80
PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI (FORKABI) DALAM PILKADA DKI JAKARTA 2007 Nurbaiti 103033227795 PROGRAM STUDI PEMIKIRAN POLITIK ISLAM FAKULTAS USULUDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2008 M / 1429 H

PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

  • Upload
    leminh

  • View
    222

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

PARTISIPASI POLITIK

FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI (FORKABI)

DALAM PILKADA DKI JAKARTA 2007

Nurbaiti 103033227795

PROGRAM STUDI PEMIKIRAN POLITIK ISLAM FAKULTAS USULUDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2008 M / 1429 H

Page 2: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah S.W.T. Tuhan semesta alam atas segala rahmat dan

kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Salawat dan

salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW

beserta para keluarga dan sahabatnya semoga kita selalu dalam limpahan

syafaatnya, Amin.

Skripsi ini merupakan tugas akhir untuk memperoleh gelar sarjana sosial

pada jurusan pemikiran politik Islam fakultas ushuluddin Universitas Islam

Jakarta.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya atas segala bimbingan dan dukungan kepada:

1. Bapak Drs. H. Husen Sani, Ketua Umum DPP FORKABI sekaligus anggota

DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PAN.

2. Bapak Drs. H. Abdul Ghoni, anggota DPRD DKI Jakarta sekaligus ketua DPD

FORKABI Jakarta Selatan.

3. Bapak Drs. H. Nanang Suryana, ketua DPRT FORKABI cab. Cipulir.

4. Bapak Drs. Agus Darmadji, M. Fils., Ketua Jurusan Pemikiran Politik Islam

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Dra. Wiwi Siti Sajaroh, MA., Sekretaris Jurusan Pemikiran Politik Islam

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Ibu Drs. Haniah Hanafie, M. Si., selaku pembimbing akademik sekaligus

pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang diajukan

kepada fakultas dan memberi arahan serta masukan dalam penyusunan skripsi.

Page 3: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

7. Dosen-dosen Pemikiran Politik Islam, atas pembelajaran ilmu yang telah

diberikan. Semoga ilmu yang diberikan dapat bermanfaat bagi penulis.

8. Bapak K.H. Sa’adih al-Batawi dan Majlis Pengajian As-Sam’aawat yang

memberikan doa dan semangat bagi penulis agar tetap bersyukur dan

istiqomah.

9. Orang tua tercinta, Bapak dan Ibu (Bahrudin dan Aniyah) yang senantiasa

memberikan do’a dan pengorbanannya dengan harapan dan ketulusan hati

serta kasih sayang yang tak terhingga.

10. Kakak-kakak dan adikku yang selalu memberikan dukungan doa (Bang Amin,

Bang Hafidz dan Dien) semoga tetap akur dan saling menyayangi.

11. Mertua dan Ipar-iparku yang selalu memberikan doa agar skripsi ini cepat

selesai dan jadi sarjana.

12. Suamiku tercinta yang memberikan pundaknya untuk berkeluh kesah dan

selalu memberikan motivasi, cinta dan kasih sayang yang tak terhingga.

13. Sahabat-sahabat di Pemikiran Politik Islam angkatan 2003 terimakasih telah

memberikan warna persahabatan dalam menjalani masa perkuliahan

khususnya Linda, Muti, Kiki, Hilda (selamat yan dah punya anak), Irna,

Nawal, Bowo, Niko (yang lain kapan nyusul?).

Penulis yakin dan sadar akan segala keterbatasan dan kekurangannya

dalam penyusunan skripsi ini, oleh karena itu penulis menerima saran dan kritik

yang membangun dari semua pihak agar skripsi ini lebih sempurna dan semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi orang lain.

Ciputat, 05 Maret 2008

Penyusun

Page 4: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI........................................................................................................ iii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah............................................................. 1

B. Perumusan Masalah ................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 7

E. Metode Penelitian ...................................................................... 7

1. Teknik Pengambilan Sampel................................................ 8

2. Teknik Analisa Data............................................................. 9

F. Sistematika Penulisan ................................................................ 9

BAB II : TEORI PARTISIPASI POLITIK

A. Pengertian Partisipasi Politik ..................................................... 11

B. Partisipasi Politik dalam Islam................................................... 15

C. Bentuk dan Tingkat Partisipasi Politik....................................... 18

D. Faktor-faktor yang Memepengaruhi Partisipasi Politik ............. 26

BAB III : PROFIL FORKABI

Page 5: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

A. Sejarah dan Berdirinya FORKABI ............................................ 37

B. Susunan Kepengurusan FORKABI (2005-

2010)…………………………………………………………...39

C. Struktur Organisasi FORKABI..................................................41

1. Wilayah Organisasi FORKABI............................................41

2. Pimpinan Organisasi ............................................................ 43

3. Rangkap dan Masa Jabatan .................................................. 46

D. Keanggotaan FORKABI ............................................................ 46

1. Penerimaan Anggota ............................................................ 46

2. Syarat dan Kewajiban Anggota............................................ 47

3. Hak-hak Anggota ................................................................. 47

4. Sanksi Organisasi ................................................................. 47

5. Bentuk-bentuk Sanksi .......................................................... 48

6. Mekanisme Pembelaan Diri ................................................. 49

7. Pemberhentian Anggota ....................................................... 50

BAB IV : PARTISIPASI POLITIK FORKABI DALAM PILKADA DKI

JAKARTA 2007

A. Pilkada DKI Jakarta 2007 .......................................................... 49

B. Partisipasi Politik FORKABI

dalam Pilkada DKI Jakarta 2007 ................................................51

C. Bentuk-Bentuk Partisipasi FORKABI dalam Pilkada

DKI Jakarta 2007 .......................................................................52

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Politik

Page 6: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

FORKABI dalam Pilkada DKI Jakarta 2007............................. 56

1. Faktor Intern......................................................................... 56

2. Faktor Ekstern ..................................................................... 57

E. Dampak Partisipasi FORKABI terhadap Pilkada

DKI Jakarta 2007 .......................................................................58

F. Analisis Politik Islam terhadap Partisipasi Politik

FORKABI dalam Pilkada DKI Jakarta 2007............................. 60

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 69

Page 7: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pelaksanaan pembangunan nasional merupakan bagian dari usaha

merealisasikan tujuan negara. Tujuan nasional sebagaimana dijelaskan dalam

pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diwujudkan melalui pelaksanaan

penyelenggaraan negara yang berkedaulatan rakyat dan demokratis dengan

mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD

1945. Penyelenggaraan negara dilaksanakan melalui pembangunan nasional

dalam segala aspek kehidupan bangsa, oleh penyelenggara bangsa yaitu, lembaga

negara tertinggi negara bersama segenap rakyat Indonesia di seluruh wilayah

Negara Republik Indonesia.

Indonesia sebagai negara yang berkembang sedang giat melaksanakan

rangkaian pembangunan. Pembangunan yang melingkupi segenap aspek

kehidupan yang diarahkan untuk mewujudkan masyarakat yang adil makmur,

sejahtera lahir batin, merata baik secara materil dan spiritual berdasarkan

Pancasila dan UUD 1945. Tujuan pembangunan tersebut dapat dicapai melalui

proses panjang yang memerlukan perhatian dan pengorbanan semua pihak, baik

pemerintah maupun masyarakat. Dengan demikian masyarakat dituntut untuk ikut

berperan dalam kegiatan pembangunan secara aktif dan pasif.

Peran masyarakat dalam melaksanakan pembangunan, merupakan suatu

keadaan masyarakat yang sadar berbangsa dan bernegara, akan senantiasa

mengikuti perubahan dan dinamika yang terjadi dan sedang berkembang dalam

Page 8: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

kehidupan masyarakat dan bernegara. Perubahan yang disebabkan oleh

keberhasilan pembangunan ialah munculnya tuntutan masyarakat untuk

berpartisipasi secara aktif di kehidupan politik. Dalam rangka itu, rakyat semakin

menghendaki keterlibatannya di dalam penentuan pemimpin, perumusan dan

pemutusan kebijaksanaan publik, dan pengawasan terhadap kehidupan kekuasaan

negara. Aspirasi tersebut berakar pada peningkatan dan pendalaman kesadaran

politik sebagai produk peningkatan informasi dan pengetahuan yang dirangsang

oleh perkembangan pendidikan, kesehatan, media informasi, dan lainnya sebagai

bawahan dari pertumbuhan ekonomi.1

Pada negara yang menganut sistem demokrasi seperti Indonesia yang

menganut sistem Demokrasi Pancasila, pemikiran yang mendasari konsep

partisipasi politik adalah kedaulatan berada di tangan rakyat, yang dilaksanakan

melalui kegiatan bersama untuk menetapkan tujuan-tujuan serta masa depan

masyarakat dan menentukan orang-orang yang akan memegang tampuk pimpinan.

Partisipasi politik merupakan kegiatan warga negara dalam mempengaruhi proses

pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik dan sekaligus sebagai wahana dalam

menentukan pemimpin pemerintahan baik di tingkat pusat maupun daerah. Jadi,

partisipasi politik merupakan sebuah pengejawantahan dari penyelenggaraan

kekuasaan politik yang absah oleh rakyat.2

Salah satu wujud dari adanya kedaulatan rakyat adalah dengan

dilaksanakannya Pemilu (Pemilihan Umum), dan pada saat ini menjadi Pilkada

(Pemilihan Kepala Daerah), Pilkades (pemilihan Kepala Desa) dan pemilihan-

1 Arbi Sanit, “Demokrasi Pemilihan Umum,” dalam Indria Samega dan Syarofin Arba,

ed., Demitologisasi Politik Indonesia (Jakarta: PT. Pustaka Cidesindo, 1998), h. 140 2 Mirriam Budiarjo, Partisipasi dan Partai Politik: Sebuah Bunga Rampai. (Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia, 1998), h. 3

Page 9: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

pemilihan umum lainnya. Melalui Pemilu, di sini rakyat mempunyai kekuasaan

atau hak untuk memilih dan menentukan sendiri wakil-wakilnya dan

pemimpinnya baik itu Presiden, Gubernur maupun Kepala Desa.

Sekarang ini untuk pertama kalinya proses pemilihan dan pengangkatan

kepala daerah (Gubernur), Bupati, Walikota dan lain-lain di Indonesia sama

dengan proses pengangkatan Presiden yaitu dilakukan melalui proses sistem

pemilihan umum yang mangacu pada UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pilkada

yang dilakukan di masing-masing daerahnya. Dengan adanya Pilkada rakyat dapat

menentukan wakil-wakilnya dengan memilih salah satu pasangan calon Gubernur

(Cagub) dan calon Wakil Gubernur (caWagub) yang didukung oleh partai politik

yang ikut dalam Pilkada. Calon Gubernur manapun yang mendapatkan suara

terbanyak maka cagub itulah yang menang. Dengan demikian sistem yang

digunakan dalam pemilihan kepala daerah menggunakan sistem pemilu

proporsional.

Pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2007 ini berbeda dengan

pemilihan kepala daerah sebelumnya. Pada Pilkada 2007 ini masyarakat yang

menentukan sendiri Gubernurnya. Sehingga masyarakat dapat lebih mengenal

siapa dan bagaimana sifat calon pemimpin yang akan memimpinnya itu.

Pemilu atau Pilkada disebut juga dengan pesta demokrasi bagi rakyat

Indonesia pada umumnya dan khususnya bagi masyarakat Jakarta saat ini. Dengan

demikian, adalah suatu kewajiban bagi masyarakat Jakarta untuk ikut berperan

dalam menyukseskan Pilkada, yang merupakan salah satu wujud dari adanya

kedaulatan rakyat. Keterlibatan masyarakat dalam politik menunjukkan bahwa

kesadaran politik masyarakat sangat tinggi. Hal ini didukung oleh keinginan

Page 10: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

masyarakat untuk berperan aktif dalam bidang politik sangat besar. Disamping itu

rasa ingin tahu dan memahami masalah-masalah politik yang sedang berkembang

merupakan kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan oleh masyarakat. Karena

menurut mereka bahwa setiap kebijakan politik yang dikeluarkan akan

mempengaruhi kondisi kehidupan mereka.

Gema pilkada di tanah Betawi untuk memilih Gubernur dan Wakil

Gubernur yang berlangsung pada Agustus 2007 semakin ramai. Suhu politikpun

kian meningkat. Berbagai wacana dan opini berkembang sangat beragam di

berbagai lapisan masyarakat, dari pendapat yang sama sampai yang berbeda. Hal

ini sangatlah wajar untuk meningkatkan kualitas dari demokratisasi itu sendiri.

Selain itu salah satu keberhasilan Pilkada ini adalah seberapa besar peran serta

masyarakat dalam mengikuti Pilkada ini. Proses demokratisasi ini harus kita jalani

untuk memperoleh figure calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang

benar-benar memiliki kemampuan dan dapat diterima secara fair dan objektif di

tengah masyarakat Jakarta.

Hal ini terjadi pada FORKABI. FORKABI adalah Forum Komunikasi

Anak Betawi yang berdiri tanggal 18 April 2001 di Jakarta. FORKABI

merupakan organisasi sosial kemasyarakatan, yang bertujuan menghimpun dan

mengembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) masyarakat Betawi agar

dapat menjadi pelaku pembangunan di kampungnya sendiri.3 FORKABI adalah

salah satu organisasi masyarakat yang pada umumnya menaungi masyarakat

Betawi di Jakarta dan sekitarnya. Selain itu, FORKABI juga sangat berperan

3 AD/ART FORKABI. Pasal. 8

Page 11: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

penting dalam masalah politik karena sebagai warga Jakarta FORKABI berhak

untuk mengeluarkan aspirasi-aspirasi yang berkembang saat ini.

Dari hal ini para sesepuh Betawi ingin mencoba mewadahi orang-orang

asli putra daerah yang mempunyai SDM tinggi dan berwawasan luas agar dapat

menyalurkan aspirasinya dalam membangun kota Jakarta. Pada akhirnya maka

terbentuklah FORKABI. Di antara pendiri-pendiri FORKABI adalah: Drs. Husen

Tsani, Jenderal Sanif, Kolonel Asmuni, H. Abdul Khoir, dan Irwan Syafi’i.4

FORKABI sendiri aktif dan terlibat dalam masalah politik baik secara

langsung atau tidak langsung, karena mereka tidak ingin termajinalkan dalam

masalah ini. Terbukti sampai saat ini putra daerah sangat minim sekali yang

menduduki jabatan di pemerintahan. Peranan yang dilakukan oleh FORKABI

tidak hanya di dalam Pilkada DKI Jakarta saja dengan mendukung Fauzi Bowo

sebagai calon gubernur tetapi juga dapat terlihat pada pemilu 2004 dimana mereka

langsung berkiprah dalam masalah politik, baik menjabat di salah satu Parpol dan

mencalonkan diri sebagai perwakilan daerah.

Dengan adanya pemilihan kepala daerah yang berlangsung pada tanggal 8

Agustus 2007 yang pada akhirnya memenangkan pasangan Cagub dan caWagub

Fauzi Bowo dan Priyanto. Bukan tidak mungkin dibelakang kemenangan mereka

ada dukungan besar dari beberapa partai politik dan organisasi-organisasi

masyarakat yang ada di Jakarta dan salah satu organisasi masyarakat yang

mendukung penuh pasangan Foke-Priyanto untuk duduk di kursi pemprof adalah

FORKABI dengan segala aktifitas politiknya baik bentuk dan peran partisipasinya

4 Wawancara Pribadi dengan H. Nanang Suryana (Ketua DPRT cab. Cipulir)

Page 12: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

dalam menyukseskan kampanye-kampanye yang diadakan oleh pasangan Foke-

Priyanto pada Pilkada DKI Jakarta 2007.

Uraian diatas mendorong peneliti untuk lebih jauh mengetahui bentuk

peran partisipasi FORKABI dalam Pilkada DKI Jakarta 2007. Disamping itu,

penulis merupakan mahasiswa PPI (Pemikiran Politik Islam) sehingga sangat

sesuai dengan disiplin ilmu yang dimiliki oleh penulis. Berdasarkan uraian di atas

penelitian yang akan dilakukan oleh penulis diberi judul:

“PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI

(FORKABI) DALAM PILKADA DKI JAKARTA 2007”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Untuk memudahkan pemahaman latar belakang masalah di atas, maka

penulis membatasi ruang lingkupnya pada bentuk partisipasi FORKABI dalam

Pilkada DKI Jakarta 2007. Dari pokok masalah di atas dapat dirumuskan beberapa

pertanyaan sebagai berikut:

1. Bentuk-bentuk partisipasi politik seperti apa yang dilakukan FORKABI dalam

mensukseskan Pilkada DKI Jakarta 2007?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi partisipasi politik FORKABI

dalam Pilkada DKI Jakarta 2007?

C. Tujuan Penelitian

Selaras dengan perumusan masalah tersebut, maka yang menjadi tujuan

dalam penelitian ini adalah:

Page 13: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

1. Mengetahui bentuk partisipasi politik FORKABI dalam partai politik dan

Pilkada DKI Jakarta 2007

2. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi partisipasi politik

FORKABI dalam Pilkada DKI 2007

3. Mengetahui analisis politik Islam (Siyasah Dusturiyah) terhadap partisipasi

FORKABI dalam Pilkada DKI Jakarta 2007

D. Manfaat Penelitian

Kegunaan penelitian ini diharapkan agar:

1. Dapat mengetahui bentuk partisipasi politik yang dilakukan oleh FORKABI

dan faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi politik FORKABI dalam

Pilkada DKI Jakarta 2007

2. Dapat memberikan masukan kepada pengurus FORKABI sebagai wadah

perkumpulan masyarakat Betawi untuk mengembangkan organisasi

FORKABI kearah yang lebih baik lagi.

3. Dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang FORKABI.

E. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif.

Metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari objek yang diamati.

Dalam hal ini objek yang diamati oleh penulis adalah bentuk partisipasi

politik FORKABI dalam pilkada DKI Jakarta 2007.

Adapun jenis penelitian yang penulis gunakan adalah:

Page 14: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

a. Penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian dengan cara

mencermati langsung objek yang diteliti guna memperoleh data yang

otentik

b. Penelitian Kepustakaan (library research), yaitu dengan cara

membaca, memahami, dan menginterpretasikan informasi dari buku-

buku dan media cetak lainnya yang ada hubungannnya dengan materi

skripsi.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Jumlah responden yang diambil sebanyak 3 orang pengurus

FORKABI yang dianggap mengatahui permasalahan yang dikemukakan.

Kedua responden tersebut, berkapasitas sebagai ketua DPP FORKABI dan

ketua DPD FORKABI Jakarta Selatan sekaligus sebagai anggota DPRD dan

Ketua DPRt cab. Cipulir. Untuk menetapkan satu atau beberapa responden,

penulis menggunakan teknik “Purposive Sampling”, yaitu menentukan

sample dengan pertimbangan tertentu atau penentuan sample yang dilakukan

secara sengaja dengan anggapan atau pendapat sendiri berdasarkan tujuan

tertentu yang dipandang dapat memberikan data secara maksimal. Dalam hal

ini mewawancarai tokoh FORKABI.5

Sumber data dari penelitian ini terdiri dari dua sumber, yaitu:

a. Sumber data primer, yaitu sumber yang harus ada yang berupa

penjelasan dari hasil wawancara dan menjadi sumber pokok dari data-

data yang dikumpulkan dan langsung ada kaitannya dengan masalah

5 Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT.

RIneka Cipta, 2002), h.15

Page 15: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

penelitian. Dalam hal ini yang menjadi sumber data primer adalah

pengurus FORKABI baik ditingkat pusat maupun cabang.

b. Sumber data sekunder yaitu, sumber-sumber lainnya yang menunjang

sumber primer, diantaranya buku-buku yang berkaitan dengan

partisipasi politik, fiqh siyasah dan FORKABI

Pengumpulan data dilakukan dengan tehnik sebagai berikut:

a. Wawancara, kegiatan ini dilakukan melalui beberapa pertanyaan yang

diajukan kepada responden/informan di tempatnya masing-masing

dalam masalah partisipasi politik

b. Dokumentasi, dalam menggunakan teknik ini penulis meneliti buku-

buku, dokumen-dokumen dan sebagainya. Adapun buku-buku yang

berkaitan dengan FORKABI, partisipasi politik dan fiqh siyasah.

3. Teknik Analisis Data

Setelah data yang dibutuhkan terkumpul, maka metode yang

digunakan dalam analisis ini adalah metode deskriftif. Dalam penelitian ini

analisa data dilakukan dengan melalui tahapan sebagai berikut:

a. Mengumpulkan seluruh data mengenai partisipasi politik FORKABI

b. Mengelompokkan data dalam satuan-satuan sesuai dengan masalah

penelitian

c. Menafsirkan dan menarik kesimpulan dari data-data yang dianalisis

dengan memperhatikan rumusan masalah.

Page 16: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

Kemudian untuk metode penulisan penelitian ini menggunakan buku

“Pedoman Penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)” yang

diterbitkan oleh Center for Quality Development Assurance (CEQDA) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2007 sebagai referensi.

F. Sistematika Penulisan

Guna memudahkan pembahasan dan penulisan serta lebih sistematis, maka

penulis menyusun pada lima bab, yaitu

Pertama; pendahuluan merupakan gambaran umum tentang hal-hal yang

berkaitan dengan partisipasi FORKABI dalam Pilkada DKI Jakarta 2007 yang

terdiri atas latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan

penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Kedua; membahas tentang pengertian partisipasi politik serta bentuk dan

tingkatan partisipasi politik dan faktor-faktor yang mendorong dan mempengaruhi

seseorang untuk berpartisipasi dalam politik.

Ketiga; membahas tentang sejarah berdirinya FORKABI serta struktur

organisasi dan keanggotaan organisasi FORKABI.

Keempat; membahas tentang bentuk partisipasi yang dilakukan FORKABI

dalam Pilkada DKI Jakarta 2007, faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi

politik FORKABI dan kaitannya dengan analisis politik Islam.

Kelima; penutup yang di dalamnya terdapat kesimpulan dan saran-saran

Page 17: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

BAB II

TEORI PARTISIPASI POLITIK

A. Pengertian Partisipasi Politik

Pemikiran yang mendasari adanya partisipasi politik warga negara di

negara-negara yang menganut system demokrasi seperti Indonesia adalah

kedaulatan berada di tangan rakyat. Karena itu masyarakat dalam kehidupan

politik berbangsa secara luas, bebas dan aktif sangat dibutuhkan. Hal ini

merupakan syarat utama untuk membangun masyarakat yang memiliki kesadaran

dan kemandirian dalam politik.6 Meskipun pada kenyataannya masih banyak

masyarakat yang belum menyadari bahwa kegiatan aktifitas masyarakat dengan

pemerintah merupakan salah satu dari bentuk kegiatan politik yang berupa

partisipasi politik mereka terhadap pemerintah sebagai warga negara. Sebagai

contoh ialah ketika masyarakat dihadapkan pada proses pemilihan umum (pemilu)

untuk mengangkat wakil-wakil rakyat untuk duduk di parlemen atau pemilihan

kepala negara (presiden) maupun pemilihan kepala daerah (gubernur) secara

langsung. Masyarakat datang dengan berduyun-duyun ke TPS-TPS terdekat untuk

menggunakan hak pilihnya sebagai warga negara dan menyuarakan aspirasinya

terhadap para wakil-wakil rakyat pilihannya. Meskipun pada dasarnya masyarakat

tidak ingin terlibat secara langsung dalam kancah perpolitikan namun tanpa

disadari peran masyarakat dalam kegiatan kampanye dan pemilu pada hakikatnya

6 Mirriam Budiarjo, Partisipasi dan Partai Politik: Sebuah Bunga Rampai, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1998),h. 3

Page 18: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

merupakan sebuah bentuk dari partisipasi politik warga negara terhadap

pemerintah.

Banyak pakar politik yang mendefinisikan partisipasi politik sebagai

keterlibatan individu pada bermacam-macam tingkatan di dalam system politik.

Peran serta masyarakat merupakan kata lain dari istilah standar dalam ilmu

politik, yaitu partisipasi politik. Dalam ilmu politik partisipasi politik diartikan

sebagai upaya warga masyarakat, baik secara individual ataupun kelompok, untuk

ikut serta mempengaruhi pembentukan dan kebijakan public dalam sebuah

negara.7

Mirriam Budiarjo memberikan definisi partisipasi politik adalah;”

Kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam

kehidupan politik. Yaitu dengan jalan memilih pimpinan negara, dan secara

langsung atau tidak langsung mempengaruhi kebijakan pemerintah (public

policy). Kegiatan ini mencakup tindakan memberikan suara dalam pemilu,

menghadiri rapat umum, menjadi anggota suatu partai atau kelompok

kepentingan, mengadakan hubungan (contacting) dengan pejabat pemerintah atau

anggota parlemen.”8

Ramlan Surbakti secara umum berpendapat bahwa partisipasi politik dapat

diartikan sebagai keikutsertaan warga negara dalam menentukan segala keputusan

yang menyangkut atau mempengaruhi hidupnya. Partisipasi politik masyarakat

yang dilakukan lewat control terhadap proses perumusan, pelaksanaan dan

penilaian suatu kebijakan pemerintah akan berpengaruh positif dalam

7 Affan Gaffar, “Merangsang Partisipasi POlitik Rakyat.” Dalam Demitologisasi Politik

Indonesia: Mengusung Elitisme dalam Orde Baru (Jakarta:CIDESINDO, 1998), h. 240 8 Mirriam Budiarjo, Partisipasi dan Partai Politik, (Jakarta:Yayasan Obor Indonesia.

1998), h.1

Page 19: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

pembangunan. Oleh karena itu aktifitas-aktifitas masyarakat di bidang politik

merupakan bagian penting dalam upaya membangun demokrasi, dengan kata lain

tanpa adanya partisipasi masyarakat maka tidak ada demokrasi.

Dalam literature politik banyak ditemukan definisi partisipasi politik yang

diungkapkan oleh para sarjana Barat. Namun secara mendasar mereka

menyampaikan persamaan makna, antara lain yang dijelaskan oleh:

1. Harbert Mc Closky: “partisipasi politik adalah kegiatan-kegiatan sukarela dari

warga masyarakat melalui kegiatan yang dilakukan dengan proses pemilihan

penguasa, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses

pembentukan kebijakan umum.

2. Norman H. Nie dan Sidney Verba: ”partisipasi politik adalah kegiatan pribadi

warga negara yang legal yang bertujuan untuk mempengaruhi seleksi pejabat-

pejabat negara dan/atau tindakan-tindakan yang diambil oleh mereka”. Tujuan

utama dari tindakan yang dilakukan oleh warga negara tersebut adalah

mempengaruhi kebijakan atau keputusan pemerintah.

3. Samuel P. Huntington dan Joan Nelson: ”partisipasi politik adalah kegiatan

warga negara yang bertindak sebagai pribadi-pribadi, yang dimaksud untuk

mempengaruhi pembuatan keputusan oleh pemerintah. Baik secara individual

maupun kolektif.9

Berdasarkan definisi-definisi pakar ilmu politik diatas, dapat disimpulkan

bahwa partisipasi politik merupakan kesadaran pribadi masyarakat untuk

melakukan interaksi dengan pemerintahan dalam rangka mempengaruhi segala

bentuk kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Hal itu dilakukan karena

9 Mirriam Budiarjo, Partisipasi dan Partai Politik, h. 2-3

Page 20: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

masyarakat memiliki hasrat untuk menentukan hidup secara bebas dan

bertanggung jawab.

Pembangunan yang berorientasi dan berdimensi kerakyatan akan tercapai

apabila rakyat bersikap tidak masa bodoh dan punya kepedulian terhadap masa

depan bangsa. Menurut Huntington dan Juan Nelson untuk membangun peran

aktif masyarakat dalam politik diperlukan tiga prasyarat yang harus di tumbuh

kembangkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara antara

lain:

1. Kegiatan

Kegiatan politik yang dilakukan oleh masyarakat bukan kegiatan yang bersifat

subyektif sebagaimana yang sering dijelaskan oleh para sarjana politik.

Mereka memasukkan sikap warga negara yang nyata seperti pengetahuan

politik, minat terhadap politik dan persepsi tentang relevansi politik. Berbeda

dengan Huntington yang memasukkan sikap politik yang subyektif sebagai

variable-variable yang terpisah.

2. Bersifat Perseorangan

Aktifitas politik warga negara harus dilakukan secara perseorangan. Selain itu,

kegiatan politik akan dinilai sebagai peranan jika bukan dilakukan oleh orang-

orang profesional di bidang politik seperti pejabat pemerintah dan pejabat

partai. Menurut Huntington mereka dianggap berperan dalam politik jika

berada dalam status bukan sebagai pegawai pemerintah (diluar jam kerja)

namun kegiatan politik mereka termasuk kedalam peran yang terputus-putus

(avocational).

Page 21: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

3. Memiliki tujuan untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah

Segala bentuk kegiatan politik baik yang legal maupun illegal merupakan

partisipasi politik jika bertujuan untuk mempengaruhi setiap kebijakan

pemerintah. Oleh karena itu Huntington dan Juan Nelson memasukkan

demontrasi, gerakan-gerakan protes, huru hara dan pemberontakan sebagai

bentuk kegiatan partisipasi. Hal ini didasarkan pada inti dari tujuan dari

kegiatan tersebut yaitu untuk mempengaruhi keputusan pemerintah.10

B. Partisipasi Politik dalam Islam

Kajian persoalan rakyat, status hak-hak dan kewajibannya seperti

partisipasi politik dibahas dalam fiqh siyasah dusturiyah. Permasalahan di dalam

fiqh siyasah dusturiyah adalah hubungan antara pemimpin di satu pihak dengan

rakyatnya di pihak lain serta kelembagaan-kelembagaan yang ada di dalam

masyarakatnya. Apabila hak pemimpin untuk ditaaati dan mendapat bantuan serta

peranan masyarakat, maka kewajiban dari masyarakat adalah taat dan membantu

serta berperan aktif dalam program-program yang disepakati untuk kemaslahatan

bersama.

Partisipasi politik merupakan kalimat yang terdiri dari dua kata dengan arti

yang saling berdiri sendiri yaitu partisipasi dan politik, tetapi pada pendefinisian

partisipasi politik semua bagian kata dimasukkan dalam satu makna. Dalam

bahasa politik Islam, partisipasi politik disebut dengan musyarokah siyasiyah.

Secara bahasa musyarokah siyasiyah berasal dari akar kata شارك dengan arti

bersekutu. Adapaun siyasiyah diambil dari kata ساس- يسوس-سياسة yang

10Sammuel P. Huntington dan Joan Nelson, Partisipasi Politik Di Negara Berkembang,

(Jakarta: PT Rineka Cipta, 1994), h. 6-7

Page 22: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

bermakna mengatur, mengendalikan, mengurus, atau membuat keputusan.

Sedangkan secara terminology sebagaimana yang dikutip oleh Suyuthi Pulungan

dari pendapat Ibnu Manzhur bahwa siyasah adalah mengatur atau memimpin

sesuatu dengan cara yang membawa pada kemaslahatan.11 Sedangkan definisi

yang singkat dan padat dikemukakan oleh Bahantsi Ahmad Fathi yang

menyatakan bahwa siyasah adalah “pengurusan kepentingan (kemaslahatan) umat

manusia sesuai dengan syara”.

Dalam ilmu politik partisipasi politik didefinisikan sebagai keikut sertaan

warga negara dengan bentuk yang terorganisir dalam membuat keputusan-

keputusan politik, dengan keikut sertaan yang bersifat sukarela dan atas

kemauannya sendiri, yang didasari oleh rasa tanggung jawab terhadap tujuan-

tujuan sosial secara umum, dalam koridor kebebasan berpikir, bertindak dan

kebebasan mengemukakan pendapat.12

Sayyid Salamah al-Khamisyi mendefinisikan bahwa partisipasi politik

(musyarokah siyasiyah) adalah hasrat individu untuk mempunyai peran dalam

kehidupan politik melalui keterlibatan administrativ untuk menggunakan hak

bersuara, melibatkan dirinya di berbagai organisasi, mendiskusikan berbagai

persoalan politik dengan pihak lain, ikut serta melakukan berbagai aksi dan

gerakan, bergabung dengan partai-partai atau organisasi independent atau ikut

serta dalam kampanye penyadaran, memberikan pelayanan terhadap lingkungan

dengan kemampuan sendiri dan sebagainya.13

11 Suyuthi Pulungan, Fiqh Siyasah: Ajaran, Sejarah dan Pemikiran, (Jakarta, PT. Raja

Grafindo Persada, 2002), h. 23 12 Sa’d Ibrahim Jum’ah dalam Muiz Ruslan, “Pendidikan Politik Ikhwanul Muslimin,

(Solo, Era Intermedia, 2000), h. 98 13 Ustman Abdul Muiz Ruslan, Pendidikan Politik Ikhwanul Muslimin, (Solo, Era

Intermedia, 2000), h. 46

Page 23: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

Kamal al-Manuffi berpendapat dalam Muiz Ruslan, partisipasi politik

adalah hasrat individu untuk berperan aktif dalam kehidupan politik melalui

pengelolaan hak bersuara atau pencalonan untuk lembaga-lembaga yang dipilih,

mendiskusikan persoalan politik dengan orang lain atau bergabung dengan

organisasi-organisasi mediator.14 Dari beberapa pendapat diatas dapat

didefinisikan bahwa partisipasi politik (Musyarokah Siyasiyah) adalah kegiatan

seseorang atau sekelompok orang untuk melibatkan diri dalam mempengaruhi

kebijakan pemerintah melalui pemungutan suara, menghadiri rapat umum,

menjadi anggota partai politik atau kelompok kepentingan (interest group),

mengadakan hubungan dengan pejabat pemerintah atau anggota parlemen dengan

tujuan ikut serta dalam menentukan segala keputusan yang mempengaruhi

hidupnya.

Tujuan dari partisipasi politik yang dilakukan oleh masyarakat adalah

untuk memberikan pengaruh kepada keputusan-keputusan politik negara, atau

bertujuan untuk mengahadapi berbagai problematika sosial masyarakat.15

Partisipasi dalam politik merupakan kegiatan fundamental untuk

menumbuhkan rasa tanggung jawab pada pelaksana pemerintahan dan rakyat

sebagai objek kebijakan. Disamping itu tingginya partisipasi politik menunjukkan

tingginya kesadaran masyarakat dalam berdemokrasi sehingga akan berdampak

positif dalam memperkokoh pemerintahan. Salah satu syarat penting berdirinya

suatu negara adalah rakyat. Maka unsur rakyat dalam sebuah negara sangat

penting sebab secara nyata yang memiliki kepentingan agar negara berjalan

dengan baik adalah rakyat. Oleh karena itu terciptanya peran rakyat dalam proses-

14Muiz Ruslan, Pendidikan Politik Ikhwanul Muslimin, h. 99 15Muiz Ruslan, Pendidikan Politik Ihwanul Muslimin, h. 100

Page 24: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh negara atau pemerintah sangat

penting. Makin besar partisipasi masyarakat dalam politik maka makin demokratis

kehidupan politik. Sebab ciri masyarakat demokratis adalah bangkitnya secara

optimal peranan masyarakat dalam kehidupan berpolitik dan bernegara.

C. Bentuk dan Tingkat Partisipasi Politik

Bentuk dan tingkat partisipasi politik dipengaruhi oleh sistem politik.

Partisipasi politik masyarakat dapat dilakukan secara langsung maupun tidak

langsung. Secara langsung, partisipasi politik dilakukan melalui kontak langsung

dengan para pejabat negara yang ikut dalam menentukan kebijakan-kebijakan

publik. Sedangkan yang tidak langsung adalah kegiatan partisipasi politik yang

dilakukan melalui media massa yang ada dengan menulis opini dan pandangan

tentang hal-hal yang menjadi sorotan publik.

Pada umumnya partisipasi politik rakyat ada yang bersifat mandiri

(otonom) dan kelompok (dimobilisasi). Partisipasi otonom adalah dimana seorang

individu dapat melakukan kegiatan partisipasi politiknya atas inisiatif dan

keinginan sendiri hal tersebut dilakukan semata-mata karena rasa tanggung

jawabnya dalam kehidupan politik, atau di dorong oleh keinginan untuk

mewujudkan keinginannya. Sedangkan partisipasi politik dalam bentuk lain

adalah partisipasi politik yang tidak berdasarkan atas keinginan sendiri tetapi

berdasarkan pada permintaan kelompoknya atau digerakkan oleh orang lain,

partisipasi politik inilah yang disebut dengan partisipasi politik yang

Page 25: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

dimobilisasi.16 Berdasarkan tinggi rendahnya kesadaran politik dan kepercayaan

kepada pemerintah, maka Paige membagi partisipasi politik kedalam empat tipe.

Pertama, apabila seseorang memiliki kesadaran politik dan kepercayaan terhadap

pemerintah yang tinggi maka partisipasi politik cenderung aktif. Kedua,

sebaliknya apabila kesadaran politik dan kepercayaan terhadap pemerintah rendah

maka partisipasi politik cenderung pasif-tertekan (apatis). Ketiga, tipe partisipasi

berupa militan radikal, yakni apabila kesadaran politik tinggi tetapi kepercayaan

kepada pemerintah sangat rendah. Keempat, apabila kesadaran politik sangat

rendah tetapi kepercayaan kepada pemerintah sangat tinggi maka partisipasi ini

disebut tidak aktif (pasif).17

Sammuel Huntington dan Joan Nelson mengkategorikan bentuk partisipasi

politik kedalam beberapa bentuk, yaitu18:

1. Electoral activity (kegiatan pemilihan), adalah segala kegiatan yang secara

langsung atau tidak langsung berhubungan dengan pemilu yang termasuk

kedalam kegiatan ini adalah pemberian suara, pemberian sumbangan-

sumbangan dana kampanye, bekerja dalam suatu pemilihan, dan mencari

dukungan bagi seorang calon pemimpin dari partai tertentu.

2. Lobbying, mencakup upaya perorangan atau kelompok untuk menghubungi

pejabat-pejabat pemerintah dan pemimpin-pemimpin politik dengan tujuan

untuk mempengaruhi keputusan-keputusan mereka mengenai persoalan-

persoalan yang menyangkut masalah orang banyak.

16 Sammuel P Huntington & Joan Nelson, Partisipasi Politik di Negara Berkembang,

(Jakarta, PT Rineka Cipta,1994),h. 9 17 Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta, PT Gramedia Widiasarana

Indonesia, 1992), h. 144 18 Sammuel P Huntington dan Joan Nelson, Partisipasi Politik di Negara Berkembang,

(Jakarta, PT. Rineka Cipta, 1994), h. 16-17

Page 26: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

3. Organizational activity (kegiatan organisasi), adalah keterlibatan warga

masyarakat ke dalam berbagai organisasi politik baik sebagai anggota atau

pejabat dalam suatu organisasi yang bertujuan untuk mempengaruhi

pengambilan keputusan pemerintah.

4. Contacting (mencari koneksi), adalah suatu bentuk partisipasi yang dilakukan

oleh warga negara dengan langsung mendatangi atau menghubungi para

pejabat negara melalui pesawat telepon.

5. Violence (tindak kekerasan), adalah suatu bentuk partisipasi yang dilakukan

melalui jalan kekerasan yang bertujuan untuk mempengaruhi keputusan

pemerintah, biasanya cara yang dilakukan adalah merusak sarana dan

prasarana yang ada di kantor-kantor pemerintahan.

Diluar pembagian di atas, Gabriel Almond membagi bentuk-bentuk

partisipasi politik kepada dua bagian yaitu konvensional dan non-konvensional.19

Bentuk partisipasi konvensional adalah suatu bentuk partisipasi politik yang

normal dalam demokrasi modern yang berupa kegiatan kampanye, pemberian

suara (voting), diskusi politik, membentuk dan bergabung dalam kelompok

kepentingan, dan komunikasi politik. Sedangkan bentuk partisipasi non-

konvensional adalah beberapa kegiatan partisipasi politik yang dilakukan secara

legal maupun illegal dan revolusioner. Kegiatan dalam partisipasi ini mencakup

pengajuan petisi, demonstrasi, konfrontasi, aksi mogok, tindakan anarkis,

tindakan kekerasan terhadap manusia berupa penculikan dan pembunuhan serta

melakukan revolusi.

19 Mochtar Mas’oed dan Collin Andrews, Perbandingan Sistem Politik, (Yogyakarta,

UGM Press, 1995), h. 46.

Page 27: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

Kegiatan politik yang tercakup dalam konsep partisipasi politik

mempunyai bermacam-macam bentuk dan intensitasnya. Menurut pengamatan,

jumlah orang yang mengikuti kegiatan yang tidak intensif, yaitu kegiatan yang

tidak banyak menyita waktu dan yang biasanya tidak berdasarkan prakarsa

sendiri, seperti memberikan suara dalam pemilihan umum, besar sekali

jumlahnya. Sebaliknya, kecil sekali jumlah orang yang secara aktif dan sepenuh

waktu melibatkan diri dalam politik. Kegiatan sebagai aktivis politik ini

mencakup antara lain menjadi pemimpin dari partai atau kelompok kepentingan.

Hal tersebut dapat digambarkan dalam bentuk piramida partisipasi politik yang

basisnya lebar, tetapi menyempit ke atas sejalan dengan meningkatnya intensitas

kegiatan politik.20

Sumber: Berdasarkan David F. Roth dan Frank L. Wilson dalam Mirriam Budiarjo, Partisipasi dan Partai Politik, (Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 1998), h.7

Keterangan:

1. Aktifis:

20Mirriam Budiarjo, Partisipasi dan Partai Politik: Sebuah Bunga Rampai,(Jakarta,

Yayasan Obor Indonesia, 1998), h. 8

1

2

3

4

Page 28: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

a. Pejabat

b. Pemimpin Partai

c. Kelompok Kepentingan

2. Partisipan

a. Petugas kampanye

b. Anggota aktif partai/kelompoik kepentingan

c. Aktif dalam proyek-proyek sosial

3. Pengamat

a. Menghadiri rapat umum

b. Anggota kelompok kepentingan

c. Mendiskusikan masalah politik

d. Mengikuti perkembangan politik melalui media massa.

e. Memberikan suara (voting)

4. Orang yang apolitis

Sedangkan Michael Rush dan Phillip Althof mengklasifikasikan bentuk

partisipasi politik kedalam sembilan kelompok, yaitu:

1. Menduduki jabatan politik atau administrativ

2. Mencari jabatan politik atau administrativ

3. Keanggotan aktif suatu kelompok organisasi politik

4. Keanggotaan pasif suatu kelompok organisasi politik

5. Keanggotaan aktif suatu oeganisasi semu politik

6. Keanggotaan pasif suatu organisasi semu politik

7. Partisipasi dalam rapat umum, seperti demonstrasi

Page 29: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

8. Partisipasi dalam diskusi politik

9. Pemberian suara (voting)21

Hierarki partisipasi politik di atas berlaku di berbagai tipe sistem politik.

Tetapi arti masing-masing tingkat partisipasi tersebut bisa berbeda dari sistem

politik yang satu ke sistem politik yang lain. Pada puncak hierarki terdapat orang-

orang yang menduduki berbagai macam jabatan, baik para pemegang jabatan

politik maupun para anggota birokrasi pada berbagai tingkatan. Mereka yang

menempati puncak hierarki ini memiliki kepentingan langsung dengan

pelaksanaan kekuasaan politik formal. Di bawah para pemegang jabatan-jabatan

politik formal adalah para anggota dari berbagai organisasi politik atau semi

politik. Termasuk di sini adalah semua tipe partai politik dan kelompok

kepentingan. Kesamaan antara partai politik dan kelompok kepentingan terletak

pada peranan keduanya sebagai agen-agen mobilisasi politik. Baik partai politik

maupun kelompok kepentingan merupakan organisasi yang berfungsi sebagai

wadah yang memungkinkan para anggota masyarakat berpartisipasi dalam

kegiatan politik. Tercakup dalam kegiatan tersebut adalah usaha mempertahankan

gagasan, posisi, orang atau kelompok-kelompok tertentu melalui sistem politik

yang bersangkutan.22

Dengan melihat pembahasan tentang partisipasi politik di atas, maka dapat

dipahami bahwa bentuk-bentuknya tidak terbatas pada pemberian suara atau

21 Machael Rush dan Phillip Althof, Pengantar Sosiologi Politik, (Jakarta, PT. Raja

Grafindo Persada, 2000), h. 124 22 Rafael Raga Maran, Pengantar Sosiologi Politik, (Jakarta, PT Rineka Cipta, 2001), h.

149

Page 30: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

pencalonan dalam pemilu, akan tetapi juga memiliki bentuk yang lain.

Diantaranya:

a. Memahami berbagai persoalan politik dan sosial dengan cara mengikuti

berita-berita politik, baik internal maupun eksternal, melalui media massa,

seminar, simposium, kongres, dan diskusi informal dengan orang lain.

b. Ikut serta dalam kampanye politik. Misalnya kampanye penyadaran

masyarakat tentang berbagai peristiwa politik. Seperti mengajak masyarakat

untuk memberikan perhatian terhadap pemilu, atau mempropagandakan

kepada orientasi politik itu sendiri.

c. Ikut serta dalam berbagai aksi atau demonstrasi politik yang bertujuan untuk

memberi pengaruh terhadap keputusan public.

d. Memberikan konstribusi nyata dalam berbagai kegiatan berupa perbaikan

lingkungan atau pelayanan masyarakat dengan usahanya sendiri.

e. Bergabung dalam suatu partai politik atau pressure group, baik secara aktif

ataupun biasa-biasa saja.23

Partisipasi dalam partai politik dan kelompok kepentingan dapat bersifat

aktif dan pasif. Dikatakan partisipasi politik aktif bila orang-orang yang

bersangkutan menduduki jabatan-jabatan tertentu dalam suatu organisasi politik,

memberikan dukungan keuangan, atau membayar iuran keanggotaan.

Perbedaannya terletak pada sikap dan tujuan mereka. Kelompok kepentingan

adalah organisasi yang berusaha memajukan, mempertahankan atau mewakili

sikap-sikap yang terbatas atau khas yang bertujuan untuk memperjuangkan

kepentingan-kepentingan kelompok masing-masing dari kebijakan-kebijakan

23Ustman Abdul Muiz Ruslan, Pendidikan Politik Ikhwanul Musllimin, (Solo, Era

Intermedia, 2000),h. 103-104

Page 31: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

pemerintah yang dapat merugikan kelompoknya. Sedangkan partai politik

berusaha memajukan, mempertahankan atau mewakili spectrum sikap yang lebih

luas yang bertujuan untuk melindungi kepentingan masyarakat dari pada

kepentingan kelompoknya sendiri.

Bentuk partisipasi yang lain adalah mengikuti suatu rapat umum

demonstrasi yang diselenggarakan oleh suatu organisasi politik, atau oleh

kelompok-kelompok kepentingan tertentu. Partisipasi semacam ini bisa bersifat

spontan, tetapi seringkali karena diorganisir oleh partai-partai politik dan

kelompok-kelompok kepentingan untuk memenuhi agenda politik mereka

maasing-masing. Dalam kasus ini, orang pada dasarnya berpartisipasi bukan

berdasarkan kesadarannya sendiri, melainkan karena dimobilisasi.

Termasuk bentuk partisipasi politik yang sebentar-bentar adalah diskusi

politik informal, yang dilakukan entah di dalam keluarga, di tempat kerja atau di

tempat-tempat lainnya dengan membahas fenomena-fenomena politik yang

sedang berkembang dalam pertemuan-pertemuan yang sifatnya informal.

Bentuk partisipasi politik yang tidak menuntut banyak upaya adalah ikut

memberikan suara dalam suatu kegiatan pemungutan suara. Disamping itu

terdapat pula orang-orang yang tidak berpartisipasi sama sekali dalam proses

politik. Mereka ini disebut orang-orang yang apatis terhadap politik.24

Pemberian suara (voting) merupakan bentuk partisipasi politik aktif yang

paling umum digunakan. Dalam negara-negara yang totaliter misalnya, cara ini

digunakan lebih sebagai alat bagi penguasa untuk memilih siapa yang seharusnya

menjalankan kekuasaan. Bagi negara yang berpartai tunggal, voting lebih

ditujukan untuk memberi kesempatan kepada penguasa untuk dapat memobilisasi

24Rafael Raga Maran, Pengantar Sosiologi Politik,h. 150-151

Page 32: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

rakyatnya dan bukan sebagai kesempatan bagi rakyat dalam mempengaruhi

kebijaksanaan pemerintah atau bahkan memilih pemimpin pemerintahan.

Pemberian suara bukanlah satu-satunya bentuk partisipasi, tetapi masih banyak

bentuk partisipasi politik yang bersifat continue dan tidak terbatas pada masa

pemilihan umum saja. Contoh di Amerika, walaupun masyarakatnya tidak terlalu

bergairah dalam melakukan pemberian suara pada waktu pemilihan umum, tetapi

mereka lebih aktif berperan untuk mencari pemecahan masalah-masalah

masyarakat dan lingkungannnya melalui kegiatan lain, juga mereka lebih

cenderung menggabungkan diri dalam organisasi politik, bisnis, buruh, petani

dan sebagainya.25

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Politik

Manusia merupakan makhluk sosial politik, karena itu dalam setiap gerak

langkah kehidupan mereka sangat membutuhkan bantuan dari orang lain. Hal

tersebut didasarkan pada upaya masing-masing individu untuk mencapai

tujuannya. Dalam upaya memenuhi setiap kebutuhan hidup banyak faktor yang

menjadi pertimbangan. Begitu pula dalam partisipasi politik, alasan-alasan yang

dimiliki oleh individu akan mempengaruhi sejauhmana partisipasi politiknya akan

dilaksanakan. Agar mereka memiliki nilai tawar dalam segala bentuk kebijakan

politik.

Partisipasi politik antara masyarakat yang satu terhadap masyarakat yang

lain berbeda-beda sesuai dengan kadar dan tingkatan partisipasi politik yang juga

berbeda. Tidak semua orang yang mau berpartisipasi dalam kehidupan politik. Di

dalam kenyataan hanya sedikit orang yang mau berpartisipasi aktif dalam

25Mirriam Budiarjo, Partisipasi partai Politik,h.10

Page 33: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

kehidupan politik. Dan lebih besar jumlah orang yang tidak mau berpartisipasi

dalam kehidupan politik. Sikap politik masyarakat yang berhubungan dengan

tingkat partisipasinya ada yang berwujud apatisme, sinisme, alienasi dan anomi.

Apatisme politik adalah sikap yang dimiliki orang yang tidak berminat

atau tidak punya perhatian terhadap orang lain, situasi, atau gejala-gejala umum

atau khusus yang ada di dalam masyarakatnya. Orang yang apatis adalah orang

pasif, yang mengandalkan perasaan dalam mengahadapi permasalahan. Ia tidak

mampu melaksanakan tanggung jawabnya baik sebagai pribadi maupun sebagai

warga masyarakat, dan selalu merasa terancam.

Sinisme politik adalah sikap yang dimiliki orang yang menghayati

tindakan dan motif orang lain dengan perasaan curiga. Orang-orang yang sinis

beranggapan bahwa politik merupakan urusan yang kotor, bahwa para politisi itu

tidak dapat dipercaya. Robert Agger dalam buku Pengantar Sosiologi Politik

karya Michael Rush dan Phillip Althof menyatakan bahwa sinisme adalah sebagai

kecurigaan yang buruk dari sifat manusia.

Alienasi politik adalah perasaan keterasingan seseorang dari kehidupan

politik dan pemerintahan masyarakat.

Anomi (terpisah) politik adalah perasaan kehilangan nilai dan arah hidup,

sehingga tak bermotifasi untuk mengambil tindakan-tindakan yang berarti dalam

hidup ini.26

Pada saat ini, partisipasi politik yang dilakukan oleh warga negara semakin

luas. Muiz Ruslan mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi partisipasi politik masyarakat ada empat yaitu keyakinan agama,

26 Rafael Raga Maran, Pengantar Sosiologi Politik, (Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2001), h.

155

Page 34: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

jenis kultur politik, karakter lingkungan politik dan faktor personal. Yang

termasuk faktor personal adalah motifasi pribadi, kemampuan, kecakapan dan

keyakinan kekuatan individu untuk mempangaruhi kebijakan pemerintah.27

a. Keyakinan Beragama

Islam sebagai agama yang universal tidak hanya mengajarkan akidah,

fiqih, moral dan etika. Tetapi Islam juga mengatur syariah sebagai norma yang

wajib diikuti oleh manusia. Fungsi dari syariah tersebut adalah sebagai aturan

dalam melakukan hubungan antara satu individu dengan individu yang lain dalam

segala aspek kehidupan. Baik bersifat individual, keluarga maupun sosial

kemasyaratan dan hubungan-hubungan yang lainnya yang lebih luas. Islam

membawa syariah yang dapat mewujudkan kepentingan ummat dan negara

berdasarkan prinsip-prinsip yang rasional dan memenuhi kebutuhan hidup negara.

Untuk menjamin terlaksananya hukum-hukum Tuhan dikehendaki adanya

suatu kekuatan yaitu negara. Negara merupakan agency (alat) dari masyarakat

yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan-hubungan manusia dalam

masyarakat dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat.28

Keyakinan agama yang dimiliki oleh individu dapat mempengaruhi tingkat

keterlibatan masyarakat dalam politik. Dalam masyarakat tradisional agama

adalah suatu fenomena massa sedangkan politik tidak. Sebaliknya dalam

masyarakat transisi agama dapat menjadi alat sehingga massa menjadi sadar

politik. Islam sebagai agama yang sempurna ajaran-ajarannya telah mendorong

pemeluknya untuk memerintahkan yang ma’ruf dan mencegah kemungkaran,

27 Utsman Abdul Muiz Ruslan, Pendidikan Politik Ikhwanul Muslimin, (Solo, Era

Intermedia, 2000), h. 101 28Mirriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama,

2000), h. 38

Page 35: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

mengkritik dan mengawasi penguasa. Apabila konsep ini diterapkan oleh umat

Islam secara khusus dan manusia secara umum maka tingkat partisipasi individu

dalam politik akan tinggi. Karena mereka telah memiliki dorongan spiritual yang

bersifat personal dalam melakukan kegiatan yang berkaitan dengan politik.

b. Jenis Kultur Politik

Ali Jalbi dalam Muiz Ruslan mengatakan terkadang kultural politik dapat

mendorong seseorang untuk berpartisipasi secara aktif dalam politik bahkan akan

menjadikan seseorang buta politik. Seperti kultur yang digambarkan oleh

masyarakat pedesaan di Mesir dengan ungkapan “ yang penting bisa makan

sambil menunggu ajal”.29 Pendapat Ali Jalbi tersebut menjelaskan bahwa aspek

budaya yang berkembang dalam suatu lingkungan masyarakat akan berpengaruh

positif bahkan negative terhadap tingkat partisipasi masyarakat dalam lingkungan

politik.

Budaya politik merupakan persepsi manusia berupa pola sikapnya

terhadap berbagai masalah politik dan peristiwa politik terbawa pula ke dalam

pembentukan struktur dan proses kegiatan politik masyarakat maupun

pemerintahan. Dengan demikian, setiap gejala social yang tercermin dalam

tingkah laku berpolitik masyarakat menunjukkan partisipasi politik yang

dilakukan. Secara umum budaya politik terbagi dalam tiga klasifikasi sebagai

berikut:30

1. budaya politik parochial (parochial political culture)

2. budaya politik kaula (subject political culture)

29Muiz Ruslan, Pendidikan Ikhwanul Muslimin, h. 102 30Rusadi Kantaprawira, Sistem Politik Indonesia: Suatu Model Pengantar, ( Bandung,

Sinar Aglesindo, 1999),h. 30

Page 36: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

3. budaya politik peranan (participant political culture)

Dalam budaya parochial partisipasi politik yang dimiliki oleh anggota

masyarakat biasanya bersatu dengan bidang ekonomi, keagamaan dan lainnya.

Masyarakat dengan tipe budaya seperti ini memiliki kesadaran adanya pusat

kekuasaan politik. Hal ini mengakibatkan mereka tidak menaruh minat terhadap

obyek-obyek politik secara penuh. Dengan kata lain partisipasi politik yang

dilakukan pada masyarakat dengan budaya parochial sangat kecil.

Masyarakat dengan budaya kaula memiliki kesadaran lebih baik di

banding masyarakat parochial dalam minat politik dan perhatian besar terhadap

sistem politik. Tetapi kesadaran mereka sebagai pelaku politik sangat rendah.

Mereka menganggap dirinya tidak memiliki kemampuan untuk mempengaruhi

atau mengubah sistem yang ada.

Berbeda dengan masyarakat yang hidup dalam budaya politik peranan.

Individu masyarakat dalam lingkungan budaya politik ini memiliki keyakinan

bahwa diri mereka dengan orang lain merupakan bagian dari anggota aktif dalam

politik. Oleh karena itu anggota masyarakat lebih memiliki kesadaran hak dan

tanggung jawab politik yang dinyatakan dalam upaya pemanfaatan hak dan

tanggung jawab tersebut. Dengan demikian masyarakat lebih aktif dalam

berpolitik dan mampu mengembangkan partisipasi politik yang dimiliki.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa budaya politik

yang berkembang dalam suatu lingkungan masyarakat akan mempengaruhi

kuantitas dan kualitas partisipasi politik yang dilakukan oleh masyarakat. Semakin

Page 37: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

baik kesadaran politik yang didukung oleh budaya politik peranan maka

partisipasi politik yang dilakukan oleh masyarakat akan semakin tinggi.

c. Karakter Lingkungan Politik

Ramlan Surbakti menjelaskan empat jenis lingkungan yang mempengaruhi

partisipasi politik masyarakat, yaitu31:

1. lingkungan sosial politik tidak langsung

2. lingkungan sosial politik langsung yang mempengaruhi dan membentuk

kepribadian aktor politik

3. struktur kepribadian yang tercermin dalam sikap individu

4. lingkungan sosial politik

Lingkungan sosial politik tidak langsung yang dapat mempengaruhi

partisipasi serta politik yang dijalankan oleh masyarakat adalah sistem politik

yang ada, system ekonomi, system budaya yang memasyarakat dan pemberitaan

yang ditampilkan oleh media massa baik media cetak atau elektronik.

Adapun lingkungan sosial politik langsung yang dapat mempengaruhi

partisipasi masyarakat adalah keluarga, agama, sekolah, maupun kelompok

pergaulan. Pada proses interaksi dengan lingkungan politik tadi seseorang

individu mengalami sosialisasi. Sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi watak

politik yang terlihat dalam aktivitas yang dilakukan.

Struktur kepribadian dapat ditinjau dari landasan individu berperan dalam

politik seperti kepentingan yang dimiliki, adaptasi politik, eksternalisasi dan

31 Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta, PT. Gramedia Widiasarana

Indonesia, 1992), h. 132

Page 38: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

pertahanan diri. Kepentingan yang dimiliki artinya, penilaian seseorang terhadap

suatu obyek ditentukan oleh minat dan kebutuhan atas obyek tersebut. Adaptasi

politik (penyesuaian diri) artinya, penilaian terhadap suatu obyek dipengaruhi oleh

keinginan untuk sesuai atau selaras dengan obyek tersebut. Sedangkan

eksternalisasi dan pertahanan diri artinya, penilain seseorang terhadap obyek yang

dipengaruhi oleh keinginan untuk mengatasi konflik batin atau tekanan psikis

yang mungkin berwujud mekanisme pertahanan diri dan ekternalisasi diri. Dengan

kata lain minat dan kebutuhan atas politik merupakan standar penilaian terhadap

partisipasi politik masyarakat.

Muiz Ruslan menjelaskan pengaruh lingkungan politik terhadap partisipasi

politik, bahwa dalam masyarakat yang menghormati supremasi hukum dan

kebebasan politik, sistem politiknya bersifat multi partai, mengakui hak kritik dan

partisipasi rakyat akan banyak memberi kesempatan kepada anggota masyarakat

untuk melakukan partisipasi dalam kehidupan bernegara. Demikian pula,

keberadaan partai-partai dengan segala ragamnya, juga berarti jaminan atas

adanya oposisi yang institusional yang dengannya mereka melakukan partisipasi

politik dan ikut mengambil keputusan. Artinya, ideologi dan sistem politik

masyarakat memberikan pengaruh besar kepada partisipasi warganya.32

Sistem politik yang dikembangkan oleh pemerintah yang berkuasa akan

mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam politik. Apabila saluran-saluran

demokrasi yang salah satunya adalah tuntutan partisipasi politik lebih besar bagi

masyarakat dibuka lebar-lebar maka kesadaran dan kepercayaaan politik yang

berkembang di mata masyarakat akan berjalan menuju keseimbangan pelaksanaan

32Muiz Ruslan, Pendidikan Politik Ikhwanul Muslimin, (Solo, Era Intermedia, 2000), h.

102

Page 39: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

hak dan kewajiban antara pemerintah dengan rakyat. Pada posisi ini pemerintah

merupakan pihak yang dipercaya untuk mengatur segala urusan masyarakat

sementara itu rakyat merupakan pihak yang memberi kepercayaan politik kepada

pemerintah. Sebaliknya apabila saluran-saluran demokrasi disumbat akan

melahirkan demokrasi yang semu. Maksudnya partisipasi politik yang ada hanya

dalam rangka pemuasan hajat pemerintah sementara rakyat menjadi korban politik

kepentingan elit.

Dalam konteks Indonesia, tirani penguasa terhadap warga negara telah

berlangsung sejak tahun 1950 yaitu ketika Orde Lama yang dipimpin oleh

Soekarno secara sepihak membubarkan konstituante pada Juli 1959. Padahal

konstituante merupakan lembaga perwakilan rakyat yang anggota-anggotanya

dipilih oleh rakyat melalui pemilihan umum. Mulai saat itu kemerdekaan politik

dan hak-hak warga negara sebagai penentu pemerintahan demokratis direbut

dengan paksa oleh penguasa.

Pada masa Orde Baru sebagai pengganti Orde Lama, batasan terhadap

hak-hak politik dan kemerdekaan berpendapat warga negara lebih parah. Ketika

rezim ini berkuasa selama 32 tahun walaupun ada lembaga-lembaga politik,

terbukanya prosedur-prosedur demokrasi namun secara nyata realitas demokrasi

tidak terjadi yang ada hanya kesemuan demokrasi. Untuk melanggengkan

kekuasaannya rezim Orde Baru tidak segan-segan melakukan tindakan secara fisik

seperti penangkapan, penculikan, dan pembunuhan serta memaksakan

homogenitas idiologi Pancasila dan pembatasan kebebasan. Hal ini

mengakibatkan multi krisis partisipasi masyarakat karena resiko yang akan

diterima oleh masyarakat yang mencoba menyampaikan aspirasinya sangat besar.

Page 40: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

Penerapan sentralisasi kekuasaan oleh Orde Baru sangat mempengaruhi

partisipasi masyarakat. Warga negara banyak yang tidak tertarik untuk ikut

mempengaruhi segala bentuk kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah, karena

mereka tidak diberikan kesempatan untuk menyalurkan aspirasi sehingga dalam

setiap pengambilan keputusan oleh pemerintah masyarakat bersikap masa bodoh

(apatis).

Tujuan partisipasi politik akan tercapai jika terjadi interaksi positif antara

pemerintah dengan masyarakat. Goetano Moscha dalam Ramlan Surbakti

mengatakan dalam setiap masyarakat terdapat dua kelas yang menonjol yaitu

kelas yang memerintah dan kelas yang diperintah. Untuk kalangan elit politik

secara kuantitas jumlah mereka sedikit namun mampu memanfaatkan fungsi

politik, monopoli kekuasaan dan membagi keuntungan-keuntungan politik.

Berbeda dengan kalangan yang diperintah walaupun kuantitas mereka lebih besar

namun secara kualitas mereka tidak memiliki kemampuan untuk memanfaatkan

fungsi politik dan sasaran mobilisasi politik oleh penguasa.33

d. Faktor Personal

Ramlan Surbakti berpendapat secara umum partisipasi politik adalah

keikutsertaan warga negara biasa dalam menentukan segala keputusan yang

menyangkut atau mempengaruhi hidupnya. 34 Definisi ini menjelaskan bahwa

keinginan murni dari individu masyarakat tanpa paksaan dari pihak lain dalam

partisipasi politik mempengaruhi tingkat keterlibatan politiknya.

33Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta, PT. Gramedia Widiasarana,

1992),h. 75 34 Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, h. 141

Page 41: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

Tingkat partisipasi warga negara dalam aktifitas politik sangat bergantung

pada tingkat perhatian politik.35 Semakin tinggi perhatian masyarakat terhadap

politik maka akan semakin tinggi tingkat kesadaran politiknya. Dengan kata lain

motivasi politik yang dimiliki oleh individu akan mendorong mereka untuk aktif

berpolitik.

Adapun sarana yang dapat dijadikan sebagai alat untuk membangkitkan

motivasi politik masyarakat antara lain; media-media komunikasi politik,

propaganda politik dan penyadaran politik. Media-media komunikasi politik yang

biasa di pakai adalah koran, majalah, radio, televisi, makalah-makalah diskusi

politik dan lainnya. Media-media tersebut digunakan karena mengandung pesan-

pesan dan informasi-informasi yang dapat dijadikan referensi oleh masyarakat

dalam melakukan kegiatan politik. Selain itu, dari informasi yang diterima

masyarakat dapat mengawasi dan mengkritisi kinerja pemerintah sehingga

aspirasi masyarakat dapat tersalurkan.

Propaganda politik merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengubah

orientasi politik masyarakat. Bentuknya dapat berupa penyebaran isu-isu politik,

kampanye maupun demonstrasi. Sedangkan penyadaran politik ditujukan untuk

menumbuhkan perasaan individu bahwa partisipasi politik merupakan keharusan.

Sehingga mereka memiliki kemauan untuk ikut serta dalam persaingan politik dan

bergabung dalam partai politik atau kelompok kepentingan bahkan mencalonkan

diri dalam pemilihan umum.

Partisipasi politik juga tergantung kepada tingkat kemampuan dan

kecakapan yang dimiliki oleh individu. Standar dalam memberikan penilaian

35 Muiz Ruslan, Pendidikan Politik Ikhwanul Muslimin, (Solo, Era Intermedia, 2000), h.

102

Page 42: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

kemampuan dan kecakapan individu dapat dilihat dari kemampuan memikul

tanggung jawab, mengambil keputusan, memilih dan memiliki kesadaran politik

yang kritis, berorientasi kepada pelayanan lingkungan dan minat untuk

memecahkan masalah.

Page 43: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

BAB III

PROFIL FORKABI

A. Sejarah Berdirinya FORKABI

Berawal dari kegelisahan masyarakat Betawi dan kegaduhan ibukota

Jakarta yang semakin hari semakin padat akan arus urbanisasi masyarakat desa

yang hijrah ke kota yang pada akhirnya menjadikan masyarakat Betawi semakin

terpinggirkan dan tergeser dari wilayahnya. Selain itu berdirinya organisasi

masyarakat FORKABI juga dilatar belakangi oleh terjadinya keributan antara

etnis Betawi dengan etnis Madura pada tahun 2001 yang berlatar belakang

masalah tanah atau lahan kosong di daerah Mampang. Masyarakat Betawi adalah

masyarakat yang dikenal mempunyai rasa solidaritas yang tinggi, apabila terjadi

pertengkaran antara tetangga warga Betawi akan membantu melerainya, apalagi

jika terjadi perkelahian atau percekcokan antara masyarakat Betawi dengan etnis

lain maka akan timbul rasa solidaritas yang tinggi antar sesama warga Betawi

yang pada akhirnya mengakibatkan perselisihan-perselisihan kecil dimana orang-

orang yang tidak bersalah pun akan terkena imbasnya keadaan inilah yang

ditakutkan oleh sebagian warga Betawi yang ada di Jakarta apabila perselisihan-

perselisihan terus didiamkan dan masyarakat Betawi tidak di organisir maka tidak

mungkin akan terjadi perkelahian antar etnis yang berkepanjangan. Hal tersebut

menyebabkan sebagian masyarakat Betawi perduli terhadap hal-hal diatas maka

Page 44: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

atas dasar tersebut dibentuklah ormas Betawi yang bernama FORKABI yang pada

awalnya bertujuan untuk mengkoordinir masyarakat Betawi agar tidak

terpengaruh oleh hal-hal yang sifatnya memprovokator warga Betawi.36 Selain itu

secara langsung atau tidak langsung warga juga Betawi turut ambil dalam bagian

untuk memajukan ibukota dalam hal ini Jakarta. Pada dasarnya masyarakat

Betawi juga ikut merasakan penderitaan dalam memperjuangkan kemerdekaan

bangsa Indonesia dari penjajahan dan oleh sebab itu masyarakat Betawi perlu

menjadi pewaris nilai-nilai luhur kemerdekaan dan berkewajiban untuk

membangun, mempertahankan dan menjaga keutuhan negara Indonesia serta

mengisi kemerdekaan tersebut dengan pembangunan di segala bidang agar cita-

cita menjunjung masyarakat yang adil dan makmur yang mendapat ridho Allah

SWT dapat terwujud.37

Untuk mewujudkan cita-cita di atas maka dibentuklah FORKABI (Forum

Komunikasi Anak Betawi) pada tanggal 18 April 2001 sebagai wadah warga

Betawi yang dideklarasikan di Jakarta oleh para sesepuh Betawi antara lain; H.

Husen Tsani, Jenderal Sanif, Kolonel Asmuni, H. Abdul Khair dan Irwan Syafi’i.

Beliau mencita-citakan suatu masyarakat yang demokratis, berkeadilan social

mandiri dan cerdas. FORKABI sendiri menginginkan suatu tatanan masyarakat

yang dapat mengembangkan kepribadiannya dalam suatu kebebasan dimana

masyarakat dapat berperan serta dalam kehidupan politik, ekonomi, budaya dan

peran serta dalam usaha mengembangkan kemanusiaan.38

Dalam waktu 6 tahun FORKABI mampu dan mempunyai peran yang

sangat strategis dalam masyarakat Betawi khususnya dan umumnya bagi warga

36Wawancara pribadi dengan H. Husein Sani (Ketua Umum DPP FORKABI) 37AD/ ART FORKABI, h.1 38 Hasil wawancara dengan H. Goni (Ketua DPD FORKABI) Jakarta Selatan

Page 45: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

Jakarta dan pemerintah baik di pusat maupun di daerah, terbukti saat ini banyak

warga Betawi yang mengisi tempat-tempat strategis baik di instansi pemerintah

maupun swasta.

Nilai-nilai religius yang menjadi landasan moral dalam mengangkat harkat

dan martabat adalah dasar dari perjuangan Betawi menuju tingkatan kehidupan

sosial ekonomi yang lebih layak adalah dasar dari perjuangan FORKABI.

Sehingga ketika orang Betawi sudah mempunyai kekuasaan atau menjabat di

lingkungan manapun tidak akan pernah lupa terhadap budaya sendiri.

Tujuan didirikannya FORKABI adalah mengangkat harkat dan martabat

orang Betawi agar:

1. Menjadi pelaku di kampungnya sendiri

2. Bangga menjadi orang Betawi

3. Disegani sekaligus dicintai oleh sesama anak bangsa, juga mampu merangkul

orang-orang yang bukan berasal dari Betawi agar merasa menjadi bagian yang

tak terpisahkan dari orang Betawi.

4. Nuansa dan budaya Betawi dapat dikagumi/dihargai di kampungnya sendiri,

baik oleh masyarakat Indonesia maupun masyarakat internasional.

B. SUSUNAN KEPENGURUSAN DPP FORKABI (2005-2010)

BADAN PENGURUS HARIAN

KETUA : H. Husain Sani

Wakil Ketua : Drs. H. Asmuni Muchtar

Wakil Ketua : H. Komaruddin

Wakil Ketua : KH. Rusdi Ali

Page 46: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

Wakil Ketua : H. Margani M. Mustar, M. Si

Wakil Ketua : H. M. Arsyad, SH, MBA, MM

Wakil Ketua : H. M. Asyraf Ali, Bac

Wakil Ketua : Hj. Yetty W. Mualim, SPd, MSi

SEKRETARIS JENDERAL : H. A. Latief, HM

Wakil Sekretaris Jenderal : H. Masdar Mundari

Wakil Sekretaris Jenderal : H. Daong Zulkarnaen

Wakil Sekretaris Jenderal : Maryadi, SPd

Wakil Sekretaris Jenderal : H. Lahyanto Nadie

Wakil Sekretaris Jenderal : M. Ihsan, SH

Wakil Sekretaris Jenderal : Erwin H. Al-Djakartaty, S. Sos

Wakil Sekretaris Jenderal : Hj. Decy Whidiyati Wawan

BENDAHARA : Drs. H. Thaher Hussein

Wakil Bendahara : Drs. H. Herman Sani, BBM

Wakil Bendahara : Drs. H. Chaidir

Wakil Bendahara : Maah Setiawan

Wakil Bendahara : H. Mohammad Andi

DEWAN PENASEHAT

KETUA : Mayjen (TNI) H. Nachrowi Ramli, SE

Wakil Ketua : H. M. Ade Supriatna, Bsc

Wakil Ketua : H. Effendi Yusuf, SH

Wakil Ketua : Drs. H. Nukman Muhasyim

Wakil Ketua : H. Salman Muchtar

Page 47: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

Wakil Ketua : H. Irwan Syafi’i

Wakil Ketua : Drs. H. Achmad Suadi

Wakil Ketua : H. Toton Bachtiar

Sekretaris : H. Thamrin, SH

Wakil Sekretaris : Drs. Edi Susilo

Anggota : KH. Mukhtar Lutfi

: KH. Syaugie Thaher

: KH. Drs. Edi Ahmadi

: KH. Nasrullah Ali Sibroh Malisi

DEWAN PEMBINA

Struktur : Gubernur DKI Jakarta (ex-office)

Ketua Umum Bamus Betawi (ex-officio)

Kapolda Metro Jaya (ex-officio)

Pangdam Jaya (ex-officio)

Kajati DKI Jakarta (ex-officio)

Kepala Pengadilan Tinggi DKI Jakarta (ex-

officio)

C. Struktur Organisasi FORKABI

1. Wilayah Kerja Organisasi

a. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) FORKABI ialah kesatuan organisasi dan

kepemimpinan dengan ruang lingkup kewenangan Propinsi, Nasional dan

Internasional.

Page 48: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

b. Dewan Pimpinan Daerah (DPD) FORKABI ialah kesatuan organisasi dan

kepemimpinan dengan ruang lingkup kewenangan Kota Madya/

Kabupaten.

c. Dewan Pimpinan Cabang (DPC) FORKABI ialah kesatuan organisasi dan

kepemimpinan dengan ruang lingkup kewenangan Kecamatan.

d. Dewan Pimpinan Ranting (DPRT) FORKABI ialah kesatuan organisasi

dan kepemimpinan dengan ruang lingkup kewenangan Kelurahan/ Desa.

e. Dewan Pimpinan Sub Ranting (DP Subran( FORKABI ialah kesatuan

organisasi dan kepemimpinan dengan ruang lingkup kewenangan Rukun

Warga(RW).

f. Dalam rangka membina anggota, maka disetiap dewan pimpinan sub

ranting dapat didirikan kepengurusan FORKABI di tingkat rukun tetangga

(RT) yang disebut koordinator tetangga. Pendirian koordinator tetangga

(KORTA) dapat didirikan apabila disatu Rt terdapat 10 sampai 15 anggota

FORKABI.

g. Dewan Pimpinan Luar Daerah (DPLD) FORKABI ialah kesatuan

organisasi dan kepemimpinan dengan ruang lingkup kewenangan di luar

profinsi DKI Jakarta yang kedudukannya setara dengan DPD.

h. Dewan Pimpinan Luar Negeri (DPLN) FORKABI ialah kesatuan

organisasi dan kepemimpinan dengan ruang lingkup kewenangan diluar

negara Indonesia.

Ketentuan tentang hubungan struktural dan fungsional antara DPP, DPD,

DPC, DPRT, DP Subran, KORTA dan DPLN FORKABI ditentukan dalam

anggaran rumah tangga.

Page 49: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

2. Pimpinan Organisasi

Dewan Pimpinan Pusat (DPP) FORKABI:

a. DPP FORKABI adalah pimpinan tertinggi dalam memimpin organisasi

b. DPP FORKABI dipilih dan ditetapkan dalam musyawarah besar

(MUBES) untuk masa jabatan 3 tahun

c. DPP FORKABI terdiri dari pimpinan harian, Dewan Penasehat, Dewan

Pembina, Departemen.

Dewan Pimpinan Daerah (DPD) FORKABI:

a. DPD FORKABI memimpin organisasi ditingkat Kota Madya/Kabupaten

dan melaksanakan kebijakan yang digariskan DPP FORKABI.

b. DPD FORKABI dipilih dan ditetapkan dalam musyawarah daerah

(MUSDA) untuk masa jabatan 3 tahun.

c. DPD FORKABI disahkan oleh DPP FORKABI dengan surat keputusan.

d. DPD FORKABI terdiri dari pimpinan harian, dewan penasehat, dewan

pembina, divisi.

Dewan Pimpinan Cabang (DPC) FORKABI:

a. DPC FORKABI memimpin organisasi ditingkat kecamatan dan

melaksanakan kebijakan yang digariskan oleh organisasi.

b. DPC FORKABI dipilih dan ditetapkan dalam musyawarah cabang

(MUSCAB) untuk masa jabatan 3 tahun.

c. DPC FORKABI disahkan oleh DPD FORKABI dengan surat keputusan.

d. DPC FORKABI terdiri dari pimpinan harian, dewan penasehat, dewan

Pembina, bagian.

Dewan Pimpinan Rating (DPTR) FORKABI:

Page 50: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

a. DPRT FORKABI memimpin organisasi di tingkat Kelurahan/Desa dan

melaksanakan kebijakan yang digariskan oleh organisasi.

b. DPRT FORKABI dipilih dan ditetapkan dalam musyawarah ranting

(MUSRAN) untuk masa jabatan 3 tahun.

c. DPRT FORKABI disahkan oleh DPC FORKABI dengan surat keputusan.

d. DPRT FORKABI terdiri dari pimpinan harian, dewan penasehat, dewan

Pembina, seksi.

Dewan Pimpinan Sub Ranting (DP Subran) FORKABI:

a. DP Subran FORKABI memimpin organisasi ditingkat rukun warga (RW)

dan melaksanakan kebijakan yang digariskan oleh organisasi.

b. DP Subran FORKABI dipilih dan ditetapkan dalam musyawarah sub

ranting (MUSSUBRAN) untuk masa jabatan tiga tahun.

c. DP Subran FORKABI disahkan oleh DPRT FORKABI dengan surat

keputusan.

d. DP Subran FORKABI terdiri dari pimpinan harian, dewan penasehat,

dewan Pembina, sub seksi.

Koordinator Tetangga (KORTA) FORKABI:

a. Pimpinan Kordinator Tetangga (KORTA) FORKABI ditentukan langsung

oleh DP Subran FORKABI.

b. Pimpinan Kordinator Tetangga (KORTA) FORKABI disesuaikan dengan

kebutuhan setempat.

c. Pimpinan Kordinator Tetangga (KORTA) FORKABI disesuaikan dengan

kebutuhan setempat.

d. Pimpinan Kordinator Tetangga (KORTA) FORKABI disahkan oleh DP

Subran FORKABI dengan surat keputusan.

Page 51: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

Dewan Pimpinan Luar Daerah (DPLD) FORKABI:

a. Dewan Pimpinan Luar Daerah (DPLD) FORKABI memimpin organisasi

ditingkat Kotamadya/Kabupaten di luar propinsi DKI Jakarta dan

melaksanakan kebijakan yang digariskan oleh DPP FORKABI.

b. Dewan Pimpinan Lurar Daerah (DPLD) FORKABI dipilih dan ditetapkan

dalam musyawarah pimpinan luar daerah (MUSPILDA) untuk masa

jabatan 3 tahun.

c. Dewan Pimpinan Luar Daerah (DPLD) FORKABI disahkan oleh DPP

FORKABI dengan surat keputusan.

d. Dewan Pimpinan Luar Daerah (DPLD) FORKABI terdiri dari pimpinan

harian, dewan penasehat, dewan Pembina, departemen.

Dewan Pimpinan Luar Negeri (DPLN) FORKABI:

a. Dewan Pimpinan Luar Negeri (DPLN) FORKABI memimpin organisasi

ditingkat luar negeri dan melaksanakan kebijakan yang digariskan oleh

DPP FORKABI.

b. Dewan Pimpinan Luar Negeri (DPLN) FORKABI dipilih dan ditetapkan

dalam musyawarah pimpinan luar negeri (MUSPILNEG) untuk masa

jabatan 3 tahun.

c. Dewan Pimpinan Luar Negeri (DPLN) FORKABI disahkan oleh DPP

FORKABI dengan surat keputusan.

d. Dewan Pimpinan Luar Negeri (DPLN) FORKABI terdiri dari pimpinan

harian, dewan penasehat, dewan Pembina, departemen.

Pimpinan organisasi FORKABI ditingkatan dilengkapi dengan:

a. Dewan Penasehat

b. Dewan Kehormatan

Page 52: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

c. Dewan Pembina

d. Dewan Pakar (hanya ada di DPP FORKABI)

e. Penjelasan mengenai dewan penasehat, dewan kehormatan dan dewan

Pembina serta dewan pakar diatur lebih lanjut dalam anggaran rumah

tangga.

3. Rangkap dan Masa Jabatan

Pimpinan organisasi FORKABI yang menjadi eksekutif dari jabatan ketua

umum hingga anggota departemen pada DPP, DPLD, dan DPLN, jabatan ketua

hingga anggota seksi pada DPRT serta jabatan ketua hingga anggota sub seksi

pada DP Subran tidak diperkenankan untuk rangkap jabatan ditingkat eksekutif

kepengurusan baik ditingkat atas maupun bawah. Masa jabatan kepengurusan

adalah 3 tahun dan dapat dipilih kembali untuk periode selanjutnya pada

posisi/tempat yang sama.39

D. Keanggotaan FORKABI

4. Penerimaan Anggota

Anggota Biasa

Yang dapat diterima sebagai anggota biasa adalah masyarakat

Betawi dan para keturunannya dan/atau yang mempunyai hubungan famili

baik secara langsung atau tidak langsung.

Anggota Kehormatan

Yang dapat diterima sebagai anggota kehormatan adalah para

penduduk Jakarta yang telah menetap sekurang-kurangnya sepuluh tahun

dan/atau mengakui sebagai masyarakat Betawi dan telah memberikan

39AD/ART FORKABI, hal. 5-7

Page 53: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

kontribusi yang positif bagi masyarakat Betawi dengan sesungguhnya

serta ikut bertanggung jawab untuk menjaga citra Betawi.

DPP FORKABI berhak untuk memenuhi permintaan seseorang

sebagai anggota kehormatan FORKABI. Terhadap seseorang yang telah

disetujui menjadi anggota FORKABI akan diberikan kartu tanda angota

(KTA) yang dikeluarkan oleh DPP melalui pimpinan organisasi ditempat

yang bersangkutan semula melakukan pendaftaran.

2. Syarat dan Kewajiban Anggota

a. Berakhlak mulia dengan melaksanakan ajaran agama

b. Berkewajiban menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai juang

masyarakat Betawi

c. Berkewajiban mentaati dan mematuhi segala peraturan dan keputusan

organisasi.

d. Membayar iuran anggota.

3. Hak-Hak Anggota

a. Setiap angota mempunyai hak untuk mendapatkan perlakuan serta

perlindungan hukum yang sama dari organisasi.

b. Setiap anggota mempunyai hak untuk mengemukakan pendapat.

c. Setiap anggota mempunyai hak untuk membela diri

d. Anggota biasa berhak untuk memilih dan dipilih.

e. Anggota biasa mempunyai hak bicara dan bersuara.

f. Anggota kehormatan mempunyai hak bicara tetapi tidak mempunyai

hak suara, dipilih dan memilih.

4. Sanksi Organisasi

Page 54: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

Sanksi organisasi dapat diberikan kepada anggota dan pengurus pimpinan

organisasi apabila:

a. Yang bersangkutan nyata-nyata telah melanggar ketentuan-ketentuan

organisasi dan kebijakan dasar pimpinan FORKABI.

b. Melakukan tindakan yang tidak terpuji yang dapat merusak nama baik

FORKABI dan citra Betawi.

5. Bentuk-Bentuk Sanksi

a. Bentuk sanksi untuk anggota FORKABI.

1) Peringatan Tertulis:

Peringatan tertulis kepada anggota FORKABI diberikan oleh DP

Subran yang bersangkutan dengan menyampaikan tindakan

keputusan tersebut kepada seluruh organisasi diatasnya.

2) Pemberhentian Sementara:

Pemberhentian sementara kepada anggota FORKABI ditetapkan

oleh DPC yang bersangkutan dengan menyampaikan tindakan

keputusan tersebut kepada seluruh pimpinan organisasi diatas dan

dibawahnya.

3) Pemberhentian Tetap:

Pemberhentian tetap kepada anggota FORKABI ditetapkan oleh

rapat harian DPP setelah berkonsultasi dengan DPC dan DP

Subran yang bersangkutan.

B. Bentuk Sanksi untuk Pengurus FORKABI.

1) Peringatan Tertulis:

Peringatan tertulis kepada pengurus FORKABI diberikan oleh

pimpinan organisasi yang bersangkutan dengan menyampaikan

Page 55: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

tindakan keputusan tersebut kepada seluruh organisasi diatas dan

dibawah.

2) Pemberhentian Sementara:

Pemberhentian sementara kepada pengurus FORKABI ditetapkan

oleh pimpinan organisasi satu jenjang diatas kepengurusan yang

bersangkutan

3) Pemberhentian Tetap:

Pemberhentian tetap kepada pengurus FORKABI ditetapkan oleh

rapat pleno DPP (Dewan Penasehat, dewan Pembina, Departemen)

setelah berkonsultasi dengan pimpinan organisasi yang

bersangkutan dan pimpinan organisasi satu jenjang diatas

kepengurusan yang bersangkutan.

6. Mekanisme Pembelaan Diri

a. Pembelaan Diri secara Tertulis:

1) Pembelaan diri secara tertulis dilakukan oleh anggota FORKABI

yang ditujukan kepada DP Subran dengan menyampaikan

tindakannya kepada DPC dan DPP.

2) Pembelaan diri secara tertulis dilakukan poleh pengurus FORKABI

yang ditujukan kepada pimpinan organisasi yang bersangkutan

dengan menyampaikan tindakannya kepada seluruh pimpinan

organisasi diatas dan di bawahnya.

b. Hadir dalam sidang pembelaan diri.

1) Angggota FORKABI yang diberhentikan sementara diminta hadir

dalam sidang pembelaan diri dalam rapat pleno DPC (Dewan

Page 56: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

Penasehat, Dewan Pembina, Departemen) setelah berkonsultasi

dengan pimpinan organisasi yang bersangkutan dan pimpinan

organisasi satu jenjang diatas kepengurusan yang bersangkutan.

2) Pengurus FORKABI yang diberhentikan sementara diminta hadir

dalam sidang pembelan diri dalam rapat pleno pimpinan organisasi

satu jenjang di atas kepengurusan yang bersangkutan.

7. Pemberhentian Anggota.

Anggota berhenti karena:

a. Meninggal dunia.

b. Atas permintaan sendiri

c. Diberhentikan dengan keputusan pimpinan organisasi sebagaimana

termaksud dalam pasal bentuk-bentuk sanksi.40

40AD/ART FORKABI, h. 13-15

Page 57: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

BAB IV

PARTISIPASI POLITIK FORKABI

DALAM PILKADA DKI JAKARTA 2007

A. Pilkada DKI Jakarta 2007

Semarak menyambut pesta demokrasi dalam rangka memilih Gubernur

DKI Jakarta telah terasa. Warga Jakarta pun mulai menimbang-nimbang, siapa

kira-kira calon gubernur yang tepat untuk dipilih. Pastinya dengan harapan orang

yang dipilih itu mampu memimpin Ibukota Negara RI ini dengan baik. Pemimpin

yang tahu akan kondisi warganya yang memiliki latar belakang budaya, agama,

profesi dan strata sosial ekonomi yang beragam. Pemimpin yang memiliki visi

jauh ke depan untuk membangun Jakarta sebagai kota yang maju.

Bukan hal yang mudah untuk memimpin provinsi yang berpenduduk

sekitar 8 juta jiwa ini. Jakarta sudah menjadi kota metropolitan dan modern

dengan segudang persoalan. Masalah yang dihadapi bukan hanya dari segi

ekonomi, tetapi juga sosial, budaya, maupun politik. Selain diidamkan sebagai

hunian yang nyaman, Jakarta juga diidamkan sebagai kota bisnis dan pusat

pemerintahan negara yang aman.

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara langsung menjadi isu sentral

dalam diskursus politik nasional dan dipandang sebagai bagian integral dari

proses perwujudan otonomi daerah. Pelaksanaannya menjadi momentum yang

sangat penting bagi proses demokratisasi politik di tingkat lokal.

Pelaksanaan pilkada langsung dapat dikatakan sebagai bentuk pengukuhan

terhadap otonomi rakyat daerah dalam menentukan kepala pemerintahan daerah.

Page 58: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

Idealnya pemerintahan yang dipilih secara langsung akan dapat melaksanakan

fungsi dan kebijakannya sesuai dengan aspirasi masyarakat, karena diadakannya

pilkada secara langsung bertujuan untuk mendekatkan masyarakat dengan

pemerintah.

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) adalah pemilihan umum untuk

memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah secara langsung di Indonesia oleh

penduduk setempat yang memenuhi syarat. Sebelumnya, kepala daerah dan wakil

kepala daerah di pilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Dasar

hukum penyelenggaraan pilkada adalah Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang pemerintahan daerah. Dalam undang-undang ini, pilkada belum

dimasukan kedalam rezim pemilihan umum (pemilu). Pilkada pertama kali

diselenggarakan pada bulan Juni 2005. Sejak berlakunya Undang Undang Nomor

22 Tahun 2007 tentang penyelengaraan pemilihan umum, pilkada dimasukkan

dalam rezim pemilu, sehingga resmi bernama Pemilihan Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah. Pilkada pertama yang diselenggarakan berdasarkan

undang-undang ini adalah Pilkada DKI Jakarta 2007. Pemilihan kepala daerah

(Pilkada) adalah instrument untuk meningkatkan partisipasi demokrasi dan

memenuhi semua unsure yang diharapkan. Apalagi sebenarnya pilkada adalah

sebuah demokrasi yang bersifat local yang bertujuan untuk memperkuat legitimasi

demokrasi. Di negara-negara lain, keberhasilan pilkada tidak dapat berdiri sendiri

tetapi di dukung dengan kematangan partai dan actor politik, budaya politik di

masyarakat, dan kesiapan dukungan administrasi penyelenggaraan pilkada.

Kondisi politik local yang sangat heterogen, kesadaran dan pengetahuan politik

masyarakat yang rendah, jeleknya system pencatatan kependudukan, dan

penyelenggaraan pemilihan sering menyebabkan kegagalan tujuan pilkada.

Page 59: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

Maka dari itu masyarakat DKI Jakarta harus berpartisipasi aktif dalam

Pilkada DKI Jakarta 2007 dengan menggunakan hak pilihnya dan mensukseskan

jalannya Pilkada untuk memilih dan menentukan pemimpin yang benar-benar

mampu mewujudkan impian-impian dari masyarakat yang majemuk.

B. Partisipasi Politik FORKABI dalam Pilkada DKI Jakarta 2007

Seluruh masyarakat Jakarta dalam Pilkada DKI 2007 kemarin mempunyai

peran politik yang sangat berarti untuk kelangsungan hidup berbangsa dan

bernegara demi terciptanya negara yang demokratis. Untuk pertama kalinya dalam

Pilkada DKI Jakarta 2007 masyarakat Jakarta diwajibkan berpartisipasi aktif

dalam memilih gubernur dan wakil gubernur secara langsung yang sesuai dengan

hati nurani untuk memimpin DKI Jakarta selama 5 tahun kedepan.

Begitu juga FORKABI mempunyai partisipasi politik yang sama karena

FORKABI merupakan bagian dari masyarakat Jakarta yang berhak menyalurkan

aspirasinya melalui Pilkada DKI Jakarta 2007. Untuk mewujudkan cita-cita

FORKABI yang berdaulat adil dan makmur, warga FORKABI perlu menjalin dan

mempererat tali silaturahim antar sesama orang Betawi agar kompak, bersatu dan

mempunyai solidaritas yang tinggi di dalam memperjuangkan hak-haknya. Maka

yang harus diperhatikan yaitu membina dalam proses kaderisasi agar orang

Betawi lebih siap berkompetisi secara sehat terhadap sesama anak bangsa lainnya

dalam merebut posisi-posisi strategis baik di tingkat pemerintahan daerah

maupun di pemerintahan pusat. Menghimpun dan menjalin potensi sumber daya

manusia masyarakat Betawi yang telah handal sehingga dapat bersinergi secara

lebih baik dan mempunyai posisi atau daya tawar yang kuat terhadap siapapun

guna memperjuangkan dan memperoleh peluang-peluang bagi orang Betawi yang

belum beruntung di beberapa bidang dan mewujudkan agar masyarakat Betawi

Page 60: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

sebagai satu komunitas (mitra) yang bisa diandalkan, baik oleh pemerintah pusat

dan propinsi maupun tempat tinggalnya sendiri serta pro-aktif dalam menciptakan

keadaan yang kondusif bagi kelancaran perputaran roda pemerintahan.41

C. Bentuk-Bentuk Partisipasi Politik FORKABI dalam Pilkada DKI Jakarta

2007

Seperti yang telah dijelaskan di dalam bab sebelumnya, bentuk-bentuk

partisipasi politik dibagi kedalam beberapa bentuk dan sifat yaitu partisipasi

politik yang berbentuk konvensional dan non-konvensional serta partisipasi

politik yang bersifat otonom (mandiri) dan dimobilisasikan (kelompok). Bentuk

partisipasi politik konvensional adalah bentuk partisipasi yang normal dalam

demokrasi modern diantaranya berupa kegiatan kampanye, pemberian suara

(voting), diskusi politik, lobbying, membentuk dan bergabung dalam kelompok

kepentingan. Sedangkan bentuk partisipasi politik non-konvensional adalah

bentuk kegiatan partisipasi politik yang dilakukan secara legal maupun illegal dan

revolusioner. Yang termasuk dalam bentuk partisipasi ini adalah pengajuan petisi,

demonstrasi, tindakan kekerasan terhadap manusia berupa penculikan dan

pembunuhan serta melakukan revolusi.42 Partisipasi politik yang bersifat otonom

(mandiri) adalah dimana seorang individu dapat melakukan kegiatan partisipasi

politiknya atas inisiatif dan keinginan sendiri tanpa paksaan orang lain. Hal

tersebut dilakukan semata-mata karena di dorong oleh rasa tanggung jawabnya

dalam kehidupan politik, atau di dorong oleh keinginan untuk mewujudkan

41Wawancara dengan Ketua DPD FORKABI Jakarta Selatan Bpk. H. Abdul Goni.

Jakarta, tanggal 11 Februari 2008 42 Mochtar Mas’oed dan Collin Andrews, Perbandingan Sistem Politik, (Yogyakarta,

UGM Press, 1995), h. 46

Page 61: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

harapannya di masa depan terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah. Kebalikan

dari sifat partisipasi otonom, partisipasi yang di mobilisasikan adalah bentuk

partisipasi seseorang yang tidak berdasarkan keinginannya tetapi digerakkan atau

diminta oleh kelompoknya.43

Berdasarkan hal diatas bentuk partisipasi politik yang dilakukan oleh

FORKABI dalam Pilkada DKI Jakarta 2007 merupakan bentuk partisipai politik

yang konvensional. Bentuk partisipasi politik yang dilakukan oleh FORKABI

adalah melakukan sosialisasi pilkada dengan mengusung salah satu calon

gubernur dan wakil gubernur sampai ke tingkat akar rumput (tingkat RT/RW) se-

DKI Jakarta, ikut melakukan kampanye-kampanye politik, melaksanakan diskusi

politik antar warga Betawi, memberikan suara dalam pilkada, sosialisasi Pilkada

bekerja sama dengan KPU, turnamen olah raga dalam rangka sosialisasi kandidat,

kegiatan seni budaya, kegiatan publikasi melalui media FORKABI news dan

media lainnya, pelaksanaan Pilkada bayangan (poling) dalam rangka mengukur

kekuatan dukungan dan lain-lain. Hal tersebut dilakukan oleh organisasi

masyarakat FORKABI guna mendukung pasangan cagub dan cawagub yaitu

Fauzi Bowo dan Priyanto agar dapat menempati posisi nomer satu di

pemerintahan propinsi DKI Jakarta. Dukungan yang diberikan oleh FORKABI

terhadap Fauzi Bowo ini dilatar belakangi oleh keinginan dan cita-cita masyarakat

Betawi agar pemimpin Jakarta ada yang berasal dari putra-putra terbaik Betawi

dengan tujuan agar dapat melestarikan kebudayaan Betawi dengan baik serta

menjadikan budaya Betawi sebagai ikon Jakarta dan dikenal tidak hanya di dalam

negeri saja tetapi juga di luar negeri (internasional).44 Partisipasi politik yang

43Sammuel P Huntington & Joan Nelson, Partisipasi POlitik di Negara Berkembang,

(Jakarta, PT Rineka Cipta, 1994), h. 9 44Wawancara Penulis dengan Ketua DPD FORKABI Jakarta Selatan Bpk. H. Abdul

Goni, Jakarta, tanggal 11 Februari 2008.

Page 62: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

dilakukan oleh warga FORKABI juga bisa disebut sebagai partisipasi politik yang

bersifat otonom (mandiri) dan dimobilisasikan (kelompok). Bersifat otonom

karena pada dasarnya warga Betawi menginginkan adanya putra-putra Betawi

yang dapat masuk ke dalam jajaran pemerintahan baik di pemerintahan pusat

maupun pemerintahan daerah, hal tersebut dilakukan untuk menepis citra Betawi

yang selama ini dikenal hanya sebagai penonton di kampungnya sendiri kini

dengan adanya kesempatan tersebut diharapkan agar masyarakat Betawi menjadi

pelaku yang membangun di kampungnya sendiri. Sedangkan partisipasi politik

FORKABI juga dapat disebut sebagai partisipasi politik yang dimobilisasikan

(kelompok), karena bagi masyarakat Betawi yang memasuki salah satu organisasi

masyarakat yang salah satunya adalah organisasi masyarakat FORKABI maka

warga tersebut wajib mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh

organisasi tersebut. Dalam hal ini FORKABI mendukung penuh pasangan Fauzi

Bowo-Priyanto dan keputusan ini harus diikuti oleh para anggota FORKABI se-

Jakarta yang merupakan sebuah harga mati bagi FORKABI.45

Adapun bentuk partisipasi politik aktif yang dilakukan oleh FORKABI

adalah menjadi pengurus partai politik dan menjadi organisasi non-politik.

Partisipasi politik dalam tingkatan menduduki jabatan politik dan mencari jabatan

politik adalah tujuan utama FORKABI, selain itu FORKABI juga memanfaatkan

lobby-lobby politik, menggunakan koneksi dalam menyalurkan aspirasi politik

FORKABI.bagi warga FORKABI yang menduduki jabatan politik seperti partai

politik tidak diwajibkan pada salah satu partai politik saja tetapi FORKABI

memberikan kebebasan bagi warganya untuk aktif di partai politik mana saja.

TABEL. I JUMLAH PENGURUS FORKABI DALAM PARTAI POLITIK

45Suara FORKABI, h.8

Page 63: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

No Partai Jumlah 1. PAN 28 2. Golkar 19 3. PPP Reformasi 14 4. PDI Perjuangan 12 5. Demokrat 15 6. PPP 7 7. PKB 8

Sumber wawancara pribadi dengan Ketua DPD FORKABI Jakarta Selatan Bapak. Drs.

Abdul Ghani, tanggal 11 Februari 2008

Keterangan tabel di atas membuktikan bahwa FORKABI diinstruksikan

menjabat di semua partai politik dan tidak terfokus pada satu partai saja. Karena

mengisi jabatan dipartai politik terutama posisi strategis dapat mengangkat dan

menyalurkan aspirasi politik FORKABI khususnya dan warga Betawi umumnya,

dengan hal ini jabatan-jabatan strategis yang ada di partai politik merupakan

peluang bagi masyarakat Betawi sebagai wadah untuk menyalurkan aspirasi

politiknya.46

Dengan adanya organisasi masyarakat seperti FORKABI, sampai saat ini

menunjukkan signifikansi dan adaptabilitas FORKABI terhadap kebutuhan dan

perkembangan masyarakat. Posisi ini menjadi daya tarik tersendiri bagi organisasi

peserta pemilu (OPP) pada masa era Orde Baru untuk menjadikan organisasi

masyarakat (ormas) yang direpresantikan oleh masyarakat sebagai mesin

pendulang suara dalam setiap pesta demokrasi. Pemanfaatan FORKABI tersebut

pada era-reformasi saat ini masih dilakukan oleh partai-partai peserta pemilu

dengan harapan mereka mampu menambah perolehan suara. Selain itu partisipasi

FORKABI dalam politik untuk kedepan mengagendakan bahwa segala bentuk

kekuasaan atau peluang-peluang yang ada di Jakarta harus direbut oleh orang

46 Wawancara pribadi dengan Ketua DPD FORKABI, tanggal 11 Februari 2008

Page 64: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

Betawi yang berpotensi. Karena menurut kertua umum FORKABI H. Husein

Tsani banyak sekali potensi yang dimiliki oleh putra daerah untuk menjabat di

suatu jabatan strategis baik di pemerintahan daerah, kota madya maupun di

pemerintahan pusat. Hal ini untuk membuktikan bahwa warga Betawi tidak saja

menjadi pesuruh atau kaki tangan orang tertentu dan jangan sampai di sepelekan

oleh para pendatang (urban) karena selama ini FORKABI selalu dijadikan alat

untuk memenuhi hasrat kekuasaan tertentu.47

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Politik FORKABI

Di dalam bab sebelumnya telah dijelaskan faktor-faktor apa saja yang

dapat mempengaruhi seseorang untuk berpartisipasi dalam politik. Dari hasil

wawancara dengan ketua DPD FORKABI Jakarta Selatan dalam proses partisipasi

politik FORKABI di pilkada DKI Jakarta 2007 kemarin yang mengusung

pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Fauzi Bowo-Priyanto dipengaruhi

oleh beberapa faktor yaitu faktor intern dan ekstern FORKABI.

1. Faktor Intern.

Masyarakat Betawi yang ada di Jakarta khususnya warga FORKABI

mengaspirasikan partisipasi politiknya dengan mendukung Fauzi Bowo untuk

menduduki jabatan gubernur dan menjadi orang nomer satu di Jakarta. Hal

tersebut merupakan hasil dari musyawarah yang diambil oleh para ketua

FORKABI dari tingkat pusat (DPP) sampai ke tingkat Sub-Ranting (DP-Subran)

dengan tujuan agar ada putra Betawi yang menduduki jabatan di pemerintahan

pusat dapat lebih memberikan ruang-gerak untuk melestarikan kebudayaan

47“FORKABI Petukangan Utara bersama 18 Unsur Pengusaha Kecil Menegah

Deklarasikan Dukungan Buat Fauzi Bowo”, Suara FORKABI, 15 Juni 2007, h. 6

Page 65: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

Betawi agar dapat lebih berkembang lagi dan menjadi ikon kota Jakarta sebagai

salah satu kebudayaan tradisional khas Jakarta yang dapat dikenal di dunia

internasional dan dapat dijadikan sebagai obyek wisata yang menarik. Hal ini

merupakan sebuah keinginan dan cita-cita masyarakat Betawi dan sebuah

kesempatan besar yang dinanti-nantikan masyarakat Betawi yang selama ini

menjadi penonton dikampungnya sendiri agar menjadi pelaku di kampungnya

(Jakarta).

2. Faktor Ekstern

Faktor eksteren yang mempengaruhi FORKABI untuk berpartisipasi

politik dalam pilkada DKI Jakarta 2007 adalah dengan melihat sosok calon

gubernur Fauzi Bowo itu sendiri. Sebagai salah satu putra terbaik Betawi yang

duduk di jajaran pemerintahan, Fauzi Bowo adalah seorang tokoh yang modern

dan agamis. Ini terlihat dari latar belakang beliau yang berasal dari keluarga ulama

dan pejuang yaitu H. Abdul Manaf bin Abdul Djabar yang merupakan seorang

tokoh NU pada masanya dan pejuang M.H. Thamrin yang selalu memperjuangkan

kepentingan rakyat. Bukan tidak mungkin darah ulama dan pejuang yang mengalir

dalam diri Fauzi Bowo menjadikan ia seorang pemimpin Jakarta yang dapat

mengayomi, melindungi dan memperjuangkan masyarakat Jakarta sesuai dengan

dengan ajaran-ajaran Islam.

Selain sebagai calon gubernur yang berlatar belakang Betawi dan agamis,

Fauzi Bowo juga didukung dengan gelar pendidikan dan pengalaman. Beliau

adalah seorang lulusan dari universitas Jerman dengan gelar Doktor Ingenieur

jurusan tata kota, dengan latar belakang pendidikan tinggi dan ditambah dengan

Page 66: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

pengalamannya selama 30 tahun bekerja di pemerintahan kota Jakarta tentunya

beliau paham betul apa saja yang akan dikerjakannya nanti sebagai gubernur yang

terpilih dan diharapkan agar fauzi Bowo dapat membenahi kota Jakarta yang

sembrawut agar menjadi rapi, tentram, nyaman dan aman bagi warganya. Dengan

terpilihnya Fauzi Bowo sebagai gubernur, masyarakat Betawi khususnya

FORKABI berharap agar di tangan Fauzi Bowo kota Jakarta dapat menjadi lebih

maju lagi menjadi kota megapolitan, dan tentunya tanpa melupakan nilai-nilai

religius dan dapat lebih meningkatkan kebudayaan Betawi.

E. Dampak Pilkada DKI Jakarta 2007 terhadap FORKABI

Pilkada DKI Jakarta 2007 lalu adalah sebuah ajang pemilihan kepala

daerah dan wakil kepala daerah yang untuk pertama kalinya terselenggara di

Indonesia. Jakarta adalah provinsi pertama yang menyelenggarakan pesta

demokrasi khusus bagi warganya. Tidak hanya warga Betawi saja yang identik

dengan Jakarta yang dapat mengikuti proses pemilihan gubernur, tetapi seluruh

warga Jakarta yang berasal dari berbagai macam etnis suku yang telah menetap

dan menjadi warga Jakarta berhak untuk menyalurkan aspirasinya dalam pilkada

2007 ini untuk menentukan siapa gubernur dan wakil gubernur yang berhak dan

bisa memimpin Jakarta agar menjadi lebih baik di masa mendatang.

Begitupun FORKABI sebagai warga Jakarta dan salah satu organisasi

massa (ormas) yang menaungi hampir sebagian warga Betawi juga ikut

berpartisipasi dalam ajang pilkada 2007 ini dengan mendukung penuh calon

gubernur Fauzi Bowo yang berasal dari keturunan putera Betawi. Dukungan

FORKABI terhadap calon gubernur Fauzi Bowo tidak hanya berupa dukungan

Page 67: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

suara semata, tetapi FORKABI juga mengikuti kampanye-kampenye yang

dilakukan oleh calon gubernur Fauzi Bowo.

Ajang Pilkada DKI Jakarta 2007 dengan hasil kemenangan yang diperoleh

oleh pasangan Fauzi Bowo-Priyanto merupakan sebuah kebahagiaan dan

kebanggaan tersendiri bagi ormas FORKABI dan khususnya warga Betawi.

Dengan kemenangan tersebut membuktikan kepada masyarakat luas, bahwa

Betawi yang selama ini identik dengan opini “jual tanah, pergi haji dan

kawin”dan yang dikenal hanya sebagai penonton saja di kampungnya kini telah

berubah menjadi sebagai penggerak dan pelaku di kampungnya.

Kemenangan Fauzi Bowo menjadi gubernur Jakarta periode 2007-2012

tidak dimungkiri menjadi sebuah batu loncatan bagi warga Betawi lainnya untuk

berkiprah di dunia politik dalam tingkat daerah, nasional maupun tingkat

internasional maupun di bidang-bidang lainnya. Adanya sosok Fauzi Bowo

dengan latar belakang Betawi menjadi tolak ukur dan acuan bagi pemuda-pemudi

putra-putri Betawi untuk tetap maju dan percaya diri dalam menghadapi

persaingan kerja maupun kehidupan dengan etnis lain di Jakarta, baik di bidang

ekonomi, social, politik maupun bidang lainnya. Dengan kemenangan Fauzi

Bowo sebagai gubernur Jakarta diharapkan dapat melestarikan khazanah dan

kebudayaan Betawi serta dapat mengajak putra-putri Betawi untuk tetap menjaga

dan mencintai budayanya agar tetap dikenal dan diketahui oleh anak-cucu

masyarakat Betawi kelak.

FORKABI sebagai sebuah wadah atau organisasi masyarakat menjadi

barometer acuan bagi ormas-ormas lainnya. Terpilihnya Fauzi Bowo yang putera

Betawi menjadi bukti atau wujud nyata bahwa upaya komunikasi yang dilakukan

Page 68: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

oleh Forum Komunikasi Anak Betawi (FORKABI) dapat mengasah informasi dan

pemahaman akan toleransi pemikiran berbentuk tindakan dukungan anak bangsa

terhadap tanah kelahirannya. Fauzi Bowo terpilih sebagai bagian entitas Betawi

yang pendukungnya FORKABI salah satunya ikut andil memajukan dan

mencerdaskan bangsa serta masyarakat Betawi. Semoga dimasa datang

FORKABI sebagai organisasi masyarakat mampu menjadi penggerak anak

Betawi yang menyumbangkan kemajuan di Jakarta dengan atau tanpa unsure ke-

Betawian, lebih toleran dan profesional untuk bergerak bersama berperan setara

membangun Jakarta untuk semua.

F. Analisis Politik Islam Terhadap Partisipasi Politik FORKABI Dalam

Pilkada DKI Jakarta 2007.

Secara umum partisipasi politik dapat diartikan sebagai keikutsertaan

warga biasa dalam menentukan segala keputusan yang menyangkut atau

mempengaruhi hidupnya.48 Adapun bentuk-bentuk partisipasi politik yang dapat

dilakukan oleh individu tidak terbatas pada pemberian suara atau pencalonan

dalam pemilu tapi juga dapat dilakukan dengan memahami berbagai persoalan

politik dan sosial dengan cara mengikuti berita-berita politik, ikut serta dalam

kampanye politik, memberikan kontribusi nyata dalam kegiatan sosial politik dan

tergabung dalam partai politik atau kelompok kepentingan.49

Berdasarkan pendapat diatas, diketahuai bahwa keterlibatan masyarakat

dalam politik memiliki pengaruh besar dalam menciptakan kehidupan politik yang

48 Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 1992),

h. 140 49 Muiz Ruslan, Pendidikan Politik Ikhwanul Mu slimin, (Solo, Era Intermedia, 2000), h.

103

Page 69: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

aman dan tentram. Karena tanpa adanya partisipasi masyarakat dalam perumusan

dan pelaksanaan kebijakan pemerintah akan merusak tatanan demokrasi yang

dibangun dan mengakibatkan disintegrasi.

Di Indonesia, dasar penerapan konsep partisipasi politik sebagaimana

negara-negara demokrasi lainnya adalah kedaulatan berada di tangan rakyat.

Sebab pihak yang paling berkepentingan untuk mewujudkan sebuah pemerintahan

yang demokratis adalah rakyat. Tingkat partisipasi politik masyarakat yang tinggi

menunjukkan tingkat kesadaran dan pemahaman politik yang tinggi dalam

masyarakat. Hal ini menolong warga negara dengan sukarela ikut terlibat dalam

aktifitas-aktifitas politik.

FORKABI merupakan salah satu potensi masyarakat yang dapat

diberdayakan dalam kegiatan-kegiatan politik. Oleh karena itu, partisipasi politik

komunitas masyarakat termasuk FORKABI sangat diharapkan. Karena

keterlibatan masyarakat dalam hal ini FORKABI pada bidang politik akan

berdampak positif dalam menciptakan masyarakat yang adil dan makmur.

Hak-hak dan kewajiban rakyat termasuk warga FORKABI terhadap

pemerintah dalam fikih Islam dibahas dalam Siyasah Dusturiyah. Secara bahasa

Siyasat berasal dari kata Saasa. Dalam kamus Al-Munjid kata ini berarti mengatur,

mengurus dan memerintah. Siyasat bisa juga berarti pemerintahan dan politik,

atau membuat kebijaksanaan. Jadi secara bahasa Siyasah mengandung beberapa

arti yaitu mengatur, mengurus, memerintah, memimpin, membuat kebijaksanaan,

pemerintah dan politik. Artinya mengatur, mengurus, dan membuat kebijaksanaan

atas sesuatu yang bersifat politis untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan secara

terminologis Siyasat adalah membuat kemaslahatan manusia dengan membimbing

Page 70: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

ke jalan yang menyelamatkan.50 Permasalahan di dalam fiqh siyasah dusturiyah

adalah hubungan antara antara pemimpin di satu pihak dengan rakyatnya di pihak

lain serta kelembagaan-kelembagaan yang ada di dalam masyarakatnya.

Dalam kenegaraan, Juhaya S. Praja berpendapat bahwa secara umum dan

universal Siyasah memiliki tujuh prinsip, yaitu:

1. Prinsip Tauhidullah adalah prinsip umum hukum Islam, prinsip ini

menyatakan bahwa semua manusia ada di bawah suatu ketetapan yang sama,

yaitu ketetapan tauhid yang dinyatakan dalam kalimat la’ila’ha illa al-Lah’.

2. Prinsip Kebebasan (al-hurriyah) adalah kebebasan atau kemerdekaan secara

umum, baik kebebasan individual maupun komunal. Konstitusi Islam

menggariskan kebebasan yang meliputi kebebasan individu, kebebasan

beragama, kebebasan berpolitik dan kebebasan berserikat.

3. Prinsip Musyawarah (al-syu’ra) prinsip ini tercantum dalam Al-Quran surat

Ali’Imron ayat 159 dan Al-Syu’ra ayat 38. Esensi dari musyawarah adalah

pertukaran pikiran dan pemdapat dalam menyelesaikan dan pengujian

berbagai masalah oleh sekelompok orang yang memiliki keahlian dalam

masalah tersebut agar diperoleh gagasan dan pendapat yang paling mendekati

kebenaran dan baik.

4. Prinsip Persamaan (al-musa’wah)

5. Prinsip Keadilan (al-adl) adalah pelaksanaan hukum Islam didasarkan atas

kejujuran dan kasih sayang.

6. Prinsip Mu’aradlah adalah prinsip pengawasan masyarakat atas kebijaksanaan

pemerintah sebagai kelanjutan dari prinsip kebebasan.

50Suyuthi Pulungan, Fiqh Siyasah Ajaran, Sejarah, dan Pemikiran, (Jakarta, PT Raja

Grafindo Persada, 2002), h. 23

Page 71: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

7. Prinsip Al-Naql al-Dha’tiyy (Mu’hasabat Al-Nafs) adalah auto critique, yaitu

membuka berbagai kelemahan-kekurangan diri sendiri; mengetahui sebab-

sebab serta cara-cara memperbaikinya. Dalam sistim ketatanegaraan dan di

zaman modern, prinsip ini hanya dilaksanakan di dalam negara yang

menganut sistim partai tunggal yang tidak mengenal oposisi.51

Partisipasi aktif yang dilakukan oleh FORKABI adalah menjadi pengurus

partai politik dan pengurus organisasi non-politik. Partai politik dan kelompok

kepentingan dibentuk bertujuan untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah

dengan landasan adanya persamaan tujuan dan cita-cita anggota. Hal ini sesuai

dengan prinsip Mu’aradlah yaitu pengawasan masyarakat atas kebijakan

pemerintah. Landasan Al-Quran dari prinsip ini adalah firman Allah S.W.T.

dalam surat Al-Imron ayat 104:

يأمرون بالمعروف وينهون ولتكن منكم أمة يدعون إلى الخير و }104:آل عمران{عن المنكر، وألئك هم المفلحون

Artinya: “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang Ma’ruf dan mencegah dari yang Munkar, mereka orang-orang yang beruntung” (QS. Ali Imran: 104)

Aktifitas politik yang dilakukan oleh FORKABI di atas merupakan upaya

sadar mereka dalam rangka menyumbangkan pikirannya, waktu dan tenaga dalam

bidang politik. Sehingga dalam pelaksanaannya terjalin keseimbangan hak dan

kewajiban antara pemerintah dan rakyat dalam hal ini FORKABI. Konsep ini

sesuai dengan prinsip musyawarah dengan landasan Al-Quran dari prinsip ini

adalah firman Allah S.W.T dalam surat Al-Imron ayat 159:

51Juhaya S. Praja, Filsafat Hukum Islam, (Bandung, Pusat Penerbitan Universitas LPPM,

1995), h. 85-87

Page 72: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

ولو آنت فظا غليظ القلب صلىفبما رحمة من اهللا لنت لهم فاعف عنهم واستغفرلهم وشاورهم صلىالنفضوا من حولك

إن اهللا يحب ح فإذا عزمت فتوآل على اهللا صلىفى األمر }159: آل عمران{آلين المتو

Artinya: “maka sebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu karena itu manfaatkanlah mereka dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai oirang-oramng yang bertawakal kepada-Nya.” (QS. Ali Imran: 159)

Jalur perubahan FORKABI adalah kultural dengan mengedepankan aspek

moral. Ide ini sesuai dengan pemikiran politik al-Ghazali yang bersendikan agama

dan etika. Bahwa penguasa politik harus memahami tugas dan tanggung

jawabnya, membersihkan pejabat pemerintah dari sifat tercela, tidak takabur dan

menyadari dirinya adalah bagian dari rakyat.52Konsekuensi dari sikap ini adalah

disentuhnya melalui jalur struktural oleh FORKABI dalam melakukan

pemberdayaan dan perubahan sosial.

Dalam pandangan FORKABI agama dan politik memiliki hubungan yang

erat. Sebagaimana Al-Ghazali mengatakan “agama adalah dasar dan sulthan

(kekuasaan politik) adalah penjaganya”. Maksudnya sesuatu yang tidak ada

pondasinya akan runtuh dan pondasi tanpa penjaga akan hilang. Lebih lanjut Al-

Ghazali mengatakan “penguasa langsung mengatur agama dan politik”.53 Hal ini

sejalan dengan pendapat FORKABI bahwa yang bertanggung jawab untuk

52 Suyuthi Pulungan, Fiqh Siyasah, Ajaran, Sejarah dan Pemikiran, (Jakarta, PT. Raja

Grafindo Persada, 2002), h. 271 53 Pulungan, Fiqh Siyasah, Ajaran, Sejarah dan Pemikiran, (Jakarta, PT. Raja Grafindo

Persada, 2002), h. 239

Page 73: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

menjalankan negara adalah pemerintah dan rakyat. Karena itu mereka memiliki

perhatian yang besar terhadap pelaksanaan kebijakan-kebijakan pemerintah.

Dalam Islam kaitan erat antara pemerintah dan rakyat merupakan pondasi

utama dalam membangun negara yang thayyibah. Apabila hak pemerintah adalah

ditaati dan mendapat partisipasi dari rakyat dalam hal ini FORKABI maka

kewajiban dari masyarakat termasuk FORKABI adalah membantu serta

berpartisipasi aktif dalam program-program yang disepakati untuk kemaslahatan

bersama.

Berdasarkan uraian diatas, diketahui partisipasi politik yang dilakukan

oleh FORKABI sesuai dengan prinsip Mu’aradlah, Al-Naql Al-Dha’tyy

(Muhasabat al-Nafs), dan al-syu’ra (musyawarah). Dengan demikian partisipasi

FORKABI dalam kegiatan-kegiatan politik harus terus ditingkatkan agar mereka

mampu mengemban amanah sebagai salah satu pelaku pemberdayaan dan

perubahan sosial.

Page 74: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Partisipasi politik FORKABI dalam pilkada DKI Jakarta 2007 dilakukan

dengan cara sosialisasi sampai ke tingkat akar rumput/bawah tentang masalah

pilkada baik secara langsung atau tidak langsung. Misalnya melakukan

sosialisasi tatacara pemilihan kepala daerah, memberi dukungan kepada salah

satu pasangan calon gubernur dan wakil gubernur. Pemilihan kepala daerah

DKI Jakarta 2007 kemarin menjadi pembelajaran bagi FORKABI khususnya

dan umumnya warga Betawi jika dihadapkan pada pemilihan-pemilihan baik

kepala daerah, pemilihan umum dan lain-lain agar menjadi suatu kesempatan

bagi masyarakat Betawi yang mempunyai potensi untuk berpartisipasi aktif

dalam politik.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi politik FORKABI dalam pilkada

DKI Jakarta 2007 meliputi faktor intern dan ekstern, yaitu: jenis kultur, agama

dan faktor personal.

3. FORKABI membebaskan bagi warganya untuk berpartisipasi langsung dalam

partai politik dan tidak terfokus pada salah satu partai politik. Sebagaimana

dikatakan oleh ketua DPD FORKABI Jakarta Selatan bahwa seluruh anggota

diharuskan aktif dan menjabat di struktur mana saja di semua partai sesuai

Page 75: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

dengan hati nurani masing-masing anggota, meskipun dalam partai berbeda

semua anggota tetap di bawah bendera FORKABI.

4. Dalam analisis politik Islam partisipasi politik yang dilakukan oleh

FORKABI sesuai dengan tujuan yang terkandung dalam prinsip Mu’aradlah,

al-Naql al-Dha’tyy dan Musyawarah. Pemikiran politik FORKABI sama

dengan ulama sunni seperti al-Mawardi dan al-Ghazali, mereka memandang

agama dan politik memiliki kaitan, mendirikan negara adalah wajib syara dan

perubahan sosial ke arah lebih baik dilakukan melalui jalur kultural daripada

struktural.

B. Saran

1. FORKABI adalah organisasi masyarakat yang menaungi Betawi di wilayah

Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, (Jabotadepok) dan sekitarnya.

Namun pada kenyataannya banyak warga Betawi (khususnya masyarakat

awam) yang tidak mengetahui apa itu FORKABI yang sebenarnya apa visi

dan misinya dan apa yang membedakan FORKABI dengan ormas-ormas lain.

Hal ini membuktikan bahwa FORKABI masih kurang mensosialisasikan

dirinya sebagai ormas Betawi yang dapat menaungi masyarakat Betawi dalam

memberikan penyuluhan dan perlindungan bagi warga Betawi khususnya dan

warga Jakarta umumnya dalam hal melestarikan kebudayaan Betawi di

kalangan masyarakat awam dan generasi-generasi muda Betawi.

2. Sebagai salah satu ormas yang menaungi Betawi dan melestarikan kebudayaan

Betawi FORKABI masih kurang dalam hal penyediaan sanggar-sanggar

kesenian Betawi yang dapat dinikmati atau dapat diikuti oleh anak-anak muda

Betawi yang ingin mengenal dan belajar tentang kebudayaan dan kesenian

Page 76: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

Betawi. Sejauh ini kesenian dan kebudayaan Betawi hanya dapat dijumpai di

sanggar-sanggar yang terdapat di wilayah yang masih kental dengan Betawi

seperti wilayah Condet, Rawa Belong, dan lain-lain. Padahal warga Betawi

tidak hanya terdapat di wilayah tersebut saja tetapi menyebar di seantero

wilayah Jabodetabek. Kurangnya sanggar-sanggar yang mengajarkan kesenian

Betawi ditakutkan lambat laun generasi muda Betawi tidak kenal lagi budaya

Betawi yang asli. FORKABI sebagai orgasisasi Betawi yang bertujuan ingin

melestarikan kebudayaan Betawi diharapkan dapat menyediakan sanggar-

sanggar kesenian Betawi di setiap cabangnya atau di setiap wilayah Sub-

rantingnya.

3. Sebagai penulis, dalam skripsi ini saya mengharapkan agar fakultas Ushuluddin

dan Filsafas khususnya program Pemikiran Politik Islam dapat mengupas

pemikiran-pemikiran para tokoh Islam lebih banyak lagi. Khususnya tentang

perbedaan dan persamaan teori antara pemikir Islam dan pemikir Barat, baik

tentang negara, konsep demokrasi di Barat dan konsep musyawarah dalam

Islam, serta partisipasi politik ala-Barat dan partisipasi politik (Musyarokah

Siyasiyah) dalam Islam dan lain-lain.

Page 77: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Lisa dalam Jhon L. Espito, “Islam Qadhdhafi”, dalam Dinamika

Kebangunan Islam, (Jakarta : Rajawali Press, 1987).

Allan, J.A. Libya, The Experience of Oil, (Colorado : Weseview, 1981).

Al-Qadhdhafi, Mu’ammar, al-Multaga al-fikri al-Awwal lil-Talabah al-‘Arab al

Darisin bi-al-Jamahiriyah (Tipoli, Manshurat al-Markaz al-‘Alami wa-

Abhath al-Kitab al Akhdar, 1982).

__________, Shuruh al-Kitab al-Akhdar’2 vols. (Tripoli, al-Markaz al-‘Alami li

Diraqsat wa-Abhath al-Kitab al-Akhdar, 1983).

Ayoub, Mahmoud, Islam dan Teori Dunia Ketiga : Pemikiran Keagamaan

Muammar Qadhdhafi, (Bogor : Humaniora Press, 1991).

Bruce St. John. Ronald. The Middle East Journal, Volume 58. No. 3.(Musim

Panas 2004),

Chomcky, Noam, Menguak Tabir Terorisme Internasional, (diterjemahkan oleh

Hamid Basyaib dari Internasional Terorisme in tehe Real World ),

(Bandung : Mizan ).

Edward. Halley. P, Qadhafi & The U. S. Since 1969, (New york : Praeger, 1984).

Page 78: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

Espito. Johan. L, Ensiklopedi Oxpord Dunia Islam Modern Jilid III, (Bandung :

Mizan, 2001).

______________, Islam dan Politik, (Jakarta: Bulan Bintang, 1990).

Fisher, W.B. “Libya”dalam The Midle East and North Africa, (London : Eroupe

Publication Limited, 1993).

Frederic. Muscat, Muammar Qadhafi, (Jakarta : Beunebi Cipta, 1988).

Gunther, John, Inside Africa, (New York : Harper & Brother, 19995).

Harris, Lillian Craig, Libya Qadhdhafi’s Revolution and Modern State, (Colorado

Wesview Press, 1986).

Lapidus. Ira. M, Sejarah Sosial Umat Islam, (Rajawali Press, Jakarta, 2000).

Long. David. E & Bernand, The Government and Politics of Middle East and

North Africa, (Colorado : Wstview Press, 2002).

Mintarja, Endang, Politik Berbasis Agama, (Pustaka Pelajar : Yogayakarta,

20006).

Petter. Slughet & Marion, The Times Guide to The Middle East, (London : Times

Books, 1991).

Page 79: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

Qaddafi. Muammar, Menapak Jalan Revolusi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2000).

Qadhdhafi, Muammar, The Green Book, (Tripoli : Mateu Cromo).

Rais. Amin, Politik dan Pemerintahan di Timur Tengah, (Yogyakarta: Studi

Sosial PAU-UGM, 1988).

Ronan, Yahudit, Libya dalam Middle East Comtemporary Survey, (London :

Westview Press, 1987).

Sadat, Anwar, Tokoh-Tokoh Pemimpin Yang Saya Kenal, (diterjemahkan oleh

Ermas dari Those I Have Known), Jakarta : Dunia Pustaka Jaya.

Sadily. Hasan, Ensiklopedi Indonesia, (Jakarta: Ichtiar Bahrulhm, 1990).

Sihbudi , M. Riza, dkk, Konflik dan Diplomasi di Timur Tengah, (Bandung :

Eresco).

_________, Islam, Dunia Arab, Iran : Bara Timur Tengah, (Bandung : Mizan,

1991).

Stoddard, Lothrop, Dunia Baru Islam, (diterjemahkan oleh H.M. Mulyadi

Djojomartono dari The World Of Islam), Jakarta : Panitia Penerbit.

Syukri, Muhammad Fuad, Libya al-Hadisah, (Kairo : Matbaat al-I’timad).

Page 80: PARTISIPASI POLITIK FORUM KOMUNIKASI ANAK BETAWI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18685/1/... · pembimbing skripsi yang telah menyetujui proposal skripsi yang

Wegs. J. Robert, Erope Since 1945 : A Concise History, (New York : St. Matrin’s

Press).