Upload
yunita-yuyun
View
227
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus
1/29
1
Struktur, Fungsi dan Peran Hati Dalam Sistem Pencernaan Yunita
*
102010152
18 Juli 2011
Pendahuluan
Fungsi sistem pencernaan adalah untuk memindahkan zat gizi atau nutrient yang telah
dimodifikasi, air dan elektrolit dari makanan yang kita makan ke dalam lingkungan internal
tubuh. Makanan yang dimakan penting sebagai sumber energi yang kemudian digunakan oleh sel
dalam menghasilkan ATP untuk menjalankan berbagai aktivitas yang membutuhkan energi
seperti transpor aktif, kontraksi, sintesis dan sekresi. Pencernaan merupakan suatu proses
penguraian makanan dari struktur yang komplek diubah menjadi satuan-satuan lebih kecil yang
dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi di dalam sistem pencernaan. Organ-organ
utama yang berperan dalam sistem pencernaan antara lain mulut, kerongkongan, lambung, usus
halus, usus besar, rektum dan anus. Sementara organ tambahan dalam sistem pencernaan
meliputi hati, pankreas. Semua organ tersebut menghasilkan enzim-enzim yang berguna untuk
menguraikan makanan dari molekul kompleks menjadi sederhana yang dapat digunakan oleh
setiap sel untuk aktivitas tubuh manusia.1 Salah satu organ pencernaan yaitu hati, organ
metabolik terbesar dan terpenting di tubuh yang melaksanakan berbagai macam fungsi.
Kontribusinya untuk pencernaan adalah sekresi empedu, yang mengandung garam-garam
empedu. Sistem empedu mencakup hati, kandung empedu dan duktus-duktus terkait. Fungsi
penting hati meliputi metabolisme karbohidrat, lemak, protein, fagositosis (sel Kupffer),
pembentukan empedu, penyimpanan vitamin dan zat besi dan pembentukan faktor pembekuan
(fibrinogen, protrombin, globulin dan faktor VII).2
*Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Angkatan 2010
Jl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510
Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731
Email:[email protected]
mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus
2/29
2
Fungsi Hati
Hati adalah organ metabolik terbesar dan terpenting di tubuh. Hati penting bagi sistem
pencernaan untuk sekresi garam empedu, tetapi hati juga melakukan berbagai fungsi lain yaitu :1
1. Pengolahan metabolik kategori nutrien utama (karbohidrat, lemak, protein) setelahpenyerapan nutrien-nutrien utama tersebut dari saluran pencernaan.
2. Detoksifikasi atau degradasi zat-zat sisa dan hormon serta obat dan senyawa asinglainnya.
3. Sintesis berbagai protein plasma, mencakup protein-protein yang penting untukpembekuan darah serta mengangkut hormon tiroid, steroid dan kolesterol dalam darah.
4. Penyimpanan glikogen, lemak, besi, tembaga dan banyak vitamin.5. Pengaktifan vitamin D, yang dilakukan oleh hati bersama dengan ginjal.6. Pengeluaran bakteri dan sel darah merah yang sudah rusak berkat adanya makrofag
residen.
7. Ekskresi kolesterol dan billirubin, yang terakhir adalah produk penguraian yang berasaldari destruksi sel darah merah yang sudah rusak.
Struktur Makroskopis Hati
Hepar menempati sebagian besar rongga abdomen kanan atas. Konsistensi hepar kenyal
seperti jeli, berat hepar bervariasi dengan rata-rata 1,5 kg. Hepar dilapisi peritoneum, kecuali
bagian belakang yang langsung melekat pada diaphragm dan disebut area nuda hepatica (bare
area). Pada penampang sagital hepar, tampak bagian depan lebih rendah daripada bagian
belakang.3
Batas-batas hepar :3
Atas : diafragma Kanan : perpotongan sela iga 4 dengan linea midklavikula, menuju ke bawah sampai iga
7 kanan.
Kiri : sela iga 5 dan rawan iga 6 sampai pertengahan garis parasternal garismidklavikular kiri.
7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus
3/29
3
Bawah : sesuai tepi tajam hati, sebagai garis dari kanan kurang lebih 1 cm di atas bawaharcus costa sampai rawan iga 9 menuju kiri atas memotong linea mediana pada jarak
pertengahan processus xyphoideus-umbilicus berakhir pada batas ujung kiri atas.
Hepar dibedakan menjadi dua lobus yaitu lobus kanan dan lobus kiri. Batas lobus kanan
dan kiri adalah sebuah alur berbentuk huruf H yang ditempati oleh ligamentum teres hepatis dan
ligamentum venosum Arantii di sebelah caudal dan ligamentum falciforme hepatis di sebelah
cranial. Secara anatomis dan fungsional batas lobus kanan dan kiri sesuai bidang yang melalui
alur yang dibentuk oleh kantung empedu dan vena cava inferior. Lobus kanan terbagi menjadi
lobus caudatus dan quadratus oleh porta hepatis dan fossa sagitalis dextra. Dari luar hepar
terlihat sebagai berikut :3
Bagian yang berhubungan dengan diafragma adalah facies diaphragmatica. Bagian yang menghadap cavum abdomen adalah facies visceralis atau facies inferior.
Peralihan dari facies superior ke facies inferior di sebelah belakang tidak jelas, sedangkan
peralihan di sebelah depan terlihat sangat jelas, yaitu pada tepi yang tajam atau margo anterior/
margo inferior.3
1. Facies inferior hepatisPada facies inferior hepatis dapat dijumpai alur berbentuk H dengan desksripsi sebagai
berikut :3
Alur melintang sesuai pintu masuk pembuluh darah dan saluran empedu ke dalamhepar : porta hepatis.
Di sebelah kanan terdapat alur besar : fossa sagitalis dextra, yang ditempati venacava inferior di sebelah atas dan vesica fellea di sebelah bawah depan. Bagian
anterior fossa sagitalis dextra disebut fossa vesica fellea sedangkan bagian
posteriornya disebut fossa vena cava.
Di sebelah kiri terdapat alur : fossa sagitalis sinistra yang ditempati oleh lig.venosum Arantii di sebelah posterior dan lig. teres hepatis di sebelah anterior.
Pada facies inferior hepatis, lobus sinister hepatis berbatasan dengan oesophagusmenimbulkan jejas impressio oesophagea dan berbatasan dengan gaster
7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus
4/29
4
menimbulkan jejas impression gastric, terdapat tonjolan sesuai lengkung
curvature minor yang masuk ke dalam bursa omentale : tuber omentale.
Sedangkan lobus dexter hepatis berbatasan dengan duodenum dan pylorusmenimbulkan jejas impressio duodenalis, colon menimbulkan jejas impressio
colica, kanan belakang berbatasan dengan ginjal menimbulkan jejas impressio
supra renalis.
2. Facies diaphragmatica hepatisFacies diaphragmatica hepatis berbatasan dengan permukaan bawah paru dan jantung,
tempat berbatasan dengan jantung sedikit tertekan dan menimbulkan lekukan yang
disebut impression cardiac.3
3. Fiksasi hepar :3 Terutama dengan diaphragma dan v.cava inferior, lig.falciforme hepatis
(menghubungkan dinding depan abdomen dengan diaphragma).
Dengan umbilicus (dinding depan perut) : lig. teres hepatis yang berjalan padatepi bebas lig. falciforme hepatis.
Lig. triangulare hepatis merupakan lipatan peritoneum pada kedua ujung kanandan kiri hepar, melekat juga pada diaphragma, terletak pada permukaan belakang
hati. Lig. triangulare kiri lebih tebal dan kuat, disebut appendix fibrosa hepatis.
Lig. triangulare dexter perkembangannya kurang baik, jadi lebih tipis. Lig. peritoneum yang melapisi hepar di facies diaphragmatica memisahkan diri
membentuk lig. coronarium hepatis. Lembar depan jaringan ikat ini akan
melanjutkan diri menjadi lig. falciforme hepatis. Lembar belakang melanjutkan
diri ke arah ginjal membentuk lig. hepatorenalis, jaringan ikat ini di bawahnya
membatasi suatu kantung, recessus hepatorenalis = recessus hepatorenocolica =
fossa renalis dextra, kantung ini penting dalam klinik karena ikut meradang yang
disebabkan tertimbunnya cairan yang berasal dari perforasi appendicitis/ perforasi
duodenum.
4. Pendarahan hepar Pembuluh nadi :3
A. hepatica communis merupakan cabang a. coeliaca.
7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus
5/29
5
A. hepatica propria merupakan cabang a. hepatica communis dan berjalandalam lig. hepatoduodenale (bersama-sama dengan v. porta dan ductus
choledochus).
A. hepatica dextra dan sinistra merupakan cabang a. hepatica propria. Pembuluh balik :3
Menampung darah balik dari alat-alat tractus gastrointestinal melalui v.porta. V.
porta merupakan bagian dari pembuluh balik sistema portal yang mengumpulkan
darah dari alat-alat gastrointestinal untuk dialirkan ke hepar.
5. Getah bening Permukaan atas hepar melalui lig. falciforme hepatis disalurkan ke lig. sternale
getah bening sepanjang a. mammaria interna, berakhir pada ductus lympathicus
dexter.
Bagian dalam hepar dialirkan sepanjang v. hepatica v.cava inferior menembus diaphragma nnll. mediastinales anteriores ductus thoracicus
mengikuti v. porta nnll. Pancreatico lienales nnll. coeliacae.3
Vesica Fellea
Vesica fellea atau kantung empedu terletak sesuai perpotongan batas lateral m. rectus
abdominis dan arcus costae dextra. Batas depan vesica fellea adalah hepar dan fundus vesicafellea berbatasan dengan dinding depan rongga perut. Batas belakang vesica fellea adalah flexura
coli dextra/ colon transversum dan collum vesica fellea berbatasan dengan pars superior
duodeni.3
Vesica fellea diliputi peritoneum, kecuali bagian yang melekat pada hepar. Bagian-bagian
vesica fellea terbagi atas fundus vesica fellea, corpus vesica fellea dan collum vesica fellea.
Saluran empedu disebut ductus cysticus. Mukosa ductus cysticus mempunyai lipatan berbentuk
spiral yaitu valvula spiralis Heisteri. Ductus cysticus bersama-sama saluran empedu intrahepatalmembentuk ductus choledochus berjalan dalam lig. hepatoduodenale bersama-sama v.porta dan
a.hepatica propria. Pendarahan vesica fellea berasal dari a. cystica, sebuah end artery yang
merupakan cabang a. hepatica dextra. Ductus choledochus mendapat darah dari beberapa cabang
dari a. pancreaticoduodenalis superior, a.hepatica dextra dan a.cystica. Vena cystica mengalirkan
7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus
6/29
6
darahnya ke cabang kanan vena porta hepatis, ada juga cabang-cabang kecil vena masuk
langsung ke dalam hepar.4
Gambar 1. Struktur anatomi hepar
Struktur Mikroskopis Hati
Hati merupakan kelenjar terberat di dalam tubuh, beratnya kurang lebih 1,5 kg atau lebih,
konsistensinya lunak dan terletak dibawah diafragma dalam rongga abdomen atas. Dalam keadaan segar
hati warnanya merah tua atau coklat yang disebabkan oleh adanyan darah dalam jumlah banyak. Di
samping menerima perdarahan dari arteri seliaka, juga menerima perdarahan dari saluran cerna melalui
vena porta. Hati menerima semua bahan yang diserap dari usus kecuali lemak, yang sebagian besar
diangkut oleh sistem limfatik. Di samping bahan yang dicerna dan diserap yang diasimilasi dan
disimpan dalam hati, darah porta juga membawa berbagai bahan toksik yang akan didetoksikasi atau
dieksresikan oleh hati. Empedu dari hati mengalir keluar melalui sistim saluran kedalam duodenum dan
7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus
7/29
7
sebagian merupakan sekresi karena mengandung garam empedu yang penting untuk pencernaan dan
sebagian lagi merupakan ekskresi karena mengandung bahan tak berguna. Vena porta dan arteri hepatika
masuk ke dalam hati melalui daerah porta hepatis. Pada daerah tersebut juga terdapat saluran empedu
yang berjalan menuju keluar hati. Hati diliputi oleh simpai jaringan ikat fibrosa (dari Glisson) dan dari
sini membentuk septa jaringan ikat tipis yang masuk ke dalam hati di daerah porta hepatis dan membagi-
bagi hati dalam lobus dan lobulus.5
Lobulus klasik hati berbentuk bidang bersudut banyak (poligonal). Sisi bidang ini merupakan
batas lobulus yang dibentuk oleh jaringan ikat longgar. Jaringan ikat pembatas lobulus tidak selalu jelas
pada setiap sajian. Pada babi jaringan ikat ini sangat jelas, tetapi pada sajian hati manusia atau tikus
batas atau jaringan ikat ini tidak jelas. Di tengah lobulus terdapat vena sentralis. Diluar vena vena
sentralis terdapat deretan sel hati yang tersusun mirip jari-jari mengarah ke jaringan interlobular. Di
antara deretan sel hati terdapat sinusoid hati yang bermuara ke dalam vena sentralis. Dinding sinusoid
berupa selapis sel endotel yang terlihat melekat pada deretan sel hati. Sel endotel ini berbentuk gepeng
dengan inti yang gepeng pula dan mempunyai kromatin padat. Di dalam ruang sinusoid ini dapa
dijumpai sel Kupffer yaitu sel dengan inti yang berkromatin tidak terlalu padat, sitoplasmanya tampak
bercabang-cabang dan menempel pada dinding-dinding sinusoid di seberangnya. Di dalam
sitoplasmanya mungkin dapat dilihat benda-benda asing yang telah dilahapnya (fagositosis).5
Sel hati atau hepatosit berbentuk polygonal dengan inti bulat atau sedikit lonjong dan kromatin
agak padat. Dapat juga ditemui sel berinti ganda. Di antara dua sel hati yang berdekatan terdapat
kanalikuli biliaris, tempat keluarnya empedu yang diproduksi oleh sel hati. Di antara lobulus hati
terdapat daerah yang disebut segitiga Kiernan, yang sebenarnya merupakan kolom jaringan ikat yang
berbentuk prisma segitiga. Daerah ini disebut juga sebagai kanal portal (Portal tract). Pada segitiga
Kiernan ini terdapat saluran empedu (duktus biliaris), arteriol cabang arteri hepatica dan venula cabang
vena porta.5
Sisi bidang ini merupakan batas lobolus yang dibentuk oleh jaringan ikat longgar
(jaringan ikat interlobular). Terdapat vena sentralis hepatis, biasanya di tengah lobulus. Di luar
vena sentralis terdapat sel hati yang tersusun radier mengarah ke arah jaringan interlobular. Di
antara sel hati terdapat sinusoid hati yang nantinya akan menuju ke vena sentralis. Muaranya
tidak terlalu terlihat jelas, karena tidak selalu terpotong. Dinding sel sinusoid berupa sel endotel
yang terlihat melekat pada deretan sel hati. Sel endotel sinus ini berbentuk gepeng dengan inti
yang gepeng juga dengan kromatinya padat. Dalam sitoplasmanya mungkin terdapat benda-
7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus
8/29
8
benda asing yang sudah difagosit, sel ini disebut sel kupffer. Tanpa adanya benda asing ini sulit
memastikan bahwa yang terlihat itu benar- benar sel kupffer. Sel hati (hepatosit) berbentuk
poligonal dengan inti bulat atau sedikit lonjong dan kromatin agak padat. Dapat ditemukan sel
hati yang berinti dua. Dengan pembesaran objektif 45 kali kadang-kadang dapat dilihat
kanalikuli biliaris di antara dua dinding sel hati yang bersebelahan. Saluran ini terlihat sebagai
bintik atau lubang kecil saja , terjepit di antara kedua dinding sel itu.5
Empedu dan kandung empedu
Anatomi sekresi empedu :6
1. Empedu yang diproduksi oleh sel-sel hati memasuki kanalikuli empedu yangkemudian menjadi duktus hepatika kanan dan kiri.
2. Duktus hepatika menyatu untuk membentuk duktus hepatic communis yangkemudian menyatu dengan duktus cysticus dari kandung empedu dan keluar dari
hati sebagai duktus empedu communis.
3. Duktus empedu communis bersama dengan duktus pancreas, bermuara diduodenum atau dialihkan untuk penyimpanan di kandung empedu.
Komposisi empedu :6
1. Pigmen empedu terdiri dari biliverdin (hijau) dan bilirubin (kuning). Pigmen inimerupakan hasil penguraian hemoglobin yang dilepas dari sel darah merah
terdisintegrasi.
Pigmen utama adalah bilirubin yang memberikan warna kuning pada urine
dan feses.
Jaundice atau warna kekuningan pada jaringan merupakan akibat dari
peningkatkan kadar bilirubin darah. Ini merupakan indikasi kerusakan
fungsi hati dan dapat disebabkan oleh kerusakan sel hati (hepatitis),peningkatan dekstruksi sel darah merah atau obstruksi duktus empedu oleh
batu empedu.
2. Garam-garam empedu terbentuk dari asam empedu yang berikatan dengankolesterol dan asam amino. Setelah disekresi ke dalam usus, garam tersebut
7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus
9/29
9
direabsorpsi dari ileum bagian bawah kembali ke hati dan di daur ulang kembali.
Peristiwa ini dikenal sebagai sirkulasi enterohepatika garam empedu.6
Fungsi garam empedu dalam usus halus :6
a) Emulsifikasi lemakGaram empedu mengemulsi globulus lemak besar dalam usus halus yang kemudian
menghasilkan globulus lemak lebih kecil dan area permukaan yang lebih luas untuk
kerja enzim.
b) Absorpsi lemakGaram empedu membantu absorpsi zat terlarut lemak dengan cara memfasilitasi
jalurnya menembus membran sel.
c) Pengeluaran kolesterol dari tubuhGaram empedu berikatan dengan kolesterol dan lesitin untuk membentuk agregasi
kecil disebut micelle yang akan dibuang melalui feses.
Efek Deterjen Garam Empedu
Efek deterjen mengacu pada kemampuan garam empedu mengubah globulus-globulus
lemak berukuran besar menjadi emulsi lemak yang terdiri dari banyak butir lemak kecil yang
terbenam di dalam cairan kimus. Dengan demikian, luas permukaan yang tersedia untuk aktivitas
lipase pankreas meningkat. Agar dapat mencerna lemak, lipase harus berkontak langsung dengan
molekul trigliserida. Karena tidak larut dalam air, molekul-molekul lemak cenderung
menggumpal menjadi butir-butir besar dalam lingkungan lumen usus halus yang banyak
mengandung air. Jika garam empedu tidak mengemulsifiksasi butir-butir lemak ini, lipase hanya
dapat bekerja pada lemak yang terdapat di permukaan butiran tersebut dan pencernaan
trigliserida akan berlangsung sangat lama.1
Garam empedu memperlihatkan efek deterjen untuk melarutkan minyak sewaktumencuci piring. Molekul garam empedu mengandung bagian larut lemak (steroid yang berasal
dari kolesterol) ditambah bagian larut air yang bermuatan negatif. Bagian larut-lemak akan larut
dalam butiran lemak sehingga bagian larut-air yang bermuatan negatif menonjol dari permukaan
butiran lemak. Gerakan mencampur usus akan memecah-memecah butiran lemak menjadi
butiran yang lebih kecil. Butir-butir kecil ini akan menyatu apabila tidak terdapat garam empedu
7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus
10/29
10
di permukaannya yang membentuk selaput bermuatan negatif larut-air di permukaan setiap
butir kecil tersebut. Karena muatan yang sama akan tolak menolak, gugus bermuatan negatif di
permukaan butiran lemak akan menyebabkan butiran lemak tersebut saling menolak satu sama
lain. Tolak menolak listrik ini mencegah butir lemak kecil menyatu kembali membentuk butir
lemak besar sehingga tercipta emulsi lemak yang meningkatkan luas permukaan yang tersedia
untuk kerja lipase. Peningkatan luas permukaan sangat penting untuk menyelesaikan pencernaan
lemak dengan cepat; tanpa garam empedu, pencernaan lemak berjalan sangat lambat.1
Pembentukan misel :1 Mempermudah penyerapan lemak Garam empedu dan lesitin menggumpal dalam kelompok kecil, bagian larut lemak di
tengah (hidrofobik), bagian larut air di luar (hidrofilik).
Ukuran misel seperjuta ukuran emulsi lemak untuk mengangkut bahan yang tidaklarut air (monogliserida, asam lemak, vitamin larut lemak).
Kolesterol larut dalam inti misel yang hidrofobik penting untuk homeostasiskolesterol.
Kelebihan kolesterol dalam empedu akan mengendap menjadi mikroskristal batuempedu (pengobatan dengan ingesti garam empedu sebagai usaha untuk melarutkan
batu empedu)
Batu empedu: 75 % dari kolesterol, 25 % dari bilirubin Bilirubin :1
Pigmen empedu utama yang berasal dari penguraian eritrosit yang rusak
- Konstituen utama empedu- Tidak berperan dalam pencernaan- Produk akhir yang dihasilkan oleh penguraian bagian heme dari hemoglobin- Penyebab empedu berwarna kuning-
Penyebab tinja berwarna coklat khas- Bila duktus biliaris tersumbat total karena batu empedu tinja berwarna putih
keabu-abuan.
- Penentu utama warna kuning pada urin- Bila jumlah yang dibentuk lebih cepat dari yang dapat diekskresikan terjadi
penimbunan bilirubin ikterus (jaundice)
7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus
11/29
11
Sirkulasi Sekresi Empedu
Lubang duktus biliaris ke dalam duodenum dijaga oleh sfingter Oddi, yang mencegah
empedu memasuki duodenum, kecuali selama ingesti makanan. Apabila sfingter tertutup,
sebagian besar empedu yang disekresikan oleh hati akan dibelokkan ke dalam kandung empedu,
suatu struktur kecil berbentuk mirip kantung yang melekat di bawah tetapi tidak berhubungan
langsung dengan hati. Empedu kemudian disimpan dan dipekatkan di dalam kandung empedu
diantara waktu makan. Setelah makan, empedu masuk ke duodenum akibat kombinasi efek
pengosongan kandung dan peningkatan sekresi empedu oleh hati. Jumlah empedu yang
disekresikan hati berkisar dari 250 ml sampai 1 liter, tergantung pada derajat rangsangan.1
Sekresi empedu dapat ditingkatkan melalui mekanisme kimiawi, hormonal dan saraf :1
1. Mekanisme kimiawi (garam empedu). Setiap bahan yang meningkatkan sekresi empeduoleh hati disebut koleretik. Koleretik paling kuat adalah garam empedu itu sendiri. Di
antara waktu makan, empedu disimpan didalam kandung empedu, tetapi selama makan
empedu dikosongkan dari kandung empedu untuk dialirkan ke duodenum waktu kandung
empedu berkontraksi. Setelah berpartisipasi dalam pencernaan dan penyerapan lemak,
garam-garam empedu direabsorpsi dan dikembalikan oleh sirkulasi enterohepatik ke hati,
tempat mereka berfungsi sebagai koleretik kuat untuk merangsang sekresi empedu lebih
lanjut. Dengan demikian, selama makan, sewaktu garam empedu dibutuhkan dan sedang
dipakai, sekresi empedu oleh hati dipacu.
2. Mekanisme hormonal (sekretin). Selain meningkatkan sekresi NaHCO3 encer olehpancreas, sekretin juga merangsang sekresi empedu alkalis encer oleh duktus hati tanpa
disertai peningkatan garam empedu.
3. Mekanisme saraf (saraf vagus). Stimulasi terhadap saraf vagus hati hanya sedikitberperan meningkatkan sekresi empedu selama fase sefalik pencernaan. Mekanisme saraf
meningkatkan aliran empedu hati sebelum makanan mencapai lambung atau usus.
Empedu disimpan dan dipekatkan di kandung empedu. Transportasi aktif garam ke luar kandung empedu diikuti oleh air secara osmosis
konsentrasi konstituen organic meningkat 5-10 kali.
Karena menyimpan empedu pekat.
7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus
12/29
12
Pengendapan konstituen empedu. Batu empedu.
Pengangkatan kandung empedu tidak ada masalah empedu disimpan di duktusbiliaris yang mengalami dilatasi
CCK merangsang kontraksi kandung empedu dan relaksasi sfingter oddi empedudikeluarkan ke duodenum.
6
Kandung empedu
a) AnatomiKandung empedu adalah kantong muskular hijau menyerupai pir dengan panjang 10 cm.
organ ini terletak di lekukan di bawah lobus kanan hati. Kapasitas total kandung empedu
kurang lebih 30 ml sampai 60 ml.6
b) Fungsi :6 Kandung empedu menyimpan cairan empedu yang secara terus-menerus disekresi oleh
sel-sel hati sampai diperlukan dalam duodenum. Di antara waktu makan, sfingter oddi
menutup dan cairan empedu mengalir ke dalam kandung empedu yang relaks.
Pelepasan cairan ini dirangsang oleh CCK.
Kandung empedu mengkonsentrasi cairannya dengan cara mereabsorpsi air danelektrolit. Dengan demikian, kandung ini mampu menampung hasil 12 jam sekresi
empedu hati.
Fungsi Hati Sebagai Metabolisme Karbohidrat
Segera setelah makan, hepar mengambil fruktosa, glukosa dan galaktosa dari makanan.
Ketiga gula ini diubah menjadi glikogen melalui proses glikogenesis dan disimpan di dalam
hepar. Jika makanan yang dimakan mengandung rendah karbohidrat, hepar mengubah protein
menjadi glukosa untuk mengganti simpanan glikogen yang telah digunakan. Jika makanan yang
dimakan mengandung karbohidrat yang tinggi dan berlebih , kelebihan ini akan diubah menjadi
lemak (lipogenesis). Ketika tidak makan, hepar juga membantu mempertahankan konsentrasi
glukosa darah (kadar gula dalam darah), yaitu dengan memecah glikogen (glikogenolisis) atau
dengan membentuk glukosa baru (glukoneogenesis) dari asam amino, gliserol dan asam laktat.
Melalui proses glikogenesis, lipogenesis, glikogenolisis dan glukoneogenesis , hepar membantu
7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus
13/29
13
mempertahankan kadar gula dalam darah yang normal, mencegah hiperglikemia setelah makan
dan hipoglikemia ketika tidak makan.7
Dalam metabolisme karbohidrat, hati melakukan fungsi berikut ini :6
1. Menyimpan glikogen dalam jumlah besar.2. Konversi galaktosa dan fruktosa menjadi glukosa.3. Glukoneogenesis4. Pembentukan banyak senyawa kimia dari produk antara metabolisme karbohidrat.
Hati terutama penting untuk mempertahankan konsentrasi glukosa darah normal.
Penyimpanan glikogen memungkinkan hati mengambil kelebihan glukosa dari darah,
menyimpannya, dan kemudian mengembalikannya kembali ke darah bila konsentrasi glukosa
darah mulai turun terlalu rendah. Fungsi ini disebut sebagai fungsi penyangga glukosa hati. Pada
orang dengan fungi hati yang buruk, konsentrasi glukosa darah setelah memakan makanan tinggi
karbohidrat dapat meningkat dua atau tiga kali lebih tinggi dibandingkan pada orang dengan
fungsi hati yang normal. Glukoneogenesis dalam hati juga penting untuk mempertahankan
konsentrasi normal glukosa darah, karena glukoneogenesis hanya terjadi secara bermakna
apabila konsentrasi glukosa darah mulai menurun di bawah normal. Pada keadaan demikian,
sejumlah besar asam amino dan gliserol dari trigliserida diubah menjadi glukosa, dengan
demikian membantu mempertahankan konsentrasi glukosa darah yang relatif normal.6
Fungsi Hati Sebagai Metabolisme Protein
Hepar sangat penting untuk metabolisme protein. Melalui proses transaminase, hepar
dapat menghasilkan asam amino. Hepar merupakan satu-satunya sumber plasma protein utama.
Albumin merupakan salah satu protein plasma utama yang hanya dapat dihasilkan oleh hepar.
Albumin ini mempertahankan tekanan osmotik koloid, sehingga distribusi yang normal dari
cairan antara kompartemen interstitial dan intrasel dapat dipertahankan. Hepar merupakan
sumber faktor-faktor pembekuan darah. Hepar menghasilkan fibrinogen (faktor I), protrombin
(faktor II), proaselarin (faktor V), akselerator konversi protrombin serum (faktor VII), faktor
christmas (faktor XI), faktor Stuart (faktor X). Produksi faktor-faktor II, VII, IX dan X
7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus
14/29
14
memerlukan vitamin K. Karena vitamin K ini hanya dapat larut dalam lemak, vitamin ini
memerlukan empedu agar dapat diabsorbsi.7
Hati mensintesis banyak macam protein dari asam amino. Dengan proses deaminasi, hati
juga mensintesis gula dari asam lemak dan asam amino. Dengan proses transaminasi, hati
memproduksi asam amino dari bahan-bahan non nitrogen. Hati merupakan satu-satunya organ yg
membentuk plasma albumin dan - globulin dan organ utama bagi produksi urea. Urea
merupakan end product metabolisme protein. - globulin selain dibentuk di dalam hati, juga
dibentuk di limpa dan sumsum tulang. globulin hanya dibentuk di dalam hati. Albumin
mengandung 584 asam amino dengan BM 66.000.6
Fungsi hati yang penting dalam metabolisme protein adalah:6
1. Deaminasi asam amino.2. Pembentukan ureum untuk mengeluarkan ammonia dari cairan tubuh.3. Pembentukan protein plasma.4. Interkonversi beragam asam amino dan sintesis senyawa lain dari asam amino
Deaminasi asam amino dibutuhkan sebelum asam amino dapat dipergunakan untuk
energi atau diubah menjadi karbohidrat atau lemak. Sejumlah kecil deaminasi dapat terjadi di
jaringan tubuh lain, terutam di ginjal, tetapi hal ini tidak penting di bandingkan deaminasi asam
amino di dalam hati. Pembentukan ureum oleh hati mengeluarkan ammonia dari cairan tubuh.
Sejumlah besar amonia dibentuk melalui proses deaminasi, dan jumlahnya masih ditambah oleh
pembentukan bakteri di dalam usus secara kontinu dan kemudian diabsorbsi ke dalam darah.
Oleh karena itu, bila hati tidak membentuk ureum, knsentrasi amino plasma meningkat dengan
cepat dan menimbulkan koma hepatic dan kematian. Penurunan aliran darah yang besar melalui
hati yang kadangkala terjadi bila timbul pintasan antara vena cava, dapat menyebabkan jumlah
amonia yang berlebihan dalam darah, suatu keadaan yang sangat toksik.6
Sel hati menghasilkan kira-kira 90% dari semua protein plasma. Sisa gamma globulin
adalah antibodi yang dibentuk terutama oleh sel plasma dalam jaringan limfe tubuh. Hati
mungkin dapat membentuk protein plasma pada kecepatan maksimum 15 sampai 50 gram/hari
oleh karena itu, bahkan jika tubuh kehilangan sebanyak separuh protein plasma, jumlah ini dapat
7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus
15/29
15
digantikan dalam waktu 1 atau 2 minggu. Hal ini menarik terutama bahwa kehilangan protein
plasma menimbulkan mitosis sel hati yang cepat dan pertumbuhan hati menjadi lebih besar;
pengaruh ini digandakan oleh kecepatan pengeluaran protein plasma sampai konsentrasi plasma
kembali normal. Diantara fungsi hati yang paling penting adalh kemampuan hati untuk
membentuk asam amino tertentu dan juga membentuk senyawa kimia lain yang penting dari
asam amino. Misalnya, yang disebut asam amino nonesensial dapat disintesis semuanya dalam
hati.6
Fungsi Hati Sebagai Metabolisme Lemak
Hepar mengubah trigliserida menjadi asam lemak. Asam lemak dapat digunakan untuk
energi. Hepar juga menggunakan asam lemak dari jaringan adiposa untuk membentuk energi.3
Hati tidak hanya mensintesis lemak tapi sekaligus mengadakan katabolisis asam lemak. Asam
lemak dipecah menjadi beberapa komponen :6
1. Senyawa 4 karbonKeton Bodies2. Senyawa 2 karbonActive Acetate (dipecah menjadi asam lemak dan gliserol).3. Pembentukan kolesterol.4. Pembentukan dan pemecahan fosfolipid.
Hati merupakan pembentukan utama, sintesis, esterifikasi dan ekskresi kolesterol.
Dimana serum kolesterol menjadi standar pemeriksaan metabolisme lipid. Kira-kira 80%
kolesterol yang disintesis di dalam hati diubah menjadi garam empedu, yang kemudian
disekresikan kembali ke dalam empedu, sisanya diangkut dalam lipoprotein dan dibawa oleh
darah ke semua sel jaringan tubuh. Fosfolipid juga disintesis di hati dan terutama ditranspor
dalam lipoprotein. Keduanya, fosfolipid dan kolesterol, digunakan oleh sel untuk membentuk
membran, struktur intrasel, dan bermacam-macam zat kimia yang penting untuk fungsi sel.
Setelah lemak disintesis di hati, lemak ditranspor dalam lipoprotein ke jaringan lemak untuk di
simpan.6
Fosfolipid dari makanan dan empedu dipecah dengan adanya garam empedu dan Ca2+
oleh fosfolipase A2 (dari fosfolipase A2 getah pancreas, diaktifkan dari tripsin). Sebaliknya ester
kolesterol, ikatan ester yang kedua dari trigliserida, ester dari vitamin A,D,E dan banyak ester
lemak lainnya dipecahkan oleh kolesterol esterase dari getah pancreas yang disebut sebagai
7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus
16/29
16
lipase nonspesifik. Trigliserida dalam makanan dipecahkan menjadi asam lemak bebas dan 2-
monogliserida. Disimpan dalam misel, kontak dengan brush border usus halus dan secara pasif
diabsorpsi dalam sel epitel. Absorpsi lemak diselesaikan pada waktu kimus mencapai akhir
jejunum, tetapi garam empedu yang bebas dari misel direabsorpsi dalam ileum. Hati juga
mensintesis trigliserida, mengeluarkan asam lemak dari plasma atau mensintesisnya dari glukosa.
Trigliserida hati digabung bersama dengan apoprotein B, C dan E menjadi tipe lipoprotein lain,
lipoprotein densitas sangat rendah (VLDL) dan memasuki plasma dalam bentuk tersebut.8
Penyerapan Lemak
Selama ini lemak diperkirakan masuk ke enterosit melalui proses difusi pasif, tetapi
beberapa bukti menunjukkan bahwa molekul pengangkut juga terlibat. Di dalam sel, lemak cepat
mengalami esterifikasi sehingga tetap terbentuk gradient konsentrasi antara lumen dan sel.
Penyerapan garam empedu oleh mukosa jejunum berlangsung lambat dan sebagian besar garam
empedu tetap berada di lumen usus, tempat garam tersebut tersedia untuk membentuk misel
baru. Nasib asam lemak di enterosit bergantung pada ukurannya. Asam lemak yang atom
karbonnya lebih dari 10-12 terlalu sulit larut untuk dapat menjalani proses ini. Asam-asam ini
kembali diesterifikasi menjadi trigliserida di enterosit. Setelah itu sebagian kolesterol yang
diserap akan diesterifikasi. Trigliserida dan ester kolesteril kemudian dibungkus oleh lapisan
protein, kolesterol dan fosfolipid untuk membentuk kilomikron. Kilomikron meninggalkan sel
dan masuk ke system limfatik. Di sel mukosa sebagian besar trigliserida dibentuk dari asilasi 2-
monogliserida yang diserap terutama di RE halus. Akan tetapi sebagian trigliserida dibentuk dari
gliserofosfat, yang merupakan hasil katabolisme glukosa. Gliserofosfat juga dikonversi menjadi
gliserofosfolipid yang ikut berperan dalam pembentukan kilomikron. Asilasi gliserofosfat dan
pembentukan lipoprotein terjadi di RE kasar. Bagian molekul karbohidrat ditambahkan pada
protein di badan Golgi dan kilomikron yang telah selesai terbentuk dikeluarkan melalui
eksositosis dari bagian basal atau lateral sel.9
Penyerapan asam lemak rantai panjang paling banyak terjadi di usus halus bagian atas,
tetapi sejumlah tertentu juga diserap di ileum. Pada asupan lemak sedang, 95% atau lebih lemak
dalam makanan akan diserap.9
Pembentukan Misel
7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus
17/29
17
Garam empedu bersama dengan kolesterol dan lesitin, yang juga merupakan konstituen
empedu berperan penting mempermudah penyerapan lemak melalui pembentukan misel. Seperti
garam empedu, lesitin memiliki bagian yang larut lemak dan larut air, sementara kolesterol
hampir tidak dapat larut sama sekali dalam air. Dalam suatu misel, garam empedu dan lesitin
menggumpal dalam kelompokkelompok kecil dengan bagian larut lemak berkerumun dibagian
tengah untuk membentuk inti hidrofobik (takut air) sementara bagian larut air membentuk
selaput hidrofilik (senang air) di bagian luar. Agregat misel memiliki ukuran sekitar seperjuta
lebih kecil daripada butir emulsi lemak. Misel, karena larut air akibat lapisan hidrofiliknya, dapat
melarutkan zat-zat tidak larut air (dan dengan demikian larut lemak ) di intinya yang larut lemak.
Dengan demikian, misel merupakan vehikulum yang praktis untuk merngangkut bahan bahan
yang tidak larut air dalam isi lumen yang banyak mengandung air. Bahan larut lemak yang
paling penting yang diangkut adalah produk pencernaan lemak (monogliserida dan asam lemak
bebas) serta vitamin-vitamin larut lemak, yang diangkut ketempat penyerapannya dengan
menggunakan misel. Jika tidak menumpang di misel yang larut air ini, nutrient nutrient
tersebut akan mengapung di permukaan cairan kimus (seperti minyak mengapung diatas air) dan
tidak pernah mencapai permukaan absorptif usus halus.1
Selain itu, kolesterol, suatu zat yang sangat tidak larut air, larut dalam inti misel
hidrofobik. Mekanisme ini penting dalam homeostasis kolesterol. Jumlah kolesterol yang dapat
diangkut dalam bentuk misel bergantung pada jumlah relative garam empedu dan lisitin terhadap
kolesterol. Apabila sekresi kolesterol oleh hati melebihi sekresi garam empedu atau lesitin (baik
kolesterolnya teralu banyak atau garam empedu dan lesitinnya teralu sedikit), kelebihan
kolesterol dalam empedu akan mengendap menjadi mikrokristal yang dapat menggumpal
menjadi batu empedu. Salah satu pengobatan untuk batu empedu yang mengandung kolesterol
adalah ingesti garam-garam empedu untuk meningkatkan kandungan garam empedu sebagai
usaha untuk melarutkan batu kolesterol. Namun, hanya sekitar 75% batu empedu yang berasal
dari kolesterol. Dua puluh lima persen sisanya terbentuk akibat pengendapan normal konstituen
empedu lainnya, yakni bilirubin.1
Fungsi Hati Sebagai Detoksifikasi
Hepar memiliki peranan yang sangat penting dalam detoksifikasi zat-zat endogen dan
eksogen. Salah satu zat yang sangat toksik yang ditangani hepar adalah amonia. Amonia ini
7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus
18/29
18
dihasilkan dalam usus besar, kerja bakteri pada protein menghasilkan amonia. Melalui sirkulasi
enterohepatik, hepar melepas amonia dari darah dan mengubahnya menjadi urea sehingga tidak
beracun. Di dalam hepar, proses deaminasi terjadi ketika sekelompok amino diambil dari asam
amino yang mengakibatkan pembentukan amonia. Selanjutnya hepar mengubah amonia menjadi
urea. Melalui urine, urea dapat dikeluarkan oleh ginjal. Hepar dapat pula membuat hormon-
hormon steroid (esterogen, progesteron, testosteron, kortikosteron, aldosteron) menjadi tidak
aktif. Oleh karena itu penyakit hepar dapat mengakibatkan kadar hormon dalam darah menjadi
patologis. Hepar dapat mendetoksifikasi zat-zat eksogen seperti obat-obat barbiturat dan
beberapa sedatif.7
Metabolisme Xenobiotik
Xenobiotik adalah senyawa yang asing bagi tubuh. Kelas-kelas utama xenobiotik yang
relevan dari segi medis adalah obat, karsinogen kimia dan berbagai senyawa yang melalui satu
dan lain cara sampai di lingkungan kita, misalnya polychlorinated biphenyls (PCB) dan
insektsida tertentu. Sebagian besar bahan kimia ini mengalami metabolisme di dalam tubuh
manusia dengan hati sebagai organ yang terutama berperan, kadang-kadang suatu xenobiotik
diekresikan tanpa mengalami perubahan. Metabolisme xenobiotik dibagi menjadi dua fase. Pada
fase 1, reaksi utama adalah hidroksilasi yang dikatalisis oleh anggota suatu kelas enzim yang
disebut mono-oksigenase atau sitokrom P450. Hidroksilasi dapat menghentikan kerja suatu obat
meskipun tidak selalu demikian. Selain hidroksilasi, enzim-enzim ini mengkatalisis berbagai
reaksi, termasuk reaksi yang melibatkan deaminasi, dehalogenasi, desulfurasi, epoksidasi,
peroksigenasi dan reduksi. Pada fase 2, senyawa yang telah terhidroksilasi atau diproses dengan
cara lain pada fase 1 diubah oleh enzim spesifik menjadi berbagai metabolit polar oleh konjugasi
oleh asam glukuronat, sulfat, asetat, glutation, atau asam amino tertentu, atau oleh metilasi.10
Tujuan keseluruhan kedua fase metabolic xenobiotik ini adalah meningkatkan kelarutan
xenobiotik ini adalah meningkatkan kelarutan xenobiotik dalam air (polaritas) sehinggaekskresinya dari tubuh juga meningkat.
10
1. Fase 1 : Hidroksilasi
7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus
19/29
19
Hidroksilasi adalah reaksi utama pada fase 1. Enzim-enzim yang berperan adalah
monooksigenase atau sitokrom P450. Pada manusia diperkirakan terdapat sekitar 60 gen
sitokrom P450. Reaksi yang dikatalisis oleh mono-oksigenase adalah sebagai berikut :10
RH + O2 + NADPH + H+ R OH + H2O + NADP
RH diatas mewakili beragam xenobiotik termasuk obat, karsinogen, pestisida, produk
petroleum dan polutan. Selain itu senyawa endogen misalnya steroid tertentu, eikosanoid,
asam lemak dan retinoid juga merupakan substrat. Substrat biasanya bersifat lipofilik dan
diubah menjadi lebih hidrofilik oleh hidroksilasi.
Beberapa sifat sitokrom P450 :10
a. Isoform Sit.P450 ada kurang lebih 150. Nomenklatur : cyp-nomor family-subfamilihuruf besar-na. Nama gen ditulis sama tetapi dengan tulisan miring.
b. Sit.P450 merupakan hemoprotein.c. Terdapat pada banyak spesies.d. Paling banyak terdapat di hati dan usus halus (terdapat di semua jaringan). Di hati dan
jaringan lain terdapat terutama di membrane reticulum endoplasma halus fraksi
mikrosom. Di adrenal, selain mikrosom juga terdapat di mitokondria, penting untuk
biosintesis steroid. Sit.P450 yang terdapat di mitokondria agak beda dengan yang di
mikrosom : menggunakan adrenodoxin reduktase (NADPH-FP) dan adrenodoxin
(non heme-iron-sulfur/FeS)
e. Di reticulum endoplasma hati manusia, terdapat paling sedikit 6 isoform sit.P450yang mengkatalisis xenobiotik dan senyawa endogen.
f. Memerlukan NADPH. Pada bebera reaksi, kadang-kadang melibatkan sit.b5 sebagaidonor electron.
g. Lemak merupakan komponen sistem sit.P450. Jenis lemak yang paling sering lesitin(fosfatidil kolin).
h. Kebanyakn isoform sit.P450 bersifat induceable. Induksi sit.P450 mempunyaidampak klinik dalam masalah interaksi obat.
i. Isoform tertentu dari sit.P450 : cyp1A1 untuk metabolisme hidrokarbon aromatikpolisiklik (PAH) karsinogenik.
7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus
20/29
20
j. Sit.P450 tertentu terdapat dalam bentuk polimorfik (isoform genetic) yangmempunyai aktivitas rendah. Sifat ini menerangkan variasi respon individual terhadap
obat.
2. Fase 2 : Reaksi konjugasi menyiapkan xenobiotik untuk diekskresikan pada fase 2metabolismenya.
Pada reaksi 1, xenobiotik umumnya diubah menjadi turunan terhidroksilasi yang lebih
polar. Pada reaksi fase 2, turunan ini dikonjugasikan dengan molekul lain, misalnya asam
glukuronat, sulfat atau glutation. Pengkonjugasian ini menyebabkan xenobiotik menjadi
lebih larut air dan diekskresikan melalui urin atau empedu.10
a. GlukuronidasiAsam UDP-glukuronat adalah donor glukuronil dan berbagai glukuronosiltransferase
yang terdapat baik di reticulum endoplasma maupun sitosol adalah katalisnya.
Molekul-molekul seperti 2-asetilaminofluoren (suatu karsinogen), anilin, asam
benzoate, meprobamat (obat penenang), fenol dan banyak steroid dieksresikan
sebagai glukuronida. Glukuronida dapat melekat pada gugus oksigen, nitrogen, atau
sulfur substrat. Glukuronidasi mungkin merupakan reaksi konjugasi yang paling
sering terjadi.10
b. SulfasiSebagian alcohol, arilamin dan fenol mengalami sulfasi. Donor sulfat dalam reaksi
sulfasi berbagai molekul tersebut dan sulfasi biologis lain (misalnya sulfas steroid,
glikosaminoglikan, glikolipid dan glikoprotein) adalah adenosine 3-fosfat-5-
fosfosulfat (PAPS), senyawa ini dinamakan sulfat aktif.10
c. Konjugasi dengan glutationGlutation adalah suatu tripeptida yang terdiri dari asam glutamate, sistein dan glisin.
Glutation sering disingkat GSH karena gugus sulfhidril sisteinnya, yaitu bagian
molekul yang aktif. Sejumlah xenobiotik elektrofilik yang berpotensi toksik
dikonjugasikan dengan GSH nukleofilik dalam reaksi yang dapat diringkas sebagai
berikut :10
R + GSH R-S-G
7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus
21/29
21
R adalah xenobiotik elektrofilik. Enzim yang mengkatalisis reaksi ini disebut
glutation S-transferase yang terdapat dalam jumlah besar di sitosol hati dan dalam
jumlah lebih sedikit di jaringan lain. Konjugat glutation mengalami metabolisme
lebih lanjut sebelum diekskresikan. Gugus glutamil dan glisinil yang berasal dari
glutation dikeluarkan oleh enzim spesifik dan sebuah gugus asetil (diberikan oleh
asetil-KoA) ditambahkan ke gugus amino pada residu sisteinil yang tersisa. Senyawa
yang terbentuk adalah asam merkapturat, suatu konjugat L-asetilsistein yang
kemudian diekskresikan dalam urin.9
d. AsetilasiAsetilasi diwakili oleh :
9
X + Asetil Ko-A Asetil-X + KoA
Asetil KoA adalah donor asetil. Reaksi ini dikatalisis oleh asetiltransferase yang
terdapat di dalam sitosol berbagai jaringan terutama hati. Individu dapat
diklasifikasikan sebagai asetilator cepat atau lambat karena terdapat bentuk
polimorfik asetiltransferase, hal ini mempengaruhi laju pembersihan obat.
e. MetilasiBeberapa xenobiotik mengalami metilasi oleh metiltransferase dengan menggunakan
S-adenosilmetionin sebagai donor metil.10
Sintesis Protein Plasma
Protein penting yang dibentuk oleh hati adalah fibrinogen, protrombin dan sebagian besar
globulin. Banyak dari protein tersebut yang merupakan protein fase akut yaitu protein yang
disintesis dan disekresikan ke dalam plasma apabila ada rangsangan stress. Protein lain yang
dibentuk hati yaitu protein yang mengangkut steroid dan hormone lain dalam plasma serta
faktor-faktor pembekuan. Albumin adalah protein utama dalam plasma manusia dan membentuk
sekitar 60% protein plasma total. Sekitar 40% albumin terdapat dalam plasma dan 60% sisanya
terdapat di ruang ekstrasel. Hati menghasilkan sekitar 12 g albumin per hari yaitu sekitar 25%
dari semua sintesis protein oleh hati dan separuh jumlah protein yang disekresikannya. Albumin
mula-mulai dibentuk sebagai suatu praprotein. Peptida sinyalnya dikeluarkan sewaktu protein ini
masuk ke dalam sisterna reticulum endoplasma kasar dan heksa peptida di terminal amino yang
7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus
22/29
22
terbentuk kemudian diputuskan ketika protein ini menempuh jalur sekretorik. Sintesis albumin
berkurang pada beragam penyakit terutama penyakit hati.10
Protein plasma umumnya disintesis di poliribosom yang terbungkus membran. Protein
plasma kemudian menjalani rute sekretorik utama di sel (membrane reticulum endoplasma kasar
membrane reticulum endoplasma halus apparatus Golgi vesikel sekretorik) sebelum
masuk ke plasma. Jadi sebagian besar protein plasma disintesis sebagai praprotein dan pada
awalnya mengandung peptide-peptida sinyal terminal amino. Protein plasma biasanya menjalani
berbagai modifikasi pascatranslasi (proteolisis, glikosilasi, fosforilasi) sewaktu mengalir di
dalam sel. Waktu transit dari tempat sintesis di hepatosit ke plasma bervariasi dari 30 hingga
beberapa jam atau lebih untuk masing-masing protein.10
Fungsi Hati Sehubungan Dengan Pembekuan Darah
Hati merupakan organ penting bagi sintesis protein-protein yang berkaitan dengan
koagulasi darah, misalnya: membentuk fibrinogen, protrombin, faktor V, VII, IX, X. Benda
asing menusuk kena pembuluh darah yang beraksi adalah faktor ekstrinsik, bila adahubungan
dengan katup jantung yang beraksi adalah faktor intrinsik. Fibrin harus isomer agar kuat
pembekuannya dan ditambah dengan faktor XIII, sedangakan vit K dibutuhkan untuk
pembentukan protrombin dan beberapa faktor koagulasi.6
Hati Menyimpan Besi Dalam Bentuk Ferritin
Sebagian besi dalam tubuh biasanya di simpan di hati dalam bentuk ferritin. Sel hati
mengandung sejumlah besar protein yang disebut apoferritin, yang akan bergabung dengan besi
baik dalam jumlah sedikit ataupun banyak. Oleh karena itu, bila besi banyak tersedia dalam
cairan tubuh, maka besi akan berikatan dengan apoferritin membentuk ferritin dan disimpan
dalam bentuk ini di dalam sel hati sampai diperlukan,bila besi dalam sirkulasi cairan tubuh
mencapai kadar yang rendah, maka ferritin akan melepaskan besi. Dengan demikian, sistem
apoferritin hati bekerja sebagai penyangga besi darah dan juga sebagai media penyimpanan
besi.10
Fungsi Hati Sebagai Fagositosis dan Imunitas
7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus
23/29
23
Hati memfagosit eritrosit dan zat asing yang terdistintegrasi dalam darah. Sel Kuppfer
merupakan saringan penting bakteri, pigmen dan berbagai bahan melaluiproses fagositosis.
Selain itu sel Kupffer juga ikut memproduksi - globulin sebagai imunlivers mechanism.6
Fungsi Hemodinamik
Hati menerima 25% dari cardiac output, aliran darah hati yang normal 1500 cc/ menit
atau 10001800 cc/ menit. Darah yang mengalir di dalam arteri hepatica 25% dan di dalam
vena porta 75% dari seluruh aliran darah ke hati. Aliran darah ke hepar dipengaruhi oleh faktor
mekanis, pengaruh persarafan dan hormonal, aliran ini berubah cepat pada waktu exercise, terik
matahari,shock. Hepar merupakan organ penting untuk mempertahankan aliran darah.6
Fungsi Hati Sebagai Penyimpanan Glikogen, Lemak, Besi, Mineral dan Vitamin
Hepar juga berfungsi sebagai penyimpan glikogen, lemak, besi, cadangan macam-macam
mineral dam vitamin. Vitamin A, D, E, K dan B12 disimpan dan dapat digunakan jika diperlukan.
Selain itu, mineral seperti zat besi disimpan dan digunakan untuk membentuk hemoglobin.
Absorbsi vitamin yang larut dalam lemak seperti vitamin A (retinol), D2 (kolekalsiferol), E
(tokoferol), K1 (filokinon), K2 (farnokinon), seperti absorpsi lemak, meliputi pembentukan misel
dan hidrokarbon kontinum. Vitamin larut-lemak diangkut dalam plasma dalam kilomikron dan
VLDL.8
Glikogen merupakan bentuk simpanan utama karbohidrat di dalam tubuh terutama di hati
dan otot. Di hati, fungsi utamanya adalah untuk menyimpan dan mengirim glukosa untuk
mempertahankan kadar glukosa darah di antara waktu makan. Glikogen disintesis dari glukosa
melalui jalur glikogenesis. Senyawa ini diuraikan melalui jalur sendiri yaitu glikogenesis.
Glikogenesis menyebabkan terbentuknya glukosa di hati dan laktat di otot masing-masing karena
keberadaan dan ketiadaan glukosa 6-fosfatase.8
Vitamin D merupakan prohormon jenis sterol yang sah. Vitamin D adalah istilah umum
untuk derivat-derivat sterol yang larut dalam lemak dan aktif dalam mencegah rakhitis. Sifat
umum dari vitamin D adalah larut dalam lemak dan lebih tahan terhadap oksidasi daripada
vitamin A. Vitamin D terdiri dari vitamin D2 dan D3. Vitamin D3 mempunyai tiga peran pokok,
7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus
24/29
24
yaitu meningkatkan absorpsi kalsium di usus halus, memungkinkan resorpsi kalsium dari tulang,
dan meningkatkan ekskresi fosfat dari ginjal. Bersama-sama dengan hormon paratiroid, hasil dari
aktivitas vitamin D adalah berupa peningkatan kadar kalsium dalam darah. Sebelum vitamin D3
efektif, haruslah terlebih dahulu diaktifkan. Sebagiannya diaktifkan di dalam hati, melalui
konversinya menjadi 25-hidroksikalsiferol (dengan hidroksilasi). Ini lalu diangkut ke ginjal,
untuk hidroksilasi berikutnya menjadi 1,25-hidroksikalsiferol. Dalam bentuk inilah vitamin ini
sepenuhnya aktif. Di dalam darah, bentuk yang aktif tersebut bekerja pada sel dari mukosa usus
hingga terjadi sintesa.6
Tembaga merupakan elemen yang sangat dubutuhkan oleh hewan biarpun dalam
komposisi yang relatif sedikit. Absorpsi tembaga dalam traktus gastrointestinal memerlukan
mekanisme spesifik, karena sifat alamiah ion kupri (Cu2+
) yang sangat tidak larut. Dalam sel
mukosa usus, tembaga mungkin berikatan dengan protein pengikat metal (banyak mengandung
sulfur) dengan berat molekul rendah yaitu metalotionein pada bagian tionein. Biosintesis
metalotionein diinduksi dengan pemebrian Zn, Cu, Cd dan Hg diblokir oleh inhibitor-inhibitor
sintesis protein. Meskipun tembaga akan merangsang produksi protein hati yang berikataan
dengan tembaga, seng juga diperlukan untuk akumulasi Cu-tionein. Seng akan menstabilkan Cu-
tionein terhadap degradasi oksidatif. Tembaga masuk dalam plasma, dimana tembaga terikat
pada asam-asam amino, terutama histidin, dan pada albumin serum pada tempat pengikatan
tunggal yang kuat. Dalam kurang dari satu jam, tembaga yang baru diserap diambil dari sirkulasi
oleh hati. Hati memproses tembaga melalui dua jalan, yaitu tembaga diekskresi dalam empedu
ke dalam traktus gastrointestinal, dimana tembaga tidak diabsorpsi kembali. Ternyata,
homeostasis tembaga dipertahankan hampir seluruhnya oleh ekskresi bilier, semakin tinggi dosis
tembaga, semakin banyak yang diekskresikan dalam feses. Jalan kedua metabolisme tembaga
dalam hati adalah penggabungan tembaga sebagai bagian integral seroloplasmin, suatu
glikoprotein yang semata-mataa disintesis dalam hati. Seruloplasmin bukan protein pembawa
Cu
2+
, karena tembaga seruloplasmin tidak bertukar dengan ion tembaga atau tembaga yangterikat dengan dengan molekul-molekkul lain. Seroluplasmin mengandung 6 - 8 atom tembaga,
setengah bagiaan ion kupro (Cu+) dan setengahnya lagi ion kupri (Cu
2+).
10
Fungsi Hati Sebagai Pengaktifan Vitamin D
7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus
25/29
25
Vitamin D bukan hanya vitamin karena senyawa ini dapat disintesis di kulit dan pada
kebanyakan kondisi hal tersebut merupakan sumber utama vitamin D. Fungsi utama vitamin D
adalah mengatur penyerapan kalsium dan homeostasis, sebagian besar kerja vitamin ini
diperantarai oleh reseptor nucleus yang mengatur ekspresi gen. 7-Dehidrokolesterol (suatu zat
perantara dalam sintesis kolesterol yang menumpuk di kulit) mengalami reaksi nonenzimatik jika
terpajan oleh sinar ultraviolet, yang menghasilkan pravitamin D. Pravitamin D menjalani reaksi
lebih lanjut dalam waktu beberapa jam untuk membentuk kolekalsiferol yang diserap ke dalam
aliran darah. Kolekalsiferol, baik yang disintesis di kulit maupun dari makanan, mengalami dua
kali hidroksilasi untuk menghasilkan metabolit aktif, 1,25-dihidroksivitamin D atau kalsitriol.
Ergokalsiferol dari makanan yang diperkaya mengalami hidroksilasi serupa untuk menghasilkan
erkalsitriol. Di hati, kolekalsiferol dihidroksilasi menjadi bentuk turunan 25-hidroksi yaitu
kalsidiol. Senyawa ini dibebaskan ke sirkulasi dalam keadaan terikat pada globulin pengikat
vitamin D yang merupakan bentuk simpanan utama vitamin ini. Di ginjal, kalsidiol mengalami
1-hidroksilasi untuk menghasilkan metabolit aktif 1,25-dihidroksi-vitamin D (kalsitriol) atau 24-
hidroksilasi untuk menghasilkan metabolit yang mungkin inaktif, 24,25-dihidroksivitamin (24-
hidroksikalsidiol).10
Fungsi utama vitamin D adalah mengontrol homeostasis kalsium dan selanjutnya
metabolisme vitamin diatur oleh faktor-faktor yang berespons terhadap konsentrasi kalsium dan
fosfat plasma. Kalsitriol bekerja untuk mengurangi sintesis dirinya sendiri dengan menginduksi
24-hidroksilase dan menekan 1-hidroksilase di ginjal. Fungsi utama vitamin D adalah
mempertahankan konsentrasi kalsium plasma. Kalsitriol mencapai hal ini melalui tiga cara :
senyawa ini meningkatkan penyerapan kalsium di usus, senyawa ini mengurangi ekskresi
kalsium dengan merangsang penyerapan di tubulus distal ginjal dan senyawa ini memobilisasi
mineral tulang. Selain itu, kalsitriol berperan dalam sekresi insulin, sintesis dan sekresi hormone
paratiroid dan tiroid, inhibisi pembentukan interleukin oleh limfosit T aktif dan immunoglobulin
oleh limfosit B aktif, diferensiasi sel precursor monosit dan modulasi proliferasi sel. Padakebanyakan efek ini, vitamin D berfungsi layaknya suatu hormon steroid, berikatan dengan
reseptor di nucleus dan meningkatkan ekspresi gen meskipun senyawa ini juga memiliki efek
cepat pada pengangkut kalsium di mukosa usus.10
Fungsi Hati Sebagai Metabolisme dan Ekskresi Bilirubin
7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus
26/29
26
Bilirubin adalah produk dari eritrosit yang rusak. Kerusakan eritrosit akan menyebabkan
keluarnya bilirubin. Bilirubin ini adalah bilirubin yang tak terkonjugasi yang tidak dapat larut
dalam air. Bilirubin tak terkonjugasi ini diikat oleh albumin dan protein yang lain, kemudian
beredar melalui peredaran darah. Setibanya di hepar, bilirubin tak terkonjugasi dilepas oleh hepar
dari albumin, kemudian digabung dengan glukuronida sehingga dapat melarut dalam air dan
disebut bilirubin terkonjugasi. Melalui kanalikuli, bilirubin terkonjugasi ikut dengan empedu dan
masuk ke vesika felea dan duodenum. Dalam duodenum,bilirubin terkonjugasi diubah menjadi
urobilinogen. Sebagian urobilinogen ini dikeluarkan melalui feses dalam bentuk sterkobilin,
yang memberi warna pada feses dan sebagian direabsorpsi. Setelah direabsorpsi, setibanya di
dalam hepar, hepar melepasnya ke dalam darah untuk digunakan kembali, yang lain dikeluarkan
melalui urin.7
Sebagian besar bilirubin dalam tubuh terbentuk di jaringan dari hasil pemecahan
hemoglobin. Dalam peredaran darah, bilirubin berikatan dengan albumin. Sebagian berikatan
dengan erat, tetapi sebagian besar dapat terurai di hati dan bilirubin bebas masuk ke dalam sel-sel
hati, tempat empedu berikatan dengan protein-protein sitoplasma. Bilirubin kemudian
dikonjugasikan dengan asam glukuronat dalam suatu reaksi yang dikatalisis oleh enzim
glukuronil transferase (UDP-glukuronosiltransferase). Enzim ini terutama terdapat di reticulum
endoplasma halus. Setiap molekul bilirubin bereaksi dengan dua molekul asam uridin
difosfaglukuronat (UDPGA) dan membentuk bilirubin diglukuronida. Glukuronida ini, yang
lebih mudah larut dalam air daripada bilirubin bebas, lalu diangkut melawan gradien konsentrasi,
kemungkinan oleh suatu proses aktif ke dalam kanalikulus. Sejumlah kecil bilirubin glukuronida
dapat masuk dalam darah lalu berikatan dengan albumin, ikatan ini lebih longgar bila
dibandingkan dengan ikatan bilirubin bebas dengan albumin. Akhir bilirubin tersebut
diekskresikan ke urin. Jadi bilirubin plasma total secara normal mencakup bilirubin bebas
ditambah sejumlah kecil bilirubin terkonjugasi. Sebagian besar bilirubin glukuronida disalurkan
melalui duktus biliaris ke dalam usus.
9
Mukosa usus relatif tidak permeable terhadap bilirubin terkonjugasi tetapi permeable
terhadap bilirubin tak terkonjugasi dan terhadap urobilinogen, yaitu serangkaian turunan
bilirubin yang berwarna dan terbentuk akibat kerja bakteri usus. Akibatnya sebagian pigmen
empedu dan urobilinogen direabsorpsi di dalam sirkulasi portal. Sebagian zat yang diserap ulang
7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus
27/29
27
ini kemudian diekskresi kembali oleh hati (sirkulasi enterohepatik), namun sejumlah kecil
urobilinogen masuk ke dalam sirkulasi sistemik dan dieksresikan di urin.9
Apabila jumlah billirubin yang dibentuk lebih cepat daripada yang dapat diekskresikan,
terjadi penimbunan billirubin di tubuh yang menyebabkan ikterus. Pasien yang mengalami
kelainan ini tampak kuning, warna ini terutama jelas dibagian putih mata. Ikterus dapat
ditimbulkan oleh tiga mekanisme :1
1. Ikterus prahepatik (masalah terjadi sebelum hati) atau hemolitik disebabkan olehpenguraian (hemolisis) berlebihan sel darah merah, sehingga hati menerima lebih banyak
billirubin dari pada kemampuan hati mengekskresikannya.
2. Ikterus hepatic (masalah di hati) terjadi jika hati sakit dan tidak mampu menangani bebannormal billirubin.
3. Ikterus pascahepatik (masalah terjadi setelah hati) atau obstruktif terjadi jika duktusbilliaris tersumbat, misalnya oleh batu empedu, sehingga billirubin tidak dapat
dieliminasi melalui feses.
Kolesterol larut dalam empedu dalam misel, yang terbentuk bersama lesitin dan garam
empedu.Perubahan rasio ketiga substansi menyebabkan pengendapan kristal kolesterol yang
merupakan salah satu penyebab pembentukan batu empedu. Ekskresi kolesterol terjadi di dalam
empedu. Kolesterol berubah menjadi garam empedu. Penggabungan kolesterol ke dalam VLDL
oleh kerja lipoprotein lipase (LPL) dimana sisa VLDL dan akhirnya lipoprotein densitas rendah
(LDL) meningkat. LDL mengirimkan ester kolesterol ke sel yang mempunyai reseptor LDL.
LDL merupakan wahana utama dimana ester kolesterol ditranspor ke sel ekstrahepatik. LDL
diambil dengan proses endositosis dan enzim lisosom menyempurnakan pemecahan dari
apoprotein menjadi asam amino dan ester kolesterol menjadi kolesterol.8
Sintesis kolesterol :
6
Terutama berlangsung di hati, walaupun demikian sejumlah signifikan juga dihasilkanusus, adrenal korteks, gonad serta plasenta
Semua atom C-nya (27) berasal dari asetil-KoA yang dapat berasal dari oksidasikarbohidrat, lipid & asam amino
7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus
28/29
28
Memerlukan pereduksi : NADPH Berlangsung di sitosol dalam 4 tahap, enzim regulator HMG- KoA reduktase
Metabolisme kolesterol di hati :6
Sejumlah kolesterol yang disintesis di hati digunakan untuk sintesis membran sel dansebagian besar kolesterol disekresi ke darah
Sintesis kolesterol ester dikatalisis oleh asil KoA-kolesterol asil transferase (ACAT) yangmemindahkan asam lemak dari asil-KoA ke kolesterol
- Kolesterol diekskresi ke dalam empedu dalam bentuk kolesterol atau asam / garam
empedu dikeluarkan melalui feses.
Kesimpulan
Pencernaan merupakan suatu proses penguraian makanan dari struktur yang komplek
diubah menjadi satuan-satuan lebih kecil yang dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi
di dalam sistem pencernaan. Organ-organ utama yang berperan dalam sistem pencernaan antara
lain mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sementara organ
tambahan dalam sistem pencernaan meliputi hati, pankreas. Salah satu organ pencernaan yaitu
hati, organ metabolik terbesar dan terpenting di tubuh yang melaksanakan berbagai macam
fungsi. Fungsi penting hati meliputi metabolisme karbohidrat, lemak, protein, fagositosis (sel
Kupffer), pembentukan empedu, penyimpanan vitamin dan zat besi dan pembentukan faktor
pembekuan (fibrinogen, protrombin, globulin dan faktor VII). Gejala berupa berat badan
menurun, merasa lemas, nafsu makan menurun, perut membuncit, buang air kecil seperti the
merupakan salah satu dari gangguan fungsi hati.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sherwood L. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Jakarta:EGC;2001.h.538-70.2. Carpenito LJ. Diagnosis Keperawatan: Aplikasi Pada Praktik Klinis. Edisi ke-9.
Jakarta:EGC;2009.h.1260
3. Wati WW, Kindangen K, Inggriani Y. Buku Ajar Traktus Digestivus. Jakarta: PenerbitFK Ukrida; 2011.h.68-74.
7/22/2019 Pbl Blok 9 Digestivus
29/29
4. Widjaja H. Anatomi Abdomen. Jakarta: EGC;2009.h.5. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi Dasar Teks dan Atlas. In: Frans Dany, editor. Saluran
Cerna. Jakarta: EGC; 2007.h.278-307.
6. Guyton, Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-11. Jakarta:EGC;2007.h.202-97. Baradero M, Dayrit MW, Siswadi Y. Klien Gangguan Hati Seri Asuhan Keperawatan.
Jakarta: EGC;2008.h.1-9.
8. Verlag GT. Atlas Berwarna dan Teks Fisiologi. Jakarta: EGC;2000.h.214-22.9. Ganong WF. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-22. Jakarta:EGC;2008.h.517-22.10.Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia Harper. Edisi ke-27.
Jakarta:EGC;2009.h.166-298,653-60.