26
TUGAS ALAT KESEHATAN & SPESIALITE OBAT ANTINEOPLASTIK KELOMPOK V Bonita Wening (2015000021) Chelson Fernico (2015000022) Chici Agimas (2015000023) Cicin Cintarsih (2015000024) Citra Maullani (2015000025) Evi Astriati (2015000147) Gabriella Beatrix (2015000148) Ines Nur H (2015000153)

Paper AntiNeoplastik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah neoplastik

Citation preview

Page 1: Paper AntiNeoplastik

TUGAS ALAT KESEHATAN & SPESIALITE

OBAT ANTINEOPLASTIK

KELOMPOK V

Bonita Wening (2015000021)

Chelson Fernico (2015000022)

Chici Agimas (2015000023)

Cicin Cintarsih (2015000024)

Citra Maullani (2015000025)

Evi Astriati (2015000147)

Gabriella Beatrix (2015000148)

Ines Nur H (2015000153)

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS PANCASILA

JAKARTA

2015

Page 2: Paper AntiNeoplastik

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Neoplastik adalah sesuatu yang berhubungan dengan pertumbuhan sel yang tidak

terkendali. Sel neoplastik lebih dikenal dengan sel kanker. Kanker menjadi salah satu

penyakit yang banyak diwaspadai oleh setiap orang karena merupakan penyakit

penyebab kematian. Banyak faktor pemicu kanker yang dijumpai dalam keseharian

dan menyebabkan resiko kanker yang semakin besar.

Untuk mengatasi hal tersebut, dalam dunia kesehatan, banyak dilakukan berbagai

penelitian tentang pengobatan kanker. Pengobatan kanker yang dapat dilakukan secara

non-farmakologi dan secara farmakologi. Pengobatan secara farmakologi ditangani

dan dikembangkan di bidang kefarmasian.

Penelitian tentang obat kanker (antineoplastik) saat ini bukan hanya berkaitan

tentang penemuan atau pengembangan obat antineoplastik tapi juga berkaitan dengan

bahaya yang mungkin dialami oleh petugas kesehatan yang berhubungan dengan obat

antineoplastik. Hal ini menjadi hal yang perlu diperhatikan karena obat-obat

antineoplastik bersifat sitotoksik sehingga pemaparan maupun kontak langsung

terhadap obat antineoplastik dapat mempengaruhi kesehatan petugas kesehatan yang

bersangkutan. Dengan demikian perlu adanya peninjauan tentang APD (alat pelindung

diri) petugas kesehatan dan cara penanganan obat antineoplastik yang perlu dilakukan

untuk mecegah dan mengurangi resiko penurunan kesehatan akibat terpapar oabt

antineoplastik.

B. TUJUAN PENULISAN

1. Mengenal obat-obat antineoplastik secara umum yang digunakan dalam

pengobatan kanker secara farmakologi.

2. Mengulas bahaya dan membahas penanganan obat-obat antineoplastik secara tepat

dan aman.

2

Page 3: Paper AntiNeoplastik

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KANKER

1. Definisi

Kanker adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal diubah oleh

mutasi genetik dari DNA seluler (1). Kanker disebabkan karena adanya

pertumbuhan atau pembelahan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal, yang

berkembang dengan cepat, tidak terkendali, dan akan terus membelah diri.

Pertumbuhan yang tidak terkendali tersebut disebabkan oleh mutasi di gen

vital yang mengontrol pembelahan sel. Beberapa mutasi dapat mengubah sel

normal menjadi sel kanker. Mutasi-mutasi tersebut sering diakibatkan agen kimia

maupun fisik yang disebut karsinogen. Mutasi dapat terjadi secara spontan

ataupun diwariskan. Penyakit kanker disebabkan oleh beberapa faktor, antara

lain : virus, rokok, radiasi sinar ultraviolet, zat kimia, makanan berlemak, faktor

keturunan, dan lain-lain.

Kanker juga dapat menyusup ke jaringan sekitarnya (invasif) dan terus

menyebar melalui jaringan ikat, darah, dan menyerang organ-organ penting serta

syaraf tulang belakang. Sel-sel tersebut mampu menyerang jaringan biologis

lainnya, dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi)

atau migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis).

Pertumbuhan yang tidak terkendali tersebut, menyebabkan mutasi di gen vital

yang mengontrol pembelahan sel. Beberapa mutasi dapat mengubah sel normal

menjadi sel kanker. Mutasi-mutasi tersebut sering diakibatkan agen kimia maupun

fisik yang disebut karsinogen. Mutasi dapat terjadi secara spontan ataupun

diwariskan. Penyakit kanker disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain : virus,

kecanduan rokok, radiasi sinar ultraviolet, zat kimia, makanan berlemak, faktor

keturunan, dan lain-lain.

2. Mekanisme Terjadinya Kanker

Kanker terjadi karena adanya kerusakan atau transformasi proonkogen dan gen

penghambatan tumor sehingga terjadi perubahan dalam cetakan protein dari yang

telah diprogramkan semula yang mengakibatkan timbulnya sel kanker. Karena itu

terjadi kekeliruan transkripsi dan translasi gen sehingga terbentuk protein

3

Page 4: Paper AntiNeoplastik

abnormal yang terlepas dari kendali normal pengaturan dan koordinasi

pertumbuhan dan diferensiasi sel. Pengaturan sifat individu dilakukan oleh gen

(DNA) dengan pembentukan protein melalui proses transkripsi dan translasi (2).

Karsinogenesis merupakan suatu proses multi tahap. Dengan 3 tahap : (3)

a. Inisiasi (Initiation)

Tahap pertama ialah permulaan atau inisiasi, dimana awal perkembangan

kanker akibat sel yang terpapar karsinogen. Karsinogen bersifat mutagenik

yang artinya zat yang dapat menimbulkan mutasi gen. Pada tahap inisiasi

karsinogen bereaksi dengan DNA, menyebabkan amplifikasi gen dan

produksi copy multipel gen.

b. Promosi (Promotion)

Promoter adalah zat non mutagen tetapi dapat meningkatkan reaksi

karsinogen dan tidak menimbulkan amplikasi gen. Sifat-sifat promoter ialah

mengikuti kerja inisiator, perlu paparan berkali-kali, keadaan dapat reversibel,

dapat mengubah ekspresi gen seperti : hiperplasia, induksi enzim, induksi

diferensiasi.

c. Progresi (Progression)

Pada progresi ini terjadi aktivitasi, mutasi atau hilangnya gen yang ditandai

dengan pertumbuhan sel secara drastis, kemudian terjadi angiogenesis dan

metastasis.

3. Tingkat Perkembangan Kanker

Perkembangan kanker dikelompokkan menjadi suatu tingkat-tingkat yang

menunjukkan sejauh mana keganasan dari kanker tersebut.

a. Stadium 0

Gejala awal dari stadium 0 pada kanker biasanya ditunjukkan dengan adanya

ketidaknormalan sel pada bagian tubuh tertentu. Kanker yang telah tumbuh

belum menyebar ke organ tubuh lainnya. Prognosis umunya sangat

membantu dalam tahap ini. Operasi pengangkatan bagian kanker atau tumor

dan evaluasi faktor resiko berikutnya dapat membantu menurunkan risiko

kekambuhan kanker.

b. Stadium I

Pada stadium I, sel-sel yang tidak normal mulai berkumpul membentuk

jaringan yang bersifat kanker, namun masih besar kemungkinannya untuk

4

Page 5: Paper AntiNeoplastik

bisa disembuhkan. Dokter memandang hal ini sebagai tahapan awal kanker

dan harus menerapkan pengobatan dengan segera. Pengobatan pelengkap dan

alternatif bisa dijadikan sebagai pendamping pengobatan utama yang disertai

dengan perubahan pola diet sehat dan perubahan karakter pasien menjadi

lebih positif untuk melawan dan mencegah kanker agar tidak datang kembali.

c. Stadium II

Kanker stadium II ditandai dengan adanya jaringan yang berkembang

menjadi tumor kecil. Meskipun demikian, kanker pada stadium ini belum

terlalu menyebar pada organ di tubuh pasien. Kesempatan sembuh masih

besar dalam tahap ini.

d. Stadium III

Setelah tumor berkembang dan bersifat ganas, maka pasien didiagnosis telah

terserang kanker stadium III. Pada tahap ini, sel kanker telah dapat memasuki

aliran darah yang dapat mengarah pada deteksi sistem getah bening karena sel

kanker dapat berjalan sampai ke nodus limfe.

e. Stadium IV

Stadium IV merupakan stadium akhir pada kanker yang ditandai dengan

beberapa bagian organ dalam tubuh yang telah terserang sel kanker. Selain

itu, kanker stadium IV biasanya sangat sulit disembuhkan karena kanker

sudah menyebar ke organ tubuh lainnya. Terapi, pengobatan alternatif, pola

hidup sehat, dapat membantu mempertahankan peluang hidup pasien.

4. Penanganan Medis Penderita Kanker (4, 5)

Penanganan penderita kanker yang bertujuan untuk menyembuhkan pasien dan

meningkatkan kesehatan pasien. Penanganan medis bagi penderita kanker dapat

berupa tindakan non-farmakologi dan tindakan farmakologi.

a. Non-farmakologi

Penanganan non-farmakologi terhadap penderita aknker adalah pembedahan

dan radiasi. Selain itu untuk meningkatkan kesehatan pasien juga dilakukan

perubahan pola hidup yang lebih sehat (menghentikan kebiasaan merokok,

mengkonsumsu makanan sehat, berolahraga)

b. Farmakologi

Penanganan kanker secara farmakologi disebut juga dengan kemoterapi.

Pengobatan kemoterapi dilakukan dengan mengkonsumsi obat yang dapat

5

Page 6: Paper AntiNeoplastik

membunuh sel-sel kanker. Kemoterapi biasanya dikombinasi dengan tindakan

medis lain untuk mengoptimalkan penyembuhan pasien. Penanganan secara

farmakologi juga dapat dilakukan dengan mengkonsumsi racikan bahan alam

yang memiliki aktivitas antikanker.

B. OBAT ANTINEOPLASTIK

Penanganan panderita kanker secara farmakologi umumnya digunakan obat-obat yang

bersifat sitotoksik yang dikonsumsi oleh pasien. Obat-obatan yang digunakan dalam

terapi kanker diklasifikasikan menjadi 5 golongan yaitu:

1. Alkilator

Alkilator adalah senyawa yang memiliki 2 gugus pengalkil yang menyebabkan

cross-link kovalen antara rantai-rantai asam nukleat yang berdekatan, juga

mencegah pemisahan rantai ganda DNA saat siklus pembelahan sel. Contoh:

Siklofosfamid (lihat Lampiran 1)

2. Antimetabolit

Antimetabolit bekerja dengan membunuh sel kanker pada fase S dari siklus sel

kanker dengan menghambat sintesis DNA / RNA dapa sel kanker. Contoh:

Sitarabin (lihat Lampiran 1)

3. Produk Alamiah

Umumnya produk alamiah berupa alkaloid yang memiliki aktivitas antikanker

dengan mekanisme yang beragam. Contoh: Vinkristin (lihat Lampiran 1)

4. Antibiotik

Beberapa antibiotik dapat digunakan sebagai obat anti neoplastik karena dapat

berinteraksi dalam proses pembelahan sel. Contoh: Doksorubisin HCl (lihat

Lampiran 1)

5. Hormonal

Obat-obat yang bertujuan untuk memodifikasi hormon dalam tubuh dapat

digunakan karena dapat mempengaruhi aktivitas pembelahan beberapa jenis sel

dalam tubuh. Contoh: Flutamid (lihat Lampiran 1)

6

Page 7: Paper AntiNeoplastik

C. BAHAYA PAPARAN OBAT ANTINEOPLASTIK PADA PETUGAS

KESEHATAN

Persiapan, pemberian dan pembuangan obat-obat berbahaya dapat menyebabkan

paparan pada farmasis, perawat, dokter dan tenaga kesehatan lain yang terlihat dalam

proses tersebut. Tingkat absorbsi obat tersebut ditempat kerja dan efek dini biologi

terhadap petugas kesehatan sulit dikaji dan sangat beragam untuk tiap individu.

Namun demikian, beberapa kasus dapat menjadi bukti potensi keracunan pada obat ini

jika tidak ditangani dengan cara yang tepat (6).

Petugas kesehatan yang bekerja di rumah sakit dapat terkena paparan obat

kemoterapi melalui kontak langsung dengan kulit dan mata secara terus menerus saat

melayani pasiennya. Oleh karena itu, penggunaan APD berupa perlengkapan yang

terdiri dari sarung tangan serta gaun dan kacamata khusus sangat dianjurkan untuk

melindungi petugas kesehatan yang pekerjaannya sangat terkait dengan pemakaian

obat kemoterapi.

Ada kecenderungan dari faktor kimia berupa obat kemeoterapi dapat memberikan

dampak kesehatan bagi petugas kesehatan karena efek toksik dari obat kemoterapi.

Setelah diidentifikasi lebih lanjut, obat kemoterapi ternyata juga termasuk dalam B3

(Barang Berbahaya dan Beracun) karena sifat, konsentrasinya, jumlahnya, baik secara

langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan, merusak lingkungan hidup dan

atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia

serta makhluk hidup lainnya.

Penelitian juga menunjukkan adanya penyimpangan atau kelainan kromosom

pada perawat yang bekerja pada waktu lama mempersiapkan obat sitostatik (7).

Signifikan secara statistik tentang terjadinya efek genotoksik dan kerusakan genetic

banyak dilaporkan (7). Beberapa penelitian menunjukkan peningkatan pembentukan

mikronuklei dan peningkatan kromosom kembar yang mengalami perubahan termasuk

aberasi kromosom pada farmasis dan perawat yang terpapar dengan antineoplasma (7).

Resiko lain yang harus ditanggung petugas kesehatan saat menangani obat-obat

kemoterapi jika dilakukan tidak menggunakan standard precaution yang tepat adalah

ruam kulit (skin rash), infertilitas, keguguran, kecacatan lahir, kemungkinan leukemia

dan kanker lain (7).

Para ahli menyatakan bahwa tiga keganasan yang tersering akibat sering terpapar

dengan obat-obat kemoterapi adalah kanker kandung kemih, limfoma dan leukemia

(7)

7

Page 8: Paper AntiNeoplastik

Para peneliti dari University of Michigan mengungkap, kontak langsung dengan

kulit atau mata bisa membuat obat-obat kemoterapi atau obat kanker bisa terserap oleh

tubuh. Bagi para perawat yang setiap hari menangani obat-obatan tersebut, hal ini bisa

berdampak serius.

Satu kasus kanker kandung kemih pada seorang farmasis dilaporkan berkaitan

dengan seringnya terpapar oleh antineoplasma, sementara ia tidak pernah ada bukti ia

terpapar oleh karsinogen lingkungan lain yang diketahui (7)

Paparan obat kemoterapi yang tidak disengaja bisa membuat para perawat

mengalami gangguan sistem saraf dan reproduksi. Bahkan saat baru terserap dan

masuk ke sistem peredaran darah, racun-racun tesebut juga sudah bisa memicu risiko

kanker darah. "Kontak apapun di permukaan kulit atau mata sama bahayanya dengan

tertusuk jarum suntik. Untuk kecelakaan jarum suntik, perawat biasanya langsung

mendapat pemeriksaan namun pada obat-obat kemoterapi jarang diperhatikan,"

ungkap salah seorang peneliti, Dr Christopher Friese seperti dikutio dari MSN Health,

Rabu (24/8/2011).

Ancaman bagi kehamilan juga bisa datang dari paparan obat-obat kanker atau

antineoplastik dalam waktu yang lama dan terus menerus. Selain itu, obat-obat

antineoplastik juga bisa memicu keguguran atau abortus spontan.  "Menurut

penelitian, pekerja di sektor kesehatan dan manufaktur paling rentan mengalami

gangguan reproduksi. Khusus di negara berkembang, yang paling rentan adalah

pertanian akibat penggunaan pestisida," ungkap Dr Astrid dalam seminar Kesehatan

Reproduksi di Tempat Kerja di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (1/3/2011).

8

Page 9: Paper AntiNeoplastik

BAB III

PEMBAHASAN

Pencegahan terjadinya paparan petugas kesehatan terhadap obat antineoplastik dapat

dilakuakan untuk mengurangi resiko yang mungkin dapat terjadi. Berbagai hal perlu

diperhatikan dalam penanganan obat antineoplastik mulai dari persiapan petugas

kesehatan, penyiapan obat antineoplastik hingga pembuangan sampah dari penggunaan

obat antineoplastik.

A. PETUGAS KESEHATAN (7)

Petugas yang diizinkan untuk memberi obat antineoplastik harus sudah mendapat

pendidikan tentang:

1. Cara menangani obat antineoplastik

2. Mengetahui kemungkinan resiko yang terjadi akibat obat antineoplastic

3. Penatalaksanaan alat-alat yang terkontaminasi

4. Pencegahan paparan terhadap petugas kesehatan

Petugas yang tidak diizinkan untuk memberikan obat antineoplastik:

1. Wanita hamil dan menyusui

2. Perawat yang tidak memakai pelindung

3. Mahasiswa yang sedang praktik

B. TINDAKAN PENCEGAHAN UNTUK PEMBERIAN OBAT KEMOTERAPI

YANG AMAN (7)

Banyak hal yang dapat menjadi faktor terjadinya paparan obat antineoplastik terhadap

petugas kesehatan seperti kelalaian petugas, kelengkapan dan keamanan peralatan,

hingga ruangan yang digunakan. Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan untuk

mencegah paparan obat antineoplastik.

1. Mencegah Paparan yang Berasal dari Petugas

a. Tidak boleh makan dan minum ditempat pencampuran obat

b. Tidak boleh mengunyah makanan dan merokok

c. Tidak boleh memakai kosmetik ditempat pencampuran

d. Tidak boleh menyimpan makanan dan minuman bersama-sama dengan obat

kemoterapi dalam suatu kulkas

e. Harus memakai teknik mencuci tangan yang baik

9

Page 10: Paper AntiNeoplastik

f. Harus menggunakan alat pelindung diri

g. Buka baju pelindung secara hati-hati untuk menghindari perluasan

kontaminasi

h. Lakukan pelatihan untuk menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya

keamanan dalam menyiapkan dan memberikan obat-obatan ini

2. Mencegah Paparan Melalui Ruangan

a. Persiapan obat ini dilakukan dalam suatu tempat khusus yang ditangani oleh

petugas yang mempunyai wewenang

b. Persiapan obat ini dilakukan dalam suatu Biological Safety Cabinet (BSC)

terutaama BSC kelas II tipe B atau kelas III (Suatu BSC yang mengalirkan

udara dari dalam BSC keluar menjauhi ruangan)

3. Mencegah Paparan Melalui Alat

a. Harus memakai proteksi lengkap saat menangani alat-alat habis pakai

b. Alat-alat direndam dengan deterjen kemudian dibilas dengan air

c. Gunakan alat suntik dan set infus dengan sistem Luer-lok untuk persiapan dan

pemberian obat ini. Buang alat suntik pada wadah yang didesain untuk

melindungi petugas petugas dari cidera (tertusuk)

d. Pertimbangkan menggunakan alat untuk membawa obat dengan system

tertutup dan system tanpa jarum

e. Hindari kontak kulit. Gunakan baju pelindung disposibel yang terbuat dari

bahan yang antitembus cairan. Baju ini tertutup dibagian depannya, tangan

panjang

f. Gunakan sarung tangan dan diganti secara periodik

g. Pakai plastik penutup wajah atau kacamata untuk menghindari kontak

langsung dengan obat

4. Mencegah Paparan Saat Persiapan Obat Antineoplastik

a. Pakailah pakaian pelindung

b. Gunakan topi untuk melindungi kepala

c. Mencuci tangan

d. Mencegah kebocoran pada sarung tangan

e. Menyediakan alat-alat yang diperlukan

f. Tutup troli dengan alas kertas/bahan yang menyerap

g. Hindari obat tumpah dan meninggalkan aerosol

10

Page 11: Paper AntiNeoplastik

h. Jarak antara wajah dengan ampul agak jauh saat membuka ampul

i. Sebelum membuka ampul pastikan tidak ada cairan diujung ampul

j. Gunakan kassa pada waktu membuka ampul

k. Pastikan bahwa obat yang diambil sudah cukup agar tidak mengulang dua kali

l. Gunakan kassa steril mengeluarkan kelebihan udara dari spuit

m. Buat label dengan lengkap (nama pasien, obat, dosis, tanggal pencampuran,

tanggal masuk RS)

n. Letakkan obat pada tempat yang aman (bak spuit, box tertutup)

5. Mencegah Paparan Saat Memberikan Obat Antineoplastik

a. Pakailah proteksi secara lengkap

b. Gunakan spuit/set injeksi yang telah disediakan

c. Gunakan kateter kecil, jangan mengunakan wing needle karena kaku dan

merusak vena

d. Teliti dan hati-hati saat menyuntikkan obat antineoplastik dan ketika

penggantian jarum

e. Pada saat penyuntikkan diberikan alas untuk menghindarkan tumpahan atau

lelehan

f. Hindari obat jatuh diatas tempat tidur pasien

6. Mencegah Paparan Saat Membuang Sampah Obat Antineoplastik

a. Material/bahan-bahan yang terkontaminasi harus dibungkus dengan aman,

material yang tajam dimasukkan ke tempat yang tidak mudah bocor

b. Bahan dan sampah terkontaminasi dengan obat antineoplastic dimusnahkan di

incinerator dengan suhu >1000ºC

C. PERALATAN YANG DIGUNAKAN PETUGAS KESEHATAN DALAM

PENANGANAN OBAT KEMOTERAPI

Peralatan yang harus digunakan dalam melakukan penanganan obat antineoplastik

disebut juga APD (Alat Pelindung Diri) meliputi:

1. Baju Pelindung: sebaiknya terbuat dari bahan yang impermeable (tidak tembus

cairan), tidak melepaskan serat kain, dengan lengan panjang, bermanset dan

tertutup di bagian depan.

2. Sarung Tangan: harus memiliki permeabilitas yang minimal sehingga dapat

memaksimalkan perlindungan bagi petugas dan cukup panjang untuk menutup

11

Page 12: Paper AntiNeoplastik

pergelangan tangan, sarung tangan terbuat dari latex dan tidak berbedak dan

digunakan dua lapis.

3. Kacamata Pelindung

4. Masker Disposibel

12

Page 13: Paper AntiNeoplastik

BAB IV

KESIMPULAN

Obat antineoplastik berperan penting dalam pengobatan penyakit kanker, namun juga perlu

disadari bahwa obat antineoplastik memiliki toksisitas yang sangat tinggi sehingga perlu

perhatian lebih terhadap petugas kesehatan yang berkaitan langsung dengan obat-obatan

antineoplastik agar resiko akibat paparan obat neoplastik dapat dihindari.

13

Page 14: Paper AntiNeoplastik

DAFTAR PUSTAKA

1. Smeltzer, S. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner Suddarth. Volume 2

Edisi 8. 2001. Jakarta : EGC.

2. Robbins and Cotran, Pathologic Basis of Disease 7th ed. 2005. Philadelphia: WB

Saunders Co. p. 309-13.

3. Scully, C. Oncogen, Onco-Supressor, Carsinogenesis and oral Cancer. 1992. British

Dental Journal;173(53).

4. Terapi Non Farmakologi Penyakit Kanker. Diambil dari:

http://terapinonfarmakologi.blogspot.co.id/2015/01/terapi-non-farmakologi-penyakit-

kanker.html. Diakses tanggal 19 September 2015.

5. Farmakologi Anti Kanker. Diambil dari:

http://darknessthe.blogspot.co.id/2012/01/farmakologi-anti-kanker.html Dikses tangga

19 September 2015.

6. Penatalaksanaan Kemoterapi Yang Aman. Diambil dari:

http://maridimdirdjo.blogspot.co.id. Diakses 18 September.

7. NIOSH .(2004). NIOSH alert, preventing occupational exposures to antineoplastic and

other hazardous drugs in health care setting, Center for Desease Control and

Prevention

14

Page 15: Paper AntiNeoplastik

Lampiran 1. Tabel contoh obat antineoplastik

Nama Obat(Golongan)

Indikasi Kontraindikasi Efek Samping Dosis Peringatan

Siklofosfamid(Alkilator)

Leukimia lomfositik kronik, limfoma, myeloma multiple, neuroblastoma, tumor payudara, ovarium, paru, cervix, testis, jaringan lunak; tumor Wilm.

Penyakit sumsum tulang, hipersensitivitas, sistitis hemoragik, wanita hamil dan menyusui.

Neoplastia sekunder, leukemia, anorexia, mual, muntah, alopecia, interstitial pulmonary fibrosis dan cardiotoxicity

Tab 2-6 mg/kg BB peroral dalam beberapa dosis terbagi selama 14 hari, diberikan tiap 28 hari. IV dosis rendah 2-6 mg/kg BB. Dosis tinggi 20-40 mg/kg BB, dosis tunggal dengan interval 10-20 hari

Leucopenia, trombositopenia, infiltrasi sel tumor pada sumsum tulang, pernah diterapi dengan agen sitotoksik lainnya atau radioterapi, gangguan fungsi ginjal, dapat memicu sterilitas permanen pada anak-anak, pantau jumlah sel darah putih.

Sitarabin(Antimetabolit)

Menghambat leukemia, terutama leukemia myeloid akut

Hipersensitif Toksisitas hematologi mielosupresi umumnya ditunjukan oleh megaloblastosis, leucopenia, anemia, trombositopenia, mual, muntah, anoreksia, diare, inflamasi mulut dan dubur

100-200 mg/m2/24 jam melalui infus IV kontinu. Dosis tinggi IV 2-3 mg/m2 selama 1 jam tiap 12 jam untuk total 12 dosis. SK terapi pemeliharaan untuk leukemia akut 50 mg/m2/minggu. Dosis rendah SK: 20 mg/m2/hari selama 7-21 hari. Intretekal: 5-75 mg/m2 dalam larutan salin 10 ml diberikan 1x/ tiap 4 hari hingga 1x / hari selama 4 hari

Dapat digunakan bersama obat sitotoksika lain, pemberian harus diawasi terus menerus oleh dokter yang telah berpengalaman, jangan diberikan pada wanita hamil dan menyusui

Vinkristin(Prosuk

Leukemia limfositik akut, neuroblastoma,

Sindroma Charcot Marie-

Neurotoksisitas, umumnya berupa

IV dewasa 0,4-1,4 mg/m2 luas permukaan

Pasien lansia, wanita hamil dan menyusui,

15

Page 16: Paper AntiNeoplastik

alamiah) tumor Wilms, rabdomiosarkoma, limfoma Hodgkin dan non- Hodgkin

Tooth, pasien yang menerima terapi radiasi meliputi hati

neuropati perifer. Penurunan reflex tendon dalam, parestesia perifer, mual, muntah, diare, stomatitis, penurunan berat badan

penyakit neurologi, dapat menyebabkan ulserasi kornean penderita penyakit hati

Doksorubisin HCl(Antibiotik)

Pengobatan leukemia akut, sarcoma jaringan lunak dan tulang, karsinoma payudara dan ovarium, limfoma tipe Hodgkin dan non-Hodgkin, kanker paru sel kecil, karsinoma lambung dan kandung kemih

Mielosupresi yang nyata, sebelumnya dengan dosis kumulatif komplit dari doksorubisin atau antrasiklin yang lain

Mielosupresi, kardiotoksisitas, mual, muntah, kebotakan, urin berwarna merah

IV dewasa dan anak monoterapi dosis anjuran: 2 mg/m2 tiap minggu. Berdasarkan luas permukaan tubuh: 60-75 mg/m2 tiap 3 minggu, dapat diturunkan hingga 30-40 mg/m2 tiap 3 minggu. Berdasarkan BB: 1,2-2,4 mg/kg BB sebagai dosis tunggal tiap 3 minggu. Intravesikal dewasa, usia lanjut dan anak 50 mg dalam 50 ml dipertahankan dalam waktu 1 jam

Kerusakan hati, awasi fungsi jantung dan hematologis, kadar asam urat, kehamilan dan menyusui

Flutamid(Hormonal)

Kanker prostat lanjut Liver insufusiensi children

Nyeri payudara, diare, mual, muntah, bertambahnya nafsu makan, insomnia, rasa lelah, fungsi hati tidak normal, hepatitis

Dewasa 250 mg 3 x sehari -

16

Page 17: Paper AntiNeoplastik

Lampiran 2. Gambar Alat Pelindung Diri

17