nosi

  • Upload
    nuri

  • View
    25

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

nosi

Citation preview

. Perkolasi

Perkolasi ialah suatu cara penarikan, memakai alat yang disebut perkolator, yang simplisianya terendam dalam cairan penyari dimana zat-zatnya terlarut dan larutan tersebut akan menetes secara beraturan keluar sampai memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan.

Cara-cara perkolasi :

perkolasi biasa

perkolasi bertingkat, reperkolasi, fractional percolation

perkolasi dengan tekanan, pressure percolation

perkolasi persambungan, continous extraction, memakai alat soxhlet.

Hal-hal yang harus mendapat perhatian pada perkolasi ialah :

mempersiapkan simplisianya : derajat halusnya.

melembabkan dengan cara penyari : maserasi I

jenis perkolator yang dipergunakan dan memper-siapkannya

cara memasukkannya ke dalam perkolator dan lamanya di maserer dalam perkolator : maserasi II

pengaturan penetapan cairan keluar dalam jangka waktu yang ditetapkan.

A. Perkolasi Biasa

Simplisia yang telah ditentukan derajat halusnya direndam dengan cairan penyari, masukkan kedalam perkolator dan diperkolasi sampai didapat perkolat tertentu. Untuk pembuatan tingtur disari sampai diperoleh bagian tertentu, untuk ekstrak cair disari sampai tersari sempurna. Perkolasi umumnya digunakan untuk pengambilan sari zat-zat yang berkhasiat keras.

Gambar Perkolator :

B. Perkolasi Bertingkat / Reperkolasi

Reperkolasi adalah suatu cara perkolasi biasa, tetapi dipakai beberapa perkolator. Dengan sendirinya simplisia di bagi-bagi dalam beberapa porsi dan ditarik tersendiri dalam tiap perkolator. Biasanya simplisia dibagi dalam tiga bagian dalam tiga perkolator, perkolat-perkolat dari tiap perkolator diambil dalam jumlah yang sudah ditetapkan dan nantinya dipergunakan sebagai cairan penyari untuk perkolasi berikutnya pada perkolator yang kedua dan ketiga.

Cara Kerjanya :

Isi perkolator pertamatama dilembabkan, dan ditarik seperti cara memperkoler biasa, tetapi perkolatnya ditentukan dalam beberapa bagian dan jumlah volume tertentu, misalnya : 200 cc, 300 cc, 300 cc, 300 cc, 300 cc, 300 cc bagian yang pertama perkolat A (200 cc) adalah sebagian sediaan yang diminta dan perkolat selanjutnya disebut susulan pertama.

Perkolator kedua dilembabkan simplisianya dengan perkolat A (susulan pertama), akan diperoleh perkolat-perkolat dalam jumlah-jumlah dan volume tertentu, dengan catatan perkolat ini nantinya terdapat 300 cc, 200 cc, 200 cc, 200 cc, 200 cc, 200 cc, bagian pertama perkolat (300 cc) adalah sebagian dari sediaan.

Perkolator ketiga diolah seperti kedua, dengan perkolator B bagian kedua 200 cc dan seterusnya sampai terdapat nantinya sebanyak 500 cc, terlihat disini bahwa perkolat A bagian pertama, lebih kecil volumenya dari perkolat B bagian pertama, tetapi sebaliknya perkolat A bagian-bagian berikutnya lebih besar volumenya dari perkolat-perkolat B. Hasilnya ialah:

perkolat A pertama 200 cc

perkolat B pertama 300 cc jumlah 1000 cc

perkolat C pertama 500 cc

Keuntungan pertama pada reperkolasi ialah preparat yang terdapat dalam bentuk pekat dan berarti penghematan menstrum. Tetapi reperkolasi ini tidak dapat dipergunakan untuk ekstraksi sampai habis. Secara resmi reperkolasi dipergunakan hanya untuk pembuatan ekstrak-ekstrak cair yang simplisianya mengandung zat berkhasiat yang tidak tahan atau rusak oleh pemanasan.

C. Perkolasi Dengan Tekanan

Digunakan jika simplisia mempunyai derajat halus yang sangat kecil sehingga cara perkolasi biasa tidak dapat dilakukan. Untuk itu perlu ditambah alat penghisap supaya perkolat dapat turun ke bawah.Alat tersebut dinamakan diacolator.

E. Tingtur (Tinctura)

Adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara maserasi atau perkolasi simplisia nabati atau hewani atau dengan cara melarutkan senyawa kimia dalam pelarut yang tertera pada masing masing monografi. Kecuali dinyatakan lain, tingtur dibuat menggunakan 20% zat berkhasiat dan 10 % untuk zat berkhasiat keras.

Cara Pembuatan

1. Maserasi , kecuali dinyatakan lain, lakukan sebagai berikut :

Masukkan 20 bagian simplisia dengan derajat halus yang cocok ke dalam sebuah bejana, tuangi dengan 75 bagian cairan penyari, tutup, biarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sering di aduk, serkai, peras, cuci ampas dengan cairan penyari secukupnya hingga diperoleh 100 bagian.

Pindahkan ke dalam bejana tertutup, biarkan ditempat sejuk terlindung dari cahaya, selama 2 hari, enap, tuangkan atau saring.

2. Perkolasi, kecuali dinyatakan lain lakukan sebagai berikut :

Basahi 10 bagian simplisia atau campuran simplisia dengan derajat halus yang cocok dengan 2,5 5 bagian cairan penyari, masukkan ke dalam bejana tertutup sekurang-kurangnya 3 jam. Pindahkan masa sedikit demi sedikit ke dalam perkolator sambil tiap kali di tekan hati-hati, tuangi dengan cairan penyari secukupnya sampai cairan mulai menetes dan di atas simplisia masih terdapat selapis cairan penyari, tutup perkolator, biarkan selama 24 jam.

Biarkan cairan menetes dengan kecepatan 1 ml per menit, tambahkan berulang-ulang cairan penyari secukupnya sehingga selalu terdapat selapis cairan penyari di atas simplisia hingga diperoleh 80 bagian perkolat.

Peras masa, campurkan cairan perasan ke dalam perkolat, tambahkan cairan penyari secukupnya hingga diproleh 100 bagian. Pindahkan ke dalam bejana, tutup, biarkan selama 2 hari ditempat sejuk terlindung dari cahaya. tuang atau saring.

Jika dalam monografi tertera penetapan kadar, setelah diperoleh 80 bagian perkolat, tetapkan kadarnya. Atur kadar hingga memenuhi syarat, jika perlu encerkan dengan cairan penyari secukupnya.

Penyimpanan

Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk.

Sediaan tingtur harus jernih, untuk bahan dasar yang mengandung harsa digunakan cairan penyari etanol 90% dan pada umumnya cairan penyari adalah etanol 70%.

Tingtur yang mengandung harsa / damar adalah Mira Tinctura, Asaefoetida Tinctura, Capsici Tinctura, Tingtur Menyan.

Pembagian Tinctur