6
IKHWANUL MUSLIMIN 1. Pendapat Ikhwanul Muslimin a. .Ikhwanul Muslimin dan Undang-Undang. Sesungguhnya Islam tidak diturunkan dalam keadaan tanpa Undang – Undang. Islam banyak menjelaskan tentang asas-asas perundangan dan perincian hokum, baik perdata maupun pidana, baik hukum perdagangan maupun hokum ketatanegaraan. Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq ra berkata: Jika tali untaku hilang, niscaya akan kutemukan di kitabullah. Ungkapan ini berarti bahwa syariat Islam sudah sedemokian lengkap sehingga tidak membutuhkan system lain yang bukan berasal darinya untuk melengkapi kehidupan manusia. Suatu hal yang aneh jika undang- undang yang berlaku untuk umat Islam bukan berasal dari syariat Islam. Ikhwan berjuang untuk mengubah penerapan syariat basyariah menjadi syariat Rabbaniah Islam yang abadi. Ikhwan juga tidak mau terlibat dalam urusan perdebatan berkepanjangan dalam harokah- harokah lain tanpa langkah- langkah nyata yang jelas menuju pencapaian tujuan. b. Ikhwanul Muslimin dan Nasionalisme Nasionalisme bagi ikhwanul muslimin ditentukan oleh aqidah, sementara pada mereka batasan paham itu ditentukan oleh territorial wilayah Negara dan batas- batas geografis. Bagi kami, setiap jengkal tanah di bumi ini, di mana batasnya ada seorang muslim yang mengucapkan ‘Laa ilaaha Illallah, maka itulah tanah air kami. Kami wajib menghormati kemuliaannya dan siap berjuang dengan tulus demi kebaikannya. Semua muslim, dalam wilayah geografi manapun adalah saudara dan keluarga kami. c. Ikhwanul Muslimin dan Khilafah

Pandangan Ikhwanul Muslimin

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pandangan Ikhwanul Muslimin

IKHWANUL MUSLIMIN

1. Pendapat Ikhwanul Muslimin

a. .Ikhwanul Muslimin dan Undang-Undang.

Sesungguhnya Islam tidak diturunkan dalam keadaan tanpa Undang –Undang. Islam banyak menjelaskan tentang asas-asas perundangan dan perincian hokum, baik perdata maupun pidana, baik hukum perdagangan maupun hokum ketatanegaraan. Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq ra berkata: Jika tali untaku hilang, niscaya akan kutemukan di kitabullah. Ungkapan ini berarti bahwa syariat Islam sudah sedemokian lengkap sehingga tidak membutuhkan system lain yang bukan berasal darinya untuk melengkapi kehidupan manusia. Suatu hal yang aneh jika undang- undang yang berlaku untuk umat Islam bukan berasal dari syariat Islam.

Ikhwan berjuang untuk mengubah penerapan syariat basyariah menjadi syariat Rabbaniah Islam yang abadi. Ikhwan juga tidak mau terlibat dalam urusan perdebatan berkepanjangan dalam harokah- harokah lain tanpa langkah- langkah nyata yang jelas menuju pencapaian tujuan.

b. Ikhwanul Muslimin dan Nasionalisme

Nasionalisme bagi ikhwanul muslimin ditentukan oleh aqidah, sementara pada mereka batasan paham itu ditentukan oleh territorial wilayah Negara dan batas- batas geografis. Bagi kami, setiap jengkal tanah di bumi ini, di mana batasnya ada seorang muslim yang mengucapkan ‘Laa ilaaha Illallah, maka itulah tanah air kami. Kami wajib menghormati kemuliaannya dan siap berjuang dengan tulus demi kebaikannya. Semua muslim, dalam wilayah geografi manapun adalah saudara dan keluarga kami.

c. Ikhwanul Muslimin dan Khilafah

Ikhwan berkeyakinan bahwa khilafah adalah lambang kesatuan Islam dan bentuk formal dari ikatan antar bangsa muslim. Ini merupakan identitas Islam yang mana kaum muslimin wajib memikirkan dan menaruh perhatian dalam merealisasikannya. Khilafah adalah tempat rujukan bagi pemberlakuan hukum Islam. Oleh karena into para sahabat lebih mendahulukan mengurus masalah khilafah daripada mengurus jenazah Rasulullah SAW(ketika beliau wafat) sampai mereka menyelesaikan memilah khalifah. Dalam upaya penegakan khilafah, ikhwan meyakini wajibnya pentahapan langkah yaitu: 1. Konsolodasi di antara bangsa- bangsa muslim sedunia baik menyangkut masalah politik, ekonomi, pertahanan keamanan, dan peradaban islam secara utuh 2. Membentuk persekutuan dan koalisi formal dalam berbagai urusan keummatan dan kemudian mengadakan muktamar internasional yang akan membahas masalah- masalah umat Islam seluruh

Page 2: Pandangan Ikhwanul Muslimin

dunia secara bersama- sama. 3. Mendirikan Persekutuan Muslimin sedunia (semacam PBB khusus Muslimin) agar ada kesatuan Islam dan kemudian memilih Imam bersama (Khalifah).

2. Pandangan Ikhwanul Muslimin terhadap Partai Politik

Ikhwanul mUslimin kerkeyakinan bahwa partai – partai politik yang ada di Mesir didirikan dalam suasana yang tidak kondusif.Sebagian besar didorong oleh ambisi pribadi, bukan demi kemaslahatan umum. Ikhwan juga berkeyakinan bahwa partai- partai yang ada saat ini belum dapat menentukan program dan manhaj secara pasti. Semua mengaku akan berjuang demi kemaslahatan umat dalam segala aspeknya, akan tetapi bagaimana perincian kerjanya serta apa pula sarana dan prasaranan yang mereka siapkan kea rah perwujudanya? Apa yang telah disiapkan, apa kendala- kendalanya? Jawaban atas pertanyaan itu tidak akan kita peroleh dari pemimpin- pemimpin partai.

Partai- partai tersebut juga sangat berambisi untuk merebut kepemimpinan Negara, melakukan berbagai kampanye partai, penghalalan segala cara untuk mencapai tujuan dan mencela lawan- lawan politik yang tidak berhasil mencapai tujuannnya.

Ikhwan juga berkeyakinan bahwa system kepartaian seperti ini, karena tidak berdasarkan motivasi menegakkan dienullah semata, justru akan merusak seluruh tatanan kehidupan, memberangus kemaslahatan, merusak akhlak, memporak porandakan kesatuan umat. Ikhwan juga berkeyakinan bahwa system perwakilan atau bahkan parlemen itu tidak membutuhkan kepartaian dengan bentuknya sekarang yang ada di Mesir. Ikhwan juga menghimbau kepada raja agar mambubarkan partai- partai yang saat ini ada, sehingga mereka bergabungmenjadi satu dalam sebuah partai rakyat yang berbuat untuk kemaslahatan umat di atas kaidah- kaidah Islam daripada terpecah belah menjadi berbagai partai.

3. Delapan Fikrah Ikhwan:a. Da’wah salafiyah, karena mereka berda’wah untuk mengajak kepada Islam kepada

sumbernya yang jernih dari kitab Allah dan Rasul-Nyab. Thariqah Sunniyah karena mereka membawa jiwa untuk beramal dengan sunnah yang suci

khususnya dalam masalah aqidah dan ibadah semaksimal mungkin sesuai kemampuan mereka.

c. Hakikat Shufiyah karena mereka memahami asas kebaikan adalak kesucian jiwa, kejernihan hati, kontinuitas amal, berpaling dari ketergantungan makhluk, mahabbah fillah dan keterikatan dalam kebaikan.

d. Hai’ah Siasiyah karena mereka menuntut perbaikan dari dalam terhadap hokum pemerintahan, meluruskan persepsi terkait dengan hubungan Islam terhdap bangsa- bangsa lain di luar negeri, mentarbiyah bangsa agar memiliki izzah dan menjaga identitasnya.

e. Jama’ah Riyadhiyah karena mereka sangat memperhatikan masalah fisik dan memahami benar bahwa seorang mikmin yang kuat itu lebih baik daripada mukmin yang lemah.

f. Rabithah ‘Ilmiyah Tsaqofiyah karena Islam menjadikan Thalabul ‘Ilmi sebagai kewajiban bagi setiap muslim dan muslimah.

Page 3: Pandangan Ikhwanul Muslimin

g. Syirkah Iqtishodiyah karena Islam sangat memperhatikan perolehan harta dan pendistribusiannya.

h. Fikrah Ijtimaiyah karena mereka sangat menaruh perhatian pada segala penyakit yang ada dalam masyarakat Islam dan berusaha menerapi atau mengobatinya.

Tujuh karakteristik da’wah Ikhwan:

a. Menjauhi titik- titik khilafiyahb. Menjauhi dominasi tokoh dan pembesarc. Menjauhi fanatisme partai- partai dan golongan- golongand. Memperhatikan masalah- masalah takwin(pembentukan kepribadian) dan

tadarruj(bertahap) dalam langkahnyae. Mengutamakan amaliyah yang produktif di atas seruan- seruan dan propaganda kosongf. Sangat menaruh perhatian kepada pemudag. Cepat berkembang di pedesaan atau perkotaan

4. Tiga Risalah yang paling urgen dalam Risalah At Ta’alim Yaitu:a. Al Ma’tsurat

Merupakan panduan dzikir yang ditulis oleh Imam Asy-Syahid. Di dalamnya dibahas tentang dzikir di setiap keadaan, keutamaan dzikir dan orang-orang yang melakukannya, Adab berdzikir, dzikir berjama’ah, Al Wadzifah, wirid Qur’an, Doa- doa siang dan malam, doa- doa ma’tsur dalam berbagai keadaan, serta wirid- wirid yang lain.

b. Nizhomul UsarDalam rislah ini Imam Asy-Syahid menegaskan beberapa hal yaitu:1. Pembentukan usroh merupakan anjuran Islam. 2. Fungsi usroh adalah mengarahkan anggota pada idealism(nilai- nilai luhur),

mengokohkan ikatan, dan mengangkat ukhuwah dari sekedar teori menjadi tidakan nyata. Dan fungsi ini akan terlaksana jika masing- masing anggota melaksanakannya.

3. Rukun penopang usroh adalah Ta’aruf, tafahum dan takaful 4. Kegiatan internal usroh (kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan saat pertemuan) dan

tujuannnya.5. Kegiatan internal usroh.

c. Risalah Ta’alim Risalah ini temasuk risalah terpenting yang ditulis oleh Imam Hasan Al-Banna bahkan Ustadz Abdul Halim Mahmud menganggapnya sebagai puncak dan intisari semua rislah yang beliau tulis.Rislah ini berisi strategi jama’ah Ikhwan dalam tarbiyah dan pembentukan kader. Juga berisi tentang tujuan- tujuan da’wah dan perangkat untuk mencapai tujuan tersebut. Imam Asy-syahid menulis rislah ini untuk para ikhwan yang tulus, para mujahid atau kader inti ikhwan. Dimana gaya bahasa yang dipakai adalah gaya bahasa instruksi untuk beramal bukan sekedar pembicaraan. Beliau menyebutkan sepuluh rukun bai’ah yang harus dipenuhi kader

Page 4: Pandangan Ikhwanul Muslimin

ikhwan yaitu: Al fahm, al Ikhlas, al ‘amal, al jihad, at tadlhiyah, ath tho’ah, ats tsabat, at tajarrud, al ukhuwah, dan ats tsiqoh.Beliau menjelaskan 20 prinsip yang menjadi bingkai pemahaman ikhwan yang disarikan dari Al Qur’an dan As-Sunnah, dan ijtihad para ulama. Beliau juga menyebutkan tahapan- tahapan da’wah ikhwan yaitu Ta’rif, Takwin, dan Tanfidz . Beliau mengakhiri risalah ini dengan 38 kewajiban yang harus ditunaikan kader ikhwan yang telah meyakini 10 rukun bai’at.

5.Lima syiar dari kumpulan ushul isrin:

1. Allahu Ghoyatuna2. Al Qur’anu Syi’aruna3. Arrasulu Qudwatuna4. Aljihadu Sabiluna5. Asy-Syahadatu Ummiyatua

6.Performen Kader Ikhwanul Muslimin:

1. Al Basathoh(kesederhanaan)Menjadi kader yang sederhana dan simpel(bukan miskin), mempunyai kapasitas adil.

2. TilawahMenjadi kader yang ‘melek’ huruf, ‘melek’ informasi dan nyambung bila diajak komunikasi

3. SholatMenjadi kader yang Rabbaniyah

4. Al JundiyahSelau siap menerima perintah. Prajurit yang cerdas cukup dengan bahasa Isyarat.

5. Al KhuluquMempunyai penampilan yang baik yaitu bersih dan proporsional

Wallahu A’lam Bishowab

ChristrianantiBekasi, 31 Mei 2010