Upload
citra08
View
75
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
PARAPSORIASIS
I. Pendahuluan
Penyakit ini pertama kali dilukiskan oleh Brocq pada tahun 1902
dengan ciri-ciri seperti kasusnya jarang ditemukan, etiologinya belum
diketahui, keadaan umum penderita baik, umumnya tidak disertai keluhan,
perjalanannya perlahan dan menahun, kelainan kulit berupa eritema dan
skuama dan terapinya sukar. Kemudian ternyata bahwa parapsoriasis tidak
selalu menahun, tetapi ada bentuk akut. (1)
Parapsoriasis menggambarkan kelompok penyakit yang sulit dipahami
dan dibedakan gambaran klinisnya. Ada beberapa bentuk umum yaitu tipe
plak kecil, tipe plak besar, bentuk akut dan kronik dari pityriasis lichenoides
yang dikenali sebagai pityriasis lichenoides etvarioliformis acuta (PLEVA)
dan pityriasis lichenoides chronic (PLC). Grup penyakit tersebut memiliki
kecendrungan untuk co-exist satu sama lain oleh karena adanya limfoma.(2, 3)
Pengobatan parapsoriasis tipe plak kecil tidak perlu dilakukan tetapi
pengobatannya untuk mengurangi lesi kering pada kulit dapat meliputi
emolien, preparat tar topical atau kortikosteroid topikal dan fototerapi.
Pengobatan parapsoriasis plak besar meliputi steroid topikal potensi tinggi.(4)
II. Definisi
Parapsoriasis merupakan penyakit kulit yang belum diketahui
penyebabnya, pada umumnya tanpa keluhan, kelainan kulit terutama terdiri
atas eritema dan skuama, berkembang biasanya perlahan-lahan, perjalanan
umumnya kronik.(1)
Parapsoriasis plak kecil adalah kondisi tanpa gejala kronis, ditandai
dengan munculnya plak kecil dan bersisik yang terus menerus, terutama pada
1
batang tubuh. Parapsoriasis plak kecik atau small-patch parapsoriasis (SPP)
sinonim dengan nama Chronic superficial scaly dermatitis, Persistent
superficial dermatitis, Digitate dermatosis dan Xanthoerythroderma perstans.(5, 6)
Parapsoriasis plak besar atau large-patch parapsoriasis (LPP) adalah
sebuah kondisi kronis yang ditandai oleh adanya plak eritematosa yang
menetap, besar dan biasanya pada batang tubuh dan kadang-kadang pada
tungkai. LPP sinonim dengan nama Parakeratosis variegata, Retiform
parapsoriasis, Atrophic parapsoriasis dan Poikilodermatous parapsoriasis.(2, 6)
III. Etiologi
Penyebab parapsoriasis plak kecil dan plak besar masih belum
diketahui. Keduanya dikarakteristikkan oleh adanya infiltrate limfoid
kutaneus superfisial yang terdiri dari sel T CD4+. Perbedaannya berada pada
densitas sel T, dimana pada pada plak kecil cenderung memilki densitas sel T
yang lebih sedikit.(2)
Ada kemungkinan bahwa pemahaman lengkap tentang patogenesis
parapsoriasis akan mengembang dengan pemahaman kita tentang patogenesis
kedua dermatitis kronis dan mikosis fungoides, karena parapsoriasis muncul
untuk menjembatani gangguan ini. Sel T yang menengahi penyakit kulit
inflamasi milik jaringan kulit terkait limfoid Skin Associated Lymphoid Tissue
(SALT).(3)
Sel-sel T mengekspresikan antigen limfosit terkait kulit dan lalu lintas
antara kulit dan domain sel T dari kelenjar getah bening perifer melalui
limfatik dan aliran darah.(3)
IV. Pathogenesis
2
Parapsoriasis adalah penyakit yang berkembang secara perlahan-lahan
dan kronik. Namun, penyakit ini mempunyai tahap yang berbeda pada
gangguan lymphoproliferative yang berlanjut dari kronik dermatitis ke
cutaneous T-cell lymphoma (CTCL).(3)
Parapsoriasis plak kecil merupakan proses reaktif dari sebagian besar
sel T CD4+. Patogenesis yang pasti dari proses pembentukan parapsoriasis
masih belum pasti, akan tetapi telah didemonstrasikan bahwa sel T kutaneus
superfisial berhubungan dengan adanya plak pada parapsoriasis.(7)
Pola genotip diobservasi pada parapsoriasis plak kecil sama dengan
yang diobservasi pada dermatitis kronik dan pola klonalitas sel T sama dengan
respon sel T spesifik yang telah distimulasi oleh antigen. Klon multiple
dominan dapat dideteksi oleh reaksi rantai polymerase (PCR) dari penggunaan
gen reseptor sel T, yang mendukung proses reaktif. Limfosit tidak
menunjukkan gambaran khas histologis untuk memperkirakan perubahan
terjadinya keganasan. Beberapa ahli percaya bahwa parapsoriasis plak kecil
merupakan lymphoma sel T yang hancur. Bagaimanapun sampai saat ini
belum ada bukti yang jelas, seperti perubahan genetic (contohnya, mutasi
TP53) yang diobservasi pada keganasan lain yang terdapat untuk mendukung
hal ini. Namun, pencarian untuk memverifikasi hipotesis ini adalah
identifikasi terbaru dari peningkatan aktivitas telomerase pada sel T dari
CTCL stadium awal, lymphoma stadium lanjut dan pada parapsoriasis, yang
mana aktivitasnya tidak terdapat pada sel T normal. (2, 3, 6)
Parapsoriasis plak besar merupakan gangguan inflamasi kronik, dan
patofisiologinya telah dispekulasi menjadi stimulasi antigen jangka panjang.
Gangguan ini dihubungkan dengan penggandaan sel T dominan, salah satunya
bisa terdapat diatas 50 % dari infiltrasi sel T. Jika gambaran histologisnya
benigna tanpa atypical lymfosit, maka dapat diklasifikasikan sebagai
parapsoriasis plak besar. Namun jika terdapat limfosit atipikal, maka pasien
bisa diklasifikasikan sebagai CTCL. (3, 6)
3
V. Manifestasi Klinis
Lesi dari parapsoriosis plak kecil atau small-patch parapsoriasis (SPP)
berbentuk bulat atau lesi oval yang terpisah-pisah dengan plak yang sangat
tipis terutama pada bagian batang tubuh. Ukurannya kurang dari 5 cm dan
biasanya asimptomatik dengan sedikit skuama halus. Sebuah variasi yang
khas dengan lesi berbentuk jari dikenal sebagai ‘digitate dermatosis’
mempunyai lesi yang berwarna kekuningan atau coklat kekuningan,
mengikuti alur kulit dan memberikan gambaran seperti ‘fingerprint’. Panjang
lesi tidak lebih 5 cm. Kronik superfisial dermatitis adalah nama lain dari
parapsoriasis plak kecil. Lesi digitate dengan warna kekuningan dulunya
disebut xanthoerythrodermia perstants.(2, 3)
Gambar 1: Parapsoriasis plak kecil dengan diameter kurang dari 5 cmDikutip dari kepustakaan no.3
4
Gambar 2: Gambaran parapsoriasis berupa digitate
dermatosis, lesi yang mirip dengan jari tanganDikutip dari kepustakaan no.8
Lesi dari large–patch parapsoriasis (LPP) atau parapsoriasis plak
besar biasanya berbentuk oval atau memiliki bentuk yang irregular. Plak nya
juga bisa menjadi tipis, asmiptomatik atau sedikit gatal. Plak yang dimilikinya
bisa berbatas tegas atau dapat menyatu dengan kulit disekitarnya. Ukuran
parapsoriasis bervariasi tapi pada umumnya lebih besar dari 5 cm bahkan
lebih dari 10 cm. Lesi pada plak besar paling banyak ditemukan pada daerah
badan, dan area fleksura, selain itu bisa juga ditemukan pada daerah kepala
dan payudara pada wanita. Warna lesinya berupa warna coklat muda atau
merah muda serta dilapisi oleh skuama halus. Permukaannya ditutupi skuama
kecil dan biasanya sedikit berkerut, seperti kerutan pada kertas rokok.
Telangiektasia atau warna pigmen yang menjadi lebih gelap bisa juga terjadi
pada lesi yang atropi prominen. Ketiganya yaitu telangiektasis, bintik-bintik
hipermentasi dan atropi adalah poikilodermal atau poikilodermal atropikan
vaskuler. (2, 3, 8)
5
Gambar 3: Parapsoriasis Plak besar. Terdapat plak yang irregular dan dengan ukuran yang bervariasi pada lengan
Dikutip dari kepustakaan no.3
Gambar 4: Parapsoriasis plak besar (Poikilodermatous variant)Dikutip dari kepustakaan no. 3
6
Gambar 5: Parapsoriasis plak besar (Retiform variant)Dikutip dari kepustakaan no.3
VI. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang. Anamnesis penderita parapsoriasis plak kecil
didapatkan onset penyakit satu bulan sampai beberapa tahun dan biasanya
sembuh sendiri. Parapsoriasis plak besar merupakan penyakit kronik yang
onsetnya sampai bertahun-tahun biasanya lebih dari satu decade dan bisa
berubah menjadi mikosis fungoides atau cutaneous T-cell lymphoma (CTCL).
Selain itu harus diterapi karena tidak bisa sembuh dengan sendirinya.(2, 3)
Pemeriksaan fisik pada pada parapsoriasis plak kecil didapatkan lesi
yang berbatas tegas, terdapat sedikit skuama, berwana pink salmon, ukuran
diameternya kurang dari 5 cm dan menyebar pada badan dan ekstremitas.
Sedangkan pada parapsoriasis plak besar didapatkan lesi yang eritema
berbentuk arcuata, diameter lebih dari 5 cm, tempat predileksi ekstremitas
bagian proximal dan badan. Warna lesi sedikit eritema atau seperti salmon,
terdapat skuama yang berkeping-keping dan atopik, tampak seperti kertas
rokok. (3, 5)
7
Pada pemeriksaan penunjang histopatologi untuk parapsoriosis plak
kecil menunjukkan infiltrate sel limposit pada perivaskular superfisial. Pada
epidermis menunjukkan spongiosis ringan, hyperkeratosis fokal, krusta,
parakeratosis dan kadang-kadang eksositosis. Pada epidermis parapsoriasis
plak besar bisa ditemukan akantotik ringan dan hiperkeratosis dengan spot-
spot parakeratosis. (3, 4)
Gambar 6: Parapsoriasis kecil, Terdapat infiltrasi limfoid perivaskular superfisial, spongiosis ringan, parakeratosism dan krusta fokal.
Dikutip dari kepustakaan no.3
Gambar 7: Parapsoriasis plak besar. Variasi atipikal. Infiltrat lymposit
superficial dengan epidermotropism dan epidermis atopic Dikutip dari kepustakaan no.3
8
Gambar 8: Parapsoriasis plak besar. Terdapat hiperkeratotik ringan dan parakeratotik fokal pada epidermis dengan infiltrasi perivaskular superfisial. Sel-sel limfosit kebanyakan kecil dan terdapat sel epidermotropisme fokal
Dikutip dari kepustakaan no.3
Pada pemeriksaan laboratorium untuk parapsoriasis plak kecik
didapatkan spongiform dermatitis dengan daerah fokal hiperkeratosis,
parakeratosis, dan eksositosis. Pada dermis terdapat infiltrat superfisial
vaskular lymphohistiocytic dan edema kulit sedangkan parapsoriasisi plak
besar memberi gambaran nonspesifik atau didapatkan infiltrat sel
mononuklear mirip pita (CD4 +) dengan atrofi epidermis, vakuolisasi dari
lapisan sel basal, dilatasi kapiler, tidak ada limfosit atipikal dan eksositosis
ringan. (8)
VII. Diagnosa Banding
Diagnosis parapsoriasis plak kecil dan parapsoriasis plak besar
didasarkan pada korelasi antara temuan klinis dan histopatologis, tes lainnya
mempunyai sensitivitas yang rendah. Diagnosa banding untuk parapsoriasis
plak kecil dan parapsoriasis plak besar meliputi:(2)
9
Parapsoriasis plak kecil Parapsoriasis plak besar
1.
2.
3.
4.
5.
Tinea korporis
Psoriasis
Pitiriasis rosea
Dermatitis nummular
Pitiriasis likenoides kronik
Psoriasis
Drug eruption
Mycosis fungoides
Poikilodermatous aoutoimmune
Poikilodermatous genodermatose
VIII. Penatalaksanaan
Penyakit ini biasanya asimptomatik dan tidak memerlukan pengobatan
khusus. Pengobatan pada kasus parapsoriasis setakat ini kurang memuaskan.
Penyakit ini dapat membaik dengan penyinaran ultraviolet atau kortikosteroid
topikal seperti yang digunakan pada pengobatan psoriasis. (1, 5)
Pasien dengan parapsoriasis plak kecil harus diberi penjelasan yang
baik bahwa penyakitnya bisa sembuh. Awalnya pasien harus dianalisis setiap
3 sampai 6 bulan dan selanjutnya setiap tahun untuk memastikan bahwa
prosesnya stabil. Bisa hanya diberikan kortikosteroid topical, tapi biasanya
berespon terhadap fototerapi misalnya dengan UVB, Narrowband UVB, atau
cahaya matahari alami atau bisa juga dikombinasikan dengan kortikosteroid
topikal potensi sedang atau dengan pelembab. Hasilnya bisanya memuaskan.(3,
7)
Pasien dengan parapsoriasis plak besar memerlukan terapi yang lebih
aggresif untuk mencegah perkembangan penyakit ke arah mikosis fungoides.
Secara garis besar pengobatan parapsoriasis terbagi atas pengobatan line
pertama dan line kedua. (3)
Line pertama
- Emollients
10
- Topical corticosteroid topical tar products
- Sunbathing
- Broadband ultraviolet B phototherapy
- Narrowband ultraviolet B phototherapy
Line kedua
- Tipical bexarotene
- Topical imiquimmod
- Psoralen and ultraviolet A prhototherapy
- Topical mechlorethamine
- Topical carmustin
IX. Komplikasi
LPP dapat dikaitkan dengan bentuk-bentuk parapsoriasis dan limfoma
kulit. Kedua LPP dan SPP kadang-kadang bisa berkembang dari
impetiginization sekunder hingga terjadinya ekskoriasi.(3)
X. Prognosis
Penyakit ini bersifat kronik dan residif. (1)Parapsoriasis plak kecil
bertahan stabil selama bertahun-tahun dan kemudian menghilang secara
spontan. Sedangkan parapsoriasis plak besar dapat berkembang menjadi
mikosis fungoides dan cutaneous T-cell lymphoma (CTCL) dengan
transformasi limfosit dari ukuran kecil jinak untuk limfosit atipikal yang lebih
besar. (3)
DAFTAR PUSTAKA
11
1. Djuanda A. Parapsoriasis. In: Djuanda A, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. 6th ed. Jakarta: FKUI; 2010. p. 195-6.
2. Wood GS, Reizner G. Other Papulosquamous Disorder In: Bolognia JL,
Jorizzo JL, Rapini RP, editors. Dermatology. 2nd ed. London: Mosby; 2008.
3. Wood GS, Hu C-H, Liu R. Parapsoriasis and Pityriasis Lichenoides In: Wolff
K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, editors.
Fitzpatrick's Dermatology in general medicine. 8th ed. USA: McGraw-Hill;
2012. p. 423-34.
4. In: James WD, Berger TG, Elston DM, editors. Andrew’s Disease of The Skin
Clinical Dermatology. 10th ed. London: Mosby; 2006. p. 207.
5. In: Sterry W, Paus R, Burgdorf W, editors. Thieme Clinical Dermatology.
New York: Thieme; 2006. p. 280.
6. Whittaker SJ. Cutaneous Lymphomas and Lymphotic Infiltrates In: Burns T,
Breathnach S, Cox N, Griffiths C, editors. Rook’s Textbook of Dermatology.
8th ed. USA: Blackwell; 2010. p. 57.-.8.
7. Lewin J, Latkowski J-A. Digitate Dermatosis (small-plaque parapsoriasis).
Dermatology Online Journal. 2012:3.
8. In: Wolff K, Johnson RA, Suurmond D, editors. Fitzpatricks Colour Atlas &
Synopsis of Clinical Dermatology. 5th ed. USA: McGraw-Hill; 2007.
12