Upload
duongbao
View
220
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN KEKUATAN OTOT
PERUT TERHADAP KEMAMPUAN MENYUNDUL BOLA DALAM PERMAINAN
SEPAK BOLA PADA SISWA USIA 10-12 TAHUN LEMBAGA PENDIDIKAN
SEPAK BOLA PUTRA WONOGIRI
TAHUN 2009
SKIPPSI
Oleh :
Pradipta Ahdha Ardiana
K4605034
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
ii
PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN KEKUATAN OTOT
PERUT TERHADAP KEMAMPUAN MENYUNDUL BOLA DALAM PERMAINAN
SEPAK BOLA PADA SISWA USIA 10-12 TAHUN LEMBAGA PENDIDIKAN
SEPAK BOLA PUTRA WONOGIRI
TAHUN 2009
Oleh :
Pradipta Ahdha A
K4605034
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
iii
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Drs.H. Sunardi , M.kes Drs. Budhi Satyawan , M.pd
NIP. 131 918 125 NIP. 132 086 956
iv
Skiripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk
memenuhi persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.
Pada hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi :
(Nama Terang) (Tanda Tangan)
Ketua : Drs. Agus Mukholid, M.Pd .......................
Sekretaris : Drs. Waluyo, M.Or .......................
Anggota I : Drs. H. Sunardi, M.Kes .......................
Anggota II : Drs. Budhi Satyawan, M.Pd .......................
Disahkan oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.PdNIP. 131 658 563
v
ABSTRAK
Pradipta Ahdha Ardiana. PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATANPEMBELAJARAAN DAN KEKUATAN OTOT PERUT TERHADAP KEMAMPUANMENYUNDUL BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA PADA SISWA USIA10-12 TAHUN LPSB PUTRA WONOGIRI TAHUN 2009.Skripsi,Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2009.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui : (1) Perbedaan pengaruh pendekatan
pembelajaraan teknis dan taktis terhadap kemampuan menyundul bola dalam permainan
sepak bola pada siswa usia 10-12 tahun LPSB Putra Wonogiri tahun 2009. (2) Perbedaan
pengaruh kekuatan otot perut tinggi dan kekuatan otot perut rendah terhadap kemampuan
menyundul bola dalam permainan sepak bola pada siswa usia 10-12 tahun LPSB Putra
Wonogiri tahun 2009. (3) Ada tidaknya interaksi antara pendekatan pembelajaraan dan
kekuatan otot perut terhadap kemampuan menyundul bola dalam permainan sepak bola
pada siswa usia 10-12 tahun LPSB Putra Wonogiri tahun 2009.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi dan sampel dalam
penelitian ini adalah siswa usia 10-12 tahun LPSB Putra Wonogiri tahun 2009 berjumlah
60 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah stratified random
sampling. Dari jumlah populasi 60 orang diambil 40 siswa berdasarkan hasil tes kekuatan
otot perut yang diklasifikasikan menjadi tiga yaitu kekuatan otot perut tinggi, sedang, dan
rendah. Sampel yang digunakan adalah 20 siswa kategori kekuatan otot perut tinggi dan
20 siswa kategori kekuatan otot perut rendah, sedangkan 20 siswa kategori kekuatan otot
perut sedang tidak digunakan dalam sampel. Teknik pengumpulan data dengan tes dan
pengukuran. Data yang dikumpulkan yaitu kekuatan otot perut dengan sit-ups test , dan
tes kemampuan menyundul bola dalam permainan sepak bola dari Soekatamsi. Teknik
analisis data yang digunakan adalah ANAVA 2 X 2 dan uji Newman Keuls.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan sebagai berikut : (1) Ada
perbedaan pengaruh signifikan pembelajaraan menyundul bola dengan pendekatan
pembelajaraan teknis dan taktis terhadap kemampuan menyundul bola dalam permainan
sepak bola pada siswa usia 10-12 tahun LPSB Putra Wonogiri tahun 2009.Pengaruh
peningkatan kemampuan menyundul bola yang ditimbulkan oleh pemberian perlakuan
vi
bentuk pendekatan pembelajaraan yang berbeda yaitu pendekatan pembelajaraan teknis
dan pendekatan pembelajaraan taktis ternyata rata-rata peningkatannya berbeda,yaitu
0.25 dan 0.65. Hasil tersebut menunjukkan bahwa peningkatan terjadi lebih baik pada
pendekatan pembelajaraan taktis daripada pendekatan pembelajaraan teknis. (2) Ada
perbedaan pengaruh yang signifikasi kekuatan otot perut tinggi dan kekuatan otot perut
rendah terhadap kemampuan menyundul bola dalam permainan sepak bola pada siswa
usia 10-12 tahun LPSB Putra Wonogiri tahun 2009. Kelompok siswa yang memiliki
kekuatan otot perut tinggi rata-rata peningkatan lebih baik daripada kelompok siswa yang
memiliki kekuatan otot perut rendah. Rata-rata peningkatannya 0.55 dan 0.35 . (3) Ada
interaksi antara pendekatan pembelajaraan dan kekuatan otot perut terhadap kemampuan
menyundul bola dalam permainan sepak bola pada siswa usia 10-12 tahun LPSB Putra
Wonogiri tahun 2009. Secara keseluruhan penggunaan pendekatan pembelajaraan dapat
meningkatkan kemampuan menyundul bola karena pendekatan pembelajaraan dapat
meningkatkan kekuatan otot perut yang berpengaruh terhadap kemampuan menyundul
bola. Tetapi peningkatan ini ditentukan oleh tingkat tingkat kekuatan otot perut yang
dimiliki oleh siswa, jika kekuatan otot perut yang dimiliki tinggi maka hasil kemampuan
menyundul bola akan dapat optimal dengan baik tetapi jika kekuatan otot perut yang
dimiliki rendah maka hasil kemampuan menyundul bola kurang begitu optimal.
vii
MOTTO
Barang siapa berjalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan
baginya jalan ke surga
( HR. Muslim )
Keraguan adalah kegagalan yang mungkin akan membuat kehilangan
kemenangan karena takut menghadapinya.
( William Shakespeare )
Seseorang akan menjadi bijaksana ketika dia mulai memperkirakan beberapa
dalam kebodohan.
( Penulis )
Masa depan adalah milik mereka yang percaya pada keindahan mimpinya
( Penulis )
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada :
Bapak dan Ibu tercinta,sebagai tanda
bakti dan hormatku
Adik-adikku tersayang
Cy’ckoo
Teman-teman Angkatan 2005
Adik-adik JPOK FKIP UNS
Almamater
ix
KATA PENGANTAR
Dengan diucapakan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah NYA, sehingga dapat diselesaikan penulisan skripsi
ini.
Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat
bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin untuk
mengadakan penelitian.
3. Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan
Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. H. Sunardi, M.Kes. sebagai pembimbing I yang telah memberikan bimbingan
dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
5. Drs. Budhi Satyawan, M.Pd. sebagai pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
6. Pelatih LPSB Putra Wonogiri yang telah memberikan ijin penelitian.
7. Siswa usia 10-12 tahun LPSB Putra Wonogiri tahun 2009 yang telah bersedia
menjadi sampel penelitian.
8. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang Maha
Esa. Akhirnya berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat bermanfaat.
Surakarta, Juli 2009
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL…………………………………………………………………………... i
PENGAJUAN…………………………………………………………………… ii
PERSETUJUAN……………………………………………………………….... iii
PENGESAHAN…………………………………………………………………. iv
ABSTRAK ……………………………………………………………………..... v
MOTTO…………………………………………………………………….......... vii
PERSEMBAHAN……………………………………………………………….. viii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... . ix
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. x
DAFTAR TABEL……………………………………………………………….. xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………. xvi
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………….. 1
B. Identifikasi Masalah……………………………………………….. 5
C. Pembatasan Masalah………………………………………………. 5
D. Perumusan Masalah……………………………………………….. 6
E. Tujuan Penelitian………………………………………………….. 6
F. Manfaat Penelitian………………………………………………… 7
BAB II. LANDASAN TEORI............................................................................... 8
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 8
1. Permainan Sepakbola.................................................................... 8
2. Menyundul Bola............................................................................ 11
a. Pentingnya teknik menyundul bola.......................................... 11
b. Pelaksanaan teknik menyundul bola........................................ 12
c. Prinsip dasar pembelajaran teknik dasar bermain bola ............ 14
d. Tahapan dalam pembelajaran menyundul bola ....................... 14
xi
e. Strategi dan pendekatan pembelajaran kemampuan
menyundul bola........................................................................ 15
3. Pembelajaran Menyundul Bola Dengan Pendekatan Teknis ........ 16
a. Definisi pendekatan pembelajaran teknis ................................ 16
b. Pelaksanaan pembelajaran menyundul bola dengan pendekatan
teknis ....................................................................................... 16
c. Kelebihan dan kelemahan pembelajaran menyundul bola
dengan pendekatan teknis ....................................................... 19
4. Pembelajaran Menyundul Bola Dengan Pendekatan Taktis......... 20
a. Definisi pendekatan pembelajaran taktis ................................ 20
b. Pelaksanaan pembelajaran menyundul bola dengan pendekatan
taktis......................................................................................... 21
c. Kelebihan dan kelemahan pembelajaran menyundul bola dengan
pendekatan taktis...................................................................... 23
5. Kekuatan Otot Perut ..................................................................... 24
a. Pengertian kekuatan ................................................................ 24
b. Pengertian otot perut ................................................................ 24
c. Manfaat otot perut ................................................................... 25
d. Peranan kekuatan otot perut dalam kemampuan menyundul
bola........................................................................................... 25
B. Kerangka Pemikiran...................................................................... 26
C. Perumusan Hipotesis .................................................................... 29
BAB III. METODE PENELITIAN………………………………………......... 30
A. Tempat Dan Waktu Penelitian ...................................................... 30
B. Metode Penelitian.......................................................................... 30
C. Variabel Penelitian ........................................................................ 31
D. Definisi Operasional Judul Penelitian ........................................... 32
E. Populasi Dan Sampel..................................................................... 32
F. Teknik Pengambilan Data ............................................................. 34
G. Teknik Analisis Data ..................................................................... 34
xii
BAB IV. HASIL PENELITIAN .......................................................................... 39
A. Deskripsi Data.............................................................................. 39
B. Uji Prasyarat Analisis .................................................................. 42
C. Pengujian Hipotesis ..................................................................... 43
D. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................... 45
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN........................................... 49
A. Simpulan ..................................................................................... 49
B. Implikasi ...................................................................................... 49
C. Saran ........................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………… . 52
LAMPIRAN…………………………………………………………………….... 54
xiii
DAFTAR TABEL
HalamanTabel 1 Rancangan Penelitian..................................................................................... 30
Tabel 2 Ringkasan ANAVA Untuk Eksperimen Faktorial 2X2 ................................ 35
Tabel 3 Deskripsi Data Hasil Tes Menyundul Bola Tiap Kelompok Perlakuan
dan Kekuatan Otot Perut .............................................................................. 39
Tabel 4 Hasil Uji Normalitas dengan Liliefors........................................................... 42
Tabel 5 Hasil Uji Homogenitas dengan Uji Barlett .................................................... 42
Tabel 6 Ringkasan Keseluruhan Hasil Analisis Varians Dua Faktor ......................... 43
Tabel 7 Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman Keuls ............................................... 44
Tabel 8 Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama dan Interaksi Faktor Utama
Terhadap Hasil Menyundul Bola .................................................................. 47
Tabel 9 Data Tes Kekuatan Otot Perut Pada Siswa Usia 10-12 Tahun LPSB
Putra Wonogiri Tahun 2009.......................................................................... 64
Tabel 10 Rangking Data Tes Kekuatan Otot Perut Pada Siswa LPSB Putra Wonogiri
Tahun 2009 .................................................................................................... 67
Tabel 11 Rekapitulasi Pembagian Kelompok Penelitian Berdasarkan Kekuatan
Otot Perut Pada Siswa Usia 10-12 Tahun LPSB Putra Wonogiri
Tahun 2009 .................................................................................................... 70
Tabel 12 Rekapitulasi Data Hasil Tes Awal dan Akhir Menyundul Bola
Kelompok Kekuatan Otot Perut Beserta Pembagian Ke Dalam Sel............. 73
Tabel 13 Rekapitulasi Data Tes Awal dan Akhir Menyundul Bola Pada Kelompok
1 & 3 ( Kelompok Pendekatan Pembelajaran Teknis)................................... 75
Tabel 14 Rekapitulasi Data Tes Awal dan Akhir Menyundul Bola Pada Kelompok
2 & 4 ( Kelompok Pendekatan Pembelajaran Taktis)................................... 76
Tabel 15 Tabel Kerja Menghitung Reliabilitas Hasil Tes Awal Kemampuan
Menyundul Bola ........................................................................................... 77
Tabel 16 Rekapitulasi Data Tes Awal , Tes Akhir, dan Nilai Peningkatan
Kemampuan Menyundul Bola Kelompok 1 & 2 dalam Permainan Sepak
Bola ............................................................................................................... 83
xiv
Tabel 17 Rekapitulasi Data Tes Awal , Tes Akhir, dan Nilai Peningkatan
Kemampuan Menyundul Bola Kelompok 2 & 4 dalam Permainan Sepak
Bola ............................................................................................................... 84
Tabel 18 Uji Homogenitas Pembagian Kelompok Sel-sel Berdasarkan Hasil
Tes Awal ........................................................................................................ 85
Tabel 19 Hasil Perhitungan Data Untuk Uji Homogenitas dan Analisis Varians ........ 86
Tabel 20 Data Perhitungan Anava Eksperimen Faktorial 2X2..................................... 87
Tabel 21 Hasil Rentang Newman-Keuls....................................................................... 89
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Cara Menyundul Bola ................................................................................. 13
Gambar 2 Diagram Nilai Rata-rata Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan
Menyundul Bola dalam Permainan Sepak Bola Tiap Kelompok
Berdasarkan Perlakuan dan Tingkat Kekuatan Otot Perut ........................ 41
Gambar 3 Histrogram Perbandingan Nilai Rata-rata Peningkatan Hasil
Kemampuan Menyundul Bola Antar Kelompok Perlakuan ....................... 41
Gambar 4 Bentuk Interaksi Nilai Peningkatan Hasil Kemampuan Menyundul Bola . 48
Gambar 5 Program Pembelajaraan Pendekatan Teknis............................................... 54
Gambar 6 Program Pembelajaraan Pendekatan Taktis7.............................................. 57
Gambar 7 Pelaksanaan Tes Kekuatan Otot Perut ........................................................ 61
Gambar 8 Pelaksanaan Tes Menyundul Bola ............................................................. 63
Gambar 9 Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian Di LPSB Putra Wonogiri ................ 92
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Program Pembelajaraan Pendekatan Teknis dan Taktis .......................... 54
Lampiran 2 Petunjuk Pelaksanaan Tes Sit-Ups .......................................................... 61
Lampiran 3 Petunjuk Pelaksanaan Kemampuan Tes Menyundul Bola ...................... 63
Lampiran 4 Data Tes Kekuatan Otot Perut Pada Siswa Usia 10-12 Tahun LPSB
Putra Wonogiri Tahun 2009.................................................................... 64
Lampiran 5 Rangking Data Tes Kekuatan Otot Perut Pada Siswa LPSB Putra
Wonogiri Tahun 2009.............................................................................. 67
Lampiran 6 Rekapitulasi Pembagian Kelompok Penelitian Berdasarkan Kekuatan
Otot Perut Pada Siswa Usia 10-12 Tahun LPSB Putra Wonogiri
Tahun 2009 .............................................................................................. 70
Lampiran 7 Rekapitulasi Data Hasil Tes Awal dan Akhir Menyundul Bola
Kelompok Kekuatan Otot Perut Beserta Pembagian Ke Dalam Sel........ 73
Lampiran 8 Rekapitulasi Data Tes Awal dan Akhir Menyundul Bola Pada Kelompok
1,2,3&4 ( Kelompok Pendekatan Pembelajaran Teknis dan Taktis) ....... 75
Lampiran 9 Tabel Kerja Menghitung Reliabilitas Hasil Tes Awal Kemampuan
Menyundul Bola....................................................................................... 77
Lampiran 10 UJi Normalitas Data Tes Awal Kelompok Perlakuan ............................. 79
Lampiran 11 Rekapitulasi Data Tes Awal , Tes Akhir, dan Nilai Peningkatan
Kemampuan Menyundul Bola dalam Permainan Sepak Bola................. 83
Lampiran 12 Uji Homogenitas Pembagian Kelompok Sel-sel Berdasarkan Hasil
Tes Awal .................................................................................................. 85
Lampiran 13 Hasil Perhitungan Data Untuk Uji Homogenitas dan Analisis Varians .. 86
Lampiran 14 Data Perhitungan Anava Eksperimen Faktorial 2X2............................... 87
Lampiran 15 Hasil Rentang Newman-Keuls................................................................. 89
Lampiran 16 Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian Di LPSB Putra Wonogiri ............ 92
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sepak bola merupakan cabang olahraga yang sangat terkenal dan digemari oleh
semua lapisan masyarakat.. Namun, ternyata prestasi olahraga sepak bola di Indonesia
masih belum dapat berbicara banyak di tingkat regional apalagi di tingkat internasional.
Prestasi yang diperoleh Indonesia khususnya di bidang sepak bola masih ketinggalan jika
di bandingkan dengan negara Asia lainnya seperti, Korea Selatan, Cina , dan Jepang.
Kondisi ini perlu menjadi perhatian bagi pelatih dan pembina serta semua pihak yang
terkait dengan pembinaan prestasi sepak bola , untuk mengkaji kembali mengenai unsur-
unsur apa yang menyebabkan prestasi sepak bola masih ketinggalan. Dalam rangka
memajukan persepakbolaan Nasional Indonesia yang sekarang ini keadaanya kurang
menggembirakan perlu di tempuh berbagai upaya secara progresif.
Dalam upaya meningkatkan prestasi sepak bola perlu diupayakan pembinaaan
pelatihan untuk meningkatkan kualitas pemain . Dalam upaya peningkatkan kualitas
pemain , diperlukan peningkatan kualitas pembinaan dan pelatihan. Peningkatan kualitas
dalam pembinaan dan pelatihan oalahraga tersebut dapat dicapai dengan penerapan
berbagai disiplin ilmu dan teknologi yang terkait dalam pelatihan dan pembinaan
olahraga. Untuk meningkatkan prestasi dalam olahraga , harus melalui latihan yang baik
yaitu latihan yang dilakukan dengan pendekatan ilmiah terhadap ilmu-ilmu pengetahuan
yang terkait.
Upaya pembinaan yang pertama dilakukan adalah dengan pembinaan secara
massal yang dimulai semenjak usia dini. Melalui pembinaan sejak usia dini diharapkan
dapat memunculkan bibit-bibit pemain sepak bola yang akan dibina untuk menjadi
pemain yang berprestasi, sehingga akan menjunjung nama baik nusa, bangsa dan negara.
Dalam pembinaan prestasi sepak bola , latihan yang dilakukan harus ditujukan
untuk mengembangkan unsur-unsur yang diperlukan dalam sepak bola. Untuk dapat
bermain sepak bola dengan baik dan benar serta dapat berprestasi yang setingi-tingginya
dibutuhkan beberapa unsur. Menurut Soekatamsi (1991 : 14) ada 4
xviii
kelengakapan pokok yang harus dimiliki oleh pemain , antara lain : ”( 1 ) Pembinaan
teknik ( kemampuan ), ( 2 ) Pembinaan fisik ( kesegaran jasmani) , ( 3 ) Pembinaan
taktik ( mental, daya ingat, kecerdasan) , dan ( 4 ) Pematangan juara”.
Dari keempat kelengkapan pokok tersebut, unsur teknik merupakan
kelengkapan yang paling fundamental dan menempati urutan pertama. Hal ini
menunjukan bahwa , penguasaan teknik dasar sepak bola merupakan syarat yang dimilki
oleh setiap pemain agar mampu bermain sepak bola dengan terampil Kemampuan teknik
dasar bermain dapat dicapai dengan latihan secara sistematis berulang-ulang stabil dan
selalu memberikan peningkatan beban secara bertahap. Teknik dasar bermain yang harus
dikuasai dalam permainan sepak bola antara lain adalah menendang bola, menyundul
bola, menggiring bola, melempar bola dan sebagainya.
Di Indonesia banyak sekali Lembaga Pendidikan Sepak Bola yang terbentuk
sebagai tempat pembinaan sepak bola tingkat pemula. Lembaga Pendidikan Sepak Bola
Putra Wonogiri merupakan salah satu Lembaga Pendidikan Sepak Bola yang tergolong
baru di kota Wonogiri. Keberadaan Lembaga Pendidikan Sepak Bola Putra Wonogiri
Menambah semangat baru di Wonogiri yang terkenal dengan kota Gaplek ini. Pembinaan
dan latihan di Lembaga Pendidikan Sepak Bola Putra Wonogiri dikelompokan
berdasarkan umur. Menurut Soekatamsi (1988 : 13) ”(1) Kelompok umur 7-9 tahun, (2)
Kelompok umur 10-12 tahun, (3) Kelompok umur 13-15 tahun, (4) Kelompok umur 16-
18 tahun, (5) Kelompok umur 18 tahun ke atas”. Pembinaan dan latihan didasarkan pada
kelompok umur dimaksudkan agar masing-masing kelompok suatu tim berdiri sendiri
dalam latihan. Hal ini disebabkan karena setiap kelompok umur memiliki perkembangan
dan pertumbuhan yang berbeda-beda, sehingga dalam menentukan beban latihan harus
disesuaikan dengan kelompok umur yang ada. Kebanyakan pemain-pemain dalam
Lembaga Pendidikan Sepak Bola masih relatif masih muda , sehingga kemungkinan
dapat berkembang cukup besar. Agar prestasinya dapat berkembang perlu mendapatkan
latihan secara intensif yang meliputi fisik, teknik, taktik dan mental.
Kemampuan menyundul bola merupakan salah satu unsur teknik dasar yang
penting dalam permainan sepak bola. Kemampuan menyundul bola akan ikut berperan
untuk memperoleh kemenangan dalam suatu pertandingan . Apalagi jika permainan
berlangsung dengan bola-bola atas. Dengan demikian untuk menjadi pemain yang handal,
xix
seorang pemain sepak bola perlu didukung dengan kemampuan menyundul bola yang
baik. Pelatih sepak bola , khususnya di Lembaga Pendidikan Sepak Bola Putra Wonogiri
perlu membimbing agar pemainnya memiliki kemampuan menyundul bola dengan baik.
Untuk itu seorang pembina dan pelatih harus tepat dalam memilih dan menentukan cara
(metode) atau pendekatan yang baik, sehingga dapat mencapai hasil sesuai yang di
harapkan. Disamping itu juga, kemampuan menyundul bola dipengaruhi oleh
kemampuan fisik yang baik dari siswa itu sendiri. Timo Scheunemann (2005:26)
menyatakan, ”Teknik yang hebat tidak akan banyak berarti apabila tidak didukung oleh
stamina yang prima”. Hal ini artinya, seorang pemain sepak bola akan mampu melakukan
kemampuan menyundul bola dengan baik harus didukung kemampuan fisik yang baik
Pada umumnya struktur pembinaan dan latihan yang diterapkan dalam
Indonesia menekankan pada cabang olahraga yang isi materinya selalu ditekankan pada
pencapaian kemampuan teknik. Pembinaan dan latihan yang menekankan pada
kemampuan teknik merupakan cara belajar teknik suatu cabang olahraga yang dilakukan
secara berulang-ulang hingga terjadi otomatisasi gerakan yang efektif dan efisien.
Pembinaan dan latihan teknik difokuskan pada penguasaan unsur-unsur teknik dasar
secara terpisah-pisah. Pembinaan dan latihan teknik ini mempunyai tujuan untuk
meningkatkan penguasaan teknik suatu cabang olahraga, sehingga diharapkan siswa
memiliki kemampuan teknik untuk mendukung penampilannya dalam bermain suatu
cabang olahraga.
Pembelajaran kemampuan teknis menekankan pada penguasaan teknik suatu
cabang olahraga. Akan tetapi siswa tidak dapat merasakan atau memahami suasana
permainan yang sebenarnya dari teknik yang dipelajari . Pembelajaran teknis hanya
menekankan pada pengulangan-pengulangan gerakan yang dipelajari hingga betul-betul
teknik yang dipelajari dikuasai dengan baik.
Pada umumnya siswa cenderung kurang menyukai bentuk pembelajaran dengan
keterangan yang berbelit-belit. Namun siswa akan lebih senang dan gembira jika dalam
pembelajaran kemampuan olahraga hasrat gerak anak lebih tersalurkan dalam bentuk
permainan., meskipun kemampuan teknik yang dimilki belum memadai. Dengan bermain
akan dapat merangsang kemampuan berpikir dan pemahaman terhadap konsep gerakan
dari suatu cabang olahraga yang dipelajari. Pendekatan pembelajaran tersebut dinamakan
xx
pendekatan taktis Kemampuan teknik yang belum memadai mengakibatkan permainan
yang dilakukan kurang menarik. Namun disisi lain, anak akan lebih bersemangat dalam
mengikuti tugas belajar, motivasi belajar meningkat. Dengan motivasi belajar yang baik,
diharapkan teknik yang dipelajari dikuasai dengan baik dan sesuai yang diharapkan.
Pembina dan pelatih di Lembaga Pendidikan Sepak Bola, dalam memberikan
materi teknik sepak bola, perlu menggunakan pendekatan pembelajaran yang baik.
Pendekatan pembelajaran yang baik memungkinkan pencapaian hasil yang lebih baik.
Pada umumnya para pembina dan pelatih di Lembaga Pendidikan Sepak Bola kurang
memikirkan bagaimana pendekatan pembelajaran yang efektif dan efisien dalam
pembinaan sepak bola.
Berdasarkan permasalahan diatas , pembelajaran yang akan dikaji dan diteliti ini
adalah pendekatan teknis dan taktis. Dari kedua pendekatan pembelajaran tersebut,
masing-masing memiliki penekanan atau ciri yang berbeda dalam pelaksanaan proses
belajar mengajar teknik suatu cabang olahraga khususnya teknik menyundul dalam
permainan sepak bola. Untuk mengetahui permasalahan tersebut perlu dibuktikan melalui
penelitian eksperimen, maka penelitian ini mengambil judul “Perbedaan Pengaruh
Pendekatan Pembelajaran dan Kekuatan Otot Perut terhadap Kemampuan Menyundul
Bola Dalam Permainan Sepak Bola Pada Siswa Usia 10-12 Tahun Lembaga Pendidikan
Sepak Bola Putra Wonogiri Tahun 2009“.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas , masalah
dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Latihan dalam permainan sepak bola harus ditujukan pengembangan unsur fisik,
teknik, taktik, dan mental
2. Kemampuan menyundul bola pada siswa Lembaga Pendidikan Sepak Bola Putra
Wonogiri perlu ditingkatkan.
3. Pendekatan teknis-taktis dan kekuatan otot perut dapat digunakan untuk
meningkatkan kemampuan menyundul bola.
xxi
4. Perlu dikaji pendekatan pembelajaran mana yang lebih baik untuk meningkatkan
kemampuan menyundul bola jika diterapkan pada siswa Lembaga Pendidikan Sepak
Bola Putra Wonogiri khususnya usia 10-12 tahun.
C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda maka permasalahan dalam
penelitian ini perlu dibatasi, agar penelitian ini lebih mendalam pengkajiannya. Adapun
pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pendekatan pembelajaran teknis untuk meningkatkan kemampuan menyundul bola
pada siswa usia 10-12 tahun Lembaga Pendidikan Sepak Bola Putra Wonogiri Tahun
2009.
2. Pendekatan pembelajaran taktis untuk meningkatkan kemampuan menyundul bola
pada siswa usia 10-12 tahun Lembaga Pendidikan Sepak Bola Putra Wonogiri Tahun
2009.
3. Kekuatan otot perut untuk meningkatkan kemampuan menyundul bola pada siswa
usia 10-12 tahun Lembaga Pendidikan Sepak Bola Putra Wonogiri Tahun 2009.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang dikemukakan ,
maka dirumuskan suatu masalah sebagai berikut :
1. Adakah perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran teknis dan taktis
terhadap kemampuan menyundul bola dalam permainan sepak bola pada siswa usia
10-12 tahun Lembaga Pendidikan Sepak Bola Putra Wonogiri Tahun 2009?
2. Adakah pengaruh kekuatan otot perut terhadap kemampuan menyundul bola dalam
permainan sepak bola pada siswa usia 10-12 tahun Lembaga Pendidikan Sepak Bola
Putra Wonogiri Tahun 2009?
3. Adakah interaksi antara pendekatan pembelajaran teknis dan taktis dengan kekuatan
otot perut terhadap kemampuan menyundul bola dalam permainan sepak bola pada
siswa usia 10-12 tahun Lembaga Pendidikan Sepak Bola Putra Wonogiri Tahun 2009.
xxii
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini
mempunyai tujuan untuk mengetahui :
1. Perbedaan pengaruh antara pendekatan teknis dan taktis terhadap kemampuan
menyundul bola dalam permainan sepak bola pada siswa usia 10-12 tahun Lembaga
Pendidikan Sepak Bola Putra Wonogiri Tahun 2009.
2. Pengaruh kekuatan otot perut terhadap kemampuan menyundul bola dalam permainan
sepak bola pada siswa usia 10-12 tahun Lembaga Pendidikan Sepak Bola Putra
Wonogiri Tahun 2009.
3. Interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan kekuatan otot perut terhadap
kemampuan menyundul bola dalam permainan sepak bola pada siswa usia 10-12
tahun Lembaga Pendidikan Sepak Bola Putra Wonogiri Tahun 2009
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini sangat erat dengan hasil yang dicapai. Adapun manfaat
yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Salah satu pertimbangan dalam melaksanakan pembinaan untuk meningkatkan
kemampuan menyundul bola dalam permainan sepak bola pada Lembaga Pendidikan
Sepak Bola Putra Wonogiri Tahun 2009.
2. Untuk memberikan informasi dan memperkaya pengetahuan tentang pengaruh
pendekatan teknis-taktis dan kekuatan otot perut terhadap peningkatan kemampuan ,
khususnya menyundul bola dalam permainan sepak bola.
3. Dapat dipakai sebagai bahan acuan untuk meningkatkan kemampuan menyundul bola
dalam permainan sepak bola.
xxiii
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Permainan Sepak Bola
Permainan sepak bola adalah permainan yang dimainkan oleh dua regu, masing-
masing terdiri dari sebelas orang pemain. Tiap-tiap regu masing-masing berusaha
memasukan bola ke gawang lawan dan mencegah regu lawan memasukkan bola atau
membuat skor. Karena tiap regu dalam permainan ini sebelas orang, maka tim atau regu
dalam sepak bola sering disebut kesebelasan. Permainan sepak bola dimainkan diatas
lapangan rumput yang rata yang berbentuk empat persegi panjang. Sepak bola merupakan
olahraga permainan yang hampir seluruh permainanya menggunakan kaki, kecuali
penjaga gawang yang bebas menggunakan anggota tubuh manapun.
Sepak bola adalah permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu terdiri dari sebelas orang pemain termasuk seorang penjaga gawang. Hampir seluruh permainan dilakukan dengan kemampuan mengolah bola dengan kaki, kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan seluruh bagian atau anggota badannya dengan kaki atau tangannya (Soekatamsi, 1991:12).
Sepak bola merupakan salah satu jenis permainan yang memiliki prinsip-prinsip
yang sederhana, yaitu berusaha memasukan bola ke gawang lawannya sebanyak mungkin
dan berusaha menggagalkan serangan lawan untuk melindungi atau menjaga gawangnya
xxiv
agar tidak kemasukkan bola. Dalam hal ini Jozef Sneyers (1998 : 3 ) menyatakan
bahwa ”Prinsip dalam sepak bola sederhana sekali yaitu membuat gol dan mencegah
jangan sampai lawan berbuat sama terhadap gawang sendiri”.
Kemampuan teknik merupakan faktor utama yang harus dikembangkan untuk
mencapai prestasi dalam permainan sepak bola. Sebab menurut Soekatamsi ( 1988 : 11 )
menyatakan bahwa ”Kelengkapan pokok yang fundamental sebagai dasar bermain
adalah teknik dasar dan kemampuan bermain yang lebih dahulu dibina disamping
pembinaan kelengkapan pokok yang lain”. Oleh karena itu unsur ini harus mendapat
perhatian yang serius bagi para pelatih , pembina maupun pemain sepak bola.
Kualitas kemampuan teknik dasar bermain yang dimilki setiap pemain sangat
menentukan tingkat kualitas permainan suatu kesebelasan sepak bola secara menyeluruh.
Hal ini sesuai dengan pendapat Jozef Sneyers (1988 : 80 )
yaitu bahwa ”Mutu permainan suatu kesebelasan ditentukan oleh penguasaan teknik
dasar tentang sepak bola”. Oleh karena penguasaan teknik dasar bermain ini harus
mendapat perhatian yang serius dan harus menjadi prioritas utama dalam latihan.
Dalam permainan sepak bola , ada beberapa macam kemampuan teknik dasar
yang harus dimiliki. Macam-macam teknik dasar bermain sepak bola menurut Remmy
Muchtar ( 1992 : 27 ) terdiri dari :
a. Teknik Badan, terdiri dari :1) Cara berlari
2) Cara melompat 3) Gerak tipu badan
b. Teknik bola, terdiri dari : 1) Teknik menendang bola 2) Teknik menahan bola (trapping)
3) Teknik menggiring bola (dribble) 4) Gerak tipu 5) Teknik menyundul bola (heading) 6) Teknik merebut bola (tackling) 7) Teknik lemparan ke dalam (throw-in) dan 8) Teknik penjaga gawang
Unsur pokok dalam permainan sepak bola adalah kemampuan memainkan
teknik memainkan bola. Pemain sepak bola yang baik tentunya jika menguasai berbagai
cara memainkan bola dengan baik. Macam-macam kemampuan teknik dasar memainkan
xxv
bola yang harus dikuasai dalam permainan sepak bola menurut Joseph A. Luxbacher (
1997 : 213 ) adalah sebagai berikut :
1. Kemampuan mengoper bola2. Kemampuan menerima bola
3. Kemampuan menggiring dan melindungi bola4. Kemampuan mentakle bola5. Kemampuan menyundul bola6. Kemampuan menembak7. Kemampuan menjaga gawang.
Teknik dasar bermain bola merupakan bagian yang penting untuk mencapai
kemampuan teknik bermain bola. Dapat dikatakan kualitas menang- kalahnya suatu tim
dapat ditentukan oleh tingkat penguasaan teknik dasar para pemainnya. Dalam hal ini
Jozef Sneyers ( 1988 : 10 ) menyatakan bahwa, ”Mutu permainan suatu kesebelasan
dintentukan oleh suatu penguasaan teknik dasar tentang sepak bola. Taktik tanpa teknik
tidak mungkin , kecuali bila taktik itu sangat sederhana”.
Pendapat diatas menunjukkan bahwa, penguasaan teknik dasar bermain sepak
bola merupakan faktor yang akan mempengaruhi penampilan pemain maupun tim secara
kolektif, kualitas permainan dan penerapan taktik bermain sepak bola. Taktik permainan
tidak akan mempunyai arti, jika para pemainnya tidak menguasai teknik dasar bermain
sepak bola.
Untuk mencapai kerja sama tim yang baik diperlukan pemain-pemain yang dapat menguasai bagian-bagian dan macam-macam teknik dasar dan segala kemampuanbermain sepak bola, sehingga dapat memainkan bola dalam segala situasi denagn cepat, tepat dan cermat sehingga tidak membuang energi dan waktu (Soekatamsi, 1988 : 12).
Menguasai teknik dasar bermain sepak bola mempunyai peran penting terhadap
penampilan pemain secara individu maupun kolektif. Unsur-unsur teknik yang harus
dikuasai oleh pemain sepak bola meliputi teknik dasar tanpa bola dan teknik dasar
dengan bola . Teknik dasar tanpa bola merupakan landasan bagi pelaksanaan permainan
sepak bola . Setiap pemain harus menguasai berbagai jenis kemampuan teknik dasar baik
itu teknik tanpa bola maupun teknik memainkan bola. Hal ini dapat dicapai melalui
xxvi
latihan teknik secara intensif. Menyundul bola merupakan salah satu unsur teknik yang
perlu dikuasai oleh pemain sepak bola.
2. Menyundul Bola
a. Pentingnya Teknik Menyundul Bola
Menyundul ( heading ) merupakan teknik dasar memainkan bola dengan
kepala. Bagian kepala yang biasa digunakan terutama adalah dahi. Teknik menyundul
bola cukup besar peranannya dalam permainan sepak bola, sehingga perlu dikuasai oleh
pemain sepak bola. Dalam hal ini Joseph A. Luxbacher (1997 :
87) mengemukakan bahwa ”Untuk menjadi pemain sepak bola yang
sempurna, anda harus mengembangkan kemampuan heading yang baik. Tendangan
gawang, tendangan sudut, operan bola tinggi dan penghadangan bola harus sering
dimainkan di udara dengan menggunakan kepala anda”.
Penguasaan terhadap teknik dasar menyundul bola akan memberikan beberapa
manfaat bagi pemain. Adapun kegunaan atau manfaat menyundul bola dalam permainan
sepak bola menurut Soekatamsi ( 1988 : 171 ) yaitu untuk :
1. Meneruskan bola atau mengoperkan bola pada teman.2. Memasukkan bola ke mulut gawang lawan untuk membuat gol.3. Memberikan umpan kepada teman untuk membuat gol.4. Menyapu bola di daerah pertahanan sendiri untuk mematahkan serangan lawan.
Kemampuan menyundul bola memberikan manfaat yang besar dalam
permainan sepak bola. Melalui sundulan kepala, pemain dapat mengoperkan bola kepada
teman, hal ini lebih efektif lagi jika operan lewat bawah dijaga ketat lawan. Sundulan
kepala dapat juga digunakan untuk mengumpankan bola untuk dimasukkan ke gawang
lawan atau langsung membuat gol, seperti yang telah diuraikan diatas. Teknik menyundul
bola juga efektif digunakan sebagai teknik pertahanan, terutama untuk menyapu bola
yang datangnya tinggi (melambung). Apabila lawan melakukan serangan cepat dengan
umpan bola yang tinggi (melambung), sundulan kepala sangat efektif untuk mematahkan
serangan tersebut.
xxvii
Kemampuan menyundul bola bertambah penting peranannya terutama dalam
usaha melakukan perebutan bola di udara dan untuk menciptakan gol.
Selama pertandingan sepak bola banyak sekali tendangan atau operan yang dilakukan
dengan melambung tinggi. Untuk memenangkan perebutan bola melambung , tim
kesebelasan diantaranya harus menguasai teknik menyundul bola dengan
baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Wiel Coerver ( 1985
: 161) menyatakan bahwa ”Kemampuan menyundul bola secara terarah bertambah
penting artinya apabila lawan bermain dengan sistem bertahan , sehingga ruang
geraknya hanya ada lewat kepala.Semakin banyak gol yang secara langsung atau
tidak langsung tercipta dari duel udara”
Sundulan bola yang dilakukan di depan gawang, sangat sulit diantisipasi oleh
penjaga gawang, sehingga tidak sedikit banyak gol yang tercipta melalui sundulan
kepala. Tidak mengherankan jika seoramg pemain yang memiliki keahlian dalam
menyundul bola sangat dicari di suatu tim kesebelasan. Mengingat pentingnya
kemampuan menyundul bola maka, kemampuan menyundul bola sangat perlu dikuasai
oleh para pemain sepak bola. Tiap pemain perlu diberikan latihan menyundul bola agar
memiliki kemampuan yang lebih dalam menyundul bola.
b. Pelaksanaan Teknik Menyundul Bola
Agar dapat menguasai kemampuan teknik dasar menyundul bola, pemain harus
menguasai dasar-dasar gerakan yang ada dalam menyundul bola. Adapun menurut
Soekatamsi (1988: 171), dasar-dasar teknik menyundul bola adalah sebagai berikut :
1) Lari menjemput arahnya datangnya bola, pandangan mata tertuju ke arah bola 2) Otot leher kuatkan , untuk menyundul bola digunakan dahi yaitu daerah kepala
ke atas kening di bawah rambut kepala. 3) Badan digerakkan , ditarik ke belakang melengkung pada daerah pinggang .
kemudian dengan gerakan seluruh tubuh yaitu kekuatan otot-otot perut , dorongkan panggul dan kaki ( lutut bengkok diluruskan ) badan diayunkan ke depan hingga dahi tepat mengenai bola .
4) Pada waktu menyundul bola mata tetap terbuka dan selalu mengikuti arah datangnya bola dan kemana bola diarahkan dan selanjutnya diikuti gerakan lanjutan untuk segera mencari posisi.
xxviii
Dalam melakukan sundulan bola, perkenaan kepala terhadap bola harus tepat di
dahi. Pada saat dahi impact dengan bola otot leher harus dikuatkan, agar pantulan bola
lebih keras. Pandangan mata, harus selalu tertuju pada bola agar perkenaan dengan bola
tepat. Gerakan menyundul bola harus dilakukan secara serentak yaitu dari gerakan kaki,
perut, dan kepala. Mengenai pelaksanaan teknik dasar menyundul bola dapat dilihat pada
gambar berikut:
Gambar 1 . Gerakan menyundul bola
( Soekatamsi, 1988 : 173 )
Berdasarkan uraian diatas dapat dikemukakan bahwa, pembelajaran
kemampuan merupakan proses yang dilakukan untuk meningkatkan tingkat efisiensi dan
efektifitas dalam melakukan gerakan yang kompleks, yang di dalam melaksanakannya
memerlukan koordinasi beberapa bagian tubuh atau bagian-bagian tubuh secara
keseluruhan, untuk memperoleh keberhasilan sesuai dengan situasi yang dihadapi. Dalam
pembelajaran kemampuan gerak, konsep kesiapan belajar siswa penting untuk
diperhatikan. Kesiapan belajar dari aspek fisik-fisiologis merupakan faktor mendasar bagi
penguasaan kemampuan gerak.
xxix
c. Prinsip Dasar Pembelajaran Teknik Dasar Bermain Sepak Bola
Pembelajaran yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan menyundul bola
harus dilakukan secara berulang-ulang dengan berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran
yang benar. . Dalam melakukan latihan , ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh
pelatih :
1) Ulangilah melatih suatu gerakan , sampai terlihat dapat dikuasai dengan sempurna.
2) Perbaikilah segera kalau ada gerakan yang salah. 3) Adakah variasi materi pada pembelajaran . Gerakannya sendiri tetap sama , akan
tetapi dilakukan dalam situasi dan susuna yang saling berbeda. 4) Dalam sepak bola, suatu gerakan tidak pernah berdiri sendiri, tetapi selalu
diikuti gerakan yang lain. Misalnya, kalau bola kita kuasai maka yang akan kita lanjutkan dengan sebuah operan, atau tembakan ke arah gawang lawan. ( Jozef Sneyers, 1988 ; 11 )
Tujuan pembelajaran teknik adalah terbentuknya kemampuan gerakan secara
otomatis dan reflektif. Otomatis gerakan dapat terbentuk melalui pengulangan secara
sistematis. Oleh karena pembelajaran yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
menyundul bola harus dilakukan secara berulang-ulang dengan berdasarkan
prinsip-prinsip gerakan yang benar. Melalui pengulangan dengan berdasarkan prinsip
gerakan yang benar tersebut maka akan dapat dihasilkan otomatisasi gerakan menyundul
dengan gerakan yang benar.
d. Tahapan Dalam Pembelajaran Keterampilan
Penguasaan suatu keterampilan tidak dapat dicapai dengan mudah, tetapi
diperlukan proses latihan yang cukup panjang. Menurut Sugiyanto ( 1994 : 45 )
menyatakan bahwa ”Untuk mempelajari suatu keterampilan tiap atlet harus melalui
proses yang terdiri dari tiga tahapan atau fase yaitu, ( 1 ) fase kognitif, ( 2 ) fase
asosiatif, ( 3 ) fase otonom”.
Agar bisa melakukan gerak tertentu, terlebih dahulu pemain harus tahu tentang
gerakan yang akan dilakukan. Dalam fase kognitif, gerakan yang akan dilakukan
terkonsep di dalam pikiran. Fase asosiatif yaitu suatu fase menghubung-hubungkan
bagian-bagian gerakan yang telah mampu dilakukan sebelumnya. Dengan praktek-
praktek berulang atau drilling rangkaian gerakan itu makin bisa dikuasai, sehingga
xxx
kesalahan-kesalahan yang dilakukan semakin berkurang. Fase otonom atau fase akhir
yaitu suatu fase dimana gerakan-gerakan kemampuan sudah mampu dilakukan hampir
secara otomatis. Gerakan dapat dilakukan dengan lancar, tidak terputus-putus, akurat,
penampilan terbaiknya bisa dicapai secara stabil.
Dalam mempelajari suatu pola gerak kemampuan diperlukan jangka waktu
tertentu. Lama waktu yang diperlukan untuk mempelajari suatu kemampuan sesuai
dengan jenis kemampuan yang dipelajari. Semakin kompleks jenis kemampuan gerak
yang dipelajari, waktu yang diperlukan semakin lama.
e. Strategi dan pendekatan pembelajaran kemampuan menyundul bola
Dalam melakukan pembelajaran menyundul bola diperlukan strategi pendekatan
pembelajaran yang sesuai. Guru memerlukan penguasaan strategi mengajar yang baik,
yang dimaksud dengan strategi mengajar, menurut Sugiyanto ( 1998 : 427 )
mengatakan, ”Pengaturan penerapan cara-cara mengajar agar proses belajar bisa
berlangsung dengan baik dan tujuannya bisa tercapai”. Guru perlu memiliki kemampuan
modifikasi komponen-komponen yang ada dalam proses pengajaran. Dalam mempelajari
kemampuan teknik menyundul bola diperlukan bentuk dan penataan lingkungan
pembelajaran yang sesuai. Pembelajaran menyundul bola dapat dilakukan dengan
bentuk, situasi dan posisi pemain yang bermacam-macam. Adapun bentuk-bentuk
pembelajaran yang dapat digunakan untuk melatih kemampuan menyundul bola,
menurut Soekatamsi ( 1988 : 174-181 ) diantaranya adalah :
1) Bola dilemparkan ke atas bola jatuh disundul–sundul atau di timang- timang dengan dahi.
2) Latihan menyundul bola pada dinding.
3) Latihan menyundul bola berpasangan.4) Latihan menyundul bola dengan di gantung.
Di samping bentuk-bentuk tersebut, masih banyak lagi bentuk pembelajaran
menyundul bola yang dapat digunakan, seperti pembelajaran menyundul bola dengan
formasi melingkar, permainan menyundul bola tiga pemain dengan posisi segitiga,
permainan menyundul bola melalui net dan sebagainya. Pelatih dapat membuat posisi
dan bentuk pembelajaran menyundul bola secara bervariasi, agar jalannya pembelajaran
xxxi
labih menarik dan menyenangkan. Dengan pembelajaran yang sistematis, teratur dan
kontinyu serta dengan bentuk pembelajaran yang sesuai, maka penguasaan kemampuan
teknik menyundul bola akan dapat tercapai.
Bentuk-bentuk pembelajaran atau latihan tersebut dapat dilaksanakan dengan
prosedur yang berbeda. Prosedur pembelajaran kemampuan, khususnya dalam permainan
sepak bola dapat dilakukan dengan pendekatan teknis dan pendekatan taktis. Pendekatan
teknis dan pendekatan taktis, secara praktis sering digunakan dalam pembelajaran
menyundul bola. Melalui pembelajaran yang sistematis, teratur dan kontinyu serta dengan
pendekatan yang sesuai, maka penguasan kemampuan dapat tercapai. Dalam
pelaksanaan proses pembelajaran sepak bola, khususnya teknik menyundul bola ,
pembina atau pelatih dapat menggunakan berbagai jenis pendekatan pembelajaran.
3. Pembelajaran Menyundul Bola Dengan Pendekatan Teknis
Dalam proses pembelajaran terdapat komponen siswa dalam proses belajar dan
pengajar yang mamberikan materi pembelajaran ( mengajar ). Mengajar merupakan
kegiatan yang dilakukan oleh guru atau pengajar untuk memberikan perubahan kepada
siswa. Rusli Lutan (1988: 36 ) menyatakan bahwa ”Mengajar adalah seperangkat
kegiatan sengaja oleh seseorang yang memiliki pengetahuan atau kemampuan yang lebih
daripada yang diajar”.
Mengajar merupakan sesuatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang
memiliki pengetahuan atau kemampuan yang lebih daripada yang diajar, untuk
memberikan sesutau pengertian, kecakapan, atau ketangkasan. Kegiatan mengajar
meliputi penyampaian pengetahuan, menularkan sikap, kecakapan atau kemampuan
yang diatur sesuai dengan lingkungan menghubungkannya dengan subyek yang sedang
belajar. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal dibutuhkan pendekatan pembelajaran
yang tepat.
a. Definisi Pendekatan Pembelajaran Teknis
Pembelajaran merupakan kegiatan belajar yang menjaga dan mendorong
tercapainya tujuan pengajaran. Dengan demikian, pembelajaran merupakan suatu proses
xxxii
membuat orang belajar atau memanipulasi lingkungan sehingga memberikan kemudahan
kepada orang lain untuk belajar.
Pendekatan teknis merupakan suatu sistem pendekatan pembelajaran secara
tradisional, Pendekatan teknis ini merupakan cara belajar dimana untuk mempelajari
suatu teknik cabang olahraga dilakukan secara berulang-ulang.hingga menguasai gerakan
yang otomatis. Hal ini dikemukakan oleh Beltasar Tarigan (2001: 15) menyatakan
bahwa, ”Pembelajaran dengan pendekatan teknis menekankan pada penguasaan
kemampuan atau teknik dasar suatu cabang olahraga”.
Berdasarkan pendapat diatas menunjukkan bahwa, pendekatan pembelajaran
teknis hanya menekankan pada penguasaan teknik suatu cabang olahraga agar siswa
memiliki kemampuan teknik yang memadai. Akan tetapi siswa belum mengalami atau
menemui situasi yang sebenarnya dari teknik yang dipelajari dalam situasi permainan
yang sebenarnya. Siswa tidak menjumpai atau tidak pernah mendapat rintangan dari
siswa lain yang membuat kesulitan dalam pelaksanaan teknik sebagaimana yang terjadi
dalam permainan sebenarnya.
b. Pelaksanaan Pembelajaran Menyundul Bola Dengan Pendekatan Teknis
Pembelajaran menyundul bola dengan pendekatan teknis adalah cara belajar
dimana guru menyampaikan teknik gerakan menyundul bola dan selanjutnya
memberikan contoh atau demonstrasi agar siswa mengetahui konsep gerakan menyundul
bola yang benar.
Dalam pembelajaran pendekatan teknis ini, keaktifan siswa malakukan tugas
ajar sangat dituntut agar teknik yang dipelajari dikuasai dengan baik, Rusli Lutan (
1988 : 399 ) menyatakan bahwa ”Keaktifan sendiri dari pihak siswa merupakan kunci
utama penguasaan dan pemantapan gerak. Kelangsungan proses latihan pada tahap
berikutnya ialah penguasaan teknik yang ideal. Hal ini tergantung pada inisiatif dan self-
activity dari pihak itu sendiri”.
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, suatu teknik akan dapat dikuasai siswa
dengan baik apabila siswa melakukan secara terus menerus dan berulang-ulang.
Keaktifan berlatih sangat dituntut dalam pendekatan teknis. Sedangkan guru bertugas
mengarahkan penguasaan gerak, melakukan koreksi dan evaluasi setiap terjadinya
xxxiii
kesalahan teknik. Koreksi ini sangat penting dalam pendekatan teknis. Kesalahan teknik
yang dibiarkan akan terjadi pola gerakan teknik yang salah. Jika hal ini dibiarakan,
siswa tidak akan tahu teknik gerakan yang baik dan benar.
Pelaksanaan pembelajaran menyundul bola dengan pendekatan teknis dalam
penelitian yaitu, guru menjelaskan teknik gerakan menyundul bola yang baik dan benar.
Selanjutnya guru memberikan contoh atau demonstrasi teknik menyundul bola yang baik
dari kaki tumpu, bagian kepala yang digunakan untuk menyundul, sikap badan ,
pandangan mata dan bagian bola yang disundul.
Untuk meningkatkan motivasi dan semangat belajar siswa, guru harus mampu
menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan agar siswa terlibat aktif melaksanakan
tugas ajar. Menciptakan kondisi belajar yang menggairahkan adalah sangat penting agar
siswa terhindar dari rasa bosan. Situasi belajar yang tidak menyenangkan akan
mengakibatkan menurunnya semangat belajar siswa, sehingga tujuan pembelajaran tidak
tercapai.
c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Menyundul Bola dengan Pendekatan
Teknis
Pembelajaran menyundul bola dengan pendekatan teknis, pembelajaran ini
dapat diidentifikasi kelebihan dan kelemahannya. Kelebihan pembelajaran menyundul
bola dengan pendekatan teknis antara lain :
1) Siswa dapat memahami, mengerti dan menguasai teknik menyundul bola yang
baik dan benar.
2) Kesalahan teknik dapat dicermati oleh guru lebih dini, dan guru dapat segera
membetulkan kesalahan teknik.
3) Siswa dapat mengetahui gerakan teknik yang salah, sehingga siswa dapat
terhindar dari pola gerakan teknik yang salah
xxxiv
4) Dengan menguasai teknik gerakan menyundul bola yang baik, sehingga siswa
akan memilki kemampuan teknik yang baik dan dapat mendukung
kemampuannya dalam bermain sepak bola.
5) Dapat meminimalkan kesalahan teknik menyundul bola selama bermain sepak
bola.
Sedangkan kelemahan pembelajaran menyundul bola dengan pendekatan teknis
antara lain :
1) Hasrat gerak siswa tidak dapat terpenuhi sehingga siswa akan cepat bosan,
karena siswa mengulang-ulang gerakan yang sama secara terus-menerus.
2) Pendekatan teknis ini kurang memberikan tantangan karena siswa tidak
mengalami penggunaan teknik yang dipelajari dalam situasi permainan yang
sebenarnya.
3) Siswa kurang mengerti penggunaan dari teknik yang dipelajari dalam permainan
yang sesungguhnya.
4) Siswa kurang mengerti keterkaitan antara teknik yang dipelajari dengan teknik
yang lain dalam situasi permainan sesungguhnya. Beltasar Tarigan (2001 :13)
menyatakan bahwa, ”Kekurangannya bahwa kemampuan teknik dasar,
diajarkan kepada siswa sebelum siswa mampu memahami keterkaitan, atau
relevansi teknik-teknik dasar tersebut dengan penerapannya di dalam permainan
yang sebenarnya”.
5) Penguasaan teknik yang baik dan benar , belum jaminan akan memilki
kemampuan bermain, karena siswa belum memahami situasi permainan yang
sebenarnya. Beltasar Tarigan ( 2001 : 15 ) menyatakan bahwa, ”siswa
memang terampil dalam melakukan setiap teknik dasar, tetapi kalau sudah
bermain, kemampuannya itu tidak dapat dimanfaatkan atau digunakan sebaik-
baiknya ”.
4. Pembelajaran Menyundul Bola Dengan Pendekatan Taktis
a. Definisi Pendekatan Taktis
xxxv
Merencanakan pembelajaran yang dapat memacu siswa untuk berlatih dan
bermain serta menikmati permainan merupakan tugas seorang pelatih. Para siswa
menginginkan suasana pembelajaran yang mengasyikkan, menggairahkan dan juga
sebagai sarana untuk meningkatakan kebugaran jasmani. Umumnya para siswa kurang
menyukai penjelasan yang berbelit-belit, atau berbaris dalam waktu yang lama untuk
memperoleh kesempatan atau giliran melakukan suatu teknik menyundul bola. Hal-hal
semacam ini dirasakan sangat membosankan bagi siswa.
Pendekatan taktis dalam pengajaran sepak bola menekankan pada aspek
bagaimana membelajarkan siswa untuk memahami konsep bermain. Sebagai contoh
untuk permainan sepak bola yang harus diajarkan adalah konsep bermain sepak bola,
bukan mengajarkan permainan sepak bola tingkat tinggi yang sulit dilakukan oleh siswa.
Melalui pendekatan taktis , diharapkan akan meningkatkan motivasi dan minat para siswa
terhadap konsep bermain, yang pada akhirnya akan meningkatkan kemampuannya dalam
sepak bola.
Pendekatan taktis merupakan cara belajar yang dalam pelaksanaanya dilakukan
dalam bentuk bermain atau permainan. Menurut Amung Ma’mun &
Toto Subroto ( 2001 : 7) menyatakan bahwa ”Pendekatan taktis dalam permainan adalah
untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang konsep bermain melalui penerapan teknik
yang tepat sesuai dengan masalah atau situasi dalam permainan sesungguhnya ”.
Pendapat lain dikemukakan Beltasar Tarigan ( 2001 : 17 ) menyatakan bahwa
”Pengajaran melalui pendekatan taktis adalah meningkatkan kemampuan bermain siswa,
dengan melibatkan kombinasi dari kesadaran taktis dan penerapan kemampuan teknik
dasar kedalam bentuk yang sebenarnya”
Berdasarkan pendapat diatas menunjukkan bahwa, pendekatan taktis menuntut
kesadaran taktis siswa yaitu kemampuan untuk mengidentifikasi masalah-masalah taktik
yang muncul dalam permainan berlangsung sekalian kemampuan memilih jawaban yang
tepat untuk pemecahannya. Keunikan dari kegiatan bermain terletak pada proses yaitu
pemain memberikan keputusan untuk melakukan dan menerapkan suatu teknik secara
tepat dalam situasi yang berubah-ubah. Keputusan yang diambil secara tepat dalam
situasi bermain merupakan faktor penting. Apabila siswa kurang memahami kondisi
xxxvi
permainan, hal ini akan berdampak terhadap kemampuannya dalam mengidentifikasi
teknik yang benar pada situasi tertentu dalam permainan sepak bola.
b. Pelaksanaan Pembelajaran Menyundul Bola Dengan Pendekatan Taktis
Pembelajaran menyundul bola dengan pendekatan taktis yang dimaksud adalah
cara belajar menyundul bola yang pelaksanaanya dilakukan dalam bentuk permainan
kecil. Soekatamsi ( 1988 : 218) menyatakan bahwa ”Permainan kecil dimaksudkan
untuk cermatnya cara belajar kemampuan bermain sepak bola dan merupakan adegan-
adegan yang mirip dengan situasi yang sesungguhnya dalam bentuk kecil atau
penyederhanaan bentuk permainan”.
Pembelajaran menyundul bola dengan pendekatan taktis dilakukan dalam
bentuk permainan kecil, dimana ukuran lapangan lebih kecil, jumlah pemain sedikit dan
peraturan yang diterapkan lebih sederhana. Dalam pelaksanaan permainannya khusus
menggunakan atau cara melakukan permainan hanya dengan teknik dasar menyundul
bola.
Dalam pembelajaran melalui pendekatan taktis ini, terdapat dua kelompok
pemain yang saling berhadapan. Dalam permainan ini pemain melakukan pertandingan
menyundul bola, seperti permainan sepak takraw atau bola voli. Siswa berusaha meraih
kemenangan dalam permainan dengan melakukan menyundul bola yang benar melalui
atas net.
Selama pembelajaran siswa aktif bergerak meskipun dia tidak sedang
menguasai bola. Dengan demikian, aktifitas gerak anak pada pendekatan taktis lebih
banyak dibandingkan dengan pendekatan teknis. Dengan demikian, pendekatan taktis
merupakan pendekatan yang cocok digunakan dalam pembelajaran sepak bola karena
sesuai dengan minat dan keinginan anak. Dengan pendekatan taktis banyak hal yang
diperoleh anak, baik dari segi kesehatan, pengembangan kepribadian, kreatifitas,
maupun sikap sosialnya.
Permainan merupakan cara untuk menciptakan suasana kompetitif pada siswa,
seperti untuk mencapai kemenangan yang peraturannya telah disepakati terlebih dahulu.
Motivasi atau dorongan belajar berperanan penting bagi tercapainya tujuan pembelajaran,
oleh karena itu siswa perlu ditumbuhkan motivasi dan semangat belajarnya. Motivasi
xxxvii
belajar dapat ditumbuhkan diantaranya melalui penciptaan rasa kompetitif. Dalam hal ini
Sugiyanto ( 1998 : 330) mengemukakan bahwa ”Mengenai semangat berusaha bisa
ditimbulkan atau ditingkatkan antara lain melalui cara menciptakan suasana kompetitif di
antara pelajar. Dengan adanya suasana kompetitif , pelajar akan berusaha berbuat sebaik-
baiknya untuk bisa lebih baik dari teman-teman yang lain”.
Adanya sifat kompetitif ini membawa peserta merasa tertantang untuk
memperoleh kemajuan dan berusaha mangatasi setiap problem yang mereka temui dalam
permainan. Sedangkan dengan adanya peraturan dapat menumbuhkembangkan sikap
disiplin, saling menghargai dan bertanggung jawab dalam mentaati peraturan yang
berlaku secara seksama. Terciptanya suasana yang kompetitif ini dapat meningkatkan
semangat dan motivasi siswa untuk melakukan aktifitas gerak dengan sebaik-baiknya.
c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Menyundul Bola dengan Pendekatan
Taktis
Pembelajaran menyundul bola dengan pendekatan taktis menuntut kreatifitas
siswa untuk berfikir dan memahami pola permainan dan memecahkan masalah yang
terjadi didalam permainan. Dalam hal ini siswa berperan penting untuk mengambil
keputusan yang tepat sesuai dengan permasalahan yang terjadi dalam permainan.
Bentuk pembelajaran tentu memilki kelebihan dan kelemahan. Bertolak dari
pengertian pendekatan taktis diatas, pembelajaran ini memilki kelebihan antara lain :
1) Hasrat gerak siswa terpenuhi sehingga dapat menimbulkan rasa senang dan
gembira serta motivasi belajar meningkat.
2) Dengan bermain berarti siswa aktif bergerak sehingga dapat meningkatkan
kesegaran jasmani siswa.
3) Siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran serta dapat meningkatkan
penampilan siswa dalam bermain.
4) Dapat merangsang kemampuan berfikir, memecahkan masalah, dan mengambil
keputusan yang tepat sesuai yang terjadi dalam permainan.
5) Dapat meningkatkan kerjasama dan kekompakan tim.
xxxviii
6) Meningkatkan kemampuan siswa untuk menilai dirinya sendiri dan
kemampuannya dalam proses pengajaran.
Sedangkan kelemahan pembelajaran menyundul bola dengan pendekatan taktis
antara lain :
1) Permainan akan menjadi tidak menarik apabila siswa belum menguasai teknik
menyundul bola yang memadai.
2) Kemungkinan besar akan sering terjadi kesalahan teknik dan siswa tidak
mampu mengenalinya.
3) Bola akan sering mati ( keluar ) lapangan apabila teknik menyundul bola kurang
memadai , sehingga dalan suatu game akan cepat terselesaikan.
4) Guru atau pembina akan mengalami kesulitan untuk mengontrol kesalahan
teknik yang dilakukan siswa.
5. Kekuatan Otot Perut
a. Pengertian Kekuatan
Kekuatan merupakan salah unsur dari komponen kondisi fisik yang diperlukan
pada setiap cabang olahraga sesuai dengan karakteristik cabang olahraga tersebut.
Kekuatan otot adalah unsur komponen kondisi fisik yang sangat penting dalam
meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan karena :
1) Kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik.
2) Kekuatan memegang peranan penting dalam melindungi otot dari
kemungkinan cidera.
3) Latihan kekuatan dapat membantu membentuk postur tubuh yang ideal .
4) Dengan kekuatan dapat memperkuat persendian.
Sajoto (1988) berpendapat bahwa ”Kekuatan adalah komponen kondisi fisik
yang menyangkut masalah kemampuan seorang atlet pada saat mempergunakan otot-
ototnya, menerima beban dalam waktu kerja tertentu”. Berdasarkan pengertian tersebut
diatas dapat disimpulkan bahwa kekuatan adalah kemampuan otot atau sekelompok otot
untuk mengerahkan tenaga maksimal dalam menahan beban tertentu dalam suatu
aktivitas dengan waktu terbatas.
xxxix
b. Pengertian Otot Perut
Setiap aktivitas atau melakukan kegiatan olahraga, otot merupakan komponen
tubuh yang dominan dan tidak dapat dipisahkan. Semua gerakan yang dilakukan oleh
manusia karena adanya otot, tulang , persendian, ligamen serta tendon, sehingga gerakan
dapat terjadi melalui gerakan otot serta jumlah serabut otot yang diaktifkan.
Pengertian kekuatan otot perut yaitu kemampuan dari sekelompok otot perut
untuk melakukan kerja secara maksimal dalam waktu yang singkat. Dalam gerakan
menyundul bola, otot-otot tengah badan khususnya otot perut sangat berperan
didalamnya. Sadoso Sumosardjuno ( 1994 : 48 ) menyatakan bahwa, ”Setiap cabang
olahraga apapun memerlukan tengah badan yang kuat”. Hampir semua aktivitas yang
melibatkan gerakan kaki, kepala atau lengan seperti menendang, menyundul, melempar,
dan menolak melibatkan kontraksi otot-otot perut, sehingga untuk memperoleh kualitas
otot perut yang baik, maka harus dilatih secara benar.
c. Manfaat Otot Perut
Keberadaan otot perut sangat berperan penting dalam aktivitaas sehari-hari atau
kegiatan olahraga. Sadoso Sumosardjuno (1994 : 48) menyatakan bahwa, ”Bagian
tengah badan yang berkembang dengan baik selalu dapat menghasilkan gerakan
semaksimal mungkin”.
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa , keberadaan otot perut sangat penting
dalam melakukan aktivitas yang melibatkan gerakan badan. Dengan berkembangnya
otot-otot perut , maka gerakan menyundul bola akan menjadi lebih maksimal sehingga
akan diperoleh gerakan yang baik sesuai dengan tujuan dari gerakan tersebut. Dalam
gerakan menyundul bola , keberadaan otot-otot perut sangat membantu dalam gerakan
ayunan badan . Pada saat gerakan ayunan badan tersebut, otot-otot perut ikut berkontraksi
dengan kuat dan cepat. Agar ayunan badan pada saat menyundul bola dapat dilakukan
dengan maksimal, maka otot-otot perut harus dikerahkan dengan kuat dan cepat,
sehingga akan dapat berdiri dengan sikap yang sempurna.
d. Peranan Kekuatan Otot Perut Dalam Kemampuan menyundul Bola
xl
Menyundul bola merupakan teknik dasar memainkan bola dengan kepala.
Bagian kepala yang digunakan adalah dahi. Dalam gerakan menyundul bola , otot-otot
tubuh khususnya otot perut sangat membantu gerakan dalam menyundul bola. Sadoso
Sumosardjuno (1994 : 52) menyatakan bahwa ”Berkembangnya otot-otot
pemutar bagian tengah badan menyebabkan bertambah kuatnya punggung dan kuatnya
punggung ini sangat diperlukan oleh semua atlet”. Pendapat tersebut menunjukkan
bahwa, keberadaan otot-otot perut sangat membantu gerakan menyundul bola terutama
pada gerakan ayunan tubuh dan keseimbangan kaki.
Dengan otot-otot perut yang dikerahkan secara maksimal dengan teknik
menyundul bola yang benar , maka gerakan ayunan badan pada saat menyundul bola
dapat dilakukan dengan baik dan lancar. Namun sebaliknya , jika otot-otot perut tidak
dalam kondisi yang baik, maka gerakan ayunan badan saat menyundul bola tidak dapat
dilakukan secara maksimal, sehingga tidak diperoleh gerakan menyundul bola yang
sempurna.
B. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan diatas dapat diajukan
kerangka pemikiran sebagai berikut :
1. Perbedaan Pengaruh Pembelajaran Menyundul Bola Dengan Pendekatan
Teknis Dan Taktis
Karakteristik pertumbuhan dan perkembangan anak usia SD meliputi
karakteristik kognitif , afektif , psikomotor dan fisik. Karakteristik pertumbuhan dan
perkembangan kognitif berkenaan dengan berfikir yaitu : meliputi ingatan ,pengenalan
pengetahuan dan kemampuan intelektual. Aktifitas berfikir pada dasarnya berhubungan
dengan persepsi dan pemrosesan informasi yang ada di dalam organ berfikir yang ada di
otak. Karateristik afektif berkenaan dengan perilaku emosi atau perasaan. Karaterisrik
psikomotor berkenaan dengan gerakan atau kontrol tubuh. Aktifitas ini berorientasi
pergerakan dan menekankan respon-respon yang nampak. Karakteristik fisik telah
tercukupi dalam karakter psikomotor, tetapi mengingat arti pentingnya kualitas fisik di
xli
dalam menunjang kemampuan gerak di dalam keolahragaan maka karateristik perlu
memperoeh penanganan secara khusus.
Pembelajaran menyundul bola dengan pendekatan teknis dan taktis memiliki
karakteristik yang berbeda. Masing-masing pendekatan pembelajaran tersebut memilki
penekanan yang berbeda. Pembelajaran menyundul bola dengan pendekatan teknis
menekankan pada penguasaan teknik menyundul bola yang baik dan benar. Dalam hal
ini siswa secara terus-menerus mengulang-ulang gerakan menyundul bola yang benar.
Dengan mengulang-ulang secara terus-menerus diharapkan terjadi otomatisasi gerakan
atau kemampuan teknik yang lebih baik. Akan tetapi siswa belum mengalami atau
menemui situasi yang sebenarnya dari teknik yang dipelajari dalam situasi permainan
yang sebenarnya.
Sedangkan Pembelajaran menyundul bola dengan pendekatan taktis merupakan
cara belajar yang dilakukan dalam bentuk permainan . Belajar yang dilakukan dalam
bentuk permainan akan dapat menimbulkan rasa senang, gembira, dan motivasi belajar
akan meningkat. Dengan bermain hasrat gerak anak akan lebih terpenuhi dan tujuan
belajar akan tercapai. Dengan bermain siswa dituntut untuk menerapkan kemampuan
teknik dan taktik yang telah dimiliki dalam situasi permainan yang sebenarnya, sehingga
hal ini akan merangsang kemampuan berfikir siswa dalam menghadapi situasi permainan
yang di hadapi.
Perbedaan karakteristik atau penekanan dari kedua pendekatan pembelajaran
diatas akan menimbulkan pengaruh yang berbeda pula terhadap peningkatan kemampuan
gerakan menyundul bola dalam permainan sepak bola. Perbedaan perlakuan yang
diberikan dalam proses belajar-mengajar akan menimbulkan respon yang berbeda pula
terhadap hasil belajar kemampuan menyundul bola dalam permainan sepak bola.
2. Pengaruh Kekuatan Otot Perut terhadap Kemampuan Menyundul Bola dalam
Permainan Sepak Bola pada Siswa Usia 10-12 Tahun Lembaga Pendidikan
Sepak Bola Putra Wonogiri Tahun 2009.
Kekuatan otot perut sangat berpengaruh pada pencapaian hasil dalam
menyundul bola. Dengan kekuatan otot perut yang baik atau tinggi maka pencapaian
xlii
hasil menyundul bola akan baik dan maksimal. Hal ini berbeda dengan siswa yang
memiliki kekuatan otot perut rendah maka hasil sundulan bola yang dicapai kurang
maksimal.
Kekuatan otot perut juga berpengaruh pada saat gerakan menyundul bola. Jika
kekuatan otot perut tinggi maka dorongan gerakan yang dihasilkan akan maksimal dan
keras, sedangkan yang mempunyai kekuatan otot perut yang rendah atau kurang
maksimal saat menyundul bola maka hasil sundulan lemah.
Latihan untuk meningkatkan kekuatan harus bersifat khusus sesuai dengan
karakteristik kekuatan otot perut. Salah satu bentuk latihan untuk meningkatkan kekuatan
otot perut adalah dengan latihan sit-ups. Bentuk latihan ini sangat berpengaruh untuk
meningkatkan kekuatan otot perut. Jika kekuatan otot perut meningkat maka, secara
otomatis gerakan yang dilakukan saat menyundul bola akan maksimal sehingga sundulan
yang diperoleh keras dan maksimal.
3. Interaksi Antara Pembelajaran dengan Pendekatan Teknis dan Taktis dengan
Kekuatan Otot Perut terhadap Kemampuan Menyundul Bola dalam
Permainan Sepak Bola pada Siswa Usia 10-12 Tahun Lembaga Pendidikan
Sepak Bola Putra Wonogiri Tahun 2009.
Pembelajaran dengan pendekatan teknis-taktis dan kekuatan otot perut
merupakan bentuk pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
menyundul bola. Namun dari kedua bentuk pembelajaran tersebut memiliki karakteristik
yang berbeda dalam pelaksanaanya. Pembelajaran menyundul bola dengan pendekatan
teknis dilakukan dengan membentuk beberapa kelompok yang saling berhadapan untuk
melakukan gerakan menyundul bola secara bergantian, sedangkan pembelajaran
menyundul bola dengan pendekatan taktis dilakukan dalam bentuk permainan kecil.
Dalam permainan ini , bentuk permainan yang dilakukan seperti sepak takraw atau voli,
tetapi dalam permainan ini bola dimainkan dengan kepala melewati net ke daerah lawan.
Menyundul bola merupakan gerakan yang membutuhkan kekuatan otot perut
yang baik. Berdasarkan karakteristik pembelajaran menyundul bola, maka siswa yang
memilki kekuatan otot perut tinggi lebih sesuai diberi pembelajaran dengan pendekatan
xliii
taktis. Hal ini karena, pembelajaran dengan pendekatan taktis mirip dengan permainan
sebenarnya, dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam melakukan tugas ajar
secara sungguh-sungguh dan penuh kegembiraan, sedangkan siswa yang memilki
kekuatan otot rendah lebih sesuai diberikan pembelajaran dengan pendekatan teknis
ditinjau dari minat dan motivasi dalam melakukan tugas ajar . Dengan demikian diduga
bentuk pembelajaran dengan pendekatan teknis-taktis dan kekuatan otot perut memiliki
interaksi terhadap kemampuan menyundul bola dalam permainan sepak bola.
C. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut :
1) Ada perbedaan pengaruh antara pembelajaran dengan pendekatan teknis dan taktis
terhadap hasil pembelajaran menyundul bola dalam permainan sepak bola pada siswa
usia 10 12 tahun Lembaga Pendidikan Sepak Bola Putra Wonogiri Tahun 2009.
2) Ada pengaruh kekuatan otot perut terhadap kemampuan menyundul bola pada siswa
usia 10-12 tahun Lembaga Pendidikan Sepak Bola Putra Wonogiri Tahun 2009.
3) Ada interaksi antara pembelajaran dengan pendekatan teknis dan taktis dengan
kekuatan otot perut terhadap kemampuan menyundul bola pada siswa usia 10-12
tahun Lembaga Pendidikan Sepak Bola Putra Wonogiri Tahun 2009.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Untuk memperoleh keterangan yang diperlukan, penelitian ini dilaksanakan di
Stadion Sepakbola Pringgodani Wonogiri.
xliv
2
.
Wakt
u
Penel
itian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada Februari sampai Maret 2009, dengan
frekuensi latihan tiga kali dalam seminggu selama enam minggu.
B. Metode Penelitian
1. Metode Eksperimen
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Dasar penggunaan metode ini
adalah kegiatan diawali dengan memberikan perlakuan kepada subyek dan diakhiri
dengan suatu bentuk tes guna mengetahui pengaruh perlakuan yang telah diberikan.
2. Rancangan Penelitian
Penelitian menggunakan rancangan faktorial 2 X 2 ”Rancangan
faktorial adalah rancangan dimana bisa dimasukkan dua variabel atau lebih untuk
memanipulasi secara simultan. Dengan rancangan ini bisa diteliti pengaruh setiap
variabel independen terhadap variabel dependen dan juga pengaruh interaksi antara
variabel-variabel independen ( Sugiyanto, 1995 : 30 )”.
Model analisis untuk anava dua jalan ( rancangan faktorial 2 X 2) disajikan
pada bagan dibawah ini :
Pendekatan pembelajaran
(A)
Kekuatan Otot Perut
( B )
Teknis
( A1 )
Taktis
( A2 )
xlv
Keter
angan
:
A : Variasi pembelajaran menyundul bola.
B : Kekuatan otot perut.
A1B1 : Kelompok pembelajaran menyundul bola dengan pendekatan teknis yang
memiliki kekuatan otot perut tinggi.
A1B2 : Kelompok pembelajaran menyundul bola dengan pendekatan teknis yang
memiliki kekuatan otot perut rendah.
A2B1 : Kelompok pembelajaran menyundul bola dengan pendekatan taktis yang
memiliki kekuatan otot perut tinggi.
A2B2 : Kelompok pembelajaran menyundul bola dengan pendekatan taktis yang
memiliki kekuatan otot perut rendah.
C. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terapat dua variabel bebas (independent), variabel atributif
dan satu varibel terikat (dependen) yaitu :
1. Variabel bebas (independent) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain.
Variabel independent dalam penelitian ini adalah :
a) Pembelajaran dengan pendekatan teknis.
b) Pembelajaran dengan pendekatan taktis.
2. Variabel atributif adalah variabel yang melekat pada sampel dan menjadi sifat
dari sampel itu sendiri. Variabel atributif dalam penelitian ini adalah kekuatan otot
perut yang dibedakan antara kekuatan otot perut tinggi dan kekuatan otot perut
rendah.
3. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel terikat
pada penelitian ini adalah kemampuan menyundul bola dalam permainan sepak bola.
Tinggi ( B1 )
Rendah ( B2 )
A1B1
A1B2
A2B1
A2B2
Variabel terikat : Kemampuan menyundul bola
xlvi
D. Definisi Operasional Judul Penelitian
1. Pembelajaran Menyundul Bola Dengan Pendekatan Teknis
Pembelajaran menyundul bola dengan pendekatan teknis adalah bentuk
pembelajaran dimana pembina menyampaikan gerakan menyundul bola dan memberikan
contoh teknik menyundul bola dengan gerakan yang benar , selanjutnya pelaksanaan
menyundul bola dengan membentuk beberapa kelompok yang saling berhadapan untuk
melakukan gerakan menyundul bola secara bergantian , sehingga siswa mendapat
kesempatan sama. .
2. Pembelajaran Menyundul Bola Dengan Pendekatan Taktis
Pembelajaran menyundul bola dengan pendekatan taktis adalah bentuk
pembelajaran dimana pelaksanaanya dilakukan dalam bentuk permainan kecil , ukuran
lapangan kecil, jumlah pemain sedikit dan peraturan yang diterapkan lebih sederhana.
Dalam pelaksanaan permainannya, siswa membentuk formasi melingkar, segitiga dan
melakukan bentuk permainan seperti sepak takraw atau bola voli, tetapi bola dimainkan
dengan kepala melewati net. Dengan bentuk permainan tersebut semua siswa akan
mendapat kesempatan sama.
3. Kekuatan Otot Perut
Kekuatan otot perut adalah suatu klasifikasi kekuatan otot perut yang dihitung
atas rerata hasil pengukuran kekuatan otot perut pada sampel penelitian. Pengukuran
kekuatan otot perut ini dihitung dengan suatu bentuk tes sit-ups pada sampel penelitian.
Strata I = Kekuatan otot perut tinggi.
Strata II = Kekuatan otot perut rendah.
4. Kemampuan Menyundul Bola
xlvii
Yang dimaksud kemampuan menyundul bola dalam penelitian ini adalah
kemampuan anak menyundul bola ke arah sasaran daerah gawang berdasarkan aturan
yang telah ditetapkan atau alat ukur yang digunakan.
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelompok umur 10-12 tahun pada
Sekolah Sepak Bola Putra Wonogiri Tahun 2009 berjumlah 60 anak.
2. Sampel Penelitian
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Stratified Random
Sampling. Sampel diambil 40 anak kemudian dikelompokkan sesuai rancangan faktorial
2 x 2 yaitu menjadi 4 kelompok, yang didasarkan pada tes kekuatan otot perut,
pengelompokkan sampel tersebut adalah :
a. Pembelajaran menyundul bola dengan pendekatan teknis yamg memiliki kekuatan
otot perut tinggi.
b. Pembelajaran menyundul bola dengan pendekatan teknis yang memiliki kekuatan otot
perut rendah.
c. Pembelajaran menyundul bola dengan pendekatan taktis yang memiliki kekuatan otot
perut tinggi.
d. Pembelajaran menyundul bola dengan pendekatan taktis yang memiliki kekuatan otot
perut rendah.
F. Teknik Pengambilan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini diadakan tes dan
pengukuran. Untuk meengukur kekuatan otot perut adalah menggunakan Tes Baring
Duduk 30 detik ( Sit-ups ) Mulyono Biyakto Atmojo ( 2008 : 61 ) dan tes menyundul
bola dari Permainan Bola Besar I oleh Soekatamsi ( 2004 : 6.19). Petunjuk pelaksanaan
tes terlampir.
xlviii
G. Teknik Analisis Data
1. Uji Persyaratan Analisis
Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data dalam penelitian ini mengunakan metode Lilliefors dari
Sudjana ( 2002 : 466 ). Adapun prosedur pengujian normalitas tersebut adalah
sebagai berikut :
1) Penggunaan X1, X2,…….., Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2,……., Zn dengan
menggunakan rumus :
Zi = {Xi – X }/ SD , dengan X dan SD berturut-turut merupakan rata-rata dan
simpangan baku.
2) Data dari sampel tersebut kemudian diurutkan dari skor terendah sampai skor
tertinggi.
3) Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku,
kemudian dihitung peluang F(Zi) = P(Z≤Zi)
4) Selanjutnya menghitung perbandingan antara nomor subyek I dengan subyek n,
yaitu : S(Zi) = i/n
5) Menghitung selisih F(Zi)-S(Zi), kemudian ditentukan harga mutlaknya.
6) Menentukan harga paling besar dari harga-harga mutlak diambil sebagai Lo.
Rumusnya : Lo = | F(Zi) - S(Zi) | maksimum.
Kriteria :
Lo ≤ Ltab : Sampel berasal dari populasi yang distribusi normal.
Lo > Ltab : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Dalam uji homogenitas dilakukan dengan cara membagi varians yang lebih
besar dengan varians yang lebih kecil. Adapun rumus yang digunakan adalah :
xlix
Fdbvk : dbvk = SD2bs / SD2kt
( Sutrisno Hadi, 1982 : 386 )
Keterangan =
Fdbvk : dbvk = Derajat kebebasan K1 dan K2
SD2bs = Standar deviasi KE1
SD2kt = Standar deviasi KE2
3. Analisis Data
a. ANAVA Rancangan Faktorial 2 X 2
1). Metode AB untuk ANAVA dua faktor.
Ringkasan ANAVA untuk Eksperimen faktorial 2 X 2,
Sumber Variasi Dk JK RJK Fo
Rata-rata perlakuan
A
B
AB
1
a-1
b-1
(a-1) (b-1)
Ry
Ay
By
ABy
R
A
B
AB
A/E
B/E
AB/E
Kekeliruan Ab ( n-1 ) Ey E
Keterangan :
A = Taraf faktorial A
B = Taraf faktorial B
N = Jumlah sampel
2). Langkah-langkah penghitungan :
a)
a
i
b
jij
1 1
22
l
b)abn
R
a
i
b
jY
1 1
c)y
a
i
b
jijab RJJ
2
1 1
)(
d) y
a
iy RbnAiA
)/(1
2
e)
b
jyy BanBiA
1
2 )/(
f) Aby = Jab – Ay –By
g) Ey = Y2 – Ry – ( By + ABy )
3). Kriteria pengujian hipotesis :
Jika F ≥ F (1- ά) (V1- V2), maka hipotesis nol ditolak.
Jika F < F (1ά) (V1- V2), maka hipotesis nol diterima dengan : dk pembilang .
Vi (K-1) dan dk penyebut V2 = ( n1 + ……..nk-k ), ά = taraf signifikasi untuk
pengujian hipotesis.
Keterangan :
ΣY2 : Jumlah kuadrat data.
Ry : Rata-rata peningkatkan karena perlakuan.
Ay : Jumlah peningkatan pada kelompok berdasarkan pembelajaran
menyundul bola dengan pendekatan teknis dan pembelajaran
menyundul bola dengan pendekatan taktis.
By : Jumlah peningkatan berdasarkan kekuatan otot perut.
ABy : Selisih antara jumlah peningkatan data keseluruhan dan jumlah
peningkatan kelompok perlakuan dan kekuatan otot perut.
Jab : Selisih jumlah kuadrat data dan rata peningkatan perlakuan.
li
b. Uji Rentang Newman-Keuls Setelah ANAVA
Langkah-langkah untuk melakukan uji Newman-Keuls sebagai berikut :
1) Susun k buah rata-rata perlakuan menurut urutan nilainya dari yang terkecil
sampai pada yang terbesar.
2) Dari rangkaian ANAVA, diambil harga RJK disertai dk-nya.
3) Hitung kekeliruan baku rata-rata untuk tiap perlakuan dengan rumus :
N
kekeliruanRJKS E
y
)(
RJK kekeliruan juga didapat dari hasil rangkuman ANAVA.
4) Tentukan taraf signifikasi ά , lalu gunakan daftar rentang student. Untuk uji
Newman-Keuls, Diambil V = dk dari RJK ( kekeliruan ) dan p = 2,3……k.
Harga-harga yang didapat dari daftar sebanyak (k-1) untuk V dan P supaya
dicatat.
5) Kalikan harga-harga yang didapat dititik …….diatas masing-masing dengan Sy .
dengan jalan emikian diperoleh apa yang dinamakan rentang signifikasi
terkecil (RST).
6) Bandingkan selisih rata-rata terkecil dengan RST untuk mencari P-k selisih rata-
rata terbesar dan rata-rata terkecil kedua dengan RST untuk P = (k-1) dan
seterusnya. Demikian halnya perbandingan selisih yang rata-rata terbesar kedua
rata-rata terkecil dengan RST dengan P= (k-2), dan seterusnya. Dengan jalan
begitu, semua akan ada 1/2K(k-1) pasangan yang harus dibandingkan. Jika
selisih-selisih yang didapat lebih besar daripada RST-nya masing-masing akan
disimpulkan bahwa, terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata
perlakuan.
c. Hipotesa Statistik
Hipotesa 1 Ho = μ A1 ≥ μ A2
HA = μ A1 < μ A2
Hipotesa 2 Ho = μ B1 ≥ μ B2
HA = μ B1 < μ B2
lii
Hipotesa 3 Ho = Interaksi A X B = 0
HA = Interaksi A X B ≠ 0
Keterangan =
μ = Nilai rata-rata
A1 = Pembelajaran dengan pendekatan teknis
A2 = Pembelajaran dengan pendekatan taktis
B1 = Kekuatan otot perut tinggi
B2 = Kekuatan otot perut rendah
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian beserta interprestasinya.
Penyajian hasil penelitian adalah berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada tes awal
dan tes akhir kemampuan menyundul bola. Berturut-turut berikut disajikan
mengenai diskripsi data , uji prasyarat analisis, pengujian hipotesis dan pembahasan hasil
penelitian.
A. Deskripsi Data
Deskripsi hasil analisis data hasil kemampuan menyundul bola pada siswa Usia
10-12 tahun Lembaga Pendidikan Sepak Bola Putra Wonogiri Tahun 2009 yang
liii
dilakukan sesuai dengan kelompok yang dibandingkan, disajikan dalam bentuk tabel
sebagai berikut :
Tabel 4 Ringkasan Angka-angka Statistik Deskriptif Data Hasil Kemampuan Menyundul
Bola Tiap Kelompok Berdasarkan Perlakuan.
Perlakuan Kekuatan
Otot Perut
Statistik Tes
Awal
Tes
Akhir
Peningkatan
Pendekatan
Teknis
(A1)
Tinggi
(B1)
Jumlah 58 60 2
Mean 5.80 6.00 0.20
SD 0.63 0.47 0.42
Rendah
(B2)
Jumlah 36 39 3
Mean 3.60 3.90 0.30
SD 1.844 1.66 0.48
Pendekatan
Taktis
(A2)
Tinggi
(B1)
Jumlah 74 79 5
Mean 7.40 7.90 0.50
SD 0.52 0.32 0.53
Rendah
(B2)
Jumlah 34 42 8
Mean 3.40 4.20 0.80
SD 2.55 1.99 0.92
Hal-hal yang menarik dari nilai-nilai yang terdapat dalam tabel diatas adalah sebagai
berikut :
1. Jika kelompok siswa dengan kekuatan otot perut tinggi yang mendapat perlakuan
dengan bentuk pendekatan pembelajaran teknis mempunyai rata-rata tes awal
5.80 dan tes akhir 6.00 dengan rata-rata peningkatan 0.20 . Sedangkan kelompok
siswa yang mendapat pelakuan dengan bentuk pendekatan pembelajaran taktis
mempunyai rata-rata tes awal 7.40 dan tes akhir 7.90 dengan rata-rata peningkatan
0.50 . Bila kedua pendekatan pembelajaran dibandingkan, maka dapat diketahui
bahwa kelompok perlakuan dengan bentuk pendekatan pembelajaran taktis lebih baik
daripada kelompok perlakuan dengan bentuk pendekatan pembelajaran teknis .
2. Kelompok perlakuan pada siswa dengan kekuatan otot perut rendah dengan perlakuan
bentuk pendekatan pembelajaran teknis mempunyai rata-rata tes awal 3.60 dan tes
liv
akhir 3.90 dengan peningkatan 0.30. Sedangkan pada kelompok siswa dengan
perlakuan bentuk pendekatan pembelajaran taktis mempunyai rata-rata tes awal 3.40
dan tes akhir 4.20 dengan peningkatan 0.80. Bila kedua kelompok dibandingkan,
maka dapat diketahui bahwa kelompok perlakuan dengan bentuk pendekatan
pembelajaran taktis lebih baik daripada kelompok perlakuan dengan bentuk
pendekatan pembelajaran teknis terhadap kemampuan menyundul bola pada siswa
Usia 10-12 Tahun Lembaga Pendidikan Sepak Bola Putra Wonogiri Tahun 2009.
Untuk mengetahui gambaran secara menyeluruh dari nilai-nilai hasil
kemampuan menyundul bola maka dapat dibuat diagram perbandingan nilai-nilai sebagai
berikut :
5.8 6
0.2
3.63.9
0.3
7.47.9
0.5
3.44.2
0.8
0
1
2
3
4
5
6
7
8
1 2 3 4
Kelompok
Diagram Deskripsi Data Hasil Tes Menyundul Bola
Sebelum
Sesudah
Peningkatan
Diagram 9. Diagram Nilai Rata-Rata Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan
Menyundul Bola Tiap Kelompok Berdasarkan Perlakuan dan Tingkat
Kekuatan Otot.
3. Agar nilai rata-rata peningkatan hasil kemampuan menyundul bola yang dicapai
tiap kelompok mudah dipahami, maka nilai peningkatan hasil kemampuan
menyundul bola pada tiap kelompok perlu disajikan dalam bentuk diagram sebagai
berikut :
lv
Diagram Peningkatan Hasil Tes Menyundul Bola
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1 2 3 4
Kelompok
Gambar 10. Histogram Perbandingan Nilai Rata-Rata Peningkatan Hasil
Kemampuan Menyundul Bola Antar Kelompok Perlakuan.
B. Uji Prasyarat Analisis
1. Uji NormalitasDari data hasil prediksi kemampuan menyundul bola sebelum diberi perlakuan,
setelah dianalisis menggunakan uji Liliefors, maka diperoleh hasil pengujian seperti
tercantum dalam tabel berikut :
Tabel 5. Hasil Uji Normalitas dengan Liliefors.
Kelompok N Prob Lo Lt Kesimpulan
A1B1 10 0.05 0.247 0.258 Distribusi Normal
A2B1 10 0.05 0.121 0.258 Distribusi Normal
A1B2 10 0.05 0.232 0.258 Distribusi Normal
A2B2 10 0.05 0.167 0.258 Distribusi Normal
Dari tabel diatas diketahui bahwa Lo < Lt. Hal ini menunjukkan bahwa sampel
yang terambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dengan demikian
persyaratan normalitas data telah terpenuhi. Rincian dan prosedur Uji Normalitas dapat
dilihat dalam lampiran.
lvi
2. Uji Homogenitas Varians
Dengan data yang sama dianalisis menggunakan uji Barlett, maka diperoleh
hasil pengujian yang tercantum dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 6. Hasil Uji Homogenitas Dengan Uji Barlett
Σ
Kelompok Ni S2gab X2hit X2
tabel Kesimpulan
4 10 0.7083 7.2704 7.810 Homogen
Dari tabel diatas dapat diketahui X2hit lebih kecil dari pada X2
tabel . Hal ini
menunjukkan sampel-sampel penelitian pada kelompok bentuk pendekatan pembelajaran
teknis dan bentuk pendekatan pembelajaran taktis, keduanya bersifat homogen . Dengan
demikian persyaratan homogenitas juga dipenuhi. Rincian dan prosedur analisis uji
homogenitas varians dapat diperiksa pada lampiran.
Setelah uji homogenitas dan normalitas dilakukan, maka dapat dilakukan
analisis varians dua faktor untuk kepentingan pengujian hipotesis.
C. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis ini dilakukan berdasarkan hasil analisis data dan
interprestasi analisis varians. Uji rentang Newman Keuls ditempuh sebagai langkah-
langkah uji rata-rata setelah anava. Bila anava menghasilkan kesimpulan tentang
perbedaan pengaruh kelompok yang dibandingkan, maka uji rentang Newman Keuls,
dimaksud untuk mengetahui pengaruh kelompok mana yang lebih baik.
Berkenaan dengan hasil analisis dan uji rentang Newman Keuls, ada beberapa
hipotesis yang harus diuji. Hasil analisis data dapat dilihat seperti yang tercantum dalam
tabel berikut ini.
Tabel 7. Ringkasan Keseluruhan Hasil Analisis Varians Dua Faktor
Sumber Variasi dk JK RJK Fo Ft
RatarataPerlakuan 1 1030.225 1030.225 - -
lvii
A
B
AB
Kekeliruan
1
1
1
36
2071.700
2234.500
4207.925
66.500
2071.700
2234.500
4207.925
1.847
1121.5218 ***
1209.6541 ***
2277.9744 ***
-
4.110
Total 40 9610.850
Keterangan :
A : Kelompok Siswa Berdasarkan Pendekatan Pembelajaran
B : Kelompok siswa berdasarkan Kekuatan Otot Perut
AB : Interaksi Antara Kelompok Siswa Berdasarkan Pendekatan
Pembelajaran dengan Kekuatan Otot Perut.
*** : Tanda Signifikansi
Tabel 7. Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman Keuls
KP Mean
A2B2 A2B1 A1B2 A1B1 RST
3.60 7.30 3.60 5.80 a =0.05 A=0.01
A2B2 3.60 - 3.70 0.00 2.20 *** 1.24 1.62
A2B1 7.30 - - 3.70 1.50 *** 1.50 1.84
A1B2 3.60 - - - 2.20 *** 1.65 1.97
A1B1 3.60 - - - - - -
Keterangan :
*** : Signifikasi pada p < 0.05.
A1B1 : Kelompok pembelajaran menyundul bola dengan pendekatan teknis yang
memiliki kekuatan otot perut tinggi.
A1B2 : Kelompok pembelajaran menyundul bola dengan pendekatan teknis yang
memiliki kekuatan otot perut rendah.
A2B1 : Kelompok pembelajaran menyundul bola dengan pendekatan taktis yang
memiliki kekuatan otot perut tinggi.
A2B2 : Kelompok pembelajaran menyundul bola dengan pendekatan taktis yang
memiliki kekuatan otot perut rendah.
lviii
2. Pengujian Hipotesis Pertama
Untuk perlakuan dengan bentuk pendekatan pembelajaran teknis dan taktis ,
hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan
hasil kemampuan menyundul bola siswa Usia 10-12 Tahun Lembaga Pendidikan Sepak
Bola Putra Wonogiri Tahun 2009. Perbedaan peningkatan ini karena F0 = 1121.5218
lebih besar dari Ft = 4.110 pada taraf signifikan 5%. Ini berarti bahwa hipotesis nol (Ho)
ditolak sehingga ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok perlakuan.
2. Pengujian Hipotesis Kedua
Dari hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara
siswa yang memiliki kekuatan otot perut tinggi dengan siswa yang memilki kekuatan otot
perut rendah terhadap peningkatan hasil belajar kemampuan menyundul bola pada siswa
Usia 10-12 Tahun Lembaga Pendidikan Sepak Bola Putra Wonogiri Tahun 2009. Dari
hasil perhitungan diperoleh F0 =1209,6541 lebih besar dari Ft = 4.080 pada taraf
signifikasi 5%. Ini berarti Hipotesis nol (H0) ditolak sehingga ada perbedaan yang
signifikasi antara kedua kelompok kategori kekuatan otot perut.
3. Pengujian Hipotesis Ketiga
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ada interaksi
antara pendekatan pembelajaraan dan kekuatan otot perut, yang ditunjukkan oleh F0 =
2277,9744 lebih besar dari Ft = 4.080 pada taraf signifikasi 5% sehingga H0 ditolak,
jadi dapat disimpulkan bahwa antara bentul pendekatan pembelajaraan dan kekuatan otot
perut ada interaksi dalam peningkatan hasil kemampuan menyundul bola pada siswa
Usia 10-12 Tahun Lembaga Pendidikan Sepak Bola Putra Wonogiri Tahun 2009.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
lix
Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran lebih lanjut mengenai
hasil-hasil analisis data yang telah dilakukan sebelumnya. Berdasarkan pengujian
hipotesis telah mengahasilkan tiga kemungkinan analisis yaitu : (1) Ada
perbedaan pengaruh yang signifikan antara pendekatan pembelajaraan teknis dan
pendekatan pembelajaraan taktis terhadap peningkatan hasil kemampuan menyundul bola
pada siswa Usia 10-12 Tahun Lembaga pendidikan Sepak Bola Putra Wonogiri Tahun
2009. (2) Ada perbedaan yang signifikan antara kekuatan otot perut tinggi dan kekuatan
otot perut rendah terhadap peningkatan hasil kemampuan menyundul bola pada siswa
Usia 10-12 Tahun Lembaga pendidikan Sepak Bola Putra Wonogiri Tahun 2009. (3)
Ada interaksi antara bentuk pendekatan pembelajaraan dan kekuatan otot perut terhadap
peningkatan hasil kemampuan menyundul bola pada siswa Usia 10-12 Tahun Lembaga
pendidikan Sepak Bola Putra Wonogiri Tahun 2009. Kelompok kesimpulan analisis
tersebut dapat dipaparkan lebih lanjut secara rinci sebagai berikut :
1. Pengaruh antara pendekatan pembelajaran teknis dan taktis terhadap
kemampuan menyundul bola dalam permainan sepak bola pada siswa usia 10-
12 tahun Lembaga Pendidikan Sepak Bola Putra Wonogiri Tahun 2009
Berdasarkan pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa, ada pengaruh
antara pendekatan pembelajaran teknis dan taktis terhadap peningkatan kemampuan
menyundul bola pada siswa usia 10-12 Tahun Lembaga Pendidikan Sepak Bola Putra
Wonogiri Tahun 2009. Kelompok yang mendapat perlakuan pendekatan pembelajaran
dengan bentuk pendekatan taktis memiliki peningkatan lebih dibanding dengan kelompok
perlakuan dengan bentuk pendekatan teknis. Ditinjau dari hasil kemampuan menyundul
bola yang dihasilkan ternyata kelompok perlakuan pendekatan pembelajaran dengan
bentuk pendekatan taktis lebih baik daripada kelompok perlakuan dengan bentuk
pendekatan teknis
Dari angka-angka dihasilkan dalam analisis data menunjukkan bahwa
perbandingan rata-rata peningkatan hasil kemampuan menyundul bola dengan bentuk
pendekatan pembelajaran taktis adalah 0.55 diatas rata-rata peningkatan kelompok bentuk
pendekatan pembelajaran teknis yang hanya 0.35 .
lx
3. Pengaruh kekuatan otot perut terhadap kemampuan menyundul bola dalam
permainan sepak bola pada siswa usia 10-12 tahun Lembaga Pendidikan Sepak
Bola Putra Wonogiri Tahun 2009
Berdasarkan pengujian hipotesis kedua ternyata ada perbedaan antara kekuatan
otot perut tinggi dan rendah terhadap kemampuan menyundul bola pada siswa usia 10-12
tahun Lembaga Pendidikan Sepak Bola Putra Wonogiri Tahun 2009. Pada kelompok
kekuatan otot perut tinggi dimungkinkan akan menghasilkan kekuatan yang lebih besar
dalam melakukan kemampuan menyundul bola daripada kelompok siswa yang
mempunyai kekuatan otot perut rendah.
Dari angka-angka dihasilkan dalam analisis data menunjukkan bahwa
perbandingan rata-rata peningkatan hasil kemampuan menyundul bola pada siswa yang
memiliki kekuatan otot perut tinggi lebih baik 0.55 daripada kelompok yang mempunyai
kekuatan otot perut rendah.
4. Interaksi antara pendekatan pembelajaran teknis dan taktis dengan kekuatan
otot perut terhadap kemampuan menyundul bola dalam permainan sepak bola
pada siswa usia 10-12 tahun Lembaga Pendidikan Sepak Bola Putra Wonogiri
Tahun 2009.
Penggunaan pendekatan pembelajaran dalam kemampuan menyundul bola
dapat dijadikan sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan kekuatan otot perut. Untuk
terbentuknya kekuatan yang memadai, seseorang harus memiliki unsur-unsur utama dari
kekuatan yaitu power dan kecepatan. Jika seseorang memiliki unsur power yang baik
maka akan mendukung terbentuknya kekuatan yang memadai dan sebaliknya. Dengan
demikian penggunaan pendekatan pembelajaran dan kekuatan otot perut mempunyai
interaksi yang positif, dimana kekuatan otot perut yang baik dapat mendukung
pencapaian hasil kemampuan menyundul bola yang lebih optimal. Untuk mengetahui
interaksi antara pendekatan pembelajaran dan kekuatan otot perut, disajikan sebagai
berikut :
Tabel 9. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama,dan Kekuatan Otot Perut Faktor Utama
Terhadap Peningkatan Hasil Kemampuan Menyundul.
A1 A2 Rerata A1-A2
lxi
B1 0.20 0.50 0.35 -0.30
B2 0.30 0.80 0.55 -0.50
Rerata 0.25 0.65 0.45 -0.40
B1-B2 -0.10 -0.30 -0.20 -0.20
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
A1 A2
B1
B2
Gambar 11. Bentuk Interaksi Nilai Peningkatan Hasil Kemampuan
menyundul Bola.
Gambar diatas menunjukkan bahwa, Bentuk garis perubahan besarnya nilai
hasil belajar kemampuan menyundul bola adalah tidak sejajar, sehingga jika garis
tersebut diteruskan akan mendapat suati titik pertemuan (perpotongan) antara pendekatan
pembelajaran dan kekuatan otot perut. Berarti terdapat kecenderungan ada interaksi
antara keduanya. Hal ini sesuai dengan kajian teori yang dikemukakan bahwa
peningkatan hasil tidak dipengaruhi oleh pendekatan pembelajaran saja, tetapi juga faktor
internal, dimana kedua faktor tersebut mempengaruhi secara berkaitan. Tiggi rendahnya
kekuatan otot perut yang dimiliki akan mempengaruhinya terbentuknya kekuatan yang
memadai, sehibgga dapat mempengaruhi kemampuan menyundul bola . Dengan kata
lxii
lain, siswa yang memiliki kekuatan otot perut otot tinggi akan lebih optimal dalam
melakukan sundulan sehingga hasil keteramplan menyundul bola lebih baik jika
dibanding dengan siswa yang kekuatan otot perutnya rendah.
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analsis data dan pembahasa yang telah dilakukan, maka dapat
ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut :
1. Ada pengaruh yang menyakinkan antara pendekatan pembelajaraan dengan bentuk
pendekatan teknis dan pendekatan taktis terhadap kemampuan menyundul bola
pada siswa usia 10-12 Tahun Lembaga Pendidikan Sepak Bola Putra Wonogiri
Tahun 2009. Pengaruh peningkatan kemampuan menyundul bola yang ditimbulkan
oleh pendekatan pembelajaraan dengan bentuk pendekatan taktis lebih baik dari
pada pendekatan pembelajaraan dengan bentuk teknis, rata-rata peningkatannya
adalah 0.55 dan 0.35
2. Ada pengaruh yang menyakinkan antara kekuatan otot perut tinggi dan kekuatan otot
perut rendah terhadap kemampuan menyundul bola pada siswa usia 10-12 Tahun
Lembaga Pendidikan Sepak Bola Putra Wonogiri Tahun 2009. Pengaruh
peningkatan kemampuan menyundul bola yang ditimbulkan oleh siswa yang
memiliki kekuatan otot perut tinggi lebih baik daripada siswa yang memiliki
kekuatan otot perut rendah, karena rata-rata peningkatannya adalah 0.55 dan 0.35
untuk kekuatan otot perut rendah.
3. Ada interaksi antara bentuk pendekatan pembelajaraan dan kekuatan otot perut
tehadap kemampuan menyundul bola pada siswa usia 10-12 Tahun Lembaga
Pendidikan Sepak Bola Putra Wonogiri Tahun 2009. keduanya ada hubungan
timbal balik.
lxiii
B. Implikasi
Kesimpulan dari hasil penelitian ini dapat mengandung pengembangan ide yang
lebih luas jika dikaji pula tentang implikasi yang ditimbulkan. Atas dasar kesimpulan
yang telah diambil, dapat dikemukakan implikasinya sebagai berikut :
1. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendekatan pembelajaraan dan kekuatan
otot perut merupakan variabel-variabel yang dapat mempengaruhi peningkatan dalam
kemampuan menyundul bola.
2. Penggunaan pendekatan pembelajaraan dengan bentuk pendekatan taktis memberikan
pengaruh lebih tinggi daripada bentuk pendekatan teknis. Hal ini berarti bahwa
penggunaan pendekatan pembelajaraan dengan bentuk pendekatan taktis secara
menyakinkan memberikan pengaruh yang efektif dalam kemampuan menyundul bola,
karena dalam penggunaanya, hasil menyundul bola dapat meningkat yang optimal.
Sedangkan pembelajaraan dengan bentuk pendekatan pembelajaraan teknis hasil
tolakan kurang dalam peningkatan hasil menyundul bola , sehingga latihan ini
efektifitasnya kurang optimal dalam menyundul bola.
3. Penggunaan bentuk pendekatan pembelajaraan dengan kekuatan otot perut ada
interaksi , hal ini karena ada perubahan taraf dari faktor yang satu berarti ada
perubahan atau taraf faktor lain.
C. Saran
Saran-saran yang dapat dikemukakan berdasarkan hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Mengingat pendekatan pembejaraan adalah salah satu cara yang efektif dalam
peningkatan kekuatan otot perut, maka hendaknya pembina atau pelatih Lembaga
Pendidikan Sepak Bola Putra Wonogiri menggunakan pendekatan pembelajaraan
untuk meningkatkan kekuatan otot perut yang salah satunya dengan menggunakan
bentuk pendekatan pembelajaraan teknis atau taktis , dan sebagai pilihan pertama
ialah bentuk pendekatan pembelajaraan taktis, sehingga hasil kemampuan menyundul
bola akan lebih optimal.
lxiv
2. Dalam peningkatan hasil kemampuan menyundul bola, disamping pemilihan
pendekatan pembelajaraan yang tepat perlu juga mempertimbangkan komponen
kondisi fisik yang dapat mendukung keberhasilannya. Dalam penelitian ini untuk
meningkatkan hasil kemampuan menyundul bola perlu mempertimbangakan
kekuatan otot perut . Karena kekuatan otot perut yang tinggi akan jauh lebih optimal
dalam menyundul bola daripada kekuatan otot perut rendah.
lxv
DAFTAR PUSTAKA
A. Luxbacher, Joseph.1997 . Sepakbola Langkah-Langkah Menuju Sukses . Alih Bahasa . Agus Setiadi . Jakarta : PT. Gramedia
Amung Ma’mun dan Toto Subroto . 2001. Pendekatan Kemampuan Taktis dalam Permainan Bolavoli Konsep dan Metode Pembelajaran. Jakarta : Depdiknas. Direktorat Jendral Pendidikan Dasa dan Menengah. Bekerjasama dengan Direktorat Jendral Olahraga
Andi Suhendro.2004 . Ilmu Kepelatihan Dasar . Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka
Beltasar Tarigan . 2001 . Pendekatan Kemampuan Taktis dalam Pembelajaran Bola Basket. Jakarta : Depdiknas. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Bekerjasama Dengan Direktotar Jenderal Olahraga
Depdikbud.1993. Metodik Khusus Pelajaran .di SD . Jakarta.
M. Sajoto. 1988. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Konisi Fisik dalam Olahraga. Semarang : Dahara Prize
Mulyono B. 2008 . Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani / Olah Raga . Surakarta: UNS Press
Remmy Muchtar . 1992 . Olahraga Pilihan Sepak Bola . Jakarta : Depdikbud. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan
Rusli Lutan . 1988. Belajar Kemampuan Motorik Pengantar Teori dan Metode. Jakarta : PT. Gramedia
Sadoso Sumosardjuno . 1994 . Pengetahuan Praktis Kesehatan dalam Olahraga. Jakarta : PT. Gramedia
Saifuddin Azwar . 2007. Metode Penelitian . Yogyakarta.Pustaka Pelajar Offset
Scheunemann, Timo. 2005. Dasar Sepak Bola Modern. Malang : Dioma
Sneyers, Jozef . 1990. Sepak Bola Remaja. Bandung : PT.Rosda Jayaputra
Soekatamsi. 1988. Teknik Dasar Bermain Sepak Bola. Surakarta : Tiga Serangkai
_________. 2004. Permainan Bola Besar I . Surakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka
lxvi
Sudjana. 1996. Metoda Statistika . Bandung. Tarsito
Sugiyanto. 1999. Belajar Gerak . Surakarta : UNS Pres
________. 1995. Metodologi Penelitian . Surakarta : UNS Press
Sutrisno Hadi. 1995. Metodologi Research. Yogyakarta : Andi Offset
Wiel Coerver. 1985. Sepak Bola Program Pembinaan Pemain Ideal. Jakarta. Gramedia