42
KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmad dan hidayahnya kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah dengan judul “ Pancasila Sebagai Dasar Negara dan Ideologi Nasional” disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan serta memberikan pengetahuan baru bagi penulis dan pembaca mengenai pancasila sebagaidasar negara dan ideologi nasional. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada teman dan guru yang telah membantu pada pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat membawa manfaat khususnya bagi saya dan orang lain yang telah membaca makalah saya. Kami menyadari bahwa makalah ini penulis susun masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan dengan tujuan agar makalah ini selanjutnya akan lebih baik. Semoga bermanfaat. Bandung, 11 Februari 2013 1

Pancasila Sebagai Ideologi Negarazka

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah pancasila tentang ideologi negara

Citation preview

Page 1: Pancasila Sebagai Ideologi Negarazka

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmad

dan hidayahnya kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah

dengan judul “ Pancasila Sebagai Dasar Negara dan Ideologi Nasional” disusun dengan

maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan serta

memberikan pengetahuan baru bagi penulis dan pembaca mengenai pancasila sebagaidasar

negara dan ideologi nasional.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada teman dan guru

yang telah membantu pada pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat membawa

manfaat khususnya bagi saya dan orang lain yang telah membaca makalah saya.

Kami menyadari bahwa makalah ini penulis susun masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan dengan tujuan agar

makalah ini selanjutnya akan lebih baik. Semoga bermanfaat.

Bandung, 11 Februari 2013

Penulis

1

Page 2: Pancasila Sebagai Ideologi Negarazka

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................1

DAFTAR ISI.............................................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................4

A. Latar Belakang Penulisan Makalah.............................................................................................4

B. Rumusan Masalah.......................................................................................................................5

C. Tujuan.........................................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................6

A. Pengertian Ideologi...................................................................................................................6

B. Karakteristik Ideologi................................................................................................................8

C. Sejarah Terbentuknya Pancasila................................................................................................9

D. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa...........................................................................................12

E. Pancasila Sebagai Ideologi terbuka..........................................................................................13

F. Batas Batas Keterbukaan Pancasila..........................................................................................16

BAB III KEBERADAAN PANCASILA........................................................................................................17

A. ARTI PENTING KEBERADAAN PANCASILA....................................................................................17

B. SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA............................................................................................17

C. BUTIR-BUTIR PANCASILA SILA PERTAMA.....................................................................................18

BAB IV BENTUK KOLABORASI PANCASILA DENGAN AGAMA...............................................................20

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN.......................................................................................29

· KESIMPULAN..................................................................................................................................29

· IMPLIKASI.......................................................................................................................................29

· SARAN............................................................................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................31

2

Page 3: Pancasila Sebagai Ideologi Negarazka

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penulisan Makalah

Negara kita ini mengakui bahwa ideology yang kita pakai adalah Pancasila sebaga

ideologi terbuka. Sebagai mahasiswa seringnya kita menemukan pertentangan mengenai

ideology ini, dan mungkin juga kita tidak terlalu mengerti kenapa ideology yang kita pakai

adalah Pancasila dan kenapahars bersifat terbuka.

Banyak pertanyaan lain yang menjadkan kita harus kritis dan harus tanggap serta

paham bagaimana itu Pancasila , bagaimana itu ideology yang terbuka sehingga kita tidak

merasa bahwa adalah salah bilamana kita menggunakan ideology Pancasila dan juga sebagai

bekal kita untuk menangkal pengaruh buruk dari ideology-ideologi yang mencoba merusak

bangsa ini yang pastinya akan menimbulkan perpecahan. Dan sudah sepatasnya kita sebagai

mahasiswa memahami dan mengerti apa itu Pancasila sebagai ideology.

3

Page 4: Pancasila Sebagai Ideologi Negarazka

B. Rumusan Masalah

Adapun masalah yang ingin saya bahas pada makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan ideologi

2. Apa itu Pancasila dan bagaimana terbentuknya Pancasila

3. Bagaimana itu Pancasila sebagai ideologi

C. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan mengerti apa yang dimaksud dengan ideology

2. Untuk mengetahui sejarah terbentuknya Pancasila

3. Untuk mengetahui dan mengerti Pancasila sebagai ideology bangsa kita

4

Page 5: Pancasila Sebagai Ideologi Negarazka

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ideologi

Ideology berasal dari bahasa Yunani dan merupakan gabungan dari dua kata yaitu

edios yang artinya gagasan atau konsep dan logos yang berarti ilmu. Pengertian ideology

secara umum adalah sekumpulan ide, gagasan, keyakinan dan kepercayaan yang

menyeluruh dan sistematis. Dalam arti luas, ideology adalah pedoman normative yang

dipakai oleh seluruh kelompok sebagai dasar cita-cita, nila dasar dan keyakinan yang

dijunjung tinggi.

Ada beberapa istilah ideology menurut beberapa para ahli yaitu:

a. Destut De Traacy : istilah ideology pertama kali dikemukakan oleh destut de Tracy tahun

1796 yang berarti suatu program yang diharapkan dapat membawa suatu perubahan

institusional dalam masyarakat Perancis.

b. Ramlan Surbakti membagi dalam dua pengertian yakni :

1. Ideologi secara fungsional : seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama

atau tentang masyarakat dan Negara yag dianggap paling baik.

5

Page 6: Pancasila Sebagai Ideologi Negarazka

2. Ideologi secara structural : suatu system pembenaran seperti gagasan dan

formula politik atas setiap kebijakan dan tindakan yang diambil oleh penguasa.

c. AL-Marsudi; ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan dan buah pikiran atau

science des ideas

d. Puspowardoyo: bahwa ideologi dapat dirumuskan sebagai komplek pengetahuan dan

nilai secara keseluruhan menjadi landasan seseorang atau masyarakat untuk memahami

jagat raya dan bumi seisinya serta menentukan sikap dasar untuk mengolahnya.

Berdasarkan pemahaman yang dihayatinya seseorang dapat menangkap apa yang dilihat

benar dan tidak benar, serta apa yang dinilai baik dan tidak baik.

e. Harol H. Titus: Definisi dari ideologi adalah: Aterm used for any group of ideas concerning

various political and aconomic issues and social philosophies often applied to a systematic

scheme of ideas held by groups or classes, artinya suatu istilah yang digunakan untuk

sekelompok cita-cita mengenai bebagai macam masalah politik ekonomi filsafat sosial yang

sering dilaksanakan bagi suatu rencana yang sistematis tentang suatu cita-cita yang

dijalankan oleh kelompok atau lapisan masyarakat.

f. Descartes: Ideologi adalah inti dari semua pemikiran manusia

g. Machiavelli: Ideologi adalah sistem perlindungan kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa.

h. Thomas H: Ideologi adalah suatu cara untuk melindungi kekuasaan pemerintah agar

dapat bertahan dan mengatur rakyatnya.

i. Francis Bacon: Ideologi adalah sintesa pemikiran mendasar dari suatu konsep hidup.

k. Karl Marx: Ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan

bersama dalam masyarakat.

6

Page 7: Pancasila Sebagai Ideologi Negarazka

B. Karakteristik Ideologi

a. Ideologi seringkali muncul dan berkembang dalam situasi kritis

Situasi kritis, dimana cara pandang, cara berpikir dan cara bertindak yang

sebelumnya dianggap umum dan wajar dalam suatu masyarakat telah dianggap sebagai

suatu yang sudah tidak dapat diterima lagi. Keadaan semacam ini biasanya akan mendorong

munculnya suatu ideologi.

b. Ideologi merupakan pola pemikiran yang sistematis

Ideologi pada dasarnya merupakan suatu ide atau gagasan yang ditawarkan ke

tengah-tengah arena perpolitikan, oleh karena itu harus disusun sistematis agar dapat

diterima masyarakat secara rasional. Sebagai ide untuk mengatur tertib hubungan

masyarakat maka biasanya menyajikan penjelasan dan visi mengenai kehidupan yang

hendak diujudkan.

c. Ideologi mempunyai ruang lingkup jangkauan yang luas, namun beragam

Dilihat dari dimensi horizontal, ideologi mempunyai ruang lingkup yang sangat luas,

mulai dari penjelasan-penjelasn yang parsial sifatnya sampai kepada gagasan-gagasan atau

pandangan-pandangan yang komprehensif.

d. Ideologi mencakup beberapa strata pemikiran dan panutan

Dilihat dari dimensi vertical, ideologi mencakup beberapa strata pemikiran dan

panutan, mulai dari konsep yang kompleks dan sophisticated sampai dengan slogan-slogan

atau symbol-simbol sederhana yang mengekspresikan gagasan-gagasan tertentu sesuai

dengan tingkat pemahaman dan perkembangan masyarakatnya.

7

Page 8: Pancasila Sebagai Ideologi Negarazka

Terdapat empat tipe ideologi (BP-7 Pusat, 1991:384), yaitu sebagai berikut:

1. Ideologi konservatif, yaitu ideologi yang memelihara keadaan yang ada (status quo),

setidak-tidaknya secara umum, walaupun membuka kemungkinan perbaikan dalam hal-hal

teknis

2. Kontra ideologi, yaitu melegitimasikan penyimpangan yang ada dalam masyarakat

sebagai yang sesuai dan malah dianggap baik

3. Ideologi reformisI, yaitu berkehendak untuk mengubah keadaan

4. Ideologi revolusioner yaitu ideologi yang bertujuan mengubah seluruh system nilai

masyarakat.

C. Sejarah Terbentuknya Pancasila

Proses terjadinya pancasila dapat di badakan menjadi dua yaitu: asal mula yang

langsung dan asal mula yang tidak langsung. Adapun pengertian asal mula tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Asal Mula Langsung

Pengertian asal mula secara ilmiah filsafati di bedakan menjadi empat yaitu: causa

materialis, causa formalis, causa efficient.

Adapun rincian asal mual langsung Pancasila menurut Notonegora adalah sebagai berikut :

a. Asal mula bahan (causa materialis)

Asal bahan Pancasila adalah bangsa Indonesia itu sendiri karena Pancasila di gali dari nilai-

nilai, adapt-istiadat, kebudayaan serta nilai-nilai religius yang terdapat dalam kehidupan

sehari hari bangsa Indonesia.

8

Page 9: Pancasila Sebagai Ideologi Negarazka

b. Asal mula bentuk (causa formalis)

Hal ini di maksudkan bagaimana asal mula bentu atau bagaimana bentuk Pancasila

itu di rumuskan sebagaimana termuat dalam Pembukaan UUD 1945. maka asal mula bentuk

Pancasila adalah ; Soekarno bersama-sam denagn Drs. Moh Hatta serta anggota BPUPKI

lainya merumuskan dan membahas pancasila terutama hubungan bentuk,rumusan dan

nama Pancasila.

c. Asal mula karya (causa efficient)

Asal mula karya yaitu asal mula yang menjadikan Pancasila dari calon dasar Negara

menjadi dasar negarayang satu. Adapun asal mula krya adalah PPKI sebagai pembentuk

Negara dan atas dasar pembentuk Negara tang mengesahkan Pncasila menjadi dasar

Negara yang sah, setelah melakukan pembahasan baik yang di lakuakan oleh BPUPKI ,

Panitia Sembilan.

2. Asal mula tidak langsung

Asal mula tidak langsung pancasila bila dirinci adalah sebagai berikut:

a. Unsur-unsur Pancasila tersebut sebelum secara langsung dirumuskan menjadi dasar

filsafat Negara. Nilai-nilainya yaitu nilai keuhanan, niali kemanusiaan, nilai persatuan,

niali kerakyatan, niali keadilan telah ada dan tercermin dalam kehidupan sehari-hari

bangsaIndonesia sebelum membentuk Negara.

b. Nilai-nilai tersebut terkandung dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum

membentuk Negara, yang berupa nilai-nilai adapt istiadat, nilai kebudayaan serta nilai

religius. Nilai-nilai tersebut menjadi pedoman dalam memecahkan problema kehidupan

sehari-hari bangsa Indonesia.

c. Dengan demikian dapat disimpulakan bahwa asal mula tidak langsung Pancasila pada

hakikatnya bangsa Indonesia sendiri, atau dengan kata lain bangsa Indonesia sebagai “Kausa

materialis” atau sebagai asal mula tidak langsung nilai-nilai Pancasila.

9

Page 10: Pancasila Sebagai Ideologi Negarazka

Berdasarkan uraian di atas ,dapat membeikan gambaran pada kita bahwa pancasila itu pada

hakikatnya adalah sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia yang jauh sebelum bangsa

Indonesia membentuk Negara.

Adapun beberapa pengertian Pancasila yaitu:

a. Muhammad Yamin

Pancasila berasal dari kata panca yang berarti lima dan sila yang berarti sendi, asas

dasar atau peraturan tingkah laku yang penting dan baik. Dengan demikian Pancasila

merupakan lima dasar yang berisi pedoman atau aturan tentang tingkah laku yang penting

dan baik.

b. Ir. Soekarno

Pancasila adalah isi jiwa bangsa Indonesia yang turun temurun yang sekian abad

lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan Barat. Dengan demikian, Pancasila tidak saja

falsafah negara, tetapi lebih luas lagi, yakni falsafah bangsa Indonesia.

c. Notonegoro

Pancasila adalah dasar falsafah negara Indonesia. Berdasarkan pengertian ini dapat

disimpulkan bahwa Pancasila pada hakikatnya merupakan dasar falsafah dan ideologi

negara yang diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia sebagai dasar

pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan serta sebagai pertahanan bangsa dan negara

Indonesia.

d. Berdasarkan Terminologi

Pada tanggal 1 Juni 1945, dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan

Kemerdekaan (BPUPKI), Pancasila yang memiliki arti lima asas dasar digunakan oleh

Presiden Soekarno untuk memberi nama pada lima prinsip dasar negara Indonesia yang

10

Page 11: Pancasila Sebagai Ideologi Negarazka

diusulkannya. Perkataan tersebut dibisikan oleh temannya, seorang ahli bahasa yang duduk

di samping Ir. Soekarno yaitu Muhammad Yamin.

Pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia memproklamasikan

kemerdekaannya dan keesokan harinya (18 Agustus 1945) mengesahkan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia yang di dalamnya memuat isi rumusan lima prinsip dasar

negara yang diberi nama Pancasila.

D. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa

Dalam perjalanan sejarah Pancasila sebagai ideologi mengandung sifat reformis dan

revolusioner. Kita mengetahui berbagai istilah ideologi, seperti ideologi Negara, ideologi

bangsa, dan ideologi nasional. Ideologi Negara khusus dikaitkan dengan pengaturan

penyelenggaraan pemerintahan Negara. Sedangkan ideologi nasional mencakup ideologi

Negara dan ideologi yang berhubungan dengan pandangan hidup bangsa. Bagi bangsa

Indonesia, ideologi nasionalnya tercermin dan terkandung dalam Pembukaan UUD 1945.

Ideologi nasional bangsa Indonesia yang tercermin dan terkandung dalam

Pembukaan UUD 1945 adalah ideologi perjuangan, yaitu yang sarat dengan jiwa semangat

perjuangan bangsa untuk mewujudkan Negara merdeka, berdaulat, adil, dan makmur

(Bahan Penataran. BP-7 Pusat, 1993).

Dalam alinea pertama Pembukaan UUD 1945 terkandung motivasi, dasar dan

pembenaran perjuangan (kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan penjajahan

bertentangan dengan perikemanusiaan dan perikeadilan). Alinea kedua mengandung cita-

cita bangsa Indonesia (Negara merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur). Alinea ketiga

memuat petunjuk atau tekad pelaksanaannya (menyatakan kemerdekaan atas berkat

Rahmat Allah Yang Maha Kuasa). Alinea keempat memuat tugas Negara/tujuan nasional,

11

Page 12: Pancasila Sebagai Ideologi Negarazka

penyusunan undang-undang dasar, bentuk susunan Negara yang berkedaulatan rakyat dan

dasar Negara Pancasila.

Pembukaan UUD 1945 yang mengandung pokok-pokok pikiran yang dijiwai

Pancasila, dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal Batang Tubuh UUD 1945. Dengan kata

lain, pokok-pokok pikiran yang terkandung dalamm Pembukaan UUD 1945 itu tidak lain

adalah Pancasila, yang kemudian dijabarkan dalam pasal-pasal dari Batang Tubuh UUD

1945.

Pembukaan UUD 1945 memenuhi persyaratan sebagai ideologi yang memuat ajaran,

doktrin, teori dan/atau ilmu tentang cita-cita (ide) bangsa Indonesia yang diyakini

kebenarannya dan disusun secara sistematis serta diberi petunjuk pelaksanaannya (BP-7

Pusat, 1993). Pancasila sebagai ideologi nasional dapat diartikan sebagai suatu pemikiran

yang memuat pandangan dasar dan cita-cita mengenai sejarah, manusia, masyarakat,

hukum dan Negara Indonesia, yang bersumber dari kebudayaan Indonesia.

E. Pancasila Sebagai Ideologi terbuka

Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup, namun bersifat

terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi Pancasila adalah bersifat aktual, dinamis,

antisipatif dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman.

Keterbukaan ideologi Pancasila bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar pancasila namun

mengeksplisitkan wawasannya secara lebih konkrit, sehingga memiliki kemampuan yang

lebih tajam untuk memecahkan masalah-masalah baru dan aktual. Sebagai suatu ideologi

yang bersifat terbuka maka Pancasila memiliki dimensi sebagai berikut:

12

Page 13: Pancasila Sebagai Ideologi Negarazka

Dimensi idealis

Yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila bersifat sistematis dan rasional

yaitu hakikat nilai-nilai yang terkandung dalam lima sila Pancasila : Ketuanan, kemanusiaa,

persatuan, kerakyatan dan keadilan. Maka dimensi idealisme yang terkandung dalam

ideologi Pancasila mampu memberikan harapan, optimisme, serta mampu menggugah

motivasi yug dicita-citakan (Kunto Wibisono, 1989).

Dimensi normative

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila perlu dijabarkan dalam suatu sistem

normatif, sebagaimana terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 yang memilki kedudukan

tinggi yang di dalamnya memuat Pancasila dalam alinea IV. Berkedudukan sebagai ’staat

fundamental norm’ (pokok kaidah negara yang fundamental). Dalam pengertian ini ideologi

Pancsiula agar mampu dijabarkan kedalam langkah operasional perlu memiliki norma yang

jelas.

Dimensi realitas

Suatu ideologi harus mampu mencerminkan realitas yang hidup dan berkembang

dalam masyarakat. Oleh karena itu Pancasila selain memiliki dimensi nilai-nilai ideal serta

normatif maka Pancasila harus mampu dijabarkan dalam kehidupan nyata sehari-hari baik

dalam kaitannya bermasyarakat maupun dalam segala aspek penyelenggaraan Negara.

13

Page 14: Pancasila Sebagai Ideologi Negarazka

Faktor yang mendorong pemikiran mengenai keterbukaan ideologi Pancasila adalah

sebagai berikut :

a. Kenyataan dalam proses pembangunan nasional dan dinamika masyarakat

yang berkembang secara cepat.

b. Kenyataan menunjukkan, bahwa bangkrutnya ideologi yang tertutup dan beku

dikarenakan cenderung meredupkan perkembangan dirinya.

c. Pengalaman sejarah politik kita di masa lampau.

d. Tekad untuk memperkokoh kesadaran akan nilai-nilai dasar Pancasila yang bersifat

abadi dan hasrat mengembangkan secara kreatif dan dinamis dalam rangka mencapai

tujuan nasional.

Keterbukaan ideologi Pancasila terutama ditujukan dalam penerapannya yang

berbentuk pola pikir yang dinamis dan konseptual dalam dunia modern. Kita mengenal ada

tiga tingkat nilai, yaitu nilai dasar yang tidak berubah, nilai instrumental sebagai sarana

mewujudkan nilai dasar yang dapat berubah sesuai keadaan dan nilai praktis berupa

pelaksanaan secara nyata yang sesungguhnya.

Nilai-nilai Pancasila dijabarkan dalam norma - norma dasar Pancasila yang

terkandung dan tercermin dalam Pembukaan UUD 1945. Nilai atau norma dasar yang

terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 ini tidak boleh berubah atau diubah. Karena itu

adalah pilihan dan hasil konsensus bangsa yang disebut kaidah pokok dasar negara yang

fundamental (Staatsfundamentealnorm). Perwujudan atau pelaksanaan nilai-nilai

instrumental dan nilai-nilai praktis harus tetap mengandung jiwa dan semangat yang sama

dengan nilai dasarnya.

14

Page 15: Pancasila Sebagai Ideologi Negarazka

F. Batas Batas Keterbukaan Pancasila

Sungguhpun demikian, keterbukaan ideologi Pancasila ada batas-batasnya yang tidak

boleh dilanggar, yaitu sebagai berikut :

a. Stabilitas nasional yang dinamis.

b. Larangan terhadap ideologi marxisme, leninisme dan komunisme.

c. Mencegah berkembangnya paham liberal.

d. Larangan terhadap pandangan ekstrim yang mengelisahkan kehidupan masyarakat.

e. Penciptaan norma yang baru harus melalui konsensus.

Keterbukaan ideologi Pancasila juga menyangkut keterbukaan dalam menerima

budaya asing. Oleh karena itu sebagai makhluk sosial senantiasa hidup bersama sehingga

terjadilah akulturasi budaya. Oleh karena itu Pancasila sebagai ideologi terbuka terhadap

pengaruh budaya asing, namun nilai-nilai esensial Pancasila bersifat tetap.

Dengan perkataan lain Pancasila menerima pengaruh budaya asing dengan

ketentuan hakikat atau substansi Pancasila yaitu: ketuhahan, kemanusiaan, persatuan,

kerakyatan serta keadilan bersifat tetap. Secara strategi keterbukaan Pancasila dalam

menerima budaya asing dengan jalan menolak nilai-nilai yang tertentangan dengan

ketuhahan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan serta keadilan serta menerima nilai-nilai

budaya yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai dasar pancasila tersebut.

15

Page 16: Pancasila Sebagai Ideologi Negarazka

BAB III

KEBERADAAN PANCASILA

DAN SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA

A. ARTI PENTING KEBERADAAN PANCASILA

Pancasila sebagai dasar negara memang sudah final. Menggugat Pancasila hanya

akan membawa ketidakpastian baru. Bukan tidak mungkin akan timbul chaos (kesalahan)

yang memecah-belah eksistensi negara kesatuan. Akhirnya Indonesia akan tercecer menjadi

negara-negara kecil yang berbasis agama dan suku.

Untuk menghindarinya maka penerapan hukum-hukum agama (juga hukum-hukum

adat) dalam sistem hukum negara menjadi urgen untuk diterapkan. Sejarah Indonesia yang

awalnya merupakan kumpulan Kerajaan yang berbasis agama dan suku memperkuat

kebutuhan akan hal ini. Pancasila yang diperjuangkan untuk mengikat agama-agama dan

suku-suku itu harus tetap mengakui jati diri dan ciri khas yang dimiliki setiap agama dan

suku.

B. SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA

Sebagai negara yang bermayoritas penduduk agama islam, Pancasila sendiri yang

sebagai dasar negara Indonesia tidak bisa lepas dari pengaruh agama yang tertuang dalam

sila pertama yang berbunyi sila “Ketuhanan yang Maha Esa”. yang pada awalnya berbunyi

“… dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluknya” yang sejak saat itu

dikenal sebagai Piagam Jakarta.

Namun dua ormas Islam terbesar saat itu dan masih bertahan sampai sekarang yaitu

Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah menentang penerapan Piagam Jakarta tersebut,

16

Page 17: Pancasila Sebagai Ideologi Negarazka

karena dua ormas Islam tersebut menyadari bahwa jika penerapan syariat Islam diterapkan

secara tidak langsung namun pasti akan menjadikan Indonesia sebagai negara Islam dan

secara “fair” hal tersebut dapat memojokkan umat beragama lain. Yang lebih buruk lagi

adalah dapat memicu disintegrasi bangsa terutama bagi provinsi yang mayoritas beragama

nonislam. Karena itulah sampai detik ini bunyi sila pertama adalah “ketuhanan yang maha

esa” yang berarti bahwa Pancasila mengakui dan menyakralkan keberadaan Agama, tidak

hanya Islam namun termasuk juga Kristen, Katolik, Budha dan Hindu sebagai agama resmi

negara pada saat itu.

C. BUTIR-BUTIR PANCASILA SILA PERTAMA

Atas perubahan bunyi sila pertama menjadi Ketuhanan yang Maha Esa membuat

para pemeluk agama lain di luar islam merasa puas dan merasa dihargai.

Searah dengan perkembangan, sila Ketuhanan yang Maha Esa dapat dijabarkan

dalam beberapa point penting atau biasa disebut dengan butir-butir Pancasila. Diantaranya:

17

Page 18: Pancasila Sebagai Ideologi Negarazka

Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaanya kepada Tuhan

Yang Maha Esa.Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan

yang adil dan beradab.

Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antra pemeluk

agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap

Tuhan Yang Maha Esa

Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang

menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Mengembangkan

sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan

kepercayaannya masing-masing

Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada

orang lain.

Dari butir-butir tersebut dapat dipahami bahwa setiap rakyat Indonesia wajib memeluk satu

agama yang diyakini. Tidak ada pemaksaan dan saling toleransi antara agama yang satu

dengan agama yang lain.

18

Page 19: Pancasila Sebagai Ideologi Negarazka

BAB IV

BENTUK KOLABORASI PANCASILA DENGAN AGAMA

IDEOLOGI PANCASILA SEBAGAI PILIHAN

Keberagaman agama dan pemeluk agama di Indonesia menjadi sebuah kenyataan

yang tak terbantahkan. Kenyataan ini menuntut adanya kesadaran dari setiap pemeluk

agama untuk menjaga keharmonisan hubungan di antara mereka.

Semua pemeluk agama memang harus mawas diri. Yang harus disadari adalah

bahwa mereka hidup dalam sebuah masyarakat dengan keyakinan agama yang beragam.

Dengan demikian, semestinya tak ada satu kelompok pemeluk agama yang mau menang

sendiri.

Seperti yang telah kita ketahui bahwa di Indonesia terdapat berbagai macam suku

bangsa, adat istiadat hingga berbagai macam agama dan aliran kepercayaan. Dengan kondisi

19

Page 20: Pancasila Sebagai Ideologi Negarazka

sosiokultur yang begitu heterogen dibutuhkan sebuah ideologi yang netral namun dapat

mengayomi berbagai keragaman yang ada di Indonesia.

Karena itu dipilihlah Pancasila sebagai dasar negara. Namun saat ini yang menjadi

permasalahan adalah bunyi dan butir pada sila pertama. Sedangkan sejauh ini tidak ada

pihak manapun yang secara terang-terangan menentang bunyi dan butir pada sila kedua

hingga ke lima. Namun ada ormas-ormas yang terang-terangan menolak isi dari Pancasila

tersebut.

Akibat maraknya parpol dan ormas Islam yang tidak mengakui keberadaan Pancasila

dengan menjual nama Syariat islam dapat mengakibatkan disintegrasi bangsa. Bagi

kebanyakan masyarakat Indonesia yang cinta atas keutuhan NKRI maka banyak dari mereka

yang mengatasnamakan diri mereka Islam Pancasilais, atau Islam Nasionalis.

Konsep negara Pancasila adalah konsep negara agama-agama. Konsep negara yang

menjamin setiap pemeluk agama untuk menjalankan agamanya secara utuh, penuh dan

sempurna. Negara Pancasila bukanlah negara agama, bukan pula negara sekuler apalagi

negara atheis. Sebuah negara yang tidak tunduk pada salah satu agama, tidak pula

memperkenankan pemisahan negara dari agama, apalagi sampai mengakui tidak tunduk

pada agama manapun. Negara Pancasila mendorong dan memfasilitasi semua penduduk

untuk tunduk pada agamanya. Penerapan hukum-hukum agama secara utuh dalam negara

Pancasila adalah dimungkinkan.

Semangat pluralisme dan ketuhanan yang dikandung Pancasila telah siap

mengadopsi kemungkinan itu. Tak perlu ada ketakutan ataupun kecemburuan apapun,

karena hukum-hukum agama hanya berlaku pada pemeluknya. Penerapan konsep negara

agama-agama akan menghapus superioritas satu agama atas agama lainnya. Tak ada lagi

20

Page 21: Pancasila Sebagai Ideologi Negarazka

asumsi mayoritas – minoritas. Bahkan pemeluk agama dapat hidup berdampingan secara

damai dan sederajat. Adopsi hukum-hukum agama dalam negara Pancasila akan menjamin

kelestarian dasar negara Pancasila, prinsip Bhineka Tunggal Ika dan NKRI.

Pikirkan jika suatu kebenaran, kesalahan maupun etika moral ditentukan oleh

sebuah definisi sebuah agama dalam hal ini agama Islam. Sedangkan ketika anda terlibat

didalamnya anda adalah seseorang yang memeluk agama diluar Islam! Apakah yang anda

pikirkan dan bagai mana perasaan di hati anda ketika sebuah kebenaran dan moralitas pada

hati nurani anda ditentukan oleh agama lain yang bukan anda anut?

Sekarang di beberapa provinsi telah terjadi, dengan alasan moral dan budaya maka

diterapkanlah aturan tersebut. Sebagai contoh, kini di sebuah provinsi semua wanita harus

menggunakan jilbab. Mungkin bagi sebagian kecil orang yang tinggal di Indonesia

merupakan keindahan namun bagai mana dengan budaya yang selama ini telah ada?

Jangankan di tanah Papua, pakaian Kebaya pun artinya dilarang dipakai olah putri daerah.

Bukankah ini merupakan pengkhianatan terhadap kebinekaan bangsa Indonesia

yang begitu heterogen. Jika anda masih ragu, silakan lihat apa yang terjadi di Saudi Arabia

dengan aliran Salafy Wahabinya. Tidak ada pemilu, tidak ada kesetaraan gender dan lihat

betapa tersisihnya kaum wanita dan penganut agama minoritas di sana. Jika memang anda

cinta dengan Adat, Budaya dan Toleransi umat beragama di Indonesia dukung dan jagalah

kesucian Pancasila sebagai ideologi pemersatu bangsa.

21

Page 22: Pancasila Sebagai Ideologi Negarazka

KONTROVERSI PANCASILA

Sebagai dasar negara RI, Pancasila juga bukanlah perahan murni dari nilai-nilai yang

berkembang di masyarakat Indonesia. Karena ternyata, sila-sila dalam Pancasila, sama persis

dengan asas Zionisme dan Freemasonry. Seperti Monoteisme (Ketuhanan YME),

Nasionalisme (Kebangsaan), Humanisme (Kemanusiaan yang adil dan beradab), Demokrasi

(Musyawarah), dan Sosialisme (Keadilan Sosial). Tegasnya, Bung Karno, Yamin, dan

Soepomo mengadopsi (baca: memaksakan) asas Zionis dan Freemasonry untuk diterapkan

di Indonesia.

Selain alasan di atas, agama-agama yang berlaku di Indonesia tidak hanya Islam,

tetapi ada Kristen Protestan dan Katolik, Hindu, Budha, bahkan Konghucu. Kesemua agama

itu, menganut paham atau konsep bertuhan banyak, bahkan pengikut animisme. Hanya

agama Islam saja yang memiliki konsep Berketuhanan YME (Allahu Ahad).

Pada masa pra kemerdekaan tatanan sosial masyarakat di Nusantara, kebanyakan

terdiri dari Kerajaan-kerajaan Hindu. Dari sistem monarkis seperti ini, belum dikenal konsep

musyawarah untuk mufakat; tetapi yang berlaku adalah sabda pandita ratu. Rakyat harus

22

Page 23: Pancasila Sebagai Ideologi Negarazka

tunduk dan patuh pada titah sang raja tanpa reserve. Sekaligus, minus demokrasi, karena

kedudukan raja diwarisi turun temurun. Kala itu, tidak ada persatuan. Perpecahan,

perebutan kekuasaan dan wilayah, selalu mengundang pertumpahan darah.

Sejak awal, Pancasila agaknya tidak dimaksudkan sebagai alat pemersatu, apalagi

untuk mengakomodir ke-Bhinekaan yang menjadi ciri bangsa Indonesia. Tetapi untuk

menjegal peluang berlakunya Syari’at Islam. Para nasionalis sekuler, terutama Non Muslim,

hingga kini menjadikan Pancasila sebagai senjata ampuh untuk menjegal Syariat Islam,

meski konsep Ketuhanan yang terdapat dalam Pancasila berbeda dengan konsep bertuhan

banyak yang mereka anut.

Mereka lebih sibuk menyerimpung orang Islam yang mau menjalankan Syariat

agamanya, ketimbang dengan gigih memperjuangkan haknya dalam menjalankan ibadah

dan menerapkan ketentuan agamanya. Bagaimana toleransi bisa dibangun di atas

konstruksi filsafat yang menghasilkan anarkisme ideologi seperti ini?

Pancasila, sudah kian terbukti, cuma sekadar alat politisi busuk yang anti Islam,

namun mengatasnamakan ke-Bhinekaan. Padahal, bukan hanya Indonesia yang

masyarakatnya multietnis, multi kultural, dan multi agama. Di Amerika Serikat, untuk

mempertahankan ke-Bhinekaannya mereka tidak perlu Pancasila, begitu pun negara jiran

Malaysia. Nyatanya, mereka justru lebih maju dari Indonesia.

Kenyataan ini, betapapun pahitnya haruslah diakui secara jujur. Sayangnya, sejumlah

pejabat dan mantan pejabat di negeri ini, belum juga siuman dari mimpinya tentang

kemanusiaan yang adil dan beradab, sebagaimana sila kedua Pancasila. Sedang sejarah

membuktikan, apa yang dilakukan rezim penguasa selama 60 tahun Indonesia merdeka,

justru penindasan terhadap kemanusiaan.

23

Page 24: Pancasila Sebagai Ideologi Negarazka

Dalam memperingati hari lahir Pancasila, 4 Juni 2006, di Bandung, muncul sejumlah

tokoh nasional berupaya memperalat isu Pancasila untuk kepentingan zionisme. Celakanya,

mereka menggunakan cara yang tidak cerdas dan manipulatif. Dengan berlandaskan asas

Bhineka Tunggal Ika, mereka memosisikan agama seolah-olah perampas hak dan

kemerdekaan bangsa Indonesia.

Segala hal yang berkaitan dengan agama dianggap membelenggu kebebasan.

Kebencian pada agama, pada gilirannya, menyebabkan parameter kebenaran porak-

poranda, kemungkaran akhlak merajalela. Kesyirikan, aliran sesat, dan perilaku

menyesatkan membawa epidemi kerusakan dan juga bencana.

Anehnya, peristiwa bencana gempa bumi yang menewaskan lebih dari 6000 jiwa di

Jogjakata, 27 Mei 2006, malah yang disalahkan Islam dan umat Islam. Seorang paranormal

mengatakan,”Bencana gempa di Jogjakarta, terjadi akibat pendukung RUU APP yang kian

anarkis.”

Lalu, pembakaran kantor Bupati Tuban, cap jempol atau silang darah di Jatim, yang

dilakukan anggota PKB dan PDIP, dan menyatroni aktivis FPI, Majelis Mujahidin, dan Hizbut

Tahrir. Apakah bukan tindakan anarkis? Jangan lupa, Bupati Bantul, Idham Samawi, yang

daerahnya paling banyak korban gempa bumi berasal dari PDIP.

Tidak itu saja. Upaya penyeragaman budaya, maupun moral atas nama agama, juga dikritik

pedas. “Bhineka Tunggal Ika sebagai landasan awal bangsa Indonesia harus dipertahankan.

Masyarakat Indonesia beraneka ragam, sehingga tindakan menyeragamkan budaya itu tidak

dibenarkan,” kata Megawati. Penyeragaman yang dimaksud, sebagaimana dikatakan Akbar

Tanjung,”Keberagaman itu tidak dirusak dengan memaksakan kehendak. Pihak yang

merongrong Bhineka, adalah kekuatan-kekuatan yang ingin menyeragamkan.”

24

Page 25: Pancasila Sebagai Ideologi Negarazka

Padahal, justru Bung Karno pula orang pertama yang mengkhianati Pancasila.

Dengan memaksakan kehendak, ia berusaha menyeragamkan ideologi, budaya, dan seni.

Ideologi NASAKOM (Nasionalisme, agama, dan komunis) dipaksakan berlaku secara

despotis. Demikian pula, seni yang boleh dipertunjukkan hanya seni gaya Lekra. Sementara

yang berjiwa keagamaan dinyatakan sebagai musuh revolusi. Begitu pun Soeharto, berusaha

menyeragamkan ideologi melalui asas tunggal Pancasila. Hasilnya, kehancuran.

25

Page 26: Pancasila Sebagai Ideologi Negarazka

PEMAHAMAN DAN PELANGGARAN TERHADAP PANCASILA SAAT INI

Ideologi Pancasila merupakan dasar negara yang mengakui dan mengagungkan

keberadaan agama dalam pemerintahan. Sehingga kita sebagai warga negara Indonesia

tidak perlu meragukan konsistensi atas Ideologi Pancasila terhadap agama. Tidak perlu

berusaha mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi berbasis agama dengan alasan

bahwa ideologi Pancasila bukan ideologi beragama. Ideologi Pancasila adalah ideologi

beragama.

Sesama umat beragama seharusnya kita saling tolong menolong. Tidak perlu

melakukan permusuhan ataupun diskriminasi terhadap umat yang berbeda agama, berbeda

keyakinan maupun berbeda adat istiadat.

Hanya karena merasa berasal dari agama mayoritas tidak seharusnya kita

merendahkan umat yang berbeda agama ataupun membuat aturan yang secara langsung

dan tidak langsung memaksakan aturan agama yang dianut atau standar agama tertentu

kepada pemeluk agama lainya dengan dalih moralitas.

26

Page 27: Pancasila Sebagai Ideologi Negarazka

Hendaknya kita tidak menggunakan standar sebuah agama tertentu untuk dijadikan

tolak ukur nilai moralitas bangsa Indonesia. Sesungguhnya tidak ada agama yang salah dan

mengajarkan permusuhan.

Agama yang diakui di Indonesia ada 5, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Budha dan Hindu.

Sebuah kesalahan fatal bila menjadikan salah satu agama sebagai standar tolak ukur

benar salah dan moralitas bangsa. Karena akan terjadi chaos dan timbul gesekan antar

agama. kalaupun penggunaan dasar agama haruslah mengakomodir standar dari Islam,

Kristen, Katolik, Budha dan Hindu bukan berdasarkan salah satu agama entah agama

mayoritas ataupun minoritas.

27

Page 28: Pancasila Sebagai Ideologi Negarazka

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

· KESIMPULAN

Berdasarkan latar belakang, pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

Pancasila adalah ideologi yang sangat baik untuk diterapkan di negara Indonesia

yang terdiri dari berbagai macam agama, suku, ras dan bahasa. Sehingga jika ideologi

Pancasila diganti oleh ideologi yang berlatar belakang agama, akan terjadi ketidaknyamanan

bagi rakyat yang memeluk agama di luar agama yang dijadikan ideologi negara tersebut.

Dengan mempertahankan ideologi Pancasila sebagai dasar negara, jika

melaksanakannya dengan baik, maka perwujudan untuk menuju negara yang aman dan

sejahtera pasti akan terwujud.

· IMPLIKASI

28

Page 29: Pancasila Sebagai Ideologi Negarazka

Untuk semakin memperkokoh rasa bangga terhadap Pancasila, maka perlu adanya

peningkatan pengamalan butir-butir Pancasila khususnya sila ke-1. Salah satunya dengan

saling menghargai antar umat beragama.

Untuk menjadi sebuah negara Pancasila yang nyaman bagi rakyatnya, diperlukan

adanya jaminan keamanan dan kesejahteraan setiap masyarakat yang ada di dalamnya.

Khususnya jaminan keamanan dalam melaksanakan kegiatan beribadah.

· SARAN

Untuk mengembangkan nilai-nilai Pancasila dan memadukannya dengan agama,

diperlukan usaha yang cukup keras. Salah satunya kita harus memiliki rasa nasionalisme

yang tinggi. Selain itu, kita juga harus mempunyai kemauan yang keras guna mewujudkan

negara Indonesia yang aman, makmur dan nyaman bagi setiap orang yang berada di

dalamnya.

29

Page 30: Pancasila Sebagai Ideologi Negarazka

DAFTAR PUSTAKA

-----. 2011. PANCASILA. http://id.wikipedia.org/. Diakses tanggal 05 Februari 2013.

Azizullah. 2009. MAKNA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI. http://azizullah 82.blogspot.com/.

diakses tanggal 05 maret 2012.

Damodiharjo, Darji, dkk. 1981. SANTIAJI PANCASILA surabaya: Usaha Nasional.

Djamal. DRS.D. 1986. POKOK-POKOK BAHASAN PANCASILA. Bandung: Remadja Karya CV.

Kaelan dan Zubaidi, Achmad. 2007. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK PERGURUAN

TINGGI. Yogyakarta: Paradigma.

Nasution, Harun. 1970. FILSAFAT AGAMA, BULAN BINTANG. Jakarta : 137.

30