35
GEOGRAFI BAB I PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI A. Pengertian geografi diartikan sebagai ilmu yang menjelaskan mengenai persamaan dan perbedaan fenomena bumi yang dilihat dalam konteks keruangan. B. Ruang Lingkup 1. Kajian Fisik Berdasarkan aspek fisik, geografi membahas tentang gejala-gejala yang terjadi di Bumi, berati tidak hanya terjadi di permukaan bumi saja tetapi bisa di angkasa, udara dan lain sebagainya. Contohnya adalah proses pasang surut air laut, jenis batuan, proses terjadinya hujan, perbedaan iklim, proses terbentuknya stalaktit dan stalagmit. 2. Kajian Sosial Kajian sosial atau bisa disebut dengan geografi manusia adalah kajian terhadap kehidupan manusia terhadap lingkungannya. Contohnya adalah masyrakat yang tinggal di pedesaan kebanyakan memiliki pekerjaan sebagai petani. 3. Kajian Regional Pada kajian geografi regional mempelajari tentang suatu fenomena yang terjadi pada suatu wilayah tertentu. Contohnya adalah tentang kepadatan penduduk di suatu wilayah, persebaran jenis flora dan fauna. C. Aspek Geografi 1. Aspek Fisik a) Aspek Topologi Aspek topologi merupakan bidang kajian geografi yang berkaitan dengan letak atau lokasi suatu wilayah yang meliputi bentuk muka buminya, luas area, dan batas-batas wilayahnya yang memiliki ciri khas tertentu b) Aspek Biotik

osis.man2kotamalang.sch.idosis.man2kotamalang.sch.id/.../2020/11/X-GEOGRAFI.docx · Web viewDi mana Laurasia terpecah menjadi Asia, Eropa, dan Amerika Utara, sedangkan Gondwana terpecah

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

GEOGRAFI

BAB I

PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI

A. Pengertian

geografi diartikan sebagai ilmu yang menjelaskan mengenai persamaan dan perbedaan fenomena bumi yang dilihat dalam konteks keruangan.

B. Ruang Lingkup

1. Kajian Fisik

Berdasarkan aspek fisik, geografi membahas tentang gejala-gejala yang terjadi di Bumi, berati tidak hanya terjadi di permukaan bumi saja tetapi bisa di angkasa, udara dan lain sebagainya.

Contohnya adalah proses pasang surut air laut, jenis batuan, proses terjadinya hujan, perbedaan iklim, proses terbentuknya stalaktit dan stalagmit.

2. Kajian Sosial

Kajian sosial atau bisa disebut dengan geografi manusia adalah kajian terhadap kehidupan manusia terhadap lingkungannya.

Contohnya adalah masyrakat yang tinggal di pedesaan kebanyakan memiliki pekerjaan sebagai petani.

3. Kajian Regional

Pada kajian geografi regional mempelajari tentang suatu fenomena yang terjadi pada suatu wilayah tertentu.

Contohnya adalah tentang kepadatan penduduk di suatu wilayah, persebaran jenis flora dan fauna.

C. Aspek Geografi

1. Aspek Fisik

a) Aspek Topologi

Aspek topologi merupakan bidang kajian geografi yang berkaitan dengan letak atau lokasi suatu wilayah yang meliputi bentuk muka buminya, luas area, dan batas-batas wilayahnya yang memiliki ciri khas tertentu

b) Aspek Biotik

Aspek biotik merupakan bidang kajian geografi yang berkaitan dengan karakteristik organisme (manusia, hewan dan tumbuhan) yang menempati permukaan bumi.

c) Aspek Non Biotik

Aspek non biotik merupakan bidang kajian geografi yang berkaitan dengan faktor-faktor lingkungan yang berupa benda mati yang memiliki pengaruh terhadap kelangsungan hidup organisme yang ada di permukaan bumi.

2. Aspek Non-Fisik

a) Aspek Sosial

Aspek sosial yang menjadi kajian dalam geografi misalnya adalah tentang kehidupan dan interaksi sosial seperti interaksi desa dan kota, sebaran adat dan tradisi, kelompok-kelompok masyarakat dan lembaga sosial.

b) Aspek Ekonomi

Aspek ekonomi yang menjadi kajian dalam geografi misalnya tentang persebaran dan jenis-jenis industri, perdagangan, pertanian, perkebunan, pertambangan, transportasi, pasar dan sebagainya

c) Aspek Budaya

Aspek budaya yang menjadi kajian dalam geografi misalnya tentang unsur-unsur budaya dan persebarannya,  agama, bahasa, kesenian dan lain-lain.

d) Aspek Politik

Aspek politik yang menjadi kajian dalam geografi misalnya tentang kepemerintahan dan kepartaian yang meliputi banyaknya partai, sebaran/basis pendukung.

D. Objek Studi Geografi

a. Objek Material

Objek-objek material geografi adalah sebagai berikut.

1) Litosfer

Litosfer adalah lapisan batuan yang membentuk bentang alam, seperti pegunungan, plato, dataran rendah, dan lapisan tanah.

2) Biosfer

Biosfer adalah lapisan kehidupan, meliputi kehidupan binatang dan tumbuhan.

3) Atmosfer

Atmosfer adalah lapisan udara, membentuk iklim dan cuaca.

4) Hidrosfer

Hidrosfer adalah lapisan air, antara lain sungai, laut, danau, dan air tanah.

5) Antroposfer

Antroposfer adalah dinamika penduduk, seperti manusia dan kehidupannya di permukaan bumi, termasuk jumlah penduduk, sistem sosial, ekonomi, politik, budaya, dan teknologi.

b. Objek Formal

Objek formal geografi adalah cara pandang (pendekatan) dan berpikir terhadap gejala yang ada di permukaan bumi. Gejala tersebut baik berupa keadaan fisik maupun keadaan sosialnya. Menurut Peter Hagget, pendekatan-pendekatan tersebut dikenal dengan pendekatan keruangan (spatial approach). Selain itu, dalam geografi juga dikenal pendekatan kelingkungan (ecological approach) dan pendekatan kompleks wilayah (regional complex approach).

Objek formal inilah yang membedakan geografi dengan bidang ilmu lainnya. Sebagai contoh, objek material batuan sedimen dikaji dalam ilmu geologi dan geografi. Kajian geologi menjelaskan tentang proses terjadinya batuan sedimen, struktur, dan komposisinya. Kajian geografi menjelaskan tentang persebaran batuan sedimen yang ada di permukaan bumi berdasarkan pendekatan keruangan (spasial), kelingkungan (ekologi), dan kewilayahan (regional).

E. Tujuan Ilmu Geografi

1. Sebagai Ilmu Pengetahuan, Tujuan dari Geografi adalah :

· Mengembangkan Konsep Dasar Geografi Yang Berkaitan Dengan Pola Keruangan Dan Prosesnya.

· Mengembangkan Pengetahuan, Peluang Dan Keterbatasan Sumber Daya Alam Untuk Dimanfaatkan.

· Mengembangkan Konsep Dasar Geografi Yang Terkait Dengan Lingkungan Sekitar Dan Wilayah Negara Atau Dunia.

2. Sebagai Keterampilan, Tujuan Geografi Adalah :

· Mengembangkan Keterampilan Mengamati Lingkungan Fisik, Lingkungan Sosial, Dan Lingkungan Binaan.

· Mengembangkan Keterampilan Mengumpulkan, Mencatat Data, Dan Informasi Yang Berkaitan Dengan Aspek Keruangan.

· Mengembangkan Keterampilan Analisis, Sistesis, Kencenderungan, Dan Hasil-Hasil Dari Interaksi Berbagai Gejala Geografis.

3. Sebagi Sikap, Tujuan Dari Geografi Adalah :

· Menumbuhkan Kesadaran Terhadap Perubahan Fenomena Geografi Di Lingkungan Sekitar.

· Mengembangkan Sikap Melindungi Dan Tanggung Jawab Terhadap Kualitas Lingkungan Hidup.

· Mengembangkan Kepekaan Terhadap Permasalahan Dalam Pemanfaatan Sumber Daya.

· Mengembangkan Sikap Toleransi Terhadap Perbedaan Sosial Dan Budaya.

· Mewujudkan Rasa Cinta Tanah Air Dan Persatuan Bangsa.

F. Konsep Geografi

1. Konsep Lokasi

Konsep lokasi membahas mengenai letak dari obyek tersebut terhadap sebuah titik referensi

a) Lokasi Absolut

Lokasi absolut adalah letak suatu daerah dilihat dari lintang dan bujur lokasi tersebut. Lokasi absolut bersifat statis dan tidak dapat diubah, karena obyek referensinya, yaitu lintang dan bujur, juga tidak berubah.

Contoh lokasi absolut adalah letak astronomis Indonesia yang terletak antara 6 derajat lintang utara sampai 11 derajat lintang selatan serta 95 derajat bujur timur sampai 141 bujur timur (6°LU-11°LS, dan 95°BT-141°BT).

b) Lokasi Relatif

lokasi relatif dapat berubah-ubah karena obyek referensinya adalah obyek lain yang ada di dekat obyek yang akan diteliti. Konsep lokasi relatif sangat penting karena dalam geografi, kita mengenal hukum Tobler yang menyatakan bahwa suatu obyek pasti memiliki pengaruh pada obyek disekitarnya.

Contoh lokasi relatif adalah ketika kita menjelaskan lokasi rumah teman kita. Kita umumnya menggunakan istilah, lurus terus, lalu belok kanan di per-empatan, nanti ada gapura masuk ke situ aja, rumahnya di sebelah masjid.

2. Konsep Jarak

a) Jarak Absolut

Jarak absolut adalah jarak antar lokasi yang dinotasikan dalam satuan panjang, seperti meter, kilometer, atau mil. Konsep jarak absolut bersifat tetap dan tidak dapat diubah-ubah, sama seperti lokasi absolut.

Contoh dari penerapan jarak absolut adalah ketika kita ingin menyatakan jarak antar kota, misalnya jarak antara Jakarta dan Bandung itu sekitar 300 km lho, atau nanti kita menginap di rumah Tono saja, jaraknya dekat dengan sekolah, cuma 1 km.

b) Jarak Relatif

Berbeda dengan jarak absolut, jarak relatif tidak diukur berdasarkan satuan panjang, tapi diukur berdasarkan satuan waktu. Jarak relatif menjelaskan waktu yang diperlukan untuk melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat lainnya.

Contoh dari penerapan jarak relatif adalah Jakarta ke Surabaya membutuhkan waktu 15 jam jika menggunakan kereta, namun hanya 3 jam jika menggunakan pesawat atau Jangan di rumah Tono ah nginepnya, itu di depan rumahnya macet, ke sekolah saja bisa 20 menit sendiri.

3. Konsep Keterjangkauan

Konsep keterjangkauan membahas mengenai seberapa mudah suatu lokasi dapat diakses. Contoh pembangunan yang mementingkan keterjangkauan adalah Transit Oriented Development

Konsep keterjangkauan meliputi seberapa mudah suatu lokasi dapat diakses dari lokasi lainnya. Dalam kata lain, keterjangkauan adalah hasil sintesa dari konsep lokasi dan konsep jarak ketika diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

4. Konsep Pola

Konsep pola mencoba mengartikan struktur, bentuk, serta persebaran aktivitas baik alami maupun sosial yang terjadi di permukaan bumi. Pola juga dapat diartikan sebagai tatanan geometris yang beraturan dari suatu obyek atau aktivitas yang ada.

5. Konsep Geomorfologi

Konsep geomorfologi membahas mengenai bentuk permukaan bumi yang ada pada suatu lokasi. Bentuk permukaan bumi seperti pegunungan, gunung berapi, lembah, danau, sungai, dataran tinggi, dan dataran rendah merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas manusia secara spasial.

6. Konsep Aglomerasi

Konsep aglomerasi membahas mengenai pemusatan aktivitas pada wilayah tertentu yang memiliki keunggulan baik spasial maupun aspasial. Namun, terdapat pula penyebaran aktivitas dari suatu lokasi, umumnya hal ini dilakukan untuk menghindari kompetisi ataupun untuk menjaga dominasi pasar.

7. Konsep Nilai Kegunaan

Dalam menganalisa aktivitas atau obyek secara geografis, kita harus mengetahui nilai guna atau potensi dari suatu lokasi. Dengan mengetahui nilai guna terbaik dari suatu wilayah, kita dapat melakukan proses perencanaan yang lebih baik dan terstruktur untuk merancang daerah tersebut. 

8. Konsep Interaksi dan Interdependensi

Konsep interelasi dan interdependensi membahas mengenai interaksi antar wilayah dimana terjadi saling ketergantungan. Contohnya adalah fenomena perdagangan internasional

Konsep interaksi dan interdependensi menyoroti bagaimana suatu wilayah atau aktivitas berinteraksi dan saling bergantung dengan wilayah/aktivitas lainnya. Seperti yang sudah kita pelajari pada hukum Tobler, setiap obyek memiliki pengaruh pada obyek lain yang ada di sekitarnya dan dipengaruhi pula oleh obyek disekitarnya. 

9. Konsep Diferensiasi Areal

Konsep diferensiasi area bertujuan untuk menunjukkan dan menjelaskan mengapa terdapat perbedaan fenomena baik fisik maupun sosial antar wilayah. Diferensiasi areal membandingkan wilayah tersebut untuk menemukan apa yang sebenarnya menjadi pembeda.

10. Konsep Keterkaitan Ruang

Konsep keterkaitan ruang mencoba menjelaskan bahwa sesuatu yang terjadi di wilayah tertentu bisa saja disebabkan oleh aktivitas di wilayah lain. Mirip dengan interaksi dan interdependensi, namun keterkaitan ruang umumnya bersifat sebab-akibat, bukan saling pengaruh.

G. Prinsip Geografi

1. Prinsip Penyebaran

Prinsip persebaran atau distribusi digunakan untuk menelaah gejala dan fenomena geografi yang tersebar di permukaan bumi secara tidak sama dan tidak merata. Gejala atau fenomena tersebut dapat berupa fenomena fisik maupun fenomena sosial. Fenomena geografi yang diteliti bisa berupa bentang alam, tumbuhan, hewan, dan manusia. Contoh dari prinsip persebaran adalah persebaran flora dan fauna di Indonesia

2. Prinsip Interelasi

Prinsip interelasi digunakan untuk menelaah hubungan yang saling terkait antara gejala yang satu dengan gejala geografi yang lain dalam suatu ruang. Contoh dari prinsip interelasi adalah kekeringan terjadi sebagai dampak adanya fenomena La Nina, fenomena banjir terjadi akibat penebangan hutan pada wilayah hulu

3. Prinsip Deskripsi

Prinsip ini digunakan untuk memberikan penjelasan lebih jauh tentang gejala-gejala yang terjadi di muka bumi yang dapat diamati. Persebaran dan hubungan dari gejala dan fenomena tersebut dapat disajikan dalam bentuk data, grafik, maupun peta. Contoh dari prinsip deskripsi adalah penggambaran angka pengangguran pada provinsi Jawa Timur, grafik peta lempeng tektonik di dunia, dan peta wilayah lautan pada kawasan Asia Tenggara

4. Prinsip Keruangan (Korologi)

Prinsip korologi merupakan prinsip geografi yang komprehensif karena memadukan prinsip-prinsip lainnya. Dalam prinsip ini, tiap gejala atau fenomena geografi dikaji lewat memadukan prinsipprinsip persebaran, interelasi, dan deskripsi. Contoh penggunaan prinsip korologi adalah untuk mengetahui masalah suhu udara, diperlukan penelitian mengenai perbedaan suhu udara

BAB II

PENGETAHUAN DASAR PEMETAAN

A. Pengertian Peta

Peta adalah gambaran konvensional dari permukaan bumi yang diperkecil sesuai kenampakannya dari atas. Peta umumnya digambarkan dalam bidang datar dan dilengkapi skala, orientasi, dan simbol-simbol.

B. Jenis Peta

a) Berdasarkan skalanya

1. Peta Kadaster

Peta yang memiliki skala antara 1:100 hingga 1:5.000. biasanya untuk membuat peta sertifkat kepemilikan tanah.

2. Peta Skala Besar

Peta yang mempunyai skala antara 1:5.000 hingga 1 :250.000 biasnaya untuk menggambarkan wilayah-wilayah yang relatif sempit

3. Peta Skala Sedang

Peta skala sedang adalah peta yang mempunyai skala antara 1:250.000 hingga 1:500.000. Peta jenis ini digunakan untuk menggambarkan wilayah yang agak luas,

4. Peta Skala Kecil

Peta skala kecil adalah peta yang mempunyai skala antara 1:500.000 hingga 1:1.000.000. Peta jenis ini digunakan untuk menggambarkan daerah-daerah yang cukup luas, biasanya berupa negara.

5. Peta Geografi

Peta skala geografi adalah peta yang mempunyai skala lebih kecil dari 1:1.000.000. Peta ini digunakan untuk menggambarkan kelompok negara, benua, atau seluruh dunia.

b) Berdasarkan objek yang disajikan

1. Peta Statis

Peta statis adalah peta yang menggambarkan keadaan relatif tetap atau jarang berubah. Misalnya peta jenis tanah, peta administrasi suatu wilayah desa atau peta perkotaan, dan peta geologi.

2. Peta Dinamis

Peta dinamis adalah peta yang isinya menggambarkan keadaan yang dinamis atau cepat berubah. Misalnya peta transmigrasi, peta urbanisasi, peta perencanaan wilayah kota, dan peta tata guna lahan.

c) Berdasarkan isi data yang disajikan

1. Peta Umum

Peta umum adalah peta yang menggambarkan keadaan permukaan bumi secara umum. Dalam peta ini, ditampilkan seluruh kenampakan yang ada di permukaan bumi, baik bersifat alamiah maupun buatan manusia Contoh peta umum, antara lain: peta dunia, peta korografi, peta rupa bumi, dan peta topografi.

2. Peta Khusus

Peta khusus disebut juga peta tematik adalah peta yang menggambarkan kenampakan tertentu (khusus) yang ada di permukaan bumi. Pada peta ini penggunaan simbol merupakan ciri yang ditonjolkan sesuai tema yang dinyatakan pada judul peta. Beberapa contoh peta tematik, antara lain: peta iklim, peta jenis tanah, peta geologi, peta penggunaan lahan, peta persebaran penduduk, dan lain-lain.

C. Komponen Peta

1. Judul Peta

Judul peta harus menggambarkan isi dan karakteristik peta yang digambar. Penempatannya bisa di mana saja selama tidak mengganggu makna dari peta, dan masih berada pada garis tepi peta.

2. Skala

Skala adalah perbandingan jarak antara dua titik sembarang di peta dengan jarak sebenarnya (jarak di permukaan bumi), dan satuan ukuran yang sama.

3. Orientasi Peta

Tanda arah pada peta biasanya berbentuk tanda panah yang menunjukkan arah utara.

4. Simbol

Simbol merupakan tanda konvensional yang terdapat di dalam peta untuk mewakili keadaan sebenarnya yang ada di lapangan.

5. Legenda

Legenda pada peta menerangkan art dari simbol-simbol yang terdapat pada peta. Legenda biasanya diletakkan di pojok kiri bawah peta.

6. Indeks Peta

Indeks peta merupakan sistem letak peta, di mana menunjukkan letak peta yang bersangkutan terhadap peta lainnya di sekitarnya.

7. Warna Peta

Warna mempunyai peranan yang sangat penting dalam membedakan berbagai unsur yang terdapat dalam peta. Adapun warna-warna yang digunakan dalam peta, sebagai berikut.

a. Hitam, untuk menunjukkan batas administrasi, lettering, maupun detail penghunian

b. Biru, untuk menunjukkan tubuh air, seperti sungai, danau, serta laut

c. Hijau, untuk menunjukkan dataran rendah, vegetasi atau tumbuhan, serta hutan

d. Cokelat, untuk menunjukkan dataran tinggi atau daerah pegunungan

e. Merah, untuk menunjukkan jalan raya, letak kota, dan ibu kota.

8. Lettering

Lettering adalah semua tulisan yang bermakna yang terdapat pada peta.

9. Sumber dan Tahun

Sumber data dan tahun pembuatan perlu dimasukkan dalam peta agar bisa diketahui dari mana asal datanya dan tahun pembuataannya

10. Peta Inset

Peta inset adalah peta yang disisipkan karena wilayah yang digambar merupakan bagian dari peta utama atau peta yang menggambarkan wilayah yang lebih luas daripada wilayah yang digambarkan.

D. Proyeksi Peta

1. Proyeksi Zenital

Proyeksi zenital adalah proyeksi dengan bidang proyeksi berupa bidang datar yang menyinggung bola bumi.

2. Proyeksi Silinder

Proyeksi silinder adalah keadaan ketika semua paralel berupa garis horisontal dan semua meridian berupa garis lurus vertikal. Proyeksi ini paling tepat untuk menggambarkan daerah ekuator, sebab di arah kutub terjadi pemanjangan garis (pemekaran).

3. Proyeksi Kerucut

Proyeksi kerucut diperoleh dengan memproyeksikan  bola bumi pada kerucut yang menyinggung atau memotong bola bumi. Bindang kerucut itu kemudian dibuka sehingga bentangannya ditentukan oleh sudut puncaknya.

4. Proyeksi Unik

Proyeksi unik adalah cara memproyeksikan permukaan bumi yang lengkung pada bidang datar yang dikembangkan para ahli kartografi.

E. Pengideraan Jauh

1. Pengertian

· Lilesand dan Kiefer (1979)

Penginderaan Jauh adalah ilmu atau seni untuk memperoleh informasi tentang objek, daerah, atau gejala dngan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontal langsung terhadap objek atau gejala yang dikaji.

· Lindgren (1985)

Penginderaan Jauh adalah berbagai teknik yang dikembangkan untuk memperoleh dan mengatasi tentang bumi.

· American Society of Photogrametry

Penginderaan Jauh adalah pengukuran atau perolehan informasi dari beberapa sifat objek atau fenomena dengan menggunakan alat perekam yang secara fisik tidak terjadi kontak langsung dengan objek atau fenomena yang dikaji.

2. Komponen Penginderaan Jauh

a) Sumber Tenaga

Dalam melakukan perekeman objek yang dilakukan oleh wahana pengindraan jauh dibutuhkan sumber tenaga agar objek tersebut dapat dikenali. Sumber tenaga ini dibagi menjadi 2 yaitu sumber tenaga buatan dan sumber tenaga alam.

Sumber tenaga alami yang berasal dari matahari dipakai dalam sistem pasif. Sedangkan untuk sumber tenaga buatan digunakan dalam pengindraan jauh sistem aktif, seperti radar maupun lidar.

b) Sensor dan Wahana

1) Sensor adalah alat yang digunakan untuk merekam data gelombang elektromagnetik hasil pantulan dari permukaan bumi. Sensor dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

· Sensor fotografik, merekam obyek geografi melalui proses kimiawi dan hasilnya berupa foto.

· Sensor elektronik, merupakan sensor yang bekerja seara eletrik dalam bentuk sinyal.

2) Sedangkan wahana alat yang digunakan untuk membawa sensor yang berfungsi untuk merekam data gelombang elektromagnetik. Wahana dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:

· Pesawat terbang rendah, dimana pesawat beredar atau mengudara anatar 1000-9000 meter di atas permukaan bumi.

· Pesawat terbang tinggi, dimana pesawat mengudara diketinggian lebih dari 18000 meter di atas permukaan bumi.

· Satelit, merupakan wahana yang peredarannya antara 400-900 km di luar atmosfer bumi.

c) Interaksi Tenaga dan Objek

Interaksi tenaga dan objek (permukaan bumi) perlu dipelajari agar inforamsi yang diinterpretasikan tidak bias bahkan salah.Interaksi antara tenaga dan objek dapat dilihat dari rona yang dihasilkan oleh foto udara. Tiap-tiap objek memiliki karakterisitik masing-masing ketika memantulkan gelombang ke sensor.

d) Atmosfer

Atmosfer merupakan salah satu lapisan bumi yang di dalamnya berisikan senyawa kimia seperti oksigen, karbon dioksida, nitrogen, hidrogen, dan helium. Senyawa-senaywa tersebut memiliki peran dalam menerima, menyerap, meneruskan, dan memantulkan gelombang.

Dalam atmosfer terdapat jendela atemosfer yang dapat meloloskan gelombang elektromagentik pada spektral-spektral tertentu.

e) Perolehan Data

Data yang diperoleh dalam melakuakn pengindraan jauh dapat berupa data manual maupun data numerik.

· Data manual adalah data yang diperoleh melalui hasil dari interpreatsi citra dengan menggunakan stereoskop (alat untuk melihat kesan tiga dimesni pada foto udara).

· Data numerik (digital) diperoleh melalui penggunaan software yang dikhususkan untuk pengindraan jauh.

f) Pengguna Data

Pengguna data dari pengindraan jauh daoat berupa perseorangan ataupun lembaga pemerintahan.

3. Jenis Citra Penginderaan Jauh

a) Citra Foto

Citra foto adalah gambaran suatu objek yang dibuat dari pesawat udara, dengan menggunakan kamera udara sebagai alat pemotret. Hasilnya dikenal dengan istilah foto udara.

b) Citra Nonfoto. 

Citra nonfoto adalah gambaran suatu objek yang diambil dari satelit dengan menggunakan sensor.

F. Interpretasi Citra

a) Pengertian Interpretasi Citra

· Perbuatan / aktifitas mengkaji foto udara (citra) untuk mengidentifikasi obyek dan menilai arti pentingnya obyek (Menurut Este & Simonett)

· Interpretasi citra juga dapat diartikan sebagai cara / tindakan yang dilakukan untuk mengenali dan menganalisa sebuah objek dalam citra penginderaan jauh.

b) Tahapan Kegiatan Intepretasi Citra

1. Deteksi, yaitu tahapan pengenalan / pengamatan objek

2. Identifikasi, yaitu melihat ciri objek berdasarkan rona, bentuk, tekstur dan lainnya

3. Analisis, yaitu mengolah dan menggali lebih dalam mengenai ciri-ciri objek tersebut sehingga mendapatkan hasil yang akurat

4. Deduksi/Klasifikasi, yaitu kesimpulan akhir / penentuan jenis objek pada citra

c) Unsur – Unsur Interpretasi Citra

1. Rona dan Warna

a. Rona: (Tone/Color Tone/Grey Tone) : tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan obyek pada citra.

Rona pada foto pankromatik merupakan atribut bagi obyek yang berinteraksi dengan seluruh spektrum tampak yang sering disebut Sinar terang / putih ( 0,4 -0,7 μm)

dalam PJ di sebut Spektrun Lebar.

Rona merupakan tingkatan dari hitam ke putih atau sebaliknya

b. Warna : Wujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan spektrum sempit, lebih dari spektrum tampak. Warna memegang peranan penting terhadap pengenalan sebuah objek di foto udara. Contohnya dalam foto udara pankromatik, ladang jagung yang telah siap panen akan berwarna kuning sedangkan sungai hutan hujan akan berwarna hijau gelap. Jika menggunakan infrared, tumpahan minyak di laut dapat dikenali dari warnanya yang gelap.

c. Cara Pengukuran Rona :

· Cara Relatif : dengan menggunakan mata biasa. Rona dibedakan atas lima tingkatan : Putih, Kelabu putih, Kelabu, Kelabu Hitam dan Hitam

· Cara Kuantitatif : dengan menggunakan alat densitometer. Lebih pasti, dengan perbedaan yang lebih banyak

2. Bentuk

a. Bentuk merupakan variabel kualitatif yang memberikan konfigurasi atau kerangka suatu obyek.

b. Bentuk ada dua :

· Shape : bentuk luar atau bentuk umum atau bingkai luar

· Form : susunan atau struktur yang bentuknya lebih rinci

c. Contoh pengenalan obyek berdasarkan bentuk:

· Bentuk bangunan rumah persegi. Tajuk pohon palma bintang, tajuk pohon pinus kerucut, dan tajuk pohon bambu berbentuk bulu-bulu.

· Bekas meander sungai yang terpotong dapat dikenali dengan bagian rendah yang berbentuk tapal kuda

d. Bentuk suatu objek di permukaan bumi jika dilihat dari foto udara akan bermacam-macam. Contohnya perkebunan sawit akan memiliki bentuk seragam sedangkan hutan bakau memiliki bentuk tidak teratur. Bentuk mesjid dapat dilihat dari adanya kubah sedangkan bentuk jalan adalah lurus dengan berbagai percabangan.

3. Ukuran

Ukuran Setiap objek di permukaan bumi ini memiliki ukuran tertentu jika dilihat dari udara. Misalnya jika lapangan bola tentu ukurannya akan lebih besar dibanding lapangan sekolah. Ukuran perumahan akan lebih luas dibanding sekolah. Dengan melihat ukuran kita bisa mencoba mentafsirkan objek di peta tersebut.

4. Tekstur

a. Tekstur adalah ukuran kekasaran sebuah objek

b. Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra atau pengulangan rona dalam suatu kelompok obyek.

c. Biasanya dinyatakan dengan kasar, halus., dan belang-belang

d. Contoh : Hutan bertekstur kasar, belukar bertekstur agak kasar, semak atau rumput bertekstur halus, permukaan air bertekstur halus

5. Pola

a. Poła atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagı banyak obyek bentukan manusia atau alamiah.

b. Contoh

· Pola aliran sungai sering menandai bagi struktur geologi, litologi. Dan tanah. Pola aliran trelis menandai struktur lipatan.

· Pola aliran padat memberikan gambaran bahwa peresapan air ke dalam tanah kurang sehingga pengikisan berlangsung efektif.

· Permukiman transmigrasi dikenali dengan pola yang teratur, yaitu rumah yang ukuran dan jaraknya seragam dan masing masing menghadap ke jalan

· Perkebunan karet, kelapa, kopi mudah dibedakan dengan hutan, karena pola tanamannya teratur dan seragam

6. Bayangan

a. Bayangan tercipta karena adanya sinar matahari terhalang oleh suatu objek. Bayangan dapat memberikan informasi tentang menara, ketinggian bangunan dan lainnya. Bayangan dipengaruhi juga oleh sudut perekaman.

b. Bayangan bersifat menyebunyikan detail atau obyek yang berada di daerah gelap

c. Bayangan sering merupakan kunci pengenalan yang penting, karena beberapa obyek dapat dikenali dengan bentuk bayangannya

d. Bayangan juga digunakan untuk mengenali arah orientasi foto

e. Contoh:

· Cerobong asap, menara, tangki, dan bak air yang dipasang tinggi lebih tampak dikenali dari bayangannya

· Tembok stadion, gawang sepak bola, pagar keliling lapangan tenis pada foto udara skala 1:5000 mudah dikenali dari bayangannya

· Lereng terjal pada gunung/pegunungan tampak lebih jelas dengan adanya bayangan

7. Situs

a. Situs bukan merupakan ciri obyek secara langsung, melainkan dalam kaitannya dengan lingkungan sekitamya

b. Situs merupakan letak suatu obyek terhadap obyek sekitanya (estes dan Simonett, 1975)

c. Situs merupakan letak obyek terhadap bentang alam

d. Contoh

· Tajuk pohon yang berbentuk bintang mencirikan pohon palma, mungkin kelapa, sawit. Sagu, nipah atau jenis nipah lainnya. Tetapi apabila tumbuhnya menggerombol (pola) dan situsnya di air payau maka yang tampak pada foto tersebut merupakan pohon nipah

· Situs permukiman memanjang pada umumnya pada igir beting pantai, pada tanggul alam, atau di sepanjang tepi jalan.

8. Asosiasi

a. Kombinasi dari berbagai elemen objek di permukaan bumi dinamakan asosiasi

b. Asosiasi dapat diartikan sebagai keterkaitan antara obyek yang satu dengan obyek yang lain.Karena adanya keterkaitan ini maka terlihatnya suatu obyek pada citra sering merupakan petunjuk adanya obyek lain.

c. Contoh

· Jika kamu melihat cerbong asap di foto tentu asosiasinya adalah dengan pabrik,

· jika melihat hutan bakau tentu asosiasinya adalah dengan pantai.

· lapangan sepakbola ditandai dengan adanya gawang yang situsnya pada bagian tengah garis belakangnya. Lapangan sepak bola berasosiasi dengan gawang.

· Stasiun kereta api berasosiasi dengan jalan kereta api yang jumlahnya lebih dari satu (bercabang)

· Gedung sekolah disamping ditandai oleh ukuran bangunan yang relatif besar serta bentuknya yang menyerupai I, L, atau U, juga ditandai dengan asosiasinya terhadap lapangan olah raga. Pada umumnya gedung sekolah ditandai dengan adanya lapangan olah raga di dekatnya.

G. Sistem Informasi Geografis

1. Konsep Dasar SIG

Sistem yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis, dan menghasilkan data bereferensi gepgrafis atau data geospatial untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perncanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya (Murai S. dalam Prayitno, 2000)

1. Sub Sistem SIG

 

1. Data Input

Terkait dengan pengumpulan, persiapan, dan penyimpanan data spasial dan atributnya dari berbagai sumber

1. Data output

Menampilkan atau menghasilkan keluaran keseluruhan atau sebagian data dalam bentuk tabel, grafik, peta, ataupun laporan

1. Data management

Mengorganisasikan data, baik data spasial maupun atribut yang terkait dengan sisterm basis sehingga mudah untuk dipanggil kembali (storage/penyimpanan data dan retrieval/pemanggilan data)

1. Data manipulation and analysis

Manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan yang dihasilkan oleh SIG 

1. Komponen SIG

0. Perangkat keras (hardware)

Komputer (tunggal, sistem jaringan dengan server, komputer dengan jaringan global internet) dan periperalnya. Perangkat keras untuk SIG meliputi perangkat keras: pemasukkan data, pemrosesan data, dan penyajian hasil, serta penyimpanan (storage)

1. Perangkat lunak (software)

Perangkat lunak yang mempunyai fungsi di atas dan fasilitas untuk penyimpanan, analisis, dan penayangan informasi geografi. Persyaratan yang penting dipenuhi software SIG adalah merupakan Database Management System (DBMS), fasilitas untuk pemasukan dan manipulasi data geografis, fasilitas untuk query, analisis, dan visualisasi. Graphical User Interface (GUI) yang baik untuk mempermudah akses fasilitas yang ada

1. Data

Komponen yang penting dalam SIG. Keakurasian data dituntut dalam SIG. Dikenal konsep GIGO (Garbage In Garbage Out) sebaliknya Gold In Gold Out

1. Data grafis :

Lokasi (titik, garis, area), Topografi, rupabumi Indonesia, lingkungan pantai Indonesia, lingkungan laut nasional, benua maritim (unclos)

1. Data atribut (tematik)

0. Sumberdaya alam: lahan, air, hutan, mineral/batuan, laut

0. Lingkungan alam

1. Abiotik: tanah, geologi, iklim

1. Biotik: flora, fauna

1. Cultural: penduduk, administrasi, sosekbudpol

1. Sumberdaya Manusia (people)

Teknologi SIG menjadi sangat terbatas kemampuannya jika tidak ada sumberdaya yang mengelola sistem dan mengembangkan untuk aplikasi yang sesuai. Pengguna dan pembuat sistem harus saling bekerjasama untuk mengembangkan teknologi SIG

1. Metode (methods)

Model dan teknik pemrosesan perlu dibuat untuk berbagai aplikasi SIG

1. Struktur Data SIG

0. Data spasial

Data dalam bentuk grafis yang menunjukkan ruang lokasi atau tempat-tempat di permukaan bumi

1. Data atribut

Data yang memberi penjelasan atau deskripsi atas setiap objek di permukaan bumi 

· Vector: garis

· Raster: kolom dan baris

H. Aplikasi Sistem Informasi Geografis

1. PENGUKURAN

Contoh dari SIG yang digunakan untuk pengukuran adalah

a. Peta kerawanan longsor

Peta intensitas curah hujan + peta kepekaan erosi + peta kemiringan lereng

b. Kekritisan lahan

Peta kemiringan lereng + peta penggunaan lahan

c. Peta harga lahan

Peta status lahan + peta lokasi lahan + peta jalan & buffer

d. Pemetaan potensi malaria

Altitudinal map + topografic map (ketinggian) + drainage map (saluran air) +network river map (sungai) + land use map

e. Arahan fungsi pemanfaatan lahan

Soil map (tanah) + slope map(kemiringan) + rainfall map (hujan)

I. Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis

A. Untuk inventarisasi SDA

· Untuk mengatahui persebaran SDA (minyak bumi, batu bara, emas, besi, tambang lainnya)

· Untuk mengetahui persebaran kawasan lahan, misal : kawasan lahan potensial & lahan kritis, hutan yang masih baik / rusak, lahan pertanian & perkebunan, pemanfaatan perubahan penggunaan lahan.

· Pengawasan daerah rawan bencana : memantau luas wilayah bencana alam, pencegahan terjadinya bencana alam di masa datang, menyusun rencana2 pembangunan kembali daerah bencana

B. Perencanaan Pembangunan

· Pembangunan waduk PLTA saguling (dari lingkungan fisik, lokasi pryek sangat potensial dibangun waduk raksasa. SIG, pembangunan waduk tidak hanya memperlihatkan faktor kecocokan fisik saja, tapi juga faktor2 sosial ekonomi penduduk skitar

· Pemekaran kota Bandung (perluasan kota di jawa trs tumbuh, sehingga perluasan lahan tdk bisa dihindari. Pemekaran akibat arus urbanisasi dan perpindahan penduduk luar jawa ke jawa. Contoh : pemekaran kota bandung

C. Pembangunan Bidang Sosial

· Mengetahui potensi & persebaran penduduk.

· Mengetahui luas & persebaran lahan pertanian serta kemungkinan pola drainasenya.

· Pendataan & pengembangan jaringan transportasi.

· Pendataan & pengembangan pusat2 pertumbuhan dan pembangunan

· Pendataan & pengembangan pemukiman penduduk, kawasan industri, sekola, rs, srana hiburan, perkantoran

D. Rencana Tata Guna Lahan

· Penentuan kesesuaian lahan melalui zoning sesuai karakteristik lahan.

· SIG secara umum dpt bermanfaat untuk proses penentuan lokasi pembangunan fasilitas2 umum agar penggunaan efektif

· Manfaat SIG dapat menjadi penentuan atsa arahan pengembangan kawasan, budi daya, konservasi, dan pertanian

· Keutamaan SIG sebagai landasan awal dalam informasi spasial untuk pembangunan ruang terbuka hija (RTH) dan jalur hijau.

E. Pembangunan Telekomunikasi dan Transportasi

· penentuan lokasi pembangunan bas transceiver station (BTS) pada jaringan seluler

· SIG dapat menjadi lahan menejemen jaringan kabel & penggunaan layanan telekomunikasi

· SIG sebagai alat identifikasi / jaringan /sambungan yang mengalami kerusakan.

· SIG untuk proses penentuan jaringan transportasi & rekayasa lalu lintas.

· SIG bermanfaat untuk penentuan tingkat aksebilitisa suatu wilayah

BAB IV

BUMI SEBAGAI RUANG KEHIDUPAN

A. Jagat Raya

Jagat raya atau alam semesta (the universe) merupakan ruang tidak terbatas yang di dalamnya terdiri atas semua materi, termasuk tenaga dan radiasi.

Proses terjadinya jagat raya atau alam semesta merupakan salah satu misteri yang dicoba untuk dipecahkan oleh manusia.

Rahasia mengenai bagaimana terbentuknya asal mula jagat raya telah melahirkan asumsi dan teori yang dikemukakan oleh para ahli. Berikut ini adalah teori-teori yang menjelaskan proses pembentukan jagat raya.1. Teori Dentuman atau Teori Ledakan

Teori Dentuman menyatakan bahwa ada suatu massa yang sangat besar yang terdapat di jagad raya dan mempunyai berat jenis yang sangat besar, karena adanya reaksi inti, massa tersebut akhirnya meledak dengan hebatnya.2. Teori Ledakan Besar (The Big Bang Theory)

Teori Big Bang dikembangkan oleh George Lemarie. Menurut teori ini, jagat raya terbentuk dari ledakan dahsyat yang terjadi kira-kira 13.700 juta tahun yang lalu. Akibat ledakan tersebut materi-materi dengan jumlah sangat banyak terlontar ke segala penjuru alam semesta.

3. Teori Mengembang dan Memampat (The Oscillating Theory)

Teori ini dikenal pula dengan nama teori ekspansi dan konstraksi. Menurut teori ini jagat raya terbentuk karena adanya suatu siklus materi yang diawali dengan massa ekspansi (mengembang) yang disebabkan oleh adanya reaksi inti hidrogen.4. Teori Cretio Continua atau Teori Keadaan Tetap

Teori Creatio Continua atau teori keadaan tetap atau teori ciptaan sinambung menyatakan bahwa saat diciptakan alam semesta ini tidak ada.

Alam semesta atau jagat raya ini selamanya ada dan akan tetap ada atau dengan kata lain alam semesta tidak pernah bermula dan tidak akan berakhir.

B. Galaksi

Galileo dengan teleskopnya menemukan pita cahaya difusi yang disebut kabut susu (The Milky Way) terdiri dari sejumlah besar bintang-bintang yang tidak dapat dilihat dengan mata biasa (unaided eye). Kumpulan bintang dalam kesatuan akibat gravitasi mutual disebut galaksi.

Menurut bentuknya, galaksi dibedakan menjadi tiga:1. Galaksi Spiral

Sekitar 80% dari galaksi yang sudah dikenal adalah berbentuk spiral. Galaksi ini merupakan galaksi yang berstruktur paling sempurna, yang terdiri dari tiga bagian, yaitu titik pusat, lingkaran bintang, dan tumpuk bintang yang selalu berputar mengelilingi titik dan piringan dengan lengan spiral yang mengelilingi titik pusat secara ekuatorial.Contohnya adalah galaksi Andromeda dan M. 1092. Galaksi Elips

Galaksi ini meliputi 17% dari semua galaksi dan terlihat seperti bola lonjong besar yang bersinar. Contohnya adalah galaksi Skulpter, Formaks, dan NGC 5128.3. Galaksi Tak Beraturan

Galaksi ini terlihat seperti gumpalan kabut atau onggokan bintang yang tidak beraturan. Contohnya adalah galaksi magellan yang terdiri dari Magellan Besar dan Magellan Kecil.

C. Tata Surya

Tata Surya terdiri dari planet, satelit, planet kerdil, meteoroid, planetoid/asteroid, komet, dan Matahari sebagai bintang sekaligus sebagai pusatnya. Delapan planet berturut dari yang paling dekat Matahari adalah Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.

Mereka mengedari Matahari pada lintasan masing-masing. Kecuali Merkurius (inklinasi/kemiringan bidang orbit 7o), Beberapa teori pembentukan tata surya telah dikemukakan oleh para ahli, antara lain:

1. Vortex Model

Teori ataupun hipotesis kosmogoni modern yang pertama sebenarnya telah diperkenalkan oleh seorang filsuf dan ahli Matematika Perancis Renè Descartes pada tahun 1642-4, di mana justru nantinya argumennya dapat dijelaskan melalui teori gravitasi Newton.

Dinyatakan bahwa Tata Surya berasal dari awan partikel yang berputar mirip pusaran air dengan orbit mendekati lingkaran (vortices of swirling particles).

2. Hipotesis Nebula

Pada tahun 1734 muncul pertama kali gagasan asal muasal Tata Surya dari hadirnya nebula oleh astronom Swedia, Emanuel Swedenborg (1688 – 1772). Ide ini disambut oleh Immanuel Kant (1724 – 1804) dari Jerman tahun 1755 melalui bukunya Allgemeine Naturgeschichte und Theorie des Himmels (pen.: Sejarah Alam Universal dan Teori tentang Langit) dan dilengkapi secara terpisah oleh Marquis Pierre Simon de Laplace (1749 – 1827) dari Perancis tahun 1796 dalam bukunya Exposition du systeme du monde (pen.: Peragaan Langit).

3. Tabrakan dengan Komet

Menyimak vortex model dan hipotesis nebula, sebenarnya secara garis besar beranjak dari landasan dan mekanisme yang mirip. Penelitian ini terus berlanjut dan bersamaan muncul gagasan pada tahun 1749 yang sama sekali baru dan berbeda dalam landas acunya dari Georges-Louis Leclerc Comte de Buffon, ahli Matematika Perancis.

4. Hipotesis Planetesimal

Astronom Amerika Serikat Forest Ray Moulton (1900) menunjukkan bahwa ada ketidaksesuaian antara hipotesis nebula dengan hasil observasi berbasis penelitian momentum sudut  benda yang berpusar. Pada tahun 1904-5 bersama pakar geologi yang juga dari negaranya, Thomas Chrowder Chamberlain menawarkan ide baru, yaitu hipotesis planetesimal.

5. Teori Pasang Surut

Teori ini (Tidal Theory) dalam telaah pembentukan Tata Surya dikemukakan oleh astronom Inggris James Hopwood Jeans (1917, tidal/near-collision hypothesis) yang menyatakan bahwa Tata Surya diperkirakan terbentuk sebagai akibat melintasnya sebuah bintang dekat Matahari.

6. Teori Bintang Ganda

Pada tahun 1937 – 1941, Ray Lyttleton menyimpulkan bahwa Matahari awalnya merupakan sistem bintang ganda (berdua atau pasangan bintang). Pasangan Matahari mengalami tabrakan dengan bintang lain. Sisa ledakannya membentuk planet.

7. Teori Awan Antar Bintang

Dalam pendapat Interstellar Cloud Theory yang ditawarkan pada tahun 1943 oleh astronom Soviet, Otto Schmidt, dinyatakan bahwa Matahari melewati daerah awan materi yang padat.

8. Hipotesis Ledakan Nova/Supernova

Fred Hoyle (1915 – 2001), astrofisikawan dan kosmolog Inggris yang terkenal dengan teori steady state dalam pembentukan Jagad Raya, pada tahun 1944 mengemukakan teori mirip teori bintang ganda, namun lebih fokus dan berlandas acu pada mekanisme ledakannya.

9. Standard Masa Kini

Dari hasil penelitian yang dikombinasikan dengan data pengamatan, pada akhirnya teori kabut ataupun lainnya diracik ulang dan dikembangkan Gerard Peter Kuiper (1905 – 1973, astronom Amerika Serikat kelahiran Belanda, yang juga mendeteksi pertama kali adanya atmosfer di Titan, satelitnya Saturnus) sejak 1944 hingga 1950.

D. Matahari

Matahari adalah bintang yang menjadi pusat tata surya. Matahari berupa bola pijar yang berukuran sangat besar. Mata hari dapat dikatakan sebagi bintang karena memiliki energi cahaya sendiri.

Cahaya matahari terlihat lebih cemerlang dibandingkan dengan cahaya bintang lainnya. Matahari adalah bintang yang terdekat bumi. Matahari disebut sebagai pusat tata surya karena memiliki gaya gravitasi yang tinggi.

Hal ini menyebabkan matahari dikelilingi oleh planet-planet dan benda langit yang terdapat dalam tata surya. Pada tata surya 98 % massa tata surya terkumpul pada matahari.

1. Struktur Matahari

Jika dilihat dari strukturnya, secara kimiawi matahari berupa bola pijar raksasa yang bagian permukaannya tidak berbentuk padat. Bagian permukaan matahari terbentuk dari gabungan gas dan medan megnet.

2. Bagian-bagian matahari tersebut adalah sebagai berikut:

a. Inti matahari

b. Zona radiasi

c. Zona konvetif

d. Photosphere

e. Cromosphere

f. Zona transisi matahari

g. Korona

h. Heliosphere

3. Karakteristik Matahari

Ciri khas matahari dapat dilihat dari beberapa hal dibawah ini:

a. Lidah api matahari (prominensa)

Lidah api matahari menyerupai lidah api yang sangat besar dan terang. Lidah api ini mencuat dari permukaan berbentuk seperti lidah dengan gerakan mengelilingi (loop). Bagian ini disebut sebagai filamen matahari.

b. Bintik matahari

Pada matahari terdapat satu ciri khas yaitu granula-granula yang berbentuk cembung dengan ukuran kecil.

c. Angin matahari

Angin matahari merupakan aliran partikel-partikel yang dikeluarkan dari atas atmosfer matahari yang pergerakannya mengjangkau seluruh tata surya.

d. Badai matahari

Di matahari juga terjadi badai. Badai matahari akan terjadi jika ada pelepasan tiba-tiba energi magnetik yang terbentuk diatmosfer matahari.

E. Karakteristik Planet

Planet adalah benda astronomi yang mengorbit sebuah bintang cukup besar untuk memiliki gravitasi sendiri. Suatu benda langit disebut planet jika memenuhi syarat – syarat berikut :

1. Mengorbit pada bintang atau sisa bintang (bintang mati)

2. Orbitnya tidak bertumpah tindih dengan orbit benda angkasa lain. Disebabkan oleh gaya tarik menarik antar planet

3. Memiliki massa yang cukup untuk mempertahankan bentuknya pada keadaan setimbang

· Karakteristik planet dalam tata surya :

1. Merkurius

Merupakan planet yang terdekat dengan matahari.Permukaannya dipenuhi kawah (tampak berlubang – lubang). Suhu permukaan planet Merkurius pada siang hari sangat panas mencapai 400°C dan keadaannya kering hampir tidak ada udara. Pada malam hari sangat dingin dengan suhu mencapai -200°C. Merkurius kadang – kadang tampak di pagi hari dan menjelang matahari terbit.

2. Venus

Planet ini tampak mengilap karena memiliki atmosfer yang tebal seperti awan putihyang menyelubungi permukaan Venus. Atmosfernya mengandung gas karbon dioksida. Venus merupakan planet yang paling panas, bahkan lebih panas dari Merkurius. Suhu di Venus mencapai 470°C, cukup panas untuk melelehkan logam.

3. Bumi

Bumi adalah planet yang dapat ditempati karena memiliki suhu yang relatif tetap. Suhu di Bumi menjaga tersedianya air yang dalam bentuk cair dan dapat menjaga organisme penghasil oksigen tetap hidup. Lebih dari 70% permukaan Bumi adalah air, sisanya adalah daratan. Tebal dari atmosfer Bumi adalah dapat mencapai 700 km yang pada sebagian besar adalah nitrogen dan oksigen.

4. Mars

Planet Mars adalah planet terdekat keempat dari matahari yang namanya diambil dari dewa perang Romawi yaitu dewa ,Mars. Disebut juga planet “Merah” karena tampak dari jauh berwarna kemerah-merahan disebabkan oleh keberadaan besi (III) oksida di permukaan planet mars dan juga memiliki atmosfir yang sangat tipis Masa rotasi dan sumbu planet mars mirip dengan planet bumi . Permukaannya berbatu – batu. Planet Mars berwarna kemerah – merahan karena batuannya sangat banyak mengandund debu dan besi.

5. Yupiter

Planet Yupiter adalah planet terbesar di tata surya dan juga planet terberat di tatasurya. Planet yupiter memiliki cincin yang terbuat dari debu bekas gagalnya Pembentukan satelit alam Yupiter .Planet Yupiter memiliki banyak satelit yang seluruhnya berjumlah 63 satelit, di antaranya Io, Europa, Ganymede, Callisto.

6. Saturnus

Saturnus merupakan planet terbesar kedua setelah Jupiter dengan diameter 10 kali diameter bumi. Keistimewaan planet ini, yaitu cincin yang mengelilinginya. Cincin ini diperkirakan terdiri atas debu halus, kerikil dan butir-butir es. Cincin saturnus sangat tipis tebalnya sekitar 10 – 1000 m dan lebarnya sekitar 275.000 km. Saturnus memiliki 22 satelit. Satelit yang terbesar adalah Titan. Angkasanya diselimuti oleh sabuk – sabuk awan hidrogen dan dapat memantulkan sinar matahari dengan buruk.

7. Uranus

Uranus terdiri atas senyawa gas metana dan hidrogen, serta permukaannya diselubungi kabut tebal sehingga sulit unntuk diamati.Planet ini beredar dari kutub selatan ke kutub utara matahari. Permukaan Uranus berwarna kehijau – biruan.

8. Neptunus

Neptunus terdiri atas senyawa metana dan hidrogen seperti Uranus. Uranus dan Neptunus sering disebut sebagai planet kembar. Suhu permukaannya kira – kira -200°C di bawah nol sebab jauh dari matahari.

F. Perkembangan Muka Bumi

1. Teori Kontraksi

Teori ini dikemukakan oleh Descrates tahun 1596-1650. Teori ini menyatakan bahwa karena mengalami pendinginan terus menerus, maka bumi mengalami penyusutan, sehingga di bagian permukaanya terbentuk relief berupa gunung, lembah, dan daratan.

2. Teori Dua Benua

Teori ini dikemukakan oleh Edward Zuess tahun 1884. Dalam teori ini dinyatakan bahwa bumi pada awalnya terdiri atas dua benua yang sangat besar, yaitu Laurasia di sekitar kutub utara dan Gondwana di sekitar kutub selatan bumi. Kedua benua tersebut kemudian bergerak ke ekuator sehingga terpecah-pecah menjadi benua yang lebih kecil. Di mana Laurasia terpecah menjadi Asia, Eropa, dan Amerika Utara, sedangkan Gondwana terpecah menjadi Afrika, Australia, dan Amerika Selatan.

3. Teori Pengapungan Benua

Teori ini dikemukakan oleh Alfred Wegener tahun 1912. Teori ini menyatakan bahwa pada awalnya bumi hanya ada satu benua yang sangat besar disebut Pangea. Benua tersebut kemudian terpecah-pecah dan terus mengalami perubahan melalui pergerakan dasar laut. Gerakan rotasi bumi yang sentrifugal, mengakibatkan pecahan benua tersebut bergerak ke arah barat menuju ekuator.

Teori tersebut dikemukakan oleh Wegener dengan pertimbangan sebagai berikut:

a. Terdapat kesamaan yang mencolok antara garis kontur pantai timur Benua Amerika Utara dan Selatan dengan garis kontur pantai barat Eropa dan Afrika.

b. Benua-benua yang sekarang ini, dahulunya adalah satu benua yang disebut Pangea. Benua tersebut pecah karena gerakan benua besar di selatan, baik ke arah barat maupun ke arah timur menuju katulistiwa.

c. Bentangan-bentangan samudra dan benua-benua yang mengapung sendiri-sendiri.

d. Samudera Atlantik menjadi semakin luas karena Benua Amerika masih terus bergerak ke arah barat, semakin menjauh dari benua Afrika sehingga terjadi lipatan-lipatan kulit bumi yang menjadi jajaran pegunungan utara-selatan, yang terdapat di sepanjang pantai Amerika Utara bagian selatan.

e. Adanya kegiatan seismik (gempa bumi) yang luar biasa di sepanjang pantai batar Amerika Serikat.

f. Batas Samudera Hindia makin mendesak ke utara, Anak benua yang semula di duga agak panjang, tetapi gerakannya ke utara. Makan india makin menyempit dan makin mendekati Benua Eurasia, Proses ini juga menimbulkan terjadinya Pegunungan Himalaya.

4. Teori Konveksi

Teori ini dikemukakan oleh Arthur Holmes dan Harry H. Hess serta dikembangkan oleh Robert Diesz. Menurut teori ini, bumi masih dalam keadaan panas dan berpijar terjadi arus konveksi ke arah lapisan kulit bumi yang berada di atasnya. Bukti dari adanya kebenaran teori ini, yaitu terdapatnya mid oceanic ridge, seperti mid Atlantic Ridge dan Pasific-Atlantic Ridge di permukaan bumi.

Selain itu terdapat bukti lain yang didasarkan pada penelitian umur dasar laut yang membuktikan semakin jauh dari pungung tengah samudera, umur batuan semakin tua. Hal ini berarti terdapat gerakan yang berasal dari mid oceanic ridge ke arah berlawanan disebabkan oleh adanya arus konveksi dari lapisan di bawah kulit bumi

5. Teori Lempeng Tektonik

Teori ini dikemukakan oleh J. Tuzio Wilson dan Jason Morgan tahun 1960an. Menurut teori ini, kulim bumi terdiri atas lempeng tektonik yang berada di atas lapisan astenofer yang berwujud cair dan kental. Lempeng-lempeng tektonik pembentuk kulit bumi selalau bergerak karena pengaruh adanya arus konveksi yang terjadi pada lapisan astenosfer dengan posisi berada di bawah lempeng tektonik bumi.

G. Revolusi dan Rotasi Planet

· Revolusi adalah gerak planet mengelilingi Matahari. Akibat revolusi bumi terhadap kehidupan di bumi adalah sebagai berikut.

1. Gerak semu matahari

2. Perubahan lamanya siang dan malam hari

3. Pergantian musim.

· Rotasi adalah gerak planet pada sumbunya. Akibat rotasi bumi terhadap kehidupan adalah seperti berikut :

1. Perbedaan semu harian benda- benda langit

2. Terjadi siang dan malam

3. Perbedaan waktu

4. Pembelokan arah angin dan arus laut

H. Gerhana

1. Gerhana Bulan

Bumi berada di antara matahari dan bulan pada 1 garis lurus yang sama, sehingga sinar matahari tidak dapat mencapai bulan

2. Gerhana Matahari

Posisi bulan terletak di antara bumi dan matahari sehingga menutup sebagian atau seluruh cahaya matahari