Upload
ngokhuong
View
224
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
PELAKSANAAN MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM
TERHADAP
Melengkapi Sebagian
Dalam Ilmu Hukum
PELAKSANAAN MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM
TERHADAP PEKERJA WANITA DI PT DJARUM KUDUS
PenulisanHukum
(Skripsi)
Disusun dan Diajukan untuk
Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Derajat
Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas
Surakarta
Oleh:
HAMED PRAYANTAMA
NIM. E0007021
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
1
PELAKSANAAN MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM
PEKERJA WANITA DI PT DJARUM KUDUS
Derajat Sarjana
Sebelas Maret
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Penulisan Hukum (Skripsi)
PELAKSANAAN MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM
TERHADAP PEKERJA WANITA DI PT DJARUM KUDUS
Oleh:
HAMED PRAYANTAMA
NIM. E0007021
Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Penulisan Hukum
(Skirpsi) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
Surakarta, 28 Juni 2012
Pembimbing
PIUS TRIWAHYUDI, SH., MSi.
NIP. 195602121985031004
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PELAKSANAAN MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM
TERHADAP PEKERJA WANITA DI PT DJARUM KUDUS
Telah diterima dan dipertahankan di hadapan Dewan Peng
(Skripsi) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
PENGESAHAN PENGUJI
Penulisan Hukum (Skripsi)
PELAKSANAAN MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM
TERHADAP PEKERJA WANITA DI PT DJARUM KUDUS
Oleh
HAMED PRAYANTAMA
NIM. E0007021
Telah diterima dan dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Penulisan Hukum
(Skripsi) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pada
3
PELAKSANAAN MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM
TERHADAP PEKERJA WANITA DI PT DJARUM KUDUS
uji Penulisan Hukum
(Skripsi) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
PERNYATAAN
Nama : HAMED PRAYANTAMA
NIM : E0007021
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (skripsi) berjudul:
PELAKSANAAN MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP
PEKERJA WANITA DI PT DJARUM KUDUS adalah betul-betul karya
sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam penulisan hukum (skripsi) ini diberi
tanda citasi dan ditunjukkan dalam pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti
pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik
berupa pencabutan penulisan hukum (skripsi) dan gelar yang saya peroleh dari
penulisan hukum (skripsi) ini.
Surakarta, juni 2012
Yang membuat pernyataan
HAMED PRAYANTAMA
NIM. E0007021
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
ABSTRAK
HAMED PRAYANTAMA, 2012. PELAKSANAAN MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA WANITA DI PT DJARUM KUDUS. FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan perlindungan hukum bagi pekerja wanita di PT Djarum kudus berdasarkan Perjanjian Kerja Bersama.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hak-hak pekerja wanita diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama antara PT Djarum yang tergabung dalam Persatuan Perusahaan Rokok Kudus dengan Pimpinan Cabang Federasi Serikat Pekerja rokok Tembakau, Makan dan Minuman - Serikat Pekerja Seluruh Indonesia. Hal yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini yaitu bagaimana hak-hak pekerja wanita diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama dan bagaimana pelaksanaan perlindungan hukum terhadap pekerja wanita di PT Djarum.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian empiris yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Jenis data meliputi data primer yang berupa hasil wawancara dengan pihak perusahaan PT Djarum dan pekerja wanita yang bersangkutan di PT Djarum. Data sekunder berupa Perjanjian Kerja Bersama antara Persatuan Perusahaan Rokok Kudus dengan Pimpinan Cabang Federasi Serikat Pekerja rokok Tembakau, Makan dan Minuman - Serikat Pekerja Seluruh Indonesia untuk mendukung data primer. Teknik pengumpulan data melalui wawancara dan studi kepustakaan. Analisa data kualitatif dengan model interaktif.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka diperoleh kesimpulan bahwa Secara umum pengaturan hak-hak pekerja di PT Djarum telah tercantum dengan baik dan menyeluruh dalam Perjanjian Kerja Bersama. Namun secara khusus hak-hak pekerja wanita yang menyangkut biologis dan kodratnya seperti istirahat saat haid, kesempatan untuk menyusui pada waktu kerja, dan perlindungaan saat kerja pada malam hari belum tercantum dalam Perjanjian Kerja Bersama. Dalam pelaksanaan perlindungan hukumnya sebagian besar telah memenuhi apa yang dicantumkan dalam Perjanjian Kerja Bersama.
Kata Kunci : Perlindungan Hukum, Pekerja wanita, PT Djarum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
ABSTRACT
HAMED PRAYANTAMA, 2012. THE IMPLEMENTATION OF LAW
PROTECTION FOR THE FEMALE WORKERS IN PT. DJARUM KUDUS.
FACULTY OF LAW OF SEBELAS MARET UNIVERSITY.
This research is conducted to find out the implementation of law protection for the female workers in PT. Djarum Kudus based on Mutual Work Agreement. This research aims to find out the female worker’s rights governed in Mutual Work Agreement between PT. Djarum affiliating with Kudus Cigarette Company Association and the Leader of Tobacco, Food and Beverage Worker Union Federation Branch – Indonesian Worker Union. The problems of research are how the female worker’s rights are governed in Mutual Work Agreement and how implementation of law protection for the female workers is in PT. Djarum.
This research belonged to an empirical research that is descriptive in nature with qualitative approach. The data type included primary data constituting the result of interview with the PT. Djarum company and the corresponding female workers in PT. Djarum. The secondary data was the Mutual Work Agreement between PT. Djarum affiliating with Kudus Cigarette Company Association and the Leader of Tobacco, Food and Beverage Worker Union Federation Branch – Indonesian Worker Union to support the primary data. Techniques of collecting data used were interview and library study. The qualitative data was analyzed using an interactive model of analysis.
Based on the result of research and discussion, it could be concluded that generally, the workers’ rights in PT. Djarum had been included well and comprehensively in the Mutual Work Agreement. Particularly, however, the female worker’s rights concerning their biological characteristics and nature such as resting during menstruation, opportunity of breastfeeding during working time, and protection during working at night had not been included in the Mutual Work Agreement. In the implementation, the law protection had been largely met what included in Mutual Work Agreement.
Keywords: Law Protection, Female Worker, PT. Djarum
MOTTO
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
“Yang terpenting usaha keras harus dilakukan. Hanya demikian
bisa maju. Masa depan harus selalu diusahakan. Upaya mengejar
kesuksean tak pernah luntur sedikitpun, meski target belum tercapai.
Jika konsisten, suatu saat akan tercapai juga”
(penulis)
“jangan pernah putus asa untuk mengejar kesuksesan.
Setiap hari terus berusaha sekuat tenaga untuk membawa kembali kejayaan”
(anonim)
“Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di
bumi semuanya, (sebagai rahmat) dari pada-Nya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah)
bagi kaum yang berpikir”
(QS Al Jaatsiyah: 13)
“Maka nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu Dustakan?
Semua yang ada di langit dan bumi selalu meminta
kepada-Nya setiap waktu Dia dalam kesibukan”
(QS Al-Rahmaan: 28-29)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
PERSEMBAHAN
Penulisan hukum ini aku persembahkan sebagai wujud syukur, cinta, dan terima kasih
kepada :
Almamaterku tercinta, Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
Keluarga ku, terutama ayah, ibu dan kakak ku tercinta, terima kasih atas curahan kasih
sayang, kesabaran, bimbingan serta doa yang selalu mengiringi langkahku
Teman-teman terbaikku terimakasih atas doa, pengorbanan dan semangat yang senantiasa
diberikan untukku
Bapak ibu dosen terimakasih atas ilmu yang telah di berikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji Syukur kepada Allah SWT, atas semua karunia yang
dilimpahkan-Nya, maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
”PELAKSANAAN MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP
PEKERJA WANITA DI PT DJARUM KUDUS” dengan baik dan lancar. Doa
serta rasa syukur semoga tercurah selalu kepada Allah SWT, keluarga, para
sahabat, dan seluruh umat-Nya.
Penulisan hukum ini disusun dan diajukan guna melengkapi syarat-syarat
guna memperoleh derajat sarjana dalam ilmu hukum pada Fakultas Hukum
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa skripsi ini kurang
dari sempurna, mengingat segala keterbatasan yang ada pada penulis, oleh karena
itu penulis akan menerima dengan senang hati segala kritik dan saran demi
kesempurnaan skripsi ini.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak, baik secara moral maupun materiil, oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Ibu Prof. Dr. Hartiwiningsih, S.H, M.Hum, selaku Dekan Fakultas
Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Ibu Endang Mintorowati, S.H., M.H. selaku Pembimbing Akademik
penulis.
3. Bapak Pius Triwahyudi, S.H., M.Si selaku Pembimbing penulisan
hukum (skripsi) yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga yang
dengan sabar memberikan saran dan bimbingan sehingga
terselesaikannya skripsi ini.
4. Segenap Bapak dan Ibu dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas
Maret Surakarta yang telah memberikan pelayanan di bidang akademik
selama penulis menempuh masa studi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
5. Segenap Bapak dan Ibu karyawan Fakultas Hukum Universitas Sebelas
Maret Surakarta yang telah memberikan pelayanan di bidang akademik
selama penulis menempuh masa studi.
6. Bapak Bagus Tiba, S.H, selaku Staff Human Resource Development PT
Djarum yang memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan
penelitian di PT Djarum dan telah memberikan informasi serta
membantu penulis memperoleh data yang diperlukan sehingga
penyusunan skripsi ini dapat selesai.
7. Segenap Bapak dan Ibu manajemen PT Djarum, terimakasih atas semua
informasi dan bantuannya.
8. Bapak Agus Sumarlan selaku Kepala Seksi Pengawas Tenaga Kerja
Dinas Sosial Tenaga Kerja Transmigrasi Kabupaten Kudus
9. Keluarga Penulis terutama ayah dan ibu serta kakak ku tercinta,
terimakasih doa dan kasih sayang kalian semua.
10. Teman-teman ku yang selalu memberikan dukungan dan bantuannya,
terima kasih kawan.
Penulis berharap semoga skripsi dapat memberikan banyak manfaat dan
dapat berguna untuk melengkapi pengetahuan kita khususnya pengetahuan
hukum.
Surakarta, Juni 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI............................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN............................................................ iv
ABSTRAK......................................................................................... ... v
ABSTRACT....................................................................................... ... vi
HALAMAN MOTTO......................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………. viii
KATA PENGANTAR………………………………………………… ix
DAFTAR ISI…………………………………………………………... x
DAFTAR BAGAN…………………………………………………….. xii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………….... 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………..... 4
C. Tujuan Penelitian…………………………………………….. 5
D. Manfaat Penelitian………………………………………......... 6
E. Metode Penelitian…………………………………………...... 6
F. Sistematika Penulisan Hukum……………………………....... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori……………………………………………...... 13
1. Tinjauan Umum Mengenai Perjanjian....................................... 13
2. Tinjauan Umum Mengenai Perjanjian Kerja............................. 17
3. Tinjauan Umum Mengenai Peraturan Perusahaan.................... 20
4. Tinjauan Umum Mengenai Perjanjian Kerja Bersama............. 22
5. Tinjauan Umum Mengenai Perlindungan Hukum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Terhadap Pekerja Wanita.......................................................... 23
B. Kerangka Pemikiran……………………………………............. 30
BAB III PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian............................................... 32
B. Pengaturan Hak-Hak Bagi Pekerja Wanita di PT Djarum
Berdasarkan Perjanjian Kerja Bersama........................................... 35
C. Pelaksanaan Perlindungan Hukum Terhadap Hak-Hak
Pekerja Wanita di PT Djarum........................................................ 46
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………….......... 54
B. Saran……………………………………………………............ 55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR BAGAN
Gambar 1. Model Analisis Interaktif..................................................... 11
Gambar 2. Kerangka Pemikiran……………………………………... 31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sektor industri di Indonesia terus berkembang dan menjadi perhatian
dari pemerintah. Industri merupakan salah satu cara unggulan sebagai salah
satu upaya untuk mengurangi tingkat pengangguran yang tinggi di Indonesia.
Upaya nyata pemerintah untuk mengangkat sektor perindustrian ini salah
satunya dengan membentuk program perlindungan hukum bagi tenaga kerja.
Kemajuan sektor industri tidak bisa lepas dari peran sumber daya
manusia yang baik untuk menghasilkan pelayanan dan produksi yang baik
pula. Sumber daya manusia yang baik ini juga dapat meningkatkan kinerja
suatu perusahaan sehingga tercipta suasana keprofesionalan yang dapat
menunjang keuntungan bagi perusahaan tersebut. Sumber daya manusia
tersebut atau yang selanjutnya disebut tenaga kerja selain memiliki kewajiban
dalam bekerja juga memiliki hak-hak yang harus dipenuhi oleh suatu
perusahaan. Pemenuhan hak tenaga kerja ini demi menciptakan rasa aman dan
nyaman bagi para tenaga kerja.
Pada masa ini semakin ketatnya persaingan di bidang Industri
menuntut banyak perusahaan untuk bisa bertahan dan berkompetisi agar tetap
dapat bertahan dalam era globalisasi perdagangan. Salah satu hal yang sering
kali dilakukan oleh perusahaan agar mampu bertahan dalam persaingan usaha
saat ini hanya dengan meningkatkan produktivitas kerja. Produktivitas
merupakan suatu aspek yang penting bagi perusahaan karena apabila tenaga
kerja dalam perusahaan mempunyai kerja yang tinggi, maka perusahaan akan
memperoleh keuntungan dan hidup perusahaan akan terjamin. Untuk
meningkatkan produktivitas kerja perlu adanya tenaga kerja yang memiliki
keterampilan dan keahlian bekerja, karena apabila tenaga kerja tidak memiliki
keahlian dan keterampilan akan berakibat menurunnya produktivitas dan
merugikan perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Melihat persaingan ini, banyak perusahaan sering melakukan
diskriminasi terhadap tenaga kerja, terutama terhadap tenaga kerja wanita.
Kaum wanita dianggap kurang layak untuk bekerja dengan daya tekan dan
tuntutan yang tinggi dari perusahaan karena permasalahan wanita dianggap
terlalu kompleks seperti permasalahan biologis yang ada pada wanita. Hal yang
demikian merupakan suatu hal yang bersifat diskriminasi pada sosok kaum
Hawa.
Bedasarkan Pasal 28 d ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 yang
menyatakan bahwa setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan
dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja, maka tidak
diperkenankan lagi adanya diskriminasi di berbagai bidang pekerjaan dan
penghidupan berdasarkan jenis kelamin. Hal ini sejalan dengan materi yang
diatur di dalam Undang-Undang RI No. 80 Tahun 1957 tentang Persetujuan
Konvensi Organisasi Internasional No. 100 mengenai Pengupahan yang Sama
Bagi Buruh Laki-Laki dan Wanita Untuk Pekerjaan yang Sama Nilainya,
Undang-Undang RI No. 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi
Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi dan Surat Edaran Menteri
Tenaga Kerja No. SE-04/MEN/1988 Tentang Pelaksanaan Larangan
Diskriminasi Pekerja Wanita.
Sehubungan dengan ketentuan di atas, saat ini telah banyak kaum
wanita yang bekerja di luar rumah. Mereka tidak lagi hanya menjadi ibu rumah
tangga, akan tetapi juga sudah menunjukkan perannya bahwa sebagai wanita,
mereka dapat menopang kebutuhan ekonomi rumah tangga tanpa
meninggalkan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga. Adanya partisipasi
perempuan dalam proses pembangunan, dipengaruhi oleh sumber keluarga
yang kemudian dengan segala keterbatasan masuk ke pasar kerja untuk
memperoleh pekerjaan.
Kehadiran wanita modern di hadapan kita dengan segala
personifikasinya menggambarkan perubahan yang terjadi pada struktur
masayarakat dan ekonominya. Perubahan-perubahan ini memberikan pengaruh
yang besar terhadap pikiran, tindakan dan sikap kaum Hawa ini. Peranan pria
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
memang mengalami perubahan sepanjang sejarah, tetapi peranan wanita adalah
lebih menarik daripada peranan pria (Satjipto Rahardjo, 2010 : 44).
Sesungguhnya tidak begitu menyolok perkembangan serta perubahan
peranan yang dialami oleh kaum pria, berbeda halnya dengan wanita. Wanita
modern yang berdiri di era saat ini jauh sekali keadaannya dibandingkan
keadaannya dengan wanita pada 50 tahun sebelumnya dilihat dari segi peranan
dalam ekonominya.
Struktur biologis wanita tampaknya menempatkan dia pada pekerjaan-
pekerjaan yang mempunyai kaitan erat dengan struktur biologisnya. Siklus atau
perkembangan biologis ini mempunyai arti penting bagi wanita jauh melebihi
maknanya bagi kaum pria. Wanita akan mengalami masa kematangan fisik,
masa akhir kegadisan, kehamilan dan melahirkan, serta pada akhirnya
menopause. Masing-masing dialami pada waktunya secara intens dan
merupakan bagian dari perkembangan pribadinya (Satjipto Rahardjo, 2010 :
45).
Apabila struktur biologis tersebut dikaitkan dengan perubahan wanita
sebagai wanita pekerja maka, dalam melakukan pekerjaan sehari-hari mereka
tidaklah selancar yang dilakukan pria. Hal demikian dapat memberikan
perlakuan yang berbeda atau sikap yang diskriminatif terhadap pekerja wanita
sehingga pekerja wanita memerlukan suatu perlindungan hukum yang
mencakup semua aspek secara memadai agar fungsi biologis tersebut dapat
terjaga secara aman, sehat dan selamat dan terhindar dari perlakuan
diskriminasi di dalam pekerjaan yang akhirnya pekerja wanita akan
memperoleh perlakuan sebagai wanita seutuhnya dengan berbagai peran ganda.
Perlindungan hukum terhadap pekerja wanita merupakan bagian dari
perlindugan hukum terhadap pekerja di Indonesia. Pekerja wanita memiliki
beberapa kekhususan dalam hal perlindungan hukumnya yang mencakup
semua aspek yang antara lain meliputi perlindungan hak-hak dasar tenaga
wanita, perlindungan atas keamanan, kesusilaan, keselamatan dan kesehatan
kerja serta perlindungan jaminan sosial sebagaimana diatur dalam Pasal 9
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
mengenai Tenaga Kerja yang berbunyi bahwa “tiap tenaga kerja termasuk di di
dalamnya tenaga kerja wanita berhak mendapat perlindungan atas keselamatan,
kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang sesuai
dengan martabat manusia dan moral agama”.
Salah satu program pengembangan sumber daya manusia berkenaan
dengan bidang ketenagakerjaan menyebutkan adanya kegiatan untuk
meningkatkan partisipasi perempuan dalam pembangunan ekonomi, termasuk
pengawasan dan perlindungan tenaga kerja perempuan. Agar Perlindungan
terhadap pekerja wanita tersebut memperoleh jaminan kepastian, maka apa
yang menjadi hak dan kewajibannya serta bagaimana cara penyelesaian bila di
kemudian hari terjadi perselisihan perburuhan di antara para pihak perlu diatur
secara tegas dalam perjanjian kerja bersama (PKB) yang dibuat oleh pengusaha
dengan tenaga kerja wanita yang bersangkutan.
Berdasarkan hal yang telah diuraikan di atas, penulis tertarik untuk
mengetahui apakah perlindungan hukum tenaga kerja wanita telah sesuai
dengan yang diatur oleh undang-undang dengan melakukan penelitian yang
lebih mendalam dengan mengambil judul PELAKSANAAN MENGENAI
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEKERJA WANITA DI PT.
DJARUM KUDUS.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dan agar pembahasan lebih jelas
serta mendalam sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka diperlukan suatu
rumusan masalah. Dalam penelitian ini penulis merumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana pengaturan hak-hak pekerja wanita berdasarkan Perjanjian Kerja
Bersama di PT Djarum?
2. Bagaimana pelaksanaan hak-hak pekerja wanita di PT Djarum?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian diperlukan terkait dengan perumusan masalah dan
judul dari penelitian itu sendiri sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapi
yang biasa disebut dengan tujuan obyektif, sedangkan untuk memenuhi
kebutuhan perseorangan yaitu tujuan subyektif dari penelitian. Tujuan yang
hendak dicapai dari penulis adalah:
1. Tujuan Obyektif
Tujuan obyektif yaitu tujuan penulisan dilihat dari tujuan umum
yang mendasari penulis dalam melakukan penelitian. Tujuan obyektif dari
penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui bagaimana pengaturan hak-hak pekerja wanita
berdasarkan Perjanjian Kerja Bersama di PT Djarum.
b. Untuk mengetahui Bagaimana pelaksanaan hak-hak pekerja wanita di PT
Djarum.
2. Tujuan Subyektif
Tujuan subyektif adalah tujuan penulisan dilihat dari tujuan pribadi
penulis yang mendasari penulis dalam melakukan penulisan. Tujuan
Subyektif penelitian ini adalah :
a. Untuk melengkapi persyaratan akademis guna mencapai derajat sarjana
(strata 1) ilmu hukum di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
b. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis di bidang ilmu
hukum administrasi khususnya dalam hal perlindungan hukum bagi
pekerja wanita.
c. Untuk mengasah dan menerapkan ilmu dan teori-teori hukum yang telah
penulis dapat agar dapat memberi manfaat bagi penulis sendiri serta
memberikan kontribusi positif bagi perkembangan hukum di bidang
hukum ketenagakerjaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
D. Manfaat Penelitian
Suatu penelitian yang berhasil adalah penelitian yang dapat memberi
manfaat, baik secara teoritis maupun praktis, yang meliputi:
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis yaitu manfaat dari penulisan hukum ini yang
berkaitan dengan pengembangan ilmu hukum. Manfaat teoritis dari
penulisan ini adalah:
a. Penulisan hukum ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan
ilmu pengetahuan di bidang ilmu hukum pada umumnya serta hukum
ketenagakerjaan pada khususnya.
b. Hasil penelitian dan penulisan ini diharapkan dapat memperkaya
referensi dan literatur dalam dunia kepustakaan yang terkait langsung
dengan judul penelitian ini.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis yaitu manfaat dari penulisan hukum ini yang
berkaitan dengan pemecahan masalah. Manfaat praktis dari penulisan ini
adalah:
a. Menjadi wahana bagi penulisan untuk mengembangkan penalaran dan
pola pikir ilmiah sekaligus untuk mengetahui kemampuan penulis dalam
menerapkan ilmu yang diperoleh.
b. Hasil penelitian dan penulisan ini diharapkan dapat membantu memberi
masukan kepada semua pihak yang membutuhkan pengetahuan terkait
dengan permasalahan yang diteliti dan dapat dipakai sebagai sarana yang
efektif dan memadai dalam upaya mempelajari dan memahami ilmu
hukum khususnya Hukum Ketenagakerjaan.
E. Metode Penelitian
Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan
pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk
mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan
menganalisisnya, kecuali itu, maka juga diadakan pemeriksaan yang mendalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
terhadap fakta hukum tersebut untuk kemudian mengusahakan suatu
pemecahan atas permasalahan-permasalahan yang timbul dalam gejala
bersangkutan (Soerjono Soekanto, 2008:43).
Dalam mencari data mengenai suatu masalah diperlukan suatu metode
penelitian yang sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti. Metode
penelitian ang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian hukum sosiologis (socio-Legal Research) atau yang dikenal
dengan penelitian empiris. “Pada penelitian hukum sosiologis, hukum
dikonsepkan sebagai pranata sosial yang secara riil dikaitkan dengan
variabel-variabel sosial yang lain” (Amiruddin dan H. Zainal Asikin,
2008:133).
Dalam penelitian empiris yang diteliti pada awalnya adalah data
sekunder, untuk kemudian dilanjutkan dengan penelitian terhadap data
primer di lapangan, atau terhadap masayarakat (Soerjono Soekanto,
2008:52).
2. Sifat Penelitian
Sifat penelitian yang digunakan penulis dalam penulisan hukum ini
adalah deskriptif. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk memberikan data
yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan, atau gejala-gejala lainnya.
Hal ini dilakukan terutama untuk mempertegas hipotesa-hipotesa, agar dapat
membantu di dalam memperkuat teori-teori lama, atau dalam kerangka
menyusun teori-teori baru (Soerjono Soekanto, 2008:10).
3. Pendekatan Penelitian
Pemaparan fakta-fakta empiris yang disampaikan bisa dilakukan
dengan pendekatan kualitaif ataupun pendekatan kuantitaif.
Pendekatan yang akan digunakan penulis adalah pendekatan
kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan tata cara yang menghasilkan
data deskriptif, yaitu apa yang dinyatakan oleh responden secara tertulis
atau lisan dan perilaku nyata (Soerjono Soekanto, 2008: 32).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
4. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian hukum ini akan dilaksanakan di PT. Djarum yang
berlokasi di Kota Kudus.
5. Jenis Data
Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian hukum ini adalah
data primer dan data sekunder.
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden,
yakni perilaku responden di lapangan maupun keterangan yang diberikan
(Soerjono Soekanto, 2008: 12).
Data primer dalam penelitian ini adalah hasil wawancara dari pihak
perusahaan dan juga pekerja wanita sendiri.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang digunakan untuk mendukung
data primer, diperoleh dari peraturan perundang-undangan, buku,
dokumen, artikel, internet, maupun sumber-sumber lain yang terkait
dengan penelitian ini.
Data sekunder dalam penelitian ini adalah Perjanjian Kerja
Bersama antara Persatuan perusahaan Rokok Kudus dengan PC. TRMM
– SPSI.
6. Sumber Data
a. Sumber data primer
Sumber data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari
lapangan. Penulis memperoleh data langsung dari lokasi penelitian, yaitu
PT. Djarum di Kota Kudus.
Sumber data primer penulisan hukum ini adalah hasil wawancara
dari pihak perusahaan dan juga pekerja wanita sendiri.
b. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder merupakan data yang mendukung sumber
data primer. Data tersebut diperoleh dari peraturan perundang-undangan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
buku, dokumen, artikel, internet, maupun sumber-sumber lain yang
terkait dengan penelitian penulis.
Data sekunder dalam penelitian ini adalah Perjanjian Kerja
Bersama antara Persatuan perusahaan Rokok Kudus dengan PC. TRMM
– SPSI.
7. Teknik Pengumpulan Data
a. Studi dokumen atau bahan pustaka
Tipe data apapun yang akan dikehendaki oleh penulis, maka studi
dokumen atau bahan pustaka yang akan selalu digunakan terlebih dahulu
(Soerjono Soekanto, 2008: 201). Penulis dapat mempergunakan
peraturan perundang-undangan, buku, dokumen, maupun laporan-laporan
dari peneliti terdahulu yang berisikan pnelitian-penelitian yang pernah
dilakukan, karena akan sangat berguna bagi penulis.
b. Pengamatan atau observasi
Penulis akan melihat kenyataan-kenyataan yang terjadi dalam
lapangan penelitian, kemudian dari kenyataan-kenyataan yang ada maka
penulis melakukan pengamatan. Persepsi penulis ini akan menjadi
penafsiran, yang dinamakan sebagai fakta. Fakta merupakan hasil
penafsiran terhadap gejala yang diamati penulis. Penulis harus selalu
berpedoman pada kerangka teoritis dan kerangka konsepsionil yang
menjadi dasar penelitiannya (Soerjono Soekanto, 2008:220).
c. Wawancara
Wawancara adalah suatu kegiatan dimana seseorang dengan
tujuan tertentu melakukan percakapan atau tatap muka guna memperoleh
data baik secara lisan atau tulisan atas sejumlah tulisan atau data yang
diperlukan.
d. Teknik analisis data
Analisis data merupakan proses pengorganisasian dan pengurutan
data dalam pola, kategori dan uraian dasar, sehingga akan ditemukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
temadan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh
data (Lexy J. Maleong, 2002: 103).
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode analisis interaktif (interactive model of analysis), yaitu model
analisis dalam penelitian kualitatif yang terdiri dari tiga komponen
analisis yang dilakukan dengan cara interaksi, baik antar komponennya,
maupun dengan proses pengumpulan data, dalam proses yang berbentuk
siklus (H.B Sutopo, 2002: 96).
Analisis data tersebut yaitu:
1) Reduksi Data
Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisis yang
merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan
abstraksi data dari fieldnote. Proses reduksi ini akan berlangsung terus
sepanjang pelaksanaan penelitian.
2) Sajian Data
Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi
deskripsi dalam bentuk narasi kalimat juga dapat meliputi berbagai
jenis matriks, gambar, jaringan kerja, kaitan kegiatan dan juga tabel
sebagai pendukung pendukung narasinya.
3) Penarikan Simpulan atau Verifikasi
Kesimpulan akhir merupakan hasil dari pemahaman atas arti
dari berbagai hal yang ditemukan peneliti dengan melakukan
pencatatan peraturan-peraturan, pola, pernyataan, konfigurasi yang
mungkin, arahan sebab akibat, dan proposisi yang mungkin. Konklusi-
konklusi dibiarkan tetap di situ yang pada awalnya kurang jelas,
kemudian meningkat secara eksplisit dan juga memiliki landasan yang
kuat.
Simpulan akhir perlu direvisi agar cukup mantap dan benar-
benar bisa dipertanggungjawabkan. Peneliti tetap bergerak di antara
ketiga komponen analisis dan pengumpulandata selama pengumpulan
data selesai, maka peneliti bergerak di antara ketiga komponen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
analisis tersebut hingga waktu yang tersisa sampai penelitian berakhir
siklus (H.B Sutopo, 2002: 91-96).
Adapun skema kerja analisis model interaktif sebagai berikut:
Gambar 1. Model Analisis Interaktif
F. Sistematika Penulisan Hukum
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai keseluruhan isi,
penulisan hukum ini dibagi menjadi empat bab, yaitu:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode
penelitian, jadwal penelitian dan sistematika penelitian.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini diuraikan mengenai kajian pustaka yang penulis
bagi menjadi dua, yaitu kerangka teori dan kerangka pemikiran.
Kerangka teori membahas mengenai tujuan umum tentang
perjanjian, perjanjian kerja, peraturan perusahaan, perjanjian kerja
bersama, perlindungan hukum terhadap tenaga kerja wanita.
Pengumpulan Data
Reduksi Data
Penarikan
Kesimpulan/ verifikasi
Sajian Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Sedangkan kerangka pemikiran akan disampaikan dalam bentuk
bagan.
BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan memaparkan tentang hasil dari penelitian yang telah
diperoleh dilanjutkan dengan pembahasan yang dilakukan
terhadap hasil penelitian tentang perlindungan tenaga kerja wanita
di PT. Djarum.
BAB IV : PENUTUP
Dalam bab ini penulis mengemukakan simpulan dari hasil
penelitian ini dan memberikan saran yang berangkat dari hasil
yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kabupaten Kudus merupakan kabupaten terkecil yang terdapat di
Provinsi Jawa Tengah dan berada pada jalur Pantai Utara Jawa. Kabupaten ini
memiliki luas wilayah sekitar 42.156 km2 dan terbagi dalam 9 (sembilan)
kecamatan, 123 desa dan 9 kelurahan. Pusat pemerintahan kabupaten kudus
terletak di Jalan Simpang Tujuh No. 1 Kudus. Menurut Badan Pusat Statistik
Kabupaten Kudus, jumlah penduduk Kabupaten Kudus tahun 2010 sebesar ±
777.437 jiwa. Kabupaten Kudus berbatasan dengan Kabupaten Pati di sebelah
timur, Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Demak di sebelah selatan,
Kabupaten Jepara di sebelah barat dan utara.
Kabupaten Kudus memiliki 9 kecamatan yaitu:
a) Kecamatan Kaliwunngu;
b) Kecamatan Kota;
c) Kecamatan Undaan;
d) Kecamatan Jati;
e) Kecamatan Mejobo;
f) Kecamatan Jekulo;
g) Kecamatan Gebog;
h) Kecamatan Bae; dan
i) Kecamatan Dawe.
Bagi masyarakat sekitar Jawa Tengah, Kabupaten Kudus terkenal dengan
slogan “Kudus Kota Kretek”. Hal ini disebabkan karena Kudus memiliki
banyak perusahaan rokok, seperti PT. Djarum, PT. Nojorono, PR Sukun dll.
Karena terdapat banyak perusahaan rokok maka perusahaan-perusahaan rokok
tersebut saling bekerja sama dengan membentuk Persatuan Perusahaan Rokok
Kudus (PPRK). Namun tidak semua perusahaan rokok di Kudus menjadi
bagian dari PPRK.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Jika di Kudus terdapat PPRK, maka untuk serikat pekerja dari setiap
perusahaan rokok juga tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Rokok
Tembakau, Makanan dan Minuman (FSP RTMM) Cabang Kudus. FSP ini
bertindak selaku, untuk dan atas nama unit kerja atau pekerja di perusahaan
rokok.
Persatuan Perusahaan Rokok Kudus dalam memberikan pelayanan
keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan pekerjanya mendirikan Balai
Pengobatan Rokok Kudus (BPRK). Balai pengobatan ini merupakan fasilitas
yang berhak diperoleh bagi semua pekerja yang perusahaan dimana mereka
bekerja tergabung dalam PPRK.
PT Djarum adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi
rokok yang didirikan oleh Oei Wie Gwan sejak tahun 1951 dengan nama
awalnya adalah Djarum Gramophon. Saat ini PT Djarum terletak di jalan A.
Yani No. 28. Saat ini Djarum dipimpin oleh Budi Hartono dan Bambang
Hartono, yang dua-duanya merupakan putra Oei Wie Gwan.
Hampir di setiap kecamatan di Kabupaten Kudus terdapat pabrik PT
Djarum, sehingga dapat dikatakan bahwa PT Djarum banyak menyerap tenaga
kerja baik dari masyarakat setempat maupun dari luar kota. Saat ini tercatat
bahwa PT Djarum memiliki jumlah pekerja ± 75.000 orang.
PT Djarum tergabung dalam Persatuan Perusahaan Rokok Kudus
(PPRK) dimana beberapa perusahaan rokok yang berdomisili di Kudus bekerja
sama dalam hal ketenagakerjaan dan peningkatan mutu hidup tenaga kerja.
Sedangkan untuk serikat pekerja, Serikat pekerja dari beberapa perusahaan
rokok juga tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Rokok Tembakau,
Makanan dan Minuman – Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSP RTMM).
PT Djarum dalam menerima pekerja pada awalnya melakukan masa
percobaan terlebih dahulu selama 3 (tiga) bulan pertama. Selama masa
percobaan tersebut pihak pekerja diperbolehkan untuk membatalkan atau
mengundurkan diri dari perusahaan.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan Bapak
Bagus Tiba selaku Staff Human resource development menjelaskan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Terdapat 2 (dua) status hubungan kerja yang di PT Djarum, yaitu Paruh Kerja
Waktu Tertentu dan Paruh Kerja Waktu Tak Tertentu. Namun semua pekerja
sebagian besar merupakan Paruh Kerja Waktu Tak Tentu. Semua pekerja yang
bersifat waktu tertentu maupun waktu tak tertentu memiliki masa percobaan
selama 3(tiga) bulan awal. Bagi pekerja paruh waktu tertentu bisa berubah
sifatnya menjadi paruh kerja waktu tak tertentu apabila perusahaan
menginginkan mengangkat pekerja tersebut. Pihak PT Djarum juga tidak ada
karyawan yang berasal dari pihak ousourcing.
Sistem pengupahan yang berlaku di PT Djarum terdapat tiga sistem yaitu
bulanan, harian dan borong. Sistem bulanan dibayar pada tiap akhir bulan
berjalan, sistem bulanan ini berlaku bagi jajaran petinggi ataupun staff yang
bekerja di perusahaan. Semua perusahaan rokok dalam memberikan upah
memberlakukan sistem borong ini, karena pengusaha mematok berdasarkan
satuan hasil yang dikerjakan dalam satu bulan, sehingga pengupahan lebih
mudah dilaksanakan apabila menggunakan sistem borongan.
Rata-rata pendidikan pekerja wanita yang bekerja di PT Djarum adalah
lulusan sekolah menengah pertama. Namun ada beberapa pekerja wanita yang
juga lulusan sekolah dasar. Untuk usia yang diperbolehkan bekerja bagi wanita
adalah berusia 18 (delapanbelas) tahun.
Perlindungan yang didapat oleh para pekerja wanita berupa Istirahat
Melahirkan, keguguran, angkutan antar jemput dan perlindungan kerja pada
malam hari. Para pekerja wanita dalam bekerja diberi topi agar rambut tidak
terurai saat bekerja yang dapat menyebabkan rontoknya rambut dan mereka
diberi masker karena tidak semua wanita tahan dengan bau tembakau.
Kesehatan merupakan hal yang paling diutamakan dalam pelaksanaan
dan kelancaran proses produksi. Fasilitas kesehatan yang didapat bagi pekerja
wanita adalah adanya pemeriksaan kandungan di polikilinik bagi mereka yang
hamil. Poliklinik ini terdapat di setiap kecamatan di Kabupaten Kudus, jadi
bagi mereka yang hamil tidak perlu jauh-jauh pergi mencari poliklinik ataupun
puskesmas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
B. Pembahasan
1. Pengaturan Hak-Hak Bagi Pekerja Wanita di PT Djarum Berdasarkan
Perjanjian Kerja Bersama
a. Perlindungan Pengupahan
Pengusaha memiliki kewajiban utama terhadap pekerjanya yaitu
membayar upah. Upah adalah hak pekerja yang diterima dan dinyatakan
dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja
kepada pekerja yang ditetapkan dan dibayarkan menurut perjanjian kerja,
kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan.
Pemerintah telah menetapkan peraturan mengenai upah minimun yang
besarnya berbeda-beda di setiap daerah. Upah minimum ini terdiri dari
Upah Minimum Provinsi (UMP) atau Upah Minimum Kota/Kabupaten
(UMK). Kabupaten Kudus sendiri melalui Keputusan Gubernur Jawa
Tengah Nomor 561 Tahun 2011 tentang Upah Minimum Pada 35
(Tigapuluh Lima) Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012
menetapkan bahwa UMK Kabupaten Kudus sebesar Rp. 889.000,00.
Sistem pengupahan yang berlaku di PT Djarum terdapat tiga sistem
yaitu bulanan, harian dan borong. Sistem bulanan dibayar pada tiap akhir
bulan berjalan, sistem bulanan ini berlaku bagi jajaran petinggi ataupun staff
yang bekerja di perusahaan. Sistem harian adalah upah yang diberikan
kepada pekerja hanya untuk hasil kerja harian, apabila pekerja masuk kerja
(http://www.kamusbesar.com/59367/upah-harian). Sistem harian pada PT
Djarum diberikan dan dibayar pada tiap pekan dan dibayar tiap hari selasa.
Sistem borong dapat diartikan sebagai upah yang dibayarkan kepada pekerja
bukan atas dasar satuan waktu (hari, minggu, atau bulan) melainkan atas
dasar satuan barang (tugas) yang harus dikerjakan atau yang dihasilkan
(http://www.kamusbesar.com/59366/upah-borongan). Sistem upah borong
ini diberikan dan dibayarkan pada tiap hari setelah pekerja melakukan
perkerjaan sesuai dengan berapa hasil yang mereka kerjakan pada tiap hari
kerja (volume based payment). Semua tenaga kerja baik laki-laki maupun
wanita berhak atas sistem pengupahan harian dan borongan tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Besarnya upah yang didapat oleh pekerja wanita di PT Djarum sebesar
Rp. 889.000,00 yang berupa upah pokok. Besarnya upah ini telah sesuai
dengan Pasal 88 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan dimana upah pekerja tidak boleh lebih rendah dari upah
minimum yang ditetapkan oleh kota/kabupaten dan Keputusan Gubernur
Jawa Tengah Nomor 561 Tahun 2011 tentang Upah Minimum Pada 35
(Tigapuluh Lima) Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012.
Upah pokok tersebut sudah termasuk tunjangan tetap bagi pekerja
yang telah bekerja selama satu tahun. Bagi pekerja yang sistem
pengupahannya dibayar berdasarkan harian, upah pokok mereka sudah
termasuk tunjangan tetap.
b. Perlindungan Waktu Kerja dan Waktu Istirahat
Waktu kerja adalah waktu efektif dimana pekerja hanya melaksanakan
pekerjannya (Zaeni Asyhadie, 2007:89). Waktu kerja dan waktu istirahat
diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan Pasal 77, pasal 78 dan pasal 79. Terdapat dua waktu kerja
dalam Pasal 77, yang pertama yaitu 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40
(empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu)
minggu, atau 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu)
minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu. Waktu kerja yang
melebihi waktu kerja tersebut atau yang biasa disebut waktu lembur hanya
dapat dilakukan apabila ada persetujuan dengan pekerja yang bersangkutan
dan waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 (tiga) jam
dalam 1 (satu) hari dan 14 (empat belas) jam dalam 1 (satu) minggu.
Berdasarkan Perjanjian Kerja Bersama, hari kerja adalah hari yang
ditetapkan oleh perusahaan sebagai hari kerja seabnyak 5 (lima) atau 6
(enam) hari kerja dan 40 (empat puluh) jam dalam satu minggu.
Ketentuan waktu kerja bagi pekerja wanita di PT Djarum berupa 7
(tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6
(enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu. Terdapat variasi permulaan jam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
kerja bagi pekerja wanita yaitu dimulai pukul 06.00, pukul 07.00, dan pukul
08.00. Adanya variasi permulaan jam karena proses pengepakan barang
menunggu proses produksi selesai hingga memenuhi 1000 (seribu) batang
rokok setiap harinya.
Permulaan jam kerja ini menurut Bapak Fariz selaku bagian
Supervisor pada Pabrik Sigaret Kretek Tangan Megawon, dibedakan antara
bagian penggilingan atau pelintingan dan bagian packaging (pengepakan).
Permulaan jam kerja untuk bagian penggilingan atau pelintingan dimulai
pada pukul 06.00 dan pukul 07.00, sedangkan untuk bagian packaging jam
kerja dimulai pada pukul 08.00. Adanya pembedaan masuk jam kerja karena
proses packaging harus menunggu proses pelintingan setidaknya hingga
mencapai 1000 (seribu) batang.
Waktu istirahat diberikan kepada pekerja wanita yang telah bekerja
selama 4 (empat) jam terus menerus dan diperbolehkan istirahat selama 30
(tiga puluh) menit. Karena terdapat variasi permulaan jam kerja, maka
waktu istirahat dibagi-bagi dan tidak serempak waktunya hal ini demi
kelacaran proses produksi perusahaan. Untuk bagian penggilingan/
pelintingan wakti istirahat pukul 10.00 dan pukul 11.00, sedangkan untuk
bagian packaging waktu istirahat pada pukul 12.00. Pada waktu istirahat
ini, karyawan disediakan air minum di tempat kerja. Hal yang sama juga
terjadi pada jam pulang kerja bagi pekerja wanita yang tidak serempak.
Waktu pulang kerja dapat dimulai pada pukul 13.00 hingga pukul 14.00.
Kerja lembur diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama Pasal 8. Kerja
lembur adalah pekerjaan yang dilakukan diluar jam kerja biasa yang
ditentukan oleh pengusaha dengan perintah kerja lembur. Namun apabila
terdapat alasan yang layak dari pekerja yang disak dapat melakukan kerja
lembur, maka pekerja harus melapor terlebih dahulu kepada pengusaha.
Bagi pekerja wanita yang karena pekerjaannya diharuskan bekerja sampai
pukul 22.00 atau lebih, pengusaha wajib menyediakan kendaraan untuk
mengantar pulang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
c. Perlindungan Cuti
Waktu cuti adalah waktu dimana pekerja diperbolehkan untuk tidak
masuk bekerja karena alasan-alasan tertentu yang diperbolehkan undang-
undang (Zaeni Asyihadie, 2007:90). Segala macam istirahat dan cuti diatur
dalam Perjajian Kerja Bersama Pasal 12 hingga Pasal 19.
a. Istirahat mingguan
Istirahat mingguan diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama Pasal
12. Karyawan berhak atas istirahat mingguan setelah bekerja selama 40
(empatpuluh) jam dalam seminggu. Hari istirahat pada umumnya adalah
hari minggu. Istirahat mingguan diberikan setiap satu minggu sekali
kepada pekerja wanita yang bekerja di PT Djarum Kudus.
b. IstirahatTahunan
Istirahat tahunan adalah istirahat yang diberikan selama 12
(duabelas) hari kepada karyawan setiap tahun yang dapat diambil
beberapa kali, paling sedikit 3 (tiga) hari (http://www.kamusbesar.com
/49548/cuti-tahunan). Istirahat tahunan diatur dalam Perjanjian Kerja
Bersama Pasal 13.
Istirahat tahunan diberikan kepada semua pekerja wanita di PT
Djarum dengan ketentuan bahwa pekerja tersebut telah bekerja selama
satu tahun terus menerus dan hak ini dapat diambil ditaun yang akan
datang. Selama menjalani istirahat tahunan, pekerja berhak atas upah
penuh termasuk tunjangan tetap yang diterima.
c. Istirahat Panjang
Istirahat Panjang adalah Istirahat yang diberikan kepada pekerja
yang telah bekerja setelah masa kerja enam tahun secara terus menerus
pada perusahaan yang sama. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
menyebutkan bahwa pekerja berhak mendapatkan hak istirahat panjang
pada perusahaan tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Berdasarkan Perjanjian Kerja Bersama, PT Djarum tidak
melaksanakan Istirahat Panjang untuk semua pekerjanya, hal ini
dikarenakan karena PT Djarum tidak termasuk perusahaan yang
dimaksud oleh Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 51/Men/IV/2004
tentang Istirahat Panjang Pasal 2 yang berbunyi “Perusahaan yang wajib
melaksanakan istirahat panjang adalah perusahaan yang selama ini telah
melaksanakan istirahat panjang sebelum ditetapkannya Keputusan
Menteri ini.”
d. Cuti Keagamaan
Beribadah merupakan suatu hak perogatif manusia yang tidak bisa
diganggu gugat dimana mereka bebas melakukan ibadah keagamaan
sesuai agama mereka kapanpun dan dimanapun selama dia mampu dan
sanggup. Terutama bagi mereka yang beragama Islam, dimana seseorang
yang mampu diwajibkan bagi mereka untuk menunaikan ibadah haji
maupun umroh.
Cuti keagamaan diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama Pasal 17.
Semua pekerja baik laki-laki maupun wanita yang bekerja di PT Djarum
diberi kesempatan untuk melaksanakan ibadah. Bagi pekerja yang
beragama Islam yang ingin menunaikan ibadah umroh atau haji diberi
dispensasi dari perusahaan untuk meninggalkan pekerjaan. Dispensasi ini
deberikan bagi pekerja yang untuk pertama kali menunaikan ibadah
umroh ataupun haji, jikapun menuanaikan ibadah umroh atau haji untuk
kedua kali dan seterusnya pihak yang bersangkutan bisa mengambil dari
cuti tahunan.
Permohonan untuk cuti keagamaan ini dapat diajukan tiga hari
sebelum keberangkatan. Cuti umroh ataupun haji ini diberlakukan
terhitung dari tiga hari sebelum keberangkatan sampai dengan 3 hari
setelah kedatangan pekerja. Pekerja yang menunaikan cuti keagamaan
untuk pertama kalinya tetap menerima upah penuh dari perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
e. Istirahat Sakit
Istirahat karena sakit diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama Pasal
16. Pekerja yang sakit sehingga tidak dapat melakukan pekerjaannya,
maka pekerja yang bersangkutan harus menyampaikan Surat Keterangan
Dokter Perusahaan.
Pekerja yang sakit bisa memeriksakan diri ke poliklinik perusahaan
yang terdapat di setiap kecamatan ataupun di BKKRK dan rumah sakit
yang telah bekerja sama dengan perusahaan.
f. Izin Meninggalkan Pekerjaan
Izin meninggalkan pekerjaan diatur dalam Perjanjian Kerja
Bersama Pasal 18. Izin meniggalkan pekerjaan adalah izin bagi pekerja
untuk tidak bekerja selam jam kerja yang ditentukan, baik dengan upah
ataupun tanpa upah. Permohonan izin untuk meninggalkan pekerjaan
diajukan selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sebelum hari pelaksanaan dan /
atau pada hari kejadian.
Pekerja diberikan izin meninggalkan pekerjaan dengan mendapat
upah jika ada keperluan sebagai berikut:
1) Bekerja untuk panitia Pemilihan Umum;
2) Wajib militer;
3) Melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan fungsinya sebagai
pengurus/anggota serikat pekerja;
4) Memenuhi panggilan yang berwajib;
5) Meninggalkan pekerjaan untuk kepentingan sebagai berikut:
a) Perkawinan pekerja selama 3 (tiga) hari;
b) Perkawinan anak pekerja selama 2 (dua) hari;
c) Isteri Pekerja melahirkan atau keguguran selam 2 (dua) hari;
d) Isteri/suami anak atau orang tua/ mertua, menantu pekerja
meniggal dunia selama 2 (dua) hari;
e) Pengkhitanan anak pekerja 2 (dua) hari;
f) Pembaptisan anak pekerja selama 2 (dua) hari;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
g) Anggota keluarga yang tinggal di rumah pekerja meninggal dunia
selama 1 (satu) hari.
d. Perlindungan dalam Masa Haid
Masa haid merupakan hal alamiah yang dialami oleh kaum wanita.
Tidak jarang wanita mengalami kesakitan yang berlebih akibat dari haid
yang timbul tersebut dan sedikit mengganggu aktifitas kesehariaannya.
Istirahat haid diatur dalam pasal 81 Pasal (1) Undang-Undang Nomor
13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang berbunyi “Pekerja/buruh
perempuan yang dalam masa haid mersakan sakit dan memberitahukan
kepada pengusaha, tidak wajib bekerja pada hari pertama dan kedua pada
waktu haid.” Pasal tersebut memberikan suatu kekhususan bagi pekerja
wanita dimana cuti/istirahat haid dapat diambil pada hari pertama dan kedua
pada masa haid oleh pekerja wanita yang merasakan sakit karena haid
tersebut.
Istirahat haid tidak diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama, namun
dalam pelaksanaannya pekerja wanita yang merasakan sakit karena haidnya
dapat mengajukan izin istirahat. Jika ada pekerja wanita yang sakit saat haid
maka pekerja yang bersangkutan menggunakan izin tidak masuk kerja
karena sakit. Izin sakit yang digunakan pekerja ini tidak akan berakibat pada
dikuranginya jatah cuti tahunan pekerja.
e. Perlindungan Cuti Hamil dan Melahirkan
Hamil dan melahirkan sudah merupakan kodrat dari kaum wanita,
maka dari itu diperlukan suatu perlindungan dan jaminan agar calon ibu dan
calon bayi tetap sehat dan bayi dapat lahir dengan selamat. Cuti melahirkan
diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama Pasal 15.
Menurut Ibu Sri Mukti, selaku ketua Poliklinik Pabrik Djarum
Kecamatan Megawon 2, Pekerja wanita yang hamil dapat memeriksakan
kehamilannya di poliklinik perusahaan yang letaknya terdapat di setiap
kecamatan, Balai Kesehatan Karyawan Rokok Kudus (BKKRK),
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Puskesmas serta rumah sakit terdekat dengan sistem rujukan dari poliklinik
perusahaan. Istirahat hamil dan melahirkan bagi pekerja wanita di PT
Djarum diberikan berdasarkan surat keterangan dokter kandungan atau
bidan yang dalam hal ini memiliki kewenangan yaitu poliklinik perusahaan,
BKKRK atau rumah sakit yang telah bekerja sama dengan perusahaan.
Perusahaan memberikan fasilitas kehamilan yang berupa jaminan
pembayaran biaya kehamilan apabila calon ibu melahirkan dengan proses
penyulit seperti lahir dengan proses cesar.
Permohonan istrihat melahirkan dapat diajukan 1,5 bulan sebelum
calon ibu melahirkan. Lama istirahat yang diberikan untuk istirahat hamil
dan melahirkan yaitu 1,5 bulan sebelum melahirkan dan 1,5 bulan setelah
melahirkan. Lama istirahat tersebut wajib dan tidak bisa dikurangi atau
dilebihkan. Selama ini, pekerja wanita yang mengambil cuti melahirkan
tidak ada yang sampai melebihi jangka waktu cuti yang diberikan.
Selama cuti melahirkan, karyawan tetap menerima upah penuh
sebagaimana diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama Pasal 15 yang berbunyi
“Pekerja wanita mempunyai hak cuti dengan upah penuh selama1,5 (satu
setengah) bulan sebelum melahirkan menurut dokter dan 1,5 (satu setengah)
bulan setelah melahirkan atau gugur kandungan sesuai surat keterangan
dokter.
f. Perlindungan Cuti Keguguran untuk Pekerja Wanita
Wanita hamil tidak jarang berisiko keguguran apabila mereka tidak
pandai menjaga kesehatan diri sendiri dan kesehatan si calon bayi. Bagi
wanita yang bekerja di suatu instansi ataupun perusahaan swasta diberikan
hak untuk istirahat dan diberikan waktu untuk mengembalikan ketenangan
batin dam kesehatan apabila mereka keguguran.
Pekerja wanita yang mengalami keguguran kandungan diatur dalam
Perjanjian Kerja Bersama Pasal 15 yang memperbolehkan mereka istirahat
1,5 (satu setengah) bulan atau sesuai dengan surat keterangan dokter
kandungan atau bidan. Pekerja wanita PT. Djarum yang mengalami
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
kegugran kandungan berhak mengajukan cuti istirahatnya kepada dokter
kandungan atau bidan yang dalam hal ini juga yang berperan dalam
menentukan lama istirahnya dengan ketentuan paling lama 1,5 (satu
setengah) bulan namun pada kenyataannya pekerja wanita bisa masuk
sebelum waktu tersebut habis dan apabila kesehatan pekerja wanita telah
pulih.
g. Perlindungan untuk Pekerja Wanita yang Menyusui Anak pada Waktu
Kerja
Bagi pekerja wanita setelah melahirkan pada umumnya akan
menyusui, dalam hal ini seperti yang tercantum pada pasal 83 UU No. 13
Tahun 2003. Dalam penjelasan UU No. 13 Tahun 2003 tentang pasal ini,
yang dimaksud dengan kesempatan sepatutnya adalah lamanya waktu yang
diberikan kepada pekerja perempuan untuk menyusui bayinya dengan
memperhatikan tersedianya tempat yang sesuai kondisi dan kemampuan
perusahaan, yang diatur dalam perturan perusahaan atau perjanjian kerja
bersama.
Izin menyusui tidak diatur dan dimasukkan dalam Perjanjian Kerja
Bersama (PKB). Oleh sebab itu seharusnya ada peraturan yang mengatur
mengenai hal tentang izin menyusui dalam PKB karena ini merupakan salah
satu hak dari pekerja wanita yang diatur dalam undang-undang. Seharusnya
dalam PKB diberikan diberikan suatu kebijakan lain sebagai pengganti dari
hak untuk menyusui jika perusahaan belum bisa memenuhi fasilitas
menyusui di perusahaan.
h. Perlindungan Kerja pada Malam Hari
Pekerja wanita yang bekerja pada malam hari diatur dalam dalam
Pasal 76 ayat (1) sampai dengan ayat (4) UU No. 13 Tahun 2003 yang
mengatur mengenai mempekerjakan wanita antara pukul 23.00 – 07.00.
pengusaha yang mempekerjakan wanita antara waktu tersebut wajib
memberikan makanan dan minuman bergizi dan menjaga kesusilaan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
keamanannnya selama ditempat kerja, selain itu pengusah wajib
menyediakan antar jemput bagi wanita yang berangkat dan pulang bekerja.
Kerja malam hari pada PT Djarum hanya diberlakukan bagi pekerja
yang bekerja pada pabrik Sigaret Kretek Mesin dan tidak diberlakukan pada
pabrik Sigaret Kretek Tangan. Pada Sigaret Kretek Mesin ini dibutuhkan
pekerja baik laki-laki maupun wanita untuk mengawasi jalannya mesin
produksi rokok sepanjang hari. Maka dari itu diadakan 2 (dua) shift jam
kerja, yaitu jam kerja pagi hari dan jam kerja malam hari. Bagi pekerja
wanita yang bekerja pada malam hari disediakan fasilitas berupa antar
jemput selama jam kerja malam, diberi minuman dan makanan 1400 kalori
dan dijamin kesehatan dan keselamatannya selama pada jam kerja malam
hari.
i. Perlindungan dari Kekerasan Atas Gender
Saat ini, banyak kaum wanita yang beralih profesi dari ibu rumah
tangga menjadi wanita karir maupun pekerja bayaran. Hal ini menimbulkan
dampak yang besar bagi keamanan terhadap diri dari seorang wanita yang
bekerja di luar rumah. Seperti yang diutarakan dalam seminar tentang
pekerja wanita dari International Labour Organisation berkiut ini :
The key importance of paid work to women is that it brings them financial independence, takes them out of the family home and challenges the traditional division of labour between men and women. The transfer of male–female relations into the public space is very important because it means that discrimination is much more difficult to hide, and it is also a key factor in combating poverty and promoting development.
Perlindungan terhadap wanita yang bekerja di luar rumah diatur dalam
Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 86 ayat (1) yang berbunyi bahwa
setiap pekerja mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas:
a. Keselamatan dan kesehatan kerja;
b. Moral dan kesusilaan; dan
c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan mertabat manusia seta nilai-
nilai agama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Secara preventif pekerja wanita tetap dilindungi oleh Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana yaitu dalam bab XIV tentang kejahatan terhadap
kesusilaan antara lain pasal 281 sampai pasal 296. Jika terdapat perbuatan
kekerasan terhadap pekerja perempuan ini pihak perusahaan dapat
melakukan tindakan secara administrasi berupa peringatan kepada pihak
yang melakukan kejahatan atau juga dapat melakukan PHK dengan didasari
pada pasal 158 ayat (1) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003. Dalam pasal
tersebut disebutkan bahwa pengusaha dapat memutus hubungan kerja
terhadap pekerja dengan alasan pekerja telah melakukan kesalahan berat
antara lain seperti melakukan perbuatan asusila, menyerang, menganiaya,
mengancam, atau mengintimidsai teman sekerja atau pengusaha di
lingkungan kerja.
j. Perlindungan Jaminan Sosial dan Tenaga Kerja
Kesejahteraan sosial diartikan suatu sistem atau institusi perawatan
sosial yang terdiri dari kebijakan, program dan pelayanan sosial yang
bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pemenuhan kebutuhan
manusia, terutama kelompok-kelompok masyarakat yang kurang beruntung
(Edi Suharto, 2006:3).
Kesejahteraan pekerja diatur dalam PKB Pasal 30 hingga Pasal 32.
Pasal 30 menjelaskan tentang jaminan sosial tenaga kerja, Pasal 31
menjelaskan tentang Koperasi Pekerja, dan Pasal 32 menjelaskan tentang
Fasilitas Peribadatan.
Pasal 30 mengatur bahwa pengusaha mengikutsertakan semua pekerja
dalam program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek). Menurut Bapak
Bagus Tiba, Program jaminan sosial yang diberikan di PT. Djarum berupa
jaminan pemeliharaan, jaminan kesehatan, jaminan hari tua, jaminan
kecelakaan kerja dan jaminan kematian. Menurut beliau juga bahwa
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan ditujukan bagi semua pekerja, bagi suami/
istri pekerja yang sah dan untuk 3 orang anak. Pemberian jaminan kepada
karyawan, suami/istri karyawan yang sah dan 3 orang anak merupakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
aturan langsung dari Jamsostek, jadi tidak ada penawaran yang dikurangi
atau dilebihkan.
Apabila ada anggota keluarga pekerja yang sakit, mereka dapat
berobat di BKKRK. Balai Kesehatan Karyawan Rokok Kudus ini
menyediakan tempat untuk karyawan yang tergabung dalam PPRK dan
keluarganya yang ingin memeriksakan kesehatannya. Apabila pekerja
beserta keluarganya berobat di luar PPRK maka hak untuk mendapatkan
jaminan kesehatan berada di luar tanggungan perusahaan.
Pihak perusahaan menyediakan fasilitas kesejahteraan lain bagi
pekerja yang diatur dalam Pasal 31 yaitu fasilitas koperasi karyawan. Dalam
usaha meningkatkan kesejahteraan pekerja, pengusaha menyetujui dan
membantu didirikannya Koperasi Karyawan di lingkungan perusahaan
sepanjang pelaksanaannya tidak mengganggu aktifitas perusahaan.
Pasal 32 menjelaskan bahwa untuk kepentingan peribadatan,
Pengusaha mengupayakan fasilitas peribadatan bagi pekerja guna
melaksanakan kegiatan keagamaannya. Saat ini pihak PT. Djarum di setiap
pabriknya telah menyediakan fasilitas musholla bagi pekerja mereka yang
beragama islam.
PT Djarum sebagai perusahaan yang menyerap banyak tenaga kerja
tidak mengabaikan begitu saja tentang kesejahteraan sosial tenaga kerjanya.
2. Pelaksanaan Perlindungan Hukum Terhadap Hak-Hak Pekerja Wanita di
PT Djarum
Sudah menjadi kodrat bahwa setiap manusia yang dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya harus bekerja dan bekerja merupakan hak setiap warga
negara Indonesia dan telah ditetapkan di dalam Pasal 27 ayat (2) Undang-
Undang Dasar 1945 yang berbunyi “Tiap-Tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” dan Pasal 3
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 yang berbunyi “Pembangunan
ketenagakerjaan diselenggarakan atas asas keterpaduan dengan melalui
koordinasi fungsional lintas sektoran pusat dan daerah.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Selain itu, seperti yang dikutip dari Yana van der Meulen Rodgers dalam
Protecting Women and Promoting in the Labor Market: Theory and Evidence
(Yana van der Meulen Rodgers, 1999:10) menjelaskan bahwa:
In an effort to improve women’s relative earnings and labor market status, most countries have adopted policies that promote equal treatment in the workplace. The two most common types of such policies are equalpay and equal-opportunity measures. These measures do not target women for protection or special treatment, but they do have the explicit goal of improving women’s labor market outcomes by eliminating wage and employment discrimination against women.
Dewasa ini telah banyak wanita yang bekerja di luar rumah, sebagain
dari mereka banyak terserap di sektor industri. Dalam hal ini, mereka bekerja
pada orang lain yaitu pengusaha yang secara psikologis dan ekonomis
kedudukannya lebih kuat. Untuk menghindari tindakan sewenang-wenang dari
pengusaha karena ketidakseimbangan kedudukan masing-masing pihak
tersebut, maka pembangunan ketenagakerjaan diselenggarakan atas asas
keterpaduan dengan melalui koordinasi fungsional lintas sektoral pusat dan
daerah.
Hukum mempunyai tujuan pokok yang hendak dicapai yaitu
menciptakan tatanan masyarakat yang tertib, menciptakan ketertiban dan
keseimbangan, dengan tercapainya ketertiban di dalam masyarakat diharapkan
kepentingan manusia akan terlindungi (Sudikno Mertokusumo, 1999 : 71).
Perlindungan hukum terhadap pekerja wanita diberikan agar mereka
memperoleh hidup yang layak sebagai manusia dan memperoleh perlakuan
yang sesuai dengan kodrat, harkat, dan martabatnya. Secara umum
perlindungan hukum ada 2 (dua) macam, yaitu perlindungan hukum yang
bersifat preventif dan perlindungan yang bersifat represif.
Bila dikaji, sebenarnya tenaga kerja wanita yang bekerja dalam hubungan
kerja telah cukup memperoleh perlindungan hukum baik yang bersifat
preventif maupun yang bersifat represif. Adapun perlindungan hukum yang
bersifat preventif yang telah diberikan kepada tenaga kerja wanita dapat
diketahui dari telah banyak dikeluarkannya peraturan perundanga-undangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
ketenagakerjaan yang banyak jumlahnya, kemudian oleh pemerintah diringkas
dan disusun sedemikian rupa sehingga terberntuklah pedoman pembuatan
kesepakatan kerja bersama atau yang dikenal dengan perjanjian kerja bersama
untuk dijadikan pedoman bagi para pihak yang terlibat dalam proses produksi
barang dan jasa dalam menetapkan isi perjanjian kerja yang akan diberlakukan
di perusahaan.
Pihak PT Djarum yang tergabung dalam Persatuan Perusahaan Rokok
Kudus dalam pembuatan perjanjian kerja bersama tidak bekerja sendiri,
namun PT Djarum bekerja sama dengan perusahaan rokok Kudus lainnya yang
tergabung dalam Persatuaan Perusahaan Rokok Kudus, sehingga terdapat
kesamaan dalam kesepakatan dan isi perjanjian kerja bersama antara Persatuan
Perusahaan Rokok Kudus dengan gabungan dari serikat pekerja Persatuan
Perusahaan Rokok Kudus tersebut. Dalam menyusun perjanjian kerja bersama,
Persatuaan Perusahaan Rokok Kudus menerapkan standar bahwa perjanjian
kerja bersama harus disesuaikan dengan ketentuan Undang-Undang No. 13
tahun 2003.
Menurut Bapak Bagus Tiba, PT Djarum tidak mengenal istilah
outsourcing dalam mempekerjakan semua pekerjanya. Semua pekerja bersifat
pekerja tetap atau yang biasa dengan disebut paruh kerja waktu tak tertentu.
Walaupun terdapat pekerja yang bersifat paruh kerja waktu tertentu namun
apabila perusahaan menghendaki, status kerja mereka dapat menjadi pekerja
tetap. Semua pekerja paruh kerja waktu tak tertentu memiliki masa percobaan
selama tiga bulan pertama pada saat awal kerjanya.
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan penulis kepada beberapa
pekerja wanita, diantaranya Ibu Sunarti, Sri Wahyuni, Masroh, Sri Yatun,
Kusmiatun, Susi Irawati, Sriyanti, Sri Purwati, dan Bu Jumiati mendapatkan
upah sebesar Rp. 889.000,- dimana upah tersebut sesuai standar upah minimum
Kabupaten Kudus. Pemberian upah kepada pekerja di PT Djarum tidak
dipotong atau tetap diterima penuh apabila terdapat pekerja yang mengambil
cuti sesuai dengan cuti yang telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Semua pekerja baik pekerja yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
bersifat waktu tertentu , waktu tak tertentu dan pekerja yang dalam masa
percobaan tiga bulan tetap mendapatkan hak upah yang sesuai UMR.
Dalam pelaksanaan waktu kerja, pekerja wanita tidak selalu bekerja
penuh 7 (tujuh) jam dalam 1 (satu) hari, hal ini tergantung pada seberapa
banyak perusahaan menetapkan produksi dan permintaan dari konsumen atau
kantor marketing. Sehingga tidak jarang pekerja wanita menyelesaikan
pekerjaannya dalam kurun waktu 4 (empat) atau 5 (lima) jam kerja. Apabila
pekerjaan telah selesai kurang dari 7 (tujuh) jam kerja, pekerja wanita
diperbolehkan pulang saat itu juga. Di sini memang terdapat sedikit perbedaan
yang diatur oleh Undang-Undang Ketenagakerjaan namun hal ini tidak
dipermasalahkan oleh pihak perusahaan dan para pekerja karena lama tidaknya
pekerjaan juga tergantung dari banyaknya permintaan yang ditetapkan
perusahaan.
Waktu kerja lembur di PT Djarum jarang terjadi karena proses
pengerjaan yang dilakukan oleh pekerja yang terampil, profesional dan pekerja
wanita tidak bekerja secara individu namun secara berkelompok. Apabila
terdapat jam lembur, pekerja tetap mendapatkan hak untuk mendapat upah
lebih. Untuk penghitungan upah lembur dibayar sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku sebagai berikut:
1. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari kerja biasa:
a. Untuk 1 jam lembur pertama dibayar 1 ½ )satu setengah) kali upah
sejam;
b. Untuk jam lembur kedua dan seterusnya dibayar 2 (dua) kali upah sejam.
2. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan/atau hari
libur resmi, upahnya dibayar sesuai dengan ketentuan perundangan-
undangan yang berlaku;
3. Upah sejam bagi karyawan adalah 1/173 kali upah sebulan.
Pekerja yang telah bekerja selama 4(empat) jam berturut-turut berhak
mendapatkan waktu istirahat. Berdasarkan wawancara dengan pekerja-pekerja
tersebut di atas, selama waktu istirahat kerja para pekerja hanya mendapatkan
fasilitas air minum di tempat kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Pelaksanaan istirahat mingguan tidak pernah ada yang merasa keberatan
karena memang waktu kerja di PT Djarum adalah 7 (tujuh) jam perhari dalam
satu minggu. Dalam menjalankan istirahat tahunan terdapat ketentuan dimana
istirahat ini tidak dapat diganti dengan uang dan juga tidak dapat
diakumulasikan pada tahun berikutnya. Dapat dikatakan istirahat tahunan akan
hangus apabila pekerja tidak mengambil hingga batas waktunya.
PT Djarum tidak melaksanakan Istirahat Panjang bagi pekerjanya, namun
hal ini tidak dipermasalahkan oleh para pekerja karena memang disebutkan
bahwa perusahaan yang melaksanakan Istirahat Panjang adalah perusahaan
tertentu saja yaitu perusahaan yang sebelum Keputusan Menteri Tenaga Kerja
Nomor 51/Men/IV/2004 tentang Istirahat Panjang telah melaksanakan Istirahat
Panjang.
Adapun hak-hak pekerja wanita yang belum memperoleh perlindungan
hukum sebagaimana yang diatur oleh undang-undang adalah tidak adanya
ruang untuk menyusui bagi pekerja wanita yang masih dalam masa menyusui
anaknya. Hal ini juga tidak diatur secara rinci dalam Perjanjian Kerja Bersama.
Namun sesuai penjelasa isi Pasal 83 No. 13 Tahun 2003 yang menyebutkan
bahwa tersedianya tempat menyusui di perusahaan bersifat opsional, dimana
ruangan ini tersedia dengan memperhatikan kondisi dan kemampuan
perusahaan. Kondisi yang terjadi di lapangan menggambarkan bahwa pekerja
wanita tidak bekerja penuh selama tujuh jam dalam sehari, hal ini dikarenakan
sistem kerja yang bersifat borong yang menyebabkan pekerja wanita cepat
menyelesaikan pekerjaannya.
Mengenai hal ini PT Djarum memang belum menyediakan tempat untuk
menyusui di lingkungan kerja pabrik, hal ini disebabkan karena:
1. Tingkat efektifitas pekerjaan di lingkungan perusahaan;
2. Para pekerja di pabrik juga tidak bekerja penuh 7 (tujuh) jam/sehari karena
sistem pekerjaan yang bersifat borong, jadi jika pekerjaaan sudah selesai
baru mereka bisa pulang;
3. Domisili pekerja wanita yang tidak jauh dari pabrik dan terletak dalam
satu kecamatan dengan pabrik;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
4. Jika memang ada keperluan untuk hal tersebut maka yang bersangkutan
bisa ijin kepada kepala bagian untuk pulang.
Meskipun kesempatan untuk menyusui anak pada saat jam kerja belum
diatur dalam PKB, namun hal ini tidak menjadi masalah yang besar bagi
pekerja wanita karena mereka tidak bekerja penuh dalam sehari dan mereka
bisa ijin untuk pulang apabila ada kepentingan.
Hal yang tidak ada di dalam Perjanjian Kerja adalah tidak diaturnya
mengenai cuti haid. Tidak diaturnya cuti haid ini menimbulkan dua dugaan,
yaitu:
a. Istirahat haid tidak diakui dalam pelaksanaannya, atau
b. Istirahat haid tetap diakui dalam pelaksanaannya meskipun Perjanjian
Kerja Bersama tidak mengatur.
Menurut Ibu Sri Mukti, PT Djarum mengakui adanya istirahat haid
namun dalam pengertian bahwa istirahat haid diambil karena sakit yang
berlebih yang ditimbulkan karena adanya haid, bukan karena haidnya. Menurut
Beliau juga, perusahaan memberikan waktu isirahat pada hari pertama dan
kedua waktu haid bagi pekerja wanitanya yang merasakan sakit akibat dari
haid tersebut namun, pekerja yang bersangkutan dalam mengajukan istirahat
ini harus dilengkapi dengan surat izin dokter dari poliklinik perusahaan yang
letaknya terdapat di pabrik. Apabila ada keluhan dari pekerja wanita, mereka
dapat mengajukan istirahat dan lama istirahat tersebut ditentukan oleh dokter
poliklinik perusahaan. Namun, pekerja wanita di PT Djarum jarang untuk
mengambil istirahat haid ini.
Berdasarkan wawancara dari Pekerja tersebut di atas bahwa pemenuhan
hak pekerja wanita selama cuti hamil cukup baik. Mereka yang mengambil cuti
hamil diberi uang cuti sebelum melahirkan dan istirahat cuti melahirkan
diberikan 3 (tiga) bulan, sedangkan untuk gugur kandungan diberi 1 ½ (satu
setengah) bulan. Menurut Ibu Sri Wahyuni, salah satu pekerja wanitai, PT
Djarum memberikan fasilitas pemeriksaan kehamilan bagi mereka yang ingin
memeriksakan kandungannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Mengenai transportasi, makanan tambahan dan keamanan bagi pekerja
wanita yang dipekerjakan pada malamhari sudah disediakan oleh PT Djarum.
Meskipun terdapat transportasi antar jemput bagi pekerja wanita yang bekerja
pada malam hari, namun dari pihak pekerja wanita sendiri lebih memilih untuk
diantar dan dijemput oleh suami atau keluarga mereka. Untuk makanan
tambahan pihak perusahaan telah mencukupi dengan makanan dan minuman
yang bergizi yang memenuhi 1400 kalori.
Menurut Ibu Sri Mukti, untuk program Jamsostek pihak perusahaan telah
mengikutsertakan seluruh pekerja wanitanya ke dalam program jaminan sosial
yang meliputi jaminan pemeliharaan kesehatan, jaminan hari tua, jaminan
kecelakaan kerja dan jaminan kematian. Program jaminan sosial tenaga kerja
ini tidak melakukan diskriminasi terhadap pekerja wanita yang telah menikah
ataupun tidak. Selain itu, pihak perusahaan juga telah memiliki poliklinik
perusahaan di setiap kecamatan dan sistem rujukan ke puskesmas/rumah sakit
yang telah bekerja sama dengan perusahaan untuk pemeliharaan kesehatan
pekerja wanitanya yang telah diikutkan ke dalam program jaminan
pemeliharaan kesehatan sebagaimana telah ditetapkan di dalam perjanjian kerja
bersama yang pada intinya menetapkan bahwa perusahaan akan
mengikutsertakan seluruh pekerja wanitanya ke dalam program jamininan
sosial tenaga kerja sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Lebih dari itu, pelayanan program Jaminan Kesehatan yang disediakan
bagi pekerja wanita juga meliputi keluarganya yang terdiri dari seorang suami
yang sah dan 3 (tiga) orang anak. Hal ini mengacu pada Penjelasan Pasal 20
ayat (2) Undang-Undang No. 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional yang berbunyi “anggota keluarga adalah istri/suami yang sah, anak
kandung, anak tiri dari perkawinan yang sah dan anak angkat yang sah
sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang.”
Terkait dengan usia pensiun bagi pekerja, hal ini belum terdapat dalam
Perjanjian Kerja Bersama. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
1992 Pasal 14 bahwa pekerja yang telah mencapai usia 55 Tahun, pengusaha
dapat melakukan PHK.
Untuk perlindugan terhadap kekerasan dan gender, menurut Bapak Agus
Sumarlan selaku Kepala Seksi Pengawas Tenaga Kerja Dinas Sosial Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kudus, hingga saat ini baik pihak Dinas
Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi setempat maupun PT Djarum tidak
pernah mendapat laporan tentang adanya pengaduan kekerasan terhadap gender
seperti pelecehan seksual atau pemerkosaan terhadap pekerja wanita baik yang
dilakukan oleh pihak perusahaan ataupun sesama pekerja. Hal ini diperkuat
dengan jawaban dari pekerja-pekerja wanita di atas yang mengatakan bahwa
selama ini tidak ada perlakuan diskriminasi terhadap hak pekerja wanita
dengan pekerja laki-laki.
Tidak adanya laporan pengaduan kekerasan gender karena selama ini
Perjanjian Kerja Bersama benar-benar diterapkan secara sungguh-sungguh
berdasarkan ketentuan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 dan karena pihak
yang terkait dengan PKB merupakan gabungan dari beberapa perusahaan
rokok Kudus serta beberapa serikat pekerja, sehingga pelaksanaan PKB bisa
berjalan dengan lancar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan mengenai
Pelaksanaan Mengenai Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja Wanita di PT
Djarum Kudus , maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Secara umum pengaturan hak-hak pekerja di PT Djarum telah tercantum
dengan baik dan menyeluruh dalam Perjanjian Kerja Bersama. Hak untuk
mendapatkan upah telah sesuai berdasarkan Upah Mimimum Regional
Kabupaten Kudus yaitu sebesar Rp. 889.000,-. Waktu kerja di PT Djarum
untuk Pekerja Wanita adalah 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh)
jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu. Semua
pekerja berhak mendapat istirahat mingguan, cuti tahunan, kesempatan
melakukan ibadah haji/umroh, istirahat sakit, dan izin meninggalkan pekerjaan.
Bagi pekerja wanita yang hamil mendapat hak cuti hamil dan melahirkan
selama 1 ½ (satu setengah) bulan sebelum dan 1 ½ (satu setengah) bulan
setelah melahirkan. Namun secara khusus hak-hak pekerja wanita yang
menyangkut biologis dan kodratnya seperti istirahat saat haid, kesempatan
untuk menyusui pada waktu kerja, dan perlindungaan saat kerja pada malam
hari belum tercantum dalam Perjanjian Kerja Bersama.
2. Untuk pelaksanaan perlindungannya sebagian besar telah memenuhi apa yang
dicantumkan dalam Perjanjian Kerja Bersama. Meskipun terdapat pengaturan-
pengaturan yang belum tercantum seperti istirahat haid, kesempatan menyusui
pada jam kerja dalam Perjanjian Kerja Bersama namun hal itu tidak berarti
pihak perusahaan mengabaikan dan tidak mengakui hak-hak pekerja wanita.
Bahkan lebih dari itu, dalam pelaksanaannya pihak perusahaan memberikan
kesempatan izin meninggalkan pekerjaan kepada pekerja wanita apabila
mempunyai kepentingan yang mendesak. Selain itu, hingga saat ini belum ada
laporan yang masuk ke Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Kabupaten Kudus mengenai adanya pelanggaran-pelanggaran atas kekerasan
gender dan diskriminasi.
B. Saran
Sebagai pelengkap dalam penulisan hukum ini maka penulis akan
menyumbangkan pemikiran-pemikiran yang berupa saran. Adapun saran-saran
tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Pihak serikat pekerja hendaknya lebih aktif dalam memberikan informasi
mengenai hak-hak pekerja wanita yang terdapat dalam Undang-Undanga No.
13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Selain itu juga harus
mensosialisasikan isi dari Perjanjian Kerja Bersama kepada pekerja wanita.
2. Pengurus serikat pekerja hendaknya lebih berupaya untuk menguasai lagi
permasalahan-permasalahan perlindungan hukum terhadap pekerja wanita,
sehingga hal-hal yang belum tercantum dalam Perjanjian Kerja Bersama dapat
tertuang.
3. Pihak Pengusaha dan Pengurus serikat Pekerja hendaknya dalam membuat
Perjanjian Kerja Bersama memberikan aturan yang lebih jelas mengenai hak-
hak pekerja wanita.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user