21
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Nyeri Nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman yang sangat subjektif dan hanya orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi perasaan tersebut ( Long,1996). Secara umum, nyeri dapat di definisikan sebagai perasaan tidak nyaman, baik ringan maupun berat ( Priharjo,1992).¹ Nyeri adalah sensasi yang sangat tidak menyenangkan dan sangat individual yang tidak dapat dibagi dengan orang lain. Nyeri dapat memenuhi seluruh pikiran seseorang, mengatur aktivitasnya , dan mengubah kehidupan orang tersebut.² Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat

Nyeri Adalah Perasaan Yang Tidak Nyaman Yang Sangat Subjektif Dan Hanya Orang Yang ya Yang Dapat Menjelaskan Dan Mengevaluasi Perasaan Tersebut_2

  • Upload
    bopom

  • View
    420

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Nyeri Adalah Perasaan Yang Tidak Nyaman Yang Sangat Subjektif Dan Hanya Orang Yang ya Yang Dapat Menjelaskan Dan Mengevaluasi Perasaan Tersebut_2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Nyeri

Nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman yang sangat subjektif dan hanya

orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi perasaan

tersebut ( Long,1996). Secara umum, nyeri dapat di definisikan sebagai perasaan

tidak nyaman, baik ringan maupun berat ( Priharjo,1992).¹

Nyeri adalah sensasi yang sangat tidak menyenangkan dan sangat individual

yang tidak dapat dibagi dengan orang lain. Nyeri dapat memenuhi seluruh pikiran

seseorang, mengatur aktivitasnya , dan mengubah kehidupan orang tersebut.²

Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat

subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau

tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau

mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya.³

2.2. Fisiologi Nyeri

Bagaimana nyeri merambat dan dipersepsikan oleh individu masih belum

sepenuhnya di mengerti, akan tetapi, bias tidak nya nyeri dirasakan dan hingga

derajat mana nyeri tersebut mengganggu dipengaruhi oleh interaksi antara system

algesia tubuh dan transmisi system saraf serta interpretasi stimulus.¹

2.2.1. Nosisepsi

Page 2: Nyeri Adalah Perasaan Yang Tidak Nyaman Yang Sangat Subjektif Dan Hanya Orang Yang ya Yang Dapat Menjelaskan Dan Mengevaluasi Perasaan Tersebut_2

System saraf perifer terdiri dari saraf sensorik primer yang khusus berfungsi

mendeteksi kerusakan jaringan dan membangkitkan sensasi sentuhan, panas,

dingin, nyeri dan tekanan. Reseptor yang bertugas merambatkan sensasi nyeri

disebut nosiseptor. Nosiseptor merupakan ujung-ujung saraf perifer yang bebas

dan tidak bermielin atau sedikit bermielin. Reseptor nyeri tersebut dapat

dirangsang oleh stimulus mekanis, suhu, atau kimiawi. Sedangkan proses

fisiologis terkait nyeri disebut nosisepsi. Proses tersebut terdiri atas empat fase,

yakni :

1. Transduksi . pada fase transduksi, stimulus atau rangsangan yang

membahayakan 9 misalnya bahan kimia, suhu, listrik atau mekanis )

memicu pelepasan mediator biokimia ( misalnya

prostaglandin,bradikinin,histamine,substansi P) yang mensensitisasi

nosiseptor.

2. Transmisi. Fase transmisi nyeri terdiri atas tiga bagian. Pada bagian

pertama, nyeri merambat dari serabut saraf periferke medulla spinalis. Dua

jenis serabut nosiseptor yang terlibat dalam proses terseburt adalah serabut

C,yang mentransmisikan nyeri tumpul dan menyakitkan , serta serabut A-

Delta yang mentransmisikan nyeri yang tajam dan terlokalisasi. Bagian

kedua adalah transmis nyeri dari medulla spinalis menuju batang otak dan

thalamus melalui jaras spinotalamikus ( spinothalamic tract [ stt ]) sTT

merupakan suatu system diskriminatif yang membawa informasi mengenai

sifat dan lokasi stimulus ke thalamus. Selanjutnya, pada bagian ketiga,

sinyal tersebut diteruskan ke korteks sensorik somatic – tempat nyeri

Page 3: Nyeri Adalah Perasaan Yang Tidak Nyaman Yang Sangat Subjektif Dan Hanya Orang Yang ya Yang Dapat Menjelaskan Dan Mengevaluasi Perasaan Tersebut_2

dipersepsikan. Impuls yang ditransmisikan melalui STT mengaktifkan

respons otonomi dan limbic.

3. Persepsi. Pada fase ini, individu mulai menyadari adanya nyeri.

Tampaknya persepsi nyeri tersebut terjadi di struktur korteks sehingga

memungkinkan munculnya berbagai strategi perilaku – kognitif untuk

mengurangi komponen sensorik dan afektif nyeri ( McCaffery & Pasero,

1999).

4. Modulasi. Fase ini disebut juga ‘sistem desenden’. Pada fase ini, neuron di

batang otak mengirimkan sinyal-sinyal kembali ke medulla spinalis.

Serabut desenden tersebut melepaskan substansi seperi opioid, serotonin,

dan norepinefrin yang akan menghambat impuls asenden yang

membahayakan di bagian dorsal medulla spinalis.

2.3. Teori Nyeri

Terdapat beberapa teori tentang terjadinya rangsangan nyeri, di antaranya

( Barbara C. Long ) :

1. Teori Pemisahan ( Specificity Theori ). Menurut teori ini, rangsangan sakit

masuk ke medulla spinalis (spinal cord) melalui kornu dorsalis yang

bersinaps di daerah posterior, kemudian naik ke tractus lissur dan

menyilang di garis median ke sisi lainnya, dan berakhir di korteks sensoris

tempat rangsangan nyeri tersebut di teruskan.

2. Teori Pola ( Patterm Theori). Rangsangan nyeri masuk melalui akar

ganglion dorsal ke medulla spinalis dan merangsang aktivitas sel T. hal ini

mengakibatkan suatu respon yang merangsang kebagian yang lebih tinggi,

Page 4: Nyeri Adalah Perasaan Yang Tidak Nyaman Yang Sangat Subjektif Dan Hanya Orang Yang ya Yang Dapat Menjelaskan Dan Mengevaluasi Perasaan Tersebut_2

yaitu korteks serebri, serta kontraksi menimbulkan persepsi dan otot

berkontraksi sehingga menimbulkan nyeri. Persepsi dipengaruhi oleh

modalitas respons dari reaksi sel T.

3. Teori Pengendalian Gerbang ( Gate Control Theory ). Substansi gelatinosa

(SG) pada medulla spinalis bekerja layaknya pintu gerbang yang

memungkinkan atau menghalangi masuknya impuls nyeri manuju otak.

Pada mekanisme nyeri, stimulus nyeri ditransmisikan melalui serabut sraf

berdiameter kecil melewati gerbang. Akan tetapi , serabut saraf

berdiameter besar yang juga melewati gerbang tersebut dapat menghambat

transmisi impuls nyeri dengan cara menutup gerbang tersebut. Impuls

yang berkonduksi pada serabut berdiameter besar bukan sekedar menutup

gerbang, tetapi juga merambat langsung ke korteks agar da[at

diidentifikasikan dengan cepat ( long ,1996). Dalam uji coba yang

dilakukan pada 8 orang Melzack & Well memakai listrik berkekuatan,

0,1m-sec , 100cps guna merangsang saraf spinalis perifer sehingga

menimbulkan rasa nyeri seperti terbakar. Kemudian, dengan kekuatan

listrik yang berkekuatan kecil ia merangsang serabut yang lebih tebal

sehingga rasa nyeri tersebut menghilang. Dengan kata lain, uji coba ini

membutikan kebenaran teori Gate Control. Jika ada suatu zat dapat

memengaruhi substansi gelatinosa di dalam gate control, zat tersebut dapat

digunakan untuk pengobatan nyeri.

4. Teori Transmisi dan Inhibisi. Adanya stimulus pada nosiseptor memulai

transmisi impuls-impuls saraf, sehingga transmisi impuls nyeri menjadi

Page 5: Nyeri Adalah Perasaan Yang Tidak Nyaman Yang Sangat Subjektif Dan Hanya Orang Yang ya Yang Dapat Menjelaskan Dan Mengevaluasi Perasaan Tersebut_2

efektif oleh neurotransmiter yang spesifik. Kemudian, inhibisi impuls

nyeri menjadi efektif oleh impuls-impuls pada serabut-serabut besar yang

memblok impuls-impuls pada serabut lamban dan endogen opiate system

supresif.

2.4. Pengalaman nyeri

Pengalaman nyeri seseorang dipengaruhi oleh beberapa hal, yakni : (1) arti

nyeri bagi individu, (2) persepsi nyeri individi, (3) toleransi nyeri, dan (4) reaksi

undividu terhadap nyeri.

1. Makna nyeri. Nyeri memiliki makna yang berbeda bagi setiap orang, juga

untuk orang yang sama disaat yang berbeda. Umumnya, manusia

memandang nyeri sebagai pengalaman yang negative, walaupun nyeri juga

mempunyai aspek positif. Beberapa makna nyeri antara lain berbahaya

atau merusak, menunjukkan adanya komplikasi ( mis. Infeksi ),

memerlukan penyembuhan , menyebabkan ketidakmampuan, merupakan

hukuman akibat dosa, merupakan sesuatau yang harus ditoleransi. Faktor

yang mempengaruhi makna nyeri bagi individu antara lain usia, jenis

kelamin, latar belakang social buday, lingkungan, pengalaman nyeri

sekarang dan masa lalu.

2. Persepsi nyeri. Pada dasarnya nyeri merupakan salah satu bentuk refleks

guna menghindari rangsangan dari luar tubuh, atau melindungi tubuh dari

sagala bentuk bahaya. Akan tetapi jika nyeri tersebut terlalu berat atau

berlangsung lama dapat berakibat tidak baik bagi tubuh, dan hal ini akan

menyebabkan penderita menjadi tidak tenang dan putus asa. Bila nyeri

Page 6: Nyeri Adalah Perasaan Yang Tidak Nyaman Yang Sangat Subjektif Dan Hanya Orang Yang ya Yang Dapat Menjelaskan Dan Mengevaluasi Perasaan Tersebut_2

tersebut tidak tertahankan penderita bias sampai melakukan bunuh diri

( setyanegra,1978). Persepsi nyeri, tepatnya pada area korteks ( fungsi

evaluative kognitif ), muncul akibat stimulus yang ditransmisikan menuju

jaras spinotalamikus dan talamiko kortikalis. Persepsi nyeri ini sifatnya

objektif, sangat kompleks, dan dipengaruhi faktor-faktor yang memicu

stimulus nosiseptor dan transmisi impuls nosiseptor, seperti daya reseptip

dan interprestasi kortikal.persepsi nyeri bias berkurang atau hilang pada

periode stress berat atau dalam keadaan emosi. Kerusakan pada ujung

saraf dapat memblok nyeri dari sumbernya. Sebagai contoh, penderita luka

bakar derajat III tidak akan merasakan nyeri walaupun cederanya sangat

hebat karena ujung-ujung saraf nya telah rusak.lansia tidak mampu

merasakan kerusakan jaringan yang biasanya menimbulkan nyeri, ini

dirasakan oleh orang yang lebih muda.

3. Toleransi terhadap nyeri. Toleransi terhadap nyeri terkait dengan intensitas

nyeri yang membuat seseorang sanggup menahan nyeri sebelum mencari

pertolongan. Tingkat toleransi yang tinggi yang berarti bahwa individu

mampu menahan nyeri yang berat sebelum ia mencari pertolongan.

Meskipun setiap orang memiliki pola penahan nyeri yang relative stabil,

namun tingkat toleransinya berbeda tergantung pada situasi yang ada.

Toleransi terhadap nyeri tidak dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin,

kelelahan, atau sedikit perubahan sikap.

4. Reksi terhadap nyeri. Setiap orang memberikan reaksi yang berbeda

terhadap nyeri. Ada orang yang menghadapinya dengan perasaan takut ,

Page 7: Nyeri Adalah Perasaan Yang Tidak Nyaman Yang Sangat Subjektif Dan Hanya Orang Yang ya Yang Dapat Menjelaskan Dan Mengevaluasi Perasaan Tersebut_2

gelisah dan cemas, ada pula orang yang menanggapi nya dengan sikap

yang optimis dan penuh toleransi. Sebagian orang merespon nyeri dengan

menangis, mengerang dan menjerit, meminta pertolongan, gelisah di

tempat tidur, atau berjalan mondar-mandir tak tentu arah untuk

mengurangi rasa nyeri. Sedangkan yang lain nya tidur sambil

menggemeretakkan gigi, mengepal tangan, atau mengeluarkan banyak

keringat ketika mengalami nyeri.

2.5. Jenis dan Bentuk Nyeri

2.5.1. Jenis nyeri

Ada tiga klasifikasi nyeri :

1. Nyeri perifer. Nyeri ini ada tiga macam : (1) nyeri superficial, yakni rasa

nyeri yang muncul akibat rangsangan pada kulit dan mukosa ; (2) nyeri

visceral, yakni rasa nyeri yang muncul akibat stimulasi pada reseptor nyeri

di rongga abdomen, cranium, dan toraks ; (3) nyeri alih, yakni nyeri yang

dirasakan pada daerah lain yang jauh dari jaringan penyebab nyeri.

2. Nyeri sentral. Nyeri yang muncul akibat stimulasi pada medulla spinalis,

batang otak, dan thalamus.

3. Nyeri psikogenik. Nyeri yang tidak diketahui penyebab fisik nya, dengan

kata lain nyeri ini timbul akibat pikiran si penderita sendiri. Seringkali

nyeri ini muncul karena faktor psikologis, bukan fisiologis.

2.5.2. Bentuk nyeri

Secara umum, bentuk nyeri terbagi atas nyeri akut dan nyeri kronis.

Page 8: Nyeri Adalah Perasaan Yang Tidak Nyaman Yang Sangat Subjektif Dan Hanya Orang Yang ya Yang Dapat Menjelaskan Dan Mengevaluasi Perasaan Tersebut_2

1. Nyeri akut. Nyeri ini biasanya berlangsung tidak lebih dari 6 bulan.

Awitan gejalanya mendadak, dan biasanya penyebab serta lokasi yeri

sudah diketahui. Nyeri akut ditandai dengan peningkatan tegangan otot

dan kecemasan yang keduanya meningkatkan persepsi nyeri.

2. Nyeri kronis. Nyeri ini berlangsung lebih dari 6 bulan. Sumber nyeri

bias diketahui atau tidak. Nyeri cenderung hilang timbul dan biasanya

tidak dapat disembuhkan. Selain itu, pengindraan nyeri menjadi lebih

dalam sehingga penderita sukar untuk menunjukkan lokasinya.

Dampak dari nyeri ini antara lain penderita menjadi mudah

tersinggung dan sering mengalami insomnia. Akibatnya, mereka

kurang perhatian, sering merasa putus asa, dan terisolir dari kerrabat

dan keluarga. Nyeri kronis biasanya hilang timbul dalam periode

waktu tertentu. Ada kalanya penderita terbebas dari rasa nyeri ( mis;

sakit kepala migran).

2.6. Faktor yang memengaruhi nyeri

2.6.1. Etnik dan nilai budaya

Latar belakang etnik dan budaya merupakan faktor yang memengaruhi

reaksi terhadap nyeri dan ekspresi nyeri. Sebagai contoh individu dan budaya

tertentu cenderung ekspresif dalam mengungkapkan nyeri, sedangkan individu

dari budaya lain justru lebih memilih menahan perasaan mereka dan tidak ingin

merepotkan orang lain.

2.6.2. Tahap perkembangan

Page 9: Nyeri Adalah Perasaan Yang Tidak Nyaman Yang Sangat Subjektif Dan Hanya Orang Yang ya Yang Dapat Menjelaskan Dan Mengevaluasi Perasaan Tersebut_2

Usia dan tahap perkembangan seseorang merupakan variable penting yang

akan memengaruhi reaksi dan ekspresi terhadap nyeri. Dalam hal ini, anak-anak

cenderung kurang mampu mengungkapkan nyeri yang mereka rasakan

dibandingkan orang dewasa dan kondisi ini dapat mengahambat penanganan nyeri

untuk mereka. Disisi lain prevalensi nyeri pada individu lansia lebih tinggi karena

penyakit akut atau kronis yang mereka derita. Walaupun ambang batas nyeri tidak

berubah karena penuaan tetapi efek analgesic yang diberikan menurun karena

perubahan fisiologis yang terjadi.

2.6.3. Lingkungan dan individu pendukung

Lingkungan yang asing, tingkat kebisingan yang tinggi, pencahayaan dan

aktivitas yang tinggi dilingkungan tersebut dapat memperberat nyeri. Selain itu

dukungan dari keluarga dan orang terdekat menjdi salah satu faktor penting yang

memengaruhi persepsi nyeri individu. Sebagai contoh, individu yang sendirian,

tanpa keluarga atau teman-teman yyang mendukungnya, cenderung merasakan

nyeri yang lebih berat dibandingkan mereka yang mendapatkan dukungan dari

keluarga dan orang-orang terdekat.

2.6.4. Pengalaman nyeri sebelumnya

Pengalaman masa lalu juga berpengaruh terhadap persepsi nyeri individu

dan kepekaan nya terhadap nyeri. Individu yang pernah mengalami nyeri atau

menyaksikan penderitaan orang terdekatnya saat mengalami nyeri cenderung

merasa terancam dengan peristiwa nyeri yang akan terjadi dibandingkan individu

lain yang belumpernah mengalami nya. Selain itu, keberhasilan atau kegagalan

Page 10: Nyeri Adalah Perasaan Yang Tidak Nyaman Yang Sangat Subjektif Dan Hanya Orang Yang ya Yang Dapat Menjelaskan Dan Mengevaluasi Perasaan Tersebut_2

metode penanganan nyeri sebelum nya juga berpengaruh terhadap harapan

individu terhadap penanganan nyeri saat ini.

2.6.5. Ansietas dan stress

Ansietas sering kali menyertai peristiwa nyeri yang terjadi. Ancaman yang

tidak jelas asal nya dan ketidak mampuan mengontrol nyeri atau peristiwa

disekelilingnya dapat memperberat persepsi nyeri. Sebaliknya, individu yang

percaya bahwa mereka mampu mengontrol nyeri ya ng mereka rasaka akan

mengalami penurunan rasa takut dan kecemasan yang akan menurunkan persepsi

nyeri mereka.

2.7. Cara mengukur intensitas nyeri

Hayward ( 1975) mengembangkan sebuah alat ukur nyeri ( painometer )

dengan skala longitudinal yang pada salah satu ujung nya tercantum nilai 0

( untuk keadaan tanpa nyeri) dan ujung lain nya nila 10 ( untuk kondisi nyeri yang

paling hebat ). Untuk mengukurnya, penderita memilih salah satu bilangan yang

menurutnya paling menggambarkan pengalaman nyeri yang terakhir kali ia

rasakan, dan nilai ini dapat dicatat pada sebuah grafik yang dibuat menurut waktu.

Intensitas nyeri ini sifatnya subjektif dan dipengaruhi oleh banyak hal,

seperti tingkat kesadaran, konsentrasi, jumlah distraksi, tingkat aktivitas, dan

harapan keluarga. Intensitas nyeri dapat dijabarkan dalam sebuah skala nyeri

dengan beberapa kategori. Sedangkan skala nyeri McGill (McGill scale) menukur

intensitas nyeri dengan menggunakan lima angka yaitu 0 : tidak nyeri; 1 :nyeri

ringan ; 2:nyeri sedanga ; 3:nyeri berat ;4: nyeri sangat berat ;dan 5: nyeri hebat.

Selain kedua skala diatas ada pula skala wajah yakni wong-baker FACES Rating

Page 11: Nyeri Adalah Perasaan Yang Tidak Nyaman Yang Sangat Subjektif Dan Hanya Orang Yang ya Yang Dapat Menjelaskan Dan Mengevaluasi Perasaan Tersebut_2

Scale yang ditunjukkan untuk klien yang tidak mampu menyatakan intensitas

nyeri nya melalui skala angka. Ini termasuk anak-anak yang tidak mampu

berkomunikasi secara verbal dan lansia yang mengalami gangguan kognisi dan

komunikasi.

2.8. Penatalaksanaan Nyeri

Penatalaksanaan nyeri adalah cara meringankan nyeri atau mengurangi

nyeri sampai tingkat kenyamanan yang dapat diterima klien. Penatalaksanaan

nyeri meliputi dua tipe dasarintervensi keperawatan : intervensi farmakologi dan

nonfarmakologi. Penatalaksanaan keperawatan pada nyeri terdiri dari tindakan

keperawatan mandiri dan kolaborasi. Pada umumnya, tindakan noninvasive

mungkin dilakukan sebagai fungsi keperawatan mandiri dan pemberian obat

analgesic memerlukan program dokter. Akan tetapi, keputusan untuk

memeberikan obat yang diresepkan sering merupakan tugas perawat dan sering

memerlukan pertimbangan dalam hal dosis yang akan diberikan dan waktu

pemberian.

Secara umum, kombinasi strategi yang terbaik bagi klien yang sedang

mengalami nyeri. Terkadang strategi perlu dicoba dan diubah sampai klien

mendapatkan cara mengurangi nyeri yang efektif.

2.8.1. Penatalaksanaan nyeri secara farmakologi

Penatalaksanaan nyeri secara farmakologi melibatkan penggunaan opiate (

narkotik), nonopiat atau obat AINS ( anti inflamasi non streoit ), obat – obat

adjuvans atau koanalgesik.

Page 12: Nyeri Adalah Perasaan Yang Tidak Nyaman Yang Sangat Subjektif Dan Hanya Orang Yang ya Yang Dapat Menjelaskan Dan Mengevaluasi Perasaan Tersebut_2

Analgesik opiate mencakup derivat opium seperti morfin dan kodein.

Narkotik meredakan nyeri dan memberikan perasaan euphoria. Ketika

memberikan analgesic apapun, pertawat harus meninjau efek sampingnya. Semua

opiat menimbulkan sedikit rasa kantuk pada awalnya ketika pertama kali

diberikan, tetapi dengan pemberian teratur, efek samping ini cenderung menurun.

Opiate juga menyebabkan mual, muntah, konstipasi, dan depresi pernafasan serta

harus digunakan secara hati – hati pada klien yang mengalami gangguan

pernafasan.

Nonopiat ( analgesic non narkotik ) termasuk obat AINS seoerti aspirin

dan ibuprofen. Non opiate mengurangi nyeri dengan cara bekerja diujung saraf

perifer pada daerah luka dan menurunkan tingkat mediator inflamasi yang

dihasilkan didaerah yang luka.

Analgesic adjuvans adalah obat yang dikembangkan untuk tujuan selain

penghilang nyeri tetapi obat ini dapat mengurangi kronis type tertentu melakukan

kerja primernya. Sedatif ringan atau obat penenang, sebagai contoh, dapat

membantu mengurangi spasme otot yang menyakitkan, kecemasan, stres, dan

ketegangan sehingga klien dapat tidur nyenyak. Anti depresan digunakan untuk

mengatasi depresi dan gangguan alam perasaan yang mendasarinya, tetapi dapat

juga menguatkan strategi nyeri lainnya.

2.8.2. Penatalaksanaan nyeri secara non farmakologi

A. Strategi penatalaksanaan nyeri secara fisik

Penatalaksanaan nyeri secara non farmakologi terdiri dari berbagai strategi

penatalaksanaan nyeri secara fisik dan kognitif – perilaku. Interfensi fisik meliputi

Page 13: Nyeri Adalah Perasaan Yang Tidak Nyaman Yang Sangat Subjektif Dan Hanya Orang Yang ya Yang Dapat Menjelaskan Dan Mengevaluasi Perasaan Tersebut_2

stimulasi kutaneus, imobilisasi, stimulasi saraf elektrik transkutaneus ( SSET ),

dan akupuntur.

B. Strategi penatalaksanaan nyeri kognitif perilaku

Intervensi tubuh – pikiran ( perilaku kognitif ) meliputi aktivitas distraksi,

teknik relaksasi, I,aginasi, meditasi, biofeedback, hipnotis, dan sentuhan

terapeutik.

1) Type distraksi

a. Distraksi visual

1. Membaca atau menonton TV

2. Menonton pertandingan baseball

3. Imaginasi terbimbing

b. Distraksi taktil

1. Bernafas perlahan dan berirama

2. Masase

3. Memegang atau menggerakkan binatang atau mainan

c. Distraksi auditori

1. Humor

2. Mendengar music

d. Distraksi intelektual

1. Teka – teki silang

2. Permainan kartu

3. Hobi