91
LAPORAN PENELITIAN PEMETAAN DAN ANALISIS SISI PASOKAN DUNIA PENDIDIKAN PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DALAM DIMENSI KUALITAS, KUANTITAS, LOKASI DANWAKTU DI KALIMANTAN SELATAN OLEH MARIANA ISMED SETYA BUDI PENELITIAN INI DIBIAYAI OLEH DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NON FORMAL DAN INFORMAL (PAUDNI) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

LAPORAN PENELITIANPEMETAAN DAN ANALIS IS S IS I P ASOKAN DUNIA PENDIDIKAN PADA PERKEBUNAN

KELAPA SAWIT DALAM DIMENSI KUALITAS, KUANTITAS, LOKASI DANWAKTU DI

KAL IMANTAN SELATAN

OLEH

MARIANA ISMED SETYA BUDI

PENELITIAN INI DIBIAYAI OLEHDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NON

FORMAL DAN INFORMAL (PAUDNI)KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURATJALAN BRIGJEND H. HASAN BASRY, KAYU TANGI, BANJARMASIN

TELPON 0511-3302789 / 0511-3305240

Page 2: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Megatransformasi pendidikan di negeri ini adalah membangun

masyarakat berbasis pengetahuan untuk kesejahteraan bangsa. Semua

pihak dituntut untuk membangun kemuliaan keberadaban melalui ilmu,

kepribadian dan menanamkan cita-cita luhur.

Usaha mulia yang akan diraih ini penuh dengan tantangan. Realita

yang dihadapi, terjadi persaingan ketat diberbagai bidang. Era globalisasi

menuntut semua pihak untuk menyiapkan diri dalam segala hal agar tidak

tersisih dalam persaingan. Faktor penentu utama agar bisa bersaing di

era global saat ini adalah harus tersedia SDM yang berkualitas.

Pembangunan pendidikan berkualitas dilakukan banyak pihak, baik

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan maupun Kementeri Negara

lainnya. Berbagai program pendidikan dilaksanakan secara formal,

informal maupun non-formal, dengan tujuan menghasilkan Sumber Daya

Manusia Indonesia yang handal.

Dokumen Renstra Kemendiknas 2010-2014 menyatakan bahwa

telah terjadi peningkatan capaian indikator Angka Penyerapan Kasar

(APK) yang menunjukkan secara generik bahwa terjadi peningkatan

penyerapan tenaga kerja di Indonesia, namun kenyataan bahwa angka

pengangguran masih relatif tinggi. Kondisi ini yang menuntut pemerintah

dan pihak terkait merumuskan sebuah kerangka kerja yang komprehensif

dengan memperhatikan berbagai kondisi baik internal maupun eksternal,

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 2

Page 3: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

sehingga ke depan bisa terjadi peningkatan daya serap lulusan oleh dunia

kerja.

Pemerintah sesuai yang diamanahkan dalam Undang-Undang

Dasar 1945 bertanggungjawab terhadap pendidikan dan lapangan kerja

yang layak bagi warganya. Dengan demikian pendidikan merupakan hak

asasi bagi setiap warga negara Indonesia, dan untuk itu pula setiap warga

negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai

dengan minat dan bakat, tanpa memandang status sosial, ekonomi, suku,

etnis, agama, dan gender (Renstra Kemendiknas, 2010).

Pemerataan akses dan peningkatan mutu pendidikan berperan

secara langsung pada warga negara Indonesia untuk memiliki kecakapan

hidup (life skills) sehingga mampu mendorong tegaknya pembangunan

manusia seutuhnya, serta masyarakat madani dan modern yang dijiwai

nilai-nilai Pancasila, sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Renstra Kemendiknas, 2010).

Oleh karena itu pula Universitas Lambung Mangkurat sebagai salah satu

ujung tombak terdepan pendidikan tinggi di Kalimantan Selatan dalam

mewujudkan pembangunan sumberdaya manusia yang berperan penting

dalam proses Pembangunan Nasional, dan sekaligus dalam membangun

daya saing bangsa di tengah persaingan dunia yang semakin kompetitif.

Penyelarasan pendidikan dengan dunia kerja dan dunia usaha

(DUDI) merupakan sebuah upaya komprehensif untuk mensinkronkan

pendidikan nasional dengan kebutuhan dunia kerja diberbagai bidang,

sehingga diharapkan akan terjadi keselarasan dalam pelaksanaannya.

Konsep program penyelarasan mengisyaratkan adanya kebutuhan

koordinasi yang baik antara pihak penyedia lulusan pendidikan dengan

pihak yang membutuhkan tenaga lulusan. Analisa kebutuhan dunia kerja

yang meliputi kualitas (kompetensi) dan kuantitas pada lokasi dan waktu

yang berbeda merupakan informasi awal yang perlu disediakan.

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 3

Page 4: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

Pengembangan kerangka kerja penyelarasan pendidikan dengan

dunia kerja terbagi dalam 3 bagian yaitu kerangka kerja sisi permintaan,

sisi pasokan dan mekanisme penyelarasan. Proyeksi kebutuhan kedepan

terhadap kompetensi yang dibutuhkan dari dunia kerja dan jumlahnya

pada setiap lokasi di Indonesia sangat diperlukan untuk mendesain sistem

pendidikan yang meliputi peningkatan kualitas pendidik, sarana prasarana

dan sistem pembelajarannya.

Program penyelarasan sistem pendidikan dengan dunia kerja

menitikberatkan pada pembekalan kompetensi lulusan yang selaras

dengan kebutuhan dunia kerja. Sebagai salah satu upaya untuk

memberikan jaminan pendidikan yang bermutu sesuai dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta relevan terhadap

kebutuhan masyarakat dan dunia kerja. Dengan berjalannya program ini

diharapkan nantinya dunia pendidikan mampu menyiapkan sumberdaya

manusia yang siap kerja dan/atau malah menciptakan lapangan kerja

serta mampu menghadapi berbagai tantangan kehidupan baik lokal,

nasional maupun internasional.

Masalah ketenagakerjaan di Kalimantan Selatan juga mengalami

hal yang sama seperti daerah lainnya di Indonesia. Tingkat pengangguran

belum bisa teratasi dengan tuntas bahkan kecenderungan semakin

meningkat baik secara kuantitas maupun kualitas. Padahal Propinsi

Kalimantan Selatan memilki Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah

dengan jumlah penduduk yang relatif kecil serta wilayah yang luas.

Melalui program penyelarasan pendidikan dan dunia kerja yang

digagas oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Non-Formal

dan Informal (PAUDNI), maka Lembaga Penelitian Unlam Banjarmasin

berusaha berkontribusi membantu dalam proses pemetaan dan analisis

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 4

Page 5: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

sisi pasokan dunia pendidikan dalam dimensi kualitas, kuantitas, lokasi

dan waktu di Kota Banjarmasin.

1.2 Tujuan Kegiatan Tujuan Umum

Tujuan umum dari kegiatan Program Pemetaan dan Analisis Sisi

Pasokan dunia pendidikan dalam Dimensi Kualitas, Kuantitas, Lokasi dan

Waktu di Kota Banjarmasin adalah didapatkannya masukan awal berupa

peta pendidikan di Kota Banjarmasin dalam dimensi kualitas, kuantitas,

lokasi dan waktu yang menyangkut jumlah lulusan, data laju pasokan

yang akhirnya akan diperoleh data akurat tentang model indeks

keselarasan (Alignment index).

Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari pelaksanaan kegiatan Program Pemetaan dan

Analisis Sisi pasokan dunia pendidikan dalam Dimensi Kualitas,

Kuantitas, Lokasi dan Waktu di Kota Banjarmasin, adalah:

1. Mengidentifikasi dan memproyeksikan kemampuan dunia

pendidikan di Kota Banjarmasin dalam menjawab kebutuhan

tenaga kerja saat sekarang dan masa yang akan datang dalam

dimensi kualitas, kuantitas, lokasi dan waktu.

2. Mendapatkan peta pasokan tenaga kerja dan tingkat

pemenuhannya yang sudah dilakukan dunia pendidikan

3. Rekomendasi strategi dalam meningkatkan indek keselarasan

dunia kerja dengan dunia pendidikan.

4. Merancang struktur basis data pemetaan pasokan pendidikan

dalam ruang lingkup Kota Banjarmasin yang dapat digunakan

dalam pemutakhiran data pada periode mendatang.

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 5

Page 6: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

5. Memberikan rekomendasi perbaikan kondisi pasokan dari dunia

pendidikan sebagai upaya terjadinya penyelarasan dengan dunia

usaha dan dunia industry (DUDI).

1.3. Indikator keberhasilan Capaian Tujuan

Indikator keberhasilan setiap tujuan program pemetaan sisi pasokan

pendidikan disusun sebagai berikut:

a. Menyusun struktur basis data pemetaan pasokan pendidikan

dalam ruang lingkup kota Banjarmasin, berupa :

a. Tersusunnya sebuah sistem/ mekanisme pengumpulan dan

pembaharuan data pasokan pendidikan di tingkat kota

Banjarmasin

b. Tersusunnya struktur data pemetaan pasokan pendidikan

di tingkat kota Banjarmasin

b. Melakukan pemetaan pasokan pendidikan di kota Banjarmasin

dengan metode sampling dan penggunaan instrumen kuesioner,

yakni :

a. Terkumpulnya data dan informasi detail seputar kondisi

pasokan angkatan kerja terdidik (data sekunder) di tingkat

kota Banjarmasin.

b. Terkumpulnya data dan informasi detail seputar kondisi

pasokan angkatan kerja terdidik (data primer) di tingkat

kota Banjarmasin.

c. Tersedianya hasil kajian terhadap data dan infomasi

seputar kondisi pasokan angkatan kerja terdidik di tingkat

kota Banjarmasin.

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 6

Page 7: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

BAB II METODOLOGI KAJIAN

2.1.Tahapan Penelitian

Berdasarkan latar belakang, ruang lingkup, dan target (tujuan)

kajian yang sudah dirumuskan, maka kajian ini akan menggunakan

metodologi dengan 5 tahapan yang meliputi:

1. Pemantapan metodologi dan perangkat yang diperlukan semua tim

pelaksana. Tahapan persiapan ini meliputi pemantapan metodologi

kegiatan sehingga diharapkan akan terjadi kesesuaian arah kajian

dengan kebutuhan Tim Penyelarasan Direktorat PAUDNI DIKTI.

Kegiatan Tracer Study dijalankan untuk memotret beberapa

informasi indikator penting terkait dengan aktivitas lulusan.

2. Membuat klasifikasi sektor unggulan yang menjadi target kajian

dengan merancang komposisi dan proporsi jumlah target

responden pasokan pendidikan (P1) dengan mengacu pada

komposisi dan proporsi jumlah DUDI yang meliputi : penentuan

proporsi jumlah sample calon responden/ satuan pendidikan dan

memilih beberapa lembaga/ satuan pendidikan yang diharapkan

akan menjadi pemasok data responden.

3. Pengumpulan data awal (khususnya data sekunder) termasuk

mencari informasi tentang institusi/ sub-institusi (departemen)

beserta contact personnya.

4. Survei ke lokasi/instansi pendidikan yang jadi target

5. Menentukan gambaran umum situasi dan kondisi pendidikan setiap

satuan pendidikan.

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 7

Page 8: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

6. Tracer study. Teknik Tracer Study dilakukan dengan menggunakan

mekanisme e-mail, telpon, dan pengisian kuisioner online. Hasil

dan analisis lebih detail terkait dengan parameter-parameter

penting tracer study akan dibahas secara lebih mendetail dengan

teknik analisis menggunakan evaluasi secara statistik deskriptif

maupun inferensi untuk mendapatkan informasi indikator-indikator

penting berdasarkan hasil sampling yang dilakukan.

7. Pengolahan data hasil survey

8. Diskusi tim peneliti dengan pihak kompeten di dunia pendidikan

9. Korelasi data sehingga mampu menggambarkan kondisi dunia

pendidikan saat ini dan di masa yang akan datang berdasarkan

prediksi

Selain akan menganalisis Hasil Tracer Study, bagian penting

lainnya adalah pengukuran indeks keselarasan (alignment index). Secara

konsep, perhitungan Alignment Index (Index Keselarasan) adalah salah

satu ukuran untuk melihat tingkat penyerapan dunia usaha/dunia industri

terhadap lulusan (output) dunia pendidikan. Secara umum, perhitungan

Alignment Index (AI) dilakukan dengan menggunakan rumus berikut:

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 8

Page 9: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

1.2. Pendekatan Penelitian

Penelitian dalam rangka kegiatan pemetaan dan analisis sisi

pasokan dunia pendidikan ini merupakan penelitian eksploratori yang

bertujuan menggali informasi, mengidentifikasi dan memproyeksikan

pasokan dunia pendidikan dalam empat dimensi, yaitu; kualitas, kuantitas,

lokasi dan waktu.

Penelitian yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode survai

dimana peneliti menggunakan instrumen kuesioner sebagai alat

pengumpul data yang utama.

2.3 Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kota Banjarmasin Propinsi Kalimantan

Selatan, karena sebagian besar lembaga pendidikan berada di pusat ibu

kota propinsi ini. Namun juga terpaksa melibatkan SMK yang ada di

beberapa Kabupaten lainnya yang jauh dari kota Banjarmasin karena

SMK tersebut justru mencetak alumni yang sesuai koridor MP3EI, yakni

SMK pertambangan dan SMK Perkebunan (kelapa sawit).

2.4. Populasi dan Teknik Penarikan Sampel

Pemetaan ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran kemampuan

pasokan dunia pendidikaan dan proyeksi kebutuhan dunia kerja di masa

yang akan datang dalam dimensi kualitas, kuantitas, lokasi dan waktu.

Populasi penelitian ini adalah seluruh lembaga pendidikan yang ada

kaitannya dengan sektor unggulan daerah Kalimantan Selatan.

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik

random sampling. Menurut Gay (1976) untuk penelitian deskriptif dengan

populasi yang relatif kecil jumlah sampel yang diambil minimal 20%.

Untuk penelitian ini jumlah sampel lembaga pendidikan diusahakan

semuanya terambil.

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 9

Page 10: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

Data yang dikumpulkan untuk penelitian ini berupa data primer dan

data sekunder. Adapun penjelasan dari kedua sumber data tersebut,

yaitu:

a. Data Primer, adalah data yang berasal dari sumber asli dan

dikumpulkan secara khusus untuk menjawab pertanyaan penelitian

(Cooper & Emory, 1996). Data primer diperoleh melalui observasi,

wawancara atau kuesioner kepada setiap alumni yang bisa

dihubungi. Metode pengumpulan data utama dalam penelitian ini

adalah melalui kuesioner yang diberikan kepada tiap lembaga

pendidikan di Kota Banjarmasin dan beberapa yang ada di

Kabupaten lainnya

b. Data Sekunder, yaitu data yang dikumpulkan melalui studi oleh

pihak lain untuk sasaran mereka sendiri (Cooper dan Emory, 1996).

Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai pihak

terkait, Lembaga pendidikan dan Dinas Pendidikan Kota

Banjarmasin.

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik

sebagai berikut:

a. Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data dengan

cara membagi daftar pertanyaan kepada responden. Syarat

yang paling penting untuk memilih kuesioner sebagai suatu

teknik pengumpulan data menurut Rintuh (1994) adalah bahwa

responden mampu memberikan responsi atau tanggapan baik

secara tertulis maupun lisan atas pertanyaan atau pernyataan

tersebut.

b. Observasi yaitu teknik pengumpulan data yang digunakan

untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan

dengan menggunakan panca indra untuk mengetahui kondisi

dan situasi pada lembaga pendidikan di Kota Banjarmasin.

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 10

Page 11: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

c. Wawancara mendalam (in depth interview) adalah teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan bertatapan muka

(face to face) antara peneliti dengan responden dengan atau

tanpa menggunakan pedoman wawancara (interview guide)

tapi dengan kuesioner.

d. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang

diperoleh dengan cara mengumpulkan catatan-catatan atau

dokumen dari instansi yang terkait dengan permasalahan

penelitian ini, melalui pihak sekolah dan lembaga kursus yang

ada.

2.5. Teknik Analisis

a. Analisis Deskriptif

Analisis ini bertujuan untuk mendeskripsikan data lembaga

pendidikan yang dipetakan, data kualifikasi/kompetensi siswa, dan

lain-lain yang meliputi dimensi kualitas, kuantitas, lokasi dan

waktu. Data disajikan dalam bentuk tabel, diagram, grafik, maupun

gambar.

b. Analisis Proyeksi Kebutuhan

Analisis proyeksi pasokan dunia pendidikan saat ini dan di tahun-

tahun mendatang dihitung dengan menggunakan teknik Least

Squares Prediction Analysis atau metode kuadrat terkecil.

Persamaan Least Squares adalah sebagai berikut:

Y = a + bX

dimanaY = Kebutuhan Dunia Kerja a = nilai intercept b = nilai slope X= tahun yang diproyeksikan

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 11

Page 12: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

Nilai intercept (a) dihitung dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

a =

Sedangkan nilai slope (b) dihitung dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

b =

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 12

Page 13: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

BAB III ANALISIS SITUASI KALIMANTAN SELATAN

3.1. Latar Belakang Wilayah

3.1.1. Keadaan Geografis Kalimantan Selatan

Provinsi Kalimantan Selatan dengan ibukota Banjarmasin terdiri

atas 11 kabupaten dan 2 kota, terletak antara 114 °19' 13'' - 116°33' 28''

Bujur Timur dan 1° 21' 49'' – 4 °10' 14'' Lintang Selatan, memiliki luas

wilayah hanya 6,98 persen dari luas Pulau Kalimantan secara

keseluruhan yaitu seluas 37.530,52 km2 dengan batas–batas: sebelah

barat dengan Provinsi Kalimantan Tengah, sebelah timur dengan Selat

Makasar, sebelah selatan dengan Laut Jawa, dan sebelah utara dengan

Provinsi Kalimantan Timur.

Penggunaan lahan di Kalimantan Selatan meliputi lahan

pemukiman/kampung seluas 59.563 ha, industri 2.489 ha, pertambangan

42.111 Ha, sawah 426.067 ha, pertanian lahan kering semusim 60.680

ha, kebun campuran 171.642 ha, perkebunan 486.448 ha, padang/semak

belukar/alang-alang 830.684 ha, hutan 1.613.431 ha, perairan darat

45.731 ha, tanah terbuka 3.713 ha, dan lain-lain 59.997 ha (Bappeda,

2009)

Wilayah Kalimantan Selatan kaya akan sumber daya alam (SDA)

yang menyimpan beberapa potensi bahan galian pertambangan seperti

mineral, batu bara, minyak, biji besi, gas bumi, intan, dan lain-lain.

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 13

Page 14: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

3.1.2. PERKEMBANGAN PENDUDUK KALIMANTAN SELATAN

Penduduk di Provinsi Kalimantan Selatan berjumlah 3.396.680 jiwa

(tahun 2007), bertambah menjadi 3.446.631 jiwa (tahun 2008), 3.503.156

jiwa (tahun 2009). Pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar 1,70 persen

per tahun.

Penduduk terbanyak berada di kota Banjarmasin dengan jumlah

639.978 jiwa pada tahun 2009 atau sekitar 18,27% dari seluruh penduduk

di Provinsi Kalimantan Selatan. Kabupaten Banjar memiliki penduduk

terbanyak kedua dengan jumlah 498.886 jiwa pada tahun 2009 atau

sekitar 14,24%. Perkembangan penduduk Kalimantan Selatan selama

tahun 2007 s.d 2009 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Penduduk Per Kabupaten di Kalimantan Selatan

No. Kabupaten/Kota Tahun2007 2008 2009

1 Tanah laut 265.629 270.091 275.0072 Kotabaru 272.000 276.574 281.3313 Banjar 480.010 489.056 498.8864 Barito Kuala 269.448 272.332 275.2735 Tapin 152.077 153.066 154.3366 Hulu Sungai Selatan 207.402 208.571 209.9487 Hulu Sungai Tengah 242.189 244.192 246.4878 Hulu Sungai Utara 214.191 216.181 218.2789 Tabalong 191.000 193.082 195.63110 Tanah Bumbu 221.304 226.208 231.29811 Balangan 101.860 102.296 102.76712 Kota Banjarmasin 615.570 627.245 639.97813 Kota Banjarbaru 164.000 167.737 170.82314 Kalimantan Selatan 3.396.680 3.446.631 3.503.156

Sumber : Badan Pusat Ststistik Kalimantan Selatan.

Struktur penduduk di Provinsi Kalimantan Selatan selama tahun

2007-2009 tidak mengalami banyak perubahan yang berarti. Berdasarkan

tabel tersebut diatas, pada tahun 2008 terjadi penambahan penduduk

sebesar 1,49% dan pada tahun 2009 sebesar 1,64%.

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 14

Page 15: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

Laju pertumbuhan penduduk per Kabupaten/Kota di Kalimantan

Selatan, dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Laju pertumbuhan Penduduk Per-Kabupaten di Kalsel

No. Kabupaten/Kota Tahun2003 – 2005

Tahun2005 - 2008

1 Tanah laut 2,01 1,712 Kotabaru+Tanah Bumbu - 1) 1,713 Banjar + Banjarbaru 2,22 3) 1,914 Barito Kuala 1,02 1,15 Tapin 1,12 0,686 Hulu Sungai Selatan 0,8 0,597 Hulu Sungai Tengah 1,1 0,858 Hulu Sungai Utara - 2) 0,969 Tabalong 1,72 1,1210 Tanah Bumbu - 2,2411 Balangan - 0,4512 Kota Banjarmasin 2,24 1,9213 Kota Banjarbaru 4,27 2,3114 Kalimantan Selatan 1,91 1,49

Sumber : BPS Provinsi

Dari aspek keberagaman suku bangsa yang ada di Kalimantan

Selatan, secara umum didalam komposisi penduduk didominaasi oleh

suku asli Banjar (Tabel 3). Beberapa suku bangsa antara lain suku Jawa,

Madura, Bugis, Batak dan Sunda, serta sebagian kecil suku keturunan

Tionghoa. Jumlah mereka relatif kecil, dan komposisinya secara statistik

cenderung stabil dari tahun ketahun. Secara umum kondisi pergaulan

diantara suku bangsa yang ada sudah sangat kondusif dan hidup secara

damai. Kondisi inilah yang sangat membantu dan merupakan modal dasar

dalam melakukan kegiatan pembangunan di segala bidang kehidupan.

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 15

Page 16: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

Tabel 3. Lima suku terbesar pada tiap Kabupaten di Kalsel

Kabupaten/Kota

Suku BangsaTotalBanjar,

Melayu banjar

Jawa Bugis Madura Sunda Lainnya

Tanah LautKota BaruBanjarBarito KualaTapinHSSHSTHSUTabalongTan BumbuBalanganBanjarmasinBanjar Baru

61,7939,7987,8074,8980,8996,4295,6798,7582,8034,5687,6879,1260,93

31,7020,56

7,2415,0915,38

1,181,520,79

11,6730,44

4,5510,7230,63

1,3311,99

0,200,090,080,030,080,030,30

19,890,120,540,76

1,420,863,170,120,920,160,030,070,140,920,052,420,95

1,191,080,290,510,880,080,100,070,561,910,170,441,75

2,5825,71

1,319,301,862,132,610,304,54

12,297,426,764,97

100100100100100100100100100100100100100

Kal Sel 76,34 13,14 2,45 1,22 0,62 6,22 100Sumber : Badan Pusat Statistik.

3.1.3. Potensi Pengembangan Wilayah Kalimantan Selatan

Potensi pengembangan wilayah dapat dilihat berdasarkan unsur-

unsur potensi geografis, penduduk, ekonomi wilayah, sektor andalan,

sektor pendukung, sektor investasi, keuangan dan pembiayaan, dan

transportasi.

Potensi pengembangan wilayah Provinsi Kalimantan Selatan

didekati dengan kebijakan perwilayahan. Kebijakan perwilayahan

didasarkan atas efektivitas pembangunan di seluruh Provinsi dan untuk

mensinkronkan pembangunan berbagai sektor andalan yang akan

dikembangkan di masing-masing wilayah kabupaten/kota agar tidak saling

tumpang tindih satu sama lain, sehingga potensi yang dimiliki masing-

masing daerah dapat dikembangkan secara optimal dan terintegrasi.

Pengembangan potensi secara spasial dilakukan melalui kebijakan

pengembangan kawasan strategis Provinsi.

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 16

Page 17: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

Kawasan strategis wilayah Provinsi terdiri atas Kawasan

Strategis Nasional (KSN) dan Kawasan Strategis Provinsi (KSP).

Kawasan Strategis Nasional dimaksud Kawasan Strategis Nasional dari

sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu Kawasan Pengembangan

Ekonomi Terpadu (KAPET) Batulicin. Kawasan Strategis Provinsi (KSP)

dimaksud terdiri atas (1) Kawasan strategis dari sudut kepentingan

pertumbuhan ekonomi; (2) Kawasan strategis dari sudut kepentingan

fungsi dan daya dukung lingkungan hidup; (3) Kawasan strategis dari

sudut kepentingan pertahanan dan keamanan.

3.1.4 Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Kalimantan Selatan

Salah satu pendekatan pengukuran kemajuan bagi perekonomian

di suatu daerah ialah dengan melihat perkembangan Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB). PDRB Kalsel atas dasar harga berlaku

mengalami peningkatan dari tahun ke tahun sebagaimana terlihat pada

Tabel 4.

Nilai PDRB atas dasar harga berlaku dengan migas pada tahun

2006 sebesar Rp. 34,7 triliun meningkat menjadi Rp. 51,2 triliun pada

2009. Seiring dengan itu, PDRB tanpa migas juga meningkat dari Rp.34,4

trilliun menjadi Rp. 50,5 trilliun. Peningkatan ini secara umum terjadi pada

semua sektor meski dengan besaran yang berbeda-beda.

Peningkatan nilai PDRB Kalimantan Selatan dari tahun 2006

sampai 2009 terutama disebabkan oleh sektor pertanian dengan

kontribusi 22,15%. Sektor yang berperan besar selanjutnya adalah

pertambangan dan penggalian (19,38%), dan sektor perdagangan, hotel

dan restoran (15,29%). Ketiga sektor ini merupakan sektor yang

memberikan kontribusi terbesar pada pembentukan dan pertumbuhan

nilai PDRB Kalimantan Selatan selama ini.

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 17

Page 18: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

Tabel 4. Nilai PDRB (dalam Ribuan Rupiah) Kalsel 2006-2009

Sektor 2006 2007 2008 2009Kontribusi

pd Peningkata

n

Pertanian 7.777.783,89 8.856.262,82 10.134.130,00 11.434.210,00 22,15%

Pertambangan dan galian 7.579.250,33 8.556.849,36 9.942.273,97 10.777.630,00

5 19,38%

Industri Pengolahan 4.047.834,94 4.364.118,90 4.716.788,18 5.050.647,58 6,08%

Listrik, Gas dan Air Bersih 194.463,85 219.714,55 257.799,27 294.423,72 0,61%

Bangunan 2.275.474,90 2.553.875,28 2.861.705,34 3.185.990,00 5,52%Perdagangan, Hotel dan Restoran

5.152.784,87 5.932.312,57 6.843.018,03 7.676.030,00 15,29%

Pengangkutan /Komunikasi 2.930.826,03 3.546.217,47 4.196.446,35 4.721700,00 10,85%

Keuangan, Persewaan / Jasa Perusahaan

1.420.049,93 1.758.334,50 2.196.000,94 2.568.310,00 6,96%

Jasa-jasa 3.292.025,55 3.651.081,62 4.609.860,00 5.468.400,00 13,18%

PDRB dengan Migas

34.670.494,29

39.438.767,06

45.758.030,00 51.177.340,00 100,00%

PDRB tanpa Migas

34.142.299,38

38.852.763,34

45.132.200,00 50.548.300,00 99,39%

Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Selatan 2009

Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan cenderung

meningkat dari tahun ke tahun, walaupun pada tahun 2009 mengalami sedikit

perlambatan. Selama periode 2006 - 2009 pertumbuhan PDRB dengan migas

mencapai rata-rata 5,56 persen per tahun. Pertumbuhan PDRB tanpa migas

sedikit lebih tinggi, yakni mencapai rata-rata 5,62 persen per tahun (Tabel 5).

Seluruh sektor ekonomi menunjukkan pertumbuhan rata-rata

positif. Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan mencapai

tingkat pertumbuhan rata-rata tertinggi (7,69%), disusul Jasa-jasa

(6,87%), dan Pengangkutan dan Komunikasi (6,67%). Sementara itu,

sektor yang tumbuh paling rendah adalah Industri Pengolahan dengan

rata-rata 1,53%.

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 18

Page 19: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

Tabel 5. Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (%)

Sektor 2006 2007 200

8 2009 Rata-rata

Pertanian 4,70 5,72 6,48 7,12 6,00Pertambangan dan Penggalian 7,47 5,05 7,37 1,73 5.40

Industri Pengolahan 1,70 2,94 2,59 2,31 1,53Listrik, Gas dan Air Bersih 3,83 4,14 4,23 5,33 4,38Bangunan 7,02 6,90 5,60 6,06 6,40Perdagangan, Hotel dan Restoran 5,56 6,18 7,07 5,80 6,15Pengangkutan dan Komunikasi 6,06 8,23 6,43 5,95 6,67Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 3,24 15,3

6 5,73 6,44 7,69

Jasa-jasa 6,89 6,65 6,63 7,33 6,87Pertumbuhan Eko dengan Migas 4,98 6,01 6,23 5,01 5,56

Pertumbuhan Eko tanpa Migas 5,05 6,08 6,37 5,11 5,65

Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Selatan 2009

Seluruh sektor ekonomi menunjukkan pertumbuhan rata-rata

positif. sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan mencapai

tingkat pertumbuhan rata-rata tertinggi (7,69%), disusul jasa-jasa (6,87%),

dan pengangkutan dan komunikasi (6,67%). Sementara itu, sektor yang

tumbuh paling rendah adalah industri pengolahan dengan rata-rata

1,53%.

Sektor-sektor yang termasuk dalam kelompok sektor primer

(pertanian dan pertambangan – penggalian) dan tersier (perdagangan-

hotel-restauran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan-persewaan-

jasa perusahaan, dan jasa-jasa lainnya) mengalami pertumbuhan yang

relatif tinggi secara konsisten. sementara, pertumbuhan dalam kelompok

sektor sekunder (industri pengolahan, listrik-gas-air, dan bangunan)

secara umum cenderungan lebih lambat.

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 19

Page 20: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

Tabel 6 memperlihatkan bahwa pembentukan nilai PDRB selama

periode 2006 – 2009 didominasi kelompok sektor primer dengan rata-rata

43,95% dan tersier (38,40%) yang utamanya berasal dari Perdagangan-

Hotel-Restoran. Besarnya peran sektor primer menunjukkan bahwa

perekonomian Kalimantan Selatan masih sangat tergantung pada

sumberdaya alam. Peranan sektor sekunder (17,68%), disisi lain, justru

semakin menurun. Sektor sekunder, khususnya Industri pengolahan yang

potensial untuk menciptakan nilai tambah dan daya saing lebih tinggi bagi

ekonomi peranannya menurun dari 11,68% pada 2006 menjadi 9,87%.

Tabel 6. Kontribusi Sektoral dalam PDRB Kalimantan Selatan

Sektor 2006 2007 2008 2009 Rata-rataPertanian 22,43 22,46 22,15 22,34 22,36Pertambangan dan Penggalian 21,86 21,70 21,73 21,06 21,59

Industri Pengolahan 11,68 11,07 10,31 9,87 10,73Listrik, Gas dan Air Bersih 0,56 0,56 0,56 0,58 0,57

Bangunan 6,56 6,48 6,25 6,23 6,38Perdagangan, Hotel dan Restoran 14,86 15,04 14,95 15,00 14,96Pengangkutan dan Komunikasi 8,45 8,99 9,17 9,23 8,96Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 4,10 4,46 4,80 5,02 4,60

Jasa-jasa 9,50 9,26 10,07 10,69 9,88

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber :BPS Tahun 2010

PDRB dapat dikatakan sebagai ukuran kesejahteraan suatu

daerah. Di sisi lain, PDRB per kapita dapat dijadikan ukuran

kesejahteraan masyarakatnya, karena merupakan nilai rata-rata besaran

PDRB untuk tiap orang penduduk. PDRB per kapita meskipun lebih

indikatif bagi pengukuran tingkat kesejahteraan namun belum

menggambarkan tingkat kemerataan antar penduduk.

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 20

Page 21: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

Tabel 7. PDRB Per kapita Dengan Migas Di Kalimantan Selatan

TahunHarga Berlaku Harga Konstan 2000

PDRB Perkapita (Rp)

Pertumbuhan (%)

PDRB Perkapita (Rp)

Pertumbuhan (%)

2000 6.269.036 - 6.269.036 -2001 6.893.127 9,96 6.438.936 2,712002 7.532.597 9,28 6.622.005 2,842003 8.001.103 6,22 6.649.457 0,412004 8.705.989 8,81 6.886.794 3,572005 9.644.377 10,78 7.065.534 2.602006 10.359.826 7,42 7.306.536 3,412007 11.610.975 12,08 7.631.654 4,452008 13.276.160 14,34 7.989.962 4,702009*) 14.514.675 9.33 8.201.844 2,65 Sumber : PDRB, Tahun 2006 – 2009

*) Angka sementara

PDRB per kapita atas dasar harga berlaku selama kurun waktu

2000-2009 berkembang dengan pesat dengan rata-rata peningkatan

sebesar 916.182 rupiah per tahun. Kenaikan terbesar terjadi pada tahun

yang relatif besar terjadi tahun 2008, 2007 dan 2005 dengan

pertumbuhan masing masing diatas 10% (Tabel 7).

PDRB per kapita berdasarkan harga konstan 2000 juga mengalami

kecenderungan peningkatan namun relatif lebih rendah daripada tingkat

pertumbuhan PDRB per kapita atas dasar harga berlaku. Lebih tingginya

pertumbuhan PDRB atas dasar harga berlaku disebabkan karena

terjadinya peningkatan harga barang dan jasa yang cenderung

berlangsung terus menerus.

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 21

Page 22: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

Tingkat kemerataan pendapatan di Kalsel relatif konstan dalam

periode 2005–2009. Berdasarkan angka indeks gini (Gini Ratio) maka

tingkat distribusi pendapatan selama ini tergolong pada kemerataan

sedang. Hal ini berarti tingkat ketimpangan pendapatan antar penduduk

tidak berlangsung tajam. Perbedaan pendapatan kelompok masyarakat

berpenghasilan tinggi tidak terlalu jauh diatas.

Pemerataan pembangunan berdasarkan aspek kewilayahan adalah

untuk mewujudkan tercapainya tingkat pembangunan yang relatif merata

antar daerah. Terdapat 13 Kabupaten/Kota sebagai daerah-daerah yang

tersebar dalam wilayah pembangunan Provinsi Kalsel. Perbandingan

PDRB, jumlah penduduk, dan PDRB per kapita antar daerah terlihat pada

Tabel 8.

Tabel 8. PDRB perkapita tiap Kabupaten atas dasar harga konstan

Kabupaten/Kota PDRB (Rp.Juta)

Penduduk (Jiwa)

PDRB Per Kapita

Tanah lautKotabaruBanjarBarito kualaTapinHulu sungai selatanHulu sungai tengahHulu sungai utaraTabalongTanah bumbuBalanganBanjarmasinBanjarbaru

2.008.128.6184.458.390.3973.009.899.1521.754.711.950

908.471.238999.938.839987.856.252768.866.105

2.641.727.5212.704.907.7771.318.536.5824.333.905.006

858.839.942

270.091276.574389.056272.332153.066208.571244.192216.181193.082226.208102.296627.245167.737

7.435.00816.120.0637.736.4166.443.2825.935.1604.794.2374.045.4083.556.585

13.681.89411.957.61312.889.4256.909.4295.120.158

Kalimantan selatan 27.538.451.501 3.446.631 13.205.830Sumber: BPS, PDRB Kabupaten/Kota menurut lapangan usaha Tahun 2009

Dari tabel tersebut nampak bahwa daerah dengan total PDRB

tertinggi adalah Kabupaten Kotabaru sedangkan yang terendah adalah

Kabupaten Hulu Sungai Utara. Daerah dengan jumlah penduduk

terbanyak adalah Kota Banjarmasin sedangkan yang paling sedikit adalah

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 22

Page 23: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

Kabupaten Balangan. Nilai PDRB per kapita yang menunjukkan tingkat

rata-rata PDRB bagi tiap penduduk yang tertinggi adalah di Kabupaten

Kotabaru, sedangkan yang terendah adalah Kabupaten Hulu sungai

Utara.

Trend angka kemiskinan mengalami penurunan sejak tahun 2005-

2009, meskipun sempat terjadi peningkatan dari 235.700 jiwa pada 2005

menjadi 278.450 jiwa pada 2006. Prosentase penduduk miskin pada 2005

sebesar 7,15% sedangkan pada tahun 2006 menjadi 8,3%. Selama

periode tahun 2006 s.d 2009 angka kemiskinan secara konsisten

menurun dari 8,3 % pada tahun 2006 hingga menjadi 5,12% pada tahun

2009. Posisi 2009 ini menempatkan Kalsel menduduki peringkat II pada

tingkat nasional atas jumlah penduduk miskin paling sedikit.

Gambar 1. Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Selatan

Berbagai upaya telah dilakukan Pemda dalam mengentaskan

kemiskinan di Kalimantan Selatan. Respon terhadap program nasional

penanggulangan kemiskinan terus dilakukan dalam bentuk fasilitasi

program yang meliputi bantuan sosial terpadu.

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 23

235.700

278.450

233.501 218.900

0

50.000

100.000

150.000

200.000

250.000

300.000

Tahun2005

Tahun2006

Tahun2007

Tahun2008

Tahun2009

175.977

Page 24: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

3.1.5. Upaya Pengembangan pendidikan di KalimantanSelatan

Pada tahun 2005 Angka Partisipasi Kasar Pendidikan Anak Usia

Dini (PAUD) sebesar 41,02, kemudian meningkat menjadi 54,25 pada

tahun 2009. Pada tahun 2005 Angka Partisipasi Murni (APM) SD sebesar

92,67 meningkat menjadi 99,02 pada tahun 2009.

Khusus untuk APK SLTP pada tahun 2005 sebesar 77,79

menjadi 97,05 pada tahun 2009. APK SLTA pada tahun 2005 sebesar

53,91 meningkat menjadi 74,29 pada tahun 2009 (Tabel 9).

Tabel 9. Angka Partisipasi Sekolah di Kalimantan Selatan

Indikator Prosentase Capaian2005 2006 2007 2008 2009

APK PAUD 41,02 45,24 48,07 53,50 54,25APK SD/MI 95,33 95,36 96,26 98,28 99,42APK SMP/MTs/SMPT 77,79 85,01 90,41 96,18 97,05

APK SMA/SMK/MA 53,91 63,13 72,34 74,22 74,29Sumber : Dinas Pendidikan Provinsi Kalsel

APK pada jenjang SLTA baru mencapai 74,29%, sisanya masih

35,71% atau lebih belum menduduki sekolah SLTA. Rendahnya APK

SLTA ini berarti akan menyumbang angkatan kerja yang kompetensinya

hanya berpendidikan SLTP (Pendidikan Dasar), sementara dunia usaha

atau lapangan kerja memerlukan tingkat kompetensi yang lebih tinggi.

Tabel 10. Angka Partisipasi Sekolah di Kalimantan Selatan

Indikator Prosentase Capaian2005 2006 2007 2008 2009

APM SD/MI

92,67 94,44 95,88 98,12 99,02

APM SMP/MTs/SMPT

57,47 67,70 75,43 77,86 85,06

APM SMA/SMK/MA

53,09 59,04 66,13 63,30 67,58

Sumber : Dinas Pendidikan Provinsi Kalsel

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 24

Page 25: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

Kualitas pendidikan dapat dilihat pada perolehan nilai hasil ujian

nasional yang ditempuh anak didik. Kondisi ini juga mengalami perbaikan

meskipun masih perlu upaya yang lebih keras dan terarah dalam

penyelenggaraan proses belajar mengajar terutama penerapan asesmen

pada proses daripada hasil untuk memantau kemajuan penguasaan

kompetensi anak didik. Rata-rata nilai ujian nasional 6,29 untuk tingkat

SLTP dan 6,87 untuk tingkat SLTA pada tahun 2007/2008 (Tabel 11).

Tabel 11. Hasil Ujian SLTP dan SLTA di Kalimatan Selatan

Jenjang Pendidikan

Realisasi Nilai Ujian2005/2006 2006/2007 2007/2008 2008/2009

SLTP 5,90 6,00 6,29 7,08SLTA 6,51 6,99 6,87 6,97

Sumber: Dinas Pendidikan Provinsi Kalsel

Hasil ujian nasional menunjukkan tingkat kemampuan siswa

secara nasional dalam pembelajaran. Hasil ujian SLTP tahun 2008/2009

rata-rata 7,08 menunjukkan angka yang meningkat dari tahun 2007/2008

dengan rata-rata 6,29. Begitu juga dengan hasil ujian SLTA tahun

2008/2009 rata-rata 6,97 juga terjadi peningkatan perolehan hasil ujian

yang dialami oleh siswa dibanding perolehan tahun 2007/2008 dengan

rata-rata 6,87.

Jumlah murid berdasarkan jenjang pendidikan dari TK sampai

dengan Madrasah Aliyah dapat dilihat pada Tabel I2. Jumlah murid TK/RA

pada tahun 2007-2009 menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2007

jumlah murid TK/PAUD 61.025 orang, tahun 2008 sebanyak 68.593

orang, dan pada tahun 2009 menjadi 81.540 orang. Jumlah murid tingkat

SD pada tahun 2007 sebanyak 379.321 orang, dan pada tahun 2008

sejumlah 456.539 orang serta pada tahun 2009 sebanyak 393.213 orang,

sedangkan untuk MI pada tahun 2007 sebanyak 64.038 orang, pada tahun 2008

tetap 64.038 orang, dan pada tahun 2009 meningkat menjadi 64.659 orang.

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 25

Page 26: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

Tabel I2. Jumlah Murid Menurut Jenjang dan Jenis Pendidikan di Kalimantan Selatan

Jenjang Pendidikan Jumlah Murid2007 2008 2009

TK/PAUD 61,025 68,593 81,540 SD 379,321 456,539 393,213 SLTP 86,559 98,519 100,117 Paket B 5.280 5.460 3.300SMU 41,242 45,579 46,032 SMK 19,221 19,836 26,371 Paket C 680 600 1.800MI 64,038 64,038 64,659 MTs 53,768 53,768 54,252 MA 19,721 19,721 19,889 Jumlah 724,895 826,593 786,073

Sumber: Dinas Pendidikan Provinsi Kalsel, 2010

Jumlah Murid pada tingkat SLTP juga semakin meningkat, tahun

2007 jumlah murid SLTP sebanyak 86.559 orang, tahun 2008 meningkat

menjadi 98.519 orang dan pada tahun 2009 menjadi 100.117 orang;

sementara untuk MTs pada tahun 2007 sebanyak 53.768 orang, tahun

2008 tetap sebanyak 53.768, dan pada tahun 2009 meningkat menjadi

54.252 orang.

Jumlah murid tingkat SMU juga meningkat, pada tahun 2007

jumlah murid SMU sebanyak 41.242 orang, tahun 2008 menjadi 45.579

orang dan pada tahun 2009 menjadi 46.032 orang. Jumlah murid SMK

meningkat tajam, pada tahun 2007 sebanyak 19.221 orang, tahun 2008

sebanyak 19.836 orang, dan pada tahun 2009 menjadi 26.371 orang;

sedangkan untuk MA pada tahun 2007 sebanyak 19.721 orang, tahun

2008 tetap sebanyak 19.721 orang, dan pada tahun 2009 meningkat

menjadi 19.889 orang.

Berdasarkan kondisi guru yang ada di Kalimantan Selatan maka

jumlah guru selalu meningkat dari tahun ke tahun dimana sebarannya

menurut jenjang pendidikan dapat dilihat pada Tabel 13.

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 26

Page 27: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

Tabel I3. Jumlah Guru Menurut Jenjang dan Jenis Pendidikan di Kalimatan Selatan

Jenjang Pendidikan

Jumlah Guru2007 2008 2009

TK/PAUD 4,206 4,425 5,660 SD 22,542 25,325 30,512 SLTP 7,611 8,873 9,885 SMU 3,673 4,203 3,927 SMK 1,844 1,854 2,317 MI 6,021 6,021 6,021 MTs 5,656 5,656 5,656 MA 2,768 2,768 2,768 Jumlah 54,321 59,125 66,746 Sumber: Dinas Pendidikan Provinsi Kalsel

Berdasarkan tabel jumlah murid dan jumlah guru tersebut diatas

dapat dihitung rasio guru murid. Tingkat rasio guru dan murid di

Kalimantan Selatan menunjukkan kondisi yang sangat baik, namun

demikian di daerah perdesaan rasio guru dan murid masih relatif besar,

demikian juga kualitasnya, serta statusnya.

Kualitas guru di perdesaan masih lebih rendah daripada guru di

perkotaan, karena layanan terhadap peserta didik juga masih besar, dan

masih dirasakan kekurangan guru sehingga seringkali terpaksa

mengangkat guru honorer yang kurang berkualitas dengan status yang

kurang jelas, terutama untuk sekolah-sekolah pada lingkungan pendidikan

agama. Langkah kongkret yang perlu diambil adalah pemerataan guru

sesuai bidang keahliannya

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 27

Page 28: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

Tabel I4. Rasio Guru dan Murid Menurut Jenjang dan Jenis Pendidikan

Jenjang Pendidikan Jumlah Murid Per Satu Orang Guru2007 2008 2009

TK/PAUD 15 16 14 SD 17 18 13 SLTP 11 11 10 SMU 11 11 12 SMK 10 11 11 MI 11 11 11 MTs 10 10 10 MA 7 7 7 Rata-rata Sekolah 11 12 11 Sumber: Dinas Pendidikan Provinsi Kalsel, 2010

Rasio murid dan sekolah pada jenjang TK/PAUD masih sangat

kecil. Kondisi ini mencerminkan bahwa sekolah TK/PAUD belum banyak

menampung anak usia PAUD, kondisi ini umumnya disebabkan oleh

sarana yang belum memadai dan jarang, serta relatif jauh dari tempat

tinggal anak. Rasio murid dan sekolah di SMU dengan di SMK terjadi

perbedaan yang sangat signifikan, kondisi ini menunjukkan bahwa minat

murid bersekolah di SMK relatif tinggi, dengan rasio hampir 1,4 (Tabel

15)

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 28

Tabel 15. Rasio Sekolah dan Murid Menurut Jenjang dan Jenis Pendidikan Di Kalimantan Selatan 2007-2009

Jenjang Pendidikan Jumlah Murid Per Sekolah2007 2008 2009

TK/PAUD 44 50 44SD 131 287 309SLTP 217 221 170SMU 273 260 269SMK 315 325 361MI 121 121 111MTs 182 182 170MA 157 157 160Sumber: Dinas Pendidikan Provinsi Kalsel, 2010

Page 29: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

Rasio murid dengan sekolah berdasarkan jenjang pendidikan

selama periode 2007-2009 disajikan pada Tabel 15. Rasio murid dan

sekolah pada jenjang TK/PAUD masih sangat kecil. Kondisi ini

mencerminkan bahwa sekolah TK/PAUD belum banyak menampung anak

usia PAUD, kondisi ini umumnya disebabkan oleh sarana yang belum

memadai dan jarang, serta relatif jauh dari tempat tinggal anak. Rasio

murid dan sekolah di SMU dengan di SMK terjadi perbedaan yang sangat

signifikan, kondisi ini menunjukkan bahwa minat murid bersekolah di SMK

relatif tinggi.

3.1.6.Ketenagakerjaan di Kalimantan Selatan

Sejalan dengan meningkatnya jumlah peduduk, meningkat pula

jumlah angkatan kerja setiap tahunnya. Kurun waktu tahun 2007-2009

tingkat partisipasi angkatan kerja mengalam perubahan naik dan turun

(Fluktuatif) namun serapan terhadap tenaga kerja justru mengalami

kecenderungan menurun yang digambarkan dengan jumlah penduduk

yang bekerja yakni 1.598.981 tahun 2007 menjadi 1.594.760 tahun 2008.

Untungnya pada tahun 2009 jumlah penduduk bekerja naik kembali

menjadi 1.635.177 jiwa. (Tabel 16).

Tingkat pengangguran terbuka mengalami kecendrungan menurun.

Pada tahun 2007 TPT sebesar 7,62%. Angka ini menurun pada tahun

2008 menjadi 6,79% dan turun kembali pada 2009 menjadi 6,75%. Meski

demikian jumlah setengah menganggur cenderung meningkat. Pada

tahun 2007 jumlah setengah menganggur sebanyak 505.191 jiwa naik

menjadi 519.604.

Tabel 16. Perkembangan Penduduk Usia 15 Tahun Ke atas Prov.KalselLaporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 29

Page 30: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

Menurut Jenis Kegiatan

No. Jenis Kegiatan Jumlah Penduduk 15 Tahun Ke atas2007 2008 2009

1 Penduduk 15 Tahun ke Atas (jiwa) 2,366,403 2,466,154 2,524,612 2 Angkatan Kerja (jiwa) 1,730,916 1,743,134 1,754,853 3 Bekerja (jiwa) 1,598,981 1,594,760 1,635,177 4 Pengangguran (jiwa) 131,935 118,374 118,406 5 Bukan Angkatan Kerja (jiwa) 635,487 753,020 771,029

6Tingkat Partisipasi Angkatan Keja (%) 73.15 70.68 69.51

7Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 7.62 6.79 6.75

8Setengah Penganggur Terpaksa (jiwa) 214,191 206,483 202,395

9Setengah Menganggur Sukarela (jiwa) 291,000 248,153 317,209

10Jumlah Setengah Menganggur (jiwa) 505,191 454,636 519,604

Sumber : BPS Prov Kalsel, 2009

Jumlah angkatan kerja di Kalimantan Selatan pada Februari 2012

sebesar 1,887 juta jiwa. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar

2,55 persen, bila dibandingkan pada Februari 2011 yang berjumlah 1,840

juta jiwa. Namun berdasarkan jumlah penduduk yang bekerja pada

Februari 2012 mencapai 1,806 juta jiwa, mengalami penambahan sebesar

68,92 ribu jiwa dibandingkan pada Februari 2011 yang berjumlah 1,737

juta jiwa.

Pada Februari 2012 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah

4,32 persen. Jumlah tersebut mengalami penurunan dibandingkan

keadaan Februari 2011. Februari 2011 TPT di Provinsi Kalimantan

Selatan sebesar 5,62 persen. Sektor pertanian merupakan sektor yang

paling banyak menyerap tenaga kerja. Pada bulan Februari 2012 tercatat

sebanyak 38,20 persen tenaga kerja diserap sektor pertanian. Sektor

perdagangan adalah sektor kedua terbesar dalam penyerapan tenaga

kerja, yaitu sebesar 20,59 persen.

3.1.7. Permasalahan Pembangunan di Kalimantan Selatan

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 30

Page 31: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

Pembangunan Kalimantan Selatan difokuskan pada pemantapan

fondasi pembangunan daerah dalam rangka melaksanakan rencana

pembangunan tahapan kedua dari RPJP Daerah, dan juga untuk

mengantisipasi perubahan yang muncul dimasa yang akan datang.

Provinsi Kalimantan Selatan selain menyelesaikan isu yang bersifat lokal,

juga mempertimbangkan isu-isu yang bersifat nasional dan global, seperti

pertumbuhan dan pemerataan, kemiskinan, pengangguran, lingkungan

hidup dan penataan ruang.

Pembangunan bukan hanya berakibat menguntungkan bagi

manusia tapi juga menimbulkan masalah yang besar apabila tidak

direncanakan pembangunan yang berkelanjutan/lestari. Permasalah

pembangunan yang dihadapi di Kalimantan Selatan antara lain:

a. Peningkatan eksploitasi sumber daya alam yang akan

mengakibatkan terjadinya perubahan bentang alam yang pada

gilirannya terganggunya kelestarian lingkungan

b. Perubahan iklim global berpengaruh terhadap perubahan

iklim daerah

c. Tingkat pertumbuhan penduduk yang masih tinggi yang

berakibat pada tingginya kebutuhan akan sarana dan prasarana dasar

seperti perumahan, pendidikan dan kesehatan

d. Distribusi penduduk yang belum merata, yaitu masih

terpusat di sekitar Kota Banjarmasin untuk itu diperlukan distribusi

manusia dan kegiatan ekonomi di tiap daerah yang belum

berkembang

e. Terjadinya peralihan pekerjaan penduduk Kalimantan

Selatan dari pertanian ke non pertanian dimana tahun 1997 sebanyak

97,9% menjadi 49,1% tahun 2005Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 31

Page 32: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

f. Masih tingginya angka pengangguran yakni pada tahun

1996 sebesar 0,3% namun pada tahun 2005 sudah menjadi 6,2%

g. APK dan APM mengalami peningkatan namun masih perlu

didorong sehingga peningkatannya dapat lebih tinggi lagi serta

penduduk usia sekolah dapat mengakses pendidikan secara merata

h. Angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kalsel sejak

tahun 1999 hingga 2005 menunjukkan peningkatan, yaitu tahun 1999

sebesar 62,2 dan tahun 2005 sebesar 67,4 namun secara peringkat

Nasional menunjukkan penurunan dimana tahun 1999 urutan ke-21

dan tahun 2005 pada urutan ke-26

i. Daya saing ekonomi jika dilihat dari nilai komoditas ekspor

non-migas masih bertumpu pada pertambangan (78%) dimana

komoditas batubara di dalamnya meliputi hampir 70%. Sedangkan

produk ekspor lainnya tidak ada yang berkembang secara signifikan

sehingga perlu usaha-usaha agar ekspor bisa meningkat.

j. Belum berkembangnya industri pengolahan yang mengolah

hasil-hasil pertanian, rendahnya mutu pengemasan, dan belum

adanya standarisasi produk.

Gambar 2. Gambaran angkatan kerja dan pangsa tenaga kerja di sektor Perkebunan

(Sumber: Dinas Perkebunan Propinsi Kal-Sel)

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 32

Page 33: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

k. Tingkat ketimpangan pembangunan antar Kabupaten/Kota

dalam Provinsi masih cukup tinggi dan menetap. Hal ini terlihat dari

nilai Index Williamson sebesar 0,93 baik pada 2003 maupun ketika

tahun 2005 mengalami hal yang sama. Tingkat kesenjangan di

berbagai satuan wilayah pengembangan cukup bervariasi.

l. Belum terinventarisasinya secara maksimal potensi energi

baru terbarukan sebagai sumber energi pengganti minyak bumi dalam

rangka mendukung diversifikasi energi.

m. Belum termanfaatkan gas metana batubara (CBM) sebagai

sumber energi alternatif. Serta belum termanfaatkannya energi baru

terbarukan sebagai sumber energi murah dan ramah lingkungan.

n. Belum optimalnya pengelolaan sumber daya alam yang

mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Belum ada langkah

kongkrit dalam perlindungan terhadap Lahan Pangan Pertanian

Berkelanjutan.

o. Hampir 57% Angkatan Kerja di Kalsel berpendidikan SD

kebawah dengan tingkat keterampilan yang rendah.

Pemerintah Propinsi kalimantan Selatan sangat memperhatikan

peningkatan kesejahteraan masyarakat. Berbagai usaha terus ditempuh

agar kualitas hidup terus meningkat. Salah satu cara dengan

meningkatkan program pendidikan formal dan informal seperti SMK, dan

lembaga pendidikan informal/kursus serta balai latihan kerja. Diharapkan

nilai indeks pembangunan manusia dapat terus meningkat sejalan dengan

peningkatan sumber daya manusia, yang akhirnya juga akan dapat

berdampak peningkatan tingkat kesejahteraan masyarakat di seluruh

Propinsi Kalimantan Selatan (Tabel 17).

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 33

Page 34: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

3.1.3. Isu strategis Pembangunan

Berdasarkan kondisi obyektif dan fakta permasalahan yang ada,

maka ditetapkan isu –isu strategis, yaitu : Pembangunan manusia, daya

saing perekonomian daerah, kemiskinan, pengangguran (masalah

ketenagakerjaan), degradasi kuantitas dan kualitas sumberdaya alam dan

kualitas lingkungan hidup. Gambaran tentang isu-isu strategis seperti

tersebut diatas, adalah sebagai berikut:

a. Pembangunan Manusia. Secara faktual Indeks Pembangunan

Manusia (IPM) Kalimantan Selatan menunjukkan peningkatan jika

dilihat dari angka absolut dan peningkatan tersebut sejalan dengan

IPM nasional. Namun demikian jika dilihat dari peringkat antar provinsi,

IPM Kalimantan Selatan masih berada dibawah nasional.

b. Berdasarkan data pada Gambar 2. maka terlihat kondisi angkatan

kerja Nasional cukup tinggi, demikian pula pada sektor perkebunan

dan sektor pertanian secara umum. Tergambar pula bahwa pangsa

tenaga kerja perkebunan nasional masih sedikit.

Secara komposit kualitas tenaga kerja ditentukan tiga faktor dasar

yaitu usia hidup (longevity), pengetahuan (knowledge), dan standar hidup

layak (decent living). Peringkat IPM Kalimantan Selatan berada pada

urutan 22 (1999), kemudian terus menunjukkan penurunan menjadi

urutan ke 23 (2002), 24 (2004), dan menjadi 26 (2005), penurunan

peringkat ini dapat dipertahankan untuk tidak menurun lagi sampai

dengan tahun 2008. Hal tersebut disebabkan karena adanya upaya untuk

meningkatkan angka IPM tersebut, dimana sejak tahun 2005 angka IPM

mencapai 67,40 meningkat menjadi 67,70 (2006), 68,01 (2007),

68,72(2008). Peningkatan angka IPM (reduction shortfall) selama priode

(2007-2008) sebesar 2,20, telah menduduki peringkat 9 dari 10 provinsi

yang memiliki reduksi shortfall positif. Rendahnya angka IPM tersebut

disumbang oleh 6 kabupaten kota yang angka IPMnya berada di bawah

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 34

Page 35: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

angka 70, yaitu Tapin, tabalong, Tanah Bumbu, HSU, Batola, dan

Balangan (Gambar 3).

Tabel 17. Indeks Pembangunan Manusia Propinsi dan Nasional

Provinsi 2006 2007 2008Ranking IPM Ranking IPM Ranking IPM

1. Nanggroe Aceh

Darussalam 69.41 18 70.35 17 70.76 17

2. Sumatera Utara 72.46 8 72.78 8 73.29 83. Sumatera Barat 71.65 9 72.23 9 72.96 94. Riau 73.81 3 74.63 3 75.09 35. Jambi 71.29 10 71.46 12 71.99 136. Sumatera Selatan 71.09 13 71.4 13 72.05 127. Bengkulu 71.28 11 71.57 11 72.14 118. Lampung 69.38 19 69.78 20 70.3 209. Bangka Belitung 71.18 12 71.62 10 72.19 10

10. Kepulauan Riau 72.79 7 73.68 6 74.18 611. DKI Jakarta 76.33 1 76.59 1 77.03 112. Jawa Barat 70.32 14 70.71 15 71.12 1513. Jawa Tengah 70.25 15 70.92 14 71.6 1414. Yogyakarta 73.7 4 74.15 4 74.88 415. Jawa Timur 69.18 20 69.78 19 70.38 1816. Banten 69.11 21 69.29 23 69.7 2317. Bali 70.07 16 70.53 16 70.98 1618. Nusa Tenggara Barat 63.04 32 63.71 32 64.12 3219. Nusa Tenggara Timur 64.83 31 65.36 31 66.15 3120. Kalimantan Barat 67.08 28 67.53 29 68.17 2921. Kalimantan Tengah 73.4 5 73.49 7 73.88 722. Kalimantan Selatan 67.75 26 68.01 26 68.72 2623. Kalimantan Timur 73.26 6 73.77 5 74.52 524. Sulawesi Utara 74.37 2 74.68 2 75.16 225. Sulawesi Tengah 68.85 22 69.34 22 70.09 2226. Sulawesi Selatan 68.81 23 69.62 21 70.22 2127. Sulawesi Tenggara 67.8 25 68.32 25 69 2528. Gorontalo 68.01 24 68.83 24 69.29 2429. Sulawesi Barat 67.06 29 67.72 28 68.55 2730. Maluku 69.69 17 69.96 18 70.38 1931. Maluku Utara 67.51 27 67.82 27 68.18 2832. Irian Jaya Barat 66.08 30 67.28 30 67.95 3033. Papua 62.75 33 63.41 33 64 33 Indonesia (BPS) 70.1 70.59 71.17

Sumber: RPJMP Propinsi Kalimantan Selatan

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 35

Page 36: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

Gambar 3. Indeks Pembangunan Indonesia (IPM) di Kabupaten /Kota se Kalimantan Selatan Tahun 2009

Kota Banjarbaru menempati urutan pertama dengan IPM sebesar

74,09 dan yang terrendah dialami Kabupaten Balangan dengan IPM

hanya 65,50 (Gambar 3)

c. Daya saing perekonomian daerah, meliputi kemampuan ekonomi yang

dicerminkan dengan pengeluaran konsumsi rumah tangga.

Pengeluaran konsumsi rumah tangga merupakan salah satu bagian

penggunaan atau pengeluaran dalam ekonomi yang membentuk

PDRB. Peranan Konsumsi sangat penting dalam membentuk PDRB

Kalsel. Komponen lainnya adalah nilai tukar petani (NTP). Sektor

pertanian tetap merupakan sektor terbesar dalam pembentukan

produk domestik regional bruto di Provinsi Kalimantan Selatan

walaupun perannya cenderung menurun. Selain sebagai sektor yang

dominan sektor ini juga menyerap tenaga kerja paling banyak.

Komponen Infrastruktur. Komponen fasilitas transportasi, air bersih,

listrik, telematika, restoran, penginapan dan sektor pariwisata serta

keamanan dan ketertiban. sumberdaya lahan pertanian juga

merupakan isu strategis yang cukup menentukan daya saing

perekonomi daerah. Perkembangan NTP di Kalimantan Selatan

menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan, yaitu dari

82,10 (2005), meningkat menjadi 90,20 (2006), 94,65 (2007), 95,74

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 36

Page 37: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

(2008) dan 104,76 (2009). Perkembangan perekonomian Kalimantan

Selatan sampai dengan tahun 2008 menunjukkan perkembangan yang

menggembirakan (yaitu dari 4,98 % (2006), 6,01 % (2007), 6,23 %

(2008), dan selanjutnya akibat dampak krisis global tahun 2009

mengalami penurunan menjadi 5,01 % (2009) (Gambar 4).

Gambar 4. Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten/Kota se Kalimantan Selatan Tahun 2009

d. Kemiskinan, pengangguran dan ketenagakerjaan juga menjadi

perhatian besar. Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Selatan

cenderung terus mengalami penurunan, yaitu dari 8,32 % (2006),

turun menjadi 7,01 % (2007), 6,48 (2008), 5,12 (2009). Walaupun

jumlah penduduk miskin ini menduduki rangking kedua secara

nasional setelah DKI Jakarta, tetapi angka kemiskinan masih rentan,

karena banyak yang berada disekitar garis kemiskinan. Jika dilihat

pola kemiskinan yang terjadi nampak bahwa kemiskinan dipedesaan

sedikit lebih tinggi dari perkotaan. Jumlah penduduk miskin di

Kalimantan Selatan disumbang oleh kemiskinan di daerah

kabupaten/kota. Kabupaten Banjar persentase kemiskinannya paling

kecil hanya 3,69% sedangkan tertinggi pada kabupaten Hulu Sungai

Selatan sebesar 7,32% (Gambar 5).

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 37

Page 38: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

Gambar 5. Prosentase Kemiskinan di Kabupaten/Kota se Kalimantan Selatan Tahun 2009

e. Degradasi kuantitas dan kualitas sumberdaya alam dan kualitas

lingkungan hidup. Isu tersebut lebih mengarah kepada upaya

pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan untuk pencegahan

(preventif) bencana. Ragam bencana yang terjadi adalah rangkaian

peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan

penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam

dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga

mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,

kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Gambaran tentang

kualitas lingkungan hidup di Kalimantan Selatan, cukup

memperihatinkan karena berada pada posisi 26 secara nasional,

kondisi ini disebabkan oleh indikator kualitas air yang tercemar berat,

serta penutupan lahan hanya mencapai 39 %, luas lahan kritis

761.041 Ha, (Gambar 6)

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 38

Page 39: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

Gambar 6. Luas Lahan Kritis di Kabupaten/Kota se Kalimantan Selatan tahun 2009

Kabupaten Barito Kuala tidak memiliki lahan kritis (peringkat

pertama) sedangkan luas lahan kritis terbanyak pada Kabupaten

Kotabaru sebesar 265.090 ha (peringkat 13) (Gambar 6)

f. Aspek ketenagakerjaan. Pada tahun 2009 jumlah angkatan kerja

mencapai 1.754.853 jiwa, dari jumlah tersebut yang bekerja mencapai

1.635.177 jiwa, dan yang menganggur mencapai 118.406 jiwa atau

mencapai 6,75 %. Angka tingkat pengangguran tersebut cenderung

terus mengalami penurunan, yaitu dari 7,62 % (2007), terus menurun

menjadi 6,79 % (2008) dan 6,75 % (2009) (Gambar 7).

Gambar 7. Jumlah Pengangguran di 13 Kabupaten/Kota se Kalimantan Selatan Tahun 2009

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 39

Page 40: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan sektor ekonomi unggulan sesuai amanah MP3EI

koridor 3 Kalimantan adalah fokus pada pembangunan kelapa sawit,

batubara, biji besi dan perkayuan. Semua sektor unggulan ini berada di

luar kota Banjarmasin, bahkan ada yang posisinya di ujung pulau

Kalimantan. Sehingga untuk kajian sisi pasokan dunia pendidikan untuk

wilayah kota Banjarmasin, dengan terpaksa harus menambah lokasi pada

kabupaten lain yang memiliki SMK bidang pertambangan dan kelapa

sawit yang ada di beberapa daerah Kabupaten Hulu Sungai Tengah,

Kabupaten Tanjung, Kabupaten Tanah Bumbu dan Kotabaru. Mengingat

letak tiap kabupaten yang berjarak jauh (Gambar 8), maka tidak semua

sekolah kejuruan yang ada terikut dalam pengamataan kajian.

Kendala terbesar yang dialami Tim Peneliti adalah sulitnya

mendapatkan data dari tiap sekolah tentang hasil tracer stady. Hampir

semua sekolah belum memilikinya dan walaupun ada hanya sebatas

alamat rumah dan nomor telepon yang tidak lagi digunakan. Penelusuran

berbekal data alumni pun tetap mengalami kendala karena banyak yang

sudah pindah alamat, bahkan no telpon atau no HP yang tercantum

sudah tidak aktif lagi. Usaha terakhir dengan cara sosialisasi di media,

dan melibatkan pihak sekolah untuk menelusuri alumninya. Usaha

dengan memanfaatkan siswa yang sudah terhubungi untuk menelusuri

keberadaan alumni yang lainnya, sangatlah membantu dapat alamat baru.

Program Pemetaan dan Analisis Sisi Pasokan dan Dimensi Kualitas,

Kuantitas, Lokasi, dan Waktu di Kota Banjarmasin tahun 2012 ini,

menetapkan obyek penelitian oleh Tim Pemetaan Universitas Lambung

Mangkurat adalah lulusan dari beberapa Sekolah Menengah Kejurusan Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 40

Page 41: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

(SMK), Perguruan Tinggi dan Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP), di

Kalimantan Selatan

Gambar 8. Peta sebaran lokasi Kabupaten yang ada di Kalimantan Selatan

Hasil penelusuran, diskusi dan wawancara yang mendalam dengan

pihak lembaga pendidikan, para alumni, Dinas Pendidikan kota

Banjarmasin dan Provinsi Kalimantan Selatan, serta mengingat sektor

unggulan di Kalimantan Selatan berdasarkan koridor MP3EI maka Tim

Pemetaan Universitas Lambung mangkurat menetapkan tiga kompetensi

yang ditelusuri yaitu : 1. Kompetensi Agribisnis dan Agroindustri untuk

mewakili sektor unggulan kelapa sawit, 2. Kompetensi Teknologi dan

Rekayasa untuk mewakili sektor unggulan pertambangan dan Energi, dan

3. Kompetensi pendukung dari keduanya (seperti akuntansi, teknologi

informasi, dan administrasi perkantoran).

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 41

Page 42: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

Pasokan tenaga kerja yang berasal dari lulusan SMK di Kalimantan

Selatan pada 13 Kabupaten Kota adalah sebanyak 7821 siswa, namun

penyebaran lulusan tidak merata di semua kabupaten (Tabel 18). Kota

Banjarmasin sebagai ibukota provinsi menghasilkan lulusan SMK

terbanyak, namun dari jumlah tersebut Kota Banjarmasin tidak memiliki

kompetensi Agribisnis dan Agroteknologi. Kompetensi ini dimiliki oleh

Kota Banjarbaru, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Kotabaru Kabupaten

Barito Kuala, Kabupaten Tapin, Kabupaten Hulu Sungai Tengah,

Tabalong, Balangan dan Kabupaten Tanah Bumbu.

Tabel 18. Penyebaran lulusan SMK di Kabupaten Kota di Kalimantan Selatan

No. Nama Kabupaten/Kota Jumlah Pasokan1 Kota Banjarbaru 9682 Kabupaten Barito Kuala 2383 Kabupaten Hulu Sungai Selatan 2674 Kabupaten Tanah Bumbu 8895 Kabupaten Hulu Sungai Tengah 6116 Kabupaten Tanah Laut 4297 Kabupaten Tabalong 7838 Kabupaten Kotabaru 3789 Kabupaten Banjar 53110 Kabupaten Hulu Sungai Utara 33711 Kabupaten Tapin 29212 Kota Banjarmasin 191013 Kabupaten Balangan 188  TOTAL 7821

Di Kalimantan Selatan jumlah lulusan kompetensi agribisnis dan

agroteknologi terbanyak ada di Kota Banjarbaru. Kabupaten Tanah

Bumbu sebagai daerah perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Selatan

memiliki tiga SMK yang memiliki keahlian perkebunan yaitu SMK negeri 1

kusan hilir, smk negeri 1 sungai loban dan smk negeri 1 simpang empat.

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 42

Page 43: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

Data dari SMK Sungai Loban menunjukkan bahwa ada sekitar 21% dari

jumlah angkatan kerja dengan keahlian Agribisnis perkebunan yang

berkerja di perusahaan kelapa sawit yang berada di Tanah Bumbu

PROFIL LEMBAGA DAN RESPONDEN

Hasil penelusuran, diskusi dan wawancara yang mendalam dengan

pihak lembaga pendidikan, para alumni, Dinas Pendidikan kota

Banjarmasin dan Provinsi Kalimantan Selatan, serta mengingat sektor

unggulan di Kalimantan Selatan berdasarkan koridor MP3EI maka Tim

Pemetaan Universitas Lambung mangkurat menetapkan tiga kompetensi

yang ditelusuri yaitu : 1. Kompetensi Agribisnis dan Agroindustri untuk

mewakili sektor unggulan kelapa sawit, 2. Kompetensi Teknologi dan

Rekayasa untuk mewakili sektor unggulan pertambangan dan Energi, dan

3. Kompetensi pendukung dari keduanya (seperti akuntansi, teknologi

informasi, administrasi perkantoran). Setelah melalui beberapa proses

interaksi (komunikasi lewat telepon dan visitasi) dengan pengelola

beberapa lembaga (SMK, PT, dan LKP), akhirnya untuk kompetensi

Agribisnis dan Agroindustri, telah berhasil diperoleh data dari Fakultas

Pertanian Universitas Lambung Mangkurat, SMK PP Banjabaru, SMK PP

Paringin, SMK N 1 Sungai Loban, SMKN 1 Kusan Hilir, dan SMK PP

Pleihari. Untuk kompetensi teknologi dan rekayasa diperoleh data dari

SMKN 5 Banjarmasin, SMK Syuhada Teknologi, SMK Sabumi, SMKN 1

Daha Selatan, Politeknik Negeri Banjarmasin, Fakultas Teknik Universitas

Lambung Mangkurat, dan Akademi Teknik Pembangunan Nasional. Profil

lembaga pendidikan yang dipilih sebagai pemasok data awal responden

dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19. Daftar Lembaga Pendidikan yang menjadi responden berdasarkan bidang kompetensinya.

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 43

Page 44: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

Kompetensi Agribisnis dan Agroindustri

Kompetensi Teknologi dan

Rekayasa

Pendukung

1. SMKN PP Banjarbaru 1. SMKN 5 Banjarmasin

1. SMK Telkom

2 SMKN 1 Paringin 2 SMK Syuhada Teknologi

2. SMKN 3 Banjarmasin

3 SMKN 1 Kusan Hilir 3. SMK Sabumi 3. SMKN 1 Banjarmasin

4 SMKN 1 Sungai Loban 4. SMKN 1 Daha Selatan

5. SMKN PP Pelaihari 5. ATPN Banjarbaru

6. Fakultas Pertanian Unlam

6. Fakultas Teknik Unlam

7. Politeknik Negeri Banjarmasin

8 SMK NU Banjarmasin

Seperti pada uraian sebelumnya bahwa pada awalnya, wilayah

cakupan survei direncanakan hanya untuk wilayah kota Banjarmasin,

namun dalam perjalanan selama survei ternyata jumlah responden tidak

mencapai target yang ingin dicapai yaitu 2000 responden. Akhirnya Tim

survei memutuskan untuk memperluas mencakup seluruh Kalimantan

Selatan dengan melihat klasifikasi kompetensi sesuai target yakni

mencakup kompetensi Agribisnis, Agroindustri dan kompetensi teknologi

rekayasa (Tabel 20)

Tabel 20. Profil Lembaga Pendidikan Asal Responden (pemasok data)

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 44

Page 45: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

N LEMBAGA PENDIDIKAN LOKASI KOMPETENSI KEAHLIAN KOMPETENSI RESPONDEN

1 SMK PPN Banjarbaru

Jl. Putri Junjung Buih, Banjarbaru Utara, Banjarbaru Utara, KOTA BANJARBARU

-Perkebunan-Tanaman pangan dan Hortikultura- Penyuluhan

-Perkebunan-Tanaman pangan dan Hortikultura- Penyuluhan

2 SMK Sabumi Pandawa, Gang Arjuna No.1, Guntung Paikat, Banjarbaru Selatan, KOTA BANJARBARU  

- Geologi Pertambangan- Rekayasa perangkat lunak

- Geologi Pertambangan

3 SMK Syuhada Teknologi

Jl. Brigjen H. Hasan Basry No. 23, Pangeran, Banjarmasin Utara, KOTA BANJARMASIN

- Teknik kendaraan ringan- Teknik alat berat- Teknik Ins Listrik- Teknik Permesinan

- Tek kendaraan jaringan- Tek alat berat- Tek Ins Listrik- TekPermesinan

4 SMK PP Paringin

Jl. A. Yani, Haur Batu, PARINGIN, KAB. BALANGAN 71614

- Agribisnis Tanaman pangan dan hortikultura- Agrisnis Perkebunan

- Agr Tan pangan dan Hortikultura- Agrisnis Perkebunan

5 SMKN 5 Banjarmasin

Jl. Mayjen Sutoyo S No. 330, Pelambuan, BANJARMASIN BARAT, KOTA BANJARMASIN 71108

-Tek. konstruksi kayu-Tek. Gambar Bangunan-Tek.Survei danPemetaan-Tek. Audio Video-Tek. elektronika Industri- Tek.Inst Tenaga Listrik- Tek.permesinan- Tek. Alat berat- Tek.komp dan jaringan

--Tek.Survei Dan Pemetaan-Tek. Audio Video-Tek. elektronika Industri- Tek.Inst Tenaga Listrik- Tek.permesinan- Tek. Alat berat- Tek.komp dan jaringan

6.SMKN 1 Sungai Loban

Blok A Sebamban I, Sari Mulya, Sungai Loban, KAB. TANAH BUMBU

- Perkebunan- Akuntansi - Perkebunan

7 SMKN Kusan Hilir

Pembangunan, Pulau Salak, KUSAN HILIR, KAB. TANAH BUMBU

- Budidaya Tanaman Pangan dan Hortikultura

- Administrasi perkantoran

- Budidaya Tanaman Pangan dan Hortikultura

- Administrasi perkantoran

8 SMKN 1 Daha Selatan

Jl. Lingkar Selatan tumbukan Banyu, Tumbukan Banyu, DAHA SELATAN, KAB. H S S

- Teknik permesinan- Teknik sepeda motor- Busana Butik

- Teknik Permesinan

10Fakultas Pertanian Unlam

Jl. A. yani Km 37 BANJARBARU 70714

- Ilmu HPT- Ilmu Tanah- Budidaya Pertania- Teknologi Industri rkebuna- Pronak

- Ilmu HPT- Ilmu Tanah- Budidaya Pertania- Teknologi Industri perrkebuna- Pronak

11

Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat

Jl. A. yani Km 37 BANJARBARU 70714Jl. Brigjen Hasan Basry Kayu Tangi BANJARMASIN 70123

- Teknik Pertambangan- Teknik lingkungan- Teknik Sipil- Teknik Kimia- Teknik mesin- Teknik Informatika- Teknik Arsitektur

- Teknik Pertambangan

12Politeknik Negeri Banjarmasin

Jalan Brigjen H Hasan Basry Komplek Unlam BANJARMASIN 70123

- Teknik Elektro- Teknik Sipil- Teknik Mesin- D3 Alat Berat

- D3 Alat Berat

13

Akademi Teknik Pembangunan Nasional

Jl. Ir. PM Noor No.10 Simpang Empat Banjarbaru

- Tenik Pertambangan- Tenik Elektro- Teknik Mesin- Teknik Komputer

- Tenik Pertambangan- Tenik Elektro- Teknik Mesin- Teknik Komputer

14 SMKN PP Pleihari

Gagas, Angsau, PELAIHARI, KAB. TANAH LAUT

- Agribis Ternak Unggas- Perawatan Kes Unggas - Penyuluhan Pertanian

- Agribis Ternak Unggas- Perawatan Kes Unggas - Penyuluhan Pertanian

Rekapitulasi data secara keseluruhan menunjukkan jumlah

responden yang berhasil didata adalah 2089 responden yang berasal dari

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 45

Page 46: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

kompetensi Agribisnis dan Hortikultura sebanyak 657 responden,

kompetensi Teknologi Rekayasa sebanyak 721 responden, pendukung

sebanyak 695 responden dan Lembaga kursus sebanyak 16 responden.

(Tabel 21 dan Gambar 9).

Tabel 21. Jumlah responden penelitian

LEMBAGA PENDIDIKAN TAHUN LULUS Total2009 2010 2011Kompetensi Agribisnis dan Agroindustri1. SMKNPP Banjarbaru 90 70 123 2832. SMKN 1 Sungai Loban 38 66 76 1803. SMKN 1 Kusan Hilir 9 15 7 314. SMKN PP Paringin 5 4 26 355. SMKN PP Pelaihari 19 46 0 656. Fak. Pertanian Unlam 6 13 44 63

Total 167 214 276 657

Kompetensi Tenologi Rekayasa1. Fak. Teknik Unlam 11 11 35 572. Akademi Teknik Nasional 5 15 18 383. Politeknik Negeri Banjarmasin 23 22 15 60

4. SMKN 5 Banjarmasin 0 13 24 375. SMK Syuhada Teknologi 102 113 91 3066. SMK Sabumi 33 47 34 1147. SMKN 1 Daha Selatan 0 3 36 398. SMK NU 2 20 48 70

Total 176 244 301 721

Pendukung1. SMK Telkom 142 141 161 4442. SMK 3 Banjarmasin 0 230 21 251

Total 142 371 182 695

Lembaga Kursus 0 0 16 16Total 485 829 775 2089

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 46

Page 47: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

Gambar 9. Jumlah responden berdasarkan tahun lulus pada masing- masing lembaga pendidikan

Secara umum, komposisi antara kedua bidang kompetensi

agribisnis dan agroteknologi, memiliki komposisi jumlah yang seimbang

yaitu kompetensi teknologi rekayasa sedikit lebih banyak yaitu 53 %

sementara agribisnis dan agroindustri 47 % ( Gambar 10)

Gambar 10. Komposisi tenaga kerja sesuai kompetensi survei

Hasil survei menunujukkan bahwa alumni pria lebih banyak

daripada wanita, baik pada kompetensi Agribisnis dan Agroindustri

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 47

Page 48: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

maupun Teknologi rekayasa. Pada rantang tahun 2009 – 2011 juga di

dapati angkatan kerja pria lebih banyak dari wanita. Hal ini menujukkan

bahwa di Kalimantan Selatan angkatan kerja pria lebih dominan daripada

wanita di kedua bidang kompetensi tersebut ( Gambar 11.)

Gambar 11. Jumlah responden berdasarkan jenis kelamin

Kendala terbesar yang dialami Tim Peneliti adalah sulitnya

mendapatkan data dari tiap sekolah tentang hasil trecer study. Hampir

semua sekolah belum memiliki tracer study. Penyelenggaraan Focus

Group Discussion yang pertama adalah mengundang seluruh lembaga

pendidikan dan alumninya. Sekolah dan alumni dari Sekolah Menengah

Kejuruan Negeri dan swasta, Perguruan Tinggi terkait dengan kompetensi

pertambangan dan perkebunan serta Lembaga Pendidikan Kursus. Hasil

FGD tersebut menunjukkan bahwa hampir semua lembaga pendidikan

tersebut belum melakukan tracer study. Walaupun beberapa yang

melakukan, sebatas alamat rumah dan status pekerjaan. Akhirnya

berbekal data alumni pun tetap mengalami kendala karena banyak yang

sudah pindah alamat, bahkan nomor telpon atau nomor telepon genggam

yang tercantum sudah tidak aktif lagi. Usaha terakhir dengan cara

melibatkan pihak sekolah untuk menelusuri alumninya dan tetap Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 48

Page 49: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

memanfaatkan siswa yang sudah terhubungi untuk menelusuri

keberadaan alumni yang lainnya. Untuk penelusuran alumni juga

dilibatkan mahasiswa yang berstatus sebagai alumni dari SMK atau

Lembaga Pendidikan Kursus yang merupakan lembaga pendidikan yang

didata.

Hasil penelusuran jumlah siswa/mahasiswa dari kelompok

kompetensi agribisnis dan hortikultura yang berhasil didata menunjukkan

jumlah yang berimbang dengan kompetensi teknologi dan rekayasa.

Untuk lembaga kursus hanya 16 responden yang berhasil dihubungi dan

didata. Hal ini karena berbagai hal, diantaranya adalah lembaga kursus

sebagaian besar tidak mempunyai data kontak alumni baik nomor telepon

maupun email. Walaupun ada hampir seluruhnya tidak dapat dihubungi.

Bahkan dari empat tempat kursus yang berhasil dihubungi dengan

telepon hanya 1 responden saja ( Gambar 11)

Minat siswa untuk memilih SMK sebagai jenjang pendidikan

lanjutan 46,23 % atas keinginan sendiri, 49,06 % atas keinginan orang

tua selebihnya 4,47 % karena alasan lainnya seperti saran dari teman,

paman, atau guru di sekolah sebelumnya. Sementara alasan utama

masuk SMK 35,19 % adalah karena ingin langsung mendapatkan

pekerjaan, alasan terbanyak adalah karena disarankan oleh orang tua

yaitu 37,04 %. Terbukti setelah mendapatkan pekerjaan, 67,47 %

menjawab bahwa ijazah dan ketrampilan yang didapat sewaktu di sekolah

sangat berperan dalam mendapatkan pekerjaan, selebihnya 16,87 %

menyatakan sedikit berperan dan 15,66 % menyatakan tidak berperan.

Hal ini mungkin sejalan bila dihubungkan dengan kesesuaian bidang

kompetensi di sekolah dengan di pekerjaan bahwa 66,4 % bekerja sesuai

dengan bidang kompetensinya dan 33,6 % tidak sesuai ( Gambar 12.)

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 49

Page 50: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

Gambar 12. Komposisi kesuaian bidang pekerjaan dengan kompetensi yang dimiliki

STATUS PEKERJAAN.

Hasil survei menunjukkan bahwa persentase lulusan yang

melanjutkan studi cukup tinggi. Pada kompetensi Teknologi Rekayasa

lebih dari 26,2 % dari responden memilih melanjutkan studi. baik ke

jenjang sarjana maupun pada pendidikan vokasional. Begitu juga pada

bidang agribisnis dan agroindustri, yang melanjutkan studi juga cukup

banyak yaitu 26%. Motivasi melanjutkan studi adalah mayoritas karena

ingin mendapatkan posisi yang lebih baik pada pekerjaan nantinya,

meskipun ada beberapa yang beralasan karena keinginan orang tua, Hal

yang menarik adalah beberapa alumni SMK yang studi lanjut karena ingin

menambah kemungkinan dapat diterima bekerja sesuai bidang yang

diminati.

Angkatan kerja yang berwirausaha di bidang agribisnis cukup

rendah, yaitu sekitar 2 % saja Profesi sebagai wirausaha hanya sedikit

yang memilih,yaitu sekitar 1,4 %. (Gambar 13). Alasan memilih

berwirausaha sebagian karena melanjutkan usaha keluarga dan sebagian

karena ingin menambah penghasilan. Bidang yang ditekuni dalam

berwirausaha bervariasi. Pada kompetensi agribisnis dan agroindustri

mereka berwirausaha diantaranya dengan membuat usaha perkebunan,

usaha tanaman hias, usaha pupuk organik. Pada teknologi rekayasa

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 50

Page 51: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

sebagian besar berwirausaha diantaranya dengan membuka bengkel,

usaha spare part, las, editing foto, biro konsultan teknik,

Gambar 13. Status pekerjaan pada masing masing kompetensi

Dimensi kualitas

Pada tingkat perguruan tinggi, tingkat kesesuaian masing

masing kompetensi relatif cukup tinggi yaitu yang tertinggi adalah

politeknik Banjarmasin D3 Alat Berat 100% bekerja pada bidang yang

sesuai. Kemudian diikuti oleh fakultas teknik jurusan teknik pertambangan

Universitas Lambung Mangkurat 96,15 % , akademi teknik pembangunan

nasional 75 %% dan fakultas pertanian Universitas Lambung Mangkurat

71, 23 %. Hal ini karena berkembangnya perusahaan pertambangan

batubara dan perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kalimantan selatan

yang meemerlukan tenaga dengan kompetensi tersebut. Pada tingkat

SMK tingkat kesesuaian pada teknologi rekayasa cukup tinggi seperti

SMK NU 97,56 % bekerja pada bidang yang sesuai, SMK Sabumi

91,67%, dan yang terendah adalah SMK Daha Selatan 28,57% yang

baru meluluskan dua kali periode kelulusan yaitu tahun 2011 dan 2012.

Pada bidang Agrisnis dan agroteknologi yang menempati posisi

kesesuaian terendah adalah SMKN 1 Sungai Loban yaitu hanya 4,2 %

yang bekerja dibidang yang sesuai,

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 51

Page 52: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

Tabel 22. Tingkat kesesuaian pekerjaan dengan kompetensi lulusan

AGRIBISNIS DAN AGROTEKNOLOGI SESUAI TIDAK SESUAI

SMKNPP Banjarbaru 33,7% 66,3%SMKN 1 Sungai Loban 4,2% 95,8%SMKN 1 Kusan Hilir 56,7% 43,3%SMKN PP Paringin 62,9% 37,1%SMKN PP Pelaihari 52,9% 47,1%Fak. Pertanian Unlam 71,2% 28,8%Teknologi RekayasaFak. Teknik Unlam 96,15% 5,71%Akademi Teknik Nasional 75,00% 17,14%Politeknik Negeri Banjarmasin 100,00% 0,00%SMKN 5 Banjarmasin 88,46% 8,57%SMK Syuhada Teknologi 78,95% 45,71%SMK Sabumi 91,67% 5,71%SMKN 1 Daha Selatan 28,57% 14,29%SMK NU 97,56% 2,86%

Dimensi tempat

Daerah asal siswa/mahasiswa sebagian besar dari sekitar lokasi

sekolah/perguruan tingginya, dan beberapa dari kabupaten kota lainnya di

Kalimantan Selatan lainnya seperti Barito Kuala, Tanah Bumbu, Paringin,

Banjar, Tanah Laut, Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai

Tengah, Tabalong, dan Kotabaru. Tetapi pada tingkat mahasiswa

sebagian berasal dari Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.

Berdasarkan lokasi tempat kerja, pekerja yang bekerja di dalam

kota didominasi oleh pekerja dari kompetensi teknologi rekayasa, di luar

kota di dominasi oleh Agribisnis dan agroindustri, Untuk luar propinsi juga

didominasi oleh teknologi rekayasa. Tidak ada angkatan kerja yang

bekerja di luar negeri (Gambar 14). Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 52

Page 53: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

Gambar 14. Penyebaran Angkatan kerja di seluruh bidang kompetensi

WAKTU TUNGGU

Dari hasil tracer study, rata-rata waktu tunggu lulusan Perguruan

Tinggi di wilayah kota Kalimantan Selatan relatif sangat baik, terlihat

lulusan Perguruan tinggi lebih cepat mendapatkan pekerjaan dibanding

SMK. Pengamatan terlihat pada waktu tunggu pada Poliban dan Faperta

Unlam didominasi oleh waktu tunggu terpendek yaitu 3 bulan. Sebagian

besar Alumni SMKN 5 Banjarmasin, SMK NU dan SPPN Banjarbaru

relatif lebih cepat mendapatkan pekerjaan dibanding SMK lainnya. Waktu

tunggu tertinggi adalah pada SMKN 1 Kusan Hilir.( Gambar 15 dan 16).

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 53

Page 54: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

Gambar 15. Rata rata waktu tunggu pada masing masing lembaga pendidikan

.

Gambar 16. Lama waktu tunggu memperoleh pekerjaan pada Masing-masing kompetensi

Hasil survei tentang waktu tunggu menunjukkan bahwa 54 %

lulusan mendapatkan pekerjaan dari 0 – 3 bulan. Selanjutnya yang 24 %

baru mendapatkan pekerjaan dari 3- 6 bulan. Proporsi terkecil adalah 6 -

9 bulan yaitu sekitar 4 – 9 %. Walaupun ada sekitar 12-18% waktu

tunggunya mencapai satu tahun.

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 54

Page 55: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

Gambar 17. Lama waktu tunggu pada masing masing kompetensi

INDEX PENYELARASAN

Berdasarkan rumus alignamen indeks pada Bab Metode dengan

memasukkan data waktu tunggu dan lokasi tempat bekerja dan tempat

sekolah maka diperoleh AI masing masing sekolah pada kelompok

kompetensi agribisnis dan agroindustri dan AI masing masing sekolah

pada kelompok teknologi rekayasa sebagai berikut :

Tabel 23. AI masing masing sekolah pada kompetensi agribisnis dan agroindustri

AI SPPN PELAIHARIdata penyelarasan angkatan 2009wt lokasiDK LK LP LN3 bulan 0,333333 0,111111 0 06 bulan 0 0,111111 0 09 bulan 0 0 0 012 bulan 0 0,222222 0,111111 0

data penyelarasan angkatan 2010wt lokasiDK LK LP LN3 bulan 0,083333 0,083333 0 06 bulan 0,041667 0,125 0,041667 09 bulan 0 0,041667 0 012 bulan 0,083333 0,25 0,208333 0

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 55

Page 56: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

FAPERTA UNLAMdata penyelarasan angkatan 2009wt lokas i DK LK LP LN

3 bulan 0,235294 0,117647 0 06 bulan 0,117647 0,117647 0 09 bulan 0,058824 0,058824 0 0

12 bulan 0 0,117647 0 0

data penyelarasan angkatan 2010wt lokas i DK LK LP LN

3 bulan 0,333333 0,291667 0 06 bulan 0,041667 0,15 0 09 bulan 0 0 0 0

12 bulan 0 0 0 0

data penyelarasan angkatan 2011wt lokas i DK LK LP LN

3 bulan 0,096154 0,5 0,038462 06 bulan 0,076923 0,115385 0 09 bulan 0,019231 0 0 0

12 bulan 0,019231 0 0 0

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 56

Page 57: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

SMK PPN BANJARBARUdata penyelarasan angkatan 2009

DK LK LP LN3 bulan 0,157895 0,263158 0 06 bulan 0,105263 0,052632 0,052632 09 bulan 0 0 0 012 bulan 0,105263 0,157895 0 0> 12 bulan 0,052632 0,052632 0 0data penyelarasan angkatan 2010

1 2 3 41 0,070175 0,052632 0,087719 02 0,017544 0,087719 0 03 0,052632 0,070175 0 04 0,017544 0,035088 0 0

data penyelarasan angkatan 2011DK LK LP LN

3 bulan 0,142857 0,107143 0,178571 06 bulan 0,035714 0,178571 0 09 bulan 0,107143 0,142857 0 012 bulan 0 0,035714 0 0> 12 bulan 0,035714 0,035714 0 0

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 57

Page 58: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

SPP PARINGINdata penyelarasan angkatan 2009wt loka s iDK LK LP LN

3 bulan 0 0,20000 0 06 bulan 0 0,20000 0 09 bulan 0,2000 0 0 0

12 bulan 0,4000 0 0 0

data penyelarasan angkatan 2010wt loka s iDK LK LP LN

3 bulan 0 0,50000 0 06 bulan 0 0 0 09 bulan 0 0 0 0

12 bulan 0 0,50000 0 0

data penyelarasan angkatan 2011wt loka s iDK LK LP LN

3 bulan 0 0,038462 0 06 bulan 0 0 0 09 bulan 0 0,307692 0 0

12 bulan 0 0,653846 0 0

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 58

Page 59: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

SMKN 1 KUSAN HILIRdata penyelarasan angkatan 2009wt lokas i DK LK LP LN

3 bulan 0 0 0 0

6 bulan 0 0 0 09 bulan 0 0 0 0

12 bulan 0,666667 0,333333 0 0

data penyelarasan angkatan 2010wt lokas i DK LK LP LN

3 bulan 0 0 0 0

6 bulan 0 0 0 09 bulan 0 0 0 0

12 bulan 0,666667 0,2 0,133333 0

data penyelarasan angkatan 2011wt lokas i DK LK LP LN

3 bulan 0 0 0 0

6 bulan 0 0 0 09 bulan 0 0 0 0

12 bulan 1 0 0 0

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 59

Page 60: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

Tabel 24. AI masing masing sekolah pada teknologi rekayasa

POLIBAN D3 ALAT BERATdata penyelarasan angkatan 2009

DK LK LP LN3 bulan 0,565217 0,086957 0 06 bulan 0 0,086957 0,043478 09 bulan 0 0,043478 0 0

12 bulan 0 0,086957 0 0

data penyelarasan angkatan 2010DK LK LP LN

3 bulan 0,73913 0,130435 0 06 bulan 0 0 0 09 bulan 0 0,043478 0 0

12 bulan 0 0 0 0

data penyelarasan angkatan 2011DK LK LP LN

3 bulan 0,866667 0,133333 0 06 bulan 0 0 0 09 bulan 0 0 0 0

12 bulan 0 0 0 0

ATPN BANJARBARUdata penyelarasan

DK LK LP LN3 bulan 0,076923 0,076923 0,269231 06 bulan 0,038462 0,076923 0,115385 09 bulan 0 0,038462 0,115385 0

12 bulan 0,038462 0,076923 0,038462 0

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 60

Page 61: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

SMK NU BANJARMASINdata penyelarasan angkatan 2009

DK LK LP LN3 bulan 1,0000 0,0000 0,0000 0,00006 bulan 0,0000 0,0000 0,0000 0,00009 bulan 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000

12 bulan 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000

data penyelarasan angkatan 2010DK LK LP LN

3 bulan 0,2500 0,0500 0,0000 0,00006 bulan 0,0500 0,1500 0,0000 0,00009 bulan 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000

12 bulan 0,0500 0,0000 0,0000 0,0000

data penyelarasan angkatan 2011DK LK LP LN

3 bulan 0,3750 0,0208 0,0000 0,00006 bulan 0,0833 0,0417 0,0000 0,00009 bulan 0,0208 0,0000 0,0000 0,0000

12 bulan 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000

SMK 5 BANJARMASINDK LK LP LN

3 bulan 0 0,02439 0 06 bulan 0,195122 0,02439 0,02439 09 bulan 0 0,02439 0 0

12 bulan 0 0,02439 0 0> 12 bulan 0,512195 0,146341 0,02439 0

FT UNLAMdata penyelarasan

DK LK LP LN3 bulan 0 0,272727 0 06 bulan 0 0 0 09 bulan 0,2 0,309091 0 012 bulan 0,163636 0 0,054545 0

Tabel 25. AI pada lembaga kursusLaporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 61

Page 62: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

LPK BORNEO TRAINING CENTREdata penyelarasan lembaga

DK LK LP LN3 bulan 0,5000 0,2500 0,1250 0,00006 bulan 0,0000 0,0000 0,0000 0,00009 bulan 0,1250 0,0000 0,0000 0,000012 bulan 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000

LPK WAHANA VIDIA BANJARMASINdata penyelarasan lembaga

DK LK LP LN3 bulan 0,4000 0,0000 0,0000 0,00006 bulan 0,4000 0,0000 0,0000 0,00009 bulan 0,2000 0,0000 0,0000 0,000012 bulan 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 62

Page 63: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pemetaan dan analisis sisi pasokan dunia

pendidikan dalam dimensi kualitas, kuantitas, lokasi dan waktu di kota

Banjarmasin, dapat disimpulkan bahwa:

1. Jumlah lulusan SMK yang dihasilkan dunia pendidikan di

Kalimantan Selatan per tahun sebesar 7821 orang, diantaranya

hanya 657 orang dengan kompetensi Agribisnis dan agroindustri.

Padahal sektor pertanian masih menjadi penyerap tenaga kerja

terbesar yakni mencapai 38,20 persen dari jumlah seluruh

penduduk yang bekerja.

2. Sebagian besar lulusan memiliki kompetensi diluar kompetensi

unggulan koridor ekonomi unggulan daerah sehingga belum

mampu memenuhi pangsa pasar tenaga kerja, sedangkan

angkatan kerja yang berwirausaha hanya kurang 2%.

3. Pemilihan SMK berdasarkan keinginan sendiri sebesar 46,23%, sedangkan berdasarkan pilihan keinginan orang tua sebesar 49,06%.

4. Alumni dari perguruan tinggi bekerja sesuai kompetensi sebesar 71,23-100% sedangkan level SMK antara 4,2% - 91,69%.

5. Lokasi tempat bekerja dari kompetensi teknologi rekayasa didominasi bekerja di perkotaan sedangkan kompetensi agribisnis dan agroindustri pada luar kota, namun tidak ada alumni yang bekerja di luar negeri

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 63

Page 64: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

6. Waktu tunggu terpendek kurang dari 3 bulan adalah alumni poliban dan Fakultas Pertanian Unlam, sedangkan level SMK adalah dari alumni SMK 5, SMK NU dan SPPN Banjarbaru dengan persentase 54%.

7. Waktu tungu teknologi rekayasa dan sekolah vokasional bekerja setelah lulus dan umumnya mereka bekerja di sektor Perkebunan dan Pertambangan

8. Cukup tinggi tingkat keselarasan lulusan pendidikan Vokasional

dan Perguruan Tinggi Penilaian AI untuk tiap-tiap perguruan

tinggi /sekolah vokasional menunjukkan bahwa institusi pendidikan

dengan program yang spesifik di bidang Teknik Pertambangan

dan Alat berat mendapatkan AI yang relatif tinggi.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan maka

dapat disarankan :

1. Kebutuhan tenaga kerja akan terus meningkat sehingga perlu

adanya kerjasama yang lebih baik antara dunia pendidikan dan

pihak DUDI untuk menciptakan tenaga kerja yang memenuhi

standar kuantitas, berkualitas dan kontinuitas.

2. Ketersediaan, kelengkapan dan kemutahiran data lulusan di tiap-

tiap institusi penyelenggara pendidikan sangatlah diperlukan.

Untuk itu diperlukan Kerjasama antara institusi penyelenggara

pendidikan dengan para lulusannya dalam hal pengisian dan

pemutahiran data alumni dapat dilaksanakan secara periodik baik

sebelum dan sesudah wisuda, melalui mekanisme temu alumni,

bursa kerja, email, forum mailing list angkatan, atau jejaring sosial.

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 64

Page 65: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

LAMPIRAN

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 65

Page 66: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

Lampiran.

Dokumentasi Pelaksanaan Focus Discussion Group

FGD dengan Alumni SMK pada 2 Oktober 2012

FGD dengan alumni SMK pada 3 NOVEMBER 2012

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 66

Page 67: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

FGD dengan alumni SMK pada 3 NOVEMBER 2012

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 67

Page 68: eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/937/1/PEMETAAN PASOKAN.doc · Web viewLAPORAN PENELITIAN Pemetaan dan Analisis Sisi P asokan DUNIA pendidikan p ada peRKEBUNAN KELAPA SAWIT dalam

Kegiatan FGD dengan Kepala sekolah

Laporan UNLAM – P1 - 2012 - KOTA BANJARMASIN Page 68