan, intuisi manusia, pengalaman, maupun
karakter manusia.
Misi pendidikan karakter sama dengan misi pendidikan akhlak dan
moral, yaitu tidak hanya mengajarkan mana yang benar dan mana yang
salah, tetapi juga menanamkan kebiasaan (habituation) tentang yang baik
sehingga peserta didik paham, mampu merasakan, dan mau
melakukannya.42 Sehingga kebiasaan-kebiasaan yang dilalui akan menjadi
sebuah pengalaman yang menjadi faktor pembentukan dan pengalaman
karakternya. Di sinilah pendidikan karakter mempunyai peran yang
penting dan strategis bagi manusia dalam rangka melakukan proses
internalisasi dan pengalaman nilai-nilai karakter mulia di masyarakat.
3. Tujuan Pendidikan Karakter
Tujuan adalah hasil akhir yang diinginkan dalam suatu kegiatan.
Untuk itu tujuan dirasa sangat penting bagi kehidupan manusia, tanpa
adanya tujuan maka sama saja dengan berjalan tanpa mengetahui arah
yang dituju, untuk itu jelas pendidikan karakter mempunyai tujuan sebagai
tolak ukur keberhasilan dalam penerapanya.
42 Marzuki, Pendidikan Karakter Islam …,cet.2, hal.23
26
Menurut Frankena dalam Sutarjo Adisusilo yang berjudul
Pembelajaran Nilai Karakter: Kontruktivisme dan VCT Sebagai Inovasi
Pendekatan Pembelajaran Afektif merumuskan tujuan pendidikan moral
(karakter) sebagai berikut :
a. Membantu peserta didik untuk dapat mengembangkan tingkah
yang secara moral baik dan benar.
b. Membantu peserta didik untuk dapat meningkatkan kemampuan
refleksi secara otonom, dapat mengendalikan diri, dapat
meningkatkan kebebasan moral spiritual dan mampu mengkritisi
prinsip-prinsip atau aturan-aturan yang sedang berlaku.
c. Membantu pserta didik untuk dapat menginternalisasi nilai-nilai
moral, norma-norma dalam rangka menghadapi kehidupan
konkretnya.
d. Membantu peserta didik untuk mengadopsi prinsi-prinsip universal
fundamental, nilai-nilai kehidupan sebagi pijakan untuk
pertimbangan moral dalam membentuk suatu keputusan.
e. Membantu peserta didik untuk mampu membuat keputusan yang
benar, bermoral, dan bjaksana. 43
Sedangkan menurut Abdul Majid, tujuan pendidikan karakter
sejatinyaa dalah merubah manusia menjadi lebih baik dalam pengetahuan,
sikap dan keterampilan.44
43Sutarjo Adisusilo, Pembelajaran Nilai Karakter: Konstruktivisme dan VCT sebagai
Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif…,hal.65 44Abdul Majid & Dian Andayani, Pendidikan Karakter dalam Prespektif Islam,
(Bandung: PT Remaja Rodaskarya,2011) hal.11
27
Dapat disimpulkan, menurut penulis pendidikan karakter bertujuan
untuk membentuk moral dan spiritual yang kokoh pada pribadi seseorang
sehingga memberikan efek positif yang berguna bagi kehidupannya.
4. Urgensi Pendidikan Karakter
Pembangunan karakter perlu dilakukan oleh manusia sebagai
wujud usaha paling penting yang pernah diberikan kepada
manusia.Pembangunan karakter merupakan tugas yang dibebankan kepada
orangtua dan guru, dilingkungan keluarga dan dilingkunan sekolah.45
Di Indonesia, pendidikan karakter sebenarnya sudah lama
diimplementasikandalam pembelajaran disekolah-sekolah, khususnya
dalam pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, dan sebagainya.
Namun implementasinya belum optimal, karena pendidikan karakter
bukan hanya berkaitan dengan menghafal materi melainkan memerlukan
pembiasaan.Pembiasaan berlaku jujur, malu bersikap curang, malu
bersikap malas, malu membiarkan lingkungan kotor.Karakter tidak dapat
dilakukan secara instan, tetapi harus dilatih dan dibentuk sedini mungkin.46
Dunia pendidikan di Indonesia kini bisa dikatakan sedang
memasuki masa-masa pelik.Kucuran anggaran pendidikan yang besar
disertai berbagai program terobosan sepertinya belum mampu
memecahkan persoalan mendasar dalam dunia pendidikan, yaitu
45 Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinya secara
Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat…,hal.31
46 Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinya secara
Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat…,hal.38
28
membentuk dan mencetak alumni pendidikan yang unggul, beriman,
bertakwa, professional dan berkarakter. Karena karakter masyarakat
disuatu bangsa akan memberikan gambaran tentang suatu bangsa. Bangsa
yang besar adalah bangsa yang berkarakter danmampu membangun
sebuah peradaban.
Namun, kita tentu tidak boleh berputus asa.Jika bangsa ini
konsisten dan mempunyai tekad kuat tentu pendidikan karakter bisa
direalisasikan.Syaratnya pendidikan karakter harus dilakukan secara
terpadu, yaitu dilingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Dengan
desain demikian, diharapkan pendidikan karakter akan senantiasa hidup
dan sinergi dalam setiap rongga pendidikan. Sejak anak lahir bahkan
masih dalam kandungan, ketika berada di lingkungan sekolah, kembali ke
rumah, dan bergaul dalam lingkungan sosial masyarakatnya, akan selalu
menjadi tempat bagi anak-anak untuk belajar, mencontoh, dan
mengaktualisasikan nilai-nilainya yang dipelajari atau dilihatnya itu.
5. Nilai-nilai Pendidikan Karater
Pendidikan karakter merupakan pendidikan nilai yang
mencangkup Sembilan nilai dasar yang saling terkait, hal ini
diungkapkan oleh Daniel Golemen dalam buku Sutarjo Adisusilo,
yang berjudul Pembelajaran Nilai Karakter: Kontruktivisme dan VCT
Sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif . Sembilan nilai
dasar tersebut adalah:
29
a. Tanggung jawab
b. Rasa hormat
c. Keadilan
d. Keberanian
e. Kejujuran
f. Rasa kebangsaan
g. Disiplin diri
h. Peduli
i. Ketekunan.47
Jika pendidikan nilai berhasil menginternalisasikan kesembilan
nilai dasar tersebut dalam diri peserta didik, maka akan terbentuk
pribadi yang berkarakter dan berwatak.
Melengkapi uraian diatas, Mengawati pencetus pendidikan
karakter di Indonesia dalam buku Mulyasa yang berjudul Manajemen
Pendidikan Karakter telah menyusun Sembilan pilar karakter mulia
yang selayaknya diajdikan acuan dalam pendidikan karakter, baik di
sekolah maupun di luar sekolah, yaitu sebagai berikut:
a. Cinta Allah dan kebenaran
b. Tanggung jawab, disiplin, dan mandiri
c. Amanah
d. Hormat dan santun
47 Sutarjo Adisusilo, Pembelajaran Nilai Karakter: Kontruktivisme dan VCT Sebagai
Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif…,hal.80
30
e. Kasih sayang, peduli, dan kerja sama
f. Percaya diri, kreatif, dan pantang menyerah
g. Adil dan berjiwa kepemimpian
h. Baik dan rendah hati
i. Toleran dan cinta damai
Seiring dengan itu, pakar pendidikan mengusulkan 18 karakter
yang bersumber dari Agama, Pancasila, budaya, dan tujuan
pendidikan nasional yang harus diinternalisasikan , yaitu:48
No Nilai Deskripsi
1 Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam
melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan
ibadah agama lain, dan hidup rukun
dengan pemeluk agama lain
2 Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya
menjadikan dirinya sebagai orang yang
selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan, dan pekerjaan.
3 Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai
perbedaan agama, suku, etnis, pendapat,
sikap, dan tindakan orang lain yang
48Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinya secara
Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat…,hal.41
31
berbeda dari dirinya.
4 Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku
tertib dan patuh pada berbagai ketentuan
dan peraturan.
5 Kerja Keras Tindakan yang menunjukkan perilaku
tertib dan patuh pada berbagai ketentuan
dan peraturan.
6 Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk
menghasilkan cara atau hasil baru dari
sesuatu yang telah dimiliki.
7 Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah
tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
8 Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang
menilai sama hak dan kewajiban dirinya
dan orang lain.
9 Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya
untuk mengetahui lebih mendalam dan
meluas dari sesuatu yang dipelajarinya,
dilihat, dan didengar.
10 Semangat
Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan
yang menempatkan kepentingan bangsa
dan negara di atas kepentingan diri dan
32
kelompoknya.
11 Cinta Tanah Air Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan
yang menempatkan kepentingan bangsa
dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya.
12 Menghargai
Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong
dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang
berguna bagi masyarakat, dan mengakui,
serta menghormati keberhasilan orang lain.
13 Bersahabat/
Komunikatif
Sikap dan tindakan yang mendorong
dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang
berguna bagi masyarakat, dan mengakui,
serta menghormati keberhasilan orang lain.
14 Cinta Damai Sikap dan tindakan yang mendorong
dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang
berguna bagi masyarakat, dan
mengakui, serta menghormati keberhasilan
orang lain.
15 Gemar
Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk
membaca berbagai bacaan yang
memberikan kebajikan bagi dirinya.
16 Peduli
Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya
mencegah kerusakan pada lingkungan
alam di sekitarnya, dan mengembangkan
33
upaya-upaya untuk memperbaiki
kerusakan alam yang sudah terjadi.
17 Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin
memberi bantuan pada orang lain dan
masyarakat yang membutuhkan.
18 Tanggung
Jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya,
yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri
sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,
sosial dan budaya), negara dan Tuhan
Yang Maha Esa.
B. KISAH UMAR BIN KHATTAB
1. Kepribadian Umar bin Khattab
a. Kelahiran , Nasab dan Sifat Jasmani Umar bin Khattab
Nama lengkap Umar adalah Umar bin Khattab Ibn Nufail Ibn
Abd al-‘Uzza Ibn RiyahIbn Qurth Ibn Razah Ibn ‘Adiy Ibn Ka’ab Ibn
Lu’aiy al-Qurasyiy al-‘Adawiy.49 Jarak usia Umar dan Rasullullah
adalah 13 tahun, karena Ummar lahir pada tahun 13 pasca tahun
gajah.50
Umar memiliki nama kun-yah atau nama panggilan yaitu Abū
Ĥafsh dan mendapat laqab (julukan) al-Faruq. Umar terkenal dengan
keberanian, kegagahan dan ketegasan sikapnya.51
Ayah ummar bernama Al-Khaththab bin Nufail Al-Mahzumi
Al-Quraisyi, sedangkan ibunya bernama Ĥantamah binti Hāsyim bin
49 Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2, hal.14 50 Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.14 51 Muhammad Ahmad Isa, 10 Sahabat Nabi Dijamin Surga…, hal. 101
34
al-Mughīrah.52Ummar berasal dari kalangan mulia suku Quraisy.Umar
menjadi orang yang dipilih sebagai duta dari kabilahnya pada masa
Jahiliyyah.Jika terjadi perselisihan di antara para kabilah, maka Umar
lah orang yang diutus untuk melerai dan mendamaikan. Garis
keturunan Umar bin Khaththab bertemu dengan Nabi Muhammad
Saw. pada leluhurnya generasi kedelapan yaitu Ka’ab.53Penelusuran
garis keturunan ini tidaklah sulit ditelusuri dikalangan bangsa Arab.
Hal itu disebabkan kaerena sudah menjadi tradisi masyarakat tersebut
untuk mengabadikan daris keturunan mereka dalam bnetuk syi‟ir dan
hafalan.
Umar bin al-Khaththab memiliki wajah putih agak kemerahan,
kedua lengannya kokoh dengan kaki yang lebar sehingga jalannya
cepat sehungga orang yang menyertainya tak dapat mengikuti
langkahnya yang cepat itu. Dikala marah, ia bagaikan seribu pemuda
yang sedang marah.54Sedangkan rambutnya berombak, dan jenggotnya
yang tebal dan nampak kekuning-kuningan sebab disemir. Ketika ia
berbicara maka suaranya lantang dan jika ia memukul maka
pukulannya menyakitkan.55
Beranjak dari masa remaja ke masa pemuda sosok tubuh Umar
tampak berkembang lebih cepat dibandingkan teman-teman sebayanya,
lebih tinggi dan lebih besar. Ketika Auf bin Malik melihat orang
52 Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.15 53 Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.14 54 Muhammad Ali Al-Qutub, 10 Sahabat Nabi SAW yang Dijamin Masuk Surga…,hal.83-
84 55 Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.15
35
banyak berdiri sama tinggi, hanya ada seorang yang tingginya jauh
melebihi yang lain sehingga sangat mencolok. Jika ia menanyakan
siapa orang itu dijawab: “Dia adalah „Umar bin al-Khaththab”.
b. Umar bin Khattab Sebelum Masuk Islam
Ummar tumbuh dan berkembang dalam kehidupan yang
keras.Ia juga termasuk orang yang beruntung, karena ia tidak seperti
umumnya anak-anak Quraisy yang tidak mendapatkan kesempatan
untuk belajar baca tulis, bahkan hal itu sangat jarang sekali terjadi
dikalangan mereka. Sejak kecil Ummar sudah terbiasa memikul
tanggung jawab.Ayahnya, Al-Khattab membawanya ke dunia
kehidupan yang keras, yakni dunia gembala.Ia mengembala unta milik
ayahnya.Perlakuan keras ayah nya ini telah mewariskan pengaruh yang
buruk pada diri Ummar.Hal ini dikenangnya seapanjang hidupnya.
Dalam buku Ali Muhammad Ash-shalabi yang berjudul
Biografi Ummar bin Khattab juga dijelaskan, bahwa pada masa
jahiliyah Ummar tidak hanya melakoni pekerjaannya sebagai
pengembala, tetapi sejak muda ia sudah mahir dan terampil dalam
berbagai bidang olahraga. Seperti bermain gulat dan pandai
menunggang kuda. Disamping itu ia juga pandai dalam
mendendangkan syair. Ia juga sering berkunjung ke pasar-pasar bangsa
Arab , karena ia termasuk orang yang menaruh perhatian terhadap
masalah sejarah dan urusan kaum Quraisy. Kunjungan ke pasar-pasar
ia pun manfaatkan untuk berdagang. Sehingga ia menekuni dunia
36
perdagangan. Ia meraih untung yang sangat besar dari profesinya, dan
menghantarkan ia menajdi salah satu diantara orang terkaya di
Mekkah.56
Seperti pemuda-pemuda dan laki-laki lain di Mekah, Umar
gemar sekali meminum khamar (minuman keras) sampai berlebihan.
Bahkan barangkali melebihi yang lain. Juga waktu mudanya itu ia
tergila-gila kepada gadis-gadis cantik. Meskipun memiliki keturunan
dan nasab serta kedudukan yang terhormat di keluarganya,tetapi pada
masa jahiliyyah Umar radhiyallahu‘anhu dikenal memiliki sifat yang
kejam, bengis. Pada masa jahiliyyah dia menikahi banyak wanita,
danmemiliki anak yang banyak. Akan tetapi sebagian besar isterinya
tersebut meninggal dunia.Diantara anak-anaknya yang menonjol
adalah Abdullah bin Umar dan Ummul Mukminin Hafshah.
Umar memiliki kecerdasan yang luar biasa, bahkan dikatakan
mampu memprakirakan hal-hal yang akan terjadi pada masa yang akan
datang. Umar menjadi orang yang dipilih sebagai duta dari kabilahnya
pada masa Jahiliyyah.Jika terjadi perselisihan di antara para kabilah,
maka Umar lah orang yang diutus untuk melerai dan
mendamaikan.Hal ini menandakan bahwa Umar memiliki kecerdasan,
keadilan, serta kebijaksanaan.
Sebelum Ummar masuk Islam, ia sangat menentang dakwah
Rasulullah, sikap nya kasar kepada ummat muslim. Hal ini juga
56 Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.19
37
dipaparkan dalam buku Muhammad Ali Al-Quthub berjudul “10
Sahabat Nabi SAW yang Dijamin Masuk Surga”, bahwa Ummar
memiliki adat kebiasaan yang sangat kejam terhadap Ummat Islam,
yaitu menyerbu Ummat Islam dan menangkap mereka dengan
kekerasan. Bahkan disuatu pasar bernama pasar Ukaz sepanjang
harinya selalu disibukan dengan peristiwa Ummar dan Kaum
Muslimin.Ia tidak mempunyai belas kasihan kepada kaum Muslimin
dan selalu menakut-nakuti mereka dengan penuh kekerasan.57
Ummar juga pernah memukul seorang hamba sahaya
perempuan yang telah menganut agam Islam sampai kedua tangannya
letih dan cambuknya yang ia gunakan terjatuh dari tangannya. Ia baru
berhenti memukul hamba sahaya itu ketika ia merasa lelah. Saat itu,
Abu Bakar lewat dan melihat Ummar.Abu Bakar lalu membeli hamba
sahaya perempuan itu dan memerdekakannya.58
Ummar dengan gigih mempertahankan segala sesuatu yang
sudah menjadi tradisi suku Quraisy berupa ritual peribadatan dan
sistim sosial.Ia rela melakukan apa saja demi mempertahankan apa
yang sudah diyakininya. Bahkan ia sempat khawatir ketika Islam
dating. Ia khawatir agama baru ini meruntuhkan sistim sosial politik
dan budaya Makkah yang sudah mapan. Oleh karena itulah ia sangat
menentang Agama Islam.
57 Muhammad Ali Al-Qutub, 10 Sahabat Nabi SAW yang Dijamin Masuk Surga…,hal.85 58 Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.20
38
Ummar telah menjalani kehidupan pada masa jahiliyah.Ia telah
mengenal betul hakekat dari adat kebiasaan tradisi jahiliyah.Ia
mempertahankannya dengan segenap kemampuan yang ada. Oleh
karena itu , ketika ia masuk Islam, ia mengenal betul keindahan dan
hakekat Islam. Ia sangat mengenali perbedaan antara petunjuk dan
kesesatan, antara kufur dan iman, dan antara haq dan yang bathil.
Karenanya, dalam sebuah ungkapan ia pernah mengatakan “ikatan
Islam akan terurai ikatan demi ikatan bila tumbuh dalam Islan orang
yang tidak mengenal jahiliyah”.59
c. Umar bin Khattab setelah Masuk Islam
Dalam buku Muhammad Ali Al-Qutub yang berjudul ”10
Sahabat Nabi SAW yang Dijamin Masuk Surga” mengutip sepenggal
kisah yaitu, pada suatu ketika Ummar berbincang-bincang bersama
pemimpin golongan Quraisy tentang adanya dakwah Nabi Muhammad
SAW. Tampilah salah seorang diantara mereka yang meinta agar Nabi
Muhammad dibunuh dan dilarang berdakwah.Pada saat itu, yang
dipilih untuk membunuh Nabi Muhammad adalah Ummar. Karena
Ummar bin Khattab jika ia sedang marah ia tidak punya rasa kasihan.
Ia berani menakut-nakuti, mengancam, dan melarang bagaikan
harimau ganas.
Salah seorang yang sedang berkumpul ada yang tidak setuju
dengan ditunjuknya Ummar untuk membunuh Nabi Muhammad,
59 Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.21
39
seraya ia berkata “Wahai Ummar, urusilah keluargamu sendiri! Sebab
saudarimu Fatimah dan suaminya telah pindah agama dan memeluk
Islam. Maka yang baik bagimu adalah meluruskan kebengkokan
keduanya”
Seketika itu juga Umar mendadak menjadi marah dan
geram.Umar segera bertandang ke rumah adiknya. Sesampainya disana
Ummar mendengar suara yang tidak keras, yang semakin terdengar
jelas bila ia maju selangkah demi selangkah. Ia merasa tentram.
Setellah suara Fatimah berhenti, ia pun berteriak dan kemarahannya
diluapkan pada adiknya, Umar pun menampar Fatimah dan suaminya.
Di puncak kemarahannya, Umar lalu melihat sebuah lembaran yang
bertuliskan ayat Al-Qur’an, yaitu QS.Thaha ayat 1-5:
١طه لتشقى ٱلقرءان عليك أنزلنا يخشى ٢ما لمن تذكرة ٣إل
ٱلعلى ت و وٱلسم ٱلرض خلق ن م م ٱلعرش ٤تنزيل على ن حم ٱلر
٥ٱستوى
Artinya: 1. Thaahaa. 2. Kami tidak menurunkan Al Quran ini
kepadamu agar kamu menjadi susah. 3. tetapi sebagai
peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah),4. Yaitu
diturunkan dari Allah yang menciptakan bumi dan langit
yang tinggi.5. (yaitu) Tuhan yang Maha Pemurah.yang
bersemayam di atas 'Arsy.
Umar kemudian mengambil lembaran tersebut dan membaca
ayat tersebut. Setelah membacanya, Umar r.a pun merasakan damai
40
dan tenang di hatinya, seakan amarahnya hilang tak tersisa. Lantas
Umar r.aingin menemui Nabi Muhammad SAW di rumah al-Arqam.60
Waktu itu Nabi Muhammad SAW sedang melaksanakan
dakwah secara sembunyi-sembunyi di rumah Al-Arqam. Sesampainya
di sana, para sahabat yang berada di dalam rumah Al-Arqam pun
menjadi ketakutan, kecuali Hamzah bin Abdul Muttalib, paman Nabi
Muhammad SAW. Akan tetapi dengan tetap tenang dan berwibawa,
Nabi Muhammad SAW menerima kedatangan Umar, dan dengan
sikap yang ditunjukkan oleh Nabi tersebutlah Umar menjadi lunak dan
takut.Nabi kemudian memerintahkan Umar untuk masuk Islam.Dan
seketika itu juga Umar kemudian menyatakan masuk Islam dan
mengucapkan dua kalimat syahadat.61
Umar masuk Islam pada tahun ke enam dari kenabian Nabi
yaitu tepatnya 27 tahun.62Masuknya Umar bin Khattab ke dalam Islam
merupakan kekuatan yang sangat besar dan berharga bagi dakwah
Islam. Umar memberikan masukan kepada Nabi Muhammad SAW
untukmelakukan syi’ar Islam secara terang-terangan, bukan secara
diam-diam seperti yang selama ini dijalankan oleh Nabi Muhammad
SAW.Sehingga sejak itulah Islam disebarkan secara terang-terangan.63
60 Muhammad Ali Al-Qutub, 10 Sahabat Nabi SAW yang Dijamin Masuk Surga…,hal.87-
89 61 Muhammad Ali Al-Qutub, 10 Sahabat Nabi SAW yang Dijamin Masuk Surga…,hal.89-
90 62 Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.30 63 Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.29-30
41
Setelah keislamannya umat Islam di Makkah mulai berani
terang-terangan dalam beribadah dan mereka sangat bersyukur dengan
keIslamannya sebagaimana pengakuan dari shahabat Ibn Mas’ud
sendiri: “Kami semua tidak berani shalat di depan ka‟bah sampai
akhirnya „Umar masuk Islam, ketika masuk Islam ia lalu memerangi
kaum Quraisy dan sesudah itu ia shalat di depan ka‟bah dan kami
mengikutinya”64
Setelah Ummar masuk Islam, ia menjadi sangat dekat dengan
Rasulullah SAW. Umar bin Khattab juga menjadi penasihat terdekat
Nabi Muhammad SAW.65
Faktor utama Ummar r.a masuk Islam adalah buah dari do’a
Rasulullah SAW, do’a tersebut adalah : “ Yaa Allah muliakanlah
Islam dengan orang yang paling Engkau cintai dari kedua orang ini,
dengan Abu Jahl bin Hisyam atau Ummar bin al-Khattab”(HR
Tarmidzi). Dan orang yang paling dicintai oleh Allah diantara
keduanya adalah Ummar bin al-Khattab.66
Keberanian Ummar sanngat tidak diragukan lagi. Bahkan
dalam proses hijrah ke Madinah, ia dengan tanpa rasa takut berhijrah
secara terang-terangan. Ketika hendak hijrah ia mengangkat
pedangnya, menaruh anak panah pada busurnya, menyiapkan anak-
anak panah ditangannya, menghimpit tongkatnya, lalu berjalan
menuju Ka’bah dan pelataran orang-orang Quraisy. Ia melakukan
64 Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.29-30 65 Muhammad Ali Al-Qutub, 10 Sahabat Nabi SAW yang Dijamin Masuk Surga…,hal.93 66 Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.23
42
tawaf tujuh kali dengan tenang, dan berhenti disetiap lingkaran satu
persatu.67
Ummar berkata kepada mereka “Wajah-wajah yang buruk,
Allah pasti akan mengalahkan para musuh-Nya.Barang siapa
menginginkan ibunya menangis meratapinya, aatau anaknya menjadi
yatim, atau istrinya menjadi janda, maka hendaklah menemuiku
dibalik lembah ini”.Ali berkata “maka tak ada satupun yang berani
menemuinya kecuali kaum lemah yang telah diajari kebenaran, lalu
simpati mengikutinya”68
Bahkan peran Umar r.a diberbagai medan jihad bersama
Rasulullah sangat penting. Beberapa kali ia mengikuti perang bersama
Rasulullah, seperti perang Badar, perang Uhud, perang Bani
Musthaliq, perang khandaq, perjanjian hudaibiyah, perang Hawadzan,
perang Khaibar, pembebasan Makkah, perang Hunain dan perang
Tabuk.69
Tatkala berita tentang wafatnya Rasulullah sampai kepada para
sahabat, maka terjadilah keguncangan yang dasyat dihati mereka,
khususnya bagi Ummar bin Khattab.
Tentang hal ini, Abu Hurairah menceritakan, “tatkala Nabi
SAW wafat, Ummar berkata dihadapan kaum muslimin, “orang-orang
munafik mengira bahwa Rasulullah telah meninggal dunia, ketahuilah
67 Mustafa Murad, 30 Sahabat yang Dijamin Masuk Surga, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,
2003),cet.1, hal.35 68 Mustafa Murad, 30 Sahabat yang Dijamin Masuk Surga…,cet.1, hal.35 69 Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.60
43
bahwa Rasulullah tidak meninggal dunia. Tapi beliau sedang
menghadap Allah sebagaimana dulu Musa bin Imran yang
meninggalkan kaumnya selama 40 hari, hingga kaumnya mengira
beliau meninggal dunia. Demi Allah, Rasulullah akan kembali
sebagaimana dulu Musa bin Imran. Barang siapa yang mengira
Rasulullah meninggal, maka akan ku potong kaki dan
tangannya”.Lalu Abu Bakar datang dan mendapati Ummar sedang
berbicara didepan mesjid kepada kaum muslimin.Lalu Abu Bakar
masuk kerumah putrinya Aisyah untuk melihat jenazah
Rasulullah.Setelah selesai, Ummar masih tetap berbicara. Kemudian
Abu Bakar menghampiri Ummar bin Khattab dan menjawab dengan
Firman Allah SWT dalam QS. Ali Imran ayat 144:
ٱلمنكر عن وينهون بٱلمعروف ويأمرون ٱلخر وٱليوم بٱلل يؤمنون
لحين ئك من ٱلص ت وأول رعون في ٱلخير ١١٤ويس
Artinya: 144. Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul,
sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah
jika Dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)?
Barangsiapa yang berbalik ke belakang, Maka ia tidak dapat
mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan
memberi Balasan kepada orang-orang yang bersyukur.
Lalu kaum muslimin terdiam dan Ummar pun terdiam dan
tersungkur ke tanah seolah mereka baru pertama kali mendengar ayat
itu dari Abu Bakar, padahal ayat tersebut sudah mereka hafal.70
d. Keluarga Umar Bin Khattab
70 Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.100-101
44
Berikut nama istri serta anak-anak dari Ummar bin al-Khattab
r.a, yaitu:
1) Zainab binti Mazh’un, beliau melahirkan Abdullah, Hafsah dan
Abdurrahman senior
2) Mulaikah al-Khuza’iyah, beliau melahirkan Ubaidullah
3) Ummu Hakim binti al-Harits al-Makhzumiyyah, beliau
melahirkan Fathimah
4) Jamilah binti Tsabit, beliau melahirkan Ashim
5) Ummu Kultsum binti Fathimah az-Zahra’, beliau melahirkan
Zaid senior dan Ruqayyah
6) Luhayyah, beliau adalah wanita Yaman yang melahirkan
Abdurrahman junior
7) Atikah binti Zaid bin Amr bin Nufail.71
2. Umar Bin Khattab saat Menjadi Khalifah
a. Proses Pengangkatan Umar sebagai Khalifah
Sewaktu Khalifah Abū Bakr al-Shiddiq sedang sakit, ia telah
ditanya tentang bakal penggantinya. Kemudian ia memanggil Utsmān
bin Affān yang merupakan Penasihat Negara untuk menuliskan wasiat
tersebut. Abu Bakar sebenarnya telah memiliki pilihan, yakni
Umar.Namun, ia meminta pertimbangan terlebih dahulu sahabat-
sahabat terkemuka lainnya, seperti Abdurrahman ibn Auf, Utsman ibn
71 Muhammad Ahmad Isa, 10 Sahabat Nabi Dijamin Surga…,hal. 116
45
Affan, dan Thalhah ibn Ubaidillah. Akhirnya, semua sepakat bahwa
Ummar ibn Khattab akan menjadi khalifah selanjutnya. Setelah para
sahabat yang hadir setuju, Abu Bakar pun lalu membuat bai’at yang
berisi penunjukan Umar bin Khattab sebagai penggantinya, dan
dengan demikian orang-orang mukmin harus patuh terhadapnya.72
Selanjutnya, Abu Bakar meminta Utsman menyegel suratnya
dengan stempel Khalifah dan menyimpannya sebagai dokumen
negara. Abu Bakar kemudian mendiktekan surat wasiat kekhalifahan
kepada Ustman ibn Affan untuk dibacakan di hadapan kaum Muslim.
Pembaiatan kepada Umar sebagai khalifah pun dilakukan.
Umar bin Khattab dilantik menjadi khalifah hari selasa, tanggal
8 Jumadil Akhir 13H. Beliau memerintah umat Islam selama kurang
lebih sepuluh tahun, yaitu pada tahun 634-644 Masehi.73
Setelah proses baiat itu, Abu Bakar kembali memanggil Umar
dan berwasiat kepadanya untuk senantiasa menegakkan agama Allah,
untuk meneruskan perang di Irak dan Syam, dan selalu berpegang
pada kebenaran.
Langkah-langkah yang ditempuh Abu Bakar dalam memilih
calon khalifah penggantinya tidak keluar dari pinsip muasyawarah,
kendati proses yang dilaksanakan tidaksama dengan proses yang
ditempuh ketika pengangkatan Abu Bakar sebagai Khalifah. 74
72Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.114-120 73Muhammad Ahmad Isa, 10 Sahabat Nabi Dijamin Surga…,hal. 116
74Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.120
46
b. Pidato Pertama Umar bin Khattab setelah Menjadi Khalifah
Sayyidina Umar mengawali pidatonya dengan mengucapkan
hamdalah, shalawat, dan memaparkan beberapa jasa Sayyidina Abu
Bakar.Setelah itu, dia baru menyampaikan pidato intinya. Berikut
pidato lengkapnya:
“Saudara-saudara!Saya hanya salah seorang dari kalian.
Kalau tidak karena segan menolak tawaran Khalifah Rasulullah
(Sayyidina Abu Bakar) saya pun akan enggan memikul tanggung
jawab ini. Allahumma ya Allah, saya ini sungguh keras, kasar, maka
lunakkanlah hatiku.Allahumma ya Allah saya sangat lemah, maka
berikanlah kekuatan.Allahumma ya Allah saya ini kikir, jadikanlah
saya orang dermawan bermurah hati.”Tiba-tiba Sayyidina Umar
berhenti sejenak.Setelah orang-orang lebih tenang, dia melanjutkan
pidatonya.“Allah telah menguji kalian dengan saya dan menguji saya
dengan kalian.Sepeninggal sahabat-sahabatku, sekarang saya yang
berada di tengah-tengah kalian. Tidak ada persoalan kalian yang
harus saya hadapi lalu diwakilkan kepada orang lain selain saya, dan
tak ada yang tak hadir di sini lalu meninggalkan perbuatan terpuji
dan amanat. Kalau mereka berbuat baik akan saya balas dengan
kebaikan, tetapi kalau melakukan kejahatan terimalah bencana yang
akan saya timpakan kepada mereka”.Setelah menyampaikan pidato
47
pertamanya sebagai khalifah kedua, Sayyidina Umar turun dari
mimbar dan langsung mengimami Shalat Dzuhur.75
Ada beberapa poin penting yang bisa disimpulkan dari pidato
pertama Ssayyidina Umar bin Khattab tersebut. Pertama, Jabatan
adalah sebuah tanggung jawab yang tidak perlu diperebutkan.Apalagi
sampai meneteskan darah manusia.Kedua, Sayyidina Umar mengakui
kalau dirinya keras, kasar, lemah, dan penuh dengan kekurangan.Oleh
karena itu, dia berdoa kepada Allah untuk selalu membimbingnya
menjalankan amanah tersebut.Ketiga, menjadi pemimpin dan yang
dipimpin adalah ujian.Sayyidina Umar sadar bahwa menjadi
pemimpin itu adalah ujian.Begitupun mereka yang dipimpin. Oleh
sebab itu, baik pemimpin atau yang dipimpin harus saling
mengingatkan agar apa yang dilakukan sesuai dengan tuntunan Allah.
Keempat, tugas pemimpin adalah menyelesaikan persoalan
rakyatnya.Kelima, siapa yang berbuat baik maka akan mendapatkan
balasan yang baik. Begitupun sebaliknya.
c. Masa Kekhalifahan Umar bin Khattab
Masa pemerintahan Ummar bin Khattab adalah 10 tahun,
sekitar tahun 634 sampai 644. Masa pemerintahan Umar bin Khattab
merupakan masa yang gemilang bagi perkembangan dan kemajuan
agama Islam. Meskipun hanya menjabat khalifah selama kurang lebih
75https://islam.nu.or.id/post/read/106492/pidato-pertama-sayyidina-umar-bin-khattab-
setelah-jadi-khalifah, diambil pada hari Rabu tanggal26 Agustus 2020, pukul.22.12 WIB
48
sepuluh tahun, akan tetapi banyak sekali prestasi yang telah diraih
pada masa itu. Prestasi yang dicapai meliputi banyak bidang, seperti
dalam bidang perluasan wilayah, penataan administrasi negara, bidang
perekonomian, keamanan dan ketertiban masyarakat, dan sebagai nya.
Umar adalah seorang yang berkharisma tinggi, dan mempunyai
sifat yang adil amat disegani terutama terhadap orang yang
mengenalnya. Salah satu bukti atas besarnya kharisma dan keadilan
Umar dihadapan pengikutnya adalah kebijaksanaannya ketika
memecat Khalid bin Walid yang digelari Rasulullah saw dengan gelar
pedang Allah yang amat dikagumi kawan maupun lawan. Pemecatan
itu sendiri dilakukan sewaktu umat Islam sangat membutuhkan
seorang panglima perang sehebat Khalid bin Walid. Tunduknya
Khalid kepada kebijakan Umar itu menunjukkan betapa hebatnya
kharisma Umar bin Khattab di mata kaum muslimin.
Pemecatan Khalid bin Walid dialatarbelakangi oleh perbedaan
pendapat antara Ummar bin Khattab dengan Abu Bakar dalam
memberikan kebebasan kepada gubernur dan pegawai. Abu Bakar
memberikan kebebasan penuh kepada para gubernur dalam
menerapkan kebijaksanaannya, berbeda dengan Ummar bin Khattab
yang berpendapat bahwa seorang Khalifah harus membatasi gubernur
dalam menjalankan tugasnya.76
76Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.538
49
Ketika Ummar bin Khattab menjabat sebagai Khalifah, dia
bermaksud mengharuskan semua pejabatnya agar menerapkan semua
kebijaksanaannya. Sebagian pejabat setuju dan sebagian lain menolak.
Diantara pejabat yang menolak kebijaksanaannya adalah Khalid bin
Walid.77
Setelah Abu Bakar menyelesaikan tugas kekhalifaannya dan
menyusul kepergian Rasulullah SAW. Kehadirat Allah SWT. Umar
meneruskan langkah-langkahnya untuk membangun kedaulatan Islam
sampai berdiri tegak.Kemmpuannya dalam melaksanakan
pembangunan ditandai dengan keberhasilannya diberbagai bidang.
Pemerintahan dibawah kepemimpinan Umar dilandasi prinsip-
prinsip musyawarah.Untuk melaksanakan prinsip musyawarah itu
dalam pemerintahannya, Umar senantiasa mengumpulkan para
sahabat yang terpandang dan utama dalam memutuskan sesuatu bagi
kepentingan masyarakat.Karena pemikiran dan pendapat mereka
sangat menentukan bagi perkembangan kehidupan kenegaraan dan
pemerintahan.Umar menempatkan mereka dalam kedudukan yang
lebih tinggi dari semua pejabat negara lainnya. Hal ini tidak lain
karena dilandasi rasa tanggung jawab kepada Allah SWT.
Di zaman Umar gelombang ekspansi secara besar-besaran
pertama terjadi, ibukota Syiria, Damaskus ditaklukkan dan setahun
kemudian (636 M), setelah tentara Bizantium kalah di pertempuran
77Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.539
50
Yarmuk, seluruh daerah Syiriah jatuh ke bawah kekuasaan Islam.
Dengan memakai Syiria sebagai basis, ekspansi diteruskan ke Mesir di
bawah pimpinan Amr bin Ash dan ke Irak di bawah pimpinan Sa’ad
bin Abi Waqash. Iskandaria ditaklukkan pada tahun 641 M. Dengan
demikian, Mesir jatuh di bawah kekuasaan Islam. Al-Qadisiyah,
sebuah ibukota dekat Hirah di Irak, ditaklukkan pada tahun 637 M,
dari sana serangan dilanjutkan ke ibukota Persia, al-Madain
ditaklukkan pada tahun itu juga. Pada tahun 641 M, Musol dapat
dikuasai. Pada masa kepemimpinan Umar bin Khattab ra, wilayah
kekuasaan Islam sudah meliputi jazirah Arabiah, Palestina, Syiriah,
sebagian besar wilayah Persia dan Mesir.78
Umar mengajak dunia memeluk Islam dengan ajakan yang baik
dan penuh hikmah. Setelah pasukan muslim menaklukkan Persia,
Umar berwasiat kepada Sa’ad ibn Abi Waqash untuk mengajak
mereka masuk Islam dengan cara yang baik tanpa paksaan sebelum
memulai pertempuran. Umar juga berwasiat kepada para pemimpin
pasukan agar tidak memaksa penduduk setempat untuk mengganti
agama mereka dengan Islam.Umar justru berwasiat agar umat Islam
dapat memuliakan mereka dan tidak mengganggu praktik-praktik
ibadahmereka.79
78Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: UI Press, 1985), Jilid
1, cet.V, hal.58
79Musthafa Murad, Umar ibn al-Khattab, terj. Ahmad Ginanjar Sya’ban dan Lulu
M.Sunman, Kisah Hidup Umar Bin Khattab ..,cet.1,hal.15
51
Seiring dengan berkembang dan meluasnya wilayah kekuasaan
Islam pada masa Khalifah Umar bin Khattab mengharuskan ia
mengatur adminstrasi pemerintahannya dengan cermat. Dalam sejarah
umat Islam, Umar bin Khattab dipandang sebagai Khalifah yang
cukup berhasil mengembangkan dan mewujudkan tata pemerintahan
dan sistem adminstrasi kenegaraan yang baik. Baik dalam kehidupan
sosial kemasyarakatan, politik, hukum maupun ekonomi.
Adapun sistem yang beliau terapkan dalam keihidupan sosial
kemasyarakatan ialah menerapakan perlunya menghargai hak-hak
individu dalam kehidupan masyarakat.Hal itu tampak pada
masyarakat yang ditaklukkannya.Beliau memberikan kelonggaran
dalam menjalankan ibadah menurut ajaran agamanya masing-masing.
Dalam bidang pemerintahan, kemasyarakatan dan kenegaraan,
Umar menyelesaikan tiap permasalahan yang dihadapi tidak cukup
dengan pengamatan fisik semata-mata.Semua diselesaikan dengan
peelitian yang cermat, teliti dan seksama.Kebijakan ini diberlakukan
ke seluruh wilayah yang menjadi tanggung jawab kekhalifaannya.
Lebih jauh lagi, Umar berhasil menghapuskan sistem feodal
Roma yang diterapkan di Suria, dan kemudian membagi-bagikan
tanah di situ kepada penggarap yang asli, yang memang penduduk
Suriah,.
Wilayah kekuasaan yang sangat luas itu mendorong Umar
untuk segera mengatur administrasi negara. Administrasi
52
pemerintahan diatur menjadi delapan wilayah propinsi, yaitu: Mekah,
Madinah, Syiriah, Jazirah, Basrah, Kufah, Palestina dan Mesir, dan
yang menjadi pusat pemerintahannya adalah Madinah. Sehingga dapat
dikatakan bahwa Umar bin Khatab telah menciptakan sistem
desentralisasi dalam pemerintahan Islam.
Sejak pemerintahan Umar, telah dilengkapi adminstrasi
pemerintahan dengan beberapa lembaga yang diperlukan sesuai
dengan perkembangan negara pada waktu itu. Lembaga-lembaga
penting itu antara lain adalah; Dewan al-Kharaj (lembaga pajak)
yang mengelolah adminstrasi pajak tanah di daerah-daerah yang telah
ditaklukkan. Dewan al-Hadts (lembaga kepolisian) yang berfungsi
untuk memelihara ketertiban dan menindak pelanggar-pelanggar
hukum yang nantinya akan diadili oleh qadhi. Beliau juga telah
merintis lembaga pekerjaan umum (Nazarat al-Nafiah), lembaga ini
bertangung jawab atas pembangunan dan pemeliharaan gedung-
gedung pemerintah, saluran-saluran irigasi, jalan-jalan, rumah-rumah
sakit dan sebagainya.80
Pada masa pemerintahan Khalifah Umar juga telah didirikan
pengadilan, untuk memisahkan antara kekuasaan eksekutif dan
yudikatif yang pada pemerintahan Abu Bakar, khalifah dan para
pejabat adminstratif merangkap jabatan sebagai qadhi atau hakim.
Awalnya konsep rangkap jabatan trersebut juga diadopsi
80Musthafa Murad, Umar ibn al-Khattab, terj. Ahmad Ginanjar Sya’ban dan Lulu
M.Sunman, Kisah Hidup Umar Bin Khattab …., cet.1,hal.145
53
pemerintahan Umar. Tetapi, seiring dengan perkembangan keukasaan
kaum muslimin, dibutuhkan mekanisme administraif yang
mendukung terselenggaranya sistem pemerintahan yang baik81
Setidaknya ada 3 faktor penting yang ikut andil mempengaruhi
kebijakan-kebijakan umar dalam bidang hukum yaitu militer, ekonomi
dan demografis (multi suku)
1) Faktor Militer
Penaklukan besar-besaran pada masa pemerintahan Umar
adalah fakta yang tak dapat difungkiri.Beliau menaklukan Irak,
Syiria, Mesir, Armenia dan daerah-daerah yang ada di bawah
kekuasaan Romawi dan Persia.82Untuk mewujudkan dan
menyiapkan pasukan profesional, Umar menciptakan suatu sistem
militer yang tidak pernah dikenal sebelumnya yaitu seluruh
personil militer harus terdaptar dalam buku catatan negara dan
mendapat tunjangan sesuai dengan pangkatnya.Pembentukan
militer secara resmi menuntut untuk melakukan mekanimisme baru
yang sesuai dengan aturan-aturan militer.
2) Faktor Ekonomi
Dengan semakin luasnya daerah kekuasaan Islam, tentu
membawa dampak pada pendapatan negara.Sumber-sumber
ekonomi mengalir ke dalam kas negara, mulai dari kharaj (pajak
81Musthafa Murad, Umar ibn al-Khattab, terj. Ahmad Ginanjar Sya’ban dan Lulu
M.Sunman, Kisah Hidup Umar Bin Khattab …., cet.1,hal.145 82Muhammad Ahmad Isa, 10 Sahabat Nabi Dijamin Surga…,hal. 151
54
tanah), jizyah (pajak perlindungan), ghanimah (harta rampasan
perang), Fai’ (harta peninggalan jahiliyah), tak ketinggalan pula
zakat dan harta warisan yang tak terbagi.Penerimaan negara yang
semakin bertumpuk, mendorong Umar untuk merevisi kebijakan
khalifah sebelumnya (Abu Bakar).Umar menetapkan tunjangan
yang berbeda dan bertingkat kepada para rakyat sesuai dengan
kedudukan sosial dan kontribusinya terhadap Islam. Padahal
sebelumnya, tunjangan diberikan dalam porsi yang sama.
3) Faktor Demografis
Faktor ini juga sangat berpengaruh pada kebijakan-
kebijakan yang diambil oleh Umar.Jumlah warga Islam non-Arab
semakin besar setelah terjadi penaklukan sehingga kelompok sosial
dalam komunitas Islam semakin beragam dan kompleks sehingga
terjadi asimilasi antara kelompok. Terlebih lagi setelah kota Kufah
dijadikan sebagai kota pertemuan antarsuku baik dari utara maupun
selatan. Perbauran inilah yang membawa pada perkenalan institusi
baru.
Dari uraian faktor-faktor yang ikut andil mempengaruhi
kebijakan-kebijakan Umar di atas, dapat dipahami dan disimpulkan
bahwa metodologi Umar dalam menetapkan hukum dipengaruhi oleh
dua sikap yaitu beradaptasi dengan kemajuan zaman dengan kreatif
dan berorientasi pada sejarah secara kontekstual
55
Dalam pemerintahan Umar seluruh pejabat dan pegawai
pemerintahan harus mampu melaksnakan tugas dengan baik, karena
Umar juga menggunakan petugas intelejen untuk mengawasi mereka,
serta selalu mencari keterangan tentang kemungkinan penyalahgunaan
wewenang atau tindakan yang tidak adil terhadap penduduk.
Umar adalah seorang khalifah yang bersikap keras dan tegas
kepada kepada para gubernurnya (pembantunya). Dia begitu khawatir
mereka akan bertindak dengan tindakan yang akan membuat rakyat
takut kepada mereka, mau menghinakan diri dan dengan demikian
berarti mereka telah dididik menjadi pengecut dan berkarakter tidak
baik. Untuk itu ia selalu membuka diri untuk menerima berbagai
keluhan dari para pembantunya, lalu hal tersebut disampaikan kepada
masyarakat luas dalam khutbanya.
Dan hal yang paling penting juga bahwa pada masa
pemerintahan Umar bin Khattab penetapan kalender Hijriah dimulai
sebagai kalender Islam, dengan peristiwa hijrah sebagai titik awal
penghitungan sistem kalender dalam Islam.
d. Wafatnya Umar bin Khattab
Dalam buku berjudul “30 Sahabat yang Dijamin Masuk
Surga” oleh Musthafa Murad, terdapat pula kisah tentang wafatnya
Ummar bin Khattab. Pada suatu hari Ummar pergi ke pasar.Ia bertemu
dengan Abu Lu’luah budak al-Mughirah bin Syu’ban. Ia adalah
seorang Nasrani, ia berkata, “Wahai Amirul Mukminin, tolonglah aku
56
atas Al-Mughirah bin Syu’ban, aku dibebankan pajak yang berat
olehnya”. Ummar menjawab, “berapa pajak engkau dan apa
pekerjaanmu?” lalu Abu Lu’luah menjawab kembali “dua dirham
setiap hari, aku seorang tukang batu, tukang gambar dan tukang
besi”, Umar pun menjawab, “Aku tidak melihat bahwa pajak engkau
terlalu banyak”.
Abu Lu’luah bertanya kepada Umar, “telah sampai kepadaku
berita, benarkah engkau akan membuat tempat peristirahatan? Maka
akan ku lakukan” . Umar menjawab, “Iya, kalau begitu tolong
buatkan peristirahatan untukku” Abu Lu’luah pun menjawab
kembali, “ kalau aku sehat akan aku buatkan untukmu peristirahatan.
Orang di timur dan di barat akan memperbincangkannya”.Umar pun
bergumam, “Seorang budak tadi telah berjanji kepadaku”.Setelah itu
Ummar r.a kembali kerumahnya.83
Keesokan harinya Ka’ab bin Ahbar datang kepada Umar dan
berkata, “Wahai Amirul Mukminin, ketahuilah engkau akan
meninggal dalam waktu tiga hari”.Umar menjawab,“darimana
engkau tahu?”, ka’ab menjawab, “dari kitab Taurat”.Umar pun
bertanya, “Allah! Engkau mendapatkan Umar bin Khattab dalam
Kitab Taurat?” ka’ab menjawab, “Tidak, akan tetapi aku
mendapatkan sifat dan dua bajumu. Ketahuilah! Telah dating
ajalmu”. Pada saat itu Umar sama sekali tidak dalam merasakan sakit.
83 Mustafa Murad, 30 Sahabat yang Dijamin Masuk Surga…,cet.1, hal.56-57
57
Keesokan hari Ka’ab bin Ahbar mendatanginya dan berkata,
“Satu hari telah berlalu dan tinggal dua hari lagi yang tersisa”.Hari
berikutnya Ka’ab datang lagi dan berkata, “dua hari telah berlau dan
tinggal satu hari lagi, dan kesempatan untukmu tinggal sampai pagi
hari”.84
Ketika datang waktu subuh Umar keluar untuk melaksanakan
Shalat berjama’ah.Ia menyuruh orang-orang merapatkan barisannya
dalam shalat.Ketika barisan sudah lurus dan rapat, Ummar pun
memulai takbir.Abu Lu’luah masuk dalam jamaah shalat.Ditangannya
terdapat pisau berkepala dua.Tusukannya ditengah.Ia menusuk Umar
enam kali, satu diantara tusukannya mengenai perut Ummar dibagian
bawah pusar.Tusukan inilah yang membunuh Ummar.85
Ketika Ummar merasakan panasnya tusukan, ia terjatuh seraya
berkata, “Apakah di antara kalian ada Abdurrahman bin Auf?”.
Mereka menjawab “ ada wahai Amirul Mukminin”. Umar berkata, “
maju dan teruskan menjadi Imam Shalat”. Abdurrahman bin Auf pun
melanjutkan shalat dan Umar pun tergeletak lalu dibawa kerumahnya.
Umar bin Khattab wafat pada malam Rabu, tanggal 3
Dzulhijjah tahun 331H (1 November 644M).86umar meninggal dalam
usia 63 tahun dan dikuburkan dekat dengan makam Nabi Muhammad
SAW.
84 Mustafa Murad, 30 Sahabat yang Dijamin Masuk Surga…,cet.1, hal.57 85Mustafa Murad, 30 Sahabat yang Dijamin Masuk Surga…,cet.1, hal.58 86 Muhammad Ahmad Isa, 10 Sahabat Nabi Dijamin Surga …, hal. 229
58
59
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Untuk menyelesaikan semua permasalahan yang terdapat dalam
judul ini, maka penulis menggunakan jenis penelitian Library Research
yaitu pendalaman, penelaahan, dan pengidentifikasian pengetahuan yang
ada dalam kepustakaan (sumber bacaan buku-buku referensi atau hasil
penelitian lain) yang berhubungan dengan pembahasan yang diteliti.87
Menurut Fraenkel dalam buku Wina Sanjaya yang berjudul
”Penelitian Pendidikan”, ada beberapa langkah dalam mengkaji bahan
pustaka yaitu:
1. Mendefinisikan masalah penelitian (define the research problem).
2. Mempelajari sumber kedua (secondary sources).
3. Menyeleksi referensi umum (select general reference).
4. Merumuskan istilah penelitian (kata kunci) (formulate search term).
5. Menjelajah referensi umum untuk menentukan sumber pertama
(search the general reference).
6. Membaca sumber pertama yang relevan dan membuat ringkasannya
(obtain and read relevant primary sources).88
Dalam penelitian ini akan mengkaji dan mendeskripsikan tentang
nilai-nilai pendidikan karakter Ummar bin Khattab sebagai Khalifah.
B. Sumber Data
87Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia,2011),hal.121 88Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Prena Media Group, 2014), Cet II, h.lm
219
60
Dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan, Maka
pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menelusuri buku-buku
yang berkaitan dengan nilai-nilai pendidikan karakter yang dimilikiUmmar
bin Khattab sebagai khalifah. Proses pengumpulan data ini dilakukan
dengan bahan-bahan dokumen yang ada, yaitu melalui pencarian buku-
buku, jurnal, dan lain-lain dikatalog beberapa perpustakaan dan mencatat
sumber data yang dapat digunakan dalam studi sebelumnya.
Terdapat dua kategori dalam penelitian kepustakaan yaitu data
primer (primary data) dan datasekunder (secondary data).89
1. Sumber Primer
Sumber primer merupakan sumber yang diperoleh langsung
oleh peneliti dari objek penelitian, yaitu berupa buku tentang kisah
Ummar bin Al-Khattab karya Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shalabi,
berjudul “Biografi Ummar bin al-Khattab”.
2. Sumber Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber
lain yang masih berkaitan dengan masalah penelitian, dan memberi
interprestasi terhadap sumber primer.90 Sumber data sekunder
yangpenulis gunakan adalah buku-buku yang berkaitan dengan
pendidikan karakter serta buku-buku yang berkaitan dengan kisah
Ummar bin Khattab.
C. Metode Analisa Data
89Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Praktek, ( Jakarta: Rineka
Cipta,1989),hal.11 90Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Praktek…,hal.23
61
1. Induktif, yaitu dimulai dengan pernyataan yang bersifat khusus dan
penalaran yang mempunyai ciri khas dan terbatas ruang lingkupnya
dan kemudian ditarik suatu konklusi yang bersifat umum.91
2. Deduktif, yaitu cara berpikir dimulai dengan teori dan diakhiri dengan
fenomena atau hal khusus. Pemikir bertolak dari pernyataan yang
bersifat umum dan kemudian menarik kesimpulan yang bersifat
khusus.92
3. Komparatif, yaitu membandingkan beberapa pendapat yang lebih
tepat. Pengambilan kesimpulan dari data yang dikemukakan para ahli
diambil diantara pendapat yang lebih tepat.
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Usaha mengumpulkan data dan menyelesaikan penelitian ini,
teknik pengumpulan data yang penulis lakukan adalah dengan cara
membaca dan menganalisa serta menelaah buku tentang Umar bin Khattab
serta buku-buku yang berkaitan dengan pendidikan karakter.
Teknik pengumpulan data yang tepat dalam penelitian Library
research adalah dengan mengumpulkan buku-buku, makalah, artikel,
jurnal, majalah dan sebagainya yang berhubungan dengan masalah yang
dikaji.Langkah ini biasanya dikenal dengan metode
91A.Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan,
(Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri, 2014),hal.19 92 A.Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian
Gabungan…,hal.18
62
dokumentasi.Suharsimi berpendapat bahwa dokumentasi adalah mencari
data dari catatan, manuskrip, buku-buku agenda dan sebagainya.93
93Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian...,hal.206
63
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Sebagai Khalifah yang bergelar Amirul Mukminin serta sahabat
Rasulullah SAW, Umar bin Khattab memiliki banyak nilai-nilai karakter
yang patut diteladani oleh Umat Muslim terkhusus pada zaman sekarang.
Berikutadalah hasil dari penelitian penulis tentang Nilai-nilai Karakter
Dalam Kisah Umar Bin Khattab Sebagai Khalifah, yaitu:
A. Religius
Religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan
ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama
lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.94Karakter religius ini
adalah bukti keta’atan kita terhadap agama yang kita anut.Dan karakter ini
penting dimiliki oleh setiap manusia.
Umar bin Khattab sebagai Khalifah ke dua memberikan cerminan
berkaitan karakter religius ini. Iamemiliki hubungan yang sangat baik
kepada Allah SWT. Hal ini bisa dilihat betapa religiusnya kepribadian
Umar.Bahkan salah satu kunci kepribadian Umar adalah keimanannya
kepada Allah SWT. Iman inilah yang menyebabkan adanya keseimbangan
dan daya tarik dalam kepribadian Umar, sehingga ia memiliki kepribadian
yang tidak menyimpang dari keadilan, kekuasaannya tidak membuatnya
menyimpang dari kasih sayangnya dan kekayaannya tidak membuatnya
94Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinya secara
Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat…,hal.41
64
menyimpang dari sikap rendah dirinya. Maka pengaruh keimanannya yang
mendalam itu pun terpantul dalam kehidupannya.95
Ummar adalah sosok yang sangat takut kepada Allah SWT.Ia
selalu mengintropeksi dirinya sebagai bentuk rasa takutnya kepada Allah
SWT. Ummar pernah mengatakan, “Perbanyaklah mengingat
neraka!Sebab, apinya sangat panas, dasarnya snagat dalam, dan tempat
pijakannya adalah besi”.96
Dari Abdullah bin Isa menegaskan“Pada wajah Ummar bin
Khattab terdapat dua garis hitam (yakni di bawah kedua matanya), karena
beliau sering menangis”97
Al-Ahnaf bin Qais r.a bercerita, suatu ketika saat Ummar sibuk
dengan pekerjaannya, seorang lelaki mendatanginya dan berkata, ” Si
fulan telah menzhalimiku. Engkau hendaknya menuntut balas untukku.”
Umar r.a. segera mengambil sebatang cambuk dan memukul lelaki itu
sambil berkata, “Ketika kusediakan waktuku untukmu, kamu tidak datang.
Sekarang, aku sedang sibuk dengan urusan lain, kamu datang dan
memintaku untuk menuntutkan balas.”Lelaki itu pun pergi. Setelah tidak
terlihat lagi, Umar r.a. menyuruh sesorang untuk memanggil kembali
lelaki tersebut. setelah datang, Umar r.a. memberikan cambuk kepadanya
dan berkata, ”Balaslah aku”. Lelaki itu menjawab “Tidak, aku lebih
menyerahkan urusan ini kepada Allah”.
95Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.173 96Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.173 97Muhammad Ahmad Isa, 10 Sahabat Nabi Dijamin Surga…,hal. 113
65
Kemudian, lelaki itu pulang kerumahnya, Al-Ahnaf bin Qais dan
Umar r.a. mengikutinya. Sesampai dirumahnya lelaki tersebut
mengerjakan shalat dua rakaat, setelah itu lelaki tersebut duduk bersama
Ummar dan Al-Ahnaf seraya berkata “Hai Umar, dahulu kamu rendah,
sekarang Allah meninggikan derajatmu. Dahulu kamu sesat, lalu Allah
memberimu hidayah.Dahulu kamu hina, lalu Allah memuliakanmu, dan
Dia telah menjadikanmu sebagai raja bagi manusia.Sekarang telah
datang seorang laki-laki yang mengadukan nasibnya dan berkata,” Aku
telah dizhalimi, balaskanlah untukku, tetapi kamu telah memukulnya.
Kelak pada hari Kiamat, apa jawabanmu di hadapan Rabbmu?”.Sejak
saat itu Ummar terus-menerus mencela dirinya dan merasa bersalah.98
Kereligiusan serta keimanan Umar adalah buah dari didikan serta
dakwah Rasulullah yang ia terima secara langsung. Umar berjalan di atas
manhaj Rasulullah dalam mensucikan dan menjernihkan hati dengan
berbagai jenis ibadah.Allah SWT telah memuliakan Umar dengan Islam
yang menganugrahinya akidah yang benar lagi murni.99
Dalam kepemimpinannya sebagai Khalifah, Umar bin Khattab ia
mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang diserukan kepada umat Muslim,
baik itu pelarangan atau pun perintah. Namun sebelum kebijakan itu
diserukan kepada umat Muslim, ia akan terlebih dahulu menyerukannya
kepada keluarganya. Ibnu Sa’ad juga meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia
menceritakan bahwa apabila Ummar ingin melarang kaum Muslimin
98Muhammad Ahmad Isa, 10 Sahabat Nabi Dijamin Surga…,hal. 133
99Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.44
66
melakukan sesuatu, Ummar terlebih dahulu berseru kepada keluarganya:
“Tidaklah aku memberitahukan seseorang dari keluargaku agar tidak
melakukan sesuatu yang ku larang melainkan akan dilipat gandakan
hukuman atas orang yang melanggarnya”.100
Keteguhan iman Umar benar-benar lebih kuat daripada syahwat
dan segala sesuatu yang mendorongnya pada kesesatan.Bahkan, seakan-
akan dia terpelihara dari setiap kesalahan. Namun kendatipun demikian
sang Khalifah senantiasa takut, waspada, dan malu kepada Allah.101
Kereligiusan Ummar bin Khattab juga tercermin dari praktek
ibadahnya kepada Allah. Hari-hari Ummar sangat sibuk menjalankan tugas
sebagai Khalifah, namun ketika larut malam telah datang iagemar
mendirikan Sahalat. Sa’id bin al-Musayyib pernah menyatakan, “Ummar
bin Khattab senang mengerjakan Shalat ketika larut malam, yakni pada
pertengahan malam”102Seusai Shalat Umar lalu membangunkan
keluarganya. “Dirikanlah Shalat! Dirikanlah Shalat!” kata Umar
membangunkan mereka sambal membaca firman Allah SWT dalam QS
thaha ayat 132:
ة وٱصطبر عليها ل نس لو للتقوى وأمر أهلك بٱلص قبة لك رزقا نحن نرزقك وٱلع
١٣٢
132. Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan
bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta
rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan
akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa
100Muhammad Ahmad Isa, 10 Sahabat Nabi Dijamin Surga…,hal. 110 101Muhammad Ahmad Isa, 10 Sahabat Nabi Dijamin Surga…,hal. 134 102Muhammad Ahmad Isa, 10 Sahabat Nabi Dijamin Surga…,hal. 113
67
Dalam buku karya Ali Muhammad Ash-Shalabi yang berjudul
Biografi Ummar bin Khattab, kereligiusan Umar juga terlihat dari
bagaimana ia rajin beribadah lainnya seperti wirid, zakat, haji, sedekah ,
puasa ramadahan serta perhatiannya terhadap pentingnya khusu’ dalam
shalat.103
Umar adalah seorang yang ahli zikir.Ia pernah mengatakan
“Hendaklah kalian berzikir mengingat Allah, karena zikir adalah
obat.Dan janganlah kalian mengingat-ngingat manusia, karena ia adalah
penyakit”.Jika didapati Umar tidak sempat melakukan zikir dan wirid
dimalam hari, Umarbiasanya menggantinya pada waktu siang harinya.
Dirawikan Ummar juga bersedekah tiap tahun dengan kain penutup
Ka’bah dan membagi-bagikannya kepada jama’ah haji.Selain itu Umar
juga sangat memperhatikan masalah zakat, ia mengatur masalah zakat
dengan baik.
Umar sering melakukan ibadah dan ijtihad dalam berbagai
perbuatan keta’atan. Khususnya di akhir hayatnya, ia banyak bersedekah
dan menunaikan haji. Terutama saat menjabat menjadi Khalifah ia
menunaikan ibadah haji setiap tahun.
Dari beberapa kisah yang penulis jelaskan diatas, seperti kuatnya
ke imanan Umar bin Khattab, rasa takutnya Umar kepada Allah SWT,
103Muhammad Ahmad Isa, 10 Sahabat Nabi Dijamin Surga…,hal. 237-244
68
serta ia selalu melaksanakan ibadah wajib dan sunah, hal ini membuktikan
Umar bin Khattab memiliki karakter religius.
B. Jujur
Karakter jujur adalah perilaku yang didasarkan pada upaya
menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan dan pekerjaan.104
Karakter mulia Umar bin Khattab juga ditunjukan dengan
kejujuran yang ia miliki, serta kejujuran Umar bin Khattab tidak diragukan
lagi. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan Abu
Dawud dengan sanad Shahih, bahwa Rasullah SAW bersabda,
“Sesungguhnya Allah menjadikan kebenaran pada lisan dan hati
Umar.Dialah Al-Faruq (pemisah) yang memisahkan antara yang hak dan
bathil”.105
Pada masa ke Khalifahannya, harta-harta yang didapat oleh Negara
sangat melimpah.Kemewahan-kemewahan terbentang dihadapan Umar.
Jika Umar tidak memiliki sifat dan sikap jujur, ia bisa saja menjadi
seorang Khalifah yang tamak yang memakan dan menggunakan harta-
harta tersebut untuk kemewahannya karena kesempatan untuk melakukan
korupsi sangat besar. Namun ia tetap berjalan di jalan kebenaran.106
Hal ini dibuktikan dengan kisah, suatu ketika Umar bin Khattab
didatangi harta berupa uang. Lalu Hafsah putrid Umar mendengarnya. Ia
pun bergegas menemui ayahnya dan berkata, “Wahai Amirul Mukminin,
104Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinya secara
Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat…,hal.41 105Muhammad Ahmad Isa, 10 Sahabat Nabi Dijamin Surga…,hal. 116 106 A li Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.181
69
didalam harta/uang ini terdapat hak para kerabatmu. Allah tela
mewasiatkan agar sebagian dari harta tersebut diberikan kepada kaum
kerabatmu.”.mendengar ucapan putrinya, Umar menjawab “Wahai
putriku, hak kaum kerabatku terdapat dalam hartaku, sedang ini adalah
hak kaum muslimin. Kamu telah khianati ayahmu dan kamu nasehati
kaum kerabatmu, pergilah”.Terlihat Umar begitu kokoh berada dalam
kebenaran dan amanah.
Umar bin Khattab lebih memilih hidup sederhana dengan gaji
hanya sebatas makanan pokok dan lebih memilih kesederhanaan sebagai
perhiasan dirinya.Sang Khalifah pernah berkata “sesungguhnya hubungan
ku dengan harta kalian seperti wakil anak yatim.Aku tidak akan
menggunakan harta itu jika tidak memerlukannya melainkan sesuai
kebutuhanku”107.
Khalifah Umar juga pernah berjanji akan membelanjakan hasil
pungutan pajak rakyat dan harta rampasan perang secara proposional108
Umar bin Khattab memberikan teladan sikap jujur kepada
rakyatnya. Dirawikan, Umar pernah melihat seorang laki-laki di tengah-
tengah pasar sedang mencampur susu dengan air. Lalu Umar
menumpahkannya.109
Kisah-kisah diatas menggambarkan karakter jujur yang dimiliki
Umar, hal ini terlihat dari ke amanahan dan kehati-hatian Umar dalam
107Muhammad Ahmad Isa, 10 Sahabat Nabi Dijamin Surga…,hal. 123 108 A li Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.126 109 A li Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.245
70
mengelola harta Negara.Serta Umar telah memberikan teladan kepada
rakyatnya tentang pentingnya bersikap jujur.
C. Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,
pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya
merupakan defenisi dari karakter toleransi.110Sikap toleransi adalah sikap
yang sangat penting terkhusus dalam berhubungan dengan sesama
manusia, dan sikap tersebut juga dicontohkan oleh Umar bin Khattab.
Dalam kepemimpinannya sebagai Khalifah, Ummar bin Khattab menjamin
kebebasan beragama dalam negara yang dipimpinnya. Karena Umar tahu
bahwa Islam merupakan agama yang tidak ada paksaan didalamnya.
Agama Islam menyuruh agar umat Muslim membantah manusia dengan
cara baik.111Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al-baqarah ayat
256:
بٱلل ويؤمن غوت بٱلط يكفر فمن ٱلغي من شد ٱلر تبين قد ين ٱلد في إكراه ل
سميع عليم ٢٥٦فقد ٱستمسك بٱلعروة ٱلوثقى ل ٱنفصام لها وٱلل256. Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);
sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang
sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan
beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang
kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui
Para Ahli Kitab yang berada dibawah pimpinan Ummar bin
Khattab tetap menganut agama mereka. Rumah-rumah ibadah mereka
110Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinya secara
Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat…,hal.41 111Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.147
71
dibiarkan berdiri seperti kondisi semula dan tidak dihancurkan.Hal ini
selaras dengan firman Allah SWT dalam QS. Al-Hajj ayat 40:
ٱلناس ولول دفع ٱلل أن يقولوا ربنا ٱلل رهم بغير حق إل ٱلذين أخرجوا من دي
جد يذكر فيها ٱس ت ومس مع وبيع وصلو مت صو كثيرا بعضهم ببعض لهد م ٱلل
لقوي عزيز من ينصرهۥ إن ٱلل ٤٠ولينصرن ٱلل40. (yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman
mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata:
"Tuhan kami hanyalah Allah". Dan sekiranya Allah tiada menolak
(keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain,
tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja,
rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di
dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti
menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya
Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa
Ath-Thabari merawikan, Umar pernah menulis sebuah perjanjian
dengan penduduk Alia (Al-Quds). Dalam surat perjanjian tersebut, Umar
menjelaskan tentang pemberian jaminan keamanan bagi penduduk Alia
terhadap diri, harta, salib, dan gereja-gereja mereka.112
Sikap toleran Umar juga terlihat dari bagaimana ia menghadapi
rakyatnya. Ia tidak membeda-bedakan keadilan meski rakyatnya bukan
Agma Islam. Dikisahkan seorang pria Mesir beragama Kristen Koptik
(salah satu aliran Kristen yang berkembang di Mesir) mendatangi Umar
bin al-Khattab di Madinah, yang kala itu sebagai pemimpin kaum Muslim,
untuk mencari keadilan.
“Wahai Amirul Mukminin, aku mencari perlindunganmu dari
penindasan,” kata pria Mesir itu. “Kamu telah mencari perlindungan di
mana ia seharusnya dilindungi,” jawab Umar.“Ketika aku sedang
berlomba pacuan kuda dengan putra Amr bin Ash, aku berhasil
112Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.147
72
mengalahkannya. Namun lantas dia memukuliku dengan cambuknya dan
berkata: ‘aku adalah putra bangsawan’!” cerita pria Mesir mengadu.
Mendengar pengaduan itu, Umar yang dikenal adil dan bijaksana
itu marah.Ia ingin memberikan keadilan pada orang Kristen Koptik itu.
Umar lalu menulis surat untuk Amr bin Ash (Gubernur Mesir saat itu) dan
memerintahkannya segera menghadap beserta putranya yang telah
melakukan penganiayaan terhadap pria Kristen itu.
Setelah Amr bin Ash dan putranya datang menghadap Ummar,
Umar lantas bertanya pada ‘Amr bin ‘Ash; “Sejak kapan kamu
memperbudak rakyatmu, padahal ibu-ibu mereka telah melahirkan mereka
sebagai orang-orang merdeka?”
Kemudian Umar berkata pada Pria Mesir itu, ”pukulkan lah
cambuk ini kepada putra yang mulia ini”. Setelah terlaksana Ummar
kembali berkata.Pria Mesirmenjawab dengan bingung “Ya Amiral
Mukminin, yang menganiaya aku itu putranya, dan aku telah menyamakan
kedudukanku dengannya. Aku sudah puas,” jawabnya merasa cukup dan
berkenan memaafkannya.113
Umar telah berupaya sungguh-sungguh untuk melaksanakan
prinsip kebebasan beragam sebagai wujud sikap tolerannya ditengah-
tengah masyarakat.Umar juga membebaskan pemungutan pajak kepada
113 Muhammad Ali Al-Qutub, 10 Sahabat Nabi SAW yang Dijamin Masuk
Surga…,,hal.104
73
mereka yang tidak mampu sekalipun mereka non Muslim.114Hal ini adalah
bukti bahwa ia tidak membeda-bedakan rakyatnya.
Kisah-kisah Umar yang penulis jelaskan diatas seperti menjamin
keamanan agama lain, memperlakukan rakyatnya dengan adil meski
rakyatnya non muslim, serta memegang prinsip kebebasan beragama,
adalah bukti dan gambaran bahwa khalifah Umar bin Khattab memiliki
karakter toleransi.
D. Disiplin
Karakter disiplin merupakan karakter yang ditunjukan dengan
perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.115
Sosok Khalifah Umar yang sangat istimewa tidak terlepas dari
karakter disiplinnya.Hal ini tercermin dari bagaimana ia rajin beribadah,
baik ibadah wajib dan ibadah sunnah, ia sering melaksanakan shalat
malam,116Ini membuktikan keta’atan dan kepatuhan Umar terhadap agama
yang dianutnya.
Kedisiplinan Umar juga ia terapkan kepada keluarga dan
rakyatnya. Ketika Umar bin Khattab melarang rakyatnya melakukan
sesuatu, maka ia akan menemui keluarganya dan menyampaikan kepada
mereka, “Aku telah melarang rakyat untuk melakukan ini dan itu. Rakyat
akan melihat tindak-tanduk kalian sebagaimana seekor burung melihat
sepotong daging. Bila kalian melanggar maka mereka akan melanggar.
114Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.150 115Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinya secara
Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat…,hal.41 116Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.242
74
Dan bila kalian takut melakukannya, maka mereka juga akan takut
melakukannya. Demi Allah, bila salah seorang di antara kalian
diserahkan kepada saya karena ia melanggar appa yang sudah saya
larang, maka saya akan melipatgandakan hukuman kepadanya, karena ia
kerabat saya. Siapa diantara kalian yang ingin melanggar, silahkan! Dan
siapa yang ingin mematuhinya, juga silahkan!.117
Contoh lain dari sikap disiplin Umar adalah ta’at hukum. Ia akan
sangat menghormati dan menta’ati hukum. Ketika memutuskan suatu
hukum, Umar selalu bertindak adil.Ia tidak perduli status orang yang
mengajukan perkara kepadanya, apakah ia kaya atau miskin, musuh atau
sahabat dan rakyat biasa atau bahkan keluarganya sendiri. Ia juga
menerapkan hukuman-hukuman kepada para pelanggar hukum dengan
hukuman sesuai Syara’.
Dalam sebuah riwayat, Amr bin Ash menjatuhkan hukuman had
kepada salah seorang putra Umar bin Khatab yang ada di Mesir yang
bernama Abdur-Rahman. Anaknya di Mesir meminum khamar hingga ia
mabuk bersama Abu Sarwa’ah. Meskipun mereka sudah dihukum oleh
Gubernur Amr bin Ashdengan hukuman cambuk dan dicukur kepalanya
didalam rumah.
Namun Umar menganggap itu masih tidak adil karena tidak
dihukum sebagaimana mestinya yaitu didepan umum. Maka itu
Umarmengirim surat kepada Amr bin Ash yang berisi kemarahan kepada
117Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.188-189
75
Amr bin Ash karena sudah melanggar perintah khalifah yaitu
memperlakukan hukuman kepada anaknya tidak seperti kaum Muslimin
yang lain.
Umar kemudian memerintahkan kepada Amr bin Ash untuk
mengirim Abdurrahman denganmengenakan mantel yang lebar hingga dia
tahu bahwa keburukan perbuatan yang telah dilakukannya.Setelah itu,
Abdurrahman digiring disebuah lapangan di pusat kota, lalu di hukum
cambuk oleh Amr bin Ash didepan publik..118Begitulah Umar bin Khattab,
ia memperlakukan semua orang sama didepan hukum.
Penulis menyimpulkan dari sederet kisah diatas, mewakili bukti
bahwa Umar bin Khattab adalah sosokkhalifah yang disiplin. Hal ini
terpatri dari kebiasaannya dalam beribadah, didikannya yang kosisten
terhadap keluarga, gubernur dan rakyatnya, serta keta’atannya kepada
hukum.
E. Kerja Keras
Dalam mencapai sesuatu yang diingikan perlu adanya usaha dan
kerja keras. Allah SWT berfirman dalam Qs At-Taubah ayat 105 berkaitan
tentang perintah bekerja keras, yaitu :
➔◆❑➔☺◆
⬧◼◆➔❑
◆◆⧫❑⬧☺◆
◆◆◼⧫
⧫◆
⧫⬧☺
⧫❑➔☺➔⬧
118 Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.143
76
105. dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-
Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan
kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan
yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa
yang telah kamu kerjakan.
Perintah Allah SWT tersebut sejalan dengan apa yang dilakukan
Umar bin Khattab. Pada masa kekhalifahan Umar, iasangat bersemangat
dalam melaksanakan tugasnya sehingga banyak pekerjaan mulia yang
terlaksana.
Usaha-usaha yang dilakukan Umar bin Khattab pada ke
Khalifahannya adalah membentengi pelabuhan-pelabuhan dan menangkal
bahaya serangan musuh., tidak menugaskan para prajurit yang berjaga di
benteng-benteng pertahanan diatas kemampuan mereka, ketika prajurit
pergi ke medan perang, khalifah Umar dan para aparatnya lah yang akan
melindungi keluarga serta anak-anak para prajurit., serta mengembangkan
lembaga militer dengan baik sehingga menjadi sebuah kekuatan militer
yang tangguh dan tidak ada tandingannya di dunia pada masa itu.119
Dengan kegigihan Umar bin Khattab dan melalui kedua tangannya,
Allah SWT menaklukan dua imperium besar, yaitu Persia dan
Romawi.Dimasanya pula, pembebasan-pembebasan wilayah berkembang
pesat.
Sepanjang perjalanan untuk berjihad, pasukan-pasukannya dihiasi
dengan kemenangan.Semua diupayakan guna menyebarkan aqidah tauhid
serta menebarkan prinsip-prinsip kebaikan, keadilan dan rahmat ke segala
penjuru negeri. Bahkan pada tahun 14 Hijriah, seluruh wilayah kota
119Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.126
77
Damaskus berhasil dibebaskan oleh pasukan Muslimin, baik melalui
perdamaian ataupun kekerasan.120
Selain itu, Umar telah bekerja keras menanamkan hakekat iman di
tengah-tengah masyarakat muslim, Umar bin Khattab juga telah
memelihara aspek tauhid, memerangi aneka perbuatan menyimpang,
menegakan aneka ritual ibadah di tengah-tengah masyarakat, serta
menegakkan amar makruf nahi mungkar.121Umar tidak segan-segan
menegur bahkan menghukum umat muslim yang menyimpang dari ajaran
agama Islam.122
Dari kisah-kisah tersebut, usaha yang dilakukan Umar bin Khattab
sehingga tercapaikeberhasilan-keberhasilannya yang dapat
membentangkan kekuasaan Islam dan memelihara aspek tauhid rakyatnya
adalah buah dari karakter kerja keras yang ia miliki
F. Kreatif
Karakter kreatif adalah berpikir dan melakukan sesuatu untuk
menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.123
Banyak hal-hal baru yang ditemukan pada masa Khalifah Umar bin
Khattab, Ia merupakan soosok yang cerdas dan kreatif sehingga banyak
ide-ide baru yang Ia kemukakan demi kemaslahatan, seperti:
1. Awal penetapan kalender Hijriah
120Muhammad Ahmad Isa, 10 Sahabat Nabi Dijamin Surga…,hal. 151 121Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.230 122Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.235 123Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinya secara
Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat…,hal.41
78
Berawal dari surat-surat tak bertanggal, yang diterima Abu
Musa Al-Asy-‘Ari radhiyahullahu’anhu; sebagai gubernur Basrah kala
itu, dari khalifah Umar bin Khatab.Abu Musa mengeluhkan surat-surat
tersebut kepada Sang Khalifah.
Oleh karena itu, Umar lalu memerintahkan pelaksanaan
musyawarah yang melibatkan para ahli dan sahabat Nabi
SAW, untuk menyusun penanggalan yang khusus berlaku dalam
Islam.Di musyawarah itu, ada yang mengusulkan kepada Umar untuk
menjadikan peristiwa bi’tsah Nabi Muhammad SAW sebagai awal
penanggalan. Sementara di riwayat lain Umar disebut sebagai orang
yang mengusulkan agar kalender Islam mengacu pada waktu kelahiran
atau pengangkatan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasulullah.
Namun, Ali bin Abi Thalib tidak menyetujui usul tersebut. Ali
kemudian mengusulkan awal kalender dalam Islam dimulai dari tahun
terjadinya hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah.
Usul ini ternyata diterima peserta musyawarah dan Umar lalu
menetapkan penggunaan kalender resmi milik umat Islam pada tanggal
8 Rabi’ul Awal tahun 17 H. Nama kalender milik umat Islam ini
adalah Hijriah karena menjadikan peristiwa hijrah Nabi SAW sebagai
permulaan penanggalan. 124
124Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.169-170
79
2. Pada masa ke Khalifahannya, Umar membentuk lembaga keuangan.
Setelah Baitul Mal didirikan di Madinah, didirikan juga berbagai kota
penting dan di pusat pemerintahan yang terdapat pegawai.125
3. Pembukuan administrasi juga terjadi pertama kali di ke Khalifahannya
Umar bin Khattab. Hal ini dikarenakan semakin luasnya kekuasaan
Islam membuat jumlah pasukan semakin bertambah, mereka harus
dicatat nama-namanya serta pembagian gajinya. Selain itu, harta
rampasan perang semakin banyak, jadi guna mengetahui jumlah
tersebut, Umar mengeluarkan ide agar semua itu di catat dalam
pembukuan administrasi.126
4. Pada masa Umar pula, pemerintahan yudikatif dan eksekutif mulai
dipisahkan, serta penyelesaian sengketa antar masyarakat harus
berdasarkan Al-Quran, Assunah, Ijma’, Qiyas dan Ijtihad.
5. Pada masa ke Khalifahan Umar dibentuk lembaga-lembaga pendidikan
Umar bin Khattab adalah sosok yang sangat mementingkan
ilmu, olehkarena itu disaat penaklukan Islam semakin meluas, Umar
mendirikan lembaga pendidikan dan pengajaran di kota-kota besar,
seperti Kufah, Bashrah dan Fusthath.127
6. Umar juga orang pertama yang membuat gudang penyimpanan tepung,
terigu,kurma, dan kismis128
125Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.394 126Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.394 127Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.294 128Muhammad Ahmad Isa, 10 Sahabat Nabi Dijamin Surga…,hal. 117
80
Dari data dan fakta diatas, tergambar sosok Umar sebagai Khalifah
yang cerdas dengan ide gemilangnya sehingga tercipta sesuatu hal baru
yang kreatif demi kemaslahatan umat dan rakyatnya, seperti membuat
kalender hijriah, buku administrasi, lembaga keuangan, lembaga
pendidikan hingga gudang penyimpanan makanan.
G. Mandiri
Defenisi dari nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku
tidak bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga,
pikiran, dan waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita. 129
Sikap kemandirian Umar ditunjukan sebagai contoh yang
dirawikan dari Abdullah bin Amir bin Rabi’ah, ia bercerita “aku pernah
berangkat menunaikan ibadah haji bersama Umar dari Madinah menuju
Mekkah. Kami tetap bersama hingga pulang. Saat itu, tidak ada tenda dan
kemah yang didirikan khusus untuk Umar. Ia tidur sambil mengenakan
pakaiannya dengan beralaskan permadani dari kulit dan berteduh
dibawah sebatang pohon.130
Tentu bukan tanpa alasan bagi seorang dengan gelar Amirul
Mukminin (pemimpin kaum Mukmin) yang kekuasaannya terbentang dari
Mesir sampai Irak untuk memilih bersikap seperti rakyat biasa.Umar
bukannya tidak mampu untuk hidup mewah bak seorang raja.Tetapi, Umar
lebih memilih kesederhanaan sebagai perhiasan dirinya dan mandiri dalam
memenuhi kebutuhan dirinya.
129https://Id.m.wikipedia.0rg . defenisi mandiri dan kemandirian. diambil pada hari Rabu,
tanggal 14 Oktober 2020, pukul 06.24 WIB. 130Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.181
81
Umar adalah khalifah yang memperoleh gaji hanya sebatas
kebutuhan pokoknya, memakan roti yang hampir mengeras, dan memiliki
dua belas tambalan pada pakaian lusuhnya.Ia adalah pemimpin yang
bergantian mengendarai keledai bersama budaknya dalam penaklukkan
Kota Al-Quds.Ia sangat tidak ingin memakan harta rakyat hingga
menyusahkan rakyatnya.
Sungguh, Umar telah mengajarkan kepada kita bahwa menjadi
pemimpin tak harus bergelimang fasilitas. Maka, ia pun tidak pernah
menuntut berbagai fasilitas untuk tugas kepemimpinannya. Karena ia tahu,
fasilitas-fasilitas yang ia nikmati tidak lain hanyalah ujian yang akan
dipertanggungjawabkan di hadapan Allah kelak. Ia lebih memilih bersikap
sederhana dan mandiri untuk memenuhi kebutuhannya.
Dalam riwayat lain di suatu waktu siang musim panas, matahari
terasa membakar dan melumpuhkan kulit. Delegasi dari Iraq datang
mengunjungi Umar bin Khattab, di antara tamu-tamu itu adalah Al Ahnaf
bin Qais. Ummar sedang mencari seekor unta hasil pungutan zakat yang
lepas dari kandang.Umar berkata, "hai Ahnaf lepaskanlah baju
panjangmudan kemarilah bantu Amirul Mukminin untuk mencari unta ini.
Ketahuilah, ia salah satu unta sedekah. Dalam tubuhnya mengandung hak
anak yatim, para janda dan orang miskin."
Kemudian, seorang laki-laki dari mereka berkata, "Semoga Allah
mengampuni dosa-dosamu, wahai Amirul Mukminin.Mengapa engkau
tidak menyuruh budak atau hamba sahaya untuk mencari unta itu." Umar
82
bin Khattab berkata, "Budak mana yang lebih rendah derajatnya dari saya
dan Al-Ahnaf? Ketahuilah! setiap orang yang diberi amanah mengurus
kaum Muslimin, harus berlaku seperti seorang budak kepada tuannya,
memberi nasihat dan menjalankan amanah.”131
Demikianlah sang khalifah menjalankan tugasnya, turun tangan
langsung untuk mengurusi kebutuhan rakyatnya. Khalifah Umar bin
Khattab memang dikenal sebagai seorang Khalifah yang selalu melakukan
perbuatan-perbuatan baik secara diam-diam.132
Dalam kisah lain, seperti yang diriwayatkan dari Auza’i bahwa
Umar ibn Al-Khaththab keluar rumah pada tengah malam.Hal tersebut
dilihat oleh Thalhah.Umar masuk ke sebuah rumah, lalu ke rumah
lainnya.Ketika pagi menjelang, Thalhah mendatangi salah satu rumah itu
dan mendapati pemiliknya adalah seorang perempuan tua yang buta dan
lumpuh.“Apa urusan laki-laki tadi malam datang ke rumahmu?”tanya
Thalhah. Perempuan tersebut mengatakan pada Thalhah bahwa laki-laki
itu rutin mengunjunginya sejak lama.Dia memberikan sesuatu yang dapat
meringankan penderitaannya dan membersihkan kotorannya.133 Itulah
Ummar bin Khattab seorang pemimpin yang mulia akhlaknya dan mandiri.
Ia membantu perempuan tua tersebut sendiri tanpa harus dibantu
pengawalnya. Ia melakukan sendiri selama ia bisa menyelesaikan
pekerjaan itu sendiri.
131Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.259-260 132 Muhammad Ahmad Isa, 10 Sahabat Nabi Dijamin Surga…,hal. 105 133Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.,205-206
83
Rasulullah SAW juga pernah mengatakan ‘abqari (teladan pemuka
kaum), sebagaimana sabda beliau “aku tidak pernah melihat pemuka kaum
yang melakukan pekerjaannya sendiri ( selain Umar)”134
Sabda Rasulullah SAW ini terlihat seperti dalam kisah bahwa
Umar terkadang memanggul qirbah (wadah air yang terbuat dari kulit)
milik janda-janda diatas pundaknya, kadang pula Umar memanggul harta
dari Baitul Mal untuk dibagikan kepada mereka, dan memerahkan susu
kambing untuk mereka, juga terkadang Umar membantu menyalakan api
dengan ubub mereka, meniupnya hingga berkobar, ataupun memanaskan
bara dan asapnya.135
Walaupun ia mampu untuk memerintah pengawal dan pelayannya
untuk menggantikannya melakukan tugas-tugas tersebut namun ia lebih
memilih untuk melakukannya sendiri karena ia merasa mampu untuk
melakukan pekerjaan tersebut sendiri dan tidak ingin menyusahkan orang
lain.
Benar-benar kekuasaan sama sekali tidak membuat Umar menjadi
kufur nikmat, bahkan jika ia hendak berjalan atau berpergian ia selalu
sendiri tanpa adanya penjagaan dan pengawalan.
Kesimpulannya, karakter mandiri yang ditunjukan Umar terlihat
dari bagaimana ia berusaha untuk tidak bergantung pada orang lain,
selama ia mampu ia akan berusaha sendiri dalam tugas ke khalifah.
H. Demokratis
134Muhammad Ahmad Isa, 10 Sahabat Nabi Dijamin Surga…,hal. 121 135Muhammad Ahmad Isa, 10 Sahabat Nabi Dijamin Surga…,hal. 123
84
Sistem politik dizaman pemerintahan Umar adalah sistem politik
demokratis dan bahkan mendekati republik. Oleh karena itu ia selalu
melibatkan rakyat nya dalam mengambil suatu kebijakan. Hal ini terlihat
bahwa pemerintahan dibawah kepemimpinannya dilandasi dengan prinsip
musyawarah.
Umar melakukan konsultasi dengan sahabat-sahabat nabi Saw
dalam beberapa kasus, tetapi ia tidak pernah memaksa atau mewajibkan
dirinya untuk mengikuti/melaksanakan sesuai pandangan mereka.Bahkan
ia pernah meminta pendapat seorang wanita, Ibnu siirih pernah berkata,
“Dulu, Umar selalu bermusyawarah untuk memutuskan suatu masalah.
Bahkan ia tidak segan-segan memintai pendapat seorang wanita. Sebab,
boleh jadi pendapat si wanita itu benar dan lebih baik”.Dalam data
sejarah disebutkan bahwa Umar pernah memintai pendapat Hafsah,
ummul mukminin.136
Metode Umar dalam menerapkan prinsip musyawarah sangat
bagus. Pertama-tama ia meminta dan mendengarkan pendapat publik, lalu
ia mengumpulkan para tokoh sahabat, kemudian ia memaparkan masalah
kepada mereka dan memintai pendapat mereka. Bila pendapat mereka
baik, maka ia akan melaksanakannya.137
Umar pernah berkata “ Tidak ada kebaikan dalam suatu urusan
yang diputuskan tanpa jalan musyawarah”.138
136Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal., 133 137Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal. 132 138Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,,hal. 130
85
Umar seantiasa mendorong para pemimpin perang untuk
melakukan musyawarah, bahkan ia mewajibkan kepada para
gubernurnya agar selalu bermusyawarah dengan orang-orang yang
bijaksana didaerah wilayahnya. Para gubernur melaksanakan perintah
Umar dan membentuk dewan yang terdiri dari wakil-wakil
masyarakat.Dewan ini bertujuan meminta pendapat kepada wakil-wakil
rakyat.139
Sikap demokratis Umar juga ditunjukan ketika ia menghadapi
wabah penyakit yaitu wabah Tha’un pada tahun 12 Hijriah. Suatu hari,
Khalifah Umar bin Khatab memimpin perjalanan bersama para sabahat
ke daerah Syam (saat ini Suriah) dari kota Madinah. Di tengah
perjalanan, ketika rombongan baru sampai di daerah Syargh, mereka
mendengar kabar tentang mewabahnya Tha’un di tempat tujuan
perjalanan itu.
Mendengar kabar menyedihkan tersebut, Khalifah Umar dengan
sangat bijaksana tidak bersikukuh untuk melanjutkan perjalanan begitu
juga tidak serta merta membatalkan perjalanan.Sebagai penerus
kepemimpinan Rasulullah, beliau Umar bin Khatab mencari solusi
dengan sangat demokratis. Beliau sempat berkonsultasi dengan para
sahabat apakah sebaiknya perjalanan diteruskan atau kembali saja ke kota
Madinah.
139Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal., 509
86
Mulanya, Khalifah Umar berkonsultasi dengan sahabat dari kaum
Muhajirin yang akhirnya mendapatkan dua jawaban yang berbeda dari
kaum tersebut.Sebagian menyarankan agar Khalifah Umar melanjutkan
perjalanan karena pentingnya agenda yang diemban, sebagian lagi
menyarankan untuk membatalkan perjalanan mengingat resiko yang
dihadapi begitu besar. Setelah itu, Khalifah Umar kembali berkonsultasi
dengan kaum Anshar dan mendapatkan jawaban yang sama dari
sebelumnya. Hingga akhirnya, solusi datang dari sesepuh kaum Quraisy
yang dahulu pernah ikut serta hijrah saat peristiwa Fathul
Makkah.Intinya, rombongan disarankan untuk berbalik arah dan tidak
mendatangi Syam karena wabah penyakit tersebut sangat beresiko. Umar
bin Khatab yang yakin dengan keputusannya itu kemudian
mengumumkan kepada rombongannya bahwa sebaiknya perjalanan ke
Syam tidak usah dilanjutkan.
Mengetahui keputusan itu, seorang panglima muslim, Abu
Ubaidah bin Jarrah menentang apa yang dikatakan Khalifah Umar. Ia
menganggap Khalifah Umar terlalu takut dan memilih lari dari ketentuan
Allah ta'ala. "Wahai Umar, apakah engkau melarikan diri dari ketentuan
Allah?" Dengan bijaksana Khalifah Umar mengandaikan keputusan yang
diambilnya itu dengan mengembala unta di dua tempat yang
berbeda.Umar berkata, "Apabila engkau menggembala unta-untamu di
tempat yang hijau dan subur, bukankah itu karena ketentuan
Allah?Demikian pula jika engkau menggembalakannya di tempat yang
87
kering kerontang." Jawaban tegas dari Khalifah Umar tersebut akhirnya
diterima dengan baik oleh Abu Ubaidah bin Jarrah dan sepakat dengan
keputusan itu. 140Lebih lagi, Khalifah Umar semakin yakin bahwa apa
yang diambilnya adalah tepat karena Abdurrahman bin Auf pernah
mendengar Rasulullah SAW melarang seseorang untuk mendatangi
daerah yang tengah dilanda penyakit. Apa yang dikatakan Abdurrahman
bin Auf itu terdapat dalam sebuah riwayat, "Apabila kalian mendengar
wabah tengah mendera suatu wilayah, maka janganlah kalian
memasukinya. Dan jika menyerang wilayah kalian, maka janganlah
engkau melarikan diri." (HR. Bukhari)141
Terlihat jelas bahwa Umar bin Khattab merupakan sosok
Khalifah yang demokratis. Salah satu contoh yang ia tunjukan adalah
dengan memutuskan suatu perkara atau masalah atau menentukan
kebijakan dengan jalan musyawarah. Hal ini menggambarkan bahwa
Umar adalah sosok yang sangat mementingkan kepentingan rakyatnya.
I. Menghargai Prestasi
Banyak hal yang dapat dilakukan sebagai wujud dari sikap
menghargai prestasi seseorang, seperti dalam ungkapan pujian atau bahkan
memberikan hadiah.
Sebagai seorang Khalifah Umar pun memberikan contoh dalam
sikap karakter menghargai prestasi kepada rakyatnya.Untuk menghargai
prestasi para prajurit yang telah berhasil dalam peperangan, Umar
140Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.348-350 141Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.356
88
memberikan hadiah kepada mereka.Seperti dalam kisah kemenangan
kaum Muslim dalam perang di Qadasiyah.Umar memerintahkan agar
seperlima dari harta rampasan perang diberikan kepada para prajurit yang
bertempur di Qadasiyah.142
Selain itu Umar juga pernah mengirimkan empat pedang dan empat
kuda ke Irak agar diberikan kepada mereka yang berprestasi dalam
pertempuran. Tiga dari empat pedang dihadiahkan kepada tiga orang dari
suku Bani Asad, yaitu Hmmal bin Malik, Ribbil bin Amr dan Rabi’ah,
serta Thulaihah bin Khuwalid. Sedangkan pedang keempat diberikan
kepada Ashim bin Amr At-Tamimi. Sementara itu, satu dari keempat kuda
diberikan kepada Qada’ dan tiga sisa lainnya diberikan kepada tiga orang
dari suku Yarbu’ sebagai penghargaan kepada mereka dalam pertempuran
kedua.143
Umar berharap, dengan penghargaan-penghargaan tersebut para
prajurit bisa lebih semangat dalam menggapai kemenangan, keluhuran,
cita-cita dan tujuan-tujuan yang mulia.
Contoh lain bahwa Umar selalu menghargai prestasi adalah seperti
dalam kisah ketika Umar memuji kehebatan Khalid bin Walid. Seperti
yang kita ketahui tindakan Khalifah Umar bin Khattab dimasa awal
kepemimpinannya adalah memecat Khalid bin Walid. Meski demikian,
Umar bin Khatab tetap memuji dan menghargai sikap dan prestasi yang
dimiliki Khalid bin Walid. “Demi Allah, ia sangat mahir dan tepat dalam
142Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.651 143Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.651
89
menebas tengkuk-tengkuk musuh, ia adalah seorang tokoh yang
terpercaya.Demikianlah sikap Umar yang selalu memuji Khalid bin
Walid.144
Umar berharap, dengan penghargaan-penghargaan tersebut para
prajurit bisa lebih semangat dalam menggapai kemenangan, keluhuran,
cita-cita dan tujuan-tujuan yang mulia.
Penulis melihat dan menemukan bahwa sikap menghargai prestasi
yang ditunjukan Umar adalah berupa pemberian hadiah dan pujian kepada
orang-orang yang berprestasi.
J. Bersahabat/ komunikatif
Karakter bersahabat/komunikatif memiliki manfaat yang sangat
baik. Diantaranya, bisa menyesuaikan diri dalam segala situasi, disukai
orang, akrab, santun dalam berbicara, bergaul dan bisa bekerja sama
dengan orang lain.
Keutamaan dan keistimewaan Umar sangatlah banyak, seperti
karakter bersahaabat dan komunikatif yang ditunjukan Umar.Umar dalam
kesehariannya disenangi banyak orang dan mampu bergaul dengan siapa
saja. Seperti dalam kisah bahwa Umar mampu bersikap bersahabat kepada
anak muda.
Diriwayatkan dari Hasan Al-Basri ia bercerita, “Umar pernah
keluar di siang hari yang terik mentari sangat panas, sambil mengenakan
sorbannya, tiba-tiba seorang anak muda yang mengendarai keledai lewat.
144 Aunur Rafiq Shaleh Tahmid, Sirah Nabawiyah, (Jakarta: Robbani Pers, 1999), hal.545
90
‘Hai anak muda, boncenglah aku dibelakangmu!’ kata Umar.Anak muda
itu turun dan mempersilahkan Umar untuk menungganginya.‘Silahkan
anda tunggangi wahai Amirul Mukminin!’ kata anak muda itu. Umar
menjawab, ‘Tidak, silahkan anda tunggangi biar aku membonceng saja
dibelakangmu!Anda ingin aku duduk ditempat yang empuk sedang anda
duduk di tempat yang kasar’.Maka Umar pun membonceng dibelakang
anak muda itu.Tidak lama kemudian mereka sampai di Madinah.Orang-
orang tercengang melihat Umar membonceng dibelakang anak muda
tersebut”.145
Dari sepenggal kisah tersebut terlihat sikap Umar bin Khattab yang
mudah bergaul dengan anak muda tersebut dan meskipunia seorang
khalifah, ia tidak merasa tinggi derajatnya dari anak muda. Hal ini
dibuktikan ketika Umar menolak untuk duduk ditempat empuk untuk
menunggangi keledai dan memilih duduk ditempat kasar untuk dibonceng.
Karakter bersahabat/kumunikatif Umar juga ditunjukan dari
bagaimana ia bersosialisasi dengan rakyatnya. Meski ia seorang khalifah,
namun Umar bin Khattab sering makan bersama dengan masyarakat
umum.146Juga ia tidak membatasi dirinya dengan rakyatnya. Ia bersikap
terbuka, bahkan ia meminta rakyatnya agar memberikan nasihat
kepadanya apabila terdapat kesalahan dan kebengkokan pada dirinya.
Umar mengatakan kepada publik, “Hai sekalian manusia, siapa di antara
145Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.184 146Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.182
91
kalian yang melihat kebengkokan pada diri saya, maka hendaklah dia
meluruskannya”.147
Dalam memperlakukan rakyatnya hati Umar dipenuhi sikap lemah
lembut dan kasih sayang, hingga akhirnya ia disenangi rakyatnya.Karena
Umar menyadari bahwa bersikap keras lagi kasar, rakyat akan
menjauhinya.148 Allah SWT berfirman dalam QS.Al-Imran ayat 159,
yaitu:
☺⬧☺◆
⬧❑⬧◆→
⬧⬧❑
❑⬧
⧫⧫◆⚫
➔◆
⬧⬧⧫◆❑⧫⬧
◼⧫⧫⧫
◆❑⧫☺
159. Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi
berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.
karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka,
dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.
kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
Umar bin Khattab menunjukan karakter bersahabat/komunikatif
melalui contoh sikap mudah bergaul dengan siapapun, seperti kisah diatas.
Ia mencerminkan bahwa dalam kedudukan antara Khalifah dan rakyat
biasa itu sama. Ia bersikap terbuka dan lemah lembut terhadap rakyatnya,
hingga ia disenangi rakyatnya.
K. Cinta Damai
147Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.159 148Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.127
92
Karakter cinta damai adalah sikap, perkataan, dan tindakan yang
menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran
dirinya.149Karakter cinta damai juga diperlihatkan oleh Khalifah Umar bin
Khattab.
Ia membuat kebijakan-kebijakan yang membuat rakyatnya merasa
aman. Islam telah menetapkan hak keamanan dalam berbagai ayat Al-
Qur’an, seperti QS. Al-Baqarah ayat 193-194, yaitu
➔❑➔⬧◆⧫❑
⬧⧫❑⧫◆
⬧❑⧫☺
⬧⧫◆◼⧫⧫✓
→
⧫⧫
⧫⧫→⧫⧫
◆☺⬧
⧫◼⧫⧫
⬧◼⧫☺⧫
⧫◼⧫❑→
◆❑☺◼
◆⧫⧫✓
☺
193. dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan
(sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. jika
mereka berhenti (dari memusuhi kamu), Maka tidak ada
permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim.
194. bulan Haram dengan bulan haram, dan pada sesuatu yang
patut dihormati, Berlaku hukum qishaash. oleh sebab itu
Barangsiapa yang menyerang kamu, Maka seranglah ia, seimbang
dengan serangannya terhadapmu. bertakwalah kepada Allah dan
ketahuilah, bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa.
Dari pijakan Al-Qur’an ini, khalifah Umar pun dalam masa
pemerintahannya menjamin hak keamanan bagi setiap
149Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinya secara
Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat…,hal.41
93
rakyatnya.Dihadapan publik Umar pernah bekata, “Aku tidak menugaskan
kepada kalian para pembantuku untuk mencambuk kulit kalian, menodai
kehormatan kalian, dan mengambil harta kalian.Tapi aku mengutus
mereka untuk ditugaskan mengajarkan Kitab Al-Qur’an dan Sunnah Nabi
kepada kalian. Barang siapa yang dianiaya oleh pembantuku, maka
hendaklah ia melaporkannya kepadaku”.150
Ia juga pernah mengatakan, “Seorang rakyatku tidaklah aman jika
aku menyakitinya serta menakut-nakutinya atau memenjarakan dia agar
dia mengakui perbuatan yang dilakukannya” 151
Ungkapan Khalifah Umar tersebut menunjukan bahwa tidak boleh
ada pemaksaan atau tekanan terhadap seseorang yang melakukan
kesalahan maupun tindak kejahatan.Baik itu berupa ancaman atau
menyakitinya.
Khalifah Umar juga sangat melindungi kaum wanita, ia
memperhatikan keadaan kaum wanita di tengah-tengah masyarakatnya.
Umar memberi hak-hak mereka dan mencegah tindak kezaliman kepada
mereka.152Seperti memperhatikan hak-hak para janda.Ia pernah berkata,
“Demi Allah, bila Allah masih memberi ku kesehatan, maka aku tidak
akan membiarkan para janda di Irak membutuhkan bantuan seorang pun
sesudahku selama-lamanya”153
150Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.155 151Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.155 152Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.211 153Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.205
94
Disamping itu, Umar juga memperhatikan keluarga yang kepala
keluarganya pergi berjuang ke medan jihad. Ia memposisikan dirinya
sebagai kepala keluarga mereka. Ia akan mengetuk pintu rumah mereka
dan bertanya, “Apakah kalian membutuhkan sesuatu? Siapa diantara
kalian yang hendak membeli sesuatu?Saya tidak ingin kalian tertipu
dengan transaksi jual beli”.154
Umar lah yang membelikan kebutuhan-kebutuhan mereka ke pasar,
jika mereka tidak memiliki uang maka Umar akan membelikannya dari
uangnya sendiri. Dan bila ada utusan yang datang dari medan perang
membawa surat dari suami-suami mereka, maka Umar lah yang akan
mengantarkannya langsung ke rumah-rumah mereka.
Demi terwujudnya ketentraman dan kedamaian, Umar
mengantisipasi dan menghilangkan hal-hal yang dapat merusak
kehormatan para pejuang di jalan Allah.Ia pernah mengasingkan Abu
Dzu’aib pemuda Madinah yang paling tampan. Hal ini terjadi setelah
Umar bin Khattab mendengar sekelompok wanita yang sedang
bercengkrama dan membicarakan Abu Dzu’aib. Umar khawatir kaum
wanita Madinah termakan fitnah dan merusak kehormatan para pejuang
yang sedang berjihad.155
Dari sederet kisah yang penulis jelaskan, seperti sikap Umar yang
berusaha melindungi rakyatnya, menciptakan rasa aman, dan melindungi
154Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.212 155Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.253
95
kaum wanita membuktikan bahwa Umar bin Khattab adalah Khalifah yang
memiliki karakter cinta damai.
L. Peduli Sosial
Umar sosok pemimpin yang sangat peduli terhadap rakyatnya.Dari
Zaid ibn Aslam meriwayatkan bahwa ayahnya berkata, “Aku berpergian
bersama Umar ke pasar.Ketika itu seorang perempuan muda
mendatanginya dan berkata, ‘Wahai Amirul Mukminin, suamiku
meninggal dunia dan meninggalkan seorang bayi perempuan yang demi
Allah akan tumbuh besar tanpa tanah, kebun, dan makanan.Aku khawatir
segala tentangnya.Aku adalah anak perempuan Khaffah ibn Ima’ Al-
Ghifari.Ayahku ikut sertadalam perang Hudaibiyyah bersama
Rasulullah.”
Kemudian Umar berhenti dan berkata, “Selamat datang
keluargaku.”Lalu dia mengambil dua kantong yang dipenuhinya dengan
bahan makanan pada seekor unta. Dia letakkan juga pakaian dan uang di
antara kedua kantong itu dan menyerahkan tali kekangnya kepada
perempuan tersebut seraya berkata, “Bawa ini semua, Insya Allah akan
mendatangkan kebaikan bagi dirimu”.
Kemudian ada seorang laki-laki melihatnya dan memprotes apa
yang dilakukan Umar. Ia mengatakan pada Umar bahwa pemberiannya
kepada perempuan tersebut terlalu besar. Mendengar perkataan laki-laki
tersebut Umar berkata, “Merataplah ibumu.Demi Allah yang kulihat
adalah ayah dan saudara laki-lakinya, mereka mengepung benteng selama
96
beberapa waktu sehingga benteng tersebut dapat ditaklukan dan
sepertinya yang kita lakukan hanya memberikan rampasan perang kedua
orang tersebut kepadanya.156
Kepedulian Umar terhadap rakyatnya tak hanya itu saja, seperti
yang diriwayatkan dari Auza’i bahwa Umar ibn Al-Khaththab keluar
rumah pada tengah malam.Hal tersebut dilihat oleh Thalhah.Umar masuk
ke sebuah rumah, lalu ke rumah lainnya.Ketika pagi menjelang, Thalhah
mendatangi salah satu rumah itu dan mendapati pemiliknya adalah seorang
perempuan tua yang buta dan lumpuh.“Apa urusan laki-laki tadi malam
datang ke rumahmu?”tanya Thalhah. Perempuan tersebut mengatakan
pada Thalhah bahwa laki-laki itu rutin mengunjunginya sejak lama.Dia
memberikan sesuatu yang dapat meringankan penderitaannya dan
membersihkan kotorannya. Mendengar perkataan sang nenek Thalhah
berkata pada dirinya sendiri, “Celakalah engkau Thalhah, Umar tidak bisa
ditiru."157
Diriwayatkan dari Zaid Ibn Aslam dari ayahnya yang bercerita,
“Umar biasa berpuasa pada siang hari setahun penuh, ketika masa
paceklik. Ketika menjelang sore orang-orang akan makan roti yang
dihancurkan ke dalam minyak. Sampai pada suatu hari mereka
menyembelih unta untuk dibagi-bagikan kepada orang banyak dan
menyisihkan bagian yang terbaik untuk Umar.Maka, bagian punuk dan
hati unta sembelihan tersebut diberikan kepada Umar.‘Apa ini?’ tanya
156 Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.206-207 157 Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.205-206
97
Umar saat menerimanya. ‘Wahai Amirul Mukminin, ini bagianmu dari
unta yang kita sembelih hari ini,’ jawab mereka. Seketika Umar berkata,
‘Betapa buruknya aku sebagai pemimpin jika memakan bagian yang baik
dari sembelihan itu dan memberi rakyatku tulang belulangnya. Angkat
makanan ini dan berikanku makanan yang lain.’
Lalu mereka memberikan roti dan minyak samin kepadanya, Umar
menghancurkan sendiri roti tersebut untuk dicampurkan ke minyak samin,
tetapi dia berkata, ‘Wahai Yarfa’. Angkat mangkuk ini dan berikan ke
rumah ahli ba’it (keluarga) Nabi, karena aku belum memberikan apa pun
kepada mereka sejak tiga hari yang lalu dan mereka pasti tidak memiliki
persediaan makanan.158
Umar adalah Khalifah yang juga memperhatikan kesehatan
rakyatnya. Seperti contoh ia mengingatkan rakyatnya tentang dampak dan
bahaya obesitas. Kepada mereka Umar berkata, “Wahai rakyatku,
hindarilah sikap rakus dalam makan, karena hal tersebut akan membuat
malas shalat, merusak tubuh, dan menimbulkan penyakit.Allah tidak
menyukai seorang alim yang gemuk.Hendaklah kalian sederhana dalam
makan.Karena hal itu lebih dekat dengan kebaikan dan lebih jauh dari
keborosan serta lebih menguatkan tekad untuk beribadah kepada
158Muhammad Ahmad Isa, 10 Sahabat Nabi Dijamin Surga…,hal. 106-107
98
Allah.Seorang hamba tidak akan binasa hingga hawa nafsunya
mempengaruhi agamanya”.159
Kepedulian Umar terhadap rakyatnya juga tidak membeda-bedakan
rakyatnya, contohnyaia membebaskan pajak kepada rakyatnya yang tidak
mampu sekalipun rakyatnya non muslim.160
Dari kisah-kisah diatas, dapat mewakili dari cerminan sikap
kepedulian sosial Umar bin Khattab terhadap rakyatnya. Bahkan ia rela
berkorban demi rakyatnya, mementingkan kebutuhan mereka, bahkan
memperhatikan kesehatan mereka serta tidak membeda-bedakan
rakyatnya.
M. Tanggung Jawab
Setiap manusia di dunia ini akan Allah minta pertanggung jawaban
terhadap apa saja yang dikerjakan. Karakter tanggung jawab adalah sikap
dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya yang
seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat dan lingkungan
(alam, sosial, dan budaya), negara dan Tuhan YME.161
Sebagai seorang Khalifah, Umar bin Khattab mencerminkan sikap
dan sifat tanggung jawabnya. Bukti sikap tanggung jawab Umar terlihat
dari bagaimana ia mendidik para pemimpin yang ia angkat.
Khalifah Umar pernah berkata, “Ketahuilah, demi Allah
sesungguhnya aku mengirimkan kalian bukan untuk menyakiti tubuh dan
159Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.226 160Mustafa Murad, 30 Sahabat yang Dijamin Masuk Surga…,cet.1, hal 45 161Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinya secara
Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat…,hal.41
99
mengumpulkan harta. Aku mengirim kalian sebagai pegawai adalah untuk
mendirikan dan mengajarkan Al-Qur’an kepada masyarakat”162
Maka agar pemimpin tersebut dapat mendirikan dan mengajarkan
Al-Qur’an, Umar lalu mendidik para pemimpin untuk berilmu. Umar
berkata, “Milikilah ilmu sebelum kalian menjadi pemimpin, niscaya sikap
sombong terhadap ilmu akan menghalangi kalian sehingga kalian akan
terus bodoh”163
Untuk mengawasi kinerja para gubernurnya, Umar kemudian
mengangkat pengawas umum.Ia meminta kepada Muammad bin
Maslamah untuk membantunya dalam mengawasi dan meminta
pertanggung jawaban mereka. Selain itu Muhammad bin Maslamah
bertugas untuk menerima pengaduan dari rakyat jika terdapat kesalahan
yang dilakukan gubernurnya.164
Umar selalu mengevaluasi kinerja setiap gubernur yang
diangkatnya di wilayah-wilayah kekuasaan Islam, seperti mempertanyakan
dari mana harta yang diperolehnya. Umar melarang para gubernur
menindas rakyat dan ia memerintahkan agar membuka lebar-lebar pintu
rumah untuk menerima pengaduan rakyat.165
Ketika terdapat pemimpin daerah atau gubernur melakukan
pelanggaran, maka Umar dengan tegas menegur bahkan menghukum
162Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.501 163Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.265 164Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.516 165Muhammad Ahmad Isa, 10 Sahabat Nabi Dijamin Surga…,hal. 123
100
mereka.Serta Umar menerima pengaduan bagi siapa saja yang menerima
perlakuan tidak adil atau mendapati kesalahan gubernurnya.
Suatu ketika, Umar mendapati pengaduan bahwa terdapat gubernur
yang rumahnya menyalahi aturan.Umar menghendaki para gubernur
memiliki rumah tak berpintu dan pembatas. Namun, Sa’ad bin Abi
Waqqash membuat pintu dirumahnya. Hal ini karena rumah Sa’ad
berdekatan dengan pasar.Suara-suara bising dipasar sering
mengganggunya.Kemudian Sa’ad membuat pintu untuk menghalanginya,
sehingga orang-orang menyebutnya istana Sa’ad.
Mengetahui hal itu Umar kemudian menyuruh Muhammad bin
Maslamah untuk pergi ke Kufah dan membakar pintu rumah Sa’ad. Lalu
Muhammad bin Maslamah pun pergi ke Kufah dan membakar pintu rumah
Sa’ad bin Abi Waqqash.166
Rasa dan sikap tanggung jawab Umar bin Khattab juga terlihat dari
bagaimana ia merasa wajib untuk mendidik keluarganya. Umar sangat
ketat mengawasi dan memeriksa tindak tanduk anak-anak dan istri-
istrinya, serta kaum kerabatnya. Seperti dalam kisah, Abdullah bin Umar
bercerita, “Aku pernah membeli beberapa ekor unta, lalu ku giring mereka
ke tempat pengembalaan. Setelah mereka besar dan gemuk, akupun
mengambilnya. Tatkala Umar pergi kepasar, ia melihat beberapa ekor
unta yang gemuk, lalu ia bertanya ‘milik siapa unta-unta ini?’. ‘milik
abdullah’ jawab salah seorang yang berada di pasar. Lalu Umar
166Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.501
101
menghampiriku dan berkata, ‘Abdullah anda putra amirul mukminin, ada
apa dengan unta-unta ini?, lalu aku menjawab ‘Dulu aku membelinya lalu
aku menggiringnya ketempat pengambalaan’. Mendengar jawaban itu
Umar berkata, ‘Abdullah, mereka pasti mengatakan gembalakanlah unta-
unta milik putra Amirul mukminin! Berilah minum, dan makan’. Lalu
Umar menegaskan ‘Hai Abdullah, ambilah modalmu terhadap unta-unta
ini, lalu sisanya masukanlah ke Baitul Mal kaum Muslimin’.167
Demikian lah cara Umar beratnggung jawab terhadap
keluarganhya, yaitu dengan cara mendidik mereka. Umar juga mendidik
rakyatnya.Jika ia melihat berbagai perlakuan menyimpang dari rakyatnya,
ia akan membimbing mereka menuju kebenaran.168
Ia mendorong rakyatnya untuk menganut akidah yang benar lagi
murni, memerangi syubhat-syubhat yang didakwakan para pelaku
penyimpangan dan membantah tipuan para musuh agama yang
menyiarkan akidah-akidah yang menyimpang dan aneka macam
Khufarat.169
Jika ia mendapati rakyatnya berbuat menyimpang, ia juga akan
menegur bahkan menghukumnya. Seperti dalam kisah, Ibnu Sa’ad
merawikan, dari Nafi ia berkata, “Umar pernah mendapat laporan bahwa
sekelompok orang mendatangi sebuah pohon (pohon ar-ridhwan) dan
mereka melakukan shalat disana. Umar mengancam mereka. Kemudian
167Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.189 168Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.224 169Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.224
102
Umar menintruksikan untuk menebang pohon tersebut, akhirnya pohon itu
ditebang”170
Didikan Umar terhadap rakyatnya juga di aplikasikannya dengan
pengawasan terhadap pasar.Diriwayatkan Umar sangat ketat dalam
melakukan pengawasan di pasar.Ia berkeliling di pasar-pasar sambil
membawa cemeti dan menegur orang yang melanggar aturan dengan
cemeti tersebut. Dari Anas bin Malik, ia bercerita, “Suatu hari aku pernah
melihat Umar mengenakan sarung yang padanya terdapat sepuluh
tambalan, yang sebagiannya ditambal dengan benang warna merah, tidak
mengenakan gamis panjang, dan mengenakan sorban sambil membawa
cemeti. Saat itu, ia keliling pasar Madinah”.171
Itulah Umar bin Khattab, seorang Khalifah yang memiliki rasa
tanggung jawab yang tinggi terhadap apa yang ia pimpin. Hal ini terbukti
dari kisah-kisah diatas, seperti Umar yang mendidik dan mengawasi
kinerja para gubernus, mengawasi tindak-tanduk keluarganya, serta
mendidik dan membimbing rakyatnya.
170Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.232 171Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Ummar bin Khattab…,cet.2,hal.244
103
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian tentang “Nilai-nilai Pendidikan Karakter Dalam Kisah
Umar bin Khattab sebagai Khalifah”, dapat diambil kesimpulan bahwa
nilai-nilai karakter yang dimiliki Umar bin Khattab dalam penelitian ini
berdasarkan nilai-nilai karakter yang bersumber dari agama, Pancasila,
budaya serta tujuan pendidikan nasional, adalah religius, jujur, toleransi,
disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, menghargai prestasi,
bersahabat/ komunikatif, cinta damai, peduli sosial, dan tanggung jawab.
B. Saran
Dengan selesainya skripsi ini, penulis bareharap agar skripsi ini
dapat memberikan manfaat serta wawasan bagi para pembaca, tentang
Nilai-nilai Pendidikan Karakter Dalam Kisah Umar Bin Khattab Sebagai
Khalifah.
1. kepada seluruh pembaca untuk dapat memahami pentingnya memiliki
karakter mulia didalam kehidupan terkhusus berakhlak, karena dengan
berakhlak kita dapat menuntun kehidupan yang lebih baik dan mulia di
sisi Allah, manusia dan lingkungan masyarakat.
104
2. Bagi Pendidik terutama orang tua hendaknya menanamkan dan
memperhatikan pedidikan karakter kepada anak-anaknya yaitu sebagai
contoh melalui metode kisah tokoh-tokoh Islam yang luar biasa seperti
Ummar bin Khattab dan lainnya.
3. Bagi masyarakat, maka dari itu masyarakat juga dituntut untuk
memiliki karaker yang baik dan berakhlak mulia dalam lingkungan
masyarakatnya agar terciptanya lingkungan yang penuh dengan
kedamaian.
105
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Adisusilo, Sutarjo, Pembelajaran Nilai Karakter: Konstruktivisme dan VCT
sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif, Jakarta: Rajawali
Pers,2013
Aisyah, Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasinya, Jakarta: Prenada
Media Group, 2018,Cet .1
Al-Qutub, Muhammad Ali, 10 Sahabat Nabi SAW yang Dijamin Masuk
Surga,Bandung: CV Pustaka Setia, 2004
Aprison, Wedra, dan Junaidi, Pendekatan Saitifi: Melihat Arah Pembangunan
Karakter dan Peradaban Bangsa Indonesia,Episteme, Vol.2, No.2,
Desember 2017
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Praktek, Jakarta: Rineka
Cipta,1989
Ash-Shalabi , Ali Muhammad, Biografi Ummar bin Khattab, Jakarta: Pustaka
Alkautsar, 2013,cet.2
D. Golemen, Kecerdasan Emosional. Terjemahan oleh Hermaya T. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2001
Hakim ,M. Arifin, Ilmu Budaya Dasar, Bandung: Pustaka Satya, 2001
Hanani, Silfia, Sosiologi Pendidikan Keindonesiaan, Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media,2013
Harapan, Agung, Kamus Cerdas Bahasa Indonesia Terbaru, Surabaya: CV
Agung Harapan, 2003
Ilmi, Darul,Mengembangkan karakter Peserta Didik Melalui Kecerdasan
Spiritual.Education, 2 (2). pp. 53-68. ISSN 2354-7170, 2014
Isa , Muhammad Ahmad, 10 Sahabat Nabi Dijamin Surga,Jakarta: Pustaka Imam
Asy-Syafi’i,2011
Kak Hendri, Pendidikan Karakter Berbasis Dongeng, Bandung: PT Remaja
Rodaskarya, 2013
Kurniawan , Syamsul, Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinya secara
Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan
Masyarakat, Yogyakarta: Ar-ruz Media,2013
106
Majid, Abdul & Dian Andayani, Pendidikan Karakter dalam Prespektif Islam,
Bandung: PT Remaja Rodaskarya,2011
Marzuki, Pendidikan Karakter Islam ,Jakarta: Amzah, 2017, cet.2
M, Iswantir, Gagasan dan Pemikiran Serta Praksis Pendidikan Islam di Indonesia
(Studi Pemikiran dan Praksis Pendidikan Islam Menurut Azyumardi
Azra),Jurnal Educative: Jurnal Of Educational Studies, Vol.2, No.2, Juli-
Desember 2017
Murad, Mustafa ,30 Sahabat yang Dijamin Masuk Surga, Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar, 2003
Nasution , Harun, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jakarta: UI Press,
1985, Jilid 1, cet.V
Nuraisyah dan Syafwan Rozi, Penerapan Nilai-nilai Akhlak Dalam Peraturan
dan Hukum Formal (Studi Terhadap Kode etik Mahasiswa STAIN
Bukittinggi Tahun 2014),Vol.1, NO.1, Januari-juni 2016
Rakyat, Kemko Kesejahteraan, Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter
Bangsa.Jakarta: Kemko Kesejahteraan Rakyat, 2010
Sa’ad, Thaha Abdurra’uf dan Sa’ad Hasan Muhammad Ali, Keajaiban Para
Sahabat, Solo: Ziyad Visi Media, 2008
Samani, Muchlas dan Hariyanto.Konsep dan Model Pendidikan
Karakter.Bandung : Remaja Rosda Karya,2011
Soeparwoto, Psikologi Perkembangan, Semarang: UPT UNNES Press, 2004
Tahmid, Aunur Rafiq Shaleh, Sirah Nabawiyah,Jakarta: Robbani Pers, 1999
UU No.20 tahun 2003
Uyoh, Saudullah, dkk, Pendagogik Ilmu Mendidik, Bandung: Alfabeta,2014
Wibowo, Agus, Pendidikan Karakter “Strategi Membangun Karakter Bangsa
Peradaban”,Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2012
Yusuf, A.Muri, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian
Gabungan, Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri, 2014
https://Id.m.wikipedia.0rg . diambil pada hari sabtu, tanggal 22 agustus 2020,
pukul 22.10 WIB.
https://Id.m.wikipedia.0rg . defenisi mandiri dan kemandirian. diambil pada hari
Rabu, tanggal 14 Oktober 2020, pukul 06.24 WIB.
107
https://islam.nu.or.id/post/read/106492/pidato-pertama-sayyidina-umar-bin-
khattab-setelah-jadi-khalifah, diambil pada hari Rabu tanggal26 Agustus
2020, pukul.22.12 WIB
108