7
DEFINISI DEMAM Demam pada umumnya diartikan suhu tubuh diatas 37,2 o C, suhu tubuh normal berikisar antara 36,5 – 37,2 o C (IPD, edisi VI) Demam atau pyrexia, peningkatam temperature tubuh diatas normal (37 o C) (Dorland, edisi 25) Demam adalah suatu kondisi saat suhu badan lebih tinggi dari pada biasanya atau di atas suhu normal. Umumnya terjadi ketika seseorang mengalami gangguuan kesehatan. Suhu badan normal manusia biasanya berkisar antara 36-37 derajat celcius. Demam sesungguhnya merupakan reaksi alamiah dari tubuh manusia dalam usaha melakukan perlawanan terhadap beragam penyakit yang masuk atau berada di dalam tubuh. Dengan kata lain, demam adalah bentuk mekanismme pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit. Apabila ada suatu kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh, secara otomatis tubuh akan melakukan perlawanan terhadap kuman penyakit itu dengan mengeluarkan zat antibodi. Pengeluaran zat antibodi yang lebih banyak daripada biasanya ini diikuti dengan naiknya suhu badan. Semakin berat penyakit yang menyerang,semakain banyak pula antibodi yang dikeluarkan, dan akhirnya semakin tinggi pula suhu badan yang terjadi. Tabel 1. Suhu normal pada tempat yang berbeda Tempat pengukura n Jenis thermometer Rentang; rerata suhu normal ( o C) Demam ( o C) Aksila Air raksa, elektronik 34,7 37,3; 36,4 37,4 Sublingu al Air raksa, elektronik 35,5 37,5; 36,6 37,6 Rektal Air raksa, elektronik 36,6 37,9; 37 38 Telinga Emisi infra merah 35,7 37,5; 36,6 37,6 POLA DEMAM a.Demam Septik Pada tipe demam septik, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun

PBL SK 1 IPT .docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PBL SK 1 IPT .docx

DEFINISI DEMAMDemam pada umumnya diartikan suhu tubuh diatas 37,2oC, suhu tubuh normal

berikisar antara 36,5 – 37,2oC (IPD, edisi VI)Demam atau pyrexia, peningkatam temperature tubuh diatas normal (37oC)

(Dorland, edisi 25)Demam adalah suatu kondisi saat suhu badan lebih tinggi dari pada biasanya

atau di atas suhu normal. Umumnya terjadi ketika seseorang mengalami gangguuan kesehatan. Suhu badan normal manusia biasanya berkisar antara 36-37 derajat celcius. Demam sesungguhnya merupakan reaksi alamiah dari tubuh manusia dalam usaha melakukan perlawanan terhadap beragam penyakit yang masuk atau berada di dalam tubuh. Dengan kata lain, demam adalah bentuk mekanismme pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit. Apabila ada suatu kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh, secara otomatis tubuh akan melakukan perlawanan terhadap kuman penyakit itu dengan mengeluarkan zat antibodi. Pengeluaran zat antibodi yang lebih banyak daripada biasanya ini diikuti dengan naiknya suhu badan. Semakin berat penyakit yang menyerang,semakain banyak pula antibodi yang dikeluarkan, dan akhirnya semakin tinggi pula suhu badan yang terjadi.

Tabel 1. Suhu normal pada tempat yang berbeda

Tempat pengukuran

Jenis thermometerRentang; rerata suhu normal (oC)

Demam

(oC)

AksilaAir raksa, elektronik

34,7 – 37,3; 36,4

37,4

SublingualAir raksa, elektronik

35,5 – 37,5; 36,6

37,6

RektalAir raksa, elektronik

36,6 – 37,9; 37 38

Telinga Emisi infra merah35,7 – 37,5; 36,6

37,6

POLA DEMAM a.Demam Septik

Pada tipe demam septik, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat di atas normal pada pagi hari.Bila demam yang tinggi tersebut turun ke tingkat yang normal dinamakan juga demam heptik.

b. Demam RemitenPada tipe demam remiten, suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak

pernah mencapai suhu badan normal.Perbedaan suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat pada demam septik.

c. Demam IntermitenPada tipe demam intermiten, suhu badan turun ke tingkat yang normal selama

beberapa jam dalam satu hari.Bila demam seperti ini terjadi setiap dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari bebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.

Page 2: PBL SK 1 IPT .docx

d. Demam Kontinyu Pada demam kontinyu variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari

satu derajat.Pada tingkat demam terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.

e. Demam SiklikPada demam siklik terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang

diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.

(IPD)

SIFAT SALMONELLAOrganisme ini dapat bertahan hidup lama di lingkungan kering dan beku.

Organisme ini juga mampu bertahan beberapa minggu di dalam air, es, debu sampah kering dan pakaian, mampu bertahan di sampah mentah selama satu minggu dan dapat bertahan dan berkembang biak dalam susu, daging, telur atau produknya tanpa merubah warna atau bentuknya.

CARA INFEKSI DAN PENULARANPenyebaran dan Siklus hidup:

• Infeksi terjadi dari memakan makanan yang tercontaminasi dengan feses yang terdapat bakteri Sal. typhimuriumdari organisme pembawa (hosts). • Setelah masuk dalam saluran pencernaan maka Sal. typhimuriummenyerang dinding usus yang menyebabkan kerusakan dan peradangan. • Infeksi dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah karena dapat menembus dinding usus tadi ke organ-organ lain seperti hati, paru-paru, limpa, tulang-tulang sendi, plasenta dan dapat menembusnya sehingga menyerang fetus pada wanita atau hewan betina yang hamil, dan ke membran yang menyelubungi otak. • Subtansi racun diproduksi oleh bakteri ini dan dapat dilepaskan dan mempengaruhi keseimbangan tubuh. • Di dalam hewan atau manusia yang terinfeksi Sal. typhimurium, pada fesesnya terdapat kumpulan Sal. typhimuriumyang bisa bertahan sampai berminggu-minggu atau berbulan-bulan. • Bakteri ini tahan terhadap range yang lebar dari temperature sehingga dapat bertahan hidup berbulan-bulan dalam tanah atau air.

Makanan yang mengandung Salmonella belum tentu menyebabkan infeksi Salmonella, tergantung dari jenis bakteri, jumlah dan tingkat virulensi (sifat racun dari suatu mikroorganisma, dalah hal ini bakteri Salmonella).

Misalnya saja Salmonella enteriditis baru menyebabkan gejala bila sudah berkembang biak menjadi 100 000. Dalam jumlah ini keracunan yang terjadi bisa saja menyebabkan kematian penderita.Salmonella typhimurium dengan jumlah 11.000 sudah dapat menimbulkan gejala. Jenis Salmonella lain ada yang menyebabkan gejala hanya dengan jumlah 100 sampai 1000, bahkan dengan jumlah 50 sudah dapat menyebabkan gejala.  Perkembangan Salmonella pada tubuh manusia dapat dihambat oleh asam lambung yang ada pada tubuh kita. Disamping itu dapat dihambat pula oleh bakteri lain.  Gejala dapat terjadi dengan cepat pada anak-anak, bagaimanapun pada

Page 3: PBL SK 1 IPT .docx

manusia dewasa gejala datang dengan perlahan.Pada umumnya gejala tampak setelah 1-3 minggu setelah bakteri ini tertelan.Gejala terinfeksi diawali dengan sakit perut dan diare yang disertai juga dengan panas badan yang tinggi, perasaan mual, muntah, pusing-pusing dan dehidrasi. Gejala yang timbul dapat berupa: tidak menunjukkan gejala (long-term carrier), adanya perlawanan tubuh dan mudah terserang penyakit denga gejala: inkubasi (7-14 hari setelah tertelan) tidak menunjukkan gejala, lalu terjadi diare. (IPD, Dorland)

DEMAM TIFOIDDemam tifoid adalah infeksi akut pada saluran pencernaan yang disebabkan

oleh salmonella typhi. Demam paratifoid adalah penyakit sejenis yang disebabkan oleh salmonella paratyphi A, B, C. Gejala dan tanda kedua penyakit tersebut hampir sama, tetapi menifestasi klinis paratifoid lebih ringan. Kedua penyakit tersebut disebut tifoid.(Widoyono. 2005. Penyakit Tropis. Jakarta : Erlangga)

MANIFESTASI KLINIS Demam tifoid adalah infeksi sistemik yang disebabkan oleh serotipe

Salmonella Typhi enterica (S. typhi).Penyakit ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara-negara berkembang. Pada tahun 2000, diperkirakan bahwa lebih dari 2.16 juta jiwa di seluruh dunia terjadi tipus, mengakibatkan 216.000 kematian, dan bahwa lebih dari 90% dari morbiditas dan kematian ini terjadi di Asia. Walaupun peningkatan kualitas air dan sanitasi merupakan solusi akhir untuk masalah ini , vaksinasi di daerah berisiko tinggi adalah strategi pengendalian yang potensial yang direkomendasikan oleh WHO. Faktor distribusi demam tifoid dipengaruhi oleh :1. Penyebaran Geografis dan Musim

Kasus-kasus demam tifoid terdapat hampir di seluruh bagian dunia.Penyebarannya tidak bergantung pada iklim maupun musim.Penyakit itu sering merebak di daerah yang kebersihan lingkungan dan pribadi kurang diperhatikan.

2. Penyebaran Usia dan Jenis KelaminSiapa saja bisa terkena penyakit itu tidak ada perbedaan antara jenis kelamin

lelakiatau perempuan.Umumnya penyakit itu lebih sering diderita anak-anak.Orang dewasa sering mengalami dengan gejala yang tidak khas, kemudian menghilang atau sembuh sendiri.

Gejala klinis demam tifoid sangat bervariasi, dari gejala klinis ringan tidak memerlukan perawatan khusus sampai gejala klinis berat dan memerlukan perawatan khusus.Variasi gejala ini disebabkan faktor galur Salmonela, status nutrisi dan imunologik pejamu serta lama sakit dirumahnya.( Sumarmo et al, 2010)

        Pada minggu pertama setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari, gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan penyakit infeksi akut yang lain, seperti demam tinggi yang berkepanjangan yaitu setinggi 39º C hingga 40º C, sakit kepala, pusing, pegal-pegal, anoreksia, mual, muntah, batuk, dengan nadi antara 80-100 kali permenit, denyut lemah, pernapasan semakin cepat dengan gambaran bronkitis kataral, perut kembung dan merasa tak enak, sedangkan diare dan sembelit silih berganti. Pada akhir minggu pertama, diare lebih sering terjadi.Khas lidah pada

Page 4: PBL SK 1 IPT .docx

penderita adalah kotor di tengah, tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor.Epistaksis dapat dialami oleh penderita sedangkan tenggorokan terasa kering dan meradang.Ruam kulit (rash) umumnya terjadi pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen di salah satu sisi dan tidak merata, bercak-bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari, kemudian hilang dengan sempurna.Jika pada minggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur meningkat setiap hari, yang biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam.

Pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi (demam).Suhu badan yang tinggi, dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung.Terjadi perlambatan relatif nadi penderita.Yang semestinya nadi meningkat bersama dengan peningkatan suhu, saat ini relatif nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu tubuh. Umumnya terjadi gangguan pendengaran, lidah tampak kering, nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurun, diare yang meningkat dan berwarna gelap, pembesaran hati dan limpa, perut kembung dan sering berbunyi, gangguan kesadaran, mengantuk terus menerus, dan mulai kacau jika berkomunikasi.

Pada minggu ketiga suhu tubuh berangsur-angsur turun, dan normal kembali di akhir minggu.Hal itu terjadi jika tanpa komplikasi atau berhasil diobati. Bila keadaan membaik, gejala-gejala akan berkurang dan temperatur mulai turun. Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan dan perforasi cenderung untuk terjadi, akibat lepasnya kerak dari ulkus.Sebaliknya jika keadaan makin memburuk, dimana septikemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas berupa delirium atau stupor, otot-otot bergerak terus, inkontinensia alvi dan inkontinensia urin.Tekanan abdomen sangat meningkat diikuti dengan nyeri perut.Penderita kemudian mengalami kolaps.Jika denyut nadi sangat meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum, maka hal ini menunjukkan telah terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingin, gelisah, sukar bernapas, dan kolaps dari nadi yang teraba denyutnya memberi gambaran adanya perdarahan.Degenerasi miokardial toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada minggu ketiga.

Minggu keempat merupakan stadium penyembuhan meskipun pada awal minggu ini dapat dijumpai adanya pneumonia lobar atau tromboflebitis vena femoralis.Pada mereka yang mendapatkan infeksi ringan dengan demikian juga hanya menghasilkan kekebalan yang lemah, kekambuhan dapat terjadi dan berlangsung dalam waktu yang pendek.Kekambuhan dapat lebih ringan dari serangan primer tetapi dapat menimbulkan gejala lebih berat daripada infeksi primer tersebut. Sepuluh persen dari demam tifoid yang tidak diobati akan mengakibatkan timbulnya relaps.

PROGNOSISPrognosis demam tifoid tergantung dari umur, keadaan umum, derajat

kekebalan tubuh, jumlah dan virulensi salmonella, serta cepat dan tepatnya pengobatan. Angka kematian pada anak-anak 2,6%, dan pada orang dewasa 7,4%, rata-rata 5,7%.

GOLONGAN OBAT Kloramfenikol : dosis hari pertama 4 x 250 mg, hari kedua 4 x 500 mg,

diberikan selama demam dilanjutkan sampai 2 hari bebas demam,

Page 5: PBL SK 1 IPT .docx

kemudian dosis diturunkan menjadi 4 x 250 mg selama 5 hari kemudian. Penelitian terakhir (Nelwan, dkk. Di RSUP Persahabatan), penggunaan kloramfenikol masih memperlihatkan hasil yang penurunan suhu 4 hari, sama seperti obat- obat terbaru dari jenis kuinolon.

Ampisilin/amoksisilin : dosis 50-150 mg/kg BB, diberikan selama 2 minggu.

Kotrimoksazol : 2 x 2 tablet (1 tablet mengandung 400 mg sulfametoksazol-80 mg trimetoprim, diberikan selama dua minggu pula.

Sefalosporin generasi II dan III. Di sub bagian penyakit tropik dan infeksi FKUI-RSCM, pemberian sefalosporin berhasil mengatasi demam tifoid dengan baik. Demam pada umumnya mengalami mereda oada hari ke-3 atau menjelang hari ke-4. Regimen yang dipakai adalah : 1) seftriakson 4 g/ hari selama 3 hari2) norfloksasin 2 x 400 mg/hari selama 14 hari3) sifrofloksasin 2 x 500 mg/hari selama 6 hari4) ofloksasin 600 mg/hari selama 7 hari5) pefloksasin 400 mg/hari selama 7 hari6) fleroksasin 400 mg/hari selama 7 hari