Upload
arerumemank-febria
View
216
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Pengantar Arsitektur Lanskap
Citation preview
Emisi Karbon Indonesia Kalahkan Amerika
Emisi karbon Indonesia lebih tinggi ketimbang Amerika Serikat, karena kebakaran
hutan dan lahan di ratusan kawasan
Api perlahan membakar hutan yang berbatasan langsung dengan perkebunan sawit di Kabupaten
Kampar, Provinsi Riau. Pembukaan hutan dan lahan dengan cara dibakar adalah penyebab utama
kabut asap yang berbahaya, juga menghadirkan julukan baru bagi Indonesia di mata dunia: negara
pengekspor asap. (Yunaidi/National Geographic Indonesia).
Akibat kabut asap yang ditimbulkan dari kebakaran hutan dan lahan di ratusan
kawasan, Indonesia mengeluarkan emisi karbon lebih banyak ketimbang Amerika
Serikat. Padahal, AS selama ini menyandang predikat sebagai sumber gas rumah kaca
terbesar kedua di dunia setelah Cina.
Dalam laporan kajian organisasi lingkungan hidup, World Resources Insitute, emisi
karbon akibat kebakaran hutan dan lahan di Indonesia telah melampaui rata-rata emisi
karbon harian AS selama 26 hari dari 44 hari sejak awal September.
Catatan tersebut praktis menunjukkan lonjakan signifikan. Pasalnya, selama ini AS
merupakan sumber gas rumah kaca kedua setelah Cina. Adapun Indonesia biasanya
dikategorikan WRI pada peringkat lima.
“Pembakaran lahan gambut tropis begitu signifikan untuk emisi gas rumah kaca karena
area-area ini menyimpan jumlah karbon terbanyak di dunia yang berakumulasi selama
ribuan tahun,” sebut WRI, yang menggunakan basis data emisi kebakaran global untuk
laporannya, seperti dikutip kantor berita AFP.
Secara khusus, WRI menyebut alih fungsi lahan gambut menjadi perkebunan sebagai
penyebab emisi gas rumah kaca.
“Pengeringan dan pembakaran lahan-lahan ini untuk ekspansi pertanian, seperti alih
fungsi perkebunan kelapa sawit atau kayu untuk kertas, berujung pada peningkatan
besar dalam emisi gas rumah kaca.”
Laporan WRI mengemuka setelah beberapa peneliti menilai kebakaran lahan dan hutan
yang melanda Indonesia tahun ini ialah yang terparah sejak 1997 lalu.
Herry Purnomo, peneliti lembaga Center for International Forestry Research (CIFOR),
misalnya, berpendapatan kondisi itu disebabkan ketahanan ekosistem Indonesia lebih
rentan karena hutan tanaman industri dan sawit.
Sumber : BBC Indonesia
(Lutfi Fauziah)
Fauziah, Lutfi. 2015. Emisi Karbon Indonesia Kalahkan Amerika.
http://nationalgeographic.co.id/berita/2015/10/emisi-karbon-indonesia-kalahkan-amerika
Diakses pada 29 November 2015 pukul 5:52 wib.
Alih fungsi lahan pertanian picu timbulnya bencanaJumat, 5 Juni 2015 08:59 WIB | 5.451 Views
Pewarta: Laily Rahmawati
Foto udara lahan perkebunan di Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Bandung, Jawa Barat, Jumat (8/5). (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Bogor (ANTARA News) - Kepala Pusat Studi Bencana IPB, Prof Euis Sunarti menyebutkan alih fungsi lahan pertanian baik itu kawasan hutan maupun pertanian padi memicu terjadinya bencana alam yang berdampak pada kerugian di masyarakat.
"Alih fungsi lahan pertanian ada kaitannya dengan bencana, terjadinya penyerobotan lahan pertanian, itu sudah menjadi bencana," katanya di Bogor, Jumat.
Prof Euis menyebutkan contoh kasus bencana asap di Provinsi Riau, yang disebabkan alih fungsi lahan pertanian (hutan) secara ilegal. Praktek membeli tanah di bawah tangan, membuka lahan dengan cara membakar untuk mengurangi biaya, telah berdampak luas pada masyarakat yang terkena resiko bencana kabut asap.
"Peluang terjadinya bencana cukup besar, alih fungsi lahan ilegal di Riau secara diam-diam itulah yang mengakibatkan kebakaran hutan dan bencana kabut asap," katanya.
Contoh lainnya di wilayah Puncak, Kabupaten Bogor, yang harusnya menjadi kawasan resapan air kini telah beralih fungsi dengan banyaknya bangunan villa serta hotel, sehingga air yang harusnya diserap lepas begitu saja, berdampak pada kawasan hilir terkena banjir, karena kawasan hulu tidak mampu menahan air turun langsung ke sungai.
"Kajian dan diskusi terkait alih fungsi lahan pertanian picu timbulnya bencana sudah banyak dilakukan, hanya kajian khusus belum ada," katanya.
Rektor IPB Prof Herry Suhardiyanto dalam kuliah umum Menteri Agraria dan Tata Ruang beberapa waktu lalu pernah mengatakan, salah satu tantangan dalam sektor pertanian adalah alih fungsi lahan pertanian.
"Ketahanan pangan kuncinya adalah lahan, akses petani terhadap ketersediaan lahan menjadi tantangan berat. Banyak masyarakat tidak punya akses yang memadai. Konversi lahan pertanian terjadi tidak kurang 110 ribu hektare," katanya.
Sementara itu, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN, Ferry Mursyidan Baldan menyebutkan luas lahan pertanian yang masih tersisa berdasarkan data yang dimiliki institusinya yakni 80 juta hektar.
"Data ini perlu dikonfirmasikan, IPB perlu memiliki pusat studi agraria membantu pemerintah memberikan data real jumlah luasan lahan pertanian yang sebenarnya," kata Menteri, saat memberikan kuliah umum di kampus IPB, Senin 26 Mei 2015 lalu.
Editor: Unggul Tri Ratomo
http://www.antaranews.com/berita/499795/alih-fungsi-lahan-pertanian-picu-timbulnya-
bencana