112
PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT HUTAN MANGROVE (Studi Kasus di Desa Randusanga Kulon, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah) Skripsi Diajukan kepada Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Irfan Zam Zami NIM 1112015000074 JURUSAN TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2019 M

PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR

TERHADAP MANFAAT HUTAN MANGROVE

(Studi Kasus di Desa Randusanga Kulon, Kecamatan Brebes,

Kabupaten Brebes, Jawa Tengah)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Irfan Zam Zami

NIM 1112015000074

JURUSAN TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/2019 M

Page 2: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

Scanned by CamScanner

Page 3: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

Scanned by CamScanner

Page 4: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

Scanned by CamScanner

Page 5: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

Scanned by CamScanner

Page 6: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

Scanned by CamScanner

Page 7: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

i

ABSTRAK

Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir Terhadap Manfaat

Hutan Mangrove (Studi Kasus Di Desa Randusanga Kulon, Kecamatan Brebes,

Kabupaten Brebes)”,Skripsi, Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Pembimbing : Dr.Sodikin,

M.Si

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode deskriptif

kualitatif. Pengambilan data masyarakat setempat teknik pengumpulan datanya

menggunakan teknik observasi, penyebaran kuesioner / angket penelitian, dan

dokumentasi. Pelaksanaan pengumpulan data mangrove dilakukan dengan metode

observasi lapangan (data primer) yang bertujuan untuk mengetahui kerapatan jenis i

(Di), frekuensi jenis i (Fi), dan penutupan jenis i (Ci) dilakukan dengan menggunakan

metode transek, yaitu membuat garis transek sepanjang 100 meter atau 500 meter

dengan lebar 10 meter sampai 20 meter. Pada setiap transek yang telah dibentuk pada

masing-masing stasiun pengamatan dibuat plot ukuran bertingkat masing-masing 10

m x 10 m untuk tingkat pohon; 5 m x 5 m untuk tingkat pancang/anakan; dan 1 m x 1

m untuk tingkat semaian, kemudian dicatat seluruh jenis dan jumlah pohon mangrove

yang tumbuh dalam luasan plot tersebut.

Secara umum kondisi ekosistem mangrove di lokasi penelitian mengalami

kerusakan dalam kategori “sedang” akibat konversi lahan hutan mangrove menjadi

tambak atau kolam ikan, vegetasi mangrove yang ditemukan di lokasi penelitian

didominasi oleh jenis Rhizophora yaitu Rhizophora Mucronata,RhizophoraApicculta,

Rhizophora Stylosa, Bruguiera Gymnorrhiza dan Avicennia Alba berukuran besar

mendominasi kawasan ini dan tumbuh secara alami. Pemahaman masyarakat

setempat dalam memahami manfaat hutan mangrove sangat beragam, namun yang

paling dominan adalah bahwa mereka memahami manfaat hutan mangrove sebagai

tempat yang baik untuk budidaya berbagai jenis organisme perairan seperti ikan,

kepiting, kerang-kerangan, dan sebagainya.

Kata Kunci : Pemahaman, Masyarakat Pesisir, Manfaat Hutan Mangrove

Page 8: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

ii

ABSTRACT

Irfan Zam Zami, 2019, "Understanding of Coastal Communities Against the

Benefits of Mangrove Forests (Case Study in Randusanga Kulon Village, Brebes

District, Brebes Regency)", Skripsi, Social Sciences Education Department,

Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Advisor: Dr.Sodikin, M.Sc.

This study uses a qualitative approach, with qualitative descriptive methods.

Retrieval of local community data collection techniques using observation

techniques, distributing questionnaires / research questionnaires, and documentation.

The implementation of mangrove data collection is done by field observation method

(primary data) which aims to determine the density of type i (Di), frequency type i

(Fi), and closure of type i (Ci) is carried out using the transect method, which is

making 100 transect lines meters or 500 meters with a width of 10 meters to 20

meters. At each transect that has been formed at each observation station a multi-size

plot of 10 m x 10 m is made for the tree level; 5 m x 5 m for sapling / sapling levels;

and 1 m x 1 m for seedling level, then all types and numbers of mangrove trees are

recorded in the plot area.

In general, the condition of mangrove ecosystems in the study area was

damaged in the "moderate" category due to the conversion of mangrove forest into

fishponds or fish ponds, the mangrove vegetation found in the study area was

dominated by Rhizophora species namely Rhizophora Mucronata, Rhizophora

Apicculta, Rhizophora Stylosa, Bruguiera Gymnorrhiza and Large-sized Avicennia

Alba dominates this region and grows naturally. The understanding of the local

community in understanding the benefits of mangrove forests is very diverse, but the

most dominant is that they understand the benefits of mangrove forests as a good

place for cultivating various types of aquatic organisms such as fish, crabs, shellfish,

and so on.

Keywords: Understanding, Coastal Society, Benefits of Mangrove Forest

Page 9: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

iii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh

Puji syukur Alhamdulillah penulis persembahkan kehadirat Allah Swt,. Atas

segala berkat dan rahmat serta nikmat Allah Swt akhirnya penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pemahaman Masyarakat Pesisir

Terhadap Manfaat Hutan Mangrove (Studi Kasus Di Desa Randusanga Kulon,

Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah)”. Sholawat serta salam

penulis sampaikan kepada Rasulullah Muhammad Saw , Rasul penuntun umat ahir

zaman di dunia hingga akhirat, kepada segenap keluarga, sahabat beliau, para tabi’in,

para tabi’ittabi’in, dan orang-orang yang memelihara hadis dan mengikuti sunah

beliau.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan

sebuah karya ilmiah, oleh sebab itu penulis selalu mengharapkan kritik atau saran

yang bersifat membangun dari semua pihak. Selesainya skripsi ini tidak lepas dari

bantuan banyak pihak, sehingga pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati

dan penuh rasa hormat penulis menghaturkan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada semua pihak yang telah mendukung atau memberikan bantuan moril atau

materil baik langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini hingga

selesai, terutama kepada yang terhormat :

1. Ibu Prof. Dr. Amany Burhanuddin Lubis, Lc., M.A selaku Rektor UIN Jakarta.

2. Ibu Dr. Sururin, M.Ag selaku Dekan FITK UIN Jakarta.

3. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Tadris IPS

4.Bapak Syaripulloh, M.Si selaku Sekertaris Jurusan Tadris IPS

5.Ibu Prof. Dr. Ulfah Fajarini, M.Si selaku dosen pembimbing akademik

6. Bapak Dr. Sodikin, S.Pd, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi

7. Ibu Zaharah, M.Ed selaku dosen pembimbing skripsi

8. Bapak Andri Noor Ardiansyah, M.Si selaku dosen konsentrasi geografi.

Page 10: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

iv

9. Semua dosen dan staf jurusan Tadris IPS yang telah membimbing penulis.

10. Kedua Orang Tua penulis Ayahanda tercinta Wirya dan Ibunda tercinta Kopsah

11. Teman - teman penulis dari jurusan Tadris IPS angkatan 2012

12. Sahabat - sahabat penulis dari konsentrasi geografi angkatan 2012

Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, mudah-mudahan

senantiasa mendapat baraokah dari Allah SWT (Amin). Ahir kata penulis mohon

maaf atas segala kekurangan dan ketidak sempurnaan skripsi ini, mudah-mudahan

dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh.

Page 11: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

LEMBAR PENGESAHAN UJI REFERENSI

ABSTRAK…………………………………………………………………............ i

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….. iii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………. v

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………… vii

DAFTAR TABEL…………………………………………………………………. viii

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………..1

B. Identifikasi Masalah………………………………………………9

C. Batasan Masalah…………………………………………………..9

D. Rumusan Masalah………………………………………………..10

E. Tujuan Penelitian………………………………………………...10

F. Manfaat Penelitian……………………………………………….10

BAB II KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka………………………………………………....12

1. Makna Pemahaman…………………………………………..12

2. Masyarakat Pesisir…………………………………………...15

3. Hutan Mangrove………………………………………..........18

Page 12: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

vi

4. Manfaat Hutan Mangrove……………………………………27

B. Definisi Operasional……………………………………………..30

C. Bahasan Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan…………………...32

D. Kerangka Berfikir………………………………………………..34

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian……………………………………………….36

B. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………...36

C. Bahan dan Alat………………………………………………….39

D. Populasi dan Sampel…………………………………………….39

E. Jenis dan Sumber Data…………………………………………..40

F. Teknik Pengumpulan Data………………………………………41

G. Teknik Analisis Data…………………………………………….42

H. Kisi-kisi Instrumen Penelitian…………………………………...45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran umum Desa Randusanga Kulon……………………..46

B. Kondisi ekosistem Mangrove di Desa Randusanga Kulon……..46

C. Kondisi sosial ekonomi warga Randusanga Kulon……………...52

D. Analisis Hasil Angket Penelitian………………………………...57

E. Hasil Uji Instrumen Penelitian…………………………………...76

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………79

B. Saran……………………………………………………………..80

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………....81

LAMPIRAN………………………………………………………………………...84

Page 13: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran…………………………………………………34

Gambar 3.1 Lokasi Penelitian…………………………………………………….37

Gambar 3.2 Bagan Transek Cuplikan Vegetasi Mangrove……………………….42

Gambar 4.1 Rhizophora Mucronata........................................................................47

Gambar 4.2 Rhizophora Apiculata..........................................................................48

Gambar 4.3 Rhizophora Stylosa..............................................................................49

Gambar 4.4 Bruguiera Gymnorrizha.......................................................................50

Gambar 4.5 Avicennia Alba.....................................................................................51

Gambar 4.6 Jumlah Tegakan Rata-rata Vegetasi Mangrove Tiap Kanal…………52

Gambar 4.7 Hasil Uji Instrumen Penelitian.............................................................76

Page 14: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tingkat Kerusakan Mangrove Di Wilayah Pantura…………………..6

Tabel 2.1 Hasil Penelitian yang Relevan……………………………………….32

Tabel 3.1 Tahapan Penelitian…………………………………………………...38

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket Penelitian………………………………………….45

Tabel 4.1 Kriteria baku kerusakan mangrove......................................................47

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Desa Randusanga Kulon........................................53

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan yang Ditamatkan...................54

Tabel 4.4 Kepadatan Penduduk Desa Randusanga Kulon...................................54

Tabel 4.5 Jenis Rumah di Desa Randusanga Kulon…………………………....55

Tabel 4.6 Jumlah Ternak Desa Randusanga Kulon Menurut Jenisnya………...56

Tabel 4.7 Mengetahui Keberadaan Mangrove di Desa Setempat………………57

Tabel 4.8 Mengetahui Tanaman Mangrove…………………………………….58

Tabel 4.9 Mengetahui Jenis-Jenis Mangrove…………………………………..58

Tabel 4.10 Mengetahui Lokasi Hutan Mangrove di Desa Setempat…………….59

Tabel 4.11 Hutan Mangrove Sangat Pentng Bagi Kehidupan Warga Pesisir……59

Tabel 4.12 Hutan Mangrove Dapat Menjadi Penyeimbang Ekosistem Pesisir….60

Tabel 4.13 Hutan Mangrove Dapat Mencegah Abrasi Pantai…………………...60

Tabel 4.14 Hutan Mangrove Dapat Meminimalisir Volume Gelombang Pasang

Air Laut………………………………………………………………61

Tabel 4.15 Hutan Mangrove Dapat Menjadi Habitat yang Baik Untuk Budidaya

Perikanan…………………………………………………………….62

Tabel 4.16 Hutan Mangrove Dapat Menahan Terjangan Badai…………………62

Page 15: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

ix

Tabel 4.17 Aparatur Desa Telah MensosialisasikanWarga Untuk Melestarikan

Hutan Mangrove……………………………………………………….63

Tabel 4.18 Menebang Pohon Mangrove Secara Berlebihan Dapat Merusak

Ekosistem Pesisir…………………………………………………….64

Tabel 4.19 Membuka Lahan Hutan mangrove Untuk Dijadikan Tambak Atau

Tempat Rekreasi Dapat Menimbulkan kerusakan lingkungan......... .64

Tabel 4.20 Selalu Melakukan Reboisasi Setelah Melakukan Penebangan Pohon

Mangerove……………………………………………………………65

Tabel 4.21 Selalu Mengikuti Kegiatan Menanam Bibit Mangrove yang Diadakan

Oleh Pemerintah atau Desa Setempat………………………………..66

Tabel 4.22 Hutan Mangrove Dapat Menghasilkan Kayu Untuk Digunakan

Sebagai Kayu Bangunan, Pembuatan Perahu, dan Kayu Bakar……..67

Tabel 4.23 Hutan Mangrove Dapat Menjadi Tempat Hidup Beragam Jenis

Burung……………………………………………………………….68

Tabel 4.24 Hutan Mangrove Dapat Menjadi habitat Yang Baik Untuk Berbagai

Jenis Ikan Tertentu…………………………………………………..68

Tabel 4.25 Hutan Mangrove Dapat Menjadi Tempat Yang Baik Untuk Budidaya

Kepiting……………………………………………………………..69

Tabel 4.26 Hutan Mangrove Dapat Menjadi Habitat Untuk Kerang- kerangan...70

Tabel 4.27 Kondisi Hutan Mangrove Yang Baik, Secara fisik Dapat Berfungsi

Sebagai Pelindung Pantai Dari Intrusi Air Laut……………………..71

Tabel 4.28 Hutan Mangrove Dapat Menjaga Maupun Meningkatkan Kesuburan

Perairan………………………………………………………………71

Page 16: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

x

Tabel 4.29 Hutan Mangrove Dapat Menjadi Tempat Mencari Makan, Tempat

Budidaya, Dan Tempat Pemijahan Berbagai Jenis Organisme

Perairan………………………………………………………………72

Tabel 4.30 Hutan Mangrove Memiliki Potensi Untuk Dimanfaatkan Dimasa

Mendatang…………………………………………………………...73

Tabel 4.31 Hutan Mangrove Memiliki Keanekaragaman Hayati Yang Tinggi…74

Tabel 4.32 Hasil Analisis Instrumen Penelitian.....................................................77

Page 17: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 2 Peralatan Penelitian

Lampiran 3 Surat Izin Kepada Responden

Lampiran 5 Angket Penelitian

Lampiran 6 Dokumentasi

Lampiran 7 Lembar Uji Referensi

Lampiran 8 Biodata Peneliti

Page 18: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia sejak dahulu dikenal dengan negara kepulauan yang telah lama

menjadi lintasan jalur perdagangan negara asing karena letaknya yang strategis.

Berdasarkan letak geografisnya yang sangat menguntungkan, yakni Indonesia

terletak diantara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik dan terletak diantara

benua Asia dan Australia yang membuat negara Indonesia berada pada posisi

silang lalulintas perdagangan dan pelayaran negara lain di dunia. Disamping itu

juga Indonesia dapat dengan mudah mendapat pengaruh berbagai kebudayaan dan

peradaban dari negara luar sehingga tidak heran jika Indonesia memiliki sumber

daya manusia yang beraneka ragam baik suku, ras, agama dan budayanya. Di

sektor sumberdaya alamnya Indonesia juga sangat kaya-raya akan sumber daya

alamnya, yang bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat

Indonesia sepanjang waktu, dengan tetap menjaga kelestariannya agar selalu

terjaga dengan baik.

Secara astronomis Negara Indonesia terletak diantara 6˚ garis lintang utara

sampai dengan 11˚ garis lintang selatan dan terletak diantara 95˚ garis bujur timur

sampai dengan 141˚ garis bujur timur, dengan letak astronomisnya tersebut maka

Indonesia memiliki beberapa keunggulan tersendiri dibandingkan dengan negara

lain, dengan letak astronomisnya juga menjadikan Indonesia beriklim tropis, yang

membuat aneka macam tanaman atau tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang

dengan baik. Oleh karena itu, banyak diantara ribuan macam jenis tumbuhan dan

hewan yang dapat dimanfaatkan guna untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Page 19: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

2

Indonesia juga merupakan negara kepulauan yang memiliki garis pantai yang

panjang. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki keunggulan tersendiri

disamping kekayaan sumberdaya alam yang melimpah Indonesia juga unggul

dalam hal transportasi lautnya yang merupakan jalur strategis untuk sarana

hubungan bilateral, multilateral, sampai proses distribusi perdagangan jalur laut

dan yang lainnya. Kondisi seperti ini seharusnya dapat dimanfaatkan secara

optimal oleh masyarakat Indonesia, namun justru sebaliknya masyarakat Indonesia

belum bisa memanfaatkannya secara optimal.

Potensi kelautan Indonesia sangat besar dan beragam, yakni memiliki 17.508

pulaudengan panjang garis pantai 81.000 km dan 5,8 juta km2 laut atau

sebesar 70% dari luas total Indonesia. potensi tersebut tercermin dari besarnya

keanekaragaman hayati, potensi budidaya perikanan pantai, laut dan

pariwisata bahari, tetapi sayangnya baru sebagian kecil saja potensi yang

dimanfaatkan.1

Kondisi yang terjadi ahir-ahir ini ialah masalah kerusakan ekosistem pesisir

yang menjadi masalah yang harus segera ditangani oleh kita bersama mengingat

wilayah ini adalah wilayah yang secara langsung terkena dampak atau pengaruh

dari aktivitas manusia dan masalah ini turut menjadi sorotan masyarakat global.

Ekosistem perairan pesisir merupakan ekosistem yang dinamis dan

mempunyai kekayaan habitat beragam, di darat maupun di laut serta saling

berinteraksi. Selain mempunyai potensi besar wilayah pesisir juga merupakan

ekosistem yang mudah terkena dampak kegiatan manusia. Umumnya kegiatan

pembangunan secara langsung maupun tidak langsung berdampak merugikan

terhadap ekosistem perairan pesisir.2

Salah satu dampak negatif yang ditimbulkan dari kegiatan pembangunan

yang dilakukan manusia terjadi diwilayah pesisir adalah kerusakan hutan

mangrove yang sekarang semakin merebak di sejumlah kawasan pantai Indonesia

akibat dampak negtatif yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia yang tidak

1 Syamsir Salam dan Amir Fadilah, Sosiologi Pembangunan : Pengantar Studi Pembangunan

Lintas Sektoral, (Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), Cet. I, h. 164. 2 Ibid., h. 158.

Page 20: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

3

memperhatikan kelestarian ekosistem pesisir, padahal Indonesia memiliki luas

hutan mangrove yang besar dan termasuk dalam salah satu yang terbesar dari

sekian negara di dunia yang memiliki hutan mangrove. “dari sekitar 15.900 juta ha

hutan mangrove yang terdapat di dunia, 27% atau 4.293 juta ha berada di

Indonesia”.3

Karena kegiatan manusia yang semakin tidak memperhatikan kelestaarian

lingkungan, ahir-ahir ini justru dari jumlah tersebut terus mengalami kerusakan

beberapa persen sehingga dapat diperkirakan sudah berapa hektar kerusakan hutan

mangrove yang terjadi di sejumlah wilayah pesisir dari daerah-daerah yang ada di

wilayah Indonesia sekarang ini. Penyusutan luas hutan mangrove yang terjadi di

Indonesia banayak yang mengamatinya sehingga dari beberapa hasil pengamatan

itu dapat memperkirakan berapa besar penyusutan luas hutan mangrove di

Indonesia.

Hasil penafsiran potret udara dan survei lapangan yang menyatakan

bahwa luas hutan mangrove di Indonesia tahun 1982 sekitar 4.251.011 ha.

Hasil penafsiran 1991 dari Citra Landsat MSS liputan tahun 1986-1991

(luas areal liputan hutan 150 juta ha) dan data referensi lainnya seperti

peta RePPort, data SPOT, dan potret udara yang dilakukan , luas hutan

mangrove diseluruh wilayah Indonesia diperkirakan seluas 3.735.250 ha.

Artinya, luas mangrove di Indonesia telah mengalami degradasi sekitar

13% atau 515.761 ha dalam waktu kurang lebih 11 tahun.4

Sehingga jelaslah jika saat ini degradasi hutan mangrove di Indonesia semakin

bertambah luas. Penyebab kerusakan hutan mangrove itu sendiri seharusnya segera

diatasi oleh pemerintah dan masyarakat setempat agar kelestarian hutan mangrove

terjaga sehingga ekosistem pesisir menjadi seimbang kembali. Memang sampai

sekarang kerusakan hutan mangrove menjadi tugas yang harus diselesaikan

3Amran Saru, Potensi Ekologis dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove Di Wilayah Pesisir,

(Bogor: PT Penerbit IPB Press, 2014), Cet. I, h. 1

4 Ibid., h. 1.

Page 21: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

4

bersama-sama antara pihak pemerintah dan masyarakat setempat untuk

meminimalisir faktor penyebaab kerusakan hutan mangrove .

Penyebab kerusakan mangrove: (1) pencemaran, (2) konversi hutan

mangrove yang kurang memperhatikan faktor lingkungan, dan (3)

penebangan yang berlebihan. Pencemaran bisa terjadi akibat tumpahan

minyak atau logam berat . Konversi lahan hutan mangrove biasanya

digunakan untuk budi daya perikanan (tambak), pertanian (sawah,

perkebunan), jalan raya, industri, produksi garam, pemukiman,

pertambangan, dan penggalian pasir.5

Wilayah pesisir sebagai wilayah yang dinamis memiliki ciri khas dan

keunikan sendiri karena terdiri dari beberapa ekosistem yang menyusunnya. “Di

wilayah pesisir terdapat empat ekosistem yang khas, yang merupakan tempat

hidup yang berbeda bagi biota laut yaitu estuari, terumbu karang, mangrove, dan

lamun.”6Dari keempat ekosistem pesisir tersebut terdapat hutan mangrove sebagai

hutan khas kawasan pesisir apabila dialihkan fungsinya sebagai kawasan

komersial atau perumahan maka sudah diketahui dari keempat ekosistem khas

tersebut berkurang satu ekosistem pesisir yaitu mangrove, sehingga mangrove

merupakan penyeimbang ekosistem pesisir yang merupakan cirri khas dari

ekosistem pesisir itu sendiri. “Allah SWT telah menciptakan bumi seisinya dengan

proporsional dan seimbang. Sebagai bagian dari komponen ekosistem, manusia

diharapkan mampu memelihara keseimbangan ekosistem tersebut. Segala sesuatu

yang berada dalam ekosistem ini terkait satu dengan yang lainnya”7.

Pengawasan yang signifikan perlu dilakukan oleh kementrian kelautan dan

perikanan pada kawasan pesisir ini sehingga dalam pengelolaannya kedepan

berjalan dengan baik sehingga dapat meminimalisir kerusakan ekosistem pesisir

khususnya keempat ekosistem yang khas dari kawasan ini sebagai akibat dari

5Ibid., h.56.

6Asriyana dan Yuliana, Produktivitas Perairan (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), cet I, h.83 7 Fahma Wijayanti, Biologi Konservasi : Integrasi Teori Konservasi Modern Dengan

Konservasi Alam Mennurut Islam (Ciputat : UIN Press, 2015), cet I, h. 181.

Page 22: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

5

kegiatan eksploitasi sumberdaya pesisir yang berlebihan dan tidak bertanggung

jawab seperti alih fungsi hutan mangrove menjadi lahan pemukiman, kawasan

komersial, tambak dan sebagainya.

Untuk kepentingan pengelolaan, batas kearah darat suatu wilayah pesisir

ditetapkan dalam dua macam, yaitu wilayah perencanaan ( planning zone) dan

batas untuk wilayah pengaturan (regulation zone) atau pengelolaan keseharian

(day-to-day management). Batas wilayah perencanaan sebaiknya meliputi

meliputi seluruh daerah daratan dimana terdapat kegiatan manusia

(Pembangunan) yang dapat menimbulkan dampak secara nyata terhadap

lingkungan dan sumberdaya di wilayah pesisir dan lautan, sehingga batas

wilayah perencanaan lebih luas dari wilayah pengaturan.8

Dalam pengelolaan kawasan pesisir tentu pemerintah telah menetapkan

batasan wilayah yang berguna untuk membatasi aktivitas manusia dengan

ekosistem yang ada di wilayah pesisir, namun semakin bertambahnya jumlah

populasi penduduk Indonesia yang menyebabkan bertambahnya kebutuhan

penduduk terutama bertambahnya kebutuhan primer penduduk yang terdiri dari

sandang (busana/pakaian), pangan (makanan), dan papan (tempat tinggal)

membuat wilayah pesisir ini menjadi sebuah wilayah yang sering sekali

dimanfaatkan untuk dieksploitasi untuk memenuhi kebutuhan mereka yang tidak

memikirkan dampak buruk yang ditimbulkan akibat mengeksploitasi sumberdaya

wilayah pesisir ini untuk kepentingan komersial atau kepentingan pribadi saja,

padahal agama islam telah mengajarkan umatnya untuk mengelola atau

memanfaatkan sumberdaya alam yang telah Allah sediakan secara arif dan

bijaksana sehingga tidak menimbulkan kerusakan di muka bumi ini yang sangat

dilarang oleh Allah.

Al-Quran juga telah menjelaskan bahwa dengan sifat dasarnya yang

seimbang dan terukur, maka sebenarnya semua kerusakan yang terjadi di

muka bumi adalah akibat ulah perbuatan manusia, “Telah tampak kerusakan

di darat dan di laut disebabkan oleh perbuatan tangan manusia, supaya

8Syamsir Salam dan Amir Fadilah, Sosiologi Pembangunan : Pengantar Studi Pembangunan

Lintas Sektoral, h. 158-159.

Page 23: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

6

Allah merasakan kepada mereka sebagai dari (akibat) perbuatan mereka

agar mereka kembali ( ke jalan yang benar )”.9

Di beberapa daerah di Indonesia yang memiliki garis pantai yang terdapat

kerusakan ekosistem mangrove-nya misalnya di daerah pantai utara Jawa Tengah

juga terjadi masalah kerusakan hutan mangrove sebagai akibat dari alih fungsi

hutan mangrove menjadi kawasan komersial atau perumahan sebagai bukti

mislanya yang terjadi Kabupaten Brebes yang terletak di garis pantai utara Jawa

Tengah yang beberapa Kecamatannya berbatasan langsung dengan garis pantai

utara Jawa Tengah misalnya Kecamatan Losari, Tanjung, Bulakamba, Wanasari,

dan Kecamatan Brebes, sehingga dampak dari kerusakan hutan mangrove dapat

dirasakan langsung oleh masyarakat yang tinggal di beberapa desa yang termasuk

dalam lima kecamatan ini.

Berdasarkan data dari Departemen Kehutanan Provinsi Jawa Tengah tahun

2006, kondisi kerusakan hutan mangrove yang terjadi di beberapa kabupaten atau

kota di pantai utara Jawa Tengah yang terlihat pada Tabel 1.1

Tabel 1.1

Tingkat Kerusakan Mangrove Di Wilayah Pantura Jawa Tengah10

N

o.

Kabupaten/Ko

ta Abrasi/ha

Tingkat Kerusakan Mangrove (Ha) Upaya

Penanganan

Baik Sedang Berat

1 Kab. Brebes 818,000 21,000 205,000 9,000 Minakhorba

99/00

2 Kota Tegal 37,095 770,500 4.215,000 3,280 Minakhorba

99/00

3 Pemalang 1.549,000 54,900 41.487,500 12,000 Rehab area

model

9 Fahma Wijayanti, Biologi Konservasi : Integrasi Teori Konservasi Modern Dengan

Konservasi Alam Mennurut Islam. h. 181. 10 Departemen Kehutanan , ( Provinsi Jawa Tengah: Laporan Akhir Inventarisasi dan

Identifikasi Mangrove Wilayah Balai Pengelolaan DAS Pemali Jratun, 2006), hal. II - 15

Page 24: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

7

Tabel 1.1 Lanjutan

4 Kab.

Pekalongan

30,000 - - - Reboisasi

mangrove di

kawasan

pantai

5 Kota

Pekalongan

6,100 - - - Reboisasi

mangrove di

alur sungai

6 Batang 2,500 - 20,000 1,200 Tanggul,

Reboisasi,

Minakhorba

2000

7 Kendal 217,000 2,900 668,600 124,080 Minakhorba

2000

8 Demak 145,500 7,700 37,000 4,100 Minakhorba

2001

9 Jepara 86,000 85,000 - - Rehab dan

Reboisasi

Pantai

10 Pati 3,100 5,000 6,450 4,505 Minakhorba

2000

11 Rembang 15,775 491,250 33,750 103,715 Pembangunan

Hutan Bakau

Jumlah 2.910,070 1.344,650 45.702,500 249,880

Dari informasi yang terdapat pada tabel 1.1 dapat diketahui berapa besar

tingkat kerusakan hutan mangrove per- ha di 11 kota atau kabupaten yang ada di

wilayah pantai utara provinsi Jawa Tengah pada tahun 2006 yang tergolong dalam

beberapa tingkat kerusakan yakni sekitar 249.880 ha mengalami rusak berat,

sekitar 45.702 ha termasuk kerusakan sedang, dan sekitar 1.344,650 ha termasuk

dalam kondisi baik atau normal.

Page 25: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

8

Sejauh ini pemerintah mengadakan beberapa upaya dalam rangka

menyelamatkan hutan mangrove dari segala macam bentuk kerusakan yang

dilakukan oleh ulah tangan manusia dalam berbagai bentuk untuk kepentingan

komersial atau untuk areal pemukiman, namun beberapa program yang

diperkenalkan atau disosialisasikan ke masyarakat yang bertujuan untuk

mengenalkan akan pentingnya manfaat hutan mangrove belum sepenuhnya

dipahami oleh semua lapisan masyarakat Indonesia terutama yang ada di daerah

pedesaan. Tentunya ada perbedaan antara masyarakat perkotaan dan masyarakat

pedesaan dalam memahami setiap program yang dilakukan pemerintah setempat

dalam upaya menjaga ekosistem pesisir khususnya hutan mangrove dari kerusakan

yang menimbulkan banyak kerugian bagi masyarakat yang ada di sekitarnya.

Berbagai macam upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan sejumlah

organisasi tertentu seperti program penanaman beberapa ribu bibit pohon

mangrove di sejumlah kawasan yang kondisi hutan mangrove-nya rusak ahir-ahir

ini juga banyak diberitakan di media masa. Situs berita online, blog dan media

internet lainnya juga menjadi media pemerintah dalam mensosialisasikan kondisi

hutan mangrove Indonesia. Sebagai masyarakat perkotaan tentunya tidak merasa

kesulitan dalam mengakses informasi tersebut karena rata-rata masyarakat

perkotaan sudah memiliki akses jaringan Internet yang cukup baik walaupun itu

tidak menjamin kesadaran masyarakat perkotaan akan pentingnya hutan mangrove

lebih baik, namun sebaliknya apakah masyarakat pedesaan dapat mengetahui

informasi yang diberitakan oleh pemerintah mengenai kondisi hutan mangrove

Indonesia melalui beberapa media sehingga semua masyarakat pedesaan dapat

mengetahuinya?

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas, bahwasanya terdapat

beberapa masalah pengelolaan sumberdaya kelautan yang harus segera mendapat

penanganan dari berbagai pihak baik itu pemerintah dan semua anggota

masyarakat termasuk didalamnya adalah masalah kerusakan hutan mangrove

Page 26: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

9

sebagai masalah yang serius mengingat hutan mangrove memiliki banyak sekali

manfaat bagi kehidupan masyarakat pesisir bahkan masyarakat global, akan tetapi

pemahaman masyarakat terutama masyarakat pesisir terhadap manfaat dari hutan

mangrove masih dipertanyakan sehingga peneliti tertarik untuk melakukan sebuah

penelitian tentang “PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP

MANFAAT HUTAN MANGROVE” yang memilih studi pada Desa Randusanga

Kulon, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes karena penduduknya sebagian besar

adalah petani tambak dan lokasinya tidak jauh dari pesisir pantai utara laut jawa

yang terdapat beberapa tumbuhan mangrove-nya.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka

dapat diidentifikasi beberapa masalah, yaitu :

1. Kerusakan ekosistem pantai turut menjadi masalah global yang harus segera

diatasi

2. Maraknya kerusakan hutan mangrove di wilayah pesisir pantai perairan

Indonesia

3. Kurangnya pemahaman masyaakat mengenai manfaat hutan mangrove

4. Kurangnya partisipasi masyarakat dalam melestarikan hutan mangrove

C. BATASAN MASALAH

Karena keterbatasan dana dan waktu, maka penelitian ini hanya dilakukan di

Desa Randusanga Kulon, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa

Tengah. Kemudian penelitian ini dilakukan hanya untuk mengetahui gambaran

tentang manfaat hutan mangrove bagi warga masyarakat di Desa Randusanga

Kulon dan mengingat keterbatasan wawasan penulis, maka dalam penelitian ini

hanya mengkaji manfaat hutan mangrove secara umum saja.

Page 27: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

10

D. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan batasan

masalah yang telah dipaparkan diatas, maka tersusunlah beberapa rumusan

masalah untuk memperjelas permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini

dan untuk lebih rincinya maka akan diuraikan dalam bentuk pertanyaan sebagai

berikut :

1. Bagaimana kondisi ekosistem mangrove di Desa Randusanga Kulon?

2. Bagaimana kondisi sosial ekonomi warga Randusanga Kulon?

3. Bagaimana pemahaman warga Desa Randusanga Kulon terhadap manfaat

hutan mangrove?

E. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui kondisi ekosistem mangrove di Desa Randusanga Kulon

b. Untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat Randusanga Kulon

c. Untuk menggambarkan pemahaman warga Randusanga Kulon terhadap

manfaat hutan mangrove.

F. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat yang dapat dikemukakan

dalam dua sisi yaitu :

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis

sekurang-kurangnya bagi dunia pendidikan yaitu pada materi pelajaran

geografi pada jenjang pendidikan SMP dan SMA pada pokok bahasan

tentang Biosfer dan Lingkungan Hidup.

b. Manfaat Praktis

Page 28: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

11

1. Bagi Masyarakat

Dengan adanya penelitian ini maka secara tidak langsung dapat

menjadi sarana sosialisasi kepada masyarakat setempat tentang manfaat

hutan mangrove yang dapat memberikan setidaknya sedikit pengetahuan

tentang manfaat hutan mangrove kepada masyarakat setempat sehingga

diharapkan masyarakat dapat menjaga kelestarian hutan mangrove.

2. Bagi Pemerintah

Dengan adanya penelitian ini maka diharapkan dapat memberikan

manfaat untuk pemerintah Kabupaten Brebes setidaknya sebagai bahan

masukan untuk membantu pemerintah setempat dalam mengadakan

program-program atau kebijakan-kebijakannya misalnya kebijakan atau

program yang berkaitan dengan lingkungan hidup khususnya yang

berkaitan dengan program pemerintah yang diadakan sebagai upaya

pelestarian hutan mangrove di wilayah pesisir .

3. Bagi Warga Desa Randusanga Kulon

Dengan diadakannya penelitian ini maka hasilnya diharapka dapat

member sedikit gambaran kepada anggota perangkat-perangkat Desa

Randusanga Kulon mulai dari Kepala Desa dan beserta staf-stafnya

hingga lapisan masyarakat mengenai pentingnya menjaga kelestarian

hutan mangrove.

4. Bagi Peneliti

Dapat memberi wawasan peneliti dan sebagai sarana belajar

peneliti tentang pentingnya hutan mangrove bagi kehidupan warga

khususnya yang berada di wilayah pesisir maupun warga masyarakat

pada umumnya dan penelitian ini sekaligus dijadikan sebagai syarat

untuk memenuhi tugas ahir perkuliahan dan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar S1 jurusan pendidikan ilmu pengetahuan sosial

konsentrasi geografi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 29: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

12

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Makna Pemahaman

Sebelum kita mengartikan sebuah kata atau makna dari sebuah kata

alangkah baiknya kita meninjau dari sisi asal usulnya (etimologi) dan setelah itu

kita tinjau dari sisi penjelas sebuah kata, istilah, atau konsep (terminologi)

sehingga mempermudah kita dalam mengartikan sebuah kata. Maka dari itu

ditinjau secara etimologi, pemahaman berasal dari kata paham yang menurut

kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) berarti pengertian, pendapat, pikiran,

aliran, pandangan dan mengerti benar sedangkan arti pemahaman itu menurut

kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah “proses, cara, perbuatan

memahami atau memahamkan”.1

Pemahaman secara terminologi dapat kita ketahui salah satunya melalui

pendapat Sadiman, menutrutnya “pemahaman adalah suatu kemampuan

seseorang dalam mengartikan, menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan

caranya sendiri tentang pengetahuan yang telah diterimanya”.2

Pengetahuan adalah sesuatu atau semua yang diketahui dan dipahami atas

dasar kemampuan kita berfikir, merasa, maupun mengindra, baik

diperoleh secara sengaja maupun tidak sengaja. Pengetahuan merupakan

keseluruhan keterangan dan ide yang terkandung dalam pernyataan-

pernyataan yang dibuat mengenai sesuatu gejala / peristiwa, baik yang

bersifat alamiah, sosial, maupun individual. Jadi merupakan substantif

yang terkandung dalam ilmu, dan sering disebut fakta.3

1 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),

(Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, 2008), h. 345. 2Ikromullah Ramadhan,”pemahaman masyarakat pedesaan terhadap asuransi syariah,”

(Skripsi s1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2015), h. 17. 3Maufur, Filsafat Ilmu, (Bandung : CV. Bintang WarliArtika, 2008), Cet. Ke-1, h.26.

Page 30: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

13

Dalam pengertian pemahaman secara terminologi ini dapat dilihat bahwa

sebenarnya pemahaman itu tidak lepas dari sebuah pengetahuan yang telah

diterima baik itu diterima oleh individu maupun diterima oleh kelompok atau

masyarakat tertentu melalui beberapa cara atau melalui kemampuan yang

dimiliki individu atau kelompok tersebut dalam menerimanya atau sekedar

meresponnya, sehingga pemahaman itu masih ada keterkaitan dengan

pengetahuan. Pengembangan dari teori Hiebert dan Carpenter tentang

pemahaman menjelaskan bahwa masyarakat dapat memahami suatu hal dapat

dikategorikan menjadi tiga yaitu:

1. Pemahaman pasif, pemahaman ini adalah pemahaman yang paling

rendah, yaitu pemahaman yang sekedar tahu saja mengenai suatu hal

dan sadar mengenai pentingnya suatu hal

2. Pemahaman aktif, pemahaman ini adalah pemahaman yang tidak

sekedar tahu dan sadar tetapi juga diaplikasikan dalam kehidupannya

3. Pemahaman transenden, pemahaman ini adalah pemahaman tertinggi

yaitu pemahaman yang tidak sekedar tahu, sadar, dan diaplikasikan

dalam kehidupannya tetapi juga dapat memberikan pemahamannya

kepada orang lain atau dapat mentransfer pemahaman tersebut kepada

orang lain4.

Keterkaitan antara pemahaman dan pengetahuan membuat keduanya

menjadi sebuah keterpaduan sehingga adanya pemahaman itu berasal dari

sebuah pengetahuan. Pemahaman dapat dicapai ketika suatu individu atau

kelompok memperoleh pengetahuan tentang suatu hal sehingga dapat

diaplikasikan dalam bentuk aksi atau reaksi nyata / keterampilan dalam

menjalani kehidupan sehari-hari. Pemahaman seseorang atau kelompok sangat

sangat berpengaruh terhadap timbulnya rasa kesadaran seseorang atau

kelompok tertentu tentang sesuatu misalnya tentang kelestarian lingkungan,

cinta tanah air, dan sebagainya, karena “kesadaran (=awareness) mengandung

pengertian mengetahui sesuatu atau tahu bersikap yang seharusnya, yang

4 Ikromullah Ramadhan, “Pemahaman….”, h. 69-70

Page 31: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

14

didukung oleh persepsi atau informasi”.5 Dalam kaitannya dengan manfaat

hutan mangrove, seseorang akan mengetahui beberapa manfaat hutan mangrove

yang begitu penting peranannya untuk menjaga stabilitas ekosistem pesisir yang

akhirnya dari pengetahuan tersebut timbul rasa kesadaran untuk menjaga

kelestarian hutan mangrove.

Secara tingkatan pengetahuan dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Pengetahuan teoritis, yakni pengetahuan tentang informasi tertentu

( seperti; bahwa sesuatu terjadi, sesuatu itu memang demikian adanya,

sesuatu yang dikatakan memang benar), jadi hanya berupa data dan

informasi saja, belum mendalam, merupakan pengetahuan ilmiah yang

belum mendalam.

b. Pengetahuan praktis, yakni berkaitan dengan keterampilan atau

keahlian dan kemahiran teknis dalam melakukan sesuatu yang

mendasarkan pada pengetahuan yang telah dijadikan pedoman bagi

kebanyakan orang.

c. Pengetahuan tentang atau mengenai sesuatu, yakni pengetahuan yang

diperoleh melalui pengalaman atau pengenalan pribadi.

d. Pengetahuan ilmiah adalah segenap hasil pemahaman manusia yang

diperoleh dengan menggunakan metode ilmiah, dan telah memenuhi

persyaratan tertentu.6

Dari tingkatan pengetahuan tersebut menunjukkan jika pengetahuan

seseorang memiliki tingkatan tersendiri sesuai dengan tingkat pemahaman yang

dimilikinya, sehingga semakin banyak individu atau kelompok memperoleh

suatu pengetahuan tentunya semakin banyak juga hal yang dapat dipahaminya

walaupun belum tentu dapat diterapkan atau diaplikasikan sepenuhnya kedalam

kehidupan sehari-hari.

Pemahaman secara etimologi dan terminologi dapat didefinisikan sebagai

sebuah proses yang tidak hanya mengutamakan aspek kognitif atau

pengetahuan semata melainkan sebuah proses olah fikir yang dilakukan

5 Kusdwiratri Setiono, ed., Manusia,Kesehatan, dan Lingkungan, (Bandung : PT. Alumni,

2007), Cet. Ke-2, h. 97. 6Ibid., h. 28-29.

Page 32: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

15

seseorang yang bersumber dari sebuah pengetahuan, pengalaman, kejadian

atau fakta yang telah diterima yang kemudian dapat diaplikasikan kedalam

bentuk perbuatan atau tindakan atau dapat juga di transfer atau diterangkan

kembali kepada orang lain.

2. Masyarakat Pesisir

Masyarakat pesisir dalam ilmu bahasa Indonesia disebut dengan kata

majemuk yang artinya bahwa masyarakat pesisir adalah suatu kesatuan kata

yang memiliki arti dan definisi sendiri7, karena terdiri atas dua kata yang

memiliki arti dan definisi yang berbeda maka akan di jelaskan satu persatu

dalam tinjauan etimologi dan terminologi untuk mendefinisikan apa pengertian

msyarakat pedesaan tersebut.

a) Masyarakat

Masyarakat dalam bahasa inggris berarti society yangberasal dari kata

latin socius , berarti “kawan”. Istilah masyarakat sendiri berasal dari akar

kata arab syaraka yang berarti “ikut serta, berpartisipasi”.8Dalam kamus

besar bahasa Indonesia (KBBI) kata masyarakat dartikan sebagai

sekumpulan orang yang hidup bersama pada suatu tempat atau wilayah

dengan ikatan aturan tertentu atau segolongan orang yang mempunyai

kesamaan tertentu.9 Maka jika ada sekumpulan orang atau beberapa orang

berada dalam satu tempat tertentu belum tentu kita sebut sebagai masyarakat,

mengingat bahwa dalam pengertian masyarakat dijelaskan selain adanya

sekumpulan orang yang menempati wilayah tertentu juga dijelaskan adanya

ikatan atau aturan tertentu inilah yang membedakan bahwa sekumpulan

orang itu merupakan kategori masyarakat atau bukan.

7 Ikromullah Ramadhan,”pemahaman….”, h. 19. 8 Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, ( Jakarta: Rineka cipta, 2013), h. 116. 9 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), h.

924.

Page 33: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

16

Menurut J.L. Gillin dan J.P Gillin dalam buku mereka Cultural

Sociology yang merumuskan masyarakat atau society adalah “…….the

largest grouping in wich common customs, traditions, attitudes, and

feelings of unity are operative”. Unsur grouping dalam definisi itu

menyerupai unsur “kesatuan hidup” dalam deffinisi kita, unsur common

customs dan traditions adalah unsur “adat-istiadat” dan “kontinuitas”

dalam definisi kita, serta unsur common attitudes and feelings of unity

sama dengan unsur “Identitas bersama”.10

Dari beberapa penjelasan tentang definisi masyarakat diatas, dapat kita

ketahui bahwa masyarakat adalah sekumpulan orang / manusia yang secara

bersama saling berinteraksi secara berkelanjutan dan menempati suatu wilayah

tertentu dan memiliki kesamaan tertentu yang membentuk suatu kesatuan

hidup seperti kesamaan aturan-aturan yang mengatur pola tingkah laku

anggotanya (adat-istiadat, norma, hukum, dan aturan-aturan knusus lainnya)

yang menjadi sebuah ciri atau identitas bersama.

b) Pesisir

Pesisir dalam ilmu geografi berkaitan dengan suatu wilayah tertentu yang

ada hubungannya dengan laut. Sehubungan dengan itu, “wilayah pesisir

merupakan wilayah yang unik dengan karakter yang spesifik, artinya bahwa

wilayah pesisir merupakan wilayah yang sangat dinamis dengan perubahan-

perubahan biologis, kimiawi dan geologis yang sangat cepat”11. Wilayah pesisir

adalah suatu wilayah peralihan antara daratan dan lautan. “Apabila ditinjaau

dari garis pantai (coast line), suatu wilayah pesisir (pantai) memiliki dua

macam batas (boundaries), yaitu batas yang sejajar garis pantai (long shore)

dan batas tegak lurus terhadap garis pantai (cross shore)”12.

10 Koentjaraningra, Pengantar…., h. 118. 11 Rudianto, “Analisis Restorasi Ekosistem Wilayah Pesisir Terpadu Berbasis Co-

Management : Studi Kasus Di Kecamatan Ujung Pangkah dan Kecamatan bungah Kabupaten

Gresik”, Research Journal Of Life Science,Vol.1, 2014, h. 54. 12Mulyadi S, Ekonomi Kelautan, (Jakarta : Raja grafindo Persada, 2007), h. 1.

Page 34: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

17

Wilayah pesisir merupakan wilayah peralihan antara daratan dan lautan

yang secara langsung mendapat pengaruh pasang dan surut air laut. Wilayah

pesisir ini memiliki banyak sekali peranan dan manfaat bagi masyarakat yang

berada di sekitarnya, sebagai daerah yang memiliki banyak potensi baik dari

segi ekonomi, sosial budaya bahkan untuk kepentingan pertahanan dan

kemanan wilayah, pesisir memiliki empat pola perkembangan tersendiri yaitu

diantaranya :

1) Daerah kota pantai , kota pantai umumnya berkembang karena adanya

potensi ekonomi, strategi pertahanan dan sebagai pusat

pemerintahan.

2) Daerah desa pantai, pemukiman umumnya berorientasi kearah laut

karena usaha utama dari hasil laut. Biasanya perkembangan daerah

terbangun terpencar-pencar di tepi pantai sesuai dengan potensi

kebutuhan masyarakat. Sedikitnya ada tiga macam perkembangan di

daerah pantai yang mempunyai hubungan dengan kegiatan sosial

ekonomi masyarakatnya, yaitu: a. desa pantai yang jauh dari pesisir

yang umumnya mempunyai cirri orientasi masyarakat bercocok

tanam, sebagai buruh atau pedagang, peternakan; b. desa pantai

yang dekat ke laut, tetapi tidak langsung berpesisir, orientasi

masyarakat, umumnya perikanan darat (empang) dan mengolah

hasil laut lainnya seperti garam dan kerajinan, bertani dan

peternakan, buruh atau pegawai negeri; c.desa pantai yang berpesisir,

orientasi kegiatan sosial ekonomi masyarakatnya pada perikanan

laut, perikanan empang, bertani sambilan, buruh.

3) Pantai pusat kegiatan rekreasi, yaitu suatu kawasan rekreasi yang

memanfaatkan potensi alam daerah pantai

4) Pantai untuk kegiatan khusus, yaitu suatu penggunaan fungsi

daerah pantai untuk kepentingan kegiatan-kegiatan khusus bagi

yang berorientasi kepada ekonomi dan ataupun pemerintahan.”13

Dengan demikian dapat diartikan bahwa masyarakat pesisir adalah

sekumpulan orang / manusia yang secara bersama saling berinteraksi secara

berkelanjutan dan menempati suatu wilayah peralihan antara daratan dan lautan

13 Ibid., h. 101-102.

Page 35: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

18

dan memiliki kesamaan tertentu yang membentuk suatu kesatuan hidup seperti

kesamaan aturan-aturan yang mengatur pola tingkah laku anggotanya (adat-

istiadat, norma, hukum, dan aturan-aturan knusus lainnya) yang menjadi sebuah

ciri atau identitas bersama.

3. Hutan Mangrove

Hutan dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai

“tanah yang luas yang ditumbuhi pohon-pohon (biasanya tidak dipelihara

orang)”14, dan kata mangrove sendiri merupakan kata yang berasal dari bahasa

asing namun masyarakat Indonesia banyak yang menyebutnya sebagai tanaman

bakau atau hutan bakau, akan tetapi penyebutan hutan bakau ini sebenarnya

kurang sesuai untuk menyebut hutan mangrove karena istilah bakau tersebut

hanya digunakan untuk menyebutkan salah satu genus dari vegetasi mangrove

yaitu Rhizopora, sedangkan dalam vegetasi mangrove terdiri dari banyak genus

dari berbagai jenisnya.

Kata mangrove merupakan kombinasi antara bahasa portugis mangue

dan bahasa Inggris grove. Dalam bahasa inggris, kata mangrove

digunakan untuk menyebut komunitas tumbuhan yang ada di daerah

pasang surut yang berupa individu- individu spesies khas pantai yang

menyusun komunitas di daerah itu. Dalam bahasa portugis, kata

mangrove digunakan untuk menyatakan individu spesies tumbuhan,

sedangkan kata mangue digunakan untuk menyatakan komunitas

tumbuhan tersebut. Menurut FAO, kata mangrove digunakan untuk

individu jenis tumbuhan tertentu yang komunitas tumbuhannya hidup di

daerah pasang surut15.

Terdapat beberapa pendapat yang mendefinisikan hutan mangrove yang

sekiranya dapat menambah pengetahuan kita tentang hutan mangrove salah

satunya pendapat dari Nontji yang menyatakan bahwa “mangrove adalah

14 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),

h.534.

15 A. Fatchan, Geografi Tumbuhan Dan Hewan, (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2013), Cet.

Ke-1 , h.114.

Page 36: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

19

berbagai macam komunitas pesisir tropik yang didominasi oleh beberapa jenis

pohon dan semak yang mampu tumbuh di air asin”.16

Beberapa pendapat tentang definisi hutan mangrove memang hampir rata-rata

mengatakan jika keberadaan hutan mangrove itu tidak jauh dari letak pesisir

pantai, “Secara umum hutan mangrove didefinisikan sebagai tipe hutan yang

tumbuh pada derah pasang surut (terutama pantai yang terlindung, laguna,

muara sungai) yang tergenang pada saat pasang dan bebas genangan pada saat

surut yang komunitas tumbuhannya bertoleransi terhadap garam”17. Pendapat

lain juga ada yang mengatakan jika “hutan mangrove adalah hutan yang

tumbuh di muara sungai, didaerah pasang surut atau tepi laut. Tumbuhan

mangrove bersifat unik karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan

yang hidup di darat dan di laut. Umumnya mangrove mempunyai sistem

perakaran yang menonjol yang disebut akar nafas (Pneumatofor)”18. Dari

beberapa penjelasan diatas dapat diketahui jika hutan mangrove adalah area

tanah yang luas yang ditumbuhi oleh berbagai macam komunitas pesisir tropik

yang tumbuh dan berkembang pada daerah muara sungai dan daerah pasang

surut air laut. Di Indonesia, hutan mangrove dapat berkembang dengan baik

karena Indonesia merupakan negara dengan iklim tropis yang sangat

mendukung pertumbuhan dan perkembangan hutan mangrove.

Vegetasi mangrove di Indonesia memiliki keanekaragaman jenis yang

tinggi, dengan jumlah jenis tercatat sebanyak 202 jenis yang 89

diantaranya adalah jenis pohon. Mangrove di Indonesia terbagi kedalam

empat famili yaitu Rhizophoraceae (Rhizhophora, Bruguiera, dan

16 Asriyana dan Yuliana, Produktivitas Perairan, (Jakarta :Bumi Aksar, 2012) Cet. ke-1,

h.100. 17 Heru Setiawan, “Status Ekologi Hutan Mangrove Pada Berbagai Tingkat Ketebalan”,

JurnalPenelitian Kehutanan Wallacea, Vol. 2, 2013, h. 105. 18Edi Mulyadi, dkk.,”Konservasi Hutan Mangrove Sebagai Ekowisata”, Jurnal Ilmiah Teknik

Lingkungan, Vol.1, 2010, h.52.

Page 37: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

20

Ceriops), Soneraticeae (Soneratia), Aviceniaceae (Avicenia), dan

Meliaceae (Xylocarpus)19

Dengan keanekaragaman yang tinggi tersebut, membuktikan bahwa

sebenarnya hutan mangrove di Indonesia dapat berkembang dengan baik,

mengingat banyaknya sungai-sungai di Indonesia yang bermuara ke laut lepas

yang merupakan salah satu pendukung dari perkembangan ekosistem

mangrove, dimana semakin banyaknya sungai yang bermuara kelaut tersebut

membawa endapan material berupa lumpur atau yang lainnya yang bermanfaat

untuk mangrove sebagai sumber nutrisi makanan yang diserap oleh akar-akar

mangrove. “Terdapat tiga syarat utama yang mendukung berkembangnya

ekosistem mangrove di wilayah pantai yaitu air payau, tenang dan endapan

lumpur yang relatif datar. Sedangkan lebar hutan mangrove sangat bervariasi

yang dipengaruhi oleh tinggi rendahnya pasang surut serta jangkauan air pasang

di kawasan pantai tersebut”20, dari ketiga syarat utama yang mendukung

perkembangan ekosistem mangrove tersebut, negara Indonesia telah

memilikinya, sehingga diperkirakan “luas hutan mangrove yang ada di

Indonesia mencapai kurang lebih 20 hektar”21.

Selain dari tiga syarat utama pendukung perkembangan mangrove, ada

beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mangrove. “Menurut para

ahli bakau dijumpai banyak faktor yang memberi pengaruh terhadap

penyebaran dan pertumbuhan bakau. Berbagai faktor tersebut secara garis besar

dapat digolongkan menjadi dua, yakni faktor intern dan faktor ekstern”22.

Faktor Intern merupakan faktor dari tumbuhan mangrove itu sendiri, “yakni

19 Helmi Wahyudi, ”Potensi Sumberdaya Lamun Dan Mangrove Sebagai penunjang

Ekowisata Di Pulau Harapan Dan Pulau Panggang Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu,”

(Skripsi S1 Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, 2008), h. 5. 20 A. Fatchan, Geografi Tumbuhan Dan Hewan, h. 117. 21Rivay Ontorael, “Kondisi Ekologi Dan Pemanfaatan Sumberdaya Mangrove Di Desa

Tarohah Selatan Kecamatan Beo selatan Kabupaten Kepulauan Talaud”, Jurnal Ilmiah Platax , Vol.1,

2012, h. 8.

22 A.Fatchan, Geografi Tumbuhan Dan Hewan, h. 120.

Page 38: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

21

terkait dengan kemampuan genetika dan perkembang biakan tanaman serta

aktivitas tanaman bakau sendiri seperti terkait dengan genetika atau spesiesnya,

kemampuan adaptasi, kemampuan perkawinan silang, kemampuan mutasi dan

modifikasi, serta kemampuan melakukan penyebaran dari jenis tanaman bakau

atau mangrove yang bersangkutan”.23 Sedangkan faktor ekstern merupakan

faktor yang berasal dari diluar tanaman mangrove, adapun menurut beberapa

ahli bakau menyebutkan beberapa faktor fisik geografis yang berperan penting

terhadap penyebaran dan pertumbuhan mangrove diantaranya :

a. Faktor fisiografi pantai

Fisiografi pantai dapat mempengaruhi komposisi, distribusi spesies dan

keberadaan serta luas hutan mangrove. Diketahui bahwa pada pantai yang

landai, komposisi ekosistem mangrove lebih beragam jika dibandingkan

dengan pantai yang terjal. Hal ini disebabkan karena pantai landai

menyediakan ruang yang lebih luas untuk tumbuhnya mangrove sehingga

distribusi spesies menjadi semakin luas dan lebar24

Dari faktor fisiografi pantai dapat diketahui jika lokasi pantai yang berada

atau berbatasan dengan daerah dataran tinggi atau daerah pegunungan membuat

pantai tersebut sedikit tingkat keragaman vegetasi mangrovenya, berbeda

halnya jika lokasi pantai terletak di daerah dataran rendah yang menjadikan

pantai itu landai sehingga endapan-endapan yang dibawa oleh aliran arus sungai

yang merupakan unsur hara sebagai nutrisi tanaman mangrove dengan mudah

menyebar secara merata ke dasar akar-akar mangrove sehingga memudahkan

pertumbuhan dan perkembangan mangrove hingga ahirnya sangat membantu

tanaman mangrove untuk melakukan reproduksi bahkan melakukan

perkawinan silang antar vegetasi karena distribusi nutrisi yang merata.

23 ibid., h. 120. 24 Ibid., h. 121.

Page 39: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

22

b. Faktor pasang surut

Ketika air pasang dan surut yang terjadi di pantai ternyata berpengaruh

juga terhadap penyebaran dan pertumbuhan mangrove, yang menjadikan

komunitas mangrove menjadi lebih asri dan beragam jenisnya.

Pasang surut suatu pantai yang terjadi di kawasan hutan mangrove sangat

menentukan zonasi, pertumbuhan, dan penyebaran kehidupan mangrove.

Dalam konsdisi seperti itu menjadikan komunitas hewan serta ikan yang

mampu hidup dan berasosiasi dengan ekosistem mangrove menjadi lebih

bagus dan beragam jenisnya25.

Di pantai yang lndai biasanya ketika air pasang dengan mudah

membasahi bahkan menggenangi mangrove terutama pada bagian akarnya,

sehingga kadar garam akan meningkat dan ini menyebabkan pengaruh

distribusi spesies yang ada di sekitar kawasan ekosistem mangrove.

c. Gelombang dan Arus

Gelombang dan arus laut merupakan fenomena yang tidak asing lagi

terjadi di daerah pantai, saat gelombang tinggi yang dibawa oleh arus laut

membuat daerah pantai rawan akan terjadinya abrasi atau pengikisan yang

disebabkan oleh air laut akibat gelombang yang tinggi kemudian

menghempas ke tepian pantai. Namun demikian, gelombang dan arus yang

menimpa suatu pantai dapat berpengaruh pada keberadaan mangrove.

Gelombang dan arus laut yang terjadi di pantai terkait dengan keberadaan

mangrove dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Gelombang dan arus dapat merubah struktur dan fungsi ekosistem

mangrove

2. Gelombang dan arus juga berpengaruh langsung distribusi spesies

mangrove, misalnya buah mangrove atau sering disebut sebagai

rhizhophora terbawa gelombang dan arus sampai menemukan media

yang cocok atau yang sesuai untuk mencapai dan dapat ahirnya

tumbuh.

25ibid., h. 121-122

Page 40: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

23

3.Gelombang dan arus berpengaruh tidak langsung terhadap

sedimentasipantai dan pembentukan padatan dan endapan tanah pasir

di muara sungai. Proses sedimentasi semacam itu menimbulkan

berbagai padatan sedimentasi pasir, hal ini merupakan substrat yang

baik untuk menunjang pertumbuhan mangrove.

4.Gelombang dan arus laut yang menerpa pantai dapat mempengaruhi

daya tahan organisme akuatik di area pantai, ia melalui transportasi

nutrient-nutrient (unsur hara sebagai “makanan” mangrove) penting

bagi mangrove ke laut26.

d. Iklim

Telah kita ketahui bahwa iklim sangat berpengaruh terhadap kehidupan

baik tumbuhan, hewan bahkan manusia. “Iklim dapat diartikan rata-rata dari

cuaca dalam periode yang panjang, pada setiap tempat, cuaca hari demi hari

selalu berubah setelah 1 tahun perubahan tersebut biasanya membentuk pola

siklus tertentu setelah beberapa tahun (missal 30 tahun atau lebih) dari rata-

rata tiap nilai unsur-unsur cuaca akan mencerminkan sifat atmosfer yang

dikenal sebagai iklim”27. Sebagai salah satu penopang sebuah kehidupan

iklim terdiri atas beberapa unsur fisik diantaranya terkait dengan sinar

matahari atau cahaya, suhu, curah hujan, kelembapan, angin dan sebagainya.

Berkaitan dengan keberadaan serta pertumbuhan mangrove, unsur-unsur

fisik iklim tersebut adalah sebagai berikut :

1. Cahaya

Cahaya berpengaruh terhadap fotosintesis, respirasi, fisiologi, dan

struktur fisik mangrove; intensitas, kualitas, lama (mangrove adalah

tumbuhan long day plants yang membutuhkan intensitas cahaya yang

tinggi sehingga sesuai untuk hidup di daerah tropis) pencahayaan

mempengaruhi pertumbuhan mangrove; laju pertumbuhan tahunan

mangrove yang berada di bawah naungan sinar matahari lebih kecil dan

26 ibid., h. 122-123

27 Andri Noor Ardiansyah, Klimatologi Umum, (Ciputat: UIN JAKARTA PRESS, 2013), Cet.

ke-1, h. 13

Page 41: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

24

sedangkan laju kematian adalah sebaliknya; “cahaya berpengaruh

terhadap perbungaan dan germinasi dimana tumbuhan yang berada di

luar kelompok (gerombol) akan menghasilkan lebih banyak bunga karena

mendapat sinar matahari lebih banyak daripada tumbuhan yang

berada di dalam gerombol”.28

2. Curah Hujan

Seperti halnya tumbuhan pada umumnya, tumbuhan mangrove juga

dipengaruhi oleh curah hujan, Indonesia sebagai negara beriklim tropis

memiliki curah hujan yang tinggi di beberapa daerah seperti misalnya di

pulau Jawa, Sumatera, Papua/ Irian Jaya dan sebagainya. Curah hujan

memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan

mangrove. “(1) Jumlah, lama, dan distribusi hujan mempengaruhi

perkembangan tumbuhan mangrove; (2) Curah hujan yang terjadi

mempengaruhi kondisi udara, suhu air, salinitas air dan tanah; (3) Curah

hujan optimum pada suatu lokasi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan

mangrove adalah yang berada pada kisaran 1500-3000 mm/tahun”29.

3. Suhu

Suhu merupakan salah satu unsur iklim juga, dan memiliki peranan

penting bagi suatu kehidupan. Sebagai salah satu unsur iklim, “suhu

secara fisis dapat didefinisikan sebagai tingkat derajat panas dinginnya

suatu benda. Makin cepat gerakan molekul, makin tinggi suhunya.”30Bagi

kehidupan tanaman mangrove, suhu memberikan pengaruh penting dalam

proses penyerbukan atau reproduksi dan pertumbuhan.

28 A.Fatchan, Geografi Tumbuhan Dan Hewan, h. 124. 29 Ibid., h.124.

30 Andri Noor Ardiansyah, Klimatologi Umum, h. 16.

Page 42: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

25

Diketahui bahwa suhu udara senantiasa memberikanpengaruh bagi

tumbuhan mangrove sebagai berikut : (1) suhu berperan penting

dalam proses fisiologis (fotosintesis dan respirasi), (2) produksi daun

baru Avicennia marina terjadi pada suhu 18-20˚C dan jika suhu lebih

tinggi maka reproduksi menjadi berkurang, (3) Rhizophora stylosa,

ceriops, Excocaria, Lumnitzera tumbuh optimal pada suhu 26-28˚C,

(4) Bruguiera tumbuh optimal pada suhu 27˚C, dan xylocarpus

tumbuh optimal pada suhu 21-26˚C.31

Sehingga peranan suhu bagi kelangsungan hidup tanaman mangrove

terlihat jelas pengaruhnya terhadap proses fotosintesis

(penyerbukan/reproduksi), proses respirasi (pernafasan pada tumbuhan),

hingga proses pertumbuhan optimal tanaman mangrove. Di suatu tempat

yang memiliki suhu tinggi tentu jenis tanaman mangrove-nya berbeda

dengan tempat yang memiliki suhu sedang atau rendah.

4. Angin

Angin merupakan unsur iklim dan senantiasa memberi dampak atau

pengaruh pada kehidupan mahluk hidup. Pengaruh yang ditimbulkan bisa

positif dan bisa negatif. Pengaruh positif dapat dilihat ketika angin itu

tidak membahayakan mahluk hidup misalkan pada tumbuhan angin dapat

berperan sebagai penghantar serbuk sari ke kepala putik pada saat proses

penyerbukan atau reproduksi dan sebagainya.

Angin merupakan gerakan atau perpindahan massa udara dari suatu

tempat ke tempat lain secara horizontal. Perpindahan massa udara ini

disebabkan oleh perbedaan tekanan udara secara horizontal.

Perbedaan tekanan udara diakibatkan oleh perbedaan suhu diantara

dua tempat. Suhu udara rendah memiliki tekanan udara tinggi dan

sebaliknya suhu udara tinggi memiliki tekanan rendah.32

Angin dapat juga memberikan dampak negatif bagi mahluk hidup

misalkan ketika terjadi angin topan, putting beliung , dan angin fohn yang

31 A.Fatchan, Geografi Tumbuhan Dan Hewan,h. 124. 32 Andri Noor Ardiansyah, Klimatologi Umum, h. 49.

Page 43: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

26

bersifat panas kering yang apabila mengenai daun tumbuhan maka

tumbuhan itu menjadi menguning daunnya dan ahirnya kering.

Sebagaimana diketahui bahwa angin memberikan pengaruh bagi

tumbuhan mangrove, pengaruh tersebut diantaranya: “(1) angin

mempengaruhi terjadinya gelombang dan arus, (2) angin merupakan agen

polinasi dan diseminasi biji sehingga membantu terjadinya proses

reproduksi tumbuhan mangrove”. Di daerah pantai tidak asing lagi jika

kita sering melihat terjadinya gelombang pasang maupun surut ini

dipengaruhi oleh angin yang mana gelombang pasang atau surut tersebut

sangat bermanfaat bagi perkembangan hutan mangrove karena daerah

inilah yang baik untuk habitat tumbuhan mangrove tersebut. Angin juga

membantu proses reproduksi tumbuhan mangrove karena saat angin

bertiup membantu dalam proses penyerbukan yaitu membawa serbuk sari

(sel kelamin jantan) kemudian jatuh diatas kepala putik (sel kelamin

betina) yang nantinya akan menjadi buah baru dalam siklus reproduksi

mangrove.

5. Salinitas atau Kadar Garam

Salinitas atau kadar garam air laut diketahui juga memiliki pengaruh

bagi tumbuhan mangrove . Air laut yang memiliki kadar garam yang

menggenangi akar-akar mangrove pada saat pasang terjadi ternyata

memberikan pengaruh bagi perkembangan tanaman mangrove, pengaruh

tersebut diantaranya:

a. Salinitas optimum yang dibutuhkan mangrove untuk tumbuh

berkisar antara 10-30 ppt, b. salinitas secara langsung dapat

mempengaruhi laju pertumbuhan dan zonasi mangrove, hal ini

terkait dengan frekuensi penggenangan, c. salinitas air akan

meningkat jika pada siang hari cuaca panas dan dalam keadaan

pasang, d. salinitas air tanah lebih rendah dari salinitas air.33

33 A.Fatchan, Geografi Tumbuhan Dan Hewan,h. 125.

Page 44: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

27

Salinitas air laut tersebut juga memberikan manfaat bagi tanaman

mangrove untuk tumbuh optimal dan membuat zonasi tertentu pada

tanaman mangrove. Pada saat air laut pasang yaitu ketika posisi bulan

dekat dengan bumi atau ketika bulan purnama maka permukaan air laut

akan naik di belahan bumi tertentu dan permukaan air laut surut di

belahan bumi tertentu pada saat posisi bulan jauh dengan bumi. “Jika

posisi bumi, bulan dan matahari berada pada satu garis lurus, terjadi

pasang tertinggi di salah satu sisi bumi, sedangkan sisi lainnya terjadi air

surut”.34 Kondisi demikian merupakan salah satu faktor pendukung

pertumbuhan dan perkembangan vegetasi mangrove karena salinitas air

laut sampai pada akar-akar mangrove ketika pasang terjadi dan diserap

langsung oleh akar mangrove sebagai nutrisi untuk perkembangan

tanaman mangrove tersebut.

4. Manfaat Hutan Mangrove

Manfaat dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai

“guna” dan bisa juga “laba / untung”. Dengan demikian manfaat hutan

mangrove merupakan nilai guna atau keuntungan yang diperoleh masyarakat

dari berbagai macam komunitas pesisir tropik yang tumbuh dan berkembang

pada daerah muara sungai dan daerah pasang surut air laut.

Sebagai ekosistem khas pesisir, hutan mangrove yang selama ini kita

jumpai di pantai terlihat oleh masyarakat biasa-biasa saja tanpa memberi kesan

apapun, apa lagi memberi mafaat untuk kita. Sebagian lapisan elemen

masyarakat khususnya di sekitar lokasi penelitian misalnya di Kab. Brebes, ada

yang memanfaatkan hutan mangrove sebagai kawasan ekowisata tepatnya di

Desa Kaliwlingi dan Dusun Sigempol, Desa Randusanga Kulon, Kecamatan

Brebes, Kabupaten Brebes, dan yang lainnya. Beberapa penelitian yang

34 Amran Saru, Potensi Ekologis dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove Di Wilayah Pesisir,

(Bogor: PT Penerbit IPB Press, 2014), Cet. I, h. 24.

Page 45: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

28

berusaha meneliti tentang manfaat hutan mangrove ahirnya memperoleh

beberapa manfaat yang ada pada hutan mangrove salah satunya yaitu penelitian

yang dilakukan oleh Prof. Dr. Amran Saru , ST, M.Si di Kabupaten Barru,

Sulawesi Selatan, menjelaskan bahwa setidaknya ada beberapa kategori

manfaat hutan mangrove bagi warga setempat yaitu :

1) Manfaat Langsung

Nilai manfaat langsung ekosistem mangrove yang dapat langsung

dirasakan atau dimanfaatkan oleh warga setempat secara ekonomis untuk

memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan warga setempat dari

hasil hutan mangrove baik berupa hasil hutan, keberadaan fauna sekitar yang

berasosiasi dengan hutan mangrove, atau sebagainya. Adapun nilai manfaat

langsung dijabarkan sebagai berikut:

a) Manfaat Kayu, Pemanfaatan hasil hutan mangrove khususnya kayu

di lokasi penelitian umumnya digunakan untuk kayu bangunan, tiang

atau patok parit, pembuatan pintu air di tambak, pembuatan perahu

atau sampan, dan kayu bakar. b) Manfaat arang,Apabila dijumpai

pohon yang mati karena usia tua ranting pohon mangrove yang jatuh,

kayunya bisa digunakan untuk pembuatan arang, c) Manfaat bibit

mangrove, Buah yang matang akan berubah menjadi kecambah pada

pohon induk dan tumbuh dalam semaian tanpa istirahat. Selama waktu

ini semaian akan memanjang dan akan mengalami perubahan distribusi

berat kearah ujung, buah kemudian lepas ke perairan atau ke substrat,

lalu tumbuh sebagi bibit mangrove, d) Manfaat burung, Salah satu

komponen ekosistem mangrove yang hidup berasosiasi dengan

mangrove dibagian batang dan daun mangrove adalah burung, e)

Manfaaat kelelawar, Kelelawar (hewan mamalia) pada siang hari

sangat banyak dijumpai bergelantungan di pohon mangrove, dimalam

hari mereka akan terbang keluar pulau untuk mencari makan ditempat

lain, kemudian menjelang subuh mereka akan kembali ke tempat

hunian semula, f) Manfaat ikan, Daerah penangkapan ikan biasanya

berada di sekitar hutan mangrove atau dengan jarak tertentu dari garis

pantai, g) Manfaat udang, Daerah penangkapan udang biasanya

dilakukan disekitar ekosistem mangrove, h) Manfaat kepiting,

Penangkapan kepiting bisa dilakukan pada musim timur karena kondisi

perairan relatif lebih tenang atau pada kondisi air pasang naik karena

pada kepiting biasanya dalam keadaan berisi (dagingnya padat), i)

Manfaat kerang-kerangan, Daerah penangkapan kerang-kerangan

Page 46: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

29

biasanya dilakukan di sekitar hutan mangrove, biasanya kerang-

kerangan dengan mudah dapat dikumpulkan pada saat air surut, j)

Manfaat tambak, Masyarakat biasanya menanam mangrove

disepanjang garis pantai kearah laut. Jika mangrove tersebut tumbuh

menjadi pohon yang besar dan diperkirakan sudah dapat berfungsi

untuk melindungi pantai dari abrasi, pohon mangrove yang berada

dibelakang kearah darat akan ditebang untuk dijadiakan tambak.35

2) Manfaat tidak langsung

Manfaat tidak langsung merupakan nilai guna ekosistem mangrove

secara tidak langsung dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat setempat.

Manfaat tidak langsung hutan mangrove merupakan manfaat yang berkaitan

dengan lingkungan sekitar dan keasrian ekosistem pesisir. Keberadaan hutan

mangrove secara tidak langsung memberikan kontribusi terhadap kelestarian

lingkungan baik secara fisik maupun ekobiologi. “Jika ekosistem mangrove

berada dalam kondisi yang baik, secara fisik mangrove dapat berfungsi

sebagai pelindung pantai dari gelombang, badai angin topan, dan intrusi air

laut”.36 Hutan mangrove yang tumbuh subur hingga menjadi pohon-pohon

besar akan kuat dan kokoh di pesisir pantai sebagai penahan gelombang air

laut bahkan jika tsunami terjadi dapat meminimalisir terjangan gelombang

yang hendak kearah pemukiman warga setempat.

Secara ekologis, hutan mangrove dapat menghasilkan bahan organik

yang berasal dari guguran daun atau serasah mangrove. Selanjutnya

mikroorganisme melalui proses decomposer (penguraian) dapat

merubah bahan-bahan organik tersebut menjadi unsur anorganik

seperti N dan P yang merupakan komponen hutan yang dibutuhkan

untuk mempertahankan maupun meningkatkan kesuburan perairan37.

Dengan adanya hutan mangrove kesuburan perairan menjadi terjaga

karena serasah hutan mangrove dapat menyuburkan perairan dan dapat

menjadi bahan makanan organisme yang berada disekitar perairan yang

35 Ibid., h. 88-93.

36Ibid., h. 97.

37Ibid., h. 98.

Page 47: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

30

terdapat hutan mangrove. Oleh karena itu, “secara ekologis dan biologis

hutan mangrove dapat berfungsi sebagai tempat mencari makan (feeding

ground), tempat membesarkan anak (nursery ground), dan tempat pemijahan

(spawing ground) berbagai jenis organisme perairan”38.

3) Manfaat Pilihan

Hutan mangrove selain memiliki manfaat langung dan manfaat tidak

langsung juga memiliki manfaat pilihan, “Manfaat pilihan adalah suatu

bentuk pemanfaatan potensi ekosistem mangrove pada masa mendatang

dengan memperhitungkan manfaat atau nilai keanekaragaman hayati

ekosistem mangrove yang dianalisis menggunakan metode Benafit

Transfer”39. Mengacu pada standar manfaat tidak langsung hutan mangrove

menurut Ruitenbeek dengan nilai standar biodiversity sekitar US$15 per

hektar per tahun. Maka perhitungan manfaat pilihan hutan mangrove yang

ada di suatu kawasan pesisir dapat dihitung dengan rumus Manfaat

biodiversity = US$15/ha/tahun x Luas x KRT-US$ (KRT= Kurs Rupiah

Terhadap Dolar). Misalkan di suatu kecamatan x pada tahun y memiliki luas

hutan mangrove 10 ha, kemudian kurs rupiah terhadap dolar saat itu 10.000,

Maka dapat diketahui manfaat pilihan hutan mangrove di kecamatan x pada

tahun y = US$ 15 x 10 x 10.000 = US$ 1.500.000.

B. Definisi Operasional

Definisi operasional ini dimaksudkan untuk membatasi makna dari setiap

variabel yang akan dibahas, beberapa variabel tersebut diantaranya:

1. Pemahaman didefinisikan sebagai sebuah proses yang tidak hanya

mengutamakan aspek kognitif atau pengetahuan semata melainkan sebuah

proses olah fikir yang dilakukan seseorang yang bersumber dari sebuah

38Ibid., h. 98-99. 39Ibid., h. 99.

Page 48: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

31

pengetahuan, pengalaman, kejadian atau fakta yang telah diterima yang

kemudian dapat diaplikasikan kedalam bentuk perbuatan atau tindakan atau

dapat juga di transfer atau diterangkan kembali kepada orang lain.

2. Masyarakat adalah sekumpulan orang / manusia yang secara bersama saling

berinteraksi secara berkelanjutan dan menempati suatu wilayah tertentu dan

memiliki kesamaan tertentu yang membentuk suatu kesatuan hidup seperti

kesamaan aturan-aturan yang mengatur pola tingkah laku anggotanya (adat-

istiadat, norma, hukum, dan aturan-aturan knusus lainnya) yang menjadi sebuah

ciri atau identitas bersama.

3. Pesisir merupakan wilayah peralihan antara daratan dan lautan yang secara

langsung mendapat pengaruh pasang dan surut air laut.

4. Masyarakat pesisir adalah sekumpulan orang / manusia yang secara bersama

saling berinteraksi secara berkelanjutan dan menempati suatu wilayah peralihan

antara daratan dan lautan dan memiliki kesamaan tertentu yang membentuk

suatu kesatuan hidup seperti kesamaan aturan-aturan yang mengatur pola

tingkah laku anggotanya (adat-istiadat, norma, hukum, dan aturan-aturan

knusus lainnya) yang menjadi sebuah ciri atau identitas bersama.

5. Hutan mangrove adalah area tanah yang luas yang ditumbuhi oleh berbagai

macam komunitas pesisir tropik yang tumbuh dan berkembang pada daerah

muara sungai dan daerah pasang surut air laut.

6. Manfaat hutan mangrove merupakan nilai guna atau keuntungan yang diperoleh

masyarakat dari berbagai macam komunitas pesisir tropik yang tumbuh dan

berkembang pada daerah muara sungai dan daerah pasang surut air laut.

Page 49: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

32

C. Bahasan Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan

Sebagai bahan rujukan atau untuk membuktikan bahwa adanya keterkaitan

antara penelitian ini dengan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya

dan untuk menghindari manipulasi data baik dari jurnal ilmiah, skripsi, tesis dan

sebagainya, uraian berikut akan membahas hasil penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya yang memiliki keterkaitan dengan penelitian ini, seperti terlihat pada

Tabel 2.1

Tabel 2.1

Hasil Penelitian yang Relevan

No Judul/Penul

is

Sumber/

Tahun

Hasil

Penelitian

Persamaan Perbedaan

1. Nilai Manfaat

Mangrove

Sebagai

Pelestarian

Lingkungan

Hidup Di

Desa Olaya

Kecamatan

Parigi

Kabupaten

Parigi

Moutong,

Sulawesi

Tengah.

Ditulis oleh

Evi Aflaha

Jurnal

Ilmiah,

UNTAD

tahun

2014

diterbitkan

oleh e-

journal

Geo-

Tadulako

Pengetahuan

masyarakat

tentang hutan

mangrove

dalam kategori

sangat

mendukung.

Meneliti

tentang

manfaat

mangrove

bagi

masyarakat

setempat.

Perbedaan

lokasi

penelitian dan

teknik analisis

vegetasi

mangrove.

Page 50: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

33

Tabel 2.1 (Lanjutan)

2. Partisipasi

Masyarakat

Pesisir Dalam

Pengelolaan

Ekosistem

Hutan

Mangrove

Berkelanjutan

Di Kabupaten

Indramayu.

Ditulis Oleh

Iwang Gumilar

Jurnal

Akuatika

Volume

III, No.2,

Septembe

r, 2012.

Partisipasi

masyarakat

dalam

pelestarian

lingkungan

meningkat.

Menganalisis

persepsi dan

partisipasi

masyarakat

dalam

pelestarian

ekosistem

hutan

mangrove

Perbedaan

lokasi

penelitian

dan metode

penelitian.

3. Keberadaan

Mangrove dan

Produksi Ikan

Di Desa

Grinting,

Kecamatan

Bulakamba,

Kabupaten

Brebes. Ditulis

oleh Edi Fajar

Prahastianto.

Skripsi,

Institut

Pertania

n Bogor

tahun

2010.

Keberadaan

mangrove di

lokasi

penelitian

sebagian besar

didominasi

oleh jenis

Rhizophora

mucronata

Meneliti

tentang

kondisi

ekosistem

mangrove.

Perbedaan

variabel

dan metode

penelitian.

Page 51: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

34

D. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan sebuah informasi yang menjelaskan secara

garis besar alur logika berjalannya sebuah penelitian biasanya dapat berupa

gambar atau diagram dan sebagainya, kerangka pemikiran dalam penelitian ini

akan di jelaskan seperti terlihat pada Gambar 2.1

Gambar 2.1

Manfaat Hutan mangrove

Pemahaman Masyarakat Pesisir

Indikator pemahaman:

1. Pengetahuan

2. Kesadaran

3. Partisipasi/ keikutsertaan

Presentase (%)

Page 52: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

35

Kerangka pemikiran pada gambar diatas dapat dijelaskan bahwa garis lurus

(vertikal) pertama menunjukkan jika tujuan dari penelitian ini adalah melihat

bagaimana pemahamann masyarakat pesisir terhadap manfaat hutan mangrove,

Kemudian garis vertikal kedua menunjukkan bahwa indikator dari pemahaman

sekaligus sebagai indikator untuk angket penelitian nantinya dalam penelitian ini

terbagi dalam tiga indikator utama yaitu 1) Pengetahuan tentang manfaat hutan

mangrove, 2) Kesadaran akan pentingnya hutan mangrove bagi warga setempat,

dan 3) Partisipasi atau keikutsertaan dalam hal melestarikan hutan mangrove.

Ketiga indikator tersebut selanjutnya digunakan untuk menyusun beberapa

pernyataan dalam kisi-kisi angket yang kemudian dibentuk beberapa pernyataan

atau pertanyaan dalam angket penelitian yang nantinya disebarkan ke beberapa

warga di lokasi penelitian untuk di isi. Proses berikutnya yaitu hasil angket

dianalisis untuk mengetahui berapa presentase pemahaman masyarakat pesisir baik

di tinjau dari pengetahuan, kesadaran, dan partisipasi terhadap manfaat hutan

mangrove .

Dengan adanya kerangka pemikiran tersebut memudahkan peneliti dalam

menyelesaikan penyusunan laporan hasil penelitian, misalnya dalam penyusunan

indikator angket, pembuatan kisi-kisi angket penelitian memerlukan kerangka

pemikiran dan sekaligus agar tujuan dari penelitian ini tidak melenceng atau

melebar ke pembahasan yang diluar judul atau tema dalam penelitian ini. Selain

itu, kerangka pemikiran juga memperjelas bagaimana proses dari sebuah penelitian

itu dilakukan sehingga dapat memudahkan pembaca dalam melihat tujuan dari

sebuah hasil karya atau penelitian seseorang, karena dalam sebuah karya ilmiah

kerangka pemikiran biasanya terlihat dengan jelas semua variabel dan

indikatornya, namun kerangka pemikiran hanya sebuah penjelasan sementara atau

hanya gambaran umum saja dari sebuah penelitian untuk menunjukkan ada atau

tidaknya korelasi antara variabel yang hendak di teliti.

Page 53: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode

deskriptif kualitatif. “Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian

naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural

setting)”1. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang “ditujukan untuk

mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik

fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia”2.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat Penelitian ini dilakukan di Desa Randusanga Kulon, Kecamatan

Brebes, Kabupaten Brebes. Kabupaten Brebes merupakan suatu daerah otonom

di provinsi Jawa Tengah terletak disepanjang pantai utara Laut Jawa pada titik

koordinat 6˚4̍ -7˚21̍ Lintang Selatan dan antara 108˚ 41̍ - 109˚ 11̍ Bujur Timur.

Memanjang ke selatan Kabupaten Brebes berbatasan dengan wilayah

Karesidenan Banyumas, sebelah timur berbatasan dengan Kota Tegal dan

Kabupaten Tegal, dan sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat.

Desa Randusanga kulon terletak pada koordinat 06˚49̍ 19̎ garis Lintang Selatan

dan 109˚03̍ 57̎ garis Bujur Timur.

Desa Randusanga Kulon merupakan sebuah Desa yang berada di

Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes. Kecamatan Brebes secara geografis

terletak di sebelah tenggara Kabupaten Brebes, sebelah utara berbatasan dengan

Laut Jawa, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Jatibarang, sebelah

1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2013), Cet. ke-16, h. 14

2 Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, ( Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2012),

Cet. ke-8, h. 72

Page 54: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

37

barat berbatasan dengan Kecamatan Wanasari, dan sebelah timur

berbatasan dengan Kota dan Kabupaten Tegal. Desa Randusanga Kulon

letaknya dekat dengan garis pantai Laut Jawa bagian Utara, secara umum

gambaran lokasi penelitian seperti terlihat pada Gambar 3.1

Peta Lokasi Penelitian

Gambar 3.1

Secara umum tempat penelitian merupakan area tambak sebagai tempat

budidaya berbagai jenis ikan dan budidaya rumput laut sebagai komoditas

utama warga Desa Randusanga Kulon. Pemukiman warga tersebar di beberapa

titik, sebagian pola pemukiman penduduk memanjang mengikuti akses jalan

yang biasa dilalui oleh warga “pemukiman penduduk di dataran rendah

umumnya memanjang sejajar dengan rentangan jalan raya yang menembus desa

Page 55: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

38

yang bersangkutan”3. Desa Randusanga Kulon terbagi atas 3 pedukuhan yakni

dukuh Sigempol, Sikubur, dan Bajang Sari.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan bertahap mulai dari perencanaan,

observasi ke tempat penelitian, pengumpulan data, hingga penyusunan laporan

hasil penelitian. Adapun tahap-tahap dalam penelitian seperti ditunjukkan Tabel

3.1

Tabel 3.1

Tahapan Penelitian

Kegiatan Waktu Pelaksanaan (Bulan)

Oktober

2018 Nov-18

Desember

2018 Januari 2019

Pembuatan proposal

penelitian 2

Observasi lokasi penelitian 10

Meminta izin penelitian

kepada kepala Desa 15

Wawancara dengan kepala

Desa 16

Meminta dokumentasi

dengan staf perangkat

desa terkait tentang kondisi

sosial, ekonomi warga

8

Observasi vegetasi

mangrove 11

Menyebarkan angket

penelitian 5

Pengumpulan data 7

Penyusunan Laporan 20

*Keterangan: Bagian yang diarsir merupakan tangal pelaksanaan tahapan

penelitian.

3 N. Daljoeni, Geografi Kota dan Desa, (Yogyakarta : Penerbit Ombak, 2014), Cet. 2, h. 58

Page 56: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

39

C.Bahan dan Alat

1. Bahan :

- Peta RBI Lembar Brebes (1309-313) tahun 2000

- Data Monografi Desa Randusanga Kulon tahun 2015

- Kerjas kerja

- Angket penelitian

2. Alat :

- Roll meter

- Meteran plastik (panjang 1-3 meter)

- Tali transek ukuran 10 m x 10 m

- Alat tulis menulis (pensil, pulpen, buku, dan lain-lain)

- Global Positioning System (GPS)

- Kamera digital

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/ subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.Adapun sumber

lain yang menyatakan bahwa “populasi adalah keseluruhan objek penelitian

yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuhan-tumbuhan, gejala-

gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumberdaya yang memiliki

karakteristik tertentu di dalam susatu penelitian”4 . Berdasarkan konsep ini

maka dapat ditegaskan bahwa popolasi dalam penelitian ini adalah warga

4 S Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, ( Bandung : PT. Remaja Rosda Karya,

2013), Cet. ke-8, h. 118

Page 57: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

40

masyarakat pesisir desa Randusanga kulon dan kawasan mangrove yang

terdapat di pesisir desa Randusanga kulon.

2. Sampel

Sampel adalah “sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh (monster)

yang diambil dengan menggunakan cara tertentu”5. Dalam penelitian ini

menggunakan sampling purposive, yaitu “teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu. misalnya akan melakukan penelitian tentang kualitas

makanan, maka sumber datanya adalah orang yang ahli makanan, atau

penelitian tentang kondisi politik di suatu daerah, maka sampel sumber datanya

adalah orang yang ahli politik”6.

Berdasarkan konsep tersebut, maka sampel dalam penelitian ini dipilih

sampelnya adalah ketua RT setempat yang berada di sekitar lokasi kawasan

Hutan mangrove dan beberapa warga yang berdomisili di sekitar kawasan

ekosistem mangrove, karena ketua RT merupakan orang yang berpengaruh

terhadap lingkungan setempat. Dari sumber data Badan Pusat Statistik (BPS)

kecamatan Brebes tahun 2016 diketahui “jumlah Rukun Tetangga desa

Randusanga Kulon ada 30”7, namun peneliti menetapkan sampel dalam

penelitian ini adalah Kepala Desa setempat, dan ketua RT, serta beberapa

warga yang tinggal di sekitar kawasan ekosistem hutan mangrove.

E. Jenis dan Sumber Data

Peneliti dalam penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data yaitu data

primer dan data sekunder. Sumber data primer dalam penelitian ini peneliti

menggunakan angket penelitian, sedangkan data sekundernya yaitu berupa data-

data penunjang yang dikumpulkan dari beberapa sumber, pertama yaitu dari profil

5 Ibid., h. 121.

6 Sugiyono, Metode….., h.124

7 Kecamatan Brebes Dalam Angka 2016

Page 58: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

41

desa yang didapat dari kantor Balai Desa Randusanga Kulon, kemudian dari buku-

buku karangan penulis lainnya yang berkaitan dengan penelitian, artikel-artikel

yang berhubungan dengan materi penelitian, atau jurnal ilmiah yang berkaitan

dengan materi penelitian ini.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengambilan data masyarakat setempat teknik pengumpulan datanya

menggunakan teknik observasi, penyebaran kuesioner / angket penelitian, dan

dokumentasi.“Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya”.8 Disamping itu, peneliti menggunakan teknik

dokumentasi agar data-data yang didapat dari ketiga teknik pengumpulan data

tersebut lebih kredibel, dengan didukung oleh foto-foto dan sebagainya. “Hasil

penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukukung oleh foto-foto atau

karya tulis akademik dan seni yang telah ada. Photographs provide strikingly

deskriptive data, are often used to understant the subjektive and is product are

frequelty analyzed inductive”.9

Pelaksanaan pengumpulan data mangrove dilakukan dengan metode observasi

lapangan (data primer) yang bertujuan untuk mengetahui kerapatan jenis i (Di),

frekuensi jenis i (Fi), dan penutupan jenis i (Ci) dilakukan dengan menggunakan

metode transek, yaitu membuat garis transek sepanjang 100 meter atau 500 meter

dengan lebar 10 meter sampai 20 meter. Pada setiap transek yang telah dibentuk

pada masing-masing stasiun pengamatan dibuat plot ukuran bertingkat masing-

masing 10 m x 10 m untuk tingkat pohon; 5 m x 5 m untuk tingkat

pancang/anakan; dan 1 m x 1 m untuk tingkat semaian, kemudian dicatat seluruh

jenis dan jumlah pohon mangrove yang tumbuh dalam luasan plot tersebut.

Untuk lebih jelasnya akan di sajikan dalam Gambar 3.2

8 Ibid., h. 199. 9 Ibid., h. 330.

Page 59: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

42

Bagan transek cuplikan vegetasi mangrove di lapangan

C

garis rintis

10 m

C

10 m

Gambar 3.2

Keterangan :

Petak A : Sub-plot untuk semaian, ukuran 1 m x 1 m

Petak B : Sub-plot untuk pancang/anakan, ukuran 5 m x 5 m

Petak C : Sub-plot untuk pohon, ukuran 10 m x 10 m

G. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua macam yaitu analisis

data angket penelitian dan analisis data mangrove di lokasi penelitian. Teknik

analisis data angket menggunakan teknik analisis presentase sebagai berikut:

1. Teknik Analisis Data Vegetasi Mangrove

Data vegetasi mangrove yang diperoleh dari lapangan selanjutnya dianalisis

untuk mengetahui kerapatan jenis i (Di), frekuensi jenis i (Fi), dan penutupan

jenis i (Ci), dengan rumus sebagai berikut:

B

BB

B

A

A

Page 60: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

43

1. Kerapatan jenis i (Di) adalah jumlah tegakan jenis i dalam satu unit area ,

dengan rumus : 𝐷𝑖 =ni

A dan RDi =

ni

∑n x100%

Keterangan : Di = kerapatan jenis i (indiv/m²),

ni = Jumlah total tegakan jenis i,

A = Luas total area pengamatan sampel (m²),

RDi = Kerapatan relatif jenis i (%)

∑n = Jumlah total tegakan seluruh jenis.10

2. Frekuensi jenis i (Fi) adalah peluang jenis i dalam plot, dapat dihitung

dengan rumus: 𝐹𝑖 =Pi

∑p dan RFi=

Fi

∑F , dengan Keterangan :

Fi = Frekuensi jemis i, pi = Jumlah plot ditemukannya jenis i, ∑p = Jumlah

total plot yang diamati, Rfi = Frekuensi relatif jenis i(%), ∑F = Jumlah

frekuensi seluruh jenis11

3. Penutupan jenis i (Ci) adalah luas penutupan jenis i dalam plot yang

dihitung dengan rumus : 𝐶𝑖 =∑BA

A dan 𝑅𝐶𝑖 =

Ci

∑C

Keterangan : Ci = Penutupan jenis i dalam satu unit area

A = Luas total plot (m²)

∑C = Jumlah penutupan dari semua jenis

RCi = Penutupan relatif jenis i (%)

DBH = Lingkar batang (m)

BA = 𝜋𝐷𝐵𝐻2 / 4.12

10 Amran Saru, Potensi Ekologis dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove Di Wilayah Pesisir,

(Bogor: PT Penerbit IPB Press, 2014), Cet. I, h. 109 11 Ibid.,

12 Ibid., h. 110

Page 61: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

44

2. Teknik Analisis Data Angket Penelitian

Data-data yang diperoleh dari proses penyebaran angket selanjutnya

diolah dan dianalisis untuk mendapatkan informasi dari angket tersebut. Setelah

data terkumpul dari hasil pengedaran angket kepada responden dan siap di olah

maka proses selanjutnya adalah data diinput secara bertahap ke dalam sebuah

tabel sebelum dilakukannya analisis data secara kualitatif. Beberapa penulis

mendefinisikan proses ini sebagai proses tabulasi data adapun pengertian

tentang tabulasi data yaitu “tabulasi adalah proses menempatkan data dalam

bentuk tabel dengan cara membuat tabel yang berisikan data sesuai dengan

kebutuhan analisis”13

Proses berikutnya setelah semua data sudah tersusun dalam sebuah tabel

maka proses berikutnya adalah menganalisis data secara kualitatif. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis persentase, rumus

persentase yang digunakan adalah sebagai berikut:

𝑷 =𝐟

𝐍 X 100%

Dengan keterangan sebagai berikut:

P = angka persentase.

f = frekuensi yang sedang dicari presentasinya.

N = Number of Cases (Jumlah frekuensi/ banyaknya individu).14

13Ihat Hatimah,Rudi Susilana, dan Nur Aedi, Penelitian Pendidikan, (Bandung : UPI PRESS,

2007), Cet I, h. 198

14 Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan , (Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada,

2014), cet. ke-25, h. 43

Page 62: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

45

H. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Kisi-kisi instrumren penelitian merupakan langkah awal dalam menyusun

sebuah angket penelitian, dengan mengacu pada variabel-variabel yang sudah di

tetapkan oleh peneliti sehingga diharapkan dapat membantu mempermudah

peneliti dalam menyusun angket penelitian. Beberapa kisi-kisi instrumen dalam

penelitian ini di tunjukkan pada Tabel 3.2

Tabel. 3.2

Kisi-kisi angket penelitian

No. Variabel Indikator Nomor Soal

1. Pemahaman

masyarakat

pesisir

a.Mengetahui keberadaan hutan

mangrove di desa setempat

1-4

b.Menyadari pentingnya peranan

hutan mangrove bagi warga setempat

5-10

c.Ikut serta dalam melestarikan hutan

mangrove di desa setempat

11-15

2.

Manfaat

Hutan

Mangrove

a. Manfaat Langsung 16-20

b. Manfaat tidak langsung 20-23

c. Manfaat pilihan 24-25

Page 63: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran umum Desa Randusanga Kulon

Kondisi fisik wilayah penelitian secara umum dapat digambarkan sebagai

berikut. Secara administratif, Desa Randusanga Kulon adalah salah satu desa yang

ada di Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes. Sebagian besar desa Randusanga

Kulon merupakan areal tambak yakni sekitar 50% dari total luas wilayah desa

Randusanga Kulon. Tambak-tambak tersebut dimiliki oleh warga setempat yang

sebagian besar bermata pencaharian menjadi petani tambak. Walaupun tidak

semua warga setempat bermata pencaharian menjadi petani tambak, ada yang

berprofesi sebagai nelayan, petani sawah, pegawai negeri/ swasta, dan sebagainya.

Desa Randusanga Kulon memliki luas wilayah sekitar 1.365 Ha dan terletak 2

meter diatas permukaan laut (2m dpl), yang secara astronomis terletak pada titik

koordinat 06˚ 49̍ 19̎ garis lintang selatan dan 109˚ 03̍ 57̎ garis bujur timur. Desa

Randusanga Kulon secara geografis memiliki batas wilayah yaitu di sebelah utara

berbatasan langsung dengan Laut Jawa, di sebelah selatan berbatasan dengan

Kelurahan Limbangan, dan sebelah timur berbatasan dengan Desa Randusanga

Wetan, serta di sebelah barat berbatasan dengan Desa Kedunguter.

B. Kondisi ekosistem Mangrove di Desa Randusanga Kulon

Kawasan hutan mangrove di lokasi penelitian berupa sekumpulan mangrove

yang tumbuh dan berkembang pada tanah timbul seluas ± 400 ha. Kondisi

ekosistem mangrove di Desa Randusanga kulon mengalami kerusakan pada

tingkat kerusakan “sedang” hal ini berdasarkan ukuran kriteria baku kerusakan

mangrove. Penilaian tingkat kerusakan mangrove dilakukan melalui pendekatan

parameter penutupan atau kerapatan mangrove. Kriteria tingkat kerusakan

didasarkan pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.201 Tahun

Page 64: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

47

2004 tentang Kriteria Baku dan Pedoman Penentuan Kerusakan Mangrove seperti

terlihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1

Kriteria baku kerusakan mangrove1

Kriteria Penutupan(%) Kerapatan(Pohon/ha)

Baik Sangat Padat ≥ 75 ≥ 1.500

Sedang ≥ 50 − < 75 ≥ 1.000 − < 1500

Rusak Jarang < 50 < 1.000

Vegetasi mangrove yang ditemukan di lokasi penelitian didominasi oleh jenis

Rhizophora yaitu Rhizophora Mucronata, Rhizophora Apicualta, Rhizophora

Stylosa, Bruguiera Gymnorrhiza dan Avicennia Alba berukuran besar

mendominasi kawasan ini dan tumbuh secara alami. Hal ini sesuai dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Suedy dkk yang menyatakan bahwa “Vegetasi

mangrove yang ada di desa Randusanga Kulon didominasi oleh jenis

Rhizophoraceae.”2Vegetasi mangrove dengan jenis Rhizophora Mucronata

ditunjukkan pada gambar 4.1

1 Amran Saru, Potensi Ekologis dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove Di Wilayah Pesisir,

(Bogor: PT Penerbit IPB Press, 2014), Cet. I, h. 215.

2S.W.A Suedy, dkk., “Keanekaragaman Flora Hutan Mangrove di Pantai randusanga Brebes

Berdasarkan Bukti Palinologinya”Prosiding Seminar Nasional, Purwokerto, 16 September 2006, h.4.

Page 65: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

48

Gambar 4.1 Rhizophora Mucronata

Deskripsi : Pohon dengan ketinggian mencapai 27 m, jarang melebihi 30 m.

Batang memiliki diameter hingga 70 cm dengan kulit kayu berwarna gelap hingga

hitam dan terdapat celah horizontal. Akar tunjang dan akar udara yang tumbuh

dari percabangan bagian bawah. Daun berkulit. Gagang daun berwarna hijau,

Bentuk daun : elips melebar hingga bulat memanjang. Ujung: meruncing.

Pemanfaaatan: Kayu digunakan sebagai bahan bakar dan arang. Tanin dari

kulit kayu digunakan untuk pewarnaan, dan kadang-kadang digunakan sebagai

obat dalam kasus hematuria (perdarahan pada air seni). Kadang-kadang ditanam di

sepanjang tambak untuk melindungi pematang. Vegetasi mangrove dengan jenis

Rhizophora Apiculata ditunjukkan pada gambar 4.2

Gambar 4.2 Rhizophora Apiculata

Deskripsi : Pohon dengan ketinggian mencapai 30 m dengan diameter batang

mencapai 50 cm. Memiliki perakaran yang khas hingga mencapai ketinggian 5

meter, dan kadang-kadang memiliki akar udara yang keluar dari cabang. Kulit

kayu berwarna abu-abu tua dan berubah-ubah. Daun Berkulit, warna hijau tua

dengan hijau muda pada bagian tengah dan kemerahan di bagian bawah. Gagang

daun panjangnya 17-35 mm dan warnanya kemerahan,Bentuk: elips menyempit.

Ujung: meruncing, tak bertangkai. Buah kasar berbentuk bulat memanjang hingga

seperti buah pir. Tumbuh pada tanah berlumpur, halus, dalam dan tergenang pada

Page 66: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

49

saat pasang normal. Tidak menyukai substrat yang lebih keras yang bercampur

dengan pasir. Menyukai perairan pasang surut yang memiliki pengaruh masukan

air tawar yang kuat secara permanen. Percabangan akarnya dapat tumbuh secara

abnormal karena gangguan kumbang yang menyerang ujung akar. Kepiting dapat

juga menghambat pertumbuhan mereka karena mengganggu kulit akar anakan.

Tumbuh lambat, tetapi perbungaan terdapat sepanjang tahun.

Pemanfaatan : Kayu dimanfaatkan untuk bahan bangunan, kayu bakar dan

arang. Kulit kayu berisi hingga 30% tanin (per sen berat kering). Cabang akar

dapat digunakan sebagai jangkar dengan diberati batu. Seringkali ditanam di

pinggiran tambak untuk melindungi pematang. Sering digunakan sebagai tanaman

penghijauan. Vegetasi mangrove dengan jenis Rhizophora Stylosa ditunjukkan

pada gambar 4.3

Gambar 4.3 Rhizophora Stylosa

Deskripsi : Pohon dengan satu atau banyak batang, tinggi hingga 10 m. Kulit

kayu halus, bercelah, berwarna abu-abu hingga hitam. Memiliki akar tunjang

dengan panjang hingga 3 m, dan akar udara yang tumbuh dari cabang bawah.

Daun berkulit, berbintik teratur di lapisan bawah, gagang daun berwarna hijau,

panjang gagang 1-3,5 cm, bentuk: elips melebar, ujung: meruncing, gagang kepala

bunga seperti cagak, masing-masing menempel pada gagang individu yang

panjangnya 2,5-5 cm. Tumbuh pada habitat yang beragam di daerah pasang surut:

Page 67: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

50

lumpur, pasir dan batu. Menyukai pematang sungai pasang surut, tetapi juga

sebagai jenis pionir di lingkungan pesisir atau pada bagian daratan dari mangrove.

Penyebaran : Di Taiwan, Malaysia, Filipina, sepanjang Indonesia, Papua New

Guinea dan Australia Tropis. Tercatat dari Jawa, Bali, Lombok, Sumatera,

Sulawesi, Sumba, Sumbawa, Maluku dan Irian Jaya.Umumnya dimanfaatkan

warga setempat diambil kayunya sebagai bahan bangunan, kayu bakar, dan arang.

Vegetasi mangrove dengan jenis Bruguiera Gymnorrizha ditunjukkan pada

gambar 4.4

Gambar 4.4 Bruguiera Gymnorrizha

Deskripsi : Pohon yang selalu hijau dengan ketinggian kadang-kadang

mencapai 30 m. Kulit kayu permukaannya halus hingga kasar, berwarna abu-abu

tua sampai coklat (warna berubah-ubah). Akarnya seperti papan melebar ke

samping di bagian pangkal pohon, juga memiliki sejumlah akar lutut. Daun

berkulit, berwarna hijau pada lapisan atas dan hijau kekuningan pada bagian

bawahnya dengan bercak-bercak hitam (ada juga yang tidak). Bentuk : elips

sampai elips-lanset dengan jung meruncing. Bunga bergelantungan dengan

panjang tangkai bunga antara 9-25 mm, letak bunga di ketiak daun, menggantung.

Buah melingkar spiral, bundar melintang, panjang 2-2,5 cm. Merupakan jenis yang

dominan pada hutan mangrove yang tinggi dan merupakan ciri dari perkembangan

tahap akhir dari hutan pantai, serta tahap awal dalam transisi menjadi tipe vegetasi

Page 68: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

51

daratan. Tumbuh di areal dengan salinitas rendah dan kering, serta tanah yang

memiliki erosii yang baik. Jenis ini toleran terhadap daerah terlindung maupun

yang mendapat sinar matahari langsung. Mereka juga tumbuh pada tepi daratan

dari mangrove, sepanjang tambak serta sungai pasang surut dan payau.

Penyebaran: Afrika Timur dan Madagaskar hingga Sri Lanka, Malaysia dan

Indonesia menuju wilayah Pasifik Barat dan Australia Tropis. Pemanfaatan:

Bagian dalam hipokotil dimakan (manisan kandeka), dicampur dengan gula.

Kayunya yang berwarna merah digunakan sebagai kayu bakar dan untuk membuat

arang. Vegetasi mangrove dengan jenis Avicennia Alba ditunjukkan pada gambar

4.5

Gambar 4.5 Avicennia Alba

Deskripsi: Belukar atau pohon yang tumbuh menyebar dengan ketinggian

mencapai 25 m. Kumpulan pohon membentuk sistem perakaran horizontal dan

akar nafas yang rumit. Permukaan daun halus, bagian atas hijau mengkilat,

bawahnya pucat. Bentuk daun lanset (seperti daun akasia) kadang elips, dengan

ujung meruncing. Bentuk bunga seperti trisula dengan gerombolan bunga

(kuning) hampir di sepanjang ruas tandan. Letak: di ujung/pada tangkai bunga.

Bentuk buah seperti kerucut/cabe/mente, dan berwarna hijau muda kekuningan.

Habitat mangrove di lokasi pantai yang terlindung, juga di bagian yang lebih asin

di sepanjang pinggiran sungai yang dipengaruhi pasang surut, serta di sepanjang

garis pantai. Mereka umumnya menyukai bagian muka teluk. Akarnya dilaporkan

Page 69: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

52

dapat membantu pengikatan sedimen dan mempercepat proses pembentukan

daratan.

Penyebaran : Ditemukan di seluruh Indonesia. Dari India sampai Indo Cina,

melalui Malaysia dan Indonesia hingga ke Filipina. Pemanfaatan : Batang pohon

digunakan untuk kayu bakar dan bahan bangunan bermutu rendah, buah dapat

dimakan.

Vegetasi mangrove diamati pada transek yang terbuat dari tali plastik atau

rafia dengan luas 100m² (10 x 10 m). Lokasi pengamatan dan penelitian di desa

Randusanga Kulon tepatnya di sekitar muara Kali Kamal yang terdapat saluran-

saluran air (kanal) menuju tambak warga setempat dengan luas lahan sekitar ±4 ha

yang terbagi atas 4 (empat) kanal yaitu kanal I,II,III dan kanal IV.

Vegetasi mangrove tingkat pohon pada untuk kanal I, II, III, dan IV berturut-

turut diperoleh jumlah tegakan dengan rata-rata sebanyak 15, 25, 20, dan 30

individu tiap luas pengamatan. Vegetasi mangrove tingkat anakan pada kanal I, II,

III, dan IV diperoleh jumlah tegakan rata-rata sebanyak 20, 30, 25, dan 40 individu

tiap luas pengamatan. Dan vegetasi mangrove tingkat semai pada kanal I, II, III,

dan IV diperoleh jumlah tegakan rata-rata sebanyak 200, 145, 250, dan 450

individu tiap luas pengamatan. Kondisi vegetasi mangrove di lokasi penelitian

dapat dilihat pada gambar 4.6

Gambar 4.6 Jumlah tegakan rata-rata vegetasi mangrove tiap kanal

(Individu/100m²)

Pohon

Kanal IV30

Kanal I15

Kanal II25

Kanal III20

Anakan

Kanal I20

Kanal II30

Kanal III25

Kanal IV40

Semai

Kanal I200

Kanal II145

Kanal III250

Kanal IV450

Page 70: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

53

C. Kondisi Sosial Ekonomi Warga Desa Randusa Kulon

Kondisi sosial dan kependudukan merupakan salah satu faktor yang sangat

penting sekali dalam pengelolaan sumber daya pesisir salah satunya pengelolaan

ekosistem mangrove, karena “daerah hutan bakau merupakan suatu tempat yang

bergerak, di mana tanah lumpur dan daratan secara terus menerus dibentuk oleh

tumbuhan-tumbuhan yang kemudian secara perlahan-lahan berubah menjadi semi

daratan”3 maka butuh pengelolaan yang efisien dan berkelanjutan dari pemerintah

atau penduduk lokal.

Kondisi sosial masyarakat dapat memberikan gambaran tentang tingkat

kesejahteraan warga setempat, ketersediaan tenaga kerja, pengembangan sumber

daya manusia, serta agama dan budaya dari masyarakat setempat. Penyebaran

penduduk di lokasi penelitian hampir merata dengan jumlah total penduduk Desa

Randusanga Kulon sebanyak 7.178 jiwa4. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin

dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk Desa Randusanga Kulon Menurut Jenis Kelamin

No. Desa Laki - Laki Perempuan Jumlah

1 Randusanga Kulon 3.636 3.542 7.178

Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa jumlah penduduk dengan jenis

kelamin laki-laki lebih banyak dari jumlah penduduk dengan jenis kelamin

perempuan. Penduduk di lokasi penelitian pada umumnya bekerja sebagai petani

tambak, nelayan, petani rumput laut, petani sawah, dan pedagang. Tingkat

pendidikan warga Desa Randusanga Kulon dapat dilihat pada tabel 4.3

3Sahala Hutabarat dan Stewart M. Evans, Pengantar Oseanografi,(Jakarta : UI PRESS, 2008)

Cet. 2, h. 137

4BPS Kecamatan Brebes Dalam Angka 2018

Page 71: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

54

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan yang Ditamatkan5

Tdk/Blm

Tamat SD Tamat SD Tamat SMP Tamat SLTA

Tamat

Universitas

2. 254 1. 782 1. 051 1. 099 376

Berdasarkan tabel 4.3, dapat diketahui jika rata-rata penduduk desa

Randusanga Kulon Tidak/ Belum tamat Sekolah Dasar, hal ini menunjukkan

korelasi dengan hasil penelitian bahwa rata-rata penduduk setempat hanya

memahami manfaat hutan mangrove sebagai tempat budidaya organisme perairan

seperti ikan, kepiting, kerang-kerangan dan sebagainya karena beberapa faktor

salah satunya adalah faktor pendidikan yang masih minim, sehingga warga belum

memahami secara keseluruhan tentang manfaat ataupun fungsi dari keberadaan

hutan mangrove. Tingkat kepadatan penduduk Deda Randusanga Kulon dapat

dilihat pada Tabel 4.4

Tabel 4.4

Kepadatan Penduduk Desa Randusanga Kulon6

Desa Randusanga

Kulon

Luas

(Km²)

Jumlah

Penduduk

Kepadatan Penduduk

(Per Km²)

1.365 7.178 5,26

Dari tabel 4.4 , apat dilihat bahwa penduduk menyebar dengan merata dengan

kepadatan per km sekitar 5,26. Kondisi ekonomi suatu desa dapat dilihat dari segi

infrastruktur dan rumah penduduk setempat apakah sudah memenuhi kelayakan

atau masih butuh perbaikan, keadaan rumah penduduk Desa Randusanga Kulon

dapat dilihat pada Tabel 4.5.

5 Proyeksi Penduduk BPS Kec. Brebes 2016

6BPS 2018

Page 72: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

55

Tabel 4.5

Jenis Rumah Di Desa Randusanga Kulon7

Desa

Randusanga

Kulon

Rumah

Tembok

Rumah

Sebagian Tembok Rumah Kayu

Jumlah 793 334 333

Berdasarkan Tabel 4.5, kita dapat melihat kondisi ekonomi warga yang masih

minim, dari tabel tersebut menunjukkan masih adanya rumah penduduk yang di

tembok namun hanya sebagian, bahkan masih adanya rumah penduduk yang

belum di tembok atau masih memakai rumah kayu. Padahal potensi produksi

rumput laut Desa Randusanga Kulon cukup baik dan sudah saatnya untuk

dikembangkan seperti yang diungkapkan oleh Indah Dewi Mulyani dan Ari

Kristina bahwa “rumput laut di Desa Randusanga kota Brebes mulai

dibudidayakan ahir tahun 2012 dengan jenis rumput laut yaitu Gracilaria,

budidaya rumput laut menjadi pilihan utama petani karena memberikan

keuntungan yang lebih baik jika dibandingkan dengan budidaya ikan tambak”8 .

Selain rata-rata bermata pencaharian sebagai petani tambak, petani rumput

laut dan nelayan, warga setempat juga memiliki mata pencaharian lain karena

“pola hidup nelayan sedikit banyak diliputi oleh ketidak pastian penghasilan

karena aktivitas penangkapan ikan sangat tergantung pada alam”9, maka

masyarakat setempat memperoleh penghasilan dengan beternak unggas, dan

7 BPS Kecamatan Brebes 2016

8 Indah Dewi Mulyani dan Ari Kristina, ”Pengaruh Harga Pasar Terhadap Produksi Rumput

Laut Di Kota Brebes : Studi Kasus Di Desa Randusanga Kota Brebes”, Prosiding Seminar Nasional,

Brebes, 25 Agustus 2018, h. 71.

9Syamsir Salam dan Amir Fadhilah, Sosiologi Pedesaan, (Jakarta : Lembaga Penelitian UIN

Jakarta, 2008), Cet. I, h. 3

Page 73: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

56

hewan ternak lainnya seperti sapi potong dan domba. Jumlah ternak di Desa

Randusanga Kulon menurut jenisnya dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6

Jumlah Ternak Desa Randusanga Kulon Menurut Jenisnya10

Desa

Randusanga

Kulon

Sapi Potong Kambing/

Domba Itik/Bebek

Ayam

(Buras,Petelur,

Pedaging)

Jumlah 23 1.126 450 27. 107

Berdasarkan Tabel 4.6, kita dapat melihat bahwa hasil ternak warga

masyarakat setempat paling banyak adalah beternak ayam dari berbagai jenis

mulai dari jenis ayam buras, ayam petelur, sampai ayam jenis pedaging mencapai

±27.107 ekor. Kondisi cuaca di desa Randusanga Kulon memang cocok untuk

budidaya unggas, atau hewan ternak lainnya seperti domba, sapi potong, bebek/itik

selain dari budidaya ikan dan udang atau rumput laut, dari tebel 4.5 terlihat bahwa

jumlah ternak kambing di desa Randusanga Kulon sekitar 1.126 ekor. Jumlah

itik/bebek mencapai 450 ekor, seperti yang kita ketahui bahwa Kabupaten Brebes

terkenal dengan makanan khas nya yaitu telor asin yang dihasilkan oleh bebek

sebelum melalui proses pengolahan dan sebagai bagian desa di kecamatan Brebes,

desa Randusanga Kulon memiliki potensi untuk budidaya itik karena banyak nya

aliran sungai-sungai kecil yang merupakan habitat yang baik untuk bebek/itik.

Jumlah sapi potong di desa Randusanga Kulon relatif sedikit hanya sekitar 23 ekor

saja, kondisi ini bisa saja disebabkan karena kurangnya lahan sawah penyedia

rumput untuk makanan pokok sapi, dan karena sebagian besar lahan di desa

Randusanga Kulon merupakan tambak.

10 BPS Kecamatan Brebes 2016

Page 74: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

57

D. Analisis Hasil Angket Penelitian

Setelah mengedarkan angket penelitian untuk mendapatkan data lapangan

(data primer) atau data asli yang langsung didapatkan dari beberapa responden di

lokasi penelitian, selanjutnya data yang diperoleh dari angket diolah dan dianalisis

secara kualitatif dengan menggunakan teknik analisis presentase. Deskripsi

pengetahuan warga tentang keberadaan mangrove yang ada di lokasi penelitian

seperti terlihat pada Tabel 4.7

Tabel 4.7

Mengetahui Keberadaan Mangrove di Desa Setempat

Alternatif Jawaban F %

Sangat Setuju 1 3

Setuju 29 97

Kurang Setuju - 0

Tidak Setuju - 0

Jumlah 30 100%

Berdasarkan Tabel 4.7, terlihat bahwa responden yang menjawab sangat

setuju hanya sekitar 3% saja, kemudian yang menjawab setuju sekitar 97%, lalu

yang mejawab kurang setuju 0%, dan yang menjawab tidak setuju 0%. Dari hasil

angket tersebut menunjukkan jika responden rata-rata telah mengetahui tentang

keberadaan mangrove di tempat tinggalnya atau di Desa Randusanga Kulon.

Gambaran pengetahuan warga tentang tanaman mangrove seperti terlihat pada

Tabel 4.8

Page 75: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

58

Tabel 4.8

Mengetahui Tanaman Mangrove

Alternatif Jawaban F %

Sangat Setuju 1 3

Setuju 29 97

Kurang Setuju - 0

Tidak Setuju - 0

Jumlah 30 100%

Berdasarkan Tabel 4.8, terlihat bahwa responden yang menjawab sangat

setuju hanya sekitar 3% saja, kemudian yang menjawab setuju sekitar 97%, lalu

yang mejawab kurang setuju 0%, dan yang menjawab tidak setuju 0%.Dari hasil

angket tersebut menunjukkan jika responden rata-rata telah mengetahui tentang

tanaman mangrove yang ada di tempat tinggalnya. Deskripsi pengetahuan warga

setempat tentang jenis-jenis managrove terlihat pada Tabel 4.9

Tabel 4.8

Mengetahui Jenis-Jenis Mangrove

Alternatif Jawaban F %

Sangat Setuju - 0

Setuju 3 10

Kurang Setuju 10 33

Tidak Setuju 17 57

Jumlah 30 100%

Berdasarkan Tabel 4.9, terlihat bahwa responden yang menjawab sangat

setuju 0% saja, kemudian yang menjawab setuju sekitar 10%, lalu yang mejawab

kurang setuju sekitar 33%, dan yang menjawab tidak setuju sekitar 57%. Dari hasil

angket tersebut menunjukkan jika masih sedikit responden yang mengetahui jenis-

Page 76: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

59

jenis mangrove atau responden rata-rata tidak mengetahui tentang jenis-jenis

tanaman mangrove yang ada di tempat tinggalnya. Deskripsi pengetahuan warga

tentang lokasi hutan mangrove yang ada di Desa setempat terlihat pada Tabel 4.10

Tabel 4.10

Mengetahui Lokasi Hutan Mangrove di Desa Setempat

Alternatif Jawaban F %

Sangat Setuju 1 3

Setuju 25 83

Kurang Setuju 2 7

Tidak Setuju 2 7

Jumlah 30 100%

Berdasarkan Tabel 4.10, terlihat bahwa responden yang menjawab sangat

setuju 3% saja, kemudian yang menjawab setuju sekitar 83%, lalu yang mejawab

kurang setuju sekitar 7%, dan yang menjawab tidak setuju sekitar 7%. Dari hasil

angket tersebut menunjukkan jika responden rata-rata telah mengetahui lokasi

hutan mangrove yang ada di tempat tinggalnya. Deskripsi pemahaman warga

setempat tentang pentingnya hutan mangrove bagi kehidupan warga pesisir terlihat

pada Tabel 4.11

Tabel 4.11

Hutan Mangrove Sangat Penting bagi Kehidupan Warga Pesisir

Alternatif Jawaban F %

Sangat Setuju 1 3

Setuju 27 90

Kurang Setuju 2 7

Tidak Setuju - 0

Jumlah 30 100%

Page 77: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

60

Berdasarkan Tabel 4.11, terlihat bahwa responden yang menjawab sangat

setuju 3%, kemudian yang menjawab setuju sekitar 90%, lalu yang mejawab

kurang setuju 7%, dan yang menjawab tidak setuju 0%. Dari hasil angket tersebut

menunjukkan responden rata-rata setuju jika hutan mangrove sangatlah penting

bagi kehidupan mereka sebagai warga pesisir. Deskripsi pemahaman warga

setempat tentang salah satu fungsi hutan mangrove yaitu sebagai penyeimbang

ekosistem pesisir terlihat pada Tabel 4.12

Tabel 4.12

Hutan mangrove Dapat Menjadi Penyeimbang Ekosistem Pesisir

Alternatif Jawaban F %

Sangat Setuju 1 3

Setuju 19 64

Kurang Setuju 10 33

Tidak Setuju - 0

Jumlah 30 100%

Berdasarkan Tabel 4.12, terlihat bahwa responden yang menjawab sangat

setuju 3%, kemudian yang menjawab setuju sekitar 64%, lalu yang mejawab

kurang setuju sekitar 33%, dan yang menjawab tidak setuju 0%. Dari hasil angket

tersebut menunjukkan responden setuju jika hutan mangrove dapat menjadi

penyeimbang ekosistem pesisir, meskipun ada beberapa yang kurang setuju.

Deskripsi pemahaman warga setempat tentang salah satu fungsi hutan mangrove

yaitu dapat mencegah abrasi pantai terlihat pada Tabel 4.13

Tabel 4.13 Hutan Mangrove Dapat Mencegah Abrasi Pantai

Alternatif Jawaban F %

Sangat Setuju 1 3

Setuju 11 37

Kurang Setuju 15 50

Tidak Setuju 3 10

Jumlah 30 100%

Page 78: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

61

Berdasarkan Tabel 4.13, terlihat bahwa responden yang menjawab sangat

setuju hanya sekitar 3% saja, kemudian yang menjawab setuju sekitar 37%, lalu

yang mejawab kurang setuju 50%, dan yang menjawab tidak setuju 10%. Dari

hasil angket tersebut menunjukkan responden rata-rata kurang setuju jika hutan

mangrove dapat mencegah abrasi pantai, dan hanya beberapa responden saja yang

setuju.

Responden rata-rata belum memahami apa saja fungsi hutan mangrove itu

padahal “secara ekologis ekosistem mangrove mempunyai beberapa fungsi penting

bagi wilayah pesisir, diantaranya sebagai penahan erosi dan abrasi pantai akibat

hempasan ombak”11. Deskripsi pemahaman warga setempat tentang salah satu

fungsi hutan mangrove yaitu hutan mangrove dapat meminimalisir volume

gelombang pasang air laut terlihat pada Tabel 4.14

Tabel 4.14

Hutan Mangrove Dapat Meminimalisir Volume Gelombang Pasang Air Laut

Alternatif Jawaban F %

Sangat Setuju 1 3

Setuju 10 33

Kurang Setuju 16 54

Tidak Setuju 3 10

Jumlah 30 100%

Berdasarkan Tabel 4.14, terlihat bahwa responden yang menjawab sangat

setuju 3%, kemudian yang menjawab setuju sekitar 33%, lalu yang mejawab

kurang setuju 54%, dan yang menjawab tidak setuju 10%. Dari hasil angket

tersebut menunjukkan responden rata-rata kurang setuju jika hutan mangrove

dapat meminimalisir volume gelombang pasang air laut, hanya beberapa

responden saja yang setuju, dan ada pula responden yang tidak setuju. Deskripsi

11Helmi Wahyudi, ”Potensi Sumberdaya Lamun dan Mangrove Sebagai Penunjang Ekowisata

Di Pulau Harapan dan Pulau Panggang, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu”, Skripsi pada

Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan IPB Bogor, Bogor, 2008, h. 5.

Page 79: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

62

pemahaman warga setempat tentang salah satu fungsi hutan mangrove yaitu

sebagai habitat yang baik untuk budidaya perikanan terlihat pada Tabel 4.15

Tabel 4.15

Hutan Mangrove Dapat Menjadi Habitat yang Baik Untuk Budidaya

Perikanan

Alternatif Jawaban F %

Sangat Setuju 18 60

Setuju 9 30

Kurang Setuju - 0

Tidak Setuju 3 10

Jumlah 30 100%

Berdasarkan Tabel 4.15, terlihat bahwa responden yang menjawab

sangat setuju 60%, kemudian yang menjawab setuju sekitar 30%, lalu yang

mejawab kurang setuju 0%, dan yang menjawab tidak setuju 10%.

Dari hasil angket tersebut menunjukkan responden rata-rata sangat

setuju jika hutan mangrove dapat menjadi habitat yang baik untuk budidaya

perikanan, ada pula beberapa responden yang setuju, dan sedikit responden

yang tidak setuju. Deskripsi pemahaman warga setempat tentang salah satu

fungsi hutan mangrove yaitu hutan mangrove dapat menahan terjangan badai

terlihat pada Tabel 4.16

Tabel 4.16 Hutan Mangrove Dapat Menahan Terjangan Badai

Alternatif Jawaban F %

Sangat Setuju - 0

Setuju 11 37

Kurang Setuju 16 53

Tidak Setuju 3 10

Jumlah 30 100%

Page 80: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

63

Berdasarkan Tabel 4.16, terlihat bahwa responden yang menjawab sangat

setuju 0%, kemudian yang menjawab setuju sekitar 37%, lalu yang mejawab

kurang setuju 53%, dan yang menjawab tidak setuju 10%. Dari hasil angket

tersebut menunjukkan responden rata-rata kurang setuju jika hutan mangrove

dapat menahan terjangan badai, adapula beberapa responden yang setuju, dan

sedikit responden yang tidak setuju. Deskripsi tentang sosialisasi telah yang

dilakukan oleh pihak desa setempat kepada warga terkait menjaga kelestarian

hutan mangrove terlihat pada Tabel 4.17

Tabel 4.17

Aparatur Desa Telah Mensosialisasikan Warga Untuk Melestarikan

Hutan Mangrove

Alternatif Jawaban F %

Sangat Setuju 2 7

Setuju 22 73

Kurang Setuju 6 20

Tidak Setuju - 0

Jumlah 30 100%

Berdasarkan Tabel 4.17, terlihat bahwa responden yang menjawab sangat

setuju 7%, kemudian yang menjawab setuju sekitar 73%, lalu yang mejawab

kurang setuju 20%, dan yang menjawab tidak setuju 0%. Dari hasil angket tersebut

menunjukkan responden rata-rata setuju jika aparatur desa telah mensosialisasikan

agar warga melestarikan hutan mangrove meskipun ada pula beberapa responden

yang kurang setuju.

Hal ini berarti menunjukkan bahwa dari pihak aparat desa setempat telah

mengenalkan atau mensosialisasikan kepada masyarakat agar masyarakat setempat

turut melestarikan hutan mangrove. Deskripsi tentang pemahaman warga setempat

bahwa menebang pohon mangrove secara berlebihan dapat merusak ekosistem

pesisir terlihat pada Tabel 4.18

Page 81: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

64

Tabel 4.18

Menebang Pohon Mangrove Secara Berlebihan Dapat Merusak

Ekosistem Pesisir

Alternatif Jawaban F %

Sangat Setuju 1 3

Setuju 27 90

Kurang Setuju 2 7

Tidak Setuju - 0

Jumlah 30 100%

Berdasarkan Tabel 4.18, terlihat bahwa responden yang menjawab sangat

setuju 3%, kemudian yang menjawab setuju sekitar 90%, lalu yang mejawab

kurang setuju 7%, dan yang menjawab tidak setuju 0%. Dari hasil angket tersebut

menunjukkan responden rata-rata setuju jika menebang pohon mangrove secara

berlebihan dapat merusak ekosistem pesisir. Deskripsi tentang pemahaman warga

setempat bahwa konversi lahan mangrove menjadi tambak atau tempat rekreasi

dapat menimbulkan kerusakan lingkungan terlihat pada Tabel 4.19

Tabel 4.19

Membuka Lahan Hutan Mangrove Untuk Dijadikan Tambak Atau

Tempat Rekreasi Dapat Menimbulkan Kerusakan Lingkungan

Alternatif Jawaban F %

Sangat Setuju 5 17

Setuju 9 30

Kurang Setuju 16 53

Tidak Setuju - 0

Jumlah 30 100%

Berdasarkan Tabel 4.19, terlihat bahwa responden yang menjawab sangat

setuju 17%, kemudian yang menjawab setuju sekitar 30%, lalu yang mejawab

kurang setuju 53%, dan yang menjawab tidak setuju 0%. Dari hasil angket tersebut

Page 82: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

65

menunjukkan responden rata-rata kurang setuju jika membuka lahan hutan

mangrove untuk dijadikan tambak atau tempat rekreasi dapat menimbulkan

kerusakan lingkungan, ada pula beberapa responden yang setuju, dan sedikit

responden yang sangat setuju. Deskripsi tentang pemahaman warga setempat

bahwa warga setempat selalu melakukan reboisasi setelah melakukan penebangan

pohon mangrove terlihat pada Tabel 4.20

Tabel 4.20

Selalu Melakukan Reboisasi Setelah Melakukan Penebangan

Pohon Mangrove

Alternatif Jawaban F %

Sangat Setuju - 0

Setuju 11 37

Kurang Setuju 16 53

Tidak Setuju 3 10

Jumlah 30 100%

Berdasarkan Tabel 4.20, terlihat bahwa responden yang menjawab sangat

setuju 0%, kemudian yang menjawab setuju sekitar 37%, lalu yang mejawab

kurang setuju 53%, dan yang menjawab tidak setuju 10%. Dari hasil angket

tersebut menunjukkan responden rata-rata kurang setuju jika selalu melakukan

reboisasi setelah penebangan pohon mangrove, ada pula beberapa responden yang

setuju, dan sedikit responden yang tidak setuju.

Selain reboisasi, warga setempat juga harus diperkenalkan dengan konsep

Silvofishery, “Silvofishery adalah salah satu usaha yang mempunyai tujuan ganda

secara ekologi dan ekonomi, secara ekologi melaksanakan rehabilitasi hutan

mangrove dan usaha peningkatan ekonomi dengan memberikan lapangan kerja

bagi masya melalui budidaya perikanan”12. Deskripsi tentang pemahaman warga

setempat bahwa warga setempat selalu mengikuti kegiatan menanam bibit

12Adinda Arimbi Saraswati, Konsep Pengelolaan Ekosistem Pesisir (Studi Kasus kecamatan

Ulu Jami, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah), Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol. 3, 2004, h. 208

Page 83: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

66

mangrove yang diadakan oleh pemerintah atau pihak desa setempat terlihat pada

Tabel 4.21

Tabel 4.21

Selalu Mengikuti Kegiatan Menanam Bibit Mangrove yang Diadakan

Oleh Pemerintah atau Desa Setempat

Alternatif Jawaban F %

Sangat Setuju 2 7

Setuju 9 30

Kurang Setuju 19 63

Tidak Setuju - 0

Jumlah 30 100%

Berdasarkan Tabel 4.21, terlihat bahwa responden yang menjawab sangat

setuju 7%, kemudian yang menjawab setuju sekitar 30%, lalu yang mejawab

kurang setuju 63%, dan yang menjawab tidak setuju 0%. Dari hasil angket tersebut

menunjukkan responden rata-rata kurang setuju jika selalu mengikuti kegiatan

menanam bibit mangrove yang diadakan oleh pemerintah atau desa setempat, ada

pula beberapa responden yang setuju, dan sedikit responden yang sangat setuju.

Hal ini menunjukkan jika responden kebanyakan tidak mengikuti kegiatan

menanam bibit mangrove yang diadakan oleh pemerintah atau desa setempat,

Penelitian yang dilakukan oleh Erny Poedjirahardjoe yang mengungkapkan

“Rehabilitasi mangrove di Pantai Utara Pulau Jawa telah dilakukan sejak tahun

1980-an. Namun demikian tidak semua kawasan yang direhabilitai berhasil dengan

baik. Banyak kendala secara nyata dapat dilihat, antara lain adayna penebangan

kayu yang belum saatnya dimanfaatkan, juga pergeseran kawasan karena dibangun

Page 84: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

67

tambak, sehingga areal mangrove menjadi sempit”13 membuktikan bahwa

memang kenyataan di lapangan secara nyata tidak semua kebijakan dalam rangka

rehabilitasi berjalan dengan baik. Deskripsi pemahaman warga setempat tentang

salah satu manfaat hutan mangrove yaitu manfaat kayu terlihat pada Tabel 4.22

Tabel 4.22

Hutan Mangrove Dapat Menghasilkan Kayu Untuk Digunakan Sebagai

Kayu Bangunan, Pembuatan Perahu, Dan Kayu Bakar

Alternatif Jawaban F %

Sangat Setuju 2 7

Setuju 22 73

Kurang Setuju 6 20

Tidak Setuju - 0

Jumlah 30 100%

Berdasarkan Tabel 4.22, terlihat bahwa responden yang menjawab sangat

setuju 7%, kemudian yang menjawab setuju sekitar 73%, lalu yang mejawab

kurang setuju 20%, dan yang menjawab tidak setuju 0%. Dari hasil angket tersebut

menunjukkan responden rata-rata setuju jika hutan mangrove dapat menghasilkan

kayu untuk dijadikan bermacam–macam fungsi dan kegunaan misalnya dijadikan

untuk kayu bangunan, untuk pembuatan perahu atau sampan, dan digunakan untuk

kayu bakar, meskipun ada pula beberapa responden yang kurang setuju.

Hasil angket tersebut sesuai dengan pernyataan yang dikemukaan oleh Rivay

Ontorael, Adnan Wantasen, dan Ari Rondonuwu yang mengungkapkan bahwa

“secara umum hutan mangrove digunakan untuk kayu bakar dan bahan-bahan

bangunan, sehingga hutan mangrove banyak memberikan manfaat yang besar bagi

13Erny Poedjirahardjoe,”Dendogram Zonasi Pertumbuhan Mangrove Berdasarkan Habitatnya

Di Kawasan Rehabilitasi Pantai Utara Jawa Tengah Bagian Barat”, Jurnal Ilmu Kehutanan, Vol. 1,

2007, h. 12.

Page 85: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

68

umat manusia”14. Deskripsi pemahaman warga setempat tentang salah satu

manfaat hutan mangrove yaitu dapat menjadi tempat hidup beragam jenis burung

terlihat pada Tabel 4.23

Tabel 4.23

Hutan Mangrove Dapat Menjadi Tempat Hidup Beragam Jenis Burung

Alternatif Jawaban F %

Sangat Setuju 1 3

Setuju 28 94

Kurang Setuju 1 3

Tidak Setuju - 0

Jumlah 30 100%

Berdasarkan Tabel 4.23, terlihat bahwa responden yang menjawab sangat

setuju 3%, kemudian yang menjawab setuju sekitar 94%, lalu yang mejawab

kurang setuju 3%, dan yang menjawab tidak setuju 0%. Dari hasil angket tersebut

menunjukkan responden rata-rata setuju jika hutan mangrove dapat menjadi

tempat hidup atau habitat beragam jenis burung, meskipun ada pula beberapa

responden yang kurang setuju. Deskripsi pemahaman warga setempat tentang

salah satu manfaat hutan mangrove yaitu dapat menjadi habitat yang baik untuk

beragam jenis ikan tertentu terlihat pada Tabel 4.24

Tabel 4.24

Hutan Mangrove Dapat Menjadi Habitat yang Baik Untuk

Berbagai Jenis Ikan Tertentu

Alternatif Jawaban F %

Sangat Setuju 1 3

Setuju 29 97

Kurang Setuju - 0

Tidak Setuju - 0

Jumlah 30 100%

14Rivay Ontorael, Adnan Wantasen, dan Ari Rondonuwu, “Kondisi Ekologi dan Pemanfaatan

Sumberdaya Mangrove di Desa Tarohan Selatan Kecamatan Beo Selatan Kabupaten Kepulauan

Talaud”, Jurnal Ilmiah Platax, Vol. I, 2012, h.8.

Page 86: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

69

Berdasarkan Tabel 4.24, terlihat bahwa responden yang menjawab sangat

setuju 3%, kemudian yang menjawab setuju sekitar 97%, lalu yang mejawab

kurang setuju 0%, dan yang menjawab tidak setuju 0%. Dari hasil angket tersebut

menunjukkan responden rata-rata setuju jika hutan mangrove dapat menjadi

habitat yang baik untuk berbagai jenis ikan tertentu, tidak ada responden yang

kurang setuju dan tidak ada responden yang tidak setuju. Deskripsi pemahaman

warga setempat tentang salah satu manfaat hutan mangrove yaitu dapat menjadi

habitat yang baik untuk budidaya kepiting terlihat pada Tabel 4.25

Tabel 4.25

Hutan Mangrove Dapat Menjadi Tempat yang Baik Untuk

Budidaya Kepiting

Alternatif Jawaban F %

Sangat Setuju 1 3

Setuju 29 97

Kurang Setuju - 0

Tidak Setuju - 0

Jumlah 30 100%

Berdasarkan Tabel 4.25, terlihat bahwa responden yang menjawab sangat

setuju 3%, kemudian yang menjawab setuju sekitar 97%, lalu yang mejawab

kurang setuju 0%, dan yang menjawab tidak setuju 0%. Dari hasil angket tersebut

menunjukkan responden rata-rata setuju jika hutan mangrove dapat menjadi

tempat yang baik untuk kepiting tumbuh dan berkembang biak atau dapat menjadi

tempat yang baik untuk budidaya kepiting, tidak ada responden yang kurang setuju

atau tidak setuju dengan hal tersebut.

Deskripsi pemahaman warga setempat tentang salah satu manfaat hutan

mangrove yaitu dapat menjadi habitat yang baik untuk beragam jenis ikan tertentu

terlihat pada Tabel 4.26

Page 87: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

70

Tabel 4.26

Hutan Mangrove Dapat Menjadi Habitat Untuk Kerang-Kerangan

Alternatif Jawaban F %

Sangat Setuju 1 3

Setuju 29 97

Kurang Setuju - 0

Tidak Setuju - 0

Jumlah 30 100%

Berdasarkan Tabel 4.26, terlihat bahwa responden yang menjawab sangat

setuju 3%, kemudian yang menjawab setuju sekitar 97%, lalu yang mejawab

kurang setuju 0%, dan yang menjawab tidak setuju 0%. Dari hasil angket tersebut

menunjukkan responden rata-rata setuju jika hutan mangrove dapat menjadi

habitat bagi kerang-kerangan yang dapat dimanfaatkan langsung pada musim

tertentu oleh masyarakat setempat untuk diolah menjadi beragam jenis makanan

untuk dikonsumsi, tidak ada reponden yang kurang setuju dan tidak ada responden

yang tidak setuju.

Hasil tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang di lakukan oleh Abner

Widoyo Motoku, Syukur Umar, dan Bau Toknok yang menjelaskan bahwa

“Biasanya masyarakat berkelompok untuk mengambil kerang yang ada di hutan

mangrove. Kerang yang diambil dari hutan mangrove kemudian dijual

menggunakan ukuran kati yang ditetapkan oleh masyarakat setempat. Harga satu

kati kerang berkisar Rp.5000 yang telah dibersihkan dari kulitnya”15. Deskripsi

pemahaman warga setempat tentang salah satu peranan hutan mangrove yaitu

sebagai pelindung pantai dari intrusi air laut terlihat pada Tabel 4.27

15 Abner Widoyo Motoku, Syukur Umar, dan Bau Toknok, Nilai Manfaat Hutan mangrove Di

Desa Sausu Peore Kecamatan Sausu Kabupaten Parigi Moutong, Warta Rimba, Vol. 2, 2014, h. 98.

Page 88: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

71

Tabel 4.27

Kondisi Hutan Mangrove yang Baik, Secara Fisik Dapat Berfungsi

Sebagai Pelindung Pantai dari Intrusi Air Laut

Alternatif Jawaban F %

Sangat Setuju 1 3

Setuju 19 64

Kurang Setuju 10 33

Tidak Setuju - 0

Jumlah 30 100%

Berdasarkan Tabel 4.27, terlihat bahwa responden yang menjawab sangat

setuju 3%, kemudian yang menjawab setuju sekitar 64%, lalu yang mejawab

kurang setuju 33%, dan yang menjawab tidak setuju 0%. Dari hasil angket tersebut

menunjukkan responden rata-rata setuju jika hutan mangrove yang dalam kondisi

yang baik, secara fisik dapat berfungsi sebagai pelindung pentai dari intrusi air

laut, meskipun ada pula beberapa responden yang kurang setuju, dan sedikit

responden yang sangat setuju. Deskripsi pemahaman warga setempat tentang salah

satu peranan hutan mangrove yaitu dapat menjaga maupun meningkatkan

kesuburan perairan terlihat pada Tabel 4.28

Tabel 4.28

Hutan Mangrove Dapat Menjaga Maupun Meningkatkan

Kesuburan Perairan

Alternatif Jawaban F %

Sangat Setuju - 0

Setuju 14 47

Kurang Setuju 16 53

Tidak Setuju - 0

Jumlah 30 100%

Berdasarkan Tabel 4.28, terlihat bahwa responden yang menjawab sangat

setuju 0%, kemudian yang menjawab setuju sekitar 47%, lalu yang mejawab

kurang setuju 53%, dan yang menjawab tidak setuju 0%. Dari hasil angket tersebut

Page 89: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

72

menunjukkan responden rata-rata kurang setuju jika hutan mangrovedapat

menjaga maupun meningkatkan kesuburan perairan, meskipun ada pula beberapa

responden yang setuju dan perbedaan persentase keduanya tidak begitu besar.

Hal tersebut sesuai denga hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Iwang bahwa “Menurut mereka mangrove sering menyebabkan pengolahan lahan

tambak menjadi lebih susah, banyak sersah dilingkungan kolam, timbul proses

pembusukan karena banyaknya sersah, timbul penyakit, dan tempat tinggal burung

yang dianggap hama untuk udang atau ikan budidaya”16. Deskripsi pemahaman

warga setempat tentang salah satu manfaat hutan mangrove yaitu dapat menjadi

tempat untuk mencari makan, budidaya, dan pemijahan organisme perairan terlihat

pada Tabel 4.29

Tabel 4.29

Hutan Mangrove Dapat Menjadi Tempat Mencari Makan, Tempat

Budidaya, dan Tempat Pemijahan Berbagai Jenis Organisme Perairan

No. Alternatif Jawaban F %

23. Sangat Setuju 4 13

Setuju 27 77

Kurang Setuju 3 10

Tidak Setuju - 0

Jumlah 30 100%

Berdasarkan Tabel 4.29, terlihat bahwa responden yang menjawab sangat

setuju 13%, kemudian yang menjawab setuju sekitar 77%, lalu yang mejawab

kurang setuju 10%, dan yang menjawab tidak setuju 0%. Dari hasil angket tersebut

menunjukkan responden rata-rata setuju jika hutan mangrove dapat menjadi

tempat mencari makan, tempat budidaya, dan tempat pemijahan berbagai jenis

16Iwang Gumilar,Partisipasi Masyarakat Pesisir Dalam Pengelolaan Ekosistem Hutan

Mangrove Berkelanjutan Di Kabupaten Indramayu, Jurnal Akuatika, Vol.3, 2012, h. 203

Page 90: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

73

organisme perairan, beberapa responden sangat setuju, dan sedikit responden yang

kurang setuju.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan

Pengembangan Sumber Daya Pesisir dan Laut di Tanjung Lesung, Banten yang

menyatakan bahwa “keberadaan ekosistem mangrove memberikan manfaat bagi

ekosistem perairan pesisir antara lain sebagai daerah mencari makan (Feeding

Ground), pemijahan (Spawning Ground), dan pembesaran berbagai biota (Nursery

Ground)”17. Oleh karena itu keberadaan ekosistem mangrove sangat mendukung

budidaya bermacam jenis organisme perairan tertentu.

Deskripsi pemahaman warga setempat tentang salah satu manfaat pilihan

hutan mangrove yaitu hutan mangrove memiliki potensi untuk dimanfaatkan

dimasa yang akan datang terlihat pada Tabel 4.30

Tabel 4.30

Hutan Mangrove Memiliki Potensi Untuk Dimanfaatkan

Dimasa Mendatang

Alternatif Jawaban F %

Sangat Setuju - 0

Setuju 22 73

Kurang Setuju 8 27

Tidak Setuju - 0

Jumlah 30 100%

Berdasarkan Tabel 4.30, terlihat bahwa responden yang menjawab sangat

setuju 0%, kemudian yang menjawab setuju sekitar 73%, lalu yang mejawab

17 Restu Nur Afiati, dkk., Karbon Stok Dan Struktur Komunitas Mangrove Sebagai Blue

Carbon (Banten : Balitbang Kelautan & perikanan, Kementrian Kelautan dan Perikanan Republik

Indonesia, 2013), h.2.

Page 91: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

74

kurang setuju 27%, dan yang menjawab tidak setuju 0%. Dari hasil angket tersebut

menunjukkan rata-rata responden setuju jika hutan mangrove memiliki potensi

yang yang dapat dimanfaatkan dimasa yang akan datang, namun demikian ada

beberapa responden kurang setuju dengan hal tersebut.

Hal ini tentu menjadi edukasi tersendiri bagi warga setempat untuk menjaga

potensi yang dimiliki oleh hutan mangrove yang berada di desa setempat yang

dapat dimanfaatkan dimasa yang akan datang dari ancaman kerusaakan dan

penebangan liar. Para pemuda dan pemudi yang akan menjadi generasi penerus

tentu harus memahami dan tahu tentang hal ini, karena merekalah yang kelak akan

mengelola atau menikmati hasil dari manfaat-manfaat yang dihasilkan oleh hutan

mangrove yang ada di desanya. Deskripsi pemahaman warga setempat tentang

salah satu manfaat pilihan hutan mangrove yaitu hutan mangrove memiliki

keanekaragaman hayati yang tinggi terlihat pada Tabel 4.31

Tabel 4.31

Hutan Mangrove Memiliki Keanekaragaman Hayati yang Tinggi

Alternatif Jawaban F %

Sangat Setuju 1 3

Setuju 21 70

Kurang Setuju 8 27

Tidak Setuju - 0

Jumlah 30 100%

Berdasarkan Tabel 4.31, terlihat bahwa responden yang menjawab sangat

setuju 3%, kemudian yang menjawab setuju sekitar 70%, lalu yang mejawab

kurang setuju 27%, dan yang menjawab tidak setuju 0%. Dari hasil angket tersebut

menunjukkan jika rata-rata responden setuju jika hutan mangrove memiliki

Page 92: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

75

keanekaragaman hayati yang tinggi, namun demikian ada beberaapa responden

yang kurang setuju, dan sedikit responden yang sangat setuju.

Pengetahuan responden terhadap manfaat hutan mangrove tentu sangat

berpengaruh dalam mengisi setiap pernyataan yang ada dalam angket ini terutama

pengetahuan tentang manfaat pilihan yang dimiliki hutan mangrove ini. Sebagai

penduduk lokal sudah semestinya menjaga dan melestarikan hutan mangrove yang

memiliki keanekaragaman tinggi, karena “keanekaragaman mangrove bukan

hanya karena kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungannya, tetapi tidak

terlepas juga ada campur tangan manusia untuk memelihara”18

E. Hasil Uji Instrumen

a. Uji Validitas Instrumen Penelitian

Uji validitas dalam instrumen penelitian ini dilakukan dengan beberapa

cara, yang pertama dengan menyebarkan angket kepada 30 responden

kemudian data yang diperoleh dari penyebaran angket tersebut dianalisis

dengan Microsoft Excel dan SPSS 16, untuk mengetahui korelasi positif antara

sebuah item dengan kriterium / skor total (Corrected Item- Total) yang

merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item. “Biasanya syarat

minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r =0,3, jadi kalau

korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam

instrumen tersebut tidak valid”19. Data hasil uji instrumen dalam penelitian ini

di tunjukkan pada Gambar.4.7

18 Darmadi, wahyudin dan Alexander, “Struktur Komunitas Vegetasi Mangrove Berdasarkan

Karakteristik Substrat Di Muara Harmin Desa Cangkring Kecamatan Cantigi Kabupaten Inramayu”,

Jurnal Perikanan dan Kelautan,Vol. 3, 2012, h. 348. 19 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2013), Cet. ke-16, h. 188

Page 93: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

76

Gambar 4.7 Hasil Uji Instrumen Penelitian

Berdasarkan Gambar 4.7 Menunjukkan data yang terkumpul dari 30

responden yang memiliki koefisien korelasi 25 ( Jumlah butir instrumen 25),

maka terdapat 25 koefisien korelasi. Hasil analisis instrumen penelitian

ditunjukkan pada tabel 4.32.

Page 94: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

77

Tabel 4. 32 Hasil Analisis Instrumen Penelitian

No. Butir Instrumen Koefisien Korelasi Keterangan

1 0,37 Valid

2 0,34 Valid

3 0,35 Valid

4 0,43 Valid

5 0,57 Valid

6 0,43 Valid

7 0,62 Valid

8 0,66 Valid

9 0,85 Valid

10 0,46 Valid

11 0,45 Valid

12 0,66 Valid

13 0,67 Valid

14 0,52 Valid

15 0,55 Valid

16 0,57 Valid

17 0,56 Valid

18 0,53 Valid

20 0,73 Valid

21 0,67 Valid

22 0,58 Valid

23 0,66 Valid

24 0,74 Valid

25 0,34 Valid

Sumber: Data Primer yang diolah

Page 95: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

78

Dari tabel 4.32 menunjukkan bahwa keseluruhan butir instrumen

berjumlah 25 butir dan dari terlihat hasil koefisien korelasi yang menjunjukkan

jika semua angka koefisien korelasi berada diatas / lebuh dari 0,3 maka dari 25

instrumen semuanya valid. Validitas item ditunjukkan dengan adanya korelasi

atau dukungan terhadap item total (skor total), perhitungan dilakukan dengan

cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item. Bila kita

menggunakan lebih dari satu faktor berarti pengujian validitas item dengan cara

mengkorelasikan antara skor item dengan skor faktor, kemudian dilanjutkan

mengkorelasikan antara skor item dengan skor total faktor (penjumlahan dari

beberapa faktor). Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut.

Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi jika tes tersebut

menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang tepat dan

akurat sesuai dengan maksud dikenakannya tes tersebut. Suatu tes

menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan diadakannya pengukuran

dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah.

Sisi lain dari pengertian validitas adalah aspek kecermatan pengukuran.

Suatu alat ukur yang valid dapat menjalankan fungsi ukurnya dengan tepat,

juga memiliki kecermatan tinggi. Arti kecermatan disini adalah dapat

mendeteksi perbedaan-perbedaan kecil yang ada pada atribut yang diukurnya.

Page 96: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

79

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis dapatkan dari observasi atau

pengamatan dan penyebaran angket penelitian, maka penulis dapat memperoleh

beberapa kesimpulan yaitu:

1. Secara umum kondisi ekosistem mangrove di lokasi penelitian mengalami

kerusakan dalam kategori “sedang” akibat konversi lahan hutan mangrove

menjadi tambak atau kolam ikan, vegetasi mangrove yang ditemukan di

lokasi penelitian didominasi oleh jenis Rhizophora yaitu Rhizophora

Mucronata, Rhizophora Apicualta, Rhizophora Stylosa, Bruguiera

Gymnorrhiza dan Avicennia Alba berukuran besar mendominasi kawasan ini

dan tumbuh secara alami.

2. Penduduk di lokasi penelitian pada umumnya bekerja sebagai petani tambak,

selain bermata pencaharian sebagai petani tambak warga setempat juga

memperoleh penghasilan dengan bekerja sebagai nelayan, petani rumput laut,

dan pedagang, serta peternak unggas, sapi potong dan domba. Penyebaran

penduduk di lokasi penelitian hampir merata dengan jumlah total penduduk

Desa Randusanga Kulon sebanyak 7.178 jiwa dengan kepadatan penduduk

sekitar 5,2 per km² dari luas total wilayah sekitar 1.365 km².

3. Pemahaman masyarakat setempat dalam memahami manfaat hutan mangrove

sangat beragam, namun yang paling dominan adalah bahwa mereka

memahami manfaat hutan mangrove sebagai tempat yang baik untuk

budidaya berbagai jenis organisme perairan seperti ikan, kepiting, kerang-

kerangan, dan sebagainya.

Page 97: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

80

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan, maka ada

beberapa saran yang ingin penulis sampaikan kepada pembaca hususnya maupun

kepada warga setempat atau aparatur Desa Randusanga Kulon, beberapa saran

yang ingin penulis sampaikan diantaranya :

1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kajian faktor-faktor apa saja

yang menyebabkan minimnya pemahaman warga masyarakat pesisir

terhadap fungsi dan manfaat dari hutan mangrove.

2. Bagi pengelola tambak atau petani tambak agar melestarikan hutan mangrove

dengan meminimalisir penebangan hutan mangrove untuk keperluan pribadi

atau kelompok.

3. Perlu diadakannya lembaga yang mengelola dan yang menaunginya terkait

kelestarian hutan mangrove di Desa Randusanga Kulon agar lebih efisien

dalam hal pemanfaatan sumberdaya dan ekologisnya.

4. Bagi warga setempat agar bersama-sama menjaga dan mengelola segala

potensi yang dimiliki oleh desa Randusanga Kulon khususnya mengelola

hutan mangrove

5. Bagi aparatur Desa Randusanga Rulon agar terus mensosialisasikan kepada

warga tentang fungsi dan manfaat hutan mangrove sehingga semua warga

dapat memperoleh pengetahuan dan wawasan tentang fungsi dan manfaat

hutan mangrove.

Page 98: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah Andri Noor, Klimatologi Umum, Ciputat: UIN Jakarta Press, Cet.1, 2013.

Asriyana dan Yuliana, Produktivitas Perairan, Jakarta: Bumi Aksara, Cet I, 2012.

Darmadi, wahyudin dan Alexander, Struktur Komunitas Vegetasi Mangrove

Berdasarkan Karakteristik Substrat Di Muara Harmin Desa Cangkring

Kecamatan Cantigi Kabupaten Inramayu, Jurnal Perikanan dan

Kelautan,Vol. 3, 2012.

Departemen Kehutanan, “Laporan Ahir Inventarisasi dan Identifikasi Mangrove

Wilayah Balai Pengelolaan DAS Pemali Jratun.” Provinsi Jawa Tengah, 2006.

Fatchan A, Geografi Tumbuhan Dan Hewan, Yogyakarta : Penerbit Ombak, Cet.I,

2013.

Hatimah Ihat,Rudi Susilana, dan Nur Aedi, Penelitian Pendidikan, Bandung : UPI

PRESS, Cet I, 2007.

Iwang Gumilar,Partisipasi Masyarakat Pesisir Dalam Pengelolaan Ekosistem Hutan

Mangrove Berkelanjutan Di Kabupaten Indramayu, Jurnal Akuatika,Vol.3,

2012.

Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: Rineka cipta, 2013

Maufur, Filsafat Ilmu, Bandung : CV. Bintang WarliArtika, Cet.I, 2008.

Motoku Abner Widoyo, Syukur Umar, dan Bau Toknok, Nilai Manfaat Hutan

mangrove Di Desa Sausu Peore Kecamatan Sausu Kabupaten Parigi Moutong,

Warta Rimba, Vol. 2, 2014.

Mulyadi Edi, dkk., Konservasi Hutan Mangrove Sebagai Ekowisata, Jurnal Ilmiah

TeknikLingkungan,Cet.1,2010.

Mulyadi S, Ekonomi Kelautan, Jakarta : Raja grafindo Persada, Cet I, 2007.

Mulyani Indah Dewi dan Ari Kristina, ”Pengaruh Harga Pasar Terhadap Produksi

Rumput Laut Di Kota Brebes : Studi Kasus Di Desa Randusanga Kota

Brebes”, Prosiding Seminar Nasional, 25 Agustus, Brebes, 2018.

N. Daljoeni, Geografi Kota dan Desa, Yogyakarta : Penerbit Ombak, Cet. 2, 2014.

Ontorael Rivay, Adnan Wantasen, dan Ari Rondonuwu, Kondisi Ekologi dan

Pemanfaatan Sumberdaya Mangrove di Desa Tarohan Selatan Kecamatan

Page 99: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

Beo Selatan Kabupaten Kepulauan Talaud, Jurnal Ilmiah Platax,Vol.I,

2012.

Poedjirahardjoe Erny, Dendogram Zonasi Pertumbuhan Mangrove Berdasarkan

Habitatnya Di Kawasan Rehabilitasi Pantai Utara Jawa Tengah Bagian Barat,

Jurnal Ilmu Kehutanan, Vol. 1, 2007.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta : Balai Pustaka 2008.

Ramadhan Ikromullah, “Pemahaman masyarakat pedesaan terhadap asuransi

syariah”. Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri

Jakarta, 2015.

Restu Nur Afiati, dkk., Karbon Stok Dan Struktur Komunitas Mangrove Sebagai Blue

Carbon , Banten : Balitbang Kelautan & perikanan, Kementrian Kelautan dan

Perikanan Republik Indonesia, 2013.

Rudianto, Analisis Restorasi Ekosistem Wilayah Pesisir Terpadu Berbasis Co-

Management : Studi Kasus Di Kecamatan Ujung Pangkah dan Kecamatan

bungah Kabupaten Gresik, Research Journal Of Life Science,1, 2014.

Sahala Hutabarat dan Stewart M. Evans, Pengantar Oseanografi, Jakarta : UI

PRESS, Cet.2, 2008.

Salam Syamsir dan Amir Fadhilah, Sosiologi Pembangunan : Pengantar Studi

Pembangunan Lintas Sektoral, Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Jakarta,

Cet. I, 2009.

Salam Syamsir dan Amir Fadhilah, Sosiologi Pedesaan, Jakarta : Lembaga Penelitian

UIN Jakarta, Cet. I, 2008.

Saraswati Adinda Arimbi , Konsep Pengelolaan Ekosistem Pesisir (Studi Kasus

kecamatan Ulu Jami, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah), Jurnal

Teknologi Lingkungan, Vol. 3, 2004.

Saru Amran, Potensi Ekologis dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove Di Wilayah

Pesisir, Bogor : PT Penerbit IPB Press, Cet. I, 2014.

Setiawan Heru, Status Ekologi Hutan Mangrove Pada Berbagai Tingkat Ketebalan,

Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol. 2, 2013.

Setiono Kusdwiratri, ed., Manusia,Kesehatan, dan Lingkungan, Bandung : PT.

Alumni, Cet. 2, 2007.

Page 100: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

S Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung : PT. Remaja Rosda Karya,

Cet. ke-8, 2013.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Alfabeta, Cet. 16, 2013.

S.W.A Suedy, dkk., “Keanekaragaman Flora Hutan Mangrove di Pantai randusanga

Brebes Berdasarkan Bukti Palinologinya” Makalah disampaikan pada

Prosiding Seminar Nasional, 16 September 2006, Purwokerto, Fakultas

Biologi Universitas Jenderal Soedirman.

Syaodih Nana, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : PT. Remaja Rosda Karya,

Cet. 8, 2012.

Wahyudi Helmi, ”Potensi Sumberdaya Lamun Dan Mangrove Sebagai penunjang

Ekowisata Di Pulau Harapan Dan Pulau Panggang Kabupaten Administratif

Kepulauan Seribu,” Skripsi S1 Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan,

Institut Pertanian Bogor, 2008.

Wijayanti Fahma, Biologi Konservasi : Integrasi Teori Konservasi Modern Dengan

Konservasi Alam Mennurut Islam, Ciputat : UIN Press, Cet. I, 2015.

Page 101: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

Scanned by CamScanner

Page 102: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

PERALATAN PENELITIAN

No Nama Alat Jumlah

1

Tali Rafia

1

2

Roll Meter

1

3

Meteran Plastik

1

4

GPS (Global Positioning System)

1

5

Kamera Digital

1

Page 103: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

DOKUMENTASI

Hutan Mangrove Randusanga Kulon

Tambak Hasil Kovsersi Hutan mangrove

Pengukuran Vegetasi mangrove

Proses Pengukuran Jumlah Vegetasi Pada Transek

Page 104: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

SURAT IZIN KEPADA RESPONDEN

Kepada Yth.

Bapak/Ibu/Sdr/i

Di Tempat.

Assalamualaikum Wr.Wb

Dengan rasa hormat saya sampaikan, bahwasanya dalam rangka penyusunan

skripsi, saya selaku mahasiswa dengan keterangan :

Nama : Irfan Zam Zami

NIM : 1112015000074

Jurusan : Pendidikan IPS

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas : UIN Jakarta

Judul Penelitian : Pemahaman Masyarakat Pesisir Terhadap Manfaat

Hutan Mangrove.

Bermaksud untuk mengungkap tentang pemahaman masyarakat pesisir

terhadap manfaat hutan mangrove di desa Randusanga Kulon, Kec. Brebes, Kab.

Brebes. Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi dari judul penelitian saya, dan

untuk mencapai tujuan ini saya mengharap kesediaan Bpk/Ibu/Sdr/i untuk

bekerjasama dengan cara memberikan informasi yang sejujurnya sesuai dengan

tingkat pengetahuan Bpk/Ibu/Sdr/i. Atas kesediaan Bpk/Ibu/Sdr/i saya ucapkan

terima kasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Hormat Saya,

Irfan Zam Zami

Page 105: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

ANGKET PENELITIAN

Identitas Responden

Nama :

Jenis Kelamin :

Umur :

Pekerjaan :

Jabatan :

Penjelasan dan petunjuk pengisian angket:

1. Angket atau soal ini diajukan dalam rangka pembuatan skripsi.

2. Jawaban Bapak/ Ibu tidak akan mempengaruhi Bapak/ Ibu baik di lingkungan

masyarakat maupun dalam kehidupan Bapak/ Ibu.

3. Jawaban Bapak/ Ibu adalah rahasia dan orang lain tidak mengetahuinya.

4. Di bawah ini disediakan beberapa bentuk pernyataan terkait masalah penelitian

yang sedang diteliti.

5. Berilah tanda centang/checklist (√) pada pilihan yang tersedia menurut jawaban

Bapak/Ibu.

Variabel 1: Pemahaman masyarakat pesisir

Indikator : a. Mengetahui keberadaan hutan mangrove di desa setempat

N

o

Pernyataan SS S KS TS

1. Saya mengetahui keberadaan mangrove di desa saya

2. Saya mengetahui tanaman mangrove

3. Saya mengetahui jenis-jenis mangrove

4. Saya mengetahui lokasi keberadaan hutan mangrove di

desa tempat saya tinggal

Indikator : b. Menyadari pentingnya peranan hutan mangrove bagi warga

setempat

No Pernyataan SS S KS TS

5. Hutan Mangrove sangat penting bagi kehidupan

warga pesisir

6. Hutan Mangrove dapat menjadi penyeimbang

ekosistem pesisir

7. Hutan Mangrove dapat mencegah abrasi pantai

Page 106: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

8. Hutan Mangrove dapat meminimalisir volume

gelombang pasang air laut

9. Hutan Mangrove dapat menjadi habitat yang baik

untuk budidaya perikanan

10. Hutan Mangrove dapat menahan terjangan badai

/tornado

Indikator : c. Ikut serta dalam melestarikan hutan mangrove di desa setempat

No Pernyataan SS S KS TS

11. Aparatur desa telah mensosialisasikan agar warga

melestarikan hutan mangrove

12. Menebang pohon mangrove secara berlebihan untuk

keperluan rumah tangga sebagai kayu bakar dan

sebagainya dapat merusak ekosistem pesisir

13. Membuka lahan hutan mangrove untuk dijadikan

tambak atau tempat rekreasi dapat menimbulkan

kerusakan lingkungan

14. Saya selalu melakukan reboisasi atau penanaman

bibit mangrove setelah melakukan penebangan pohon

mangrove

15. Saya selalu mengikuti kegiatan menanam bibit

mangrove yang diadakan oleh pemerintah atau desa

setempat

Variabel 2: Manfaat Hutan mangrove

Indikator : a. Manfaat langsung

No Pernyataan SS S KS TS

16. Hutan mangrove dapat menghasilkan kayu yang dapat

digunakan untuk kayu bangunan, pembuatan perahu

atau sampan dan kayu bakar

17. Hutan mangrove dapat menjadi tempat hidup bagi

beragam jenis burung

18. Hutan mangrove dapat menjadi habitat yang baik bagi

berbagai jenis ikan tertentu

19. Hutan mangrove dapat menjadi tempat yang baik

untuk kepiting tumbuh dan berkembang biak

20. Hutan mangrove dapat menjadi habitat kerang-

kerangan yang dapat dimanfaatkan untuk di konsumsi

masyarakat

Page 107: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

Indikator : b. Manfaat tidak langsung

No Pernyataan SS S KS TS

21. Hutan mangrove yang berada dalam kondisi yang

baik secara fisik dapat berfungsi sebagai pelindung

pantai dari intrusi air laut

22. Hutan mangrove dapat menjaga maupun

meningkatkan kesuburan perairan

23. Hutan mangrove dapat menjadi tempat mencari

makan, tempat budidaya, dan tempat pemijahan

berbagai jenis organisme perairan

Indikator : c. Manfaat pilihan

No Pernyataan SS S KS TS

24. Hutan mangrove memiliki potensi yang dapat

dimafaatkan dimasa yang akan dating

25. Hutan mangrove memiliki nilai keanekaragaman

hayati yang tinggi

Page 108: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

Scanned by CamScanner

Page 109: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

Scanned by CamScanner

Page 110: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

Scanned by CamScanner

Page 111: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

Scanned by CamScanner

Page 112: PEMAHAMAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP MANFAAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46614/1/IRFAN... · i ABSTRAK Irfan Zam Zami, 2019,“Pemahaman Masyarakat Pesisir

BIODATA PENULIS

DATA DIRI

Nama : Irfan Zam Zami

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tempat /Tanggal Lahir : Brebes, 18 Juni 1993

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Berat Badan : 62 kg

Tinggi Badan : 165 cm

Alamat : Desa Rancawuluh RT. 03/ RW. 03, Kec. Bulakamba,

Kab. Brebes, Jawa Tengah.

Hand Phone : 089654632763 / 083820727448

E-mail : [email protected]

PENDIDIKAN FORMAL

2012 – Sekarang : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan, Jurusan Pendidikan IPS, Konsentrasi

Geografi

2008 – 2011 : SMA N 2 Brebes

2005 – 2008 : SMP N 2 Bulakamba

1999 – 2005 : SD N 2 Rancawuluh