10
OTITIS EKSTERNA Definisi Otitis eksterna adalah inflamasi atau radang pada telinga luar atau canalis auditori eksterna. Otitis eksterna dapat bersifat akut dan kronis. 1,5 Faktor Predisposisi Faktor-faktor predisposisi tertentu sebagai berikut: 6 a. Faktor endogen : keadaaan umum yang memburuk akibat anemia, hipoavitaminosis, diabetes melitus, atau dermatitis seboroik. b. Faktor eksogen : Terlalu sering membersihkan telinga, mengakibatkan serumen yang berfungsi sebagai pertahanan kulit MAE hilang. Mengorek telinga dapat menyebabkan hilangnya protective lipid layer dan acid mantle. Hal ini menyebabkan kelembaban dan suhu di MAE meningkat. MAE yang lembab, hangat, dan kotor merupakan media pertumbuhan kuman yang baik. Trauma karena tindakan mengorek telinga. Suasana yang lembab, panas, atau alkalis di MAE menyebabkan pertumbuhan kuman dan jamur meningkat. Bentuk MAE yang tidak lurus menyulitkan penguapan dan mengakibatkan kulit MAE lebih sering dalam keadaan lembab. Keadaan tersebut menimbulkan edema di kulit MAE yang dirasa gatal sehingga mendorong penderita mengorek telinga, trauma yang timbul akan memperberat infeksi. Kasifikasi 1

DocumentOE

Embed Size (px)

DESCRIPTION

otitis eksterna

Citation preview

OTITIS EKSTERNA

DefinisiOtitis eksterna adalah inflamasi atau radang pada telinga luar atau canalis auditori eksterna. Otitis eksterna dapat bersifat akut dan kronis.1,5

Faktor PredisposisiFaktor-faktor predisposisi tertentu sebagai berikut:6

a. Faktor endogen : keadaaan umum yang memburuk akibat anemia, hipoavitaminosis, diabetes melitus, atau dermatitis seboroik.

b. Faktor eksogen :

Terlalu sering membersihkan telinga, mengakibatkan serumen yang berfungsi sebagai pertahanan kulit MAE hilang. Mengorek telinga dapat menyebabkan hilangnya protective lipid layer dan acid mantle. Hal ini menyebabkan kelembaban dan suhu di MAE meningkat. MAE yang lembab, hangat, dan kotor merupakan media pertumbuhan kuman yang baik.

Trauma karena tindakan mengorek telinga.

Suasana yang lembab, panas, atau alkalis di MAE menyebabkan pertumbuhan kuman dan jamur meningkat.

Bentuk MAE yang tidak lurus menyulitkan penguapan dan mengakibatkan kulit MAE lebih sering dalam keadaan lembab. Keadaan tersebut menimbulkan edema di kulit MAE yang dirasa gatal sehingga mendorong penderita mengorek telinga, trauma yang timbul akan memperberat infeksi.

Kasifikasi

Otitis eksterna dibagi menjadi tipe:1

1. Tipe infeksi:a. Bakteri: Otitis eksterna akut (otitis eksterna sirkumsripta dan otitis eksterna difus) Erysipelasb. Jamur: Otomikosisc. Virus: Herpes simplex Herpes zoster Miringitis bulosa2. Tipe lain:a. Otitis eksterna ekzematosab. Otitis eksterna seboroikc. Myringitisd. Otitis eksterna malignaOtitis Eksterna Sirkumskripta

Merupakan radang pada 1/3 lateral canalis auditori eksterna yang terinfeksi pada pilosebaseus sehingga membentuk furunkel. Disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus dan Staphylococcus albus.5

Gejala rasa nyeri yang hebat, nyeri saat aurikula digerakkan, nyeri saat membuka mulut dan tidak sesuai dengan besar bisul/furunkel, karena kulit liang telinga tidak mengandung jaringan longgar di bawahnya sehingga rasa nyeri timbul pada penekanan perikondrium. Dapat terjadi penurunan pendengaran, kalau furunkel yang besar menyumbat telinga.5

Terapi tergantung pada keadaan furunkel. Bila sudah abses, diaspirasi secara steril untuk mengeluarkan nanahnya. Lokal diberikan antibiotik dalam bentuk salep seperti polymixin B atau bacitracin atau antiseptik (asam asetat 2-5% dalam alkohol 2%). Bila terdapat furunkel dilakukan insisi kemudian dipasang drain untuk mengalirkan nanah. Diberikan obat simtomatik seperti analgesik dan penenang.5

Otitis Eksterna Difus

Merupakan radang canalis auditori eksterna 2/3 medial. Tampak kulit liang telinga hiperemis dan edema yang tidak jelas batasnya. Disebabkan oleh golongan Pseudomonas dan dapat juga terjadi sekunder pada otitis media supuratif kronis.5

Gejalanya adalah nyeri tekan tragus, liang telinga sangat sempit, kadang kelenjar getah bening regional membesar dan nyeri tekan, terdapat sekret yang berbau. Sekret ini tidak mengandung lendir seperti sekret yang keluar dari kavum timpani pada otitis media.5

Terapi dengan membersihkan liang telinga, memasukkan tampon yang mengandung antibiotik ke liang telinga supaya terdapat kontak yang baik antara obat dengan kulit yang meradang. Kadang-kadang diperlukan antibiotik sistemik.5

Erysipelas

Merupakan limfangitis akut streptokokus dan dermatitis yang menyebar dengan cepat.1 Merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh Streptococcus, biasanya oleh Streptococcus B Hemolyticus.2

Gejala utamanya adalah eritema berwarna merah cerah dan berbatas tegas serta disertai gejala konstitusi demam dan malaise. Kelainan kulit berupa eritema yang berwarna merah cerah, berbatas tegas, tepi meninggi dengan tanda-tanda radang akut. Dapat disertai edema, vesikel, dan bula.2

Terapi erysipelas berespon dengan pemberian antibiotik dan 10% ichthammol dalam gliserin aplikasi.1

Otomikosis

Infeksi jamur di liang telinga yang tersering disebabkan oleh Pityrosporum, Aspergilus, dapat ditemukan juga candida albicans. Pityrosporum menyebabkan terbentuknya sisik yang menyerupai ketombe dan merupakan predisposisi otitis eksterna bakterialis.5

Gejala biasanya berupa rasa gatal dan rasa penuh di telinga tengah tetapi sering pula tanpa keluhan.5

Terapi dengan membersihkan telinga dengan larutan asam asetat 2% dalam alkohol, larutan iodium povidon 5% diteteskan ke liang telinga. Kadang-kadang diperlukan obat anti jamur yang diberikan secara topikal yang mengandung nistatin, klotrimazol.5Herpes Simplex

Merupakan infeksi yang lesinya mirip dengan lesi ditempat lain yang terjadi ditubuh.1 Disebabkan oleh virus Herpes simpleks.3

Gejala berupa vesikel yang berkelompok di atas kulit yang sembab dan erimatosa, berisi cairan jernih dan kemudian menjadi seropurulen, dapat menjadi krusta dan mengalami ulserasi yang dangkal.3

Terapi dengan pemberian asiklovir yang dipakai secara topikal.3

Herpes Zoster

Merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varicella zoster. Virus ini menyerang satu atau lebih dermatom saraf kranial. Dapat mengenai saraf trigeminus, ganglion genikulatum, dan radiks sevikalis. Keadaan ini disebut juga sindroma Ramsay Hunt.5

Gejalanya tampak lesi kulit yang vesikuler pada kulit di daerah muka sekitar liang telinga, otalgia, dan terkadang disertai paralisis otot wajah. Pada keadaan yang berat ditemukan gangguan pendengaran berupa tuli sensorineural.5

Terapi sesuai dengan tatalaksana herpes zoster. Pengobatan sistemik umumnya bersifat simtomatik, untuk nyeri diberikan analgesik. Jika disertai infeksi sekunder diberikan antibiotik, diberikan antiviral bila ada indikasi.5

Miringitis Bulosa

Miringitis bulosa ditandai oleh vesikel haemorrarhagic pada permukaan eksternal dari gendang telinga, rasa nyeri, tuli konduktif dan otore yang berdarah. Biasanya disertai dengan otitis media akut.1

Terapi dengan pemberian 10% ichthammol dalam gliserin, antibiotik tetes telinga, dan analgesik.1

Otitis Eksterna Ekzematosa

Merupakan dermatitis alergi yang terjadi pada canalis auditori eksterna.Gejalanya berupa iritasi dan edema pada liang telinga, dapat dijumpai krusta pada kasus kronis, dapat terjadi stenosis secara bertahap karena edema dan fibrosis. Fisura pada liang telinga luar pada alergi yang bersifat kronis.1

Terapi pada stadium akut diberikan steroid lokal, antibiotik lokal maupun sistemik. Pada stadium kronik diberikan steroid dengan antibiotik salep, bisa dilakukan pembedahan pada stenosis yang terjadi.1

Otitis Eksterna Seboroik

Merupakan bagian dari dermatitis seboroik. Penyebabnya tidak diketahui, penyakit ini bersifat herediter. Kelainan berupa sisik atau lapisan tebal berminyak dapat ditemukan di meatus akustikus eksternus. Sekunder infeksi dapat terjadi pada penyakit ini.6

Terapi dapat diberikan steroid dengan antibiotik salep atau obat tetes.6

Myringitis

Myringitis merupakan infeksi pada permukaan eksternal dari gendang telinga. Granulasi dapat terjadi pada permukaan gendang telinga. Nyeri, tuli, dan tinitus merupakan gejala dari myringitis.1

Terapi dengan pemberian antibiotik dan analgesik. Dilakukan eksisi bila terjadi granulasi.1Otitis Eksterna Maligna

Merupakan infeksi difus di liang telinga luar dan struktur lain yang ada disekitarnya. Sering terjadi pada orangtua dengan penyakit diabetes melitus. Pada otitis eksterna maligna peradangan dapat meluas secara progresif ke lapisan subkutis dan organ sekitarnya sehingga dapat menimbulkan kelainan berupa kondritis, osteitis dan osteomielitis yang mengakibatkan kehancuran temporal.5

Gejalanya rasa gatal kemudian disertai dengan cepat rasa nyeri dengan sekret yang banyak dan pembengkakan liang telinga. Kemudian rasa nyeri tersebut akan semakin hebat, liang telinga tertutup oleh jaringan granulasi. Saraf fasial dapat terkena sehingga dapat terjadi parese atau paralisis fasial. Kelainan patologik terpenting adalah adanya osteomielitis yang disebabkan kuman Pseudomonas aeroginosa.5

Terapi harus cepat diberikan sesuai hasil kultur dan resistensi. Diperlukan dosis tinggi antibiotik terhadap Pseudomonas aeroginosa. Sementara menunggu hasil kultur dan resistensi diberikan golongan fluoroquinolone (ciprofloxasin) dengan dosis tinggi. Pada keadaan yang lebih berat diberikan antibiotik golongan aminoglikosida yang diberikan selama 6-8 minggu. Antibiotik yang sering digunakan ciprofloxasin, ticarcillin-clavulanat, piperacilin dikombinasi dengan aminoglikosida, ceftriaxone, ceftazidime, cefepime, tobramicin dikombinasi dengan aminoglikosida, gentamicin dikombinasikan dengan penicilin. Di samping obat-obatan, diperlukan tindakan pembersihan luka secara radikal.5

Obat-obat Topikal Untuk Terapi Otitis Eksterna4

Nama ObatSpektrum Organisme

KolistinPseudomonas aeruginosa

Golongan Klebsiella-Enterobacter

Escherichia coli

Polimiksin BPseudomonas aeruginosa

Golongan Klebsiella-Enterobacter

Escherichia coli

NeomisinStaphylococcus aureus

Staphylococcus albus

Escherichia coli

Golongan Proteus

KloramfenikolStaphylococcus aureus

Staphylococcus albus

Golongan Klebsiella-Enterobacter

Escherichia coli

Golongan Proteus

NistatinOrganisme jamur

KlotrimazolOrganisme jamur

MikonazolOrganisme jamur

TolnaftatOrganisme jamur

Karbol-fuhsinOrganisme jamur

DAFTAR PUSTAKA

1. Bhargava, K.B., Bhargava, S.K., dan Shah, T.M. 2002. Disease of the External Ear in: A Short Textbook of E.N.T. Diseases Sixth Edition. Mumbai: Usha Publications: 16-45.

2. Djuanda Adhi. 2009. Pioderma dalam: Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin Edisi Kelima. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal 60-61.3. Handoko Ronny. 2009. Pioderma dalam: Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin Edisi Kelima. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal 381-383.4. Lawrence, R., Boies. 1997. Penyakit Telinga Luar dalam: Buku Ajar Penyakit THT Edisi ke enam. Adams G., Boies L., Higler P (Ed). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal 78-80.5. Sosialisman, Alfian, Helmi. 2007. Kelainan Telinga Luar dalam: Buku Ajar Ilmu Kesehatan; Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi Keenam. Soepardi, E.A., Iskandar, N., dan Restuti, R.D (Ed). Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal 58-62. 6. Sri Rukmini, Soepriyadi, Sri Harmadji. 2005. Otitis Eksterna dalam: Pedoman Diagnostik Dan Terapi Ilmu Penyakit Telinga Hidung Dan Tenggorok Edisi Ketiga. Surabaya: Rumah Sakit Umum Dokter Soetomo. Hal 1-3.

7