17
PNEUMONIA Astri Pertiwi Dwi Indriawan Dwita Iriani Muhamad Ulfi Sickha Ulfah Yulia Prita Saputri

PDF Pneumonia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

STIKES BP

Citation preview

Slide 1

PNEUMONIAAstri PertiwiDwi IndriawanDwita IrianiMuhamad UlfiSickha UlfahYulia Prita Saputri

Pengertian Pneumonia adalah suatu infeksi dari satu atau dua paru-paru yang biasanya disebabkan oleh bakteri-bakteri, virus-virus, atau jamur. Pneumonia adalah infeksi yang menyebabkan paru-paru meradang. Kantung-kantung udara dalam paru yang disebut alveoli dipenuhi cairan sehingga kemampuan menyerap oksigen menjadi kurang. Di dalam buku Pedoman Pemberantasan Penyakit ISPA untuk Penanggulangan Pneumonia pada Balita, disebutkan bahwa pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) yang mengenai bagian paru (jaringan alveoli) (Depkes RI, 2004:4)

Tanda dan GejalaBatuk berdahak (dahaknya seperti lendir, terkadang dapat berwarna kuning hingga kehijauan) .Nyeri dada (nyeri bisa tajam seperti ditusuk atau tumpul dan bertambah hebat jika penderita menarik nafas dalam atau terbatuk) .Demam tinggi disertai Menggigil Sesak nafas Orang dengan pneumonia, batuk dapat disertai dengan adanya darah, sakit kepala, atau mengeluarkan banyak keringat dan kulit lembab.Gejala lain berupa hilang nafsu makan, mudah merasa lelah, kulit menjadi pucat, mual, muntah, nyeri sendi atau otot.

Penyebab PneumoniaPneumonia yang ada di kalangan masyarakat umumnya disebabkan:1.Bakteri 2.Virus 3.mikoplasma (bentuk peralihan antara bakteri dan virus)protozoa Jamur

Klasifikasi Pneumonia

Pneumonia yang didapat dari komunitas (community acquired pneumonia, CAP): pneumonia yang didapatkan di lingkungan masyarakat yaitu terjadinya infeksi di luar lingkungan rumah sakit. Pneumonia yang didapat dari rumah sakit (nosokomial): pneumonia yang terjadi selama atau lebih dari 48 jam setelah masuk rumah sakit. Pneumonia aspirasi: Pneumonia ini biasanya disebabkan oleh aspirasi isi lambung, Pneumonia yang terjadi sebagian bersifat kimia akibat reaksi terhadap asam lambung, sebagian lagi bersifat bakterial akibat organisme yang mendiami mulut dan lambung. Pneumonia oportunistik: Pneumonia tipe ini menyerang seseorang dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah. Pemeriksaan diagnostik Anamnesa dan Pemeriksaan FisikMengetahui mekanisme dan keluhan yang sering dirasakan/terjadi pada klien2. RontgentGambaran yang diperoleh dari hasil rontgent memperlihatkan kepadatan pada bagian paru. Kepadatan terjadi karena paru dipenuhi sel radang dan cairan yang sebenarnya merupakan reaksi tubuh untuk mematikan kuman. Akibatnya fungsi paru terganggu, penderita mengalami kesulitan bernapas karena tidak tersisa ruang untuk oksigen.Kelainan yang tampak pada foto rontgent penderita penumonia dapat berupa bercak putih setempat atau tersebar di sekitar paru ataupun gambaran lainnya terdapat komplikasi pneumonia.3. Pemeriksaan SputumPasien yang dicurigai menderita pneumonia, perlu dilakukan pengambilan sputum/ dahakuntuk dikultur dan di test resistensi kuman untuk dapat mengetahui mikroorganisme penyebab pneumonia tersebut.

4.Pemeriksaan Darah Lengkap ( Complete Blood Count CBC)Leukositosis biasanya timbul, meskipun nilai pemeriksaan darah putih (white blood count WBC) rendah pada infeksi virus ( Somantri, 2007). Pada penderita pneumonia umumnya, jumlah leukosit (sel darah putih ) dapat melebihi batas normal yaitu 10.000/mikroliter.5. Pemeriksaan Fungsi Paru-paruPenderita pneumonia akan menunjukkan volume pernapasan mungkin menurun (kongesti dan kolaps alveolar): tekanan saluran udara meningkat dan kapasitas pemenuhan udara menurun, hipoksemia.6. Pemeriksaan sorologiMembantu dalam membedakan diagnosis organisme khusus.

Pengobatan Non Farmakologi:Menjaga pola makan (mengkonsumsi makanan bersih dan sehat).Menjaga pola hidup sehat (menjaga agar rumah dan lingkungan tetap bersih dan terawat).melakukan olah raga secara rutin seperti lari pada pagi hari (jogging).2. Farmakologi Penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab, kepada penyakitnya yang tidak terlalu berat, bisa diberika antibiotik per oral (lewat mulut). Penderita anak yang lebih besar dan penderita dengan sesak napas atau dengan penyakit jantung atau paru-paru lainnya, harus dirawat dan diberikan antibiotik melalui infus, mungkin perlu diberikan bantuan oksigen ataupun alat bantu nafas mekanik (Misnadiarly, 2008). Farmakologi Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri

Salah satu jenis Obat:Antibiotik yang di gunakan:Benzilpenisilin (Penisilin G): penisilin G bersifat bakterisid terhadap kuman Gram-positif (khususnya cocci) dan hanya beberapa kuman negatif. Indikasi : infeksi ternggorokan, oritis media, strepkokis, endokrditis, meningkokus meningitis, pneumonia, profilaksis amputasi pada lengan atau kaki.Peringatan: riwayat alergi, gangguan fungsi ginjalKontraindikasi: hipersensitivitas (alergi) terhadap penisilinEfek samping: reaksi alergi berupa urtikariam, demam, nyeri sendi, angioudem, leukopenia, trombositopenia, syok anafilaktik pada pasien yang alergi. Diare pada pemberin oral.

Dosis:Dewasa : 500-750 mg tiap 6 jamAnak : - < 1 tahun: 62,5 mg- 1- 5 tahun: 125 mg- 6-12 tahun: 150 mgPemakaian : 4 x/ hari (tiap 6 jam)

Farmakologi Pneumonia yang Disebabkan oleh Infeksi Atipikal (mikroplasma)Salah satu jenis Obat:Antibiotik yang di gunakan:Erythromycin (Eritromisin) Memiliki spektrum antibakteri yang hampir digunakan sama dengan penisilin, sehingga obat ini digunakan sebagai alternatif pengganti penisilin (Elin, 2008). Indikasi :Infeksi saluran pernapasan bagian atas ringan sampai sedang yang disebabkan oleh Streptococcus pyogenes (Streptococci p-Hemolitik Group A), Streptococcus pneumonlae (Diplococcus pneumoniae), Haemophilus influenzae.Infeksi saluran pernapasan bagian bawah ringan sampai agak berat yang disebabkan oleh Streptococcus pyogenes (Streptococci p-Hemolitik Group A), Streptococcus pneumoniae (.Diplococcus pneumoniae).Infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh Mycoplasma pneumoniae.Pertusis yang disebabkan oleh Bordetella pertussis.Kontra-IndikasiHipersensitif terhadap Eritromisin.Efek SampingGangguan pada saluran pencernaan seperti mual. muntah, diare.Reaksi-reaksi kepekaan seperti urtikaria, ruam kulit, reaksi anafilaksis dapat terjadi pada penderita yang hiper-sensitivitas.Pengobatan dalam jangka waktu lama mungkin menimbulkan superlnfeksiKadang-kadang terjadi gangguan pendengaran jika digunakan pada dosis besar, penderita gagal ginjal atau penderitd lanjuf usia.Perhatian :Eritromisin harus digunakan dengan hati-hati pada wanita hamil dan penderita dengan ganggudn fungsi hati.Penggunaan jangka panjang atau berulang-ulang dapat menyebabkan pertumbuhan yang berlebihan dari bakteri yang tidak peka atau fungi.Hatl-hati pemberian pada ibu yang menyusui karena Eritromisin diekskresikan ke dalam ASI.Hati-hati pemberian pada penderita gangguan ginjal.Dosis :Anak-anak sampai 20 kg: 30-50 mg/kg berat badan/hari dibagi dalam jumlah yang sama tiap 6 jam.Dewasa dan anak-anak diatas 20 kg: 1 kapsul ERY,250 tiap 6 jam atau 1 kaplet Eritromisin 500 tiap 12 jam (sebaiknya sebelum makan).

Farmakologi Pneumonia yang Disebabkan oleh Infeksi Virus

Salah satu jenis Obat:Amantadine dan Rimantadine merupakan antivirus yang berguna sebagai profilaktik. Efektifdalam mencegah infeksi influenza dan juga dalam pengobatan parkinson.Merupakan amin trisiklis yang efektif terhadap virus RNA.Indikasi : Pencegahan dan terapi awal infeksi virus influenza A ( Amantadin juga diindikasi untuk terapi penyakit Parkinson ).Dosis: Amantadin dan rimantadin tersedia dalam bentuk tablet dan sirup untuk penggunaan oral. Amantadin diberikan dalam dosis 200 mg per hari ( 2 x 100 mg kapsul). Rimantadin diberikan dalam dosis 300 mg per hari ( 2 x sehari 150 mg tablet). Dosis amantadin harus diturunkan pada pasien dengan insufisiensi renal, namun rimantadin hanya perlu diturunkan pada pasien dengan klirens kreatinin 10 ml/menit.Efek samping: seperti kegelisahan, kesulitan berkonsentrasi, insomnia, hilang nafsu makan. Rimantadin menyebabkan reaksi SSP lebih sedikit karena tidak banyak melintasi sawar otak darah. Efek neurotoksik amantadin meningkat jika diberikan bersamaan dengan antihistamin dan obat antikolinergik/psikotropik, terutama pada usia lamjut.Farmakologi Pneumonia yang Disebabkan oleh Infeksi Jamur

Salah satu jenis Obat:Amfoterisin B: Amfoterisin A dan B merupakan hasil fermentasi Streptomyces nodosus.IndikasiUntuk pengobatan infeksi jamur seperti koksidioidomikosis, aspergilosis, kromoblastomikosis dan kandidosis.Amfoterisin B merupakan obat terpilih untuk blastomikosis.Amfoterisin B secara topikal efektif terhadap keratitis mikotik.Efek SampingInfus: kulit panas, keringatan, sakit kepala, demam, menggigil, lesu, anoreksia, nyeri otot, flebitis, kejang dan penurunan faal ginjal.50% penderita yang mendapat dosis awal secara IV akan mengalami demam dan menggigil.Flebitis (-)menambahkan heparin 1000 unit ke dalam infus.Asidosis tubuler ringan dan hipokalemia sering dijumpai pemberian kalium.Efek toksik terhadap ginjal dapat ditekan bila amfoterisin B diberikan bersama flusitosin.

DosisPada umumnya dimulai dengan dosis yang kecil (kurang dari 0,25 mg/kgBB) yang dilarutkan dalam dekstrose 5 % dan ditingkatkan bertahap sampai 0,4-0,6 mg/kgBB sebagai dosis pemeliharaan.Secara umum dosis 0,3-0,5 mg/kgBB cukup efektif untuk berbagai infeksi jamur, pemberian dilakukan selama 6 minggu dan bila perlu dapat dilanjutkan sampai 3-4 bulan.

TERIMA KASIH