28
Volume VII No 1Januari Pusat Studi Sosial dan FISIP Universitas M PELAKS DALAM UPAYA M Berdasarkan P tentang Perubahan Pe tentang Organisasi P merupakan perangkat mempunyai wilayah ke bawah dan bertanggun Berkaitan den Pelaksanaan Kepemim pegawai pada Kanto melaksanakan penelitia dengan prestasi kerja yang merupakan salah pelaksanaan tugas dan Berdasarkan p Banjaran Kabupaten yang menunjukan bahw rendah. Setelah mengol 1. Pelaksanaan kepem teknik-teknik kepem Kantor Camat Banja 2. Terdapat hubunga pencapaian prersta optimal berpengaru 3. Dalam penerapan hambatan dan terda tersebut. PENDAHU Keberhasilan nasional sangat terga aktif masyarakat, sikap semangat serta ketaata penyelenggara negara s Indonesia. Sejalan deng pemberlakuan otonom setiap daerah memiliki CE Jurnal Ilmu Ad - Juni2014 n Kebijakan (PUSAKA) Majalengka SANAAN KEPEMIMPINAN OLEH CAM MENINGKATKANPRESTASI KERJA PE KANTOR CAMAT BANJARAN KABUPATEN MAJALENGKA Oleh : Dr. ACENG JARKASIH, Drs, M.Si ABSTRAK Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomo eraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomo Perangkat Daerah Kabupaten Majalengka, Ke daerah kabupaten sebagai pelaksana teknis k erja tertentu dipimpin oleh seorang Camat yang ngjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah ngan penyusunan laporan hasil penelitian yan mpinan Oleh Camat Dalam Upaya Meningkatkan or Camat Banjaran Kabupaten Majalengka an untuk mengetahui sejauhmana hubungan Kepe a pegawai pada Kantor Camat Banjaran Kabu h satu indikator yang dapat dijadikan tolok ukur fungsi Camat . pengamatan penyusun selama penelitian pad Majalengka, ternyata masih ditemui beberapa wa prestasi kerja pegawai pada Kantor Camat lah data jawaban responden, ternyata : mimpinan oleh Camat Banjaran , khususnya d mimpinan baru mencapai 66 %, dan prestasi ker aran baru mencapai 66,70 %. an antara penerapan teknik-teknik kepemi asi kerja pegawai . Penerapan teknik kepemimp uh pula terhadap prestasi kerja pegawai yang jug teknik-teknik kepemimpinan oleh Camat Ba apat pula upaya yang dilakukan oleh Camat me ULUAN pembangunan antung pada peran p mental, tekad dan an dan disiplin para serta seluruh rakyat gan kebijakan mi daerah membuat i kewenangan yang cukup besar dalam men yang dianggap sesuai d daerahnya. Terlebih d kepala daerah secara diselenggarakan sejak membuat kepala daerah legitimasi lebih kuat, dipilih oleh anggota DPR Kebijakan o sebagaimana diatur da ENDEKIA dministrasi Negara 1 ISSN 1907-6711 MAT EGAWAI PADA mor 8 Tahun 2011 or 10 Tahun 2009 ecamatan adalah kewilayahan yang g berkedudukan di h. ng diberi judul,n Presatasi Kerja a “, penyusun emimpinan Camat upaten Majalengka keberhasilan dari da Kantor Camat indikasi masalah Banjaran masih dalam penerapan rja pegawai pada mimpinan dengan pinan yang belum ga belum optimal. anjaran terdapat engatasi hambatan ngambil keputusan dengan kebutuhan dengan pemilihan langsung yang k tahun 2005, terpilih mendapat dibanding saat RD. otonomi daerah alam Undang-

PELAKSANAAN KEPEMIMPINAN OLEH CAMAT KANTOR CAMAT … · 2019. 10. 25. · Camat. Sehubungan beratnya tugas dan kewajiban Camat tesebut, maka dalam menjalanan roda pemerintahan, melaksanakan

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PELAKSANAAN KEPEMIMPINAN OLEH CAMAT KANTOR CAMAT … · 2019. 10. 25. · Camat. Sehubungan beratnya tugas dan kewajiban Camat tesebut, maka dalam menjalanan roda pemerintahan, melaksanakan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

1

ISSN 1907-6711

PELAKSANAAN KEPEMIMPINAN OLEH CAMATDALAM UPAYA MENINGKATKANPRESTASI KERJA PEGAWAI PADA

KANTOR CAMAT BANJARANKABUPATEN MAJALENGKA

Oleh :Dr. ACENG JARKASIH, Drs, M.Si

ABSTRAK

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 8 Tahun 2011tentang Perubahan Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 10 Tahun 2009tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Majalengka, Kecamatan adalahmerupakan perangkat daerah kabupaten sebagai pelaksana teknis kewilayahan yangmempunyai wilayah kerja tertentu dipimpin oleh seorang Camat yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Berkaitan dengan penyusunan laporan hasil penelitian yang diberi judul,”Pelaksanaan Kepemimpinan Oleh Camat Dalam Upaya Meningkatkan Presatasi Kerjapegawai pada Kantor Camat Banjaran Kabupaten Majalengka “, penyusunmelaksanakan penelitian untuk mengetahui sejauhmana hubungan Kepemimpinan Camatdengan prestasi kerja pegawai pada Kantor Camat Banjaran Kabupaten Majalengkayang merupakan salah satu indikator yang dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan daripelaksanaan tugas dan fungsi Camat .

Berdasarkan pengamatan penyusun selama penelitian pada Kantor CamatBanjaran Kabupaten Majalengka, ternyata masih ditemui beberapa indikasi masalahyang menunjukan bahwa prestasi kerja pegawai pada Kantor Camat Banjaran masihrendah.

Setelah mengolah data jawaban responden, ternyata :1. Pelaksanaan kepemimpinan oleh Camat Banjaran , khususnya dalam penerapan

teknik-teknik kepemimpinan baru mencapai 66 %, dan prestasi kerja pegawai padaKantor Camat Banjaran baru mencapai 66,70 %.

2. Terdapat hubungan antara penerapan teknik-teknik kepemimpinan denganpencapaian prerstasi kerja pegawai . Penerapan teknik kepemimpinan yang belumoptimal berpengaruh pula terhadap prestasi kerja pegawai yang juga belum optimal.

3. Dalam penerapan teknik-teknik kepemimpinan oleh Camat Banjaran terdapathambatan dan terdapat pula upaya yang dilakukan oleh Camat mengatasi hambatantersebut.

PENDAHULUANKeberhasilan pembangunan

nasional sangat tergantung pada peranaktif masyarakat, sikap mental, tekad dansemangat serta ketaatan dan disiplin parapenyelenggara negara serta seluruh rakyatIndonesia.

Sejalan dengan kebijakanpemberlakuan otonomi daerah membuatsetiap daerah memiliki kewenangan yang

cukup besar dalam mengambil keputusanyang dianggap sesuai dengan kebutuhandaerahnya. Terlebih dengan pemilihankepala daerah secara langsung yangdiselenggarakan sejak tahun 2005,membuat kepala daerah terpilih mendapatlegitimasi lebih kuat, dibanding saatdipilih oleh anggota DPRD.

Kebijakan otonomi daerahsebagaimana diatur dalam Undang-

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

1

ISSN 1907-6711

PELAKSANAAN KEPEMIMPINAN OLEH CAMATDALAM UPAYA MENINGKATKANPRESTASI KERJA PEGAWAI PADA

KANTOR CAMAT BANJARANKABUPATEN MAJALENGKA

Oleh :Dr. ACENG JARKASIH, Drs, M.Si

ABSTRAK

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 8 Tahun 2011tentang Perubahan Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 10 Tahun 2009tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Majalengka, Kecamatan adalahmerupakan perangkat daerah kabupaten sebagai pelaksana teknis kewilayahan yangmempunyai wilayah kerja tertentu dipimpin oleh seorang Camat yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Berkaitan dengan penyusunan laporan hasil penelitian yang diberi judul,”Pelaksanaan Kepemimpinan Oleh Camat Dalam Upaya Meningkatkan Presatasi Kerjapegawai pada Kantor Camat Banjaran Kabupaten Majalengka “, penyusunmelaksanakan penelitian untuk mengetahui sejauhmana hubungan Kepemimpinan Camatdengan prestasi kerja pegawai pada Kantor Camat Banjaran Kabupaten Majalengkayang merupakan salah satu indikator yang dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan daripelaksanaan tugas dan fungsi Camat .

Berdasarkan pengamatan penyusun selama penelitian pada Kantor CamatBanjaran Kabupaten Majalengka, ternyata masih ditemui beberapa indikasi masalahyang menunjukan bahwa prestasi kerja pegawai pada Kantor Camat Banjaran masihrendah.

Setelah mengolah data jawaban responden, ternyata :1. Pelaksanaan kepemimpinan oleh Camat Banjaran , khususnya dalam penerapan

teknik-teknik kepemimpinan baru mencapai 66 %, dan prestasi kerja pegawai padaKantor Camat Banjaran baru mencapai 66,70 %.

2. Terdapat hubungan antara penerapan teknik-teknik kepemimpinan denganpencapaian prerstasi kerja pegawai . Penerapan teknik kepemimpinan yang belumoptimal berpengaruh pula terhadap prestasi kerja pegawai yang juga belum optimal.

3. Dalam penerapan teknik-teknik kepemimpinan oleh Camat Banjaran terdapathambatan dan terdapat pula upaya yang dilakukan oleh Camat mengatasi hambatantersebut.

PENDAHULUANKeberhasilan pembangunan

nasional sangat tergantung pada peranaktif masyarakat, sikap mental, tekad dansemangat serta ketaatan dan disiplin parapenyelenggara negara serta seluruh rakyatIndonesia.

Sejalan dengan kebijakanpemberlakuan otonomi daerah membuatsetiap daerah memiliki kewenangan yang

cukup besar dalam mengambil keputusanyang dianggap sesuai dengan kebutuhandaerahnya. Terlebih dengan pemilihankepala daerah secara langsung yangdiselenggarakan sejak tahun 2005,membuat kepala daerah terpilih mendapatlegitimasi lebih kuat, dibanding saatdipilih oleh anggota DPRD.

Kebijakan otonomi daerahsebagaimana diatur dalam Undang-

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

1

ISSN 1907-6711

PELAKSANAAN KEPEMIMPINAN OLEH CAMATDALAM UPAYA MENINGKATKANPRESTASI KERJA PEGAWAI PADA

KANTOR CAMAT BANJARANKABUPATEN MAJALENGKA

Oleh :Dr. ACENG JARKASIH, Drs, M.Si

ABSTRAK

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 8 Tahun 2011tentang Perubahan Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 10 Tahun 2009tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Majalengka, Kecamatan adalahmerupakan perangkat daerah kabupaten sebagai pelaksana teknis kewilayahan yangmempunyai wilayah kerja tertentu dipimpin oleh seorang Camat yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Berkaitan dengan penyusunan laporan hasil penelitian yang diberi judul,”Pelaksanaan Kepemimpinan Oleh Camat Dalam Upaya Meningkatkan Presatasi Kerjapegawai pada Kantor Camat Banjaran Kabupaten Majalengka “, penyusunmelaksanakan penelitian untuk mengetahui sejauhmana hubungan Kepemimpinan Camatdengan prestasi kerja pegawai pada Kantor Camat Banjaran Kabupaten Majalengkayang merupakan salah satu indikator yang dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan daripelaksanaan tugas dan fungsi Camat .

Berdasarkan pengamatan penyusun selama penelitian pada Kantor CamatBanjaran Kabupaten Majalengka, ternyata masih ditemui beberapa indikasi masalahyang menunjukan bahwa prestasi kerja pegawai pada Kantor Camat Banjaran masihrendah.

Setelah mengolah data jawaban responden, ternyata :1. Pelaksanaan kepemimpinan oleh Camat Banjaran , khususnya dalam penerapan

teknik-teknik kepemimpinan baru mencapai 66 %, dan prestasi kerja pegawai padaKantor Camat Banjaran baru mencapai 66,70 %.

2. Terdapat hubungan antara penerapan teknik-teknik kepemimpinan denganpencapaian prerstasi kerja pegawai . Penerapan teknik kepemimpinan yang belumoptimal berpengaruh pula terhadap prestasi kerja pegawai yang juga belum optimal.

3. Dalam penerapan teknik-teknik kepemimpinan oleh Camat Banjaran terdapathambatan dan terdapat pula upaya yang dilakukan oleh Camat mengatasi hambatantersebut.

PENDAHULUANKeberhasilan pembangunan

nasional sangat tergantung pada peranaktif masyarakat, sikap mental, tekad dansemangat serta ketaatan dan disiplin parapenyelenggara negara serta seluruh rakyatIndonesia.

Sejalan dengan kebijakanpemberlakuan otonomi daerah membuatsetiap daerah memiliki kewenangan yang

cukup besar dalam mengambil keputusanyang dianggap sesuai dengan kebutuhandaerahnya. Terlebih dengan pemilihankepala daerah secara langsung yangdiselenggarakan sejak tahun 2005,membuat kepala daerah terpilih mendapatlegitimasi lebih kuat, dibanding saatdipilih oleh anggota DPRD.

Kebijakan otonomi daerahsebagaimana diatur dalam Undang-

Page 2: PELAKSANAAN KEPEMIMPINAN OLEH CAMAT KANTOR CAMAT … · 2019. 10. 25. · Camat. Sehubungan beratnya tugas dan kewajiban Camat tesebut, maka dalam menjalanan roda pemerintahan, melaksanakan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

2

ISSN 1907-6711

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah membawakonsekuensi yang mendasar dalamberbagai hal dalam sistempenyelenggaraan pemerintahan daerah.Hal ini dimungkinkan berkenaan denganberbagai kewenangan baru yang begituluas yang dimiliki oleh pemerintah daerah.

Dengan adanya perubahan yangsangat mendasar tersebut menuntutkesiapan daerah untuk melaksanakannyadengan sebaik-baiknya atas semua urusanpemerintahan dan pembangunan yangmenjadi urusan rumah tangga daerah.

Beberapa aspek yang harusdipersiapkan adalah sumber daya manusia,sumber daya keuangan, sarana danprasarana serta organisasi danmanajemennya.Berkaitan dengan hal ituperlu dipersiapkan sumber daya manusiayang memiliki: moral yang baik (goodmorality), kemampuan kepemimpinan(leadership), kemampuan manajerial(managerial skill), dan kemampuan teknis(technical skill).

Kesiapan sumber daya manusiaaparatur pemerintah daerah khususnyaberkaitan dengan profesionalitas aparaturpemerintah merupakan sesuatu yangmutlak harus dilaksanakan, sehinggadalam penyelenggaraan otonomi daerahdidukung oleh adanya aparatur pemerintahdaerah yang memiliki kemampuan dansemangat kerja dalam melaksanakantugas, memiliki dedikasi terhadapkepentingan masyarakat, memilikikualitas dan produktivitas kerja yangtinggi serta mampu berprestasi dalammelaksanakan tugas.

Dengan demikian makapemerintah mutlak harus melaksanakanpembinaan aparatur pemerintah daerahyang terarah dan terpadu gunameningkatkan

profesionalisme,kemampuan dansemangat kerja, kualitas dan produktivitaskerja aparatur pemerintah daerah, yangpada gilirannya diharapkan dapatmemiliki dedikasi yang tinggi dalammemberikan pelayanan kepadamasyarakat.

Dari pernyataan tersebut di atas,jelas kiranya peran aparatur pemerintahdaerah dalam menyelenggarakan otonomidaerah sangat dominan. Aparaturpemerintah daerah harus mampumelaksanakan tugas umum pemerintahandan pembangunan dengan sebaik-baiknyasebagai konsekuensi dari semakinkritisnya masyarakat serta semakinluasnya tuntutan masyarakat terhadappeningkatan mutu pelayanan aparaturpemerintah.

Camat memiliki kehususandibanding dengan perangkat daerahlainnya dalam menjalankan tugas pokokdan fungsinya untuk mendukungpelaksanaan asas desentralisasi yaituadanya kewajiban untuk mengintegrasikannilai-nilai sosio kultural, menciptakanstabilitas dalam dinamika politik,ekonomi, sosial dan budaya,mengupayakan terwujudnya ketentramandan ketertiban wilayah sebagaiperwujudan kesejahteraan rakyat dalamkerangka membangun integritas kesatuanwilayah.

Dalam hal ini, fungsi utamaCamat selain memberikan pelayanankepada masyarakat, juga melakukantugas-tugas pembinaan wilayah.Sehubungan dengan hal tersebut makasecara filosofis, pemerintah kecamatantidak hanya perlu diperkuat dengan aspeksarana prasarana, sistem administrasi,keuangan dan kewenangan saja. Namuntidak kalah pentingnya adalah dayadukung kepemimpinan Camat dalam

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

2

ISSN 1907-6711

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah membawakonsekuensi yang mendasar dalamberbagai hal dalam sistempenyelenggaraan pemerintahan daerah.Hal ini dimungkinkan berkenaan denganberbagai kewenangan baru yang begituluas yang dimiliki oleh pemerintah daerah.

Dengan adanya perubahan yangsangat mendasar tersebut menuntutkesiapan daerah untuk melaksanakannyadengan sebaik-baiknya atas semua urusanpemerintahan dan pembangunan yangmenjadi urusan rumah tangga daerah.

Beberapa aspek yang harusdipersiapkan adalah sumber daya manusia,sumber daya keuangan, sarana danprasarana serta organisasi danmanajemennya.Berkaitan dengan hal ituperlu dipersiapkan sumber daya manusiayang memiliki: moral yang baik (goodmorality), kemampuan kepemimpinan(leadership), kemampuan manajerial(managerial skill), dan kemampuan teknis(technical skill).

Kesiapan sumber daya manusiaaparatur pemerintah daerah khususnyaberkaitan dengan profesionalitas aparaturpemerintah merupakan sesuatu yangmutlak harus dilaksanakan, sehinggadalam penyelenggaraan otonomi daerahdidukung oleh adanya aparatur pemerintahdaerah yang memiliki kemampuan dansemangat kerja dalam melaksanakantugas, memiliki dedikasi terhadapkepentingan masyarakat, memilikikualitas dan produktivitas kerja yangtinggi serta mampu berprestasi dalammelaksanakan tugas.

Dengan demikian makapemerintah mutlak harus melaksanakanpembinaan aparatur pemerintah daerahyang terarah dan terpadu gunameningkatkan

profesionalisme,kemampuan dansemangat kerja, kualitas dan produktivitaskerja aparatur pemerintah daerah, yangpada gilirannya diharapkan dapatmemiliki dedikasi yang tinggi dalammemberikan pelayanan kepadamasyarakat.

Dari pernyataan tersebut di atas,jelas kiranya peran aparatur pemerintahdaerah dalam menyelenggarakan otonomidaerah sangat dominan. Aparaturpemerintah daerah harus mampumelaksanakan tugas umum pemerintahandan pembangunan dengan sebaik-baiknyasebagai konsekuensi dari semakinkritisnya masyarakat serta semakinluasnya tuntutan masyarakat terhadappeningkatan mutu pelayanan aparaturpemerintah.

Camat memiliki kehususandibanding dengan perangkat daerahlainnya dalam menjalankan tugas pokokdan fungsinya untuk mendukungpelaksanaan asas desentralisasi yaituadanya kewajiban untuk mengintegrasikannilai-nilai sosio kultural, menciptakanstabilitas dalam dinamika politik,ekonomi, sosial dan budaya,mengupayakan terwujudnya ketentramandan ketertiban wilayah sebagaiperwujudan kesejahteraan rakyat dalamkerangka membangun integritas kesatuanwilayah.

Dalam hal ini, fungsi utamaCamat selain memberikan pelayanankepada masyarakat, juga melakukantugas-tugas pembinaan wilayah.Sehubungan dengan hal tersebut makasecara filosofis, pemerintah kecamatantidak hanya perlu diperkuat dengan aspeksarana prasarana, sistem administrasi,keuangan dan kewenangan saja. Namuntidak kalah pentingnya adalah dayadukung kepemimpinan Camat dalam

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

2

ISSN 1907-6711

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah membawakonsekuensi yang mendasar dalamberbagai hal dalam sistempenyelenggaraan pemerintahan daerah.Hal ini dimungkinkan berkenaan denganberbagai kewenangan baru yang begituluas yang dimiliki oleh pemerintah daerah.

Dengan adanya perubahan yangsangat mendasar tersebut menuntutkesiapan daerah untuk melaksanakannyadengan sebaik-baiknya atas semua urusanpemerintahan dan pembangunan yangmenjadi urusan rumah tangga daerah.

Beberapa aspek yang harusdipersiapkan adalah sumber daya manusia,sumber daya keuangan, sarana danprasarana serta organisasi danmanajemennya.Berkaitan dengan hal ituperlu dipersiapkan sumber daya manusiayang memiliki: moral yang baik (goodmorality), kemampuan kepemimpinan(leadership), kemampuan manajerial(managerial skill), dan kemampuan teknis(technical skill).

Kesiapan sumber daya manusiaaparatur pemerintah daerah khususnyaberkaitan dengan profesionalitas aparaturpemerintah merupakan sesuatu yangmutlak harus dilaksanakan, sehinggadalam penyelenggaraan otonomi daerahdidukung oleh adanya aparatur pemerintahdaerah yang memiliki kemampuan dansemangat kerja dalam melaksanakantugas, memiliki dedikasi terhadapkepentingan masyarakat, memilikikualitas dan produktivitas kerja yangtinggi serta mampu berprestasi dalammelaksanakan tugas.

Dengan demikian makapemerintah mutlak harus melaksanakanpembinaan aparatur pemerintah daerahyang terarah dan terpadu gunameningkatkan

profesionalisme,kemampuan dansemangat kerja, kualitas dan produktivitaskerja aparatur pemerintah daerah, yangpada gilirannya diharapkan dapatmemiliki dedikasi yang tinggi dalammemberikan pelayanan kepadamasyarakat.

Dari pernyataan tersebut di atas,jelas kiranya peran aparatur pemerintahdaerah dalam menyelenggarakan otonomidaerah sangat dominan. Aparaturpemerintah daerah harus mampumelaksanakan tugas umum pemerintahandan pembangunan dengan sebaik-baiknyasebagai konsekuensi dari semakinkritisnya masyarakat serta semakinluasnya tuntutan masyarakat terhadappeningkatan mutu pelayanan aparaturpemerintah.

Camat memiliki kehususandibanding dengan perangkat daerahlainnya dalam menjalankan tugas pokokdan fungsinya untuk mendukungpelaksanaan asas desentralisasi yaituadanya kewajiban untuk mengintegrasikannilai-nilai sosio kultural, menciptakanstabilitas dalam dinamika politik,ekonomi, sosial dan budaya,mengupayakan terwujudnya ketentramandan ketertiban wilayah sebagaiperwujudan kesejahteraan rakyat dalamkerangka membangun integritas kesatuanwilayah.

Dalam hal ini, fungsi utamaCamat selain memberikan pelayanankepada masyarakat, juga melakukantugas-tugas pembinaan wilayah.Sehubungan dengan hal tersebut makasecara filosofis, pemerintah kecamatantidak hanya perlu diperkuat dengan aspeksarana prasarana, sistem administrasi,keuangan dan kewenangan saja. Namuntidak kalah pentingnya adalah dayadukung kepemimpinan Camat dalam

Page 3: PELAKSANAAN KEPEMIMPINAN OLEH CAMAT KANTOR CAMAT … · 2019. 10. 25. · Camat. Sehubungan beratnya tugas dan kewajiban Camat tesebut, maka dalam menjalanan roda pemerintahan, melaksanakan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

3

ISSN 1907-6711

meningkatkan kinerja pegawainya gunamewujudkan tujuan organisasi kecamatandalam segala aspek.

Berdasarkan uraian di atas, jelasbahwa pemerintah kecamatan merupakanujung tombak bagi pelaksanaanpenyelenggaran pemerintahan di daerahdan keberhasilannya sangat ditentukanoleh dukungan seluruh jajaran diwilayahnya, terutama dukungan kinerjapara pegawainya. Untuk memperolehdukungan seluruh jajaran secara efektifdan efisien, perlu diterapkan teknik-teknikkepemimpinan yang tepat dari seorangCamat.

Sehubungan beratnya tugas dankewajiban Camat tesebut, maka dalammenjalanan roda pemerintahan,melaksanakan pembangunan danmemberikan pelayanan kepadamasyarakat, Camat harus memilikikemampuan memanajemen seluruhjajarannya agar dapat bekerjasamamewujudkan tujuan organisasi kecamatan.

Demikian pula halnya diKecamatan Banjaran untuk menunjangkeberhasilan penyelenggaraanpemerintahan dan pelaksanaanpembangunan di wilayah itu, maka perluditingkatkan kemampuan, pengetahuan,kecakapan, disiplin, semangat kerja sertaketerampilan dari seluruh pegawai padaKantor Camat Banjaran.

Oleh karena itu pegawaiperlu mendapat pembinaan dari Camatselaku pimpinan pada Kantor CamatBanjaran. Agar pembinaan yang dilakukanoleh Camat mencapai tujuan dan sasaranyang diharapkan, maka dalam rangkapembinaan tersebut, Camat harusmelaksanakan fungsi-fungsi administrasidan manajemen.

Salah satu fungsiadministrasi dan manajemen yang mutlak

untuk dilaksanakan yaitu fungsikepemimpinan. Dengan melaksanakanfungsi kepemimpinan diharapkan dapatmeningkatkan prestasi kerja pegawai.

Dengan demikian maka perananCamat dalam pembinaan terhadappegawai semakin penting, pembinaanyang dilakukan oleh Camat perlumemperhatikan dan melaksanakankepemimpinan secara optimal agar tujuanmaupun sasaran yang ditetapkan dapattercapai secara efektif.

Berdasarkan penelitianpenyusun pada Kantor Camat Banjaran,ternyata prestasi kerja pegawainya masihrendah. Hal ini terlihat dari indikator :1. Masih terdapat beberapa pegawai

yang belum menunjukkan kecakapandan keterampilan dalammelaksanakan tugas / pekerjaannya..

2. Masih terdapat beberapa program kerjayang belum mencapai target atausasaran yang telah ditetapkan.

3. Masih ditemukan adanya berbagaiketerlambatan dalam penyusunan danpelaporan hasil pekerjaan, sehinggamendapat teguran dari pimpinan.

4. Masih kurangnya prestasi kerja yangdicapai oleh beberapa orang pegawaidalam melaksanakan tugas/ pekerjaanyang dibebankan kepadanya .

Rumusan MasalahUntuk memudahkan dalam

penelitian dan pembahasan yang akandilakukan, maka penyusun merumuskanmasalah tersebut di atas sebagai berikut :1. Bagaimana pelaksanaan

kepemimpinan Camat dalam upayameningkatkan prestasi kerja pegawaipada Kantor Camat BanjaranKabupaten Majalengka .

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

3

ISSN 1907-6711

meningkatkan kinerja pegawainya gunamewujudkan tujuan organisasi kecamatandalam segala aspek.

Berdasarkan uraian di atas, jelasbahwa pemerintah kecamatan merupakanujung tombak bagi pelaksanaanpenyelenggaran pemerintahan di daerahdan keberhasilannya sangat ditentukanoleh dukungan seluruh jajaran diwilayahnya, terutama dukungan kinerjapara pegawainya. Untuk memperolehdukungan seluruh jajaran secara efektifdan efisien, perlu diterapkan teknik-teknikkepemimpinan yang tepat dari seorangCamat.

Sehubungan beratnya tugas dankewajiban Camat tesebut, maka dalammenjalanan roda pemerintahan,melaksanakan pembangunan danmemberikan pelayanan kepadamasyarakat, Camat harus memilikikemampuan memanajemen seluruhjajarannya agar dapat bekerjasamamewujudkan tujuan organisasi kecamatan.

Demikian pula halnya diKecamatan Banjaran untuk menunjangkeberhasilan penyelenggaraanpemerintahan dan pelaksanaanpembangunan di wilayah itu, maka perluditingkatkan kemampuan, pengetahuan,kecakapan, disiplin, semangat kerja sertaketerampilan dari seluruh pegawai padaKantor Camat Banjaran.

Oleh karena itu pegawaiperlu mendapat pembinaan dari Camatselaku pimpinan pada Kantor CamatBanjaran. Agar pembinaan yang dilakukanoleh Camat mencapai tujuan dan sasaranyang diharapkan, maka dalam rangkapembinaan tersebut, Camat harusmelaksanakan fungsi-fungsi administrasidan manajemen.

Salah satu fungsiadministrasi dan manajemen yang mutlak

untuk dilaksanakan yaitu fungsikepemimpinan. Dengan melaksanakanfungsi kepemimpinan diharapkan dapatmeningkatkan prestasi kerja pegawai.

Dengan demikian maka perananCamat dalam pembinaan terhadappegawai semakin penting, pembinaanyang dilakukan oleh Camat perlumemperhatikan dan melaksanakankepemimpinan secara optimal agar tujuanmaupun sasaran yang ditetapkan dapattercapai secara efektif.

Berdasarkan penelitianpenyusun pada Kantor Camat Banjaran,ternyata prestasi kerja pegawainya masihrendah. Hal ini terlihat dari indikator :1. Masih terdapat beberapa pegawai

yang belum menunjukkan kecakapandan keterampilan dalammelaksanakan tugas / pekerjaannya..

2. Masih terdapat beberapa program kerjayang belum mencapai target atausasaran yang telah ditetapkan.

3. Masih ditemukan adanya berbagaiketerlambatan dalam penyusunan danpelaporan hasil pekerjaan, sehinggamendapat teguran dari pimpinan.

4. Masih kurangnya prestasi kerja yangdicapai oleh beberapa orang pegawaidalam melaksanakan tugas/ pekerjaanyang dibebankan kepadanya .

Rumusan MasalahUntuk memudahkan dalam

penelitian dan pembahasan yang akandilakukan, maka penyusun merumuskanmasalah tersebut di atas sebagai berikut :1. Bagaimana pelaksanaan

kepemimpinan Camat dalam upayameningkatkan prestasi kerja pegawaipada Kantor Camat BanjaranKabupaten Majalengka .

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

3

ISSN 1907-6711

meningkatkan kinerja pegawainya gunamewujudkan tujuan organisasi kecamatandalam segala aspek.

Berdasarkan uraian di atas, jelasbahwa pemerintah kecamatan merupakanujung tombak bagi pelaksanaanpenyelenggaran pemerintahan di daerahdan keberhasilannya sangat ditentukanoleh dukungan seluruh jajaran diwilayahnya, terutama dukungan kinerjapara pegawainya. Untuk memperolehdukungan seluruh jajaran secara efektifdan efisien, perlu diterapkan teknik-teknikkepemimpinan yang tepat dari seorangCamat.

Sehubungan beratnya tugas dankewajiban Camat tesebut, maka dalammenjalanan roda pemerintahan,melaksanakan pembangunan danmemberikan pelayanan kepadamasyarakat, Camat harus memilikikemampuan memanajemen seluruhjajarannya agar dapat bekerjasamamewujudkan tujuan organisasi kecamatan.

Demikian pula halnya diKecamatan Banjaran untuk menunjangkeberhasilan penyelenggaraanpemerintahan dan pelaksanaanpembangunan di wilayah itu, maka perluditingkatkan kemampuan, pengetahuan,kecakapan, disiplin, semangat kerja sertaketerampilan dari seluruh pegawai padaKantor Camat Banjaran.

Oleh karena itu pegawaiperlu mendapat pembinaan dari Camatselaku pimpinan pada Kantor CamatBanjaran. Agar pembinaan yang dilakukanoleh Camat mencapai tujuan dan sasaranyang diharapkan, maka dalam rangkapembinaan tersebut, Camat harusmelaksanakan fungsi-fungsi administrasidan manajemen.

Salah satu fungsiadministrasi dan manajemen yang mutlak

untuk dilaksanakan yaitu fungsikepemimpinan. Dengan melaksanakanfungsi kepemimpinan diharapkan dapatmeningkatkan prestasi kerja pegawai.

Dengan demikian maka perananCamat dalam pembinaan terhadappegawai semakin penting, pembinaanyang dilakukan oleh Camat perlumemperhatikan dan melaksanakankepemimpinan secara optimal agar tujuanmaupun sasaran yang ditetapkan dapattercapai secara efektif.

Berdasarkan penelitianpenyusun pada Kantor Camat Banjaran,ternyata prestasi kerja pegawainya masihrendah. Hal ini terlihat dari indikator :1. Masih terdapat beberapa pegawai

yang belum menunjukkan kecakapandan keterampilan dalammelaksanakan tugas / pekerjaannya..

2. Masih terdapat beberapa program kerjayang belum mencapai target atausasaran yang telah ditetapkan.

3. Masih ditemukan adanya berbagaiketerlambatan dalam penyusunan danpelaporan hasil pekerjaan, sehinggamendapat teguran dari pimpinan.

4. Masih kurangnya prestasi kerja yangdicapai oleh beberapa orang pegawaidalam melaksanakan tugas/ pekerjaanyang dibebankan kepadanya .

Rumusan MasalahUntuk memudahkan dalam

penelitian dan pembahasan yang akandilakukan, maka penyusun merumuskanmasalah tersebut di atas sebagai berikut :1. Bagaimana pelaksanaan

kepemimpinan Camat dalam upayameningkatkan prestasi kerja pegawaipada Kantor Camat BanjaranKabupaten Majalengka .

Page 4: PELAKSANAAN KEPEMIMPINAN OLEH CAMAT KANTOR CAMAT … · 2019. 10. 25. · Camat. Sehubungan beratnya tugas dan kewajiban Camat tesebut, maka dalam menjalanan roda pemerintahan, melaksanakan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

4

ISSN 1907-6711

2. Bagaimana faktor-faktor penghambatyang dihadapi oleh Camat dalampelaksanaan kepemimpinannya gunameningkatkan prestasi kerja pegawaipada Kantor Camat BanjaranKabupaten Majalengka

3. Bagaimana upaya-upaya yangdilakukan oleh Camat dalammenanggulangi faktor-faktorpenghambat tersebut.

Tujuan PenelitianPenelitian yang dilakukan penulis

bertujuan sebagai berikut :1. Untuk mengetahui bagaimana

kepemimpinan Camat dalam upayameningkatkan prestasi kerjaPegawai pada Kantor CamatBanjaran Kabupaten Majalengka.

2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi Camatdalam pelaksanaankepemimpinannya

3. Untuk mengetahui upaya-upaya apayang dilakukan oleh Camat dalammenanggulangi faktor-faktorpenghambat tersebut

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian KepemimpinanDalam berbagai literaturyang

membahas tentang administrasi,manajemen dan organisasi, diungkapkanoleh para ahli administrasi danmanajemen, dalam proses admininistrasidan manajemen, fungsi penggerakkan(actuating ) merupakan salah satu fungsiorganik administrasi dan manajemen.Dalam melaksanakan fungsipenggerakkan tidak bisa dilepaskan daripelaksanaan kepemimpinan.

Para ahli manajemen berpendapatbahwa kepemimpinan sebagai suatukonsep manajemen di dalam kehidupan

organisasi mempunyai kedudukanstrategis dan merupakan gejala sosial yangselalu diperlukan dalam kehidupankelompok. Dikatakan mempunyaikedudukan strategis karena kepemimpinanmerupakan titik sentral di dalammenentukan dinamika sumber-sumberyang ada.

Dalam berbagai literatur para ahliadministrasi dan manajemen berpendapatbahwa pemimpin dan kepemimpinanmempunyai sifat yang universal danmerupakan gejala kelompok atau gejalasosial. Kepemimpinan selalu diperlukandalam setiap kegiatan atau usaha bersama.Setiap kegiatan atau usaha bersama suksestidaknya salah satunya ditentukan olehkepemimpinan.

Kepemimpinan merupakan kuncikeberhasilan seorang pemimpin dalammembawa organisasi ke arah pencapaiantujuan organisasi. Dengan demikiankepemimpinan mutlak harus dijalankanoleh mereka yang diberi kepercayaanuntuk memimpin organisasi.

Tugas seorang pemimpin padadasarnya adalah menggerakkan,membimbing, dan mengawasi jalannyapekerjaan yang dilakukan oleh parabawahan pada masing-masing bagian atauunit kerja, agar hasil dari pelaksanaankerja yang dilakukan bawahan mencapaihasil yang optimal dalam rangkapencapaian tujuan organaisasi.

Sedangkan fungsi kepemimpinanyang harus dilaksanakan oleh seorangpemimpin anatara lain memandu,menuntun, membimbing, membangunkanmotivasi kerja, mengemudikan organisasi,menjalin jaringan komunikasi yangbaik,melaksanakan supervisi yang efisienserta membawa para pengikut pada tujuanyang telah ditentukan.

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

4

ISSN 1907-6711

2. Bagaimana faktor-faktor penghambatyang dihadapi oleh Camat dalampelaksanaan kepemimpinannya gunameningkatkan prestasi kerja pegawaipada Kantor Camat BanjaranKabupaten Majalengka

3. Bagaimana upaya-upaya yangdilakukan oleh Camat dalammenanggulangi faktor-faktorpenghambat tersebut.

Tujuan PenelitianPenelitian yang dilakukan penulis

bertujuan sebagai berikut :1. Untuk mengetahui bagaimana

kepemimpinan Camat dalam upayameningkatkan prestasi kerjaPegawai pada Kantor CamatBanjaran Kabupaten Majalengka.

2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi Camatdalam pelaksanaankepemimpinannya

3. Untuk mengetahui upaya-upaya apayang dilakukan oleh Camat dalammenanggulangi faktor-faktorpenghambat tersebut

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian KepemimpinanDalam berbagai literaturyang

membahas tentang administrasi,manajemen dan organisasi, diungkapkanoleh para ahli administrasi danmanajemen, dalam proses admininistrasidan manajemen, fungsi penggerakkan(actuating ) merupakan salah satu fungsiorganik administrasi dan manajemen.Dalam melaksanakan fungsipenggerakkan tidak bisa dilepaskan daripelaksanaan kepemimpinan.

Para ahli manajemen berpendapatbahwa kepemimpinan sebagai suatukonsep manajemen di dalam kehidupan

organisasi mempunyai kedudukanstrategis dan merupakan gejala sosial yangselalu diperlukan dalam kehidupankelompok. Dikatakan mempunyaikedudukan strategis karena kepemimpinanmerupakan titik sentral di dalammenentukan dinamika sumber-sumberyang ada.

Dalam berbagai literatur para ahliadministrasi dan manajemen berpendapatbahwa pemimpin dan kepemimpinanmempunyai sifat yang universal danmerupakan gejala kelompok atau gejalasosial. Kepemimpinan selalu diperlukandalam setiap kegiatan atau usaha bersama.Setiap kegiatan atau usaha bersama suksestidaknya salah satunya ditentukan olehkepemimpinan.

Kepemimpinan merupakan kuncikeberhasilan seorang pemimpin dalammembawa organisasi ke arah pencapaiantujuan organisasi. Dengan demikiankepemimpinan mutlak harus dijalankanoleh mereka yang diberi kepercayaanuntuk memimpin organisasi.

Tugas seorang pemimpin padadasarnya adalah menggerakkan,membimbing, dan mengawasi jalannyapekerjaan yang dilakukan oleh parabawahan pada masing-masing bagian atauunit kerja, agar hasil dari pelaksanaankerja yang dilakukan bawahan mencapaihasil yang optimal dalam rangkapencapaian tujuan organaisasi.

Sedangkan fungsi kepemimpinanyang harus dilaksanakan oleh seorangpemimpin anatara lain memandu,menuntun, membimbing, membangunkanmotivasi kerja, mengemudikan organisasi,menjalin jaringan komunikasi yangbaik,melaksanakan supervisi yang efisienserta membawa para pengikut pada tujuanyang telah ditentukan.

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

4

ISSN 1907-6711

2. Bagaimana faktor-faktor penghambatyang dihadapi oleh Camat dalampelaksanaan kepemimpinannya gunameningkatkan prestasi kerja pegawaipada Kantor Camat BanjaranKabupaten Majalengka

3. Bagaimana upaya-upaya yangdilakukan oleh Camat dalammenanggulangi faktor-faktorpenghambat tersebut.

Tujuan PenelitianPenelitian yang dilakukan penulis

bertujuan sebagai berikut :1. Untuk mengetahui bagaimana

kepemimpinan Camat dalam upayameningkatkan prestasi kerjaPegawai pada Kantor CamatBanjaran Kabupaten Majalengka.

2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi Camatdalam pelaksanaankepemimpinannya

3. Untuk mengetahui upaya-upaya apayang dilakukan oleh Camat dalammenanggulangi faktor-faktorpenghambat tersebut

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian KepemimpinanDalam berbagai literaturyang

membahas tentang administrasi,manajemen dan organisasi, diungkapkanoleh para ahli administrasi danmanajemen, dalam proses admininistrasidan manajemen, fungsi penggerakkan(actuating ) merupakan salah satu fungsiorganik administrasi dan manajemen.Dalam melaksanakan fungsipenggerakkan tidak bisa dilepaskan daripelaksanaan kepemimpinan.

Para ahli manajemen berpendapatbahwa kepemimpinan sebagai suatukonsep manajemen di dalam kehidupan

organisasi mempunyai kedudukanstrategis dan merupakan gejala sosial yangselalu diperlukan dalam kehidupankelompok. Dikatakan mempunyaikedudukan strategis karena kepemimpinanmerupakan titik sentral di dalammenentukan dinamika sumber-sumberyang ada.

Dalam berbagai literatur para ahliadministrasi dan manajemen berpendapatbahwa pemimpin dan kepemimpinanmempunyai sifat yang universal danmerupakan gejala kelompok atau gejalasosial. Kepemimpinan selalu diperlukandalam setiap kegiatan atau usaha bersama.Setiap kegiatan atau usaha bersama suksestidaknya salah satunya ditentukan olehkepemimpinan.

Kepemimpinan merupakan kuncikeberhasilan seorang pemimpin dalammembawa organisasi ke arah pencapaiantujuan organisasi. Dengan demikiankepemimpinan mutlak harus dijalankanoleh mereka yang diberi kepercayaanuntuk memimpin organisasi.

Tugas seorang pemimpin padadasarnya adalah menggerakkan,membimbing, dan mengawasi jalannyapekerjaan yang dilakukan oleh parabawahan pada masing-masing bagian atauunit kerja, agar hasil dari pelaksanaankerja yang dilakukan bawahan mencapaihasil yang optimal dalam rangkapencapaian tujuan organaisasi.

Sedangkan fungsi kepemimpinanyang harus dilaksanakan oleh seorangpemimpin anatara lain memandu,menuntun, membimbing, membangunkanmotivasi kerja, mengemudikan organisasi,menjalin jaringan komunikasi yangbaik,melaksanakan supervisi yang efisienserta membawa para pengikut pada tujuanyang telah ditentukan.

Page 5: PELAKSANAAN KEPEMIMPINAN OLEH CAMAT KANTOR CAMAT … · 2019. 10. 25. · Camat. Sehubungan beratnya tugas dan kewajiban Camat tesebut, maka dalam menjalanan roda pemerintahan, melaksanakan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

5

ISSN 1907-6711

Dengan demikian maka dapatdiketahui bahwa kepemimipinan padadasarnya merupakan kemampuan yangdimiliki oleh sesorang dalammenggerakan orang lain agar mau bekerjadengan senang hati untuk mencapai tujuanyang telah ditetapkan sebelumnya.

Sondang P. Siagian dalambukunya ”Peranan Staf DalamManajemen”, mengemukakanpengertian kepemimpinan sebagaiberikut : “Kepemimpinan adalah suatukegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar dapat bekerja sama menujukepada suatu tujuan tertentu yangmereka inginkan bersama” (1995 : 10).

Sedangkan SoewarnoHandayaningrat dalam bukunya“Pengantar Studi Ilmu Adminisrasi danManajemen”, mengemukakanpengertian kepemimpinan sebagaiberikut :

Kepemimpinan adalah sebagaisuatu proses dimana pimpinandigambarkan memberikanperintah atau pengarahan,bimbingan atau mempengaruhipekerjaan orang lain dalammemilih dan mencapai tujuanyang telah ditentukan atauditetapkan(1984 : 64)

Selanjutnya M. Karyadi dalambukunya “Kepemimpinan(Leadership)”, mengemukakanpengertian kepemimpinan sebagaiberikut :

Kepemimpinan adalah sebagaisuatu seni kemampuan untukmempengaruhi perilaku manusiadan kemampuan untukmengendalikan orang-orangdalam organisasi agar supayamereka sesuai dengan perilaku

yang diinginkan oleh pimpinanorganisasi.(1984 : 64)

Selanjutnya George R. Terrydalam bukunya “Principle OfManagement” yang dikutip olehKartini Kartono dalam bukunya“Pimpinan dan Kepemimpinan”menyatakan bahwa : “Kepemimpinanadalah kegiatanmempengaruhi orang-orang agar mereka mau berusahamencapai tujuan-tujuan” (1988 : 39).

Inu Kencana dalam bukunya“Kepemimpinan PemerintahanIndonesia” mengutip pendapat Ralp MStogdilltentang kepemimpinan, bahwapengertian kepemimpinandapatdikelompokan menjadi :

1. Kepemimpinan sebagai pusatproses kelompok

2. Kepemimpinan sebagaikepribadian yang berakibat

3. Kepemimpinan sebagai senimenciptakan kesepakatan

4. Kepemimpinan sebagaikemampuan mempengaruhi

5. Kepemimpinan sebagaitindakan perilaku

6. Kepemimpinan sebagaibentuk bujukan

7. Kepemimpinan sebagai suatuhubungan kekuasaan

8. Kepemimpinan sebagai saranapencapaian tujuan

9. Kepemimpinan sebagai hasilinteraksi

10. Kepemimpinan sebagaipemisah peranan

11. Kepemimpinan sebagain awalstruktur

( 2006 : 3 )Walaupun dengan berbagai

ragam pengertian, dapat dikatakanbahwa kepemimpinanmemiliki arti dan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

5

ISSN 1907-6711

Dengan demikian maka dapatdiketahui bahwa kepemimipinan padadasarnya merupakan kemampuan yangdimiliki oleh sesorang dalammenggerakan orang lain agar mau bekerjadengan senang hati untuk mencapai tujuanyang telah ditetapkan sebelumnya.

Sondang P. Siagian dalambukunya ”Peranan Staf DalamManajemen”, mengemukakanpengertian kepemimpinan sebagaiberikut : “Kepemimpinan adalah suatukegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar dapat bekerja sama menujukepada suatu tujuan tertentu yangmereka inginkan bersama” (1995 : 10).

Sedangkan SoewarnoHandayaningrat dalam bukunya“Pengantar Studi Ilmu Adminisrasi danManajemen”, mengemukakanpengertian kepemimpinan sebagaiberikut :

Kepemimpinan adalah sebagaisuatu proses dimana pimpinandigambarkan memberikanperintah atau pengarahan,bimbingan atau mempengaruhipekerjaan orang lain dalammemilih dan mencapai tujuanyang telah ditentukan atauditetapkan(1984 : 64)

Selanjutnya M. Karyadi dalambukunya “Kepemimpinan(Leadership)”, mengemukakanpengertian kepemimpinan sebagaiberikut :

Kepemimpinan adalah sebagaisuatu seni kemampuan untukmempengaruhi perilaku manusiadan kemampuan untukmengendalikan orang-orangdalam organisasi agar supayamereka sesuai dengan perilaku

yang diinginkan oleh pimpinanorganisasi.(1984 : 64)

Selanjutnya George R. Terrydalam bukunya “Principle OfManagement” yang dikutip olehKartini Kartono dalam bukunya“Pimpinan dan Kepemimpinan”menyatakan bahwa : “Kepemimpinanadalah kegiatanmempengaruhi orang-orang agar mereka mau berusahamencapai tujuan-tujuan” (1988 : 39).

Inu Kencana dalam bukunya“Kepemimpinan PemerintahanIndonesia” mengutip pendapat Ralp MStogdilltentang kepemimpinan, bahwapengertian kepemimpinandapatdikelompokan menjadi :

1. Kepemimpinan sebagai pusatproses kelompok

2. Kepemimpinan sebagaikepribadian yang berakibat

3. Kepemimpinan sebagai senimenciptakan kesepakatan

4. Kepemimpinan sebagaikemampuan mempengaruhi

5. Kepemimpinan sebagaitindakan perilaku

6. Kepemimpinan sebagaibentuk bujukan

7. Kepemimpinan sebagai suatuhubungan kekuasaan

8. Kepemimpinan sebagai saranapencapaian tujuan

9. Kepemimpinan sebagai hasilinteraksi

10. Kepemimpinan sebagaipemisah peranan

11. Kepemimpinan sebagain awalstruktur

( 2006 : 3 )Walaupun dengan berbagai

ragam pengertian, dapat dikatakanbahwa kepemimpinanmemiliki arti dan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

5

ISSN 1907-6711

Dengan demikian maka dapatdiketahui bahwa kepemimipinan padadasarnya merupakan kemampuan yangdimiliki oleh sesorang dalammenggerakan orang lain agar mau bekerjadengan senang hati untuk mencapai tujuanyang telah ditetapkan sebelumnya.

Sondang P. Siagian dalambukunya ”Peranan Staf DalamManajemen”, mengemukakanpengertian kepemimpinan sebagaiberikut : “Kepemimpinan adalah suatukegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar dapat bekerja sama menujukepada suatu tujuan tertentu yangmereka inginkan bersama” (1995 : 10).

Sedangkan SoewarnoHandayaningrat dalam bukunya“Pengantar Studi Ilmu Adminisrasi danManajemen”, mengemukakanpengertian kepemimpinan sebagaiberikut :

Kepemimpinan adalah sebagaisuatu proses dimana pimpinandigambarkan memberikanperintah atau pengarahan,bimbingan atau mempengaruhipekerjaan orang lain dalammemilih dan mencapai tujuanyang telah ditentukan atauditetapkan(1984 : 64)

Selanjutnya M. Karyadi dalambukunya “Kepemimpinan(Leadership)”, mengemukakanpengertian kepemimpinan sebagaiberikut :

Kepemimpinan adalah sebagaisuatu seni kemampuan untukmempengaruhi perilaku manusiadan kemampuan untukmengendalikan orang-orangdalam organisasi agar supayamereka sesuai dengan perilaku

yang diinginkan oleh pimpinanorganisasi.(1984 : 64)

Selanjutnya George R. Terrydalam bukunya “Principle OfManagement” yang dikutip olehKartini Kartono dalam bukunya“Pimpinan dan Kepemimpinan”menyatakan bahwa : “Kepemimpinanadalah kegiatanmempengaruhi orang-orang agar mereka mau berusahamencapai tujuan-tujuan” (1988 : 39).

Inu Kencana dalam bukunya“Kepemimpinan PemerintahanIndonesia” mengutip pendapat Ralp MStogdilltentang kepemimpinan, bahwapengertian kepemimpinandapatdikelompokan menjadi :

1. Kepemimpinan sebagai pusatproses kelompok

2. Kepemimpinan sebagaikepribadian yang berakibat

3. Kepemimpinan sebagai senimenciptakan kesepakatan

4. Kepemimpinan sebagaikemampuan mempengaruhi

5. Kepemimpinan sebagaitindakan perilaku

6. Kepemimpinan sebagaibentuk bujukan

7. Kepemimpinan sebagai suatuhubungan kekuasaan

8. Kepemimpinan sebagai saranapencapaian tujuan

9. Kepemimpinan sebagai hasilinteraksi

10. Kepemimpinan sebagaipemisah peranan

11. Kepemimpinan sebagain awalstruktur

( 2006 : 3 )Walaupun dengan berbagai

ragam pengertian, dapat dikatakanbahwa kepemimpinanmemiliki arti dan

Page 6: PELAKSANAAN KEPEMIMPINAN OLEH CAMAT KANTOR CAMAT … · 2019. 10. 25. · Camat. Sehubungan beratnya tugas dan kewajiban Camat tesebut, maka dalam menjalanan roda pemerintahan, melaksanakan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

6

ISSN 1907-6711

peranan penting dalam kehidupansebuah organisasi, karena memimpinsebuah organisasi tanpakepemimpinanmaka organisasi tidak dapat diharapkandapat mencapai tujuan.

Berdasarkan uraian di atas,penyusun dapat menarik suatukesimpulan bahwa kepemimpinanmerupakan kemampuan yang dimilikioleh seseorang didalam menggerakanpara bawahannya, sehingga kecakapan,kemampuan serta disiplin pegawaidapat ditingkatkan.

Sesorang bisa dikatakansebagai seorang pimpinan apabiladidalam pelaksanaan tugasnya dapatmempengaruhi orang lain, sehinggadapat digerakan kepada pencapaiantujuan organisasi.

Dalam pelaksanaankepemimpinan seorang pimpinan harusmemahami tentang tipe-tipekepemimpinan agar dapat mencapaihasil yang optimal. Mengenai tipe-tipekepemimpinan, Sondang P, Siagiandalam bukunya “FilsafatAdministrasi”, mengemukakan sebagaiberikut :

1) Tipe Otokratis2) Tipe Militeristis3) Tipe Panernalistis4) Tipe Kharismatis5) Tipe Demokratis

(2006 : 41)Apabila seorang pimpinan

telah memahami setiap tipekepemimpinan tersebut di atas, makadalam situasi apapun dia akan mampumelaksanakan kepemimpinan, karenadapat menyesuaikan tipekepemimpinan mana yang akandigunakan dalam situasi dan kondisiyang sedang dihadapinya.

Mengenai pengaruh situasipada pemimpin, Wahjosumidjo dalambukunya “Kepemimpinan danMotivasi”, mengemukakan : “Bahwakeberhasilan pemimpin adalah apabilaia dapat menyesuaikan tipekepemimpinannya dengan situasi yangdihadapi. Dengan kata lain tipekepemimpinannya harus diubahdengan situasi yang dihadapi”. (1996 :103)

Teknik-Teknik KepemimpinanDalam pelaksanaan

kepemimpinan, seorang pimpinanharus berusaha untuk meningkatkankecakapan, kemampuan sertapengetahuan para pegawai, sehinggapada akhirnya akan tercapai prestasikerja yang optimal. Untuk pencapaiantujuan kepemimpinan tersebut, makaseorang pemimpin harusmemperhatikan teknik-teknikkepemimpinan dalam pelaksanaankepemimpinannya.

Dikaitkan dengan pelaksanaankepemimpinan yang layak diterapkanpada organisasi pemerintahan diIndopnesia, maka sangat tepat apabilamenerapkan teknik-teknikkepemimpinan.

Mengenai teknik-teknikkepemimpinan, Pamudji dalambukunya “KepemimpinanPemerintahan ( di ) Indonesia”,mengemukakan sebagai berikut :

1) Teknik Pematangan danPenyiapan Pengikut

2) Teknik Human Relations3) Teknik Menjadi Teladan4) Teknik Persuasi dan Pemberi

Perintah5) Teknik Penggunaan Sistem

Komunikasi Yang Cocok

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

6

ISSN 1907-6711

peranan penting dalam kehidupansebuah organisasi, karena memimpinsebuah organisasi tanpakepemimpinanmaka organisasi tidak dapat diharapkandapat mencapai tujuan.

Berdasarkan uraian di atas,penyusun dapat menarik suatukesimpulan bahwa kepemimpinanmerupakan kemampuan yang dimilikioleh seseorang didalam menggerakanpara bawahannya, sehingga kecakapan,kemampuan serta disiplin pegawaidapat ditingkatkan.

Sesorang bisa dikatakansebagai seorang pimpinan apabiladidalam pelaksanaan tugasnya dapatmempengaruhi orang lain, sehinggadapat digerakan kepada pencapaiantujuan organisasi.

Dalam pelaksanaankepemimpinan seorang pimpinan harusmemahami tentang tipe-tipekepemimpinan agar dapat mencapaihasil yang optimal. Mengenai tipe-tipekepemimpinan, Sondang P, Siagiandalam bukunya “FilsafatAdministrasi”, mengemukakan sebagaiberikut :

1) Tipe Otokratis2) Tipe Militeristis3) Tipe Panernalistis4) Tipe Kharismatis5) Tipe Demokratis

(2006 : 41)Apabila seorang pimpinan

telah memahami setiap tipekepemimpinan tersebut di atas, makadalam situasi apapun dia akan mampumelaksanakan kepemimpinan, karenadapat menyesuaikan tipekepemimpinan mana yang akandigunakan dalam situasi dan kondisiyang sedang dihadapinya.

Mengenai pengaruh situasipada pemimpin, Wahjosumidjo dalambukunya “Kepemimpinan danMotivasi”, mengemukakan : “Bahwakeberhasilan pemimpin adalah apabilaia dapat menyesuaikan tipekepemimpinannya dengan situasi yangdihadapi. Dengan kata lain tipekepemimpinannya harus diubahdengan situasi yang dihadapi”. (1996 :103)

Teknik-Teknik KepemimpinanDalam pelaksanaan

kepemimpinan, seorang pimpinanharus berusaha untuk meningkatkankecakapan, kemampuan sertapengetahuan para pegawai, sehinggapada akhirnya akan tercapai prestasikerja yang optimal. Untuk pencapaiantujuan kepemimpinan tersebut, makaseorang pemimpin harusmemperhatikan teknik-teknikkepemimpinan dalam pelaksanaankepemimpinannya.

Dikaitkan dengan pelaksanaankepemimpinan yang layak diterapkanpada organisasi pemerintahan diIndopnesia, maka sangat tepat apabilamenerapkan teknik-teknikkepemimpinan.

Mengenai teknik-teknikkepemimpinan, Pamudji dalambukunya “KepemimpinanPemerintahan ( di ) Indonesia”,mengemukakan sebagai berikut :

1) Teknik Pematangan danPenyiapan Pengikut

2) Teknik Human Relations3) Teknik Menjadi Teladan4) Teknik Persuasi dan Pemberi

Perintah5) Teknik Penggunaan Sistem

Komunikasi Yang Cocok

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

6

ISSN 1907-6711

peranan penting dalam kehidupansebuah organisasi, karena memimpinsebuah organisasi tanpakepemimpinanmaka organisasi tidak dapat diharapkandapat mencapai tujuan.

Berdasarkan uraian di atas,penyusun dapat menarik suatukesimpulan bahwa kepemimpinanmerupakan kemampuan yang dimilikioleh seseorang didalam menggerakanpara bawahannya, sehingga kecakapan,kemampuan serta disiplin pegawaidapat ditingkatkan.

Sesorang bisa dikatakansebagai seorang pimpinan apabiladidalam pelaksanaan tugasnya dapatmempengaruhi orang lain, sehinggadapat digerakan kepada pencapaiantujuan organisasi.

Dalam pelaksanaankepemimpinan seorang pimpinan harusmemahami tentang tipe-tipekepemimpinan agar dapat mencapaihasil yang optimal. Mengenai tipe-tipekepemimpinan, Sondang P, Siagiandalam bukunya “FilsafatAdministrasi”, mengemukakan sebagaiberikut :

1) Tipe Otokratis2) Tipe Militeristis3) Tipe Panernalistis4) Tipe Kharismatis5) Tipe Demokratis

(2006 : 41)Apabila seorang pimpinan

telah memahami setiap tipekepemimpinan tersebut di atas, makadalam situasi apapun dia akan mampumelaksanakan kepemimpinan, karenadapat menyesuaikan tipekepemimpinan mana yang akandigunakan dalam situasi dan kondisiyang sedang dihadapinya.

Mengenai pengaruh situasipada pemimpin, Wahjosumidjo dalambukunya “Kepemimpinan danMotivasi”, mengemukakan : “Bahwakeberhasilan pemimpin adalah apabilaia dapat menyesuaikan tipekepemimpinannya dengan situasi yangdihadapi. Dengan kata lain tipekepemimpinannya harus diubahdengan situasi yang dihadapi”. (1996 :103)

Teknik-Teknik KepemimpinanDalam pelaksanaan

kepemimpinan, seorang pimpinanharus berusaha untuk meningkatkankecakapan, kemampuan sertapengetahuan para pegawai, sehinggapada akhirnya akan tercapai prestasikerja yang optimal. Untuk pencapaiantujuan kepemimpinan tersebut, makaseorang pemimpin harusmemperhatikan teknik-teknikkepemimpinan dalam pelaksanaankepemimpinannya.

Dikaitkan dengan pelaksanaankepemimpinan yang layak diterapkanpada organisasi pemerintahan diIndopnesia, maka sangat tepat apabilamenerapkan teknik-teknikkepemimpinan.

Mengenai teknik-teknikkepemimpinan, Pamudji dalambukunya “KepemimpinanPemerintahan ( di ) Indonesia”,mengemukakan sebagai berikut :

1) Teknik Pematangan danPenyiapan Pengikut

2) Teknik Human Relations3) Teknik Menjadi Teladan4) Teknik Persuasi dan Pemberi

Perintah5) Teknik Penggunaan Sistem

Komunikasi Yang Cocok

Page 7: PELAKSANAAN KEPEMIMPINAN OLEH CAMAT KANTOR CAMAT … · 2019. 10. 25. · Camat. Sehubungan beratnya tugas dan kewajiban Camat tesebut, maka dalam menjalanan roda pemerintahan, melaksanakan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

7

ISSN 1907-6711

6) Teknik Penyediaan Fasilitas(1986 : 114)

Penjelasan lebih lanjut tentangteknik-teknik kepemimpinan tersebut diatas, adalah sebagai berikut :1) Teknik Pematangan dan Penyiapan

PengikutPemimpin dalam pelaksanaan

kepemimpinan harus berusahamelakukan pematangan danpenyiapan pengikut, agar parabawahan dapat mengikuti keinginanpemimpin didalam proses tujuanorganisasi.

Pada dasarnya pematangan danpenyiapan pengikut dapatdilaksanakan melalui teknikpenerangan maupun propaganda.Dalam teknik penerangan, seorangpemimpin harus berusahamenerangkan maksudnya secara jelasdan benar kepadabawahan, sehinggamereka dapat memahami keinginanpemimpin dalam pencapaian tujuanorganisasi. Agar berhasil dalammelaksanakan teknikpenerangan,seorang pemimpin hasrusmenggunakan bahsa yang mudahdimengerti baik lisan maupun tulisan,kemudian materi yang digunakanharus objektif dan menunjukan faktayang sebenarnya. Untuk mewujudkanhal tersebut maka seorang pemimpinharus memperhatikan hal-hal sebagaiberikut :a) Fakta-fakta yang penting,

disajikan untuk membuka tabirdan menjelaskan keadaan yangsebenarnya, bukan sebaliknyauntuk menutupi keadaan yangsebenarnya

b) Fakta-fakta hendaknya diterima,baik secara logika berdasarkan

akal maupun secara rasaberdasarkan suara hati

c) Fakta-fakta hendaknya bersifataktual, tidak terlalu jauh sebelumatau sesudah proses persuasi

d) Fakta-fakta disajikan dengan kata-kata dan gambaran yang mudahdimengerti perhatian parapengikut

Sedangkan teknik propagandadalam mengajak dan mendorongorang-orang dengan memaksakehendak pemimpin, dilakukandengan cara memberikan keterangan-keterangan yang benar atau juga yangtidak benar dan yang terpenting sangatmenarik serta membuat mereka takut,sehingga mereka terpaksa mengikutikehendak pemimpin.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dapat ditarik kesimpulanbahwa yang paling baik untukditerapkan adalah teknik penerangan,karena lebih bersifat memberikankebebasan atau keleluasaan dalammenetukan kehendak kepada oranglain. Hal ini sejalan dengan falsafahnegara yaitu Pancasila.

2) Teknik Human RelationsYang dimaksud dengan teknik

Human Relationsadalah merupakanrangkaian atau proses kegiatanmemotivasi bawahan, melaluipemberian motivasi atau doronganagar mau bergerak ke arah yangdikehendaki.

Pada dasarnya setiap manusiaapabila memasuki suatu organisasi,baik yang bersifat formal maupun nonformal akan mempunyai motivasiyang tidak terlepas dari bagaimanamemenuhi kebutuhan hidupnya.Manusia sebagai mahluk hidupmempunyai kebutuhan hidup yang

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

7

ISSN 1907-6711

6) Teknik Penyediaan Fasilitas(1986 : 114)

Penjelasan lebih lanjut tentangteknik-teknik kepemimpinan tersebut diatas, adalah sebagai berikut :1) Teknik Pematangan dan Penyiapan

PengikutPemimpin dalam pelaksanaan

kepemimpinan harus berusahamelakukan pematangan danpenyiapan pengikut, agar parabawahan dapat mengikuti keinginanpemimpin didalam proses tujuanorganisasi.

Pada dasarnya pematangan danpenyiapan pengikut dapatdilaksanakan melalui teknikpenerangan maupun propaganda.Dalam teknik penerangan, seorangpemimpin harus berusahamenerangkan maksudnya secara jelasdan benar kepadabawahan, sehinggamereka dapat memahami keinginanpemimpin dalam pencapaian tujuanorganisasi. Agar berhasil dalammelaksanakan teknikpenerangan,seorang pemimpin hasrusmenggunakan bahsa yang mudahdimengerti baik lisan maupun tulisan,kemudian materi yang digunakanharus objektif dan menunjukan faktayang sebenarnya. Untuk mewujudkanhal tersebut maka seorang pemimpinharus memperhatikan hal-hal sebagaiberikut :a) Fakta-fakta yang penting,

disajikan untuk membuka tabirdan menjelaskan keadaan yangsebenarnya, bukan sebaliknyauntuk menutupi keadaan yangsebenarnya

b) Fakta-fakta hendaknya diterima,baik secara logika berdasarkan

akal maupun secara rasaberdasarkan suara hati

c) Fakta-fakta hendaknya bersifataktual, tidak terlalu jauh sebelumatau sesudah proses persuasi

d) Fakta-fakta disajikan dengan kata-kata dan gambaran yang mudahdimengerti perhatian parapengikut

Sedangkan teknik propagandadalam mengajak dan mendorongorang-orang dengan memaksakehendak pemimpin, dilakukandengan cara memberikan keterangan-keterangan yang benar atau juga yangtidak benar dan yang terpenting sangatmenarik serta membuat mereka takut,sehingga mereka terpaksa mengikutikehendak pemimpin.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dapat ditarik kesimpulanbahwa yang paling baik untukditerapkan adalah teknik penerangan,karena lebih bersifat memberikankebebasan atau keleluasaan dalammenetukan kehendak kepada oranglain. Hal ini sejalan dengan falsafahnegara yaitu Pancasila.

2) Teknik Human RelationsYang dimaksud dengan teknik

Human Relationsadalah merupakanrangkaian atau proses kegiatanmemotivasi bawahan, melaluipemberian motivasi atau doronganagar mau bergerak ke arah yangdikehendaki.

Pada dasarnya setiap manusiaapabila memasuki suatu organisasi,baik yang bersifat formal maupun nonformal akan mempunyai motivasiyang tidak terlepas dari bagaimanamemenuhi kebutuhan hidupnya.Manusia sebagai mahluk hidupmempunyai kebutuhan hidup yang

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

7

ISSN 1907-6711

6) Teknik Penyediaan Fasilitas(1986 : 114)

Penjelasan lebih lanjut tentangteknik-teknik kepemimpinan tersebut diatas, adalah sebagai berikut :1) Teknik Pematangan dan Penyiapan

PengikutPemimpin dalam pelaksanaan

kepemimpinan harus berusahamelakukan pematangan danpenyiapan pengikut, agar parabawahan dapat mengikuti keinginanpemimpin didalam proses tujuanorganisasi.

Pada dasarnya pematangan danpenyiapan pengikut dapatdilaksanakan melalui teknikpenerangan maupun propaganda.Dalam teknik penerangan, seorangpemimpin harus berusahamenerangkan maksudnya secara jelasdan benar kepadabawahan, sehinggamereka dapat memahami keinginanpemimpin dalam pencapaian tujuanorganisasi. Agar berhasil dalammelaksanakan teknikpenerangan,seorang pemimpin hasrusmenggunakan bahsa yang mudahdimengerti baik lisan maupun tulisan,kemudian materi yang digunakanharus objektif dan menunjukan faktayang sebenarnya. Untuk mewujudkanhal tersebut maka seorang pemimpinharus memperhatikan hal-hal sebagaiberikut :a) Fakta-fakta yang penting,

disajikan untuk membuka tabirdan menjelaskan keadaan yangsebenarnya, bukan sebaliknyauntuk menutupi keadaan yangsebenarnya

b) Fakta-fakta hendaknya diterima,baik secara logika berdasarkan

akal maupun secara rasaberdasarkan suara hati

c) Fakta-fakta hendaknya bersifataktual, tidak terlalu jauh sebelumatau sesudah proses persuasi

d) Fakta-fakta disajikan dengan kata-kata dan gambaran yang mudahdimengerti perhatian parapengikut

Sedangkan teknik propagandadalam mengajak dan mendorongorang-orang dengan memaksakehendak pemimpin, dilakukandengan cara memberikan keterangan-keterangan yang benar atau juga yangtidak benar dan yang terpenting sangatmenarik serta membuat mereka takut,sehingga mereka terpaksa mengikutikehendak pemimpin.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dapat ditarik kesimpulanbahwa yang paling baik untukditerapkan adalah teknik penerangan,karena lebih bersifat memberikankebebasan atau keleluasaan dalammenetukan kehendak kepada oranglain. Hal ini sejalan dengan falsafahnegara yaitu Pancasila.

2) Teknik Human RelationsYang dimaksud dengan teknik

Human Relationsadalah merupakanrangkaian atau proses kegiatanmemotivasi bawahan, melaluipemberian motivasi atau doronganagar mau bergerak ke arah yangdikehendaki.

Pada dasarnya setiap manusiaapabila memasuki suatu organisasi,baik yang bersifat formal maupun nonformal akan mempunyai motivasiyang tidak terlepas dari bagaimanamemenuhi kebutuhan hidupnya.Manusia sebagai mahluk hidupmempunyai kebutuhan hidup yang

Page 8: PELAKSANAAN KEPEMIMPINAN OLEH CAMAT KANTOR CAMAT … · 2019. 10. 25. · Camat. Sehubungan beratnya tugas dan kewajiban Camat tesebut, maka dalam menjalanan roda pemerintahan, melaksanakan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

8

ISSN 1907-6711

beraneka ragam baik kebutuhan yangbersifat material maupun kebutuhanpsikologis.

M. Karyadi berpendapat dalambukunya “Kepemimpinan(Leadership)”, mengemukan tentangkebutuhan fsikologis sebagai berikut :

a) Kebutuhan akankelayakan

b) Kebutuhan akanpenghargaan

c) Kebutuhan akankeamanan danketentraman

d) Kebutuhan menjadianggota dari suatuorganisasi atau golongan

(1984 : 79)

Mengenai kebutuhan psikologistersebut dapat diuraikansebagaiberikut :a) Kebutuhan akan kelayakan

Seorang pemimpin harus berusahamemperlakukan para bawahannyasebagaimana layaknya manusiayang memilki perasaan, pikiran,serta harga diri. Berkaitan denganitu, maka seorang pemimpin harusberusaha memenuhi kebutuhanakan kelayakan para bawahan,yang merupakan merupakan hakasasi manusia.

b) Kebutuhan akan penghargaanSeorang pemimpin harus berusahamemberikan penghargaan kepadapegawai yang berprestasi, baikberupa ucapan selamat, piagam,tanda jasa, ataupun lainnya,sehingga akan mendorongpegawai untuk lebihmeningkatkan prestasi kerjanya

c) Kebutuhan akan keamanan danketentraman

Keamanan dan ketentramanmerupakan dambaan setiap orang,karena dapat menimbulkankebahagiaan lahir batin. Seorangpemimpin harus memperhatikankebutuhan keamanan, diantaranyakeamanan jiwa dan raga,kesehatan, harta benda, keluargadan keamanan dalam pelaksanaan.Melalui upaya ini diharapkan parapegawai dapat lebih bersemangatdalam pelaksanaan kerjanya

d) Kebutuhan untuk menjadi anggotadari suatu organisasi ataugolongan

Setiap manusia akan menyadaribahwa ia tidak dapat memenuhikebutuhan hidupnya oleh dirisendiri, sehingga mendorongmanusia itu untuk hidupbermasyarakat dan berorganisasi,demi untuk dapat memenuhikebutuhan hidupnya. Seorangpemimpin yang baik, akansenantiasa memperhatikankebutuhan tersebut, yaitu denganmengikut sertakan pegawai dalamsetiap pelaksanaan pekerjaan,sehingga akan terwujud suatu“team work”, disampingmemberikan keleluasaan bagi parapegawai untuk menjadi anggotasuatu organisasi lain di luarbidang tugasnya.

3) Teknik Menjadi TeladanDalam menggerakan atau

mempengaruhi bawahan, seorangpemimpin harus berusaha menjadikandirinya panutan atau teladan bagiorang lain, sehingga bawahan akanmengikuti keteladan tersebut

Penteladanan atau pemberiancontoh bagi seorang pemimpinmerupakan suatu yang mutlak harus

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

8

ISSN 1907-6711

beraneka ragam baik kebutuhan yangbersifat material maupun kebutuhanpsikologis.

M. Karyadi berpendapat dalambukunya “Kepemimpinan(Leadership)”, mengemukan tentangkebutuhan fsikologis sebagai berikut :

a) Kebutuhan akankelayakan

b) Kebutuhan akanpenghargaan

c) Kebutuhan akankeamanan danketentraman

d) Kebutuhan menjadianggota dari suatuorganisasi atau golongan

(1984 : 79)

Mengenai kebutuhan psikologistersebut dapat diuraikansebagaiberikut :a) Kebutuhan akan kelayakan

Seorang pemimpin harus berusahamemperlakukan para bawahannyasebagaimana layaknya manusiayang memilki perasaan, pikiran,serta harga diri. Berkaitan denganitu, maka seorang pemimpin harusberusaha memenuhi kebutuhanakan kelayakan para bawahan,yang merupakan merupakan hakasasi manusia.

b) Kebutuhan akan penghargaanSeorang pemimpin harus berusahamemberikan penghargaan kepadapegawai yang berprestasi, baikberupa ucapan selamat, piagam,tanda jasa, ataupun lainnya,sehingga akan mendorongpegawai untuk lebihmeningkatkan prestasi kerjanya

c) Kebutuhan akan keamanan danketentraman

Keamanan dan ketentramanmerupakan dambaan setiap orang,karena dapat menimbulkankebahagiaan lahir batin. Seorangpemimpin harus memperhatikankebutuhan keamanan, diantaranyakeamanan jiwa dan raga,kesehatan, harta benda, keluargadan keamanan dalam pelaksanaan.Melalui upaya ini diharapkan parapegawai dapat lebih bersemangatdalam pelaksanaan kerjanya

d) Kebutuhan untuk menjadi anggotadari suatu organisasi ataugolongan

Setiap manusia akan menyadaribahwa ia tidak dapat memenuhikebutuhan hidupnya oleh dirisendiri, sehingga mendorongmanusia itu untuk hidupbermasyarakat dan berorganisasi,demi untuk dapat memenuhikebutuhan hidupnya. Seorangpemimpin yang baik, akansenantiasa memperhatikankebutuhan tersebut, yaitu denganmengikut sertakan pegawai dalamsetiap pelaksanaan pekerjaan,sehingga akan terwujud suatu“team work”, disampingmemberikan keleluasaan bagi parapegawai untuk menjadi anggotasuatu organisasi lain di luarbidang tugasnya.

3) Teknik Menjadi TeladanDalam menggerakan atau

mempengaruhi bawahan, seorangpemimpin harus berusaha menjadikandirinya panutan atau teladan bagiorang lain, sehingga bawahan akanmengikuti keteladan tersebut

Penteladanan atau pemberiancontoh bagi seorang pemimpinmerupakan suatu yang mutlak harus

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

8

ISSN 1907-6711

beraneka ragam baik kebutuhan yangbersifat material maupun kebutuhanpsikologis.

M. Karyadi berpendapat dalambukunya “Kepemimpinan(Leadership)”, mengemukan tentangkebutuhan fsikologis sebagai berikut :

a) Kebutuhan akankelayakan

b) Kebutuhan akanpenghargaan

c) Kebutuhan akankeamanan danketentraman

d) Kebutuhan menjadianggota dari suatuorganisasi atau golongan

(1984 : 79)

Mengenai kebutuhan psikologistersebut dapat diuraikansebagaiberikut :a) Kebutuhan akan kelayakan

Seorang pemimpin harus berusahamemperlakukan para bawahannyasebagaimana layaknya manusiayang memilki perasaan, pikiran,serta harga diri. Berkaitan denganitu, maka seorang pemimpin harusberusaha memenuhi kebutuhanakan kelayakan para bawahan,yang merupakan merupakan hakasasi manusia.

b) Kebutuhan akan penghargaanSeorang pemimpin harus berusahamemberikan penghargaan kepadapegawai yang berprestasi, baikberupa ucapan selamat, piagam,tanda jasa, ataupun lainnya,sehingga akan mendorongpegawai untuk lebihmeningkatkan prestasi kerjanya

c) Kebutuhan akan keamanan danketentraman

Keamanan dan ketentramanmerupakan dambaan setiap orang,karena dapat menimbulkankebahagiaan lahir batin. Seorangpemimpin harus memperhatikankebutuhan keamanan, diantaranyakeamanan jiwa dan raga,kesehatan, harta benda, keluargadan keamanan dalam pelaksanaan.Melalui upaya ini diharapkan parapegawai dapat lebih bersemangatdalam pelaksanaan kerjanya

d) Kebutuhan untuk menjadi anggotadari suatu organisasi ataugolongan

Setiap manusia akan menyadaribahwa ia tidak dapat memenuhikebutuhan hidupnya oleh dirisendiri, sehingga mendorongmanusia itu untuk hidupbermasyarakat dan berorganisasi,demi untuk dapat memenuhikebutuhan hidupnya. Seorangpemimpin yang baik, akansenantiasa memperhatikankebutuhan tersebut, yaitu denganmengikut sertakan pegawai dalamsetiap pelaksanaan pekerjaan,sehingga akan terwujud suatu“team work”, disampingmemberikan keleluasaan bagi parapegawai untuk menjadi anggotasuatu organisasi lain di luarbidang tugasnya.

3) Teknik Menjadi TeladanDalam menggerakan atau

mempengaruhi bawahan, seorangpemimpin harus berusaha menjadikandirinya panutan atau teladan bagiorang lain, sehingga bawahan akanmengikuti keteladan tersebut

Penteladanan atau pemberiancontoh bagi seorang pemimpinmerupakan suatu yang mutlak harus

Page 9: PELAKSANAAN KEPEMIMPINAN OLEH CAMAT KANTOR CAMAT … · 2019. 10. 25. · Camat. Sehubungan beratnya tugas dan kewajiban Camat tesebut, maka dalam menjalanan roda pemerintahan, melaksanakan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

9

ISSN 1907-6711

dilakukan, yaitu melalui aspek positifdalam bentuk anjuran dan aspeknegatif dalam bentu larangan. Apabilahal ini telah dilakukan, maka parabawahan akan terpengaruh untukmengikuti contoh yang diberikan olehpimpinannya.

4) Teknik Persuasi dan Pemberi PerintahUntuk mempengaruhi atau

menggerakan para bawahan, seorangpemimpin harus mampu melakukanpersuasi dan pemberian perintahdengan baik. Persuasi bertujuan bukanuntuk memaksa, akan mempengaruhisikap orang lain, sehingga dalamkeadaan tertentu orang-orang akanbertingkah laku sesuai dengan yangdikehendaki oleh orang yangmelakukan persuasi, namun sesuaipula dengan keinginannya

Sedangkan yang dimaksuddengan pemberian perintah adalahmenyuruh orang lain untuk mematuhidan melakukan sesuatu, dimana dalampelaksanaannya mengandung adanyakekuasaan dan kekuatan.

5) Teknik Penggunaan SistemKomunikasi Yang Cocok

Kegiatan seorang pemimpindalam mengarahkan, membimbing,mempengaruhi pikiran, perasaan atautingkah laku bawahan didalampencapaian tujuan organisasi, tidakakan terlepas dari kegiatankomunikasi

Dengan demikian seorangpemimpin harus menguasai teknikkomunikasi yang baik, sehingga setiapinformasi atau pesan yangdisampaikan dapat diterima denganbaik, dan sebaliknya setiap informasidari bawahan akan mudah diterimaoleh pimpinan.

Komunikasi terbaik didalamsuatu organisasi adalah komunikasidua arah, yaitu komunikasi timbalbaik diantara pimpinan dan bawahan.Dalam pelaksanaan proseskomunikasi, seorang pemimpin harusmemperhatikan faktor-faktor sebagaiberikut :a) Bahasa yang digunakanb) Dasar pendidikan dari komunikanc) Perbedaan latar belakang

kehidupan sosial bawahand) Perbedaan kedudukan pimpinan

dan bawahane) Alat atau media yang digunakan

6) Teknik Penyediaan FasilitasUntuk meningkatkan

kemampuan pegawai didalampelaksanaan tugasnya, maka seorangpemimpin harus memperhatikankebutuhan akan fasilitas kerja yangdiperlukan oleh para pegawai,sehingga akan tercapai hasil kerjayang optimal.

Adapun fasilitas-fasilitas yangharus diperhatikan oleh seorangpemimpin adalah sebagai berikut :a) Pemberian kesempatan untuk

mengikuti pendidikan danlatihan agar terwujud adanyakecakapan serta peningkatandari kemampuan pegawai

b) Penyediaan barang atau alatyang dibutuhkan dalampelaksanaan pekerjaan

c) Tempat kerja yang memadaid) Pemberian waktu yang cukup

dalam pelaksanaan pekerjaan

Pengertian Prestasi KerjaSalah satu tujuanpelaksanaan

kepemimpinanpada dasarnya yaitu untukmempengaruhi para pegawai agardapatmeningkatkan prestasi

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

9

ISSN 1907-6711

dilakukan, yaitu melalui aspek positifdalam bentuk anjuran dan aspeknegatif dalam bentu larangan. Apabilahal ini telah dilakukan, maka parabawahan akan terpengaruh untukmengikuti contoh yang diberikan olehpimpinannya.

4) Teknik Persuasi dan Pemberi PerintahUntuk mempengaruhi atau

menggerakan para bawahan, seorangpemimpin harus mampu melakukanpersuasi dan pemberian perintahdengan baik. Persuasi bertujuan bukanuntuk memaksa, akan mempengaruhisikap orang lain, sehingga dalamkeadaan tertentu orang-orang akanbertingkah laku sesuai dengan yangdikehendaki oleh orang yangmelakukan persuasi, namun sesuaipula dengan keinginannya

Sedangkan yang dimaksuddengan pemberian perintah adalahmenyuruh orang lain untuk mematuhidan melakukan sesuatu, dimana dalampelaksanaannya mengandung adanyakekuasaan dan kekuatan.

5) Teknik Penggunaan SistemKomunikasi Yang Cocok

Kegiatan seorang pemimpindalam mengarahkan, membimbing,mempengaruhi pikiran, perasaan atautingkah laku bawahan didalampencapaian tujuan organisasi, tidakakan terlepas dari kegiatankomunikasi

Dengan demikian seorangpemimpin harus menguasai teknikkomunikasi yang baik, sehingga setiapinformasi atau pesan yangdisampaikan dapat diterima denganbaik, dan sebaliknya setiap informasidari bawahan akan mudah diterimaoleh pimpinan.

Komunikasi terbaik didalamsuatu organisasi adalah komunikasidua arah, yaitu komunikasi timbalbaik diantara pimpinan dan bawahan.Dalam pelaksanaan proseskomunikasi, seorang pemimpin harusmemperhatikan faktor-faktor sebagaiberikut :a) Bahasa yang digunakanb) Dasar pendidikan dari komunikanc) Perbedaan latar belakang

kehidupan sosial bawahand) Perbedaan kedudukan pimpinan

dan bawahane) Alat atau media yang digunakan

6) Teknik Penyediaan FasilitasUntuk meningkatkan

kemampuan pegawai didalampelaksanaan tugasnya, maka seorangpemimpin harus memperhatikankebutuhan akan fasilitas kerja yangdiperlukan oleh para pegawai,sehingga akan tercapai hasil kerjayang optimal.

Adapun fasilitas-fasilitas yangharus diperhatikan oleh seorangpemimpin adalah sebagai berikut :a) Pemberian kesempatan untuk

mengikuti pendidikan danlatihan agar terwujud adanyakecakapan serta peningkatandari kemampuan pegawai

b) Penyediaan barang atau alatyang dibutuhkan dalampelaksanaan pekerjaan

c) Tempat kerja yang memadaid) Pemberian waktu yang cukup

dalam pelaksanaan pekerjaan

Pengertian Prestasi KerjaSalah satu tujuanpelaksanaan

kepemimpinanpada dasarnya yaitu untukmempengaruhi para pegawai agardapatmeningkatkan prestasi

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

9

ISSN 1907-6711

dilakukan, yaitu melalui aspek positifdalam bentuk anjuran dan aspeknegatif dalam bentu larangan. Apabilahal ini telah dilakukan, maka parabawahan akan terpengaruh untukmengikuti contoh yang diberikan olehpimpinannya.

4) Teknik Persuasi dan Pemberi PerintahUntuk mempengaruhi atau

menggerakan para bawahan, seorangpemimpin harus mampu melakukanpersuasi dan pemberian perintahdengan baik. Persuasi bertujuan bukanuntuk memaksa, akan mempengaruhisikap orang lain, sehingga dalamkeadaan tertentu orang-orang akanbertingkah laku sesuai dengan yangdikehendaki oleh orang yangmelakukan persuasi, namun sesuaipula dengan keinginannya

Sedangkan yang dimaksuddengan pemberian perintah adalahmenyuruh orang lain untuk mematuhidan melakukan sesuatu, dimana dalampelaksanaannya mengandung adanyakekuasaan dan kekuatan.

5) Teknik Penggunaan SistemKomunikasi Yang Cocok

Kegiatan seorang pemimpindalam mengarahkan, membimbing,mempengaruhi pikiran, perasaan atautingkah laku bawahan didalampencapaian tujuan organisasi, tidakakan terlepas dari kegiatankomunikasi

Dengan demikian seorangpemimpin harus menguasai teknikkomunikasi yang baik, sehingga setiapinformasi atau pesan yangdisampaikan dapat diterima denganbaik, dan sebaliknya setiap informasidari bawahan akan mudah diterimaoleh pimpinan.

Komunikasi terbaik didalamsuatu organisasi adalah komunikasidua arah, yaitu komunikasi timbalbaik diantara pimpinan dan bawahan.Dalam pelaksanaan proseskomunikasi, seorang pemimpin harusmemperhatikan faktor-faktor sebagaiberikut :a) Bahasa yang digunakanb) Dasar pendidikan dari komunikanc) Perbedaan latar belakang

kehidupan sosial bawahand) Perbedaan kedudukan pimpinan

dan bawahane) Alat atau media yang digunakan

6) Teknik Penyediaan FasilitasUntuk meningkatkan

kemampuan pegawai didalampelaksanaan tugasnya, maka seorangpemimpin harus memperhatikankebutuhan akan fasilitas kerja yangdiperlukan oleh para pegawai,sehingga akan tercapai hasil kerjayang optimal.

Adapun fasilitas-fasilitas yangharus diperhatikan oleh seorangpemimpin adalah sebagai berikut :a) Pemberian kesempatan untuk

mengikuti pendidikan danlatihan agar terwujud adanyakecakapan serta peningkatandari kemampuan pegawai

b) Penyediaan barang atau alatyang dibutuhkan dalampelaksanaan pekerjaan

c) Tempat kerja yang memadaid) Pemberian waktu yang cukup

dalam pelaksanaan pekerjaan

Pengertian Prestasi KerjaSalah satu tujuanpelaksanaan

kepemimpinanpada dasarnya yaitu untukmempengaruhi para pegawai agardapatmeningkatkan prestasi

Page 10: PELAKSANAAN KEPEMIMPINAN OLEH CAMAT KANTOR CAMAT … · 2019. 10. 25. · Camat. Sehubungan beratnya tugas dan kewajiban Camat tesebut, maka dalam menjalanan roda pemerintahan, melaksanakan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

10

ISSN 1907-6711

kerjanyasehingga dengan meningkatnyaprestasi kerja pegawai maka tujuanorganisasi akan dapat dicapai secaraberdaya guna danberhasil guna.

Anwar Prabu dalam bukunya “Manajemen Sumber Daya ManusiaPerusahaan “ memberikan pengertianprestasi kerja sebagai berikut : “Kinerja atau prestasi kerja adalah hasilkerja secara kualitas dan kuantitasyang dicapai oleh seorang pegawaidalam melaksanakan tugasnya sesuaidengan tanggung jawab yang diberikankepadanya “ ( 2013 : 67 )

Musanef dalam bukunya“Manajemen Kepegawaian di Indonesia”,mengemukakan mengenai pengertianprestasi kerja sebagai berikut :

Prestasi Kerja adalah hasil yangdicapai oleh seorangPegawaiNegeri Sipil dalammelaksanakan tugas yangdibebankan kepadanya. PadaUmumnya prestasi kerja seorangPegawaiNegeri Sipil antara laindipengaruhi oleh kecakapan,keterampilan, pengalaman dankesungguhan PegawaiNegeri Sipilyang bersangkutan.(1989 : 209)Sedangkan Bedjo Siswanto dalam

bukunya “Manajemen Tenaga Kerja”,mengemukakan :

Prestasi Kerja adalah hasil yangdicapai oleh seorang tenaga kerjadalam melaksanakan tugas danpekerjaanyang dibebankankepadanya. Pada Umumnyaprestasi kerja seorang tenaga kerjaantara lain dipengaruhi olehkecakapan, keterampilan,pengalaman dan kesungguhantenaga kerja yang bersangkutan.(1987 : 195)

Adapun mengenai pengertianprestasi kerja, H.Nainggolan dalambukunya “ Pembinaan Pegawai NegeriSipil “ menyatakan sebagai berikut : “PrestasiKerja pegawai yaitu hasil kerjayang dicapai oleh pegawai negeri sipildalam melaksanakan tugas yangdibebankan kepadanya “ ( 1993 : 105 )

Selanjutnya dalam PeraturanPemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentangPenilaian Prestasi Kerja PNS Pasal (1)ayat(3)dijelaskan pengertian prestasi kerjasebagai berikut : “ Prestasi kerja adalahhasil kerja yang dicapai oleh setiapPegawai Negeri Sipil pada satuanorganisasi sesuai dengan sasaran kerjapegawai dan perilaku kerja “.

Dari berbagai uraian tentangprestasi kerja di atas menjelaskan bahwaprestasi kerja pada dasarnya merupakanhasil kerja yang ditunjukkan olehseseorang atau sekelompok orang dalammelaksanakan tugas atau pekerjaan yangmenjadi tanggung jawabnya sesuai denganperaturan atau ketentuan yang berlaku.

Untuk mengukur prestasi kerja,menurut Agus Dharma dalam bukunya “Manajemen Prestasi Kerja “ mengatakanbahwa :

Hampir semua cara pengukuranmempertimbangkan hal-halsebagai berikut :a. Kuantitas : Jumlah yang harusdiselesaikanb. Kualitas : Mutu yang dihasilkan( baik tidaknya )c. Ketepatan waktu : Sesuaitidaknya dengan waktu yangdirencanakan( 2005 : 46 )Dengan demikian untuk

mengukur prestasi kerja pegawai dapat

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

10

ISSN 1907-6711

kerjanyasehingga dengan meningkatnyaprestasi kerja pegawai maka tujuanorganisasi akan dapat dicapai secaraberdaya guna danberhasil guna.

Anwar Prabu dalam bukunya “Manajemen Sumber Daya ManusiaPerusahaan “ memberikan pengertianprestasi kerja sebagai berikut : “Kinerja atau prestasi kerja adalah hasilkerja secara kualitas dan kuantitasyang dicapai oleh seorang pegawaidalam melaksanakan tugasnya sesuaidengan tanggung jawab yang diberikankepadanya “ ( 2013 : 67 )

Musanef dalam bukunya“Manajemen Kepegawaian di Indonesia”,mengemukakan mengenai pengertianprestasi kerja sebagai berikut :

Prestasi Kerja adalah hasil yangdicapai oleh seorangPegawaiNegeri Sipil dalammelaksanakan tugas yangdibebankan kepadanya. PadaUmumnya prestasi kerja seorangPegawaiNegeri Sipil antara laindipengaruhi oleh kecakapan,keterampilan, pengalaman dankesungguhan PegawaiNegeri Sipilyang bersangkutan.(1989 : 209)Sedangkan Bedjo Siswanto dalam

bukunya “Manajemen Tenaga Kerja”,mengemukakan :

Prestasi Kerja adalah hasil yangdicapai oleh seorang tenaga kerjadalam melaksanakan tugas danpekerjaanyang dibebankankepadanya. Pada Umumnyaprestasi kerja seorang tenaga kerjaantara lain dipengaruhi olehkecakapan, keterampilan,pengalaman dan kesungguhantenaga kerja yang bersangkutan.(1987 : 195)

Adapun mengenai pengertianprestasi kerja, H.Nainggolan dalambukunya “ Pembinaan Pegawai NegeriSipil “ menyatakan sebagai berikut : “PrestasiKerja pegawai yaitu hasil kerjayang dicapai oleh pegawai negeri sipildalam melaksanakan tugas yangdibebankan kepadanya “ ( 1993 : 105 )

Selanjutnya dalam PeraturanPemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentangPenilaian Prestasi Kerja PNS Pasal (1)ayat(3)dijelaskan pengertian prestasi kerjasebagai berikut : “ Prestasi kerja adalahhasil kerja yang dicapai oleh setiapPegawai Negeri Sipil pada satuanorganisasi sesuai dengan sasaran kerjapegawai dan perilaku kerja “.

Dari berbagai uraian tentangprestasi kerja di atas menjelaskan bahwaprestasi kerja pada dasarnya merupakanhasil kerja yang ditunjukkan olehseseorang atau sekelompok orang dalammelaksanakan tugas atau pekerjaan yangmenjadi tanggung jawabnya sesuai denganperaturan atau ketentuan yang berlaku.

Untuk mengukur prestasi kerja,menurut Agus Dharma dalam bukunya “Manajemen Prestasi Kerja “ mengatakanbahwa :

Hampir semua cara pengukuranmempertimbangkan hal-halsebagai berikut :a. Kuantitas : Jumlah yang harusdiselesaikanb. Kualitas : Mutu yang dihasilkan( baik tidaknya )c. Ketepatan waktu : Sesuaitidaknya dengan waktu yangdirencanakan( 2005 : 46 )Dengan demikian untuk

mengukur prestasi kerja pegawai dapat

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

10

ISSN 1907-6711

kerjanyasehingga dengan meningkatnyaprestasi kerja pegawai maka tujuanorganisasi akan dapat dicapai secaraberdaya guna danberhasil guna.

Anwar Prabu dalam bukunya “Manajemen Sumber Daya ManusiaPerusahaan “ memberikan pengertianprestasi kerja sebagai berikut : “Kinerja atau prestasi kerja adalah hasilkerja secara kualitas dan kuantitasyang dicapai oleh seorang pegawaidalam melaksanakan tugasnya sesuaidengan tanggung jawab yang diberikankepadanya “ ( 2013 : 67 )

Musanef dalam bukunya“Manajemen Kepegawaian di Indonesia”,mengemukakan mengenai pengertianprestasi kerja sebagai berikut :

Prestasi Kerja adalah hasil yangdicapai oleh seorangPegawaiNegeri Sipil dalammelaksanakan tugas yangdibebankan kepadanya. PadaUmumnya prestasi kerja seorangPegawaiNegeri Sipil antara laindipengaruhi oleh kecakapan,keterampilan, pengalaman dankesungguhan PegawaiNegeri Sipilyang bersangkutan.(1989 : 209)Sedangkan Bedjo Siswanto dalam

bukunya “Manajemen Tenaga Kerja”,mengemukakan :

Prestasi Kerja adalah hasil yangdicapai oleh seorang tenaga kerjadalam melaksanakan tugas danpekerjaanyang dibebankankepadanya. Pada Umumnyaprestasi kerja seorang tenaga kerjaantara lain dipengaruhi olehkecakapan, keterampilan,pengalaman dan kesungguhantenaga kerja yang bersangkutan.(1987 : 195)

Adapun mengenai pengertianprestasi kerja, H.Nainggolan dalambukunya “ Pembinaan Pegawai NegeriSipil “ menyatakan sebagai berikut : “PrestasiKerja pegawai yaitu hasil kerjayang dicapai oleh pegawai negeri sipildalam melaksanakan tugas yangdibebankan kepadanya “ ( 1993 : 105 )

Selanjutnya dalam PeraturanPemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentangPenilaian Prestasi Kerja PNS Pasal (1)ayat(3)dijelaskan pengertian prestasi kerjasebagai berikut : “ Prestasi kerja adalahhasil kerja yang dicapai oleh setiapPegawai Negeri Sipil pada satuanorganisasi sesuai dengan sasaran kerjapegawai dan perilaku kerja “.

Dari berbagai uraian tentangprestasi kerja di atas menjelaskan bahwaprestasi kerja pada dasarnya merupakanhasil kerja yang ditunjukkan olehseseorang atau sekelompok orang dalammelaksanakan tugas atau pekerjaan yangmenjadi tanggung jawabnya sesuai denganperaturan atau ketentuan yang berlaku.

Untuk mengukur prestasi kerja,menurut Agus Dharma dalam bukunya “Manajemen Prestasi Kerja “ mengatakanbahwa :

Hampir semua cara pengukuranmempertimbangkan hal-halsebagai berikut :a. Kuantitas : Jumlah yang harusdiselesaikanb. Kualitas : Mutu yang dihasilkan( baik tidaknya )c. Ketepatan waktu : Sesuaitidaknya dengan waktu yangdirencanakan( 2005 : 46 )Dengan demikian untuk

mengukur prestasi kerja pegawai dapat

Page 11: PELAKSANAAN KEPEMIMPINAN OLEH CAMAT KANTOR CAMAT … · 2019. 10. 25. · Camat. Sehubungan beratnya tugas dan kewajiban Camat tesebut, maka dalam menjalanan roda pemerintahan, melaksanakan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

11

ISSN 1907-6711

digunakan ukuran prestasi kerja yangdikemukakan oleh Agus Dharma tersebut.Dari pengertian tersebut di atas dapatdisimpulkan bahwa prestasi kerja adalahsuatu keadaan yang mencerminkan hasilkerja yang dicapai oleh seorang atausekelompok pegawai yang telahditentukan berdasarkan kuantitas, kualitasmaupun ketepatan waktu dalammenyelesaikan suatu kegiatan ataupekerjaan.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalahmetode deskriptifanalisis yaitu metodepenelitian yang menggambarkan secarasistematis pelaksanaan kepemimpinanoleh Camat Banjarandalam upayameningkatkan presatsi kerja pegawai padaKantor CamatBanjaran KabupatenMajalengka.Jenis Data Dan InformasiData PrimerData primer adalah data yang dapatdiperoleh lansung dari lapangan atautempat penelitianData sekunderData sekunder adalah data-data yangdidapat dari sumber bacaan dan berbagaimacam sumber lainnya yang terdiri darisurat-surat pribadi, buku harian, notularapat perkumpulan, sampai dokumen-dokumen resmi dari berbagai instansipemerintah. Data sekunder juga dapatberupa majalah, buletin, publikasi dariberbagai organisasi, lampiran-lampirandari badan-badan resmi sepertikementrian-kementrian, hasil-hasil studi,hasil survey, studi histories, dansebagainya

Teknik Pengumpulan data1. Studi Kepustakaan, yaitu

mengumpulkan dan mempelajari

bahan-bahan tertulis dengan tujuanuntuk memahami konsep-konsep yangberkaitan dengan sasaran penelitian.

2. Studi Lapangan, meliputi :a. Wawancara berstruktur, yaitu

teknik pengumpulan data denganmengajukan pertanyaan-pertanyaan yang terpadu secaralangsung kepada responden yangcukup memiliki data yaituCamatBanjaran.

b. Observasi non partisipan, yaitumengadakan pengamatanlangsung terhadap obyekpenelitian tanpa melibatkan dirikepada kegiatan yang sedangberlangsung dengan maksuduntuk mengetahui selengkapmungkin mengenai permasalahanyang terdapat dalam obyekpenelitian.

c. Angket, yaitu teknikpengumpulan data dengan caramenyebarkan daftar pertanyaanyang telah dipersiapkansebelumnya kepada responden.

Analisis DataTeknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian iniadalahteknik modusyaitu suatu caraanalisis dengan mengambil jawaban yangpaling banyak..

Teknik modus yangdigunakandalam penelitian ini berdasarkan pendapatSuharsimi Arikunto dalam bukunya“Prosedur Suatu Penelitian PendekatanPraktik” dengan menggunakan rumussebagai berikut :

p = fx 100 %nKeterangan :

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

11

ISSN 1907-6711

digunakan ukuran prestasi kerja yangdikemukakan oleh Agus Dharma tersebut.Dari pengertian tersebut di atas dapatdisimpulkan bahwa prestasi kerja adalahsuatu keadaan yang mencerminkan hasilkerja yang dicapai oleh seorang atausekelompok pegawai yang telahditentukan berdasarkan kuantitas, kualitasmaupun ketepatan waktu dalammenyelesaikan suatu kegiatan ataupekerjaan.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalahmetode deskriptifanalisis yaitu metodepenelitian yang menggambarkan secarasistematis pelaksanaan kepemimpinanoleh Camat Banjarandalam upayameningkatkan presatsi kerja pegawai padaKantor CamatBanjaran KabupatenMajalengka.Jenis Data Dan InformasiData PrimerData primer adalah data yang dapatdiperoleh lansung dari lapangan atautempat penelitianData sekunderData sekunder adalah data-data yangdidapat dari sumber bacaan dan berbagaimacam sumber lainnya yang terdiri darisurat-surat pribadi, buku harian, notularapat perkumpulan, sampai dokumen-dokumen resmi dari berbagai instansipemerintah. Data sekunder juga dapatberupa majalah, buletin, publikasi dariberbagai organisasi, lampiran-lampirandari badan-badan resmi sepertikementrian-kementrian, hasil-hasil studi,hasil survey, studi histories, dansebagainya

Teknik Pengumpulan data1. Studi Kepustakaan, yaitu

mengumpulkan dan mempelajari

bahan-bahan tertulis dengan tujuanuntuk memahami konsep-konsep yangberkaitan dengan sasaran penelitian.

2. Studi Lapangan, meliputi :a. Wawancara berstruktur, yaitu

teknik pengumpulan data denganmengajukan pertanyaan-pertanyaan yang terpadu secaralangsung kepada responden yangcukup memiliki data yaituCamatBanjaran.

b. Observasi non partisipan, yaitumengadakan pengamatanlangsung terhadap obyekpenelitian tanpa melibatkan dirikepada kegiatan yang sedangberlangsung dengan maksuduntuk mengetahui selengkapmungkin mengenai permasalahanyang terdapat dalam obyekpenelitian.

c. Angket, yaitu teknikpengumpulan data dengan caramenyebarkan daftar pertanyaanyang telah dipersiapkansebelumnya kepada responden.

Analisis DataTeknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian iniadalahteknik modusyaitu suatu caraanalisis dengan mengambil jawaban yangpaling banyak..

Teknik modus yangdigunakandalam penelitian ini berdasarkan pendapatSuharsimi Arikunto dalam bukunya“Prosedur Suatu Penelitian PendekatanPraktik” dengan menggunakan rumussebagai berikut :

p = fx 100 %nKeterangan :

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

11

ISSN 1907-6711

digunakan ukuran prestasi kerja yangdikemukakan oleh Agus Dharma tersebut.Dari pengertian tersebut di atas dapatdisimpulkan bahwa prestasi kerja adalahsuatu keadaan yang mencerminkan hasilkerja yang dicapai oleh seorang atausekelompok pegawai yang telahditentukan berdasarkan kuantitas, kualitasmaupun ketepatan waktu dalammenyelesaikan suatu kegiatan ataupekerjaan.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalahmetode deskriptifanalisis yaitu metodepenelitian yang menggambarkan secarasistematis pelaksanaan kepemimpinanoleh Camat Banjarandalam upayameningkatkan presatsi kerja pegawai padaKantor CamatBanjaran KabupatenMajalengka.Jenis Data Dan InformasiData PrimerData primer adalah data yang dapatdiperoleh lansung dari lapangan atautempat penelitianData sekunderData sekunder adalah data-data yangdidapat dari sumber bacaan dan berbagaimacam sumber lainnya yang terdiri darisurat-surat pribadi, buku harian, notularapat perkumpulan, sampai dokumen-dokumen resmi dari berbagai instansipemerintah. Data sekunder juga dapatberupa majalah, buletin, publikasi dariberbagai organisasi, lampiran-lampirandari badan-badan resmi sepertikementrian-kementrian, hasil-hasil studi,hasil survey, studi histories, dansebagainya

Teknik Pengumpulan data1. Studi Kepustakaan, yaitu

mengumpulkan dan mempelajari

bahan-bahan tertulis dengan tujuanuntuk memahami konsep-konsep yangberkaitan dengan sasaran penelitian.

2. Studi Lapangan, meliputi :a. Wawancara berstruktur, yaitu

teknik pengumpulan data denganmengajukan pertanyaan-pertanyaan yang terpadu secaralangsung kepada responden yangcukup memiliki data yaituCamatBanjaran.

b. Observasi non partisipan, yaitumengadakan pengamatanlangsung terhadap obyekpenelitian tanpa melibatkan dirikepada kegiatan yang sedangberlangsung dengan maksuduntuk mengetahui selengkapmungkin mengenai permasalahanyang terdapat dalam obyekpenelitian.

c. Angket, yaitu teknikpengumpulan data dengan caramenyebarkan daftar pertanyaanyang telah dipersiapkansebelumnya kepada responden.

Analisis DataTeknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian iniadalahteknik modusyaitu suatu caraanalisis dengan mengambil jawaban yangpaling banyak..

Teknik modus yangdigunakandalam penelitian ini berdasarkan pendapatSuharsimi Arikunto dalam bukunya“Prosedur Suatu Penelitian PendekatanPraktik” dengan menggunakan rumussebagai berikut :

p = fx 100 %nKeterangan :

Page 12: PELAKSANAAN KEPEMIMPINAN OLEH CAMAT KANTOR CAMAT … · 2019. 10. 25. · Camat. Sehubungan beratnya tugas dan kewajiban Camat tesebut, maka dalam menjalanan roda pemerintahan, melaksanakan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

12

ISSN 1907-6711

p = PersentaseJumlah Responden yang MemberiJawaban

f = frekuensiResponden yang Memberikan Jawaban

n = JumlahResponden(2010 : 254)

PEMBAHASAN

Pelaksanaan Kepemimpinan OlehCamat Dalam UpayaMeningkatkanPrestasi KerjaPegawai Pada Kantor CamatBanjaran Kabupaten Majalengka

Organisasi sebagai wadah dalammemenuhi setiap keinginan manusiadalam upaya mencapai tujuan yang telahditetapkan memerlukan penggerakan olehpemimpin agar hasil dari pelaksanaankerja yang dilakukan bawahan mencapaihasil yang optimal.

Dalam rangka meneliti tentangpelaksanaan kepemimpinan oleh Camatdalam mencapai prestasi kerja pegawaipada Kantor Camat Banjaran, makapenyusun menetapkan populasi sebanyak21 orang. Dari populasi seluruhnyadijadikan sampel, dengan teknik sambeljenuh.. Selanjutnya penyusunmenyebarkan angket atau daftarpertanyaan kepada 20 orang respondenterdiri dari pegawai pada Kantor CamatBanjaran dan melakukan wawancaradengan Camat sebagai responden dalampenelitian ini.

Angket yang disebarkan olehpenyusun menyangkut pelaksanaankepemimpinan oleh Camat yangdidasarkan pada teknik-teknikkepemimpinan sebagaimana dikemukakanoleh S. Pamudji dalam bukunya“Kepemimpinan Pemerintah diIndonesia”, yaitu sebagai berikut :

7) Teknik pematangan dan penyiapanpengikut

8) Teknik human relations9) Teknik menjadi teladan10) Teknik persuasi dan pemberian

perintah11) Teknik penggunaan sistem

komunikasi yang cocok12) Teknik penyediaan fasilitas

Selanjutnya penyusun akanmembahas hasil penelitian mengenaikepemimpinan Camat dalam upayamencapai prestasi kerja pegawai padaKantor Camat Banjaran, ditinjau darisetiap penerapan teknik kepemimpinantersebut di atas :1) Teknik Pematangan dan Penyiapan

PengikutKeberhasilan suatu organisasi

dalam peningkatan tujuan organisasi,sangat ditentukan oleh kemampuanpemimpin dalam melakukan pematangandan penyiapan pengikut, sehingga dalampelaksanaan pekerjaan para pegawai/bawahandapat mengikuti keinginanpimpinan dalam peningkatan tujuanorganisasi.

Demikian pula pada KantorCamat Banjaran, peningkatan prestasikerja pegawai sangat ditentukan olehkemampuan Camat dalam menerapkanteknik pematangan dan penyiapanpengikut, sehingga pegawaidalammelaksanakan pekerjaannya senantiasamengarah pada peningkatan prestasi kerja.

Untuk mengetahui tentang upayaCamat dalam penerapan teknikpematangan dan penyiapan pengikut,maka penyusun melakukan penelitianterhadap tiga sub variabel dari teknikkepemimpinan tersebut sebagai berikut :a) Pengarahan dan bimbingan

Untuk meningkatkan pemahamanbawahan terhadap tugas dan fungsinya

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

12

ISSN 1907-6711

p = PersentaseJumlah Responden yang MemberiJawaban

f = frekuensiResponden yang Memberikan Jawaban

n = JumlahResponden(2010 : 254)

PEMBAHASAN

Pelaksanaan Kepemimpinan OlehCamat Dalam UpayaMeningkatkanPrestasi KerjaPegawai Pada Kantor CamatBanjaran Kabupaten Majalengka

Organisasi sebagai wadah dalammemenuhi setiap keinginan manusiadalam upaya mencapai tujuan yang telahditetapkan memerlukan penggerakan olehpemimpin agar hasil dari pelaksanaankerja yang dilakukan bawahan mencapaihasil yang optimal.

Dalam rangka meneliti tentangpelaksanaan kepemimpinan oleh Camatdalam mencapai prestasi kerja pegawaipada Kantor Camat Banjaran, makapenyusun menetapkan populasi sebanyak21 orang. Dari populasi seluruhnyadijadikan sampel, dengan teknik sambeljenuh.. Selanjutnya penyusunmenyebarkan angket atau daftarpertanyaan kepada 20 orang respondenterdiri dari pegawai pada Kantor CamatBanjaran dan melakukan wawancaradengan Camat sebagai responden dalampenelitian ini.

Angket yang disebarkan olehpenyusun menyangkut pelaksanaankepemimpinan oleh Camat yangdidasarkan pada teknik-teknikkepemimpinan sebagaimana dikemukakanoleh S. Pamudji dalam bukunya“Kepemimpinan Pemerintah diIndonesia”, yaitu sebagai berikut :

7) Teknik pematangan dan penyiapanpengikut

8) Teknik human relations9) Teknik menjadi teladan10) Teknik persuasi dan pemberian

perintah11) Teknik penggunaan sistem

komunikasi yang cocok12) Teknik penyediaan fasilitas

Selanjutnya penyusun akanmembahas hasil penelitian mengenaikepemimpinan Camat dalam upayamencapai prestasi kerja pegawai padaKantor Camat Banjaran, ditinjau darisetiap penerapan teknik kepemimpinantersebut di atas :1) Teknik Pematangan dan Penyiapan

PengikutKeberhasilan suatu organisasi

dalam peningkatan tujuan organisasi,sangat ditentukan oleh kemampuanpemimpin dalam melakukan pematangandan penyiapan pengikut, sehingga dalampelaksanaan pekerjaan para pegawai/bawahandapat mengikuti keinginanpimpinan dalam peningkatan tujuanorganisasi.

Demikian pula pada KantorCamat Banjaran, peningkatan prestasikerja pegawai sangat ditentukan olehkemampuan Camat dalam menerapkanteknik pematangan dan penyiapanpengikut, sehingga pegawaidalammelaksanakan pekerjaannya senantiasamengarah pada peningkatan prestasi kerja.

Untuk mengetahui tentang upayaCamat dalam penerapan teknikpematangan dan penyiapan pengikut,maka penyusun melakukan penelitianterhadap tiga sub variabel dari teknikkepemimpinan tersebut sebagai berikut :a) Pengarahan dan bimbingan

Untuk meningkatkan pemahamanbawahan terhadap tugas dan fungsinya

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

12

ISSN 1907-6711

p = PersentaseJumlah Responden yang MemberiJawaban

f = frekuensiResponden yang Memberikan Jawaban

n = JumlahResponden(2010 : 254)

PEMBAHASAN

Pelaksanaan Kepemimpinan OlehCamat Dalam UpayaMeningkatkanPrestasi KerjaPegawai Pada Kantor CamatBanjaran Kabupaten Majalengka

Organisasi sebagai wadah dalammemenuhi setiap keinginan manusiadalam upaya mencapai tujuan yang telahditetapkan memerlukan penggerakan olehpemimpin agar hasil dari pelaksanaankerja yang dilakukan bawahan mencapaihasil yang optimal.

Dalam rangka meneliti tentangpelaksanaan kepemimpinan oleh Camatdalam mencapai prestasi kerja pegawaipada Kantor Camat Banjaran, makapenyusun menetapkan populasi sebanyak21 orang. Dari populasi seluruhnyadijadikan sampel, dengan teknik sambeljenuh.. Selanjutnya penyusunmenyebarkan angket atau daftarpertanyaan kepada 20 orang respondenterdiri dari pegawai pada Kantor CamatBanjaran dan melakukan wawancaradengan Camat sebagai responden dalampenelitian ini.

Angket yang disebarkan olehpenyusun menyangkut pelaksanaankepemimpinan oleh Camat yangdidasarkan pada teknik-teknikkepemimpinan sebagaimana dikemukakanoleh S. Pamudji dalam bukunya“Kepemimpinan Pemerintah diIndonesia”, yaitu sebagai berikut :

7) Teknik pematangan dan penyiapanpengikut

8) Teknik human relations9) Teknik menjadi teladan10) Teknik persuasi dan pemberian

perintah11) Teknik penggunaan sistem

komunikasi yang cocok12) Teknik penyediaan fasilitas

Selanjutnya penyusun akanmembahas hasil penelitian mengenaikepemimpinan Camat dalam upayamencapai prestasi kerja pegawai padaKantor Camat Banjaran, ditinjau darisetiap penerapan teknik kepemimpinantersebut di atas :1) Teknik Pematangan dan Penyiapan

PengikutKeberhasilan suatu organisasi

dalam peningkatan tujuan organisasi,sangat ditentukan oleh kemampuanpemimpin dalam melakukan pematangandan penyiapan pengikut, sehingga dalampelaksanaan pekerjaan para pegawai/bawahandapat mengikuti keinginanpimpinan dalam peningkatan tujuanorganisasi.

Demikian pula pada KantorCamat Banjaran, peningkatan prestasikerja pegawai sangat ditentukan olehkemampuan Camat dalam menerapkanteknik pematangan dan penyiapanpengikut, sehingga pegawaidalammelaksanakan pekerjaannya senantiasamengarah pada peningkatan prestasi kerja.

Untuk mengetahui tentang upayaCamat dalam penerapan teknikpematangan dan penyiapan pengikut,maka penyusun melakukan penelitianterhadap tiga sub variabel dari teknikkepemimpinan tersebut sebagai berikut :a) Pengarahan dan bimbingan

Untuk meningkatkan pemahamanbawahan terhadap tugas dan fungsinya

Page 13: PELAKSANAAN KEPEMIMPINAN OLEH CAMAT KANTOR CAMAT … · 2019. 10. 25. · Camat. Sehubungan beratnya tugas dan kewajiban Camat tesebut, maka dalam menjalanan roda pemerintahan, melaksanakan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

13

ISSN 1907-6711

diperlukan pengarahan dan bimbinganseorang pemimpin. Demikian pula Camathendaknya berusaha untuk memberikanpengarahan dan bimbingan kepada seluruhPegawai,sehinggapegawaidapatmemahami tentang tugas serta fungsinyadalam peningkatan tujuan organisasi.Dengan demikian, dalam melaksanakanpekerjaannya setiap pegawaisenantiasasesuaidengan tugas serta fungsi yang telahditentukan.b) Kesempatan untuk mengikuti

pendidikan dan latihanPendidikan dan latihan bagi

seorang pegawaibertujuan untukmeningkatkan kecakapan dan kemampuanpegawaidalam menyelesaikan tugasnya.Jika Camat dalam kepemimpinannyaberusaha untuk mengikutsertakanpegawaidalam pendidikan dan latihantentunya hal tersebut dapat meningkatkankecakapan dan kemampuan pegawaiyangpada akhirnya berpengaruh terhadappeningkatan prestasi kerja.c) Partisipasi pegawai dalam

prosespengambilan keputusanTerwujudnya kepatuhan, ketaatan

dan tanggungjawab pegawaidalampelaksanaan pekerjaan, yaitu sesuaidengan kebijakan maupun rencana yangtelah ditetapkan, sangat ditentukan olehkemampuan Camat dalam menumbuhkanpartisipasi pegawaidalam prosespengambilan keputusan. Hal ini bertujuanagar pegawaimerasa turut bertanggungjawab terhadap setiap keputusan yangtelah ditetapkan.

a) Pengarahan dan bimbinganSebanyak 15 responden (75 %)

menyatakan bahwa dalamkepemimpinannya, Camat selaluberusahamemberikan pengarahan dan bimbingan,sedangkan 3 responden (15 %

)menyatakan bahwa Camat kadang-kadang berusaha memberikan pengarahandan bimbingan dan sisanya sebanyak 2responden ( 10 % ) menyatakan bahwaCamat tidak berusaha memberikanpengarahan dan bimbingan.

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwadalam kepemimpinannya Camat telahmelakukan pemberian bimbingan danpengarahan dengan cukup baik. Hal inijelas akan berpengaruh terhadap hasilkerja pegawai, karenaPegawaiakanmemahami tugas sertafungsinya dalam melaksanakanpekerjaannya

Melalui wawancara diperolehketerangan bahwa untuk menciptakanpegawaiyang mampu memahami tugasdan fungsinya, antara lain dilakukandengan memberikan pengarahan danbimbingan mengenai pentingnyapelaksanaan kerja sesuaidengan tugas danfungsinya masing-masing.

Hasil observasi menunjukanbahwa pegawaipada dasarnya telahmemahami tentang tugas dan fungsinya.Hal ini terlihat dari adanya usaha untukmemperhatikan tentang prosedur kerja,walaupun belum seluruhnya dilaksanakan,misalnya masih adanya pegawaiyangmenangani suatu pekerjaan tidak sesuaidengan ketentuan.b) Kesempatan untuk mengikuti

pendidikan dan latihanSebanyak 12 responden (60 %)

menyatakan bahwa dalamkepemimpinannya Camat selaluberusahamemberi kesempatan untuk mengikutipendidikan dan latihan, sedangkan 6responden (30 %) rmenyatakan bahwaCamat kadang-kadang berusaha memberikesempatan untuk mengikuti pendidikandan latihan dan sisanya sebanyak 6

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

13

ISSN 1907-6711

diperlukan pengarahan dan bimbinganseorang pemimpin. Demikian pula Camathendaknya berusaha untuk memberikanpengarahan dan bimbingan kepada seluruhPegawai,sehinggapegawaidapatmemahami tentang tugas serta fungsinyadalam peningkatan tujuan organisasi.Dengan demikian, dalam melaksanakanpekerjaannya setiap pegawaisenantiasasesuaidengan tugas serta fungsi yang telahditentukan.b) Kesempatan untuk mengikuti

pendidikan dan latihanPendidikan dan latihan bagi

seorang pegawaibertujuan untukmeningkatkan kecakapan dan kemampuanpegawaidalam menyelesaikan tugasnya.Jika Camat dalam kepemimpinannyaberusaha untuk mengikutsertakanpegawaidalam pendidikan dan latihantentunya hal tersebut dapat meningkatkankecakapan dan kemampuan pegawaiyangpada akhirnya berpengaruh terhadappeningkatan prestasi kerja.c) Partisipasi pegawai dalam

prosespengambilan keputusanTerwujudnya kepatuhan, ketaatan

dan tanggungjawab pegawaidalampelaksanaan pekerjaan, yaitu sesuaidengan kebijakan maupun rencana yangtelah ditetapkan, sangat ditentukan olehkemampuan Camat dalam menumbuhkanpartisipasi pegawaidalam prosespengambilan keputusan. Hal ini bertujuanagar pegawaimerasa turut bertanggungjawab terhadap setiap keputusan yangtelah ditetapkan.

a) Pengarahan dan bimbinganSebanyak 15 responden (75 %)

menyatakan bahwa dalamkepemimpinannya, Camat selaluberusahamemberikan pengarahan dan bimbingan,sedangkan 3 responden (15 %

)menyatakan bahwa Camat kadang-kadang berusaha memberikan pengarahandan bimbingan dan sisanya sebanyak 2responden ( 10 % ) menyatakan bahwaCamat tidak berusaha memberikanpengarahan dan bimbingan.

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwadalam kepemimpinannya Camat telahmelakukan pemberian bimbingan danpengarahan dengan cukup baik. Hal inijelas akan berpengaruh terhadap hasilkerja pegawai, karenaPegawaiakanmemahami tugas sertafungsinya dalam melaksanakanpekerjaannya

Melalui wawancara diperolehketerangan bahwa untuk menciptakanpegawaiyang mampu memahami tugasdan fungsinya, antara lain dilakukandengan memberikan pengarahan danbimbingan mengenai pentingnyapelaksanaan kerja sesuaidengan tugas danfungsinya masing-masing.

Hasil observasi menunjukanbahwa pegawaipada dasarnya telahmemahami tentang tugas dan fungsinya.Hal ini terlihat dari adanya usaha untukmemperhatikan tentang prosedur kerja,walaupun belum seluruhnya dilaksanakan,misalnya masih adanya pegawaiyangmenangani suatu pekerjaan tidak sesuaidengan ketentuan.b) Kesempatan untuk mengikuti

pendidikan dan latihanSebanyak 12 responden (60 %)

menyatakan bahwa dalamkepemimpinannya Camat selaluberusahamemberi kesempatan untuk mengikutipendidikan dan latihan, sedangkan 6responden (30 %) rmenyatakan bahwaCamat kadang-kadang berusaha memberikesempatan untuk mengikuti pendidikandan latihan dan sisanya sebanyak 6

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

13

ISSN 1907-6711

diperlukan pengarahan dan bimbinganseorang pemimpin. Demikian pula Camathendaknya berusaha untuk memberikanpengarahan dan bimbingan kepada seluruhPegawai,sehinggapegawaidapatmemahami tentang tugas serta fungsinyadalam peningkatan tujuan organisasi.Dengan demikian, dalam melaksanakanpekerjaannya setiap pegawaisenantiasasesuaidengan tugas serta fungsi yang telahditentukan.b) Kesempatan untuk mengikuti

pendidikan dan latihanPendidikan dan latihan bagi

seorang pegawaibertujuan untukmeningkatkan kecakapan dan kemampuanpegawaidalam menyelesaikan tugasnya.Jika Camat dalam kepemimpinannyaberusaha untuk mengikutsertakanpegawaidalam pendidikan dan latihantentunya hal tersebut dapat meningkatkankecakapan dan kemampuan pegawaiyangpada akhirnya berpengaruh terhadappeningkatan prestasi kerja.c) Partisipasi pegawai dalam

prosespengambilan keputusanTerwujudnya kepatuhan, ketaatan

dan tanggungjawab pegawaidalampelaksanaan pekerjaan, yaitu sesuaidengan kebijakan maupun rencana yangtelah ditetapkan, sangat ditentukan olehkemampuan Camat dalam menumbuhkanpartisipasi pegawaidalam prosespengambilan keputusan. Hal ini bertujuanagar pegawaimerasa turut bertanggungjawab terhadap setiap keputusan yangtelah ditetapkan.

a) Pengarahan dan bimbinganSebanyak 15 responden (75 %)

menyatakan bahwa dalamkepemimpinannya, Camat selaluberusahamemberikan pengarahan dan bimbingan,sedangkan 3 responden (15 %

)menyatakan bahwa Camat kadang-kadang berusaha memberikan pengarahandan bimbingan dan sisanya sebanyak 2responden ( 10 % ) menyatakan bahwaCamat tidak berusaha memberikanpengarahan dan bimbingan.

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwadalam kepemimpinannya Camat telahmelakukan pemberian bimbingan danpengarahan dengan cukup baik. Hal inijelas akan berpengaruh terhadap hasilkerja pegawai, karenaPegawaiakanmemahami tugas sertafungsinya dalam melaksanakanpekerjaannya

Melalui wawancara diperolehketerangan bahwa untuk menciptakanpegawaiyang mampu memahami tugasdan fungsinya, antara lain dilakukandengan memberikan pengarahan danbimbingan mengenai pentingnyapelaksanaan kerja sesuaidengan tugas danfungsinya masing-masing.

Hasil observasi menunjukanbahwa pegawaipada dasarnya telahmemahami tentang tugas dan fungsinya.Hal ini terlihat dari adanya usaha untukmemperhatikan tentang prosedur kerja,walaupun belum seluruhnya dilaksanakan,misalnya masih adanya pegawaiyangmenangani suatu pekerjaan tidak sesuaidengan ketentuan.b) Kesempatan untuk mengikuti

pendidikan dan latihanSebanyak 12 responden (60 %)

menyatakan bahwa dalamkepemimpinannya Camat selaluberusahamemberi kesempatan untuk mengikutipendidikan dan latihan, sedangkan 6responden (30 %) rmenyatakan bahwaCamat kadang-kadang berusaha memberikesempatan untuk mengikuti pendidikandan latihan dan sisanya sebanyak 6

Page 14: PELAKSANAAN KEPEMIMPINAN OLEH CAMAT KANTOR CAMAT … · 2019. 10. 25. · Camat. Sehubungan beratnya tugas dan kewajiban Camat tesebut, maka dalam menjalanan roda pemerintahan, melaksanakan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

14

ISSN 1907-6711

responden (30 % ) menyatakan bahwaCamat tidak berusaha memberikesempatan untuk mengikuti pendidikandan latihan.

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwadalam kepemimpinannya ternyata Camatmasih kadang-kadang berusaha untukmemberikan kesempatan bagiPegawaidalam mengikuti pendidikan danlatihan. Hal ini jelas akan menjadipenghambat dalam peningkatanpengetahuan serta kecakapan pegawai,yang pada akhirnya menghambat terhadappeningkatan prestasi kerja pegawai .

Melalui wawancara diperolehketerangan bahwa untuk mengikutsertakanpegawaidalam pendidikan dan latihanternyata masih terdapat hambatan berupaterbatasnya dana, sehingga benar-benardilakukan secara selektif.

Berdasarkan hasil observasi,terlihat bahwa masih terdapat sebagianpegawaiyang kurang mampu dalampelaksanaan tugasnya, misalnya dalampembuatan laporan masih seringterlambat. Hal ini membuktikanbahwadalam tingkat kecakapan sertapengetahuan pegawaimasih perluditingkatkan.

c) Partisipasi pegawai dalam prosespengambilan keputusan

Sebanyak 12 responden (60 %)menyatakan bahwa dalamkepemimpinannya, Camat selaluberusahamenumbuhkan partisipasi pegawai,sedangkan 6 responden (30 %) respondenmenyatakan bahwa Camat kadang-kadangberusaha menumbuhkan partisipasipegawaidan sisanya sebanyak 2 responden(10 %) menyatakan bahwa Camat tidakberusaha menumbuhkan partisipasipegawai .

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwadalam kepemimpinannya Camat belumsepenuhnya berusaha menumbuhkanpartisipasi pegawaidalamprosespengambilan keputusan, sehinggadalam pelaksanaan pekerjaan yangdidasarkan pada keputusanyang telahdibuat, ternyata masih terdapat sebagianpegawaiyang kurang bertanggungjawab.Hal ini jelas akan berpengaruhterhadap peningkatan prestasi kerjapegawai .

Melalui wawancara diperolehketerangan bahwa untukmenumbuhkanpartisipasi Pegawaidalam pengambilankeputusan telah diusahakan, namun masihmendapat hambatan berupa adanyaperbedaan-perbedaan individu.

Dari hasil observasi menunjukanbahwa dalam suatu rapat kerja, ternyatamasih terdapat pegawaiyang bersifat pasifdalam proses pengambilan keputusan,dalam arti tidak menyampaikan saranmaupun kritik, sehingga jalannya rapatsering didominasi oleh Camat.

Berdasarkan uraian-uraian tentangpenerapan tiga sub variabel dari teknikpematangan dan penyiapan pengikut,maka dapat diketahui bahwa dalamkepemimpinannya Camat belumsepenuhnya menerapkan teknikpematangan dan penyiapan pengikut. Halini terlihat dari nilai rata-rata dari tiga subvariabel teknik kepemimpinan tersebut,yaitu baru mencapai sebesar 65 %,sehingga secara keseluruhan baru mecapaipredikat “cukup baik”. Keadaan ini jelasakan berpengaruh terhadap terhambatnyapeningkatan hasil kerja pegawai, yangakhirnya akan menghambat di dalampeningkatan efektivitas pelayanan publik.

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

14

ISSN 1907-6711

responden (30 % ) menyatakan bahwaCamat tidak berusaha memberikesempatan untuk mengikuti pendidikandan latihan.

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwadalam kepemimpinannya ternyata Camatmasih kadang-kadang berusaha untukmemberikan kesempatan bagiPegawaidalam mengikuti pendidikan danlatihan. Hal ini jelas akan menjadipenghambat dalam peningkatanpengetahuan serta kecakapan pegawai,yang pada akhirnya menghambat terhadappeningkatan prestasi kerja pegawai .

Melalui wawancara diperolehketerangan bahwa untuk mengikutsertakanpegawaidalam pendidikan dan latihanternyata masih terdapat hambatan berupaterbatasnya dana, sehingga benar-benardilakukan secara selektif.

Berdasarkan hasil observasi,terlihat bahwa masih terdapat sebagianpegawaiyang kurang mampu dalampelaksanaan tugasnya, misalnya dalampembuatan laporan masih seringterlambat. Hal ini membuktikanbahwadalam tingkat kecakapan sertapengetahuan pegawaimasih perluditingkatkan.

c) Partisipasi pegawai dalam prosespengambilan keputusan

Sebanyak 12 responden (60 %)menyatakan bahwa dalamkepemimpinannya, Camat selaluberusahamenumbuhkan partisipasi pegawai,sedangkan 6 responden (30 %) respondenmenyatakan bahwa Camat kadang-kadangberusaha menumbuhkan partisipasipegawaidan sisanya sebanyak 2 responden(10 %) menyatakan bahwa Camat tidakberusaha menumbuhkan partisipasipegawai .

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwadalam kepemimpinannya Camat belumsepenuhnya berusaha menumbuhkanpartisipasi pegawaidalamprosespengambilan keputusan, sehinggadalam pelaksanaan pekerjaan yangdidasarkan pada keputusanyang telahdibuat, ternyata masih terdapat sebagianpegawaiyang kurang bertanggungjawab.Hal ini jelas akan berpengaruhterhadap peningkatan prestasi kerjapegawai .

Melalui wawancara diperolehketerangan bahwa untukmenumbuhkanpartisipasi Pegawaidalam pengambilankeputusan telah diusahakan, namun masihmendapat hambatan berupa adanyaperbedaan-perbedaan individu.

Dari hasil observasi menunjukanbahwa dalam suatu rapat kerja, ternyatamasih terdapat pegawaiyang bersifat pasifdalam proses pengambilan keputusan,dalam arti tidak menyampaikan saranmaupun kritik, sehingga jalannya rapatsering didominasi oleh Camat.

Berdasarkan uraian-uraian tentangpenerapan tiga sub variabel dari teknikpematangan dan penyiapan pengikut,maka dapat diketahui bahwa dalamkepemimpinannya Camat belumsepenuhnya menerapkan teknikpematangan dan penyiapan pengikut. Halini terlihat dari nilai rata-rata dari tiga subvariabel teknik kepemimpinan tersebut,yaitu baru mencapai sebesar 65 %,sehingga secara keseluruhan baru mecapaipredikat “cukup baik”. Keadaan ini jelasakan berpengaruh terhadap terhambatnyapeningkatan hasil kerja pegawai, yangakhirnya akan menghambat di dalampeningkatan efektivitas pelayanan publik.

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

14

ISSN 1907-6711

responden (30 % ) menyatakan bahwaCamat tidak berusaha memberikesempatan untuk mengikuti pendidikandan latihan.

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwadalam kepemimpinannya ternyata Camatmasih kadang-kadang berusaha untukmemberikan kesempatan bagiPegawaidalam mengikuti pendidikan danlatihan. Hal ini jelas akan menjadipenghambat dalam peningkatanpengetahuan serta kecakapan pegawai,yang pada akhirnya menghambat terhadappeningkatan prestasi kerja pegawai .

Melalui wawancara diperolehketerangan bahwa untuk mengikutsertakanpegawaidalam pendidikan dan latihanternyata masih terdapat hambatan berupaterbatasnya dana, sehingga benar-benardilakukan secara selektif.

Berdasarkan hasil observasi,terlihat bahwa masih terdapat sebagianpegawaiyang kurang mampu dalampelaksanaan tugasnya, misalnya dalampembuatan laporan masih seringterlambat. Hal ini membuktikanbahwadalam tingkat kecakapan sertapengetahuan pegawaimasih perluditingkatkan.

c) Partisipasi pegawai dalam prosespengambilan keputusan

Sebanyak 12 responden (60 %)menyatakan bahwa dalamkepemimpinannya, Camat selaluberusahamenumbuhkan partisipasi pegawai,sedangkan 6 responden (30 %) respondenmenyatakan bahwa Camat kadang-kadangberusaha menumbuhkan partisipasipegawaidan sisanya sebanyak 2 responden(10 %) menyatakan bahwa Camat tidakberusaha menumbuhkan partisipasipegawai .

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwadalam kepemimpinannya Camat belumsepenuhnya berusaha menumbuhkanpartisipasi pegawaidalamprosespengambilan keputusan, sehinggadalam pelaksanaan pekerjaan yangdidasarkan pada keputusanyang telahdibuat, ternyata masih terdapat sebagianpegawaiyang kurang bertanggungjawab.Hal ini jelas akan berpengaruhterhadap peningkatan prestasi kerjapegawai .

Melalui wawancara diperolehketerangan bahwa untukmenumbuhkanpartisipasi Pegawaidalam pengambilankeputusan telah diusahakan, namun masihmendapat hambatan berupa adanyaperbedaan-perbedaan individu.

Dari hasil observasi menunjukanbahwa dalam suatu rapat kerja, ternyatamasih terdapat pegawaiyang bersifat pasifdalam proses pengambilan keputusan,dalam arti tidak menyampaikan saranmaupun kritik, sehingga jalannya rapatsering didominasi oleh Camat.

Berdasarkan uraian-uraian tentangpenerapan tiga sub variabel dari teknikpematangan dan penyiapan pengikut,maka dapat diketahui bahwa dalamkepemimpinannya Camat belumsepenuhnya menerapkan teknikpematangan dan penyiapan pengikut. Halini terlihat dari nilai rata-rata dari tiga subvariabel teknik kepemimpinan tersebut,yaitu baru mencapai sebesar 65 %,sehingga secara keseluruhan baru mecapaipredikat “cukup baik”. Keadaan ini jelasakan berpengaruh terhadap terhambatnyapeningkatan hasil kerja pegawai, yangakhirnya akan menghambat di dalampeningkatan efektivitas pelayanan publik.

Page 15: PELAKSANAAN KEPEMIMPINAN OLEH CAMAT KANTOR CAMAT … · 2019. 10. 25. · Camat. Sehubungan beratnya tugas dan kewajiban Camat tesebut, maka dalam menjalanan roda pemerintahan, melaksanakan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

15

ISSN 1907-6711

2) Teknik Human RelationsCamat dalam kepemimpinannya

hendaknya senantiasa berusahamemberikan motivasi atau doronganterhadap pegawaiagar pegawai dalampelaksanaan pekerjaannya mempunyaisemangat yang tinggi. Dorongandimaksud diberikan melalui pemberianperhatian terhadap kebutuhan-kebutuhanpegawai,terutama kebutuhan psikologis.Melalui upaya ini diharapkan akanterwujud hasil kerja pegawaiyang optimal,sehingga mendorong ke arah peningkatanprestasi kerja pegawai .

Untuk mengetahui tentang upayaCamat dalam penerapan teknik HumanRelations, maka penyusun melakukanpenelitian terhadap tiga sub variabel dariteknik kepemimpinan tersebut sebagaiberikut :a) Kebutuhan akan kelayakan

Peningkatan prestasi kerjapegawaipada Kantor Camat Banjaran,sangat tergantung pada upaya Camatuntuk menumbuhkan semangat kerjapegawai, yaitu diantaranya denganmemperlakukan pegawaisebagai manusiaseutuhnya, sehingga pegawaidalampelaksanaan tugasnya akan senantiasamengarah pada peningkatan prestasi kerjapegawai .b) Kebutuhan akan penghargaan

Peningkatan prestasi kerjapegawaipada kantor Camat Banjaran,jugadipengaruhi oleh upaya Camat dalammemberikan penghargaan bagipegawaiyang berprestasi. Melaluiupayaseperti ini diharapkan dapat meningkatkansemangat kerja pegawaitersebut danmendorong pegawailainnya untuk lebihmeningkatkan prestasi kerjanya.c) Kebutuhan keamanan dan

ketentraman

Kualitas pegawaiakan meningkatbila dalam kepemimpinannya Camatberusaha untuk selaluberusahamemperhatikan kebutuhan keamanan danketentraman bagi pegawai, baik keamanandalam pekerjaan, keamanan harta benda,jiwa dan raga serta ketentraman pikiran.Apabila hal ini terpenuhi, makapegawaiakan lebih giat serta merasanyaman dalam melaksanakanpekerjaannya sehingga akan berpengaruhterhadap peningkatan prestasi kerjapegawai .

Berdasarkan tanggapan respondenpada tabel tersebut di atas, dapat diketahuitentang upaya Camat dalam penerapanteknik Human Relations, yaitu sebagaiberikut :a) Kebutuhan akan kelayakan

Sebanyak 12 responden (60%)menyatakan bahwa dalamkepemimpinannya, Camat selaluberusahamemperhatikan kebutuhan akankelayakan, sedangkan 4 responden (20%)menyatakan bahwa Camat kadang-kadang berusaha memperhatikankebutuhan akan kelayakan dan sisanyasebanyak 4 responden (20 %) menyatakanbahwa Camat tidak berusahamemperhatikan kebutuhan akankelayakan.

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwadalam kepemimpinannya Camat telahberusaha memperhatikan kebutuhan akankelayakan dengan cukup baik. Hal inijelas akan memotivasi pegawaiuntuk lebihmeningkatkan hasil kerjanya, karenamereka merasa telah diperlakukan sebagaimanusia selayaknya.

Berdasarkan hasil wawancaradiperoleh keterangan bahwa walaupunmasih adanya keterbatasan waktu, namunkebutuhan kelayakan senantiasa

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

15

ISSN 1907-6711

2) Teknik Human RelationsCamat dalam kepemimpinannya

hendaknya senantiasa berusahamemberikan motivasi atau doronganterhadap pegawaiagar pegawai dalampelaksanaan pekerjaannya mempunyaisemangat yang tinggi. Dorongandimaksud diberikan melalui pemberianperhatian terhadap kebutuhan-kebutuhanpegawai,terutama kebutuhan psikologis.Melalui upaya ini diharapkan akanterwujud hasil kerja pegawaiyang optimal,sehingga mendorong ke arah peningkatanprestasi kerja pegawai .

Untuk mengetahui tentang upayaCamat dalam penerapan teknik HumanRelations, maka penyusun melakukanpenelitian terhadap tiga sub variabel dariteknik kepemimpinan tersebut sebagaiberikut :a) Kebutuhan akan kelayakan

Peningkatan prestasi kerjapegawaipada Kantor Camat Banjaran,sangat tergantung pada upaya Camatuntuk menumbuhkan semangat kerjapegawai, yaitu diantaranya denganmemperlakukan pegawaisebagai manusiaseutuhnya, sehingga pegawaidalampelaksanaan tugasnya akan senantiasamengarah pada peningkatan prestasi kerjapegawai .b) Kebutuhan akan penghargaan

Peningkatan prestasi kerjapegawaipada kantor Camat Banjaran,jugadipengaruhi oleh upaya Camat dalammemberikan penghargaan bagipegawaiyang berprestasi. Melaluiupayaseperti ini diharapkan dapat meningkatkansemangat kerja pegawaitersebut danmendorong pegawailainnya untuk lebihmeningkatkan prestasi kerjanya.c) Kebutuhan keamanan dan

ketentraman

Kualitas pegawaiakan meningkatbila dalam kepemimpinannya Camatberusaha untuk selaluberusahamemperhatikan kebutuhan keamanan danketentraman bagi pegawai, baik keamanandalam pekerjaan, keamanan harta benda,jiwa dan raga serta ketentraman pikiran.Apabila hal ini terpenuhi, makapegawaiakan lebih giat serta merasanyaman dalam melaksanakanpekerjaannya sehingga akan berpengaruhterhadap peningkatan prestasi kerjapegawai .

Berdasarkan tanggapan respondenpada tabel tersebut di atas, dapat diketahuitentang upaya Camat dalam penerapanteknik Human Relations, yaitu sebagaiberikut :a) Kebutuhan akan kelayakan

Sebanyak 12 responden (60%)menyatakan bahwa dalamkepemimpinannya, Camat selaluberusahamemperhatikan kebutuhan akankelayakan, sedangkan 4 responden (20%)menyatakan bahwa Camat kadang-kadang berusaha memperhatikankebutuhan akan kelayakan dan sisanyasebanyak 4 responden (20 %) menyatakanbahwa Camat tidak berusahamemperhatikan kebutuhan akankelayakan.

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwadalam kepemimpinannya Camat telahberusaha memperhatikan kebutuhan akankelayakan dengan cukup baik. Hal inijelas akan memotivasi pegawaiuntuk lebihmeningkatkan hasil kerjanya, karenamereka merasa telah diperlakukan sebagaimanusia selayaknya.

Berdasarkan hasil wawancaradiperoleh keterangan bahwa walaupunmasih adanya keterbatasan waktu, namunkebutuhan kelayakan senantiasa

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

15

ISSN 1907-6711

2) Teknik Human RelationsCamat dalam kepemimpinannya

hendaknya senantiasa berusahamemberikan motivasi atau doronganterhadap pegawaiagar pegawai dalampelaksanaan pekerjaannya mempunyaisemangat yang tinggi. Dorongandimaksud diberikan melalui pemberianperhatian terhadap kebutuhan-kebutuhanpegawai,terutama kebutuhan psikologis.Melalui upaya ini diharapkan akanterwujud hasil kerja pegawaiyang optimal,sehingga mendorong ke arah peningkatanprestasi kerja pegawai .

Untuk mengetahui tentang upayaCamat dalam penerapan teknik HumanRelations, maka penyusun melakukanpenelitian terhadap tiga sub variabel dariteknik kepemimpinan tersebut sebagaiberikut :a) Kebutuhan akan kelayakan

Peningkatan prestasi kerjapegawaipada Kantor Camat Banjaran,sangat tergantung pada upaya Camatuntuk menumbuhkan semangat kerjapegawai, yaitu diantaranya denganmemperlakukan pegawaisebagai manusiaseutuhnya, sehingga pegawaidalampelaksanaan tugasnya akan senantiasamengarah pada peningkatan prestasi kerjapegawai .b) Kebutuhan akan penghargaan

Peningkatan prestasi kerjapegawaipada kantor Camat Banjaran,jugadipengaruhi oleh upaya Camat dalammemberikan penghargaan bagipegawaiyang berprestasi. Melaluiupayaseperti ini diharapkan dapat meningkatkansemangat kerja pegawaitersebut danmendorong pegawailainnya untuk lebihmeningkatkan prestasi kerjanya.c) Kebutuhan keamanan dan

ketentraman

Kualitas pegawaiakan meningkatbila dalam kepemimpinannya Camatberusaha untuk selaluberusahamemperhatikan kebutuhan keamanan danketentraman bagi pegawai, baik keamanandalam pekerjaan, keamanan harta benda,jiwa dan raga serta ketentraman pikiran.Apabila hal ini terpenuhi, makapegawaiakan lebih giat serta merasanyaman dalam melaksanakanpekerjaannya sehingga akan berpengaruhterhadap peningkatan prestasi kerjapegawai .

Berdasarkan tanggapan respondenpada tabel tersebut di atas, dapat diketahuitentang upaya Camat dalam penerapanteknik Human Relations, yaitu sebagaiberikut :a) Kebutuhan akan kelayakan

Sebanyak 12 responden (60%)menyatakan bahwa dalamkepemimpinannya, Camat selaluberusahamemperhatikan kebutuhan akankelayakan, sedangkan 4 responden (20%)menyatakan bahwa Camat kadang-kadang berusaha memperhatikankebutuhan akan kelayakan dan sisanyasebanyak 4 responden (20 %) menyatakanbahwa Camat tidak berusahamemperhatikan kebutuhan akankelayakan.

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwadalam kepemimpinannya Camat telahberusaha memperhatikan kebutuhan akankelayakan dengan cukup baik. Hal inijelas akan memotivasi pegawaiuntuk lebihmeningkatkan hasil kerjanya, karenamereka merasa telah diperlakukan sebagaimanusia selayaknya.

Berdasarkan hasil wawancaradiperoleh keterangan bahwa walaupunmasih adanya keterbatasan waktu, namunkebutuhan kelayakan senantiasa

Page 16: PELAKSANAAN KEPEMIMPINAN OLEH CAMAT KANTOR CAMAT … · 2019. 10. 25. · Camat. Sehubungan beratnya tugas dan kewajiban Camat tesebut, maka dalam menjalanan roda pemerintahan, melaksanakan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

16

ISSN 1907-6711

diupayakan untuk terpenuhi, misalnyamelalui pelaksanaan komunikasi dua arahserta komunikasi informal.

Hasil observasi menunjukanbahwa untuk kebutuhan kelayakan, Camattelah berusaha memenuhi dengan jalanmemperhatikan pegawaisebagai layaknyamanusia, yaitu melalui dialog dan diskusimengenai berbagai permasalahan yangdihadapi oleh pegawai .b) Kebutuhan akan penghargaan

Sebanyak 15 responden (75 %)menyatakan bahwa dalamkepemimpinannya Camat selaluberusahauntuk memberikan penghargaan bagipegawaiyang berprestasi, sedangkan 3responden (15 %) menyatakan bahwaCamat kadang-kadang berusaha untukmemberikan penghargaan bagipegawaiyang berprestasi dan sisanyasebanyak 2 responden (10%) menyatakanbahwa Camat tidak berusaha untukmemberikan penghargaan bagipegawaiyang berprestasi.

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwadalam kepemimpinannya ternyata Camatmasih kadang-kadang berusaha untukmemberikan penghargaan bagipegawaiyang berprestasi. Hal ini jelasakan menghambat terhadap terwujudnyasemangat kerja yang tinggi dan padaakhirnya menghambat pula terhadappeningkatan prestasi kerja pegawai .

Melalui wawancara diperolehketerangan bahwa untukmemberikanpenghargaan bagi Pegawaiyangberprestasi ternyata masih terdapathambatan berupa terbatasnya dana.

Berdasarkan hasil observasimenunjukan bahwa Camatbelumsepenuhnya menerapkan pemberianpenghargaan bagi pegawaiyangberprestasi, khususnya penghargaan yang

berupa materi, sehingga semangat kerjapegawaimasih rendah.c) Kebutuhan keamanan dan

ketentramanSebanyak 14 responden (70%)

menyatakan bahwa dalamkepemimpinannya, Camat selaluberusahauntuk memperhatikan kebutuhankeamanan dan ketentramanpegawai,sedangkan 4 responden(20%)menyatakan bahwa Camat kadang-kadang berusaha untuk memperhatikankebutuhan keamanan dan ketentramanPegawaidan sisanya sebanyak 2 responden(10%) menyatakan bahwa Camat tidakberusaha untuk memperhatikan kebutuhankeamanan dan ketentraman pegawai .

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwadalam kepemimpinannya Camat belumsepenuhnya berusaha untukmemperhatikan kebutuhan keamanan danketentraman pegawai . Untuk itu Camatdituntut untuk lebih memperhatikankebutuhan keamanan dan ketentramanpegawai,agar pegawaidalammelaksanakan pekerjaannya merasa amandan nyaman.

Melalui wawancara diperolehketerangan bahwa untukmemperhatikankebutuhan keamanan dan ketentramanpegawaiternyata masih mendapathambatan berupa keterbatasan dana untukmemenuhi sarana dan prasarana.

Dari hasil observasi menunjukanbahwa masih terdapat pegawaidalampelaksanaan tugasnya tidak ditunjang olehfasilitas kerja yang memadai, misalnyadalam tugas operasional di lapangan,sehingga pegawaimerasa kurang tentramdalam pelaksanaan kerjanya. Kondisidemikian jelas akan menghambat dalampeningkatan prestasi kerja pegawai .

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

16

ISSN 1907-6711

diupayakan untuk terpenuhi, misalnyamelalui pelaksanaan komunikasi dua arahserta komunikasi informal.

Hasil observasi menunjukanbahwa untuk kebutuhan kelayakan, Camattelah berusaha memenuhi dengan jalanmemperhatikan pegawaisebagai layaknyamanusia, yaitu melalui dialog dan diskusimengenai berbagai permasalahan yangdihadapi oleh pegawai .b) Kebutuhan akan penghargaan

Sebanyak 15 responden (75 %)menyatakan bahwa dalamkepemimpinannya Camat selaluberusahauntuk memberikan penghargaan bagipegawaiyang berprestasi, sedangkan 3responden (15 %) menyatakan bahwaCamat kadang-kadang berusaha untukmemberikan penghargaan bagipegawaiyang berprestasi dan sisanyasebanyak 2 responden (10%) menyatakanbahwa Camat tidak berusaha untukmemberikan penghargaan bagipegawaiyang berprestasi.

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwadalam kepemimpinannya ternyata Camatmasih kadang-kadang berusaha untukmemberikan penghargaan bagipegawaiyang berprestasi. Hal ini jelasakan menghambat terhadap terwujudnyasemangat kerja yang tinggi dan padaakhirnya menghambat pula terhadappeningkatan prestasi kerja pegawai .

Melalui wawancara diperolehketerangan bahwa untukmemberikanpenghargaan bagi Pegawaiyangberprestasi ternyata masih terdapathambatan berupa terbatasnya dana.

Berdasarkan hasil observasimenunjukan bahwa Camatbelumsepenuhnya menerapkan pemberianpenghargaan bagi pegawaiyangberprestasi, khususnya penghargaan yang

berupa materi, sehingga semangat kerjapegawaimasih rendah.c) Kebutuhan keamanan dan

ketentramanSebanyak 14 responden (70%)

menyatakan bahwa dalamkepemimpinannya, Camat selaluberusahauntuk memperhatikan kebutuhankeamanan dan ketentramanpegawai,sedangkan 4 responden(20%)menyatakan bahwa Camat kadang-kadang berusaha untuk memperhatikankebutuhan keamanan dan ketentramanPegawaidan sisanya sebanyak 2 responden(10%) menyatakan bahwa Camat tidakberusaha untuk memperhatikan kebutuhankeamanan dan ketentraman pegawai .

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwadalam kepemimpinannya Camat belumsepenuhnya berusaha untukmemperhatikan kebutuhan keamanan danketentraman pegawai . Untuk itu Camatdituntut untuk lebih memperhatikankebutuhan keamanan dan ketentramanpegawai,agar pegawaidalammelaksanakan pekerjaannya merasa amandan nyaman.

Melalui wawancara diperolehketerangan bahwa untukmemperhatikankebutuhan keamanan dan ketentramanpegawaiternyata masih mendapathambatan berupa keterbatasan dana untukmemenuhi sarana dan prasarana.

Dari hasil observasi menunjukanbahwa masih terdapat pegawaidalampelaksanaan tugasnya tidak ditunjang olehfasilitas kerja yang memadai, misalnyadalam tugas operasional di lapangan,sehingga pegawaimerasa kurang tentramdalam pelaksanaan kerjanya. Kondisidemikian jelas akan menghambat dalampeningkatan prestasi kerja pegawai .

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

16

ISSN 1907-6711

diupayakan untuk terpenuhi, misalnyamelalui pelaksanaan komunikasi dua arahserta komunikasi informal.

Hasil observasi menunjukanbahwa untuk kebutuhan kelayakan, Camattelah berusaha memenuhi dengan jalanmemperhatikan pegawaisebagai layaknyamanusia, yaitu melalui dialog dan diskusimengenai berbagai permasalahan yangdihadapi oleh pegawai .b) Kebutuhan akan penghargaan

Sebanyak 15 responden (75 %)menyatakan bahwa dalamkepemimpinannya Camat selaluberusahauntuk memberikan penghargaan bagipegawaiyang berprestasi, sedangkan 3responden (15 %) menyatakan bahwaCamat kadang-kadang berusaha untukmemberikan penghargaan bagipegawaiyang berprestasi dan sisanyasebanyak 2 responden (10%) menyatakanbahwa Camat tidak berusaha untukmemberikan penghargaan bagipegawaiyang berprestasi.

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwadalam kepemimpinannya ternyata Camatmasih kadang-kadang berusaha untukmemberikan penghargaan bagipegawaiyang berprestasi. Hal ini jelasakan menghambat terhadap terwujudnyasemangat kerja yang tinggi dan padaakhirnya menghambat pula terhadappeningkatan prestasi kerja pegawai .

Melalui wawancara diperolehketerangan bahwa untukmemberikanpenghargaan bagi Pegawaiyangberprestasi ternyata masih terdapathambatan berupa terbatasnya dana.

Berdasarkan hasil observasimenunjukan bahwa Camatbelumsepenuhnya menerapkan pemberianpenghargaan bagi pegawaiyangberprestasi, khususnya penghargaan yang

berupa materi, sehingga semangat kerjapegawaimasih rendah.c) Kebutuhan keamanan dan

ketentramanSebanyak 14 responden (70%)

menyatakan bahwa dalamkepemimpinannya, Camat selaluberusahauntuk memperhatikan kebutuhankeamanan dan ketentramanpegawai,sedangkan 4 responden(20%)menyatakan bahwa Camat kadang-kadang berusaha untuk memperhatikankebutuhan keamanan dan ketentramanPegawaidan sisanya sebanyak 2 responden(10%) menyatakan bahwa Camat tidakberusaha untuk memperhatikan kebutuhankeamanan dan ketentraman pegawai .

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwadalam kepemimpinannya Camat belumsepenuhnya berusaha untukmemperhatikan kebutuhan keamanan danketentraman pegawai . Untuk itu Camatdituntut untuk lebih memperhatikankebutuhan keamanan dan ketentramanpegawai,agar pegawaidalammelaksanakan pekerjaannya merasa amandan nyaman.

Melalui wawancara diperolehketerangan bahwa untukmemperhatikankebutuhan keamanan dan ketentramanpegawaiternyata masih mendapathambatan berupa keterbatasan dana untukmemenuhi sarana dan prasarana.

Dari hasil observasi menunjukanbahwa masih terdapat pegawaidalampelaksanaan tugasnya tidak ditunjang olehfasilitas kerja yang memadai, misalnyadalam tugas operasional di lapangan,sehingga pegawaimerasa kurang tentramdalam pelaksanaan kerjanya. Kondisidemikian jelas akan menghambat dalampeningkatan prestasi kerja pegawai .

Page 17: PELAKSANAAN KEPEMIMPINAN OLEH CAMAT KANTOR CAMAT … · 2019. 10. 25. · Camat. Sehubungan beratnya tugas dan kewajiban Camat tesebut, maka dalam menjalanan roda pemerintahan, melaksanakan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

17

ISSN 1907-6711

Berdasarkan uraian-uraian tentangpenerapan tiga sub variabel dari teknikhuman relations, maka dapat diketahuibahwa dalam kepemimpinannya Camatbelum sepenuhnya menerapkan teknikhuman relations. Hal ini terlihat dari nilairata-rata dari tiga sub variabel teknikkepemimpinan tersebut, yaitu barumencapai sebesar 68,30 %, sehinggasecara keseluruhanbaru mencapai predikat“cukup baik”. Keadaan ini jelas akanmenghambat terwujudnya semangat dankesungguhan pegawaidalam pelaksanaantugasnya, sehingga akan menghambatpeningkatan prestasi kerja pegawai .

3) Teknik Menjadi TeladanPeningkatan prestasi

kerjapegawaipada kantor CamatBanjaran,sangat tergantung pada upayaCamat dalam menerapkan teknik menjaditeladan, dalam arti pemberian keteladanankepada pegawai, baik dalamsegi disiplinyaitu melalui anjuran dan larangan dalammelaksanakan pekerjaan.

Untukmengetahui tentang upayaCamat dalam penerapan teknik menjaditeladan, maka penyusun melakukanpenelitian terhadap tiga sub variabel dariteknik kepemimpinan tersebut,yaitusebagai berikut :a) Kedisiplinan

Salahsatu indikator prestasi kerjaadalah adanya disiplin kerja. Peningkatanprestasi kerja pegawaisangat tergantungpada upaya Camat dalam memberikanketeladanan dalam hal kedisiplinan,sehingga pegawaimerasa termotivasiuntuk meningkatkan disiplin kerjanya.b) Pemberian contoh

Jika Camat dalamkepemimpinannya selaluberusahamemberikan contoh tentang pelaksanaankerja yang baik terhadap setiap Pegawai,

maka Pegawaidalam pelaksanaanpekerjaannya senantiasa berdasarkanprosedur kerja yang benar, yang padaakhirnya akan mengarah pada peningkatanprestasi kerja pegawai .c) Pelaksanaan kebijaksanaan

Upaya Camat dalam memberikanketeladan mengenai pelaksanaankebijaksanaan sangat berpengaruhterhadap prestasi kerja pegawai .Pelaksanaan kebijakan hendaknyaselaluberusaha berdasarkan pada peraturanyang berlaku, sehingga pegawaidalammelaksanakan pekerjaannyaselaluberusaha berupayaberpedoman padaperaturan maupun kebijaksanaan yangtelah ditetapkan. Melalui upaya ini, makaakan tercipta ketertiban dalam pekerjaan.

Berdasarkan tanggapan respondenpada tabel tersebut di atas, dapat diketahuitentang upaya Camat dalam penerapanteknik menjadi teladan, yaitu sebagaiberikut :a) Kedisiplinan

Sebanyak 14 responden (70%)menyatakan bahwa dalamkepemimpinannya, Camat selaluberusahauntuk memberikan keteladanan dalam halkedisiplinan, sedangkan 3 responden(15%)menyatakan bahwa Camat kadang-kadang berusaha untuk memberikanketeladanan dalam hal kedisiplinan dansisanya sebanyak 3 responden (15%)menyatakan bahwa Camat tidak berusahauntuk memberikan keteladanan dalam halkedisiplinan.

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwadalam kepemimpinannya Camat telahberusaha memberikan keteladanan dalamhal kedisiplinandengan cukup baik. Halini jelas akan memotivasi pegawaiuntuklebih berdisiplin dalam pelaksanaan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

17

ISSN 1907-6711

Berdasarkan uraian-uraian tentangpenerapan tiga sub variabel dari teknikhuman relations, maka dapat diketahuibahwa dalam kepemimpinannya Camatbelum sepenuhnya menerapkan teknikhuman relations. Hal ini terlihat dari nilairata-rata dari tiga sub variabel teknikkepemimpinan tersebut, yaitu barumencapai sebesar 68,30 %, sehinggasecara keseluruhanbaru mencapai predikat“cukup baik”. Keadaan ini jelas akanmenghambat terwujudnya semangat dankesungguhan pegawaidalam pelaksanaantugasnya, sehingga akan menghambatpeningkatan prestasi kerja pegawai .

3) Teknik Menjadi TeladanPeningkatan prestasi

kerjapegawaipada kantor CamatBanjaran,sangat tergantung pada upayaCamat dalam menerapkan teknik menjaditeladan, dalam arti pemberian keteladanankepada pegawai, baik dalamsegi disiplinyaitu melalui anjuran dan larangan dalammelaksanakan pekerjaan.

Untukmengetahui tentang upayaCamat dalam penerapan teknik menjaditeladan, maka penyusun melakukanpenelitian terhadap tiga sub variabel dariteknik kepemimpinan tersebut,yaitusebagai berikut :a) Kedisiplinan

Salahsatu indikator prestasi kerjaadalah adanya disiplin kerja. Peningkatanprestasi kerja pegawaisangat tergantungpada upaya Camat dalam memberikanketeladanan dalam hal kedisiplinan,sehingga pegawaimerasa termotivasiuntuk meningkatkan disiplin kerjanya.b) Pemberian contoh

Jika Camat dalamkepemimpinannya selaluberusahamemberikan contoh tentang pelaksanaankerja yang baik terhadap setiap Pegawai,

maka Pegawaidalam pelaksanaanpekerjaannya senantiasa berdasarkanprosedur kerja yang benar, yang padaakhirnya akan mengarah pada peningkatanprestasi kerja pegawai .c) Pelaksanaan kebijaksanaan

Upaya Camat dalam memberikanketeladan mengenai pelaksanaankebijaksanaan sangat berpengaruhterhadap prestasi kerja pegawai .Pelaksanaan kebijakan hendaknyaselaluberusaha berdasarkan pada peraturanyang berlaku, sehingga pegawaidalammelaksanakan pekerjaannyaselaluberusaha berupayaberpedoman padaperaturan maupun kebijaksanaan yangtelah ditetapkan. Melalui upaya ini, makaakan tercipta ketertiban dalam pekerjaan.

Berdasarkan tanggapan respondenpada tabel tersebut di atas, dapat diketahuitentang upaya Camat dalam penerapanteknik menjadi teladan, yaitu sebagaiberikut :a) Kedisiplinan

Sebanyak 14 responden (70%)menyatakan bahwa dalamkepemimpinannya, Camat selaluberusahauntuk memberikan keteladanan dalam halkedisiplinan, sedangkan 3 responden(15%)menyatakan bahwa Camat kadang-kadang berusaha untuk memberikanketeladanan dalam hal kedisiplinan dansisanya sebanyak 3 responden (15%)menyatakan bahwa Camat tidak berusahauntuk memberikan keteladanan dalam halkedisiplinan.

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwadalam kepemimpinannya Camat telahberusaha memberikan keteladanan dalamhal kedisiplinandengan cukup baik. Halini jelas akan memotivasi pegawaiuntuklebih berdisiplin dalam pelaksanaan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

17

ISSN 1907-6711

Berdasarkan uraian-uraian tentangpenerapan tiga sub variabel dari teknikhuman relations, maka dapat diketahuibahwa dalam kepemimpinannya Camatbelum sepenuhnya menerapkan teknikhuman relations. Hal ini terlihat dari nilairata-rata dari tiga sub variabel teknikkepemimpinan tersebut, yaitu barumencapai sebesar 68,30 %, sehinggasecara keseluruhanbaru mencapai predikat“cukup baik”. Keadaan ini jelas akanmenghambat terwujudnya semangat dankesungguhan pegawaidalam pelaksanaantugasnya, sehingga akan menghambatpeningkatan prestasi kerja pegawai .

3) Teknik Menjadi TeladanPeningkatan prestasi

kerjapegawaipada kantor CamatBanjaran,sangat tergantung pada upayaCamat dalam menerapkan teknik menjaditeladan, dalam arti pemberian keteladanankepada pegawai, baik dalamsegi disiplinyaitu melalui anjuran dan larangan dalammelaksanakan pekerjaan.

Untukmengetahui tentang upayaCamat dalam penerapan teknik menjaditeladan, maka penyusun melakukanpenelitian terhadap tiga sub variabel dariteknik kepemimpinan tersebut,yaitusebagai berikut :a) Kedisiplinan

Salahsatu indikator prestasi kerjaadalah adanya disiplin kerja. Peningkatanprestasi kerja pegawaisangat tergantungpada upaya Camat dalam memberikanketeladanan dalam hal kedisiplinan,sehingga pegawaimerasa termotivasiuntuk meningkatkan disiplin kerjanya.b) Pemberian contoh

Jika Camat dalamkepemimpinannya selaluberusahamemberikan contoh tentang pelaksanaankerja yang baik terhadap setiap Pegawai,

maka Pegawaidalam pelaksanaanpekerjaannya senantiasa berdasarkanprosedur kerja yang benar, yang padaakhirnya akan mengarah pada peningkatanprestasi kerja pegawai .c) Pelaksanaan kebijaksanaan

Upaya Camat dalam memberikanketeladan mengenai pelaksanaankebijaksanaan sangat berpengaruhterhadap prestasi kerja pegawai .Pelaksanaan kebijakan hendaknyaselaluberusaha berdasarkan pada peraturanyang berlaku, sehingga pegawaidalammelaksanakan pekerjaannyaselaluberusaha berupayaberpedoman padaperaturan maupun kebijaksanaan yangtelah ditetapkan. Melalui upaya ini, makaakan tercipta ketertiban dalam pekerjaan.

Berdasarkan tanggapan respondenpada tabel tersebut di atas, dapat diketahuitentang upaya Camat dalam penerapanteknik menjadi teladan, yaitu sebagaiberikut :a) Kedisiplinan

Sebanyak 14 responden (70%)menyatakan bahwa dalamkepemimpinannya, Camat selaluberusahauntuk memberikan keteladanan dalam halkedisiplinan, sedangkan 3 responden(15%)menyatakan bahwa Camat kadang-kadang berusaha untuk memberikanketeladanan dalam hal kedisiplinan dansisanya sebanyak 3 responden (15%)menyatakan bahwa Camat tidak berusahauntuk memberikan keteladanan dalam halkedisiplinan.

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwadalam kepemimpinannya Camat telahberusaha memberikan keteladanan dalamhal kedisiplinandengan cukup baik. Halini jelas akan memotivasi pegawaiuntuklebih berdisiplin dalam pelaksanaan

Page 18: PELAKSANAAN KEPEMIMPINAN OLEH CAMAT KANTOR CAMAT … · 2019. 10. 25. · Camat. Sehubungan beratnya tugas dan kewajiban Camat tesebut, maka dalam menjalanan roda pemerintahan, melaksanakan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

18

ISSN 1907-6711

tugasnya, sehingga prestasi kerjapegawaidapat tercapai.

Berdasarkan hasil wawancaradiperoleh keterangan bahwa untukmencapai prestasi kerja, makapegawaisenantiasa diberi motivasi melaluipemberian contoh kedisiplinan dalampelaksanaan tugas.

Hasil observasi menunjukanbahwa pada setiap pelaksanaan pekerjaan,ternyata Camat senantiasa memberikanteladan kedisiplinan kepada bawahannyasesuai ketentuan maupun prosedur kerjayang telah ditetapkan.b) Pemberian contoh

Sebanyak 12 responden (60%)menyatakan bahwa dalamkepemimpinannya, Camat selaluberusahauntuk memberikan contoh tentangpelaksanaan pekerjaan, sedangkan 4responden (20%) menyatakan bahwaCamat kadang-kadang berusaha untukmemberikan contoh tentang pelaksanaanpekerjaandan sisanya sebanyak 4responden (20%) menyatakan bahwaCamat tidak berusaha untuk memberikancontoh tentang pelaksanaan pekerjaan.

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwadalam kepemimpinannya Camat telahberusaha memberikan keteladanan dalamhal kedisiplinandengan cukup baik yaituselaluberusaha memberi contoh. Hal inijelas akan memotivasi pegawaiuntuk lebihmeningkatkan hasil kerjanya, sehinggaprestasi kerja pegawaidapat tercapai.

Berdasarkan hasil wawancaradiperoleh keterangan bahwa dalam setiappelaksanaan pekerjaan senantiasadiberikan contoh, agarpegawaiberupayameningkatkan prestasikerjanya.

Hasil observasi menunjukanbahwa pada setiap pelaksanaan pekerjaan,

ternyata Camat senantiasa memberikanpetunjuk tentang cara kerja yang benarkepada pegawai,misalnya dalam prosespembuatan laporan kerja.c) Pelaksanaan kebijaksanaan

Sebanyak 12 responden (60%)menyatakan bahwa dalamkepemimpinannya Camat selaluberusahauntuk melaksanakan kebijaksanaan sesuaidengan ketentuan yang berlaku,sedangkan 6 responden (30%)menyatakan bahwa Camat kadang-kadangberusaha untuk melaksanakankebijaksanaan sesuai dengan ketentuanyang berlaku dan sisanya sebanyak 2responden (10%) menyatakan bahwaCamat tidak berusaha untuk melaksanakankebijaksanaan sesuai dengan ketentuanyang berlaku.

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwadalam pelaksanaan kepemimpinannyaternyata Camat telah berusaha dengancukup baik untuk senantiasamengupayakan pengambilankebijaksanaan yang sesuai denganketentuan yang berlaku. Hal tersebut akanmemotivasi pegawaiuntuk lebih patuhpada peraturan maupun ketentuanyangberlaku, sehingga dapat meningkatkanhasil kerjanya secara optimal.

Melalui wawancara diperolehketerangan bahwa dalam hal pengambilankebijaksanaan selaluberusaha berpedomanpada ketentuan yang berlaku agar terciptasuatu ketertiban dalam proses pelaksanaanpekerjaan.

Dari hasil observasi menunjukanbahwa Camat pada setiap prosespengambilan keputusan selaluberusahaberpedoman pada ketentuan yang berlaku.

Berdasarkan uraian-uraian tentangpenerapan tiga sub variabel dari teknikmenjadi teladan, maka dapat diketahui

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

18

ISSN 1907-6711

tugasnya, sehingga prestasi kerjapegawaidapat tercapai.

Berdasarkan hasil wawancaradiperoleh keterangan bahwa untukmencapai prestasi kerja, makapegawaisenantiasa diberi motivasi melaluipemberian contoh kedisiplinan dalampelaksanaan tugas.

Hasil observasi menunjukanbahwa pada setiap pelaksanaan pekerjaan,ternyata Camat senantiasa memberikanteladan kedisiplinan kepada bawahannyasesuai ketentuan maupun prosedur kerjayang telah ditetapkan.b) Pemberian contoh

Sebanyak 12 responden (60%)menyatakan bahwa dalamkepemimpinannya, Camat selaluberusahauntuk memberikan contoh tentangpelaksanaan pekerjaan, sedangkan 4responden (20%) menyatakan bahwaCamat kadang-kadang berusaha untukmemberikan contoh tentang pelaksanaanpekerjaandan sisanya sebanyak 4responden (20%) menyatakan bahwaCamat tidak berusaha untuk memberikancontoh tentang pelaksanaan pekerjaan.

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwadalam kepemimpinannya Camat telahberusaha memberikan keteladanan dalamhal kedisiplinandengan cukup baik yaituselaluberusaha memberi contoh. Hal inijelas akan memotivasi pegawaiuntuk lebihmeningkatkan hasil kerjanya, sehinggaprestasi kerja pegawaidapat tercapai.

Berdasarkan hasil wawancaradiperoleh keterangan bahwa dalam setiappelaksanaan pekerjaan senantiasadiberikan contoh, agarpegawaiberupayameningkatkan prestasikerjanya.

Hasil observasi menunjukanbahwa pada setiap pelaksanaan pekerjaan,

ternyata Camat senantiasa memberikanpetunjuk tentang cara kerja yang benarkepada pegawai,misalnya dalam prosespembuatan laporan kerja.c) Pelaksanaan kebijaksanaan

Sebanyak 12 responden (60%)menyatakan bahwa dalamkepemimpinannya Camat selaluberusahauntuk melaksanakan kebijaksanaan sesuaidengan ketentuan yang berlaku,sedangkan 6 responden (30%)menyatakan bahwa Camat kadang-kadangberusaha untuk melaksanakankebijaksanaan sesuai dengan ketentuanyang berlaku dan sisanya sebanyak 2responden (10%) menyatakan bahwaCamat tidak berusaha untuk melaksanakankebijaksanaan sesuai dengan ketentuanyang berlaku.

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwadalam pelaksanaan kepemimpinannyaternyata Camat telah berusaha dengancukup baik untuk senantiasamengupayakan pengambilankebijaksanaan yang sesuai denganketentuan yang berlaku. Hal tersebut akanmemotivasi pegawaiuntuk lebih patuhpada peraturan maupun ketentuanyangberlaku, sehingga dapat meningkatkanhasil kerjanya secara optimal.

Melalui wawancara diperolehketerangan bahwa dalam hal pengambilankebijaksanaan selaluberusaha berpedomanpada ketentuan yang berlaku agar terciptasuatu ketertiban dalam proses pelaksanaanpekerjaan.

Dari hasil observasi menunjukanbahwa Camat pada setiap prosespengambilan keputusan selaluberusahaberpedoman pada ketentuan yang berlaku.

Berdasarkan uraian-uraian tentangpenerapan tiga sub variabel dari teknikmenjadi teladan, maka dapat diketahui

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

18

ISSN 1907-6711

tugasnya, sehingga prestasi kerjapegawaidapat tercapai.

Berdasarkan hasil wawancaradiperoleh keterangan bahwa untukmencapai prestasi kerja, makapegawaisenantiasa diberi motivasi melaluipemberian contoh kedisiplinan dalampelaksanaan tugas.

Hasil observasi menunjukanbahwa pada setiap pelaksanaan pekerjaan,ternyata Camat senantiasa memberikanteladan kedisiplinan kepada bawahannyasesuai ketentuan maupun prosedur kerjayang telah ditetapkan.b) Pemberian contoh

Sebanyak 12 responden (60%)menyatakan bahwa dalamkepemimpinannya, Camat selaluberusahauntuk memberikan contoh tentangpelaksanaan pekerjaan, sedangkan 4responden (20%) menyatakan bahwaCamat kadang-kadang berusaha untukmemberikan contoh tentang pelaksanaanpekerjaandan sisanya sebanyak 4responden (20%) menyatakan bahwaCamat tidak berusaha untuk memberikancontoh tentang pelaksanaan pekerjaan.

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwadalam kepemimpinannya Camat telahberusaha memberikan keteladanan dalamhal kedisiplinandengan cukup baik yaituselaluberusaha memberi contoh. Hal inijelas akan memotivasi pegawaiuntuk lebihmeningkatkan hasil kerjanya, sehinggaprestasi kerja pegawaidapat tercapai.

Berdasarkan hasil wawancaradiperoleh keterangan bahwa dalam setiappelaksanaan pekerjaan senantiasadiberikan contoh, agarpegawaiberupayameningkatkan prestasikerjanya.

Hasil observasi menunjukanbahwa pada setiap pelaksanaan pekerjaan,

ternyata Camat senantiasa memberikanpetunjuk tentang cara kerja yang benarkepada pegawai,misalnya dalam prosespembuatan laporan kerja.c) Pelaksanaan kebijaksanaan

Sebanyak 12 responden (60%)menyatakan bahwa dalamkepemimpinannya Camat selaluberusahauntuk melaksanakan kebijaksanaan sesuaidengan ketentuan yang berlaku,sedangkan 6 responden (30%)menyatakan bahwa Camat kadang-kadangberusaha untuk melaksanakankebijaksanaan sesuai dengan ketentuanyang berlaku dan sisanya sebanyak 2responden (10%) menyatakan bahwaCamat tidak berusaha untuk melaksanakankebijaksanaan sesuai dengan ketentuanyang berlaku.

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwadalam pelaksanaan kepemimpinannyaternyata Camat telah berusaha dengancukup baik untuk senantiasamengupayakan pengambilankebijaksanaan yang sesuai denganketentuan yang berlaku. Hal tersebut akanmemotivasi pegawaiuntuk lebih patuhpada peraturan maupun ketentuanyangberlaku, sehingga dapat meningkatkanhasil kerjanya secara optimal.

Melalui wawancara diperolehketerangan bahwa dalam hal pengambilankebijaksanaan selaluberusaha berpedomanpada ketentuan yang berlaku agar terciptasuatu ketertiban dalam proses pelaksanaanpekerjaan.

Dari hasil observasi menunjukanbahwa Camat pada setiap prosespengambilan keputusan selaluberusahaberpedoman pada ketentuan yang berlaku.

Berdasarkan uraian-uraian tentangpenerapan tiga sub variabel dari teknikmenjadi teladan, maka dapat diketahui

Page 19: PELAKSANAAN KEPEMIMPINAN OLEH CAMAT KANTOR CAMAT … · 2019. 10. 25. · Camat. Sehubungan beratnya tugas dan kewajiban Camat tesebut, maka dalam menjalanan roda pemerintahan, melaksanakan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

19

ISSN 1907-6711

bahwa dalam kepemimpinannya Camatbelum sepenuhnya menerapkan teknikmenjadi teladan. Hal ini terlihat dari nilairata-rata dari tiga sub variabel teknikkepemimpinan tersebut, yaitu barumencapai sebesar 63,30 %, sehinggasecara keseluruhanbaru mecapai predikat“cukup baik”.

4) Teknik Persuasi dan PemberianPerintah

Prestasi kerja pegawai padaKantor CamatBanjaran KabupatenMajalengka akan tercapai apabila Camatdalam kepemimpinannya selaluberusahauntuk melakukan persuasi dan pemberianperintah, yaitu mengupayakan agarpegawaiyang diberi perintah maumelaksanakan perintah tersebut dengansenang hati.

Untukmengetahui tentang upayaCamat dalam penerapan teknikpersuasidan pemberian perintah, maka penyusunmelakukan penelitian terhadap tiga subvariabel dari teknik kepemimpinantersebut, yaitusebagai berikut :a) Kejelasan

Peningkatanprestasi kerja pegawaipada Kator Camat Banjaran KabupatenMajalengka sangat tergantung pada upayaCamat dalam memberikan perintah secarajelas, dalam arti perintah tersebut dapatdimengerti oleh pegawaiyangmenerimanya, sehingga dalampelaksanaan tugasnya dapat mengarahpada hasil yang diinginkan.b) Ketepatan dalam pemberian perintah

Dalam pemberian perintahhendaknya Camat selaluberusahamengupayakan agar perintah tersebutdiberikan kepada pegawaiyang tepat atausesuai dengan bidang tugasnya. Melaluiupaya ini dengan sendirinya akanmemotivasi pegawaiuntuk bersemangat

dalam pelaksanaan pekerjaan tugasnyasehingga hasil kerja dapat ditingkatkan.c) Motivasi dalam pemberian perintah

Hendaknya pada setiap pemberianperintah Camat berusaha memberikanmotivasi agar pegawaiyang menerimaperintah merasa terdorong untukmelaksanakan perintah dengan penuhsemangat, yang pada akhirnyaberpengaruh terhadap peningkatan hasilkerja pegawai .

Berdasarkan tanggapan respondenpada tabel tersebut di atas, dapat diketahuitentang upaya Camat dalam penerapanteknik persuasi dan pemberian perintah,yaitu sebagai berikut :a) Kejelasan

Sebanyak 12 responden(60%)menyatakan bahwa dalampelaksanaan kepemimpinannya, Camatselaluberusaha untuk memberikanperintah secara jelas, sedangkan 4responden (20%)menyatakan bahwaCamat kadang-kadang berusaha untukmemberikan memberikan perintah secarajelasdan sisanya sebanyak4 responden(20%)menyatakan bahwa Camat tidakberusaha untuk memberikan perintahsecara jelas.

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwadalam kepemimpinannya Camat belumsepenuhnya berusaha memberikanperintah dengan cukup jelas. Hal ini akanberpengaruh terhadap peningkatan hasilkerja pegawai,karena dapat menimbulkankesalahanpahamanpegawaiyang menerimaperintah, sehingga dapat menimbulkankesalahan dalam proses pelaksanaanpekerjaan, dengan demikian maka akanmenghambat dalam peningkatan prestasikerja pegawai .

Berdasarkan hasil wawancaradiperoleh keterangan bahwa dalam

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

19

ISSN 1907-6711

bahwa dalam kepemimpinannya Camatbelum sepenuhnya menerapkan teknikmenjadi teladan. Hal ini terlihat dari nilairata-rata dari tiga sub variabel teknikkepemimpinan tersebut, yaitu barumencapai sebesar 63,30 %, sehinggasecara keseluruhanbaru mecapai predikat“cukup baik”.

4) Teknik Persuasi dan PemberianPerintah

Prestasi kerja pegawai padaKantor CamatBanjaran KabupatenMajalengka akan tercapai apabila Camatdalam kepemimpinannya selaluberusahauntuk melakukan persuasi dan pemberianperintah, yaitu mengupayakan agarpegawaiyang diberi perintah maumelaksanakan perintah tersebut dengansenang hati.

Untukmengetahui tentang upayaCamat dalam penerapan teknikpersuasidan pemberian perintah, maka penyusunmelakukan penelitian terhadap tiga subvariabel dari teknik kepemimpinantersebut, yaitusebagai berikut :a) Kejelasan

Peningkatanprestasi kerja pegawaipada Kator Camat Banjaran KabupatenMajalengka sangat tergantung pada upayaCamat dalam memberikan perintah secarajelas, dalam arti perintah tersebut dapatdimengerti oleh pegawaiyangmenerimanya, sehingga dalampelaksanaan tugasnya dapat mengarahpada hasil yang diinginkan.b) Ketepatan dalam pemberian perintah

Dalam pemberian perintahhendaknya Camat selaluberusahamengupayakan agar perintah tersebutdiberikan kepada pegawaiyang tepat atausesuai dengan bidang tugasnya. Melaluiupaya ini dengan sendirinya akanmemotivasi pegawaiuntuk bersemangat

dalam pelaksanaan pekerjaan tugasnyasehingga hasil kerja dapat ditingkatkan.c) Motivasi dalam pemberian perintah

Hendaknya pada setiap pemberianperintah Camat berusaha memberikanmotivasi agar pegawaiyang menerimaperintah merasa terdorong untukmelaksanakan perintah dengan penuhsemangat, yang pada akhirnyaberpengaruh terhadap peningkatan hasilkerja pegawai .

Berdasarkan tanggapan respondenpada tabel tersebut di atas, dapat diketahuitentang upaya Camat dalam penerapanteknik persuasi dan pemberian perintah,yaitu sebagai berikut :a) Kejelasan

Sebanyak 12 responden(60%)menyatakan bahwa dalampelaksanaan kepemimpinannya, Camatselaluberusaha untuk memberikanperintah secara jelas, sedangkan 4responden (20%)menyatakan bahwaCamat kadang-kadang berusaha untukmemberikan memberikan perintah secarajelasdan sisanya sebanyak4 responden(20%)menyatakan bahwa Camat tidakberusaha untuk memberikan perintahsecara jelas.

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwadalam kepemimpinannya Camat belumsepenuhnya berusaha memberikanperintah dengan cukup jelas. Hal ini akanberpengaruh terhadap peningkatan hasilkerja pegawai,karena dapat menimbulkankesalahanpahamanpegawaiyang menerimaperintah, sehingga dapat menimbulkankesalahan dalam proses pelaksanaanpekerjaan, dengan demikian maka akanmenghambat dalam peningkatan prestasikerja pegawai .

Berdasarkan hasil wawancaradiperoleh keterangan bahwa dalam

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

19

ISSN 1907-6711

bahwa dalam kepemimpinannya Camatbelum sepenuhnya menerapkan teknikmenjadi teladan. Hal ini terlihat dari nilairata-rata dari tiga sub variabel teknikkepemimpinan tersebut, yaitu barumencapai sebesar 63,30 %, sehinggasecara keseluruhanbaru mecapai predikat“cukup baik”.

4) Teknik Persuasi dan PemberianPerintah

Prestasi kerja pegawai padaKantor CamatBanjaran KabupatenMajalengka akan tercapai apabila Camatdalam kepemimpinannya selaluberusahauntuk melakukan persuasi dan pemberianperintah, yaitu mengupayakan agarpegawaiyang diberi perintah maumelaksanakan perintah tersebut dengansenang hati.

Untukmengetahui tentang upayaCamat dalam penerapan teknikpersuasidan pemberian perintah, maka penyusunmelakukan penelitian terhadap tiga subvariabel dari teknik kepemimpinantersebut, yaitusebagai berikut :a) Kejelasan

Peningkatanprestasi kerja pegawaipada Kator Camat Banjaran KabupatenMajalengka sangat tergantung pada upayaCamat dalam memberikan perintah secarajelas, dalam arti perintah tersebut dapatdimengerti oleh pegawaiyangmenerimanya, sehingga dalampelaksanaan tugasnya dapat mengarahpada hasil yang diinginkan.b) Ketepatan dalam pemberian perintah

Dalam pemberian perintahhendaknya Camat selaluberusahamengupayakan agar perintah tersebutdiberikan kepada pegawaiyang tepat atausesuai dengan bidang tugasnya. Melaluiupaya ini dengan sendirinya akanmemotivasi pegawaiuntuk bersemangat

dalam pelaksanaan pekerjaan tugasnyasehingga hasil kerja dapat ditingkatkan.c) Motivasi dalam pemberian perintah

Hendaknya pada setiap pemberianperintah Camat berusaha memberikanmotivasi agar pegawaiyang menerimaperintah merasa terdorong untukmelaksanakan perintah dengan penuhsemangat, yang pada akhirnyaberpengaruh terhadap peningkatan hasilkerja pegawai .

Berdasarkan tanggapan respondenpada tabel tersebut di atas, dapat diketahuitentang upaya Camat dalam penerapanteknik persuasi dan pemberian perintah,yaitu sebagai berikut :a) Kejelasan

Sebanyak 12 responden(60%)menyatakan bahwa dalampelaksanaan kepemimpinannya, Camatselaluberusaha untuk memberikanperintah secara jelas, sedangkan 4responden (20%)menyatakan bahwaCamat kadang-kadang berusaha untukmemberikan memberikan perintah secarajelasdan sisanya sebanyak4 responden(20%)menyatakan bahwa Camat tidakberusaha untuk memberikan perintahsecara jelas.

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwadalam kepemimpinannya Camat belumsepenuhnya berusaha memberikanperintah dengan cukup jelas. Hal ini akanberpengaruh terhadap peningkatan hasilkerja pegawai,karena dapat menimbulkankesalahanpahamanpegawaiyang menerimaperintah, sehingga dapat menimbulkankesalahan dalam proses pelaksanaanpekerjaan, dengan demikian maka akanmenghambat dalam peningkatan prestasikerja pegawai .

Berdasarkan hasil wawancaradiperoleh keterangan bahwa dalam

Page 20: PELAKSANAAN KEPEMIMPINAN OLEH CAMAT KANTOR CAMAT … · 2019. 10. 25. · Camat. Sehubungan beratnya tugas dan kewajiban Camat tesebut, maka dalam menjalanan roda pemerintahan, melaksanakan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

20

ISSN 1907-6711

pemberian perintah Selaluberusahadiusahakan sejelas mungkin, namunkarena adanya perbedaan individu,ternyata masih terdapat kesalahpahamandalam penerimaan perintah oleh pegawai .

Hasil observasi menunjukanbahwa Camat pada setiap pemberianperintah Selaluberusaha diberikan secarajelas, misalnya dalam kegiatan briefingdalam membahas mengenai apa yangharus dilaksanakan dan bagaimana prosesserta prosedur dari pelaksanaan tugastersebut sampai dengan target yang harusdicapai. Perbedaanpengetahuan sertakecakapan diantara Pegawaimenyebabkanmasih ada sebagian pegawaiyang dalampelaksanaan pekerjaannya kurang sesuaidengan perintah yang diberikan. Misalnyadalam mencatat apa yang dibahasrapatseharusnya dilakukan pencatatan secararapih, ternyata hanya sekedar dalam satulembar kertas atau bukan pada buku yangkhusus.b) Ketepatan dalam pemberian perintah

Sebanyak 13 responden (65%)menyatakan bahwa dalamkepemimpinannya, Camat selaluberusahauntuk memberikan perintah kepadapegawaiyang tepat, sedangkan 5responden (20%) menyatakan bahwaCamat kadang-kadang berusaha untukmemberikan perintah kepada pegawaiyangtepat dan sisanya sebanyak 2 responden(10%) menyatakan bahwa Camat tidakberusaha untuk memberikan perintahkepada pegawaiyang tepat.

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwadalam kepemimpinannya Camat belumberusaha secara optimal untukselaluberusaha memberikan perintahkepada pegawaiyang tepat demiterwujudnya ketertiban dalam organisasi.

Berdasarkan hasil wawancaradiperoleh keterangan bahwa dalampemberian perintah, diakui belumsepenuhnya diberikan kepadapegawaiyang sesuai dengan bidangtugasnya atau kewajibannya. Hal inidisebabkan karena adanya perbedaanindividu.

Dari hasil observasi menunjukanbahwa pemberian perintah oleh Camatbelum sepenuhnya berdasarkan pada tugasdan fungsi dari pegawai, misalnya yangmenyangkut sosialisasi programpembangunan.c) Motivasi dalam pemberian perintah

Sebanyak 13 responden (65%)menyatakan bahwa dalamkepemimpinannya Camat selaluberusahauntuk memberikan perintah disertaidengan pemberian motivasi, sedangkan 5responden (20%) menyatakan bahwaCamat kadang-kadang berusaha untukmemberikan perintah disertai denganpemberian motivasi, dan sisanya sebanyak2 responden (10%) menyatakan bahwaCamat tidak berusaha untuk memberikanperintah disertai dengan pemberianmotivasi.

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwadalam kepemimpinannya ternyata Camatbelum sepenuhnya berusaha untukSelaluberusaha memberikan motivasidalam setiap pemberian perintah, sehinggapegawaibelum sepenuhnya menunjukansemangat kerja yang tinggi untukmengerjakan tugasnya, yang padaakhirnya menghambat dalam peningkatanprestasi kerja pegawai .

Melalui wawancara diperolehketerangan bahwa dalam hal pemberianperintah senantiasa diusahakan denganpemberian motivasi, namun dikarenakanadanya keterbatasan dana, maka motivasi

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

20

ISSN 1907-6711

pemberian perintah Selaluberusahadiusahakan sejelas mungkin, namunkarena adanya perbedaan individu,ternyata masih terdapat kesalahpahamandalam penerimaan perintah oleh pegawai .

Hasil observasi menunjukanbahwa Camat pada setiap pemberianperintah Selaluberusaha diberikan secarajelas, misalnya dalam kegiatan briefingdalam membahas mengenai apa yangharus dilaksanakan dan bagaimana prosesserta prosedur dari pelaksanaan tugastersebut sampai dengan target yang harusdicapai. Perbedaanpengetahuan sertakecakapan diantara Pegawaimenyebabkanmasih ada sebagian pegawaiyang dalampelaksanaan pekerjaannya kurang sesuaidengan perintah yang diberikan. Misalnyadalam mencatat apa yang dibahasrapatseharusnya dilakukan pencatatan secararapih, ternyata hanya sekedar dalam satulembar kertas atau bukan pada buku yangkhusus.b) Ketepatan dalam pemberian perintah

Sebanyak 13 responden (65%)menyatakan bahwa dalamkepemimpinannya, Camat selaluberusahauntuk memberikan perintah kepadapegawaiyang tepat, sedangkan 5responden (20%) menyatakan bahwaCamat kadang-kadang berusaha untukmemberikan perintah kepada pegawaiyangtepat dan sisanya sebanyak 2 responden(10%) menyatakan bahwa Camat tidakberusaha untuk memberikan perintahkepada pegawaiyang tepat.

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwadalam kepemimpinannya Camat belumberusaha secara optimal untukselaluberusaha memberikan perintahkepada pegawaiyang tepat demiterwujudnya ketertiban dalam organisasi.

Berdasarkan hasil wawancaradiperoleh keterangan bahwa dalampemberian perintah, diakui belumsepenuhnya diberikan kepadapegawaiyang sesuai dengan bidangtugasnya atau kewajibannya. Hal inidisebabkan karena adanya perbedaanindividu.

Dari hasil observasi menunjukanbahwa pemberian perintah oleh Camatbelum sepenuhnya berdasarkan pada tugasdan fungsi dari pegawai, misalnya yangmenyangkut sosialisasi programpembangunan.c) Motivasi dalam pemberian perintah

Sebanyak 13 responden (65%)menyatakan bahwa dalamkepemimpinannya Camat selaluberusahauntuk memberikan perintah disertaidengan pemberian motivasi, sedangkan 5responden (20%) menyatakan bahwaCamat kadang-kadang berusaha untukmemberikan perintah disertai denganpemberian motivasi, dan sisanya sebanyak2 responden (10%) menyatakan bahwaCamat tidak berusaha untuk memberikanperintah disertai dengan pemberianmotivasi.

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwadalam kepemimpinannya ternyata Camatbelum sepenuhnya berusaha untukSelaluberusaha memberikan motivasidalam setiap pemberian perintah, sehinggapegawaibelum sepenuhnya menunjukansemangat kerja yang tinggi untukmengerjakan tugasnya, yang padaakhirnya menghambat dalam peningkatanprestasi kerja pegawai .

Melalui wawancara diperolehketerangan bahwa dalam hal pemberianperintah senantiasa diusahakan denganpemberian motivasi, namun dikarenakanadanya keterbatasan dana, maka motivasi

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

20

ISSN 1907-6711

pemberian perintah Selaluberusahadiusahakan sejelas mungkin, namunkarena adanya perbedaan individu,ternyata masih terdapat kesalahpahamandalam penerimaan perintah oleh pegawai .

Hasil observasi menunjukanbahwa Camat pada setiap pemberianperintah Selaluberusaha diberikan secarajelas, misalnya dalam kegiatan briefingdalam membahas mengenai apa yangharus dilaksanakan dan bagaimana prosesserta prosedur dari pelaksanaan tugastersebut sampai dengan target yang harusdicapai. Perbedaanpengetahuan sertakecakapan diantara Pegawaimenyebabkanmasih ada sebagian pegawaiyang dalampelaksanaan pekerjaannya kurang sesuaidengan perintah yang diberikan. Misalnyadalam mencatat apa yang dibahasrapatseharusnya dilakukan pencatatan secararapih, ternyata hanya sekedar dalam satulembar kertas atau bukan pada buku yangkhusus.b) Ketepatan dalam pemberian perintah

Sebanyak 13 responden (65%)menyatakan bahwa dalamkepemimpinannya, Camat selaluberusahauntuk memberikan perintah kepadapegawaiyang tepat, sedangkan 5responden (20%) menyatakan bahwaCamat kadang-kadang berusaha untukmemberikan perintah kepada pegawaiyangtepat dan sisanya sebanyak 2 responden(10%) menyatakan bahwa Camat tidakberusaha untuk memberikan perintahkepada pegawaiyang tepat.

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwadalam kepemimpinannya Camat belumberusaha secara optimal untukselaluberusaha memberikan perintahkepada pegawaiyang tepat demiterwujudnya ketertiban dalam organisasi.

Berdasarkan hasil wawancaradiperoleh keterangan bahwa dalampemberian perintah, diakui belumsepenuhnya diberikan kepadapegawaiyang sesuai dengan bidangtugasnya atau kewajibannya. Hal inidisebabkan karena adanya perbedaanindividu.

Dari hasil observasi menunjukanbahwa pemberian perintah oleh Camatbelum sepenuhnya berdasarkan pada tugasdan fungsi dari pegawai, misalnya yangmenyangkut sosialisasi programpembangunan.c) Motivasi dalam pemberian perintah

Sebanyak 13 responden (65%)menyatakan bahwa dalamkepemimpinannya Camat selaluberusahauntuk memberikan perintah disertaidengan pemberian motivasi, sedangkan 5responden (20%) menyatakan bahwaCamat kadang-kadang berusaha untukmemberikan perintah disertai denganpemberian motivasi, dan sisanya sebanyak2 responden (10%) menyatakan bahwaCamat tidak berusaha untuk memberikanperintah disertai dengan pemberianmotivasi.

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwadalam kepemimpinannya ternyata Camatbelum sepenuhnya berusaha untukSelaluberusaha memberikan motivasidalam setiap pemberian perintah, sehinggapegawaibelum sepenuhnya menunjukansemangat kerja yang tinggi untukmengerjakan tugasnya, yang padaakhirnya menghambat dalam peningkatanprestasi kerja pegawai .

Melalui wawancara diperolehketerangan bahwa dalam hal pemberianperintah senantiasa diusahakan denganpemberian motivasi, namun dikarenakanadanya keterbatasan dana, maka motivasi

Page 21: PELAKSANAAN KEPEMIMPINAN OLEH CAMAT KANTOR CAMAT … · 2019. 10. 25. · Camat. Sehubungan beratnya tugas dan kewajiban Camat tesebut, maka dalam menjalanan roda pemerintahan, melaksanakan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

21

ISSN 1907-6711

tersebut belum sepenuhnya diberikan,seperti berupa fasilitas kerja.

Dari hasil observasi menunjukanbahwa dalam pemberian perintah olehCamat belum sepenuhnya disertai denganadanya pemberian motivasi. Misalnyadalam pelaksanaan tugas operasional dilapangan, Pegawaikurang ditunjangdengan fasilitas kerja yang memadai.

Berdasarkan uraian-uraian tentangpenerapan tiga sub variabel dari teknikpersuasi dan pemberian perintah, makadapat diketahui bahwa dalamkepemimpinannya Camat belumsepenuhnya menerapkan teknik tersebut.Hal ini terlihat dari nilai rata-rata dari tigasub variabel teknik kepemimpinantersebut, yaitu baru mencapai sebesar63,30 %, sehingga secara keseluruhanbaru mencapai predikat “kurang baik”.Keadaan ini jelas akan menghambat upayapeningkatan prestasi kerja pegawai .

5) Teknik Penggunaan SistemKomunikasi Yang Cocok

Prestasi kerja pegawai padaKantor Camat Banjaran KabupatenMajalengka akan tercapai apabila Camatdalam kepemimpinannya berusaha untukmenggunakan sistem komunikasi yangcocok. Dalam arti penyampaian pesanakan berhasil dengan baik, apabila Camatmenguasai teknik komunikasi yang benar.

Untukmengetahui tentang upayaCamat dalam penerapan teknikpenggunaan sistem komunikasi yangcocok, maka penyusun melakukanpenelitian terhadap tiga sub variabel dariteknik kepemimpinan tersebut,yaitusebagai berikut :a) Komunikasi dua arah

Prestasi kerja pegawai padaKantor Camat Banjaran KabupatenMajalengka akan tercapai apabila Camat

dalam kepemimpinannya berusaha untukmengupayakan terciptanya komunikasidua arah dalam arti bersikap terbukaterhadap saran dan kritik yangdisampaikan oleh pegawai .b) Sistem komunikasi instruksional

Jika Camat dalamkepemimpinannya berusaha memberikanpenjelasan terhadap Pegawai, yaitu dalamhal yang menyangkut tentangkebijaksanaan dari pihak yang lebihtinggi, maka pegawaidalam melaksanakanperintah tersebut akan senantiasa sesuaidengan kebijakan yang telah ditetapkan,sehingga akan mencapai hasil kerja yangoptimal.c) Penyampaian tugas secara tertulis

Dalam menyampaikan tugas yangbersifat rutin, Camat hendaknya berusahamenyampaikan tugas tersebut secaratertulis, sehingga pegawaimempunyaipedoman dalam pelaksanaanpekerjaannya. Hal ini akan mendorongkeberhasilan pelaksanaan tugas tersebut.

Berdasarkan tanggapan respondenpada tabel tersebut di atas, dapatdiketahuitentang upaya Camat dalam penerapanteknik penggunaan sistem komunikasiyang cocok, yaitu sebagai berikut :a) Komunikasi dua arah

Sebanyak 15responden(75%)menyatakan bahwa dalamkepemimpinannya, Camat selaluberusahauntuk bersifat terbuka terhadap saran dankritik dari Pegawai, sedangkan 4responden (20%)menyatakan bahwaCamat kadang-kadang berusaha untukbersifat terbuka terhadap saran dan kritikdari pegawaidan sisanya sebanyak1responden (5%)menyatakan bahwa Camattidak bersifat terbuka terhadap saran dankritik dari Pegawai .

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwa

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

21

ISSN 1907-6711

tersebut belum sepenuhnya diberikan,seperti berupa fasilitas kerja.

Dari hasil observasi menunjukanbahwa dalam pemberian perintah olehCamat belum sepenuhnya disertai denganadanya pemberian motivasi. Misalnyadalam pelaksanaan tugas operasional dilapangan, Pegawaikurang ditunjangdengan fasilitas kerja yang memadai.

Berdasarkan uraian-uraian tentangpenerapan tiga sub variabel dari teknikpersuasi dan pemberian perintah, makadapat diketahui bahwa dalamkepemimpinannya Camat belumsepenuhnya menerapkan teknik tersebut.Hal ini terlihat dari nilai rata-rata dari tigasub variabel teknik kepemimpinantersebut, yaitu baru mencapai sebesar63,30 %, sehingga secara keseluruhanbaru mencapai predikat “kurang baik”.Keadaan ini jelas akan menghambat upayapeningkatan prestasi kerja pegawai .

5) Teknik Penggunaan SistemKomunikasi Yang Cocok

Prestasi kerja pegawai padaKantor Camat Banjaran KabupatenMajalengka akan tercapai apabila Camatdalam kepemimpinannya berusaha untukmenggunakan sistem komunikasi yangcocok. Dalam arti penyampaian pesanakan berhasil dengan baik, apabila Camatmenguasai teknik komunikasi yang benar.

Untukmengetahui tentang upayaCamat dalam penerapan teknikpenggunaan sistem komunikasi yangcocok, maka penyusun melakukanpenelitian terhadap tiga sub variabel dariteknik kepemimpinan tersebut,yaitusebagai berikut :a) Komunikasi dua arah

Prestasi kerja pegawai padaKantor Camat Banjaran KabupatenMajalengka akan tercapai apabila Camat

dalam kepemimpinannya berusaha untukmengupayakan terciptanya komunikasidua arah dalam arti bersikap terbukaterhadap saran dan kritik yangdisampaikan oleh pegawai .b) Sistem komunikasi instruksional

Jika Camat dalamkepemimpinannya berusaha memberikanpenjelasan terhadap Pegawai, yaitu dalamhal yang menyangkut tentangkebijaksanaan dari pihak yang lebihtinggi, maka pegawaidalam melaksanakanperintah tersebut akan senantiasa sesuaidengan kebijakan yang telah ditetapkan,sehingga akan mencapai hasil kerja yangoptimal.c) Penyampaian tugas secara tertulis

Dalam menyampaikan tugas yangbersifat rutin, Camat hendaknya berusahamenyampaikan tugas tersebut secaratertulis, sehingga pegawaimempunyaipedoman dalam pelaksanaanpekerjaannya. Hal ini akan mendorongkeberhasilan pelaksanaan tugas tersebut.

Berdasarkan tanggapan respondenpada tabel tersebut di atas, dapatdiketahuitentang upaya Camat dalam penerapanteknik penggunaan sistem komunikasiyang cocok, yaitu sebagai berikut :a) Komunikasi dua arah

Sebanyak 15responden(75%)menyatakan bahwa dalamkepemimpinannya, Camat selaluberusahauntuk bersifat terbuka terhadap saran dankritik dari Pegawai, sedangkan 4responden (20%)menyatakan bahwaCamat kadang-kadang berusaha untukbersifat terbuka terhadap saran dan kritikdari pegawaidan sisanya sebanyak1responden (5%)menyatakan bahwa Camattidak bersifat terbuka terhadap saran dankritik dari Pegawai .

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwa

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

21

ISSN 1907-6711

tersebut belum sepenuhnya diberikan,seperti berupa fasilitas kerja.

Dari hasil observasi menunjukanbahwa dalam pemberian perintah olehCamat belum sepenuhnya disertai denganadanya pemberian motivasi. Misalnyadalam pelaksanaan tugas operasional dilapangan, Pegawaikurang ditunjangdengan fasilitas kerja yang memadai.

Berdasarkan uraian-uraian tentangpenerapan tiga sub variabel dari teknikpersuasi dan pemberian perintah, makadapat diketahui bahwa dalamkepemimpinannya Camat belumsepenuhnya menerapkan teknik tersebut.Hal ini terlihat dari nilai rata-rata dari tigasub variabel teknik kepemimpinantersebut, yaitu baru mencapai sebesar63,30 %, sehingga secara keseluruhanbaru mencapai predikat “kurang baik”.Keadaan ini jelas akan menghambat upayapeningkatan prestasi kerja pegawai .

5) Teknik Penggunaan SistemKomunikasi Yang Cocok

Prestasi kerja pegawai padaKantor Camat Banjaran KabupatenMajalengka akan tercapai apabila Camatdalam kepemimpinannya berusaha untukmenggunakan sistem komunikasi yangcocok. Dalam arti penyampaian pesanakan berhasil dengan baik, apabila Camatmenguasai teknik komunikasi yang benar.

Untukmengetahui tentang upayaCamat dalam penerapan teknikpenggunaan sistem komunikasi yangcocok, maka penyusun melakukanpenelitian terhadap tiga sub variabel dariteknik kepemimpinan tersebut,yaitusebagai berikut :a) Komunikasi dua arah

Prestasi kerja pegawai padaKantor Camat Banjaran KabupatenMajalengka akan tercapai apabila Camat

dalam kepemimpinannya berusaha untukmengupayakan terciptanya komunikasidua arah dalam arti bersikap terbukaterhadap saran dan kritik yangdisampaikan oleh pegawai .b) Sistem komunikasi instruksional

Jika Camat dalamkepemimpinannya berusaha memberikanpenjelasan terhadap Pegawai, yaitu dalamhal yang menyangkut tentangkebijaksanaan dari pihak yang lebihtinggi, maka pegawaidalam melaksanakanperintah tersebut akan senantiasa sesuaidengan kebijakan yang telah ditetapkan,sehingga akan mencapai hasil kerja yangoptimal.c) Penyampaian tugas secara tertulis

Dalam menyampaikan tugas yangbersifat rutin, Camat hendaknya berusahamenyampaikan tugas tersebut secaratertulis, sehingga pegawaimempunyaipedoman dalam pelaksanaanpekerjaannya. Hal ini akan mendorongkeberhasilan pelaksanaan tugas tersebut.

Berdasarkan tanggapan respondenpada tabel tersebut di atas, dapatdiketahuitentang upaya Camat dalam penerapanteknik penggunaan sistem komunikasiyang cocok, yaitu sebagai berikut :a) Komunikasi dua arah

Sebanyak 15responden(75%)menyatakan bahwa dalamkepemimpinannya, Camat selaluberusahauntuk bersifat terbuka terhadap saran dankritik dari Pegawai, sedangkan 4responden (20%)menyatakan bahwaCamat kadang-kadang berusaha untukbersifat terbuka terhadap saran dan kritikdari pegawaidan sisanya sebanyak1responden (5%)menyatakan bahwa Camattidak bersifat terbuka terhadap saran dankritik dari Pegawai .

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwa

Page 22: PELAKSANAAN KEPEMIMPINAN OLEH CAMAT KANTOR CAMAT … · 2019. 10. 25. · Camat. Sehubungan beratnya tugas dan kewajiban Camat tesebut, maka dalam menjalanan roda pemerintahan, melaksanakan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

22

ISSN 1907-6711

dalam kepemimpinannya Camat belumsepenuhnya berusaha untuk bersifatterbuka terhadap saran dan kritik yangdisampaikan oleh pegawaisehinggaterwujud adanya saling pengertiandiantara Camat dengan pegawai . Kondisidemikian jelas akan menunjang terhadappeningkatan serta tanggung jawab padadiri pegawaidalam pelaksanaanpekerjaannya, sehingga dengan sendirinyaakan meningkatkan prestasi kerjanya.

Berdasarkan hasil wawancaradiperoleh keterangan bahwa komunikasidua arah senantiasa dilakukan gunamenumbuhkan rasa kebersamaan diantaraCamat denganpegawaisehingga kerjasama dalam peningkatan tujuan organisasidapat tercapai. Namun karena adanyaperbedaan individu, maka komunikasi duaarah belum sepenuhnya terlaksana denganbaik.

Dari hasil observasi menunjukanbahwa dalam proses pengambilankeputusan, ternyata Camat telah berusahauntuk menampung seluruh aspirasiPegawaimaupun masyarakat. Hal inijelasakan menumbuhkan adanya rasasaling percaya, sehingga akanberpengaruh terhadap peningkatan prestasikerja pegawai .b) Komunikasi instruksional

Sebanyak 14 responden (70%)menyatakan bahwa dalamkepemimpinannya, Camat selaluberusahauntuk memberikan penjelasan terhadapkebijaksanaan dari instansi yang lebihtinggi, sedangkan 2responden(10%)menyatakan bahwaCamat kadang-kadang berusaha untukmemberikan penjelasan terhadapkebijaksanaan dari instansi yang lebihtinggi dan sisanya sebanyak 4 responden(20%) menyatakan bahwa Camat tidakberusaha untuk memberikan penjelasan

terhadap kebijaksanaan dari instansi yanglebih tinggi.

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwadalam kepemimpinannya ternyataCamatbelum sepenuhnyaberusaha untukmemberikan penjelasan terhadapkebijaksanaan dari instansi yang lebihtinggi sehingga menyulitkanPegawaidalam pengerjaan perintahtersebut.

Berdasarkan hasil wawancaradiperoleh keterangan bahwa untukmelakukan komunikasi instruksionalbelum sepenuhnya dilaksanakan, karenamasih mendapat hambatan berupa adanyaperbedaan individu pegawai,yaituperbedaan kecakapan, pengetahuan dankemampuan.

Dari hasil observasi menunjukanbahwa dalam hal menyangkut suatukebijaksanaan dari atas, ternyataCamatmasih mendapat hambatan berupaadanya perbedaan individu pegawai, yaituperbedaan kecakapan, pengetahuan dankemampuan pegawai. Hal ini terlihat darisering diulangnya penjelasan tersebutpada setiap kesempatan. Misalnya tentangkegiatan rutin yang harus dilaksanakanoleh pegawai.c) Penyampaian tugas secara tertulis

Sebanyak 12 responden (60%)menyatakan bahwa dalamkepemimpinannya Camat selaluberusahauntuk memberikan tugas secara tertulis,sedangkan 4 responden(20%)menyatakanbahwa Camat kadang-kadang berusahauntuk memberikan tugas secara tertulis,dan sisanya sebanyak 4 responden(20%)menyatakan bahwa Camat tidakberusaha untuk memberikan tugas secaratertulis.

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwa

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

22

ISSN 1907-6711

dalam kepemimpinannya Camat belumsepenuhnya berusaha untuk bersifatterbuka terhadap saran dan kritik yangdisampaikan oleh pegawaisehinggaterwujud adanya saling pengertiandiantara Camat dengan pegawai . Kondisidemikian jelas akan menunjang terhadappeningkatan serta tanggung jawab padadiri pegawaidalam pelaksanaanpekerjaannya, sehingga dengan sendirinyaakan meningkatkan prestasi kerjanya.

Berdasarkan hasil wawancaradiperoleh keterangan bahwa komunikasidua arah senantiasa dilakukan gunamenumbuhkan rasa kebersamaan diantaraCamat denganpegawaisehingga kerjasama dalam peningkatan tujuan organisasidapat tercapai. Namun karena adanyaperbedaan individu, maka komunikasi duaarah belum sepenuhnya terlaksana denganbaik.

Dari hasil observasi menunjukanbahwa dalam proses pengambilankeputusan, ternyata Camat telah berusahauntuk menampung seluruh aspirasiPegawaimaupun masyarakat. Hal inijelasakan menumbuhkan adanya rasasaling percaya, sehingga akanberpengaruh terhadap peningkatan prestasikerja pegawai .b) Komunikasi instruksional

Sebanyak 14 responden (70%)menyatakan bahwa dalamkepemimpinannya, Camat selaluberusahauntuk memberikan penjelasan terhadapkebijaksanaan dari instansi yang lebihtinggi, sedangkan 2responden(10%)menyatakan bahwaCamat kadang-kadang berusaha untukmemberikan penjelasan terhadapkebijaksanaan dari instansi yang lebihtinggi dan sisanya sebanyak 4 responden(20%) menyatakan bahwa Camat tidakberusaha untuk memberikan penjelasan

terhadap kebijaksanaan dari instansi yanglebih tinggi.

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwadalam kepemimpinannya ternyataCamatbelum sepenuhnyaberusaha untukmemberikan penjelasan terhadapkebijaksanaan dari instansi yang lebihtinggi sehingga menyulitkanPegawaidalam pengerjaan perintahtersebut.

Berdasarkan hasil wawancaradiperoleh keterangan bahwa untukmelakukan komunikasi instruksionalbelum sepenuhnya dilaksanakan, karenamasih mendapat hambatan berupa adanyaperbedaan individu pegawai,yaituperbedaan kecakapan, pengetahuan dankemampuan.

Dari hasil observasi menunjukanbahwa dalam hal menyangkut suatukebijaksanaan dari atas, ternyataCamatmasih mendapat hambatan berupaadanya perbedaan individu pegawai, yaituperbedaan kecakapan, pengetahuan dankemampuan pegawai. Hal ini terlihat darisering diulangnya penjelasan tersebutpada setiap kesempatan. Misalnya tentangkegiatan rutin yang harus dilaksanakanoleh pegawai.c) Penyampaian tugas secara tertulis

Sebanyak 12 responden (60%)menyatakan bahwa dalamkepemimpinannya Camat selaluberusahauntuk memberikan tugas secara tertulis,sedangkan 4 responden(20%)menyatakanbahwa Camat kadang-kadang berusahauntuk memberikan tugas secara tertulis,dan sisanya sebanyak 4 responden(20%)menyatakan bahwa Camat tidakberusaha untuk memberikan tugas secaratertulis.

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwa

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

22

ISSN 1907-6711

dalam kepemimpinannya Camat belumsepenuhnya berusaha untuk bersifatterbuka terhadap saran dan kritik yangdisampaikan oleh pegawaisehinggaterwujud adanya saling pengertiandiantara Camat dengan pegawai . Kondisidemikian jelas akan menunjang terhadappeningkatan serta tanggung jawab padadiri pegawaidalam pelaksanaanpekerjaannya, sehingga dengan sendirinyaakan meningkatkan prestasi kerjanya.

Berdasarkan hasil wawancaradiperoleh keterangan bahwa komunikasidua arah senantiasa dilakukan gunamenumbuhkan rasa kebersamaan diantaraCamat denganpegawaisehingga kerjasama dalam peningkatan tujuan organisasidapat tercapai. Namun karena adanyaperbedaan individu, maka komunikasi duaarah belum sepenuhnya terlaksana denganbaik.

Dari hasil observasi menunjukanbahwa dalam proses pengambilankeputusan, ternyata Camat telah berusahauntuk menampung seluruh aspirasiPegawaimaupun masyarakat. Hal inijelasakan menumbuhkan adanya rasasaling percaya, sehingga akanberpengaruh terhadap peningkatan prestasikerja pegawai .b) Komunikasi instruksional

Sebanyak 14 responden (70%)menyatakan bahwa dalamkepemimpinannya, Camat selaluberusahauntuk memberikan penjelasan terhadapkebijaksanaan dari instansi yang lebihtinggi, sedangkan 2responden(10%)menyatakan bahwaCamat kadang-kadang berusaha untukmemberikan penjelasan terhadapkebijaksanaan dari instansi yang lebihtinggi dan sisanya sebanyak 4 responden(20%) menyatakan bahwa Camat tidakberusaha untuk memberikan penjelasan

terhadap kebijaksanaan dari instansi yanglebih tinggi.

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwadalam kepemimpinannya ternyataCamatbelum sepenuhnyaberusaha untukmemberikan penjelasan terhadapkebijaksanaan dari instansi yang lebihtinggi sehingga menyulitkanPegawaidalam pengerjaan perintahtersebut.

Berdasarkan hasil wawancaradiperoleh keterangan bahwa untukmelakukan komunikasi instruksionalbelum sepenuhnya dilaksanakan, karenamasih mendapat hambatan berupa adanyaperbedaan individu pegawai,yaituperbedaan kecakapan, pengetahuan dankemampuan.

Dari hasil observasi menunjukanbahwa dalam hal menyangkut suatukebijaksanaan dari atas, ternyataCamatmasih mendapat hambatan berupaadanya perbedaan individu pegawai, yaituperbedaan kecakapan, pengetahuan dankemampuan pegawai. Hal ini terlihat darisering diulangnya penjelasan tersebutpada setiap kesempatan. Misalnya tentangkegiatan rutin yang harus dilaksanakanoleh pegawai.c) Penyampaian tugas secara tertulis

Sebanyak 12 responden (60%)menyatakan bahwa dalamkepemimpinannya Camat selaluberusahauntuk memberikan tugas secara tertulis,sedangkan 4 responden(20%)menyatakanbahwa Camat kadang-kadang berusahauntuk memberikan tugas secara tertulis,dan sisanya sebanyak 4 responden(20%)menyatakan bahwa Camat tidakberusaha untuk memberikan tugas secaratertulis.

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwa

Page 23: PELAKSANAAN KEPEMIMPINAN OLEH CAMAT KANTOR CAMAT … · 2019. 10. 25. · Camat. Sehubungan beratnya tugas dan kewajiban Camat tesebut, maka dalam menjalanan roda pemerintahan, melaksanakan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

23

ISSN 1907-6711

dalam kepemimpinannya ternyata Camatbelum sepenuhnya berusaha untuk secaraoptimal untuk memberikan tugas secaratertulis dalam kegiatan yang bersifat rutin,sehingga dalam pelaksanaan pekerjaannyapegawaikurang memiliki pedoman. Hal inijelas akan menghambat dalampeningkatan prestasi kerja pegawai .

Melalui wawancara diperolehketerangan bahwa untuk memberikantugas secara tertulis masih mendapathambatan berupa belum meratanyakemampuan serta keterampilanpegawai,sehingga masih terjadi adanyasebagian pegawaiyang tidak memahamiisi perintah.

Dari hasil observasi menunjukanbahwa masih terdapat pegawaiyangbersifat ragu terhadap isi perintah,misalnya dalam pelaksanaan dari suatukebijakan yang diterimanya.

Berdasarkan uraian-uraiantentang penerapan tiga sub variabel dariteknik penggunaan sistem komunikasiyang cocok, maka dapat diketahui bahwadalam kepemimpinannya Camat belumsepenuhnya menerapkan teknik tersebut.Hal ini terlihat dari nilai rata-rata dari tigasub variabel teknik kepemimpinantersebut, yaitu baru mencapai sebesar68,30 %, sehingga secara keseluruhanbaru mencapai predikat “cukup baik”.Keadaan ini jelas akan berpengaruhterhadap terhambatnya peningkatan hasilkerja pegawai,yang akhirnya akanmenghambat dalam mencapai prestasikerja pegawai .

6) Teknik Penyediaan FasilitasPrestasi kerja pegawai pada

Kantor Camat Banjaran KabupatenMajalengka akan tercapai apabila Camatdalam kepemimpinannya selaluberusahaberupaya untuk memperhatikan

penyediaan fasilitas kerja bagikepentingan pelaksanaan pekerjaanpegawai,sehingga kemampuan serta hasilkerja dari pegawaidapat ditingkatkan.

Untukmengetahui tentang upayaCamat dalam penerapan teknikpenyediaan fasilitas, maka penyusunmelakukan penelitian terhadap tiga subvariabel dari teknik kepemimpinantersebut, yaitusebagai berikut :a) Kelengkapan fasilitas kerja

Peningkatan prestasi kerjapegawai pada Kantor Camat BanjaranKabupaten Majalengka sangat dipengaruhioleh kemampuan Camat dalammemperhatikan fasilitas kerja yangdibutuhkan oleh pegawai, sehingga akanmempermudah dalam pelaksananaanpekerjaan pegawai .b) Ketepatan penyimpanan fasilitas

kerjaHendaknya Camat dalam

kepemimpinannya berusaha untukmemperhatikan penyimpanan fasilitaskerja yang tepat, sehingga memudahkanpegawaidalam pelaksanaan pekerjaannya.c) Pemeliharaan fasilitas kerja

Jika Camat dalamkepemimpinannya berusaha untukmemperhatikan pemeliharaan fasilitaskerja, maka hasil kerja pegawaidapatditingkatkan secara optimal.

Untuk mengetahui tentang upayaCamat dalam penerapan teknikpenyediaan

Berdasarkan tanggapan respondenpada tabel tersebut di atas, dapat diketahuitentang upaya Camat dalam penerapanteknik penyediaan fasilitas, yaitu sebagaiberikut :a) Kelengkapan fasilitas kerja

Sebanyak 12 responden(60%)menyatakan bahwa dalamkepemimpinannya, Camat selaluberusaha

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

23

ISSN 1907-6711

dalam kepemimpinannya ternyata Camatbelum sepenuhnya berusaha untuk secaraoptimal untuk memberikan tugas secaratertulis dalam kegiatan yang bersifat rutin,sehingga dalam pelaksanaan pekerjaannyapegawaikurang memiliki pedoman. Hal inijelas akan menghambat dalampeningkatan prestasi kerja pegawai .

Melalui wawancara diperolehketerangan bahwa untuk memberikantugas secara tertulis masih mendapathambatan berupa belum meratanyakemampuan serta keterampilanpegawai,sehingga masih terjadi adanyasebagian pegawaiyang tidak memahamiisi perintah.

Dari hasil observasi menunjukanbahwa masih terdapat pegawaiyangbersifat ragu terhadap isi perintah,misalnya dalam pelaksanaan dari suatukebijakan yang diterimanya.

Berdasarkan uraian-uraiantentang penerapan tiga sub variabel dariteknik penggunaan sistem komunikasiyang cocok, maka dapat diketahui bahwadalam kepemimpinannya Camat belumsepenuhnya menerapkan teknik tersebut.Hal ini terlihat dari nilai rata-rata dari tigasub variabel teknik kepemimpinantersebut, yaitu baru mencapai sebesar68,30 %, sehingga secara keseluruhanbaru mencapai predikat “cukup baik”.Keadaan ini jelas akan berpengaruhterhadap terhambatnya peningkatan hasilkerja pegawai,yang akhirnya akanmenghambat dalam mencapai prestasikerja pegawai .

6) Teknik Penyediaan FasilitasPrestasi kerja pegawai pada

Kantor Camat Banjaran KabupatenMajalengka akan tercapai apabila Camatdalam kepemimpinannya selaluberusahaberupaya untuk memperhatikan

penyediaan fasilitas kerja bagikepentingan pelaksanaan pekerjaanpegawai,sehingga kemampuan serta hasilkerja dari pegawaidapat ditingkatkan.

Untukmengetahui tentang upayaCamat dalam penerapan teknikpenyediaan fasilitas, maka penyusunmelakukan penelitian terhadap tiga subvariabel dari teknik kepemimpinantersebut, yaitusebagai berikut :a) Kelengkapan fasilitas kerja

Peningkatan prestasi kerjapegawai pada Kantor Camat BanjaranKabupaten Majalengka sangat dipengaruhioleh kemampuan Camat dalammemperhatikan fasilitas kerja yangdibutuhkan oleh pegawai, sehingga akanmempermudah dalam pelaksananaanpekerjaan pegawai .b) Ketepatan penyimpanan fasilitas

kerjaHendaknya Camat dalam

kepemimpinannya berusaha untukmemperhatikan penyimpanan fasilitaskerja yang tepat, sehingga memudahkanpegawaidalam pelaksanaan pekerjaannya.c) Pemeliharaan fasilitas kerja

Jika Camat dalamkepemimpinannya berusaha untukmemperhatikan pemeliharaan fasilitaskerja, maka hasil kerja pegawaidapatditingkatkan secara optimal.

Untuk mengetahui tentang upayaCamat dalam penerapan teknikpenyediaan

Berdasarkan tanggapan respondenpada tabel tersebut di atas, dapat diketahuitentang upaya Camat dalam penerapanteknik penyediaan fasilitas, yaitu sebagaiberikut :a) Kelengkapan fasilitas kerja

Sebanyak 12 responden(60%)menyatakan bahwa dalamkepemimpinannya, Camat selaluberusaha

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

23

ISSN 1907-6711

dalam kepemimpinannya ternyata Camatbelum sepenuhnya berusaha untuk secaraoptimal untuk memberikan tugas secaratertulis dalam kegiatan yang bersifat rutin,sehingga dalam pelaksanaan pekerjaannyapegawaikurang memiliki pedoman. Hal inijelas akan menghambat dalampeningkatan prestasi kerja pegawai .

Melalui wawancara diperolehketerangan bahwa untuk memberikantugas secara tertulis masih mendapathambatan berupa belum meratanyakemampuan serta keterampilanpegawai,sehingga masih terjadi adanyasebagian pegawaiyang tidak memahamiisi perintah.

Dari hasil observasi menunjukanbahwa masih terdapat pegawaiyangbersifat ragu terhadap isi perintah,misalnya dalam pelaksanaan dari suatukebijakan yang diterimanya.

Berdasarkan uraian-uraiantentang penerapan tiga sub variabel dariteknik penggunaan sistem komunikasiyang cocok, maka dapat diketahui bahwadalam kepemimpinannya Camat belumsepenuhnya menerapkan teknik tersebut.Hal ini terlihat dari nilai rata-rata dari tigasub variabel teknik kepemimpinantersebut, yaitu baru mencapai sebesar68,30 %, sehingga secara keseluruhanbaru mencapai predikat “cukup baik”.Keadaan ini jelas akan berpengaruhterhadap terhambatnya peningkatan hasilkerja pegawai,yang akhirnya akanmenghambat dalam mencapai prestasikerja pegawai .

6) Teknik Penyediaan FasilitasPrestasi kerja pegawai pada

Kantor Camat Banjaran KabupatenMajalengka akan tercapai apabila Camatdalam kepemimpinannya selaluberusahaberupaya untuk memperhatikan

penyediaan fasilitas kerja bagikepentingan pelaksanaan pekerjaanpegawai,sehingga kemampuan serta hasilkerja dari pegawaidapat ditingkatkan.

Untukmengetahui tentang upayaCamat dalam penerapan teknikpenyediaan fasilitas, maka penyusunmelakukan penelitian terhadap tiga subvariabel dari teknik kepemimpinantersebut, yaitusebagai berikut :a) Kelengkapan fasilitas kerja

Peningkatan prestasi kerjapegawai pada Kantor Camat BanjaranKabupaten Majalengka sangat dipengaruhioleh kemampuan Camat dalammemperhatikan fasilitas kerja yangdibutuhkan oleh pegawai, sehingga akanmempermudah dalam pelaksananaanpekerjaan pegawai .b) Ketepatan penyimpanan fasilitas

kerjaHendaknya Camat dalam

kepemimpinannya berusaha untukmemperhatikan penyimpanan fasilitaskerja yang tepat, sehingga memudahkanpegawaidalam pelaksanaan pekerjaannya.c) Pemeliharaan fasilitas kerja

Jika Camat dalamkepemimpinannya berusaha untukmemperhatikan pemeliharaan fasilitaskerja, maka hasil kerja pegawaidapatditingkatkan secara optimal.

Untuk mengetahui tentang upayaCamat dalam penerapan teknikpenyediaan

Berdasarkan tanggapan respondenpada tabel tersebut di atas, dapat diketahuitentang upaya Camat dalam penerapanteknik penyediaan fasilitas, yaitu sebagaiberikut :a) Kelengkapan fasilitas kerja

Sebanyak 12 responden(60%)menyatakan bahwa dalamkepemimpinannya, Camat selaluberusaha

Page 24: PELAKSANAAN KEPEMIMPINAN OLEH CAMAT KANTOR CAMAT … · 2019. 10. 25. · Camat. Sehubungan beratnya tugas dan kewajiban Camat tesebut, maka dalam menjalanan roda pemerintahan, melaksanakan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

24

ISSN 1907-6711

untuk memperhatikan kelengkapanfasilitas kerja, sedangkan 4 responden(20%) menyatakan bahwa Camat kadang-kadang berusaha untuk memperhatikankelengkapan fasilitas kerja dan sisanyasebanyak 4 responden (20%)menyatakanbahwa Camat tidak berusaha untukmemperhatikan kelengkapan fasilitaskerja.

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwadalam kepemimpinannya ternyata Camatbelum sepenuhnya berusaha untukmemperhatikan kelengkapan fasilitaskerja, hai ini jelas akan menyulitkandalam peningkatan hasil kerja yangoptimal dari seluruh pegawaiyang padaakhirnya akan menghambat dalampeningkatan prestasi kerja pegawai .

Berdasarkan hasil wawancaradiperoleh keterangan bahwa untukmemenuhi kelengkapan fasilitas kerjaternyata masih terdapat hambatan berupaterbatasnya dana.

Dari hasil observasi menunjukanbahwa dalam pelaksanaankepemimpinannya, Camat belummenyediakan adanya fasilitas yanglengkap. Misalnya rak maupun lemariuntuk menunjang proses penyimpananarsipmasih kurang, sehingga arsip belumtersimpan secara rapih.b) Ketepatan penyimpanan fasilitas kerja

Sebanyak 14 responden (70%)menyatakan bahwa dalamkepemimpinannya, Camat selaluberusahamengarahkan untuk menempatkan fasilitaskerja secara tepat, sedangkan 2responden(10%)menyatakan bahwaCamat kadang-kadang berusahamengarahkan untuk menempatkan fasilitaskerja secara tepat dan sisanya sebanyak 4responden (20%) menyatakan bahwa

Camat tidak berusaha mengarahkanuntukmenempatkan fasilitas kerja secara tepat.

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwadalam kepemimpinannya ternyata Camatbelum sepenuhnya berusaha untukmenempatkan fasilitas kerja yang tepat.Keadaan ini jelas merupakan penghambatdalam peningkatan prestasi kerja pegawai,karena akan menyulitkan pegawaidalampelaksanaan pekerjaannya.

Berdasarkan hasil wawancaradiperoleh keterangan bahwa menempatkanfasilitas kerja secara tepat, masihmendapat hambatan berupa terbatasnyaruang kerja yang ada.

Dari hasil observasi menunjukanbahwa pelaksanaan pekerjaan mesihmendapat kesulitan dalam penggunaanfasilitas kerja. Misalnya penempatankomputer, meja kerja serta lemari belumtertata secara rapi. Kondisi ini disebabkandalam penataan ruangan belumsepenuhnya dilakukan.c) Pemeliharaan fasilitas kerja

Sebanyak 13 responden (65%)menyatakan bahwa dalamkepemimpinannya Camat selaluberusahamemperhatikan pemeliharaan fasilitaskerja, sedangkan 5 responden (20%)menyatakan bahwa Camat kadang-kadangberusaha memperhatikan pemeliharaanfasilitas kerja, dan sisanya sebanyak2responden (10%) menyatakan bahwaCamat tidak berusaha memperhatikanpemeliharaan fasilitas kerja.

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwadalam kepemimpinannya ternyata Camatbelum sepenuhnya berusaha dalampemeliharaan fasilitas kerja, sehinggamasih dituntut untuk lebih memperhatikanpemeliharaan fasilitas kerja agara tidakmenghambat pelaksanaan kerja pegawai .

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

24

ISSN 1907-6711

untuk memperhatikan kelengkapanfasilitas kerja, sedangkan 4 responden(20%) menyatakan bahwa Camat kadang-kadang berusaha untuk memperhatikankelengkapan fasilitas kerja dan sisanyasebanyak 4 responden (20%)menyatakanbahwa Camat tidak berusaha untukmemperhatikan kelengkapan fasilitaskerja.

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwadalam kepemimpinannya ternyata Camatbelum sepenuhnya berusaha untukmemperhatikan kelengkapan fasilitaskerja, hai ini jelas akan menyulitkandalam peningkatan hasil kerja yangoptimal dari seluruh pegawaiyang padaakhirnya akan menghambat dalampeningkatan prestasi kerja pegawai .

Berdasarkan hasil wawancaradiperoleh keterangan bahwa untukmemenuhi kelengkapan fasilitas kerjaternyata masih terdapat hambatan berupaterbatasnya dana.

Dari hasil observasi menunjukanbahwa dalam pelaksanaankepemimpinannya, Camat belummenyediakan adanya fasilitas yanglengkap. Misalnya rak maupun lemariuntuk menunjang proses penyimpananarsipmasih kurang, sehingga arsip belumtersimpan secara rapih.b) Ketepatan penyimpanan fasilitas kerja

Sebanyak 14 responden (70%)menyatakan bahwa dalamkepemimpinannya, Camat selaluberusahamengarahkan untuk menempatkan fasilitaskerja secara tepat, sedangkan 2responden(10%)menyatakan bahwaCamat kadang-kadang berusahamengarahkan untuk menempatkan fasilitaskerja secara tepat dan sisanya sebanyak 4responden (20%) menyatakan bahwa

Camat tidak berusaha mengarahkanuntukmenempatkan fasilitas kerja secara tepat.

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwadalam kepemimpinannya ternyata Camatbelum sepenuhnya berusaha untukmenempatkan fasilitas kerja yang tepat.Keadaan ini jelas merupakan penghambatdalam peningkatan prestasi kerja pegawai,karena akan menyulitkan pegawaidalampelaksanaan pekerjaannya.

Berdasarkan hasil wawancaradiperoleh keterangan bahwa menempatkanfasilitas kerja secara tepat, masihmendapat hambatan berupa terbatasnyaruang kerja yang ada.

Dari hasil observasi menunjukanbahwa pelaksanaan pekerjaan mesihmendapat kesulitan dalam penggunaanfasilitas kerja. Misalnya penempatankomputer, meja kerja serta lemari belumtertata secara rapi. Kondisi ini disebabkandalam penataan ruangan belumsepenuhnya dilakukan.c) Pemeliharaan fasilitas kerja

Sebanyak 13 responden (65%)menyatakan bahwa dalamkepemimpinannya Camat selaluberusahamemperhatikan pemeliharaan fasilitaskerja, sedangkan 5 responden (20%)menyatakan bahwa Camat kadang-kadangberusaha memperhatikan pemeliharaanfasilitas kerja, dan sisanya sebanyak2responden (10%) menyatakan bahwaCamat tidak berusaha memperhatikanpemeliharaan fasilitas kerja.

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwadalam kepemimpinannya ternyata Camatbelum sepenuhnya berusaha dalampemeliharaan fasilitas kerja, sehinggamasih dituntut untuk lebih memperhatikanpemeliharaan fasilitas kerja agara tidakmenghambat pelaksanaan kerja pegawai .

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

24

ISSN 1907-6711

untuk memperhatikan kelengkapanfasilitas kerja, sedangkan 4 responden(20%) menyatakan bahwa Camat kadang-kadang berusaha untuk memperhatikankelengkapan fasilitas kerja dan sisanyasebanyak 4 responden (20%)menyatakanbahwa Camat tidak berusaha untukmemperhatikan kelengkapan fasilitaskerja.

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwadalam kepemimpinannya ternyata Camatbelum sepenuhnya berusaha untukmemperhatikan kelengkapan fasilitaskerja, hai ini jelas akan menyulitkandalam peningkatan hasil kerja yangoptimal dari seluruh pegawaiyang padaakhirnya akan menghambat dalampeningkatan prestasi kerja pegawai .

Berdasarkan hasil wawancaradiperoleh keterangan bahwa untukmemenuhi kelengkapan fasilitas kerjaternyata masih terdapat hambatan berupaterbatasnya dana.

Dari hasil observasi menunjukanbahwa dalam pelaksanaankepemimpinannya, Camat belummenyediakan adanya fasilitas yanglengkap. Misalnya rak maupun lemariuntuk menunjang proses penyimpananarsipmasih kurang, sehingga arsip belumtersimpan secara rapih.b) Ketepatan penyimpanan fasilitas kerja

Sebanyak 14 responden (70%)menyatakan bahwa dalamkepemimpinannya, Camat selaluberusahamengarahkan untuk menempatkan fasilitaskerja secara tepat, sedangkan 2responden(10%)menyatakan bahwaCamat kadang-kadang berusahamengarahkan untuk menempatkan fasilitaskerja secara tepat dan sisanya sebanyak 4responden (20%) menyatakan bahwa

Camat tidak berusaha mengarahkanuntukmenempatkan fasilitas kerja secara tepat.

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwadalam kepemimpinannya ternyata Camatbelum sepenuhnya berusaha untukmenempatkan fasilitas kerja yang tepat.Keadaan ini jelas merupakan penghambatdalam peningkatan prestasi kerja pegawai,karena akan menyulitkan pegawaidalampelaksanaan pekerjaannya.

Berdasarkan hasil wawancaradiperoleh keterangan bahwa menempatkanfasilitas kerja secara tepat, masihmendapat hambatan berupa terbatasnyaruang kerja yang ada.

Dari hasil observasi menunjukanbahwa pelaksanaan pekerjaan mesihmendapat kesulitan dalam penggunaanfasilitas kerja. Misalnya penempatankomputer, meja kerja serta lemari belumtertata secara rapi. Kondisi ini disebabkandalam penataan ruangan belumsepenuhnya dilakukan.c) Pemeliharaan fasilitas kerja

Sebanyak 13 responden (65%)menyatakan bahwa dalamkepemimpinannya Camat selaluberusahamemperhatikan pemeliharaan fasilitaskerja, sedangkan 5 responden (20%)menyatakan bahwa Camat kadang-kadangberusaha memperhatikan pemeliharaanfasilitas kerja, dan sisanya sebanyak2responden (10%) menyatakan bahwaCamat tidak berusaha memperhatikanpemeliharaan fasilitas kerja.

Dari tanggapan respondentersebut, maka dapat diketahui bahwadalam kepemimpinannya ternyata Camatbelum sepenuhnya berusaha dalampemeliharaan fasilitas kerja, sehinggamasih dituntut untuk lebih memperhatikanpemeliharaan fasilitas kerja agara tidakmenghambat pelaksanaan kerja pegawai .

Page 25: PELAKSANAAN KEPEMIMPINAN OLEH CAMAT KANTOR CAMAT … · 2019. 10. 25. · Camat. Sehubungan beratnya tugas dan kewajiban Camat tesebut, maka dalam menjalanan roda pemerintahan, melaksanakan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

25

ISSN 1907-6711

Melalui wawancara diperolehketerangan bahwa untuk memperhatikanpemeliharaan fasilitas kerja masihmendapat hambatan berupa terbatasnyadana serta masih adanya sebagianpegawaiyang kurang disiplin/tanggungjawab dalam penggunaan fasilitas kerja.

Dari hasil observasi menunjukanbahwa untuk fasilitas kerja ternyata masihkurang mendapat perhatian dalampemeliharaannya. Misalnya banyak alatyang nampak kurang terawat, sepertimesin tik, meja serta kursi dalam kondisikurang terawat.

Berdasarkan uraian-uraiantentang penerapan tiga sub variabel dariteknik pemeliharaan fasilitas, maka dapatdiketahui bahwa dalam kepemimpinannyaCamat belum sepenuhnya menerapkanteknik tersebut. Hal ini terlihat dari nilairata-rata dari tiga sub variabel teknikkepemimpinan tersebut, yaitu barumencapai sebesar 65 %, sehingga secarakeseluruhanbaru mecapai predikat “cukupbaik”. Keadaan ini jelas akan menghambatdalam peningkatan hasil kerja pegawai,yang pada akhirnya berpengaruh terhadapprestasi kerja pegawai .

Berdasarkan tabel tersebut, makadapat diketahui bahwa angka rata-ratanilai tertinggi baru mencapai65,60 %,sehingga apabila dihubungkan denganstandar prosentase baru mencapai predikat“Cukup Baik”. Jadi berdasarkan haltersebut, maka dapat diambil kesimpulanbahwa ternyata Camat dalam pelaksanaankepemimpinannyamasih perlu berusahalagi menerapkan teknik-teknikkepemimpinan.

Dengan demikian, dapat diketahuibahwa untuk mencapai prestasi kerjapegawai, maka Camat dalamkepemimpinannya harus berusahameningkatkan persentase nilai rata-rata

dalam penerapan teknik-teknikkepemimipinan, sehingga akanberpengaruh terhadap peningkatanpersentase nilai rata-rata dari prestasi kerjapegawaipada Kantor CamatBanjaranKabupaten Majalengka.

Kemudian untuk mengetahuitentang tingkat prestasi kerja pegawaipada Kantor Camat BanjaranKabupatenMajalengka, maka penyusun menyebarkanangket kepada 20 orang responden yaitupegawai Kantor Camat BanjaranKabupaten Majaengka. Adapun isinyaadalah tentang indikator dari prestasi kerjapegawai pada Kantor CamatBanjaranKabupaten Majalengkayangmeliputi :a.Kuantitas : Jumlah pekerjaan / kegiatan

yang diselesaikanb.Kualitas: Mutu pekerjaan/ kegiatan yang

diselesaikanc.Ketepatan waktu : Pekerjaan/ kegiatan

yang diselesaikan sesuai atau tidakdengan waktu yang direncanakan

Berdasarkan tanggapan respondenpada tabel tersebut di atas, dapat diketahuitentang prestasi kerja pegawai padaKantor Camat BanjaranKabupatenMajalengka, yaitu sebagai berikut :1. Pekerjaan diselesaikan sesuai

dengan jumlah / target yangditetapkan

15 responden (75 %) menyatakanbahwa setiap pekerjaanselaluberusahadiselesaikan sesuai denganjumlah/target yang ditetapkan, sedangkansebanyak 3 responden(15 %) menyatakanbahwa setiap pekerjaan kadang-kadangdiselesaikan sesuai dengan jumlah/targetyang ditetapkan, sisanya sebanyak 2responden (10 %) menyatakan bahwasetiap pekerjaan tidak diselesaikan sesuaidengan jumlah/target yang ditetapkan.

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

25

ISSN 1907-6711

Melalui wawancara diperolehketerangan bahwa untuk memperhatikanpemeliharaan fasilitas kerja masihmendapat hambatan berupa terbatasnyadana serta masih adanya sebagianpegawaiyang kurang disiplin/tanggungjawab dalam penggunaan fasilitas kerja.

Dari hasil observasi menunjukanbahwa untuk fasilitas kerja ternyata masihkurang mendapat perhatian dalampemeliharaannya. Misalnya banyak alatyang nampak kurang terawat, sepertimesin tik, meja serta kursi dalam kondisikurang terawat.

Berdasarkan uraian-uraiantentang penerapan tiga sub variabel dariteknik pemeliharaan fasilitas, maka dapatdiketahui bahwa dalam kepemimpinannyaCamat belum sepenuhnya menerapkanteknik tersebut. Hal ini terlihat dari nilairata-rata dari tiga sub variabel teknikkepemimpinan tersebut, yaitu barumencapai sebesar 65 %, sehingga secarakeseluruhanbaru mecapai predikat “cukupbaik”. Keadaan ini jelas akan menghambatdalam peningkatan hasil kerja pegawai,yang pada akhirnya berpengaruh terhadapprestasi kerja pegawai .

Berdasarkan tabel tersebut, makadapat diketahui bahwa angka rata-ratanilai tertinggi baru mencapai65,60 %,sehingga apabila dihubungkan denganstandar prosentase baru mencapai predikat“Cukup Baik”. Jadi berdasarkan haltersebut, maka dapat diambil kesimpulanbahwa ternyata Camat dalam pelaksanaankepemimpinannyamasih perlu berusahalagi menerapkan teknik-teknikkepemimpinan.

Dengan demikian, dapat diketahuibahwa untuk mencapai prestasi kerjapegawai, maka Camat dalamkepemimpinannya harus berusahameningkatkan persentase nilai rata-rata

dalam penerapan teknik-teknikkepemimipinan, sehingga akanberpengaruh terhadap peningkatanpersentase nilai rata-rata dari prestasi kerjapegawaipada Kantor CamatBanjaranKabupaten Majalengka.

Kemudian untuk mengetahuitentang tingkat prestasi kerja pegawaipada Kantor Camat BanjaranKabupatenMajalengka, maka penyusun menyebarkanangket kepada 20 orang responden yaitupegawai Kantor Camat BanjaranKabupaten Majaengka. Adapun isinyaadalah tentang indikator dari prestasi kerjapegawai pada Kantor CamatBanjaranKabupaten Majalengkayangmeliputi :a.Kuantitas : Jumlah pekerjaan / kegiatan

yang diselesaikanb.Kualitas: Mutu pekerjaan/ kegiatan yang

diselesaikanc.Ketepatan waktu : Pekerjaan/ kegiatan

yang diselesaikan sesuai atau tidakdengan waktu yang direncanakan

Berdasarkan tanggapan respondenpada tabel tersebut di atas, dapat diketahuitentang prestasi kerja pegawai padaKantor Camat BanjaranKabupatenMajalengka, yaitu sebagai berikut :1. Pekerjaan diselesaikan sesuai

dengan jumlah / target yangditetapkan

15 responden (75 %) menyatakanbahwa setiap pekerjaanselaluberusahadiselesaikan sesuai denganjumlah/target yang ditetapkan, sedangkansebanyak 3 responden(15 %) menyatakanbahwa setiap pekerjaan kadang-kadangdiselesaikan sesuai dengan jumlah/targetyang ditetapkan, sisanya sebanyak 2responden (10 %) menyatakan bahwasetiap pekerjaan tidak diselesaikan sesuaidengan jumlah/target yang ditetapkan.

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

25

ISSN 1907-6711

Melalui wawancara diperolehketerangan bahwa untuk memperhatikanpemeliharaan fasilitas kerja masihmendapat hambatan berupa terbatasnyadana serta masih adanya sebagianpegawaiyang kurang disiplin/tanggungjawab dalam penggunaan fasilitas kerja.

Dari hasil observasi menunjukanbahwa untuk fasilitas kerja ternyata masihkurang mendapat perhatian dalampemeliharaannya. Misalnya banyak alatyang nampak kurang terawat, sepertimesin tik, meja serta kursi dalam kondisikurang terawat.

Berdasarkan uraian-uraiantentang penerapan tiga sub variabel dariteknik pemeliharaan fasilitas, maka dapatdiketahui bahwa dalam kepemimpinannyaCamat belum sepenuhnya menerapkanteknik tersebut. Hal ini terlihat dari nilairata-rata dari tiga sub variabel teknikkepemimpinan tersebut, yaitu barumencapai sebesar 65 %, sehingga secarakeseluruhanbaru mecapai predikat “cukupbaik”. Keadaan ini jelas akan menghambatdalam peningkatan hasil kerja pegawai,yang pada akhirnya berpengaruh terhadapprestasi kerja pegawai .

Berdasarkan tabel tersebut, makadapat diketahui bahwa angka rata-ratanilai tertinggi baru mencapai65,60 %,sehingga apabila dihubungkan denganstandar prosentase baru mencapai predikat“Cukup Baik”. Jadi berdasarkan haltersebut, maka dapat diambil kesimpulanbahwa ternyata Camat dalam pelaksanaankepemimpinannyamasih perlu berusahalagi menerapkan teknik-teknikkepemimpinan.

Dengan demikian, dapat diketahuibahwa untuk mencapai prestasi kerjapegawai, maka Camat dalamkepemimpinannya harus berusahameningkatkan persentase nilai rata-rata

dalam penerapan teknik-teknikkepemimipinan, sehingga akanberpengaruh terhadap peningkatanpersentase nilai rata-rata dari prestasi kerjapegawaipada Kantor CamatBanjaranKabupaten Majalengka.

Kemudian untuk mengetahuitentang tingkat prestasi kerja pegawaipada Kantor Camat BanjaranKabupatenMajalengka, maka penyusun menyebarkanangket kepada 20 orang responden yaitupegawai Kantor Camat BanjaranKabupaten Majaengka. Adapun isinyaadalah tentang indikator dari prestasi kerjapegawai pada Kantor CamatBanjaranKabupaten Majalengkayangmeliputi :a.Kuantitas : Jumlah pekerjaan / kegiatan

yang diselesaikanb.Kualitas: Mutu pekerjaan/ kegiatan yang

diselesaikanc.Ketepatan waktu : Pekerjaan/ kegiatan

yang diselesaikan sesuai atau tidakdengan waktu yang direncanakan

Berdasarkan tanggapan respondenpada tabel tersebut di atas, dapat diketahuitentang prestasi kerja pegawai padaKantor Camat BanjaranKabupatenMajalengka, yaitu sebagai berikut :1. Pekerjaan diselesaikan sesuai

dengan jumlah / target yangditetapkan

15 responden (75 %) menyatakanbahwa setiap pekerjaanselaluberusahadiselesaikan sesuai denganjumlah/target yang ditetapkan, sedangkansebanyak 3 responden(15 %) menyatakanbahwa setiap pekerjaan kadang-kadangdiselesaikan sesuai dengan jumlah/targetyang ditetapkan, sisanya sebanyak 2responden (10 %) menyatakan bahwasetiap pekerjaan tidak diselesaikan sesuaidengan jumlah/target yang ditetapkan.

Page 26: PELAKSANAAN KEPEMIMPINAN OLEH CAMAT KANTOR CAMAT … · 2019. 10. 25. · Camat. Sehubungan beratnya tugas dan kewajiban Camat tesebut, maka dalam menjalanan roda pemerintahan, melaksanakan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

26

ISSN 1907-6711

Dari tanggapan responden di atasdapat diketahui bahwa pekerjaanbelumsepenuhnya diselesaikan sesuai denganjumlah / target yang ditetapkan.2. Pekerjaan diselesaikan sesuai

dengan mutu/kualitas yangditetapkan

13 responden (65 %) menyatakan bahwapekerjaan selaluberusaha diselesaikansesuai dengan mutu/kualitas yangditetapkan, sedangkan sebanyak 5responden(25 %) menyatakanbahwapekerjaan kadang-kadangdiselesaikansesuai dengan mutu/kualitas yangditetapkan, sisanya sebanyak 2responden(10 %) menyatakan pekerjaantidakdiselesaikan sesuai denganmutu/kualitas yang ditetapkan.

Dari tanggapan responden di atasdapat diketahui bahwa pegawai dalampelaksanaan kerjanya belum sepenuhnyadiselesaikan sesuai dengan mutu/kwalitasyang ditetapkan.3. Pekerjaan diselesaikan sesuai

dengan waktu yang ditetapkan/direncanakan

12 responden (60 %) menyatakanbahwa pekerjaan selaluberusahadiselesaikan sesuai waktu yang ditetapkan/ direncanakan, sedangkan sebanyak 6responden(30 %) menyatakan bahwapekerjaan kadang-kadang diselesaikansesuai waktu yang ditetapkan /direncanakan, sisanya sebanyak 2responden(10 %) menyatakan bahwapekerjaan tidak diselesaikan sesuai waktuyang ditetapkan / direncanakan.

Dari tanggapan responden di atasdapat diketahui bahwa pekerjaan belumsepenuhnyadiselesaikan sesuai waktuyang ditetapkan / direncanakan.

Berdasarkan tanggapan respondenpada tabel tersebut di atas, maka dapatdiketahui bahwa tingkat persentase rata-

rata dari prestasi kerja pegawai padaKantor Camat Banjaran KabupatenMajalengka, ternyata baru mencapai nilairata-rata sebesar 66,70 % dan biladihubungkan dengan kriteria pengukurananalisa data, maka prestasi kerja pegawaitersebuttermasuk kedalamkriteria“cukup”.

Memperhatikan uraian-uraiantentang penerapan teknik-teknikkepemimpinanoleh Camatyang terangkumdalam tabel maka dapat diketahui bahwapelaksanaan kepemimpinanolehCamatyang didasarkan pada penerapanteknik-teknik kepemimpinanmempunyaihubungan serta pengaruh terhadap prestasikerja pegawaipada Kantor CamatBanjaranKabupaten Majalengka.

Hal itu terlihat dari rekapitulasinilai tertinggi dari penerapan asas-asasmotivasi tersebut baru mencapai nilai rata-rata sebesar 66% dengan predikat “cukup”, menyebabkan peningkatan prestasikerja pegawai pada Kantor CamatBanjaranKabupaten Majalengka barumencapai nilai rata-rata sebesar 66,70 %(tabel) dan bila dihubungkan dengankriteria penilaian data, ternyata termasukkedalam kriteria “cukup”.

Oleh karena itu, jelaslah bahwaterdapat hubungan yang sangat erat antarapelaksanaan kepemimpinan Camatdenganprestasi kerja ptegawai pada KantorCamat Banjaran Kabupaten Majalengka.

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan hasilpenelitian yang penyusun lakukantentang pelaksanaan kepemimpinanoleh Camat dalam upaya meningkatkanprestasikerja pegawaipada KantorCamat BanjaranKabupatenMajalengka, maka penyusunmenyimpulkan sebagai berikut :

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

26

ISSN 1907-6711

Dari tanggapan responden di atasdapat diketahui bahwa pekerjaanbelumsepenuhnya diselesaikan sesuai denganjumlah / target yang ditetapkan.2. Pekerjaan diselesaikan sesuai

dengan mutu/kualitas yangditetapkan

13 responden (65 %) menyatakan bahwapekerjaan selaluberusaha diselesaikansesuai dengan mutu/kualitas yangditetapkan, sedangkan sebanyak 5responden(25 %) menyatakanbahwapekerjaan kadang-kadangdiselesaikansesuai dengan mutu/kualitas yangditetapkan, sisanya sebanyak 2responden(10 %) menyatakan pekerjaantidakdiselesaikan sesuai denganmutu/kualitas yang ditetapkan.

Dari tanggapan responden di atasdapat diketahui bahwa pegawai dalampelaksanaan kerjanya belum sepenuhnyadiselesaikan sesuai dengan mutu/kwalitasyang ditetapkan.3. Pekerjaan diselesaikan sesuai

dengan waktu yang ditetapkan/direncanakan

12 responden (60 %) menyatakanbahwa pekerjaan selaluberusahadiselesaikan sesuai waktu yang ditetapkan/ direncanakan, sedangkan sebanyak 6responden(30 %) menyatakan bahwapekerjaan kadang-kadang diselesaikansesuai waktu yang ditetapkan /direncanakan, sisanya sebanyak 2responden(10 %) menyatakan bahwapekerjaan tidak diselesaikan sesuai waktuyang ditetapkan / direncanakan.

Dari tanggapan responden di atasdapat diketahui bahwa pekerjaan belumsepenuhnyadiselesaikan sesuai waktuyang ditetapkan / direncanakan.

Berdasarkan tanggapan respondenpada tabel tersebut di atas, maka dapatdiketahui bahwa tingkat persentase rata-

rata dari prestasi kerja pegawai padaKantor Camat Banjaran KabupatenMajalengka, ternyata baru mencapai nilairata-rata sebesar 66,70 % dan biladihubungkan dengan kriteria pengukurananalisa data, maka prestasi kerja pegawaitersebuttermasuk kedalamkriteria“cukup”.

Memperhatikan uraian-uraiantentang penerapan teknik-teknikkepemimpinanoleh Camatyang terangkumdalam tabel maka dapat diketahui bahwapelaksanaan kepemimpinanolehCamatyang didasarkan pada penerapanteknik-teknik kepemimpinanmempunyaihubungan serta pengaruh terhadap prestasikerja pegawaipada Kantor CamatBanjaranKabupaten Majalengka.

Hal itu terlihat dari rekapitulasinilai tertinggi dari penerapan asas-asasmotivasi tersebut baru mencapai nilai rata-rata sebesar 66% dengan predikat “cukup”, menyebabkan peningkatan prestasikerja pegawai pada Kantor CamatBanjaranKabupaten Majalengka barumencapai nilai rata-rata sebesar 66,70 %(tabel) dan bila dihubungkan dengankriteria penilaian data, ternyata termasukkedalam kriteria “cukup”.

Oleh karena itu, jelaslah bahwaterdapat hubungan yang sangat erat antarapelaksanaan kepemimpinan Camatdenganprestasi kerja ptegawai pada KantorCamat Banjaran Kabupaten Majalengka.

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan hasilpenelitian yang penyusun lakukantentang pelaksanaan kepemimpinanoleh Camat dalam upaya meningkatkanprestasikerja pegawaipada KantorCamat BanjaranKabupatenMajalengka, maka penyusunmenyimpulkan sebagai berikut :

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

26

ISSN 1907-6711

Dari tanggapan responden di atasdapat diketahui bahwa pekerjaanbelumsepenuhnya diselesaikan sesuai denganjumlah / target yang ditetapkan.2. Pekerjaan diselesaikan sesuai

dengan mutu/kualitas yangditetapkan

13 responden (65 %) menyatakan bahwapekerjaan selaluberusaha diselesaikansesuai dengan mutu/kualitas yangditetapkan, sedangkan sebanyak 5responden(25 %) menyatakanbahwapekerjaan kadang-kadangdiselesaikansesuai dengan mutu/kualitas yangditetapkan, sisanya sebanyak 2responden(10 %) menyatakan pekerjaantidakdiselesaikan sesuai denganmutu/kualitas yang ditetapkan.

Dari tanggapan responden di atasdapat diketahui bahwa pegawai dalampelaksanaan kerjanya belum sepenuhnyadiselesaikan sesuai dengan mutu/kwalitasyang ditetapkan.3. Pekerjaan diselesaikan sesuai

dengan waktu yang ditetapkan/direncanakan

12 responden (60 %) menyatakanbahwa pekerjaan selaluberusahadiselesaikan sesuai waktu yang ditetapkan/ direncanakan, sedangkan sebanyak 6responden(30 %) menyatakan bahwapekerjaan kadang-kadang diselesaikansesuai waktu yang ditetapkan /direncanakan, sisanya sebanyak 2responden(10 %) menyatakan bahwapekerjaan tidak diselesaikan sesuai waktuyang ditetapkan / direncanakan.

Dari tanggapan responden di atasdapat diketahui bahwa pekerjaan belumsepenuhnyadiselesaikan sesuai waktuyang ditetapkan / direncanakan.

Berdasarkan tanggapan respondenpada tabel tersebut di atas, maka dapatdiketahui bahwa tingkat persentase rata-

rata dari prestasi kerja pegawai padaKantor Camat Banjaran KabupatenMajalengka, ternyata baru mencapai nilairata-rata sebesar 66,70 % dan biladihubungkan dengan kriteria pengukurananalisa data, maka prestasi kerja pegawaitersebuttermasuk kedalamkriteria“cukup”.

Memperhatikan uraian-uraiantentang penerapan teknik-teknikkepemimpinanoleh Camatyang terangkumdalam tabel maka dapat diketahui bahwapelaksanaan kepemimpinanolehCamatyang didasarkan pada penerapanteknik-teknik kepemimpinanmempunyaihubungan serta pengaruh terhadap prestasikerja pegawaipada Kantor CamatBanjaranKabupaten Majalengka.

Hal itu terlihat dari rekapitulasinilai tertinggi dari penerapan asas-asasmotivasi tersebut baru mencapai nilai rata-rata sebesar 66% dengan predikat “cukup”, menyebabkan peningkatan prestasikerja pegawai pada Kantor CamatBanjaranKabupaten Majalengka barumencapai nilai rata-rata sebesar 66,70 %(tabel) dan bila dihubungkan dengankriteria penilaian data, ternyata termasukkedalam kriteria “cukup”.

Oleh karena itu, jelaslah bahwaterdapat hubungan yang sangat erat antarapelaksanaan kepemimpinan Camatdenganprestasi kerja ptegawai pada KantorCamat Banjaran Kabupaten Majalengka.

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan hasilpenelitian yang penyusun lakukantentang pelaksanaan kepemimpinanoleh Camat dalam upaya meningkatkanprestasikerja pegawaipada KantorCamat BanjaranKabupatenMajalengka, maka penyusunmenyimpulkan sebagai berikut :

Page 27: PELAKSANAAN KEPEMIMPINAN OLEH CAMAT KANTOR CAMAT … · 2019. 10. 25. · Camat. Sehubungan beratnya tugas dan kewajiban Camat tesebut, maka dalam menjalanan roda pemerintahan, melaksanakan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

27

ISSN 1907-6711

1. Camatbelum dapat melaksanakankepemimpinan secara optimal. Haltersebut dapat terlihat dari penerapanteknik-teknik kepemimpinan olehCamatdengan perolehan rata-ratanilai tertinggi baru mencapai 66 %,sehingga apabila dihubungkandengan standar prosentase barumencapai predikat “Cukup”. Jadiberdasarkan hal tersebut, maka dapatdiambil kesimpulan bahwa ternyataCamatdalam pelaksanaankepemimpinannya masih perluberusaha lagi dalam menerapkanteknik-teknik kepemimpinan. Untukmengetahui keseluruhan daripenerapan teknik-teknikkepemimpinan oleh Camatberikutpredikatnya, maka dapat diuraikansebagai berikut :a) Teknik Pematangan dan

Penyiapan Pengikut, mempunyainilai rata-rata tertinggi sebesar 65% dan berpredikat “Cukup ”

b) Teknik Human Relations,mempunyai nilai rata-ratatertinggi sebesar 68,30 % danberpredikat “Cukup ”

c. Teknik Menjadi Teladan,mempunyai nilai rata-ratatertinggi sebesar 63,30 % danberpredikat “Cukup ”

d. Teknik Persuasi dan PemberianPerintah, mempunyai nilai rata-rata tertinggi sebesar 61,70 % danberpredikat “Cukup ”

e. Teknik penggunaan SistemKomunikasi Yang Cocok,mempunyai nilai rata-ratatertinggi sebesar 68,30 % danberpredikat “Cukup ”

f. Teknik PenyediaanFasilitas,mempunyai nilai rata-

rata tertinggi sebesar65 % danberpredikat “Cukup”

Pencapaian predikat “cukup ”dalam penerapan teknik-teknikkepemimpinan, akan berpengaruhterhadap proses pelaksanaan pekerjaandari para pegawai, dalam arti hasilkerjanya belum optimal.

Belum diterapkannya teknik-teknik kepemimpinan secara penuh,dikarenakan Camatmenghadapibeberapa hambatan, yaitu :

1) Keterbatasan dana, sehinggamenghambat dalam penerapan :

a) Teknik pematangan danpenyiapan pengikut, yaitudalam usaha pengikutsertaanpegawaidalam pendidikan danlatihan atau Bimtek.

b) Teknik human relations, yaitudalam hal pemenuhankebutuhan kelayakan, sertakebutuhan keamanan danketertiban.

c) Teknik penyediaan fasilitas,yaitu dalam hal pemenuhanfasilitas, sertapemeliharaanfasilitas.

2) Keterbatasan waktu, sehinggamenghambat dalam penerapan :a) Teknik pematangan dan

penyiapan pengikut, yaitudalam usaha melakukanpengarahan dan bimbingan.

b) Teknik menjadi teladan, yaitudalam usaha melakukanpemberian contohpelaksanaan pekerjaan.

3) Adanya perbedaan-perbedaanindividu, sehingga menghambatdalam penerapan :a) Teknik pematangan dan

penyiapan pengikut, yaitudalam menumbuhkan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

27

ISSN 1907-6711

1. Camatbelum dapat melaksanakankepemimpinan secara optimal. Haltersebut dapat terlihat dari penerapanteknik-teknik kepemimpinan olehCamatdengan perolehan rata-ratanilai tertinggi baru mencapai 66 %,sehingga apabila dihubungkandengan standar prosentase barumencapai predikat “Cukup”. Jadiberdasarkan hal tersebut, maka dapatdiambil kesimpulan bahwa ternyataCamatdalam pelaksanaankepemimpinannya masih perluberusaha lagi dalam menerapkanteknik-teknik kepemimpinan. Untukmengetahui keseluruhan daripenerapan teknik-teknikkepemimpinan oleh Camatberikutpredikatnya, maka dapat diuraikansebagai berikut :a) Teknik Pematangan dan

Penyiapan Pengikut, mempunyainilai rata-rata tertinggi sebesar 65% dan berpredikat “Cukup ”

b) Teknik Human Relations,mempunyai nilai rata-ratatertinggi sebesar 68,30 % danberpredikat “Cukup ”

c. Teknik Menjadi Teladan,mempunyai nilai rata-ratatertinggi sebesar 63,30 % danberpredikat “Cukup ”

d. Teknik Persuasi dan PemberianPerintah, mempunyai nilai rata-rata tertinggi sebesar 61,70 % danberpredikat “Cukup ”

e. Teknik penggunaan SistemKomunikasi Yang Cocok,mempunyai nilai rata-ratatertinggi sebesar 68,30 % danberpredikat “Cukup ”

f. Teknik PenyediaanFasilitas,mempunyai nilai rata-

rata tertinggi sebesar65 % danberpredikat “Cukup”

Pencapaian predikat “cukup ”dalam penerapan teknik-teknikkepemimpinan, akan berpengaruhterhadap proses pelaksanaan pekerjaandari para pegawai, dalam arti hasilkerjanya belum optimal.

Belum diterapkannya teknik-teknik kepemimpinan secara penuh,dikarenakan Camatmenghadapibeberapa hambatan, yaitu :

1) Keterbatasan dana, sehinggamenghambat dalam penerapan :

a) Teknik pematangan danpenyiapan pengikut, yaitudalam usaha pengikutsertaanpegawaidalam pendidikan danlatihan atau Bimtek.

b) Teknik human relations, yaitudalam hal pemenuhankebutuhan kelayakan, sertakebutuhan keamanan danketertiban.

c) Teknik penyediaan fasilitas,yaitu dalam hal pemenuhanfasilitas, sertapemeliharaanfasilitas.

2) Keterbatasan waktu, sehinggamenghambat dalam penerapan :a) Teknik pematangan dan

penyiapan pengikut, yaitudalam usaha melakukanpengarahan dan bimbingan.

b) Teknik menjadi teladan, yaitudalam usaha melakukanpemberian contohpelaksanaan pekerjaan.

3) Adanya perbedaan-perbedaanindividu, sehingga menghambatdalam penerapan :a) Teknik pematangan dan

penyiapan pengikut, yaitudalam menumbuhkan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

27

ISSN 1907-6711

1. Camatbelum dapat melaksanakankepemimpinan secara optimal. Haltersebut dapat terlihat dari penerapanteknik-teknik kepemimpinan olehCamatdengan perolehan rata-ratanilai tertinggi baru mencapai 66 %,sehingga apabila dihubungkandengan standar prosentase barumencapai predikat “Cukup”. Jadiberdasarkan hal tersebut, maka dapatdiambil kesimpulan bahwa ternyataCamatdalam pelaksanaankepemimpinannya masih perluberusaha lagi dalam menerapkanteknik-teknik kepemimpinan. Untukmengetahui keseluruhan daripenerapan teknik-teknikkepemimpinan oleh Camatberikutpredikatnya, maka dapat diuraikansebagai berikut :a) Teknik Pematangan dan

Penyiapan Pengikut, mempunyainilai rata-rata tertinggi sebesar 65% dan berpredikat “Cukup ”

b) Teknik Human Relations,mempunyai nilai rata-ratatertinggi sebesar 68,30 % danberpredikat “Cukup ”

c. Teknik Menjadi Teladan,mempunyai nilai rata-ratatertinggi sebesar 63,30 % danberpredikat “Cukup ”

d. Teknik Persuasi dan PemberianPerintah, mempunyai nilai rata-rata tertinggi sebesar 61,70 % danberpredikat “Cukup ”

e. Teknik penggunaan SistemKomunikasi Yang Cocok,mempunyai nilai rata-ratatertinggi sebesar 68,30 % danberpredikat “Cukup ”

f. Teknik PenyediaanFasilitas,mempunyai nilai rata-

rata tertinggi sebesar65 % danberpredikat “Cukup”

Pencapaian predikat “cukup ”dalam penerapan teknik-teknikkepemimpinan, akan berpengaruhterhadap proses pelaksanaan pekerjaandari para pegawai, dalam arti hasilkerjanya belum optimal.

Belum diterapkannya teknik-teknik kepemimpinan secara penuh,dikarenakan Camatmenghadapibeberapa hambatan, yaitu :

1) Keterbatasan dana, sehinggamenghambat dalam penerapan :

a) Teknik pematangan danpenyiapan pengikut, yaitudalam usaha pengikutsertaanpegawaidalam pendidikan danlatihan atau Bimtek.

b) Teknik human relations, yaitudalam hal pemenuhankebutuhan kelayakan, sertakebutuhan keamanan danketertiban.

c) Teknik penyediaan fasilitas,yaitu dalam hal pemenuhanfasilitas, sertapemeliharaanfasilitas.

2) Keterbatasan waktu, sehinggamenghambat dalam penerapan :a) Teknik pematangan dan

penyiapan pengikut, yaitudalam usaha melakukanpengarahan dan bimbingan.

b) Teknik menjadi teladan, yaitudalam usaha melakukanpemberian contohpelaksanaan pekerjaan.

3) Adanya perbedaan-perbedaanindividu, sehingga menghambatdalam penerapan :a) Teknik pematangan dan

penyiapan pengikut, yaitudalam menumbuhkan

Page 28: PELAKSANAAN KEPEMIMPINAN OLEH CAMAT KANTOR CAMAT … · 2019. 10. 25. · Camat. Sehubungan beratnya tugas dan kewajiban Camat tesebut, maka dalam menjalanan roda pemerintahan, melaksanakan

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

28

ISSN 1907-6711

partisipasi pegawaidalamproses pengambilankeputusan

b) Teknik persuasi danpemberian perintah, yaitudalam hal pemberian perintahsecara jelas

c) Teknik penggunaan systemkomunikasi yang cocok, yaitudalam hal penyampaian tugassecara instruksional

4) Masih rendahnya disiplin kerjapegawai, sehingga menghambatdalam penerapan teknik penyediaanfasilitas, yaitu dalam halpemeliharaan fasilitas kerja.

Pencapaian prestasi kerja pegawai padaKantor Camat BanjaranKabupatenMajalengka belum optimal dan masihperlu ditingkatkan. Hal ini dapat terlihatdari pencapaian prestasi kerja barumencapai nilai tertinggi 66,70 % ataudengan predikat “ Cukup “.

DAFTAR PUSTAKA

Atmosudirdjo, Prajudi. 1982. Dasar-Dasar Ilmu Administrasi. Jakarta :Ghalia Indonesia.

Arikunto, Suharsimi, 2010. ProsedurPenelitian Suatu Pendekatan Praktik,Jakarta : Ghalia Indonesia

Dharma, Agus , 1985. ManajemenPrestasi Kerja,Jakarta . Rajawali Pers

Hadi, Sutrisno. 1988. Metode Penelitiandan Statistik Kosmopologi. Jakarta :Air Langga

Handayaningrat, Soewarno. 1984.Pengantar Studi Administrasi danManajemen, Jakarta : Gunung Agung

Karjadi, M. 1983. Kepemimpinan(Leadership). Bandung : KaryaNusantara

Kartini, Kartono. 1988. Pemimpin danKepemimpinan. Jakarta : Rajawali

Manullang, M. 1977. Dasar-DasarManajemen, Jakarta : GhaliaIndonesia

Moekijat, 1974. Prinsip-PrinsipAdministrasi, Manajemen danKepemimpinan, Bandung : Alumni

Musanef, 1989. Manajemen Kepegawaiandi Indonesia.Rajawali Jakarta

Pamudji, S. 1985. KepemimpinanPemerintahan di Indonesia, Jakarta :Bina Aksara.

Siagian, Sondang, P. 1980 Peranan StafDalam Manajemen, Jakarta : GunungAgung

1989. Organisasi, Kepemimpinan, danPerilaku Administrasi. Jakarta :Gunung Agung

1981. Filsafat administrasi, Bandung :Sinar Baru

Siswanto, Bedjo.1989. ManajemenTenaga Kerja.Bina Aksara, Jakarta

Sugiyono.2010. Metode PenelitianKualitatif dan Kuantitatif. GhaliaIndonesia.Jakarta

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

28

ISSN 1907-6711

partisipasi pegawaidalamproses pengambilankeputusan

b) Teknik persuasi danpemberian perintah, yaitudalam hal pemberian perintahsecara jelas

c) Teknik penggunaan systemkomunikasi yang cocok, yaitudalam hal penyampaian tugassecara instruksional

4) Masih rendahnya disiplin kerjapegawai, sehingga menghambatdalam penerapan teknik penyediaanfasilitas, yaitu dalam halpemeliharaan fasilitas kerja.

Pencapaian prestasi kerja pegawai padaKantor Camat BanjaranKabupatenMajalengka belum optimal dan masihperlu ditingkatkan. Hal ini dapat terlihatdari pencapaian prestasi kerja barumencapai nilai tertinggi 66,70 % ataudengan predikat “ Cukup “.

DAFTAR PUSTAKA

Atmosudirdjo, Prajudi. 1982. Dasar-Dasar Ilmu Administrasi. Jakarta :Ghalia Indonesia.

Arikunto, Suharsimi, 2010. ProsedurPenelitian Suatu Pendekatan Praktik,Jakarta : Ghalia Indonesia

Dharma, Agus , 1985. ManajemenPrestasi Kerja,Jakarta . Rajawali Pers

Hadi, Sutrisno. 1988. Metode Penelitiandan Statistik Kosmopologi. Jakarta :Air Langga

Handayaningrat, Soewarno. 1984.Pengantar Studi Administrasi danManajemen, Jakarta : Gunung Agung

Karjadi, M. 1983. Kepemimpinan(Leadership). Bandung : KaryaNusantara

Kartini, Kartono. 1988. Pemimpin danKepemimpinan. Jakarta : Rajawali

Manullang, M. 1977. Dasar-DasarManajemen, Jakarta : GhaliaIndonesia

Moekijat, 1974. Prinsip-PrinsipAdministrasi, Manajemen danKepemimpinan, Bandung : Alumni

Musanef, 1989. Manajemen Kepegawaiandi Indonesia.Rajawali Jakarta

Pamudji, S. 1985. KepemimpinanPemerintahan di Indonesia, Jakarta :Bina Aksara.

Siagian, Sondang, P. 1980 Peranan StafDalam Manajemen, Jakarta : GunungAgung

1989. Organisasi, Kepemimpinan, danPerilaku Administrasi. Jakarta :Gunung Agung

1981. Filsafat administrasi, Bandung :Sinar Baru

Siswanto, Bedjo.1989. ManajemenTenaga Kerja.Bina Aksara, Jakarta

Sugiyono.2010. Metode PenelitianKualitatif dan Kuantitatif. GhaliaIndonesia.Jakarta

CENDEKIAJurnal Ilmu Administrasi Negara

Volume VII No 1Januari - Juni2014

Pusat Studi Sosial dan Kebijakan (PUSAKA)FISIP – Universitas Majalengka

28

ISSN 1907-6711

partisipasi pegawaidalamproses pengambilankeputusan

b) Teknik persuasi danpemberian perintah, yaitudalam hal pemberian perintahsecara jelas

c) Teknik penggunaan systemkomunikasi yang cocok, yaitudalam hal penyampaian tugassecara instruksional

4) Masih rendahnya disiplin kerjapegawai, sehingga menghambatdalam penerapan teknik penyediaanfasilitas, yaitu dalam halpemeliharaan fasilitas kerja.

Pencapaian prestasi kerja pegawai padaKantor Camat BanjaranKabupatenMajalengka belum optimal dan masihperlu ditingkatkan. Hal ini dapat terlihatdari pencapaian prestasi kerja barumencapai nilai tertinggi 66,70 % ataudengan predikat “ Cukup “.

DAFTAR PUSTAKA

Atmosudirdjo, Prajudi. 1982. Dasar-Dasar Ilmu Administrasi. Jakarta :Ghalia Indonesia.

Arikunto, Suharsimi, 2010. ProsedurPenelitian Suatu Pendekatan Praktik,Jakarta : Ghalia Indonesia

Dharma, Agus , 1985. ManajemenPrestasi Kerja,Jakarta . Rajawali Pers

Hadi, Sutrisno. 1988. Metode Penelitiandan Statistik Kosmopologi. Jakarta :Air Langga

Handayaningrat, Soewarno. 1984.Pengantar Studi Administrasi danManajemen, Jakarta : Gunung Agung

Karjadi, M. 1983. Kepemimpinan(Leadership). Bandung : KaryaNusantara

Kartini, Kartono. 1988. Pemimpin danKepemimpinan. Jakarta : Rajawali

Manullang, M. 1977. Dasar-DasarManajemen, Jakarta : GhaliaIndonesia

Moekijat, 1974. Prinsip-PrinsipAdministrasi, Manajemen danKepemimpinan, Bandung : Alumni

Musanef, 1989. Manajemen Kepegawaiandi Indonesia.Rajawali Jakarta

Pamudji, S. 1985. KepemimpinanPemerintahan di Indonesia, Jakarta :Bina Aksara.

Siagian, Sondang, P. 1980 Peranan StafDalam Manajemen, Jakarta : GunungAgung

1989. Organisasi, Kepemimpinan, danPerilaku Administrasi. Jakarta :Gunung Agung

1981. Filsafat administrasi, Bandung :Sinar Baru

Siswanto, Bedjo.1989. ManajemenTenaga Kerja.Bina Aksara, Jakarta

Sugiyono.2010. Metode PenelitianKualitatif dan Kuantitatif. GhaliaIndonesia.Jakarta