Upload
alfamiftahulkhoir
View
83
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
safety
Citation preview
KESELAMATAN PASIEN RUMAH KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKITSAKIT
Suatu Tantangan Bagi Pelayanan Rumah Suatu Tantangan Bagi Pelayanan Rumah SakitSakit
PATIENT SAFETY
Oleh :
Endang Ma’ruf R
PendahuluanPendahuluan Keselamatan pasien sekarang sudah merupakan isu global Keselamatan pasien sekarang sudah merupakan isu global sebagai suatu prioritas dalam pelayanan kesehatan.sebagai suatu prioritas dalam pelayanan kesehatan.
Di negara-negara maju program keselamatan pasien Di negara-negara maju program keselamatan pasien dicanangkan sejak dari tahun 2000.dicanangkan sejak dari tahun 2000.
Di Indonesia mulai dikenalkan sejak tahun 2005 oleh MENKES Di Indonesia mulai dikenalkan sejak tahun 2005 oleh MENKES dalam acara MUKERNAS PERSI di Jakarta.dalam acara MUKERNAS PERSI di Jakarta.
Secara prinsip tujuannya adalah :Secara prinsip tujuannya adalah :
a. Meningkatkan mutu pel. Kesehatan a. Meningkatkan mutu pel. Kesehatan
b. Mencegah/menurunkan KTD b. Mencegah/menurunkan KTD
c. Meningkatkan keselamatan pasienc. Meningkatkan keselamatan pasien
Kita mengenal Kita mengenal Safety RidingSafety Riding,, KNKTKNKT ??
• Perkmb Tehnologi Kedokt Perkmb Tehnologi Kedokt pesat pesat proses Pel Kesehatan komplek proses Pel Kesehatan komplek• Sebag besar kemajuan tehnologi Sebag besar kemajuan tehnologi tdk dibarengi perub budaya Pel Kesehatan tdk dibarengi perub budaya Pel Kesehatan• Dlm berbg situasi Dlm berbg situasi pasien sering jadi korban ( meskipun dlm kenyataannya tdk pernah pasien sering jadi korban ( meskipun dlm kenyataannya tdk pernah
ada unsur kesengajaan di dlmnya ) ada unsur kesengajaan di dlmnya )
Di RS terdapat :Di RS terdapat :Ratusan Jenis ObatRatusan Jenis ObatRatusan TesRatusan TesBanyak ProsedurBanyak ProsedurBanyak PasienBanyak PasienBanyak ProfesiBanyak ProfesiBanyak Individu StafBanyak Individu StafPadat ModalPadat ModalPadat TehnologiPadat TehnologiPadat KaryaPadat KaryaPadat MutuPadat MutuPadat SistemPadat SistemPadat RisikoPadat RisikoPadat KeluhanPadat KeluhanPadat Error Padat Error
• Masalah ME ( dlm 10 th ) Masalah ME ( dlm 10 th ) menghiasi media ( cetak/elektronik ) menghiasi media ( cetak/elektronik ) merup bukti merup bukti Pel Pel
Keseht punya potensi tersembunyi Keseht punya potensi tersembunyi “ ADVERSE EVENT “ ( ringan, cacat, kematian ) “ ADVERSE EVENT “ ( ringan, cacat, kematian )
KOMPLEKS YG PADAT
POTENSIAL KESALAHAN
Ad. Proses dalam suatu RS Pelayanan pasien yang lebih Ad. Proses dalam suatu RS Pelayanan pasien yang lebih amanaman
Termasuk :@ Asesmen risikoTermasuk :@ Asesmen risiko
@ Identifikasi dan manajemen risiko @ Identifikasi dan manajemen risiko terhadap terhadap
pasienpasien
@ Pelaporan dan analisis insiden@ Pelaporan dan analisis insiden
@ Kemampuan belajar dan menindak lanjuti @ Kemampuan belajar dan menindak lanjuti
insideninsiden
@ Terapkan solusi : * mengurangi@ Terapkan solusi : * mengurangi
* minimalisir* minimalisir
Risiko
a.a. Medical Error / Kesalahan MedisMedical Error / Kesalahan Medis ::
Suatu kesalahan dalam proses pelayanan yang Suatu kesalahan dalam proses pelayanan yang mengakibatkan cedera pada pasien.mengakibatkan cedera pada pasien.
Termasuk kegagalan melaksanakan sepenuhnya suatu Termasuk kegagalan melaksanakan sepenuhnya suatu rencana ( tidak lengkap ), atau menggunakan rencana rencana ( tidak lengkap ), atau menggunakan rencana yang salah.yang salah.
Kesalahan ini dapat terjadi oleh karena :Kesalahan ini dapat terjadi oleh karena :
Berbuat sesuatu (“ Commission “) atau tidak berbuat Berbuat sesuatu (“ Commission “) atau tidak berbuat sesuatu yang seharusnya dilakukuan (“ Ommission “). sesuatu yang seharusnya dilakukuan (“ Ommission “).
b.b. Adverse Event / Kejadian Yang Tidak DiharapkanAdverse Event / Kejadian Yang Tidak Diharapkan • Suatu kejadian yang akibatkan cidera yang tidak Suatu kejadian yang akibatkan cidera yang tidak
dikehendaki pasien, bukan karena kondisi dan penyakit dikehendaki pasien, bukan karena kondisi dan penyakit pasienpasien
• AE dapat terjadi karena kesalahan medis, bisa juga AE dapat terjadi karena kesalahan medis, bisa juga bukan suatu kesalahanbukan suatu kesalahan
c.c. Near Miss ( NM ) / Nyaris TerjadiNear Miss ( NM ) / Nyaris Terjadi• Suatu kesalahn medis karena berbuat atau karena tidak Suatu kesalahn medis karena berbuat atau karena tidak
berbuat dan yang berpotensi timbulkan cidera, tetapi berbuat dan yang berpotensi timbulkan cidera, tetapi tidak terjaditidak terjadi
dd.. Miss Use : Miss Use :
Pasien tidak mendapat pelayanan yang memadai karena Pasien tidak mendapat pelayanan yang memadai karena telah terjadinya komplikasi yang sebenarnya dapat telah terjadinya komplikasi yang sebenarnya dapat dihindaridihindari
e. e. Over Use :Over Use :
Jika resiko yang diterima pasien jauh lebih besar dari Jika resiko yang diterima pasien jauh lebih besar dari manfaatnya.manfaatnya.
f. f. Under Use :Under Use :
Gagal untuk menyediakan pelayanan yang seharusnya Gagal untuk menyediakan pelayanan yang seharusnya dapat lebih memperbaiki outcome pasiendapat lebih memperbaiki outcome pasien
PENELITIAN - PENELITIAN :
IOM ( Institute Of Medicine ), th 2000 di AS :@ “ TO ERR IS HUMAN “@ Ditemukan : * Adverse Evenr ( AE ) = 2,9 %
dari padanya meninggal 6,6% ( Utah & Colorado ) * AE = 3,7% meninggal 13,6% ( New York )
@ Kematian akibat AE ( di AS ) dari 33,6 juta pasien rawat inap / tahun 44000 s/d 98000 / thKematian sebab lain : KLL = 43,458,- cancer = 42,297
Aids = 16,516
NOTE : Di Jember : Th 2003 = 9433 rawat inap 723 meninggal Th 2004 = 9878 rawat inap 761 meninggal
Th 2007 = 18.405 rawat inap 1344 meninggalTh 2008 = 17.702 rawat inap 1198 meninggal
WHO publikasikan ( 2004 ) mengumpulkan angka – angka penelitian dari RS – RS : * AS
* Inggris
* Denmark
* Australia
Berbagai negara * Melakukan penelitian
* Mengembangkan sistem keselamatan Px
AE = 3,2% - 16,6%
PASIEN YG DIRAWAT DI RSD dr. Soebandi Tahun 2007
No
Jenis Pelayanan
Px pindahan
Px keluar hidup
Px keluar mati Jumlah keluar (H+M)
Jumlah
< 48 jam
> 48 jam
1 Interna 218 1401 224 104 120 1625
2 Paru 46 290 56 24 32 346
3 Jantung 59 224 36 19 17 260
4 Bedah umum
251 1092 80 36 44 1172
5 Pediatrie 12 1250 130 82 48 1380
6 Obsgyn 1849 1955 30 21 9 1985
7 Rawat Gabung
323 329 0 0 0 329
8 Bedah saraf 268 1132 80 37 43 1212
9 Saraf 100 373 218 104 114 591
10
Jiwa 20 131 4 3 1 135
11
THT 1 96 5 3 2 101
12
Mata 4 375 0 0 0 375
13
Orthopaedi 145 530 17 5 12 547
No
Jenis Pelayanan
Px pindah
an
Px keluar hidup
Px keluar mati Jumlah keluar (H+M)
14
Umum 466 2429 151 65 86 2580
15
HCU 144 23 46 27 19 69
16
ICCU 42 24 46 44 2 70
17
RPO 438 32 28 12 16 60
18
Anggrek - - - - - -
19
Bogenvil - - - - - -
20
Kelas I - - - - - -
22
Perinatologi 16 804 193 98 95 997
TOTAL 4402 12490 1344 684 660 13834
PASIEN YG DIRAWAT DI RSD dr. Soebandi Tahun 2008
No
Jenis Pelayanan
Px pindahan
Px keluar hidup
Px keluar mati Jumlah keluar (H+M)
Jumlah
< 48 jam
> 48 jam
1 Interna 199 1406 200 78 122 1805
2 Paru 35 279 47 18 29 361
3 Jantung 70 302 32 14 18 404
4 Bedah umum
74 703 99 58 41 876
5 Pediatrie 26 1181 113 52 61 1320
6 Obsgyn 1909 1738 20 12 8 3667
7 Rawat Gabung
2 329 0 0 0 331
8 Bedah saraf 230 1337 62 18 44 1629
9 Saraf 158 421 214 118 96 793
10
Jiwa 151 145 4 3 1 300
11
THT 6 85 1 0 1 92
12
Mata 1 264 0 0 0 265
13
Orthopaedi 64 639 14 6 8 717
No
Jenis Pelayanan
Px pindah
an
Px keluar hidup
Px keluar mati Jumlah keluar (H+M)
14
Umum 74 703 99 58 41 676
15
HCU 412 12 34 20 14 458
16
ICCU 201 25 45 31 14 271
17
RPO 473 24 23 9 14 520
18
Anggrek 100 1034 63 31 32 1197
19
Bogenvil 42 617 21 8 13 680
20
Kelas I 49 778 51 16 35 878
21
Perinatologi 102 725 155 90 65 982
TOTAL 4304 12044 1198 582 616 17546
Berapa % AE, ME Tidak pernah / Belum pernah ada data !
KEKERAPAN ERROR DI RS
Di AS : * Kesalahan pemberian obat di dua RS 56% dan 34% ( Bates, 1995 )
* Kesalahan bedah = 1 : 50 pasien rawat ( Gawande, 1999 )
Di Indonesia : * Medication Error di ICU mencapai 96% ( tidak sesuai indikasi tidak sesuai dosis, palifarmako tak logis, dll ) * Medication Error di puskesmas = 80%
( Budi Sampurna, Seminar Perumah Sakitan, Surabaya, 24.03.2005 )
KEKERAPAN TUNTUTAN
Inggris : Tiap hari terjadi kelalaian medisAustralia : Klaim ditujuakan pada 11,8 /
1000 peserta asuransi profesiSingapore : Klaim ditujuakan kepada 10,7 /
1000 peserta asuransi profesiJakarta : Pidana : 48 kasus di Polda Metro
Perdata: 160 kasus di ajukan LBH kesehatan
Ka Dinkes DKI (6.07,’05) : Setiap minggu ada 2 -3 pengaduan Px( Budi Sampurna, Seminar Perumah Sakitan, Surabaya 24.3.2005 )
Laporan IOM Menyimpulkan 5 hal pokok :Laporan IOM Menyimpulkan 5 hal pokok :
1.1. Masalah Accidental Injury adalah seriusMasalah Accidental Injury adalah serius
2.2. Penyebabnya bukan hanya kecerobohan Penyebabnya bukan hanya kecerobohan individu, juga kesalahan sistemindividu, juga kesalahan sistem
3.3. Perlu Redesign Sistim PelayananPerlu Redesign Sistim Pelayanan
4.4. Patient Safety harus menjadi prioritas Patient Safety harus menjadi prioritas nasionalnasional
5.5. Mengajak ( Challenge ) semua pihak Mengajak ( Challenge ) semua pihak melibatkan diri.melibatkan diri.
TIPE – TIPE MEDICAL ERRORTIPE – TIPE MEDICAL ERROR
Tipe ErrorTipe Error ContohContoh
DiagnostikDiagnostik - Salah Dx atau lambat tegakkan DxSalah Dx atau lambat tegakkan Dx- Gagal untuk melakukan prosedur Dx sesuai Gagal untuk melakukan prosedur Dx sesuai
indikasiindikasi- Menggunakan alat / prosedur Dx yang usangMenggunakan alat / prosedur Dx yang usang- Gagal melakukan pemantauan dan follow up Gagal melakukan pemantauan dan follow up
thd hasil Dxthd hasil Dx
TerapiTerapi - Error dlm melaksanakan tindakan medik / Error dlm melaksanakan tindakan medik /
operasioperasi- Error dlm pemberian terapiError dlm pemberian terapi- Error dlm menetapkan dosis / cara memberiError dlm menetapkan dosis / cara memberi
obatobat- Menunda / terlambat tetapkan terapi secaraMenunda / terlambat tetapkan terapi secara
adekuat, padahal hasil pemeriksaan Dxadekuat, padahal hasil pemeriksaan Dx
mengindikasikan utk segera mengindikasikan utk segera - Melakukan tindakan medik secara tidakMelakukan tindakan medik secara tidak
adekuat / tdk atas indikasiadekuat / tdk atas indikasi
PreventivePreventive
Lain - lainLain - lain
- Gagal melakukan terapi pencegahan sesuai yg Gagal melakukan terapi pencegahan sesuai yg diperlukandiperlukan- Pemantauan tindak lanjut terapi yg tdk Pemantauan tindak lanjut terapi yg tdk adekuatadekuat
- Kegagalan dlm berkomunikasiKegagalan dlm berkomunikasi- Equipment FailureEquipment Failure- Other System FailureOther System Failure
Sumber Medical ErroeSumber Medical Erroe Faktor yang BerperanFaktor yang Berperan
ManusiaManusia KelelahanKelelahan
Kurang TerlatihKurang Terlatih
Komunikasi yang buruk ( poor communication )Komunikasi yang buruk ( poor communication )
Kekuasaan / PengendalianKekuasaan / Pengendalian
HostilityHostility
Waktu Terbatas ( Time Shortage )Waktu Terbatas ( Time Shortage )
Keputusan Yang Buruk ( Poor Judgement )Keputusan Yang Buruk ( Poor Judgement )
Keragu – RaguanKeragu – Raguan
Logic ErrorLogic Error
OrganisasiOrganisasi Rancang Bangun ruang kerjaRancang Bangun ruang kerja
Perencanaan / kebijakanPerencanaan / kebijakan
Administrasi / pembiayaanAdministrasi / pembiayaan
Insentif / kepemimpinanInsentif / kepemimpinan
Manajemen suplaiManajemen suplai
Hand off / transferHand off / transfer
Supervisi / umpan balikSupervisi / umpan balik
Ketidak jelasan tugasKetidak jelasan tugas
Salah menempatkan personilSalah menempatkan personil
TehnikalTehnikal Poor AntomationPoor Antomation
Peralatan yang burukPeralatan yang buruk
Keterbatasan peralatanKeterbatasan peralatan
Tidak memiliki decision supportTidak memiliki decision support
KompleksitasKompleksitas
Kurang terintegrasiKurang terintegrasi
Tidak terdapat forcing functionTidak terdapat forcing function
Irreversible ErrorIrreversible Error
Terlalu banyak informasiTerlalu banyak informasi
Tidak menggunakan check listTidak menggunakan check list
Sumber Terjadinya Error Pada Sistem Pelayanan Kesehatan
3 Domain Utama, Yaitu : manusia, Organisasi dan Tehnikal
Kesalahan DiagnostikKesalahan DiagnostikKesalahan Dx merup. Salah satu bentuk kontraKesalahan Dx merup. Salah satu bentuk kontra
produktif dari prinsip keselamatan pasien. produktif dari prinsip keselamatan pasien.
Alexander dkk (1981) : lebih dari 1/3 kasusAlexander dkk (1981) : lebih dari 1/3 kasus
apendektomi sebenarnya tidak perlu dilakukanapendektomi sebenarnya tidak perlu dilakukan
operasi.operasi.
Goddar P. (2001) : Goddar P. (2001) :
Kesalahan pembacaan radiologi : Kesalahan pembacaan radiologi :
- Foto dada 20 – 30%- Foto dada 20 – 30%
- CT scan abdomen 16%- CT scan abdomen 16%
- MRI : 6 – 20%- MRI : 6 – 20%
Kesalahan LaboratKesalahan Laborat
- Fase pre analitik Fase pre analitik = 71%= 71%
- Fase analitik Fase analitik = 16%= 16%
- Fase paska analitik Fase paska analitik = 10%= 10%
Kesalahan PA :Kesalahan PA : Dari 339 wanita di diagnose Ca ovarii ternyata 43 pasien Dari 339 wanita di diagnose Ca ovarii ternyata 43 pasien
(12,7%) tidak terbukti Ca ovarii (12,7%) tidak terbukti Ca ovarii Dari 553 pasien dengan Ca prostat hanya 7 (1,3%) pasien Dari 553 pasien dengan Ca prostat hanya 7 (1,3%) pasien
tidak terbukti Ca prostattidak terbukti Ca prostat
Rossen dkk (2000) :Rossen dkk (2000) :
Perbedaan diagnose klinisi dengan otopsi = 26%Perbedaan diagnose klinisi dengan otopsi = 26%
Aalten, CM dkk (2006) :Aalten, CM dkk (2006) :
Kesenjangan antara diagnose klinisi dan otopsi mencapai 39%Kesenjangan antara diagnose klinisi dan otopsi mencapai 39%
Kesalahan diagnose bukan monopoli Kesalahan diagnose bukan monopoli dokter baru/dokter yang kurang kompeten dokter baru/dokter yang kurang kompeten tetapi, para senior yang sangat ahli pun tetapi, para senior yang sangat ahli pun bisa melakukan kesalahan diagnose, bisa melakukan kesalahan diagnose, karena kesalahan adalah manusiawi.karena kesalahan adalah manusiawi.
Namun, memberikan toleransi terhadap Namun, memberikan toleransi terhadap kesalahan kesalahan tanpatanpa berupaya sepenuhnya berupaya sepenuhnya untuk mencegah kesalahan demi untuk mencegah kesalahan demi kesalahan, jelas tidak manusiawikesalahan, jelas tidak manusiawi
Penyebab Kesalahan DiagnostikPenyebab Kesalahan DiagnostikMenurut Graber, M (2005) Menurut Graber, M (2005)
Kategori kesalahan dx :Kategori kesalahan dx :
1. 1. No fault error No fault error (5,9%) terjadi karena : (5,9%) terjadi karena :
diagnosa sulit ditegakkan oleh karena klinis tidak jelas/tidak khas atau tidak ada keluhan dan tandadiagnosa sulit ditegakkan oleh karena klinis tidak jelas/tidak khas atau tidak ada keluhan dan tanda
Dengan semakin majunya teknologi kedokt. Kesalahan ini bisa ditekan, namun tidak bisa Dengan semakin majunya teknologi kedokt. Kesalahan ini bisa ditekan, namun tidak bisa dihilangkan oleh karena munculnya penyakit baru dan tes diagnostik yang tidak pernah sempurnadihilangkan oleh karena munculnya penyakit baru dan tes diagnostik yang tidak pernah sempurna
2.2. System related error System related error (65%)(65%)
Dokter melakukan kesalahan yang berkaitan dengan lemahnya sistem pelayanan kesehatan , Dokter melakukan kesalahan yang berkaitan dengan lemahnya sistem pelayanan kesehatan , misalnya : kurang alat diagnostikmisalnya : kurang alat diagnostik
alat diagnostik tidak handal (tidak pernah dikalibrasi)alat diagnostik tidak handal (tidak pernah dikalibrasi)
pengaturan prosedur dan komunikasipengaturan prosedur dan komunikasi
3.3. Cognitive error Cognitive error (74%) (74%)
pengetahuan dokter kurang pengetahuan dokter kurang
salah dalam pengumpulan daa kliniksalah dalam pengumpulan daa klinik
salah dalam penalaran klinis salah dalam penalaran klinis
salah dalam verifikasi salah dalam verifikasi
Menurut teori cognitive :Menurut teori cognitive : Kebanyakan kesalahan manusia terjadi karena penyimpangan Kebanyakan kesalahan manusia terjadi karena penyimpangan
fungsi mental.fungsi mental.
Menurut Armstein (1997) Menurut Armstein (1997)
Mengapa manusia dapat melakukan kesalahan sekalipunMengapa manusia dapat melakukan kesalahan sekalipun
sudah ahli ?sudah ahli ?
Manusia (dokter) memiliki keterbatasan dalam memory, Manusia (dokter) memiliki keterbatasan dalam memory, perhatian, ketahanan fisik dan mental. Segala sesuatu yang perhatian, ketahanan fisik dan mental. Segala sesuatu yang dapat menurunkan daya tahan fisik, mental dan konsentrasi dapat menurunkan daya tahan fisik, mental dan konsentrasi dapat terjadi pemicu kesalahandapat terjadi pemicu kesalahan
Diperkirakan lebih dari 20.000 jenis penyakit. DokterDiperkirakan lebih dari 20.000 jenis penyakit. Dokter
hanya mengenal penyakit yang sering ditemui.hanya mengenal penyakit yang sering ditemui.
Gandi dkk (2006) menyimpulkan penyebab kesalahanGandi dkk (2006) menyimpulkan penyebab kesalahan
diagnostik :diagnostik : Tidak minta test dx yang tepat Tidak minta test dx yang tepat = 55%= 55% Tidak menindaklanjuti rencana Tidak menindaklanjuti rencana = 45%= 45% Tidak melakukan Ax dan pemeriksaan fisik yang optimal Tidak melakukan Ax dan pemeriksaan fisik yang optimal = 42%= 42% Kesalahan interpretasi hasil tes Kesalahan interpretasi hasil tes = 37%= 37% Salah melakukan pertimb. Klinis Salah melakukan pertimb. Klinis = 79%= 79% Masalah memory Masalah memory = 59%= 59% Kurang pengetahuan Kurang pengetahuan = 48%= 48% Faktor pasien Faktor pasien = 48%= 48% Masalah komunikasi Masalah komunikasi = 20%= 20%
Mencegah Kesalahan DxMencegah Kesalahan Dx
1. RS/institusi pel. Kesehatan menjamin berlangsungnya 1. RS/institusi pel. Kesehatan menjamin berlangsungnya penanganan pasien secara tim penanganan pasien secara tim asuhan medis lebih asuhan medis lebih optimal.optimal.
2.2. Menjamin berlangsungnya komunikasi antar petugas Menjamin berlangsungnya komunikasi antar petugas
3.3. Tersedia sarana Dx yang memadai dan terkalibrasiTersedia sarana Dx yang memadai dan terkalibrasi
4.4. Linkungan kerja yang nyaman, tenang dan harmonis.Linkungan kerja yang nyaman, tenang dan harmonis.
5.5. Klinisi agar tidak tergesa-gesa menetapkan Dx tanpa Klinisi agar tidak tergesa-gesa menetapkan Dx tanpa memikirkan Dx banding.memikirkan Dx banding.
6.6. RS menjamin para dokter agar menjaga profesionalisme RS menjamin para dokter agar menjaga profesionalisme dan kompetensinya dan kompetensinya
7.7. Klinisi kiranya perlu rendah hati dan tahu diri.Klinisi kiranya perlu rendah hati dan tahu diri.
Memunculkan Kesalahan Memunculkan Kesalahan
Meskipun kesalahan tdk dpt ditekan sampai nol, tapi sistemMeskipun kesalahan tdk dpt ditekan sampai nol, tapi sistem
hrs dirancang bgm kesalahan yg terjadi mendekati nol.hrs dirancang bgm kesalahan yg terjadi mendekati nol.
Ada 2 cara :Ada 2 cara :
1. Melaporkan setiap kejadian (KTD). Ingat kesalahan-kesalahan 1. Melaporkan setiap kejadian (KTD). Ingat kesalahan-kesalahan kecil bila dibiarkan akan menumpuk, shg terjadi kondisi terbiasa kecil bila dibiarkan akan menumpuk, shg terjadi kondisi terbiasa salah salah berakibat fatal berakibat fatal
sistem pelaporan dapat berjalan baik bila institusi/RS sistem pelaporan dapat berjalan baik bila institusi/RS menerapkan “non punitive reporting” (pelaporan yang tidak menerapkan “non punitive reporting” (pelaporan yang tidak bersifat menghukum)bersifat menghukum)
2.2. Audit Audit
audit klinis : kasus sulit, morbiditas dan mortalitasaudit klinis : kasus sulit, morbiditas dan mortalitas
Tabel Alat Bantu Melacak apa dan dimana telah terjadi Tabel Alat Bantu Melacak apa dan dimana telah terjadi kesalahan diagnosis kesalahan diagnosis
No Di tingkat mana terjadi Kesalahan diagnostik
Kesalahan apa yang terjadi
1 Akses / Presentasi Pasien menolak perawatanKeterlambatan dlm mencari pertolongan medis
2 Anamnesis Gagal/ terlambat dlm memperoleh data riwayat/keluhan penyakit yang pentingAnamnesis tidak akurat/terjadi misinterpretasiPertimbangan klinis tidak akurat (suboptimal weighing)Gagal/terlambat dalam menindaklanjuti hasil anamnesis
3 Pemeriksaan fisik Gagal/terlambat dlm menemukan kelainan fisik yg pentingTidak akurat/kesalahan dalam menginterpretasi hasil pemeriksaan fisikPertimbangan klinis tidak akurat (suboptimal weighing)Gagal/terlambat dalam menindaklanjuti hasil pemeriksaan fisik
No Di tingkat mana terjadi Kesalahan diagnostik
Kesalahan apa yang terjadi
4 Pemeriksaan pendukung (laboratorium/radiologi)
Permintaan
Gagal/terlambat dlm meminta uji pemeriksaanGagal/terlambat dlm mendapatkan hasil tesSuboptimal test sequencingMeminta tes yang salahPerlakuan terhadap sampelSampel tercampur/kesalahan dlm memberikan label (misalnya : sampel milik pasien lain)Kesalahan teknis dlm mengolah sampelKesalahan dlm membaca hasil tesDitingkat klinisiGagal/terlambat dlm menindaklanjuti hasil tesKlinisi melakukan kesalahan dlm menginterpretasi hasil tes
5 Asesemen Penentuan diagnosisGagal/terlambat dlm menentukan diagnosis yg tepatKesalahan dlm mempertimbangkan prioritasUnderestimasi terhadap diagnosis penyakit/prioritas diagnosisEstimasi yg berlebihan terhadap diagnosis penyakit/prioritas diagnosisTerlalu banyak membuat diagnosis bandingCara menyikapi hal yg bersifat Urgensi/komplikasiGagal menilai tingkat urgensi penyakit Gagal/terlambat dlm mengantisipasi komplikasi
No Di tingkat mana terjadi Kesalahan diagnostik
Kesalahan apa yang terjadi
6 Merujuk / Konsultasi Gagal/terlambat dlm merujuk pasienMerujuk pasien secara tidak tepatKonsultasi diagnostik tidak jelasGagal/terlambat dalam berkonsultasi
7 Follow up Terlambat/tidak melakukan pemantauan secara ketatGagal/terlambat mengevaluasi ulang pasien
Mitigasi Efek KTDMitigasi Efek KTD
Melakukan upaya klinis sedemikian rupa Melakukan upaya klinis sedemikian rupa sehingga cidera medis yang terjadi tidak bersifat sehingga cidera medis yang terjadi tidak bersifat fatal, contoh :fatal, contoh :
pasien nyeri dada dan diagnose gastitis, pasien nyeri dada dan diagnose gastitis, setelah diketahui menderita infark miokard akut, setelah diketahui menderita infark miokard akut, harus dirawat secara optimal agar tetap survive, harus dirawat secara optimal agar tetap survive, sehingga tdk menimbulkan ketidakpuasan.sehingga tdk menimbulkan ketidakpuasan.
Disini perlu komunikasi yg baik antara dokter , Disini perlu komunikasi yg baik antara dokter , pasien dan keluarganya.pasien dan keluarganya.
KOMITE KESELAMATAN PASIEN – RS ( KKP – RS )KOMITE KESELAMATAN PASIEN – RS ( KKP – RS )
LATAR BELAKANG :LATAR BELAKANG :
Data AE di negara maju tidak sedikitData AE di negara maju tidak sedikit
Di Indonesia data AE ini masih minimDi Indonesia data AE ini masih minim
Sejak tahun 2000 berbagai negara mengembangkan Sejak tahun 2000 berbagai negara mengembangkan dan menerapkan konsep serta strategi Patient Safety dan menerapkan konsep serta strategi Patient Safety dengan tujuan utama menekan AEdengan tujuan utama menekan AE
WHO tahun 2004 membentuk World Aliance For WHO tahun 2004 membentuk World Aliance For Patient SafetyPatient Safety
Menilik akan permasalahan yang terkait dengan Menilik akan permasalahan yang terkait dengan keselamatan pasien, serta maraknya tuduhan “ keselamatan pasien, serta maraknya tuduhan “ Malpraktek “ di RS – RS Indonsia dan perkembangan Malpraktek “ di RS – RS Indonsia dan perkembangan gerakan – gerakan keselamatan pasien di dunia gerakan – gerakan keselamatan pasien di dunia internasional tersebut di atas, maka PERSI mengambil internasional tersebut di atas, maka PERSI mengambil inisiatif membentuk suatu komite yang menggerakkan inisiatif membentuk suatu komite yang menggerakkan dan berupaya mengangkat fokus keselamatan pasien dan berupaya mengangkat fokus keselamatan pasien di Indonesiadi Indonesia
VISI :VISI :
Meningkatnya Pelayanan Pasien dan Mutu Meningkatnya Pelayanan Pasien dan Mutu Pelayanan RSPelayanan RS
MISI :MISI :
Mengangkat secara nasional fokus keselamatan Mengangkat secara nasional fokus keselamatan pasienpasien
Mendorong terbentuknya kepemimpinan dan Mendorong terbentuknya kepemimpinan dan budaya RS yang mencakup keselamatan pasien budaya RS yang mencakup keselamatan pasien dan Peningkatan Mutu Pelayanandan Peningkatan Mutu Pelayanan
Mengembangkan standart – Pedoman Mengembangkan standart – Pedoman Keselamatan Pasien berbasis riset dan Keselamatan Pasien berbasis riset dan pengetahuanpengetahuan
Bekerja sama dengan berbagai lembaga yang Bekerja sama dengan berbagai lembaga yang bertujuan meningkatkan Keselamatan Pasien bertujuan meningkatkan Keselamatan Pasien dan Mutu Pelayanan RS dan Mutu Pelayanan RS
Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit ( KKP – RS )diangkat dan bertanggung jawab kepada Pengurus Pusat PERSI
Kenggotaan KKP – RS terdiri dari individu – individu :* Lingkungan Depkes* RSU pemerintah dan swasta* Berbagai organisasi antara lain :
- IDI, PDGI, PPNI, IBI, KARS- Fakultas Kedokteran- Konsil Kedokteran Indonesia- Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Ind.- Mantan anggota DPR / DPRD dst
PelindungPenasehatPengurus : * Ketua, Wkl Ketua* Sekretaris* Bidang Kajian Keselamatan Pasien* Bidang Program Keselamatan Pasien* Bidang Pendidikan Dan Latihan* Anggota
CAKUPAN TUGAS BIDANG
1. Bidang Kajian Keselamatan Pasien
a. Pengkajian Laporan KP – RS
b. Riset KP – RS
c. Pengembangan Solusi KP – RS
d. Penyusunan Panduan, Pedoman,
Standar KP – RS
e. Penyusunan Takonomi KP
2. 2. Bidang Program Keselamatan Pasien :Bidang Program Keselamatan Pasien :
a. Perencanaan & Pelaksanaan Programa. Perencanaan & Pelaksanaan Program
Komunikasi / Sosial MarketingKomunikasi / Sosial Marketing
b. Perencanaan & Pelaksanaan Programb. Perencanaan & Pelaksanaan Program
Kerjasama dengan Pemerintah/Lembaga/Kerjasama dengan Pemerintah/Lembaga/
Organisasi LSM KesehatanOrganisasi LSM Kesehatan
c. Pengembangan sistem Pelaporan KP – RSc. Pengembangan sistem Pelaporan KP – RS
3. Bidang Pendidikan Dan Latihan3. Bidang Pendidikan Dan Latihan
a. Perencanaan & Pelaksanaan Pelatihan.a. Perencanaan & Pelaksanaan Pelatihan.
Lokakarya, SeminarLokakarya, Seminar
b. Penerbitan & Distribusi Dokumen KKP - RSb. Penerbitan & Distribusi Dokumen KKP - RS
IMPLEMENTASI & “MEASUREMENT”
SIKLUS KEGIATAN POKOK KKP - RSPengkajian / Riset
Belajar
PENGEMBANGAN SOLUSI
PELAPORAN AE / NM
PATIEN INVOLVEMENT
PELATIHAN
SEMINAR
PADUAN
PEDOMAN
STANDARTTAXONOMY
ISTILAH
Secara Prinsip, 7 Langkah Penerapan Patient Safety :
1. Membangun budaya keselamatan pasien.2. Memimpin dan mendukung staff untuk tetap
fokus & komit thd keselamatan pasien.3. Mengintegrasikan pengelolaan manajemen
resiko.4. Membangun sistem pelaporan.5. Membangun komunikasi dg pasien & keluarga.6. Berbagi pengalaman & belajar dlm
keselamatan pasien.7. Cegah cedera thd pasien dg implementsi &
solusi keselamatan pasien.
RS : : AE
STRUCTURE PROCESS OF CARE OUT COME
QUALITY QUALITY QUALITY
PATIENT SAFETY
-CULTURE
-REPORTING
-LEARNING / ANALYSIS / RESEARCH
-IMPLEMENTASI, MONITOR
-PASIENT INVOLVEMENT
KEPERCAYAAN MENINGKAT
COST INVESMENT “ BLAMING “
-PENGADUAN, TUNTUTAN
-TUDUHAN MALPRAKTEK ( Pid / Perd )
-PROSES HUKUMAN POLISI, PENGADILAN
-BLOW UP MASS MEDIA, 90%
PUBLIKASI OPINI NEGATIF
-PERTAHANAN RS :
-PENGACARA
-RS/Dr : ASURANSI
-TUNTUTAN BALIK
-DSB
COSTLY
KECURIGAAN MENINGKAT
MANFAAT RS TERAPKAN KESELAMATAN PASIENMANFAAT RS TERAPKAN KESELAMATAN PASIEN1.1. Kecenderungan “ Green Product “ / “ Produk Yang Aman “ Kecenderungan “ Green Product “ / “ Produk Yang Aman “
dibidang industri lain, antara lain menjadi persyaratan dalam dibidang industri lain, antara lain menjadi persyaratan dalam berbagai proses transaksi, sehingga makin laku / laris, makin berbagai proses transaksi, sehingga makin laku / laris, makin dicari masyarakat.dicari masyarakat.
2.2. RS yang menerapkan KP akan lebih “ dicari “ 3 rd Party RS yang menerapkan KP akan lebih “ dicari “ 3 rd Party Payer “. Perusahaan – perusahaan dan Asuransi – asuransi Payer “. Perusahaan – perusahaan dan Asuransi – asuransi akan mengutamakan memakai RS tersebut sebagai provider akan mengutamakan memakai RS tersebut sebagai provider kesehatan karyawan / klaim mereka, dan kemudian akan kesehatan karyawan / klaim mereka, dan kemudian akan diikuti oleh masyarakat yang akan lebih mencari RS yang diikuti oleh masyarakat yang akan lebih mencari RS yang aman.aman.
3.3. Kegiatan RS dikawasan “ Blaming “ akan menurun karena Kegiatan RS dikawasan “ Blaming “ akan menurun karena Fokus di kawasan “ Patient Safety “Fokus di kawasan “ Patient Safety “
“ BLAMING “
“ PATIENT SAFETY “
2005 2008 2010
REKOMENDASIREKOMENDASI Berbagai studi membuktikanBerbagai studi membuktikan Pel Kes masih berisikoPel Kes masih berisiko
Sewaktu – waktu ancam jiwa pasienSewaktu – waktu ancam jiwa pasien
Bbrp upaya sbg rekomendasiBbrp upaya sbg rekomendasi mengedepankan konsep patient safetymengedepankan konsep patient safety
1.1. Menetapkan LeadershipMenetapkan Leadership menjamin patient safety di Pel Keshmenjamin patient safety di Pel Kesh
a. Setiap RS, berinisiatif : - sosialisasikan - melaksanakan - memantau
b. Setiap RS, pembenahan manajemen yg lebih berorientasi pada prinsip PS, dgn mengedepankan pencegahan atau meminimalkan resiko disetiap lini Pel Kesh.
c. Investasi, baik SDM maupun biaya dlm rangka peningkatan/perbaikan tehnologi, baik medik maupun informasi, shg terjamin tindakan medik yg bermutu, berdasar bukti ilmiah terbaru dan valid.
Pelaks PS
( mengukur kinerja petugas )
2.2. Membangun Dan Mengembangkan Budaya SafetyMembangun Dan Mengembangkan Budaya Safety
a. Setiap RS : - memperkuat prinsip Pel Kesh yg bermutu,
aman bagi pasien dan petugas
- jika perlu merubah “ perilaku “ petugas dan
“ menghindar “ atas kejadian ME menjadi
suatu proses “ pembelajaran “ yg harus
di hindari di masa datang.
b. Upaya peningkatan mutu berkelanjutan dibarengi
pentingnya rasa aman bagi semua pengguna Pel Kesh
c. PS, menjadi bagian integral dari penilaian kinerja dan
akuntabilitas petugas Pel Kesh.
d. RS perlu mengkomunikasikan berbagai persyaratan PS
serta menetapkan standar - standar safety
3.3. Menyelenggarakan Pendidikan & Pelatihan Medik BerkelanjutanMenyelenggarakan Pendidikan & Pelatihan Medik Berkelanjutan
a. Setiap RS hrs menjamin standar dan protokal PS yg selalu
up to date
b. Pendidikan utk meminimalkan risiko medik hrs dimulai
sejak pendidikan universitas
c. Perhimpunan profesi dan Per Rumah Sakitan hrs mempro
mosikan konsep PS melalui informasi tentang Best Practices
dan memberikan pelatihan utk manajemen risiko
4. Memperbaiki Sistim Pelaporan Medik
5. Ikut Menetapkan Strategi Nasional utk terciptanya PS
1.1. Di berbagai negara ( Maju )Di berbagai negara ( Maju )
AE tidak kecil jumlahnyaAE tidak kecil jumlahnya
Apalagi NM ada 10 – 100 ribuan tiap hariApalagi NM ada 10 – 100 ribuan tiap hari
Disamping : Miss Use, Over Use, Under Use, VariasiDisamping : Miss Use, Over Use, Under Use, Variasi
Pelayanan.Pelayanan.
2.2. Di Indonesia Data AE ini masih minim, tetapi Di Indonesia Data AE ini masih minim, tetapi diasumsikan tidak kalah besarnya. Konsep Patient diasumsikan tidak kalah besarnya. Konsep Patient safety yang koprehensif belum banyak dikenal.safety yang koprehensif belum banyak dikenal.
3.3. AE meningkatkan biaya, proses “ Blaming “ merugikan AE meningkatkan biaya, proses “ Blaming “ merugikan semua pihak, kecurigaan meningkat, “ semua pihak semua pihak, kecurigaan meningkat, “ semua pihak rugi “ : Lose – lose Our Comerugi “ : Lose – lose Our Come
4.4. Keselamatan pasien adalah solusi yang Keselamatan pasien adalah solusi yang mengutamakan : “ Win – win Situation “, kepercayaan mengutamakan : “ Win – win Situation “, kepercayaan meningkat.meningkat.
Di banyak negara sejak tahun 2000 Patient Safety Di banyak negara sejak tahun 2000 Patient Safety sudah diangkat menjadi fokus nasional, partisipasi sudah diangkat menjadi fokus nasional, partisipasi luas di berbagai organisasi.luas di berbagai organisasi.