15
Sistem Pengaturan Sensorik pada Lengan Kanan Sugandhi Junilando Limthin Putra 102012204 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510 Pendahuluan Manusia tidak dapat mempertahankan hidupnya jika ia tidak tahu adanya bahaya yang mengancam atau menimpa dirinya. Adanya bahaya dapat diketahui dengan jalan melihat, mendengar, mencium, dan merasakan rasa-nyeri, rasa-raba, rasa-panas, rasa-dingin, dan sebagainya. Inilah yang disebut sebagai sistem sensorik. Sistem ini menerima ribuan informasi kecil dari berbagai organ sensoris dan kemudian mengintegrasikan untuk menentukan reaksi yang harus dilakukan tubuh. Sebagian terbesar kegiatan sistem saraf berasal dari pengalaman sensoris dari reseptor sensoris, baik berupa reseptor visual, reseptor auditorius, reseptor raba di permukaan tubuh, atau jenis reseptor lain. Pengalaman sensoris ini dapat menyebabkan suatu reaksi segera, atau kenangannya dapat disimpan di dalam otak selama bermenit-menit, berminggu-minggu, atau

pbl blok6 individu

Embed Size (px)

DESCRIPTION

neuroscience

Citation preview

Page 1: pbl blok6 individu

Sistem Pengaturan Sensorik pada Lengan Kanan

Sugandhi Junilando Limthin Putra 102012204

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510

Pendahuluan

Manusia tidak dapat mempertahankan hidupnya jika ia tidak tahu adanya bahaya yang

mengancam atau menimpa dirinya. Adanya bahaya dapat diketahui dengan jalan melihat,

mendengar, mencium, dan merasakan rasa-nyeri, rasa-raba, rasa-panas, rasa-dingin, dan

sebagainya. Inilah yang disebut sebagai sistem sensorik. Sistem ini menerima ribuan informasi

kecil dari berbagai organ sensoris dan kemudian mengintegrasikan untuk menentukan reaksi

yang harus dilakukan tubuh.

Sebagian terbesar kegiatan sistem saraf  berasal dari pengalaman sensoris dari reseptor

sensoris, baik berupa reseptor visual, reseptor auditorius, reseptor raba di permukaan tubuh, atau

jenis reseptor lain. Pengalaman sensoris ini dapat menyebabkan suatu reaksi segera, atau

kenangannya dapat disimpan di dalam otak selama bermenit-menit, berminggu-minggu, atau

bertahun-tahun dan kemudian dapat membantu menentukan reaksi tubuh di masa yang akan

datang.

Struktur Saraf Sensorik

Sistem saraf memiliki tiga fungsi yang saling berhubungan, yaitu input sensoris,

integrasi, dan output motoris.1 Input sensoris merupakan penghantar impuls atau sinyal dari

reseptor, misalnya mata. Integrasi merupakan proses pengolahan impuls atau sinyal untuk

menghasilkan respons. Adapun output motoris adalah penghantar impuls dari pusat pengolahan

Page 2: pbl blok6 individu

(otak) ke sel-sel efektor, misalnya sel-sel otot yang akan menghasilkan respons tubuh. Proses

penyampaian informasi, memerlukan suatu media, yaitu sel saraf (neuron).

Informasi yang disampaikan berupa impuls saraf. Hantaran informasinya dialirkan

dengan aliran listrik secara cepat melalui serabut saraf, yang dilanjutkan oleh hantaran kimia

(neurotransmitter) antarsel saraf serta antara sel saraf dan sel efektor.2

Sel saraf (neuron) berfungsi menghantarkan impuls atau sinyal dari reseptor ke pusat

saraf dan meneruskannya ke efektor. Neuron tersusun atas badan sel saraf, dendrit, dan akson

(neurit). Badan sel saraf mengandung inti sel (nukleus) dan sitoplasma (neuroplasma). Dendrit

merupakan serabut saraf yang bercabang-cabang. Dendrit berfungsi menghantarkan impuls

(rangsang) dari ujung akson neuron lain menuju badan sel saraf. Akson merupakan serabut saraf

yang panjang, namun tidak bercabang. Akson berfungsi menghantarkan impuls dari badan sel

saraf menuju neuron lain. Akson merupakan serabut saraf yang memiliki selaput. Pada akson

terdapat selubung mielin yang terdiri atas sel-sel schwann. Selubung mielin berfungsi

meningkatkan kecepatan pengiriman impuls. Di antara selubung mielin terdapat bagian akson

yang tidak memiliki selubung dan disebut nodus ranvier.

Berdasarkan struktur dan fungsinya, neuron dapat dibagi menjadi tiga, yaitu neuron

sensoris, neuron intermediet (asosiasi) dan neuron motoris. Neuron sensoris memiliki akson yang

pendek dan dendrit yang panjang. Neuron sensoris berfungsi membawa impuls menuju sistem

saraf pusat. Neuron intermediet berfungsi menghubungkan neuron sensoris dengan neuron

motoris. Neuron motoris memiliki dendrit yang pendek dan akson yang panjang. Adapun

fungsinya yaitu membawa impuls dari sistem saraf pusat ke efektor.

Sistem Saraf Otonom (SSO)

Saraf yang mengontrol dan mengoordinasikan fungsi fisiologis tubuh manusia dibedakan

atas 2 divisi utama: (1) sistem saraf pusat (SSP) terdapat dalam otak dan medula spinalis, dan (2)

sistem saraf perifer yang memperantarai antara SSP dan lingkungan eksternal atau internal.

Saraf perifer dibagi lagi menjadi divisi aferen (pembawa impuls yang masuk ke SSP) dan

divisi eferen (pembawa impuls turun dari SSP ke organ-organ).

Page 3: pbl blok6 individu

Divisi eferen dibagi lagi atas saraf somatik dan saraf otonom (SSO). Neuron-neuron

eferen SSO mempersarafi otot polos dan otot jantung, kelenjar, dan organ dalam lain. Tidak

seperti saraf somatik, SSO dibedakan atas saraf simpatik (adrenergik) dan saraf parasimpatik

(kolinergik). Neuron saraf simpatik berasal dari regio torakal dan lumbal (disebut juga divisi

torako-lumbal), dan neuron saraf parasimpatik berasal dari daerah batang otak atau dari daerah

sakral (disebut juga divisi kranio-sakral).

Serabut saraf dari pusat ke ganglion disebut serabut praganglion, dan dari ganglion ke

organ disebut serabut pascaganglion. Serabut saraf praganglion simpatik pendek, dan berakhir di

ganglion yang terletak dekat ke medula spinalis; sedangkan serabut pascaganglion simpatik

panjang berakhir di organ. Sedangkan serabut saraf praganglion parasimpatik panjang dan

berakhir di ganglion yang letaknya dekat atau di dalam organ target; dan serabut

pascaganglionnya pendek.

Gambar 1. Divisi Parasimpatik dan Simpatik.3

Page 4: pbl blok6 individu

Mekanisme Penghantaran Impuls

Agar impuls dapat disampaikan ke pusat sistem saraf dan efektor, sel-sel saraf akan

saling berhubungan melalui sinapsis. Arah perambatan impuls pada sinapsis hanya terjadi dalam

satu arah. Sinapsis dapat terjadi antarneuron, antara neuron dan sel otot (neuromuscular), serta

antara neuron dan kelenjar (neuroglandular). Mekanisme penghantaran impuls melalui sinapsis

sangat khas. Diantara hubungan antarneuron terdapat sebuah celah sempit yang disebut celah

sinapsis. Melalui celah sinapsis inilah impuls dihantarkan dari satu neuron ke neuron lainnya

melalui sebuah perantara yang disebut nerotransmiter yang merupakan sinyal dalam bentuk

cairan senyawa kimia. Beberapa contoh neurotransmiter antara lain asetilkolin, serotonin,

noradrenalin, dopamin, dan asam aspartat. Ujung sinapsis membentuk tonjolan yang disebut

tonjolan sinapsis.

Neuron yang merupakan tempat datangnya impuls disebut neuron prasinapsis. Adapun

neuron atau sel lain yang menerima impuls disebut neuron postsinapsis. Dengan adanya

potensial aksi yang terjadi pada neuron, merangsang pengeluaran neurotransmiter yang di kemas

dalam vesikel-vesikel. Potensial aksi ini juga memicu masuknya kalsium ke ujung syaraf dan

menyebabkan eksositosis dari vesikel neurotransmiter. Neurotransmiter yang keluar dari sinaps

merupakan rangsangan untuk neuron postsinaps.

Gambar 2. Mekanisme Penghantaran Impuls.1

Page 5: pbl blok6 individu

Korteks Serebri Sensorik / Jaras-Jaras

Korteks serebri adalah selubung luar substansia grisea yang menutupi substansia alba di

bagian dalam. Bagian lain substansia grisea, yaitu nukleus basal, terletak jauh di dalam

substansia alba. Di seluruh SSP, substansia grisea terutama terdiri dari badan sel glia. Berkas

atau traktus serta saraf bermielin (akson) membentuk substansia alba. Integrasi masukan saraf

dan inisiasi keluar saraf berlangsung di sinaps di dalam substansia grisea. Traktus saraf di

substansia alba berfungsi untuk menyalurkan sinyal dari satu korteks serebri ke korteks serebri

dan bagian SSP lainnya. Segala kegiatan yang dilakukan oleh manusia, diatur secara spesifik

pada korteks serebri manusia. Patokan anatomik yang digunakan dalam pemetaan korteks adalah

lipatan-lipatan dalam tertentu yang membagi masing-masing korteks menjadi enam lobus, yaitu:

lobus frontalis, lobus parietalis, lobus oksipitalis, lobus temporalis, lobus insula, dan sistem

limbik. Lobus oksipitalis, melaksanakan pemrosesan awal masukan penglihatan. Sensasi suara

pada awalnya dipersepsikan oleh lobus temporalis. Lobus parietalis dan frontalis dipisahkan oleh

lipatan dalam, sulkus sentralis yang berjalan kira-kira ke bagian tengah permukaan lateral

masing-masing hemisfer. Lobus parietalis terletak di belakang sulkus sentralis, dan lobus

frontalis terletak di depannya. Lobus parietalis terutama berperan menerima dan memproses

masukan sensorik. Lobus frontalis berperan dalam tiga fungsi utama, yaitu: aktivitas motorik

volunter, kemampuan bicara, elaborasi pikiran.

Sensasi dari permukaan tubuh, misalnya sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan nyeri,

secara kolektif dikenal sebagai sensasi somestetik. Di dalam SSP, informasi ini diproyeksikan ke

korteks somatosensorik. Korteks somatosensorik terletak di bagian depan masing-masing lobus

parietalis tepat di belakang sulkus sentralis. Pada tempat inilah terjadi pemrosesan awal di

korteks dan persepsi masukan somestetik serta masukan proprioseptif yaitu kesadaran akan

posisi tubuh. Setiap bagian di dalam korteks somatosensorik menerima masukan somestetik dan

proprioseptif dari suatu bagian spesifik tubuh. Pada homonkulus sensorik, tubuh

direpresentasikan terbalik pada korteks somatosensorik, dan berbagai bagian tubuh tidak diwakili

secara sebanding. Ukuran masing-masing nagian tubuh dalam homonkulus ini menunjukkan

proporsi relatif korteks somatosensorik yang didedikasikan untuk bagian tersebut. Ukuran wajah,

Page 6: pbl blok6 individu

lidah, tangan, dan genitalia yang besar menunjukkan tingginya derajat persepsi sensorik yang

berkaitan dengan bagian-bagian tubuh ini.

Korteks somatosensorik di masing-masing sisi otak umumnya menerima masukan

sensorik dari sisi tubuh yang berlawanan, karena kebanyakan jalur asendens yag membawa

informasi sensorik ke medula spinalis menyebrang ke sisi yang berlawanan untuk akhirnya

berakhir di korteks. Karena itu, kerusakan korteks somatosensorik di hemisfer kiri menyebabkan

defisit sensorik di sisi kanan tubuh, sementara gangguan sensorik di sisi kiri berkaitan dengan

kerusakan di sisi kanan korteks.

Kesadaran sederhana tentang sentuhan, tekanan, suhu, atau nyeri dideteksi oleh talamus,

suatu bagian otak tingkat bawah, tetapi fungsi korteks somatosensorik lebih dari sekedar

merasakan sensasi murni, yaitu persepsi sensorik yang lebih lengkap. Korteks somatosensorik

menentukan lokasi sumber masukan sensorik dan memperkirakan derajat intensitas rangsangan.

Bagian ini juga mampu melakukan diskriminasi ruang, sehingga kita dapat mengetahui bentuk

suatu benda yang sedang dipegang serta dapat mengetahui perbedaan halus dari benda yang

berkontraksi dengan kulit.4

Paresthesia (Kesemutan)

Kesemutan dalam bahasa medis disebut paresthesia. Gangguan ini terjadi karena

gangguan saraf tepi (perifer), yakni saraf di luar jaringan otak. Misalnya di tangan, kaki, dan

bagian badan lainnya. Gangguan saraf tepi yang menimbulkan kesemutan dapat disebabkan oleh

berbagai faktor. Di antaranya, tertekan pada area kesemutan. Misalnya, posisi duduk dengan

lengan tertekuk pada siku dalam waktu lama dapat mengakibatkan kesemutan di lengan bawah

karena berkurangnya sirkulasi darah. Demikian pula jika lutut tertekuk dalam waktu lama, maka

daerah betis ke bawah dapat mengalami kesemutan.

Kesemutan juga dapat terjadi jika saraf-saraf pada anggota gerak tubuh menurun

fungsinya. Biasanya kondisi ini terjadi karena kekurangan vitamin B kompleks. Tidak hanya

merasa kesemutan, sering kali juga disertai rasa tidak nyaman diujung jari, bahkan rasa panas

pun ikut menyertai. Sementara itu jika kesemutan yang terjadi diakibatkan oleh gangguan

Page 7: pbl blok6 individu

hantaran saraf maka biasanya akan muncul secara spontan tanpa ada pemicu dan tidak hilang

meski sudah mengubah posisi. Kesemutan yang dialami karena gangguan saraf ini termasuk

salah satu gejala dari neuropati yaitu istilah untuk kerusakan saraf yang bisa disebabkan oleh

penyakit, trauma pada saraf, atau bisa juga akibat efek samping dari suatu penyakit sistemik.

Neuropathy adalah salah satu komplikasi diabetes melitus.5

Kerusakan pada sistem saraf ini lebih mengacu pada saraf sensorik yang menimbulkan

rasa sakit, kesemutan, dan mati rasa pada kaki dan tangan.

Neurostransmiter yang Bekerja

Sekitar 100 miliar sel otak membentuk kelompok neuron, atau sel saraf, yang tersusun

dalam bentuk jaringan. Neuron tersebut menyampaikan informasi satu sama lain dengan

mengirim pesan elektrokimia dari neuron ke neuron, suatu proses yang disebut neurotransmisi.

Pesan elektrokimia dikirim dari dendrite (tonjolan dari badan sel), melalui badan sel, kebawah

menuju akson (stuktur yang panjang dan luas), dan menyebrangi celah diantara sel (sinaps) ke

dendrite neuron berikutnya. Pada system saraf, pesan elektrokimia menyebrangi celah atau

sinaps diantara sel neuron melalui pembawa pesan kimia khusus yang disebut neurotransmitter.6

Neurotransmitter merupakan zat kimia yang disintesis dalam neuron, yang membantu

transmisi informasi ke seluruh tubuh. Neurotransmitter memicu atau menstimulasi aksi didalam

sel (eksitasi) atau menghambat atau menghentikan aksi (inhibisi). Neurontransmitter cocok

dengan sel reseptor khusus yang melekat di membrane dendrite, seperti halnya bentuk kunci

tertentu yang cocok masuk ke lubanaga kunci. Setelah neurotransmitter dilepas ke dalam sinaps

dan menyampaikan pesan ke sel reseptor, neurotransmitter dibawa kembali dari sinaps ke akson

untuk disimpan dan digunakan kemudian (reuptake).

Dopamin

Suatu neurotransmitter yang terutama terdapat pada batang otak, diketahui terlibat dalam

pengontrolan gerakan yang kompleks, motivasi, kognisi, dan pengaturan respons emosional.

Page 8: pbl blok6 individu

Dopamine umumnya bersifat eksitasi dan disintesis di tirosin, suatu asam amino dalam makanan.

Dopamine terlibat dalam menimbulkan skizofrenia dan psikosis lain, juga gangguan gerakan,

seperti penyakit Parkinson. Anti psikotik bekerja denganmenyekat reseptor dopamine dan

menurukan aktifitas dopamine.

Norepinefrin

Neurotransmitter yang dominan pada system saraf, terutama terdapat pada batang otak

dan berperan dalam perubahan perhatian, belajar dan memori, tidur dan terjaga, serta pengaturan

mood. Epinefrin merupakan derivate dari norepinefrin dikenal juga noradrenalin dan adrenalin.

Norepinefrin yang berlebihan menyebabkan berbagai gangguan ansietas; norepinefrin yang

kurang dapat mempengaruhi kehilangan memori, menarik diri dari masyarakat, dan despresi.

Beberapa antidepresan menyekat reuptake norepinefrin dan antidepresan yang lain menghambat

MAO memetabolisme noreepinefrin. Distribusi epinefrin di otak terbatas, tetapi epinefrin

mengontrol respons fight-or-flight pada system saraf perifer.

Serotonin

Suatu neurotransmitter yang hanya ditemukan di otak, fungsinya sebagian besar adalah

inhibisi dan serotonin berperan penting dalam menimbulkan gangguan asnietas dan mood serta

skizofrenia. Serotonin diketahui berperan dalam perilau waham, halusinasi, menarik iri pada

penderita skizofrenia. Serotonin berasal dari triptofan, suat asam amino dalam makanan.

Serotonin terlibat dalam pengontrolan asupan makanan, tidur dan terjaga, pengaturan suhu tubuh,

pengotrolan nyeri, perilaku seksual, dan penganturan emosi. Beberapa antidepresan menyekat

reuptake serotonin sehingga serotonin tersedia di sinaps lebih lama, yang menyebabkan mod

membaik.

Histamin

Terlibat dalam memproduksi respons alergi perifer, mengontrol skresi lambung, stimulasi

jantung, dan kewaspadaan. Beberapa obat psikotropika menyekat histamine menyebatkan

penigkatan berta badan, sedasi dan hipotensi.

Page 9: pbl blok6 individu

Asetilkolin

Merupakan neurotransmitter yang ditemukan di otak, medulla spinalis, dan system saraf

perifer, khususnya di taut neuromuscular oto skelet. Asetilkolin dapt bersifat eksitasi atau

inhibisi. Asetilkolin disintesis dari kolin yang ditemukan dalam makanan seperti daging merah

dan sayuran terbukti mempengaruhi siklus tidur/terjaga serta member tanda aktifnya otot.

Penelitian menunjukan bahwapenderita penyakit alzeimer yang menurun, dan penderita

miastenia gravis (suatu gangguan otot karena impuls gagal melewati taut mioneural, yang

menyebabkan kelemahan otot) memiliki jumlah reseptor asetilkolin yang menurun.

Asam Gama-Aminobutirat (GABA)

Suatu asam amino adalah neurotransmitter inhibisi utama di otak dan terbukti

memodulasi system neurotransmitter lain, bukan memberikan stimulus langsung. Glutamat

merupakan asam amino eksitasi yang pada kadar tinggi dapat memiliki efek neurotoksik utama.

Glutamate terlibat dalam kerusakan otak yang disebabkan oleh stroke, hipoglikemia, hipoksia,

atau iskemia yang terus menerus, dan beberapa penyakit degenerative sepeti hungtinto atau

Alzheimer.

Kesimpulan

Kesemutan dapat disebabkan tangan yang terlalu lama bertumpu atau mengalami

tekanan, kaki terlalu lama ditekuk atau posisi duduk yang salah. Kesemutan terjadi karena

gangguan saraf tepi (perifer), yakni tertekan pada area kesemutan atau disebabkan karena

kekurangan vitamin B kompleks yang menyebabkan demyelenisasi sehingga terjadi gangguan

hantaran impuls.

Page 10: pbl blok6 individu

Daftar Pustaka

1. Firmansyah R, Mawardi A, Riandi MU. Mudah dan aktif belajar biologi. Jakarta: Setia

Purna; 2008.h.130-2.

2. Munaf S, Kamaluddin MT. Kumpulan kuliah farmakologi. Edisi ke-2. Jakarta: EGC;

2009.h.327-8.

3. Campbell NA, Mitchell LG. Biologi. Jilid ke-3. Edisi ke-5. Jakarta: Erlangga; 2004.h.220

4. Sherwood L. Fisiologi manusia. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2012.h.156-8.

5. Tobing A, Mahendra B, Krisnatuti D, Alting BZA. Care yourself: diabetes melitus. Jakarta:

Penebarplus; 2009.h.23.

6. Videbeck SL. Psychiatric mental health nursing. Jakarta: EGC; 2008.h.23-6