Upload
reza-irian-rama
View
242
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Paper Sinarmas
Citation preview
BAB I
A. PENDAHULUAN
I. Background Perusahaan
Pada 2005, PT. Sinar Mas Multiartha Tbk yang merupakan kelompok Financial Services di
bawah Kelompok Usaha Sinar Mas mengambil alih PT. Bank Shinta Indonesia. PT. Bank
Shinta Indonesia yang didirikan pada 1989 mengalami perubahan nama menjadi Bank
Sinarmas pada Desember 2006. Bank Sinarmas melakukan pengembangan bisnis dengan
membuka kantor cabang pertama di Bandung.
Pada 2007, Perseroan telah memiliki 40 kantor cabang baru serta 88 unit ATM di seluruh
Indonesia. Pada 13 Desember 2010, Bank Sinarmas memeroleh pernyataan efektif dari
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK, fungsinya sekarang
dialihkan ke Otoritas Jasa Keuangan - OJK, sejak Januari 2013) untuk melakukan Penawaran
Saham Umum Perdana (Initial Public Offering/IPO). Bank Sinarmas memberikan kesempatan
kepada masyarakat untuk memiliki saham-saham yang sebelumnya dimiliki dan dikelola
oleh perusahaan.
Perseroan mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia dengan meningkatkanst
ruktur permodalan sebesar Rp160 miliar dari sebelumnya Rp568 miliar menjadi Rp728
miliar. Minat masyarakat untuk menanamkan sahamnya di Bank Sinarmas semakin
meningkat setiap tahunnya. Hal ini didorong oleh pertumbuhan usaha yang semakin maju.
Pencapaian total aset pada akhir Desember 2010 sebesar Rp11,2 triliun dan
bertambahnya kantor cabang Perusahaan menjadi 110 lokasi di seluruh Indonesia menjadi
daya tarik tarik masyarakat untuk menanamkan saham di Bank Sinarmas. Dalam rangka
memenuhi ketentuan OJK dalam keterbukaan informasi, Bank Sinarmas menggunakan
sistem real time online dalam teknologi informasi perbankannya. Bank Sinarmas
berkomitmen untuk senantiasa memperluas pangsa pasar di tengah tantangan global yang
penuh dengan ketidakpastian. Usaha dan inisiatif untuk memperluas pangsa pasar sangat
diperlukan guna memenuhi segala kebutuhan nasabah dan masyarakat Indonesia. Kegiatan
usaha yang semula hanya pada pasar pembiayaan usaha kecil, menengah dan mikro, kini
tumbuh dan berkembang menjadi usaha pembiayaan konsumen dan komersial.
Penggunaaan teknologi informasi di industri perbankan dipastikan akan semakin maju
seiring perkembangan teknologi informasi itu sendiri. Oleh karena itu, Bank Sinarmas
memberikan fasilitas teknologi perbankan terintegrasi yang tidak terbatas ruang dan waktu
yakni Telephone Banking, Internet Banking, dan Automatic Teller Machine (ATM). Dengan
berkembangnya teknologi dari waktu ke waktu, Bank Sinarmas senantiasa mengembangkan
dan meningkatkan kualitas di bidang teknologi informasi. Memberikan layanan yang terbaik
dan selalu menjaga kepercayaan yang diberikan para nasabah menjadi komitmen yang
selalu Sinarmas jaga dengan baik.
Semua staf dan manajemen Bank Sinarmas memiliki kesamaan visi, misi dan komitmen
untuk menjadi mitra terbaik untuk perusahaan. Tepat pada 18 Agustus 2014, Bank Sinarmas
memasuki tahun perak: 25 tahun melayani Indonesia. Dengan komitmen yang tinggi dari
jajaran manajemen dan seluruh karyawan, Perseroan mampu bertahan di tengah
persaingan bisnis yang sangat ketat. Melalui slogan “Solusi Perbankan Anda”, Serve and
Respect, dan We Always Care”, Sinarmas senantiasa melayani dan memenuhi kebutuhan
nasabah dengan senang hati. Sinarmas akan terus berinovasi demi memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Adapun profil Bank Sinarmas adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Profil Bank Sinarmas
Tanggal pendirian 18 Agustus 1989
Bidang usaha Perbankan
Alamat Sinar Mas Land Plaza Tower I 1st & 2nd Floor
Jl. MH Thamrin No. 51 Jakarta 10350
Telepon (021) 31990101
Kode saham BSIM
Status bank Bank Devisa
Modal dasar Rp 2.000.000.000.000 (per Desember 2014)
Modal ditempatkan dan disetor
penuh
Rp1.404.016.834.900 (per Desember 2014)
II. Pencapaian Bank Sinarmas
Di tengah kondisi ekonomi global yang belum membaik sertaperekonomian
nasional yang menantang, ditengarai dengan likuiditas yang ketat dan suku bunga yang
tinggi, Bank Sinarmas tetap bertahan dengan serangkaian pencapaian yang
membanggakan. Pada tahun 2014, Bank Sinarmas telah mengungguli ekspektasi pasar
dalam pertumbuhan kredit sebesar 18% dan dalam pertumbuhan dana pihak ketiga
sebesar 10%. Di akhir tahun 2014, kredit dan dana pihak ketiga (DPK) Bank Sinarmas
masing-masing tumbuh sebesar 30% dan 23% dari akhir tahun sebelumnya.
Tahun 2014 pertumbuhan kredit Bank Sinarmas sebesar 30%, berada jauh di atas
rata-rata industri yang bertumbuh sekitar 12%, yang dikontribusi oleh kredit korporasi.
Selain itu, dengan dibentuknya divisi kredit Retail dan Micro Small Medium Enterprise
(MSME), maka kredit yang disalurkan Bank Sinarmas kepada Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM) juga bertumbuh dengan signifikan yaitu sebesar 69%. Hal ini
tentunya tidak terlepas dari jaringan kantor Bank Sinarmas yang tersebar di 34 provinsi
dan 157 kota, sehingga akan lebih mudah dalam menjangkau nasabahnya. Dana pihak
ketiga yang dihimpun bertumbuh 23% pada tahun 2014. Kenaikan ini dikarenakan
meningkatnya volume deposito secara signifikan.
Selama tahun 2014, Bank Sinarmas terus meningkatkan kualitas dan kuantitas
sumber daya manusia dengan merekrut lebih dari 1.000 orang karyawan baru dan
secara berkesinambungan mengadakan program - program pelatihan dan pendidikan.
Selain itu manajemen mengapresiasi seluruh kerja keras dan kerja sama seluruh
karyawan sehingga Bank Sinarmas berhasil memperoleh berbagai prestasi sepanjang
2014, antara lain:
1. Memperoleh Golden Trophy Infobank Awards 2014 sebagai Bank yang berpredikat
“Sangat Bagus” atas kinerja keuangan tahun 2013 selama 5 (lima) tahun berturut –
turut.
2. Sebagai Bank dengan Holding Terbaik dan mendapatkan Peringkat 4 (empat) dalam
Kelompok Bank Go Public dalam Anugerah Perusahaan Tbk. Indonesia 2014
Economic Review.
3. Bank BUKU 2 (dua) Peringkat ke 4 (empat) kategori Bank Go Public dengan modal inti
Rp1 Triliun - Rp5 Triliun dalam Anugerah Perbankan Indonesia 2014; dan
4. Pemenang ke 3 (III) Kategori Akses Keuangan dalam Kompetisi Inkuliusi Keuangan
(Koinku) Otoritas Jasa Keuangan.
III. Tujuan evaluasi
Tujuan dari evaluasi Laporan Keuangan Bank Sinarmas Tbk. adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui kondisi capital structur Bank Sinarmas tbk.
2. Mengetahui kondisi laba rugi Bank Sinarmas tbk. komprehensif tahun 2016, jika
perusahaan tahun 2016 mentargetkan adanya kenaikan penjualan 25%.
3. Menentukan AFN (additional funds needed) dan cara mendapatkan AFN, jika ada
target kenaikan penjualan di tahun 2016
4. Mengetahui harga saham Bank Sinarmas (harga yang ada di bursa serta harapannya
ada kenaikan)
BAB II
A. PEMBAHASAN
I. STRUKTUR MODAL BANK SINARMAS Tbk.
Struktur modal Bank Sinarmas tbk. tahun 2014 adalah sebagai berikut
Tabel 2. Struktur Modal Bank Sinarmas tbk.
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia, modal bank terdiri atas:
1. Modal Inti
Modal bank yang terdiri dari modal saham yang disetor, cadangan yang
diungkapkan sebagai modal sumbangan, tambahan modal disetor, laba ditahan
(termasuk saldo laba yang dicadangkan untuk tujuan tertentu), penurunan nilai
atas instrumen keuangan yang tersedia untuk dijual, dan selisih yang terjadi antara
laporan keuangan kantor cabang internasional. Modal Inti Bank Sinarmas di tahun
2014 mencapai Rp2.850 miliar, naik 12,74% dari posisi Rp2.528 miliar di tahun
2013, karena adanya tambahan modal dari komponen laba ditahan.
2. Modal Pelengkap (maksimum 100% dari modal inti)
Total modal pelengkap Bank Sinarmas di tahun 2014 naik 15,92% menjadi sebesar
Rp127 miliar dari tahun 2013 sebesar Rp109 miliar, yang dikontribusi oleh
kenaikan cadangan umum aset produktif.
II. Kebijakan Struktur Modal
Bank wajib menghitung Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum/Capital
Adequacy Ratio (CAR) berdasarkan Peraturan Tujuan utama dari pengelolaan modal
Perusahaan adalah untuk memastikan bahwa Perusahaan mempertahankan rasio
modal yang sehat dalam rangka mendukung bisnis dan memaksimalkan nilai pemegang
saham. Perusahaan wajib untuk memenuhi rasio Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum (KPMM) sebagaimana ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Manajemen menggunakan peraturan rasio permodalan untuk memantau
kecukupan modal, sesuai dengan standar industri. Pendekatan Bank Indonesia untuk
pengukuran modal tersebut terutama didasarkan kepada pemantauan kebutuhan
modal yang diwajibkan (diukur sebagai 8% pada tahun 2014 dan 2013 dari aset
tertimbang menurut risiko) terhadap modal yang tersedia. Sepanjang tahun 2014, Bank
Sinarmas telah memenuhi semua persyaratan modal yang diwajibkan Bank Indonesia
No. 14/18/PBI/2012 tanggal 28 November 2012. Untuk memenuhi persyaratan
tersebut, Bank Sinarmas memiliki kebijakan untuk menjaga struktur modal yang
mampu mengantisipasi seluruh risiko utama yang terjadi di dalam pengelolaan bank,
yaitu risiko pasar, risiko kredit, dan risiko operasional. Kebijakan manajemen modal
Bank Sinarmas juga ditujukan untuk mempertahankan struktur modal yang kuat untuk
mendukung pertumbuhan bisnis di masa depan.
III. TINJAUAN TEORI PERENCANAAN KEUANGAN
A. Arti Penting Perencanaan Keuangan
Perencanaan merupakan tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan asumsi
mengenai gambaran kegiatan yang dilakukan pada waktu yang akan datang dalam
mencapai tujuan yang diinginkan. Perencanaan adalah proses penyusunan tujuan-
tujuan perusahaan dan pemilihan tindakan-tindakan yang akan dilakukan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Supriyanto, 1994:4).
Perencanaan keuangan merupakan aspek penting dari operasi dan sumber
penghasilan perusahaan karena memberikan petunjuk yang mengarahkan,
mengkoordinasikan dan mengontrol kegiatan perusahaan untuk mencapai tujuan. Dua
aspek penting dalam proses perencanaan keuangan : (1) Perencanaan uang tunai,
meliputi persiapan dari penyusunan budget kas perusahaan. (2) Perencanaan laba,
perencanaan laba perusahaan yang dibuat dalam bentuk laporan keuangan proforma.
Kedua hal tersebut tidak hanya berguna bagi perencanaan keuangan intern tetapi juga
dibutuhkan bagi pemberi pinjaman baik sekarang maupun yang akan datang.(Sundjaja
dan Barlian, 2003:162)
Perencanaan laba berpusat pada pembuatan laporan proforma. Laporan
proforma, merupakan proyeksi laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan
rugi laba suatu perusahaan. Dua input yang diperlukan untuk menyusun laporan
proforma dengan menggunakan pendekatan yang sederhana yaitu : a) laporan
keuangan untuk tahun sebelumnya dan b) ramalan penjualan tahun yang akan datang.
Perencanaan keuangan berhubungan dengan masa depan yang penuh dengan
ketidakpastian. Kepala bagian finansial harus selalu mengadakan forecasting
(peramalan dan pengiraan) terhadap masa yang akan datang tersebut dengan tepat,
meliputi perencanaan finansial jangka panjang (long range financial planning) dan
perencanaan-perencanaan jangka pendek (short range financial planning). Salah satu
keuntungan yang diperoleh dari adanya perencanaan finansial adalah dihindarkannya
pemborosan-pemborosan yang diakibatkan oleh adanya aktivitas yang sangat
kompleks. (Gitosudarmo dan Basri, 1999:265)
B. Prosedur Perencanaan Keuangan
Langkah-langkah dalam penyusunan rencana meliputi: (Gitosudarmo dan Basri,
1999:268-269).
a. Langkah pertama dalam merencanakan keuangan adalah merumuskan
(formulasi) terhadap tujuan jangka panjang, dapat berupa tujuan untuk dapat
tumbuh menjadi perusahaan yang bertingkat nasional atau internasional.
b. Langkah kedua adalah berupa formulasi dari politik keuangan perusahan.
Formulasi ini akan menjadi pedoman bagi segala kegiatan bisnisnya, dan dalam
hal perencanaan keuangan ini sangat diperlukan. Oleh karena dalam hal ini
sangat diperlukan adanya forecasting guna memperkirakan perubahan-
perubahan terhadap factor-faktor yang terdapat dalam formulasi rencana
keuangan dari bisnis itu.
c. Langkah ketiga adalah pembentukan prosedur
Dimaksud untuk menciptakan koordinasi yang baik dari setiap aktivitas yang
saling berhubungan, sehingga tidak terjadi bertabrakan, saling lempar tanggung
jawab.
d. Langkah yanmg terakhir adalah mengusahakan adanya fleksibilitas.
Keadaan ekonomi saat ini berada dalam keadaan dinamis dan selalu meningkat.
Oleh karena itu manajemne harus selalu mempersiapkan adanya flesibilitas
(keluwesan) di dalam rencana-rencana, terutama recana jangka pendeknya.
Vareabel budged adalah salah satu bentuk yang tepat untuk diterapkan.
Menurut Brigham dan Huston, (1999:117) proses perencanaan
keuangan dimulai dengan:
1. Ramalan Penjualan
Ramalan penjualan (sales forecast) umumnya dimulai demgam
tinjauan atas penjualan lima atau sepuluh tahun yang lalu, yang biasanya
dinyatakan dalam bentuk grafik pertumbuhan penjualan untuk 5 tahun
terakhir (Brigham dan Houston, 1999:117). Ramalan penjualan dibuat dengan
mencoba mengukur volume penjualan di masa yang akan dating. Pengukuran
tersebut dapat dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Pengukuran secara
kualitatif biasanya menggunakan metode statistic dan matematik, sedangkan
pengukuran secara kualitatif biasanya menggunkan judgement/pendapatan.
2. Peramalan laporan Keuangan, langkah-langkahnya:
a) Meramalkan laporan rugi laba
Laporan rugi laba untuk tahun mendatang diramalkan untuk
mendapatkan suatu estimasi atas laba yang dilaporkan dan jumlah laba
yang ditahan yang akan dihasilkan perusahaan selama tahun trsebut. Hal
ini memerlukan asumsi-asumsi tentang risiko biaya operasi, tarip pajak,
beban bunga dan rasio pembayaran dividen. Dalam kasus yang paling
sederhana, dibuat asumsi bahwa biaya akan naik dengan laju yang sma
sejalan dengan kenaikan penjualan dalam situasi yang lebih rumut, biaya-
biaya tertentu akan diramalkan secara terpisah. Namun, tujuan utana
dari peramalan ini adalah untuk menentukan beberapa banyak laba yang
akan diperoleh perusahaan dan tahun untuk diinvestasikan kembali dlam
tahun yang diramalkan.
b) Meramalkan neraca
Jika penjualan dinaikkan, maka aktivitasnya harus tumbuh. Karena
perusahan beroperasi pada kapasitas yang penuh, maka setiap pos
aktivitas harus ditambah jika ingin penjualan yang lebih tinggi untuk
dicapai. Lebih banyak kas yang dibutuhkan untuk transaksi, penjualan
yang lebih tinggi akan menyebabkan piutang yang lebih besar, persediaan
tambahan harus disimpan, dan pabrik serta peralatan baru harus
bitambah.
c) Mendapatkan dan tambahan yang diperlukan
Dana tambahan nyang diperlukan (AFN= Additional Fund Needed) adalah
dana yang harus diperoleh perusahaan secara ekternal melalui pinjaman
atau dengan menjual saham biasa atau preferen baru.
Ada beberapa Model yang dapat digunakan dalam peramalan keuangan,
diantaranya adalah Metode rasio konstan (constant ratio method) dan
Regresi Linier.
1. Metode rasio konstan (constant ratio method) merupakan suatu
metode untuk meramalkan laporan keuangan dan kebutuhan
keuangan di masa mendatang, dengan asumsi asumsi rasio-rasio
keuangan tertentu akan tetap konstan (Brigham dan Houston,
1999:120).
2. Metode regresi linier
Metode ini mencari hubungan regresi dari variabel dependen (semua
pos aktiva dan pasiva yang terkait dengan penjualan) dengan variabel
independen (tingkat penjualan) dan menyatakan hubungan tersebut
dalam persamaan regresi (Husnan, 1992).
Regresi adalah suatu model matematis yang dapat digunakan untuk
mengetahui pola hubungan antara dua variabel atau lebih. Tujuan
utama analisis regresi adalah untuk membuat ramalan nilai suatu
variabel (variabel dependen) jika nilai variabel lainna (variabel
independen) sudah ditentukan (Algifari, 1997 :112).
Untuk meramalkan nilai suatu variabel dependen bila variabel
independen diketahui digunakan persamaan garis regresi dengan
persamaan sebagai berikut :
Y = a + bX
Keterangan :
Y = adalah variabel dependen
a = adalah intersep (titik potong kurva terhadap sumbu Y)
b = adalah kemiringan (slope) kurva linier
X = adalah variabel independen
Berdasarkan persamaan di atas dapat digunakan untuk menaksir nilai
Y, jika nilai a, b, dan X diketahui. Nilai a merupakan nilai Y yang
dipotong oleh kurva linier pada sumbu vertikal Y (a adalah nilai Y, bila
X = 0). Nilai b adalah kemiringan (slope) kurva linier yang
menunjukkan besarnya perubahan nilai Y sebagai akibat perubahan
setiap unit nilai X. Besarnya nilai a dan b konstan sepanjang kurva
linear.
Persamaan regresi digunakan untuk meramal nilai pos-pos tersebut
untuk masa yang akan datang. Dari sini dapat disusun neraca
proforma untuk tahun yang akan datang. Dengan mengurangkan total
kewajiban dari total aktiva pada neraca proforma ini, kebutuhan
tambahan dana untuk tahun yang akan datang dapat ditentukan.
C. Teknik Analisa Data
Dalam Teknik Analisa Data, yang digunakan adalah langkah-langkah sebagai
berikut :
1) Peramalan Penjualan
Untuk menyusun peramalan keuangan dalam kasus ini digunakan metode
regresi linier dan model-model yang terkomputerisasi. Analisis regresi merupakan
metode yang lebih umum digunakan untuk meramalkan kebutuhan-kebutuhan
keuangan dan tidak terlalu mudah terkena perangkap potensial dam metode
prosentase penjualan.
Pada analisis regresi ini, persamaan yang digunakan untuk menganalisa data
adalah :
Y = a + bX (Brigham dan Houston, 1999:120).
Keterangan :
Y = adalah variabel dependen
a = adalah intersep (titik potong kurva terhadap sumbu Y)
b = adalah kemiringan (slope) kurva linier
X = adalah variabel independen
Persamaan di atas dapat digunakan untuk menaksir nilai Y, jika nilai a, b,
dan X diketahui. Nilai a merupakan nilai Y yang dipotong oleh kurva linier pada
sumbu vertikal Y (a adalah nilai Y, bila X=0). Nilai b adalah kemiringan (slope)
kurva linier yang menunjukkan besarnya perubahan nilai Y sebagai akibat
perubahan setiap unit nilai X. besarnya nilai a dan b konstan sepanjang kurva
linier.
2) Tingkat Pertumbuhan Penjualan
Adapun persamaan yang digunakan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan
penjualan yaitu:
Gt =
SR t−SR t−1SR t−1
Gt = Tingkat Pertumbuhan Penjualan
SRt= Penjualan pada tahun t
SRt-1= Penjualan pada tahun t-1
3) Penentuan besarnya AFN (Additional Fund Needed)
4) Peramalan Neraca tahun 2016
5) Peramalan Laporan Laba Rugi Tahun 2016
IV. HASIL ANALISIS DATA
1. Hasil Peramalan Penjualan
Sebelum peramalan atas rekening-rekening laporan laba rugi dan neraca, maka
terlebih dahulu harus dilakukan peramalan terhadap penjualan. Dalam penyusunan
atas peramalan penjualan maka digunakan metode regresi linier, adapun data yang
digunakan dalam penyusunan peramalan penjualan tersebut yaitu penjualan tahun
2012 sampai 2014. Berdasarkan hasil laporan keuangan pada Bank Sinarmas, maka
dapat diketahui besarnya penjualan yang secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 1.
Berdasarkan penjualan bersih tersebut maka dapat diramalkan besarnya
jumlah penjualan bersih pada tahun 2016. Untuk mengetahui hasil penjualan bersih
tahun 2016 maka sebelumnya disajikan data penjualan bersih tahun 2012 sampai
2014 yang dapat diketahui pada Tabel 3 berikut:
Tabel 3. Penjualan Bersih Bank Sinarmas
No. Tahun Penjualan bersih
1 2012 780.192.000.000
2 2013 826.360.000.000
3 2014 987.625.000.000
Sumber: Bank Sinarmas,
Http://www.idx.co.id/idid/beranda/perusahaantercatat/profilperusahaantercatat.aspx
Berdasarkan data penjualan tahun 2012 sampai 2014 tersebut maka dapat
diketahui besarnya atau jumlah penjualan bersih tahun 2016, dalam penelitian ini
metode peramalan penjualan yang digunakan yaitu menggunakan bahwa metode
trend linier. Pada analisis trend linier ini, persamaan yang digunakan untuk
menganalisa data adalah :
Y = a + bX
Keterangan:
Y = adalah variabel dependen
a = adalah intersep (titik potong kurva terhadap sumbu Y)
b = adalah kemiringan (slope) kurva linier
X = adalah variabel independent
Adapun hasil perhitungan peramalan penjualan dengan menggunakan metode
trend linier dapat dilihat pada tabel 4 berikut:
Tabel 4 Perhitungan Peramalan Penjualan Pada Bank Sinarmas tbk.
Tahun X Y X2 X.Y
2012 - 1 780192000000 1 -7801920000002013 0 826360000000 0 02014 1 987625000000 1 987625000000
2015 ?
0 2594177000000 2 207433000000
Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat diketahui hasil ramalan penjualan
untuk tahun 2015 adalah sebagai berikut :
Nilai koefisien a dan b diperoleh dari persamaan:
a=Σyn dan
b=∑ x . yΣx2
a=25941770000003 dan
b=2074330000002
a = 864725666667 b = 103716500000
Dari hasil koefisien a dan b maka kalau dimasukkan ke dalam persamaan yaitu sebagai
berikut:
Y = 864725666667 + 103716500000 (x)
= 968442166667 (3)
= Rp 2.905.326.500.000
Berdasarkan persamaaan di atas maka dapat diperoleh peramalan tingkat
penjualan dengan menggunakan metode trend linier pada Bank Sinarmas tbk tahun
2015 adalah Rp Rp 2.905.326.500.000
Diproyeksikan untuk tahun 2016 dengan peningkatan penjualan 25% ………………
V. LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF TAHUN 2016 (PRO FORMA)
Laporan Laba Rugi tahun 2012 – 2014 adalah sebagai berikut :
TABEL 5.
Dari data di atas maka dapat dibuat laporan laba rugi komprehensif proforma tahun
2016 dengan menggunakan beberapa rasio.
VI. MENENTUKAN AFN (ADDITIONAL FUND NEEDED) DAN CARA MENDAPATKAN
VII. HARGA SAHAM DI BEI
BAB III
1. Kesimpulan
2. Lampiran