Upload
agus-komang
View
226
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/25/2019 PBL bronkiolitis.docx
1/26
BAB I
PENDAHULUAN
Bronkiolitis adalah Infeksi virus akut saluran pernapasan bawah yang
menyebabkan obstruksi inflamasi bronkiolus, terjadi terutama pada anak-anak
dibawah umur 2 tahun. Bronkiliotis sering mengenai anak usia di bawah 2 tahun
dengan insiden tertinggi pada bayi umur 6 bulan. Pada daerah yang penduduknya
padat, insiden bronkiolitis oleh karena !" terbanyak pada usia 2 bulan. #akin
muda umur bayi menderita bronkiolitis biasanya akan makin berat penyakitnya.
Bayi yang menderita bronkiolitis berat mungkin terjadi oleh karena kadar antibodi
maternal $maternal neutrali%ing antibody& yang rendah. !elain usia, bayi dan anak
dengan penyakit jantung bawaan, bron'hopulmonary dysplasia, prematuritas,
kelainan neurologis dan immuno'ompromi%ed mempunyai resiko yang lebih
besar untuk terjadinya penyakit yang lebih berat. Penyakit ini menimbulkan
morbiditas infeksi saluran napas bawah terbanyak pada anak(,2.
)i negara dengan * musim, epidemiologi bronkiolitis menunjukkan pun'ak
yang tajam setiap tahun pada musim dingin antara bulan januari dan maret sampai
awal musim semi dan dinegara tropis banyak ditemukan pada musim hujan.
+aktor yang memi'u bronkiolitis !" meningkat setiap musim dingin belum
diketahui. Persentase rendah kasus bronkiolitis ditemukan pada musim panas. )i
Bagian Ilmu esehatan nak ! dr.!oetomo !urabaya pada tahun 2//2 dan
2//0, bronkiolitis banyak ditemukan pada bulan januari sampai bulan #ei.
Insiden infeksi espiratory !ensitial "irus $!"& sama pada laki-laki dan wanita,
namun bronkiolitis berat lebih sering terjadi pada laki-laki. +aktor resiko
terjadinya bronkiolitis adalah jenis kelamin laki-laki, status sosial ekonomirendah, jumlah anggota keluarga yang besar, perokok pasif, rendahnya antibodi
maternal terhadap !", dan bayi yang tidak mendapatkan air susu ibu $!I&.
!ekitar 1/ kasus bronkiolitis pada bayi terjadi gejala yang berat sehingga harus
dirawat di rumah sakit, sedangkan sisanya biasanya dapat dirawat di poliklinik0.
1
7/25/2019 PBL bronkiolitis.docx
2/26
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Etiologi
Penyebab terbanyak adalah respiratory syncytial virus$!"& yang telah
terbukti berdasarkan serologis. Penyebab lainnya adalah human
metapneumovirus $3#P"&, parainfluen%a virus, adenovirus, rhinovirus,
influen%a virus, dan #. pneumoniae.(,0
2.2 Faktor Risiko
+aktor yang diduga sebagai predisposisi bronkiolitis akut antara lain
memiliki riwayat atopi, anak yang tidak mendapatkan !I, paparan asap
rokok, anak yang tidak mendapat vaksin B45.(
2.3 Patofisiologi
Infeksi virus pada epitel bersilia bronkiolus menyebabkan respon
inflamasi akut, ditandai dengan obstruksi bronkiolus akibat edema, sekresi
mukus, timbunan debris selular atau sel-sel mati yang terkelupas, kemudian
diikuti dengan infiltrasi limfosit peribronkial dan edema submukosa. arena
tahanan aliran udara berbanding terbalik dengan diameter penampang saluran
respiratori, maka sedikit saja penebalan mukosa akan memberikan hambatan
aliran udara yang besar, terutama pada bayi yang memilki penampang saluran
respiratori ke'il. esistensi pada bronkiolus meningkat selama fase inspirasi
dan ekspirasi, tetapi karena radius saluran respiratori lebih ke'il selama
ekspirasi, maka akan menyebabkan air trapping dan hiperinflasi. telektasisdapat terjadi pada saat terjadi obstruksi total dan udara yang terjebak
diabsorbsi0.
Proses patologis ini akan mengganggu pertukaran gas normal di paru.
Penurunan kerja ventilasi paru akan menyebabkan ketidakseimbangan
ventilasi-perfusi $ventilation-perfusion mismatching&, yang berikutnya akan
menyebabkan terjadinya hipoksemia dan kemudian terjadi hipoksia jaringan.
etensi karbondioksida $hiperkapnea& tidak selalu terjadi, ke'uali pada
2
7/25/2019 PBL bronkiolitis.docx
3/26
beberapa pasien. !emakin tinggi laju repirasi, maka semakin rendah tekanan
oksigen arteri. erja pernapasan $work of breathing& akan meningkat selama
end-expiratory lung volume meningkat dan compliance paru menurun.
3iperkapnea biasanya baru terjadi bila respirasi men'apai 6/ kali permenit.
Pemulihan sel epitel baru tampak setelah 0-* hari, tetapi silia akan diganti
setelah dua minggu. aringan mati $debris& akan dibersihkan oleh makrofag0.
2. !a"if#stasi kli"is
#anifestasi klinis dari bronkiolitis antara lain satu sampai empat hari
sebelumnya didapat pilek en'er, hidung tersumbat, demam sub-febril $ke'uali
infeksi sekunder oleh bakteri&. Pun'ak gejala pada hari ke-7 sakit yaitu batuk,
sesak napas, takipne, mengi, minum menurun, apne, sianosis. Pada pasien
didapatkan tanda berupa napas 'uping hidung, penggunaan otot bantu napas,
sesak napas, takipne, apne, hiperinflasi dada, retraksi, expiratory effort, ronki
pada akhir inspirasi dan awal ekspirasi, ekspirasi memanjang, mengi, hepar
atau limpa dapat teraba.(
Berdasarkan beratnya penyakit, bronkiolitis dapat dibagi menjadi derajat
berat, ringan, sedang dan sangat berat yang akan diuraikan pada tabel berikut.(
8abel 2.( )erajat Berat Penyakit Bronkiolitis(
Ri"ga" S#$a"g B#rat Sa"gat B#rat
9ormal #eningkat #eningkat.
:1/;
7/25/2019 PBL bronkiolitis.docx
4/26
dengan
penurunan
pertukaran
udara
>?* $untuk
area setinggi
permukaan
laut&, atau
>?/ $untuk
area setinggi
7/// kaki di
atas permukaan
laut,
=2,
8idak mampu
mempertahankan
Pa=2 : 7/ mm3g
dengan
+i=2:@/,
8idak mampu
mempertahankan
Pa4=2>77mm3g
2.% Diag"osis)iagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisis,
pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya.(,0
2.7.( namnesis
5ejala awal berupa gejala infeksi respiratori atas akibat virus seperti
pilek ringan, batuk, dan demam. !atu hingga dua hari kemudian timbul
batuk yang disertai dengan sesak napas. !elanjutnya dapat ditemukan
whee%ing, sianosis, merintih $grunting&, napas berbunyi, muntah setelah
batuk, rewel dan penurunan nafsu makan.(,0
2.7.2 Pemeriksaan +isis
Pemeriksaan fisis yang mengarah ke diagnosis bronkiolitis adalah
adanya takipneu, takikardi, dan peningkatan suhu subfebris. !elain itu
dapat juga ditemukan konjungtivitis ringan dan faringitis.0
=bstruksi saluran respiratori bawah akibat respon inflamasi akut
akan menimbulkan gejala ekspirasi memanjang hingga whee%ing.
saha-usaha pernapasan yang dilakukan anak untuk mengatasi
obstruksi akan menimbulkan napas 'uping hidung dan retraksi
interkostal. !ianosis dapat terjadi dan bila gejala menghebat, dapat
terjadi apneu terutama pada bayi usia >6 minggu.0
2.7.0 Pemeriksaan Aaboratorium dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah rutin kurang bermakna karena jumlah leukosit
biasanya normal demikian pula dengan elektrolit. nalisis gas darah
4
7/25/2019 PBL bronkiolitis.docx
5/26
diperlukan untuk anak dengan sakit berat, khususnya yang
membutuhkan ventilator mekanik.0
Pada foto rontgen thoraks didapatkan gambaran hiperinflasi dan
infiltrat $pat'hy infiltrat&, tetapi gambaran ini tidak spesifik dan dapat
ditemukan pada asma, pneumonia viral atau atipikal, dan aspirasi.
)apat pula ditemukan gambaran atelektasis, terutama pada saat
konvalesen akibat sekret pekat ber'ampur sel-sel mati yang
menyumbat, air trapping, diafragma datar, dan peningkatan diameter
antero-posterior. ntuk menemukan !" dilakukan kultur virus, rapid
antigen detection tests $direct immunofloresence assay dan enzyme-
linked immunosorbent assays, AI!& atau polymerase 'hain rea'tion
$P4& dan pengukuran titer antibodi pada fase akut dan konvalesens.0
2.& Diag"osis Ba"$i"g
)iagnosis banding yang dapat dipikirkan antara lain asma, bronkitis,
gagal jantung kongestif, dan edema paru, yang memiliki gambaran klinis
menyerupai bronkiolitis. !elain itu pneumonia dengan berbagai sebab
$aspirasi, virus, bakteri, mikoplasma& juga dapat memberikan gambaran klinis
dan pemeriksaan penunjang yang menyerupai bronkiolitis.(,0
2.' P#"atalaksa"aa"
Penatalaksanaan umum bronkiolitis bersifat suportif yang meliputi
pemberian oksigen, hidrasi serta pemberian 'airan dan nutrisi. Pendekatan
konservatif dengan Cminimal handlingD pada bayi > 0 bulan juga dianggap
memiliki peran penting dalam penatalaksanaan bronkiolitis.
!uplementasi oksigen merupakan intervensi utama yang diberikan pada
pasien bronkiolitis untuk mempertahankan saturasi oksigen dalam tubuh
sehingga menjamin ketersediaannya dalam memenuhi kebutuhan metabolisme
jaringan dan men'egah terjadinya hipoksia. ondisi hipoksemia sering terjadi
pada pasien dengan bronkiolitis karena adanya ketidakseimbangan ventilasi
dan perfusi serta difusi yang kurang optimal. Pemberian suplementasi oksigen
ditujukan pada pasien dengan saturasi oksigen >?/ dengan target saturasi
E?/. =ksigen dapat diberikan via kanul nasal, masker wajah maupun head
5
7/25/2019 PBL bronkiolitis.docx
6/26
bo;. Penilaian lengkap pada bayi diperlukan untuk menentukan kebutuhan dan
durasi pemberian oksigen. Pemberian suplementasi oksigen dapat dihentikan
bila saturasi oksigen pasien E ?/ sepanjang waktu dan se'ara klinis terdapat
perbaikan dalam hal upaya pernafasan. Pemantauan saturasi oksigen se'ara
kontinu tidak disarankan pada pasien dengan bronkiolitis ke'uali bila terdapat
beberapa kondisi medis lain seperti permasalahan kardiopulmonari maupun
resiko tinggi mengalami apneu.*,7,6
3idrasi penting dipertahankan pada pasien bronkiolitis. ondisi distres
nafas sering terjadi karena adanya peningkatan upaya pernafasan yang
memi'u timbulnya asupan yang inadekuat dan menyebabkan adanya hidrasi
kurang. !elain itu takipneu dan demam juga meningkatkan kehilangan 'airan
tubuh yang memperburuk dehidrasi yang telah terjadi. ondisi dehidrasi dapat
dikoreksi menggunakan 'airan isotonis karena pengeluaran hormon
antidiuretik sering terjadi sebagai kondisi sekunder pada bronkiolitis dan
pemberian 'airan hipotonik dapat memi'u terjadinya hiponatremia iatrogenik.
+eeding se'ara oral dapat dilakukan pada kasus ringan, bila diperlukan dapat
diberikan dalam volume yang sedikit namun frekuensi yang sering. !elain itu
pada bayi disarankan untuk tetap menyusui. Pada bayi dengan nutrisi kurang
dan memiliki kondisi imunokompromised dapat diberikan asupan makanan
via pipa nasogastrik hingga kondisinya membaik. Beberapa penelitian telah
menunjukkan adanya peningkatan asupan protein pada bayi dapat
meningkatkan anabolisme pada pasien dengan kondisi kritis.*,7
Penggunaan bronkodilator pada pasien bronkiolitis masih kontroversial.
Fahl dan 4herai'k menyatakan bahwa penyebab obstruksi saluran pernafasan
adalah adanya inflamasi dan penyempitan akibat edema mukosa dan sumbatanmukosa serta kolapsnya saluran pernafasan ke'il pada bayi dengan bronkiolitis
sehingga pendekatan logis terapi adalah kombinasi G-adrenergik dengan
agonis H-adrenergik. Penggunaan kortikosteroid juga awalnya dianggap
memberikan penurunan skor gejala klinis dan lama perawatan di rumah sakit.
9amun berdasarkan penelitian dengan menggunakan ukuran sampel yang
lebih besar menunjukkan bahwa kortikosteroid dan penggunaan bronkodilator
tidak lagi bermakna pada penatalaksanaan bronkiolitis.*,7
6
7/25/2019 PBL bronkiolitis.docx
7/26
Pemberian epinefrin juga tidak disarankan pada bayi dan anak-anak
dengan bronkiolitis. pinefrin sebagai agen adrenergik telah lama digunakan
untuk menangani keluhan saluran pernafasan atas dan bawah dan biasanya
diberikan dalam bentuk nebulisasi. Penelitian 4o'hrane melalui
metaanalisisnya menemukan bahwa tidak ada bukti kuat kegunaan epinefrin
pada pasien bronkiolitis yang dirawat inap. 9amun penggunaannya pada
pasien rawat jalan dikatakan masih kontroversial. Penggunaan nebulisasi
saline hipertonik dan antibiotik pada pasien bronkiolitis juga tidak lagi
disarankan.6
2.( Prog"osis
!ebagian besar anak-anak dengan bronkiolitis akan sembuh sendiri
namun */ dapat mengalami whee%ing berulang dalam 7 tahun pertama
kehidupan dan hanya (/ yang mengalami whee%ing di atas usia 7 tahun.
Perkembangan teori baru berdasarkan perkembangan sistem imun, genetik
dan etiologi infeksi menunjukkan bahwa whee%ing yang terjadi pas'a
bronkiolitis akan menjadi predisposisi terhadap infeksi !". Peran virus
respirator pada mengi dijelaskan dengan kesamaan respons inflamasi yang
ditunjukkan pada serangan asma dan infeksi virus. Infeksi !" dihubungkan
dengan respon sel 8 yang terutama ditandai dengan produksi sitokin oleh sel
8h2 dan ditandai dengan penggunaan sel 8 dan eosinofil serta pelepasan
mediator yang larut seperti histamin, kinin dan leukotrien lain. Pada anak
dengan bronkiolitis mengi akan terjadi lebih sering dan lebih berat
berhubungan dengan peningkatan kadar antibodi Ig terhadap !" dan virus
parainfluen%a. Beberapa studi kohort juga menghubungkan infeksibronkiolitis akut berat pada bayi dapat berkembang menjadi asma di
kemudian hari. !ebuah studi kohort prospektif menunjukkan bahwa 20 bayi
dengan riwayat bronkiolitis berkembang menjadi asma pada usia 0 tahun
dibandingkan dengan ( pada kelompok kontrol $= 2@.?7 4I *-
(207&.*,7
BAB III
LAP)RAN KASUS
7
7/25/2019 PBL bronkiolitis.docx
8/26
1 Ko"$isi Saat $i R*+a, Sakit
1 I$#"titas Pasi#"
9ama J I5#
8empat, 8anggal Aahir J )enpasar, (0 #ei 2/(7mur J ? bulan
enis elamin J Aaki-laki
!uku
7/25/2019 PBL bronkiolitis.docx
9/26
!ebelumnya pasien datang ke !P tanggal * +ebruari 2/(6 dengan
keluhan yang sama, tetapi pasien dipulangkan karena kondisi masih baik.
iwayat Penyakit dalam eluarga
Pada keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit yang sama
dengan yang dialami pasien. Pada keluarga ditemukan adanya penyakit
asma yaitu pada nenek dan ibunya.
iwayat Pengobatan
iwayat datang ke !P !anglah pada tanggal * +ebruari 2/(6 dengan
diagnosis bronkiolitis derajat ringan, pasien diberi obat pulang mo;i'illin
syr 2 'th I, methylprednisolone 0;(.7 mg, !albutamol ( mg setiap @jam,
mbro;ol syr (.7mg setiap @jam $oral&.
iwayat Pribadi < !osial < Aingkungan
Pasien merupakan anak pertama dan tinggal bersama orangtua serta
keluarga besarnya di rumah dengan ventilasi yang 'ukup baik. )ikatakan
ayah dan kakek pasien merupakan perokok aktif dan sering merokok
didalam rumah.
iwayat imunisasi
B45 J ( kali
3epatitis B J * kali
Polio J * kali
)P8 J 0 kali4ampak J belum
iwayat Persalinan
Pasien lahir normal di umah !akit, ditolong oleh dokter dengan berat
badan lahir 02// gram. )ikatakan panjang badan saat lahir 72 'm, lingkar
kepala dikatakan lupa. !aat dilahirkan dikatakan pasien segera menangis
dan penyakit kongenital tidak ada.
9
7/25/2019 PBL bronkiolitis.docx
10/26
iwayat 9utrisi
Pasien mendapatkan !I sejak lahir hingga sekarang ditambah susu
formula sejak lahir hingga saat ini dengan frekuensi on demand. Bubur
susu diberikan sejak usia 6 bulan hingga sekarang dengan frekuensi 0-*
kali sehari. 9asi tim sejak usia 1 bulan dengan frekuensi 0-* kali sehari.
#akanan dewasa belum diberikan.
iwayat 8umbuh embang
#enegakkan kepala J 0 bulan
#embalik badan J * bulan
)uduk J 6 bulan
#erangkak J 1 bulan
Berdiri J ? bulan $dengan berpegangan&
Berjalan J belum bisa
Bi'ara J belum bisa
esan J 9ormal
3 P#+#riksaa" Fisik
!tatus Present
eadaan umum J 8ampak sakit sedang
esadaran J 4ompos mentis, pediatri' 'oma s'ale
9adi J (07 ;
7/25/2019 PBL bronkiolitis.docx
11/26
8enggorok J +aring hiperemi - 2 detik
ulit J sianosis $-&, ikterus $-&, 'utis marmorata $-&
!tatus ntropometri F3=
8B J 12 'm
BB J @,7 kg
BB
7/25/2019 PBL bronkiolitis.docx
12/26
(& Pemeriksaan +oto 8hora; P $8anggal 7 +ebruari 2/(6&
3asilJ
- 4or J Besar dan bentuk kesan normal
- Pulmo J 8ak tampak infiltrat
7/25/2019 PBL bronkiolitis.docx
13/26
?& mbro;ol sirup (,7 ml Q @ jam oral
#onitoringJ
(& 8anda tanda vital
2& eluhan tanda distres napas
' Prog"osis
d vitam J ad bonam
d fun'tionam J ad bonam
d !anationam J ad bonam
13
7/25/2019 PBL bronkiolitis.docx
14/26
BAB I5
KUNJUN4AN RU!AH
1 Ko"$isi Saat K*"0*"ga" R*+a,
( Identitas Pasien
9ama J I5#
8empat, 8anggal Aahir J )enpasar, (0 #ei 2/(7
mur J ? bulan
enis elamin J Aaki-laki
!uku
7/25/2019 PBL bronkiolitis.docx
15/26
iwayat Penyakit dalam eluarga
iwayat penyakit seperti penyakit jantung dan tuberkulosis dalam keluarga
disangkal. 9enek dan ibu pasien memiliki riwayat penyakit asma.
iwayat Pribadi < !osial < Aingkungan
Pasien merupakan anak pertama dan tinggal bersama ayah dan ibu dan
keluarga besarnya di rumah dengan wilayah yang 'ukup padat
penduduknya. Pada rumah pasien terdapat 2 kamar, dan terdapat beberapa
kamar lain di pekarangan rumah pasien, dengan ( buah dapur dan ( kamar
mandi yang berada diluar kamar. amar pasien terdiri dari ( tempat tidur,
lemari dan meja dengan pen'ahayaan dan ventilasi 'ukup. ntuk sumber
air menggunakan P)#. 8idak terdapat unggas yang mati di sekitar
rumah pasien. yah dan kakek pasien merupakan perokok aktif dan
dikatakan sering merokok didalam rumah sebelum pasien sakit.
iwayat Pengobatan
Pada tanggal * +ebruari 2/(6, pasien sempat dibawa !P !anglah
dengan keluhan sesak disertai ngik-ngik, batuk, dan demam. Pasien
dikatakan kondisi baik dengan diagnosis bronkiolitis derajat ringan dan
diberi obat pulang berupa amo;i'illin, metilprednisolon, salbutamol, dan
ambro;ol. 8anggal 7 +ebruari 2/(6 kondisi pasien dikatakan memburuk
dan pasien dibawa berobat kembali ke !P !anglah.
iwayat I munisasiB45 J ( kali
3epatitis B J * kali
Polio J * kali
)P8 J 0 kali
4ampak J ( kali
iwayat Persalinan
15
7/25/2019 PBL bronkiolitis.docx
16/26
Pasien lahir normal di umah !akit, ditolong oleh dokter dengan berat
badan lahir 02// gram. )ikatakan panjang badan saat lahir 72 'm, lingkar
kepala dikatakan lupa. !aat dilahirkan dikatakan pasien segera menangis
dan penyakit kongenital tidak ada.
iwayat 9utrisi
Pasien mendapatkan !I sejak lahir hingga sekarang ditambah susu
formula sejak lahir hingga saat ini dengan frekuensi on demand. Bubur
susu diberikan sejak usia 6 bulan hingga sekarang dengan frekuensi 0-*
kali sehari. 9asi tim sejak usia 1 bulan dengan frekuensi 0-* kali sehari.
#akanan dewasa belum diberikan.
iwayat 8umbuh embang
Perkembangan pasien dikategorikan normal. 8idak ada keterlambatan pada
perkembangan berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan dengan )enver II
( spek personal-sosial
)apat melambaikan tangan
)apat bertepuk tangan
)apat berusaha meraih makanan dan makan sendiri2 spek motorik halus-adaptif
)apat mengambil 2 kubus
)apat memegang dengan ibu jari dan jari lain
0 spek bahasa
)apat mengo'eh
)apat mengombinasikan 2 suku kata yang sama
* spek motorik kasar
)apat bangun dan duduk sendiri
iwayat lergi
Pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan dan obat tertentu.
iwayat !osial konomi
16
7/25/2019 PBL bronkiolitis.docx
17/26
eluarga pasien termasuk dalam kategori keluarga menengah. yah pasien
bekerja sebagai wiraswasta dan ibu sebagai ibu rumah tangga. Penghasilan
yang diperoleh 'ukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
0 Pemeriksaan +isik
Status Present
eadaan umum J Baik
esadaran J 4ompos mentis
9adi J (2/ ;
7/25/2019 PBL bronkiolitis.docx
18/26
Palpasi J massa $-&, nyeri tekan $-&, turgor
kembali 'epat, hepar dan lien tidak
teraba
kstremitas J kral hangat $M&, edema $-&, 48 > 2 detik
ulit J sianosis $-&, ikterus $-&, 'utis marmorata $-&
5enitalia eksterna J tidak di evaluasi
Status Antropometri
8B J 12.7 'm
BB J ? kg
BBI J ? kg
Faterlow J (//
( !tatus gi%i baik menurut kriteria Faterlow
2 F3= antropometri
BB
7/25/2019 PBL bronkiolitis.docx
19/26
2 !andang
Pemenuhan kebutuhan sandang dari penderita dan keluarganya dirasa
'ukup. =rang tua pasien membeli pakaian sesuai dengan kebutuhan.
)ari pengamatan, kebersihan dari pakaian dari penderita dan juga
keluarganya 'ukup dijaga oleh ibunya.
0 Papan
Pasien tinggal di l. aya Pemogan gg eling no.? dengan luas
bangunan kira-kira sekitar ( are. umah pasien terletak di daerah yang
'ukup padat. "entilasi kamar juga dirasa 'ukup untuk saat ini. !umber
air menggunakan P)#.
* Perawatan kesehatan
eluarga pasien adalah keluarga yang memper'ayakan kesehatannya
kepada paramedis. =rangtua pasien mengatakan apabila ada keluhan
sakit dari salah satu anggota keluarganya maka akan dibawa langsung
ke praktek dokter ataupun rumah sakit. Perawatan kesehatan bagi
pasien merupakan suatu prioritas dalam keluarga.
7 Faktu bersama keluarga
Ibu pasien adalah seorang ibu rumah tangga sehingga memiliki waktu
sangat banyak bersama anaknya. yah pasien yang bekerja sebagai
wiraswasta lebih sedikit menghabiskan waktu bersama pasien, yaitu
sepulang kerja dan biasanya berkumpul di sore dan malam hari.
!ehari-hari pasien dirawat dan diasuh oleh ibu pasien.
Kebutuhan emosi$kasih sayang AS%"#
=rang tua pasien sangat menyayangi pasien. 8erlihat dengan usaha dan
kedekatan pasien dengan orang tuanya saat dirawat di rumah sakit dan saat
kunjungan. Ibu lebih berperan dalam hal perawatan dan pengawasan
pasien sehari-harinya. Ibu selalu berada di rumah untuk memerhatikan dan
merawat anaknya.
Kebutuhan akan stimulasi mental ASA"#
=rang tua dan keluarga pasien nampak memberikan stimulasi yang 'ukup
kepada anaknya untuk menunjang tumbuh kembang anak. Ibu dan ayah
nampak berkali-kali berusaha mengajak interaksi dengan anaknya dan
19
7/25/2019 PBL bronkiolitis.docx
20/26
mengajak untuk mengenalkan dengan dunia sekitar. Pasien tampak tenang
dan gampang dekat dengan orang baru.
2 nalisis Bio-Psiko-!osial
&iologis
!aat ini pada pasien ditemukan masih terdapat keluhan batuk namun sudah
lebih membaik. Berdasarkan F3= antropometri, umur berbanding panjang
badan, umur berbanding berat, penderita termasuk dalam kriteria normal.
Psikologis
Ibu dan keluarga pasien memberikan perhatian yang 'ukup terhadap pasien
terutama masalah kesehatannya. Ibu dan keluarga pasien se'ara sabar dan
rutin selalu menjaga interaksi dengan pasien, yaitu dengan mengajaknya
bermain, berbi'ara, dan tidur bersama.
Sosial
3ubungan sosial pasien dengan orang tuanya baik serta juga sering
berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
'ingkungan tempat tinggal
Pasien tinggal di l. aya Pemogan )enpasar dengan luas bangunan kira-
kira sekitar ( are. umah pasien terletak di daerah pemukiman yang 'ukup
padat. "entilasi rumah dirasa 'ukup untuk saat ini. !umber air
menggunakan P)#.
0 Problem 'ist
!esak dan batuk kemungkinan akibat kondisi lingkungan pasien yang
tidak sehat. yah pasien merupakan perokok aktif.
( Komunikasi) %nformasi) dan *dukasi
suh
20
7/25/2019 PBL bronkiolitis.docx
21/26
#emberi penjelasan kepada keluarga pasien tentang 'ara menjaga
kebersihan yang terkait lingkungan tempat tinggal pasien serta
kebersihan diri.
#emberikan penjelasan kepada orang tua pasien untuk tetap
memberikan nutrisi yang 'ukup dan seimbang sesuai angka kebutuhan
gi%i.
#enyarankan kepada keluarga pasien untuk kontrol ke poliklinik bila
terjadinya sesak napas berulang.
#emberikan penjelasan kepada ayah pasien untuk berhenti merokok,
atau jika belum berhenti merokok, harus merokok di luar rumah dan
membersihkan diri serta mengganti pakaiannya sebelum kontak fisik
dengan anaknya.
sah
#emberikan mainan yang sesuai dengan umurnya, sehingga dapat
menstimulasi perkembangan bahasa, personal sosial, motorik kasar,
dan motorik halus penderita.
#enyarankan untuk mengenalkan anak ke lingkungan luar se'ara
bertahap, sehingga anak juga bisa belajar beradaptasi dengan
lingkungan sekitarnya dan tidak hanya dengan keluarganya saja.
sih
#emberikan penjelasan tentang pentingnya hubungan erat antara
pasien dengan orang tua pada tahun-tahun pertama kehidupan.
21
7/25/2019 PBL bronkiolitis.docx
22/26
BAB 5
SI!PULAN DAN SARAN
1 Si+6*la"
dapun simpulan dari laporan ini adalah sebagai berikutJ
(. Pasien dalam kondisi baik setelah keluar dari rumah sakit, tidak terdapat
keluhan sesak napas lagi dari pasien, dan pemeriksaan fisik dalam batas
normal.
2. !tatus gi%i penderita berdasarkan kriteria Faterlow didapatkan dalam
rentang status gi%i baik.
0. !tatus pertumbuhan pasien dalam batas normal yang dilihat melalui hasil
analisis kurva pertumbuhan F3=.
*. !tatus perkembangan pasien normal berdasarkan )enver II.
2 Sara"
dapun saran dari laporan ini adalah sebagai berikutJ
( suh
#emenuhi kebutuhan anak baik dari segi pangan, sandang dan papan.
#elengkapi kebutuhan vaksinasi anak.
2 sih
#eningkatkan kekompakan dalam memberikan kasih sayang kepada anak
dan meningkatkan kepekaan terhadap segala permasalahan anak.
0 sah
#enemani anak dalam bermain, memberikan mainan edukasi dan alat
belajar yang mendukung perkembangan anak sesuai dengan umurnya.
22
7/25/2019 PBL bronkiolitis.docx
23/26
DAFTAR PUSTAKA
(. Aab
CPedoman Pelayanan +edis ,Kesehatan AnakD 4etakan II. )enpasar.
2. Pudjiadi, .3., 3egar, B., 3andryastuti, !., Idris, 9.!., 5andapura, .P.,
3armoniati, .). 2//?.&uku PedomanPelayanan+edis%katanokterAnak
%ndonesia.akartaJ Pediatri I)I.
0. Rain, #!. Bronkiolitis. )alamJ ahajoe 99, !upriyatno B, !etyanto )B,
penyunting. Buku jar espirologi nak. disi ke-(. akartaJ BP I)I,
2//@T h. 00*-7.
*. #ustafa, 5hulam. Bron'hiolitis J 8he e'ent viden'e. )epartemen of
Paediatri' 9ishtar #edi'al 4ollege Pakistan. yub #ed 4oll bbottabad
2/(*T 26 $*&.
7. nut =ymar, 3avard dan Ingvid. eview J 'ute bron'hiolitis in infants.
!'andinavian ournal og 8rauma, esus'itation and mergen'y #edi'ine
2/(*, 22-26 $(&.
6. meri'an 'ademy of Pediatri's. 4lini'al Pra'ti'e 5uideline J 8he
)iagnosis, #anagement and Prevention of Bron'hiolitis. 2/(*-J(0* $7&.
23
7/25/2019 PBL bronkiolitis.docx
24/26
LA!PIRAN
1 Silsila, K#l*arga Pasi#"
2. D#"a, R*+a, Pasi#"
3. Foto K*"0*"ga" R*+a,
Foto Ka+ar Ti$*r Pasi#"
24
Kamar
Kama
r
Mandi
Kama
rDapu
Ruang
Halaman
Halaman rumah
Kamar
ae dannene
7/25/2019 PBL bronkiolitis.docx
25/26
Foto Ka+ar !a"$i7
Da6*r $a" Hala+a"
R*+a, Pasi#"
Foto
Pasi#"
B#rsa+a
Dokt#r
!*$a
25
7/25/2019 PBL bronkiolitis.docx
26/26
P
P
!!
P
PP
P
!!
P
PP
P
P
!!
!
!