Upload
nguyennga
View
246
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
PELUANG, TANTANGAN, DAN STRATEGI
MENINGKATKAN EKSPOR MAKANAN
BEKU KE BELGIA
[KBRI BRUSSELS]
Market Intelligence
2
KATA PENGANTAR
Ekonomi Belgia yang modern, terbuka, dan berbasis pada perusahaan
swasta telah memanfaatkan letak geografisnya yang berada di pusat,
jaringan transportasi yang terbangun dengan baik, dan basis industrial
dan komersial yang beragam, sehingga menjadi salah satu ekonomi yang
kuat di dunia. Akan tetapi, krisis finansial global telah menyebabkan
penurunan ekonomi yang tajam di Belgia. Pemulihan ekonomi yang
dimulai pada pertengahan tahun 2009 tidak terjadi secara merata, dan
kelemahan-kelemahan struktural seperti pasar tenaga kerja dan pajak
yang tinggi terus menghambat daya saing Belgia di pasar internasional.
Walaupun demikian, Belgia tetap merupakan mitra dagang yang potensial
dan menarik bagi Indonesia. Sampai saat ini, banyak pasar di Belgia yang
belum tergarap dengan optimal dan memiliki masih banyak peluang untuk
terus dikembangkan. Maka dari itu, KBRI Brussels menghadirkan laporan
mengenai kajian beberapa sektor di Belgia yang dianggap memiliki
potensi besar bagi dunia bisnis Indonesia.
Pada kesempatan kali ini, laporan ditujukan untuk sektor makanan beku di
Belgia dengan fokus pada kategori udang beku. Indonesia adalah
pemasok perikanan penting di pasar global, tetapi kapasitas ekspornya
menunjukkan masih ada ruang untuk pertumbuhan. Dengan kondisi
persaingan di pasar global yang kian pelik, banyak hal yang perlu
dilakukan untuk memperkuat kapasitas ekspor dari para eksportir, antara
lain dengan peningkatan pemasaran dan promosi produk Indonesia di
pasar Uni Eropa, pemberian nilai tambah pada produk, value chain
management, isu-isu keamanan makanan, traceability, dan sustainability.
Diharapkan pula bahwa kajian ini juga menjadi bahan pertimbangan baik
bagi industrialis, maupun kalangan riset dan pengembangan untuk dapat
lebih memahami pasar di Eropa (khususnya Belgia), melihat peluang, dan
menjawab tantangan melalui implementasi strategi jangka menengah dan
panjang yang baik, yang pada akhirnya dapat meningkatkan daya saing
Indonesia di dunia internasional dan memastikan industri di Indonesia
dapat bertahan dalam persaingan untuk jangka panjang.
Johni Martha
3
PELUANG, TANTANGAN, DAN STRATEGI MENINGKATKAN
MAKANAN BEKU KE BELGIA
Ketidakpastian ekonomi di Belgia pada tahun 2012 menyebabkan banyak
konsumen berbelanja secara lebih hati-hati karena menurunnya daya beli.
Akibatnya, konsumen menjadi semakin sensitif terhadap harga dan
menjadikan harga sebagai bahan pembanding antar-produk. Kondisi ini
sangat relevan untuk sektor makanan karena makanan mengambil porsi
yang cukup besar dari belanja konsumen. Hal ini cukup menguntungkan
bagi sektor makanan beku karena keunggulan kompetitif yang dimilikinya,
terutama dalam hal harga dan waktu pajang yang jauh lebih panjang
daripada makanan segar.
Berdasarkan analisis pasar yang dilakukan oleh MarketLine1, pasar
makanan beku Belgia tumbuh pesat selama tahun 2011. Akan tetapi,
pertumbuhan ini diperkirakan akan sedikit melambat selama periode
2011-2016. Pada tahun 2011, pasar makanan beku Belgia mencapai nilai
$1.395,1 juta, setara dengan (compound annual growth rate - CAGR)
sebesar 4,4% antara tahun 2007 dan 2011. Sebagai perbandingan, pasar
Perancis dan Jerman tumbuh dengan CAGR sebesar 2,6% dan 4,1%
selama periode yang sama, dan mencapai nilai sebesar $ 4.6 Milyar dan $
9.2 Milyar pada tahun yang sama.
Volume konsumsi pasar meningkat dengan CAGR sebesar 2,6%,
mencapai total 223,1 juta kg pada tahun 2011. Volume pasar diperkirakan
akan meningkat ke angka 254,4 juta kg pada akhir tahun 2016, mewakili
CAGR sebesar 2,7% untuk periode 2011-2016.
Euromonitor International2 juga menyimpulkan bahwa pada tahun 2012,
pasar Belgia untuk makanan olahan beku mengalai pertumbuhan
walaupun dalam jumlah yang tidak besar. Pertumbuhan pasar makanan
olahan beku di Belgia dalam hal volume ritel dan nilai ritel pada tahun
2012 sejalan CAGR periode 2007-2012. Sehubungan dengan
1Informasi dari MarketLine yang dikutip dalam laporan ini diperoleh dari MarketLine Industry
Profile: Frozen Food in Belgium, Maret 2013 2Informasi dari Euromonitor International yang dikutip dalam laporan ini diperoleh dari
Euromonitor International Market Reseach: Frozen Processed Food in Belgium, Maret 2013
4
pertumbuhan nilai ritel berjalan, volatilitas harga bahan baku berujung
pada pertumbuhan sebesar 3%, angka ini lebih tinggi daripada
pertumbuhan volume ritel pada tahun yang sama. Pertumbuhan ini antara
lain terjadi karena dorongan dari populasi yang menua, pola berbelanja
konsumen.
Akan tetapi, masyarakat Belgia menganggap makanan olahan beku lebih
tidak sehat daripada makanan olahan dingin yang tidak beku (chilled)
karena alasan yang berhubungan dengan vitamin dan bahan pengawet.
Berdasarkan informasi yang kami peroleh diketahui bahwa pembeli utama
dan konsumen makanan beku yang telah diproses umumnya adalah
mereka yang berusia 45 tahun ke atas.
Pasar makanan beku di Belgia
MarketLine mendefinisikan pasar makanan beku sebagai pasar yang
terdiri dari penjualan ritel ikan beku, makanan laut beku, produk daging
beku, produk-produk kentang beku, sayuran beku, buah-buahan beku,
dan makanan olahan (pizza, makanan siap saji, produk-produk roti, dan
makanan pencuci mulut) beku. Pasar dinilai berdasarkan harga jual
eceran (retail selling price - RSP) dan mencakup semua pajak yang
terkait.Semua konversi mata uang yang digunakan dihitung menggunakan
tingkat tukar rata-rata konstan tahunan 2011. Untuk keperluan laporan ini,
Eropa terdiri dari Eropa Barat dan Eropa Timur. Eropa Barat terdiri dari
Austria, Belgia, Denmark, Perancis, Finlandia, Jerman, Yunani, Italia,
Irlandia, Belanda, Norwegia, Portugal, Spanyol, Swedia, Swiss, dan
Inggris Raya. Eropa Timur terdiri dari Republik Ceko, Hungaria, Polandia,
Romania, Rusia, dan Turki. Berikut ini adalah pembahasan mengenai
pasar makanan beku Belgia berdasarkan riset pasar dan analisis yang
dilakukan oleh MarketLine.
Analisis pasar
Segmen ikan/makanan laut beku merupakan segmen yang paling
menguntungkan pada tahun 2011, dengan total pendapatan sebesar $
366,3 juta, atau setara dengan 26,3% dari total nilai pasar. Kontirbusi
makanan siap saji beku adalah $ 241,5 juta setara dengan 17,3% dari
total nilai pasar makana beku.
5
Performa pasar diperkirakan akan melambat, dalam periode 2011 – 2016
CAGR diperkirakan sebesar 3,9%, yang akan mendorong pasar ke nilai $
1.7 Milyar pada akhir tahun 2016. Sebagai perbandingan, pasar Perancis
dan Jerman akan tumbuh dengan CAGR 2,7% dan 3,3% setara $ 5.23
Milyar dan $10.8 Milyar pada tahun 2016.
Nilai pasar
Pasar makanan beku Belgia tumbuh sebesar 4,3% pada tahun 2011 dan
mencapai nilai $ 1.4 Milyar. CAGR untuk pasar ini pada periode 2007–
2011 adalah 4,4%.
Tabel 1: Nilai pasar makanan beku Belgia: juta dollar, periode 2007–2011
Sumber: MarketLine Advantage (2013)
Diagram 1: Nilai pasar makanan beku Belgia: juta dollar,
periode 2007–2011
Sumber: MarketLine Advantage (2013)
6
Volume pasar
Dalam hal volume, sepanjang tahun 2011 yang lalu pasar makanan beku
Belgia tumbuh 2,7% mencapai angka 223,1 juta kg. CAGR untuk pasar ini
pada periode 2007–2011 adalah 2,6%.
Tabel 2: Volume pasar makanan beku Belgia: dalam juta dollar,
periode 2007–2011
Sumber: MarketLine Advantage (2013)
Diagram 2: Volume pasar makanan beku Belgia: dalam juta dollar,
periode 2007–2011
Sumber: MarketLine Advantage (2013)
7
Segmentasi pasar • Segmentasi Kategori
Ikan / makanan laut beku adalah segmen terbesar di pasar makanan beku Belgia, bertanggung jawab untuk 26,3% dari total nilai pasar. Segmen makanan siap saji beku mengambil bagian sebesar 17,3% dari pasar.
Tabel 3:Segmentasi kategori untuk pasar makanan beku Belgia:
dalam juta dollar, tahun 2011
Sumber: MarketLine Advantage (2013)
Diagram 3: Segmentasi kategori untuk pasar makanan beku Belgia:
% share, berdasarkan nilai, tahun 2011
Sumber: MarketLine Advantage (2013)
8
• Segmentasi Geografi
Belgia bertanggung jawab untuk 3,1% dari nilai pasar makanan beku Eropa. Jerman berada di posisi pertama dengan bagian sebesar 20,1%.
Tabel 4: Segmentasi geografi untuk pasar makanan beku Belgia:
dalam juta dollar, tahun 2011
Sumber: MarketLine Advantage (2013)
Diagram 4: Segmentasi geografi untuk pasar makanan beku Belgia:
% share, berdasarkan nilai, tahun 2011
Sumber: MarketLine Advantage (2013)
9
Pangsa pasar
McCain Foods Limited adalah pemain terdepan di pasar makanan beku
Belgia, menguasai 11,1% dari total nilai pasar. Sedangkan Dr. August
Oetker KG menguasai 8,7%.
Tabel 5: Pangsa pasar makanan beku Belgia:
% share, berdasarkan nilai, tahun 2011
Sumber: MarketLine Advantage (2013)
Diagram 5: Pangsa pasar makanan beku Belgia:
% share, berdasarkan nilai, tahun 2011
Sumber: MarketLine Advantage (2013)
10
Distribusi pasar
Supermarket/hypermarket merupakan jalur distribusi utama pasar
makanan beku Belgia, produk makanan beku yang disalurkan melalui
jaringan supermarket mencapai 74,8% dari total nilai pasar. Sedangkan
pedagang ritel independen mendistribusikan 14,1%.
Tabel 6: Distribusi pasar makanan beku Belgia:
% share, berdasarkan nilai, tahun 2011
Sumber: MarketLine Advantage (2013)
Diagram 6: Distribusi pasar makanan beku Belgia:
% share, berdasarkan nilai, tahun 2011
Sumber: MarketLine Advantage (2013)
11
Prediksi pasar makanan beku di Belgia
Prediksi nilai pasar
Pada tahun 2016, pasar makanan beku Belgia diperkirakan akan memiliki
nilai sebesar $ 1.7 Milyar, meningkat 21,4% sejak tahun 2011. CAGR
periode 2011-2016 diperkirakan sebesar 3,9%.
Tabel 7: Prediksi nilai pasar makanan beku Belgia:
dalam juta dollar, periode 2011-2016
Sumber: MarketLine Advantage (2013)
Diagram 7: Prediksi nilai pasar makanan beku Belgia:
dalam juta dollar, periode 2011-2016
Sumber: MarketLine Advantage (2013)
12
Prediksi volume pasar
Pada tahun 2016, pasar makanan beku Belgia diperkirakan akan memiliki
volume sebesar 254,4 juta kg, meningkat 14% sejak tahun 2011. CAGR
untuk periode 2011-2016 diperkirakan sebesar 2,7%.
Tabel 8: Prediksi volume pasar makanan beku Belgia:
dalam juta kg, periode 2011-2016
Sumber: MarketLine Advantage (2013)
Diagram 8: Prediksi volume pasar makanan beku Belgia:
dalam juta kg, periode 2011-2016
Sumber: MarketLine Advantage (2013)
13
Analisis lima kekuatan untuk pasar makanan beku di Belgia
Pasar makanan beku di Belgia akan dianalisis menggunakan perusahaan-
perusahaan yang beroperasi di bidang pengolahan dan/atau manufaktur
dan/atau perdagangan grosir makanan beku sebagai para pemain.
Pembeli kunci yang digunakan dalam analisis adalah pedagang ritel
dalam berbagai ukuran, dan produsen bahan baku makanan untuk
dibekukan (contoh:peternakan, perikanan, dan perkebunan) sebagai
pemasok utama.
Diagram 9: Kekuatan-kekuatan yang mendorong kompetisi
di pasar makanan beku Belgia, tahun 2011
Sumber: MarketLine Advantage (2013)
Pasar makanan beku Belgia sangat terfragmentasi dengan tiga pemain
utama menguasai 28,5% peredaran produk jenis ini, ketiga pemain utama
tersebut adalah McCain Foods Limited, Permira, dan Dr. August Oetker
KG. Jaringan ritel yang lebih besar seperti supermarket dan hypermarket
dapat melakukan pembelian besar dengan harga yang lebih rendah
dengan para pemain pasar, mengingat volume yang dibeli cukup besar,
jaringan retailer besar umumnya memiliki posisi tawar yang kuat.
Para pedagang ritel mumnya tidak terpengaruh dengan merek, tetapi
mereka akan menyimpan stok merek-merek yang diminati/dipilih oleh
konsumen. Ancaman dari pendatang baru tergolong pada tingkat
menengah sehubungan dengan tingginya investasi modal dan kehadiran
merek-merek yang sudah mapan. Produk substitusi untuk makanan beku
14
mencakup produk-produk segar, dan juga produk-produk kering dan
kalengan, yang memberikan ancaman dalam tingkat sedang. Persaingan
di pasar ini diperkuat dengan biaya tetap yang tinggi dan halangan untuk
meninggalkan pasar.
Tren di pasar makanan beku Belgia
Berikut ini adalah beberapa tren menarik yang berlaku untuk berbagai
kategori di pasar makanan beku Belgia yang dirangkum dari Euromonitor
International dan CBI:
- Pola berbelanja konsumen dalam kondisi finansial Belgia yang sulit ini
mendorong pembelian merek merek ekonomis dan harga menengah
sehingga merugikan merek-merek premium. Hal ini juga medorong
peningkatan pembelian produk berlabel kusus karena kerasnya
kompetisi harga terhadap merek-merek lokal dan internasional.
Produk-produk label privat yang terjangkau memenuhi ekspektasi
konsumen dalam hal harga.
- Pada tahun 2012 Makanan olahan beku terus menghadapi kompetisi
dari makanan beku dingin (tidak beku) karena konsumen cenderung
lebih memilih makanan segar/tidak dikemas dan makanan olahan
dingin yang mereka anggap lebih sehat. Sebagai tambahan, harga
ritel yang tinggi merupakan hambatan finansial terhadap pertumbuhan
volume ritel karena menurunnya daya beli konsumen Belgia sebagai
dampak krisis ekonomi yang masih terjadi.
- Popularitas ikan/makanan laut beku terutama terdorong oleh
kesuksesan filet ikan berlapis tepung roti dan ikan bersaus pada tahun
2012 sejalan dengan mulai populernya masakan rumah dan
kemudahan yang ditawarkan produk ini. Meningkatnya aktifitas makan
di rumah terutama merupakan akibat dari ketidakpastian ekonomi di
Belgia yang menyebabkan banyak konsumen mengurangi belanja
mereka untuk hal-hal seperti makan di luar. Selain itu, gaya hidup
masyarakat yang sibuk juga merupakan pendorong tumbuhnya pasar
ikan beku bersaus karena konsumen tidak perlu banyak waktu untuk
memasak produk-produk ini, tidaklah mengherankan ikan/makanan
laut beku mencatat pertumbuhan volume ritel sebesar 2% pada tahun
2012.
- Konsumen Belgia menunjukkan peningkatan ketertarikan terhadap
kemudahan dalam hal preparasi makanan pada tahun 2012. Waktu
yang dibutuhkan untuk menyiapkan produk tetap menjadi kriteria yang
15
menentukan keputusan untuk membeli bagi konsumen. Salah satu
contohnya adalah kentang goreng yang dipanggang di oven; produk ini
mengalami peningkatan permintaan di antara seluruh konsumen
karena kemudahan preparasinya.
- Peluang lainnya ada pada kategori makanan pencuci-mulut beku, yang
memiliki performa baik pada tahun 2012, mencatat pertumbuhan
volume ritel dan nilai ritel berjalan. Walaupun makanan pencuci mulut
hanya merupakan sebagian kecil dari total volume ritel makanan
olahan beku di Belgia, kategori ini memperoleh keuntungan dari
permintaan konsumen karena sifat fungsionalitasnya, yaitu dapat
disajikan langsung dari kemasannya.
- Pada tahun 2012, tidak stabilnya harga unggas mengganggu volume
penjualan ritel untuk produk ini. Hal ini berpengaruh positif terhadap
daging unggas beku yang sudah diolah, meskipun hanya memiliki
pangsa yang kecil, jenis produk ini juga diuntungkan dari
keunggulannya dalam hal waktu-pajang yang panjang. Selain itu,
kemudahan preparasinya tetap menjadi aset yang penting bagi
konsumen. Beberapa keunggulan tersebut berdampak pada
tumbuhnya volume perdagagnan unggas olahan sebesar 1% pada
tahun 2012 yang lalu.
- Kurangnya popularitas daging merah olahan beku pada tahun 2012
terutama disebabkan oleh pola makan konsumen. Hanya hamburger
dan fricandellen yang benar-benar populer pada tahun 2012. Iklim
ekonomi Belgia yang rapuh pada tahun 2012 juga menyebabkan
konsumen beralih ke jenis-jenis protein yang lebih terjangkau, seperti
telur. Akibatnya, daging merah beku mengalami penurunan volume
ritel dan pertumbuhan nilai ritel berjalan yang rendah (1%).
- Sayuran beku juga mengalami pertumbuhan pada tahun 2012
terutama karena preparasinya yang hanya perlu menggunakan
microwave. Pertumbuhan volume penjualan ritel didorong oleh
permintaan sayuran campur (mix), produk yang oleh kebanyakan
konsumen dikukus di microwave. Secara keseluruhan kategori ini juga
diuntungkan oleh peningkatan permintaan dari konsumen. Sebagai
akibatnya, sayuran beku meraih pertumbuhan volume ritel sebesar 2%
pada tahun 2012 dengan porsi pangsa pasar pada katagori makanan
olahan beku yang juga meningkat.
- Pilihan makanan konsumen kian beragam, menunjukkan peningkatan
minat pada hidangan asing seperti hidangan Asia. Tersedianya
16
beragam produk Asia di sektor makanan beku memenuhi ekspektasi
konsumen sehingga berujung pada meningkatnya volume penjualan
ritel dan mencapai pertumbuhan volume ritel sebesar 4% dengan
pertumbuhan nilai ritel sebesar 5% pada tahun 2012.
- Konsumsi Eropa untuk produk-produk ikan meningkat. Di satu sisi,
konsumen Eropa telah menjadi semakin tertarik pada produk-produk
bernilai tambah dari negara berkembang. Di sisi lain, konsumen Eropa
cenderung membeli hidangan laut beku daripada produk segar karena
situasi finansial pada saat ini.
- Reformasi untuk Kebijakan Perikanan Umum (Reform of the Common
Fisheries Policy - CFP) dan Organisasi Pasar Umum (Common Market
Organisation - CMO) akan selesai pada tahun 2013. Reformasi ini
mungkin akan menciptakan peluang-peluang baru (kuota tarif yang
lebih tinggi) atau sebaliknya memberikan ancaman-ancaman baru
(tambahan pembatasan impor) kepada negara-negara berkembang.
- Makanan laut yang sustainable tengah menjadi standar. Makanan laut
yang diproduksi secara berkesinambungan kian menjadi standar untuk
dapat mengakses jalur pasar yang penting seperti supermarket.
Aspek-aspek lingkungan dalam produksi secara khusus mendapatkan
semakin banyak perhatian. Akan tetapi, pada beberapa jalur pasar
lainnya, sustainability tetap belum menjadi standar.
- Program sertifikasi dan skema eco-labelling untuk produk perikanan
telah menjadi keharusan untuk beberapa perusahaan di Eropa Utara
yang menjual produk ikan untuk mempertahankan posisi pasar
mereka. Di negara-negara Eropa Barat dan Selatan tren tersebut
semakin juga mulai mendapatkan banyak perhatian.
17
Fokus pembahasan pada kategori udang beku
Seperti telah dibahas pada bagian sebelumnya, sektor makanan beku
terdiri dari beberapa kategori yang berbeda (ikan beku, makanan laut
beku, produk daging beku, produk-produk kentang beku, sayuran beku,
buah-buahan beku, dan makanan olahan beku) sehingga pembahasan
untuk Market Intelligence ini perlu lebih difokuskan pada salah satu
kategori untuk dapat memberikan gambaran yang jelas dengan data-data
statistik yang lebih akurat.
Kategori yang dipilih untuk laporan kali ini adalah udang beku karena
adanya permintaan yang tinggi di Uni Eropa untuk kategori ini terutama
dari negara-negara berkembang. Indonesia merupakan eksportir yang
cukup mapan untuk kategori udang beku, akan tetapi masih terdapat
potensi yang besar bagi pelaku usaha dari Indonesia untuk meningkatkan
ekspor produk udang beku ke Uni Eropa, khususnya Belgia.
Pasar udang beku di Belgia
Berdasarkan data dari CBI3, pada tahun 2009, Belgia mengkonsumsi 8,4
ribu ton udang (shrimps and prawns) beku. Di antara tahun 2005 dan
2009 konsumsi menurun rata-rata sebesar 12%. Sebagai perbandingan,
konsumsi Uni Eropa tumbuh rata-rata sebesar 2,6% per tahun pada
periode yang sama. Konsumsi meningkat pada tahun 2008 (+1,0%) tetapi
menurun dengan tajam pada tahun 2009 (-36%)4. Hal ini kemungkinan
merupakan akibat dari krisis ekonomi. Tidak ada statistik konsumsi yang
tersedia untuk tahun 2010. Total pasar crustacean di Belgia meningkat
sebesar 23% pada tahun 20105. Fakta bahwa terdapat peningkatan impor
udang beku di Belgia mengindikasikan bahwa konsumsi sedikit pulih pada
tahun tersebut.
Pada tahun 2011 Belgia merupakan konsumen terbesar ke-8 di Uni
Eropa, bertanggung jawab untuk 1,9% dari total konsumsi Uni Eropa.
Spanyol (42%), Perancis (19%),dan Italia (14%) adalah konsumen-
konsumen terbesar di Uni Eropa. Belgia menangkap/membudidayakan
3Informasi dari CBI diperoleh dari www.cbi.eu
4sumber: Fishstat, 2011
5sumber: ProdCOM, 2011
18
udang, tetapi negara ini terutama bergantung pada impor. Mayoritas
produksi Belgia terdiri dari ‘crangons’: www.crangon.be/crangonENG.htm.
Pada tahun 2010, impor udang beku mencapai 50 ribu ton, atau € 274
juta. Belgia adalah importir terbesar ke-5 di Uni Eropa, mengambil bagian
sebesar 7,9% dari total volume impor. Impor meningkat sebesar 1,6% per
tahun antara tahun 2005 dan 2010. Konsumsi terus meningkat pada tahun
2008 (+8.5%) tetapi menurun dengan tajam pada tahun 2009 (-25%).
Pada tahun 2010, impor meningkat sebesar 6,7%.
Pada tahun 2010, impor dari negara-negara berkembang meningkat rata-
rata sebesar 0,6% per tahun sejak tahun 2005. Belgia bertanggung jawab
untuk 9,8% dari volume impor dari negara berkembang, dan menduduki
posisi ke-4 terbesar pengimpor dari negara berkembang. Secara
keseluruhan, negara berkembang bertanggung jawab untuk 81% dari
impor udang beku Belgia. Negara berkembang pemasok udang beku
terpenting ke Belgia adalah Banglades (24%), India (17%), Ekuador
(9,8%),dan Vietnam (6,3%).
Belgia mengekspor udang beku sebanyak 38 ribu ton pada tahun 2009.
Peran Belgia sebagai pelabuhan besar untuk impor sangat bergantung
pada perkembangan pasar-pasar Uni Eropa lainnya. Prospek ekonomi
serupa diberikan untuk tujuan-tujuan ekspor penting seperti Perancis dan
Jerman. Maka dari itu, tekanan untuk permintaan dan impor diperkirakan
akan tetap sama. Perlu dicatat bahwa pada saat ini perkembangan
ekonomi di Eropa berada dalam ketidakpastian. Hal terbaik yang perlu
dilakukan adalah memonitor perkembangan ekonomi Belgia dengan
cermat dan berkomunikasi dengan para pembeli dari Belgia.
Tabel 9: Spesies yang menarik untuk ekspor udang ke Belgia
dari negara-negara berkembang
Sumber: CBI (2011)
Kondisi dan tren pasar untuk kategori udang beku
19
Menurut informasi dari CBI, sementara konsumsi daging di Belgia
menurun sebesar 44%, konsumsi produk-produk perikanan meningkat
sejak lebih dari lima tahun yang lalu. Dalam kategori shellfish, konsumsi
udang menduduki posisi tertinggi (43% dalam nilai dan 16% dalam
volume pada tahun 2008). Rata-rata masyarakat Belgia mengkonsumsi
ikan sekali (1,1 kali) dalam seminggu, di bawah rata-rata Uni Eropa (1,5
kali dalam seminggu). Sekitar 76% dikonsumsi di rumah dan24%
dikonsumsi di luar rumah, terutama di daerah pantai dan perkotaan.
Konsumsi udang per kapita Belgia adalah 10,3 kg per tahun pada tahun
2009. Angka ini jauh lebih tinggi daripada rata-rata Uni Eropa, yaitu 5,2 kg
per tahun.Konsumsi meningkat selama bulan-bulan musim panas karena
terdapat peningkatan penjualan di daerah pantai dari para turis. Selama
liburan Natal, permintaan untuk produk-produk udang mewah lebih tinggi
karena konsumen mencari makanan eksklusif untuk santapan perayaan.
Produk-produk udang yang dikonsumsi di rumah semakin banyak dibeli
dari supermarket dan toko diskon. Mayoritas produk dijual dalam bentuk
belum-dibekukan, belum-dibumbui, belum-dikupas, dan produk-produk
yang susah dipreparasi. Peningkatan pangsa supermarket dan toko
diskon pada jalur distribusi kemungkinan akan semakin meningkatkan
konsumsi melalui penawaran produk-produk yang lebih beragam dengan
harga lebih murah. Dalam gerai-gerai jasa makanan, penjualan udang,
udang berlapis tepung, dan udang goreng adalah produk-produk yang
paling banyak dikonsumsi, seringkali sebagai makanan ringan dan tapas
(makanan kecil khas Spanyol).
Eksportir bersertifikasi sustainable dan organik mungkin dapat memasuki
pasar dengan lebih mudah karena ini merupakan tren yang mendapatkan
banyak perhatian dari media. FAO meluncurkan kriteria sertifikasi untuk
akuakultur (www.fao.org/news/story/en/item/45834/icode) pada tahun
2011, yang kemungkinan akan diterapkan pada mayoritas pelaku usaha
sektor perdagangan.
20
Posisi Indonesia
Produksi udang di Indonesia
Berdasarkan laporan yang dibuat oleh LEI Wageningen UR6 untuk CBI,
total produksi udang Indonesia meningkat sejak tahun 2005 sampai
dengan 2009. Laporan ini terfokus terutama untuk budidaya udang karena
udang liar tidak terlalu signifikan untuk ekspor. Peningkatan utama pada
produksi sejak 2005-2009 adalah untuk udang Pacific White. Total
produksi budidaya udang mencapai 400.000 ton pada tahun 2008 tetapi
menurun ke sedikit di atas 300.000 pada tahun 2010. Alasan utama untuk
penurunan produksi adalah masalah-masalah produksi di peternakan milik
CP Prima dan kegagalan panen karean kondisi cuaca buruk.
Diagram 10: Total volume produksi udang di Indonesia,
dalam ton, tahun 2005-2009
Sumber: CBI (2012)
Dua spesies yang penting untuk ekspor adalah udang Pacific White dan
Black Tiger. Udang Black Tiger mengambil bagian sebesar 36% dan
udang Pacific White sebesar 64% dari total produksi pada tahun 2009.
Walaupun produksi kedua jenis udang ini sedikit bervariasi sehubungan
dengan faktor geografi, secara umum produksi terkonsentrasi di pulai
6Informasi dari LEI Wageningen UR yang dikutip dalam laporan ini diperoleh dari CBI Report - The
Indonesian seafood sector: A value chain analysis, Agustus 2012
21
Sumatra (termasuk Lampung), yang bertanggung jawab untuk 42% dari
total produksi udang. Di Sumatra, 64% dari total volume produksi adalah
untuk udang Pacific White.
Ekspor udang Indonesia ke dunia
Walaupun nilai ekspor udang berfluktuasi selama beberapa tahun
belakangan, angkanya tetap berkisar di USD 1 miliar pada titik puncak.
Fluktuasi pada ekspor berhubungan dengan fluktuasi pada produksi, yang
terutama disebabkan oleh iklim dan pada beberapa kasus wabah penyakit
atau gagal panen. Walaupun tidak terdapat angka yang pasti, dapat
diasumsikan bahwa udang Pacific White mengambil bagian sebesar 70%
dari total ekspor, BlackTiger sebesar 20%, dan udang liar sebesar 10%
sari volume ekspor. Untuk Uni Eropa, angka ini hanya berbeda sedikit.
Diagram 11: Total ekspor ke pasar ekspor utama, dalam ribu USD,
tahun 2008-2009
Sumber: CBI (2012)
Diagram 12: Pangsa untuk produk-produk terpenting ke
pasar Uni Eropa berdasarkan Kode HS
22
Sumber: CBI (2012)
Ekspor makanan laut Indonesia ke Uni Eropa
Pada periode 2005-2010, volume impor makanan laut dari Indonesia ke
Uni Eropa menurun hampir sebesar 25%. Udang beku dan diawetkan
merupakan produk ekspor utama Indonesia ke Uni Eropa. Produk-produk
penting lainnya adalah tuna yang diawetkan, gurita dan cumi-cumi beku,
dan rumput laut. Walaupun secara umum impor menurun, impor untuk
sektor udang, gurita, dan cumi-cumi beku mengalami pertumbuhan.
Diagram 13: Volume impor makanan laut Uni Eropa dari Indonesia,
dalam ribu ton, periode 2005-2010
Sumber: CBI (2012)
23
Impor udang beku Belgia dari Indonesia
Berdasarkan data statistik dari Eurostat7 (lihat Tabel 10 dan 11), Blegia
menduduki posisi kedua dalam hal nilai untuk impor udang beku dari
Indonesia, mencapai nilai sebesar € 18,63 juta pada tahun 2011. Posisi
pertama diduduki oleh Inggris Raya dengan nilai € 23,47 juta pada tahun
yang sama. Sedangkan dalam hal volume, Belgia menduduki posisi
kelima setelah Spanyol, Perancis, Italia, dan Denmark, dengan total 46,1
ton pada tahun 2011.
Secara umum, terdapat tren pertumbuhan negatif dalam hal nilai untuk
hampir semua negara Uni Eropa pada periode 2008-2011. Belgia
mencatat penurunan sebesar -10,40% pada periode tersebut. Hal ini
sesuai dengan tren yang berlaku secara umum sebagai akibat dari krisis
ekonomi yang terjadi di Uni Eropa. Akan tetapi, dalam hal volume tercatat
lebih banyak pertumbuhan positif pada periode yang sama untuk negara-
negara Uni Eropa, walaupun Belgia tetap memiliki tingkat pertumbuhan
negatif sebesar -4,25%.
Berdasarkan data statistik ini, dapat disimpulkan bahwa Belgia merupakan
salah satu negara tujuan ekspor udang beku terpenting bagi Indonesia.
Walaupun pada periode 2008-2011 performa pasar kurang baik, ada
potensi yang besar untuk memperbaiki performa ekspor Indonesia dan
meningkatkan nilai serta volumenya.
7 Sumber: Eurostat, diolah KBRI Brussels, ekstraksi Mei 2013.
24
Tabel 10: Perkembangan impor udang beku* Uni Eropa dari Indonesia,
periode 2008-2011, dalam juta euro
RANK NEGARA TUJUAN 2008 2009 2010 2011 TREND (%) 2008-2011
1 UNITED KINGDOM 32,539 24,484 35,836 23,474 -5,81
2 BELGIUM (and LUXBG -> 1998) 24,328 13,642 10,140 18,628 -10,40
3 FRANCE 11,738 13,762 16,015 10,619 -1,48 4 ITALY 7,086 7,148 4,577 4,803 -14,89
5 GERMANY (inc DD fr 1991) 7,417 4,057 4,097 4,428 -14,25
6 NETHERLANDS 7,031 5,313 2,921 1,395 -42,01 7 SWEDEN 0,648 0,784 0,866 1,032 16,14 8 SPAIN 0,993 0,198 0,688 0,501 -7,76
9 GREECE 0,110 0,178 0,165 0,259 28,35
10 DENMARK 0,552 0,127 0,301 0,169 -23,62
11 CYPRUS 0,429 0,226 0,084 0,082 -44,89
12 PORTUGAL 0,193 0,908 0,222 0,073 -35,07
13 CZECH REPUBLIC (CS->1992) 0,000 0,000 0,002 0,003 -
14 AUSTRIA 0,000 0,000 0,000 0,000 -
15 BULGARIA 0,000 0,000 0,000 0,000 -
16 ESTONIA 0,000 0,000 0,000 0,000 -
17 FINLAND 0,000 0,001 0,000 0,000 -
18 HUNGARY 0,000 0,000 0,000 0,000 -
19 IRELAND 0,000 0,000 0,000 0,000 -
20 LITHUANIA 0,000 0,000 0,000 0,000 -
21 LUXEMBOURG 0,000 0,000 0,000 0,000 -
22 LATVIA 0,000 0,000 0,000 0,000 -
23 MALTA 0,000 0,000 0,000 0,000 -
24 POLAND 0,000 0,000 0,000 0,000 - 25 ROMANIA 0,000 0,000 0,000 0,000 - 26 SLOVENIA 0,000 0,000 0,000 0,000 -
27 SLOVAKIA 0,000 0,000 0,000 0,000 -
TOTAL EU 93,062 70,831 75,914 65,465 -9,39
* HS 030613 - FROZEN SHRIMPS AND PRAWNS, WHETHER IN SHELL OR NOT, INCL. SHRIMPS AND PRAWNS IN SHELL, COOKED BY STEAMING OR BY BOILING IN WATER) Sumber: Eurostat (2013)
25
Tabel 11: Perkembangan impor udang beku* Uni Eropa dari Indonesia,
periode 2008-2011, kuantitas dalam 100 ton
RANK NEGARA TUJUAN 2008 2009 2010 2011 TREND (%) 2008-2011
1 SPAIN 1,442 1,419 1,464 1,570 2,90 2 FRANCE 0,637 0,658 0,720 0,621 0,14 3 ITALY 0,469 0,479 0,493 0,499 2,20 4 DENMARK 0,668 0,597 0,571 0,499 -8,79
5 BELGIUM (& LUXBG -> 1998) 0,529 0,412 0,403 0,461 -4,25
6 UNITED KINGDOM 0,320 0,339 0,357 0,373 5,21 7 NETHERLANDS 0,256 0,364 0,300 0,273 -0,03 8 GERMANY (inc DD fr 1991) 0,185 0,216 0,215 0,214 4,44 9 PORTUGAL 0,082 0,149 0,156 0,126 14,51
10 ESTONIA 0,026 0,022 0,028 0,021 -4,87 11 GREECE 0,020 0,025 0,020 0,020 -2,63 12 SWEDEN 0,016 0,010 0,011 0,012 -5,98 13 CYPRUS 0,007 0,007 0,008 0,007 -0,78 14 IRELAND 0,001 0,003 0,003 0,004 64,04 15 POLAND 0,002 0,003 0,003 0,004 16,23
16 CZECH REPUBLIC (CS->1992) 0,003 0,004 0,003 0,004 11,53
17 AUSTRIA 0,002 0,002 0,002 0,002 7,04 18 SLOVAKIA 0,000 0,001 0,002 0,001 - 19 LITHUANIA 0,000 0,000 0,000 0,001 128,63 20 LATVIA 0,000 0,000 0,000 0,001 290,93 21 BULGARIA 0,001 0,000 0,000 0,000 -15,01 22 SLOVENIA 0,000 0,000 0,000 0,000 34,16 23 MALTA 0,000 0,000 0,001 0,000 21,36 24 ROMANIA 0,000 0,000 0,000 0,000 27,07 25 HUNGARY 0,000 0,000 0,000 0,000 - 26 FINLAND 0,001 0,000 0,000 0,000 -36,97 27 LUXEMBOURG 0,000 0,000 0,000 0,000 -
TOTAL EU 4,666 4,712 4,761 4,715 0,41
* HS 030613 - FROZEN SHRIMPS AND PRAWNS, WHETHER IN SHELL OR NOT, INCL.
SHRIMPS AND PRAWNS IN SHELL, COOKED BY STEAMING OR BY BOILING IN WATER)
Sumber: Eurostat (2013)
26
Perkembangan harga
Antara tahun 2005 dan 2010, harga rata-rata untuk udang beku impor
meningkat rata-rata sebesar 1,2% per tahun dan berada pada € 5,52/kg.
Harga rata-rata untuk impor dari negara berkembang meningkat 1,4% per
tahun, menjadi € 5,35/kg. sebagai perbandingan, harga impor rata-rata
Uni Eropa adalah € 5,00/kg dari semua negara dan € 5,30/kg dari negara
berkembang, setelah mengalami peningkatan sebesar 0,9% (untuk semua
negara) dan penurunan sebesar 0,1% (untuk negara berkembang) sejak
2005.
Biasanya harga udang di pasar internasional mulai stabil pada saat
pasokan udang hasil budidaya meningkat pada Mei/Juni setiap tahunnya.
Akan tetapi tren ini tidak terjadi pada tahun 2011. Harga yang ditawarkan
oleh perusahaan pengemas pada bulan Juni dan Juli meningkat cukup
tajam khusunya untuk udang Jenis Black Tiger dan Vannamei. Hal ini
terjadi sebagai dampak sulitnya pasokan dari produsen. Untuk kawasan
asia, harga udang black tiger akan tetap kuat untuk beberapa waktu
mengingat kondisi pasokan, sementara Vannamei mungkin akan stabil
seiring dengan membaiknya pasokan dari India dan Thailand.
Diagram 14: Tren harga udang8 yang digunakan oleh Indexmundi untuk
mengindikasikan harga-harga udang global
Sumber: CBI (2011)
8No.1 shell-on headless, 26-30 count per pound, Mexican origin, New York port, Euro per Pound:
Oct 2006 - Sep 2011: -31.71 %
27
Terdapat semakin banyak peluang bagi produk bernilai tambah di pasar
Uni Eropa. Sebagai akibat dari perubahan gaya hidup, terdapat
peningkatan permintaan untuk produk perikanan yang mewah dan mudah
dikonsumsi. Eksportir produk-produk udang bernilai tambah (mudah
diolah, siap makan, atau siap masak), mungkin menemukan peluang-
peluang di pasar Belgia. Selain itu, harga dan marjin yang lebih tinggi juga
mungkin dapat diperoleh untuk produk-produk dengan resep baru dalam
porsi untuk satu atau dua orang.
Importir secara umum menerapkan marjin sebesar 5-10%. Harga
premium berlaku bagi produk bersertifikasi sustainable dan organik.
Beberapa sumber dari Internet untuk informasi tingkat harga produk
secara individual antara lain Globefish (http://www.globefish.org), FIS
(http://www.fis.com), dan Shrimpnews (http://www.shrimpnews.com).
Tingkat bea bervariasi dari 20% untuk udang yang diawetkan hingga 12%
untuk yang tidak diawetkan (spesies Penaeus danParapeneus). Tarif
ditiadakan untuk negara-negara yang merupakan bagian dari EU’s
Generalised System of Preferences. Informasi lebih lanjut dapat dilihat di
http://exporthelp.europa.eu. Pengurangan PPN (value added tax - VAT)
sebesar 6% berlaku untuk produk-produk perikanan yang dijual di Belgia.
Secara umum harga makanan olahan beku meningkat pada tahun 2012.
Akan tetapi, harga pizza beku menurun karena persaingan yang intens
akibat banyaknya jenis produk dari perusahaan lokal, manufaktur label
privat, dan para pemain internasional.
Pelaku usaha
Beberapa importir dan pedagang grosir besar yang mengimpor dari
negara berkembang antara lain:
- Atka - http://www.atkashellfish.com –importir, distributor, dan
pedagang grosir dengan kantor di Perancis, Jerman, Italia, dan
Spanyol
- Galana - http://www.galana.be –importir dan eksportir kelas dunia
untuk makanan beku (terutama ikan beku, crustaceans, dan sayuran)
28
- Pittman Shellfishs - http://www.pittmanseafoods.com –importir dan
eksportir kelas dunia untuk makanan beku (terutama ikan beku,
crustaceans, dan sayuran)
Jaringan ritel Belgia jarang mengimpor secara langsung dari negara di
luar Uni Eropa, tetapi membeli produk mereka melalui pemasok dan
importir pilihan. Jaringan supermarket memiliki organisasi pembelian
sendiri atau menggunakan grup pembeli independen. Beberapa grup
yang paling penting adalah Bloc -www.bloc.be- dan Coopernic (gabungan
dari Colruyt, CONAD, COOP, E.LECLERC, dan REWE). Beberapa
jaringan supermarket terbesar adalah:
- Carrefour - http://www.carrefourbelgium.be;
- Delhaize - http://www.delhaizegroep.com;
- Colruyt - http://www.colruyt.be.
Merek terkemuka di pasar shellfish beku adalah Iglo (/www.iglo.be).
Perusahaan pengolah terkemuka adalah Morubel (www.morubel.be) dan
Vd Maesen (www.vandermaesen.be).
Persyaratan dari pembeli
Belgia mengikuti legislasi Uni Eropa sehubungan dengan pemasaran
udang beku dan tidak menetapkan peraturan tambahan lainnya.
Persyaratan non-legislasi untuk produk-produk perikanan menjadi
semakin ketat. Sistem manajemen makanan seperti GlobalGAP, IFS, dan
BRC menjadi semakin penting pada saat memasok ke pasar Belgia. The
GlobalGap Shrimp Standard secara formal diluncurkan pada 23 April 2008
di acara Seafood Expositionyang diselenggarakan di Brussels. Untuk
informasi lebih lengkap lihat laman GlobalGAP untuk produk udang
(http://www.globalgap.org/cms/front_content.php?idart=1396&idcat=176&
changelang=1) dan AquaGAP (http://www.aquagap.net).
Uni Eropa, termasuk Belgia berkomitmen pada Codex Alimentarius yang
menyediakan standar-standar makanan untuk produk perikanan. Standar-
standar ini mencakup persyaratan untuk kualitas, pengawet makanan
yang diperbolehkan, cacat, ukuran, kemasan, penandaan, dan pelabelan.
Standar yang berlaku tergantung pada karakteristik dari masing-masing
produk (beku cepat, potong, lapis tepung, dll). Informasi untuk masing-
29
masing standar dapat dilihat di laman Codex Alimentarius
(http://www.codexalimentarius.net/search/advanced.do?lang=en).
Peluang dan tantangan
Makanan olahan beku diperkirakan akan meraih pertumbuhan positif,
walaupun hanya 2% dalam hal nilai ritel konstan pada periode 2013-2017.
Permintaan konsumen terutama akan didorong oleh konsumen berusia 45
tahun ke atas. Akan tetapi, makanan olahan beku akan tetap dirugikan
oleh citra kurang sehat karena kuatnya kekhawatiran konsumen akan
bahan pengawet dan kandungan nutrisi. Hanya produk-produk premium
dan semakin banyaknya produk berlabel privat yang diharapkan akan
mendorong permintaan untuk memicu nilai penjualan ritel konstan dari
makanan olahan beku selama periode 2013-2017.
Permintaan pasar untuk produk udang di Uni Eropa kuat dan telah
meningkat pada beberapa tahun terakhir walaupun krisis finansial tengah
melanda. Dalam jangka pendek, kompetisi di pasar utama udang
diperkirakan akan meningkat karena perusahaan-perusahaan
perdagangan dan pengolah di Uni Eropa dapat memperoleh berbagai
jenis udang yang berbeda dari banyak negara. Maka dari itu, potensi
pertumbuhan tampak tinggi. Terdapat segmen pasar yang berbeda-beda
untuk produk-produk udang, sehingga potensi untuk nilai tambah produk
juga relatif tinggi. Di seluruh Uni Eropa, udang dikonsumsi dalam berbagai
jenis produk di beberapa segmen pasar. Mayoritas produk udang adalah
produk bernilai tambah sehingga sensitif terhadap perubahan permintaan
yang terjadi akibat situasi ekonomi dan gambaran ekonomi dalam jangka
pendek.
Hambatan / tantangan untuk sektor makanan beku secara umum
Ada dua faktor utama yang menghalangi produsen / eksportir Indonesia
untuk mengekspor makanan beku ke pasar Uni Eropa, yaitu standar-
standar keamanan makanan dan bea impor. Kedua aspek ini akan
dibahas secara singkat pada bagian berikut ini.
Standar-standar yang berkaitan dengan sustainability dan keamanan
makanan:
30
- Semakin meningkatnya fokus pada isu-isu sustainability dan
keamanan makanan berujung pada semakin tingginya standar kualitas
yang berhubungan dengan produksi dan kebersihan. Tingginya
standar keamanan makanan di Uni Eropa setara dengan tingkat
standar di pasar-pasar seperti Inggris Raya, Jepang, tetapi terutama
pada pasar alternatif seperti Korea Selatan dan Timur Tengah. Hal ini
dapat menimbulkan halangan bagi para eksportir karena biaya untuk
memenuhi standar-standar ini menjadi terlalu tinggi bagi mereka.
- Sebagai contoh, untuk udang budidaya, Uni Eropa menuntut otoritas
Uni Eropa di setiap negara melakukan tes dan memberi label untuk
produk-produk dari setiap peternakan udanguntuk dapat memastikan
pelacakan penuh dan tidak ada obat-obatan terlarang yang digunakan
selama proses produksi. Apabila untuk alasan-alasan tertentu jaringan
pemasok lokal di negara-negara produsen udang tidak dapat
memenuhi persyaratan ini atau tidak lulus tes yang perlu dijalankan, ini
mungkin merupakan alasan untuk ekspor ke negara-negara lain
sebagai gantinya.
- Pada beberapa tahun belakangan ini, beberapa eksportir mengalihkan
fokus mereka ke pasar lain dengan standar yang lebih lunak daripada
Uni Eropa sebagai akibat dari penolakan oleh otoritas kesehatan Uni
Eropa (juga Amerika Serikat dan Jepang), contohnya berdasarkan
ditemukannya zat anti-biotik. Pada akhirnya, hal ini berakibat pada
rantai pasokan yang berbeda untuk tujuan pasar yang spesifik,
masing-masing dengan tingkat kualitas mereka sendiri. Faktor
penghalang ini dapat diatasi di Indonesia sendiri, karena institusi dapat
diperkuat dan produsen dapat dilatih untuk mematuhi standar-standar
Uni Eropa.
- Pelacakan kembali adalah sebuah isu yang penting dalam produksi
akuakultur karena hal ini merupakan alat untuk melacak daerah asal
dari makanan yang tidak aman. Selain itu, hal ini juga merupakan isu
penangkapan perikanan karena sejak tahun 2009 Uni Eropa
mengharuskan adanya sertifikat penangkapan untuk setiap ikan yang
diimpor di Uni Eropa. Sertifikat ini adalah bagian dari regulasi Uni
Eropa yang mengatur penangkapan ikan ilegal, tidak dilaporkan, dan
tidak teregulasi. Banyak industri perikanan di negara-negara
berkembang terdiri dari perahu-perahu kecil yang seringkali tidak
terdaftar dan sebagian besar dioperasikan oleh nelayan yang
berpendidikan rendah, sehingga introduksi sertifikat penangkapan
terbukti telah menjadi penghalang ekspor ke Uni Eropa. Akan tetapi,
31
dilaporkan bahwa mayoritas dari industri perikanan sekarang ini telah
mendaftarkan seluruh perahu mereka dan mengimplementasikan
kebijakan-kebijakan baru yang membantu nelayan dan eksportir untuk
dapat menyediakan dokumen yang dibutuhkan untuk ekspor ke pasar
Uni Eropa.
Bea masuk Uni Eropa
- Diskusi mengenai bea impor Uni Eropa terutama berhubungan dengan
kategori tuna dan udang. Tarif impor untuk tuna telah diperdebatkan
secara luas karena Indonesia menghadapi bea impor yang lebih tinggi
dibandingkan dengan negara-negara pemasok tuna ke Uni Eropa
lainnya, terutama untuk produk tuna kalengan (20-25%). Bea ini juga
berlaku bagi impor dari negara-negara Asia lainnya, seperti Vietnam
dan Filipina. Negara-negara seperti Fiji dan Papua Nugini telah
menandatangani Persetujuan Kemitraan Ekonomi (sementara) dengan
Uni Eropa sehingga menikmati kondisi yang lebih menguntungkan
untuk perdagangan tuna dan produk perikanan lainnya.
- Untuk udang, isu bea pada saat ini terfokus pada Amerika Serikat
dengan pajak anti-dumping yang menjadi penghalang bagi eksportir
udang yang dihadapkan dengan bea yang lebih tinggi dibandingkan
dengan eksportir dari negara-negara lain. Beberapa negara telah
sukses menolak kebijakan AS ini dan beanya telah dikurangi.
Walaupun demikian, bea yang tidak merata tetap mempengaruhi
posisi kompetitif suatu negara dibandingkan dengan yang lainnya.
Pada saat ini, Indonesia berada di bawah sistem preferensi umum
(General System of Preferences - GSP) di Uni Eropa.
- Akan tetapi, status dari semua negara sedang dalam peninjauan, di
masa depan Indonesia (dan negara lain) mungkin akan dihadapkan
dengan bea yang lebih tinggi. Salah satu contoh konsekuensi dari bea
impor yang lebih tinggi adalah industri udang Thailand yang
kehilangan status preferensinya untuk pasar Uni Eropa pada tahun
2000. Sebagai akibatnya, ekspor ke Uni Eropa jatuh secara dramatis
sementara ekspor ke Amerika Serikat meningkat dengan cepat. Ekpor
udang ke Uni Eropa hanya sedikit pulih setelah tsunami pada tahun
2004 pada saat Thailand mendapatkan kembali status preferensinya.
Masalah besar dengan bea impor adalah perjuangan produsen untuk
memenangkan kasus mereka seringkali berjalan lambat dan memakan
waktu panjang.
32
Hambatan / tantangan untuk kategori udang beku
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh LEI Wageningen UR untuk CBI,
ditemukan beberapa hambatan/tantangan utama bagi para pelaku usaha
di bidang ekspor udang Indonesia, khususnya untuk ekspor ke Uni Eropa.
Hambatan/tantangan tersebut antara lain:
1. Kurangnya pasokan bahan baku
2. Kurangnya kompetensi para peternak udang
3. Persyaratan pembeli yang ketat di Uni Eropa, contohnya spesifikasi
produk dan ukurannya
4. Kurangnya bibit udang yang baik / bersertifikasi yang mengakibatkan
produktivitas yang rendah
5. Kurangnya dukungan finansial bagi para peternak dari lembaga
keuangan / bank
6. Daya saing udang Pacific White di pasar Uni Eropa
7. Tingginya biaya operasional (bibit, pakan, trasnsportasi, dll)
8. Marjin keuntungan yang rendah untuk eksportir di Uni Eropa
sehubungan dengan persyaratan tes
Dari kedelapan poin di atas, tiga poin yang lebih spesifik telah
diidentifikasikan sebagai prioritas, yaitu 1. Daya saing udang Pacific White
di pasar Uni Eropa, 2. Kurangnya pasokan udang Black Tiger, dan 3.
Persyaratan dari pembeli Uni Eropa dan regulasi mengenai keamanan
pangan.
Selain itu, lebih lanjut LEI Wageningen UR menyatakan bahwa walaupun
tidak termasuk ke dalam prioritas, eksportir juga tampaknya memiliki
masalah dalam manajemen persyaratan pembeli yang berbeda untuk
spesifikasi produk dan sustainability. Informasi pasar dan pelatihan untuk
pasar niche yang spesifik di Uni Eropa dapat membantu para eksportir
untuk memperluas pangsa pasr Uni Eropa mereka.
Pada diagram di bawah ini dapat dilihat hubungan dari pihak-pihak yang
mendukung dan mempengaruhi industri udang, para operator di industri
udang, dan hambatan / tantangan yang ada.
33
Diagram 15: Rantai nilai produk udang Indonesia dan
hambatan-hambatannya
Sumber: The Indonesian seafood sector: A value chain analysis (2012)
Berikut ini adalah pembahasan lebih lanjut mengenai tiga tantangan
utama ekspor udang Indonesia ke Uni Eropa beserta solusi dan aksinya.
34
1. Daya saing udang Pacific White di pasar Uni Eropa Deskripsi Menurut para eksportir lokal, daya saing udang Pacific
White di Uni Eropa terbatas akibat tingginya biaya operasional dan rendahnya produktivitas di peternakan udang Pacific White. Ada anggapan bahwa pola pikir para peternak perlu diubah. Pada saat ini, mayoritas peternak menggunakan sistem stok kolam dengan densitas tinggi yang tidak optimal untuk produksi udang Pacific White. Para peternak harus sadar bahwa mengurangi densitas stok sampai kira-kira 70 per m2 akan mengurangi kegagalan panen dan menghasilkan udang yang sedikit lebih besar, tingkat kematian yang lebih rendah, dan pada akhirnya produktivitas yang lebih tinggi. Para peternak harus merubah pola pikir mereka dari jangka pendek ke jangka panjang. Hal ini terutama berlaku untuk peternak semi-intensif dan berskala kecil yang sering kali tidak kompeten dan berkapasitas rendah dalam memonitor dan mengatur kolam dalam cara yang menguntungkan bagi sistem stok dengan densitas tinggi. Perubahan pola pikir akan menghasilkan volume produksi yang lebih stabil dan berkesinambungan yang akan menguntungkan sistem secara keseluruhan.
Solusi dan aksi
Untuk dapat mencapai hal ini, MMAF harus meningkatkan jumlah pekerja dan mengedukasi para peternak mengenai praktek-praktek akuakultur yang baik dan produksi yang berkesinambungan. Pusat Layanan Makanan Laut juga dapat memainkan peranan penting di sini dengan menyediakan pelatihan dan mempekerjakan karyawan ekstensi. Disarankan juga perusahaan pengolah bekerja dengan kooperasi yang lebih dekat dengan para peternak.
Donor yang sudah bertindak
Grup akuakultur dan perikanan dari Universitas Wageningen berencana untuk meluncurkan sebuah program untuk meningkatkan produktivitas peternakan udang Indonesia. Proposal sedang dikembangkan dan akan diserahkan pada the Dutch Partners for Water Programme.
35
2. Kurangnya pasokan udang Black Tiger Deskripsi Karena mayoritas dari semua sistem produksi semi-
intensif dan intensif telah beralih ke produksi udang Pacific White, produksi udang Black Tiger mengalami stagnasi. Akan tetapi, menurut beberapa sumber dalam industri, produksi udang Black Tiger mungkin akan terdorong dengan cara menyokong peternak tradisional untuk sedikit meningkatkan sistem produksi mereka dan meningkatkan densitas stok di kolam-kolam mereka. Akan tetapi, bahkan apabila hal ini tercapai, potensi produksi dari kolam-kolam ekstensif tetap terbatas. Sebagai akibat dari lebih tingginya produktivitas dan berkurangnya resiko dari produksi udang Pacific White, kecil kemungkinan peternakan lain akan kembali ke produksi udang Black Tiger.
Solusi dan aksi
Asistensi untuk melakukan penyesuaian kolam perlu diberikan agar kolam-kolam tersebut lebih cocok untuk densitas stok yang lebih tinggi. hal ini hanya dapat tercapai melalui program dukungan dan program pembangkit kesadaran.
Donor yang sudah bertindak
- Rabobank Foundation bekerja dengan produsen udang Black Tiger di Aceh.
- Oxfam, IUCN, dan the Mangrove alliance bekerja dengan produsen udang Black Tiger di Kalimantan, Makasar, dan Jawa Timur.
- Kedua donor bekerja terurtama dengan produsen udang BlackTiger dan berusaha untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing mereka dan mencoba untuk mempersiapkan mereka untuk sertifikasi ASC.
3. Persyaratan dari pembeli Uni Eropa dan regulasi mengenai keamanan pangan
Deskripsi Terdapat keluhan bahwa tidak hanya regulasi Uni Eropa
sangat ketat, tetapi juga prosedur implementasinya terlalu keras dan tidak mempertimbangkan kondisi produksi lokal. Konsekuensinya, pemerintah Indonesia harus merespon dengan sangat cepat dan hal ini tidak selalu dapat dilakukan. Permintaan utama Indonesia bagi Uni Eropa adalah untuk memberikan lebih banyak waktu untuk menyesuaikan prosedur dan infrastruktur lokal. Diklaim juga bahwa terdapat perbedaan regulasi untuk negara-negara anggota Uni Eropa dan antara
36
regulasi keamanan makanan Uni Eropa dan persyaratan tambahan dari pembeli.
Solusi dan aksi
Untuk dapat memiliki pengaruh yang lebih besar dan implementasi regulasi Uni Eropa pada sektor udang Indonesia, sektor ini seharusnya memberikan lebih banyak tekanan kepada pemerintah Indonesia untuk mewakili sektor udang di Brussels. Perwakilan dari MMAF seharusnya ditunjuk di Brussels untuk melobi hal-hal yang sehubungan dengan sektor ini dan memuluskan trajektori implementasi regulasi Uni Eropa.
Donor yang sudah bertindak
Belum ada.
Strategi meningkatkan ekspor makanan beku ke Belgia
• Memilih jalur perdagangan yang sesuai
Belgia terletak di dekat Belanda, yang juga merupakan negara penting
bagi impor dan pengeksporan-kembali untuk pasar makanan beku.
Peluang di pasar Belgia dapat ditemukan juga melalui pasar Belanda
karena kedua pasar ini terhubung satu sama lain. Importir Belgia
biasanya membeli pada basis insidental di spot market. Mayoritas
importir ini terdaftar di basis-data dan asosiasi perdagangan.
• Pendekatan terhadap para pembeli dari Belgia
Pada saat melakukan pendekatan terhadap importir, pastikan bahwa
importir tersebut mencari makanan beku dan lebih baik lagi apabila
mereka sudah aktif di Indonesia. Hal ini akan memudahkan mereka
untuk menginspeksi fasilitas yang ada di Indonesia. Cara paling
mudah untuk mendapatkan informasi lebih jauh adalah dengan
menelusi laman mereka di Internet. Para pedagang di Belgia dapat
dihubungi melalui telepon, surel, atau melalui kunjungan ke pameran-
pameran perdagangan. Perlu diingat juga bahwa daerah-daerah yang
berbeda di Belgia berbicara menggunakan bahasa yang berbeda dan
mungkin memiliki preferensi jenis makanan yang berbeda pula. Detil
mengenai berbisnis di Belgia dapat dilihat pada laman Business
Belgium - http://business.belgium.be/en.
37
Penutup
Dari banyak kategori makanan beku, Indonesia masih belum terlalu
banyak bermain di pasar Uni Eropa dan Belgia pada khususnya.
Indonesia baru cukup aktif di sektor makanan laut beku, terutama kategori
udang beku. Maka dari itu masih perlu dilakukan penelusuran lebih lanjut
untuk menemukan potensi di kategori lain yang dapat dikembangkan
karena aktegori-kategori lain di pasar makanan beku Belgia masih
memiliki banyak potensi dan terus mengalami pertumbuhan seperti telah
dibahas sebelumnya.
Sedangkan untuk sektor udang sendiri, Indonesia sudah relatif mapan dan
profesional. Walaupun beberapa perusahaan tetap harus mencari cara
untuk memasuki pasar internasional ujung atas (high-end), mayoritas
perusahaan berskala besar dan menengah telah memiliki hubungan yang
mapan dengan pasar Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang. Beberapa
perusahaan besar memiliki peternakan yang terintegrasi yang menjamin
volume minimum dari udang berkualitas dengan sertifikasi ACC,
Naturland, GlobalGAP, atau sertifikasi sustainability lainnya. Perusahaan-
perusahaan yang telah mapan ini tidak memerlukan asistensi lebih jauh
untuk menigkatkan volume ekspor ke pasar Uni Eropa. Akan tetapi,
beberapa perusahaan berskala kecil dan menengah yang belum
mendapatkan persetujuan Uni Eropa membutuhkan asistensi untuk
bergerak ke arah itu.
Lebih jauh lagi, sebagai akibat dari matangnya sektor ini, terdapat potensi
yang besar untuk meningkatkan pangsa di pasar niche untuk produk-
produk bersertifikasi sustainable. Halangan untuk berinvestasi pada
sertivikasi relatif rendah bagi perusahaan berskala besar dan menengah
yang memiliki peternakan sendiri dibandingkan dengan perusahaan yang
tidak memiliki peternakan sendiri. Apabila sertifikasi sustainable seperti
ASC menjadi keharusan untuk mengekspor ke pasar Uni Eropa, beberapa
perusahaan ini mungkin memerlukan bantuan untuk mengajukan
sertifikasi. Akan tetapi, pertanyaan yang penting adalah apakah
perusahaan-perusahaan ini dapat bergerak ke arah sertifikasi secara
mandiri.
38
LAMPIRAN
Sumber-sumber yang berguna
• VLAM, Flemish Agricultural Marketing Board - http://www.vlam.be;
• FEVIA, Federation of the food industry in Belgium -
http://www.fevia.be;
• Flemish Ministry of Agriculture and Fisheries -
http://www2.vlaanderen.be/ned/sites/landbouw/visserij/index.html;
• FPS Economy, Statistics Division of Belgium -
http://www.statbel.fgov.be - provides detailed information on
consumption, prices and production of fishery products;
• Ministry of Agriculture and Fisheries -
http://lv.vlaanderen.be/nlapps/docs/default.asp?id=904 ;
• Statbel - http://www.statbel.fgov.be - statistical office of the Belgian
government;
• Seafood International/ Intrafish - http://www.seafood-international.com
- a web portal on fisheries with a diversity of information on shrimps
and prawns;
• Seafood Processors/ Intrafish, http://www.seafoodprocessor.com - an
international monthly magazine providing technical information on
processing. The magazine includes updates on regulatory and
certification issues, research and development and logistics;
• European Seafood Exposition (ESE) - http://www.euroseafood.com -
largest European trade fair held in Brussels every year. Next event 24-
26 April 2012.
PERKEMBANGAN IMPOR UDANG BEKU EU DARI DUNIA
PERIODE 2008 – 2011, € Juta
RANK NEGARA TUJUAN 2008 2009 2010 2011 TREND (%)
2008-2011
1 SPAIN 711.844 595.080 752.097 779.419 5.19
2 FRANCE 312.624 303.370 379.692 355.374 6.28
3 BELGIUM (and LUXBG -> 1998) 258.510 190.274 215.607 275.382 3.20
4 UNITED KINGDOM 167.000 183.307 228.586 264.184 17.31
5 ITALY 234.087 210.058 247.583 250.314 3.72
6 NETHERLANDS 111.449 160.351 150.935 148.317 8.29
7 GERMANY (incl DD from 1991) 95.419 118.274 129.114 142.008 13.66
8 DENMARK 139.752 116.512 123.395 136.579 -0.11
9 PORTUGAL 37.671 60.880 65.273 60.559 16.11
10 GREECE 11.208 12.991 11.018 11.312 -1.36
11 SWEDEN 5.748 4.149 6.556 8.150 16.24
12 ESTONIA 5.531 4.311 5.973 5.502 3.15
13 CYPRUS 3.861 3.719 4.095 4.560 6.13
14 IRELAND 0.394 1.567 1.888 3.351 93.61
15 POLAND 1.094 0.968 1.144 2.241 26.09
16 CZECH REPUBLIC (CS->1992) 0.730 1.122 1.118 1.352 20.28
17 AUSTRIA 0.949 0.725 0.915 1.289 12.22
18 LITHUANIA 0.037 0.049 0.244 0.376 134.94
19 LATVIA 0.016 0.016 0.137 0.295 199.42
20 BULGARIA 0.311 0.160 0.096 0.199 -16.90
21 MALTA 0.087 0.128 0.412 0.153 33.24
22 SLOVENIA 0.100 0.098 0.122 0.143 13.94
23 ROMANIA 0.065 0.061 0.221 0.119 36.37
24 HUNGARY 0.000 0.000 0.000 0.073 -
25 FINLAND 0.303 0.109 0.116 0.061 -37.76
26 SLOVAKIA 0.000 0.014 0.046 0.053 -
27 LUXEMBOURG 0.000 0.000 0.000 0.000 -
TOTAL 2098.79 1968.29 2326.38 2451.37 6.53
* HS 030613 - FROZEN SHRIMPS AND PRAWNS, WHETHER IN SHELL OR NOT, INCL. SHRIMPS
AND PRAWNS IN SHELL, COOKED BY STEAMING OR BY BOILING IN WATER) Sumber: Eurostats diolah KBRI Brussel (Ekstraksi Mei 2013)
40
PERKEMBANGAN IMPOR UDANG BEKU EU DARI DUNIA
PERIODE 2008 – 2011, KUANTITAS, DALAM 100 TON
RANK NEGARA TUJUAN 2008 2009 2010 2011 TREND
(%)
2008-2011
1 UNITED KINGDOM 0.060 0.042 0.051 0.031 -16.51
2 BELGIUM (and LUXBG) 0.046 0.026 0.017 0.021 -23.57
3 FRANCE 0.025 0.029 0.027 0.017 -11.46
4 ITALY 0.020 0.021 0.013 0.013 -16.88
5 GERMANY 0.014 0.007 0.006 0.006 -22.11
6 NETHERLANDS 0.017 0.012 0.007 0.003 -46.25
7 SWEDEN 0.001 0.001 0.001 0.001 10.46
8 SPAIN 0.002 0.000 0.002 0.001 -1.99
9 GREECE 0.000 0.000 0.000 0.000 36.11
10 DENMARK 0.001 0.000 0.000 0.000 -35.35
11 CYPRUS 0.001 0.001 0.000 0.000 -55.47
12 PORTUGAL 0.000 0.001 0.000 0.000 -40.79
13 CZECH REPUBLIC 0.000 0.000 0.000 0.000 -
14 AUSTRIA 0.000 0.000 0.000 0.000 -
15 BULGARIA 0.000 0.000 0.000 0.000 -
16 ESTONIA 0.000 0.000 0.000 0.000 -
17 FINLAND 0.000 0.000 0.000 0.000 -
18 HUNGARY 0.000 0.000 0.000 0.000 -
19 IRELAND 0.000 0.000 0.000 0.000 -
20 LITHUANIA 0.000 0.000 0.000 0.000 -
21 LUXEMBOURG 0.000 0.000 0.000 0.000 -
22 LATVIA 0.000 0.000 0.000 0.000 -
23 MALTA 0.000 0.000 0.000 0.000 -
24 POLAND 0.000 0.000 0.000 0.000 -
25 ROMANIA 0.000 0.000 0.000 0.000 -
26 SLOVENIA 0.000 0.000 0.000 0.000 -
27 SLOVAKIA 0.000 0.000 0.000 0.000 -
TOTAL 0.187 0.142 0.126 0.094 -19.61
* HS 030613 - FROZEN SHRIMPS AND PRAWNS, WHETHER IN SHELL OR NOT, INCL. SHRIMPS
AND PRAWNS IN SHELL, COOKED BY STEAMING OR BY BOILING IN WATER) Sumber: Eurostats diolah KBRI Brussel (Ekstraksi Mei 2013)
41
FACT SHEET
Geografi dan Kependudukan Belgia
Sumber: CIA – The World Factbook (https://www.cia.gov)
Lokasi : Eropa Barat, berbatasan dengan Laut Utara (North Sea), di antara Perancis dan Belanda. Koordinat geografis: 50 50 N, 4 00 E
Luas Wilayah : Total: 30.528 sq km2
Wilayah daratan: 30.278 km2
Wilayah air: 250 km2
Perbatasan : Total: 1.385 km
Negara-negara perbatasan: Perancis 620 km, Jerman 167 km, Luksemburg 148 km, Belanda 450 km
Garis pantai: 66,5 km
Klaim maritim : Territorial laut: 12 nm
Zona berdekatan: 24 nm
Zona ekonomi eksklusif (ZEE): koordinat geografis menentukan batas luar
Landas kontinen: garis tengah dengan negara tetangga
Iklim : Musim dingin ringan, musim panas yang sejuk, berhujan, lembab, berawan
Medan alam : Dataran pesisir di barat laut yang datar/rata, daerah tengah berbukit, pegunungan terjal Hutan Ardennes (Ardennes Forest) di tenggara
Elevasi ekstrim : Titik terendah: North Sea 0 m
Titik tertinggi: Botrange 694 m
Penggunaan lahan : Lahan garapan: 27,42%
Tanaman pangan permanen: 0,69%
Lain-lain: 71,89%
Catatan: termasuk Luksemburg (2005)
Hasil alam : Material-material konstruksi, pasir silika, karbonat
Lahan irigasi : 230 km2(2008)
Total sumber daya air yang terbaharui
: 20.8 km3 (2005)
Penarikan air tawar : Total: 7,44 km3/tahun (untuk domestik 13% / industri 85% / pertanian 1%)
Bencana alam: : Banjir merupakan ancaman di daerah sepanjang sungai dan di area reklamasi pantai , terlindung dari laut dengan tanggul beton
Isu-isu lingkungan aktual
: Lingkungan terpapar tekanan yang intens dari kegiatan manusia: urbanisasi, transportasi jaringan padat, industri, peternakan hewan luas dan budidaya tanaman; polusi udara dan air juga berdampak terhadap negara-negara tetangga; ketidakpastian mengenai tanggung jawab pusat dan daerah (kini telah diselesaikan) telah memperlambat laju penanggulangan tantangan bagi lingkungan
Persetujuan lingkungan-
: Pendukung: Polusi Udara, Polusi Udara – Nitrogen Oksida, Polusi Udara – Polutan Persistent Organik,
42
internasional
Polusi Udara – Sulfur 85, Polusi Udara – Sulfur 94, Senyawa Polusi Udara – Volatil Organik, Antartika – Protokol Lingkungan , Antartika – Sumber Daya Hidup Kelautan , Segel Antartika , Traktat Antartika, Biodiversity, Perubahan Iklim, Perubahan Iklim – Protokol Kyoto, Desertifikasi, Spesies Langka, Modifikasi Lingkungan, Limbah Berbahaya, Polusi Kapal, Hukum Laut, Pembuangan Sampah ke Laut, Konservasi Kehidupan Laut, Perlindungan Lapisan Ozon, Tropical Timber 83, Tropical Timber 94, Wetlands, Perburuan Ikan Paus.
Ditandatangani, tapi tidak disahkan: tidak satu pun dari perjanjian yang dipilih
Catatan geografi
: Persimpangan Eropa Barat; ibu kota Eropa yang paling Barat dalam 1.000 km dari Brussels, tempat Uni Eropa dan NATO
Jumlah penduduk : 10,444,268 (July 2013 est.)
Ranking dunia: 83
Struktur usia kependudukan
: 0-14 thn: 15,7% (laki-laki 835.569/ perempuan 801.959)
15-64 thn: 11,8% (laki-laki 629.753/ perempuan 603.550)
25-54 thn: 40,6% (laki-laki 2.145.075/ perempuan 2.100.014)
55-64 thn: 13,2% (laki-laki 681.946/ perempuan 695.188)
65 thn ke atas: 18,7% (laki-laki 819.694/ perempuan 1.131.520) (2013 est.)
Angka tengah umur
: Total: 42,8 tahun
Laki-laki: 41.5 tahun
Perempuan: 44,2 tahun (2013 est.)
Pertumbuhan penduduk
: 0,05% (2013 est.)
Ranking dunia: 187
Pengangguran, kaum muda usia 15-24 tahun
: Total: 18,7%
Laki-laki: 18,7%
Perempuan: 18,7% (2011)
Ranking dunia: 65
Agama : Katolik Roma 75%, lain-lain (termasuk Protestan) 25%
Bahasa : Belanda (resmi) 60%, Perancis (resmi) 40%, Jerman (resmi) kurang dari 1%, secara hukum dua bahasa (Belanda dan Perancis)
Kelompok etnik : Fleming 58%, Walloon 31%, campuran atau lainnya 11%
43
Profil Ekonomi
PDB : $ 412 miliar (2011 est.)
GDP : $ 529 milliar (2011 est.)
Tingkat Pertumbuhan Riil : 2% (2011 est.)
PDB Ranking dunia : 157
2,1% (2011 est.)
-2,7% (2009 est.)
PDB per kapita : $37.600 (2011 est.)
Ranking dunia: 30
$37.000 (2010 est.)
$36.500 (2009 est.)
Komposisi PDB menurut : Pertanian: 0,7%
Sektor Industri: 21,6%
Jasa: 77,7% (2011 est.)
Tingkat Inflasi : 3,1% (2011 est.)
Ranking dunia: 62
Angkatan Kerja : 5.071 juta (2011 est.)
Ranking dunia:75
Pembagian angkatan kerja : Pertanian: 2%
Industri 25%
Jasa: 73% (2011 est.)
Tingkat pengangguran : 7,7% (2011 est.)
Ranking dunia: 91
8,3% (2010 est.)
Populasi di bawah garis : 15,2% (2007 est.)
Kemiskinan
Investasi (bruto tetap) : 19,8% dari PDB (2011 est.)
Ranking dunia: 124
Pajak dan pendapatan lainnya: 47,9% dari PDB (2011 est.)
Ranking dunia: 21
Anggaran : Pendapatan: $253,3 miliar
Belanja: $275,5 miliar (2011 est.)