Upload
afrida-pratiwi
View
243
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kti print
Citation preview
HUBUNGAN TEKNIK RELAKSASI BERNAFAS DENGAN RESPON ADAPTASI
NYERI PADA PASIEN INPARTU KALA I DI RUMAH SAKIT WILAYAH
KABUPATEN BIREUEN
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan
Program Studi Diploma III Kebidanan STIKes UBudiyah
Banda Aceh
Oleh :
SYARIFAH KHAIRUNNISA
NIM : 10010097
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN UBUDIYAH PROGRAM
STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN BANDA ACEH
TAHUN 2013
ABSTRAK
HUBUNGAN TEKNIK RELAKSASI BERNAFAS DENGAN RESPON
ADAPTASI NYERI PADA PASIEN INPARTU KALA I DI RUMAH SAKIT
WILAYAH KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2013
Syarifah khairunnisa, Rahmayani
x + 41 halaman : 5 Tabel, 4 Gambar, 11 Lampiran
Latar Belakang: Teknik relaksasi merupakan teknik pereda nyeri yang banyak memberikan
masukan terbesar karena teknik relaksasi dalam persalinan dapat mencegah kesalahan yang
brlebihan pasca persalinan. Setiap tahun lebih dari 200 juta wanita hamil, sebagian besar
kehamilan berakhir dengan kelahiran bayi hidup pada ibu yang sehat walaupun demikian, pada
beberapa kasus kelahiran bukanlah peristiwa membahagiakan tetapi menjadi suatu masa yang
penuh dengan rasa nyeri, rasa takut, penderitaan dan bahkan kematian.
Tujuan penelitian: untuk mengetahui hubungan teknik relaksasi bernafas dengan respon adaptasi
nyeri pada pasien inpartu kala I di Rumah Sakit Wilayah Kabupaten Bireuen. Metodelogi
Penelitian: penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional di Rumah Sakit
Umum Dr.Fauziah Bireuen, pengambilan sampel menggunakan teknik acidental sampling
sebanyak 32 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi langsung
kepada responden dengan alternatif pilihan yang tercantum dalam format cheklist yang akan di isi
langsung oleh peneliti.
Hasil penelitian: dari 32 responden ibu yang melakukan teknik relaksasi bernafas sebanyak 19
orang (59,4%) dan yang tidak melakukan teknik relaksasi bernafas sebanyak 13 orang (40,6%),
sedangkan ibu yang mengalami respon adaptasi nyeri sebanyak 28 0rang (87,5%) dan yang tidak
mengalami respon adaptasi nyeri sebanyak 4 orang(12,5%).
Kesimpulan: Ada hubungan teknik relaksasi bernafas dengan respon adaptasi nyeri pada pasien
inpartu kala I.
Saran: Diharapkan agar karya tulis ilmiah ini menjadi informasi tambahan bagi mahasiswi
kebidanan tentang relaksasi bernafas yang dapat mempengaruhi respon adaptasi nyeri.
Kata Kunci : Teknik relaksasi bernafas, respon adaptasi nyeri
Sumber : 15 buku (2001-2010) dan 5 internet (2009-2013)
Mahasiswa Prodi D-III Kebidanan Stikes Ubudiyah
Dosen Pembimbing Prodi D-III Kebidanan Stikes Ubudiyah
KATA PENGANTAR
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Syukur Alhamdulillah peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, serta
selawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW karena
dengan berkat dan karunia-Nyalah peneliti dapat menyelesaikan ini dengan judul
HubunganTeknik Relaksasi Bernafas Dengan Respon Adaptasi Nyeri Pada
Pasien Inpartu Kala I Di Rumah Sakit Wilayah Kabupaten Bireuen.
Karya Tulis Ilmiah ini merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan
sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan pada
Program Diploma III Kebidana di STIKes UBudiyah Banda Aceh.
Dalam Penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini peneliti telah banyak menerima
bimbingan dan arahan serta motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, maka
perkenankanlah peneliti mengucapkan terimakasih yang tiada terhingga kepada
yang terhormat :
1. Bapak Dedi Zefrizal, ST selaku Ketua Yayasan UBudiyah Indonesia.
2. Ibu Marniati, M.Kes selaku Ketua STIKes UBudiyah Banda Aceh.
3. Ibu Nuzulul Rahmi,SST selaku Ketua Prodi D-III Kebidanan STIKes
UBudiyah Banda Aceh.
4. Ibu Rahmayani, SKM, M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu dan pemikiran dalam proses penyusunan Karya Tulis
Ilmiah.
5. Ibu Susanti, SKM, M.Kes selaku Penguji I yang telah banyak memberi
bimbingan dan saran sehingga peneliti bisa membuat Karya Tulis Ilmiah
6. Ibu Lisma Safriza Putri, SST selaku Penguji II yang telah banyak memberi
bimbingan dan saran sehingga peneliti bisa membuat Karya Tulis Ilmiah
7. Kepala Rumah Sakit Wilayah Kabupaten Bireuen yang telah memberikan
izin untuk peneliti melakukan pengambilan penelitian.
8. Seluruh Dosen Pengajar Jurusan Kebidanan dan Staf Akademik STIKes
UBudiyah Banda Aceh.
9. Ayahanda dan Ibunda tercinta, serta keluarga tersayang yang selalu
mendoakan dan memberikan dukungan serta bantuan baik moril maupun
material sehingga dengan restu beliau peneliti dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini.
10. Sahabat-sahabat peneliti dan teman-teman seangkatan di Program Studi
Diploma III Kebidanan UBudiyah Banda Aceh yang selalu membantu dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Peneliti menyadari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan dikarenakan keterbatasan pengetahuan yang peneliti miliki. Untuk
itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini dimasa yang akan datang. Harapan peneliti
semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermamfaat bagi pengembangan pendidikan
kearah yang lebih baik.
Banda Aceh, Oktober 2013
Peneliti
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
ABSTRAK. .......................................................................................................... ii
LEMBARAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii
LEMBARAN PENGESAHAN. .......................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................ v
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .............................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ..................................................................................... 5
C. Tujuan . ..................................................................................................... 5
D. Manfaat penelitian . ................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA . ....................................................................... 7
A. Inpartu Kala I . .......................................................................................... 7
B. Nyeri Inpartu . ........................................................................................... 12
1. Pengertian . ............................................................................................ 12
2. Penyebab Nyeri persalinan . .................................................................. 15
3. Intensitas Nyeri . ................................................................................... 16
4. Klasifikasi Nyeri . ................................................................................. 19
C. Teknik Relaksasi Bernafas . ...................................................................... 21
1. Pengertian . ............................................................................................ 21
2. Manfaat Relaksasi . ............................................................................... 22
3. Penatalaksanaan Teknik Relaksasi . ...................................................... 23
D. Respon Adaptasi Nyeri . ............................................................................ 24
1. Pengertian . ............................................................................................ 25
2. Komponen dari Adaptasi ...................................................................... 26
3. ResponTingkah Laku Terhadap Nyeri . ................................................ 28
4. Faktor yang Mempengaruhi Respon Nyeri . ......................................... 28
BAB III KERANGKA KONSEP . ..................................................................... 29
A. Kerangka Konsep Penelitian . ................................................................... 29
B. Definisi Operasional ................................................................................. 30
C. Hipotesa Penelitian ................................................................................... 30
BAB IV METODE PENELITIAN . .................................................................. 31
A. Jenis Penelitian . ........................................................................................ 31
B. Tempat dan Waktu penelitian . ................................................................. 31
C. Populasi dan Sampel . ............................................................................... 31
D. Pengumpulan Data . .................................................................................. 31
1. Teknik Pengumpulan Data . .................................................................. 31
2. Instrumen Pengumpulan Data . ............................................................. 32
E. Pengolahan Data . ...................................................................................... 32
F. Analisa Data . ............................................................................................. 33
1. Analisa Univariat . ................................................................................ 33
2. Analisa Bivariat . ................................................................................... 33
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . .................................. 35
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian . ....................................................... 35
B. Hasil Penelitian . ....................................................................................... 36
C. Pembahasan . ............................................................................................. 38
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 40
A. Kesimpulan . ............................................................................................. 40
B. Saran . ........................................................................................................ 40
DAFTAR PUSTAKA . ........................................................................................
LAMPIRAN.
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Skala Numerik Nyeri .......................................................................
............................................................................................................................... 17
Gambar 2.2. Visual Analog scale . ........................................................................
............................................................................................................................... 17
Gambar 2.3. Skala Wajah .....................................................................................
............................................................................................................................... 17
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian . ..........................................................
............................................................................................................................... 29
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Kurva Friedman Kecepatan Pembukaan Serviks ................................ 9
Tabel 2.2. Definisi Operasional . .......................................................................... 30
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Respon Adaptasi Nyeri Ibu Bersalin Kala I di
Rumah Sakit Wilayah Kabupaten Bireuen . ......................................... 36
Tabel 5.2. Distibusi Frekuensi Teknik Relaksasi Bernafas Pasien Inpartu Kala I
di Rumah Sakit Wilayah Kabupaten Bireuen . .................................... 36
Tabel 5.3. Tabulasi Silang Teknik Relaksasi Bernafas Terhadap Respon Adaptasi
Nyeri Pasien Inpartu Kala I di Rumah Sakit Wilayah Kabupaten
Bireuen . ...............................................................................................
.............................................................................................................. 37
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembaran Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 2 : Lembaran Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 3 : Kuesioner Penelitian
Lampiran 4 : Surat Pengambilan Data awal
Lampiran 5 : Surat Selesai Pengambilan Data awal
Lampiran 6 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 7 : Surat Selesai Penelitian
Lampiran 8 : Master tabel
Lampiran 9 : Lampiran SPSS
Lampiran 10 : Lembaran Konsultasi
Lampiran 11 : Biodata
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada
ibu maupun pada janin. Persalinan adalah saat yang sangat dinanti-nantikan
ibu hamil untuk dapat merasakan kebahagiaan melihat dan memeluk bayinya.
Tetapi, persalinan juga dapat disertai rasa nyeri yang membuat kebahagiaan
yang didambakan diliputi oleh rasa takut dan cemas. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa pada masyarakat primitif, persalinannya lebih lama dan
nyeri, sedangkan masyarakat yang telah maju 7-14% bersalin tanpa rasa nyeri
dan sebagian besar (90%) persalinan disertai rasa nyeri. Nyeri dalam
kebidanan adalah sesuatu yang dikatakan oleh pasien, kapan saja adanya
nyeri tersebut. Nyeri adalah masalah yang alamiah dalam menghadapi
persalinan. Apabila tidak diatasi maka menimbulkan masalah lain yaitu
meningkatkan rasa khawatir (Winkjosastro, 2002).
Berbagai upaya dilakukan untuk menurunkan rasa nyeri pada
persalinan, baik secara farmakologi maupun nonfarmakologi. Manajemen
nyeri secara farmakologi lebih efektif dibandinkan dengan metode
nonfarmakologi namun metode farmakologi lebih mahal, dan berpotensi
mempunyai efek yang kurang baik. Sedangkan metode nonfarmakologi
bersifat murah, simpel, efektif, tanpa efek yang merugikan
(Winkjosastro,2002).
Metode nonfarmakologi juga dapat meningkatkan kepuasan selama
persalinan karena ibu dapat mengontrol perasaannya dan kekuatannya.
Relaksasi, teknik pernapasan, pergerakan dan perubahan posisi, massage,
hidroterapi, terapi panas/dingin, musik, guideimagery, akupresur,
aromaterapi merupakan beberapa teknik farmakologi yang dapat
meningkatkan kenyamanan ibu saat bersalin dan mempunyai pengaruh yang
efektif terhadap pengalaman persalinan (Handerson & Jones, 2006).
Berdasarkan pendapat Steer dikutip dari (Mander, 2003). Relaksasi
adalah metode pengendalian nyeri nonfarmakologis yang paling sering
digunakan di Inggris. Steer melaporkan bahwa 34% ibu menggunakan
metode relaksasi. Frekuensi ini sedikit ketinggalan dengan penggunaan
Etonox (60%). Tetapi tidak terlalu jauh berada di belakang metode yang
kedua yang paling sering digunakan, yaitu petidine (36%). Teknik
pengendalian nyeri yang termasuk relaksasi mengajarka ibu untuk
meminimalkan aktivitas simpatis dan sistem saraf otonom. Dengan menekan
aktivitas saraf simpatis, ibu mampu memecahkan siklus ketegangan
(Rosemary Mander, 2003).
Nyeri dan ketegangan emosional meningkatkan kadar kortisol dan
katekolamin, yang dapat mempengaruhi lama dan intensitas persalinan. Rasa
nyeri saat persalinan bisa meningkatkan tekanan darah, denyut jantung janin
meningkat dan konsentrasi ibu selama persalinan menjadi terganggu. Semua
itu akan berefek buruk terhadap kelancaran persalinan (Indriati, 2009).
Ketika ibu sangat takut menghadapi persalinan secara otomatis otak
mengatur dan mempersiapkan tubuh untuk mengurangi rasa sakit semakin
parah dan akhirnya ibu semakin takut. Metode penghilang rasa sakit
persalinan dibutuhkan karena pada dasarnya persalinan bukanlah siksaan,
bahkan hukuman dan bukan ajang uji ketakutan atau daya tahan wanita.
Persalinan adalah tugas reproduksi untuk melanjutkan kehidupan dimuka
bumi ini. Untuk meringankan tugas ini ibu berhak atas upaya untuk
mengurangi penderitaan apalagi rasa sakit yang dialami sepanjang persalinan
dapat beresiko bagi keselamatan ibu dan janin (Danuatmaja & Meiliasari
2004).
Setiap tahun lebih dari 200 juta wanita hamil, sebagian besar
kehamilan berakhir dengan kelahiran bayi hidup pada ibu yang sehat
walaupun demikian, pada beberapa kasus kelahiran bukanlah peristiwa
membahagiakan tetapi menjadi suatu masa yang penuh dengan rasa nyeri,
rasa takut, penderitaan dan bahkan kematian (WHO, 2003).
Dari data Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung tahun 2008 tentang
penanggulangan nyeri persalinan secara nonfarmakologis berhasil di lakukan
kira-kira 50% dengan metode relaksasi pernafasan. Study yang dilakukan
oleh National Birthday Trust terhadap 1000 ibu wanita hamil menunjukkan
90% wanita merasakan manfaat relaksasi untuk meredakan nyeri yang
dilakukan petugas kesehatan.
Keterampilan mengatasi rasa nyeri ini dapat digunakan selam
persalinan, mengatasi persalinan dengan baik berarti tidak kewalahan atau
panik saat menghadapi rangkaian kontraksi. Ketrampilan yang paling
bermanfaat untuk mengatasi rasa nyeri persalinan mencakup relaksasi
pernapasan. Para wanita yang menggunakan ketrampilan ini biasanya tidak
merasa begitu sakit dibandingkan para wanita yang tidak menggunakannya
(Whalley & Keppler, 2008).
Relaksasi merupakan proses mengistirahatkan tubuh dan pikiran dari
segala beban fisik dan kejiwaan, sehingga ibu menjadi lebih tenang. Di
samping itu relaksasi juga membuat sirkulasi darah rahim, plasenta dan janin
menjadi lancar sehingga kebutuhan oksigen dan maknan si kecil terpenuhi.
Sirkulasi darah yang lancar juga akan membuat otot-otot yang berhubungan
dengan kandungan dan janinseperti otot panggul, punggung, dan perut
menjadi lemas dan kendur. Sedang ketika persalinan, relaksasi membuat
proses kontraksi berlangsung aman, alami, dan lancar. Di samping menjadi
rileks, pengetahuan tentang cara bernafas yang baik juga dapat mengatasi
beberapa kesulitan bernafas yang biasa dialami ibu hamil (Indriati, 2009).
Di provinsi Aceh masih banyak ibu bersalin yang belum melakukan
relaksasi bernafas. Hal ini dibuktikan dengan masih banyak ibu bersalin yang
merasakan nyeri yang adekuat saat bersalin dengan presentase 43,56% pada
tahun 2010. Persentase ini juga lebih tinggi dari persentase Nasional yang
mencapai 30,28 % pada tahun 2010 (www.bps.go.id dan Statistik Kesra Aceh
2010).
Teknik relaksasi merupakan teknik pereda nyeri yang banyak
memberikan masukan terbesar karena teknik relaksasi dalam persalinan dapat
mencegah kesalahan yang brlebihan pasca persalinan. Adapun relaksasi
bernafas selama proses persalinan dapat mempertahankan komponen sistem
saraf simpatis dalam keadaan homeostasis sehingga tidak terjadi peningkatan
suplai darah, mengurangi kecemasan dan ketakutan agar ibu dapat
beradaptasi dengan nyeri selama proses persalinan (Rosemary Mander, 2003).
Dari survey awal yang peneliti lakukan di Rumah Sakit Umum Dr.
Fauziah Bireuen, Jumlah ibu bersalin dari bulan januari-desember 2012
berjumlah 460 orang. Dari 5 ibu bersalin yang penulis survey hanya 3 orang
yang melakukan relaksasi bernafas dengan persentase 40%.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai Hubungan Teknik Relaksasi Bernafas Dengan Respon
Adaptasi Nyeri Pada Pasien Inpartu Kala I Di Rumah Sakit Wilayah
Kabupaten Bireuen.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian adalah
Adakah hubungan teknik relaksasi bernafas dengan respon adaptasi nyeri
pada pasien inpartu kala I di Rumah Sakit Wilayah Kabupaten Bireuen.
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui hubungan teknik relaksasi bernafas dengan respon
adaptasi nyeri pada pasien inpartu kala I di Rumah Sakit Wilayah Kabupaten
Bireuen.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Rumah Sakit
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai alternatif
penurunan rasa nyeri pada persalinan yang dengan mudah dilakukan tanpa
efek yang membahayakan dalam memberikan intervensi pada ibu selama
persalinan kala I.
2. Bagi Pendidikan Kebidanan
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan data dasar untuk
penelitian selanjutnya mengenai pengaruh relaksasi pernafasan terhadap
respon adaptasi nyeri pada persalinan kala I.
3. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti
tentang pengaruh relaksasi pernafasan terhadap respon adaptasi nyeri pada
persalinan kala I.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Inpartu Kala I
Persalinan kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara
pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan kontraksi otot
rahim yang terasa nyeri dan yang dapt menimbulkan pembukaan serviks pada
persalinan, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga pasien
masih bisa berjalan-jalan. Lama kala I primigravida berlangsung 12 jam
sedangkan multigravida sekitar 8 jam (Manuaba, 2002).
Kala I persalinan dibagi menjadi fase laten dan fase aktif yaitu :
a. Fase laten
Fase pembukaan dari 1-3 cm yang berlangsung sekitar 8 jam . fase
laten dimulai dengan kontraksi teratur, yang umumnya masih lemah dan
jarang. Ibu masih merasa mampu beroping dengan rasa tidak
nyaman/nyerinya. Ibu mulai menyadari bahwa persalinannya akhirnya
mulai dan kehamilannya telah berakhir. Meskipun ibu tampak cemas, ibu
mampu mengenali dan mengungkapkan perasaan kecemasannya tersebut.
Ibu seringkali masih bisa berbicara dan tersenyum serta mau berbicara
dengan dirinya sendiri dan menjawab pertanyaan. Rasa kegembiraanya
tinggi dan pendamping serta keluarganya seringkali membesarkan hatinya
(Anik Maryunani , 2010).
Kontraksi uterus menjadi mulai jelas selama fase laten ini disertai
peningkatan frekuensi, durasi dan intensitasnya. Kontraksi dimulai dari
kontraksi lemah/ringan yang berlangsung 15 sampai 20 detik dengan
frekuensi 10 sampai 20 menit dan mengalami kemajuan menjadi kontraksi
sedang yang berlangsung 30 sampai 40 detik dengan frekuensi 5 sampai 7
menit dengan servik uteri mulai meregang/berdilatasi dan juga mengalami
pendataran (efficement) penipisan serviks, janin mulai turun meskipun
sedikit. Pendataran dan pembukaan serviks pada primipara berbeda dengan
multipara, penyebabnya dapat di jelaskan pada tabel berikut ini :
b. Fase aktif
Fase pembukaan dari 4 sampai 10 cm. frekuensi dan lama kontraksi
uterus umumnya meningkat (kontraksi dianggap adekuat / memadai jika
terjadi tiga kali dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik
atau lebih. Terjadi penurunan bagian terbawah janin di bagi menadi 3 fase
yaitu: 1) Fase akselarasi : dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 3cm
sampai 4cm, 2) Fase dilatasi maksimal : pembukaan berlangsung sangat
cepat dari 4 cm menjadi 9cm, 3) Fase deselarasi : pembukaan menjadi
lambat dalam waktu 2 jam dari 9 cm menjadi 10 cm (Winkjosastro, 2005).
Ketika persalinan memasuki fase aktif, kecemasan ibu cenderung
meningkat seiring ibu merasakan kontraksi dan nyeri semakin hebat. Ibu
mulai takut kehilangan kendali dan menggunakan berbagai macam
mekanisme koping. Beberapa ibu menunjukkan penurunan
kemampuannya untuk berkoping dan rasa tidak berdaya. Berdasarkan
kurva Friedman, kecepatan pembukaan serviks dalam masing-masing
tahap pada primigravida berlainan daripada kecepatan pembukaan pada
multipara, yang digambarkan sebagai berikut :
Primipara Multipara
Fase laten 8 jam 6 jam
Fase aktif 4 jam 2 jam
Fase transisi 2 jam 1 jam
Tabel 2.1 : Kurva Friedman Kecepatan Pembukaan Serviks
Adapun perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada kala
pembukaan adalah :
a. Adanya kontraksi dari uterus pada otot otot uterus
Kontraksi uterus terjadi karena uterus terdiri dari otot-otot polos yang
gerakannya dibawah pengawasan urat saraf terutama apabila ada
rangsangan. Di waktu persalinan, rangsangan bukan hanya karena
membesar atau meregangnya uterus saja tetapi juga karena pengaruh
hormon yang dikeluarkan oleh hipofise posterior. Kontraksi otot-otot
uterus yang berlangsung lama, akan banyak menekan pembuluh-pembuluh
darah dalam dinding uterus yang akan mengganggu peredaran zat-zat asam
yang sangat dibutuhkan untuk fetus.
b. Adanya pembentukan segmen atas dan segmen bawah rahim
Pada akhir kehamilan Uterus atau rahim menjadi 2 bagian yaitu
segmen atas rahim dan segmen bawah. Segmen atas uterus dengan otot-
otot yang lebih tebal dan sifatnya kontraktif karena terdapat banyak otot-
otot serong dan memanjang. Segmen atas ini dimulai daerah fundus uteri
dari bawah sampai istimus Uteri, yaitu batas corpus dan servik uteri dalam
keadaan tidak hamil.
Bagian bawah rahim ialah dari istimus uteri sampai ke serviks, di sini
otot-otot lebih tipis dan bersifat elastis. Pada waktu permulaan persalinan
otot-otot memanjang di uterus segmen atas berkontraksi menarik otot-otot
dari segmen bawah rahim, sehingga otot-otot berelastis. Dalam keadaan
demikian ditambah dengan adanya kekuatan desakan janin yang
disebabkan kontraksi uterus segmen atas pula, maka uterus segmen bawah
ini memungkinkan janin dapat melewatinya kemudian dikeluarkan melalui
jalan lahir.
c. Adanya perkembangan retraksi ring
Retraksi ring adalah batas pinggiran antara uterus segmen bawah yang
otot-ototnya tebal dan uterus segmen bawah yang otot-ototnya tipis.
Pinggiran atau batas ini akan terjadi setiap persalinan, tetapi tidak tampak
dari luar bila persalinan berlangsung biasa. Apabila tonjolan retraksi ring
tampak dari luar itu disebabkan karena janin tidak dapat turun ke dasar
panggul, karena uterus segmen bawah harus meregang agar dapat
menyesuaikan diri dengan keadaan janin dari uterus segmen bawah terus
meregang. Bahaya yang timbul akibat uterus segmen bawah yang
meregang adalah terjadinya rupture uterus
d. Adanya penarikan serviks
Dimulainya persalinan maka jaringan-jaringan otot yang mengelilingi
segmen atas, karenanya serviks menjadi pendek dan menjadi bagian dari
uterus segmen bawah. Apabila telah terjadi penarikan serviks ke atas oleh
uterus segmen atas, berarti proses persalinan sedang berlangsung dan
berusaha membuka jalan serta mengeluarkan janin dari uterus.
e. Adanya pembukaan ostium uteri internum dan externum
Pembukaan pada kala ini disebabkan oleh membesarnya ostium uteri
externum karena otot-otot yang melingkar di sekitar ostium meregang yang
memungkinkan ssaluran menjadi lebih besar dan cukup dilalui oleh kepala
janin. Mekanisme pembukaan ostium diperkirakan karena tarikan ke atas
otot-otot rahim segmen atas yang menarik tepi bagian yang lunak, yaitu
ostium menjadi lebih besar dan juga disebabkan oleh tekanan isi uterus
kepala ostium, terutama oleh kepala janin dan kantong ketuban.
f. Adanya show atau pengeluaran dari vulva
Show adalah pengeluaran dari vulva yang menjadi tanda bahwa
persalinan telah mulai. Pengeluaran dari vulva ini merupakan lendir
bercampur darah, biasanya dikeluarkan beberapa jam setelah persalinan
dimulai. Lendir yang dikeluarkan itu berasal dari serviks, yaitu lendir yang
dibentuk dalam masa hamil untuk mengisi serviks karena adanya tarikan
serviks ke atas maka lendir tersebut dikeluarkan, sedangkan darah berasal
dari decidua vena karena pelepasan selaput chorium, dan disebabkan oleh
pemecahan pembuluh-pembuluh darah dan adanya tarikan serviks ke atas
karena pembukaan.
g. Adanya tonjolan kantong ketuban
Apabila uterus segmen bawah meregang maka selaput chorium yang
menempel di daerah itu akan terlepas dan karena bertambahnya tekanan
dalam uterus maka chorium yang terlepas akan membentuk kantong yang
berisi cairan dan menonjol ke ostium uteri internum yang telah terbuka.
Kantong ketuban tersebut akan masuk kedalam ostium uteri yang telah
terbuka walaupun pembukaan masih kecil (Darlina, 2006).
B. Nyeri Inpartu
1. Pengertian
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan.
Sifatnya sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang
dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat
menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialami. Berikut ini pengertian
nyeri:
a. Rasa nyeri pada persalinan adalah nyeri kontraksi uterus yang dapat
mengakibatkan peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis, perubahan
tekanan darah, denyut jantung. Pernafasan dengan warna kulit dan apabila
tidak segera diatasi maka akan meningkatkan, tegang, takut dan stress
(Bobak, 2004).
b. Secara umum, nyeri diartikan sebagai suatu keadaan yang tidak
menyenangkan akibat terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut
dalam serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi fisik,
fisiologis, maupun emosional (Musrifatul, 2008).
Rasa nyeri pada persalinan kala I terjadi karena aktivitas besar di
dalam tubuh guna mengeluarkan bayi. Persalinan diartikan sebagai
peregangan pelebaran mulut rahim. Kejadian itu terjadi ketika otot-otot rahim
berkontraksi untuk mendorong bayi keluar. Otot-otot rahim menegang selama
kontraksi. Bersama dengan setiap kontraksi, kandung kemih, rektum, tulang
belakang, dan tulang pubic menerima tekanan kuat dari rahim. Berat dari
kepala bayi ketika bergerak kebawah saluran lahir juga menyebabkan tekanan.
Rasa sakit kontraksi dimulai dari bagian bawah punggung, kemudian
menyebarkan ke bagian bawah perut mungkin juga menyebar ke kaki. Rasa
sakit dimulai seperti sedikit tertusuk, lalu mencapai puncak, kemudian
menghilang seluruhnya ( Danuatmadja & Meiliasari, 2004).
Pada persalinan kala 1 sebelum atau sesudah terjadi kontraksi, sering
kali muncul lendir bercampur darah yang keluar dari vagina sebagai tanda
persalinan, hal ini disebabkan oleh karena terlepasnya sumbatan pelindung
pada leher rahim, karena serviks mulai membuka dan mendatar sedangkan
darah itu berasal dari pembuluh darah kapiler yang berada disekitar kanalis
servikalis yang peka akibat pergesaran yang terjadi sewaktu serviks membuka.
Masa kala 1 pada ibu primigravida terjadi sekitar 13 jam sedangkan pada ibu
multigravida sekitar 7 jam. Kala pertama selesai apabila pembukaan serviks
lengkap. Intensitas kontraksi uterus meningkat sampai kala pertama dan
frekuensi menjadi 2 sampai 4 kontraksi dalam 5 sampai 10 menit, juga
lamanya his meningkat mulai dari 20 detik pada awal partus ibu sampai
mencapai 60 sampai 90 detik pada kala pertama (Wiknjosastro, 2002).
Pada awal persalinan, kontraksi mungkin terasa seperti nyeri
punggung bawah yang biasa atau kram saat haid. Kontraksi awal ini biasanya
berlangsung singkat dan lemah. Datangnya kira-kira 15 sampai 20 menit.
Namun, beberapa persalinan dimulai dengan kontraksi-kontraksi kuat yang
lebih dekat jarak waktunya. Banyak wanita yang awalnya merasa sakit
dibagian punggung mereka, kemudian merambat kebagian depan. Bila
kontraksi-kontraksi terus datang, tetapi hanya berlangsung kurang dari 30
detik, atau jika tidak begitu kuat, dan jika tidak berdekatan waktunya, berarti
masih dalam tahap pra persalinan atau memasuki persalinan awal. Dalam
persalinan sejati, kontraksi akan bertambah kuat, panjang, dan makin
berdekatan waktunya ( Whalley & Keppler, 2008).
Nyeri persalinan menjadi lebih ringan seiring dengan semakin sering
dan efektifnya pengendalian nyeri interventif sehingga ikatan antara
persalinan dan nyeri masih kuat. Nyeri persalinan biasanya dikaitkan dengan
regangan, tekanan, dan robekan struktur-struktur lokal ( Rosemary Mander,
2003).
Nyeri selama persalinan berhubungan dengan kontraksi uterus. Pada
persalinan yang normal, nyeri tersebut hilang timbul (intermiten). Serangan
nyeri mulai terasa sakit ketika uterus berkontraksi, menjadi lebih hebat ketika
kontraksi mencapai puncaknya, dan menghilang setelah uterus mengadakan
relaksasi. Derajat nyeri bervariasi pada tiap-tiap pasien, pada pasien yang
sama dalam persalinan berikutnya dan pada tahap-tahap yang berbeda dalam
persalinan berikutnya dan pada tahap-tahap yang berbeda dalam persalinan
yang sama. Pada sebagian kasus, kontraksi uterus tidak menimbulkan nyeri
(Harry oxorn & William, 2010).
2. Penyebab Nyeri Persalinan
Rasa nyeri persalinan muncul karena:
a. Kontraksi otot rahim
Kontraksi rahim menyebabkan dilatasi dan penipisan servik serta
iskemia rahim akibat kontraksi arteri miometrium. Karena rahim
merupakan organ internal maka nyeri yang timbul disebut nyeri
visceral. Nyeri visceral juga dapat dirasakan pada organ lain yang
bukan merupakan asalnya disebut nyeri alih (reffered pain). Pada
persalinan nyeri alih dapat dirasakan pada punggung bagian bawah dan
sacrum. Biasanya ibu hanya mengalami rasa nyeri ini hanya selama
kontraksi dan bebas dari rasa nyeri pada interval antar kontraksi.
b. Regangan otot dasar panggul
Jenis nyeri ini timbul pada saat mendekati kala II. Tidak seperti nyeri
visceral, nyeri in terlokalisir di daerah vagina, rectum dan perineum,
sekitar anus. Nyeri jenis ini disebut nyeri somatic dan disebabkan
peregangan struktur jalan lahir bagian bawah akibat penurunan bagian
terbawah janin.
c. Episiotomi
Nyeri ini dirasakan apabila ada tindakan episiotomi, laserasi maupun
rupture pada jalan lahir.
d. Kondisi Psikologis
Nyeri dan rasa sakit yang berlebihan akan menimbulkan rasa cemas.
Takut, cemas dan tegang memicu produksi hormon prostatglandin
sehingga timbul stress. Kondisi stress dapat mempengaruhi
kemampuan tubuh menahan rasa nyeri (www.bidan kita.com
disunting oleh lydia pada 17 maret 2013).
3. Intensitas Nyeri
Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri
dirasakan oleh individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan
individual. Kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan
sangat berbeda oleh individu, pengukuran nyeri dengan pendekatan
objektif yang paling mungkin adalah menggunakan respon fisiologis tubuh
terhadap nyeri itu sendiri. Namun, pengukuran dengan tehnik ini juga
tidak dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri (Tamsuri,
2007).
Pengukuran intensitas nyeri menggunakan 3 skala diantaranya :
a. Skala numerik nyeri
Skala ini sudah biasa dipergunakan dan telah di validasi. Berat
ringannya rasa sakit atau nyeri di buat menjadi terukur dengan
mengobyektifkan pendapat subyektif nyeri. Skala numerik, dari 0
hingga 10 dikenal juga sebagai visual analog scale (VAS), Nol (0)
merupakan keadaan tanpa atau bebas nyeri, sedangkan sepuluh (10)
suatu nyeri yang sangat hebat.
Gambar 2.1 Skala Numerik Nyeri
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
b. Visual Analog Scale (VAS)
Terdapat skala sejenis yang merupakan garis lurus, tanpa angka bebas
mengekspresikan nyeri, ke arah kiri menuju tidak sakit, arah kanan
sakit tak tertahankan dan tengah kira-kira nyeri yang sedang.
Gambar 2.2 Visual Analog Scale (VAS)
Tidak nyeri Sangat nyeri
c. Skala Wajah
Skala nyeri enam wajah dengan ekspresi yang berbeda,
menampilkan wajah bahagia hingga wajah sedih, juga di gunakan
untuk mengeskpresikan rasa nyeri.
Gambar 2.3 Skala wajah
Keterangan :
0 : tidak nyeri
1 : sedikit nyeri
2 : agak mengganggu
3 : mengganggu aktivitas
4 : sangat mengganggu
5 : tak tertahankan
Terdapat beberapa efek yang berkaitan dengan nyeri pada persalinan
dapat mempengaruhi proses kelahiran itu sendiri. Pengaruh utama yang
tejadi adalah karena terpicunya sistem simpatis dimana terjadi peningkatan
kadar plasma dari katekolamin, terutama epinefrin.
Nyeri yang diakibatkan oleh persalinan dapat disimpulkan menjadi
beberapa hal di bawah ini:
a. Psikologis : Penderitaan, ketakutan dan kecemasan.
b. Kardiovaskuler : Peningkatan kardiak output, tekanan darah,
frekuensi nadi dan resistensinperifer sistemik
c. Neuroendokrin : stimulasi sistem simpato-adrenal, peningkatan
kadar plasma, ACTH, Kortisol, ADH dan renin.
d. Metabolik : Peningkatan kebutuhan oksigen, asidosis laktat,
hiperglikemia, lipolisi.
e. Gastrointrestinal : Penurunan pengosongan lambung.
f. Rahim/uterus : Inkoordinasi kontraksi uterus/rahim.
g. Uteroplasental : Penurunan aliran darah uteroplasental
4. Klasifikasi Nyeri
Klasifikasi nyeri umumnya dibagi 2 ,yaitu nyeri akut dan nyeri kronis.
Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat
menghilang,tidak melebihi 6 bulan,dan ditandai adanya peningkatan
tegangan otot. Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara perlahan
lahan biasanya berlangsung dalam waktu cukup lama ,yaitu lebih dari 6
bulan. Yang termasuk dalam kategori nyeri kronis adalah nyeri
terminal,sindrom nyeri kronis dan psikosomatik.
Tabel 2.2 Perbedaan Nyeri Akut dan Kronis
Karakteristik Nyeri akut Nyeri kronis
Pengalaman Suatu kejadian Suatu situasi, status
eksistensi
Sumber Sebab eksternal atau
penyakit dari dalam
Tidak diketahui atau
pengobatan yang terlalu
lama
Serangan Mendadak Bisa mendadak,
berkembang dan
terselubung
Waktu Sampai 6 bulan Lebih dari enam bulan
sampai bertahun-tahun
Pernyataan
nyeri
Daerah nyeri tidak
diketahui dengan pasti
Daerah nyeri sulit
dibedakan intensitas
sehingga sulit dievaluasi
(perubahan perasaan)
Gejala-gejala
klinis
Pola respons yang khas
dengan gejala yang lebih
jelas
Pola respons yang
bervariasi sedikit gejala-
gejala (adaptasi)
Pola Terbatas Berlangsung terus dapat
bervariasi
Perjalanan Biasanya berkurang
setelah beberapa saat
Penderitaan meningkat
setelah beberapa saat
(siti Nurfatonah, 2010).
C. Teknik Relaksasi Bernafas
1. Pengertian
Teknik relaksasi bernafas merupakan tindakan pengendalian nyeri non
farmakologis yang dapat membantu ibu mengendurkan seluruh tubuhnya
ketika rahim berkontraksi. Beberapa jenis pernafasan biasa membantu ibu
dalam menghadapi persalinan tahap 1 :
a. Menarik nafas dalam (untuk membantu ibu rileks) dilakukan pada awal
kontraksi.
b. Menarik nafas dangkal dan cepat di dada bagian atas, dilakukan pada
saat kontraksi mencapai puncaknya.
c. Menarik nafas pendek dan cepat diikuti dengan menghembuskan nafas
melalui mulut dan dilakukan untuk menahan keinginan untuk
mengedan.
Rasa nyeri bersalin tidak selalu berarti ada sesuatu yang salah (seperti
rasa sakit yang disebabkan oleh cidera atau penyakit). Nyeri adalah bagian
yang normal dari proses melahirkan. Biasanya, itu berarti bayi dalam
kandungan sedang mengikuti waktunya untuk dilahirkan. Mengetahui
beberapa metode mengatasi rasa sakit akan membantu ibu untuk tidak
merasa begitu takut. Tidak hanya itu, menggunakan beberapa ketrampilan
ini selama persalinan akan membantu ibu merasa lebih kuat (Whalley &
Keppler 2008).
Relaksasi pernafasan selama proses persalinan dapat mempertahankan
komponen sistem saraf simpatis dalam keadaan homeostasis sehingga
tidak terjadi peningkatan suplai darah, mengurangi kecemasan dan
ketakutan agar ibu dapat beradaptasi dengan nyeri selama proses
persalinan. Dengan memperhatikan kontrol pernafasan, diharapkan
kontraksi ibu menjadi rileks, dimana seluruh sistem saraf, organ tubuh dan
panca indra ibu beristirahat untuk melepaskan ketegangan yang ada.
Caranya adalah dengan ibu menarik nafas dalam-dalam akan dapat
mengalirkan oksigen ke darah kemudian dialirkan keseluruh tubuh.
Hasilnya ibu menjadi lebih tenang dan stabil (Anik Maryunani, 2010).
2. Manfaat Relaksasi
a. Menyimpan energi dan mengurangi kelelahan
Jika tidak secara sadar merelakskan otot-otot, ibu cenderung membuat
otot selama kontraksi. Ketegangan ini meningkatkan nyeri yang
dirasakan, memboroskan energi, menurunkan pasokan oksigen ke
rahim dan bayi, serta membuat ibu lelah.
b. Menenangkan pikiran dan mengurangi stress
Tubuh yang relaks membuat pikiran relaks, yang pada gilirannya
membantu mengurangi respon stress. Ada bukti bahwa stress pada
wanita yang sedang mengalami persalinan yang disebabkan oleh
kecemasan, amarah, ketakutan, atau penyakit yang menghasilkan
ketekolamin (hormon stress). Kadar katekolamin yang tinggi didalam
darah dapat memperpanjang persalinan dengan mengurangi efisiensi
kontraksi rahim dan dapat berpengaruh buruk pada janin dengan
mengurangi aliran darah ke rahim plasenta.
c. Mengurangi rasa nyeri
Relaksasi mengurangi ketegangan dan kelelahan yang
mengintensifkan nyeri yang ibu rasakan selama persalinan dan
kelahiran. Juga memungkinkan ketersediaan oksigen dalam jumlah
maksimal untuk rahim, yang juga mengurangi rasa nyeri, karena otot
kerja (yang membuat rahim kontraksi) menjadi sakit jika kekurngan
oksigen. Selain itu, konsentrasi mental yang terjadi saat ibu secara
sadar merelakskan otot membantu mengalihkan perhatian ibu dari
sakit waktu kontraksi dan karena itu, akan mengurangi kesadaran ibu
akan rasa sakit.
3. Penatalaksanaan Teknik Relaksasi
Ada banyak cara untuk mengatasi rasa nyeri dan stress bersalin.
Ketrampilan mengatasi nyeri dan langkah-langkah kenyamanan ini dapat ibu
gunakan selama persalinan.Mengatasi persalinan dengan baik berarti ibu tidak
kewalahan atau panik saat menghadapi rangkaian kontraksi. Itu berarti ibu
mampu rileks dan menangani rasa nyeri ( Whalley & Keppler, 2008).
Ada beberapa posisi relaksasi yang dapat dilakukan selama dalam
keadaan istirahat atau selama proses persalinan :
a. Posisi relaksasi dengan telentang
Berbaring telentang, kedua tungkai kaki lurus dan terbuka sedikit,
kedua tangan rileks disamping dibawah lutut dan kepala diberi bantal.
b. Posisi relaksasi dengan berbaring miring
Berbaring miring, kedua lutut dan kedua lengan ditekuk, di bawah
kepala diberi bantal dan di bawah perut sebaiknya diberi bantal juga, agar
perut tidak menggantung.
c. Posisi relaksasi dalam keadaan berbaring terlentang
Kedua lutut ditekuk, berbaring telentang, kedua lutu ditekuk, kedua
lengan di samping telinga.
d. Posisi relaksasi dengan duduk
Duduk memmbungkuk, kedua lengan di atas sandaran kursi atau di
atas tempat tidur. Kedua kaki tidak boleh menggantung.
D. Respon Adaptasi Nyeri
1. Pengertian
Adaptasi adalah suatu proses yang konstan dan berkelanjutan yang
membutuhkan perubahan dalam hal struktur, fungsi dan perilaku sehingga
seseorang lebih sesuai dengan suatu lingkungan tertentu. Adaptasi merupakan
suatu proses individual imana masing-masing individu mempunyai
kemampuan untuk mengatasi masalah atau berespon dengan tingkat yang
berbeda-beda (Brunner Sutdar, 2001).
Reaksi terhadap nyeri merupakan respon fisioligis dan perilaku yang
terjadi setelah mempersepsikan nyeri. Nyeri dengan intensitas ringan hingga
sedang dan nyeri yang superfisial menimbulkan reaksiflight atau fight,
yang merupakan sindrom adaptasi umum (Whalley & Keppler,2008).
Stimulasi pada cabang simpatis pada saraf otonom menghasilkan
respon fisiologis, apabila nyeri berlangsung terus menerus, maka sistem
parasimpatis akan bereaksi (Http://kumpublogger.com/Respon Adaptasi Nyeri
disunting oleh Erfandi pada 20 januari 2009).
2. Komponen Adaptasi Nyeri ( Bobak, 2004)
a. Adaptasi Fisiologis
Adaptasi secara fisiologis adalah menyesuaikan diri secara fisik untuk
merespon stimulus dari lingkungan. Respon fisiologis terhadap nyeri
persalinan ditujukan dengan peningkatan tekanan darah, pernafasan,
nadi, suhu / mual, muntah, ketegangan otot, diaphoresis yang
berlebihan, warna kulit. Peningkatan tekanan darah di atas normal
dapat menyebabkan resiko terjadinya komplikasi seperti cerebral
hemoragi sepelan respirasi rate dapat menyebabkan alkalis
respiratoria. Dalam hal ini perawat teladan harus dapat mengamati
tanda-tanda bahaya yang timbul. Proses adaptasi nyeri secara
fisiologis selama persalinan ditunjukkan dengan penyesuaian di dalam
mempertahankan tanda-tanda vital tersebut tetap dalam keadaan
normal sehingga dapat mencegah komplikasi akibat nyeri persalinan
(Bobak, 2004).
b. Adaptasi Psikologis
Adaptasi psikologis adalah penyesuaian diri yang ditujunkan dengan
tingkah laku dalam berespon terhadap stimulus dari lingkungan.
Respon perilaku yang diamati terhadap nyeri persalinan misalnya
vokalisasi yang mengacu pada suara yang dihasilkan mencakup
erangan, rintihan, jeritan atau tangisan. Di sisi lain ekspresi wajah
dapat memperlihatkan bahwa wanita sedang mengalami nyeri
persalinan, antara lain gigi yang dikatupkan, otot rahang mengeras,
serta mata yang terpejam erat. Gerakan tubuh seperti sangat gellisah
juga perilaku yang berhubungan atau respon terhadap nyeri
persalinan. Beberapa wanita memilih diam dan berbaring di atas
tempat tidur serta bersikap tenang dalam menghadapi nyeri selama
kontraksi. Proses adaptasi ini berlangsung dengan majunya persalinan
serta pengalaman wanita terhadap nyeri sebelumnya. (Rosemary
Mander, 2003).
c. Adaptasi Sosial
Adaptasi sosial adalah penyesuaian diri yang ditunjukkan dengan
kemampuan interaksi sosial antara seseorang dengan orang lain.
Selama proses persalinan terutama dalam fase transisi wanita
menunjukkan penurunan kemampuan untuk mendengar atau
berkontraksi pada semua hal selain melahirkan. Komunikasi yang
tidak jelas serta perhatian lebih ke arah diri sendiri, merasa terganggu
dengan keadaan sekeliling, sulit diajak kerjasama, interaksi dengan
orang lain berkurang. Adaptasi ditunjukan dengan kemampuan
individu dalam berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya (Bobak,
2004).
3. Respon Tingkah Laku Terhadap Nyeri
Respon perilaku terhadap nyeri dapat mencakup:
a. Pernyataan verbal (Mengaduh, Menangis, Sesak Nafas, Mendengkur)
b. Ekspresi wajah (Meringis, Menggeletukkan gigi, Menggigit bibir)
c. Gerakan tubuh (Gelisah, Imobilisasi, Ketegangan otot, peningkatan
gerakan jari & tangan)
d. Kontak dengan orang lain/interaksi sosial (Menghindari percakapan,
Menghindari kontak sosial, Penurunan rentang perhatian, Fokus pada
aktivitas menghilangkan nyeri)
Individu yang mengalami nyeri dengan mendadak dapat bereaksi
sangat berbeda terhadap nyeri yang berlangsung selama beberapa menit
atau menjadi kronis. Nyeri dapat menyebabkan keletihan dan membuat
individu terlalu letih untuk merintih atau menangis. Pasien dapat tidur,
bahkan dengan nyeri hebat. Pasien dapat tampak rileks dan terlibat dalam
aktivitas karena menjadi mahir dalam mengalihkan perhatian terhadap
nyeri (www.wordpress.com disunting oleh safina kuswardani pada 02.43,
26 desember 2012).
4. Faktor yang Mempengaruhi Respon Terhadap Nyeri (Anik Maryunani,
2010)
Ibu yang akan bersalin berespon terhadap nyerinya dengan cara yang
berbeda-beda. Beberapa ibu mungkin merasa takut, dan cemas, sementara
yang lainnya bersikap toleran dan optimis. Beberapa ibu ada yang
menangis, merintih, menjerit, menolak bantuan, atau bergerak tanpa arah
pada saat mengalami nyeri persalinan yang hebat, sementara yang lainnya
tetap berbaring dengan tenang di tempat tidur dan mungkin hanya
menutup matanya, mengertakkan giginya, menggigit bibirnya atau
bercucuran keringatnya pada waktu mengalami nyeri persalinan.
Respon terhadap nyeri juga dipengaruhi oleh keletihan dan gangguan
tidur. Wanita yang letih mengalami kekurangan energi dan kemampuan
untuk menggunakan strategi seperti distraksi dan imajinasi untuk
menghadapi nyeri. Sebagai akibatnya wanita tersebut bisa kehilangan
kemampuannya untuk berkoping dengan persalinan dan memilih analgesik
atau obat-obatan lainnya untuk mengurang rasa nyerinya (whalley &
Keppler,2002)
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka konsep
hubungan konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian
yang akan dilakukan (Notoadmodjo, 2005).
Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah menjelaskan hubungan
teknik relaksasi bernafas dengan respon adaptasi nyeri pada pasien inpartu
kala I. Teknik relaksasi merupakan teknik pereda nyeri yang banyak
memberikan masukan terbesar karena teknik relaksasi dalam persalinan dapat
mencegah kesalahan yang berlebihan pasca persalinan (Mander 2003).
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambarr 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
Respon adaptasi Nyeri
Teknik Relaksasi
bernafas
B. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
N
o
Variabel Definisi
Operasional
Cara
Ukur
Alat
Ukur
Hasil Ukur Skala
Ukur
1 Dependen
Respon
adaptasi
nyeri
Kemampuan
ibu dalam
menyesuaikan
diri terhadap
nyeri
persalinan
observasi Cheklist -Ya
Jika ibu
mangalami respon
adatasi nyeri x 4
-Tidak
Jika ibu tidak
mengalami respon
adaptasi nyeri x <
4
Ordinal
2
Independen
Teknik
relaksasi
bernafas
Membebaskan
pikiran dan
beban dari
ketegangan
yang dengan
sengaja
diupayakan
dan
dipraktekkan
observasi cheklist -Ya
Jika ibu
melakukan teknik
relaksasi bernafas
x 4
-Tidak
Jika ibu tidak
melakukan teknik
relaksasi bernafas
x < 4
Ordinal
C. Hipotesa
Ha : Ada hubungan teknik relaksasi bernafas dengan respon adaptasi nyeri
pada ibu inpartu kala I
Ho : Tidak ada hubungan teknik relaksasi bernafas dengan respon adaptasi
nyeri pada ibu inpartu kala I
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat analitik dengan rancangan penelitian cross
sectional yaitu suatu penelitian di mana variabel variabel yang termasuk
faktor resiko dan variabel-variabel yang termasuk efek di observasi sekaligus
pada waktu yang sama (Notoadmodjo, 2005).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Dr.Fauziah Kabupaten
Bireuen pada tanggal 3 sampai 16 Agustus 2013
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan objek penelitian atau
objek yang di teliti (Notoatmodjo, 2010). Dimana populasi dalam
penelitian ini adalah ibu inpartu kala I di Rumah Sakit Wilayah Kabupaten
Bireuen.
2. Sampel
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara accidental
sampling yaitu dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang
kebetulan ada atau tersedia (Notoatmodjo, 2002). Jumlah responden
sebanyak 32 orang.
D. Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data
primer yaitu data yang diperoleh dari lapangan dengan cara melakukan
observasi langsung kepada responden dengan alternatif pilihan yang
tercantum dalam lembaran format observasi. Sedangkan data sekunder
diperoleh dari Kepala Ruang Bersalin Rumah Sakit Wilayah Kabupaten
Bireuen.
2. Instrumen Penelitian
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini cheks-
list terdapat 5 pertanyaan untuk teknik relaksasi bernafas dan 5 pertanyaan
untuk respon adaptasi nyeri, untuk masing-masing pertanyaan dengan
melakukan observasi kepada responden, memberikan jawaban yang sesuai
dengan alternatif pilihan yang tercantum dalam format cheklist yang akan
di isi langsung oleh peneliti. Pertanyaan tentang teknik relaksasi bernafas
dan respon adaptasi nyeri disusun dengan menggunakan skala Guttman.
Pertanyaan bersifat tegas : benar dan salah dengan interprestasi penilaian
apabila jawaban benar untuk pertanyaan positif bernilai 1 dan apabila
salah nilainya 0, sedangkan untuk pertanyaan negatif apabila benar
nilainya 0 dan untuk pertanyaan negatif apa bila salah nilainya 1 (Hidayat,
2007).
E. Pengolahan Data
Proses pengolahan data dapat dilakukan melalui beberapa tahap.
Menurut Arikunto, 2006 tahap pengolahan data meliputi :
1. Editing adalah memeriksa dan menyesuaikan dengan rencana semula
seperti apa yang diinginkan.
2. Coding adalah mengklasifikasikan jawaban menurut jenisnya dengan
memberikan kode tertentu.
3. Transfering adalah memindahkan jawaban responden dalam bentuk master
tabel.
4. Tabulating adalah data yang sudah benar kemudian dimasukkan dalam
tabel distribusi frekuensi.
F. Analisa Data
1. Analisa Univariat
Dilakukan terhadap variable dari hasil penelitian. Analisa ini
menghasilkan distribusi dan persentasi dari tiap variabel (Notoatmodjo,
2005). Penilaian hasil ukur menggunakan kriteria penilaian yang terdiri
dari : relaksasi bernafas dan respon adaptasi nyeri persalinan. Kriteria
variabel relaksasi bernafas dan respon adatasi nyeri persalinan dilakukan
dengan menggunakan rumus :
P = F
x 100 %
Dimana :
P = Persentase
F = Frekuensi
N = Jumlah Sampel
100% = Bilangan tetap (Budiarto, 2002).
2. Analisa Bivariat
Analisa ini digunakan untuk menguji hipotesis yang diolah dengan
computer menggunakan SPSS versi 15, untuk menentukan hubungan
antara variabel independen dan variabel dependen melalui uji Chi-Square
Tes (X2), untuk melihat kemungkinan (CI) 0,05 % (Arikunto, 2006),
dengan ketentuan bila nilai P < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima
yang menunjukkan adanya hubungan antara variabel terikat dengan
variabe bebas.
Untuk menentukan nilai P-value Chi-Square Tes (X2) tabel, memiliki
ketentuan sebagai berikut :
a. Bila Chi-Square Tes (X2) tabel terdiri dari tabel 2 x 2 dijumpai nilai
ekspantasi (E) < 5, maka P-value yang digunakan adalah nilai yang
terdapat pada nilai fisher exact test.
b. Bila Chi-Square Tes (X2) tabel terdiri dari tabel 2 x 2 tidak dijumpai
nilai ekspantasi (E) < 5, maka P-value yang digunakan adalah nilai
yang terdapat pada nilai continuity correction.
c. Bila Chi-Square Tes (X2) tabel terdiri lebih dari tabel 2 x 2, contohnya
tabel 3 x 2, 3 x 3 dan sebagainya, maka P-value yang digunakan adalah
nilai yang terdapat pada nilai pearson chi- square (Hastono, 2001).
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Rumah sakit umum berada di jalan T.Mayjend Hamzah No. 13 Kec.
Jeumpa Kab. Bireuen, dengan luas 2567 H. Rumah sakit umum memiliki
fasilitas diantaranya IGD, ruang kartu, apotik, poli umum, anak, gigi,
THT, bedah, saraf, penyakit dalam, mata, diabetes, poli kebidanan,
gudang, aula, ruang, kepegawaian, serta memiliki jumlah tenaga kerja
sebanyak 500 karyawan, diantaranya 250 perawat, 25 dokter, 70 bidan, 30
asisten apoteker, 15 kesling, 80 kepegawaian. Adapun batas-batas
wilayahnya adalah :
1. Sebelah barat berbatasan dengan desa Reuleut
2. Sebelah timur berbatasan dengan desa geudong-geudong
3. Sebelah utara berbatasan dengan desa karang rejo
4. Sebelah selatan berbatasan dengan desa menasah capa
B. Hasil Penelitian
1. Analisa Univariat
a. Respon Adaptasi Nyeri
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Respon Adaptasi Nyeri Ibu Bersalin Kala I
di Rumah Sakit Wilayah Kabupaten Bireuen
Tahun 2013
No Respon Adaptasi Nyeri f %
1 Ya 28
87.5
2 Tidak 4 12.5
Total 32 100.0
Sumber Data Primer diolah Tahun 2013
Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa dari 32 responden yang
mengalami respon adaptasi nyeri sebanyak 28 orang (87.5%).
b. Teknik Relaksasi Bernafas
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Teknik Relaksasi Bernafas Ibu Bersalin Kala I
di Rumah sakit Wilayah Kabupaten Bireuen
Tahun 2013
No Teknik Relaksasi Bernafas f %
1 Ya 19 59.4
2 Tidak 13 40.6
Total 32 100.0
Sumber Data Primer diolah Tahun 2013
Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa dari 32 responden
yang melakukan Teknik Relaksasi Bernafas sebanyak 19 oranga
(59.4%).
2. Analisa Bivariat
a. Hubungan Teknik Relaksasi Bernafas dengan Respon Adaptasi Nyeri
Tabel 5.3
Tabulasi Silang Teknik Relaksasi Bernafas dengan Respon Adaptasi Nyeri
Pasien Inpartu Kala I di Rumah Sakit Wilayah
Kabupaten Bireuen
Tahun 2013
Teknik
Relaksasi
Bernafas
Respon Adaptasi Nykeri Uji statistik
P value Ya Tidak Total
f % F % F %
Ya
19 100.0 0 0.0 19
100
.0
0.02 0.05 Tidak
9 62,9 4 30,8 32 100
Total 28 87.5 4 12.5 32 100
Sumber Data Primer diolah Tahun 2013
Berdasarkan tabel 5.3 diatas diketahui bahwa dari 19 responden
yang menggunakan teknik relaksasi bernafas mayoritas mengalami
respon adaptasi nyeri sebesar 19 responden (100.0), dan dari 13
responden yang tidak menggunakan teknik relaksasi bernafas mayoritas
mengalami respon adaptasi nyeri sebesar 9 responden (62,9%).
Setelah dilakukan uji statistik dengan chi-squartest, maka
diperoleh nilai p-value adalah 0.02 (p
C. Pembahasan
1. Hubungan Teknik Relaksasi Bernafas dengan Respon Adaptasi Nyeri
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 19 responden
yang memiliki teknik relaksasi bernafas mayoritas mendapatkan respon
adaptasi nyeri sebesar 19 responden (100%), dan dari 13 responden yang
tidak menggunakan teknik relaksasi bernafas mayoritas mendapatkan
respon adaptasi nyeri sebesar 9 responden (62,9%).
Ibu yang akan bersalin berespon terhadap nyeri dengan cara yang
berbeda-beda. Beberapa ibu mungkin merasa takut, dan cemas, sementara
yang lainnya bersikap toleran dan optimis. Beberapa ibu ada yang
menangis, merintih, menjerit, menolak bantuan, atau bergerak tanpa arah
pada saat mengalami nyeri persalinan yang hebat, sementara yang lainnya
tetap berbaring dengan tenang di tempat tidur dan mungkin hanya
menutup matanya, mengertakkan giginya, menggigit bibirnya atau
bercucuran keringatnya pada waktu waktu mengalami nyeri persalinan
(Anik Maryunani, 2010)
Respon terhadap nyeri juga dipengaruhi oleh keletihan dan gangguan
tidur. Wanita yang letih mengalami kekurangan energy dan kemampuan
untuk menggunakan strategi seperti distraksi dan imajinasi untuk
menghadapi nyeri. Sebagai akibatnya wanita tersebut bisa kehilangan
kemampuannya untuk berkoping dengan persalinan dan memilih analgesik
atau obat-obatan lainnya untuk mengurangi rasa nyerinya (Whalley &
Keppler, 2002).
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh:
Darlina (2006) dengan judul Pengaruh teknik relaksasi bernafas terhadap
intensitas nyeri, yang mengatakan bahwa ibu yang melakukan teknik
relaksasi bernafas lebih relaks saat menghadapi persalinan, sedangkan ibu
yang cemas saat menghadapi persalinan merasakan nyeri yang hebat
seperti menggelutukkan gigi sehingga tidak bisa melakukan penyesuaian
terhadap nyeri.
Ibu yang akan bersalin berespon terhadap nyeri dengan cara yang
berbeda-beda. Beberapa ibu mungkin merasa takut, dan cemas, sementara
yang lainnya bersikap toleran dan optimis. Beberapa ibu ada yang
menangis, merintih, menjerit, menolak bantuan, atau bergerak tanpa arah
pada saat mengalami nyeri persalinan yang hebat, sementara yang lainnya
tetap berbaring dengan tenang di tempat tidur dan mungkin hanya
menutup matanya, mengertakkan giginya, menggigit bibirnya atau
bercucuran keringatnya pada waktu waktu mengalami nyeri persalinan
(Anik Maryunani, 2010)
Respon terhadap nyeri juga dipengaruhi oleh keletihan dan gangguan
tidur. Wanita yang letih mengalami kekurangan energy dan kemampuan
untuk menggunakan strategi seperti distraksi dan imajinasi untuk
menghadapi nyeri. Sebagai akibatnya wanita tersebut bisa kehilangan
kemampuannya untuk berkoping dengan persalinan dan memilih analgesik
atau obat-obatan lainnya untuk mengurangi rasa nyerinya (Whalley &
Keppler, 2002)
Peneliti berasumsi bahwa ibu yang menggunakan teknik adaptasi
nyeri maka akan lebih mudah dalam menangani dan menganstipasi datang
rasa nyeri. Pada saat melakukan penelitian dengan cara observasi
langsung, peneliti melihat bahwa ibu yang menjalankan persalinannya
dengan tenang dapat menahan rasa nyerinya dengan baik, sedangkan ibu
yang mengutamakan rasa cemas, takut, dan gugup merasakan nyeri yang
berlebihan.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Rumah Sakit Wilayah
Kabupaten Bireuen tentang hubungan teknik relaksasi bernafas dengan
respon adaptasi nyeri dapat disimpulkan hasil penelitiannya bahwa ada
hubungan teknik relaksasi bernafas dengan respon adaptasi nyeri pada
pasien inpartu kala I.
Berdasarkan hasil uji statistik dengan chi-squartest, maka diperoleh
nilai p-value adalah 0.02 (p
2. Bagi Pendidikan Kebidanan
Diharapkan agar karya tulis ilmiah ini menjadi informasi tambahan
bagi mahasiswa kebidanan tentang relaksasi bernafas yang dapat
mempengaruhi respon adaptasi nyeri.
3. Bagi peneliti
Diharapkan peneliti lebih memahami tentang teknik relaksasi bernafas
sehingga nantinya dapat diaplikasikan dalam pelayanan kebidanan
sehari-hari
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. S, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, PT.
Renika Cipta
Budiarto. E, Biostatistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat, Jakarta,
EGC
Bobak, 2004, Buku Ajar Keperawatan maternitas, Jakarta. EGC
Danuatmadja & Meiliasari, Persalinan Tanpa Rasa Sakit, Jakarta, Puspa Sehat
Darlina, 2006, Pengaruh Teknik Relaksasi Bernafas Terhadap Intensitas Nyeri,
Medan, Universitas Pembangunan Veteran
Hidayat. A, 2009, Asuhan Keperawatan Dalam Maternitas dan Ginekologi,
Jakarta, Salemba Medika
Http://Kumpulblogger.com/Respon Adaptasi Nyeri disunting oleh Erfandi pada
20 januari 2009
Hastono, 2001, Analisa Data, Jakarta, Fakultas Kesehatan Masyarakat Indonesia
Mander. R, 2003, Nyeri Persalinan, Jakarta, EGC
Notoadmodjo. S, 2002, Metode Penelitian Kesehatan, Jakarta, Rineka Cipta
, 2010, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Jakarta, Rineka
Cipta
Maryunani. A, 2010, Nyeri Dalam Persalinan Teknik & Cara Penanganannya,
Jakarta, TIM
Oxorn. H, & Forte W. R, Ilmu Kebidanan Patologi & Fisiologi Persalinan,
Jakarta, Yayasan Essentia Medika
Prawirohardjo. S, 2005, Ilmu Kebidanan, Jakarta, PT. Bina Pustaka
STIKES UBudiyah, 2012/2013, Buku Panduan Penyusunan Skripsi dan Karya
Tulis Ilmiah, Banda Aceh, Ubudiyah
Saifuddin, 2002, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal, Jakarta,
Yayasan Bina Pustaka
Whalley & Keppler, 2008, Nyeri Persalinan, Http://www.skripsi.com, Diakses
tanggal 18 desember 2012
www.bps.go.id dan Statistik Kesra Aceh 2010
www.wordpress.com disunting oleh Safina Kuswardani pada 02.43, 26 desember
2012
www.bidan kita.com disunting oleh lydia pada 17 maret 2013
Lampiran 1
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth,
Calon Responden Penelitian
Di,-
Tempat
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Syarifah Khairunnisa
Nim : 10010097
Adalah mahasiswi akademi kebidanan STIKes UBudiyah yang akan mengadakan penelitian untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh ahli madya kebidanan. Adapun penelitian yang
dimaksud berjudul Hubungan Teknik Relaksasi Bernafas Dengan Respon
Adaptasi Nyeri pada Pasien Inpartu Kala I di Rumah Sakit Wilayah
Kabupaten Bireuen tahun 2013.
Untuk maksud tersebut saya memerlukan data atau informasi yang nyata
dan akurat dari ibu melalui pengisian observasi yang saya lampirkan dalam surat
ini. Ibu berhak berpartisipasi atau tidak dalam penelitian ini, namun demikian
penelitian ini sangat berdampak positif terhadap kemajuan dalam bidang
kebidanan bila semua pihak ikut berpartisipasi. Ibu setuju terlibat dalam penelitian
ini, mohon menandatangani lembar persetujuan yang di sediakan.
Kesediaan ibu menjadi responden sangat saya harapkan, atas kerja
samanya saya ucapkan terimakasih
Diploma III Kebidanan UBudiyah
Peneliti,
(Syarifah Khairunnisa)
Lampiran 2
LEMBARAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan di bawah bersedia menjadi responden yang
akan di lakukan oleh mahasiswa akademi STIKes UBudiyah Banda Aceh :
Nama : Syarifah Khairunnisa
Nim : 10010097
Judul : Hubungan Teknik Relaksasi Bernafas Dengan
Respon Adaptasi Nyeri pada pasien Inpartu Kala I di
rumah Sakit Wilayah Kabupaten Bireuen Tahun 2013
Saya mengetahui bahwa informasi yang saya berikan ini sangat besar
manfaatnya bagi pengembangan Kebidanan di Indonesia dan Aceh khususnya.
Demikian pernyataan persetujuan menjadi responden bagi saya semoga
dapat dipergunakan seperlunya.
Banda Aceh, April 2013
Responden
()
OBSERVASI PENELITIAN
HUBUNGAN TEKNIK RELAKSASI BERNAFAS DENGAN RESPON
ADAPTASI NYERI PADA PASIEN INPARTU KALA I
DI RUMAH SAKIT WILAYAH
KABUPATEN BIREUEN
TAHUN 2013
Identitas Responden
No. Responden :
Tangal Penelitian :
Petunjuk
Berilah tanda checklist () pada alternative jawaban yang tersedia sesuai pilihan
anda.
A. TEKNIK RELAKSASI BERNAFAS
NO PERTANYAAN YA TIDAK
1 Ibu dapat mengatasi nyeri dengan melakukan
teknik relaksasi bernafas
2 Ibu dapat mengontrol pernafasannya saat nyeri
persalinan
3 Ibu mealkukan teknik relaksasi dengan menarik
nafas awal kontraksi
4 Ibu tidak mampu melakukan teknik relaksasi
bernafas
5 Ibu mengalami kecemasan dan ketakutan saat
nyeri persalinan
B. RESPON ADAPTASI NYERI
NO PERTANYAAN YA TIDAK
1 Ibu merasakan nyeri saat persalinan
2 Ibu merintih, menangis saat nyeri persalinan
3 Ibu tidak mampu menyesuaikan diri dengan
keadaaan sekelilingnya saat nyeri persalinan
4 Ibu meringis, menggelutukkan gigi dan menggigit
bibir saat nyeri persalinan
5 Ibu dapat melakukan penyesuaian terhadap nyeri
persalinan