87
PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT (STUDI KASUS KELURAHAN BALANDAI KOTA PALOPO) SKRIPSI Oleh RINO NIM 15.04.02.0138 Di bimbing Oleh Burhan Rifuddin, SE., MM Muzayyanah Jabani, ST.,M.M. Diuji Oleh Dr. Takdir, SH., MH. Irma T, S.KOM., M.KOM. PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALOPO 2019

PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH

DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT

(STUDI KASUS KELURAHAN BALANDAI KOTA PALOPO)

SKRIPSI

Oleh

RINO

NIM 15.04.02.0138

Di bimbing Oleh

Burhan Rifuddin, SE., MM

Muzayyanah Jabani, ST.,M.M.

Diuji Oleh

Dr. Takdir, SH., MH.

Irma T, S.KOM., M.KOM.

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

PALOPO

2019

Page 2: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH

DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT

(STUDI KASUS KELURAHAN BALANDAI KOTA PALOPO)

SKRIPSI

Di ajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (SE)

Pada Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Institut Agama Islam Negeri Palopo

Oleh

RINO

NIM 15.04.02.0138

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

PALOPO

2019

Page 3: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawahini:

Nama : Rino

Nim : 15.04.02.0138

Program Studi : Perbankan Syariah

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa:

1. Skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan plagiasi

atau duplikat dari tulisan/karya orang lain yang saya akui sebagai hasil

tulisan atau pikiran saya sendiri.

2. Seluruh bagian dari skripsi ini adalah karya saya sendiri selain kutipan

yang ditunjukkan sumbernya dan segala kekeliruan yang ada di dalamnya

adalah tanggung jawab saya.

Demikian pernyataan ini dibuat sebagaimana mestinya. Apabila dikemudian

hari ternyata saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

tersebut.

Palopo, 04 Juli 2019

Yang membuat pernyataan,

Rino

NIM 15.04.02.0138

Page 4: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Judul :“Pemahaman Masyarakat Tentang Perbankan Syariah

Dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat

( Studi Kasus Kelurahan Balandai Kota Palopo ) “

Nama :Rino

NIM :15.0402.0138

Program Studi : Perbankan Syariah

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam

Di setujui untuk diujikan pada ujian seminar hasil. Demikian untuk proses

selanjutnya.

Palopo, 04 Juli 2019

Pembimbing I Pembimbing II

Burhan Rifuddin, SE., MM. Muzayyanah Jabani, ST.,M.M. NIP 19670311 199803 1 001 NIP 19750104 200501 2 003

Page 5: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

NOTA DINAS PEMBIMBING

Lamp :

Hal : Skripsi Rino

Palopo, 04 Juli 2019

KepadaYth.

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Di

Palopo

Assalamu‘AlaikumWr. Wb.

Setelah melakukan bimbingan, baik dari segi isi, bahasa maupun teknik

penulisan terhadap skripsi mahasiswa tersebut di bawah ini:

Nama :Rino

NIM :15.04.02.0138

Program Studi :Perbankan Syariah

Fakultas :Ekonomi dan Bisnis Islam

Judul Skripsi : Pemahaman Masyarakat Tentang Perbankan

Syariah Dalam Meningkatkan Perekonomian

Masyrakat ( Studi Kasus Kelurahan Balandai

Kota Palopo )

Menyatakan bahwa skripsi tersebut sudah layak untuk diujikan pada ujian

Seminar Hasil.

Demikian untuk proses selanjutnya.

Wassalamu ‘Alaikum Wr. Wb.

Pembimbing I

Burhan Rifuddin, SE.,MM. NIP19670311 199803 1 001

Page 6: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

NOTA DINAS PEMBIMBING

Lamp :

Hal : Skripsi Rino

Palopo, 04 Juli 2019

KepadaYth.

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Di

Palopo

Assalamu‘AlaikumWr. Wb.

Setelah melakukan bimbingan, baik dari segi isi, bahasa maupun teknik

penulisan terhadap skripsi mahasiswa tersebut di bawah ini:

Nama :Rino

NIM :15.04.02.0138

Program Studi :Perbankan Syariah

Fakultas :Ekonomi dan Bisnis Islam

Judul Skripsi : Pemahaman Masyarakat Tentang Perbankan

Syariah Dalam Meningkatkan Perekonomian

Masyrakat ( Studi Kasus Kelurahan Balandai

Kota Palopo )

Menyatakan bahwa skripsi tersebut sudah layak untuk diujikan pada ujian

Seminar Hasil.

Demikian untuk proses selanjutnya.

Wassalamu ‘Alaikum Wr. Wb.

Pembimbing II

Muzayyanah Jabani, ST.,M.M. NIP 19750104 200501 2 003

Page 7: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

PRAKATA

لََةُ وَالسّلََمُ عَلىَ اشَْرَفِ اْلْانْبيِاَءِ والْوُرْسَليِْ دٍ وَعَلَ الْحَوْدُ لِِلِ رَبِّ اْلعَالوِيْنَ وَالصَّ نَ سَيِّدِناَ هُحَوَّ

اجَْن الَهِِ وَاصَْحابَهِِ

Alhamdulillah, segala Puji dan syukur ke hadirat Allah swt. Atas segala

Rahmat dan Karunia-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga skripsi

dengan judul “Pemahaman Masyarakat Tentang Perbankan Syariah Dalam

Meningkatkan Perekonomian Masyarakat (Sutudi Kasus Kelurahan

Balandai Kota Palopo)" dapat diselesaikan tepat waktu dan sesuai dengan

harapan.

Salawat dan salam atas junjungan Rasulullah saw. Keluarga, sahabat dan

seluruh pengikutnya semoga mendapat syafaat nantinya diakhir zaman. Nabi yang

diutus Allah swt. Sebagai uswatun hasanah bagi seluruh alam semesta.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, penulis

banyak menghadapi kesulitan. Namun, dengan ketabahan dan ketekunan yang

disertai dengan doa, bantuan, petunjuk, masukan dan dorongan moril dari

berbagai pihak, Alhamdulillah skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sedalam-

dalamnya kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Yunus P dan Ibunda

Nurhayati, Adik dan kakak ku, keluargaku dan annisa fitri iriani, yang senantiasa

memanjatkan doa memohonkan keselamatan dan kesuksesan buat penulis. Begitu

Page 8: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

banyak pengorbanan yang telah mereka berikan kepada penulis baik secara moril

maupun materil. Sungguh penulis sadar tidak mampu untuk membalas semua itu.

hanya doa yang dapat penulis berikan untuk mereka semoga senantiasa berada

dalam limpahan kasih sayang Allah swt.

Selanjutnya, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yaitu:

1. Rektor IAIN Palopo, Dr. Abdul Pirol, M. Ag, Wakil Rektor I, Dr. H.

Muammar Arafat, S.H, M.H. Wakil Rektor II Dr. Ahmad Syarief Iskandar,

S.E., M.M dan Wakil Rektor III, Dr.Muhaemin M.A.yang telah membina dan

berupaya meningkatkan mutu perguruan tinggi ini, tempat penulis menimba

ilmu pengetahuan.

2. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Palopo, dalam hal ini Dr. Hj.

Ramlah Makkulasse, M.M. Wakil Dekan I Dr. Ruslan Abdullah, S.EI., MA.

Wakil Dekan II, Dr. Tadjuddin, SE., M.Si., Ak., CA. Wakil Dekan III. Dr.

Takdir, SH., M.H. dan Ketua Program Studi Perbankan Syariah, Hendra

Safri, M.M. dan Burhan Rifuddin, SE., MM. dan Muzayyanah Jabani, ST.,

M.M. yang masing-masing sebagai pembimbing I dan II yang telah

memberikan arahan, motivasi dan bimbingan kepada penulis dengan tulus

dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Ibu dosen dan Staf IAIN Palopo yang telah banyak membantu dan

memberikan tambahan ilmu, khususnya dalam bidang pendidikan agama

Islam.

Page 9: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

4. Kepala Perpustakaan dan segenap karyawan IAIN Palopo yang telah

memberikan peluang untuk mengumpulkan buku-buku dan melayani penulis

untuk keperluan studi kepustakaan dalam penulisan skripsi ini.

5. Kepada sang motivator saya selama menulis skripsi, Erwin, SE yang selalu

ada dalam suka dan duka untuk penulis makasih untuk semua bantuannya.

6. Penulis menggucapkan terimakasih kepada Kohati yang selalu memberikan

Doa semangat dan ide dalam rangka membantu penulis menyelesaikan skripsi

ini.

7. Teman-teman seperjuangan yang tidak sempat saya sebutkan satu persatu

selama ini membatu penulis dalam penyelesaian skripsi ini, pada akhirnya

ucapan terimakasih yang paling mendalam peneliti ucapkan semoga segala

bantuan yang telah diberikan bernilai ibadah disisi Allah swt.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan

manfaat, Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak

kekurangan dan kekeliruan serta masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena

itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun, penulis menerima dengan hati

yang ikhlas. Semoga skripsi ini menjadi salah satu wujud penulis dan

bermanfaat bagi yang memerlukan serta dapat bernilai ibadah di sisi-Nya

Amin.

Palopo, 26 Juni 2019

Rino

Page 10: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................ ii

PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................................. iii

NOTA DINAS PENGUJI ................................................................................... iv

PERSETUJUAN PENGUJI ............................................................................... v

NOTA DINAS PEMBIMBING .......................................................................... vi

PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................................................... vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii

DAFTAR TABEL................................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii

PEDOMAN TRANSLITERASI ........................................................................ xiii

DAFTAR SINGKATAN DAN SIMBOL .......................................................... xv

ABSTRAK ........................................................................................................... xvi

PRAKATA ........................................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 8

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 8

E. Definisi Operasional Variabel dan Ruang Lingkup Penelitian.................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 6

A. Penelitian Terdahuluan yang Relevan ......................................................... 6

B. Kajian Pustaka ............................................................................................. 13

1. Pengertian Perbankan Syariah ..................................................................... .7

2. Sejarah Perbankan Syariah ......................................................................... 14

Page 11: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

3. Dual Banking System .................................................................................. 20

4. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional....................................... 22

5. Struktur Organisasi ...................................................................................... 24

6. Produk Bank Syariah ................................................................................... 25

7. Produk Jasa Bank Syariah ........................................................................... 30

8. Kegiatan Perbankan Syariah ........................................................................ 32

9. Ekonomi Masyarakat ................................................................................... 41

10. Ciri-ciri Ekonomi Masyarakat ..................................................................... 44

11. Bentuk-bentuk Pengembangan Ekonomi Masyarakat ................................. 44

C. Kerangka Berfikir .......................................................................................... 48

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 49

A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 49

B. Lokasi Penelitian ....................................................................................... 49

C. Informan Penelitian ................................................................................... 50

D. Jenis dan Sumber Data .............................................................................. 50

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 51

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data....................................................... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 53

A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 53

B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................... 51

1. Eksistensi Perbankan Syariah di Kelurahan Balandai Kota Palopo .... 56

2. Eksistensi Perbankan Syariah dalam Meningkatkan Perekonomian

Masyarakat Kelurahan Balandai ......................................................... 59

Page 12: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 63

B. Saran-Saran ............................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 64

Page 13: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pikir.................................................................................. 48

Page 14: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

ABSTRAK

Nama : Rino

NIM : 15.0402.0138

Judul : Pemahaman Masyarakat Tentang Perbankan Syariah

Dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat ( Studi

Kasus Kelurahan Balandai Kota Palopo )

Permasalahan dalam penelitian ini yakni kurangnya minat masyarakat

Kelurahan Balandai menggunakan jasa Bank syariah. Adapun menurut peneliti

penyebab dari kurangnya minat masyarakat Balandai menggunakan bank syariah

karena bank syariah kurang dikenal di kalangan masyarakat Balandai. Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman masyarakat tentang bank syariah di

Kelurahan Balandai dan bank syariah dalam meningkatkan perekonomian

masyarakat Balandai.

Jenis penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif. Sumber data yang

digunakan yaitu data primer yang di peroleh melalui wawancara langsung dengan

informan penelitian. Data diolah dan di analisis menggunakan metode kualitatif

dan dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) Pemahaman Masyarakat

Tentang Bank Syariah Di Kelurahan Balandai Kota Palopo masih kurang

diketahui oleh masyarakat. karena pihak bank syariah kurang melakukan

sosialisasi sehingga masyarakat kurang paham tentang Bank Syariah yang ada di

Kota Palopo. (2) Pemahaman tentang Bank Syariah di kalangan pelaku usaha

maupun wirausaha yang ada di Kelurahan Balandai dianggap kurang memberikan

kontribusi terhadap perekonomian masyarakat Kelurahan Balandai. Pelaku usaha

cenderung menggunakan jasa bank konvensional dalam melakukan

pengembangan usaha melalui pengambilan kredit atau pinjaman di bank

konvensional.

Implikasi dari penelitian ini yakni dengan merujuk pada hasil penelitian ini,

sebaiknya praktisi bank syariah melakukan sosialisasi secara maksimal di setiap

wilayah yang ada di Kota Palopo terkait bank syariah.

Page 15: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perbankan syariah memiliki peranan penting dalam perekonomian

nasional. Bank syariah sebagai lembaga keuangan syariah menjadi penghimpun

dana dari masyarakat yang kelebihan dana (Surplus) dan menyalurkannya kepada

masyarakat yang kekurangan dana (defisit). Selain itu, bank syariah memberikan

kontribusi dalam pertumbuhan ekonomi nasional melalui penyaluran pembiayaan

kepada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Meskipun bank syariah memiliki peranan penting dalam perekonomian

nasional, namun permasalahan pokok yang dialami bank syariah yaitu rendahnya

market share atau pangsa pasar Permasalahan pangsa pasar merupakan

permasalahan yang sampai saat ini belum bisa diatasi secara maksimal oleh

akademisi maupun praktisi bank syariah. Berbagai cara untuk meningkatkan

pangsa pasar bank syariah sudah dilakukan namun belum mampu menyaingi atau

menyamai pangsa pasar bank konvensional. Pemecahan masalah pangsa pasar

bank syariah memerlukan proses dan waktu yang lama.

Salah satu penyebab permasalahan rendahnya pangsa pasar bank syariah

yaitu rendahnya penggunaan jasa layanan di bank syariah. Hal tersebut dapat

terjadi karena disebabkan beberapa faktor diantaranya kualitas layanan bank

Page 16: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

syariah, promosi dan pemahaman agama masyarakat.1 Rendahnya eksistensi bank

syariah di kalangan masyarakat menjadi salah satu penyebab rendahnya pangsa

pasar bank syariah.

Asumsi ini telah dibuktikan oleh beberapa penelitian seperti temuan dari

Nikmah Zahrotun yang mengatakan bahwa dimensi religiousitas atau pemahaman

agama memiliki pengaruh terhadap minat penggunaan jasa bank syariah.2 Dari

asumsi tersebut dapat dipahami bahwa tingkat pemahaman agama masyarakat

menjadi salah satu faktor penyebab penggunaan jasa layanan bank syariah.

Sehingga demikian, tingkat pemahaman agama menjadi hal yang penting dalam

mendorong minat masyarakat menggunakan bank syariah.

Kelurahan Balandai merupakan salah satu kelurahan yang ada di Kota

Palopo yang memiliki jumlah penduduk dengan mayoritas beragama Islam.

Namun, berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada observasi awal ditemukan

permasalahan kurangnya minat masyarakat Kelurahan Balandai menggunakan

jasa Bank syariah. Adapun menurut peneliti penyebab dari kurangnya minat

masyarakat Balandai mengggunakan bank syariah karena bank syariah kurang

dikenal di kalangan masyarakat Balandai .

Bank syariah mempunyai banyak keunggulan karena tidak hanya

berdasarkan pada syariah saja sehingga transaksi dan aktifitasnya menjadi halal,

tetapi sifatnya yang terbuka dan tidak mengkhususkan diri dari nasabah muslim

1Rahmanto Hanif. Pengaruh Promosi, Kualitas Layanan, Dan Pemahaman Agama

Terhadap Minat Masyarakat Desa Sraten Kab.Semarang Untuk Menabung Di Bank Syariah

.Dalam Jurnal Ekonomi Vol 1 Nomor 2 Tahun 2017, h. 21

2Nikmah Zahrotun. Pengaruh Dimensi Religiusitas Masyarakat Santri Desa Kajen

Kecamatan Margoyos Kabupaten Pati Terhadap Minat Menabung (Studi Kasus Pada BprsArtha

Mas Abadi) Dalam Jurnal Iain WalisongoTahun 2013, h. 12

Page 17: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

saja tetapi juga bagi non muslim. Hal ini membuktikan bahwa bank syariah

membuka peluang yang sama terhadap semua nasabah dan tidak membeda-

bedakan nasabah. Bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya

memberikan pembiayaan dan jasa-jasa dalam lalulintas pembayaran serta

peredaran uang yang mengoprasikannya di sesuaikan dengan prinsip-prinsip

syariat Islam.

Bank syariah memiliki produk atau jasa yang tidak akan di temukan dalam

operasi bank konvensional. Prinsip-prinsp seperti musyarakah, mudharabah,

murabahah, ijarah, istishna, dan sebagainya tidak memuat adanya prinsip bunga

seperti yang dikembangkan bank konvensional. Sebagai sesuatu yang tergolong

baru, keberadaan bank syariah dan produk-produknya tentu akan menjadi suatu

pilihan yang mungkin diminati dan mungkin juga tidak. Firman Allah Swt. Dalam

surah An-Nisa ayat 29 sebagai berikut:3

Terjemahnya :

Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kalian saling memakan

(mengambil) harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan

perniagaan yang berlaku dengan sukarela diantaramu.

3Departemen Agama RI. Alquran dan Terjemahan. h.123

Page 18: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

Pandangan masyarakat terhadap lembaga keuangan syariah di antaranya

dapat diwakili dengan pandangan masyarakat terhadap perbankan syariah. Kesan

umum yang ditangkap masyarakat tentang perbankan syariah adalah (1)

perbankan syariah identik dengan sistem bagi hasil, (2) perbankan syariah adalah

bank Islam.

Berdasarkan permasalahan tersebut, akibat yang ditimbulkan dari

kurangnya sosialisasi yaitu Pemahaman masyarakat tentang bank syariah di

Kelurahan Balandai Kota Palopo semakin tidak dikenal oleh masyarakat. Jika

masalah ini tidak ditangani dengan cepat oleh bank syariah maka pandangan

masyarakat akan semakin terpuruk. Dengan adanya isu negatif tersebut maka

penulis berinisiatif untuk melakukan penenelitian dengan judul “Pemahaman

Masyarakat tentang Bank Syariah Dalam Meningkatkan Perekonomian

Masyarakat (Studi Kasus Kelurahan Balandai Kota Palopo)”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang akan di bahas adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana pemahaman masyarakat tentang bank syariah di kelurahan

balandai kota palopo?

2. Bagaimana bank syariah dalam meningkatkan perekonomian masyarakat

kelurahan balandai kota palopo?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

Page 19: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

1. Untuk mengetahui pemahaman masyarakat tentang bank syariah

masyarakat di Kelurahan Balandai Kota Palopo

2. Untuk mengetahui bank syariah dalam Meningkatkan Perekonomian

Masyarakat Kelurahan Balandai Kota Palopo

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi kalangan

akademik maupun masyarakat secara umum dalam rangka menambah wawasan

intelektual khususnya yang menyangkut dalam meningkatkan ekonomi

masyarakat di kelurahan balandai kota palopo.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat menjadi suatu bahan renungan dan intropeksi diri

dalam kehidupan sehari-hari khususnya bank syariah dalam meningkatkan

ekonomi masyarakat kelurahan balandai kota palopo.

E. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian

Dari variable di atas, penulisan mencoba memberikan devenisi terhadap

variable tersebut untuk menghindari penafsiran yang berbeda;

1. Perbankan Syariah adalah bank yank beroperasi berdasarkan syariah atau

prinsip syariat Islam. Sesuai dengan prinsip Islam melarang sistem bunga

atau riba yang memberatkan, maka bank syariah beroperasi berdasarkan

kemitraan pada semua aktivitas bisnis atas dasar kesetaraan dan keadilan.

Page 20: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

Indikator Perbankan Syariah yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu

kegiatan usaha, prinsip usaha dan sistem operasional bank syariah.

2. Ekonomi Masyarakat yaitu sistem pengelolaan sumber daya yang ada

dalam rangka memenuhi kebutuhan untuk mencapai kesejahteraan

masyarakat. ekonomi masyarakat yang dimaksud dalam penelitian ini

yaitu pengembangan aset manusia, pengembangan aset modal dan

pengembangan aset sosial masyarakat.

Page 21: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian yang dimaksud adalah untuk mendapatkan tentang posisi

penelitian ini dengan kaitannya dengan penelitian sejenis yang pernah dilakukan

oleh kalangan akademis. Hal ini ditempuh guna menghindari kesamaan objek

penelitian dan untuk menentukan letak perbedaan dengan penelitian yang pernah

ada.

1. Moh. Indra Banhsawan (2017) “Ekistensi Ekonomi Islam” berdasarkan data

hasil penelitian menyimpulkan bahwa perbankan memiliki peran penting

dalam membangun dan menunjang ekonomi Negara, terutama setelah

diundangkannya Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan

ekonomi Islam di Indonesia saat ini sudah mulai dikenal dan disetujui oleh

masyarakat4.

2. Irsaldi (2018) “Eksistensi Perbankan Syariah Dalam Meningkatkan

Perekonmian Masyarakat Kota Palpo Kecamatan Bara” Berdsasarkan hasil

penelitian menyatakan bahwa keberadaan perbankan syariah di kota palopo

atas dasar melihat kondisi yang membutuhkan lembaga keuangan yang

beroperasi sesuai dengan syariat Islam dalam pelaksanaan operasionalnya5.

4Moh. Indra Bangsawan, Eksistensi Ekoomi Islam (Studi Tentang Pengembangan

Perbankan Syariah di Indonesia), Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2017

5Irsaldi, Eksistensi Perbankan Syariah Dalam Meningkatkan Perekonmian Masyarakat

Kota Palpo Kecamatan Bara, Skripsi IAIN Palopo, 2018

Page 22: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

3. Indriani Suleha (2014) “Peran Bank Syariah dalam Pembangunan Ekonomi

Syariah” berdasarkan hasil penelitian menytakan bahwa peran bank syariah

dalam mengembangkan sector nill dalam upaya memajukan ekonomi yang

berkeadilan, merata, jauh dari jurang pemisah antara orang kaya dengan orang

miskin.6

B. Kajian Pustaka

1. Pengertian Perbankan Syariah

Perbankan syariah adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dan menyalurkan dana kepada masyarakat. Perbankan syariah dalam

peristilaan internasiaonal dikenal sebagai Islamic banking atau juga disebut

dengan intersest-free bankimg.Peristilaan menggunakan kata Islamic tidak dapat

dilepaskan dari asal usul sistem perbankan syariah itu sendiri. Bank syariah

dikembangkan sebagai sutu respon dari kelompok ekonomi dan praktisi

perbankan muslim yang berupaya mengakomodasi desakan dari berbagai pihak

yang menginginkan agar tersedia jasa transaksi keuangan yang dilakukan sejalan

dengan nilai moral dan prinsip-prinsip syariah Islam.

Bank Islam atau selanjutnya disebut juga dengan banh syariah, adalah

bank yang beroperasi dan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Islam biasa

disebut bank tanpa bunga, adalah lembaga keuangan/perbankan yang operasional

dan produknya dikembangkan berlandaskan Al-Quran dan hadist Nabi saw. Atau

dengan kata lain, bank Islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya

6Indriani Suleha, Peran Bank Syariah dalam Pembangunan Ekonomi Syariah, Skripsi

STAIN Palopo, 2014

Page 23: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lintas pembayaran serta

peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan prinsip syariat Islam.7

Antonio dan perwataatmadja membedakan menjadi duan pengertian, yaitu bank

Islam dan bank yang beroprasi dengan prinsip syariah Islam.8Bank Islam adalah

(1) bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam. (2) bank

yang tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al-Quran dan

hadist; sementara bank yang beroprasi sesuai prinsip syariah Islam adalah bank

yang dalam beroperasinya itu mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam,

khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalat secara Islam. Dikatakan lebih

lanjut, dalam tata cara bermuamalat itu dijauhi praktik-praktik yang dikhawatirkan

mengandung unsurr-unsur riba untuk diisi dengan kegiatan-kegiatan investasi atas

dasar bagi hasil dan pembiayaan perdagangan.

Berbicara tentang peranan sesuatu, tidak dapat dipisahklan dengan fungsi

dan kedudukan sesuatu itu. Diantara peranan Islam, adalah memurnikan

operasional perbankan syariah sehingga dapat lebih meningkatkan kepercayaan

masyarakat, meningkatkan kesadaran syariah umat Islam sehingga dapat

memperluas segmen pangsa pasar perbankan syariah dan menjalani hubungan

kerja sama dengan para ulama karena bagaimana kemampuan para ulama,

khususnya di Indonesia, sangat dominan kehidupan umat Islam.

7

Muhammad, Manajemen dena bank syariah –ed 1, - 1, -cet 2.- Jakarta: rajawali pers, 2

8Antonio dan perwataatmadja, Apa dan Bagaimana Bank Islam, (Yogyakarta:PT dana

bakhti Wakaf , 1997), h.1 .

Page 24: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

Adanya bank Islam diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap

pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui pembiayaan-pembiayaan yang

dikeluarkan oleh bank Islam. Melalui pembiayaan ini bank Islam dapat menjadi

mitra dengan nasabah, sehingga hubungan bank Islam dengan nasabah tidak lagi

sebagai kerditur dan debitur tetapi menjadi hubungan kemitraan.9

a. Perkembangan Bank Syariah Di Indonesia

Membahas persoalan bank syariah, pada dasrnya bersumber pada konsep

uang dalam Islam.Sebab bisnis perbankan tidak dapat lepas dari persoalan uang.

Di dalam Islam, uang dipandang sebagai alat tukar, bukan suatu komoditas. Di

terimanya peran uang ini secara meluas dengan maksud melenyapkan ketidak

adilan, ketidak jujuran, dan penghisapan dalam ekonomi tukar menukar. Sebagai

alat tukar menukar, peranan uang sangat dibenarkan, namun apabila dikaitkan

dengan persoalan ketidak adilan, didalam ekonomi. tukar menukar uang

digolongkan sebagai riba al-fadl.10

Oleh karena itu, dalam Islam uang sendiri

tidak menghasilkan suatu apapun. Dengan demikian, bunga (riba) pada uang yang

dipinjam dan dipinjamkan dilarang (apabila memberatkan ekspolitas).

Diakui atau tidak, bahwa deregulasi financial di indonesia telah memberikan

iklim bagi tumbuh dan berkembangnya bank syariah di Indonesia. Pada tahun

1991 telah berdiri dua bank syariah, yaitu: BPR syariah dana mardotilla; BPR

syariah berkah amal sejahterah, keduanya berada di bandung pada tahun 1992

9

Muhammad, M.Ag.,Manajemen Bank Syariah, (edisi pertama , September 2002), h. 15.

10Zainil Arifin, Mba, Dasar-Dasar Manajemen Bank syariah,(Diterbitkan Oleh Alvbel-

Anggota Ikapi Komlek TNI-AU Triloka, Jl Trilokal 1 No. 18,Pancoran, Jakarta;2002); h. 7.

Page 25: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

diundangkannya UU RI perbankan No 7 tanun 1992, yaitu isinya tentang bank

bagi hasil. Saat itupulah berdiri bank muamalat Indonesia. Kemudian diikuti oleh

BPR bank syariah bangun derajat warga dan BPR syariah margi rizki bahagia,

keduanya berada di Yogyakarta. Reaksi berikutnya juga muncul, untuk

melakukan revisi UU RI Nomor 7 tahun 1992 menjadi UU RI Nomor 10 tahun

1998 dengan demikian diterbitkannya UU RI Nomor 10 tahun 1998 memiliki

hikma tersendiri bagi perbankan nasional dimana pemerintah membuka lembar

kegiatan usaha perbankan dengan berdasarkan pada prinsip syariah. Setelah UU

RI Nomor 10 tahun 1998 di Indonesia telah berdiri; satu bank umum syariah

(bank muamalat Indonesia) ditambah dengan 80 BPR syariah.11

Kalau dilihat secara makro ekonomi, perkembangan bank syariah di

Indonesia, memiliki peluang besar karena peluang pasarnya yang luas sejurus

dengan mayoritas penduduk Indonesia. UU RI Nomor 10 tidak menutup

kemungkinan bagi pemilik bank, suasta nasional bahkan pihak asing sekalipun

untuk menumbuhkan bank syariah di Indonesia. Dengan terbukanya kesempatan

ini jelas akan memperbesar peluang transaksi keuangan di dunia perbankan kita,

terutama apabila terjalin hubungan kerja sama di antara bank-bank syariah.12

Adanya UU RI Nomor 10 tahun 1998 dapat membawa kesegaran baru bagi

dunia perbankan kita. Terutama bagi dunia perbankan syariah di tanah air,

berdirinya bank-bank baru yang berkerja pada prinsip syariah akan menambah

11Muhammad, Manajemen Dana bank Syariah, UPP STIM Ikut Mencerdaskan Bangsa,

edisi revisi Kedua maret 2011, h. 20.

12

Muhammad, Manajemen Dana Bank Syaria. h. 16.

Page 26: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

semarak lembaga keuangan syariah yang ada di sisi seperti: bank umum syariah,

BPR syariah, dan baitul mall wattamwil (BMT). Kegiatan operasional perbankan

syariah dimulai pada tahun 1992 melalui PT bank muamalat Indonesia atau empat

tahun setelah deregulasi paceo 88. Perkembangan perbankan syariah berjalan

lebih lambat di banding dengan bank konvensional.

b. Karakteristik bank syariah

Prinsip bank syariah Islam dalam pengelolaan harta menekankan pada

keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat. Harta harus di

manfaatkan untuk hal-hal produktif terutama kegiatan investasi yang merupakan

landasan aktifitas ekonomi dalam masyarakat. Tidak setiap orang mampu secara

langsung menginvestasikan hartanya untuk menghasilakan keuntungan oleh

karena itu, diperlukan suatu lembaga perantara yang menghubungkan masyarakat

pemilik dan pengusaha yang memerluksn dana (pengolaan dana). Salah satu

bentuk lembaga perantaraan tersebut adalah bank-bank yang kegiatan usahanya

berdasrkan prinsip syariah.

Bank syariah ialah bank yang berdasarkan, antara lain pada asas kemitraan,

keadilan, transparasi, dan universal serta melakukan kegiatan usaha perbankan

berdasarkan prinsip syariah. Kegiatan bank syariah merupakan implementasi dari

prinsip ekonomi Islam dengan karakteristik antara lain, sebagai berikut.13

1. Pelarangan riba dalam berbagai bentuk;

2. Tidak mengenal konsep nilai waktu dari uang (time-value of money);

13

Ikatan akutansi Indonesia, Kerangka Dasar Penyusunan Dan Penyajian Laporan

Keuangan Bank Syariah,(Jakarta:Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia,

2002) ,h.. 1-2.

Page 27: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

3. Konsep uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas;

4. Tidak di perkenankan melakukan kegiatan yang bersifat spekulasi;

5. Tidak di perkenankan menggunakan dua harga dari suatu barang; dan

6. Tidak diperkenankan dua transaksi dalam satu akad.

Bank syariah beroperasi atas dasar konsep bagi hasil. Bank syaraiah tidak

menggunakan bunga sebagai alat untuk memperoleh pendapatan maupun

pembebanan bunga atas penggunaan dana dan pinjaman karena bunga merupakan

riba yang di haramkan. Berbeda dengan bank non- syariah, bank syariah tidak

membedakan secara tegas antara sektor riil sehingga dalam kegiatan usahanya

dapat melakukan transaksi – transaksi sektor riil, seperti jual beli dan sewa

menyewa. Di samping itu, Bank syariah juga dapat menjalankan kegiatan usaha

untuk memperoleh imbalan atas jasa perbankan lain yang tidak bertengkar dengan

prinsip syariah. Suatu transaksi sesuai dengan prinsip syariah apabila telah

memenuhi seluruh syariat berikut ini:

1. Transaksi tidak mengandung unsur kedzaliman;

2. Bukan riba;

3. Tidak membahayakan pihak sendiri atau pihak lain;

4. Tidak ada penipuan (gharar);

5. Tidak mengandung materi-materi yang di haramkan ; dan

6. Tidak mengandung unsur judi (maisyir).

Page 28: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

Dalam oprasiional bank syariah perlu memperhatikan hal-hal yang diatur

oleh syariah atau ajaran Islam berkaitan dengan harta, uang, jual beli, dan

transaksi ekonomi lainnya:

1. Prinsip-prinsip Dasar Operasional Bank Syariah

a. Prinsip Simpan Murni (al-Wadiah)

Prinsip simpan murni merupakan fasilitas yang di berikan oleh

bank Islam untuk memberikan kesempatan kepada pihak dan kelebihan

dana untuk menyimpan dana dalam bentuk al-Wadiah. Fasilitas al-Wadiah

biasanya diberikan untuk tujuan investasi guna untuk mendapatkan

keuntungan seperti halnya tabungan dan deposito.Dalam dunia perbankan

konvensional identik dengan giro.

b. Bagi hasil

Sistem ini adalah suatu sistem yang meliputi tatacara pembagian

hasil usaha antara penyediaan dana dengan pengelola dana. Pembagian

hasil usaha ini dapat terjadi antara bank dengan penyimpan dana, maupun

antara bank nasabah penerima dana. Bentuk produk yang berdasarkan

prinsip ini adalah mudharabah dan musyarakah. Lebih jauh prinsip

mudharabah dapat di pergunakan sebagai dasar baik untuk produk

pendanaan (tabungan dan deposito) maupun pembiayaan, sedangkan

musyarakah lebih banyak untuk pembiayaan.

c. Prinsip jual beli (at-tijarah)

Prinsip ini merupakan suatu sistem yang menerapkan tata cara jual

beli, dimana bank akan membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan

Page 29: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

atau mengangkat nasabah sebagai agen bank melakukan pembelian barang

atas nama bank, kemudian bank menjual barang tersebut kepada nasabah

dengan harga sejumlah harga jual beli ditambah keuntungan (margin).

d. Prinsip fee/jasa ( al- ajr walimullah)

Prinsip ini meliputi seluruh layanan non- pembiayaan yang

diberikan bank. Bentuk Produk yang berdasarkan prinsip ini antara bank

garansi, kliring, inkaso, jasa transfer, dan lain-lain secara syariah prinsip

ini di dasarkan pada konsep al ajr walimullah.

2. Sejarah Perbankan Syariah

a) Asal Mula Perbaikan Perbankan

Sejarah mencatat asal mula dikenalnya kegiatan perbankan adalah

padasaman kerajaan dulu di ternate Eropa. Kemudian usaha perbankan ini

berkembang ke Asia barat oleh para pedagang. Perkembangan perbankan di Asia,

Afrika, dan amerika dibawah oleh bangsa Eropa pada saat melakukan penjajahan

ke Negara jajahan baik di Asia, afrika maupun benua afrika.

Jika kita telusuri sejarah dikenalnya perbankan dimulai dari jasa

penukaran uang. Sehingga dalam sejarah perbankan, dalam perkembangan sejarah

tempo dulu mungkin penukaran uangnya dilakukan antara kerajaan satu dengan

kerajaan yang lain. Kegiatan penukaran uang ini sekarang dikenal dengan nama

faluta asing (money changer).

Kemudian dalam perkembangan selanjutnya operasional bank berkembang

lagi menjadi tempat penitipan uang atau yang disebut sampai sekarang ini

kegiatan simpanan. Berikutnya kegiatan perbankan bertambah denagn kegiatan

Page 30: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

peminjaman uang. Uang yang disimpan masyarakat oleh perbankan dipinjamkan

kembali kemasyrakat yang membutuhkannya.

Jasa-jasa bank lainnya menyusul sesuai dengan perkembangan zaman dan

kebutuhan masyarakat yang semakin beragam. Akibat dari kebutuhan masyarakat

akan jasa keuangan semakin meningkat dan berkembang, maka peranan dunia

perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat baik yang berada

dinegara maju maupun negara berkembang. Bahakan dewasa ini perkembangan

dunia perbankan semakin pesat dan moderen, perbankan semakin mendominasi

perkembangan ekonomi dan bisnis suatu negara. Bahakan aktivitas dan

keberadaan perbankan sangat menentukan kemajuan suatu negara. 14

b) Sejarah Perbankan

Seiring dengan perkembangan dunia, perkembangan perbankan pun

semakin pesat karna perkembangan dunia, perbankan tidak terlepas dari dunia

perdagangan. Perkembangan perdagangan semula hanya di daerah Eropa akhirnya

menyebar ke Asia barat. Bank-bank yang sudah dikenal pada saat itu di benua

Eropa adalah bank venesia tahun 1171, kemudian menyusul Bank Of Genoa dan

Bank of barcelona tahun 1320. Sebaliknya perkembangan perbankan di daratan

Ingris baru dimulai pada abad ke-16. Namun karena bangsa Ingris yang begitu

aktif dalam mencari daerah perdagangan yang kemudian dijajah, maka

perkembangan perbankan pun dibawah ke negara jajahannya.

c) Sejarah Perbankan Syariah di Indonesia

14

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, edisi revisi 2014, (Jakarta: Rajawali

pers, 2015), h.28

Page 31: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

Secara kelembagaan bank syariah yang pertama kali didirikan di Indonesia

adalah PT Bank Muamalat Indonesia (BMI), kemudian baru menyusul bank-bank

lain yang membuka jendela syariah (islamic window) dalam menjalankan kegiatan

usahanya. Melalui Islamic window ini, Bank-bank konvensional dapat

memberikan jasa pembiayaan syariah kepada para nasabanya melalui produk-

produk yang bebas dari usaha riba (usury), gharar (uncertainty), dan maysyir

(speculative) dengan terlebih dahulu membentuk Unit Usaha Syariah (UUS). UUS

adalah unit kerja di kantor pusat bank umum konvensional yang berfungsi sebagai

kantor induk dari kantor cabang syariah dan atau unit syariah.15

a. Asas, fungsi, dan tujuan perbankan

Secara umum dunia perbankan yang ada di Indonesia berdasarkan

demokrasi ekonomi dan menggunakan prinsip kehati-hatian, baik perkara maupun

pelaksanaanya dalam menjalankan fungsinya sebagai perbankan. Fungsi utama

perbankan adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta

bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembagunan nasional dalam rangka

meningkatkan pemerataan pembagunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi

dan stabilitas nasional, kearah peningkatan hidup rakyat banyak.16

Perbankan Indonesia, baik bank syariah maupun bank konvensional,

memiliki kedudukan yang strategis, yakni sebagai penunjang kelencaran sistem

pembayaran, pelaksanaan kebijakan moneter dan pencapaian stabilitas sistem

15

Khotibul Umam. Perbankan Syariah: dasar-dasar dan dinamika perkembangannya di

Indonesia, (Jakarta: rajawali pers 2016), h.27

16 Pasal 2, 3 dan 4 UU No 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana diubah dengan

UU No. 10 tahun 1998. yang dikutip oleh sulaiman jajuli, produk pendanaan bank syariah, h 10

Page 32: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

keuangan sehingga diperlukan perbankan yang sehat, transparan dan dapat

dipertanggung jawabkan.

Secara spesifik fungsi perbankan di Indonesia adalah sebagai:17

1. Lembaga kepercayaan masyarakat dalam kaitannya sebagai lembaga

penghimpun dan penyalur dana.

2. Pelaksanaan kebijakan moneter.

3. Lembaga yang ikut berperan dalam bentuk pertumbuhan ekonomiserta

pemerataan pembagunan.

b. Pembinaan dan pengawasan perbankan

Sebenarnya kita tidak merujuk pada awal didirikannya perbankan syariah,

perbankan syariah lahir karena adanya tuntutan dari masyarakat Islam yang benar-

benar merupakan ajaran Islam. Adanya larangan-larangan praktik muamalah yang

mengandung unsur-unsur perjudian (maisir), ketidak jelasan dan manipulative

(gharar) dan praktek melipat gandakan keuntungan secara tidak wajar (riba)

menjadi salah satu alasan semakin banyaknya masyarakat yang percaya dengan

kehadiran perbankan syariah.

Namun,sejalan dengan adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2011 tetang

otoritas jasa keuangan (OJK), maka lingkup pengetahuan dan pengawasan

perbankan, yang mencakup pengaturan dan pengawasan kelembagaan, kesehatan,

aspek kehati-hatian, dan pemeriksaan bank, sekarang merupakan tugas dan

wewenang OJK. Tugas dan wewenang pengawasan dan pengaturan oleh OJK

sering disebut dengan istilah microprudential. Sementara itu, tugas dan wewenang

17

http://ojk.go.id/pengaturan-pengawan-bank

Page 33: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

pengaturan dan wawasan yang dilakukan oleh BI disebut dengan istilah

makroprudensial.18

Dalam rangka pengaturan dan pengawasan macroprudential,

OJK berkoordinasi dengan BI untuk melakukan himbauan moral (miral suasion)

kepada perbankan.19

Dalam menjaga stabilitas sistem keuangan, BI memiliki 5

(lima) peran utama yang mencakup kebijakan dan instrumen dalam menjaga

stabilitas sistem keuangan.

1. Bank Indonesia memiliki tugas untuk menjaga stabilitas moneter antara lain,

melalui instrumen suku bunga dalam operasi pasar terbuka. Sebagai contoh

untuk menciptakan kestabilitas moneter, bank indonesia telah menerapkan

suatu kebijakan yang disebut inflation targeting framework.

2. Bank Indonesia memiliki peran vital dalam menciptakan kinerja lembaga

keuangan yang sehat, kusus perbankan yang dilakukan melalui mekanisme

pengawasan dan regulasi yang efektif ditegakkan. Disiplin pasar melalui

kewenangan dalam pengawasan dan pembuat kebijakan serta penegakkan

hukum (law enforcement) harus dijalankan. Upaya penegakkan hukum

dimaksut untuk melindungi perbankan dan stakeholder sekaligus

mendorong kepercayaan terhadap sistem keuangan. Sebagai contoh, Bank

Indonesia telah menyusun Arsitektur Perbankan Indonesia dan rencana

implementasi basel II.

3. Bank Indonesia memiliki kewenagan untuk memgatur dan menjaga

kelancaran sistem pembayaran. Bank Indonesia menggambarkan

18

Bank indonesia, bookletperbankan indonesia, 2013, h. 83

19 Otoritas jasa keuangan: booklet perbankan indonesia, edisi 1, ( maret 2014), h.19

Page 34: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

mekanisme dan pengaturan untuk mengurangi resiko dalam sistem

pembayaran yang cenderung semakin meningkat antara lain dengan

menerapkan sistem pembayaran yang bersifat real time atau dikenal dengan

nama sistem RTGS (Real Time Gross setlemen) yang dapat lebih

meningkatkan keamanan dan kecepatan sistem pembayaran. Sebagai

otoritas di sistem pembayaran, Bank Indonesia memiliki fungsi dan keahlian

untuk mengidentifikasi resiko potensial dalam sistem pembayaran.

4. Melalui fungsinya dalam riset dan pemantauan, Bank Indonesia dapat

mengakses informasi-informasi yang dinilai mengancam stabilitas

keuangan. Melalui peraturan secara macroprudential, Bank Indonesia dapat

memonitor kerentanan sektor keuangan dan mendeteksi potensi kejutan

(potential shock) yang berdampak pada stabilitas sistem keuangan. Hasil

riset dan penentuan BI selanjutnya akan menjadi rekomendasi otoritas

terkait dalam mengambil langkah-langkah yang tepat untuk meredam

gangguan dalam sektor keuangan.

5. Bank Indonesia memiliki fungsi sebagai jaringan pengaman sistem

keuangan melalui fungsi bank sentral sebagai linder of the last resort

(LoLR). Fungsi LoLR mencakup penyediaan likuiditas pada kondisi normal

maupun krisis. Fungsi ini hanya diberikan kepada bank yang menghadapi

masalah likuiditas dan berpotensi memicu terjadinya krisis yang bersifat

sistematik. Pada kondisi normal, fungsi LoLR dapat diterapkan pada bank

yang mengalami kesulitan likuiditas temporer, namun masih memiliki

kemampuan untuk membayar kembali. Oleh karna itu, pertimbangan resiko

Page 35: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

sistemik dan persyaratan yang kerat harus diterapkan dalam penyediaan

likuiditas tersebut.

Perbedaan kebijakan makroprudensial dan mikroprudensial terletak dari

tujuannya dimana kebijakan makroprudensial ditujukan untuk memitimigasi

risiko sistemik (limit system-wide distress), sementara mikroprudensial ditujukan

untuk menciptakan lembaga keuangan yang sehat (limit individual

institution’distress). Dengan demikian, kebijakan mmakroprudensial lebih

menitik beratkan pada upaya untuk menciptakan kesehatan sektor keuangan

secara keseluruhan, sementara kebijakan keuangan yang sehat, efisien dan mampu

melakukan intermediasi dengan baik20

3. Dual Bangking System dan Dual System Bank

Dalam sistem perbankan Indonesia diakui dua sistem perbankan (dual

banking system),yaitu bank syariah dan bank konvensional. Eksperimen dual

banking system di Indonesia secara de facto muncul sejak tahun 1992, namun

secara de jure diatur dalam undang-undang yaitu tahun 1998 dengan lahirnya UU

No.10 tahun 1998 tentang perubahan UU No.7 tahun 1992 tentang perbankan.21

Penegasan dual bangking system (sistem perbankan ganda) ini juga

ditemukan dalam UU perbankan syariah. Dalam UU No.21 tahun 2008 tentang

perbankan syariah ditegaskan bahwa dalam sistem perbankan Indonesia diadopsi

adanya bank syariah pada satu sistem dan bank konvensional pada sistem yang

20

Bank indonesia, booklet perbankan indonesia, h.85

21 Bank umum dalah bank yang meleksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan

atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatan memberikan jasa dalam lalulintas

pembayaran (Pasal 1 angka 3 UU perbankan). yang dikutip oleh Sulaiman Jajuli, produk

pendanaan bank syariah, h.22

Page 36: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

lain. Dengan kata kalain, apabila bank tersebut melakukan kegiatan usahanya

berdasarkan prinsip syariah, maka dinamakan bank syariah, sedangkan

berdasarkan prinsip konvensional, dinamakan bank konvensional.22

Apabila dibandingkan antara bank konvensional dan bank syariah, dari segi

kelembagaan kegiatan usaha secara umum memiliki kesamaan, namun yang

membedakan secara signifikan antara keduanya adalah dalam cara dan proses

melakukan usahanya, yaitu yang pertama dilakukan berdasarkan prinsip syariah23

Bank berdasarkan prinsip syariah di Indonesia memiliki positioning yang

khas dengan moto sebagai “lebih dari sekedar bank”(beyond bangking), yaitu

perbankan yang meyediakan produk dan jasa keuangan yang lebih beragam serta

didukung oleh skema keuangan yang lebih bervaruiasi. Dalam positioning

demikian, dimasa-masa mendatang diharapkan semakin tinggi minat masyarakat

Indonesia untuk menabung di bank syariah. Apabila hal tersebut terjadi, maka

pada gilirannya akan meningkatkan siknifikansi peran bank syariah dalam

mendukung stabilitas sistem keuangan nasional dalam rangka dual banking sistem

sebagaimana arsitektur perbankan indonesia Master Plan Otoritas Jasa Keuangan.

Prinsip-prinsip syariah yang harus dipatuhi oleh bank syariah menurut

UUPS adalah prinsip syariah yang telah difatwakan (DSN-MUI) dan selanjutnya

telah dituangkan dalam peraturan bank Indonesia (PBI). Prinsip ini sebagai

prinsip syariah perbankan dan telah menjadi hukum positif karena adanya

22

Pasal 1 butir dan 7 UU No.21 tahun 2018 tentang perbankan syariah. yang dikutip oleh

sulaiman jajuli, produk pendanaan bank syariah, h 22

23 Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan

fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenagan dalam penenangan fatwa di

bidang syariah. yang dikutip oleh sulaiman jajuli, produk pendanaan bank syariah,h.24

Page 37: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

penunjukan oleh UUPS sebagai suatu yang wajib dilaksanakan perbankan akan

mengakibatkan akad-akad yang dibuat antara bank syariah dan nasabah menjadi

bantal demi hukum (null and void)24

Pada tahun 2008, sebagai amanat dari Undang-Undang No. 21 tahun 2018

tentang perbankan syariah, bentuk suatu komite dalam internal bank Indonesia

untuk menindak lanjuti implementasi fatwa MUI, yaitu pembentukan komite

perbankan syariah (PBI No. 21 PBI/2008 tanggal 20 november 2008).25

Tugas

komite perbankan syariah adalah membantu bank indonesia dalam menafsirkan

fatwa MUI yang terkait dengan perbankan syariah, memberikan masukan dalam

rangka implementasi fatwa MUI kedalam PBI, dan melakukan pengembangan

industri perbankan syariah. Selanjutnya, pada tanggal 11 November 2014, OJK

menandatangani nota kesepahaman dengan DSN MUI di mana disepakati bahwa

OJK bertindak selaku pengatur dan pengawas industri keuangan syariah, adapun

DSN MUI bertindak selaku penyusun standar syariah dalam rangka penyusunan

peraturan terkait jasa keuangan, pembinaan dan dewan pengawas syariah serta

edukasi dan program komunikasi sektor jasa keuangan syariah.26

Pada awal tahun 2016, pemerintah membentuk komite nasional keuangan

syariah (KNKS) yang dipimpin oleh presiden. Komite ini melibatkan beberapa

lembaga, antara lain OJK, BI, LPS, Bapenas, MUI, dan sejumlah kementrian,

seperti kementrian keuangan, kementrian agama, kementrian BUMN, kementrian

24

Sutan Remy Sjahdeini. Perbankan syariah: produk-produk dan aspek-aspek hukumnya,

(Jakarta: kencana prenada media group 2014), h.2-3

25 Andi soemitra, bank dan lembaga keuangan syariah (jakarta november 2016), h.57

26 Andi soemitra, bank dan lembaga keuangan, h.58

Page 38: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

koprasi dan UKM. Keberadaannya didasarkan pada peraturan presiden. Tujuan

komite ini untuk harmonisasi perundang-undangan, menyusun literasi keuangan

syariah, dan mendorong perekonomian nasional.27

4. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional

Dalam beberapa hal, bank konvensional dan bank syariah memiliki

kesamaan, terutama sistem transaksi penerimaan uang, mekanisme transfer,

teknologi komputer yang digunakan, sistem-sistem utama memperoleh

pembiaayaan seperti KTP, NPWP, proposal, laporan keuangan, dan sebagainya.

Akan tetapi, terdapat banyak perbedaan mendasar diantara keduanya. Perbedaan

itu menyangkut aspek legal, struktur organisasi, usaha yang di biayai, dan

lingkungan kerja.

Dalam sistem perbankan konvensional kegiatan menghimpun dana dari

masyarakat dilakukan melalui mekanisme giro (demand deposit), tabungan

(saving deposit) dan deposito (time deposit).28

Tujuan utama masyarakat

menyimpan dana di bank adalah keamanan atas uang, investasi dengan harapan

memperoleh bunga, serta untuk memudahkan melakukan transaksi pembayaran.

a. Akad dan aspek legalitas

Dalam bank syariah, akat yang dilakukan memiliki konsekuensi duniawi

dan uhkrawi karena akad yang dilakukan berdasarkan hukum Islam. Seringkali

nasabah melanggar kesepakatan atau perjanjian yang telah dilakukan bila hukum

27

Andi soemitra, bank dan lembaga keuangan, h.58

28Kasmir. dasar-dasar perbankan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2004), h.3

Page 39: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

itu hanya berdasarkan hukum positif belaka, tapi tidak demikian bila perjanjian

tersebut memiliki pertanggung jawaban hingga yaumil qiamah nanti.29

b. Lembaga penyelesaian sengketa

Berdasarkan dengan perbankan konvensional, jika pada perbankan syariah

terdapat selisih antara bank dan nasabahnya, kedua belah pihak tidak

menyelesaikannya di peradilan negeri, tetapi menyelesaikannya sesuai tata cara

dan hukum materi syariah.

Lembaga yang mengatur hukum materi dan atau berdasarkan prinsip syariah

di Indonesia dikenal dengan nama badan arbiterase muamalah Indonesia atau

BAMUI yang didirikan secara bersama oleh kerajaan agung Republik Indonesia

dan majelis ulama Indonesia. 30

5. Struktur organisasi

Bank syariah dapat memiliki struktur yang sama dengan bank konvensional,

misalnya dalam hal komunikasi dan direksi, tetapi unsur yang amat membedakan

antara bank syariah dan bank konvensional keharusan adanya dewan pengawas

syariah yang bertugas mengawasi operasional bank dan produk-produknya agar

sesuai dengan garis-garis syariah.

Dewan pengawas syariah biasanya dilakukan pada posisi setingkat dewan

komisariat dan setiap bank. Hal ini untuk menjamin efektifitas dari setiap opini

yang diberikan oleh setiap dewan pengawasan syariah. Karena itu, biasanya

29

Afzalu rahman, ekonomic doctines oof islam, Jilid II, di terjemahkan oleh soeroyo dan

nastagin (Lahore: Islamic Piblication, 1990), h.362

30Iman Jauhari, penyelesaian sengketa diluar pengadilan menurut hukum Islam,

(Yogyakarta: Dcepublish, 2017), h.123

Page 40: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

penetapan anggota dewan pengawasan syariah dilakukan rapat umum pemegang

saham, setelah para anggota Dewan Pengawas Syariah itu mendapat rekomendasi

dari Dewan Syariah Nasional. 31

6. Produk-Produk Bank Syariah

Pada sistem oprasi bank syariah, pemilik dana menanamkan

uangnya di bank tidak motif mendapatkan bunga, tapi dalam rangka

mendapatkan keuntungan bagi hasil. Dana nasabah tersebut kemudian

disalurkan kepada mereka yang membutuhkan ( misalnya modal usaha ),

dengan perjanjian pembagian keuntungan sesuai kesepakatan.

Secara garis besar, pengembangan produk bank syariah

dikelompokan menjadi tiga kelompok, yaitu:

a. Produk penyaluran dana

b. Produk penghimpunan dana

c. Produk jasa

Produk-produk tersebut ditawarkan bank kepada nasabahnya.

dengan penjelasan sebagai berikut:

1) Penyaluran dana

d) Prinsip jual beli (Ba’i)

Jual beli dilaksanakan karena adanya pemindahan kepemilikan barang.

Keuntungan bank disesuaikan di depan termasuk harga dari harga yang

dijual. Terdapat tiga jenis jual beli dalam pembiayaan konsuntif, modal

kerja dan investasi dalam bank syariah, yaitu:

31

Muhammad Syafii antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktek, (Jakarta: Gema Insani

Press, 2001), h.30

Page 41: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

a) A’I al-murabaha adalah jual beli barang pada harga asal dengan

tambahan keuntungan yang di sepakati. Dalam bi’al-murabahah,

penjual harus memberitahukan harga produk yang ia beli dan

menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya.

b) Ba’i as-salam adalah jual beli nasabah sebagai pembeli dan pemesan

memberikan uangnya ditempat akad sesuai dengan harga yang di

pesan dan sifat barang telah disebutkan sebelumnya. Uang yang tadi

diserahkan menjadi tanggungan bank sebagai penerima pesanan dan

pembayaran di lakukan dengan segera.

c) Ba’I al-istishna merupakan bagian dari ba’i as-salam namun Ba’I al-

istishna bisa digunakan dalam bidang manufaktur seluruh ketentuan

ba’I al-istishna mengikutiba’I as-salamnamun pembayaran dapat di

lakukan beberapa kali pembayaran.32

. Prinsip sewa (ijarah)

Ijarah adalah kesepakatan pemindahan hak guna atas barang

atau jasa melalui sewa tanpa diikuti pemindahan kepemilikan atas

barang yang di sewa. Dalam hal ini bank menyewakan peralatan

kepada nasabah dengan biaya yang di tetapkan secara pasti

sebelumnya.

c. Prinsip bagi hasil (syirkah)

Dalam prinsip ini terdapat dua macam produk, yaitu:

32

Dr. Muhammad Syafii Antonio, M.Ec. Bank Syariah,edisi 1 – cet. 1 –jakarta gema

insane press 200 1), h 101-113.

Page 42: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

a) Musyarakah: adalah salah satu produk bank syariah yang mana

terdapat dua pihak atau lebih yang bekerja sama untuk meningkatkan

aset yang dimiliki bersama dimana seluruh pihak memadukan

sumber daya yang mereka miliki baik yang berwujud maupun yang

tidak berwujud. Dalam hal ini seluruh pihak yang bekerja sama

memberikan kontribusi yang dimiliki maupun itu dana, skil, ataupun

asset-aset lainnya. yang menjadi ketentuan dalam musyarakah adalah

pemilik modal berhak dalam menentukan kebijakan usaha yang di

tentukan pelaksana proyek.

b) Mudharabah: kerjasama dua orang atau sejumlah modal memberikan

mempercayakan sejumlah modal kepada pengelolah dengan

perjanjian pembagian keuntungan perbedaan yang mendasar antara

musyarakah dan mudharabah adalah kontribusi atas manajemen dan

keuangan pada musyarakah diberikan dan dimiliki dua orang atau

lebih, sedangkan pada mudharabah modal dapat dimiliki satu orang

saja.33

2) Penghimpun dana

Produk penghimpun dana pada bank syariah meliputi giro, tabungan

dan deposito. Prinsip yang diterapkan pada bank syariah adalah:

a. Prinsip wadiah

Penerapan prinsip wadiah yang dilakukan adalah wadiah yad

dhamanah yang diterapkan pada rekening produk giro.Berbeda dengan

33

Muhammad, Manajemen Bank Syriah-ed. 1-1- (Jakarta: Rajawali Perss , 2014), h.30.

Page 43: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

wadiah amanah, dimana pihak yang dititip (bank) bertanggung jawab

atas keutuhan harta titipan sehingga boleh memanfaatkan harta titipan

tersebut.Sedangkan pada wadiah amanah harta titipan tidak boleh di

manfaatkan oleh yang di titip.

b. Prinsip mudharabah

Dalam prinsip mudarabah, penyimpanan atau deposan

bertindak sebagai pemilik modal sedangkan bank bertindak sebagai

pengelolah. Dana yang di simpan kemudian oleh bank digunakan untuk

melakukan pembiayaan, dalam hal ini apabila bank menggunakannya

untuk pembiayaan mudharabah, maka bank bertanggung jawab atas

kerugian yang mungkin terjadi.34

Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh pihak

penyimpan, maka prinsip mudharabah dibagi menjadi dua bagian:

1. Mudharabah mutlaqah: prinsipnya dapat berupa tabungan dan

deposito, sehingga ada dua jenis yaitu tabungan mudharabah dan

deposito mudarabah. Tidak ada pembatasan bagi bank untuk

menggunakan dan yang telah terhimpun.

2. Mudharabah muqayyadah: jenis ini adalah simpanan khusus dan

34

Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih Dan Keuangan, (Ed. 2.- Cet, 1.- Jakarta:

PT Rajagrafindo Persada, 2004), h. .87.

Page 44: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

3. Pemilik dapat menerapkan syarat-syarat khusus yang harus dipatuhi

oleh bank, sebagai contoh disyaratkan untuk bisnis tertentu, atau

akad tertentu.

3) Produk jasa

Selain menjalankan fungsinya sebagai penghubung (intermediaries) antara

pihak yang membutuhkan dana (deficit unit) dengan pihak yang kelebihan dana

(surplus unit), bank syariah dapat pula melakukan berbagai pelayanan jasa

perbankan kepada nasabah dengan mendapat imbalan berupa sewa atau

keuntungan. Jasa perbankan tersebut antara lain:

a. Sharf (jual beli valuta asing)

Pada prinsipnya valuta asing sejalan dengan prinsip sharf. Jual beli

mata uang yang tidak sejenis, penyerahanya harus dilakukan pada waktu

yang sama (spot). Bank mengambil keuntungan dari jual beli valuta asing

ini.

b. Ijarah (sewa)

Jenis kegiatan ijarah antara lain penyewaan kotak simpanan (safe

deposite box) dan jasa tata laksana administrasi dokumen (custodian).

Bank mendapat imbalan sewa dari jasa tersebut.

Dari uraian di atas, dapat di pahami bahwa bank syariah khususnya di

Indonesia masih dalam proses perkembangan. Beberapa hal mendasar dari

perkembangan tersebut adalah dukungan berupa perangkat-perangkat

hukum yang telah di tetapkan oleh pemerintah sebagai patokan dalam

Page 45: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

operasional perbankan syariah. Selain itu, warga Negara Indonesia yang

mayoritas pendukungnya beragama Islam menjadi peluang yang besar bagi

perkembangan perbankan syariah di Indonesia.

Berdasarkan prinsip (hukum) yang dianut oleh sistem perbankan

syariah, antara lain.

a. Pembayaran terhadap pinjaman dengan nilai yang berbeda dari nilai

pinjaman dengan nilai yang ditentukan sebelumnya jelas tidak

diperbolehkan.

b. Pemberi dana harus turut berbagai keuntangan dan hasil usaha institusi yang

meminjam dana.

c. Islam tidak memperbolehkan menghasilkan uang dari uang. Uang hanya

merupakan media pertukaran dan bukan komoditas, karena tidak memiliki

nilai intrinsic.

d. Unsur gharar (ketidak pastian/spekulasi) tidak diperkenankan. Kedua belah

pihak harus mengetahui dengan baik hasil yang akan mereka peroleh dari

sebuah transaksi.

e. Investasi hanya boleh diberikan pada usaha-usaha yang tidak diharamkan

dalam Islam. Usaha minuman keras, misalnya tidak boleh didanai oleh

perbankan Syariah.

Page 46: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

7. Produk jasa Bank Syariah

Beberapa produk jasa yang disediakan oleh bank berbasis syariah

antara lain35

:

a. Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh Nasabah kepada Bank

Syariah dan/atau UUS berdasarkan akad wadi’ah atau akad lain yang tidak

bertentangan dengan prinsip Syariah dalam bentuk Giro, Tabungan, atau

bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

b. Tabungan adalah simpanan berdasarkan Akad mudharabah atau Akad lain

yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya

dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu yang disepakati,

tetapi tidak dapat di tarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya

yang di persamakan dengan itu.

c. Deposito adalah investasi dana berdasarkan Akad mudharabah atau Akad

lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah yang penarikannya

hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan Akad antara

Nasabah Penyimpan dan Bank Syariah dan/atau UUS.

d. Giro adalah simpanan berdasarkan Akad wadi’ah atau Akad lain yang

tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya dapat

dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet, giro, sarana

perintah pembayaran lainnya, atau dengan perintah pemindahbukuan.

e. Investasi adalah dana yang dipercayakan oleh Nasabah kepada Bank

syariah dan/atau UUS berdasarkan Akad mudharabah atau Akad lain yang

35

KH. Drs.Hafidz Abdurrahman, MA.,Rapor Merah Bank Syariah Kritik atas fatwa

produk perbankan syariah (cet.4 : edisi I ; Bogor, Al Azhar Press, 2016), h. 22-24.

Page 47: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah dalam bentuk Deposito,

Tabungan,atau bentuk lainnya yang di persamakan dengan itu.

f. Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang di persamakan

dengan itu berupa:

Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah;

1) Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik;

2) Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan

istishna ;

3) Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh,; dan

4) Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi

multijasa; berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank

Syariah dan/ atau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang di

biayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut

setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan,

atau bagi hasil.

g. Agunan adalah jaminan tambahan, baik berupa benda bergerak maupun

benta tidak bergerak yang di serahkan oleh pemilik Agunan kepada Bank

Syariah dan /atau UUS guna menjamin pelunasan kewajiban Nasabah

penerima Fasilitas.

h. Penitipan adalah penyimpanan harta berdasarkan Akad dan Bank Umum

Syariah atau UUS dan penitip, dengan ketentuan Bank Umum Syariah atau

UUS yang bersangkutan tidak mempunyai hak kepemilikan atas harta

tersebut.

Page 48: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

8. Kegiatan Perbankan Syariah

Kegiatan perbankan syariah, dalam UU no 21/2008 telah diatur sesuai

dengan klasifikasi masing-masing jenis bank, yaitu sebagai berikut36

:

a. Kegiatan usaha Bank Umum Syariah meliputi:

1) Menghimpun dana dalam bentuk simpanan berupa giro, Tabungan, atau

bentuk lainnya yang di persamakan dengan itu berdasarkan Akad lain

yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;

2) Menghimpun dana dalam bentuk investasi berupa Deposito, Tabungan,

atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad

mudharabah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip

syariah;

3) Menyalurkan pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad mudharabah,

Akad musyarakah, atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan

prinsip syariah;

4) Menyalurkan pembiayaan berdasarkan Akad mudharabah, Akad salam,

Akad istishna’, atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip

syariah;

5) Menyalurkan pembiayaan berdasarkan Akad qardh, atau Akad lain yang

tidak bertentangan dengan prinsip syariah;

6) Menyalurkan pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak

bergerak kepada nasabah berdasrkan Akad ijarah dan/atau sewa beli

36

KH. Drs.Hafidz Abdurrahman, MA.,Rapor Merah Bank Syariah Kritik atas fatwa

produk perbankan syariah (cet.4 : edisi I ; Bogor, Al Azhar Press, 2016), h. 24-28.

Page 49: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

dalam bentuk ijarah nuntahiya bittamlik atau Akad lain yang

bertentangan dengan prinsip syariah;

7) Melakukan pengambilalihan uang berdasarkan Akad hawalah atau Akad

lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah;

8) Melakukan usaha kartu debit dan/atau katu pembiayaan berdasarkan

prinsip syariah;

9) Membeli, menjual, atau menjamin atas resiko sendiri surat berharga

pihak ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata berdasarkan

prinsip syariah, antara lain, seperti Akad ijarah, musyarakah,

mudharabah, murabahah, kafalah, atau hawalah;

10) Membeli dan menjual surat berharga berdasarkan prinsip syariah yang

diterbitkan oleh pemerintah dan /atau Bank Indonesia;

11) Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan

perhitungan dengan pihak ketiga atau antar pihak ketiga berdasarkan

prinsip syariah;

12) Melakukan penitipan atau kepentingan pihak lain berdasarkan suatu

Akad yang berdasarkan prinsip syariah;

13) Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga

berdasarkan prinsip syariah;

14) Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk

kepentingan Nasabah berdasarkan prinsip syariah;

15) Melakukan fungsi sebagai Wali Amanat berdasarkan Akad waqalah;

Page 50: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

16) Memberikan fasilitas letter of credit atau bank garansi berdasarkan

prinsip syariah;

17) Melakukan kegiatan lain yang lazim di lakukan di bidang perbankan di

bidang sosial sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

b. Kegiatan usaha UUS meliputi:

1. Menghimpun dana dalam bentuk simpanan berupa Giro, Tabungan,

atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad

waqalah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip

syariah;

2. Menghimpun dana dalam bentuk Investasi berupa Deposito, Tabungan,

atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad

mudahrabah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip

syariah;

3. Menyalurkan pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad mudharabah

Akad musyarakah, atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan

prinsip syariah;

4. Menyalurkan pembiayaan berdasarkan Akad murabahah, Akad salam,

Akad istishna’, atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip

syariah;

5. Menyalurkan pembiayaan berdasarkan Akad qardh atau Akad lain yang

tidak bertentangan dengan prinsip syariah;

Page 51: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

6. Menyalurkan pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak

bergerak kepada Nasabah berdasarkan Akad ijarah dan/atau sewa beli

dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik atau Akad lain yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah;

7. Melakukan pengambilalihan utang berdasarkan Akad hawalah atau

Akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah;

8. Melakukan usaha kartu debit dan/atau kartu pembiayaan berdasarkan

prinsip syariah;

9. Membeli dan menjual surat berharga pihak ketiga yang diterbitkan atas

dasar transaksi nyata berdasarkan prinsip Syariah, antara lain, seperti

Akad ijarah, musyarakah, mudharabah, murabahah, kafalah, atau

hawalah;

10. Membeli surat berharga berdasarkan prinsip syariah yang di terbitkan

oleh pemerintah dan/atau Bank Indonesia;

11. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan

perhitungan dengan pihak ketiga atau antarpihak ketiga berdasarkan

prinsip syariah;

12. Meneydiakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga

berdasarkan prinsip syariah;

13. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk

kepentingan Nasabah berdasarkan prinsip syariah;

14. Memberikan fasilitas letter of credit atau bank garansi berdasarkan

prinsip syariah ; dan

Page 52: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

15. Melakukan kegiatan yang lazim dilakukan di bidang perbankan dan di

bidang sosial sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Selain melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud di atas, Bank

Umum Syariah dapat pula37

:

a. Melakukan kegiatan valuta asing berdasarkan prinsip syariah;

b. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada Bank Umum Syariah atau

lembaga keuangan yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip

syariah;

c. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi

akibat kegagalan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, dengan

syarat harus menarik kembali penyertaan;

d. Bertindak sebagai pendiri dan pengurus dana pensiun berdasarkan

prinsip syariah;

e. Melakukan kegiatan dalam pasar modal sepanjang tidak bertentangan

dengan prinsip syariah, dan ketentuan peraturan perundang-undangan

dibidang pasar modal;

f. Menyelenggarakan kegiatan atau produk bank yang berdasarkan prinsip

syariah dengan menggunakan sarana elektronik;

g. Menerbitkan, menawarkan, dan memperdagangkan surat berharga

jangka pendek berdasarkan prinsip syariah, baik secara langsung

maupun tidak langsung melalui pasar uang;

37

KH. Drs.Hafidz Abdurrahman, MA.,Rapor Merah Bank Syariah Kritik atas fatwa

produk perbankan syariah (cet.4 : edisi I ; Bogor, Al Azhar Press, 2016), h. 29-30.

Page 53: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

h. Menerbitkan, menawarkan, dan memperdagangkan surat berharga

jangka panjang berdasarkan prinsip syariah, baik secara langsung

maupun tidak langsung melalui pasar modal; dan

i. Menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha Bank Umum

Syariah lainnya yang berdasarkan prinsip syariah.

Selain melakukan kegitan usaha sebagaimana di maksud UUS dapat pula38

:

1) Melakukan kegiatan valuta asing berdasarkan prinsip syariah;

2) Melakukan kegiatan dalam pasar modal sepanjang tidak bertentangan

dengan prinsip syariah dan ketentuan peraturan perundang-undangan di

bidang pasar modal;

3) Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat

kegagalan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, dengan syarat harus

menarik kembali penyertaannya;

4) Menyelenggarakan kegiatan atau produk bank yang berdasarkan prinsip

syariah dengan menggunakan sarana elektronik;

5) Menerbitkan, menawarkan, dan memperdagangkan surat berharga jangka

pendek berdasarkan prinsip syariah baik secara langsung maupun tidak

langsung melalui pasar uang; dan

6) Menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha Bank Umum Syariah

lainnya yang berdasarkan prinsip syariah.

c. Kegiatan usaha Bank Pembiayaan Rakyat Syariah meliputi:

38

KH. Drs.Hafidz Abdurrahman, MA.,Rapor Merah Bank Syariah Kritik atas fatwa

produk perbankan syariah (cet.4 : edisi I ; Bogor, Al Azhar Press, 2016), h. 30.

Page 54: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk:

a. simpanan berupa Tabungan atau yang dipersamakan dengan itu

berdasarkan Akad wadiah atau Akad lain yang tidak bertentangan

dengan prinsip syariah; dan

b. Invensi berupa Deposito atau Tabungan atau bentuk lainnya yang

dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad mudharabah atau Akad

lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah39

;

2. Menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk:

a. Pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad mudharabah atau

musyarakah;

b. Pembiayaan berdasarkan Akad mudharabah, salam, atau istishna;

c. Pembiayaan berdasarkan Akad qardh;

d. Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada

Nasabah berdasarkan Akad ijarah atau sewa beli dalam bentuk

ijarah muntahiya bittamlik; dan

e. Pengambilalihan utang berdasarkan Akad hawalah;

3. Menempatkan dana pada Bank Syariah lain dalam bentuk titipan

berdasarkan Akad wadi’ah atau Investasi berdasarkan Akad

mudharabah dan/atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan

prinsip syariah;

39

KH. Drs.Hafidz Abdurrahman, MA.,Rapor Merah Bank Syariah Kritik atas fatwa

produk perbankan syariah (cet.4 : edisi I ; Bogor, Al Azhar Press, 2016), h.31.

Page 55: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

4. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan Nasabah melalui rekening

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang ada di Bank Umum Syariah,

Bank Umum Konvensional, dan UUS; dan

5. Menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha Bank Syariah

lainnya yang sesuai dengan prinsip Syariah berdasarkan persetujuan

Bank Indonesia.

Bank Islam atau yang lebih di kenal dengan Bank Syariah adalah bank

yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga, Bank Islam atau juga

dapat di sebut dengan bank tanpa bunga, adalah lembaga keuangan atau

perbankan yang operasional dan produknya di kembangkan berlandaskan pada

Al-Qur’an dan Hadis Nabi Saw. Dengan kata lain, Bank Islam adalah lembaga

keuangan yang usaha pokoknya memberi pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam

lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiaannya di sesuaikan

dengan prinsip syariat Islam.

Bank syariah merupakan bank yang secara operasional berbeda dengan

bank konvensional. Salah satu ciri khas syariah yaitu tidak menerima atau

membebani bunga kepada nasabah, akan tetapi menerima atau membebankan bagi

hasil atau imbalan lain sesuai dengan akad-akad yang telah di sepakati. Konsep

dasar bank Syariah di dasarkan pada Al-Qur’an dan Hadis. Semua produk dan

jasa yang di tawarkan tidak boleh bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadis Nabi

Muhammad SAW.

Bank syariah merupakan bank yang kegiatannya mengacu pada hukum

Islam, dan dalam kegiatannya tidak membebankan bunga maupun tidak

Page 56: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

membayar bunga kepada nasabah. Imbalan yang di terima oleh bank syariah

maupun yang di bayarkan kepada nasabah tergantung dari akad dan perjanjian

antara nasabah dan bank. Perjanjian (akad) yang terdapat di perbankan syariah

harus tunduk pada syarat dan rukun akad sebagaimana dalam syariat Islam.

Undang-undang Perbankan Syariah NO. 21 Tahun 2008 menyatakan

bahwa perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank

syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan kegiatan usaha, serta cara

proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Bank syariah adalah bank yang

menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya

terdiri atas bank umum syariah (BUS), unit usaha syariah (UUS), dan bank

pembiayaan rakyat syariah (BPRS).40

Menurut Metwally dalam Martina bahwa bank syariah sendiri bertujuan

untuk mendorong dan mempercepart kemajuan ekonomi suatu masyarakat dengan

melaksanakan semua kegiatan perbankan, finansial, komersial, dan investasi

sesuai sistem dengan prinsip prinsip syariah.41

9. Ekonomi Masyarakat

Sebelum melangakah lebih jauh penulis akan menjelaskan apa itu

ekonomi, Ekonomi adalah pilihan ilmu-ilmu yang menjelaskan pilihan yang kita

buat dan bagai mana pilihan-pilihan dapat merubah untuk mengatasi kelangkaan.

Istilan ekonomi itu lahir di yunani (Greek), dan dengan sendirinya istilah

ekonomi itupun berasal dari kata-kata bahasa Yunani pula. Asal katanya adalah

40

Undang-Undang Syariah no. 21 tahun 2008

41 Martina. Manajemen Aset dan Liabilitas Bank Syariah. Watampone: STAIN

Watampone, 2017.

Page 57: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

Oikos Nomos. Orang-orang barat menerjemahkan dengan Management of

housebold or estate (tata laksana rumah tangga atau pemilikan).42

a. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi berkelanjutan merupakan kondisi

utama atau suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan

peningkatan kesetaraan.Karena jumlah penduduk bertambah setiap tahun

yang dengan sendirinya kebutuhan konsumsi sehari-hari juga bertambah

setiap tahun, maka dibutuhkan pendapatan setiap tahun.

Selain dari sisi permintaan (komsumsi), dari sisi penawaran,

pertumbuhan penduduk juga membutuhkan pertumbuhan kesempatan

kerja (sumber pendapatan). Pertumbuhan ekonomi tanpa di barengi dengan

penambahan kesempatan kerja akan mengakibatkan ketimpangan dalam

pembagian dari penambahan pendapatan akan menciptakan kondisi

pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan kemiskinan.

b. Sumber-sumber pertumbuhan ekonomi

Pertumbuhan ekonomi bisa bersumber dari pertumbuhan pada sisi

permintaan agregad (AD) atau sisi penawaran agregad (AS),

perekonomian Indonesia secara mengejutkan berhasil pulih dengan cepat

dari kekacauan yang terjadi pada paruh pertama DKD 1960an, yaitu

mencapai pertumbuhan dua digit untuk pertama kalinya pada tahun 1968.

Sejak saat itu, pertumbuhan ekonomi yang cepat, paling sedikit 5% per

tahun, tetap dipertahankan hingga tahun 1982, yaitu ketika melemahnya

42Dr. tulus t.h tambunan, Perekonomian Indonesia, (Perbis Ghalia Imdonesia)

September 2003, h 39-140.

Page 58: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

pasar minyak bumi dunia menyebabkan pertumbuhan ekonomi menurun

derastis. Di akhir dekade tersebut perekonomian Indonesia telah pulih

kembali dan tingkat pertumbuhan sebesar 6-7 persen kembali berhasil

dicapai, tidak terlalu jauh bedanya di bandingkan pertumbuhan yang tinggi

pada periode kejayaan minnyak bumi.43

c. Teori pertumbuhan ekonomi daerah

1) Teori basis ekonomi

Teori basis ekonomi ini menyatakan bahwa faktor penentu utama

pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan

permintaan akan barang dan jasa dari luar daerah. Proses produksi di

sektor atau industri di suatu daera yang menggunakan sumber daya

produksi (SPD) lokal, termasuk L dan bahan baku output-nya diekspor

akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi, peningkatan pendapatan

perkapita dan penciptaan peluang kerja di daerah tersebut.

2) Teori lokasi

Teori lokasi biasanya juga digunakan untuk penentuan atau

pengembangan kawasan industri di suatu daerah.Inti pemikiran dari teori

ini didasarkan pada sifat rasional pengusaha perusahaan yang cenderung

mencari keuntungan setinggi mungkin dengan biaya yang serendah

mungkin.44

Olehnya itu pengusaha akan memilih lokasi usaha yang

43

Hilil,Hal. Ekonomi Indonesia,(-Ed.2,Cet 2.-) Jakarta; Pt Rajagrafindo Persada,

2002.h.17.

44

Tulus T.H Tambunan, Perekonomian Indonesia, (Perbit Ghalia Indonesia). September

2003 h 39-182.

Page 59: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

memaksimalkan keuntungan dan meminimalisasi biaya usaha/

produksinya, yakni lokasi yang lebih dekat dengan tempat bahan baku dan

pasat.

3) Teori daya tarik industri

Dalam pembangunan ekonomi daerah di Indonesia sering

dipertanyakan, jenis-jenis industri.Pada sejumlah faktor pembangunan

industri di suatu daerah, yang terdiri dari berapa faktor-faktor daya tarik

dan faktor-faktor daya saing daerah.

10. Ciri-Ciri Pengembangan Ekonomi Masyarakat

Ciri-ciri pengembangan ekonomi masyarakat menurut Elly Irawan adalah

sebagai berikut:

Mempunyai tujuan yang hendak dicapai

a) Mempunyai wadah yang terorganisir

b) Aktivitas yang di lakukan terencana, berlanjut, serta harus sesuai dengan

kebutuhan dan sumber daya setempat

c) Ada tindakan bersama dan keterpaduan dari berbagai aspek yang terkait

d) Ada perubahan sikap pada masyarakat sasaran selama tahap pembangunan

atau pemberdayaan.

e) Menekankan pada sikap partisipasi masyarakat dalam ekonomi terutama

dalam wirausaha.

Page 60: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

f) Ada keharusan membantu lapisan masyarakat, khususnya masyarakat

lapisan bahwa, jika tidak maka solidaritas dan kerja sama sulit tercapai.45

11. Bentuk-Bentuk Pengembangan Ekonomi Masyarakat

Bentuk-bentuk pengembangan masyarakat setidaknya menyangkuttiga

bidang pengembangan yaitu:

a) Pengembangan asset manusia ( human asset)

Pengembangan ini berkaitan erat dengan pengembangan kualitas

sumber daya manusia (SDM). Menurut Michael Sheraden, human asset ini

termasuk dalam golongan asset yang tidak nyata. Human asset secara

umum meliputi intelegensi, latar belakan pendidikan, pengetahuan, ide dan

lain sebagainya.

Dalam teori sumber daya manusia, peningkatan SDM dipandang

sebagai kunci keberhasilan pembangunan ekonomi dan kesetabilan sosial.

Perbaikan mutu sumber daya manusia (SDM) akan meningkatkan inisiatif

dan sikap-sikap kewiraswastaan yang pada akhirnya membutuhkan

investasi dan lapangan kerja yang baru. Investasi tidak hanya diarahkan

pada peningkatan Phsical Capital Stock tetapi juga di arahkan pada

Human Capital Stock .Modal dalam Teori Sumber Daya Manusia (SDM)

bukan dipandang sebagai syarat utama untuk menciptakan pertumbuhan.

45

Alvi shidqi. Peran Bank Syariah Mandiri Bagi Pengembangan Ekonomi Masyarakat

Di Bukittinggi, (Jakarta;2008).

Page 61: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

Usaha- usaha untuk meningkatkan human asset biasanya dilakukan

dalam berbagai program yang bersifat kualitatif seperti:

1. Program Pelatihan dan keterampilan dalam bentuk kursus-kursus.

2. Program Penyuluhan dan kesemuanya bertujuan untuk menambah dan

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang pada akhirnya

menghasilkan output peningkatan kualitas sumber daya manusia

(SDM).

b) Pengembangan Aset Modal (Financial Asset)

Pengembangan meliputi modal produksi yang terdiri dari tanah, bangunan,

mesin produksi dan alat-alat/komponen produksi nyata lainnya. Salah satu

masalah klasik yang di hadapi para pelaku perekonomian kecil baik yang

bergerak dalam bidang produksi, distribusi, perdagangan, maupun jasa adalah

sulitnya mendapatkan modal khususnya kredit usaha. Ketidak mampuan dan

ketidak siapan mereka dalam memenuhi setiap syarat yang di ajukan oleh

lembaga formal seperti bank menjadikan sulitnya usaha terealisasikan. Para

perusahaan kecil pada umumnya tidak memiliki aset yang cukup untuk

dijaminkan kepada bank. permasalahan tersebut sebenarnya dapat dipecahkan

dengan cara pengusaha tersebut bergabung dengan sebuah organisasi, wadah

usaha dengan bersama dalam pembiayaan dimana dana tersebut dihasilkan

dari modal bersama. Wadah tersebut dapat berupa koperasi simpan pinjam,

Kelompok keswadayaan Masyarakat (SDM), Kelompok Usaha Bersama

(KUBE), dan lain sebagainya. Dengan adanya lembaga keuangan yang

dibangun secara bersama tersebut diharapkan permasalahan pendanaan usaha

Page 62: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

akan dapat teratasi, menghindarkan pinjaman dari rentenir yang pada

akhirnya turut adil dalam ketidak berkembangannya aset.

Keberadaan lembaga keuangan yang dibentuk secara bersama ini

diharapkan menjadi kunci bagi permasalahan keterbatasan akses permodalan

yang selanjutnya akan mempengaruhi pada peningkatan produksi baik secara

kualitatif maupun secara kuantitatif dapat dilihat dari berbagai indicator,

antara lain bertambahnya asset produksi, pendapatan dan kesejatraan secara

umum.

c) Pengembangan Aset Sosial (Sosial Aset)

Aset sosial menurut Michael Sheraden meliputi keluarga, teman, koneksi,

atau jaringan sosial dalam bentuk dukungan material, dukungan emosional

informasi, dan akses lebih mudah pada pekerjaan, kredit, bantuan-bantuan,

dan tipe asset lainnya.Modal sosial ini menurut Mark Gronovetler dan James

Coleman secara potensial sangat penting dalam menciptakan aktifitas sosial

dan ekonomi individu masyarakat.

Aset sosial menurut Edi Soeharto berkontribusi bagi kehidupan , terbuka

aset sosial berdampak pada peningkatan kesejatraan keluarga/kelompok

masyarakat tertentu. Orang yang terikat dalam menghadapi kesulitan,

kegembiraan, dan lain-lain. Oleh karena itu, suatukomunitas yang mewarisi

berbagai jaringan dan perkumpulan biasanya lebih baik dalam mengantaskan

kemiskinan, kerentanan, memecahkan masalah/perselisihan, dan mengambil

manfaat dari peluang-peluang baru.

Page 63: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

d. Kerangka pikir

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini seperti yang diungkapkan

pada latar belakang penelitian berkaitan dengan peran perbankan syariah dalam

meningkatkan perekonomian masyarakat. Kerangka pikir di bawah ini

memberikan gambaran alur penelitian tentang pemahaman masyarakat mengenai

bank syariah dalam meningkatkan perekonomian masyarakat (Studi Kasus

kelurahan Balandai Kota Palopo). Berdasarkan uraian tersebut maka kerangka

pikir dalam penelitian ini di gambarkan seperti di bawah ini:

Gambar 2.1. Kerangka Pikir

Pemahaman Tentang Bank Syariah

Masyarakat Kelurahan Balandai

Bank Syariah

Perekonomian Masyarakat

Kelurahan Balandai Kota Palopo

Page 64: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif yang bersifat

analisis deskripsi yaitu pengumpulan, menyusun data mendeskripsikan berbagai

dokumen data informasi yang aktual. Sehingga peneliti dapat menarik kesimpulan

pada penelitian ini.

Adapun pendekatan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan sosiologis, dimaksudkan untuk menyelidiki apakah konsep yang di

berikan sesuai dengan kondisi objektif masyarakat atau ada alternatif lain kearah

perubahan masyarakat, pendekatan ini dipergunakan untuk menjelaskan dinamika

masyarakat dalam merespon keberadaan perbankan dan sisteme konomi Islam.46

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti melakukan kegiatan

penelitian untuk memperoleh data-data yang di perlukan. Lokasi penelitian ini

dilakukan di Kelurahan Balandai Kota Palopo, Provinsi Sulawesi Selatan. Karena

peneliti menemukan masalah terkait pemahaman tentang bank syariah. Selain itu,

lokasi penelitian juga mudah dijangkau.

46

Muhammad Fajar, PersepsiMasyarakatKecamatanTomoniTentangProduk Tabungan

BNI SyariahKCPTomoni (Skiripsi IAIN Palopo, 2016). h. 33.

Page 65: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

C. Informan Penelitian

Informan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Pemerintah Kelurahan Balandai

2. Masyarakat Kelurahan Balandai

3. Pelaku Usaha Masyarakat Kelurahan Balandai

D. Jenis Dan Sumber Data

Adapun jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Data primer adalah data yang diperoleh melalui hasil penelitian langsung

terhadap objek yang diteliti. Data tersebut diperoleh melalui observasi dari

hasil wawancara langsung terhadap informan penelitian.

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak lansung

diperoleh peneliti dari subjek penelitiannya. Data sekunder biasanya

berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia serta

informasi lainnya yang ada kaitannya dengan bank syariah dan ekonomi

masyarakat.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dimaksudkan untuk

memperoleh data yang relevan dan akurat dengan masalah yang dibahas.47

Metode pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut:

1. Observasi (pengamatan)

47

CholidNurbokodan H, Abu Achmadi, Metode Penelitian (Cet 12), (Jakarta, PT

BumuAksara, 2012).h 70.

Page 66: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

Pengamatan adalah alat yang pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang di

selediki. Metode ini dipergunakan sebagai salah satu cara dalam pengumpulan

data berdasarkan pengamatan secara langsung pada objek penelitian

2. Wawancara (interview)

Wawancara (interview), yaitu pengambilan data dengan cara

melakukan percakapan antara narasumber dan wawancara. Tujuan dari

wawancara adalah untuk mengetahui bagaimana eksistensi perbankan syariah

dalam pembangunan ekonomi.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data-data mengenai hal-hal atau variabel

yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, agenda dan

sebagainya.48

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dokumentasi

sebagai sarana untuk mendapatkan data tentang eksistensi perbankan syariah

dalam pembangunan ekonomi.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik pengolahan data

Setelah data terkumpul, selanjutnya adalah pengelohan data dengan

menggunakan metode kualitatif yaitu metode pengolahan data yang digunakan

terhadap data berupa uraian melalui hasil observasi, wawancara dan

dokumentasi

48

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R.D (Cet 18, Bandung Alfabeta,

2013), h. 143.

Page 67: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

2. Analisis data

Untuk menganalisis data, digunakan metode analisis secara deskriptif

yaitu dengan cara mengumpulkan data yang diperoleh melalui hasil

wawancara, catatan lapangan, dan observasi kemudian data tersebut di

paparkan, di bahas dan di simpulkan.

Data yang telah di oleh secara kualitatif deskriptif dengan

menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:

a) Induktif, yaitu suatu metode yang titik tolak pada uraian yang bersifat

khusus kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat umum.

b) Deduktif, salah satu metode yang berangkat dari uraian yang bersifat

umum kemudian menarik kesimpulan yang bersifat khusus.

c) Tehnik komparatif, yaitu tehnik analisis perbandingan dari data dan

fakta dari ke dua tehnik tersebut di atas.

Page 68: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Objek Penelitian

Kota Palopo secara geografis terletak antara 2º53’15” - 3º04’08” Lintang

selatan dan 120º03’10” - 120º14’34” Bujur timur. Kota palopo yang merupakan

daerah otonomi kedua terakhir dari empat daerah otonom di Tanah Luwu, dimana

disebelah utara berbantasan dengan kecamatan Walenrang Kabupaten Luwu,

disebelah timur dengan Teluk Bone, di sebelah selatan berbatasan dengan

Kecamatan Bua Kabupaten Luwu sedangkan di sebelah barat dengan Kecamatan

Tondon Nanggala Kabupaten Tana Toraja. Posisi strategis ini memberikan

keuntungan sekaligus memberikan kerugian secara ekonomis karena menerima

beban dari arus lalulintas yang ada.49

Luas wilayah administrasi Kota Palopo sekitar 247,52 kilometer persegi

atau sama dengan 0,39 persen dari luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Secara

administratif, Kota Palopo terbagi menjadi 9 Kecamatan dan 48 Kelurahan.

Sebagian besar wilayah Kota Palopo merupakan data rendah, sesuai dengan

keberadaannya sebagai daerah yang terletak di pesisir pantai. Dari luas Kota

49Badan Pusat Statistik, Refleksi 10 tahun Kota Palopo 2012

Page 69: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

Palopo sekitar 62,00 persen dari dataran rendah dengan ketinggian 0-500 meter

dari permukaan laut, 24,00 persenter letak pada ketinggian 501-1000 meter dan

sekitar 14,00 persen terletak di atas ketinggian lebih dari 1000 meter.50

a. Status Kelurahan

Dimekarkan pada bulan Mei tahun 2006 dengan nama Balandai

Kecamatan Bara Kota Palopo, status tanah hak milik dan sudah merupakan

bangunan sendiri.

b. Letak Geografis

1) Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Temmalebba kecamatan

Bara.

2) Sebelah timur berbatasan dengan Teluk Bone.

3) Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Salubulo Kecamatan

Wara Utara.

4) Sebelah barat berbatasan dengan kelurahan Battang kecamatan

Warabarat.

c. Keadaan Wilayah dan Penduduk

Balandai memiliki luas Wilayah 5,6 km² terdiri dari daratan, pegunungan

dan pantai. Kelurahan balandai memiliki 4 RW dan 17 RT. Keadaan

50

Badan Pusat Statistik, Kota Palopo Dalam Angka 2016, h. 35-42

Page 70: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

penduduk ± 5.970 jiwa, ±1.388 kk, jumlah laki-laki sebanyak 2.914 jiwa

dan perempuan 3.056 jiwa. Jarak dari ibu kota kab/kota ±4 km. jarak dari

ibu kota provinsi ±368 km..

d. Visi Misi Balandai

1) Visi

“terwujudnya pelayanan prima menuju masyarakat sejahtrera dan

damai”

2) Misi

a. Mengembangkan kualitas SDM seputar dalam upaya memberikan

pelayanan yang memuaskan masyarakat.

b. Menciptakan kondisi yang aman dan kondusif untuk mendukung

aktivitas perekonomian masyarakat.

c. Membangun kesadaran beragama dan partisipasi masyarakat dalam

pembagunan.

d. Mengedepankan norma dan budaya lokal dalam penyelenggaraan

pemerintah kecamatan.

e. Mengoptimalkan kegiatan pemberdayaan dan pengayoman kepada

masyarakat serta mempertahankan budaya gotong royong.

Page 71: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

2. Hasil Temuan Lapangan

a. Pemahaman Masyarakat Tentang Bank Syariah Di Kelurahan Balandai

Kota Palopo.

Perkembangan lembaga keungan syariah di Kota Palopo semakin meningkat.

Hal tersebut ditandai dengan meningkatnya jumlah bank syariah yang ada di Kota

Palopo. Diantaranya yaitu Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank

Rakyat Syariah (BRIS), BNI Syariah dan lain sebagainya. Kehadiran Bank syariah di

Kota Palopo merupakan salah satu kebutuhan masyarakat Kota Palopo yang

mayoritas beragama Islam. Kelurahan balandai sebagai salah satu daerah yang

mayoritas jumlah penduduknya beragama Islam semakin menyadari bahwa bank

syariah merupakan solusi terhadap riba. Hal tersebut juga disadari salah satu

masyarakat kelurahan Balandai yang mengatakan bahwa:

“saya sudah tahu tentang bank syariah dari dulu. Saya sudah pernah pake

bank syariah karena saya tahu bank syariah tidak pake bunga atau riba“51

Dari wawancara dilakukan dengan salah satu masyarakat Balandai, dapat

diketahui bahwa bank syariah telah diketahui di keluarhan Balandai. Salah satu unsur

penting yang dapat mendukung eksistensi Bank Syariah di Kelurahan Balandai yaitu

melalui sosialisasi di tengah-tengah masyarakat. Karena berdasarkan hasil

wawancara dengan berbagai kalangan masyarakat di Kelurahan Balandai ada yang

51

Syarifuddin Wahab, Masyarakat Balandai , Wawancara dilakukan pada tanggal 26 Juni

2019.

Page 72: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

telah mengetahui tentang bank syariah namun ada pula yang sama sekali tidak

mengetahui tentang bank syariah. Hal tersebut sesuai dengan ungkapan yang

disampaikan oleh Iqbal Hasyim selaku ketua RT yang mengatakan bahwa:

“saya rasa masyarakat Balandai banyak yang tidak tahu tentang bank syariah.

Saya pernah dengar bank syariah tapi saya tidak tahu banyak tentang itu. Bank

syariah juga tidak pernah melakukan sosialisasi di daerah kami”52

Seperti yang di ungkapkan oleh ketua RT 03 Kelurahan Balandai bahwa bank

syariah tidak pernah melakukan sosialisasi di masyarakat Balandai Kota Palopo.

Mereka hanya mengetahui tentang bank syariah melalui perbincangan orang lain.

Dari hal tersebut dapat dipahami bahwa eksistensi bank syariah di kelurahan

Balandai belum diketahui secara merata oleh masyarakat kelurahan Balandai.

Sebagian dari masyarakat hanya mengenal bank syariah tetapi tidak memahami

konsep dan sistem pelaksanaan bank syariah. Sehingga, minat menggunakan jasa

bank syariah di kelurahan Balandai Kota Palopo sangat rendah. Hal ini sejalan

dengan ungkapan yang disampaikan oleh Yuliana, ia menegaskan:

“selama ini saya menabung di bank ji. Tidak ku tahu ada pale namanya bank

syariah sama bank konvensional. Yang ku tahu bank ji tempatnya menabung

sama pinjam uang”53

52

Iqbal Hasyim. Ketua RT 3 Balandai Kota Palopo. Wawancara. Dilakukan pada tanggal 27

Juni 2019

53Yuliana, Pelaku Usaha. Wawancara di lakukan pada tanggal 27 Juni 2019

Page 73: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

eksistensi bank syariah yang ada di kota palopo belum bias dikatakan sudah

sepenuhnya baik karena sebagian besar masyarakat Kota Palopo khususnya

Kelurahan Balandai belum mengetahui kehadiran bank syariah. Salah satu faktor

penyebabnya yaitu kurang maksimalnya pihak bank syariah dalam melakukan

sosialisasi di berbagai kelurahan dan kecamatan yang ada di Kota Palopo.

Sosialisasi pihak Bank Syariah terhadap masyarakat di Kelurahan Balandai

dianggap kurang bahkan masyarakat Kelurahan Balandai tidak pernah mengetahui

hal tersebut. Hal ini dapat dilihat dengan maraknya masyarakat kelurahan Balandai

yang masih-masing dan tidak tahu tentang eksistensi atau keberadaan bank syariah di

Kota Palopo. Hasil wawancara yang dilakukan dengan salah satu masyarakat di

Keluarahan Balandai menjelaskan bahwa :

“saya mengetahui tentang bank syariah melalui dunia pendidikan. Saya

belajar tentang bank syariah di kampus. Tetapi sebelum saya mengambil

jurusan perbankan syariah, saya tidak mengetahui tentang bank syariah.”54

Dari hasil wawancara tersebut diketahui bahwa eksistensi bank syariah di

Kelurahan Balandai sebagian besar hanya diketahui kalangan masyarakat yang

memiliki pendidikan. Bagi masyarakat awam sangat asing dengan istilah bank

syariah yang telah berkembang di Kota Palopo. Pada umumnya, masyarakat

54

Nirwana. Masyarakat. Wawancara dilakukan pada tanggal 28 Juni 2019

Page 74: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

Kelurahan Balandai kurang mengetahui tentang bank syariah karena kurangnya

informasi yang mereka dapatkan. Menngingat, bank lembaga keuangan yang ada di

Kota Palopo semakin banyak sehingga menjadi catatan besar bagi pihak bank syariah

untuk masuk dan hadir di tengah-tengah masyrakat.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh pihak bank syariah di Kota

Palopo agar dikenal dan diketahui oleh masyarakat Kota Palopo pada umumnya dan

masyarakat Balandai pada khususnya yaitu melalui sebuah sosialisasi di berbagai

wilayah yang ada di Kota Palopo. Upaya tersebut dilakukan untuk memperkenalkan

kepada masyarakat terkait sistem, mekanisme, dasar hukum dan sebagainya dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat yang ingin menggunakan jasa bank

syariah.

b. Pemahaman Masyarakat tentang Bank Syariah dalam Meningkatkan

Perekonomian Masyarakat Balandai Kota Palopo

Pengembangan usaha di Kelurahan Balandai memiliki banyak tantangan.

tantangan yang dihadapi seperti kekurangan modal, tenaga kerja yang kurang ahli

atau terampil dan sebagainya. Salah satu faktor pendukung yang dapat membantu

perkembangan usaha masyarakat Kelurahan Balandai yaitu melalui peran dan

kontribusi lembaga keuangan dalam memberikan pinjaman melalui kredit atau

Page 75: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

pembiayaan. Pengembangan usaha bukan saja membutuhkan tenaga kerja yang

terampil, tetapi juga harus dibarengi dengan suplay modal yang memadai.Bank

syariah sebagai salah satu lembaga keuangan yang ada di Kota Palopo diharapkan

dapat memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan usaha masyarakat

Kelurahan Balandai. Salah satu kontribusi yang dapat dilakukan bank syariah yaitu

melalui pemberian pembiayaan kepada masyarakat Kelurahan Balandai yang

membutuhkan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Ira mengatakan bahwa:

“saya lebih suka menggunakan bank konvensianal dari pada bank syariah

dalam menjalankan usahaku. Karena kalau bank syariah lama prosenya baru

kayak na persulitki.“55

Berdasarkan ungkapan tersebut dapat diketahui bahwa salah satu pelaku

usaha yang ada di Kelurahan Balandai cenderung menggunakan bank konvensional

dalam mengembangkan usahanya. Hal tersebut disebabkan karena asumsi

masyarakat bahwa sistem pelayanan yang diterapkan bank syariah membutuhkan

waktu yang cukup lama dibandingkan bank konvensional. Selain itu, pelayanan bank

syariah dianggap berbelit-belit sehingga mempersulit para pelaku usaha. Dengan

adanya asumsi demikian, masyarakat Kelurahan Balandai lebih memilih

55

Ira, Pelaku Usaha. Wawancara dilakukan pada tanggal 29 Juni 2019

Page 76: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

menggunakan jasa bank konvensional dibandingkan bank syariah. Namun, Berbeda

dengan alasan yang dikemukakan oleh Bahar yang mengatakan bahwa:

“saya ada tabungan di bank syariah. Tapi kalau untuk ambil modal saya

pinjam di bank umum bukan bank syariah. Karena dari dulu mika pake bank

umum kalau ambil modal. Kalau bank syariah baru-baru ji saya pake itu pun

saya pake ji menabung”56

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa salah satu

pelaku usaha yang ada di Kelurahan Balandai cenderung menggunakan jasa bank

syariah bukan untuk keperluan usaha melainkan untuk menabung atau menyimpan

dana. Hal ini disebabkan karena kebiasaan mengambil pinjaman modal telah

dilakukan di bank konvensional sejak lama. Sehingga menyebabkan mereka nyaman

dan mudah mengambil kredit di bank konvensional dibandingkan bank syariah. Hal

ini tentunya menjadi tantangan besar bagi bank syariah untuk membuat masyarakat

Kelurahan Balandai mengenal sekaligus nyaman dengan merek bank syariah

mengingat bank konvensional telah meiliki tempat tersendiri di hati masyarakat

Kelurahan Balandai.

Sejauh ini, menurut pelaku usaha yang ada di Kelurahan Balandai, Bank

syariah belum memiliki kepercayaan dari wirausaha yang ada di Kelurahan Balandai.

56

Bahar. Pelaku Usaha. Wawancara dilakukan pada tanggal 29 Juni 2019

Page 77: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

Sehingga menyebabkan mereka masih ragu menggunakan jasa bank syariah dalam

proses pengembangan usaha. Sehingga dengan demikian dapat diketahui bahwa pada

dasarnya, eksistensi bank syariah di kalangan pelaku usaha maupun wirausaha yang

ada di Kelurahan Balandai masih dianggap kurang memberikan kontribusi. Salah

satu penyebabnya yaitu sistem yang ada di bank syariah masih kurang dipahami oleh

masyarakat Kelurahan Balandai. Berkembang atau tidaknya usaha yang ada di

Kelurahan Balandai tidak serta merata di titik pada kontribusi bank syariah,

melainkan juga pada individu atau wirausaha itu sendiri. Dalam melakukan

pengembangan usaha, wirausaha atau pelaku usaha Kelurahan Balandai dituntut juga

melakukan dan mengambil keputusan sendiri terhadap apa yang akan dilakukan

untuk pengembangan usaha, termasuk pengambilan keputusan untuk menggunakan

jasa layanan bank syariah atau jasa bank konvensional.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan bank syariah dalam menindak lanjuti

asumsi masyarakat kelurahan Balandai pada umumnya dan pelaku usaha Kelurahan

Balandai pada khususnya yaitu senantiasa melakukan inovasi terutama inovasi yang

dapat membantu wirausaha ataupun masyarakat dalam meningkatkan perekonomian

inovasi yang dapat dilakukan bank syariah melalui inovasi produk berupa pemberian

modal kepada pelaku usaha atau masyarakat dalam pengembangan usaha. Inovasi

Page 78: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

produk tersebut tentunya memiliki perbedaan dengan produk yang ditawarkan bank

konvensional. Selain inovasi produk, bank syariah juga harus melakukan inovasi

terhadap sistem pelayanan dalam menarik minat masyarakat. inovasi tersebut

diharapkan dapat mengubah pola pikir masyarakat pada umumnya terkait sistem

bank syariah yang terkesan lambat dan mempersulit masyarakat dalam bertransaksi

di bank syariah.

Secara umum, bank syariah telah melaksanakan dan memfasilitasi para pelaku

usaha atau wirausaha. Salah satu diantaranya yaitu memfasilitasi dunia usaha melalui

produk yang ditawarkan. Hal ini dibuktikan dengan hasil temuan yang dilakukan

oleh Budi Gautama Siregar yang mengatakan bahwa dalam upaya pengembangan

wirausaha yang ada, bank syariah menyediakan produk-produk untuk dimanfaatkan

dalam pengembangan usaha.57

Adapun kendala yang dihadapi bank syariah yaitu

masih terdapat beberapa wirausaha yang tidak percaya dengan pelayanan bank

syariah. Kebiasaan demikian hampir ditemukan di beberapa sudut atau wilayah yang

ada di Kota Palopo.

57

Budi Gautama Siregar. Peranan Bank Syariah dalam Pengembangan Kewirausahaan.

Dalam Jurnal At-Tijaroh Volume 1 Nomor 1 Tahun 2015, h. 15

Page 79: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Eksistensi Perbankan Syariah dalam Industri Keuangan Indonesia

Perbankan syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang memiliki

peranan vital dalam perkembangan perekonomian Indoensia. Hal tesrebut dapat

dilihat pada peristiwa krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998.Krisis moneter

yang melanda Indonesia pada saat itu sangat memprihatinkan perekonomian

nasional. Akan tetapi, eksistensi perbankan syariah mampu menjadi penopang

perekonomian nasional. Bank syariah mampu bertahan di tengah pergolakan krisis

perekonomian yang ada. Bank syariah memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan

perekonomian melalui pemberian pembiayaan kepada masyarakat sehingga bank

syariah menjadi mitra dengan masyarakat.58

Bank syariah mampu bertahan dengan kondisi perekonomian yang kurang

stabil disebabkan karena bank syariah bergerak di sectorril atau bergerak dalam

usaha kecil dan menengah sehingga tidak terlalu mempengaruhi kondisi bank syariah

meskipun kondisi ekonomi nasional kurang membaik. Hal tersebut sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Muslimin Kara mengatakan bahwa pembiayaan bank

syariah yang di alokasikan untuk UMKM di Kota Makassar mengalami peningkatan

58

Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (edisi pertama , September 2002), h. 15.

Page 80: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

yang fluktuasi, namun kontirbusi pembiayaan bank syariah belum optimal.59

Dari

hasil tersebut dapat dipahami bahwa kebijakan perbankan syariah dalam hal ini

alokasi pembiayaan sangat mendukung dalam meningkatkan atau mengembangkan

perekonomian yang ada.

Seiring dengan perkembangan zaman, eksistensi perbankan syariah di

Indonesia menjadi lembaga keuangan yang memberikan solusi terhadap

perekonomain nasional. Hal ini tentunya menjadi salah satu indicator keberhasilan

dalam memberikan atau meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Perkembangan

bank syariah di Indonesia sangat signifikan. Kemajuan Bank Syariah di Indonesia

beberapa abad terakhir mengalami perkembangan yang sangat pesat dan

menggembirakan.60

Berdasarkan teori tersebut dapat di pahami bahwa eksistensi

bank syariah di Indonesia pada dasarnya merupakan hal yang sangat

menggembirakan karena mampu mengatasi permasalahan perekonomian bangsa

Indonesia. Sehingga kehadiran bank syariah di tengah-tengah masyarakat sepatutnya

mendapatkan respon yang positif dari berbagai kalangan masyarakat.

59

Muslimin Kara. Kontribusi Pembiayaan Perbankan Syariah terhadap Pengembangan

UMKM di Kota Makassar. Dalam Jurnal Ilmu Syariah dan Hukum Vol 47 Nomor 1 Juni Tahun 2013,

h. 270

60Nurhisam Luqman. Kepatuhan Syariah dalam Industri Keuangan Syariah. Dalam jurnal

HukumIus QUIA Iustum Volume 23 Nomor 1 h. 78

Page 81: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

2. Eksistensi Perbankan Syariah dalam Meningkatkan Perekonomian

Perbankan syariah memiliki peranan penting dalam meningkatkan perekonomian

Indonesia. Salah satu peranan penting bank syariah yaitu pemberian akses lembaga

keuangan kepada seluruh lapisan masyarakat. Layanan bank syariah harus mampu

menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Akseske bank syariah dapat memudahkan

masyarakat dalam menggunakan atau pun memanfaatkan jasa lembaga keuangan

bank untuk melakukan kegiatan perekonomian seperti pemanfaatan pembiayaan

untuk mengelola usaha. Hal tersebut sejalan dengan asumsi yang dikemukakan oleh

Novia Nengsih yang mengatakan bahwa bank syariah mampu mengalokasikan

pembiayaan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengelola

keuangan.61

Peran perbankan syariah dalam perekonomian di Indonesia dianggap belum

signifikan. Hal tersebut di sebabkan karena banyaknya kendala yang di hadapi bank

syariah dalam perkembangannya. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

eksistensi bank syariah di Indonesia yaitu melalui peningkatan market share atau

pangsa pasar bank syariah itu sendiri. Pangsa pasar merupakan suatu indikator yang

61

Novia Nengsih. Peran Perbankan Syariah dalam Mengimplementasikan Keuangan Inklusi

di Indonesia. Dalam jurnal Etikonomi Volume 14 Nomor 2 tahun 2015, h. 228

Page 82: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

menggambarkan kondisi bank syariah di Indonesia. Hal tersebut dapat dilakukan

melalui revitalisasi startegi peningkatan pangsa pasar.62

Berikut ini beberapa solusi atau strategi yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan pangsa pasar bank syariah sehingga mampu memiliki kontribusi

terhadap perekonomian:

a. Sumber Daya Insani

Permasalahan pokok di bank syariah yaitu masalah kualitas sumber daya

insani. Menurut Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia mengatakan bahwa

sekitar 60% sumberdaya insane yang ada di bank syariah berasaldari bank

konvensional.63

Berdasarkan hasil riset tersebut dapat dipahami bahwa salah satu

factor penghambat perkembangan eksistensi bank syariah di Indonesia yaitu kondisi

sumberdaya insani yang dimiliki yang tidak sesuai dengan latar belakang bidangnya.

Sehingga hal demikian sangat berpengaruh terhadap poladan pengelolaan yang di

lakukan. Kondisi sumber daya insan yang dimiliki bank syariah akan memberikan

dampak terhadap mekanisme, sistem dan etos kerja bank syariah.

62

Safaah Restuning. Peran Perbankan Syariah terhadap Pertumbuhan Ekonomi ,Indonesia.

Dalam jurnal Indo Islamika, Volume 4 Nomor 1 Tahun 2014 h. 53

63Said Sa’ad Marathon .Ekonomi Islam di Tengah Krisis Global (Jakarta: Zikrul Hakim,

2004) h. 143

Page 83: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

b. Peraturan

Eksistensi bank syariah di Indonesia padamulanya tidak mendapatkan

perhatian khusus dari pemerintah. Sehingga peraturan bank syariah tidak terlalu di

perhatikan oleh kalangan pemerintah.Namun, eksistensi bank syariah semakin

mendapat perhatian setelah peristiwa krisis moneter tahun 1998 yang mampu

memberikan kontribusi besar terhadap perkonomian. Sehingga seiring dengan

kemajuan, pemerintah mengeluarkan peraturan Undang-undang nomor 21 Tahun

2008 tentang bank syariah. Sehingga dengan di keluarkannya aturan tersebut pangsa

pasar bank syariah semakin meningkat dan seimbang dengan bank konvensional.64

64

NurRianto. Dasar-dasar Ekonomi Islam (Solo: Era Adicitra Intermedia, 2011) h. 314

Page 84: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa pemahaman masyarakat

tentang bank syariah di Kelurahan Balandai Kota Palopo masih kurang

diketahui oleh masyarakat. karena pihak bank syariah kurang melakukan

sosialisasi sehingga masyarakat kurang tahu dan paham tentang eksistensi

Bank Syariah yang ada di Kota Palopo.

2. Bank Syariah di kalangan pelaku usaha maupun wirausaha yang ada di

Kelurahan Balandai kurang memberikan kontribusi terhadap perekonomian

masyarakat Kelurahan Balandai. Pelaku usaha cenderung menggunakan jasa

bank konvensional dalam melakukan pengembangan usaha melalui

pengambilan kredit atau pinjaman di bank konvensional.

B. Saran

1. Bagi Praktisi Bank Syariah, sebaiknya melakukan sosialisasi kepada

masyarakat terkait produk yang ditawarkan di Bank Syariah.

2. Bagi masyarakat, sebaiknya menggunakan jasa bank syariah dalam melakukan

aktivitas pengembangan perekonomian mengingat bank syariah memberikan

manfaat yang besar kepada masyarakat.

Page 85: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman ,Hafidz, RaporMerah Bank SyariahKritikatas fatwa produk perbankansyariah

(cet.4 : edisi I ; Bogor, Al Azhar Press, 2016),

Antonio, Muhammad Syafii, M.Ec. Bank Syariah, edisi 1, cet. 1 –Jakarta gema

insane press 2001

Arifin, Zainil, Dasar-DasarManajemen Bank syariah, (Diterbitkan OlehAlvbel-

Anggota I kapi Komlek TNI-AU Triloka, JlTrilokal 1 No. 18, Pancoran,

Jakarta;2002)

Asy’arie,Musa Etos Kerja dan Pemberdayaan Ekonomi Umat, Cet 1, (Yogyakarta:

LESFI, 1997)

Budi Gautama Siregar. Peranan Bank Syariah dalam Pengembangan Kewirausahaan.

Dalam Jurnal At-Tijaroh Volume 1 Nomor 1 Tahun 2015

Bungu Burhan, Analisis Data Penelitian Kualitatif Pemahaman Filosofi Dan

Metodologi Arah Penguasaan Model Aplikasi, (Jakarta: Rajawali Grafindo,

2005).

Cholid Nurbokodan H, Abu Achmadi, Metode Penelitian(Cet 12), (Jakarta, PT Bumi

Aksara, 2012)

Dewan Pengurus Nasional FORDEBI dan ADESY, Ekonomi dan Bisnis Islam,

(Depok: RAJAWALI PERS,2017)

Fajar, Muhammad, Persepsi Masyarakat Kecamatan Tomoni Tentang Produk

Tabungan BNI SyariahKCP Tomoni (Skiripsi IAIN Palopo, 2016)

Hilil,Hal. Ekonomi Indonesia,(-Ed.2,Cet 2.-) Jakarta; Pt Rajagrafindo Persada, 2002

Ikatan akutansi Indonesia, Kerangka Dasar Penyusunan Dan Penyajian Laporan

Keuangan Bank Syariah, (Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan

Akuntan Indonesia, 2002)

Page 86: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

Karim, Adiwarman, Bank Islam:Analisis Fiqih Dan Keuangan, (Ed. 2.- Cet, 1.-

Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2004)

Karnaen perwataatmadja dan m. Syafe’I Antonio, Apa dan Bagaimana Bank Islam,

(Yogyakarta:PTdanabakhtiWakaf , 1997)

-------- Apa Dan Bagaimana Bank Islam, (Yogyakarta: PT Dana BakhtiWakaf, 1997)

Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (edisi pertama , September 2002)

--------Manajemen Dana bank Syariah, UPP STIM Ikut Mencerdaskan Bangsa, edisi

revisi Kedua maret 2011

---------,Manajemen Dana Bank Syariah.

---------, Manajemen Bank Syriah-ed. 1-1- (Jakarta: Rajawali Perss , 2014)

Muslimin Kara. Kontribusi Pembiayaan Perbankan Syariah terhadap Pengembangan

UMKM di Kota Makassar. Dalam Jurnal Ilmu Syariah dan Hukum Vol 47 Nomor 1

Juni Tahun 2013

Shidqi Alvi. Peran Bank Syariah Mandiri Bagi Pengembangan Ekonomi Masyarakat

Di Bukittinggi, (Jakarta;2008)

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R.D (Cet 18, Bandung

Alfabeta, 2013)

Tambunan,Tulus, Perekonomian Indonesia, (Perbis Ghalia Imdonesia) September

2003

-------------Indonesia, (Perbit Ghalia Indonesia). September 2003

Yusmad, Muammar Arafat, Aspek Hukum Perbankan Syariah dari Teori Ke Praktik,

(Yogyakarta: CV BUDI UTAMA, 2017)

---------,Aspek Hukum Perbankan Syariah dari Teori Ke Praktik, (Yogyakarta: CV

BUDI UTAMA, 2017)

Page 87: PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG PERBANKAN SYARIAH …

RIWAYAT HIDUP

Rino, lahir di Lalong, Pada tanggal 01 Desember

1994. Anak kedua dari 3 bersaudara dari pasangan

Ayahanda Yunus P., dan Ibunda Nurhayati. Penulis

pertama kali menempuh pendidikan formal di SDN

Negeri 375 Lalong Selatan Kab. Luwu dan tamat pada

tahun 2006.

Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di tingkat sekolah menengah

pertama di Madrasah Tsanawiyah Batusitanduk Kab. Luwu, dan tamat pada tahun

2009. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di tingkat sekolah menengah atas

di SMK Negeri 1 Walenrang Kab. Luwu, dan tamat pada tahun 2012.

Pada tahun 2015 penulis mendaftarkan diri di Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Palopo, pada Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam. Sebelum menyelesaikan akhir studi, penulis menyusun skripsi dengan judul

“Pemahaman Masyarakat Tentang Perbankan Syariah Dalam Meningkatkan

Perekonomian Masyrakat (Studi Kasus Kelurahan Balandai Kota Palopo”, sebagai

salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada jenjang Strata Satu (S1) dan

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E.).