Upload
zainuddin-jheein
View
580
Download
21
Embed Size (px)
Citation preview
PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG MENJADI ES KRIM FUNGSIONAL
SEBAGAI SUMBER GIZI ALTERNATIF
PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG MENJADI ES KRIM FUNGSIONAL
SEBAGAI SUMBER GIZI ALTERNATIF
(BY RIZKY KURNIA. W ITP-UB)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pisang merupakan tanaman buah tropis yang berasal dari Asia Tenggara, Brazil, dan India.
Pisang menjadi buah yang penting di masyarakat Indonesia, karena pisang merupakan buah yang
sering dikonsumsi dibandingkan dengan buah yang lain dan dikonsumsi tanpa memperhatikan
tingkat sosial.
Indonesia merupakan penghasil pisang terbesar keenam di dunia. Bahkan di Asia, Indonesia
merupakan penghasil pisang terbesar, karena hampir 50 % produksi pisang di Asia, dihasilkan
oleh Indonesia, dan setiap tahun produksinya terus meningkat.
Pisang juga memiliki kandungan gizi yang tinggi, dan memiliki tingkat antioksidan yang cukup
tinggi.
Di kabupaten Malang, Jawa Timur sendiri, didapatkan data bahwa peoduksi pisang, dengan
jumlah tanaman yang menghasilkan 298.193 pohon, produksi pertahun sebesar 184.074 ton. Ini
merupakan hasil produksi holtikultura tertinggi dibandingkan dengan jenis holtikultura lainnya.
Bukan hanya buah pisang saja yang memiliki kandungan gizi yang tinggi, namun bagian lain
dari pohon pisang. Kulit pisang misalnya. Kulit pisang merupakan limbah pertanian yang cukup
banyak ditemukan dimana-mana, sehingga dalam hal ini kulit pisang dapat dimanfaatkan
menjadi suatu bahan/produk makanan oleh industri. Kali ini penulis mencoba mengungkapkan
tentang manfaat tentang kulit pisang yang ternyata memiliki kandungan gizi yang tidak kalah
banyaknya dari buah pisang. Tim Universitas Kedokteran Taichung Chung Shan, Taiwan
membuktikan kulit pisang yang diambil ekstraknya bermanfaat mengurangi gejala depresi. Hal
ini disebabkan adanya kandungan serotonin pada kulit buah pisang. Tidak itu saja, hasil
penelitian menyebutkan ekstrak kulit buah pisang bermanfaat untuk menjaga kesehatan retina
mata. Buah ini mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah serat dan berbagai mineral yang
penting untuk tubuh. Bahkan buah pisang cocok untuk segala usia dari bayi sampai orang tua. Itu
karena teksturnya yang lembut dan rasanya yang manis. Siapa sangka, kulit buah pisang ternyata
dapat dimanfaatkan. Kandungan gizi kulit pisang masih cukup tinggi. Berdasarkan sejumlah
penelitian terungkap bahwa kulit pisang mengandung vitamin C, vitamin B, kalsium, protein,
karbohidrat dan serat yang baik untuk tubuh.
Es krim adalah salah satu camilan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia untuk
berbagai usia dan kelas ekonomi. Tingkat konsumsi camilan berbahan baku es dalam lima tahun
terakhir di Indonesia, tingkat pertumbuhan pasarnya sedikitnya 20% setiap tahun. Tahun 2011,
umpamanya, total pasar es krim sudah mendekati angka 100 juta liter dengan nilai absolut di atas
US$221 juta.
Maka dari itu penulis sangat mengharapkan dengan adanya hasil karya ini, dapat memberikan
motivasi lebih untuk masyarakat agar memanfaatkan kulit pisang, dan tidak membuang
sembarangan sehingga mengakibatkan suatu hal yang mubazir dan dapat mencelakakan orang
lain, juga supaya dapat menjadi jalan keluar untuk peristiwa kekurangan gizi yang masih
melanda sebagian besar penduduk Indonesia, dikarenan harga kebutuhan pokok, dan makanan
bergizi yang harganya seakan semakin melambung tinggi.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam karya ilmiah ini meliputi:
1. Bagaimanakah kandungan gizi kulit pisang?
2. Bagaimanakah pengolahan es krim kulit pisang?
3. Bagaimana potensi kulit pisang sebagai sumber gizi manusia?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah :
Mengembangkan kulit pisang supaya tidak hanya menjadi limbah, dimana jika dibuang
sembarangan akan membahayakan.
Mengetahui teknik pengolahanes krim kulit pisang.
Mengembangkan suatu sumber gizi baru yang murah, halal,bergizi, bermanfaat, dan
ramah lingkungan, serta nikmat dilidah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pisang
Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di Asia Tenggara (termasuk
Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan
Tengah. Di Jawa Barat, pisang disebut dengan Cau, di Jawa Tengah dan Jawa Timur dinamakan
gedang.1 Pisang merupakan tanaman asli daerah Asia Tenggara termasuk Indonesia. Tanaman
pisang mempunyai nama latin musa para disiaca nama ini telah diproklamirkan sejak sebelum
masehi. Nama musa diambil dari nama seorang dokter Kaisar Romawi Octavianus Augustus (63
SM-14 M) yang bernama Antonius Musa. Pada zaman Octavianus Augustus, Antonius Musa
selalu menganjurkan pada kaisarnya untuk makan pisang setiap harinya agar tetap kuat, sehat,
dan segar. Tanaman pisang berasal dari daerah tropis yang beriklim basah. “Tanaman pisang
dapat tumbuh baik di dataran rendah sampai dataran tinggi 1.000-3.000 mm pertahun. Tanaman
pisang lebih senang tumbuh di daerah yang subur dengan pH tanah 4,5-7,5 (Sumarjono, 1997).
Sedangkan menurut Nuryani (1996: 7) “Tanaman pisang dapat tumbuh baik di tanah yang kaya
humus, tetapi dapat juga hidup di tanah kapur dengan iklim lembab banyak sinar matahari.” Akar
pisang tidak tahan kekeringan atau air yang berlebihan. Tanah yang sedikit sinar matahari
pertumbuhan pisang menjadi lambat. Klasifikasi botani tanaman pisang adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Keluarga : Musaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa spp.
Menurut Munadjim (1988), Sejak mulai ditanam sampai berbuah dan dipetik, tanaman pisang
memerlukan waktu kira-kira satu tahun. Rata-rata setiap pohon dapat menghasilkan 5-10 kg
buah.” Setelah pohon induk berbuah dan dipetik, anak pohon pisang mulai berbunga. Setelah 3-4
bulan baru pemetikan besar kecilnya buah pisang tergantung dari banyak faktor, diantaranya
jenis pisang, kesuburan tanah, kecepatan tumbuh, iklim saat berbunga dan lain-lain. banyaknya
buah tiap-tiap sisir tergantung daripada letak sisirnya.
Secara umum, kandungan gizi ang terdapat dalam setiap buah pisang matang adalah sebagai
berikut: kalori 99 kalori, protein 1,2 gram, lemak 0,2 gram, karbohidrat 25,8 miligram (mg),
serat 0,7 gram, kalsium 8 mg, fosfor 28 mg, besi 0,5 mg, vitamin A 44 RE, Vitamin B 0,08 mg,
vitamin C 3 mg dan air 72 gram. Kandungan buah pisang sangat banyak, terdiri atas mineral,
vitamin, karbohidrat, serat, protein, lemak dan lain-lain, sehingga apabila orang hanya
mengonsumsi buah pisang saja, sudah tercukupi secara minimal gizinya.
2.2 Kulit Pisang
Kulit pisang merupakan salah satu satu bagian dari tanaman pisang yang selama ini
keberadaannya terabaikan. Menurut Munadjin (1998) Kulit pisang merupakan bahan buangan
(limbah buah pisang) yang cukup banyak jumlahnya yaitu kira-kira 1/3 dari buah pisang yang
belum dikupas. Kulit pisang adalah produk dari limbah industri pangan yang dimanfaatkan untuk
bahan pakan ternak. Kandungan unsur gizi kulit pisang cukup lengkap, seperti karbohidrat,
lemak, protein, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B, vitamin C dan air. Unsur-unsur gizi inilah
yang dapat digunakan sebagai sumber energi dan antibodi bagi tubuh manusia
Tabel 2.1 Komposisi Zar Gizi Kulit Pisang
Unsur Jumlah
Air (%) 68,90
Karbohidrat (%) 18,50
Lemak (%) 2,11
Protein (%) 0,32
Kalsium (mg/100 gr) 715
Fosfor (mg/100 gr) 117
Besi (mg/100 gr) 166
Vitamin B (mg/100 gr) 0,12
Vitamin C (mg/100 gr) 17,5
Sumber : Munadjin (1988:63)
Berdasarkan tabel 2.1 di atas maka komposisi kimia terbanyak kulit pisang, di samping air
adalah karbohidrat, yaitu sebesar 18,50%. Karbohidrat ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan
baku untuk pembuatan alkohol yang berguna sebagai bahan bakar, bahan industri kimia bahan
kecantikan dan kedokteran. Manfaat lain kulit pisang yaitu sebagai bahan baku minuman
beralkohol (anggur) dan makanan ternak, seperti kambing, sapi, kelinci dan lain-lain. Hal ini
disebabkan nilai gizi kulit pisang cukup baik.
Kulit pisang mengandung serat yang cukup tinggi, vitamin C, B, kalsium, protein, dan
karbohidrat. Hasil penelitian tim Universitas Kedokteran Taichung Chung Shan, Taiwan,
memperlihatkan bahwa ekstrak kulit pisang ternyata berpotensi mengurangi gejala depresi dan
menjaga kesehatan retina mata. Selain kaya vitamin B6, kulit pisang juga ternyata banyak
mengandung serotonin yang sangat vital untuk menyeimbangkan mood. Selain itu, ditemukan
pula manfaat ekstrak pisang untuk menjaga retina dari kerusakan cahaya akibat regenerasi
retina.6
2.3 Es Krim
Menurut Standar Nasional Indonesia (1995), es krim adalah sejenis makanan semi padat yang
dibuat dengan cara pembekuan tepung es krim atau campuran susu, lemak hewani maupun
nabati, gula, dan dengan atau tanpa bahan makanan lain yang diizinkan. Di pasaran, es krim
digolongkan atas kategori economy, good
average, dan deluxe.
Es krim dapat didefinisikan sebagai bagian buih yang membeku dengan kandungan udara 40-
50% dari volume. Fase kontinyu buih mengandung padatan terlarut dan koloid seperti gula,
protein, stabilizer dan kandungan lemak dalam bentuk emulsi (Frieberg, 1997). Es krim yang
sebagian atau seluruh lemaknya diganti dengan lemak nabati disebut es krim imitasi atau es krim
melorin (Campbell, 1975).
Dewanti (1997), menyatakan bahwa bahan-bahan pembuat es krim merupakan bahan makanan
yang bernilai protein tinggi (susu dan telur) maka es krim juga mempunyai nilai protein tinggi,
selain vitamin mineral. Sedangkan kandungan kalori es krim juga tinggi hal ini karena adanya
penambahan gula.
Menurut Marshall et al (2003) es krim merupakan sumber energi makanan yang sangat baik.
Kandungan lemak yang ada pada es krim adalah tiga sampai empat kali susu dan sepenuhnya
50% dari total padatan es krim adalah gula, termasuk laktosa, sukrosa, dan padatan-padatan sirup
jagung.
Tabel 2.2 Syarat Mutu Es Krim Berdasarkan SNI
No
.Kriteria Uji Persyaratan
1
Keadaan:
– Penampakan
– Bau
Normal
Normal
2
3
4
5
6
7
8
9
– Rasa
Lemak (% b/b)
Gula (% b/b)
Protein (% b/b)
Jumlah Padatan Non Lemak (% b/b)
Bahan Tambahan Makanan:
– Pewarna tambahan
– Pemanis buatan
– Pemantap dan pengemulsi
Cemaran Logam:
– Timbal (Pb) (mg/kg)
– Tembaga (Cu) (mg/kg)
Cemaran Arsen (As) (mg/kg)
Cemaran Mikroba:
- Angka Lempeng Total (koloni/gr)
- MPN Coliform (APM/gr)
- Salmonella (koloni/25gr)
- Listeria spp (koloni/25gr)
Normal
Minimal 5,0
Minimal 8,0
Minimal 2,7
Minimal 34
Sesuai SNI 01-0222-1995
Negatif
Sesuai SNI 01-0222-1995
Maksimal 1,0
Maksimal 20,0
Maksimal 0,5
Maksimal 30.000
<3
Negatif
Negatif
Sumber: Standar Nasional Indonesia 01-0317-1995 (1995)
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Cara Pembuatan Es Krim Kulit Pisang
Dalam karya tulis ilmiah kali ini, penulis ingin mewujudkan kulit pisang dalam bentuk olahan
makanan yang berupa jajanan sehat es krim kulit pisang. Penulis merasa lebih tepat jika diolah
menjadi es krim karena telah menjadi makanan yang umum sekali disantap waktu lenggang dan
santai, terlebih lagi pengolahannya sangat mudah dan sederhana.
Berikut resep pembuatan selai dari kulit pisang:
Bahan yang digunakan:
kulit pisang
daging buah pisang
gula pasir
air bersih
susu skim
lesitin kedelai
cmc
whipping cream
Pengolahan :
Kulit pisang disortasi dan dicuci kemudian dipotong kecil-kecil
Dihancurkan potongan kulit pisang bersama daging buah pisang dan air dengan
perbandingan 2:1:2 menggunakan blender selama 10 menit.
Ditambahkan susu skim 11% (b/b), whipping cream 12% (b/b), gula 15%(b/b), lesitin
kedelai 0,25%(b/b), penstabil cmc 0,25%(b/b).
Dilakukan homogenisasi dengan mixer selama 2-3 menit.
Dilakukan aging pada suhu 4oC selama 6 jam.
Di ice cream maker suhu -5oC selama 30 menit.
Dikemas dalam cup dan diberi label.
Disimpan dalam freezer dan kemudian siap didistribusikan dengan cool box
3.2 Kandungan Gizi Es Krim Kulit Pisang
Buah pisang banyak mengandung karbohidrat baik isinya maupun kulitnya. Pisang mempunyai
kandungan khrom yang berfungsi dalam metabolisme karbohidrat dan lipid. Khrom bersama
dengan insulin memudahkan masuknya glukosa ke dalam sel-sel. Kekurangan khrom dalam
tubuh dapat menyebabkan gangguan toleransi glukosa. Umumnya masyarakat hanya memakan
buahnya saja dan membuang kulit pisang begitu saja. Di dalam kulit pisang ternyata memiliki
kandungan vitamin C, B, kalsium, protein, dan juga lemak yang cukup. Hasil analisis kimia
menunjukkan bahwa komposisi kulit pisang banyak mengandung air yaitu 68,90 % dan
karbohidrat sebesar 18,50 %. Kulit pisang mengandung vitamin C, vitamin B, kalsium, protein,
dan juga lemak yang cukup (Sulffahri.2008). Hasil analisis kimia menunjukkan bahwa
komposisi kulit pisang banyak mengandung air yaitu 68,90% dan karbohidrat sebesar 18,50%.
Karbohidrat adalah suatu zat gizi yang berfungsi sebagai asupan energi utama, dimana tiap
gramnya menghasilkan 4 kalolori (17 kilojoule) energi pangan per gram.
Dilihat dari kandungan mineralnya kulit pisang mengandung kalsium yang cukup tinggi yaitu
sebesar 715 mg/100 g. Kalsium merupakan zat yang dibutuhkan sejak bayi hingga usia tua.
Jumlah kebutuhan kalsium dapat dibedakan berdasarkan jenis kelamin dan usia. (Wida, 2007).
Pada usia anak-anak hingga remaja merupakan usia penting untuk menabung kalsium dalam
tulang. Pada usia remaja 75-85 persen massa tulang yang akan dimiliki pada saat dewasa telah
terbentuk. Proses pembentukan dan penimbunan massa tulang mencapai kepadatan maksimal
pada usia 35 tahun. Semakin bertambah usia semakin sedikit jaringan tulang yang dibuat dan
semakin banyak jaringan tulang yang dirombak sesudah usia 35 tahun, setiap tahunnya akan
terjadi kehilangan massa tulang sebesar 0,5% dan setelah umur 50 tahun, jumlah kandungan
kalsium dalam tubuh akan menyusut sebanyak 30%. Kehilangan akan mencapai 50% ketika
mencapai umur 70 tahun dan seterusnya mengalami masalah kekurangan kalsium. Berdasarkan
Recommended Daily Allowance (RDA) USA, kebutuhan kalsium rata-rata per hari yaitu: anak-
anak 800 mg, remaja 1200 mg, dewasa 1000 mg, ibu hamil dan menyusui 1200 mg, usia lanjut
dan menopause 1200 mg.
Vinson et al. (2001) menganalisis kuantitas dan kualitas antioksidan fenolik dari beberapa
jenis buah, diantaranya buah pisang. Kadar total fenol pada pisang berdasarkan ekuivalen katekin
sekitar 42,30 mikromol/g berat kering atau sekitar 11,2 mikromol/ g berat basah. Kadar total
fenol pada kkulit pisang adalah sekitar 387,34 mg/g berat basah atau 3,61 mg/g berat kering.
Senyawa fenol teruji positif dalam kulit buah pisang adalah polifenol dan flavonoid. Flavonoid
dan polifenol telah digolongkan sebagai antioksidan tingkat tinggi beradasarkan kemampuannya
untuk menangkap radikal bebas dan jenis oksigen aktif seperti oksigen dalam bentuk singlet,
radikal bebas superoksida dan radikal hidroksil. Hal ini tentu saja menunjukkan potensi
tingganya kadar antioksidan dalam buah maupun kulit pisang yang dapat dimanfaat oleh tubuh.
Kulit pisang memiliki potensi besar sebagai sumber gizi yang baru, yang jauh lebih ekonomis,
mudah, dan ramah lingkungan. Karena akan mengurangi limbah rumah tangga, produksi
makanan, dsb. Dengan kandungan gizi yang dipaparkan pada subbab sebelum, tentunya sudah
saatnya kita mulai melirik manfaat kulit pisang ini, terutama bagi kesehatan. Ditamabah lagi
kulit pisang dapat diolah dengan berbagai menu makanan yang tidak kalah lezat rasanya
dibandingkan hasil olahan pisang dan buah lainnya. Selain mendapat pasokan gizi yang baik bagi
tubuh kita, lidah kita juga dimanjakan dengan rasa dari hasil olahan kulit pisang tersebut. Juga
menurut dari data pada bab sebelumnya, dimana hasil holtikultura terbesar di Indonesia adalah
pisang, tentunya sangat murah bagi kita untuk mendapat kulit pisang ini, bukan buahnya. Jadi,
potensi sebagai sumber gizi yang hemat, efisien, dan efektif dari kulit pisang untuk manusia
sangat besar.
3.3 Keamanan dan Kehalalan Es Krim Kulit Pisang
Dari segi proses pembuatannya, tak ada yang kritis terhadap kehalalan es krim, yang perlu
dicurigai komposisi bahan yang digunakan dalam pembuatannya. Produk Es krim kulit pisang
menggunakan bahan baku yang memiliki sertifikat halal.
Produk es krim kulit pisang menggunakan bahan tambahan whipped cream. Lemak pada
whipped cream ini biasanya berasal dari partially hidrogenated coconut oil dan palm oil Oleh
karena itu dari segi lemak tidak ada hal yang rawan dari segi kehalalannya karena terbuat dari
lemak nabati.
Padatan susu bukan lemak yang berstatus syubhat adalah whey karena whey diperoleh dari hasil
samping penggumpalan susu pada tahap pembuatan keju atau kasein dimana proses
penggumpalan tersebut biasanya menggunakan enzim yang dapat berasal dari hewan (sapi, babi)
atau mikroorganisme disamping penggumpalan juga dapat dilakukan dengan menggunakan
asam. Sedangkan padatan susu bukan lemak yang digunakan dalam pembuatan es krim kulit
pisang adalah susu skim “tortura” yang telah memiliki sertifikat halal MUI. Es krim kulit pisang
tidak menggunakan whey protein yang memiliki kerawanan halal, melainkan menggunakan susu
skim yang telah tersertifikasi halal sehingga dijamin kemanan dan kehalalannya.
Pemanis yang digunakan dalam pembuatan es krim kulit pisang adalah gula “gulaku” yang telah
terjamin kehalalannya karena telah tersertifikasi halal MUI, proses produksi gula “gulaku” juga
sama sekali tidak menggunakan penggunaan bahan rawan halal. Es krim kulit pisang tidak
menggunakan bahan rawan halal seperti sirup pemanis seperti sirup jagung yang memiliki rawan
bahaya halal. Pembuatan sirup jagung diatas dapat dilakukan dengan dua metode utama yaitu
hidrolisis (pemecahan molekul-molekul dengan bantuan air) asam dan hidrolisis enzimatik
(menggunakan enzim). Hasil proses hidrolisis enzimatik berwarna jernih dan tidak menghasilkan
senyawa pahit. Itu sebabnya banyak sirup ini diperoleh dengan menggunakan enzim dimana
salah satu enzim yang diperlukan dengan yaitu enzim a-amilase, sayangnya enzim ini disamping
dapat diperoleh dari mikroorganisme juga dapat diperoleh dari hewan. Status sirup gula jagung
jadinya syubhat. Es krim kulit pisang menggunakan gula pasir “gulaku” dan tidak menggunakan
sirup gula sehingga kehalalan dalam pemanis dapat dipertanggungjawabkan.
Es krim kulit pisang tidak menggunakan pewarna ataupun perisa buatan yang biasanya
menggunakan gliserol dan etanol sebagai pelarut proses pembuatannya. Es krim kulit pisang
hanya memanfaatkan flavor yang secara alami terdapat pada buah pisang itu sendiri tanpa
melakukan penambahan perisa buatan untuk menjaga status kehalalan produk.
Emulsifier yang digunakan dalam pembuatan es krim kulit pisang adalah lesitin yang terbuat dari
kedelai. Lesitin kedelai merupakan bahan nabati sehingga dari segi kehalalan pangan tidak
mempunya titik rawan.
Stabilizer yang digunakan adalah CMC. Diantara penstabil yang dapat digunakan pada
pembuatan es krim, ada dua yang berstatus syubhat yaitu gelatin dan gum xanthan, sedangkan
lainnya tidak masalah karena berasal dari tanaman (berbagai jenis gum), rumput laut (karagenan,
alginat, agar-agar) dan turunan selulosa (CMC dan mikrokristalin; selulosa sendiri berasal dari
tanaman). Gelatin dapat diperoleh dari babi, sapi atau ikan, sedangkan xanthan gum adalah hasil
fermentasi sehingga kehalalannya tergantung kepada media yang digunakan pada waktu
pembuatan xanthan gum. Oleh karena es krim kulit pisang menggunakan stabilizer CMC dan
tidak menggunakan xanthan gum ataupun gelatin maka dapat dipastikan kehalalannya.
Berdasarkan keseluruhan bahan yang digunakan dalam pembuatan es krim kulit pisang, tidak ada
satupun bahan yang haram ataupun memiliki sifat rawan halal yang bernilai syubhat. Oleh
karena itu es krim kulit pisang dapat dikatakan sebagai produk yang halal dan aman dikonsumsi.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Es krim kulit pisang benar-benar dapat dijadikan alternatif gizi yang juga tepat bagi manusia.
Kulit pisang memiliki kandungan gizi yang tinggi dan tidak kalah dengan kandungan gizi yang
dimiliki buah pisang.
4.2 Saran
Berkaitan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dalam kesempatan ini akan
diajukan beberapa saran yang diharapkan dapat menjadi perhatian khusus bagi para pembaca
sebagai berikut:
1. Terciptanya produk makanan yang berasal dari limbah kulit pisang menjadi keripik dapat
dimanfaatkan oleh berbagai pihak dalam berwirausaha.
2. Dilakukan sosialisasi menyeluruh dalam masyarakat tentang pengolahan limbah kulit
pisang, sehingga sesuatu yang masih sangat bermanfaat tidak terbuang percuma, malah
menjadi limbah yang mengganggu.
3. Pengolahan seperti ini diharapkan tidak hanya pada limbah kulit pisang, namun juga
kepada hal-hal lain yang dianggap kurang berguna oleh masyarakat, namun sebenarnya
sangat bermanfaat.
http://lordbroken.wordpress.com/2012/06/22/pemanfaatan-limbah-kulit-pisang-menjadi-
es-krim-fungsional-sebagai-sumber-gizi-alternatif/