103
"Q1- ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG h'lEM:PENGARUHI JUNILAH KUNm'GAii WISATAWAN RWYCAiiXGAFU DI INDONESIA OLEH DEN Aii'DRIXNSYAH H11101028 . DEPARTEMEN ILLMU EKONOMI FAKULTAS EKONOiW DAN NIANAJEiMEN INSTITUT PERTAMAH BOGOR 2008

OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

  • Upload
    danganh

  • View
    224

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

"Q1- ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG h'lEM:PENGARUHI

JUNILAH KUNm'GAi i WISATAWAN RWYCAiiXGAFU DI INDONESIA

OLEH D E N Aii'DRIXNSYAH

H11101028 .

DEPARTEMEN ILLMU EKONOMI FAKULTAS EKONOiW DAN NIANAJEiMEN

INSTITUT PERTAMAH BOGOR 2008

Page 2: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

DEN1 &NDRIAiiSYAH. Analisis Faktor-faktor sang Mempengaruhi Jumlah Kunjungan Wisaiawan hdancanegara di Indonesia (dibimbing oleb DIDIN S. DAMAiVHURI).

Skripsi ini merupakan penelitian mengenai paritvisa& di Indonesia dengan mengangkat permadahan adanya jumlah kunjungan \visatawan mancanegara di lndonesia pada periode 2001-2006 gang fluktuatif dengan trend )fang cenderung mengalami penurunan sehingga devisa dari sekior pariwisata juga cenderung mengalami p e n m a n . Upaya peningkaian devisa dari pariwisata clapat dilakukan dengan meningkatkan jumlab kunjungan wisatawan mancanegam Oleh karena itu, perlu diketahui faktor-faktor apa saja yaog mempengaruhi jumlah kunjungan \wsaia\\an mancanegara untuk dijadikan sebagai rnasukan dan ditindaklanjuti oleb pemerintah maupun pen_- di bidang kepari\visataan. Penentuan faktor-faktor sang diduga berpengaruh didasarkan atas hasil penelitian serupa sebelumnya dan srudi literatur lain. Analisis sang digunakan adalah r e m i linear bergan& dengan meiode Ordinary L e a Square (OLS). Sofnvare ) m g digunakan adalah E-Vimvs 4.1.

Faktor-faktor yaog diduga berpengamh iehadap jumlab Lmjungan wisaiawvan mancanegara antara lain jumlah akomodasi, jumlab b i i perjalanan \visa@ nilai tukar nil rupiah ierhadap dolar US, dan situasi k e a m m Hasil estimasi ierhadap model )fang digunakan menunjukkan bahwa model dalam penelitian ini baik. Hal ini &pat dilihar dari uji kriteria statist& dan uji kriteria ekonomeuika. Berdasarkan uji kriteria ekometrika dapat disimpulkan bahwa model ) w g diduga terbebas dari masalab heteroskedastisitas, autokorelasi, dan multikolinearitas. Sementara itu, bembsdan uji kriteria statistik menunjukkan bahwa variabel jumlah akomodasi, jumlah biro perjalanan \visafa, kondisi keamanan (dummy). kecuali nilai iukar nil secara parsial berpenganh nyaia ierhadap perkembangan jurnlah kunjungan wisaiawan mancanegara di Indonesia, sedangkan secara uji serernpak variabel-variabel tersebut berpengaFuh nyam terhadap perkembangan jumlah kunjungan trisman. Selaio inr, kemampuan variabel jumlab akomodasi, jumlab b i i perjalanan \visa@ nilai tukar nil, dan kondisi keamanan (dummy) dalam menjelaskan variasi perkembangan jumlah kunjungan \visatawan mancanegara di Indonesia cukup tinggi ).aitu sebesar 96 persen.

Hasil peneliiian menunjukkan bahwa peubah yang memberikan pengarub )mg nyaia dan berhubungan positif dengan jumlah kunjungan wisata\van mncamgara adalah jumlah akornodasi dan jumlah biro pe jalanan wisata dengan koefisien masing-masing sebesar 3,402362 clan 0,423674. Sementara itu, kondisi keamanan berpengaruh n).ata namun bemubungan negaiif dengan jumlab kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980,

Page 3: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak berpengaruh nyata dengan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara.

Bedasarkan hasil penelitian ini dapat diberikan beberapa saran. P e w pemeriniah hendaknya dapat menciptakan kondisi keamanan dan iklim investasi yang kondusif dengan menjaga stabilitas politik dan ekonomi. Kedua, pemerintah hendaknya m p u rnendomng investasi dibidang usaha akomodasi ) m g dilakukan pihak (investor) dengan memberikan kemudahan dalam mengurus pmsedur dan menguiangi bimkrasi. Hal ini dapat ditempuh melalui reformasi bimkrasi dengan dikeluarkannya peraturan-peraturan perguruan bimkrasi daJam berinvestasi atau dilakukan penyempumaan undang-undang mengenai PAM dan PMDN yang dinilai masih belum efektif. Ketiga, pemerintah sepogyanya lebih mengefektifkan kembali organisasi yang bergerak dalam bidang pengembangan petjalanan dan pariwisata (biro pejalanan wvisata dan asosiasi kepariwvisataan), baik organisasi yang berkaitan dengan d i v e r s i f h i produk yang kreatif dan inovatif maupun dalam ha1 pemasaran dan pmmosi produk-produk \visala itu sendiri. serta memadukan umya ~romosi ~emerintah denem dunia . - . usaha. Keempat, pemerintah pedu menyempumakan pei&ran-peraturan-dibidang usaha akomodasi, biro pe jalanan wisata, sem p e r a m dibidang periindungan wvisataum khusuvlya wvisrnan s e h i n ~ a keberadaan peraturan-peraturan tersebut akan lebih efektif dan efisien. Peraruran-peranuan tersebut dapat dibuat dalam bentuk Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata dan Peraturan Daerah (Peda).

Page 4: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

AIIALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG iMEi\'LPENGARUHI JUhfLAH KUNJZliVGAN \VISATAWAN hIAhiCANEGARA DI

INWOR'ESIA

Oleh :

Skripsi Sebagni salah satu v a n t untok mempemleh gelar Sa j a n a Ekonomi

pada Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN n m EKONOMI FAKULTAS EKONOiMl DAN ~VIAIIAJE~MEN

INSTITUT PERTAPUN BOGOR 2008

Page 5: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

mSIITUT PERTAMAN BOGOR

FAKULTAS EKOKOMI DAN hI&iAJE&fEN

DEPARTEMEN &MU EKOKOWlI

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh,

Nama h4ahasis\va : Deni Andriansyah

Nomor R e g i m i Pokok : HI4104028

P r o w Smdi : I h u Ekonomi

Judul Skripsi : Analisis Paktor-faktor s a n g Mempengamhi Jumlah Kunjunzan Wisatawan Mancanegara - - - di Indonesia

dapat diterima sebagai s)<arat untuk mempemleb gelar Sarjana Ekonomi pada

Depanemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, lnstitut Pertanian

Bow

Menyetujui, Dosen P e r n b i b i g -

Prof. Dr. H. Didin S. Damanhuri. S.E.. h4.S.. D.E.A. Nip.131 401217

-4engeiahui, m e n Ilmu Ekonomi

Page 6: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

D M G l W MI SAYA IMEiVYATIU(i\N BAH\VA SKRLPSl IN1 ADALAH

BENAR-BMAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH

DIGWAKAN SEBAGAI SKRPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA

PERGURUAN Th'GGI ATAU LEMBAGA MANAPW

Page 7: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

Penulis dilahirkan di Kuningan. Ja\\a Barat. pada tanggal 17 Juli 1986

sebagai anak p e m a dari dua bersaudara dari pasangan Adria dan Suyatmi.

Penulis menempuh pendidikan dasar di SD Negeri I Cidahu (1992-1998),

pendidikan menegah pertama di SMP Negeri 1 Cidahu (1998-2001) dm

wndidikan menengah atas di Sh4U Negeri 1 Kuningan (2001-2004).

Pada tahun 2004 penulis diterima di lnstitut Pertanian Bogor di Program

Studi Ilrnu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dm Manajemen, lnstitut Pertanian Bogor.

Selarna di M t u t Pertanian Bogor, penulis aktif di berbagai organisasi

dianmanya sebagai sraRdivisi Polkasbad kabinet BEM BERSATU. Penulis juga

pemah iematat sebagai ang_eota HIPOTESA. DPh4-H fakultas Ilmu Ekonomi dan

Manajemen, s e m orgnisasi mahasiswa daerah (0hmA) H I h M K A Kunhgan.

Penulis pernah memenangi lomba simulasi bisnis se-kota Bogor pada tin&a!

universitas sebagai juara ketiga.

Sebagai sprat unruk memperoleh gel% Sarjana Ekonomi pada Fakultas

Ekonomi dan h4anajemen, Insritut Pertanian Bogor, penulis melakvkan penelitian

mengenai "Adisis Faktor-faktor )ang Mempengaruhi Jumlah Kunjungan

\Visatawan Mancanegara di Indonesia". Semoga basil penelitian ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak.

Page 8: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

KATA PENGANTAR

Puji s).ukur penulis panjatkan kehadirat Allah S W ) m g telah

memberikan rahmat dan hidapah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusman skripsi ini. Judul skripsi ini adalah "Analisis Faktor-faktor r ang

Mempengaruhi Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Indonesian.

Sekior pariwisaia mempakan sektor ) m g berpotensial dalam menghasilkan

devisa Devisa parirvisata didapatkan dari pengeluaran belanja \\isata\van

maocanegara di Indonesia Adanya jumlah kunjungan rvisatawan mancanegara

) m g berfluktuarif dan cenderung mengalami penurunan, rnengakibatkan jumlah

devisa pari\visata juga cenderung mengalami penurunan. Oleh karena itu, penulis

tertarik untuk melakukan penelitian mengenai faktor-faktor ) m g mempenganthi

jumlah kunjungan \visata\\m mancanegara di Indonesia D i p i n g ha1 tersebut,

skripsi ini juga mempakan salah satu syarat untuk memmpeleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Departemen llmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen,

Insiitui Penanian Bogor.

Di atas segalanya, untuk kuasa lllahi Robbi, penulis mengucapkan s)wkw

alas segala kanmia selama perjalanan hidup. Dengan segenap kerendahan hati

yang rulus, pada kesempaian ini i;rinkanlah penulis menyampaikan pen&argaan

dan tasa terima kasih rang mendalam kepada :

I. Ayahanda Adria dan lbunda Su)fauni yang selalu memberikan doa, semangaf

motivasi dengan penuh tasa kasii sayang ) m g tak terhiogga

2. Prof. Dr. H. Didin S. Damanhuri, S.E.: MS. , D.E.A. selaku dosen

pembimbing skripsi sang ielah memberikan bimbingannp dalam p e n p u n a n

skripsi ini sehingga dapai diselesaikan dengan baik.

3. Ir. ldqan Fahrni, h4.E~. dan Toni Ira\\an, k1.App.E~. selaku dosen penguji

u r n dan dosen penguji dari komisi pendidikan ) m g telah banyak

memberikan saran dan kritik demi perbaikan dan kesempumaan skripsi ini.

Page 9: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

I . Seluruh pihak dari Badan Pusat Statistik Jakarta dan ASITA yang telah

membantu pengumpulan dam skripsi ini.

5. !\4y S~veary (Dini Permamsari) yang selalu me\\arnai hidupku, terima kasi

aias dukungan dan doanya yang tiada henti selama iN.

6. Sahabat penulis (Abi, Ageje, Andika, Bagus, Eko, Saiful Bahri, Maya, Pri)

jfang selalu siap membantu dalam berbagai hal termasuk dalam pengerjaao

skripsi ini.

7. Teman-teman di Rumah Oreore&, \\rim Savana, dan Pondok An-nur, serta

Pondok Tiara yang telah memberikan masukan serta dukungan kepada penulis

dalam penyusunan skripsi iN.

8. Teman-teman seperjuangan (Me& Nina. Tatu dan teman-teman IE'41), yang

selalu memberikan dukungannya.

9. Kepada semua pihak yang tidak dapi disebutkan sam per saiu yang telah

membantu penulis baik langsung maupun tidak langnmg.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempumaan, oleh karena

itu kritik dan saran sangat diharapkan penulis. Semoga skripsi ini dapai diterima

clan bermanfaat bagi yang membuhlhkan.

Page 10: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

Halaman ...

DAFTAR IS1 ................................................................................................... 111

DAFTAR TABEL ........................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... \I

DAFTAR LAh4PIRAN .............................................................. vii

I . PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1 . I Latar Belakang ................................................................................... I

1.2 Perurnusan M a d a h .......................................................................... 5 . . .............................................................................. . \ 3 Tujuan Penelltian 9 . . ........................................................................... 1.4 Manfiat Peneltuan 10

. . 1 . 5 Ruang Lingkup Pewl~ban ............................................................... 10

11 . TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 12 . .

2.1 Tinjauan Teon t~s ............................................................................... 12

2.1. I Pengenian dan Lingkup Pariwisata ........................................ 12

2.1.2 Jenis clan Benruk Pariwisata ..................................................... 17 . . ................................................. 2.1.3 Ekonomi Panwwisata 19

2.1.4 Konsep \Visatawvan .................................................. 20 . .

2 . 1.5 Panwisata Sebagai lndustri .................................................... 20

2.1.6 Peran Sektor Pariwwsata Sebagai Penghasil Devisa Negara .... 22

2.1.7 Tujuan Pembangunan Pariwvisata Indonesia ..................... 23

2.2 Faktor-faktor Yang h4empengaruhi Jumlah Kunjungan \Visman .... 24

2.3 Penelitian-penelitian Terdahulu ........................................................ 32

111 . E(ETWNGKA PEkllKIRAN DAN HIPOTESIS PmELITIAN ........... 34 . . ................................................................... 3.1 Kerangka Penuhran 34

-. . . ............................................................. >.2 Hipotesis penel~t~an 39

IV . METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 41 . . ............................................................... 4.1 Lokasi dan \\'akiu Penel~t~an 4 I

Page 11: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

4.2 Jenis dan Sumber Data ........................................................................

4.3 klerode i\nalisis Data ........................................................

4.4 Konsep Pengukuran Variabel ...............................................

V . G W I U W N uMJh4 Pi\RnVISATA INDONESIA ..................... 5.1 Konuibusi Sektor Pariwisata Indonesia ..................................

5.2 Perkembansan Perminlaan Pariwisata Indonesia ........................

5.3 Perkembangan Berbagai Variabel Yang Mempengaruhi Jumlah

Kunjungan Wisaiawvan rnancanegara di Indonesia ......................

V1 . Hasil dan Pembahasan ..........................................................

6.1 Hasil Estimasi Variabel Dependen ........................................

6.2 Jumlah Akomcdasi dan Perkembangan Jumlah Wisman

di Indonesia ..................................................................

6.3 Jumlah Biro Pe jalanan Wisata dan Perkembangan

Jumlah Wisman di Indonesia .............................................

6.4 Kondisi Keamanan dan Perkembangan Jumlah Wisman

di Lndonesia ....................................................................

6.5 Nilai Tukar Riil dan Perkembangan Jumlah Wisman

di Lndonesia ....................................................................

6.6 Temapainya Pemban-rmnan Pariwisata Nasional .......................... . . VII . hes~mpulan dan Saran .........................................................

7.1 Kesimpulan ...................................................................

7.2 Saran ...........................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

LAMPIRAN ...........................................................................

Page 12: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

DAPFAR TABEL

Tabel I. Jumlah Kedatangan Tamu Asing Ke Indonesia Tahun 2001-2006 .............................................................. 5

Tabel 2. Junilah Kedamgan Tamu Asing ke Indonesia dan Penenmaan Devisa Tahun 2001 -2006 ............................................ 9

Tabel 3. Jumlah Kedamgan Tamu .king ke Indonesia dan Penenmaan Devisa Tahun 200 1-2006 ............................................ 36

............ Tabel 1. Sepuluh Daerah Tujuan \\'isata (DTLV] di Indonesia 48

Tabel 5. Hasil &~imasi Variabel Dependen ................................. 58

Tab-1 6. Suuktur Peke j a Pada Usaha Akomodasi lMenurut Tingkat . . Pend~dlkan .............................. ............................. 63

Page 13: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

DAFTAR GAWIBAR

Nomor

Gambar I .

Gambar 2 .

Gambar 3 .

Gambar 4 .

Gambar 5 .

Gambar 6 .

Gambar 7 .

Gambar 8 . Gambar 9 .

Halaman . .

Lingkup Pan\v~saia ................................................................... 16

..................................... Kerangka Pemikiran Penelitian 39

Kontribusi Pariwisam Terhadap GDP ............................. 19

Kontribusi Paritrisata terhadap Tenaga Ke j a .................... 50

...................... Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisman 52

................... Perkembangan Jumlah Penerimaan Paritisam 53

Perkembangan Jumlah Akomodasi di lndonesia ................. 54

Perkembangan Jumlah Biro Perjalanan Wisaia di Indonesia ... 55

Perkembangan Nilai Tukar Riil Rupiah Terhadap Dolar US ... 56

Page 14: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

DAFTAR LA\WIRAii

Nomor

Lampiran I .

Lampiran 3.

Lampiran 4.

Lampiran 5.

Lampiran 6.

Lampiran 7.

Data Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Kunjungan Wirman Di Indonesia 1990-2006 ...................... 84

Hasil Estimasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Kunjungan \itisman Di Indonesia .................................... 85

Hasil Uji Heteroskedanisitas Kunjungao Wisrnan ................. 85

Hasil Uji Serial Correlation Kunjungan W i m .................. 85

H a i l Uji Multikolinearitas (Correlafion Mafric) Kunjungan \Visman .................................................................. 86

Hasil Uji Normaliias Error Term Kunjungan iVisman ............ 86

Jumlah Wisman Yang D a m g Ke Indonesia M e n w t Negara

Tempat Tinggal 2002-2006 ........................................ 87

Page 15: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

Pariwisaia adalah suaru kegiatan yang menyediakan jasa akomodasi I

transportasi, makanaq relarrasi serta jasa-jasa lainnya yang terkait. Pedagangan

jasa pariwisata melibatkan k b a @ a@. Aspek-aspek tersebut antara lain aspek

ekonomi, budaya, sosial, lingkungan, keamanan, dan aspek lainnya Aspek

yang meodapat perhatian paling besar dalam pembanguaao pariwisata adalah

aspek ekonomi. Trkait dengan aspek ekonomi inilah pariwisata d i i

sebagai aratu indumi. B a h kegiatan pariwisata dikatakan sebagai suatu

kegiatan bisnis yang berorientasi dalam penyediaan jasa yang dibutuhkan

wisatawao. ' Selain ity pariwisata merupakan suatu feoomena yang ditimbulkan oleb

salah satu kegiatan rnarmsia, yairu kegiatan yang disebut pejalanan. Terdapat

beberapa sebab manusia melakukan pejalanan antara lain karena tujuan rekreasi,

dilakukan bukan untuk kegiatan rekreatif melainkan untuk k&

- perdaganean, dinas atau misi teatentu. Setelah tahun 1960, kegiaian wisata untuk

kepertuan rekreaiif berkembk pesai sehingga perfu ditunjang oleh b a b g ~

sarana dao fasilitas dalam M a besar tendama dengan makin Membangnya

teknologi komunikasi dan aansportasi. Hal tersebut mengakibatkan tumbuhnya

Page 16: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

berbagai bidang usaha untuk melayani kebutuhan para wisatanm yang disebut

industri pariwisaa2

lndustri pariwisata rnerupakan salah sahl seklor yang berpengarub dalam

pemkonornian dunia Hal ini tedihat dari besarnya konstribusi &or pariwisata

tehadap penciptaan lapangm pekerjaan, produk domenik bmto (GDP), dan

inveaasi secara global. Pada taitun .I991 s&or pariwisata dunia telah

rnenciptakan kesernpatan keija umuk 259,9 juta orang atau dua persen dari total

teaaga keaja dunia di berbagai lapangan kerja tertrait. Pendapatan di &or

pariwisata bagi perekonomian dunia telah memberikan konshibusi sebesar 5,s

persen dari total pendapatan ekspor.'

John Naisbitt dalam Global ~aradox', mengt ihn dalam globalisasi,

pariwisata merupakan industri terbesar di dunia Pariwisata adalah penghad uang

terbesar dan terkuat dalam pembiayaan ekonomi global. Industri

dig* oleh keputusan individu. Semakin pariwisata menjadi u n i v d dan

bersifai k e . maka semakin besar dan semakin kompetitif pariwisata.

Semakin berbeda secara ote* maka akan tercipta budaya bagi para wisaIawan.

Semakin banyak wisatawan rnenghadapi budaya, bahas, dan pemandangan lain,.

sernalrin kuat Iceinginan wisatawan untuk me@aminya secara langsuog Lebih

lanjut dikatalrao bahwa, pariwisata rnernpekeijalcan 240 juta orang di s e lmh

dunia, atau satu dari setiap sembilan pekerja. 10.6% dari aogkatan kerja global.

' KodIqat 19%. earah Pmirirmo dm Pdcmbmgmmyo & I&a. FT. Gmsimk, Jatarta. Hal. 12 \ V d Travd and Tomism C m r d 2001. IYarld T m l mrd Tauicm Forging A k d . The 2001

Tra\dandTomismEamomk~\YITCPub, Lo* Hal 10. 410hnWa&tL 1W.GI~Pmodm.tUihALihBuiiWldijamo.BiiALsarqJakanaHalIOS-

110.

Page 17: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

Pariwisata adalah penyumbang ekonomi terkemuka di dunia rnengbasilkan 10.2%

produk nasional bmto. Pariwisata adalah produsen terkemuka unruk rnendapatlran

pajak sebesar 5 655 miliar Pariwvisata adalah indumi te?besar dalam ha1 keluaran

bmto, mendekati S 3.4 triliun Pariwisata adalah 10,9% dari semua belanja

konsumen, 10,7?/o dari semua investasi modal, dan 6,% dari semua belanja

p e d .

Dari sisi ketenagakerjaan, industn parkvisata di Indonesia memberikan

konsbibusi yang sangat berarti bagi peociptaan lapanpan kerja di Indonesia Pada

tahun 1955, indumi pariwisata telah mampu rnernberikan lapangan kerja umtuk

42.5 juta orang atau 5.3 persen dari total dunh kesempatan keja yaog t d i a ,

artinya satu dari 18,8 pekerjaan yang tersedia dihasilkan dari industri pariwisata

Pada tahm 1997, indumi pariwisala telah mernberikan komtribusi 1 : 1;?6

pekerjaan dan diperkirakan akan terus rneningkat dari tahun ke tahn sehinga

pada tahun 2007 akan mencapai angka 1 : 1 1,4 pekerjaan.J

Sebagai suaiu industri, produk pariwisata dapi .ditinjau dari sisi

konsumen, pennintaaq dan penawaran6 Dalam bisnis pariwisata, konsume~ya

adalah wisatawan. Produsen hams rnemermhi kebutuhan dan permintaan dari

wisatawan. Produsen dalam industri pariwisata ditangani oleh bennacam-macam

institusi, seperii dari pemerintah, swasta, maupun perorangan. M dari

pariwisata adalah segala sesuaiu yang dibutuhkan oleh wisatawan. Contoh produk

pariwisata antara lain: 1) Atraksi wisata yang berupa obyek dan daya t a d wisata

seperti candilpura, kgaton, museum, pertun~ukan-pertmjukan kesenian, clan

5 ; \ ~ l ~ ~ LndoneoiaKompaSedisicaaL7DaEmber1999. 1 Rm, GelgeL 2006. In- Pariwimn 1-0 aalmn M i a x 3 Perhgangan Jasq Implikasi Huturn Lhm Anfisi-. F t d b Aditamq i h X h g W. 23.

Page 18: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

sebagainya; 2) Pelayanan wisata seperti pelayanan dan fasilitas hotel, restoran,

pramuwi- dan sebagainya; 3) Pealanan wisata yaitu jasa transportasi

\visatawan dari tempat kediaman wisatawan ke tempat tujuan wisata, seperti bus

wvisaq kereta api pesawat udara, jalaq dan sebagainya. Ketiga produk inilah

yang harus dibeli oleh wisatawan

Sektor pariwisata (fuurisn) sebagai &or yang berbasis jasa merupakan

salah satu sektor potensial bagi pembangunan nasional karena mampu

mendatangkan dwisa bagi negam7 Sektor pariwisata mampu memberikan

dampak berganda (multiplier effect) pada m a t a n kesejahteraan masyarakaS

baik secara la~lgung maupun tidak langsung. OIeb karena ity &or pariwisata

memiliki peran yang sangat peering bagi perekonomian Adanya kunjungan

wisatawan baik dornenik maupun mancanegara akan berpengaruh pada komumsi

wisata- Pengeluaran wisatawao tidak hanya tertuju pada satu induari dan jasa

tertentu saja, melainkan ke behagai industri dan jasa laimya selama wisatawan

bdunjung ke daerab wisata teatentu. Dampaknya akan terlihat pada nilai belanja

pengetuaran wisatawan (spending leisre), sehingga akan berpengarub tabdap

kesempatan kerja, pendapatan, dan pewrimaan devisa bagi daerah tujuan

wisatawan.

Keberhasilan dalam bidang kepariwisaiaan d i m i n k a n dengan semakin

meningkatnya arus hunjungan wVisatawvan mancan- (.wisman) ke Indonesia

dari tahun ke ~ahun. Namun demikian, dalam beberapa tahun terakhir ini jumlah

wisman yang berhunjung ke Indonesia mengalami penurunan, kecuali tahun 2001

Page 19: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

terjadi penin-gkatan jumlah wisman sebesar 19.12 persen dibanding 2003.

Sementara itu jumlah wvisman yang b e h n j u n g ke Indonesia pada tahun 2006

kembali mengalami penumnan menjadi 4,s juta orans atau tumn 2;61 persen

dibandins tahun sebelumnya.

Tabel 1. Jumlah Kedatangan Wisman Ke Indonesia Tahun 2001-2006

Jumlah kedamgan wismao ke Indonesia yang ceodemng m e m o

Jumlah \\'isman Ke Indonesia

mengakibatkan kontribusi pariwisata terhadap PDB nasional mengalami

permrunan. B e r m a n Tabel I, diketahui jurnlah kedatangan wisman dari tahun

2001-2006 terus mengalami penurunan kecuali pada tahun 2001.

Jumlah (%)

S i o r pariwisata (tourism), sebagai sehior yang behasis jasa menrpakaa

salah satu sektor potensial bagi pembangunan nasional karena rnampu

mendataogkan devisa bagi negara. Sektor pariwisata memiliki mlriplier effect

Kontribusi ~ a r i ~ i s a t a Tertiadap PDB (%)

yang sangai berperan bagi perekonornian. Adanya liunjungan wisatawan baik

Perubahan Kontribusi Pariwisata

Terhadap PDB

Page 20: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

domestik maupun mancanegara &an berpengaruh pada konarmsi wisatalvan.

Pengeluaran wisatawan tidak hanya tertuju pa& satu indusbi dan jasa tatentu

saja, melainkan ke indumi dan jasa lainnya selama wisatawan

berkunjung ke daerah wisata tertentu. Hal ini akan berdampak pada nilai belanja

pengeluaran wisatawan (spenrl'ng leisure), sehingga akan berpengaruh terhadap

kesempatan keja, pendapatarS dan penerimaan devisa bagi daerah tujuan

wisatawan.

Sektor pariwisata telah memberikan konbibuii sekitar 5-9 pgsen terhadap

PDB nasional. Hal ini menuojukkan selama enam tahun terakhir sumbangan

sektor pariwisata dcala nasional masih berkisar antara 4-5 ribu juta USS per tahun

(BPS.2006). Selama ini pemasukan dari sektor pariwisata mengalami fluktuasi.

Hal ini beatolak belakang dengan kondisi pariwisata sebelum taltun 1997. Indumi

pariwisata Indonesia bin* penen- tahun 1997 berkembang dengan pesat

bahkan telah memberikan komribusi yang tidak sedikit tehadap devisa negara

dan pendapatan daerah )an2 mencapai kisaran 6 ribu juta USS. Hampir satu

dekade Indonesia yang kaya akan objek wisata dam, dan uisata budaya telah

menihati masa-masa kemasann)a.* .*an tetapi, keberhasilan pembangunan

yang telah dicapai tersebut akhirnya mensalami kemerosotan ymg

memprihatinkan. Perkemban9 kepari\\isataan nasional mulai men~ lami masa-

masa sulit Hal ini disebabkan akvmulasi persoalan yang hvrang menduhxng

perkembangan sektor pari\\.isata. Penoalan-persoalan tersebut anrara lain bencana

asap akibat kebakaran hutan dan lahan, tejadi krisis monaer periengahan tahun

S ~ P a r m i a t a ~ ~ ~ ~ i a r a S e n i ~ ~ a R e p l b l ~ ~ 1 9 9 S . . ~ Papor I V i r144nc57egana laltarra Hal 1.

Page 21: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

1997, dan berlanjut menjadi h is i s ekonomi yang lebih luas. Selain itu. adanya

pemberitaan tentang situasi politik dan keamanan dalam n q e r i seperti kemsuhan

di Ambon, .4ceh Poso, dan daerah lainnya telah menyebabkan citra pqrkvisata

lndonesia menjadi terpuruk. Periaiwa ini tentu saja berdampak pada pembaralan

dan penundaan perjalanan wisata\\an mancaneam ke lndonesia.

Badai krisis &nomi yang melanda Indonesia sejak akhir tahun 1997,

merupalan pengalaman yang sangat be-a bagi masyarakai pariwisata

lndonesia untuk melalxkan reposi~ionirg sekaligus r e - ~ i l a l i m ~ i o ~ ~ kegiaian

pariwvisam Indonesia. Disamping itu berd& Undangundang No. 25 Tahun

2000 tentang Pro_- Perencanaan Nasional pariwisata mendaparkan penugasan

baru untuk turn mempercepai pemulihan ekonomi nasional dan memulihkan citra

Indonesia di dunia internasional. Penugasan ini semakin mmit terutama setelah

dihadapkan pada tanrangan ban! akibat ierjadinya iragedi I I September 2001 di

h e r i k a Serikat sena tragedi Bom Bali 12 Oktober 2002.

Perisrixva tragedi Bom Bali 12 Olctober 1002 dan I Ohober 2005

menyebabkan citra pariuisaia Indonesia menjadi sorotan dunia sang berdampak

pada pembatalan dan pemndaan perjalanan nisata mancanegara ke Indonesia.

\Visatawan mancanegara menjadi e n g n b d u n j u n g ke nqe r i iin dengan alasan

keamanan.'

Sektor pariwisaia saai ini dihadapkan pada situasi yang ierus menerus

merosot dalam fungsinya sebagai penghasil penerimaan devisa. Salah satu

indikator majunya suatu sektor pariwisata adalah adanya kunjungan wisatawan.

Page 22: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

Keberhasilan &lam bidang kepariwvisataan diceminkan dengan semakin I

meningkatnya arus lrunjungan \\.isman ke Indonesia dari tahun ke tahun. Namun

demikian, dalam beberapa tahun i&ir ini jumlah wisman y- berkrunjung ke

Indonesia mengalami penurunan, k d i tahun 2001 terjadi peningkatan jumlah

wisman sebesar 19,12 persen dibanding 2003. sementara itu jumlah \\.isman sang

M u n j u n g ke Indonesia pada tahun 2006 kembali mengalami penurunan 4,s juta

orang atau turun 2,61 persen dibanding tahun sebelumnya. Kemerosotan ini

tejadi semenjak tahun 2002. pada saat rerjadinya tragedi bom Bali.

Kedatan-gm wisman tersebut memberikan komribusi sang cukup besar

bag penerimaan negm karena pengeluaran mereka selama di Indonesia menjadi

sumber penerimaan devisa n q . Berdasarkan Tabel 2, diketahui jumlah

kedatangan wisman dari tahun 2001-2006 terus men_ealami penurunan k d i

pada tahun 2001 dan penerimaan devisa dari tahun 2002-2006 mengalami

pentrunan k d i pa& tahun 2001.

Tabd L Jumlah Kedatangan \Visman h Indonesia dan Penerimaan Devisa Tahun 2001-2006

Tahun

2001

2002

2003

2004

2005

2006

SumbQ : BPS (Statist& Lndoneba), 200 1-2006.

Jumlah \Visman

Ke Indonesia

5.153.620

5.033.400

1.467.02 1

5.321.165

5.002.101

1.871.351

Penerimaan Devisa

(juta US S)

5.3%,26

4.305.55

4.037.02

4.797.88

1.52 1,73

4.447.97

Perubahan

Jumlah

\Visrnan (?A)

-

-2.33

-1 1.25

19,12

- jZ99

-2.6 1

Perubahan

Jumlah

Devisa (%)

-

-20,2 1

45-23

I S,W

-5%75

- 1:63

Page 23: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

Oleh karena itu, perurrmsan masalah yang akan dikaji dalam peoelitian ini

adalah:

1 Fak~or-mar apa sajakah yang mempengaruhi jumlah kunjungan

wisatawan mmxmgam di Indonesia?

2. Bas$mana p e n w faktor-faktor tersebut tehadap jumlah kunjungan

wisatawan mancanegara di Indonesia?

1 3 Tojaao Pmditian

Berdasadan latar beiakang dan nurmsan masalah yang d i k e m u ! ! di

atas, maka tujuan pewlitian ini adalah untuk :

1. Meriganalisis fiktor-faktor yang rnempengaruhi jumlah kunjungan

-wan mancanegara di Indonesia

2. Mengadisis bagairnana pengaruh faktor-faktor tersebut tertradap jumlah

kunjungan wisatawan mancanegara di Indonesia

1.4 hbfaat Penditian

Penelitian ini disusun dengan harapan mampu rnemberikan manfaat dan

kegunaan bagi behagai pihak.

Bagi Penulis d i i k a n agar dapat rnenambah pengetahuan dan

m e m ~ u a s wdwasm.

Bapi Pemerintah dan pengusaha di sektor pari\visata diharapkan agar dapat

dijadikan bahan masukan dalam merumuslran dan rnenetapbran arah

Page 24: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

kebijakan pembangunan dan sbategi pengembangan sehor pariwisata

yang lebih efektif dalam mendorong peningkatan jumlah kunjungan

\visatawan mancanegara ke Indonesia sehingga menghasilkan penerimaan

devisa pariwisata yang optimal.

Bagi iUasyarakat diharapkan agar dapat memahami perkembangan dan

panan kunjuilgan wisatawan mancanegara ke Lndonesia sebagai atmber

devisa.

Sebagai swan bagi penelitian lebiih lanjut.

1.5 Rnang b g k o p Penditian

Penelitian ini dibatasi menurut ruang lingkup pokok bahasan dan tabun

penelitian. Ruang lingkcp pokok bahasan yaitu hanya mengkaji variable yang

diduga secara umum berpengaruh tehadap jumlah hvnjungan wisatmMn

mancan- di Indonesia seperti jumlab akomodasii jumlah biro perjalanan

wisata, nilai tukar riil rupiah temadap dolar US, dan faktor keamanan Tahun

penelitian untuk menganalisis faktor-fsktor yang mempengaruhi jumlah

kunjungan wisatawan marmanegan di Indonesia yaitu pada talrun 1990-2006.

Page 25: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

IJ. TMJAUAN PUSTAKA

Pariwvisata merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pejalanao. Sektor

pariwisata berkembang pesat k a m terintegmri dengan industri lain, sehingga

berubah menjadi sebuah industri yang mernpunyai keterkaitan erat dengan sektor

p e m b a n g u ~ o lain. Sekcor pariwisata merupakan salah satu peoyebab timbulnya

laju pertumbuhao ekonomi &or-&or di luar pestaniao karena me-

&or perekonomian yang rnemproduksi barang dm jasa yang s e b g a n

seluruhnya dikooriumsi oleh wisa tam mancanegara m p u n nusantara yang

tidak sama antar berbagai d a d atau wvilayah. Pariwisata adalah salah satu

industTi p y a baru yang mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi yang cept

dalam ha1 kesempatan keja , pendapatan, taraf hidup dan mengakaikm sektor

produkd lain di dalam wgara penerima wisatawan.

Konsep pariwisata tenanturn dalam Instruksi Presiden RI. No. 9, pasal 1

Bab 1. Tahun 1%9. Dalam pasal teMbut dinyatakan rwng lingkup kegiatan

kepariwisataan adalah semua kegiatan kepariwisataan, yakni semua kegiatan yang

bertrubungan dengan promosi pejalanan dengan se-gala fasilitas yang diperfukan,

akomodasi dan rekreasi. Sekurang-kurangnya terdapat empat jenis kebutuhan

dasar dari para wisatawan yang p& dikembangkan yaitu: (1) Akomodasi; (2)

Traosportasi; (3) Jasa; (4) Abaksi. Konsep pariwisata dilihat sebagai suatu sistem

akan teakait secara strukrur-hgsional, dimana pariwisata merupakan sebuah

organisasi yang memilib kete&aitan dengan upaya pemenuhan kebutuhan

Page 26: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

wisatawan, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata, serta u d a u d a

yang t M t di bidang tenebut termasuk mmajemen organisasinya mulai dari

perencanaan, pengembangan sampai bagaimana upaya untuk mendapatkan

pembeli, serta bagaimana perannya pada masyarakai, kualitas pelayanaMya, dan

juga perkembangannya, mulai dari awal pembentukannya sampai kondisi

terakhimya

Menurut Fandeli (1995) Oh?avianti (2006) pariwisata adalab segala

ses& jang berkaitan dengan wisata, termasuk pgusahaao obyek dan daya

tarik wisata sezta usahausaha y q terkait di bidang tenebut.1° Selain itu

pariwisata menrpakan keseturuhan kegiataq proses dan kaitan-kaitan

berhubungan dengan pejalanan dan persin- dari orang-orang di tuar tempa

tinggalnya sezta tidak dengan maksud mencari nafkah.

h4arpaung (2002) mendefinisikan pariwisata sebagai istilab yang

memberitan gambaran tentang suatu kegiatan yang terjadi ketika turis melakukan

perlalanan." hi meliputi dari sewa per- pada trip, peajalanan ke tempat-

tanpat wisata, tinggal sendiri kembali dan kenangan tentang segalanya Termasuk

kegiatan peajalanan berbentuk sebagai bagian dari trip, pembelian dan juga

interaksi yang terjadi antara pengunjung.

~~ Okiovianli. 2006. Ano69j Peranon sdda Pahwisafo T e m o d a p perekommkrn indonesio Sebelum Don Sesudoh Krkis &-. [doipni. DepQtwnen llmu-hu S O W &onmri Pertardan FoMtas Perionion IPB. Hal. 1 1.

Happy Marpoung dan Heman Eiohar. 20M Penganfqpariwisoto. Altobeto. Eondung. Hol. 17.

Page 27: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

Sedangkan menurut BPS, pariwisata didefinisikan sebagai Wvt:

Keseluruh runghian kegiufun ymg berhubungan dengun gerukan

manusia )~nng m e h k u n pe~alanan utmr persngguhan sementara dori

tempt ring@n)o ke suuh~ utuu beberop t empt hrjwm di lum tern@

ti& ymg didwong bebengro kepertuan dou motif tunp mabud

me-. n@ah1*

Menurut Spillane, suatu perjalanan diangpp sebagai perjalanan wisata

bila memermhi tip pesyamtm y a ~ : 1 3

Harus bersifa! s e m e m

Harusbersifatsukarela;

Tidak bekerja yang s m y a menghasilkan upah atau bayaran yang

d i i i l k a n dari aegara yang dhnjungi.

Menurut Wahab (1992) kepariwisataan dapat dipandang sebagai sesuatu

yang ab& misalnya xbaga~ suatu gejala yang m e l u k i h kepergian orang-

orang di dalam negaranya sendiri @ariwisata domes&) atau penyeberangan

orang-orang pada tapal batas suatu negara @ariwisa!a intemasional)." Pariwisata

meagandung t i p t l i ~ u r antara lain: rnanusia (unsur imani sebagai pelaku kegiatan

pariwisata), tempat (umur fisik yang sebeoamya tercakup oleh kegiatan itu

sendiri) dan wah-tu (unsur tempo yang d i h a b i h dalam pejalanan tersebut dan

selama berdiam di t e q m tujuan).

12 Bodan RMf Statiiik 2006. Sfafisfik inda7esio 2006. 13James @lane. 15'59. E k m . P u i w i s u f 0 . Sejmah dun Rcxpebyo. KanisivS. Yogyakarfo. HaL 22 '4 Salah wohab. 1992 M a m j m Kepariwisofoan. Alih bahaso Frans GRmang. Rodnyo Parondt0. Jakarta Hal. 3.

Page 28: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

Sedangkan mermrut Kuntowijoyo (1991) Wardiyanta (2006),

pariwisata memiliki dua aspek yaitu asp& kelembagaan dan asp& substansial,

yang merupakan sebuah ahfitas marmsia." Dilihat dari sisi kelembagaannya,

pariwisata merupakan lembaga yang dibentuk sebagai upaya manuia untuk

memermhi kebutuhan rekreatiFaya Sebagai sebuah lembaga, pariwisata dapat

dilihat dari sisi manajemennya, ykni bagaimana perkembangannya, mulai dari

direncanakaq dikelola, sampai dipasarkan pada pembeli yakni wisatawan.

W q a i sebuah subsiansii pariwisata menrpakan bagian dari budaya suatu

mas~arakat, ~ a i t u ~ e w densan pen- =%%a% yang

dimilikinya

Mcintosh menyebutkan beberapa dimensi dasar yang menjadi kriteria

untuk mendefinisikan para pelaku peajalanan wisata.I6 Untuk memberiscan,

gambaran seberapa luas lingkup pariwisata, Mciniosh memberikan suatu ilustrasi

dari bagan Lingkup pariwisata pada gambar 1. pada gambar tersebut teriihat

lingkup pariwisata dibedakan menjadi dua aspek yaitu mermnrt tujuan kunjungan

dan pel& perjalanan Tujuan hc jungan mempertihatkan minai atau motivasi

seorang wisaiawan dalarn melakukan kunjungan wisata sedangkan pelaku

perjalanan memperlihatkan batasan jika seseomng dapat dikatakan sebagai

wisata\van dan bulran wvisaiawvan.

' 5 Wardiyunlo. 2006. Mefode Pene6fion P-to. Penerbit Andi Yagyakorto. Hd. 49. 16 McintOm 1989. Tocrrism- PIincipler Procf ice~ -e~. John wdey and Sara. Inc.

Page 29: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

Gambar 1. Lingkop Pariwisata

bent& perjalanan oleh individu acm kelompok secara sulrarela dan h i f a t

sementara dari sum tempat ke tempai lain. Tujuan dari kegiatan parkvisala iN

Mfkah di daerah yang di Lwnjunginya serta mendapt pelayanan dari usaha jasa

Page 30: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

2.1.2 Jenis dan k t a k Parhvhta

Seriap negara atau dagah kunjungan obyek rvisata memiliki atraksi yang

secara khusus menjadi unggulan. Hal ini akan membawa kepada variasi motif

yang ditujukan oleh wisatawan &lam berwisaia. Spillane mengelompokan motif-

motif k b i tenebut kedalam jenis-jenis pariwisata sebagai ber ik~t . '~

I. Pariwisata untuk menikmati perjalanaq b e d pariwisata ini dilakukan

oleh orang-orang yang meninggalkan tempat tin-a untuk mencari

suasana yang baru untuk melepaskan keteganp dari aktifitas yang

dihadapioya sehari-hari.

2. Parkvisata untuk rekmasi\ jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang

yang me u m f a a h n hari Liburnya untuk beriairahaf untuk memulihkan

kesejahteraan jasmani clan rohani, biasanya mereka tinggal selama

mu@n di tempa! yang benar-benar menjamin kenikmataa.

3. Pariwisata untuk kebudayaaq jenis wisata ini ditandai oleh adanya

rangbraian motivasi seperti keinginan untuk belajar dalam ha1 adat istiadat

kelembagaan dan cara hidup rakyat di tempat lain.

4. Pariwisata untuk olah raga, jenis ini dibagi dua kategori yaitu:

Big ~pon event, dengan mengunjungi peristiwa-peristiwa olah raga

besar.

JiDorting Iourisn o/lheprac~i~ioners, yaitu bagi met-& yang ingin

bedatih olah q a .

James Spillane. 0p .d . Hal. 46.

Page 31: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

5. Pariwisata untuk uiusan usaha dagmg, dilakulian oleh kaum pengusaha

atau industrialis dan profesional mencahwp semua hunjungan ke pameran.

6. Pariwisata untuk beakonvensi, dilakvkan oleh rvisatawan yang melaaukan

konferensi maupun symposium dan seminar.

Selanjumya pariwisata tidak hanya dipelajari dari segi motivasi dan tujuan

peralanan saja, tetapi juga melihat biteria lain dalam bentuk-bentuk pariwisata

berupa: '* I. Pariwisata individu dan k o l a f .

Parmrisata individu meogadahn pejalanan wisata dengan melakukan

s d i d a m menentubran pilihan d a d tujuan wisata t e a m a d

pembuatan programnya Pariwisata kelompok meliputi sebuah biro

perjalanan yang menjual suatu pejalanan menurut program dan jadwal

mkm yang tdah mereka program secara lebih dulu.

2. Parmrisata jangka panjang, jangka pendek, dan ekskuni.

Parmrisata jaogka panjang mernakan waktu beberapa minggu, biasanya

d i i untuk kegiaran wisam yang M a t cultural rmrim. Uutuk

jangka pendek, waktu yang dilewatkan d a m perjalanan pariwisata

Mangsung h - g dari saiu minggu sampai dengan sepuIuh hari.

Pariwisata ekskussi adalah suatu perjalanan yang tidak lebih dari 24 jam

dan tidak meoggunakan h i l i t a s akomodasi.

Page 32: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

3. Pariwisata dengan alat angkutan.

Terdapat macam bentuk pariwisata den- alat angkutan yang

dipakai, misalnya kereta a p i pesawat tefbang, kapal laut, bus, dan

kendaraan l a i ~ y a .

4. Pariwisata aktif dan pasif.

Kedatangan wisatawan yang membawa devisi untuk suatu negara yang

dikunjunginya disebut dengan active tourism (receptive rozuisn),

sedan@ penduduk sum negara yang pergi dan membawa uang ke Iuar

negeri rnerupakan parsive tarrim.

2-13 Ekonomi Pariwisata

Wtonomi pariwisata adalah suatu besaran ekonomi yang diciptakan oleh

transaksi yang dilakukan amara para wvisatawan (terkait dengan pengeluaran

belanja wisata) dengan sektor-&or ekonomi penyedia barang dan j a ~ a . ' ~

Aumalian Bureau of Statistic, ABS (1994) a Heriawan (2004) rnembagi

ekonomi pariwisata dalam t ip elemen, yaitu: (1) dalam ha1 ini

diperlakukan sebagai sebagai konsumen yang rnengkonsumsi barang dan jasa

selama melabvkan pejalanan wisaia, (2) transaksi untuk rnernperoleh barang dm

jasa dirnaksud baik dalam perjalanan rnaupun di ternpat tujuan wisaia, dan (3)

sektorlunit ekonomi yang meoyediakan barang dan jasa untuk memenuhi kegiatan

w i ~ a t a . ~

' 9 Rvwmsn Heriawan 2004. Peronan Don Dam- Pahisafo Pado Perd:ommbn lndonesh: S w t u Pendekutan Modd b?put~ufpuf Dan SAM [Desertmi). 'Sd:dah P a x o hjana. IPB. Hal. 13.

= w.

Page 33: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

, Hall (1994) Heriawan (2004) mengindikasikan bahwa Indonesia

sebenarnya dalam proses melakukan transformasi dari ekonomi industri teshadap

ekonomi jasa, tendama dalam konteks bahwa penyampaian (deliwry) suatu

produk menjadi bagian paling penting dibandingkan penciptaan produk itu

~endiri.~' Dunia pariwisata menrpakan bagian dari ekonomi jasa yang sarat

dengan sensitivitas temadap pelayanan produk yang dikonaimsi. Untuk itu, upaya

membexi pelayanan dan kenyamanan bagi wisatawan menjadi hal penting dalam

ekonomi pariwisaia (ekonomi jasa).

21.4 K o w p Wktawan

Secara umum wisatawan dibedakan berdasarkan wisatawan rmsantara

(wisnuslcdomesfl'c rourism) yaitu penduduk indonesia yang melakukan pejalanan

wisaia di dalam negeri, wisatawan nasional (wisnaslourbolmd I-m) yaitu

penduduk Indonesia yang melakukan pejalanan ke hm oegeii, dan wisatawan

mancanegara ( w i s m a n f i n b d tmuism) yaitu penduauk luar negeri yang

berkunjung ke Indonesia

2-13 Pariwiita Sebagai Indostri

Pariwisata adalah salah satu dari i n d k p y a baru yang mampu

menyediakan pertumbuhan ekonomi yang c q a i dalam hal kesempatan keja,

pendapatan, taraf hidup dan dalarn menghifkan sektor produksi lain di dalam

negara penerima wisatawan.

Page 34: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

Konsep pariwisata tercanturn &lam lnstruksi hesiden RI. No. 9, p a d I

Bab I . T h 1%9. dalam p a d tenebut dinyatakan nmg lingkup kegiatan

k@visataan adalah semua kegiaran kepariwisataan, yakni sernua kegiatan yang

bertrubungan dengan promosi pejalanan deugan segala fasilitas yang diperhtkan,

akomodasii dan reicreasi. &hang,-kurangnya terdapat empat jenis kebubJban

dasar para visatawan ying perlu dikembangkan yaitu: (1) Akomodasi; (2)

Transponasi; (3) Jasa; (4) Abaksi. Konsep pariwisata d i l i b sebagai arah, sistem

akan terkait s e a m sbukh~r-firogsional, dimana pariwisata mempakan sebuah

orpanisasi yang memiliki ke te rbhn dengan upaya pemermhan kebutuhan

wisatawan, termasuk pengusahaan obyedc dan &ya tarik wisata, serta usahausaha

yang t& di bidang tenebut t e r m a d rnanajemen organisasinya mulai dari

pengembangan sampai bagaimana upaya urrtuk rnemlapaikan

pembeli, seita bagaimana perannya pada maryaraka!, hditas pelayanannya, dan

juga perkemhtgannya, mulai dari awal pembentukannya sampai kondisi

t-a

Seperti haloya industri lain, industri pariwisata bedandaskan kepada

prinsipprinsip dasar yang pelaksanaanya membutuhkan kebijalrsanaan yang tepa~

terpadu, dm konsisteq didukung deugan tenaga keja terampil yang perruh

tan- jawab sata berkejujumn tinggi Menurut spillane, a& beberapa sifat

yang khusus mengenai industri pariwisata

a) Produk wisata mernpunyai ciri bahwa ia tidak dapat dipindahkan. Orang

tidak dapa! membawa pro&& wisata kepada konsumen, tetapi konsumen

Page 35: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

sendiri yang barus rnengunjungi, mengalami, dan datang untuh- menikmati

obyek wisata.

b) Produksi dan konsumsi dalam pariwisata tejadi pada saat yang sama

Produksi tidak akan terjadi pada saat tidak ada konsumen.

c) SeJxga suatu jasa, maka pariwvisata rnemiliki berbapai ragam bentuk. Oleh

k a r m itu, dalam bidang pariwisata tidak ada sianclar u h - yang objektif

sebagaimana produk lain yang nyata, misalnya ada panjang, lebar, isi,

kapasitas dsb.

d) Konsumen tidak dapal mencicipi produk pariwisata sebelumnya, yang

dapat dilihat b r o w dm gambar-gambar.

e) Dari segi usaha, produk pariwisata mengandung resiko besar. Indunri

pariwisata rnemertukan penanaman modal yang b e d sedangkao r

permintaannya sangat peka temadap perubahan situasi ekonomi, politik,

sikap masyarakat atau kesemngan wisatawan lainnya.

21.6 Perm Sektor Pariwisata Sebagai Peughasil Devisa Negara

Pariwisata merupakan suatu gejala m i d yang sangat kompletf yang

menyangkut marmsia sartuhnya dan memiliki berbagai macam aspek yang

penting. Aspek tenebut diantaranya yaitu aspek sosiologis, aspek psikologis,

aspek ekonomis, aspek ekologis dan aspek-aspek lainnya. Diantara sekian banyak

aspek tersebut, aspek yang mendapat painban lebih besar yaitu asp&

ekonomisnya.

Page 36: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

Menurut Hutabara (1992) Rahayu, peranan pariwisata saat ini

antara lain adalah : (I) peranan ekonomi yaitu sebagai sumber devisa negara, (2)

peranan sosial yaitu sebagai penciptaan Lapangan pekerjaan, dan (3) peranan

kebudayaan yaitu memperkeualkan kebudayaan dan ke~en ian .~ Pembangunan di

sektor pariwisata peak ditiogkdcan dengan cam mengembangkan dan

mendayagunakan sumber-surnber serta poiensi kepariwisaiaan nasional agar dapat

menjadi kegatan ekoaomi yang dapat diandalkan dalarn ran& memperbesar

penerimaan devisa, mempertuas dan memeratakan kesempatan berusaba dan

lapangan keja bagi masyarakat.

Devisa adalah pembayaran yang diterima dalam lalu lintas pembayaran

internasional (foreign ~ ~ ) . Devisa yang dimiliki suatu negan sangat

pen* karena dengan devisa ini negara semakin kuat daya tahannya untuk

menghadapi gejolak monetes interoasional dan kebebasan untuk mengimpor

barang-barang kebutuhannya.

2.1.7 Tujuan Peinbangunan Pariwisata Indonesia

Sesuai perkemb- keprkvisataan bermjuan memberikan kemtmgan

baik bagi wisatawan maupun umrga seternpat. Pariwisata dapat memberikan

kehidupan yang standar kepada warga setempat melalui keuntungan ekonomi

yang didapat dari tempat mjuan wivisata Perkembangan infiastruktur dan hil i tas

rekreasi, akan menguntllilgkan wvisatawan dan warga setempat. Se.iain itu

kepariwisataan dapat dikembangkan melalui penyediaan tempat tujuan wisata Hal

Fitrj Rabyv. 2aM. AI?opsis Pengaruh SeMm P-fo remodup Perdccmomian Koto Bogor [SbipsJ. Delwfemen Unw €kcnomi, FEM. HaL 8.

Page 37: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

tersebut dilakukan melalui pemeliharaan kebudayaaq sejarah dan taraf

peakembangan ekonomi dari suatu tempat tujuan wisata yang m a d ! dalam

pendapatan untuk wisatawan, akibatnya akan menjadikan pengalaman yang unik

dari tempat wisaia tersebut. Perkembangan pariwvisata dapat memperbesar

karntungan dan memperkecil masalah-masalah yang a d a

Direk-orat Jenderal Pariwisata (1997) dalam Oktavianti (2005),

menyebutkan bahwa penyelenggaraan pariwvisata bertujuan ~ n t u k : ~ ~

a Mempertuas Lapangao kerja dan pemerataan kesempatan k e j a

b. Meninghhn pendapatan oasional dalam ran* meningkatkao kesejahteraan

dan kemakmuran rakyat.

c. Memupuk rasa cinta tanah air dan meningkatkan p e n a h a h antar bangsa.

Berdasarkan tujuan yang akan dicapai, berbagai program digalakkan

seperti pembangunan obyek dan daya tarik wisata baru serta promosi pariwisata

yang semakin gencar dilakukan Dalam pengembaqan obyek dan daya tarik

wisata t aap diperhatikan kemampuan untuk mendorong peningkatan

pengembangan kehidupan ekonomi d m wrsd budayq nilai-nilai agama, adat

istiadat, sena pandangan dan nilai-~lai hidup dalam masyarakat.

2.2 Faktor-faktor Yang Mempengamhi Jnmlah Kunjungan \Visman

Menurut Parikesit dan Trisnadi (1997), pertumbuhan pariwisata dunia

sangat dipeogaruhi oleh dua faktor.= Faktor pertama adalah faktor luar, yaitu

2. OOMO Oklavionfi. Op df. Hal 15. D. Pdesit don W. T m n o d i 1997. K-an K-oan lndonesio dolorn

Peinbangu~n Jongko P-. J w d K e b b UGM 15: 1-13. Yogyakarto.

Page 38: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

faktor yang tidak berkaitan langsung dengan industri pariwisata tetapi

mempengaruhi bentuk permintaan pariwisata, misalnya isu kearnanan, kesehatan,

dan stabilitas politik global. Faktor kedua adalah kekuatan pasar, yaitu

permintaaq peoawaraq dan distribusi produk serta pelayanan wisata

Word Tourim Organilat~on, WTO (1995) dalam Heriawan m e r g u m h n

secua lengkap pemahaman pariwisata diri sisi pmirpaan (demandside tounm),

yaitu permintam atas barang dan jasa yang muncul karena adanya kegiatan

pariwisata. Sedangkan pihak yang mehkukan perminlaan adalab wisatawan itu

sendiri (komumen), serta pemerimab dan smsta dalarn ran& invesiasi dan

promosi wisata.

Konsep pariwisata dari sisi penawaran (arplyside totaimt) memfokuskan

pada muktur output barang clan jasa yang disediakan oleh unitunit ekonomi

untuk memermhi wisatawan, serta investasi dan promosi terkait

pariwisata yang dilakukan pernerintah maupun swasta Sektor inti (m) dari

pariwisata meocakup. hotel, restoran, transportasi domes& tndustri kerajinan

(muwnir), jasa hiburan, rekxasi dan budaya serta biro pejalanan (paket tour).

Karakteristik ekonomi pariwisata menjelaskan macam-macam dampak

dari pariwisata yang dimiliki masyarakat Ada tiga macam damp* yaitu. (1)

wvisataxvan tidak meophasilkan keuntungan dalam jumlah yang banyak, (2)

penniniaan yang ti& dalam suatu musim (musiman) yang berarti dalam

beberapa bulan ada &%fitas yang bsar sementara dalam bulan-bulan yang lain

hanya ada pergerakan bisnis yang kecil, (3) t e k m meldnrkan bisnis arkup

Page 39: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

rnembuat pemasukan selama beberapa untuk rnernelihara bisnis pada akhir

rnusirn.%

Oleh karena itu, keparirrisataan adalah angka dan pendapatan yang elastis.

Penawaran akan beapengamh besar pada perubahan yang relatif kecil &lam aogka

dan pendapatan. Jumlah elastis mermnjukkan hubungan antara biaya ongkos dan

ban*ya penawaran Kerika penilaian bersib elastis berarti peiubahan kecil

daJam harga akan mengakibatkan penawaran jumlah uang yang besar dan

pendapatao total seterumya akan berkembaug

Dalam penelitian ini, faktor-&tor yang akan di analisis meliputi &or

luar dan &tor kekuatan pasar. Dimana faktor tuar yang dianalisis yaitu faktor

keamananlisu keamanan karem kondisi keamanan ini telah mencalrup semua

faktor hmr yang lainnya, dimam kondisi keamanan sangat d i m oleb

stabilitas ekonomi, sosial, dan politik yang rneojadi isu nasional dan mengmdang

reaksi intemasional. Berita-berita besar rnengenai kondisi keamanan yang tidak

konduii misal pada saat terjadi pergantian presiden dan peristiwa peledakan bom

dalam skala besar (peristmra born Bali), akan menimbulkan persepsi negatif dan

mernunculkan kesan b h Indonesia tidak aman untuk dikunjungi sehingp akan

rnewnkan motivasi kuojungao wisata Reaksi yang rnuncul antara lain berupa \

pembatalan perjalanan dan pemndaan keputusan untuk bepergian. Oleh karena itu

faktor kondisi keamaoan ini diduga berpengaruh positif terhadap kunjungan

wisman pada saat kondisi aman, sedangkan kondisi keamanan berpengamh

ne&f terhadap kunjungan wisman pada saat kondisi tidak aman.

2s Happy lMarpaung don Heman Bahar. Op cif. Hol. 19.

Page 40: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

Sedangkan faktor kekuatan pasar yang akan dianalisis dalam penelitian ini

adalah jumlah akomodasi, jumlah b i pejalanan wisata, dan nilai tukar (kurs)

rupiah terhadap d o h US. Jumlah akomodasi dan jumlah b i o pejalanan wisata

masuk dalam -or yang dianalisis lrarena rnewakili sisi penawaran pariwisata

sekaligus pelayanan wisata dimana dwgan adanya akomodasi dan b i pajalanan

wisata ini maka akan memudahkan wisman menikmati kegiatan wisatanya,

wisman tidak pedu kha- mengenai masalah tempat tin@, tempat makan,

dan peneutuan objek wisata yang akan dikunjunginya selama wisman tersebut

tinggal di M m g m tojuan wisaza (Indonesia) karesla biro peajdanan wisata

iai sudah m e ~ ~ a r k a I I paket wisata beserta akomodasiiya. Sehingga adanya

jumlah akomodasi dan jumlah bin, perjalanan wisata ini diduga akan

positif terhadap jumlah kunjungan wisman.

Sementara itq nilai tukar (kurs) rupiah terhadap d o h US masuk dalam

fkktor yang dianalisis karena dianggap mewakili sisi permintaan Nilai tukar

(kurs) ini diduga bqengarub negatif terhadap kunjungan wismaq kareaa jika

d i l i i dari sudut pandang wisman ketika tejadi depresiasi rupiah terhadap dolar

US akan menarnbah motivasi kunjungan wisman tendama untuk tujuan berlibur,

dimana pada saaf pia ah terdepresiasi tahadap d o h US amnya Imp produk

wisata di Indonesia menjadi lebih murah, sehingga daya beli ngisman terhadap

prod&-pmduk wisata Indonesia meningkat sehingga mendomng pemintaan

produk pariwisata Indonesia. Dengan demikian, depesiasi rupiah temadap dolar

US jusru' mengunruogkan sektor pariwisata deogao semakin bertambahnya

jumlah hvnjungm ngvisman (dengan asumsi mata uang wisman adalah d o h US).

Page 41: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

Oleh karena itu, meskipun variabel yang dianalisis hanya ernpat variabd

penduga yaitu jumlah akomodasi, jumlah biro perjalanan wisata, nilai tukar (kurs)

rupiah terhadap dolar US, dan kondisi kearnanan, tetapi sudah rnewakili variabel-

variabel lainnya yang mempengamhi pariwisata.

a) Faktor Keamanan

Faktor keamanan merupakan faktor luar utarna yang rnempengaruhi

bentuk pennintaan pariwisata Situasi yang tidak aman dapat memumulkan kesan

latrang baik t e . suatu d a d dan negam pada umumnya. Hal itu dapar

berpengaFub terhadap motivasi melakukan pejalanan ke suatu tempat di d a d

atau negara tersebut.

b) Jumlah Akomodasi

Akomodasi merupakan suatu usaha yang mengguMkan bangunan atau

sebagian dari suatu bangman yang khusus disediakan dimana orang dapat

menginap dan memperoleh pelayanan atau fasilitas lain dengan pembayaran

Akomodasi dibedakan menjadi hotd dan akomodasi lainnya Dinamakan hotel

apabila mempunyai restoran yang berada di bawah manajemen botd tenebut dan

dikategorikan sebagai akomodasi lainnya jika tidak memilib restoran di bawah

m j e m e n hotel tersebut.

Sebelum melakukan perjalanm, seorang wisatawan mernertukan informasi

I

rnengenai daerah yang akan dituju besesta fasilitas-fasi1itasny-a. Hotel dan restoran

merupakan sarana akomodasi utama yang ingin diketahui oleh wisatawan sebelurn

melakukan sum pejalanan. Oleh karena itu, dalam konteks pariwisata sebagai

industi, keberadaan hotel adalah mutlak dipertukan.

Page 42: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

c) Jumlah Biro Pejalanan Wisaia

Usaha biro perjalanan wisata merupakan salah satu komponen penting

yang mernberikan kon tn i s i terhadap ke-pariwisataan nasional. Peningkatan peran

usaha bim perjalanan wisata ditujukan unruk rnermnjang kegiatan usaha

kepariwisataao yang melingkupi:

a) Penyuatnan dm penyelenggaraan pakei w i s e

b) Penyediaan dan pelayanan angkutan wisata,

c) Pemesanan akomodasi dan sarana wisata lainoya, dan

d) Penyelenggaraan pelayanan dokumen pajalanan w h a .

Usaha s&or pariwisata yang rnelayani paket perjalanan wisata tediri dari

biro perjalanan, cabang bim peajalanan, clan agm pejalaoan wisata Kegiatan

sektor-sektor usaha tersebut antara lain addab peiayanan moda transportasi yaog

dipunakan untuk mengaogkut wisman dari negara asalnya, yaitu pesawat maupun

kapal lam.

Berdasarkao SK Menteri P&bungan No.PM9?PWI04?PHB77 Bab I

P a d 1 dalam ywti (1996), batasan pengertian usahausaha perjalanan wisata

adalah :n

a) Biro perjalanan adalah perusaham yang melakukan keg;-

penyelenggaraan paket - dan agen perjalanan.

b) Agen perjalanan adalah perusahaan yang melakukan kegiatan penjualan

&&arcis, sarana angkutan, serta pemesa~n sarana wisata.

Page 43: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

c) Cabang bin, perjalanan adalah satuan-satuan usaha dari s u m bin

perjalanan yang berkedudukan di iempai rang sama atau di t empi lain

dan yang memberikan pelayanan sehubungan dengan kegiatan-kegiatan

b i i pe rjalanan.

d) Nilai Tukar (Kurs)

h4enurut Parikesit dan Trisnadi (1997), model prediksi target pariwisata

Indonesia berupa kedaiangan wiunan sangat ditentukan oleh perbedaao harga

antara oegara asal dan negara ~ j u a n . ~ Kurs antara dua negara &ah harp

dim- penduduk kedua negara d i n g melakukan perdagangan (Mankiw, 2000).~

Kurs dibedakan menjadi dua yaitu kurs nil dan kun nominal.

a) Kurs nil addah harga relatif barang-barang kedua negara.

b) Kurs nominal adalah harga relatif mata uang suatu negara terhadap mata

uang negara lain.

Perhitungan rnaupun analisis data yang berkaitan dengan waktu dan nilai

mata uang sebaiknya menggunakan data yang sifamya ril karena data riil artinya

telah mernpehitungkan inflasi. Apabila kurs nominal dinyatakan dalam e (Rupiah

per Dolar US), tingkat harga di US dinyatakan dalam P (Dolar US), dan tingkat

harga di Indonesia dinyatakan P* (Rupiah) maka hubungan kurs nil dan kurs

nominal (E ) adalah :

Kurs Riil - - Kurs Nominal x Tingkat Harga

n 0. Parikesit dan W. Trisnadi. Op.aL Hal. 3. r) Mankiw. 2000. Teon'Mokmekonorni. Numwan I, Pmerjemah. Pmerbit Erbngga, lakarta. Terjemahan dari : Macroeconomia.

Page 44: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

Harga produk pari\risata tidak dinyatakan sebagai harga komoditas

tersendiri, oleh k n a itu tingkat harga dalam industri pari\Msata dipmksi dengan

lndeks Harga Konsumen (IHK) m u m , sehingga:

IHK' E = e x -

IHK

Dengan IHK* = lndeks Harga Konsumen US dan IHK = Indeks H a r p

Konsumen Indonesia. Selanjumya. pada saat membicarakan kurs dalarn penelitian

ini maka yang dimaksud adalah kurs nil.

Transaksi perdagangan luar negeri pa& umumnya dilahvkan dengan

menggunakan dolar US sehingga nilai maia uang SUaN negara sangat tergantung

dari besarnga nilai tukar negara tersebut temadap dolar US.

e) Kunjungan Wisman

Jumlah kunjungan \\isata m e ~ p a k a n pertemuan antara jumlah perminraan

dan penawaran komponen-komponen pariuisaia dirnana pasar bagi jasa-jasa

pariwisaia adalah \visatawvan potensid, yaitu orang yang memiliki kemauan dm

kemampuan untuk melakukan pejalanan \Msaia. Wisata\\an mancanegara

(\\isman) adalah setiap orang yang bepergian ke negara lain dengan maksud

kunjungan bukan unruk melakukan pekejaan yang dibayar di negara yang

dikunjunginya dan dia tinggal di negara itu selama satu tahun aiau kuransm

Jumlah kunjungan wisman ini dapat diketahui dari banyaknya \ isman yang

masuk langsung dari luar negeri melalui pinu-pintu masuk uiama, baik melalui

jalur udara (melalui bandara) maupun jalur laut (melalui pelabuhan).

m Glenn F. i(m. 1998. Psikobgi Pariwisata. Toeti Heraty No&&, Pengantar. Yayasan O h ,

Jakarta. Hal. 7.

Page 45: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

2.3 Penditian-penditian Terdahnto

Dalam penelitiannya mengenai analisis mor-War yang mernpengaruhi

jumlah kunjungan wisman di kota Semarang SulistiyowMti (2002) menggunakan

variabel dependen jumlab wisrms dm variabel independen jurnlah pengeluaran

pembangum sektor pariwisata, i n f k h t m (pengelman pernbangum sektor

perfrubungan), jumlab &hotel, dan jumlah paket wisata dengan model regresi

log-linier.

Hasil penelitiannya adalah babwa pada taraf 5 peneo variabel-variabel

independen secara bersama-sama rnempengaruhi variabel dependen. Berdasarkao

uji 1, variabel yang b q m q m b signifikan terhadap jumlah kunjungan wimus

adalah i d k t n h n dm j d a h kamar hotel dengan koefisien elastisitas masing-

masing sebesar 0,708 dan 0.33. Sedmgkm pengetman pembangunan sektor

pariwisata dan dan jumlah pake? wisata tidak berpengaruh secara signifikan Nilai

koefisien deteaminasi sebesar 0,768 mermnjukkan bahwa kgagaman variabel

independen yang digunakan dapa~ ummar&m kgagaman jumlah wisrms

sebesar 76,s persen sedangkan 23,2 persen diterangkan oleh variabel lain di luar

model.

M e m lmtichanah (2003) Qlam penelitiannya teatang analisis jumlah

kunjungan wisatawan pada obyek wvisata di hopinsi Jawa Tengah dengan model

regresi berga~~da, mor-fah?or yang berpengaruh tedudap jumlah wisatawan

adalah jumlah kamar hotel, jumlah paket wisata, dan inflasi. Bedasubn nilai

koefisien detenninasi model tenebut terbukti dapat menjelaskan jumlah

wisatawan di J a m Tengab sebesar 91.3 persen. Hasil uji F mermnjukkao bahwa

Page 46: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

ketiga variabel mampu rnenjelaskan jumlah wisatawan secara bersama-sarna pada 1

taraf 5 pgsen. Variabel yang berpe@ signifikan adalah jumlah paket wisata 4

dan infldi sedangkan jumlah kamar hotel tidak berpengaruh signifikan.

Menurut Aoggarini (2004) dalarn peuelitiannya tentang analisis faktor-

faktor yang mempenganrhi jumlah wisatawan mancanegara di DKI Jakarta

dengan model regmi log-linier, faktor-faktor yang berpenganrh temadap jumlah

wvisman adalah investasi di bidang perbotelan, jumlah biro perjalanan wisata di

DKl Jakarta, nilai tukar rupiah terhadap dolar US, dan k o d s i keamanan di D m

Jakarta (dwnmy). Fhxkmhn nilai koefisien determinasi, model tgsebut terbulcti

dapat menjelaskan jumlah kunjungan wisman di DKI Jakarta sebesar 93,6 persen.

Hasil uji F menunjukkan bahwa keempat variabel mampu menjelaskan jumlah

kunjuogao wisman secara bersama-5ama pada t a d 5 persen. Variabel yaog

signifikan adalah investasi di bidang perhotelaq jumlah biro

p e ? j ~ ~ ~ w i w dan koadisi keamanan (dummy)), sedangkan nilai IukaPmpiah

terbadap dolar US tidak berpengaruh signifikan

Perbedaan pewlitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah

penelitian ini mengadisis faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kunjungan

wisatawan maocanegara dengan Lingkup nasioaal dan memasukkan variabel

jumlah akornodasi di Indonesia, jumlah biro Malanan wvisata di Indonesia, nilai

tubraF &m) rupiah terhadap dolar US, dan faktor keamanan di Indonesia sebagai

variabel independemya, sedangkan variabel depende~ya adalah jumlah

kunjungan wisatawan mancanegara di Indonesia

Page 47: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

3.1 Kerangka Pemikiran

Sektor pariwisata (fourism), sebagai sektor yang berbasis jasa merupakan

salah satu sektor potensial bagi pembangunan nasional karena mampu

menghasilkan devisa bagi negam Sektor pariwisata memiliki mulliplier eff'ecr

yang sanpf berperan dalam bagi perekonomian. Adanya kunjungan wisatawan

baik domestik rnaupun maocanegara akan berpengaruh temadap konsumsi

wisatawan. Pengeharan wvisatawan tidak hanya tertuju kepada satu industri

barang dan jasa tertentu saja, melainkan ke babgai in& barang dan jasa

lainnya selama wvisatawan berkunjung ke daerah tertentu. Dampaknya akan

teriihai dari nil= belanja pengetuaran wisatawan ( ~ p e d i n g leisure), sebingga

akan berpengaruh terhadap kesempatan keja, pen- dan penerimaan devisa

bagi daerah tujuan wisatawan.

Pariwisata merupakan salah satu penghasil devisa negara terbesar setelah

migas. Besarnya potensi sektor pariwisata sebagai aunber devisa utama ne@ra

&pat dilihat dari besarnya kontribusi s&or tersebut terhadap perolehan devisa.

Sektor pariwisata telab memberilran sumbangan tehadap penerimaan devisa yang

sanga! dip- untuk membiayai pembangunan nasional dan meringankan

beban utmg luar oegeri. Selama tujuh tahun terakhir sumbangan sektor pariwisata

di Indonesia masih bertusar antara 4-5 juta USS per tahun. Selama im pemasukan

sektor pariwisata mengalami fluktuasi. Semenjak terjadinya uagedi bom Bali 12

Oktober 2002 pemasukan sektor pariwisata mengalami p e r m r u ~ n yang drastis.

Page 48: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

Sektor pariwisata saat ini dihadapkan pa& situasi yang selalu Muk tuas i

dalam fmgsinya sebagai penghasil penerimaan devisa, tdebih lagi pasca tragedi

bom Bali. Salah sah~ indikator majunya suatu sektor pariwisata adalah adanya

kunjungan wisatawan. Keberhasilan dalam bidang kepariwisataan d i m i n k a n

dengan semakin rneningkatnya arus kvnjungan wisman ke Indonesia dari tahun ke

talrun. Namun demikian, dalam enam tahun terakhir jumlah wisman yang

berkunjung ke Indonesia cendenrng mengalami trend yang mermrun. Kecuali pada

tahun 2004 dm 2007 teajadi peningkatan jumlah wisman yang berkunjung ke

Indonesia Pada tahuo 2004 terjadi peniogkatan sebesar 19,12 peneo dibaodiog

tahm 2003. Sementara pada tahun 2006 kembali mengalami permrunan menjadi

4.8 juta orang atau tunrn 2,61 persen dibanding tahn 2005. Dan pada takun 2007

kembali lagi teajadi kenaikan menjadi 5.5 juta oraog atau naik 12,9 penen

dibandiog tahun sebelumnya (Liha! Tabel 3).

Kondisi pariwisata yang Muktuas i sangal ba-pengajuh tehadap

perhMbuhan ekowmi nasional, sehingga mernpengaruhi sbuktur perkembangan

perekowmian Indonesia dalam meningkaikan gross ndonal product. Pariwisata

sangat berperan dalam perekonomian, ini dibuktikan dengan devisa yang

di i lkan , pariwisata rnerupakan salah s a h ~ b i l devisa setelah migas.

Penelitian ini menduga bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi jumlab kunjungan wisman. Adapun fiktor-fiktor yang diduga

mempengamhi hvnjungan wisman ditentukan dengan mengacu pada penelitian

serupa yang sudah pernah dilakukan serta berdasarkan data, liter^ dan jurnal.

Page 49: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

'9002-1002 '~~ T=?'w) Sda : '>9m"S

S9'1- I 19'~- I L6'L I+'& I ISE'ILS'O 1 9OOZ

Iz'oz- I EE2- I ss'sos-t I 0OvsEo-s I zooz I

9002-1002 a n q e l cqilaa ueewuaoad uep p s u o p u l ay oemsxA\ ueZue~epax qqmnr -g p q e l

Page 50: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

dilakukan dengan rnenggunakan d o h US. Selain itu, fluktuasi hun rupiah

terhadap nma uartg asing lain biasanya siring d m fluktuasi rupiah ierhadap

dolar US. Depresiasi pia ah terhadap dolar US diharapkan rnenambah motivasi

b j u n g a n wisman tenrtama untuk tujuan beriibur, h e m dilihat dari sudut

pandang wisman pada saat rupia terdepxsiasi terhadap dolar US artinya barga

produk wisata di Indonesia rnenjadi lebih rnurah. Oleh karena itu, daya beli

wisman t e h d a p produk-produk wisata Indonesia rneningkat sehingga

rnendorong motivasi wisman untuk berhmjung ke Indonesia Dengan demikian,

depresiasi rupiah terhadap dolar US jusbu menguntungkan &or pariwisata

dengan se& bertambahnya jumlah kunjungan wisman (dengan asumsi mata

uang wisrnan adalah dolar US).

Faktor luar yang diduga berpenparuh besar terhadap jumlah Larnjmgan

wisman adalah m o r keamaoan Dasar pertimbangannya yaitu dalam lm

waktu penelitian jumlah Larnjungan wisman rnernuun tajarn pada saat tejadi

gejolak politik @ergaatian presiden) dan tejadinya peristiwa bom Bali yang

merupakan bagian dari aksi yang dilakukan oleh jaringan teroris. Situasi

keamanan yang tidak kondusif diduga dapat mengurangi motimi w i m ke

sum d a d atau tqara. Kondisi keamanan rnerupakan variabel yang bersifat

kualitatif, oleh karena itu dinyatakan sebaga variabel &mmy yang rnenyatakan

kondisi aman dan tidak aman.

Dummy yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu faktor keamanan,

d i b i l dengan pertirnbargan dalam hurun wahw pewtitian kondisi Indonesia

di\& dengan banyaknya i n , keamanan mional dan gejolak politik seperti

Page 51: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

peristiwa peledakan born di Bali sebagai bagian dari aksi terorisrne di Indonesia

dan banyalcnya gejolak politik yang tidak stabil seperti demonstrasi menentang

pernerintahan sampai pergantian presiden yang sangat mernpengaruhi keadaan

sosial dan ekowmi Lndonesia serta reaksi masyarakat internasional. W ini tentu

saja berpengaruh juga terhadap industri pariwisata yang ditunjukkan dengan

kecendamgan imnmnnya jumlah kunjungan wisman pada tahuo-tab

terjadinya kontlik keamanan di dalam negeri.

Penelitian tentang indumi pariwisata ini rnengambil rnengambil lingkup

nasional (negara Republik Indonesia) dengao menghbungkan kecendeaungan

(fluktuasi) jumlab wisman dengan faktor-fiktor yang diduga mempengaruhi

jumlah b j u n g a n wisman. Hasil yang diperoleb diharapkao dapa dijadikan

sebagai bahan m a s u b bagi p e n e m kebijakan kepariwisataan. Bagan

kerangka pemikiran dapat d i m pada gambar 2.

Page 52: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

Indusbi Pari~visata Indonesia I

c \ Kecenderungan f Faktor-faktor )ang Jumlah W~sman Mempengaruhi Jumlah

\%sman '

L J J

Jumlah Wisman

1 lmplikasi Kebiipkan

3 3 Hipotesis Penditian

Berdasarkao kriteria statist& dan ekonomi serta ditunjang d e w

berbgai teori dan hasil penelitian tesdahulu, maka untuli rnelihai faktor-faktor

yang mempengaruhi jumlah hunjungan wisara\van mancanegara di Indonesia

mengajukan hipotesis bahwa :

1) Jumlah akomodasi diduga beqe@mh s i ~ f i k a n dengan korelasi positif

terhadap jumlah hunjungan wisatawan mancanegara di Indonesia.

2) Jumlah biro pejalanan wvisaia diduga berpengamh signifikan dengan kordasi

positif terhadap jumlah kunjungan w i w w a n mancanew di Indonesia

Page 53: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

3) Niai tukar (kun) pia ah terfiadap dolar US diduga bespengarub signifikan

dengan korelasi negatif tertradap jumlah kunjungao wisatawvan mancanegam di

Indonesia

4) Faktor keamanan diduga bapengaruh si- dengan kodasi negatif@ada

saa~ kondisi tidak aman) terbadap jumlab kunjungan wisatawan mancanegara

di Indonesia

Page 54: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

4.1 Lakasi dan \Vaktu Penditian

Penelitian ini dilaksanakan dengan mengambil data dari Badan Pusat

Statistik (BPS) Jakarta dengan lingkup penelitian pariwisata nasional. W&.-

pengumplan dan pengolahan data dilakukan mulai bulan Mei 2008.

4 2 Jenis clan Samber Data

Penelitiao ini mengguMkan data sekunder dengan jenis data time -es.

Data diambil selama periode 1990-2006. Data yang dikumpulkan berupa data

perkembangan penerimaao devisa pariwisata indonesia, jumlah kunjungan tamu

asing di Iodonesia, jumlah akomodasii jumlah biro perjalanan \visa@ nilai tukar

(kurs) rupiah temadap dolar US, dan faktor keamanan qata-data tersebut

diperoleh dari Badan Pusa! Staiinik (BPS) Jakarta, Kemennian Kebudayaan dan

Pariwisaia Republik Indonesia, dm insiansi terkait lainoya yang berhbungan

d e n 9 penelitian ini. Referensi studi kepustakaan melalui.jumal, a d e l . Bahan-

bahan lain dan Perpustakaao LSL, dan internet yang masib relevan dengan

penelitian ini.

4 3 Metode An&@ Data

Data yang diperoleh yaitu berupa data sekunder yang akan dianalisis

secara kualitaiif dan Laantitatif. hal is is Lditatif digunakan untuk menjelaslcan

kegiabm Lvnjungan wisrnan di Indonesia yang dipengamhi oleh faktor-&tor

P=@ytamanya berdasarkan kondisi perekonomian dan pariwisata yang teajadi.

Page 55: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

Beberap ha1 lain yang terkait dengan variabel-variabel yang digunakan akan

diuraikan secara deskriptif clan bila pedu dengan bantuan gambar untuk

mempejelas uraian. Analisis laantitatif akan diolah menggunakan regresi.

Regresi sang diguMkan addah regresi berganda dengan menggunakan metode

kuadrat tezkecil atau Ordinmy Lead Squme (OLS) dan pengolaban data

meogguoalran program Eviews4 dan Mirrwfr Excel.

Penelitian ini mengangkat be- permasalahan yang berkaitan d q a n

kunjungan jumlah wisrnan di Indonesia yang akan berdampak pada penerimaan

devisa Indonesia dan perekonomian Indowsia Variabel-variabel independen yang

digunakan dalam penelitian ini berdasarkan riset yang dilalarkan oleh Anggarini

(2004) tentang analisis jumlah kunjungan wisman di DKI Jakarta dengan

memakai variabel investasi di bidang peaktelan, jumlah paket bin, wisata, nilai

tukaF d m kondisi keamanan di Jakarta Variabel-variabel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah jumlah akomodasi, jumlah bin, pejalanan wisata, nilai tukar

(kun rill) rupiah terhadap dolar US, dan faktor keamanan di Indonesia Model

yang didapat m p a k a n penyesuaian dari riset yang dilakukan Anggarini (2004)

clan teori yang ada, sehingga unruk menjawab Magai pemrasalahan yang

diangkat terrebut maka dapa! dirumuskan model ekonometrika untuk penelitian

ini. Adapun pembentukan model dari jumlah hmjungan wisatawan mancanegara

di Indonesia dapat diduga sebagai berikut :

LN - n < W , = b + P l L N - JA,+fbLN - J B P W , + b L N - R E R , + W + e

Page 56: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

Bo = Konstanta

PI, b, 83, = Koefisien

JKw, = Jumlah kunjungan wisman di Lndonesia (omng)

J & = Jumlah akornodasi (unit)

JBPW, = Jumlab biro perjalanan wisaia (unit)

RERc* = Xlai tukar (kun) Rupiah terhadap Dolar US

a = I untuk keadaan tidak aman

= 0 untuk keadaan aman

e = error term

Data yang didapat ditramfonnasikan dalam be& LN. Hal ini dilakukan

untuk memperbalus data yang ada, sehingga rnempermudah &lam melihat respon

dari setiap variabel independen yang digunakan terhadap variabel dependennya

Selain itu pemakaiao model LN kareM koefisien regresi sekaligus dapat

mermnjukkan besamya elastisitas masing-masing variabel independen yaog

diduga.

Pengujian model tersebut dilakukan dengan lcriteria statistik d m

ekonomebika. Pengujian ~ t e r i a statistika dilahvkan dengan uji koefisien

determjnasi (R*), uji t, dan uji F*. Sedangkan uji ekonometrika yaitu terpermhinya

model BLUE (Besl, Linier and Unbiased Editnation)).

Page 57: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

Adapun uji ekonometrika tersebut terdiri dari :

a. Uji Normalitas

Pemeiiksaan kenormalan sisaan bertujuan untuk melihat distribusi sisaan

(E , ) . Pemeriksaan kenormalan sisaan dilahvkao dengan memeiiksa apakah error

teniendelrati dimibusi normal. Uji ini pertu dilakukan jikajurnlah sampel yang

digunakan kurang dari 30 (n < 30). Hipotesisi pengujiannya adalah :

& : a = 0, error fern terdistn'busi normal

HI : a + 0 , error term tidak terdishibusi normal

Wilayah hit is penolakan & adalah Jarque Bera (J-B) > x2&2 atau

probabilitas @-value) < a, sedartgkan daerah peoerimaan adalah Jarque B a a (J-

B) < x2&z atau probabilitas @-value) > a. J i i & ditolak maka disimpulkan

error term tidak terdistribusi norma, sedangkan jika Ho diterima maka

disimpulkan bahwa error term terdisiribusi normal.

b. Uji H e t d e d a s t i s i t a s

Uji hetemskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah &or

kesalahan stokhastik (ui) yang muncul mempunyai varians yang konstan

(memenuhi asumsi homoskedastis). Kesalahan stokhastik mengindikas i i bahwa

disamping Xi tehdapai variabel lain yang mempengaruhi Y dan bahwa Y tidak

dapa sepenuhoya dijelaskan hanya dengan variabel yang termasuk dalam model

regresi. Varians yang berbeda menunjukkan bahwa model benifai

K~uitaitasehadibaodingtan~IadqavqaUjiFslatisofdigumkmlmmL l l m @ a b i ~ a n m d i h ; u \ v a r i a b d b e b a s ( i \ . H i a b k ) n c a r a b a a n r a - a r r a 1- m \aiaM I& (depeodcm \*). Hasilo)a cWba dari d a i #!as F - s a i q a K v LaduaailaipmkeMitasmabnrdibaodingtand~ngantaraf nJatan)a J i b oilai pmbabilitasnla kbib Ledl dari t a d qata, mata \M bebas b q a p m h s g n i f i l a n r a t g d a p \ a r i a b d ~ a

Page 58: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

heteroskedastis. Konsekuensi adanya heterodtedastisitas adalah varians tidak lagi

minimum dan parameter penduga menjadi tidak efisien. Pendeteksian

heterosekedastisitas dapat dengan menguji %te Heterodescedasi a m

Autoregreshe Conrfitonal H e t e r a r c W c i y (ARCH) test. Hipotesis yang diuji

adalah:

I% : y = 0, tidak terdapat heterodtedastisitai

HI: 7 ;t 0, terdapat heterodtedastisitas

Wilayah kritii penolakan I& adalab Proimbilliry Ohs'R-qmred < a ,

sedangkan wilayah penerimaan adalah Probability Obs*R-quared > a . Jika

ditolak maka varians dari error tern untuk setiap pengamatan berbeda untuk

setiap variabel bebas, sebaliknya j i b Ho diterima maka varians dari error tern

untuk setiap pengamaian sama un& s e w variabel bebas.

c. Uji Multikolinear

Multikolinearitas adalah tejadinya hubungan linier yang sempuFna atau

pasbj amara peubah-peubah bebas. Multikolinearitas dap! dideteirsi dengan

melihat koefisien korelasi antar variable independen yang terdapa! pada matriks

korelasi. Jika terdapat k d s i e n korelasi yang lebib besar dari 10.8) maka terdapat

gejala multikolinearitas

Apabila terdapa~ nil% korelasi yang lebih tinggi dari p.8), maka mermnrt

Llji Kleiin rndtikolineariras dapat diabaikan selama nilai korelasi tersebut tidak

melebihi R-squared-nya.

Page 59: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

d. Uji Autokorelasi

Autokorelasi dapat dkutikan sebagai korelasi sisaan yang satu ( E ; ) dengan

sisaan lainnya (E , ) . Biasanya autokorelasi seriug terjadi pada data-data time

series. Penyebab utama terjadinya autokorelasi adalah ada variabel penting yang

tidak digunakan dalam model. Pendeteksian autokorelasi dapat dilakukan d e w

melihat prohabilitas Obs*R-squared menggunalian statistik B r e u s c e e y

Serial Correlarion LM. Hipotesisi dalam uji ini adalah :

&I: p=O, tidak terdapat auto korelasi

HI : p # 0 . tmdapat autokorelasi

Wilayah kritik penolakan I+, adalah Probabilitar Obs*R-squared <

a sedangkan wvilayah penerimaan I+, adalah probabilit~s Obs*R-squmed> a .

Jika I+, ditolak maka teajadi a u t o k o h i -tif atau -if) dalam model.

Sebaliknya jika Ho diterima maka tidak ada autokorelasi dalam model.

4.4 Konsep Pengokaran Variabd

Variabel yang diamafi besad dari data atau informasi rnengenai

kepariwvisataan di Indonesia dan digunakan untuk mengukur sejauh mana

pengaruh variabel-variabel independen temadap judab kunjungan wisman.

Variabel-variabel tersebut antara lain:

1) Judah kunjungan wisman (KW,), yaitu banyaknya kunjungan wvisman ke

lndonesia pada tahun I, dim dari banyaknya wisman yang datang langsung

dari oegara asalnya berdasarkan pintu-pim mas& utama Indowsia,

Page 60: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

diantaranya yaitu Bandara Soekamo-Hama, Bandara Rai, Bandara

Polonia, Batam, dan pintu masuk laimya, ddam satuan orang.

2) Jumlab akomodasi (JA,), yaitu banyalrnya sarana akomodasi yang berada di

Indonesia pada tahun 1, diukur dalarn sahlan unit.

3) Jumlah biro pajalanan wisaia (JBPW,): yaitu banyahya biro pajalanan

xvisaia, cabang biro pejalanan wisata, dan agen pajalanan wisata di

Indonesia pada tahun 1. Cabang bin, pajalanan wisata dan agen perjalanan

wisata dimasukkan dalam penghmn variabel atas dasar kesamaan kegiatan

usaha S~IUUI variabel ini adalah unit.

1) Nilai tukar (RE&), yaitu kun nil rupiah temadap dolar US pada tahun 1,

dalam satuan mpiah per dolar US. P e n g u l m y a d a q n menggunakan kurs

tagah nil rupiah terhadap dolar US.

5) Kondisi keamanan (D,), yaitu variabel dummy yang merupakan representasi

dari kondisi keamanan di Indonesia pada t h n 1. Variabel h m y ini diberi

nilai 0 uotuk kondisi aman dan I untuk kondisi tidak aman Suatu kondisi

tidak aman apabila dalam hvrun wah-tu sahl tahm terdapat kondisi

ketidakstabilan politik maupun pemberitaan besar tentang ketidakamanan di

Indonesia di mata internasional.

Page 61: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

5.1 Kontribnsi Sektor Pariwiinta Indonesia

lndonesia memiliki berbagai potensi keindahan alam, berbagai keunikan

budaya. keramahtamahan penduduk, clan keadaan geogralis ) m g berbentuk

kepulauan sehingga memungkikinkan lndonesia memiliki ban)& Daerah Tujuan

: \Visata (DTlV), ini semua menjadikan keunggulan komparatif Indonesia dalam

mengembangkan sektor paritrisata. lndonesia memiliki sumber daya yang spesifik

yang sangat penting dan menarik wisaia\van, contohnya Indonesia memiliki candi

Borobudur ) m g termasuk dalam tujuh keajaiban d ~ m i a Indonesia juga memiliki

keunggulan dalam produksi jasa pari\risata seperti iklim ) m g m e n d serta

banyaknya panmi dan pemandangan rang indah, contohnya Indonesia memiliki

panmi Kuta Bdi serta memiliki iklim tropis. Kondisi geografis Indonesia yang

berbentuk kepulauan serta penduduknp yang hangat, ramah tamah, rnurah

senyum dan _eemar menolong m u n y a menjadikan daya tarik tersendiri bagi

\\<sata\\rn.

lndonesia yang kaya a!! potensi pariwisata, mempunyai ban)& Daerah

Tujuan \\risata (DTW). Berdasa rh kajian Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

(2003) terdapat sepuluh DTlV yang potensial di lndonesia (lihat Tabel 4).

Salah satu daerah di lndonesia yang menjadi tujuan wisata andalan adalah

provinsi Bali. Bali menjadi daerah iujuan \\.isam iniemasional kaFena banyak

memiliki panorama yang memikar, clan adanya kekayaan b u d a p rang khas yaitu

wisata budaya (culrure rourirm) ) m g bemafaskan agama Hindu. Bali dinilai

Page 62: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

sew daerah \\is@ yang sesungguhn)*a (the real tourism destination) karena

sebagian besar \\isatanan )mg berkunjung ke Bali baik domestik maupun

mancanegara memang bertujuan untuk wisata (leisure). Hal ini berbeda dengan

D n V lainnya ) m g l e b i sering dijadikan altematif pejalanan dengan maksud

kunjungan untuk berbimis, pertemuan atau kongres, olahraga dan lainnya.

Tabel I. Sepulub Daerab Tujuan \\'isata (DnV) di Indonesia

Sumber: Dinas Kebudayaan clan Pariwisata, 2003 (diolah).

Sektor pariwisata merupakan suatu industri )ang menjadi andalan dalam

perekonomian Indonesia di sektor ini telah memberikan kontribusi baik langsung

maupun tidak langsung kepada pendapaian domestik dan penciptaan lapangan

pekejaan. Hal tersebut merupakan salah sam dampak dari adan1.a permintaan

internasional pariwisata Indonesia.

Pariwisata sebagai salah satu sektor industri memberikan konmbusi yang

cukup tinggi pada produk domestik bruto (GDP Indonesia). Wodd Travel &

Tourism Council (2001) melaporkan bah\\a sektor pari\risata telah tumbuh pesat

yang diiunjukkan secaia statistik bahwa sejak 1988-2003 kontribusi sektor

Page 63: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

pari\wisata ielah menyumbangkan S 2 juta pada tahun 1988 tumbuh hingga

mencapai 5 7 juta pada tahun 2003. Hal tersebut menunjukkan peranan sektor

paritisah terhadap perekonomian lndonesia dalam perkembangannya mengalami

penumbuhan yang signifikan. cetapi dalam beberapa tahun terakhk dikarenakan

berbagai pengaruh kondisi yang tidak aman di Indonesia, huru-hara dimana-mana,

situasi politik yang tidak stabil dan baoyaknya tmgedi peledakan bom seperti bom

Bali dan bom Mariot membuat kontribusi pariwisata temadap perekonomian

Indonesia cendemng mengalami penurunan.

lo I " I\

6 - - 4

/

I 0 .

zax, zoo1 ZOO2 2003 2004 2005

Tahun

Sumber: Neraca Satelit Pari\visata Nasional. 2000-2005 (diolah).

Gambar 3. Kontribusi P a s s a t a Terhadap GDP

Pada Garnbar 3 dapat dilihat perkembangan kontribusi sektor pariwisata

terbdap GDP. Pada tahun 2000 kontribusi pariwisata terhadap GDP mencapai

9:38 persen mengalami penurunan sampai tahun 2001, dimana pada tahun 2001

kontribusi pariwisata hanya rnencapai 5,01 persen. Kemudian pada tahun 2005

mensalami kenaikan menjadi 5.27 persen.

Parameter lainnya yang dapat digunakan untuk mengukur kontribusi

sektor pariwisata temadap perekonomian lndonesia addah dalam ha1 penciptaan

Page 64: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

lapangan pekerjaan. Sektor pari\\.isata ini telah memberikan efek pengganda

secara langsung bempa penciptaan lapangan pekerjaan. Hal ini dapat terjadi

karena sektor pari\tisata me~pakan suatu bentuk industri )ang melibatkan atau

terkait dengan berbagai macam bidang baik jasa maupun perdagangan. Grafik 5.2

menunjukkan kontribusi sektor paritvisala terhadap total jurnlah tenaga kerja yang

bergerak pada seluruh sektor parekonomian formal di Indonesia Umumn)~

konuibusi sektor pari\\.isaia cenderung rneningkat kecuali pada tahun 2003 dan

2005 mengalami penurunan. Hal ini diperiurakan imbas dari adanya mgedi bom

Bali 12 Oktober 2002 dan I Ok~ober 2005. serla born Mariot 5 A,gstus 2003.

Sumber: Neraca Satelit Pari\r*isafa Nasional, 2000-2005 (diolah).

Cambrr 4. Kontribusi Pari\visata Terbadap Tenaga Kerjs

52 Perkembangan Permintaan Pamvisata Indonesia

Sektor pari\wsata sangat berperan dalam perekonomian Indonesia Selain

dapat menciptakan lapangan kerja serta kesempatan kerja, sektor pari\\isata

diarahkan dengan tujuan meningkatkan pendapatan masyarakat serta penerimaan

devisa. Pada dasarnja sektor pariwisata sangat rentan tehadap kondisi sosial,

Page 65: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

ekonomi, poliiik dan keamanan. Beberapa tahun ierakhir, dunia pariwisata

lndonesia mengalami fluktuasi dan tantangan yang cukup berat. M e n w y a

jumlah kunjungan wisatawwan mancanegara (wwsman) ke lndonesia menandai

melesunya pariwbisaia Indonesia. Terjadinya peristiwa-peristiua di dalam negeri

(fakior internal) terutama rang menyangkut sisi keamanan, seperti tragedi born

Bali, peledakan di hoiel J.W. Mariot dan peledakan bom di kedubes Australia,

Jakarta, maupun perisiiwva-perisiiwwm di luar q e r i (faktor eknemal) sepeiti

peledakan gedung WTC Amerika Serikat dan adanya w b a h virus SARS di Asia,

cukup berpengaruh iehdap perkembangan kepariwisataan di Indonesia

Kebehasilan dalam bidang kepariwisataan diceminkan dengan semakin

menin&atnya kunjungan \isman ke lndonesia dari tahun ke tahun. Jumlah

kunjungan \\isman di Indonesia pada kurun wwakiu 1990-2006 secara keseluruhan

menunjukkan peningkatan dengan ram-rata pertumbuhan 5 j 0 persen tiap tahun.

Namun demikian pada tahun 2002 sampai dengan tahun 2006, jumlah wwisman

sang beritunjung ke lndonesia mengalami penurunan, kecuali tahun 2001 tejadi

peningkatan wisman sebesar 19,12 persen disbanding tahun 2003. Sementara itu

jumlah wisman )ang berkunjung ke lndonesia pada tahun 2006 mengalami

penurunan kembali menjadi 1.87 juta orang aiau t- 2,61 persen dibanding

tahun 2005. Wisman yang datang ke Indonesia sebagian besar b e d dari Asia

Pasifik yaitu 7829 persen dari jumlah seluruhnja. Sisanya b e d dari Eropa

(16,05 persen), Amerika (4,02 persen): dan laimya (1:63 persen) (lihat lampiran

7).

Page 66: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

Fluktuasi jumlah \isman sebenamya diaudi pada tahun 1998, dengan

dimdai menurunnya j d a h kunjungan \\isman ke Indonesia sebesar 1 1,16

persen. penurunan tersebut diduga mempakan akibat keridaknabilan politik dan

ekonomi yang menyebabkan situasi keamanan menjadi tidak kondusif. Lndowsia

mengalami dua kali pergantian presiden selama tahun 1998. Kesulitan ekowmi

akibat krisis yang tejadi pada akhir tahun 1997 juga memunculkan berbagai

reaksi bempa demonsmi atas tindakan kompsi: kolusi, dan nepotisme 0

)fang men&barkan ketimpangan ungkat kesejahteraan mas).arakat Hal-M

tersebut diduga menyebabkan stabilitas kearnanan kurang tejamin sehingga

mengurangi motivasi kunjungan \\isman.

, - - - - . - - . - . - - . -

- 6000000 CD =SOOOOOO e 0 -.xxlomo C D

5- - 2 z a m a , D - g lama, -

0

\ 'b '3 94 9+ 99% 99. 9+ e5 eb 991 9+ ,998 s s s 6P d' d' \ \ \ \ \ \ \ \ \ \ ' b ' b % ' b ' b ' b ' b

Tahun

Sumber: Kementrian Budaya dan Pari\visaia RI, 1990-2006 (diolah).

Gambar 5. Perkembangan Jumlab Kunjungan \\'isman

Kedamgan tamu s i n g (\\isman) memberikan konbibusi )mg cukup

besar bagi penerimaan negara karena pengeluaran mereka selama di Indonesia

menjadi sumber penerimaan devisa negara. Menurunnya jumlah tamu asing ke

Indonesia menpkibatkan menurunnpa penerimaan devisa dari pariwisata Pada

Page 67: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

tahun 2002 penerirnaan devisa dari tamu asing mencapai 4.305,55 juia US S,

sedangkan pada tahun 2003 menurun menjadi 4.037,02 juta US 5. Tetapi pada

tahun 2001 penerimaan devisa meningkat menjadi 4.797,SS juta US 5 dan pada

tahun 2005 mengalami penurunan kembali menjadi 4.521,73 jura US S, begitu

pula pada tahun 2006 mengalami penuruna kembali menjadi 4.147,97 juta US 5

(lihat tabel 5.4). Tejadinya fluktuasi penerimaan devisa ini diauali dengan

adanya peristiwva bom Bali 12 Oktober 2002 sebingga \visatawan mancanegara

menjadi takut untuk berkunjung ke Lndonesia Sebelum tejadinya bagedi bom

Bali 12 Oktober 2002. jumlah kunjungan iamu asing dari tahun 1998 sapai tahun

2001 selalu mengalami peningkatan, begitu juga dengan jurnlah penerimaan

devisa, kecuali pada tahun 2001 mengalami penurunan dibanding tahun 2000.

I Tahun I I I Sumber: Kementrian Budala dan Pariwisata RI. 1990-2006 (diolah).

Gambar 6. Perkembangan Jumlah Penerimaan Pamvisata

Page 68: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

3 Perkembangan Berbagai Variabel r ang Mempengambi Jamlab

Kunjnngan \Visatawan hfanwnegan di Indonesia

Variabel-variabel independen sang diduga mempengaruhi jumlah

kunjungan wisman adalah jumlah akomodasi, jumlah biro pejalanan wisata, nilai

Nkar mpiah terhadap dolar US, dan faktor keamanan. lnterpretasi temadap

variabel-variabel independen dilakukan uniuk menganalisis perkembangan

variabel-variabel tersebul dalam k w n wak~u 1990-2006.

Jumlah akomodasi di Lndonesia pada periode 1990-2006 selalu mengalami

peningkatan dari tahun ke tahunnya. Pembangunan di bidang usaha akomodasi

merupakan bagian dari invesiasi pariwisaia, oleh karena iru pembangunan

akomodasi tiap tahun terus mengalami peningkatan guna meningkatkan

penerimaan pariwisata.

I 14000 . . . - . .-. - .- -. - . -

5 ma,! - 0 1 , . , , . , ,

\ 2 " , 88886&&'8&8&'~ s s 8&8 \ \ \ \ % \ % % \ % 2 2 % 2 2 2 2

Tahun L

Sumber: Slaiiaik Tingkal Hunian Hotel. 1990-2006 (diolah).

Gambar 7. Perkembangan Jumlah Akomodasi di Indonesia

Page 69: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

Keberadaan biro perjalanan wwisata di Indonesia pada periode 1990-2006

mengalami k n d pertumbuhan positif tiap tahunnya. Produk utama b i i

pe jalanan \ i sah bempa penyelenggaraan paket-paket wwisaia serta penyediaan

fasilitas moda transponasi yang akan digunakan uniuk mengangkut \ v i m dari

negara asalnya. Keberadaan b i i perjalamn wvisata mempermudah \visatawan

dalam rnenentukan mte pejalaoan dan mendapatkan fasilitas yang dilnginkan

selama melakukan perjalanan wwisata. Oleh karena itu, semakin banyaknya b i

pejalanan \visata dihmpkan akan memberikan semakin banyak piliban paket

wvisata yang dapat menarik wisman, mengingat pengaruhnya yang cukup besar

sehinpga diduga akan meningkatkan j d a h kunjungan wvirman. Terjadinya krisis

ekonomi iidak berdampak ierlampau besar bag biro pejalanan wvisata, bahkan

secara teoritis seharumya j d a h wvisnan sebagai sebagai pen- jasa b i

pejalanan meningkat saaI rupiah melemah temadap dolar. - - - - -. - - - - - I C 3 C

z s r n 0 - 0 = U)OO 0 a 2 zoo0 - m ,z 0 lrn - E - = O . . . . . . . . . , . . . . , . , I

Tahun

Sumber: ASITA, 1990-2006 (diolah).

Gambar 8. Perkembangan Jumlah Biro Pe j a lanan Wiiata di Indonesia

Page 70: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

Nilai tuka~ rupiah terhadap dolar US sampai dengan tahun 1996

mernperlihaikan kondisi yang stabil dengan fluktuasi yang kecil. Memasuki tahun

1997, rupiah terdepresiasi tajam terbadap dolar US. Saat itu kurs r i i l rupiah

terhadap dolar US rnencapai ti& re- yaitu 11293.64 Rupiah per 1 Dohr US.

Depresiasi rupiah disebabkan oleh krisis yang dialarni negara-negara Asia yang terjadi

pada akhir tahun 1997. Setehh tahun 1997 perkernhangan niki tulcar rupiah terhadap

dobr US mernperlihatkan kondisi yang tidak stabil dengan fluktuasi yang cukup besar.

I .........

O t ~ . I . . . . . . . . . . . . . . I

3 1 1 , &P&$+?&&q,b8@'p&'@ @ @ &@5& 3 3 \ \ 3 3 3 \ 3 3 1 1 1 2 1 1 1

Tahun

Gambar 9. Perkembangan Milai Tokar Riii Rupiab Terhadap Dolar US

Perkernbangan demokrasi di Indonesia diiandai oleh semabrin besamya

perhatian masyarakat kecil terhadap dunia poliiik nasional. b s i s ekonomi yang

melanda Indonesia pada akhir tahun 1997 membuat mqarakar leb i i kriris clan

dernokratis dalam rnenyikapi kondisi politik hens semakin beratnyabeban

kehidupan mereka. Sehingy pertensahan tahun 1998 muncul berbagai

demonsuasi menentang pemerintah gang telah berkuasa selama 32 tahun yaog

Page 71: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

disinyalir banyak me1al;ukan praktek kompsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) sang

menyebabkan ketidakmerataan pendapatan dan kemiskinan di negeri ini.

Perpntian presiden yang menyebabkan kondisi politik tidak stabil dia\\ali

dengan turunnya Soeharto pada mhun 1998. Selanjumya pada mhun yang sama

Indonesia dipimpin oleh Habibie kemudian Abdurrahman Wahid. Kemudian satu

tahun kemudian lndonesia kembali mengalami pergantian pernimpin dengan

diganrikannya Abdurrahman \\'ahid oleh l e i Soekarnopuui. Bagi

masyankat internasional. ketidakstabilan politik suatu negara yang diindikasikan

oleh seringnya pergantian pemimpin negara ditandai dengan berbagai demonsmi

mas3 menuniut pergantian penlimpin diangap sebagai kondisi tidak aman. Hal

itu memunculkan persepsi pada masyarakat internasional bahwa negara tersebut

tidak aman unruk dikunjungi. I

Banyaknya aksi peledakan boni xbagai rangkaian aksi terorisme di

lndonesia juga dikaregor ih kondisi ddak aman, seperti born Bali I dan born Bali

11. Born hdario~ sena Bom Poso. Hal ini tentu saja berpengaruh pada indusvi

pari\visa~a Indonesia yang ditunjukkan dengan kecenderungan menurump

jumlah kunjungan wisman pada mhun terjadinya konflik keamanan di dalam

negeri.

Page 72: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

VI. HASlL DAN PEMBAHASAN

6.1 Hasil Estimasi Varhbel Dependen

Dalarn mengdmasi model yang dipakai, penelitian ini menegunakan

h4etode Kuadrat Terkecil Biasa (Ordinary L e m Squore). Perangkat komputer

j a g digunakan dalam penelitian ini pitu data yng dimasukkan dalam Microsoft

excel dan diolah menggunakan Evimvs I. I . Hasil estimasi model ditunjukkan

dalam tabel di bawah ini.

Tabel 5. Hasil Estimasi Variab'el Dependen

Koefisien Standard Error

mjustd squad 0.951892 I rob ( ~ - s t a ~ ) O.O~OOOO

Durbin-Wabm stat 1.208226 1 Prob. Obs'R-sguared (LM test) 0.148387 I

Prob Jaque-Bera 0.725835 Prob. obsa-squared . . 0.378050 (Whit He-ty)

Sumber: Lampiran 2 clan Lampiran 6

Page 73: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

Hasil estimasi terhadap model )mng digunakan menunjukkan bahwa model

dalam penelitian ini baik. Hal ini &pat dilihat dari uji kriteria statislik dan uji

kriteria ekonomeuika. Berdasarkan Tabel 5 uji kriteria statislik menunjukkan

bahwa variabel jumlah akomodasi, jumlah biro pejalanan wvisata, kondisi

keamanan (dummy), kecuali nilai h h u riil secm parsial berpengaruh nyata

terhadap perkembangan jumlah kunjungan wvisman di Lndonesia. Hal ini

ditunjukkan dengan nilai probabilitas 1 LN-JA, I LN-JBPW, dan 1 Dummy

masing-masing sebesar 0,0000, 0,0004, dan 0,0069 (lebii kecil dari tad n).ata

0.05). Variabel LN-JA. LN-JBP\V. dan Dummy (kondisi kearnanan) berpengaruh

signifikan pada taraf nyaza 0,05, hal ini berani jumlah akomodasi, jumlah bim

pejalanan wbisata, dan kondisi keamanan berpengaruh nyata terhadap j&

kunjungan wwisman dengan selang kepercayaan sebesar 95 persen. Sedan- nilai

tukar riil rupiah terhadap dolar US tidak berpengaruh s i g n i f h terhadap jumlah

kunjungan \\isman, hal ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas r LN-RER

sebesar 0,1724 (lebih besar dari tarafnyata 0,05).

Secara uji serempak variabel-variabel independen tersebut berpengaruh

n p t a terhadap perkembangan jumlah kunjungan wvisman pada tad n)ata 0,05.

Hal ini ditunjukan dengan nilai probabilitas F-s~aiisiik s e k 0,000000, ini

menandakan bahwa minimal ada satu parameter dugaan (koefisien) y ~ g tidak no1

dan memiliki pengaruh nyata terhadap keragaman variabel tak bebasnya pada

selang kepercayaan 95 persen. Selain it& kemampuan wariabel jumlah akomodasi,

jumlah bin, perjalanan wisara nilai tukar riil. dan kondisi keamanan ( d m y )

Page 74: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

dalam menjelaskan variasi perkembangan jumlah kunjungan wisatawwm

mancanegara di Indonesia cukup tinggi yaitu sebesar 97 persen.

Semeniara iiu, uji kriieria ekonometrika menunjukan bahwwa model ini

ierbebas dari gangguan heteroskedastisitas dan autokorelasi, normalitas dan

multikolinearitas. Hal ini ditunjukkan dengan Nilai probabilitas ObsfR-squared

(LM Tesr) lebih besar dari tiuaf nyata 5% sehingga bebas dari autokorelasi (Lihat

lampiran 4). Nilai probabilitas Obs*R-squared (White Hereroskedarriciry) lebii

besar dari taraf nyaia 5% sehingga bebas heteroskedastisitas (lihat lampiran 3).

Nilai probabilitas Jaque-Bera lebii besar dari taraf nyata 5% sehingga tidak ada

masalah nonnalitas (lihat lampiran 6). Nilai korelasi-korelasi a n t a ~ variabel

(correla~ion marric) lebih kesil dari R-squared (uji klein) sehingga bebas

rnultikolinearitas (lihat lampiran 5).

6.2 Jumlab Akomodnsi dan Perkembangan Jumlah IVisman di Indonesia

Hasil estimasi pada model menunjukkan b a h w jumlah akomodasi

berpen-garuh signifikan terhadap jumlah kunjungan ww<sman dengan koefisien

sebesar 5,102362. Tanda koefisien yang posiii f menunjukkan bahwa peniogkatan

jumlah akomodasi sebesar satu persen akan meningkatkan kunjungan wisnan

sebesar 3,102362 persen (ceteris paribus).

Variabel akomodasi memiliki pengaruh paling besar terhadap j d a h

kunjungan wrisman, sehingga keberadaannya perlu rnendapatkan perhatian besar.

Hal ini disebabkan karena sebelum melakukan perjalanan seorang \\;isman

Page 75: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

memerlukan informasi mengenai daerah ) m g akan dituju beserta fasilitas-

fasilitasnya. Hotel dan resioran mempakan sarana akomodasi uiama ) m g ingin

diketahui oleh wwisman sebelum melakukan suatu pejalanan. Sehingga dengan

adanya keberadaan akomodasi ) m g semakin ban)*& seorang wwi- tidak j d u

merasa khawatir dirinya akan terlantar dalam menikmati 1iburannj.a Hal ini akan

lebih memotivasi lagi para wwisman untuk berkunjung clan benvisata ke Indonesia

sehingga jumlah kunjungan wi4sman pun akan meningkat.

Pembangunan akomodasi ini me~ptIkaII bagian dari investasi bidang

pariwrisata yang dilakukan oleh swasra lnvesasi dalam pembangunan akomodasi

ini berdarnpak pada perekonomian negara Usaha akomodasi ini mampu

menyerap renaga ke ja sebesar 3.44 persen dari total renaga ke ja oasional

(Nespamas. 2005). Selain iru adanya akomodasi muilak diperlukan dalam indumi

pariwvisata karena melihat sisi perminlaan \\isman untuk akomodasi yang lumayan

besar dimana para wisman sangat tergantung pada keberadaan akomodasi.

Pengeluaran wisman terbesar adalah untuk konsumsi hotel dan akomodasi.

Pengeluaran \\isman untuk akomodasi ini akan berpengaruh pada penerimaan

devisa. Sehingga secara tidak langsung akan berpengaruh juga terbadap

perekonomian negara. Oleh karena itu. melihat pengaruhnya yang besar terhadap

perekonomian l e m m a untuk penyerapan tenaga k e j a dan penerimaan devisa

maka pembangunan akomodasi hams lebii diperhatikan lag, bukan hanya dalam

peningkalan jumlah usaha akomodasi saja tetapi juga peningkatan dalam

pelayanan fasilitas akomodasi itu sendiri sehingga para wisman akan merasa

nyaman dan akan t ingal l e b i lama lagi menikmati liburannya di Indonesia

Page 76: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

Saat ini usaha akomodasi nasional khususnp perhotelan memiliki ban)&

pennasalahan dalam menghadapi era gobalisasi perdagangan dan jasa, antara lain

masalah operasional. keuangan. pemasaran. dan SDM.

Sarana sena produk perhotelan di Lndonesia telah cukup rnemadai jika

dilihat dari segi jumlah kamar maupun dari mutunya. Sarana fasiliias yang

tersedia selain kamar yaitu restoran saiana olah raga, pusat bisnis. KLasifikasi

hotel yang beragam mulai dari losmen, hotel melati, sampai dengan hotel

berbiitang hampir terdapat di selurub daerah tujuan wvisata di Indonesia Dari sisi

supply dapat dikamkan bahxra Indonesia tidak mengalami kekurangan dalam ha1

jumlah kamar. sebaliknya di beberapa kota seperti Jakana dan Denpasar rtda

kecenderungan over supply. Hal ini disebabkan karena perkembangan

pembangunan hotelbegim marak, tldak terkontrol, dan tidak t&Ias. Kondisi

p n g tidak terkontrol dan tidak terkendali ini menyebabkan terjadin)~ over builr

(kelebihan pembangunan) sehingy menyebabkan terjadinya keTusakan alam

lingkungan dan b u d a p

Selain kondisi tersebut. masih banyak beberapa masalah peratwan yang

berkaim dengan usaha akomodasi khusunya perhotelan. h4isalnya kkecederungan

peramran di Indonesia rang sering bembah-ubah dan tidak berlahan lama (hanya

bersifai sementara). Kenyataan ini menimbulkan keraguan bagi para pelaku bimis

pari\\isata maupun para investor. karena mereka merasa tidak memiliki jaminan

kepastian hukum. Selain itu, mekanisme perizinan usaha perhotelan dipandang

tidak efisien karena terlalu panjang sehingga menyita \ d i m dan tenaga.

Page 77: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

Di sisi lain, masalah sumber daya manusia juga menjadi masalah utama

&lam industri pariwisata pada umumnya dan bidang akomodasi pada khusumya.

Jumlah tenaga keja nasional besar namun tingkat pendidikannya rendah,

sehingga untuk beberapa jenis kegiaian usaha akomodasi masih memerlukan

tenaga k e e j asing.

Tabel 6. Stmktur Pekerja Pada Usaha Akornodasi Menurut Tingkat

Pendidikan

Pada tabel 6 dapat dilihat bah\va tenaga kerja di sektor akomodasi l e b i

ban).ak berpendidikan SLTA sebesar 56,4 persen dan SDlSLTP sebesar 16,7

Persentase (%)

6 3

8,7

11.9

56,4

16,7

100

Tingkat Pendidikan

Universitas

Akademi

Diploma I

SLTA

SDlSLTP

J d a h

persen. Hal ini menunjulckan bahwva tingkat pendidikan tenaga keja sektor

Sumber: Neraca Sarelir Pari\visata Nasional. 2006.

Jumlah Pekeja

14.195

19.643

26.832

126.787

37.588

225.015

akomodasi masih rendah, sehingga kemampuan manajerialnya rendah. Oleh

karena itu diperlukan usaha-usaha dari pemeriniah untuk menstimulus pengusaha

akomodasi agar melakukan pelaiihan-pelatihan terhadap para pekejanya, selain 8

itu pemerintah hams meningkatkan smdar kualitas dari tenaga keja usaha

Page 78: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

akomodasi yaitu dengan memperbanyak universitas yang berkonsentrasi dalam

bidang perhotelan.

Untuk mengatasi masalah-masalah iersebut* salah saiu upaya yang perlu

dilakukan agar usaha perhotelan nasional dapat bersaing dalam lingkungao global

dan regional adalah melakukan pembanpunan substansi hukurn dengan

menyesuaikan peraturan-peraturan yang ada dengan kondisi ideal yang

diharapkan dalam persaingan global. D i k a n peraturan tersebut m t i n p

dapat mengakomodasi liepenlingan para pihak, baik kepentingan para penpah&

masyarakai, dan juga kepentingan pemerintah.

Menurut Gelgel (2006) adanya kecenderungan peraturan yang berubah-

ubah mengakibatkan keragu-raguan bagi para investor maupun pelaku usaha

pariwisaia untuk menanamkan moddnya. Hal ini tentu saja akan membawwa

kerugian Indonesia di masa yang akan datang. Karena itu dalam pembuatan

peraturan, pemerintah hendaknya melibatkan para investor dalam merumuskan

peraturan. Agar peraturan yang dibuai benar-benar dirasakan manfaatuya oleh

pelaku pariwtisata dan masyarakat maka segenap asosiasi kepariwwisataan seperti

HPI, ASITA, dan mas)wakai dilibatkan dalam setiap pembuatan lieputusan.

Sehinaa peraturan dapat dihasilkan secara terpadu, ha1 ini akan menimbulkan

rasa kebersamaan dan saling membutuhkan.

Bentuk perizinan yang ditangani oleh pemerintah pusat seperti diatur

dalam Undang-Undang Nomor 9 rahun 1990 tentang kepariwisataan d& kurang

efisien clan k m g efektif. Akhimya, pada tahun 1999 lahirlah Undang-Undang

Page 79: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

Nomor 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah menjelaskan kewenangan

pemerinrah daerah untuk mengelola sumber daya yang d i i l i k i , diharapkan

seluruh perizinan &pat dilakukan oleh pemerintah daerah masing-masing.

Pemberian izin oleh pemerinrah daerah ini selain menghemat \Mktu, tenaga dan

biaya. juga dapat mengoptimalkan peran daerah tehadap perkembangan

akomodasi khususnya perhotelan di daerahnp masing-masing karena pemerintah

daerahlah ) m g lebih mengetahui karakteristik daerahnya masing-masing,

sehingga pemerintah daerah &pat memutuskan sendiri jenis pembangunan hotel

) m g cocok dengan kondisi d a m lingkungan dan sosial budaya daerahn)~.

Mengenai kesenjangan perbandingan dalam pembangunan hotel antara

investor asins dan investor lokal. sem maraknya perkembangan pembangunan

hotel berbintang yang tidak terkonlrol dan terkendali, upaya yang perlu dilakukan

oleh pemerintah adalah dengan memberikan proritas kepada investor lokal dalam

ha1 kemudahan investasi agar terjadi keseimbangan antara P W dan PMDN.

Apalagi pada saar situasi ekonomi ) m g kurang mengunmgkan seperti saat ini,

banyak usaha perhotelan terancam gulung tikar, kondisi ini bisa mengakibatkan

investor asing se\\d?u-\\&tu mengambil alih perusaham tersebut karena mereka

memiliki dana yang lebih kuai.

Ketergantungan terhadap mah uang asing seperti dolar US, rnenjadi salah

saiu kendala dalam pemasaran usaha perhotelan: terutama ketika te rjadi perbedaan

kurs mara uang ).any sangal lajam. Keadaan ini menyebabkan harga hotel semakin

mahal dan jumlah m u hotel makin beriturang. Upaya yang sering dilakukan

pengusaha perhotelan dalam menyiasati persoalan tersebut adalah deogan

Page 80: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

membanting harga kamar serendah rnungkin. Banting harga ini juga te jadi ketika

para \\isman membatalkan kunjungannya ke Indonesia karena adanya peristila

bom Bali. Hal ini akan memgikan pihak pengusaha hotel, karena dengan kondisi

sepemi itu harga kamar hotel meojadi tidak seragam dan sifai kompetisi menjadi

tidak sehat karena banyak ) m g melakukan price dumping. Untuk menghindari

persainzan gang iidak sehai tersebui perlu dikeluarkan peraturan mengenai

standarisasi tarif hotel guna menentukao ke\\ajaran harga kamar hotel. Pengahuan

tarif ini penting dilakukan untuk rnenciptakan'suasana kompetisi yang sehat

Dengan adanya peraturan-peraturan di bidang akomodasi (khususnya

perhotelan) )fang jelas dan terarah, maka pembangunan akomodasi pun akan tepat

sasaran sehingga tidak akan te jadi over builr. Selain itu pela)mam)a pun akan

optimal. Sehingga keberadaan akomodasi )ang mempengaruhi jumlah kunjungan

\Gsman, akan bekeja lebih optimal lagi dalam menarik \isman untuk berkunjung

ke Indonesia

63 Jumlah Biro Perjalanan \Visata dan Perkembangan Jumlah Wiuman di

Indonesia

Hasil estimasi pada model menunjukkan bah\\a jumlah biro perjalanan

\visala berpengaruh signifikan dengan koefisien sebesar 0,123674. Dengan tanda

koefisien yang positif menunjukkan bahua jika jumlah biro pejalanan wisata

benambah saw persen maka jumlah kunjungan wisman akan m e ~ n g k a t sebesar

0.123671 persen (cereris paribus). begitu pula sebaliknya. Keberadaan b i i

Page 81: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

pejalanan wisata akan mempermudah wisatawan dalam menentukan rute

pejalanan dan m e n d a p a h fasilitas yang d i i n g - h selarna melakukan

pejalanan wisata sehingga diduga akan meningkatkan jumlah kunjungan wvisman.

Kendaii dernikian. kegiatan biro pejalanan wisata yang ada saat ini belum sesuai

dengan jang diharapkan, sehingga pedu ditinjau ulang. Berdasarkan SK Menteri

Perhubungan No.PM9/PWlW/PHB-77 Bab I P a d I , tugas b i i pejalanan

wvisaia meliputi penyelenggaraan paket-pakei wvisata serta sebagai agen pejalanan,

sedangkan dalam kenj.aiaannya kegiamn biro pejalanan wvisaia lebib cenderung

pada penjualan Eiket, penyediaan sarana angkuiaq serta pernesanan sarana wvisata

Oleh karena itu d a p t disimpulkan bahwa biro perjalanan wisata belum

melaksanakan iugas utamanya sebagai penyelengara paket wisata, sehingga

pernerinlah pedu meninjau ulang tentang kineja biro perjalanan wisata );mg ada

di lndonesia Hal ini diharapkan kinerja bin, pejalanan wvisaia akan lebih efektif

dan akan mendorong jumlah kunjunpn wvisman ke Indonesia

Bagi Indonesia sebagai negara berkembang, liberalisasi pasai merupakan

peluang sekaligus iantanyn. itu harus dimanfaatkan oleh industri

pariwisata termasuk usaha biro pejalanan wisata. Biro pejalanan wwisata hams

siap bersaing tidak hanya di dalam negeri, tetapi harus dapat bersaing juga di luar

kawwcxan lndonesia.

Permasalahan yang dihadapi oleh biro perjalanan wisata nasional adalah

persaingan dengan ienaga ke rja asing yang semakin tajam. Sumber daya manusia

(SDM) nasional p d a tingkat manajerial masih sangai sedikit yang memenuhi

Page 82: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

standar intemional. Hal ini akan mengakibatkan mengalimya tenaga kerja a s k g

ke Indonesia untuk menempati posisi tersebut. blasalah lain rang dihadapi adalah

belum adanya peraturao mengenai standarisasi mum pelasanan secara umum

untuk semua biro pejalanan wisata dari pemerintah, sehingga b i i perjalaoan

wisata nasional akan kalah bersaing dengan usaha pejal' asing karena telah

memiliki mutu pelayanan yang lebih baik. Pemerintah juga belum secara tegas

m e n e n t u b dan menga\\asi standarisasi harga, sehingga menimbulkan tejadinya

persaingan harga yang kurang sehat.

Oleh karena itu, dalam mengantisipasi era perdagangan bebas sudah

saatnya pemerintah melakukan penyeempumaan perantran mengenai b i i

pejalanan \\isam nasional yang menyangkut pengantran standarisasi mum

pelasanan. srandarisasi perlindungan konsumen, perizinan, dan juga

keteoaga..ejaan, khususnya sang menyangkut teoaga prarnuwisah asiog yang

saat ini masih banyak terdapat di pusat daerah tujuan wisata seperti pulau Bali.

Sehinssa densan adanya pensempumaan peraturan ini, kineja biro pejalanan

\risaia akan lebih baik sesuai dengan standarisasi mum yang berlaku dan akhirnya

akan meningkatkan jumlah kunjungan \\&man ke Indonesia

6.1 Kondisi Keamanan dan Perkembangan Jumlab Wisman di Indonesia

Hasil estimasi pada model menunjukkan hah\va faktor keamanan

berpengaruh signifikan terhadap kunjungan wisman. Tanda negatif koefisien

regresi menunjukkan bahua pengaruh fakror keamanan pada saat nilai dummy = 1

Page 83: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

(dikaiegorikan sebagai kondisi iidak aman) adalah negatif. Hal ini sesuai dengan

hipotesis. Besarnya koefisien regresi )aim -0,113980 menunjukkan bahwa kondisi

keamanan berpengaruh cukup besar terhadap pembahan jumlah hvnjungan

wwisman. Hal ini berarti jika kondisi tidak aman maka akan mengurangi jumlah

kunjungan wviunan di Indonesia Kondisi keamanan (dalam kaitannya dengan

wisman dan pasar luar negeri) sangat dipengaruhi oleh stabilitas ekonomi, sosial,

dan politik yang menjadi isu nasional dan mengundang reaksi mas).arakat

intemasional. Berita-berita besar mengenai kondisi keamanan r;lng tidak

kondusif. misal pada saat sering te jd inya pergantian presiden dan peristiwa

peledakan bom dalam s M a besar ) m g disinjtalir dilakukan oleh para teroris, akan

menimbulkan penepsi negatif dan memunculkan kesan bahwva Indonesia tidak

aman untuk dikunjungi sehingga pada akhirnya akan menu& motivasi

kunjungan wvisaia. Reaksi ) m g muncul anma lain berupa pembatalan pejalanan,

penundaan keputusan untuk bepergian, bahkan kecenderungan untuk

meninggalkan tempat. Oleh karena itu, dalam rangka memulihkan kepercayaan

intemasional tentang situasi keamanan Indonesia, pemerintah Indonesia perlu

menin&atkan jaminan keamanan di dalam negeri serta bila perlu mengeluarkan

pemyaiaan resmi dan terbuka ke beberapa media intemasional bahwva Indonesia

aman untuk dikunjung.

Kedaiangan wisatawwm mancanegara ke suatu negara disamping

mendamgkan devisa negara: dapai juga menimbulkan penentangan-pertentangan

yang diabbatkan adanya perbedaan atau konflik antara kebebasan individu dan

peraturan rang ditetapkan oleh suatu negara iujuan \visa&. Pertentangan atau

Page 84: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

kesalahpaharnan bisa juga tejadi anrar individu, karena interaksi antara dua atau

lebih individu yang berbeda latar belakang sosial budaya &pat menimbulkan

konnik m u penentangan, sehingga ha1 tersebut dapat menghilangkan rasa aman,

nyaman dan damai, dan bahkan merampas hak-hak yang dimiliki oleh seorang

Seorang wvisatawrm yang berada di suatu negara kemungkinan besar akan

mengalami kejadian yang dapai membahayakan keselamatan dan keamanan jiwa

dan ham. Kejadian tersebut misaIn)~a mengalami perampokan, pencurian,

penipuan diperlakukan tidak adil adil sesuai dengan martabat manusia, baik

karena alasan politik maupun alasan-alasan lain seperti ras dan agama, serta

kejadian-kejadian lain sebagai &bat perubahan situasi keamanan negara secara

mendadak. Apabila seorang \\isamwan mengalami kejadian-kejadian tersebut,

maka seorang \visatawan akan m- bahwva hak-haknya tidak terlindungi. Hal

ini tentunya mengganggu kenyamanan pejalanan \visatawan. Atas kejadian yang

dialami tersebut. setiap \\Gsata\\.an berhak unt& meminta dan mendapat

periindungan dari suatu negara yang mereka kunjungi. Pedindungan yang

dimaksud mernpunyai ani periindungan atas keamanan dan keselamatan baik

jiwa manabat, maupun haria miliknya. Oleh karena itu, pemerintah perlu

menyediakan sarana keamanan, asuransi, dan bantuan sesuai dengan kebutuhan

\visatawan. Selain itu, pemerintah juga h m membuat peraturan mengenai

periindungan dan pengamanan atas keselamatan dan keamanan ji\va dan harta

milik \visatawan. khususnya rsGsalarm mancaqara. Peraturan perlindungan

terhadap \visatawan tersebut minimal memuat perlinduogan jaminan keselamatan

Page 85: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

dan kepastian hukum. Perlindungan tersebut bempa asuransi perjalanan,

keamanan dan perlindungan hukum, serta penegakan hukum terhadap pelanggaran

dan ganauan terhadap wvisatawvan mancanegara ketika berada di Indonesia

Jaminan situasi keamanan yang baik diharapkan dapat menciptakan iklim

investasi yang kondusif sehinaa menarik banyak investor untuk menanamkan

modalnya di daerahdaerah di Indonesia, khususnya untuk sektor akomodasi

(perhoielan). Selain dipengaruhi oleh kondisi keamanan, upaya menarik iovestasi

bidang pariwvisata dapat dilakukan dengan memberikan behagai kemudahan

prosedur dan mengurangi birokrasi.

63 Nilai Tukar Riil dan Perkembangan Jumlah Wisman di Indonesia

Hasil estirnasi pada model menunjukkan bahwva Nlai tukar tidak

berpengaruh signifikan terhadap jumlah kunjungan wvisman pada taraf nyata 0.05,

arlinya pengaruh pembahan nilai tukar terhadap jumlah kunjungan ~virman adalah

nol. Hal ini diduga disebabkan oleh relatif rendahnya Nlai mpiah terhadap dolar

US maupun mata uang negara-negara lain yang me~p-dkan pasar utama

pari\visata Indonesia dan harga produk \visata Indonesia termasuk relatif murah

dibandingkan dengan negara-negara lainnya.

Sernakin melernahnya nilai tukar (terdepresiasi) mencerminkan kondisi

ketidakpastian (uncerrainry) perekonomian, sehingga iWim usaha menjadi tidak

kondusif dimana usaha tersebut memiliki resiko lebih t i n ~ i dan prospek p g

rendah. Hal ini berlaku juga untuk usaha bisnis pariwvisata Para investor rag-ragu

Page 86: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

menanamkan modalnya unruk berinvestasi di Indonesia, termasuk investasi dalam

bisnis pari\\isata. Kecilnya invesiasi sekior pariwisata di lndonesia betdampak

temadap terhambatnya pembangunan pariwisata Indonesia, dimana fasilitas

rempar \w<sata dan pela)*anan jasa pariwisata masih belum bisa memuaskan

\\isamwan. Hal ini mengakibarkan ierjadinya penurunan motivasi wisatawwan

untuk berkunjung ke tempat \visata d i Indonesia

Namun demikiaq Nlai mkar nil )ang terdepresiasi dari sisi lain memiliki

pengaruh positif bagi daya saing suatu negara. Keuka terjadi depresiasi Nlai tukar

nil maka harga barang d o m e d lebih murah dibandingkan harga barang luar

negeri sehingga daya saing h g lndonesia akan me~ngkat dan berpengaruh

posiiif ierhadap peningkatan ekspr (penawm pariwisaia). Namun ha1 tersebut

tidak sepenuhnya dapar tenvujud bagi industri pariwisata Indonesia Hal ini

dikarenakan faktor keamanan menjadi salah satu pertirnbangan paling utama

wisman berkunjung ke Indonesia, mengingat banyaknya serangkaian peristiwa

pemboman di sejumlah daerah lndonesia termasuk daerah tujuan wisata. Sehingga

para wisman l e b i memilih keselamaian jiwa mereka daripada b e r k u n j q ke

lndonesia meskipun dengan adanp depresiasi nilai tukar pia ah mengakibatkan

harga produk pari\wisara Indonesia menjadi lebih murah.

Harga produk \isata Indonesia yang dikemas dalam paket wvisata termasuk

relatif murah di kawasan ASEtW dibandingh dengan harga produ! wisata

Malaysia dan Thailand. Harga produk wisata lndonesia berkisar antara S165-

S25, semenlara harga produk \isam Malaysia berkisar antara S219-929 dan

Page 87: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

harga produk \\.isam Thailand berkisar antara ~342-~523? ' Sehiogga meskipun

terjadi fluktuasi nilai tukar riil rupiah terhadap dolar US tidak akan berpengaruh '

signifikan terhadap jumlah kunjungan \\isman ke Indonesia karena h a r p produk

wvisaia termas& relatif murah dibandingkan dengan negara-negara lain,

khususnya Malaysia dan Thailand di ka\wsan ASEPLN.

6.6 Tercapainya Pembangunan Pariwisata Nasional

Dasar dilakukannya perdagangan internasional adalah karena adanya

keuntungan yang didapaikan dari adanya perdagangan tersebut. Hal ini sesuai

dengan teori absoluie ahpanrage )*ang din)*atahn oleh Adam Smith )ang

menyatakan bahwa jika suam negara memiliki efisiensi ) m g lebih tinggi dalam

memproduksi b m g lain. maka &an lebih menguntungkan kedua negara jika

negara tersebut melakukan spesialisasi sesuai dengan keunggulannya dan

kemudian melakukan perdagangan.

Teori cornpararive adwanrage yang dikemukakan David Ricardo pada

tahun 18 17 menyatakan bah\\a \\daupun suatu negara tidak lebih efisien daripada

negara lain dalam memproduksi barang dan jasa, kedua negara tersebut masih

dapat melakukan perdagangan yang menguntungkan keduanya. Berdasarkan

compara~ive advanrage yang dimiliki masing-masing negara, maka masing-

masing negara tersebut hams melakukan spesialisasi dalam memproduksi dan

mengekspor komoditi yang memiliki kemgian absolut lebih kecil (komoditi ) m g

'%no~lss~- \ . . id .~~db.d~dl~en~ice~ i \d ~ . l i a i n e ? O = o a k e i + \ \ ~ i ~ a ~ ~ . J c ~ M & ~ ( d i pada 2 September 2008)

Page 88: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

memiliki keunwlan komparatif) dan mengimpor komoditi yang memiliki

kemgian absolut lebih besar (komoditi )mg memiliki kemgian komparalif).

Hal ini berlaku juga untuk indusiri jasa pariwvisaia, dimana wgam ) m g

mempakan daerah tujuan wvisaia mempakan negara )fang memiliki absalure

maupun cornparafive advmage pada sumber yang memiliki keindahan dan

keunikan dari negara-negara lain. Bepltu juga dengan Indonesia, negam ini

memiliki keunwlan-keunggulan tersebut baik absolufe maupun compmative

advanfage. Keunggulan absolut ) m g dimiliki lndonesia dibandingkan dengan

negara tujuan wisaia laimya adalah kondisi geografis Indonesia yang berbentuk

kepulauan sehingga memiliki mena\\arkan banyak daerah tujuan wisaia yang

memiliki pemandangan dan panorama alam yang indah: seita aneka ragam

keunikan budaya dan situs-situs peninggalan sejarah Sedangkan keunggulan

komparatif rang dimiliki lndonesia lebih didasakin kepada bentuk pariwvisaia

lndonesia yang memiliki keanekaragaman keunikan buda).a serta

keramahtamahan penduduknya.

Adanya keungpulan absolut dan keunggulan komparatif yang dimiliki

Indonesia maka akan mendorong motivasi para wisman untuk berkunjung

menikmati b e h g a i produk wisaia j m g ditawvarkan oleh lndonesia Hal ini akan

mengakibaikan adanya permintaan produk pariwisaia lndonesia yang ditandai

dengan adanya kunjungan wisaiawm ke Indonesia, khususnya wisman.

Perminiaan pari\wcsaia mempakan derivasi dari perilaku konsumen (\visaiawm)

Page 89: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

dalam memenuhi kepuasannya yang didapat dengan mengkonsumsi kebutuhannya

(rekreasi) dengan hambaran berupa budger consrroinl.

hlelihat kondisi sektor pari\\isam lndonesia saat ini yang masih memiliki

kekurangan dalam banyak M seperti pengelolaan tempai objek \+am yang

kurang baik dan masih banyaknya potensi-potensi \isata di daerah yang belum

tergali, sena belum optimaln)*a sektor pari\wsata dalam mernberikan

kontribusinya terhadap GDP, maka diperlukan u p a p terpadu dari semua pihak

untuk memajukan sektor pariwvisata. Hal ini dapat ditempuh melalui upaya

memaksirnalkan keung_gulan absolut maupun keunggulan k o m p d f yang

dimiliki hdonesia dan m e m a k s i i k a n potensi faktor-faktor yang mempengaruhi

jumlah kunjungan wwsman seperti jumlah akomodasi, bin, perjalanan w\km, oilai

tukar riil rupiah. sena kondisi keamanan lndonesia yang kondusif sehingga

diharapkan jumlah kunjungan \wanan ke lndonesia akan meningkat. Oleh karena

itu, tingkat pertumbuhan pariwisaia lndonesia akan tercapai. Apabila tingkai

pertumbuhan pariwrisata lndonesia telah tempai, maka M ini mencerminkan

bah\\a pembangunan bidang pariwisata di lndonesia telah sukses dilakukan. Hal

tersebut ditandai dengan adanya peningkatan dalam sarana dan prasarana

pariwisam serta perbaikan fasilitas dan pelayanan pariwisata, sehingga terjadi

peningkaran jumlah kunjungan wisman ke lndonesia.

Adanya bisnis dibidang akomodasi dan biro perjalanan \ i s a h ielah

mampu menyerap banyak tenaga kerja. Selain it- jumlah kunjungan \\isman ke

lndonesia rang meningkat akan memperbesu jumlah penerimaan devisa negara

Page 90: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

sehingga berpengaruh tehadap penerimaan pendapatan nasional dan sesaia tidak

langsung akan berpengaruh juga pada kondisi perekonomian lndonesia Hal ini

sesuai dengan tujuan pembangunan pariwisata nasional yaitu mampu memperluas

lapangan ke j a dan pemeraiaan kesempaian ke ja, sena meningkatkan pendapatan

nasional dalarn ran& m e n i n g k a h kesejahieraan dan kemakmuran +I.

Page 91: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

VII. KESIMPULAii DAii SARAii

Bedasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya

mengenai analisis &or-&or )mg mempengaruhi junk& kunjungan \\isata\\.m

mancanegara di Indonesia, maka didapai kesimpulan bah\\;a:

I . Jumlah kunjungan \\isman di lndonesia secara signifikan dipengaruhi oleh

jumlah akomodasi, jumlah biro pejalanan wrisata, dan faktor keamanan pada

iaraf nyata 0,Oj. Sedan_& Nlai rukar riil mpiah iemadap dolar US tidak

berpengaruh sisnifikan terhadap jumlah kunjungan wisrnan di Indonesia pada

nyaata 0,05, artinya pengamh pembahan Nlai tukar riil rupiah ierhadap

dolar US temadap jumlah kunjungan \risman adalah nol. Jumlah akomodasi

clan jumlah biro pejalanan \\isam berpengamh positif, sedangkan faktor

keamanan (saat kondisi tidak aman) berpengamh negatif.

2. Faktor yang berpengaruh paling besar ierhadap peningkatan jumlah

kunjungan wvisman adalah jumlah akomodasi dengan memiliki koefisien

sebesar 3.102362. Jumlah biro pe jalanan wisaia juga b e r p e n _ d secara

nyata dengan koefisien sebesar 0,423671. Situasi keamanan rang kondusif

juga mendorong motivasi wisman untuk beikunjung ke suatu negara: ha1 ini

ditunjukkan dengan nilai koefisien sebesar -O,1 13980. &)*a ketika situasi

keamanan di Indonesia tidak kondusif maka akan menurunkan jumlah

kunjungan wisman ke Indonesia, sebaliknya ketika situasi keamanan di

Page 92: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

Indonesia kondusif maka akan meningkalkan-jumlah kunjungan w i m ke

Indonesia.

7.2 S a n n

B e r d h a n kesimpulan dari hasil dan pembahasan, penulis &pat

memberikan saran bagi pengembangan industri pari\\isata, khususnya dalam

rangka menarik jumlah kunjungan \+man, anma lain:

I . Pemerintah hendaknya dapat menciptakan kondisi keamanan dan iklim

investasi yang kondusif dengan menjaga stabilitas politik dan ekonomi.

2. Pemerintah hendaknya mampu mendorong ' investasi dibidang usaha

akomodasi yang dilakukan pihak s\w.asta (investor) dengan memberikan

kemudahan dalam mengurus prosedur dan mengurangi birokmsi. Hal ini

&pat ditempuh melalui reformasi birokrasi dengan dikeluarkannya peraturarr

peraturan pengumsan birokrasi dalam berinvestasi amu dilakukan

penyempumaan undang-undang mengenai PMA dan PMDN yaig dinilai

masih belum efeh%f.

3. Pemerintah se)*ogyanya lebi h mengefekii fkan kembali organisasi yang

bergerak dalam bidang pengembangan pejalanan dan pariwisata (biro

pejalanan wisam dan asosiasi kepariwisataan), baik organisasi ) m g berkaitan

dengan diversifikasi produk yang kreatif dan inovatif maupun dalam hal

pemasaran dan promosi produk-produk \\isam itu sendiri, serta memadukao

upaya promosi pemerintah dengan dunia usaha. Hal ini berdasarkan nilai

Page 93: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

koefisien jumlah biro pejalanan wisata sang cukup besar yaitu 0,423674

meskipun biro pejalanan \\isam belum melaksanakan tugas utamanya

sebagai penyelengara pakec wisata. Sehingga dengan lebih mengefektifkan

kembali kine j a biro pejalanan wvisata diharapkan dapat mendoroog jumlah

kunjungan \\isman ke Indonesia lebih optimal lagi.

4. Pemerintah perlu men)rempumakan peram-pera tman dibidang usaha

akomodasi, bin pejdanao \\isaia, serta peratman dibidang perlindungan

\risataw\an khusumya \ v i m sehingga keberadaan peraturan-peram

tersebut akan lebih efektif dan efisien. Selama ini peratman-perahmn yang

ada cenderung pro terhadap investor asing dan tidak mengarur nandarisasi

mutu pelayanan, standarisasi perlindungan konsumen, perizkm, dan

ketenagakejaan. Peraturan-peram tersebut dapat dibuat dalam bentuk

Keputusan Menteri Kebuda)*aan dan Pari\\<sa~a: clan Peraturan Daerah

(Perda).

Page 94: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

Anggar. N. S. 2006. Peranan Skior Pari~l'isaia Terhadap Perehnomian Indonesia: Suaiu Pendekatan Sisiem Neraca Sosial [Skripsi]. Departemen llmu Ekonomi, FEM-IPB.

hggar in i , F. S. 2001. Analisis Fabar-Jahor yang A4empngaruhi Jumlah I~Visim~wn !Uancanegara di Jakarra [Skripsi]. Departemen llmu Ekonomi, FEM-IPB.

Badan Pusa~ Staiistik. 2001-2006. Smisiik Indonesia. Badan Pusat Statistik, Jakarta.

- . 2002-2006. Siaiisiik Kunjungan Tamu Asing. Badan Pusat Stahstik, Jakarta.

- . 1990-2006. Staiistik l inghi Hunian Hotel. Badan Pusat Statistik, Jakarta

- . 1990-2006. Indihor Ekonomi. Badan Pusat Statistik, Jakarta

Dinas Kebudayaan dan Pariwvisata. 2003. Daerah Tujuan lYisaia ( D w di Indonesia. Dinas Kebudayaan dan Pariwwisata, Jakarta.

Di jen Pariwwisafa Departemen Pariwisata Seni Dan Budaya Republik Indonesia 1998. Analisis Pasar Wisatmvan Mancanegara. D y e n Pariwvisata Departemen Pariwwisata Seni Dan Budaya Republik Indonesia, Jab.arta

Kemenirian Budaya dan Pariwwisata Republik Indonesia 1990-2006. Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisaimvan Mancanegara. Kernenhian Budaya dan Pariwwsata Republik Indonesia, Jakarta

- . 1990-2006. Perkembangan Jumlah Penerimaan Pari~visaia. Kemenbian Budaga dan Pariwwisata Republik lndonesia, Jakarta.

Gelgel, I. P. 2006. Indusiri Pari~visaia Indonesia Dalam Globalirari Perdogangan Jasa (GATS-IVTO) lmpl ih i Huhm don Anfisipasinya. Relika Aditama, Bandung.

Gujarati, D. Ekonomerrika Dasar. Sumamo Zein Ipenejemah]. Erlangga, Jakarta

Page 95: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

Heria\\.an. R. 2001. Peranan Dan Dampk Pari~uisara poda Perekonomian Indonesia: Suatu Pendekatan !\4odel Input-Ourput Dan SAA4 m r t a s i ] . Program Pasca Sarjana, Insitut Pertanian Bogor.

Imtichanah. 2003. Amlisis Jumlah Kunjungan Wisatmvan Pada Objek Wisafa di Propimi Jmva Tengah [Skripsi]. Departemen IESP, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Kodhyar. 1996. Sejarah Pmi~visata don Perkembangannya di Indonesia. Grasindo, Jakarta.

$hnki\\f, I\'. G. 2000. Teori !Uakoekonomi. Nurrna\\an 1 Lpene jemah]. Erlangga, Jakana

i\'larpaune, H dm Herman Bahar. 2002. Pengontar Pmi~visma. IUfabeta, Bandung.

Mcintosh. 1989. Tourin; Principles. Pracrices. Philosophies. John \dey and Sons, Lnc.

Naisbit~. J. 1991. Global Parado.r. Budijanto [pene jemah]. Binarupa t\ksara, Jakana.

Okta\ianti, D. 2005. Amlisis Peram Sehor Parnvisara Indonesia Indonesia Sebelum Dan Sesudoh Krisis: Amiisis Input-Ourput [Skripsi]. Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, FAPERTA-LPB.

Ouira, \\I. 2003. Hukum Bisnis Pari~s:isato. Rafika Aditama, Bandung.

Parikesii dan Trisnadi. 1997. Xebijakan Kepari\risataan Indonesia Dalam Pembangunan Jangka Paojang". Jurnal Kelola UGM 15 : 1 - 15.

Rahap, F. 2006. Amlisis Pengmuh Sehor Pariwisata Terhndnp Perekonomian Koro Bogor [Skripsi]. Departemen llmu Ekonomi, FEM-IPB.

Ross, G. F. 1998. Psikologi Pmi~visma. Toeti Heraty Noerhadi Lpewjemah]. Yayasan Obor, Jakarta.

Spillme, J. 1990. Ekonomi Parhvisata, Sejmah dan P r o s p e h . Kanisius, Yogakarta.

Sulisri)~o\vati, Y. 1. 2002. Analisis fahor-fahor Yang A4empengaruhi Jumlah Kunjungan IYisarmvan Domesrik di Kora Semarang [Skripsi]. Departemen IESP, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Page 96: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

Vine Tour Travel Agency. 2008. "Harga Paket \Visatan. hnpY/id.SSdb.comlidlSen*iceslAd search.listin_e?O=paket+\~isata+bm&ok %2c&O=post (2 September 20081:

\\lahab, S. 1992. !\4anajemen Kepari~uisaraan. Frans Gromang Lpenejemah]. Pradnja Paramita, Jakarta

\Vardiyania. 2006. !\derode Penelirian Parhvisa~o. Penerbit Andi, YogyakarIa.

\Vorld Travel and Tourism Council. 2001. lVorld Travel and Tourism Forging Ahead. The 2001 Travel and Tourism Economic Research, WI?% Pub., London.

Yoeti, 0. A. 1996. Pengomar Pmnvisara. Angkasa, Bandung.

Page 97: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak
Page 98: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

Lampiran I. Data Faktor-Faktor Yang h4empengaruhi Jumlah Kunjungan Wisnan Di Indonesia 1990-2006

Sumber: BPS, Kemenrrian Budaja dan ParhVisala RI, ASITA (diolah).

Keieranw: Dumm). = I jika kondisi ridak aman

Dummy = 0 jika kondisi aman

3 = Data nil

Page 99: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

Lampiran 2. Hasil Esiimasi Faktor-Faktor Yang Mernpengaruhi Jumlah

Kunjungan Wisrnan Di Indonesia (1990-2006)

Dependent Variable: LOG-JKW Method: Least Squares Date: 09/04/08 Time: 15:06 Sample: 1990 2006 lnduded obsenrations: 17

Variable Coefficient Std. E m IStatislic Prob. P -- -

C 12.354263 2.651333 4.659643 0.0006 W-JA 3.402362 0.366726 9.277656 0.0000

LN-JBPW 0.423674 0.087166 4.860528 0.0004 IN-RER -0.024055 0.066708 -0.360601 0.1724 DUMMY -0.1 13980 0.041 157 -2.769436 0.0069 -----

R-squared 0.963919 Mean dependent var 15.25676 Adjusted R-squared 0.951892 S.D. dependent var 0.267003 S.E. of regression 0.058563 Akaike info & e ~ -2.597495 Sum squared resid 0.041 156 Schwarz aiterion -2.352432 Log likelihood 27.07871 F-statistiC 80.14661 Durbin-Watson slat 1.208226 Prob(F-statistic) 0.000000

Lampiran 3. Hasil Uji Hetemskedaslisitas Kunjungan Wisman

White Heleroskedasticily Test -- F-statistic 1.016768 Probability 0.478952

Obs'R-squared 7.507138 Probability 0.378050

Lampiran I . Hasil Uji Serial Correlation Kunjungan Wisrnan

BreuscM;afhey Serial Corelation LM Test -

F-statistic 1.540872 Probability 0.240307

Obs'R-squared 2.088756 Probability 0.148387

Page 100: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

Lampi ran 5 . Hasil Uji A4uliikolineariias (Corela~ion i\.Iorric) Kunjungan Wirman

Lampiran 6. Hasil Uji Normalitas Error Term Kunjungan

Series: Residuals Sam* 1990 2006 Observatms 17

Mean -2.30E-15 Medm 0.005061 Mpjmum 0.109136 Minimum 0.095192 Std. Dw. 0.050717 S~QKISS 0.465950 Kufiosis 3.190552

JarqueSera 0.640864 Probabmty 0.725835

Page 101: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

I,nnqpiran 7. Ju~iilnh Wismnn Ynny Di~tnny Kc Incloncsin Menurut Ncynrn Tcmpnt 'l'inyynl, 2002-2006 <

Ncgnrn ccnipnl tingynl

Asie I'~~sifilc . 13runci Dnri~ssalt~m

Mnlnysin

I:ilipinn

Sinyapurn

'I'heilencl

I-long Kong

Indin

Jepnng

Korea Seletnn

Pakistan, Bnnglndcsh dnn Srilenka

'l'niwnn

China -

8

2002

3.903.084

15.310

475.163

84.060

1.447.3 15

50.589

78.0 18

35.063

620.722

210.581

18.203

400.334

36.685

2003

3.623.956

1 1.408

466.8 1 1

76.665

1.469.282

42.585

72.128

29.895

463.088

201.741

18.219

38 1.877

40.870

2004

4.3 19.390

14.146

622.541

76.742

1.644.717

55.024

79.777

36.169

615.720

228.408

17.670

384.226

50.856

2005

3.906.131

16.234

591.358

78.402

1.41 7.803

44.997

74.868

36.679

5 17.879

251.971

32.345

247.037

112.164

2006

3.792.861

17.246

593.65 1

77.756

1.406.860

44.099

72.339

36.025

48 1.045

235.996

3 1.662

234.474

1 1 1.048

Page 102: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

Ar~scrnIin

Sclanclio 13eri1

Asin 1)esilik leinnyc~

A ~ ~ ~ c r i l t r ~

Anieri ke Scri knc -

Kennclo

Amcrikn 1-ninnyn

ICrol)i~

Aus~ri t l

13clyin

Denmark -

I)crencis

Jcrnrnn

Ittllia

13elnnde

Spnnyol clnn I~ortnynl

0) (0

346.245

29.673

55.893

222.052

160.982

32.690

28.380

833.004

18.874

24.079

19.773

96.844

142.649

56.857

110.631

55.368

268.538

2 1.070

59.779

175.546

130.276

25.1 04

20.166

605.904

14.220

22.730

16.172

75.945

113.895

33.467

9 1.446

27.969

406.389

26.103

60.902

209.773

153.268

30.997

25.514

720.706

24.235

26.254

18.289

91.710

134.625

42.504

92.152

38.2 15

39 1.862

28.253

64.379

209.5 1 1

157.936

28.806

22.769

798.408

19.365

15.084

19.306

109.567

156.414

38.1 18

1 14.687

32.008

361.126

27.228

62.306

207.086

156.065

28.7 17

22.304

783.574

18.798

15.1 18

17.638

106.817

149.72 1

36.2 1 1

1 14.246

32.770 I

Page 103: OLEH Aii'DRIXNSYAH H11101028 - repository.ipb.ac.id · kunjungan wisaiawan mancanegara dengan koefisien sebesar -0,113980, sedangkan nilai tukar nil rupiah terhadap dolar US tidak

Swetlia. Norwcyic~ clan Finln~iclin

Eropn I,ainnyn 46.813

Lninnys ('l'imur l'cnynl~ clr~n A f r i k ~ ~ ) 74.490 61.615

I Swiss I I I I I

58.636

28.848 20.929

46.87 1 43.803

32.238

47.447 49.333

30.466 29.629