Nyeri Somatik

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/10/2019 Nyeri Somatik

    1/33

    TEXT BOOK REVIEW

    NYERI SOMATIK

    Pembimbing :

    dr.

    Disusun Ole :

    !"l# S#ls#bil#

    $AK%!TAS KEDOKTERAN%NIVERSITAS &ENDERA! SOEDIRMAN

    SM$ I!M% BEDA'RS%D PRO$. DR. MAR(ONO SOEKAR&O P%RWOKERTO

    P%RWOKERTO

    )*+,

  • 8/10/2019 Nyeri Somatik

    2/33

    BAB +PENDA'%!%AN

    Nyeri tidak dapat dipisahkan dari kehidupan, karena hampir

    seluruh pasien yang datang untuk memeriksakan dirinya adalah

    mengeluhkan adanya nyeri. Nyeri mempunyai sifat yang unik,

    karena di satu sisi nyeri menimbulkan derita bagi yang bersangkutan,

    tetapi disisi lain nyeri juga menunjukkan suatu manfaat. Nyeri bukan

    hanya merupakan modalitas sensori tetapi juga merupakan suatu

    pengalaman (Morgan, 2009).

    Menurut The International Association for the Study of

    Pain (I !"), nyeri didefinisikan sebagai suatu pengalaman sensorik

    dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan

    adanya atau potensi rusaknya jaringan atau keadaan yang

    menggambarkan kerusakan jaringan tersebut (mangku, 20#2).

    $erdasarkan definisi tersebut nyeri merupakan suatu gabungan dari

    komponen objektif (aspek fisiologi sensorik nyeri) dan komponen

    subjektif (aspek emosional dan psikologis) ( latief, 20##). Nyeri akut merupakan sensibel nyeri yang mempunyai

    manfaat. dapun yang menjadi manfaatnya antara lain% manfaat

    berupa mekanisme proteksi, mekanisme defensif, dan membantu

    menegakkan diagnosis suatu penyakit. &i lain pihak, nyeri tetaplah

    merupakan derita belaka bagi siapapun, dan semestinya

    ditanggulangi oleh karena menimbulkan perubahan biokimia,

    metabolisme dan fungsi sistem organ (mangku, 20#2). $ila tidak teratasi dengan baik nyeri dapat mempengaruhi aspek psikologis dan

    aspek fisik dari penderita. spek psikologis meliputi ke'emasan,

    takut, perubahan kepribadian dan perilaku,gangguan tidur dan

    gangguan kehidupan sosial. !edangkan dari aspek fisik, nyeri

    mempengaruhi peningkatan angka morbiditas dan mortalitas (melati,

    20# ).

  • 8/10/2019 Nyeri Somatik

    3/33

    Nyeri sering dilukiskan sebagai suatu yang berbahaya

    (noksius, protofatik) atau yang tidak berbahaya (nonnoksius,

    epikritik) misalnya sentuhan ringan, kehangatan, tekanan ringan

    (latief, 20##). Nyeri dapat dirasakan terjadi se'ara akut, dapat pula

    dirasakan se'ara kronik oleh penderita. Nyeri akut akan disertai

    heperaktifitas saraf otonum dan umumnya mereda dan hilang sesuai

    dengan laju proses penyembuhan. "emahaman tentang patofisiologi

    terjadinya nyeri sangatlah penting sebagai landasan menanggulangi

    nyeri yang diderita oleh penderita. $ila pengelolaan nyeri dan

    penyebab nyeri akut tidak dilaksanakan dengan baik, nyeri itu dapat

    berkembang menjadi nyeri kronik (mangku, 20#2).

    Nyeri sampai saat ini merupakan masalah dalam dunia

    kedokteran. Nyeri bukan hanya berkaitan dengan kerusakan

    struktural dari sistem saraf dan jaringan saja, tetapi juga menyangkut

    kelainan transmiter yang berfungsi dalam proses penghantaran

    impuls saraf. &i lain pihak, nyeri juga sangat mempengaruhi

    morbiditas, mortilitas, dan mutu kehidupan. &ari uraian di atas makaakan sangat penting dan menarik untuk membahas mengenai nyeri.

    *ami akan lebih mempersempit bahasan tentang nyeri yaitu

    mengenai nyeri somatik.

  • 8/10/2019 Nyeri Somatik

    4/33

    BAB )ISI

    A. De-inisi N eri

    The International Association for the Study of Pain (I !")

    mendefinisikan nyeri sebagai berikut nyeri merupakan pengalaman

    sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat adanya

    kerusakan atau an'aman kerusakan jaringan (Morgan, 2009, +amil,

    20# ). $erdasarkan definisi tersebut nyeri merupakan suatu

    gabungan dari komponen objektif (aspek fisiologi sensorik nyeri)

    dan komponen subjektif (aspek emosional dan psikologis)

    (Morgan,2009)

    Nyeri !omatik merupakan jenis nyeri yang dibedakan dari

    sumber daerah timbulnya nyeri, yang berasal dari kulit, jaringan

    subkutan, mukosa, otot rangka, tulang, sendi atau jaringan ikat

    (Mangku, 20#2)

    B. Kl#si-i/#si N eri

    $erdasarkan sumber nyeri, maka nyeri dibagi menjadi%a. Nyeri somatik luar

    Nyeri yang stimulusnya berasal dari kulit, jaringan subkutan dan

    membran mukosa. Nyeri biasanya dirasakan seperti terbakar,

    jatam dan terlokalisasi

    b. Nyeri somatik dalam

    Nyeri tumpul (dullness) dan tidak terlokalisasi dengan baik

    akibat rangsangan pada otot rangka, tulang, sendi, jaringan ikat'. Nyeri iseral

    Nyeri karena perangsangan organ iseral atau membran yang

    menutupinya (pleura parietalis, perikardium, peritoneum). Nyeri

    tipe ini dibagi lagi menjadi nyeri iseral terlokalisasi, nyeri

    parietal terlokalisasi, nyeri alih iseral dan nyeri alih parietal

    (Mangku, 20#2)

  • 8/10/2019 Nyeri Somatik

    5/33

    *lasifikasi yang dikembangkan oleh I !" didasarkan pada lima

    aksis yaitu (Mangku, 20#2)%

    ksis I % regio atau lokasi anatomi nyeri

    ksis II % sistem organ primer di tubuh yang berhubungan dengan

    timbulnya nyeri

    ksis III % karekteristik nyeri atau pola timbulnya nyeri (tunggal,

    reguler, kontinyu)

    ksis I- % a itan terjadinya nyeri

    ksis - % etiologi nyeri

    $erdasarkan jenisnya nyeri juga dapat diklasifikasikan menjadi

    ($en/on, 2009) %

    a.Nyeri nosiseptif

    *arena kerusakan jaringan baik somatik maupun iseral.

    !timulasi nosiseptor baik se'ara langsung maupun tidak langsung

    akan mengakibatkan pengeluaran mediator inflamasi dari

    jaringan, sel imun dan ujung saraf sensoris dan simpatik.

    b. Nyeri neurogenik Nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau

    disfungsi primer pada sistem saraf perifer. +al ini disebabkan

    oleh 'edera pada jalur serat saraf perifer, infiltrasi sel kanker

    pada serabut saraf, dan terpotongnya saraf perifer. !ensasi yang

    dirasakan adalah rasa panas dan seperti ditusuk tusuk dan kadang

    disertai hilangnya rasa atau adanya sara tidak enak pada

    perabaan. Nyeri neurogenik dapat menyebakanterjadinya allodynia . +al ini mungkin terjadi se'ara mekanik atau

    peningkatan sensiti itas dari noradrenalin yang kemudian

    menghasilkan sympathetically maintained pain (!M"). !M"

    merupakan komponen pada nyeri kronik. Nyeri tipe ini sering

    menunjukkan respon yang buruk pada pemberian analgetik

    kon ensional.

  • 8/10/2019 Nyeri Somatik

    6/33

    '. Nyeri psikogenik

    Nyeri ini berhubungan dengan adanya gangguan ji a misalnya

    'emas dan depresi. Nyeri akan hilang apabila keadaan keji aan

    pasien tenang.

    0. An#1"mi N eri.

    !alah satu fungsi sistem saraf yang paling penting adalah

    menyampaikan informasi tentang an'aman kerusakan tubuh. !araf

    yang dapat mendeteksi nyeri tersebut dinamakan nociception .

    Nociception termasuk menyampaikan informasi perifer dari

    reseptor khusus pada jaringan ( nociseptors ) kepada struktur sentral

    pada otak. !istem nyeri mempunyai beberapa komponen (gambar

    2.#) ( idan, 20# ) %

    #. 1eseptor khusus yang disebut nociceptors , pada sistem saraf

    perifer, mendeteksi dan menyaring intensitas dan tipe

    stimulus noxious .(orde #)2. !araf aferen primer (saraf delta dan ) mentransmisikan

    stimulus noxious ke N!.. *ornu dorsalis medulla spinalis adalah tempat dimana terjadi

    hubungan antara serat aferen primer dengan neuron kedua dan

    tempat kompleks hubungan antara lokal eksitasi dan inhibitor

    interneuron dan traktus desenden inhibitor dari otak.3. 4raktus asending nosiseptik (antara lain traktus

    spinothalamikus lateralis dan entralis) menyampaikan signal

    kepada area yang lebih tinggi pada thalamus. (orde 2)5. 4raktus thalamo kortikalis yang menghubungkan thalamus

    sebagai pusat relay sensibilitas ke korteks 'erebralis pada girus

    post sentralis. (orde )6. *eterlibatan area yang lebih tinggi pada perasaan nyeri,

    komponen afektif nyeri,ingatan tentang nyeri dan nyeri yang

    dihubungkan dengan respon motoris (termasuk ithdra l

    respon).

  • 8/10/2019 Nyeri Somatik

    7/33

    7. !istem inhibitor desenden mengubah impuls nosiseptik yang

    datang pada le el medulla spinalis.

    (#mb

    #r ).+. 8intasan sensibitlitas#0

    alur ( pathway ) nyeri klasik terdiri dari rantai neuron yang

    meneruskan sinyal nyeri dari perifer ke korteks serebral% (i) neuron

    tingkat pertama ( first-order ), (ii) neuron tingkat kedua, dan (iii)

    neuron tingkat ketiga (:ambar 7 #). !ensasi nyeri dimulai dengan

    stimulasi ujung saraf neuron tingkat pertama.

    a. Sis1em N eri Peri-er

  • 8/10/2019 Nyeri Somatik

    8/33

    ;jung saraf bebas (atau no'i'eptor) neuron neuron tingkat

    pertama merupakan komponen sistem nyeri perifer. !erabut

    nyeri juga ikut terlibat.b. N"2i2e31"r

    No'i'eptor menyusun a ini relati e sama untuk semua orang.

    !ensasi nyeri yang menyebar, perlahan, membakar atau

    linu merupakan akibat dari stimuli yang ditransmisikan oleh

    serabut yang tidak termielinisasi. Nyeri =kedua> ini

    disebabkan oleh jejas yang sama dengan nyeri 'epat, namun,

    nyeri ini dimulai belakangan dan berlangsung untuk aktu

    yang lebih lama nyeri jenis ini menyadari rasa nyeri ini tapi

    biasanya agak sulit menyatakan di mana tepatnya lokasi nyeri

    tersebut. "asien demikian seringkali meraba daerah nyeri untuk

    menunjukkan lokasi nyerinya. mbang batas nyeri =kedua> ini

    ber ariasi antar indi idu.

  • 8/10/2019 Nyeri Somatik

    9/33

    !erabut delta dan memiliki sifat sensi1is#si , yaitu

    peningkatan sensiti itas reseptor ketika menerima stimulus

    no

  • 8/10/2019 Nyeri Somatik

    10/33

    g. lur N eri Descending

    !erabut saraf ke arah ba ah descending dari korteks, thalamus,

    atau batang otak dapat menghambat penerusan impuls yang

    bergerak melalui jalur nyeri ascending . !erabut serabut saraf

    ini berhenti pada kolom abu abu dorsal korda spinalis.

    Neurotransmiter (misalnya epinefrin, norepinefrin, serotonin,

    berbagai opioid endogen) terlibat dalam modulasi sensasi nyeri.

    alur nyeri descending bertanggung ja ab untuk menghambat

    transmisi nyeri dari korda spinalis.

    D. P#1"-isi"l"gi N eri

    $ila terjadi kerusakan jaringan an'aman kerusakan jaringan

    tubuh, seperti pembedahan akan menghasilkan sel sel rusak dengan

    konsekuensi akan mengeluarkan /at /at kimia bersifat algesik yang

    berkumpul sekitarnya dan dapat menimbulkan nyeri. akan terjadi

    pelepasan beberapa jenis mediator seperti /at /at algesik, sitokin

    serta produk produk seluler yang lain, seperti metabolit ei'osinoid,radikal bebas dan lain lain. Mediator mediator ini dapat

    menimbulkan efek melalui mekanisme spesifik. 2,

    T#bel ).+ ?at /at yang timbul akibat nyeri

    ?at !umber Menimbulkannyeri

    @fek padaaferen primer

    *alium

    !eroronin$radikinin+istramin"rostaglandin

    8ekotrien

    !ubstansi "

    !el sel rusak

    4rombosis*ininogen plasma!el sel mast

    sam arakidonat dansel rusak

    sam arakidonat dansel rusak

    feren primer

    AA

    AAAAA

    AB

    B

    B

    Mengaktifkan

    MengaktifkanMengaktifkanMengaktifkan!ensitisasi

    !ensitisasi

    !ensitisasi

  • 8/10/2019 Nyeri Somatik

    11/33

    (#mb#r ).) Cisiologi nyeri 6

    1angkaian proses perjalanan yang menyertai antara kerusakan

    jaringan sampai dirasakan nyeri adalah suatu proses elektrofisiologis.

    da 3 proses yang mengikuti suatu proses nosisepsi yaitu% 2,

    +. Tr#ndu/si

    dalah perubahan rangsang nyeri ( noxious stimuli ) menjadi

    aktifitas listrik pada ujung ujung saraf sensoris. ?at /at algesik

    seperti prostaglandin, serotonin, bradikinin, leukotrien, substans ",

    potassium, histamin, asam laktat, dan lain lain akan mengaktifkan

    atau mensensitisasi reseptor reseptor nyeri. 1eseptor nyeri

    merupakan anyaman ujung ujung bebas serat serat afferent delta

    dan . 1eseptor reseptor ini banyak dijumpai dijaringan kulit,

    periosteum, di dalam pulpa gigi dan jaringan tubuh yang lain.

    !erat saraf afferent delta dan adalah serat serat saraf sensorik

  • 8/10/2019 Nyeri Somatik

    12/33

    yang mempunyai fungsi meneruskan sensorik nyeri dari perifir ke

    sentral ke susunan saraf pusat. Interaksi antara /at algesik dengan

    reseptor nyeri menyebabkan terbentuknya impuls nyeri.

    ). Tr#nsmisi

    dalah proses perambatan impuls nyeri melalui delta

    dan serabut yang menyusul proses tranduksi. Dleh serat afferent

    delta dan impuls nyeri diteruskan ke sentral, yaitu ke medulla

    spinalis, ke sel neuron di kornua dorsalis. !erat aferent delta

    dan yang berfungsi meneruskan impuls nyeri mempunyai

    perbedaan ukuran diameter. !erat delta mempunyai diameter

    lebih besar dibanding dengan serat . !erat delta

    menghantarkan impuls lebih 'epat (#2 0 m dtk) dibandingkan

    dengan serat (0.5 5 m dtk). !el sel neuron di medulla spinalis

    kornua dorsalis yang berfungsi dalam fisiologi nyeri ini disebut

    sel sel neuron nosisepsi. "ada nyeri akut, sebagian dari impuls

    nyeri tadi oleh serat aferent delta dan diteruskan langsung ke

    sel sel neuron yang berada di kornua antero lateral dan sebagianlagi ke sel sel neuron yang berada di kornua anterior medulla

    spinalis. ktifasi sel sel neuron di kornua antero lateral akan

    menimbulkan peningkatan tonus sistem saraf otonum simpatis

    dengan segala efek yang dapat ditimbulkannya. !edangkan

    aktifasi sel sel neuron di kornua anterior medulla spinalis akan

    menimbulkan peningkatan tonus otot skelet di daerah 'edera

    dengan segala akibatnya.4. M"dul#si

    Merupakan interaksi antara sistem analgesik endogen

    (endorfin, N , 5+4) dengan input nyeri yang masuk ke kornu

    posterior. Impuls nyeri yang diteruskan oleh serat serat delta

    dan ke sel sel neuron nosisepsi di kornua dorsalis medulla

    spinalis tidak semuanya diteruskan ke sentral le at traktus

  • 8/10/2019 Nyeri Somatik

    13/33

    spinotalamikus. &idaerah ini akan terjadi interaksi antara impuls

    yang masuk dengan sistem inhibisi, baik sistem inhibisi endogen

    maupun sistem inhibisi eksogen. 4ergantung mana yang lebih

    dominan. $ila impuls yang masuk lebih dominan, maka penderita

    akan merasakan sensibel nyeri. !edangkan bila efek sistem

    inhibisi yang lebih kuat, maka penderita tidak akan merasakan

    sensibel nyeri.

    ,. Perse3si

    Impuls yang diteruskan ke korte< sensorik akan mengalami proses

    yang sangat kompleks, termasuk proses interpretasi dan persepsi

    yang akhirnya menghasilkan sensibel nyeri.

    (#mb#r ).4. "roses perjalanan

    nyeri # 0

    da 2 saraf yang peka terhadap

    suatu stimulus noksius yakni

    serabut saraf yang bermielin

    (konduksi 'epat) dan serabutsaraf yang tidak

    bermielin

    (konduksi

    lambat).

    !erat delta mempunyai diameter lebih besar dibanding

    dengan serat . !erat delta menghantarkan impuls lebih 'epat (#2

    0 m dtk) dibandingkan dengan serat (0.5 5 m dtk). Ealaupunkeduanya peka terhadap rangsang noksius, namun keduanya

    memiliki perbedaan, baik reseptor maupun neurotransmiter yang

    dilepaskan pada presinaps di kornu posterior. 1eseptor (nosiseptor)

    serabut hanya peka terhadap stimulus mekanik dan termal,

    sedangkan serabut peka terhadap berbagai stimulus noksius,

    meliputi mekanik, termal dan kimia i. Dleh karena itu reseptor

    TRANSD%0TION

    TRANSMISSION

    MOD%!ATION

    PER0EPTION

  • 8/10/2019 Nyeri Somatik

    14/33

    serabut disebut juga sebagai polymodal nociceptors &emikian

    pula neurotransmiter yang dilepaskan oleh serabut di presinaps

    adalah asam glutamat, sedangkan serabut selain melepaskan asam

    glutamat juga substansi " (neurokinin) yang merupakan polipeptida.

    Sensi1is#si Peri-er

    *erusakan jaringan akibat suatu trauma selain akan

    menyebabkan terlepasnya /at /at dalam sel juga akan menginduksi

    terlepasnya mediator inflamasi dari sel mast, makrofag dan limfosit.

    8ebih dari itu terjadi impuls balik dari saraf aferen yang melepaskan

    mediator kimia yang berakibat terjadinya asodilatasi serta

    peningkatan permeabilitas kapiler sehingga terjadi ekstra asasi

    protein plasma. #, ,5,6

  • 8/10/2019 Nyeri Somatik

    15/33

    (#mb#r ).,. !kema !ensitasi perifer #

    Interaksi ini akan menyebabkan terlepasnya mediator mediator

    inflamasi seperti ion kalium, hidrogen, serotonin, bradikinin,

    substansi ", histamin dan produk produk siklooksigenase dan

    lipoksigenase dari metabolisme asam arakidonat yang menghasilkan

    prostaglandin. Mediator kimia inilah yang menyebabkan sensitisasi

    dari kedua nosiseptor tersebut di atas. kibat dari sensitisasi ini,

    rangsang lemah yang normal tidak menyebabkan nyeri sekarang

    terasa nyeri. "eristi a ini disebut sebagai sensitisasi perifer yang

    ditandai dengan meningkatnya respon terhadap stimulasi termal suhu

    pada daerah jaringan yang rusak. &engan kata lain sensitisasi perifer

    diinduksi oleh adanya perubahan neurohumoral pada daerah jaringan

    yang rusak maupun sekitarnya. ika kita ingin menekan fenomena

  • 8/10/2019 Nyeri Somatik

    16/33

    sensitisasi perifer ini, maka dibutuhkan upaya menekan efek

    mediator kimia tersebut. ;paya demikian merupakan dasar

    penggunaan obat obat anti inflamasi non steroid ( IN!) yang

    merupakan anti en/im siklooksigenase.

    Sensi1is#si Sen1r#l

    !uatu stimulus noksius yang berkepanjangan sebagai akibat

    pembedahan inflamasi, akan mengubah respon saraf pada kornu

    dorsalis medulla spinalis. kti itas sel kornu dorsalis akan

    meningkat seirama dengan lamanya stimulus tersebut. Neuron kornu

    dorsalis berperan sangat penting dalam proses transmisi dan

    modulasi suatu stimulus noksius. Neuron kornu dorsalis terdiri

    atas first-order neuron yang merupakan akhir dari serabut aferen

    pertama dan second-order neuron sebagai neuron penerima dari

    nuron pertama. Second-order neuron lah yang memainkan peran

    modulasi yang dapat memfasilitasi atau menghambat suatu stimulus

    noksius. Nosiseptif second-order neuron di kornu dorsalis terdiri atas

    dua jenis, yakni pertama, nocicepti!e-specific neuron (N!) yangse'ara eksklusif responsif terhadap impuls dari serabut F dan

    serabut . Neuron kedua disebut wide-dynamic range

    neuronn (E&1) yang responsif terhadap baik stimulus noksius

    maupun stimulus non noksius yang menyebabkan

    menurunnya respon treshold serta meningkatnya resepti!e field ,

    sehingga terjadi peningkatan signal transmisi ke otak menyebabkan

    meningkatnya persepsi nyeri.#, ,5,6

    "erubahan perubahan ini diyakini sebagai akibat terjadinya

    perubahan pada kornu dorsalis menyusul suatu kerusakan

    jaringan inflamasi. "erubahan ini disebut sebagai sensitisasi sentral

    atau ind up. "#ind-up$ ini dapat menyebabkan neuron neuron

    tersebut menjadi lebih sensitif terhadap stimulus lain dan menjadi

    bagian dari sensitisasi sentral. Ini menunjukkan bah a susunan saraf

  • 8/10/2019 Nyeri Somatik

    17/33

    pusat tidak bisa diibaratkan sebagai "hard wired$ yang kaku tetapi

    seperti plastik , artinya dapat berubah sifatnya akibat adanya

    kerusakan jaringan atau inflamasi.

    "enemuan ini telah memberikan banyak perubahan pada

    konsep nyeri. &e asa ini telah diketahui bah a suatu stimulus

    noksius yang berkepanjangan pada serabut dari serabut aferen

    primer akan menyebabkan perubahan morfologi dan biokimia pada

    kornu dorsalis yang sulit untuk dipulihkan. +al ini menjadi dasar

    terjadinya nyeri kronik yang sulit disembuhkan.

    "erubahan perubahan yang terjadi pada kornu dorsalis

    sehubungan dengan sensitisasi sentral adalah% pertama, terjadi

    perluasan reseptor field si%esehingga neuron spinalis akan berespon

    terhadap stimulus yang normalnya tidak merupakan stimulus

    nosiseptif. *edua, terjadi peningkatan besaran dan durasi respon

    terhadap stimulus yang lebih dari potensial ambang. &an yang

    terakhir, terjadi pengurangan ambang batas sehingga stimulus yang

    se'ara normal tidak bersifat nosiseptif akan mentransmisikaninformasi nosiseptif. "erubahan perubahan ini penting pada keadaan

    nyeri akut seperti nyeri pas'abedah dan perkembangan terjadinya

    nyeri kronik. "erubahan ini bermanifestasi sebagai hyperalgesia&

    allodynia dan meluasnya daerah nyeri di sekitar perlukaan.

    !uatu jejas saraf akibat pembedahan juga akan mengakibatkan

    perubahan pada kornu dorsalis. 4elah dibuktikan bah a setelah

    terjadi jejas saraf perifer pada ujung terminal aferen yang bermielin,terjadi perluasan perubahan pada daerah sekitar kornu dorsalis. Ini

    berarti bah a serabut saraf yang biasanya tidak menghantarkan nyeri

    ke daerah kornu dorsalis yang superfisial telah berfungsi

    sebagai relay pada transmisi nyeri. ika se'ara fungsional dilakukan

    hubungan antara terminal terminal yang normalnya menghantarkan

    informasi non-noxious dengan neuron neuron yang se'ara normal

  • 8/10/2019 Nyeri Somatik

    18/33

    menerima input nosiseptif maka akan terbentuk suatu pola nyeri dan

    hipersensiti itas terhadap sentuhan ringan sebagaimana yang terjadi

    pada kerusakan saraf.

    (#mb#r ).5. !kema sensitasi sentral ##

    4elah dikenal sejumlah besar tipe reseptor yang terlibat dalam

    transmisi nyeri. 1eseptor reseptor ini berada di pre dan postsinaps

    dari terminal serabut aferen primer. $eberapa dari reseptor ini telah

    menjadi target penelitian untuk men'ari alternatif pengobatan baru.

    1eseptor N methyl & spartat (NM& ) banyak mendapat perhatian

    khusus. &iketahui bah a reseptor non NM& dapat memediasi

    proses fisiologis dari informasi sensoris, namun bukti yang kuatmenunjukkan peranan reseptor NM& pada perubahan patofisiologis

    seperti pada mekanisme "wind-up$ dan perubahan perubahan lain

    termasuk proses fasilitasi, sensitisasi sentral dan perubahan daerah

    reseptor perifer. &engan demikian antargonis NM& tentunya dapat

    menekan respon ini. *etamin, penyekat reseptor NM& , dengan

    jelas dapat mengurangi kebutuhan opiat bila diberikan sebelum

  • 8/10/2019 Nyeri Somatik

    19/33

    operasi. &ekstrometorfan, obat penekan batuk, dapat menjadi

    alternatif lain karena penelitian menunjukkan bah a dekrtrometorfan

    juga merupakan penyekat reseptor NM& .

    &e asa ini perhatian selanjutnya juga tertuju pada ND dan

    peranannya dalam proses biologik. !ejumlah bukti telah

    menunjukkan peranan ND pada proses nosiseptif. "roduksi ND

    terjadi se'ara sekunder dari akti asi reseptor NM& dan influks a.

    a intraseluler akan bergabung dengan 'almodulin menjadi a

    'almodulin yang selanjutnya akan mengakti asi en/im ND! (Nitric

    'xide Synthase) yang dapat mengubah arginin menghasilkan sitrulin

    dan ND (Nitric 'xide) dengan bantuan N &"+ sebagai co-factor .

    &alam keadaan normal, ND dibutuhkan untuk

    mempertahankan fungsi normal sel. Namun, dalam jumlah yang

    berlebihan, ND dapat bersifat neurotoksik yang akan merusak sel

    saraf itu sendiri. "erubahan yang digambarkan di atas, terjadi seiring

    dengan akti asi reseptor NM& yang berkelanjutan. &engan

    demikian, obat obat yang dapat menghambat produksi dari ND akanmempunyai peranan yang penting dalam pen'egahan dan

    penanganan nyeri.

    $en"men# wind-up merupakan dasar dari analgesia pre

    emptif, dimana memberikan analgesik sebelum terjadinya nyeri.

    &engan menekan respon nyeri akut sedini mungkin, analgesia pre

    emptif dapat men'egah atau setidaknya mengurangi kemungkinan

    terjadinya "wind-up$ . Idealnya, pemberian analgesik telah dimulaisebelum pembedahan.

    $erbagai upaya telah di'oba untuk memanfaatkan informasi

    yang diperoleh dari hasil penelitian farmakologik dan fisiologik

    dalam penerapan strategi penanganan nyeri. "er'obaan difokuskan

    pada dua pendekatan. "ertama, penelitian tentang bahan bahan yang

    pada tingkat spinal berefek terhadap opiat, adrenoreseptor alfa dan

  • 8/10/2019 Nyeri Somatik

    20/33

    reseptor NM& . *edua, perhatian ditujukan pada usaha men'oba

    mengurangi fenomena sensitisasi sentral. *onsep analgesia pre

    emptif telah mendunia sebagai hasil dari penemuan ini dan menjadi

    sebuah usaha dalam men'egah atau mengurangi perubahan

    perubahan yang terjadi pada proses nyeri.

    &ari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bah a

    karakteristik nyeri trauma adalah terjadinya sensitisasi perifer dan

    sensitisasi sentral. Dleh karena itu prinsip dasar pengelolaan nyeri

    adalah men'egah atau meminimalisasi terjadinya sensitisasi perifer

    dengan pemberian obat obat N! I& ( DG, atau DG 2), sedangkan

    untuk menekan atau men'egah terjadinya sensitisasi sentral dapat

    dilakukan dengan pemberian opiat atau anestetik lokal utamanya jika

    diberikan se'ara sentral.

    E. Pengu/ur#n In1ensi1#s N eri

    Nyeri merupakan masalah yang sangat subjektif yang

    dipengaruhi oleh psikologis, kebudayaan dan hal lainnya,

    sehingga mengukur intensitas nyeri merupakan masalah yangrelatif sulit.

    da beberapa metoda yang umumnya digunakan untuk menilai

    intensitas nyeri, antara lain % #,7

    #. er al *ating Scale (-1!s)

    Metoda ini menggunakan suatu word list untuk

    mendiskripsikan nyeri yang dirasakan. "asien disuruh memilih

    kata kata atau kalimat yang menggambarkan karakteristik nyeri yang dirasakan dari word list yang ada. Metoda ini dapat

    digunakan untuk mengetahui intensitas nyeri dari saat pertama

    kali mun'ul sampai tahap penyembuhan. "enilaian ini menjadi

    beberapa kategori nyeri yaitu%

    tidak nyeri ( none)

    nyeri ringan (mild)

  • 8/10/2019 Nyeri Somatik

    21/33

    nyeri sedang ( moderate )

    nyeri berat ( se!ere )

    nyeri sangat berat ( !ery se!ere )

    2. Numerical *ating Scale (N1!s)

    Metoda ini menggunakan angka angka untuk

    menggambarkan range dari intensitas nyeri. ;mumnya pasien

    akan menggambarkan intensitas nyeri yang dirasakan dari

    angka 0 #0. >0>menggambarkan tidak ada nyeri sedangkan

    >#0> menggambarkan nyeri yang hebat.

    (#mb#r ).6. Numeric pain intensity scale 6

    . isual Analogue Scale (- !s)

    Metoda ini paling sering digunakan untuk mengukur

    intensitas nyeri. Metoda ini menggunakan garis sepanjang #0 'm

    yang menggambarkan keadaan tidak nyeri sampai nyeri yang

    sangat hebat. "asien menandai angka pada garis yang

    menggambarkan intensitas nyeri yang dirasakan. *euntungan

    menggunakan metoda ini adalah sensitif untuk mengetahui

    perubahan intensitas nyeri, mudah dimengerti dan dikerjakan,

    dan dapat digunakan dalam berbagai kondisi klinis. *erugiannya

    adalah tidak dapat digunakan pada anak anak diba ah H tahun

    dan mungkin sukar diterapkan jika pasien sedang berada dalam

    nyeri hebat.

    (#mb#r ).7. Visual Analog scale

  • 8/10/2019 Nyeri Somatik

    22/33

    $. PENATA!AKSANAAN NYERI AK%T

    Ter#3i Mul1im"d#l +4

    Nyeri akut sering dikelola dengan tidak memadai. Ini tidak

    seharusnya demikian. *ontrol nyeri sering bisa diperbaiki dengan

    strategi sederhana, yaitu nilai nyeri, atasi dengan obat dan teknik

    yang sudah ada, nilai kembali nyeri setelah terapi dan bersiap

    untuk memodifikasi pengobatan jika perlu. nalgesia yang baik

    mengurangi komplikasi pas'a bedah seperti infeksi paru, mual dan

    muntah, &-4 ,dan ileus.

    "enyebabnya biasanya lebih mudah dapat ditentukan,

    sehingga penanggulangannya biasanya lebih mudah pula. Nyeri

    akut ini akan mereda dan hilang seiring dengan laju proses

    penyembuhan jaringan yang sakit. !emua obat analgetika efektif

    untuk menanggulangi nyeri akut ini. &iagnosa penyebab nyeri akut

    harus ditegakkan lebih dahulu. $ersamaan dengan usaha mengatasi

    penyebab nyeri akut, keluhan nyeri penderita juga diatasi. Intinya,

    diagnosa penyebab ditegakkan, usaha mengatasi nyeri sejalandengan usaha mengatasi penyebabnya. #,2,

    !etelah diagnosis ditetapkan, peren'anaan pengobatan harus

    disusun. ;ntuk itu berbagai modalitas pengobatan nyeri yang

    beraneka ragam dapat digolongkan sebagai berikut # %

    a. Modalitas fisik

    8atihan fisik, pijatan, ibrasi, stimulasi kutan (4@N!), tusuk

    jarum, perbaikan posisi, imobilisasi, dan mengubah pola hidup. b. Modalitas kognitif beha ioral

    1elaksasi, distraksi kognitif, mendidik pasiern, dan pendekatan

    spiritual.

    '. Modalitas In asif

    "endekatan radioterapi, pembedahan, dan tindakan blok saraf.

    d. Modalitas "sikoterapi

  • 8/10/2019 Nyeri Somatik

    23/33

    &ilakukan se'ara terstruktur dan teren'ana, khususnya bagi

    merreka yang mengalami depresi dan berpikir ke arah bunuh diri

    e. Modalitas Carmakoterapi

    Mengikuti >E+D 4hree !tep nalgesi' 8adder>

    $#rm#/"1er#3i N eri

    !emua obat yang mempunyai efek analgetika biasanya efektif

    untuk mengatasi nyeri akut. +al ini dimungkinkan karena nyeri akut

    akan mereda atau hilang sejalan dengan laju proses penyembuhan

    jaringan yang sakit.

    (#mb#r 4.+ . >#+' Three Step Analgesic ,adder >

    "raktik dalam tatalaksana nyeri, se'ara garis besar stategi

    farmakologi mengikuti > #+' Three Step Analgesic ,adder > yaitu %#

    #. 4ahap pertama dengan menggunakan abat analgetik nonopiat

    seperti N! I& atau DG2 spesific inhi itors

    2. 4ahap kedua, dilakukan jika pasien masih mengeluh nyeri. Maka

    diberikan obat obat seperti pada tahap # ditambah opiat se'ara

    intermiten.

    . 4ahap ketiga, dengan memberikan obat pada tahap 2 ditambah

    opiat yang lebih kuat.

    "enanganan nyeri berdasarkan patofisiologi nyeri paada

    proses transduksi dapat diberikan anestesik lokal dan atau obat anti

  • 8/10/2019 Nyeri Somatik

    24/33

    radang non steroid, pada transmisi inpuls saraf dapat diberikan obat

    obatan anestetik lokal, pada proses modulasi diberikan kombinasi

    anestetik lokal, narkotik, dan atau klonidin, dan pada persepsi

    diberikan anestetik umum, narkotik, atau parasetamol

    (#mb#r 4.+. 4angga dosis obat analgetik

    &ari gambar tangga dosis di atas, dapat disimpulkan bah a

    terapi inisial dilakukan pada dosis yang lebih tinggi, dan kemudianditurunkan pelan pelan hingga sesuai dosis analgesia yang tepat.

    T#bel 4.+. &aftar Indikasi dan dosis obat farmakoterapi nyeri

    bedasarkan derajat nyeri

  • 8/10/2019 Nyeri Somatik

    25/33

    "ada dasarnya ada kelompok obat yang mempunyai efek

    analgetika yang dapat digunakan untuk menanggulangi nyeri akut.

    a. Dbat analgetika nonnarkotika.

    4ermasuk disini adalah "b#1 #n1i8in-l#m#si n"ns1er"id 9AINS

  • 8/10/2019 Nyeri Somatik

    26/33

    $anyak jenis obat ini. Manfaat dan efek samping obat obat

    ini ajib dipahami sebelum memberikan obat ini pada penderita.

    Dbat antiinflamasi nonsteroid mempunyai titik tangkap kerja

    dengan men'egah kerja ensim siklooksigenase untuk mensintesa

    prostaglandin. "rostaglandin yang sudah terbentuk tidak

    terpengaruh oleh obat ini.

    Dbat ini efektif untuk mengatasi nyeri akut dengan intensitas

    ringan sampai sedang. Dbat ini tersedia dalam kemasan yang

    dapat diberikan se'ara oral (tablet, kapsul, sirup), dalam kemasan

    suntik. *emasan suntik dapat diberikan se'ara intra muskuler,

    dan intra ena. "emberian intra ena dapat se'ara bolus atau infus.

    Dbat ini juga tersedia dalam kemasan yang dapat diberikan

    se'ara supositoria

    Memiliki potensi analgesik sedang dan merupakan anti

    radang. @fektif untuk bedah mulut dan bedah ortopedi minor.

    Mengurangi kebutuhan akan opioid setelah bedah mayor. Dbat

    obat IN! memiliki mekanisme kerja sama, jadi jangankombinasi dua obat IN! yang berbeda pada aktu bersamaan.

    "emberian IN! dalam jangka lama 'enderung menimbul

    kan efek samping daripada pemberian singkat pada periode

    perioperatif. ntagonis + 2 (misal ranitidin) yang diberikan

    bersama IN! bisa melindungi lambung dari efek samping..

    b. Dbat analgetika narkotik

    Dbat ini bekerja dengan mengaktifkan reseptor opioid yang banyak terdapat didaerah susunan saraf pusat. Dbat ini terutama

    untuk menanggulangi nyeri akut dengan intensitas berat. 4erdapat

    5 ma'am reseptor opioid, Mu, *appa, !igma, &elta dan @psilon.

    Dbat analgetika narkotika yang digunakan dapat berupa

    preparat alkaloidnya atau preparat sintetiknya. "enggunaan obat

  • 8/10/2019 Nyeri Somatik

    27/33

    ini dapat menimbulkan efek depresi pusat nafas bila dosis yang

    diberikan relatif tinggi.

    @fek samping yang tidak tergantung dosis, yang juga dapat

    terjadi adalah mual sampai muntah serta pruritus. "emakaian

    untuk aktu yang relatif lama dapat diikuti oleh efek toleransi

    dan ketergantungan.

    Dbat ini umumnya tersedia dalam kemasan untuk

    pemberian se'ara suntik, baik intra muskuler maupun intra ena.

    "emberian intra ena, dapat se'ara bolus atau infus. &apat

    diberikan se'ara epidural atau intra tekal, baik bolus maupun

    infuse (epidural infus). "reparat opioid Centanyl juga tersedia

    dalam kemasan yang dapat diberikan se'ara intranasal atau

    dengan pat'h dikulit. !udah tersedia dalam bentuk tablet (morfin

    tablet). uga tersedia dalam kemasan supositoria.

    "enggunaan obat narkotik ini harus disertai dengan

    pen'atatan yang detail dan ketat, serta harus ada pelaporan yang

    rin'i tentang penggunaan obat ini ke instansi penga as penggunaan obat obat narkotika.

    &engan ditemukannya reseptor opioid didaerah kornua

    dorsalis medulla spinalis di tahun #970 an, obat ini dapat diberikan

    se'ara injeksi kedalam ruang epidural atau kedalam ruang intratekal.

    $ila 'ara ini dikerjakan, dosis obat yang digunakan menjadi sangat

    ke'il, menghasilkan efek analgesia yang sangat baik dan durasi

    analgesia yang sangat lama panjang."emakaian obat analgetika narkotika se'ara epidural atau

    intratekal, dapat dikombinasi dengan obat obat lfa 2 agonist,

    antikolinesterase atau adrenalin. &engan kombinasi obat obat ini,

    akan didapat efek analgesia yang sangat adekuat serta durasi yang

    lebih panjang, sedangkan dosis yang diperlukan menjadi sangat

    ke'il.

  • 8/10/2019 Nyeri Somatik

    28/33

    (#mb#r 4.4. lgoritme untuk pemberian opioid im. !kor nyeri% 0,

    tidak ada nyeri # nyeri ringan 2, nyeri sedang , nyeri berat. !kor

    sedasi% 0, bangun #, ngantuk kadang kadang 2 kebanyakan tertidur

    , sukar dibangunkan. Morfin%berat 30 65 kg% 7,5 mg berat 65 #00

    kg% #0 mg % Nalo

  • 8/10/2019 Nyeri Somatik

    29/33

    T#bel 4.). &osis maksimum aman dari anestesi lokal

    Ob#1

    M#/simu

    m un1u/

    in-il1r#si

    l"/#l

    M#/simum

    un1u/ #nes1esi

    3le/sus

    8ido'aine

    (ligno'aine) mg kg 3 mg kg

    8ido'aine

    (ligno'aine)

    dengan adrenalin

    (epinefrin)

    5 mg kg 7 mg kg

    $upi a'aine #,5 mg kg 2 mg kg

    $upi a'aine

    dengan

    adrenalin(epinefrin

    )

    2 mg kg ,5 mg kg

    "rilo'aine 5 mg kg 7 mg kg

    "rilo'aine dengan

    adrenalin(epinefrin

    )

    5 mg kg Hmg kg

    Dbat anestesia lokal yang diberikan se'ara epidural atau

    intratekal dapat dikombinasikan dengan opioid. ara ini dapat

    menghasilkan efek sinergistik. nalgesia yang dihasilkan lebih

    adekuat dan durasi lebih panjang. Dbat yang diberikan intratekal

    hanyalah obat yang direkomendasikan dapat diberikan se'ara

    intratekal. Dbat anesthesia lokal tidak boleh langsung disuntikkan

    kedalam pembuluh darah. Memberikan analgesia tambahan untuk

    semua jenis operasi. $isa menghasilkan analgesia tanpa pengaruh

    terhadap kesadaran. 4eknik sederhana seperti infiltrasi lokal ke

    pinggir luka pada akhir prosedur akan menghasilkan analgesia

  • 8/10/2019 Nyeri Somatik

    30/33

    singkat. 4idak ada alasan untuk tidak menggunakannya. $lok

    saraf, pleksus atau regional bisa dikerjakan untuk berlangsung

    beberapa jam atau hari jika digunakan teknik kateter.

    *omplikasi tersering berkaitan dengan teknik spesifik,

    misal hipotensi pada anestesi epidural karena blok simpatis, dan

    kelemahan otot yang menyertai blok saraf besar. 4oksisitas

    sistemik bisa terjadi akibat dosis berlebihan atau pemberian

    aksidental dari anestesi lokal se'ara sistemik. Ini bermanifestasi

    mulai dari kebingungan ringan, sampai hilang kesadaran, kejang,

    aritmia jantung dan henti jantung."emberian obat yang salah

    merupakan malapetaka pribadi dan mediko legal. @kstra hati hati

    diperlukan ketika memberikan obat.

  • 8/10/2019 Nyeri Somatik

    31/33

    BAB 4 PEN%T%P

    #. Nyeri merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak

    menyenangkan akibat adanya kerusakan atau an'aman kerusakan

    jaringan.2. Nyeri !omatik merupakan jenis nyeri yang dibedakan dari sumber

    daerah timbulnya nyeri, yang berasal dari kulit, jaringan subkutan,

    mukosa, otot rangka, tulang, sendi atau jaringan ikat. Nyeri dapat digolongkan berdasarkan sumber nyerinya yaitu nyeri

    somatik luar, nyeri somati' dalam dan nyeri is'eral3. Nyeri juga dapat dibedakan berdarkan jenis nyerinya yaitu nyeri

    nosiseptik, neurogenik dan nyeri psikogenik 5. da empat proses yang terjadi pada perjalanan nyeri yaitu

    transduksi, transmisi, modulasi, dan persepsi.6. Manajemen nyeri dapat dengan terapi fisik ataupun farmakologi,

    terapi farmakologi yang ditetapkan diberikan sesuai dengan

    derajat nyeri yang mun'ul.

    DA$TAR P%STAKA

  • 8/10/2019 Nyeri Somatik

    32/33

    #. Morgan, :.@., Pain anagement , In%.linical Anesthesiology 2nd ed. !tamford% ppleton and 8ange, 2009, 273

    #6.

    2. Mangku, :., &iktat *umpulan *uliah, $agian !MCnestesiologi dan 1eanimasi Cakultas *edokteran ;ni ersitas

    ;dayana, &enpasar, 20#2

    . 8atief, !. ., "etunjuk "raktis nestesiologi, edisi II,$ag nestesiologi dan 4erapi Intensif C* ;I, akarta, 20##.

    3. +amill, 1. ., The Assesment of Pain , In% +and ook of .ritical .are Pain anagement , Ne Jork, M':ro +ill In',20#0, # 25

    5. 8oese, .&., Peripheral Pain echanism and Nociceptic Plasticity& In /onica0s anagement of Pain , 8ippi'ottEilliams and Eilkins, 20##, 26 65

    6. idan, M., Pain anagemnet& In Perioperati!e .are& Anaesthesia& Pain anagement and Intensi!e .are , 8ondon,200# , 7H #02

    7. $en/on, et al., The Assesment of Pain& In 1ssential of Pain edicine and *egional Anaesthesia& 2nd ed, "hiladelphia,2009

    H. Ni'holls, dan Eilson, I+., ana2emen nyeri akut ,in 3edokteran Perioperatif , &arma an, Iyan (ed), Carmedia,

    akarta, 20##, bab #3, 57 69.

    9. Melati, @ndang., Pediatric Pain anagement InTrauma , $agian !MC nestesiologi dan 1eanimasi Cakultas*edokteran ;ni ersitas !ri ijaya, "alembang, 20# .

    #0. !utjahjo, 1ita ., Pain *elief In Trauma , $agian !MCnestesiologi dan 1eanimasi Cakultas *edokteran ;ni ersitasirlangga, !urabaya, 20#0.

    ##. 4anra, +usni., Prehospital Pain anagement for Trauma Patient , $agian !MC nestesiologi dan 1eanimasiCakultas *edokteran ;ni ersitas +asanudin, Makasar, 20#2.

  • 8/10/2019 Nyeri Somatik

    33/33

    #2. rifin, +asanul., Pengelolaan Nyeri Akut , $agian !MCnestesiologi dan 1eanimasi Cakultas *edokteran ;ni ersitas

    !umatera ;tara, Medan, 20#2.

    # . Mangku :., Nyeri dan utu 3ehidupan , $uletin I&I,&enpasar, 20##.

    #3. Meliala . Pemeriksaan Nyeri& Neuro !ains, !uplemen$N! -ol 3 No 2, 200H, 7.

    15. Ni'holls, dan Eilson, I+., Peresepan Periperatif ,in 3edokteran Perioperatif , &arma an, Iyan (ed), Carmedia,

    akarta, 20##, bab 52,30 320