20
TUGAS BEDAH VETERINER KHUSUS “ Operasi Dermoid “ Disusun Oleh Kelompok 2 Anggota : Resha Surya Putri 1209005008 Mega Mijil Pawestri 1209005009 Ni Made Riska Adyani 1209005010 A.A Ngurah Indra Vikan Nanda 1209005011 Putu Agus Trisna Kusuma Antara 1209005012 Syahrir Ramadhan 1209005013 Ayu Mey Ningrat 1209005014 Hanif Wahyu Wibisono 1209005028 Ester Muki Apriyani 1209005029 Putu Chyntia Nirmalasari Mantrawan 1209005030 Grace sophia Juliani Manik 1209005031

Paper Kelompok 2 Teknik Operasi Dermoid

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Paper FKH

Citation preview

Page 1: Paper Kelompok 2 Teknik Operasi Dermoid

TUGAS BEDAH VETERINER KHUSUS

“ Operasi Dermoid “

Disusun Oleh Kelompok 2

Anggota :

Resha Surya Putri 1209005008

Mega Mijil Pawestri 1209005009

Ni Made Riska Adyani 1209005010

A.A Ngurah Indra Vikan Nanda 1209005011

Putu Agus Trisna Kusuma Antara 1209005012

Syahrir Ramadhan 1209005013

Ayu Mey Ningrat 1209005014

Hanif Wahyu Wibisono 1209005028

Ester Muki Apriyani 1209005029

Putu Chyntia Nirmalasari Mantrawan 1209005030

Grace sophia Juliani Manik 1209005031

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2015

Page 2: Paper Kelompok 2 Teknik Operasi Dermoid

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan. Karena berkat limpahan karunia-

Nya penulis dapat menyelesaikan paper “Operasi Dermoid” ini dengan baik.

Penyusunan paper ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Bedah

Veteriner Khusus. Dalam paper ini diberikan berbagai penjelasan mengenai

dermoid pada kornea serta teknik operasi beserta perawatan pasca operasinya.

Materi yang disajikan cukup terperinci agar mudah dipahami oleh pembaca.

Paper ini dapat terselesaikan karena bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,

kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Seluruh dosen mata kuliah Bedah Veteriner Khusus yang telah

membimbing dalam penyusunan paper ini.

2. Teman-teman yang telah memberi dorongan dan masukan demi

terselesainya paper ini.

Kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan

paper ini untuk mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. Namun kami

menyadari bahwa paper ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami

harapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan paper-paper yang

selanjutnya. Semoga paper ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Denpasar, 15 Semtember 2015

Penulis

ii

Page 3: Paper Kelompok 2 Teknik Operasi Dermoid

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................i

KATA PENGANTAR......................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR........................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1

1.1 Latar belakang.....................................................................................1

1.2 Rumusan masalah................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................2

1.4 Manfaat Penulisan...............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3

2.1 Definisi dermoid..................................................................................3

2.2 Dermoid pada kornea...........................................................................3

2.3 Teknik operasi dermoid.......................................................................5

2.4 Perawatan pasca operasi......................................................................6

BAB III PENUTUP..........................................................................................8

3.1 Kesimpulan .........................................................................................8

3.2 Saran ...................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................9

iii

Page 4: Paper Kelompok 2 Teknik Operasi Dermoid

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Dermoid pada mata kiri anjing shih-tzu.........................................5

Gambar 2. Teknik operasi dermoid pada anjing...............................................6

iv

Page 5: Paper Kelompok 2 Teknik Operasi Dermoid

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mata merupakan salah satu panca indra yang berfungsi sebagai indra

penglihatan. Mata terdiri dari Superior Rectus Muscle (otot mata bagian atas

yang berfungsi menggerakkan mata ke atas), Sclera (bagian pelindung mata

yang berwarna putih pada bagian luar bola mata ), Iris (member warna pada

mata), Lensa (lensa kristalin yang jernih sekali dan ini sebagai media refraksi

untuk kita bisa melihat), Kornea (bagian paling depan dari mata, kornea tidak

ada pembuluh darah dan mempunyai kekuatan yang besar untuk membiaskan

sinar yang masuk ke mata), Anterior Chamber (bilik mata depan), Posterior

Chamber (bilik mata belakang), Conjunctiva (lapisan tipis bening yang

menghubungkan sklera dengan kornea), Inferior Rectus Muscle (otot mata

bagian bawah), vitreous chamber (aquos humor yang beruap seperti jel/gel

yang mengisi bola mata), Retina (lapisan yang akan menerima sinar yang di

terima oleh mata), Fovea centralis (daerah di retina yang paling tinggi

resolusinya untuk mendapatkan sinar yang masuk ke mata), Optic Nerve

(saraf mata yang menghantarkan sinar ke otak untuk diterjemahkan sebagai

penglihatan yang dilihat).

Kornea adalah bagian terjelas dari mata yang terletak tepat di bagian

depan. Lapisan kornea adalah salah satu lapisan sel endothelium yang serupa

dengan sel-sel yang melapisi pembuluh darah. Bila kornea mengalami

gangguan, maka akan terlihat jelas dari luar (di atas permukaan bola mata).

Terdapat beberapa kelainan pada mata, contohnya dermoid pada kornea.

Dermoid pada kornea merupakan kelainan lapisan kornea yang terjadi secara

congenital dengan karakteristik adanya lapisan meyerupai kulit pada bagian

kornea, konjungtiva atau keduanya. Kornea dermoid dapat terjadi unilateral

maupun bilateral serta dapat dengan mudah dilihat bila kelopak mata terbuka.

Akan tetapi kasus dermoid ini dapat menyebabkan iritasi yang sangat sehingga

hewan yang mengalami kasus ini sering diikuti dengan klinis berupa adanya

discharge mukopurulen dan bleparospasmus. Percobaan yang dilakukan

1

Page 6: Paper Kelompok 2 Teknik Operasi Dermoid

terhadap hewan membuktikan bahwa hewan yang menderita dermoid

memperlihatkan gejala radang selaput mata yang seringkali parah dan

bernanah. Kotoran bernanah tersebut mengumpul diatas kelopak mata. Hewan

mengalami takut cahaya dan selalu mengeluarkan air mata. Sering kali terjadi

kekeruhan pada kornea dengan gangguan pengelihatan. Beberapa kasus yang

terjadi pada kasus dermoid penangananya harus dilaksanakan operasi. Namun

pelaksanaannya harus sangat terampil. Jika dermoid sudah berakar pada

kornea, agak sulit penanganannya, sehingga memungkinkan akan kambuh

lagi. Berlatarbelakang dari hal tersebut, penulis tertarik mengangkat judul

“Teknik Operasi Dermoid”.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa definisi dari dermoid?

1.2.2 Bagaimana karakteristik dari dermoid pada kornea?

1.2.3 Bagaimana teknik operasi dermoid?

1.2.4 Bagaimana perawatan pasca operasi dermoid?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Untuk mengetahui definisi dari dermoid.

1.3.2 Untuk mengetahui karakteristik dari dermoid pada kornea.

1.3.3 Untuk mengetahui teknik operasi dermoid.

1.3.4 Untuk mengetahui perawatan pasca operasi dermoid.

1.4 Manfaat Penulisan

Diharapkan melalui paper ini dapat menambah wawasan dan

pengetahuan pembaca mengenai teknik operasi dermoid yang pada umumnya

sering terjadi pada anjing. Sehingga dengan pemahaman bagaimana teknik

operasi dermoid akan memudahkan dalam melakukan tindakan operasi

tersebut.

2

Page 7: Paper Kelompok 2 Teknik Operasi Dermoid

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Dermoid

Dermoid adalah suatu kelainan choristoma bawaan yang pada

kenyataannya merupakan bagian ektopik dari kulit. Malformasi ini dapat

terletak pada kelopak mata (palpebral ) pada bagian palpebral atau bulbar dari

penghubung tersebut. Pada kelopak mata ketiga atau pada kornea tepi limbus

dari kelopak mata. Dermoid mata terdiri dari epitel squamus berlapis-cornified

yang dapat berpigmen untuk berbagai derajat dan terletak di dermis dimana

terdapat folikel rambut, kelenjar keringat dan lemak, dan dalam kasus yang

jarang, tulang rawan dan tulang juga dapat teramati (Jena et al, 2015).

Dermoid mata dapat terlihat diatas permukaan bola mata. Lokasinya

diatas selaput mata, meliputi selaput putih di dekat sudut mata bagian luar.

Percobaan yang dilakukan terhadap hewan membuktikan bahwa hewan yang

menderita dermoid memperlihatkan gejala radang selaput mata yang

seringkali parah dan bernanah. Kotoran bernanah tersebut mengumpul diatas

kelopak mata. Hewan mengalami takut cahaya dan selalu mengeluarkan air

mata. Sering kali terjadi kekeruhan pada kornea dengan gangguan

pengelihatan (Shadily, 2008). Dermoid pada mata telah dilaporkan di

beberapa hewan domestik seperti anjing, kucing, kuda, domba, hewan ternak

lainnya, kelinci, marmut, dan burung (Korkmaz et al, 2013). Dermoid pada

mata berprediposisi pada ras anjing German Shepherd (Jhala et al, 2010),

Saint Bernard, Golden Retriever dan Dachshunds (Erdikmen et al, 2011).

Malformasi ini umumnya bersifat bawaan tapi tidak terjadi secara turun

temurun (Kalpravidh et al, 2009).

2.2 Dermoid pada Kornea

Dermoid pada kornea merupakan kelainan lapisan kornea yang terjadi

secara congenital dengan karakteristik adanya lapisan meyerupai kulit pada

bagian kornea, konjungtiva atau keduanya. Kasus ini sering terjadi pada

hewan, terutama pada sapi jenis Hereford dan juga pada anjing dengan lesi

yang sering berlokasi di daerah temporal. Kornea dermoid dapat terjadi

3

Page 8: Paper Kelompok 2 Teknik Operasi Dermoid

unilateral maupun bilateral serta dapat dengan mudah dilihat bila kelopak

mata terbuka. Akan tetapi kasus dermoid ini dapat menyebabkan iritasi yang

sangat sehingga hewan yang mengalami kasus ini sering diikuti dengan klinis

berupa adanya discharge mukopurulen dan bleparospasmus. Secara

mikroskopis, lesinya berupa sel–sel keratin squamus epitel (baik yang

berpigmen atau tidak) menutupi jaringan kulit dengan folikel rambut, kelenjar

keringat dan kelenjar sebacea. Kornea dermoid dapat diklasifikasikan menjadi

dua jenis:

1. Limbal atau epbulbar dermoid, suatu dermoid yang meliputi sebagian

besar atau seluruh kornea atau suatu dermoid yang meliputi segmen

depan seluruh mata.

2. Coloboma, menyajikan kelainan bawaan yang ditandai dengan tidak

adanya kelopak mata dan dapat berada diatas atau di tutup lebih

rendah.

Sejumlah besar kondisi kornea telah diidentifikasi pada anjing.

Kondisi bawaan termasuk dermoid kornea yang umum. Dermoid biasanya

melibatkan kornea dan konjungtiva, selaput mata (membran yang terlibat

dalam mengedip pada kelopak mata) dan lebih umum disebut kelopak mata.

Dermoid cukup umum pada anjing dan biasanya mempengaruhi satu mata.

Secara teknis, dermoid kornea diklasifikasikan sebagai jenis choristoma.

Choristoma adalah cacat perkembangan dimana kelompok sel dari satu organ

yang terletak di organ terdekat dimana mereka tidak termasuk dermoid.

Rumah sakit Veterinary Medical Teaching Universitas Chungnam

melaporan kejadian dermoid pada anjing shih-tzu, anjing tersebut memerlukan

perbaikan choristoma bawaan pada mata kiri. Dilaporkan bahwa pasien

menderita depifora kronis dan beberapa debit mata selama 3 bulan. Pada

pemeriksaan mata, mata kiri mengalami hiperemia ringan pada konjungtivitis

di canthus temporal. Tanda-tanda vital dan hasil pemeriksaan darah berada

pada kisaran normal. Ditemukan sebuah lesi warna peach terang berukuran 3-

5 mm di limbus, dan ada rambut yang tumbuh dari permukaan. Permukaan

lesi kasar dan sedikit menonjol dibandingkan dengan kornea normal di

sekitarnya.

4

Page 9: Paper Kelompok 2 Teknik Operasi Dermoid

Gambar 1. Dermoid pada mata kiri anjing shih-tzu

2.3 Teknik Operasi Dermoid

Beberapa kasus yang terjadi pada kasus dermoid penangananya harus

dilaksanakan operasi. Namun pelaksanaannya harus sangat terampil. Jika

dermoid sudah berakar pada kornea, agak sulit penanganannya, sehingga

memungkinkan akan kambuh lagi. Pada kasus dermoid pasien minimal

berumur 3 bulan untuk dilakukan operasi. Salah satu khasus terjadi kasus

dermoid adalah anjing shih tzu yang berumur 8 bulan dengan berat 5 kg.

Langkah-langkah penangannya seperti berikut :

1) Hewan dibaringkan ke sebelah lateral (Mahesh et al, 2014).

2) Pasien Harus di anastesi terlebih dahulu dengan menggunakan

Xylazine sebesar 0,2 ml + ketamin sebesar 0,2 ml dalam satu jarum

suntik = 0,4 ml IV. (Pedoman adalah 0,25 + 0,25 = 0,5 ml untuk anjing

kg 5).

3) Setelah 5 menit diinjeksikann zoletil (untuk relaksasi otot) 0.1 ml

dengan cara intra muskular.

4) Pada daerah mata diinjeksikan 2% lignocaine hydrochloride untuk

memblok saraf sensorik pada kelopak mata (Mahesh et al, 2014).

5) Laksanakan pembedahan dengan selang waktu pembedahan adalah

kurang dari 15 menit.

6) Jika pembedahan menggunakan isoflurane (anastesi gas) tidak perlu

pemberian zoletil. Namun dalam prosesnya tidak menggunakan

5

Page 10: Paper Kelompok 2 Teknik Operasi Dermoid

isoflurance, harus diberikan zoletil 0.1 ml setiap kurang lebih 5 menit

(tergantung kondisi anjing).

Gambar 2. Teknik operasi dermoid pada anjing

Selain menggunakan xilazin dan atropin teknik operasi dermoid ini

dapat juga dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :

1) Pasien diberikan premedikasi dengan atropin sulfat secara sub kutan

(Lee et al, 2005)..

2) Anestesi diinduksi dengan natrium thiopental (IV) dan dipelihara

dengan isoflurane. Pasien diberikan suatu larutan elektrolit yang

seimbang (IV) dan cefazolin natrium (IV) sebagai pengobatan

profilaksis diberikan sebelum operasi (Lee et al, 2005)..

3) Setelah teranestesi sempurna (stadium 3 plan 3), lesi yang terdapat

pada lapisan stromal dari kornea dan telah meluas ke limbus dan

konjungtiva di operasi. Jaringan abnormal pada konjungtiva dan

kornea diincisi menggunakan pisau (No. 11) dan instrumen mikro

(Lee et al, 2005).

4) Kemudian perbaikan jaringan konjungtiva akan berefek pada

perbaikan jaringan epitel dan vaskularisasi pembuluh darah di daerah

mata.

5) Setelah incisi atau reseksi telah selesai, dilakukan penjahitan dengan

menggunakan pola simple interrupted sutures dengan menggunakan

benang 6-0 chromic catgut.

6) Setelah operasi, diberikan tetes mata gentamisin sulfat, diklofenak

natrium dan sistemik antibiotik yang diresepkan untuk 2 minggu (Lee

et al, 2005).

6

Page 11: Paper Kelompok 2 Teknik Operasi Dermoid

2.4 Perawatan Pasca Operasi

Jahitan pasien dapat dibuka 4 hari setelah penjahitan namun harus

sering diberikan tetes mata selama kurang lebih 1 bulan untuk perawatan serta

pasien disarankan untuk tidak keluar rumah selama 3-4 minggu untuk

menghindari iritasi. Sebagai perawatan pasca operasi pasien dapat diberikan

obat tetes mata gentamisin sulfat. Obat gentamisin sulfat ini tersedia dalam

bentuk salep dan tetes mata, gentamisin sulfat merupakan antibiotik golongan

aminoglikosida yang efektif menghambat pertumbuhan bakteri gram positif

maupun gram negatif yang dikhawatirkan menyerang mata pasien pasca bedah

dermoid.

Pasca operasi pasien dapat juga diberikan diklofenak natrium sebagai

pereda rasa nyeri pasca pembedahan. Diklofenak natrium adalah obat anti-

inflamasi nonsteroid (NSAID) yang terutama digunakan untuk membantu

mengobati gejala radang. Obat natrium diklofenak dan golongan NSAID

lainnya juga dapat membantu mengurangi pembengkakan dan peradangan

yang disebabkan oleh penyakit tertentu sehingga membantu memberikan

kenyamanan. Pemberian diklofenak natrium pasca operasi pada hewan

sebenarnya hanya untuk mengurangi rasa nyeri saja dan memberikan rasa

nyaman pada pasien. Bila pemulihan pasca operasi berjalan lancar, maka

pemeriksaan ulang setelah dua bulan tidak mengungkapkan terulangnya kasus

dermoid kembali (Mahesh et al, 2014).

7

Page 12: Paper Kelompok 2 Teknik Operasi Dermoid

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dermoid adalah suatu kelainan choristoma bawaan yang pada

kenyataannya merupakan bagian ektopik dari kulit. Dermoid ini terlihat pada

permukan mata, lokasinya diatas selaput mata, meliputi selaput putih di dekat

sudut mata bagian luar. Hewan yang menderita dermoid memperlihatkan

gejala radang selaput mata yang seringkali parah dan bernanah. Kotoran

bernanah tersebut mengumpul diatas kelopak mata. Dermoid pada kornea

merupakan kelainan lapisan kornea yang terjadi secara congenital dengan

karakteristik adanya lapisan meyerupai kulit pada bagian kornea, konjungtiva

atau keduanya. Pada kasus dermoid penangananya harus dilaksanakan operasi.

Operasi yang dilakukan dengan teknik anestisi total menggunakan Xylazin

dan ketamin, lalu bisa juga diinjeksikan zolatil untuk relaksasi otot. Selain itu

dapat juga pasien diberikan atropin sulfat sebagai premedikasi, lalu diberikan

anestesi natrium thiopental secara intra vena. Jahitan pada mata dapat dibuka 4

hari setelah operasi. Dalam perawatan pasca operasi pasien memerlukan

pemberian obat tetes mata seperti gentamisin sulfat sebagai antibiotik. Sebagai

pereda rasa nyeri pasca operasi pasien bedah dermoid dapat juga diberikan

diklofenak natrium. Untuk menghindari terjadinya iritasi sebaiknya pasien

agar tidak keluar rumah dulu selama 3-4 minggu pasca operasi

3.2 Saran

Disarankan untuk mahasiswa khususnya kedokteran hewan agar

memperhatikan benar-benar penanganan pada operasi dermoid demi

kelancaran kinerja di lapangan.

8

Page 13: Paper Kelompok 2 Teknik Operasi Dermoid

DAFTAR PUSTAKA

Erdikmen, DO., Aydin D., Saroglu M., Güzel O., Hasimbegovic H., Ekici A., Yubasioglu Ozturk G. 2013. Surgical correction of ocular dermoids in dogs: 22 cases. Kafkas Univ Vet Fak Derg,19 (Suppl-A): A41-A47.

Jena, B., A. Ahmed., and N.K. Pagrut. 2015. Surgical management of islands of ocular dermoids in a holstein friesian cross bred calf – a case study. J. Livestock Sci. 6:1-3.

Jhala, SK., Joy N., Patil DB., Parikh PV., Kelawala NH., Patel AM. 2010. Removal of dermoid cyst in a German shepherd dog. Vet World, 3, 339.

Kalpravidh, M., Tuntivanich P., Vongsakul S., Sirivaidyapong S. 2009. Canine amniotic membrane transplantation for corneal reconstruction after the excision of dermoids in dogs. Vet Res Commun, 33, 1003-1012.

Korkmaz , Musa., Unal Yavuz., H. Huseyin Demirel., Ibrahim Demirkan. 2013. Conjunctival Dermoid in A Belgian Malinois Dog. Kafkas Univ Vet Fak Derg. 19 (6): 1057-1059.

Lee, Jae-il., Myung-jin Kim., Il-hwan Kim., Yeoung-bum Kim., Myung-cheol Kim. 2005. Surgical selection of corneal dermoid in a dog. Journal of Veterinary Science. 6 (4), 369–370.

Mahesh, R., V Devi Prasad., G Kamalakar and J Devarathnam. Surgical Management of Conjuctival Dermoid in a Cross-Bred Calf-A Case Report. 2014. International Journal of Food, Agriculture and Veterinary Sciences. Vol. 4 (2).

Shadily, Hasan. 2008. "Ensiklopedia Indonesia". Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve. pp. 793–794.

9