14
Struktur, Mekanisme dan Fungsi Ginjal Chandra Franata 10-2011-148 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRID! 2011 "ln# $erusan r%una Utara &o# ' "akarta 11 10 $el# (021! ')420'1 *-+ail, chandra ranata.rockeet+ail#co+ Pendahuluan Fun/si uta+a /in%al adalah +en/eluarkan sisa hasil ekskresi dari tu uh# a/ian an/ er un/si untuk +en arin/ 3at-3at tese ut dise ut den/an unit ker%a /in la3i+ dise ut den/an ne ron# &e ron terdiri dari /lo+erulus tu ulus kontortu ansa henle 5ars desendens ansa henle 5ars asendens tu ulus kontortus distal koli/entes# 6lo+erulus sendiri terda5at 5ada korteks /in%al sedan/kan a/ian lainn a +un/kin dite+ukan aik 5ada korteks /in%al +au5un 5ada +edula /in%al# 7asil sar terse ut akan dialirkan kedala+ kali +inor kalik +a or lalu ke dala+ 5elvis sendiri di a/i +en%adi dua aitu ne ron 5an%an/ atau oksta+edular dan ne ron dise ut den/an ne ron korteks# Unit un/sional 5erta+a an/ akan di ahas adal dari /in%al# Kor5uskel /in%al da5at +en%adi dua a/ian uta+a aitu /lo+erulus o9+an:s# 6ro+erulus +eru5akan suatu an a+an dari ka5iler darah an/ ka5iler enestra# Ka5iler terse ut +e+iliki an ak lu an/ an/ +un/k er a/ai 3at an/ akan di iltrasi# ;ada /lo+erulus terda5at dua 5intu an/ er un/si se a/ai te+5at +asukn a darah dan arteriol e eren an/ er u te+5at keluarn a darah# 1

PBL Blok 10 - Chandra

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PBL

Citation preview

Struktur, Mekanisme dan Fungsi GinjalChandra Franata10-2011-148Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) 2011

Jln. Terusan Arjuna Utara No. 6

Jakarta 11510Tel. (021) 56942061E-mail: [email protected]

Pendahuluan Fungsi utama ginjal adalah mengeluarkan sisa hasil ekskresi dari tubuh. Bagian dari ginjal yang berfungsi untuk menyaring zat-zat tesebut disebut dengan unit kerja ginjal atau lebih lazim disebut dengan nefron. Nefron terdiri dari glomerulus, tubulus kontortus proksimal, ansa henle pars desendens, ansa henle pars asendens, tubulus kontortus distal, dan duktus koligentes. Glomerulus sendiri terdapat pada korteks ginjal, sedangkan bagian lainnya mungkin ditemukan baik pada korteks ginjal maupun pada medula ginjal. Hasil saringan tersebut akan dialirkan kedalam kalix minor, kalik mayor lalu ke dalam pelvis renalis. Nefron sendiri dibagi menjadi dua yaitu nefron panjang atau yokstamedular dan nefron pendek yang disebut dengan nefron korteks. Unit fungsional pertama yang akan dibahas adalah korpuskel dari ginjal. Korpuskel ginjal dapat menjadi dua bagian utama yaitu glomerulus dan kapsula bowmans. Gromerulus merupakan suatu anyaman dari kapiler darah yang disebut dengan kapiler fenestra. Kapiler tersebut memiliki banyak lubang yang mungkin dilewati oleh berbagai zat yang akan difiltrasi. Pada glomerulus terdapat dua pintu yaitu arteriol afferen yang berfungsi sebagai tempat masuknya darah dan arteriol eferen yang berfungsi sebagai tempat keluarnya darah.PembahasanA. Ren

Ren atau ginjal terletak retroperitoneal, yaitu diantara peritonium parietale dan fascia tranversa abdominalis dan fascia tranversa abdominis, pada sebelah kanan dan kiri columna vertebralis. Ren sinistra terletak setinggi costa XI atau vertebra lumbal 2-3, sedangkan ren dextra terletak setinggi costa XII atau vertebra lumabl 3-4. Jarak antara extremitas superior ren dextra dan sinistra adalah 7cm, sedngakan jarak extremitas inferior ren dextra dan sinistra adalah 11cm. Sedangkan jarak dari extremitas inferior ke crista illiaca adalah 3-5cm.1Ginjal dibungkus oleh:

Capsula fibrosa

Capsula fibrosa melekat pada ren dan mudah dikupas, capsula fibrosa hanya menyelubungi ginjal dan tidak mebungkus gl. Suprarenalis. Capsula adiposa

Capsula adiposa mengandung banyak lemak dan membungkus ginjal dan glandula suprarenalis. Capsula adiposa di depan relatif lebih tipis daripada bagian belakang.

Ginjal dipertahankan tempatnya oleh fascia adiposa. Pada keadaan tertentu capsula adiposa sangat tipis sehingga jaringan ikat yang menghubungkan capsula fibrosa dan capsula renalis kendor sehingga ginjal turun, yang disebut nephroptosis. Nehroptosis sering terjadi pada ibu yang sering melahirkan (grande multipara).1 Fascia renalis (Gerota)

Fascia renalis terletak diluar capsula fibrosa dan terdiri dari 2 lembar yaitu fascia prerenalis di bagian depan ginjal dan fascia retrorenalis di bagian belakang ginja. Kedua lembar fascia renalis ke caudal tetap terpisah, ke cranial bersatu, sehingga kantong ginjal terbuka ke bawah, sehingga sering terjadi ascending infection.

Bagian-bagian ginjal:1,2 Coertex renalis

Coertex renis terdiri dari glomerolus dan pembuluh darah. Di dalam glomerolus, darah disaring dan di salurkan ke dalam mesulla. Pada medulla, saluran-saluran tersebut akan bermuara pada papila renalis sehingga tampak garis-garis pada medulla yang disebut processus medullaris (FERHEINI).

Medulla renalis

Pada medulla renalis dapat dijumpai:

Papila renalis sesuai ujung ginjal yang berbentuk segi tiga, yang disebut pyramid renalis (malphigi).

Saluran-saluran yang membungkus papila yang disebut ductulli papilaris (bellini), tempat menembusnya ayakan yang disebut area cirbriformis.

Papila renalis menonjol kedalam calix minor

Diantara papila-papila renalis terdapat collumna renalis (bertini)

Beberapa calix minor (2-4) membentuk calix mayor

Beberapa calix mayor bergabung menjadi pyleum atau pelvis renis. Kemudian menjdai ureter

Ruangan tempat calix disebut sinus renalis

Pendarahan ginjal:Ginjal diperdarahi oleh A. Renalis. Perjalana vasukularisasi dapat diuraikan sebgai berikut:1,2 renalis merupakan cabang dari Aorta abdominalis setinggi vert. L I-II

A. renalis kanan > panjang A. renalis kiri, karena harus menyilang V. cava inferior di belakangnya.

A. renalis masuk ke dalam ginjal melalui hillus renalis dan bercabang 2:

satu ke depan ginjal, mengurus ginjal bagian depan dan lebih panjang

satu lainnya ke belakang ginjal, mengurus ginjal bagian belakang ginjal

renalis depan & belakang bertemu di lateral, pada garis Broedel, tempat pertemuannya di belakang grs. tengah ginjal.

Pembedahan pada garis Broedel, perdarahan minimal.

bercabang lagi & berjalan di antara lobus ginjal = A. interlobaris

Interlobaris pada perbatasan cortex & medula bercabang menjadi A. arcuata, mengelilingi cortex & medulla, sehingga disebut A. arciformis.

arcuata mempercabangkan : A. interlobularis berjalan sp. tepi ginjal (cortex), mempercabangkan:

Vassa afferens : glomerolus

Dalam glomerolus mbtk. anyaman / pembuluh kapiler,sbg. vassa efferens anyaman rambut = tubuli contorti.Pembuluh balik pada ren mengikuti nadinya dari permukaan ginjal sebagai kapiler dan kemudian berkumpul ke dalam v. Interlobaris = Vv stellatae ( verheyeni). Dari v. Interlobularis v. Arcuata v. Renalis v. Cava inferiorB. Histologi GinjalIrisan sagital ginjal menampakan bagian korteks yang lebih gelap di bagian luar, dan bagian medula yang lebih pucat di bagian dalam yang terdiri atas piramid renal berbentukkerucut. Juluran menurun korteks di antara piramid membentuk kolumna renali. Dasar setiap piramid, disebut papila renalis, dikelilingi kaliks minor berbentuk corong. Kaliks minor bergabung membentuk kaliks major yang pada gilirannya bergabung membentuk pelvis renalis.3Susunan fungsional ginjal disebut nefron. Ginjal tersusun atas banyak nefron, yang berfungsi untuk filtrasi dan pembentukan urin. Satu unit nefron terdiri dari :

GlomerulusMerupakan suatu gulungan kapiler. Dikelilingi oleh selsel epitel lapis ganda atau biasa disebut Kapsul Bowman. Bertindak seperti saringan, menyaring darah yang datang dari Arteriol Aferen. Membentuk urin primer yang berupa cairan pekat, kental, dan masih seperti darah, tapi protein dan glukosa, sudah tidak ditemukan.3 Tubulus Kontortus ProksimalSuatu saluran mikro yang amat berliku dan panjang. Mempunyai mikrovilus untukmemperluas area permukaan lumen.

Ansa HenleSuatu saluran mikro yang melengkung dan berliku, terdiri dari bagian yang tipis dan yangtebal. Bagian tebal terdiri atas Tubulus rectus proximal dan tubulus rectus distal. Padabagian yang tipis, didominasi oleh reabsorpsi air. Sedangkan pada bagian yang tebal,didominasi oleh reabsorpsi elektrolit, seperti NaCl. Dan pada ansa henle ini lah nantinyaakan terjadi mekanisme counter current, yaitu salah satu mekanisme dalam pembentukanurine.

Tubulus Kontortus DistalSuatu saluram mikro yang juga panjang dan berliku. Disini, sedikit dilakukan reabsorpsiair.

Ductus ColigentusSuatu saluran lurus dimana berkumpulnya hasil urin setelah melewati Tubulus KontortusDistal. Bermuara ke Calix Minor Renalis. Yang selanjutnya akan dibawa ke Calix MayorRenalis, lalu ke Pelvis Renalis.C. Mekanisme ginjalDalam proses pembuatan urin terdapat tiga proses utama yaitu filtrasi, reabsorbsi dan sekresi dari ginjal. Jumlah urin yang terbentuk dari ketiga proses tersebut berjumlah sekitar 1500ml perhari. Jumlah urin ini ditentukan dengan jumlah ketiga proses tersebut dimana jumlah urin sama dengan jumlah filtrasi dikurangi dengan jumlah reabsorbsi dan ditambahkan dengan jumlah sekresi dari ginjal. Oleh karena ketiga kegiatan yang dilakukan ginjal diatas dapat disimpulkan bahwa pengaturan yang dilakukan oleh ginjal dapat dilakukan dalam proses sekresi, filtrasi maupun pada proses reabsorbsi dari ginjal tersebut.4,5 Filtrasi Ginjal

Proses filtrasi dari ginjal dilakukan pada daerah korpuskel ginjal yang dimana banyak terdapat pembuluh darah pada daerah tersebut. Kapiler darah yang berupa kapiler fenestra yang tertutupi oleh kaki kaki pedikel pososit ini berfungsi seperti saringan yang dapat melewatkan benda berukuran dibawah 8 nano meter. Ukuran yang kecil ini tidak memungkinkan bagi protein, enzim dan zat yang besar untuk melewatinya. Selain daripada itu, sawar ini juga memiliki muatan negatif, sehingga zat-zat yang memiliki muatan negatif akan sangat sulit untuk melewati sawar ini. Hal ini terbukti pada protein albumin yang memiliki ukuran lebih kecil dari 8 nanometer dan bermuatan negatif. Albumin ini tidak dapat melewati sawar ginjal dengan alasan bahwa molekul tersebut merupakan suatu molekul negatif yang saling tolak-menolak dengan sawar dari ginjal tesebut. Oleh karena itu dapat disimpukkan bahwa kemampuan filtrasi zat terlarut berbanding terbealik dengan ukurannya tetapi tidak berlaku pada molekul yang bermuatan. Dengan pembahasan yang telah dilakukan diatas dapat juga ditarik kesimpulan bahwa dalam filtrat tidak diketemukan protein dan lemak, karena lemak biasanya berikatan dengan protein yang terdapat dalam plasma.5GFR atau laju aliran tubulus merupakan banyaknya plasma yang melewati membran tubulus dalam satu menit. Pada orang dewasa normal, jumlahnya sekitar 125mL/menit. Laju filtrasi gromelurus ini ditentukan dengan kesimbangan osmotik dan onkotik antara plasma dengan di kapsula bowman dan juga faktor filtrasi dari zat tersebut. Hal yang mempengaruhi kecepatan berikutnya adalah tekanan hidrostatik dari kapiler dan gromelurus. Dimana peningkatan tekanan hidrostatik dari kapiler akan meningkatkan GFR sedangkan peningkatan tekanan hidrostatik dari glomerulus akan menurunkan GFR. Hal berikutnya yang berpengaruh adalah konsentrasi protein plasma yang bersifat higroskopis atau menarik air yang disebut sebagai tekanan onkotik. Karena dalam glomerulus tidak terdapat protein yang berarti maka tekanan onkotik glomerulus pada orang normal dianggap sama dengan nol. Sedangkan tekanan onkotik pada kapiler awal dibandingkan dengan kapiler akhir akan terus menigkat karena banyak air yang sudah keluar dan hal inilah yang menyebabkan tidak semua plasma dapat keluar dari kapiler ke dalam glomerulus. Hal ini dapat diartikan bahwa kontriksi dari arteriol aferen akan menurunkan GFR, sedangkan kontriksi dari arteriol eferen memiliki 2 sifat yaitu menurunkan dan menaikan GFR. Pada kontriksi arteriol eferen awal akan meningkatkan GFR, sedangkan pada kontriksi arteriol akhir akan menurunkan GFR itu sendiri.

Kontrol umpan balik yang berfungsi untuk mengatur kerja dari filtrasi ginjal adalah renin dan angiotensin. Prosesnya adalah sebagai berikut, apabila tekanan arteri menurun maka akan menyebabkan tekanan hidrostatik glomerulus ikut turun dan akan serta merta menurunkan GFR. Penurunan zat yang difiltrasi akan juga menurunkan jumlah nacl yang terdeteksi oleh makula densa. Apabila hal ini terjadi maka akan menurunkan tahanan dari arterol aferen, selain daripada itu, penurunan ini juga akan menyebabkan peningkatan renin yang akan menghasilkan suatu hormon angiotensin II. Hormon ini dan penurunan tahanan dari arteriol aferen akan menjadi suatu umpan balik yang akan menaikkan tekanan hidrostatik dari glomerulus. Peningkatan ini juga akan meningkatkan reabsorbsi nacl dan akan kembali ke keadaan homeostatis.

Reabsorsi ginjal

Pembentukan urin yang berikutnya akan melalui proses reabsorbsi dan sekresi di sepanjang berbagai bagian dari nefron. Setiap bagian dari nefron mulai dari tubulus kontortus proksimal, ansa henle, tubulus kontortus distal, dan tubulus koligents mempunyai sifat dan cara kerja reabsorbsi dan sekresi urin yang berbeda. Proses transpor dari berbagai zat tersebut dapat dilakukan dengan transpor aktif primer, transpor aktif sekunder maupun dengan transpor pasif. Transpor aktif primer berarti transpor tersebut melalui membran tubulus ke dalam sel dengan langsung menggunakan ATP, misalnya natrium-kalium ATPase, hidrogen ATPase, hidogen kalium ATPase, dan kalsium ATPase. Sedangkan pada transpor aktif sekunder, dua atau lebih zat berinteraksi dengan suatu protein membran spesifik dan ditranspor bersama melewati membran, contoh yang paling umum adalah transpor dari glukosa. Untuk transpor aktif sendiri selalu memiliki batas kecepatan yang disebut sebagai transpor maksimum. Keterbatasan ini disebabkan oleh kejenuhan dari sistem transpor spesifik yang dilibatkan apabla jumlah zat terlarut yang dikirim ke tubulus melebihi kapasitas protein pengangkut dan enzim-enzim spesifik yang terlibat dalam proses transport. Pada transport pasif yang paling banyak terjadi adalah pada reabsorbsi air yang melalui osmosis terutama menyertai reabsorpsi natrium. Selain dari pada air reabsorbsi dari klorida, ureum dan zat-zat terlarut lainnya melalui difusi pasif.5Bagian pertama dalam proses reabsorbsi dan sekresi adalah tubulus proksimal. Secara normal, sekitar 65 persen dari muatan natrium dan air yang difiltrasi dan nilai presenntase yang sedikit lebih renadah dari klorida akan direabsorbsi oleh tubulus proskimal sebelum filtrat mencapai ansa Henle peresentase ini dapat menigkat atau menurun dalam berbagai kondisi fisiologis. Pada tubulus proskimal zat zat yang terutama direabsorbsi adalah natrium, clorida, air, glukosa, asam amino dan ion bikarbonat. Dan zat yang terutama disekresi adalah ion hidrogen, asam organik, dan beberapa jenis basa. Pada pertengahan pertama dari tubulus proksimal transpor natrium sebagaian besar diikuti oleh transport dari glukosa ataupun asam amino, sedangkan untuk paruh berikutnya karena konsentrasi dari clorida lebih tinggi lagi, maka transport dari natrium akan lebih bersamaan dengan ion clorida. Transport imbangan dari natrium adalah dengan hidrogen yang pada tubulus ginnjal berreaksi dengan ion bikarbonat dan akan menjadi carbondioksida dan air. Dan hal yang juga penting adalah pada tubulus prosimal terdapat proses sekresi dari asam dan basa organik yang berfungsi untuk mengeluarkan obat-obatan atau toksin yang potensial berbahaya melalui sel-sel tubulus ke dalam tubulus dan dapat dengan cepat dibersihkan dari darah.Ansa henle terdiri dari tiga segmen fungsional yang berbeda yaitu segmen tipis desenden, segmen tipis asenden dan segmen tebal asenden ansa henle. Bagian tebal dari segmen tipis ansa henle sangat permeable terhadap air dan cukup permeabl terhadap sebgaian besar zat terlarut tetapi hanya memiliki beberapa mitokondria dan terjadi reabsorbsi aktif yang sedikit atau bahkan tidak terjadi reabsorbsi aktif. Segmen tebal asenden ansa henle mereansornsi sekitar 25% natrium, klorida dan kalium yang terfiltrasi serta sejumlah besar kalsium, bikarbinat dan magnesium. Segmen ini juga menyekresikan ion hidrogen ke dalam lumen tubulus. Dan disini dapat dijelaskan bahwa pada bagian segmen tipis desendens dari ansa henle sangat permeable terhadap air, sendangkan pada bagian acendensnya tidak lagi permeable terhadap air tertapi banyak terdapat transport aktif keluar untuk natrium. Keadaan ini yang menyebabkan tetap tingginya osmilaritas cairan intersitial yang terdapat pada medula ginjal.

Bagian awal tubulus distal banyak memiliki kesamaan dengan karakteristik dengan segmen tebal asenden ansa Henle dan mereabsorbsi natrium, klorida, dan magnesium tapi sebnenarnya tidak permeable terhadap air dan ureum. Bagian akhir dari tubulus distal dan tubulus kologentes kortikalis terdiri dari dua jenis sel yang berbeda yaitu sel prinsipalis dan sel interkalatus. Sel prinsipalis mereabsorbsi natrium dari lumen dan menyekresikan ion kalium ke dalam lumen. Sel interkalatus mereabsorbsi ion kalium dan bikarbonat dari lumen dan menyekresikan ion hidrogen ke dalam lumen. Rabsorbsi air dari segmen tubulus ini diatur oleh konsentrasi hormon antidiuretik.

Ciri khas dari duktus koligentes bagian medula dalah dalam reabsorbsi air sangat dipengaruhi oleh hormon ADH. Peningkatan hormon ini akan menyebabkan banyak dari air yang akan direabsorbsi ke dalam darah, begitu juga sebaliknya. Ciri berikutnya yaitu duktus koligentes bagian medula bersifat permeabel terhadap ureum. Oleh karena itu beberapa ureum tubulus direabsorbsi ke dalam interstisium medula, membantu meningkatkan osmolalitas daerah ginal ini dan turut berperan pada seluruh kemampuan ginjal untuk membentuk urin yang pekant. Dan yang terakhir adalah duktus koligentes bagian medula mampu menyekresikan ion hidrogen melawan gradien konsentrasi yang besar, seperti yang juga terjadi dalam tubulus koligentes kortikalis. Jadi, duktus koligentes bagian medula juga memainkan peranan kunci dalam mengatur keseimbangan asam basa.5 Sekresi ginjalSekresi tubulus, mengacu pada perpindahanselektif zat-zat dari darah kapiler peritubulus kedalam lumen tubulus, merupakan rute kedua bagizat dari darah untuk masuk kedalam tubulusginjal.Proses sekresi terpenting adalah sekresi H+, K+,dan ion-ion organik.Sekresi tubulus dapat dipandang sebagaimekanisme tambahan yang meningkatkan eliminasi zat-zat tersebut dari tubuh.Semua zat yang masuk ke cairan tubulus, baikmelalui fitrasi glomerulus maupun sekresitubulus dan tidak direabsorpsi akan dieliminasidalam urin.6Sekresi tubulus melibatkan transportasitransepitel seperti yang dilakukan reabsorpsitubulus, tetapi langkah-langkahnya berlawananarah. Seperti reabsorpsi, sekresi tubulus dapataktif atau pasif.Bahan yang paling penting yang disekresikanoleh tubulus adalah ion hidrogen (H+), ionkalium (K+), serta anion dan kation organik,yang banyak diantaranya adalah senyawasenyawa yang asing bagi tubuh. Sekresi Ion Hidrogen. Sekresi hidrogen ginjal sangatlah penting dalampengaturan keseimbangan asam-basa tubuh.

Sekresi ion Kalium

Ion kalium adalah contoh zat yang secara selektifberpindah dengan arah berlawanan di berbagai bagian tubulus; zat ini secara aktif direabsorpsi ditubulusproksimal dan secara aktif disekresi di tubulusdistal dan pengumpul.

Sekresi anion dan kation Organik

Tubulus proksimal mengandung dua jenispembawa sekretorik yang terpisah, satu untuksekresi anion organik dan suatu sistem terpisah untuk sekresi kation organik.6D. Hormon di ginjal

ADH

Hormon ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat

mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh. Hormon ini dibentuk oleh hipotalamusyang ada di hipofisis posterior yang mensekresi ADH dengan meningkatkan osmolaritasdan menurunkan cairan ekstrasel.5 Aldosteron

Hormon ini berfungsi pada absorbsi natrium yang disekresi oleh kelenjar adrenal ditubulus ginjal. Proses pengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya perubahankonsentrasi kalium, natrium, dan sistem angiotensin rennin

Prostaglandin

Prostagladin merupakan asam lemak yang ada pada jaringan yang berlungsi meresponsradang, pengendalian tekanan darah, kontraksi uterus, dan pengaturan pergerakangastrointestinal. Pada ginjal, asam lemak ini berperan dalam mengatur sirkulasi ginjal.5 Gukokortikoid

Hormon ini berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yangmenyebabkan volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium

Renin

Selain itu ginjal menghasilkan Renin; yang dihasilkan oleh sel-sel apparatusjukstaglomerularis pada : Konstriksi arteria renalis ( iskhemia ginjal )

Terdapat perdarahan ( iskhemia ginjal )

Uncapsulated ren (ginjal dibungkus dengan karet atau sutra )

Innervasi ginjal dihilangkanE. Keseimbangan Asam-Basa

Keseimbangan asam-basa terkait dengan pengaturan pengaturan konsentrasi ion H bebas dalam cairan tubuh. pH rata-rata darah adalah 7,4, pH darah arteri 7,45 dan darah vena 7,35.3,10Jika pH darah < 7,35 dikatakan asidosis, dan jika pH darah > 7,45 dikatakan alkalosis. Ion H terutama diperoleh dari aktivitas metabolik dalam tubuh. Ion H secara normal dan kontinyu akan ditambahkan ke cairan tubuh dari 3 sumber, yaitu:

1. pembentukan asam karbonat dan sebagian akan berdisosiasi menjadi ion H dan

bikarbonat

2. katabolisme zat organik

3. disosiasi asam organic pada metabolisme intermedia, misalnya pada metabolism lemak terbentuk asam lemak dan asam laktat, sebagian asam ini akan berdisosiasi melepaskan ion H.

Fluktuasi konsentrasi ion h dalam tubuh akan mempengaruhi fungsi normal sel, antara lain:

1. perubahan eksitabilitas saraf dan otot; pada asidosis terjadi depresi susunan saraf pusat,

sebalikny pada alkalosis terjadi hipereksitabilitas.

2. mempengaruhi enzim-enzim dalam tubuh.

3. mempengaruhi konsentrasi ion K.3Bila terjadi perubahan konsentrasi ion H maka tubuh berusaha mempertahankan ion H seperti nilai semula dengan cara:

1. mengaktifkan sistem dapar kimia.

2. mekanisme pengontrolan pH oleh sistem pernapasan.

3. mekanisme pengontrolan pH oleh sistem perkemihan.6Ada 4 sistem dapar kimia, yaitu:

1. Dapar bikarbonat; merupakan sistem dapar di cairan ekstrasel teutama untuk

perubahan yang disebabkan oleh non-bikarbonat.

2. Dapar protein; merupakan sistem dapar di cairan ekstrasel dan intrasel.

3. Dapar hemoglobin; merupakan sistem dapar di dalam eritrosit untuk perubahan asam karbonat.

4. Dapar fosfat; merupakan sistem dapar di sistem perkemihan dan cairan intrasel.

Sistem dapar kimia hanya mengatasi ketidakseimbangan asam-basa sementera. Jika dengan dapar kimia tidak cukup memperbaiki ketidakseimbangan, maka pengontrolan pH akan dilanjutkan oleh paru-paru yang berespons secara cepat terhadap perubahan kadar ion H dalam darah akibat rangsangan pada kemoreseptor dan pusat pernapasan, kemudian mempertahankan kadarnya sampai ginjal menghilangkan ketidakseimbangan tersebut. Ginjal mampu meregulasi ketidakseimbangan ion H secara lambat dengan mensekresikan ion H dan menambahkan bikarbonat baru ke dalam darah karena memiliki dapar fosfat dan ammonia.3,6F. Ketidakseimbangan asam-basa

Ada 4 kategori ketidakseimbangan asam-basa, yaitu:

1. Asidosis respiratorik, disebabkan oleh retensi CO2 akibat hipoventilasi. Pembentukan H2CO3 meningkat, dan disosiasi asam ini akan meningkatkan konsentrasi ion H.

2. Alkalosis respiratorik, disebabkan oleh kehilangan CO2 yang berlebihan akibat hiperventilasi. Pembentukan H2CO3 menurun sehingga pembentukan ion H menurun.3. Asidosis metabolik, asidosis yang bukan disebabkan oleh gangguan ventilasi paru. Diare akut, diabetes mellitus, olahraga yang terlalu berat, dan asidosis uremia akibat gagal ginjal akan menyebabkan penurunan kadar bikarbonat sehingga kadar ion H bebas meningkat.4. Alkalosis metabolik, terjadi penurunan kadar ion H dalam plasma defisiensi asam non-karbonat. Akibatnya konsentrasi bikarbonat meningkat. Hal ini terjadi karena kehilangan ion H karena muntah-muntah dan minum obat-obat alkalis. Hilangnya ion H akan menyebabkan berkurangnya kemampuan untuk menetralisir bikarbonat, sehingga kadar bikarbonat plasma meningkat.Untuk mengkompensasi gangguan keseimbangan asam-basa tersebut, fungsi pernapasan dan ginjal sangat penting.6Kesimpulan Fungsi utama ginjal adalah mengeluarkan sisa hasil ekskresi dari tubuh. Mekanisme pembuatan urin terdiri atas tiga mekanisme yaitu filtrasi di glomerulus, reabsorpsi di tubulus dan sekresi. Dalam proses tersebut terdapat hormone-hormon yang berperan penting yaitu renin, ADH, dan aldosteron. Rasa nyeri akibat adanya gangguan pada fugsi dan mekanisme kerja sistem uropoetika yaitu, filtrasi, reabsorsi, sekresi serta ekskresi. Daftar pustaka

1. Rasjidi I. Panduan pelayanan medik model interdisiplin penatalaksanaan. 1st ed. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2008. h. 272. Inggriani, Y. Buku ajar Anatomi : Traktus Urogenitalis. 2nd ed. Jakarta : Bagian Anatomi FK UKRIDA; 2012. h. 20-33. Junqueira, L.J, Carneiro, J. Histologi dasar. 1st ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007.

4. Leeson. Buku ajar Histologi. 1st ed. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2006

5. Sherwood L. 2001. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi-2. Jakarta : EGC. Hal 461-504.6. Hall, Guyton. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal 439-445.

1