15
ARISYA HANIFAH N 1102011045 1. Anatomi Art. Coxae 1.1 Anatomi Makroskopik Art. Coxae Termasuk enis sen!i sino"ia# $an% &er'uu! se&a%ai &o#a !an man%kok &ersum& Caput (emoris &ersen!i !en%an a)eta&u#um os )oxae. *e!a#aman a)eta&u#um !iper#u #a&rum a)eta&u#are !ari arin%an (i&rokarti#a%o $an% me#ekat pa!a tu#an% tepi a #i%amentum tran"ersum a)eta&u#i. Simpai sen!i arin%an ikat ,)apsu#a arti)u#aris (i&rosa- $an% kuat me#ekat p a)eta&u#um !an #i%amentum trans"ersum a)eta&u#i. i se&e#a+ !ista# simpai ini m )o##um (emoris se&a%ai &erikut / Anterior pa!a #inea intertro)+anteri)a !an akar tro)+anter maor osterior pa!a )o##um (emoris proksima# ter+a!ap )rista intero)+anteri)a Sera&utsimpai $an% ter&an$ak me#intas se)ara&eru#ir !ari os )oxae ke #inea intero)+anteri)a tetapi &e&erapa sera&ut !a#am me#in%karseke#i#in% )o##um (emoris mem&entuk 3ona or&i)u#aris. Sera&ut sera&ut ini mem&entuk se&ua+ kera+ seke#i#i (emoris $an% men)erutkan simpai sen!i !an mem&antu meme%an% )o##um (em a)eta&u#um. e&erapa sera&ut simpai #on%itu!ina# !a#am mem&entuk retina)u#um $ kea ra+ proksima# paa )o##um (emoris se&a%ai &erkas #on%itu!ina# $an% periosteum. a#am retina)u#um ter!apat pem&u#u+ !ara+ $an% men%antar !a (emoris !an )o##umm (emoris. Mem&arana s$no"ia# me#apisi permukaan !a#am simpai sen!i arin%an ik menutupi )o##um (emoris antara per#ekatan simpai sen!i ta!i !an tepi )apitits (emoris !aera+ nonartiku#ar a)eta&u#um !an mem&entuk pe#apis untuk #i )apitits (emoris Simpai sen!i arin%an ikat !i se&e#a+ !en%an !iperkuat o#e+ se&ua+ #i%amentu !an &er&entuk Y $akni #i%amentum i#io(emora#e $an% me#ekat pa!a spina i#ia)a a !an pin%%iran a)eta&u#um serta pa!a #inea intero)+anteri)a !i se&e#a+ i#io(emora#e men)e%a+ +iperekstensi arti)u#ation )oxae se'aktu &er!iri !en%an m (emoris masuk ke !a#am a)eta&u#um. Simpai sen!i arin%an ikat ta!i !ise&e#a+ &a'a+ !iperkuat o#e+ #i%amentum pu $an% me#ekat pa!a &aian pu&ik pin%%iran a)eta&u#um !an eminentia i#iopu&i)a6 #i mem&aur !en%an &a%ian me!ia# #i%amentum i#io(emora#e !an men%etat se'ak

pbl fraktur

Embed Size (px)

DESCRIPTION

set

Citation preview

ARISYA HANIFAH N1102011045

1. Anatomi Art. Coxae1.1 Anatomi Makroskopik Art. CoxaeTermasuk jenis sendi sinovial yang berwujud sebagai bola dan mangkok bersumbu banyak. Caput femoris bersendi dengan acetabulum os coxae. Kedalaman acetabulum diperluas oleh labrum acetabulare dari jaringan fibrokartilago yang melekat pada tulang tepi acetabulum dan ligamentum tranversum acetabuli.

Simpai sendi jaringan ikat (capsula articularis fibrosa) yang kuat melekat proksimal dari acetabulum dan ligamentum transversum acetabuli. Di sebelah distal simpai ini melekat pada collum femoris sebagai berikut :-Anterior pada linea intertrochanterica dan akar trochanter major-Posterior pada collum femoris, proksimal terhadap crista interochanterica

Serabut simpai yang terbanyak melintas secara berulir dari os coxae ke linea interochanterica, tetapi beberapa serabut dalam melingkar sekeliling collum femoris, membentuk zona orbicularis. Serabut-serabut ini membentuk sebuah kerah sekeliling collum femoris yang mencerutkan simpai sendi dan membantu memegang collum femoris dalam acetabulum. Beberapa serabut simpai longitudinal dalam membentuk retinaculum yang terbalik kea rah proksimal paa collum femoris sebagai berkas longitudinal yang membaur dengan periosteum. Dalam retinaculum terdapat pembuluh darah yang mengantar darah pada caput femoris dan collumm femoris.

Membarana synovial melapisi permukaan dalam simpai sendi jaringan ikat dan juga menutupi collum femoris antara perlekatan simpai sendi tadi dan tepi cartilage articularis capitits femoris, daerah nonartikular acetabulum dan membentuk pelapis untuk ligamentum capitits femoris

Simpai sendi jaringan ikat di sebelah dengan diperkuat oleh sebuah ligamentum yang kuat dan berbentuk Y, yakni ligamentum iliofemorale yang melekat pada spina iliaca anterior inferior dan pinggiran acetabulum, serta pada linea interochanterica di sebelah distal. Ligamentum iliofemorale mencegah hiperekstensi articulation coxae sewaktu berdiri dengan menmutar caput femoris masuk ke dalam acetabulum.

Simpai sendi jaringan ikat tadi disebelah bawah diperkuat oleh ligamentum pubofemorale yang melekat pada baian pubik pinggiran acetabulum dan eminentia iliopubica; ligamentum ini membaur dengan bagian medial ligamentum iliofemorale dan mengetat sewaktu diadakan ekstensi dan abduksi pada articulation coxae, dan mencegah terjadinya hiperabduksi ada articulation coxae.

Disebelah belakang, simpai sendi tersebut diperkuat oleh ligamentum ischiofemorale yang berpangkal pada bagian iskial pinggiran acetabulum dan mengulir dalam arah kraniolateral ke kollum femoris, medial dari alas traochanter major; ligamentum ini cenderung memutar caput femoris kea rah medial ke dalam acetabulum sewaktu diadakan ekstensi pada articulation coxae, dan dengan demikian mencegah terjadinya hiperekstensi.

Ligamentum capitits femoris bersifat lemah dan agaknya tidak banyak berguna dalam memperkuat articulation coxae. Ujungnya yang lebar melekat pada tepi-tepi incissura acetabuli dan ligamentum transversum acetabuli;ujung yang sempit melekat pada fovea ( cekungan ) yang terdapat di caput femoris. Biasanya dalam ligamentum ini terdapat arteri kecil yang menuju ke caput femoris .

1.2 Anatomi Mikroskopik Art. CoxaeTulang femur dikategorikan tulang panjang, gambaran histologi nya dibagi menjadi 2 bagian, tulang kompak dibagian luar dan tulang kanselosa di bagian dalam.Pada tulang kompak unit struktural matriksnya adalah osteon (sistem havers), setiap osteon terdiri dari lapisan-lapisam lamela yang tersusun mengelilingi suatu kanalis sentralis. Pada lamela mengandung osteosit dalam rongga berbentuk kenari yang disebut lakuna. Pada masing-masing lakuna terdapat kanal halus yang disebut kanalikuli. Selain itu terdapat pula lamela interstisial, yaitu daerah kecil tidak teratur tulang yang terdapat diantara osteon.

Pada bagian dalam (tulang kanselosa) terdiri dari trabekula tulang yang bentuknya tipis dan bercabang. Trabekula sendiri dikelilingi oleh periosteum. Di luar periosteum terdapat rongga sumsum dengan pembuluh darah.

1.3 Kinesiologi Art. CoxaeGerak sendi Fleksi : M. iliopsoas, M. pectinus, M. rectus femoris, M.adductor longus, M. adductor brevis, M. adductor magnus pars anterior tensor fascia lataEkstensi : M. gluteus maximus, M. gluteus semitendinosis, M.semimembranosus, M. biceps femoris coput langum, M. adductor magnus pars posteriorAbduksi: M. gluteus medius, M. gluteus minimus, M. piriformis, M. Sartorius fasciae lataAdduksi: M. adductor magnus, M. adductor longus, M. adductor brevis, M. gracilis, M. pectineus, M. obturator externus, M. quadrates femoris Rotasi medialis: M. gluteus medius, M. gluteus minimus , M. tensor fasciae latae, M. adductor magnus ( pars posterior)Rotasi lateralis: M. pisiformis, M.obturator internus, Mm. gamelli, M. obturator externus, M. quadrates femoris, M. gluteus maximus dan Mm. adductors.

1.4 Vaskularisasi dan Persyarafan Art. Coxae

2. Fraktur2.1 Definisi Fraktur adalah terdapatnya kerusakan atau terputusnya kontinuitas jaringan baik tulang maupun tulang rawan yang biasanya disertai cedera di jaringan sekitarnya

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya (Smeltzer S.C & Bare B.G, 2001) atau setiap retak atau patah pada tulang yang utuh (Reeves C.J, Roux G & Lockhart R, 2001).

2.2 Etiologi

PatologisFraktur patologik terjadi pada daerah-daerah tulang yang telah menjadi lemah oleh karena tumor (tumor primer atau tumor metastasis) atau proses patologik lainnya, misalnya: Osteogenesis Imperfekta Osteoporosis Osteopetrosis Penyakit Paget Infeksi Kista tulang

Non-Patologis Trauma langsung: benturan pada tulang dan mengakibatkan fraktur pada tempat itu Trauma tidak langsung: bilamana titik tumpul benturan dengan terjadinya fraktur berjauhan Repetitive Stress BebanFraktur beban atau fraktur kelelahan terjadi pada orang-orang yang baru saja menambah tingkat aktivitas mereka, seperti baru diterima untuk berlatih dalam angkatan bersenjata atau orang-orang yang baru memulai latihan lari. KompresiFraktur kompresi terjadi ketika dua tulang menumbuk (akibat tubrukan) tulang ke tiga yang berada di antaranya, seperti satu vertebra dengan dua vertebra lainnya

2.3 KlasifikasiBerdasarkan garis fraktur: Fraktur komplet Transverse Oblique Spiral Komunitif Fraktur inkomplet Greenstick

Berdasarkan ada tidaknya kontak dengan dunia luar: Fraktur tertutupFrakture tidak kompkleks, integritas kulit masih utuh, tidak ada gambaran tulang yang keluar dari kulit. Fraktur terbukaFraktur terbuka karena integritas kulit robek/terbuka dan ujung tulang menonjol sampai menembus kulit.Fraktur terbuka ini dibagi menjadi tiga berdasarkan tingkat keperahan: Derajat I: robekan kulit kurang dari 1 cm dengan kerusakan kulit/jaringan minimal. Derajat II: luka lebih dari 1 cm, kerusakan jaringan sedang, potensial infeksi lebih besar, fraktur merobek kulit dan otot. Derajat III: kerusakan/robekan lebih dari 6-8 cm dengan kerusakan jaringan otot, saraf dan tendon, kontaminasi sangat besar dan harus segera diatasiBerdasarkan lokasi patahan di tulang: Fraktur Epifisis Fraktur Metafisis Fraktur diafisisBerdasarkan sudut patah: Fraktur Transversal: garis patahnya tegak lurus terhadap sumbu panjang tulang Fraktur Oblik: garis patahnya membentuk sudut terhadap tulang Fraktur Spiral: timbul akibat torsi pada ekstremitas (cepat sembuuh dengan imobilisasi luar)Berdasarkan proses berlangsungnya: Langsung Tidak langsungBerdasarkan usia: Anak-anak Dewasa Lanjut usiaBerdasarkan jumlah fraktur: Tunggal Multiple

Berdasarkan posisi fragmen:-Fraktur undisplaced(tidak bergeser): garis patah komplit tetapi kedua fragmen tidak bergeser, periosteumnya masih utuh.-Fraktur displaced(bergeser): terjadi pergeseran fragmen-fragmen fraktur yang disebut juga dislokasi fragmen

(de Jong)(Lorraine)

2.4 PatofisiologiKesalahan pelatihan adalah faktor-faktor risiko yang paling umum untuk patah tulang leher femur, termasuk peningkatan mendadak dalam jumlah atau intensitas pelatihan dan pengenalan aktivitas baru. Faktor lainnya yaitu kepadatan tulang yang rendah, komposisi tubuh normal, kekurangan makanan, kelainan biomekanik, dan ketidak teraturan menstruasi.Faktor predisposisi, seperti variasi anatomi, osteopenia relatif, kondisi fisik yang buruk, kondisi medis sistemik(demineralisasi tulang), atau tidak aktif sementara, dapat membuat tulang lebih rentan terhadap patah tulang stres. Perempuan cenderung untuk mengarahkan gaya aksial pada bantalan berat di sepanjang sumbu yang berbeda dari tulang panjang dibandingkan dengan pria.Perempuan juga memiliki massa otot 50 dengan bidang horizontal pada posisi tegak

Klasifikasi Fraktur Colum femorisa. Berdasarkan hubungan terhadap fraktur:1. Ekstrakapsuler2. Intrakapsulerb. Berdasarkan lokasi anatomi :1. Sub-kapital2. Transservikal3. Basalc. Berdasarkan keadaan fraktur femur :1. Fraktur leher2. Fraktur trokanterik3. Fraktur diafisis4. Fraktur suprakondiler5. Fraktur kondilerd. Berdasarkan Garden :1. Fraktur tidak lengkap atau tipe abduksi/impaksi2. Fraktur lengkap, tanpa pergeseran3. Fraktur lengkap, disertai sebagian pergeseran4. Fraktur tidak lengkap, disertai pergeseran penuh